Anda di halaman 1dari 5

PENDAHULUAN

Asma adalah bentuk penyakit paru kronis yang ditandai dengan penyempitan saluran
udara paru atau bronkus.(1) Tanda dan gejala asma bisa menetap atau bisa terjadi secara
berkala. Tanda atau gejala yg umum adalah nafas pendek, batuk, rasa sesak di dada, dan suara
mengi. Tanda dan gejala ketika penderita sudah gawat adalah kesulitan bernafas yang hebat,
meningkatnya denyut nadi, berkeringat, dan batuk-batuk hebat.
Pada umumnya, dapat dikatakan bahwa penyakit asma dijumpai di seluruh dunia dan
menyerang baik pria maupun wanita, dari seluruh lapisan sosial ekonomi dengan refalensi
yang berkisar antara 1 10 %. Serangan pertama dapat timbul pada masa kanak kanak
ataupun pada usia setengah umur. Tampaknya pada anak laki-laki lebih sering dijumpai asma
daripada anak perempuan, tetapi perbedaan ini tidak begitu besar pada penderita dewasa.
Penyakit asma adalah penyakit yang tidak dapat disembuhkan tetapi dapat dikontrol.
LAPORAN KASUS
Kasus ini menyangkut tentang seorang Ibu bernama Barbara, yang berumur 55 tahun dan
suaminya yang bernama Bakri. Mereka melakukan perjalanan sejauh 1800 km Setibanya Ibu
Barbara dan suaminya di rumah anaknya, Doni menyadari bahwa ibunya mengalami kesulitan
untuk bernafas. Keadaan makin diperburuk saat ia menggendong cucunya Laura yang sedang
memeluk sebuah boneka beruang yang sudah lama berada di dalam koper yang kotor dan
berdebu. Keadaan tersebut semakin meyakinkan Doni bahwa kesulitan bernafas yang dialami
ibunya mengarah ke serangan asthma (asthmatic attack/episode). Doni mendengar adanya
suara wheezing saat ibunya mengeluarkan nafas (breathe out). Kemudian Pak Bakri
memberikan obat kepada istrinya dan setelah itu mereka pergi tidur di kamar Doni. Kebetulan
Doni dan istrinya memelihara seekor kucing yang biasanya tidur di kamar doni yang sekarang
kebetulan di tempati orang tuanya Doni. Beberapa jam kemudian Ibu Barbara mengalami

wheezing kembali. Ibu Barbara kembali di berikan obat,tetapi sekarang wheezingnya semakin
parah yang berdampak muka Ibu Barbara pucat dan dadanya terasa sakit hingga berjalar
sampai ke lengan kiri. Kemudian Pak Bakri memegang tangan istrinya, Barbara, tangannya
terasa dingin dan berkeringat.Doni mengetuk pintu kamar orang tuanya dia melihat ayahnya
telah rapi berpakaina dan Ibunya yang tengah gelisah.Ketika Doni bertanya kepada Bapaknya
tentang keadaan Ibunya Pak Bakri pun menjawab serangan ini merupakan serangan yang
paling hebat dibandingkan serangan sebelumnya Doni pun berkata Baiklah kita segera ke
rumah sakit sekarang juga.
PEMBAHASAN
Asma adalah bentuk penyakit paru kronis yang ditandai dengan peradangan dan
penyempitan saluran udara paru atau bronkus.
(bronchial asthma).

(2)

(1)

Asma disebut juga sebagai bronchial

Faktor-faktor yang dapat memicu (trigger) terjadinya serangan asma,

antara lain alergen, infeksi (terutama saluran napas bagian atas), iritan, cuaca, kegiatan
jasmani, refluks gastroesophagus (aliran balik dari lambung ke saluran kerongkongan), dan
psikis.

(3)

Berdasarkan kasus Ibu Barbara, faktor yang memicu terjadinya serangan asma

adalah kelelahan dan bulu pada boneka.


Gambar A menunjukkan anatomi dari paru-paru yang normal.

(4)

Area yang tidak

memiliki cincin kartilago (rings of cartilage) adalah bronkhioli bagian terminal sehingga
mudah mengempis (collapse). (5)

Gejala gejala dari seorang penderita asma dewasa adalah napas pendek, batuk, rasa
sesak di dada, dan wheezing. (1) Wheezing atau mengi adalah suara bengek pada napas karena
penyempitan atau penyumbatan jalannya napas.

(6)

Biasanya wheezing menjadi buruk pada

saat membuang napas (exhale) diakibatkan karena sulit untuk memaksakan udara keluar dari
bronkiolus yang sempit, mengalami edema, dan terisi mukus yang dalam keadaan normal
akan berkontraksi sampai pada tingkatan tertentu pada ekspirasi. Udara terperangkap pada
bagian distal tempat penyumbatan sehingga terjadi hiperinflasi progresif dari paru-paru
sehingga pada saat penderita berusaha memaksak

qan udara keluar akan timbul mengi.

(5)

Asthma attack adalah episode peningkatan yang progresif (perburukan) dari gejala-gejala

batuk, sesak napas, wheezing, rasa dada tertekan atau berbagai kombinasi dari gejala-gejala
tersebut.

(7)

Aliran udara (air flow) terhambat selama terjadinya asma (asthmatic

attack/episode) karena terjadinya bronkokonstriksi, udem mukosa, dan sekresi berlebihan


pada paru-paru.
Grafik berwarna biru pada gambar B menunjukkan seseorang yang mengalami
episode asma, sedangkan grafik berwarna merah menunjukkan pernapasan normal.

Gambar B
Penyebab terulangnya episode asma pada Ibu Barbara adalah bulu kucing yang
tertinggal di tempat tidur. Episode asma ini merupakan episode yang buruk karena sudah
diberi obat, tetapi tetap tidak berpengaruh. Gejala-gejala yang terjadi, antara lain lengan kiri
sakit, dada sakit, muka pucat, tangan dingin dan berkeringat, obat yang diberikan sudah tidak
berpengaruh, dan serangan menjadi lebih berbahaya dari sebelumnya. Penyakit asma tidak
dapat disembuhkan, tetapi untuk serangannya dapat diredakan. Pencegahan yang dapat
dilakukan, antara lain dengan menjauhi alergen, istirahat yang cukup dan membersihkan
tempat tidur sebelum tidur.

Kemungkinan, Ibu Barbara mengalami serangan jantung. Hal ini disebabkan karena
salah satu gejala dari serangan jantung adalah sakit pada dada hingga ke lengan kiri. (9)

Pria

Wanita

selama pubertas kadar kolestrol HDL pada pria akan menurun


sehingga lebih rentan terkena serangan jantung

sedangkan pada wanita tidak

hormon esterogen cenderung meningkatkan kadar koletrol baik dan


pada pria sebaliknya

menurunkan kadar kolestrol jahat . Jadi memberikan perlindungan


terhadap penyakit jantung,

KESIMPULAN
Penyakit asma adalah bentuk penyakit paru kronis yang ditandai dengan penyempitan
saluran udara paru atau bronkus. Pada kasus ini Ibu Barbara mengalami gejala-gejala seperti
yang telah diuraikan di atas karena alergen-alergen yang ada di lingkungannya, seperti bulu
kucing dan bulu boneka. Penyakit asma sendiri merupakan penyakit yang tidak dapat
disembuhkan tetapi dapat di kontrol.
Daftar Pustaka
1. Litin, Scott C. 2008. Mayo Clinic, Family Health Book, Panduan Kesehatan Keluarga.
Jakarta: PT Intisari Mediatama.
2. Sibuea, Herdin, Marulam Panggabean dan Gultom. 2009. Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta:
PT Asdi Mahasatya
3. Mansjoer, Arief, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia
4. Putz, R, dkk. 2005. Sobotta. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
5. Price, Sylvia A. 1995. Patofisiologi Buku 2. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
6. Fanani, Ahmad. 2009. Kamus Kesehatan. Yogyakarta: Citra Pustaka.

7. Noenoeng, Rahajoe, Supriyatno Bambang, Budi Setyanto Darmawan. 2004. Pedoman


Nasional Asma Anak. Jakarta: UKK Pulmonologi PP IDAI.
8. Aru, Sudoyo, Setiyohadi Bambang, Alwi Idrus, K Sinadibrata Marcellus, Setiati Siti. 2006
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam . Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit
Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Anda mungkin juga menyukai