Anda di halaman 1dari 22

PATOFISIOLOGI

PERTEMUAN 10

Penyakit thyroid, diabetes


dan infertilitas

dr. Moh. Fahri R. Galendo


Tiroid (Penyakit Goiter)
DEFINISI
Pembesaran kelenjar tiroid akibat kelainan
glandula tiroid dapat berupa gangguan fungsi
atau susunan bentuk morfologi
Klasifikasi
Klasifikasi berdasarkan klinis:
• Nodul : terdapat benjolan seperti bola, bisa tunggal
(mononodus) atau banyak (multinodus), bisa padat
atau berisi cairan (kista) dan bisa berupa tumor.
• Difus : pembesaran kelenjar yang merata bagian kiri
dan kanan membesar, jika disertai gejala. Toksik. Jika
Tidak ada gejala : non toksik.
Kalsifikasi berdasarkan fungsi : Eutiroid, Hipotiroid,
Hipertiroid
Eutiroid
Kelenjar yang bentuknya tidak normal tapi
fungsinya normal Curiga keganasan.
• Gejala : Suara serak, penruunan berat badan.
• Pemeriksaan fisik : pembesaran kelenjar tiroid
bernodul-nodul
• Pemeriksaan: TSH, FT4 FT3 normal. USG
Thyroid
• Biopsi/ FNAB : ditemukan sel,hurtle, 80% Ca
tiroid tipe papilar
Hipertiroidisme

Kumpulan manifestasi akibat kelebihan hormon


tiroid, menyebabkan metabolism berlangsung
lebih cepat.
Klasifikasi
Tirotoksikosis/ Grave disease Krisis tiroid
hipertiroid

Gejala : Tremor, Etiologi: autoimun tirotoksikosis +


jantung berdebar, Tirotosikosis disertai penurunan kesadaran,
berkeringat, Pemeriksaan: demam dan gangguan
penurunan berat Eksoftalmus tanda-tanda vital
badan laboratorium Anti TSH
Pemeriksaan : fungsi (+) Pencetus : sepsis, terapi
thyroid ion radioaktif,
TSH turun, T4 naik, T3 penghentian obat
naik hipertiroid tiba-tiba,
Subklinis TSH turun, T4 trauma langsung pada
(N) kelenjar tiroid
Hipotiroidisme
Hipotiroid Tiroiditis Hashimoto Krisis Hipotiroid / Koma
Myxedem
Gejala : lemas, malas, Etiologi : autoimun Hipotiroid dengan
gemuk, tidak tahan dingin Gejala : Awalnya gejala penurunan kesadaran
Mixedem : pembengkakan hipertiroid, sekarang
kulit gejala hypothyroid
Pemeriksaan :
TSH meningkat, T4 turun Pemeriksaan : Fungsi
Subkliniss : TSH naik, Tiroid TSH naik, T4
T4 (N) turun
Antibodi : Anti TPO (+)

PA : Ditemukan banyak
jaringan limfoid
didalam folikel tiroid
ASUHAN GIZI
a.Rekomendasi pemberian makanan oral berupa makanan saring, makanan lunak, dan
makanan padat bila pasien sudah tidak mengalami muntah.
b. Rekomendasi energi sampai sebesar 991,788 kkal diberikan secara bertahap
dengan memperhatikan asupan cairan dan elektrolit pasien. Peningkatan asupan
energi bisa dimulai dari hasil recall kebutuhan pasien selama di rumah sakit dengan
pemberian makan sedikit demi sedikit tetapi sering.
c. Rute pemberian makanan diberikan secara oral dimulai dengan makanan lunak
kemudian makanan padat dimulai dari makanan rendah sisa.
d. Frekuensi : - Makanan lunak berupa 3 kali makanan utama dan 3 kali selingan.
e. Bentuk makanan : makanan lunak karena pasien mengalami muntah dan diare
Diabetes Melitus
Definisi
Gangguan metabolisme glukosa akibat kurangnya
produksi atau menurunnya sensitivitas reseptor
insulin.
Kalsifikasi
Diabetes melitus tipe I (dependen insulin)
Ganguan metabolism glukosa akibat kerusakan sel beta pancreas (pada anak-anak)
Etiologi : idiopatik, autoimun
Gejala : gejala klinis polyuria, polidipsi, polifagia.
Pemeriksaan : C peptide (-) autoantibody (+)

Diabetes melitus tipe 2 (independent insulin)


Keluhan klasik DM: poliuri, polifagi, polidipsi dan penurunan berat badan yang tidak
dapat dijelaskan penyebabnya.
Keluhan lain: lemah badan, kesemutan, gatal, mata kabur, dan disfungsi ereksi pada
pria, serta pruritus vulva pada vagina
Pemeriksaan : C peptide (+) autoantibody (-)

Diabetes gestasional: peningkatan gula darah usia kehamilam > 24 minggu

DM tipe lain :
MODY (maturity onset diabetic of the young) Remaja, C peptide (+) autoantibody (-)
LADA (latent autoimun diabetes of adults)  dewasa, C peptide (-) autoantibody (+)
Tumor pancreas, chusing, pcos dll
Pemeriksaan

HbA1c (%) Gula darah puasa GDS/TTGO 2 jam


(mg/dl) (mg/dl)

Diabetes > 6,5 > 126 > 200


Prediabetes 5,7-6,4 100-125 140-199
Normal <5,7 <100 <140
Alur diagnosis
Tatalaksana
• Promosi hidup sehat/ Life Style
• Terapi nutrisi medis meliputi kendali:
Komposisi makanan: Karbohidrat 45-60%,
protein 10-20%, lemak 20-25, natrium < 2300
mg/hari.
• Aktivitas jasmani/ Olahraga 30-40 menit / 3-4
kali per minggu total 150 menit/ minggu
• Terapi farmakologi
ASUHAN GIZI
Diet rendah kalori

Target yang harus dicapai :


IMT : 18,5-23 kg/m2, TD : < 140/90, GDP : 80-130 mg/dl,
G2PP : < 180 mg/dl, HBA1c : < 7 %, LDL < 100 jika disertai
PJK < 70, HDL : laki-laki > 40, perempuan > 50,
Trigliserid : < 150 , masalah yang perlu ditangani sebagai
penunjang pengendalian DM adalah, diabetic foot,
nefropati diabetic, infeksi dan disfungsi ereksi.
INFERTILITAS
DEFINISI

belum pernah hamil/ memiliki anak setelah 1


tahun berhubungan seksusal 2-3 kali seminggu
tanpa kontrasepsi
KLASIFIKASI
Primer : belum pernah hamil/ memiliki anak setelah 1
tahun berhubungan seksusal 2-3 kali seminggu tanpa
kontrasepsi

Sekunder : telah memiliki anak sebelumnya tetapi saat


ini belum mampu memiliki anak lagi setelah 1 tahun
berhubungan seksusal 2-3 kali seminggu tanpa
kontrasepsi
PEMERIKSAAN
Pemeriksaan : pada wanita
Cek Hormon:
• Haid teratur : progesterone
• Tidak teratur : FSH
USG : melihat apakah terdapat masalah pada organ reproduksi
(misal PCOS)
HSG : menilai kelainan kongenital, perlengketan, atau kelainan
anatomi. Pada pemeriksaan dengan Spill (kontras), kontras tumpah
ke intraperitoneal menandakan tuba patent
Tes ovulasi :
Fern test : pengamblan lendir servix kemudian diamtai di
mikroskop jika positif terlihat gambaran batang dan daun bamboo
LH strip test menggunakan strip yang mendeteksi hormon LH.
PEMERIKSAAN
Pemeriksaan pada pria :
Analisis sperma
• Jumlah normal 2-4 cc/ejakulasi, dengan jumlah sel
sperma 15 juta/cc. total sperma 40 juta/ ejakulat.
Jika kurang dari diatas : Oligospermia
• Jumlah yang hidup (Motilitas) normal > 40% . <40% :
astenospremia
• Jumlah morfologi normal > 4% (sempurna
morfologinya, lengkap dari kepala hingga ekor). < 4
% Teratospermia
• Jika tidak ada sel sperma : Azoospermia
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai