Plasmaferesis dilakukan lima kali dalam waktu 2 minggu dengan jumlah maksimum
pertukaran plasma sebanyak lima kali dari volume plasma (200-250mL/ kgBB). Dosis
total imunoglobulin IV adalah 2g/kgBB diberikan dalam 5 hari.
Sumber:
- Aninditha, T., Wiratman, W. (2017). Buku Ajar Neurologi Jilid II. Jakarta: Departemen
Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
- Hauser, S., L., Josephson, S., H. (2017). Harrison’s Neurology in Clinical Medicine. MC
Graw Hill.
-
3. DD lainnya
A. Botulisme
Botulisme kelumpuhan otot dan gagal napas
Botulisme adalah gangguan kesehatan berupa keracunan yang disebabkan
oleh Clostridium botulinum. Bakteri dapat menghasilkan racun yang
menyerang sistem saraf. Berbeda dengan GBS yang disebabkan infeksi
campylobacter jejuni yang kemudian memicu terjadinya autoimun.
Sama dengan GBS, Botulisme dapat menyerang saraf otak, tulang belakang, atau
saraf lainnya yang bisa menyebabkan kelumpuhan otot. Kelumpuhan bisa
dialami pada bagian otot yang mengendalikan pernapasan. Hal ini dapat
menyebabkan kematian jika botulisme tidak segera ditangani dengan tepat.
Bakteri penyebab botulisme dapat masuk ke dalam tubuh melalui makanan yang
dikonsumsi atau luka terbuka pada tubuh.
Yang membedakan botulisme dan GBS adalah riwayat penyakit sebelumnya dan
onset munculnya gejala, pada GBS seringkali ditemukan riwayat diare yang
sembuh sendiri 1-3 minggu sebelumnya dan kemudian diikuti gejala kelemahan
otot dan gagal napas, sedangkan pada botulisme gejala dapat muncul diminggu
pertama sejak bakteri penyebab masuk.
Sumber:
- Aninditha, T., Wiratman, W. (2017). Buku Ajar Neurologi Jilid II. Jakarta:
Departemen Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
- Jeffrey, I., A.,, Karim, S. (2022). Botulism. NCBI: StatPearls. Website:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459273/
- Phuyal, P., Nagalli, S. (2022). Hypokalemic Periodic Paralysis. NCBI:
StatPearls. Website: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK559178/