Anda di halaman 1dari 47

DIAGNOSIS DAN

PENATALAKSANAAN TIROIDITIS
Hilwy Al Hanin 03011133
Lusi Jelita Sari 03011171
Pembimbing: dr. N. Soebijanto, Sp.PD KEMD-FINASIM,
MM

Fungsi Hormon Tiroid


Meningkatkan metabolisme protein, lemak, dan karbohidrat.
Merangsang kecepatan pompa natrium-kalium di target cell. Kedua fungsi bertujuan
meningkatkan penggunaan energi oleh sel, terjadi peningkatan laju metabolisme
basal, pembakaran kalori, dan peningkatan produksi panas oleh setiap sel.
Meningkatkan responsivitas target cell terhadap katekolamin sehingga
meningkatkan frekuensi jantung.
Meningkatkan respositivitas emosi
Meningkatkan kecepatan depolarisasi otot rangka sehingga meningkatkan kecepatan
kontraksi otot rangka.
Hormon tiroid penting untuk pertumbuhan dan perkembangan normal semua sel
tubuh dan dibutuhkan untuk fungsi hormon pertumbuhan

TIROIDITIS

Klasifikasi Tiroiditis

Menurut buku Penatalaksanaan Penyakit Tiroid bagi Dokter


Jenis Tiroiditis
Tipe

Penyebab

Saat

Fungsi

RAIU

Terjadi

Tiroid

jam

Subakut

Hipertiroid

<5 %

24 Anti TPO

Prevalensi

Dengan Nyeri
Subakut

Infeksi

Granulomat

(virus)

osa
Supuratif

Infeksi

Akut

(non virus)

(non

Titer sedikit 4-5 kasus

Hipotiroid

atau

Normal

titer

tanpa

Normal

Normal

Tidak ada

Sangat jarang

Hipertiroid

<5 %

Tidak ada

1%

bacterial
mungkin
subakut)
Radiasi atau Destruksi
Trauma

Akut

dari

parenkim

Hipotiroid

graves

tiroid

ablasi

Normal

pasien
pasca

Tanpa Nyeri
Tipe

Penyebab

Hashimoto Autoimun

Saat

Autoimun

RAIU

Anti TPO

Terjadi

24 jam

Kronik

Normal/hipotiro normal

titer

id

persistent

s Disease

Post

Fungsi Tiroid

Subakut

Partum

Hipertiroid,

<5 %

hipotiroid, atau
keduanya

titer

Prevalensi

tinggi 5-10%

tinggi 5-9% post

persistent

partum

ada,

10-15

persistent

kasus/100.

lalu

menjadi normal
Limfositik
Subakut

Autoimun

Subakut

Hipertiroid,

<5 %

hipotiroid, atau
keduanya

lalu

menjadi normal

000 orang

Karena Obat
Tipe

Penyebab

Saat Terjadi Fungsi Tiroid

RAIU

Anti TPO

Prevalensi

24 jam
Amiodaro

Inflamasi

n
Interleuki

ut
Inflamasi

n Alfa
Interleuki

Inflamasi

Inflamasi

10

potiroid

Akut/subak Hipertiroid/hi Rendah 5-10% positif


ut

n-2
Lithium

Akut/subak Hipertiroid/hi Rendah Tidak ada

10-15%

potiroid

Akut/subak Hipertiroid/hi Rendah <10% positif

Tak

ut

tergolong

potiroid

Akut/subak Normal/hipot Rendah 33% positif

13

ut

kasus/100.

iroid

000 orang
Tiroiditis Riedel
Riedels

Autoimun

Kronis

Normal/hipot Normal
iroid

/rendah

Ada

Tak
tergolong

Menurut American Thyroid Association

Menurut Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, tiroiditis dibagi menjadi:


Tiroiditis akut dan disertai rasa sakit
Tiroiditis infeksiosa akut = tiroiditis supurativa
Tiroiditis oleh karena radiasi
Tiroiditis traumatika
Tiroiditis subakut
Yang disertai rasa sakit : tiroiditis granulomatosa
Yang tidak disertai rasa sakit : tiroiditis limfositik subakut, tiroiditis
post partum, tiroiditis oleh karena obat obatan
Tiroiditis kronis
Tiroiditis hashimoto
Tiroiditis riedel
Tiroiditis infeksiosa kronik oleh karena mikrobakteri, jamur dan
sebagainya

Tiroiditis Subakut Granulomatosa


Disebut juga: giant cell thyroiditis, subacute
thyroiditis, atau de Quervains thyroiditis
Etiologi: belum diketahui dengan jelas. Diduga
infeksi virus atau proses inflamasi post viral
infection.
Predisposisi: genetik
Sering ditemukan pada wanita

Tiroiditis Subakut Granulomatosa


Diagnosis
Anamnesis :
Riwayat infeksi saluran pernapasan bagian atas beberapa saat
sebelum terjadi tiroiditis
Gambaran klinik : nyeri hebat yang menjalar sampai ke telinga dan
rahang bawah,kelenjer tiroid membesar, demam, malaise, anoreksia,
myalgia
Patalogi anatomi : terdapat inti di tengah koloid yang dikelilingi sel
yang berinti banyak, infiltrasi neutrifil, limfosit, histiosit,Destrupsi
dan kolap folikel tiroid, nekrosis sel tiroid

Pemeriksaan fisik : pembesaran kelenjer tiroid


difus disertai rasa sakit dan nyeri pada saat
palpasi yang menjalar ke leher depan
Lab: T4 dan T3 , TSH . Uptake iodium
radioaktif rendah, kadar tiroglobulin serum
tinggi, anemia ringan, alkali fosfatase, leukosit
dan LED

Tiroiditis Supuratif
Etiologi: infeksi bakteri Streptococcus pyogenes,
Streptococcus aureus, atau Streptococcus
pneumonia, infeksi jamur, mikrobakteria, atau
infeksi parasit
Terjadi melalui penyebaran homogen atau lewat
fistula dari sinus piriformis
Jarang terjadi, kecuali ada penyakit tiroid (Ca
tiroid, tiroiditis hashimoto, stuma multinodular)
atau adanya supresi sistem imun.

Tiroiditis Supuratif
Diagnosis :
Manifestasi klinik : Demam,
Menggigil,Disfagia,Disfonia, Sakit leher
depan,Nyeri tekan,Adanya fluktuasi ,Eritema.
Pemeriksaan fisik : nyeri pada saat palpasi
Pemeriksaan skintigrafi : daerah supuratif tidak
menyerap iodium radioaktif (dingin)
Biopsi aspirasi jarum halus untuk pewarnaan
Gram dan kultur adalah tes diagnostik terbaik.

Tiroiditis Pasca Radiasi


Diagnosis :
Anamnesis :
riwayat mendapatkan terapi yodium radioaktif
karena hipertiroid akan mengalami tiroiditis antara
hari ke-5 sampai hari ke-10.
riwayat radiasi tumor daerah leher atau limfoma.
Pemeriksaan fisik : rasa nyeri, perabaan yang keras
dan eksaserbasi dari hipertiroid karena
dikeluarkannya T4 dan T3 yang masih tersimpan.
Faktor risiko : tingginya dosis radiasi, usia muda,
jenis kelamin (wanita lebih sering), dan adanya
hipertiroid sebelumnya.

Tiroiditis Sesudah Trauma


Diagnosis :
Anamnesis :
Trauma fisik karena manipulasi kelenjar tiroid dengan memijatmijat terlalu keras pada pemeriksaan dokter atau oleh pasien sendiri
pemakaian sabuk pengaman mobil yang teralu kencang.
rasa nyeri pada leher
Pemeriksaan fisik : nyeri saat palpasi, kelenjar tiroid teraba keras
Gambaran fungsi tiroid amat tidak khas. TSH kadang normal tapi
bisa juga tertekan.

Penyakit Hashimoto
Tiroiditis autoimun kronis
Etiologi: diduga kombinasi dari faktor genetik dan
lingkungan. Suseptibilitas gen yang dikenal adalah
HLA dan CTLA-4.
Mekanisme imunopatogenetik terjadi karena
adanya ekspresi HLA antigen sel tiroid yang
menyebabkan presentasi langsung dari antigen
tiroid pada sistem imun.
Sering dikaitkan dengan penyakit graves ataupun
sebaliknya.
Banyak didapatkan pada umur kurang dari 50
tahun, wanita:laki-laki 7:1.

Pada perjalanan tiroiditis hashimoto terjadi


hipertiroid oleh karena proses inflamasi, tetapi
kemudian diikuti dengan penurunan fungsi tiroid
yang terjadi pelan-pelan. Setelah timbul hipotiroid
maka gejala ini akan menetap.

4 antigen yang berperan pada tiroiditis


hashimoto yaitu tiroglobulin, tiroid peroksidase,
reseptor TSH dan sodium iodine symporter.
Antibodi terhadap reseptor TSH dapat bersifat
stimulasi atau memblok reseptor TSH. Pada
Tiroiditis Hashimoto antibodi yang bersifat
memblok lebih kuat dan karenanya timbul
hipotiroid.

Tiroiditis Hashimoto
Manifestasi klinis : kulit kering, bradikardi,
cepat lelah, badan terasa dingin, rambut rontok,
konstipasi, berat badan bertambah dengan
penurunan nafsu makan, suara serak
Pemeriksaan fisik :
pembesaran kedua lobus kelenjar tiroid
Batas ireguler, konsistensi keras, permukaan
licin, ikut bergerak saat menelan.
Tidak ada nyeri saat palpasi

Tiroiditis Hashimoto

Gambaran patologinya:
infiltrasi limfosit, lymphoid germinal centers dan destruksi
sel-sel folikel tiroid. Fibrosis dan area hiperplasi sel folikuler.

Postpartum Tiroiditis
Terjadi 1 tahun pasca
persalinan. Dapat juga terjadi
sesudah abortus spontan atau
yang dibuat.
PPT diduga merupakan varian
dari penyakit tiroid autoimun
kronis.
Kadang kadang gejala yang
muncul hanya hipertiroid atau
hipotiroid saja. Hipertiroid dan
hipotiroid yang muncul biaanya
ringan.
Kelenjar tiroid pada PPT
biasanya sedikit membesar,
difus dan tidak terasa sakit.

Tiroiditis Karena Obat


Diagnosis :
Anamnesis
Riwayat konsumsi Interferon alfa, Interleukin 2,
Amiodaron dan Litium.
Amiodaron (antiaritmia) mengandung 35% iodium.
Dapat menimbulkan hipertiroid maupun hipotiroid.
Pemeriksaan fisik : kelenjar tiroid teraba membesar
Laboratorium : titer antibody tiroid tinggi

Tiroiditis Riedel
Etiologi: belum jelas, diduga proses autoimun
Jarang dijumpai, hanya 0,05% dari seluruh
operasi tiroid. Wanita lebih sering terkena,
dengan umur 30-50 tahun.
Pembesaran ini menekan leher depan
mengakibatkan terjadinya disfagia, suara serak,
sesak napas.
Hipotiroid sendiri terjadi 30-40% pasien,
walaupun tidak terdapat hipotiroid pasien sering
mengeluh malaise umum dan kelelahan.

Kelenjar tiroid yang membesar bisa kecil atau


besar, biasanya kedua lobus walaupun tidak
simetris.
Melekat pada jaringan otot sekitarnya sehingga
menyebabkan tiroiditis riedel tidak bergerak
waktu menelan.

Diagnosis
Manifestasi klinik : pembesaran pada leher, tidak
nyeri, disfagia, suara serak, sesak nafas
Pemeriksaan fisik : kelenjar tiroid dapat
membesar atau mengecil, biasanya pembesaran
terjadi pada kedua lobus, namun tidak simetris.
Kelenjar tidak bergerak saat menelan. terkadang
didapatkan pembesaran KGB sekitar.

Mikroskopis: kelenjar tiroid tampak putih, keras


avaskuler.
Histologis: terdapat hyalinized fibrosis tissue
dengan sedikit sel limfosit, plasma, dan
eosinofil. Tidak adanya folikel tiroid.

Tiroiditis Infeksiosa Kronis


Penyakit ini jarang terdapat.
Penyebabnya diantaranya jamur, mikrobakteri,
parasit, sifilis.
Tiroiditis karena tuberculosis hanya sekitar 19
kasus yang pernah dilaporkan.
Rasa sakit dan demam jarang didapatkan.

DIAGNOSIS
Anamnesis:
Keluhan benjolan pada leher sebagai tanda pembesaran
kelenjar tiroid
Nyeri atau tidak
Gejala hipotiroid
Gejala hipertiroid
Riwayat infeksi, demam
Riwayat penyakit tiroid sebelumnya
Riwayat persalinan/abortus
Gejala penekanan pada leher seperti disfagia, suara serak, sesak
napas
Riwayat konsumsi obat-obatan
Riwayat trauma pada tiroid
Riwayat terapi yodium radioaktif

Pemeriksaan fisik kelenjer tiroid


Inspeksi

Adakah terlihat struma


Adakah perubahan warna kulit
Adakah pelebarn vena leher dan dinding
dada atas
Adakah jaringan parut bekas tiroidektomi
Adakah tiroid lingual, kista duktus
tiroglosus
Tes Pemberton

Palpasi

Struma :
Ukuran
soliter/multiple
Simetris/asimetris
Tekstur
Konsistensi
Nodul/difus
Mobilitas
Nyeri tekan,Getaran (thrill)
Adakah pembesaran kelenjer getah bening
Adakah deviasi trakea

Perkusi

Kecurigaan adanya goiter

Auskultasi

Adakah bruit

PENATALAKSANAAN
Secara umum penatalaksanaan tiroiditis diberikan
sesuai dengan tipe dan presentasi klinisnya
1. Tiroiditis Akut
Antibiotik parenteral : penisilin atau ampisilin
untuk kokus gram positif, dan kuman anaerob
Pada pasien yang alergi terhadap penisilin, dapat
digunakan antibiotik golongan sefalosporin

2. Tiroiditis Subakut
self-limiting disease
aspirin dosis rendah / prednisone selama
seminggu, kemudian dilakukan tappering off.6
Propanolol dapat digunakan untuk mengurangi
tanda dan gejala dari hipertiroid.
levotiroksin dapat diberikan untuk pasien
dengan hipotiroid

3. Tiroiditis Kronis Autoimun


Pengobatan diberikan tergantung dari hasil
laboratorium fungsi tiroid

Penatalaksanaan Sesuai dengan


presentasi klinis :
1. Levothyroxine (Synthroid,
Levoxyl, Levothroid, Unithroid)
Dosis dewasa :
-1,6 g/kg/hari per oral,
meningkat 25-50 g/hari
setiap 4- 8 minggu sampai
respon yang dikehendaki
tercapai.
-Maintenance: 50-200 g per
oral setiap pagi.

Anak
Neonatus - 6 bulan
g/hari PO
6-12 bulan
g/hari PO
1-6 tahun
g/hari PO
6-12 tahun
g/hari PO
>12 tahun
g/hari PO

: 25-50
: 50-75
: 75-100
: 100-150
: 150

Kontraindikasi
Hipersensitivitas
insufisiensi adrenal yang tidak dikoreksi
infark myocardial akut yang tidak diperparah
oleh hipotiroidisme
tirotoksikosis yang tidak diobati.

2. Golongan Tionamid
Terdapat 2 kelas obat golongan tionamid :
tiourasil dan imidazol.
1.Tiourasil dipasarkan dengan nama
propiltiourasil (PTU)
2.midazol dipasarkan dengan nama metimazol
dan karbimazol
mempunyai efek intra dan ekstratiroid

Mekanisme kerja obat


aksi intratiroid

aksi ekstratiroid

mencegah/mengurangi
biosintesis hormon tiroid T-3
dan T-4, dengan cara
menghambat oksidasi dan
organifikasi iodium,
menghambat coupling
iodotirosin, mengubah
struktur molekul tiroglobulin
menghambat sintesis
tiroglobulin

menghambat konversi T-4


menjadi T-3 di jaringan perifer
hanya PTU, tidak pada
metimazol

Jenis obat
Propylthiouracil

Dosis awal 100-150 mg setiap


6 jam.
Setelah 4-8 minggu, dosis
dikurangi menjadi 50-200 mg,
1 atau 2 kali sehari.
Dosis pemeliharaan
50mg/hari
Menghambat konversi T4
menjadi T3
Efektif dalam penurunan
kadar hormon secara cepat
pada fase akut dari penyakit
Graves.

Methimazole

Masa kerja yang lama sehingga


dapat diberikan dosis tunggal
sekali sehari.
Terapi dimulai dengan dosis
40 mg setiap pagi selama 1-2
bulan,
Dilanjutkan dengan dosis
pemeliharaan 5 20 mg
perhari

Efek Samping
Agranulositosis (metimazol mempunyai efek
samping agranulositosis yang lebih kecil),
Gangguan fungsi hati,
Lupus like syndrome
Ikterus Kholestatik,
Angioneurotic edema
Hepatocellular toxicity
Arthralgia Akut
Pruritus

Golongan Penyekat Beta


Jenis obat

Efek samping

Propranolol : dosis awal 80


mg/hari.
Atenolol : dosis awal 50
mg/hari
Metoprolol : dosis awal 50
mg/hari
Nadolol : dosis awal 40
mg/hari

nausea,
sakit kepala,
insomnia,
fatigue,
depresi,
lebih jarang terjadi ialah
kemerahan, demam,
agranulositosis, dan
trombositopenia

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai