Anda di halaman 1dari 65

REFERAT

ANESTESI REGIONAL

Pembimbing:
dr. Bambang Widjianto, SpAn

Disusul oleh :
Amalia Sutoyo (20170420009)
A.A Sagung Amanda Achintya (20170420010)
Andre Fernando Gunadi (20170420011)
PENDAHULUAN
Sejarah Ilmu Anestesi
Pasien diikat dan harus
merasakan sensasi nyeri
luar biasa ketika operasi.
Cara lain untuk memberi
efek analgesik dengan:
-kompresi carotid
-kompresi nervus
-dibuat pingsan
Sejarah ilmu anestesi

1846 1846 TG 1884 Karl


Morton Koller
Sejarah Anestesi

1885 Leonard Corning –


regional anesthesia
Anestesi Regional -> Salah satu teknik
anestesi

Tanpa
mempengar
uhi
kesadaran
Induksi hilangnya fungsi
sensorik dan motorik pd
Klasifikasi Anestesi Regional
Blok sentral / neuroaksial
• Spinal block / Subarachnoid block
• Epidural block
• Caudal block
Blok perifer
• Topical
• Infiltrasi local
• Field block
• Plexus block
• Analgesia regional intravena
Keuntungan
Kerugian
Anastesi regional block sentral
• Anatomi kolumna vertebralis
• Efek fisiologis pada blok neuroaksial
• Spinal block
• Epidural block
• Caudal block
Anestesi regional blok sentral
• Anatomi kolumna vertebralis
• Efek fisiologis pada blok neuroaksial
• Spinal block
• Epidural block
• Caudal block
Kolumna verteb
Efek
Fisiologis
Anestesi
Regional
Blok Sentral
Spinal Block / Subarachnoid Bloc
💉-Panjang jarum 9cm,
disesuaikan dengan
struktur tubuh pasien
💉-Whitcare lebih
banyak dipakai krn
jarang menyebabkan
nyeri kepala pasca
penyuntikan.
💉nyeri kepala krn
trauma dura mayer
💉-sebagian besar
anestesi spinal
meninggalkan ruang
subarachnoid melalui
aliran darah vena,
sebagian kecil melalui
KGB
💉-Lamanya anestesi
tergantung kecepatan
obat meninggalkan
ruang subarachnoid
Fisiologi Spinal Block
Fisiologi Spinal Block
• Ada 3 kelas saraf yang diblok:
• Saraf otonom (simpatik & parasimpatik) >> mengontrol
pemb.darah, HARI, peristaltik usus, dll.
• Saraf sensoris >> mentransmisikan sensasi nyeri dan
sentuhan ke spinal cord, dan dari spinal cord ke otak
• Saraf motoris >> mengontrol kontraksi otot

• Urutan blokade: simpatis > parasimpatis > sensoris >


motoris
• Urutan pemulihan: sebaliknya
Kontraindikasi
Faktor yang mempengaruhi penyebaran
larutan anestesi spinal
Lokasi Penyuntikan SAB pd Segmen
Vertebra
Teknik Spinal Block: Posisi Pasien
Teknik spinal block: inspeksi dan
palpasi
Teknik Spinal Block: sterilisasi dan
teknik
Untuk
konfirmasi
bahwa
jarum sudah
di
subarachnoi
d space,
tarik stylet
dan pastikan
ada CSS
menetes
Bagaimana dengan pasien dengan
gangguan tulang
Blockage Scoring (Bromage Scale)
Komplikasi
Total Spinal, yang ditandai dengan
• Hipotensi >> efedrin 5-10mg IV >> dicegah dengan bolus
kristaloid 500cc IV, kalau hipotensi & takikardi >> phenylepherine
• Bradikardia. Semakin tinggi level vertebra, semain tinggi
risikonya >> pakai Sulfa Atropine 2mg
• Hipoventilasi >> intubasi & ventilator
Komplikasi lain:
• CSS Leakage >> manitol / drainase
• Trauma saraf >> steroid & evaluasi >> operatif
• Mual & Muntah >> antiemetik (domperidone, ondansetron)
• Postdural puncture headache >> mobilisasi segera
• Retensi urine >> menurun pd penggunaan lidocaine dibanding
bupivakain
• Nyeri punggung dan pruritus
Definisi Anestesi Regional

Segala teknik yang digunakan untuk menginduksi


hilangnya sensasi sensoris (khususnya impuls
nyeri) pada suatu bagian tubuh untuk sementara
(reversible), dengan fungsi motorik dapat
terpengaruh sebagian atau seluruhnya, tanpa
mempengaruhi kesadaran pasien.
Klasifikasi
Blok Sentral
• Spinal block/subarachnoid block
• Epidural block
• Caudal block

BLok Perifer
• anestesi topical
• infiltrasi local
• blok saraf perifer (pleksus)
• Anestesi regional intravena
Epidural Blok
Indikasi
Untuk analgesia

Sebagai tambahan untuk anestesi umum

Sebagai teknik tunggal untuk anestesi bedah

Untuk analgesia pasca-operasi

Untuk mengurangi rasa sakit kronis atau peringanan


gejala dalam perawatan terminal
Kontraindikasi
Kontraindikasi Absolut Kontraindikasi Relatif

Penlolakan pasien Pasien tidak koperatif

Koagulopati Gangguan neurologi sebelumnya

Infeksi pada tempat penyuntikan Abnormalitas anatomi kolumna vertebralis

Terapi antikoagulan Profilaksis heparin dosis rendah

Peningkatan tekanan intracranial

Hipovolemia berat
Persiapan pre-operasi

Inform consent tentang resiko dan komplikasi

Memeriksa daerah punggung diperiksa terdapat


luka atau ketidaknormalan.

Penilaian laboratorium pasien terhadap status


koagulasi diperlukan di mana ada keraguan
mengenai koagulopati atau terapi antikoagulan.
Anestesi lokal yang digunakan

Lidokain (Xylokain, Bupivakain (Markain)


Lidonest) Umumnya Konsentrasi 0.5% ,
digunakan 1-2%, dengan analgesianya sampai 8
mula kerja 10 menit dan jam. Volume yang
relaksasi otot baik digunakan <20ml.
Teknik Epidural Blok
Posisi penderita seperti
pada anestesi spinal

Tusukkan jarum epidural biasanya


dikerjakan pada ketinggian L3-L4

Untuk mengenali ruang epidural - teknik


hilanganya resistensi (loss of resistance)
dan teknik tetes tergantung (hanging drop)
-Teknik ini menggunakan spuitdiisi oleh udara
atau NaCl sebanyak ± 3ml. -Pada teknik ini hanya menggunakan jarum
-anestesi lokal pada tempat suntikan, jarum epidural yang diisi oleh NaCl sampai terlihat
epidural ditusukkan sedalam 1-2cm. adanya NaCl yang menggantung.
-udara atau NaCl disuntikkan perlahan-lahan -mendorong jarum epidural perlahan-lahan
secara terputus-putus (intermitten) sambil secara lembut sampai terasa menembus
mendorong jarum epidural sampai terasa jaringan keras yang kemudian disusul oleh
menembus jaringan keras (ligamentum tersedotnya NaCl ke ruang epidural.
flavum) yang disusul oleh hilangnya resistensi.
Uji dosis anestesi lokal untuk
epidural dosis tunggal dilakukan
setelah ujung jarum diyakini
berada dalam ruang epidural

Setelah diyakini posisi jarum


dan kateter benar, suntikkan
anestesi lokal secara bertahap
setiap 3-5 menit sebanyak 3-5ml
sampai tercapai dosis total.
Perbedaan blok spinal dan epidural

PERBEDAAN SPINAL EPIDURAL

Lokasi Obat Sub arachnoid Ruang epidural


Onset Cepat (dalam 5 menit) 10-15 menit
Durasi 60-90 menit 180 menit
Volume Obat 4cc 15 atau 20cc
Teknik Lebih mudah Lebih sulit
Blok motoris Kuat Sedang
Efek hemodinamik Besar Kecil-sedang
(hipotensi)
Komplikasi
Duramater Kateter Epidural
Intoksikasi Obat
Robek Atau Masuk Kedalam
Anestesi Lokal
Tertusuk Pembuluh Darah

Hematom
Hipotensi Menggigil
Epidural

Nyeri Punggung
Retensi Urin
(Low Back Pain)
CAUDAL BLOCK
Definisi
adalah salah satu regional anestesi
yang paling umum digunakan pada
pasien pediatri. Juga digunakan
pada operasi anorektal pada
dewasa
• Ruangan caudal adalah bagian sakral dari
ruangan epidural, kanalis kaudalis
merupakan kepanjangan dari ruang epidural.

Analgesia kaudal memerlukan


penetrasi jarum dan atau kateter
melalui ligament sacrococcygeal
yang menutupi hiatus sacralis.

• Obat disuntikkan di ruang kaudal melalui


suntikan pada hiatus sakralis. Ruang kaudal
berisi saraf sakral, pleksus venosus, felum
terminale dan kantung dura
Indikasi

Anak-anak:
sering dikombinasi dengan
anestesi umum untuk suplemen
intraoperatif dan analgesia
pascabedah. Dewasa:
operasi urogenital, rektal, dan inguinal
seperti hemoroid dan fistula perianal
Kontraindikasi
Pasien menolak/ Pasien tidak kooperatif

Gangguan faal hemostasis

Infeksi daerah anorektal

Dehidrasi, Shock

Anemia

SIRS

Kelainan tulang sakrum


Teknik Pelaksanaan
1. Persiapan
• Persiapan rutin
• Alat pantau yang diperlukan : monitor tekanan
darah, nadi, pulse oxymeter, EKG.
• Kit emergensi
• Obat anestetik lokal lidokain 5% atau
bupivakain 0,5%
• Jarum suntuik 10 ml
2. Posisi penderita telungkup dengan simphisis diganjal (tungkai dan
kepala lebih rendah dari pantat) atau dekubitus lateral, terutama
pada wanita hamil.

3. Digunakan jarum suntik biasa atau jarum dengan kateter vena


(venocath, abbocath) ukuran 20-22 pada penderita dewasa.
4. Ditusukkan pada L5-S1 dengan dosis 1-2ml/segmen (12-25ml).
Pada anak prosedurnya lebih mudah.
• Identifikasi hiatus sakralis : menemukan
kornu sakralis kanan dan kiri dan SIPS.
Dengan menghubungkan ketiga tonjolan
tersebut diperoleh hiatus sakralis
5.
Lakukan tindakan aseptik
pada daerah hiatus sakralis,
tutupi dengan doek lubang,
tusukan jarum no 18-23
dengan sudut 900 sampai
dirasakan letusan ketika
jarum menembus
membrana sacrococcygeal.
Sudut jarum kemudian
didatarkan dengan suduh 45-
60o dan didorong sedalam 1-
2cm.
Lakukan aspirasi untuk
melihat adanya darah atau
CSF, bila negatif dapat
dilakukan pemberian obat
anestesi lokalnya.
Komplikasi

• terjadi suntikan intratekal yang tidak disengaja


• Onsetnya cepat
• Pencegahan dengan Aspirasi yang hati-hati, gunakan test

Total spinal dose, dan teknik suntikan inkremental selama epidural


dan caudal anestesi
• Pada suntikan subarachnoid dalam jumlah besar: lavage
dengan NaCl

blok • mempertahankan airway dan ventilasi adekuat dan


support sirkulasi
• Pada depresi nafas, tambahan dari suplement oksigen

neuroaksial adalah mungkin diperlukan melakukan assisted ventilasi,


intubasi, dan ventilasi mekanis.
• Hipotensi diterapi dengan pemberian cepat cairan

tinggi intavena, posisi head down, dan pemberian vasopressor


secara agresif
• Konsentrasi tinggi obat anestesi lokal mempengaruhi SSP
(menimbulkan kejang dan hilangnya kesadaran) dan sistem
kardiovaskuler (hipotensi, aritmia, kolaps kardiovaskuler)
• dikurangi dengan tindakan aspirasi jarum atau kateter sebelum
Suntikan setiap kali menyuntik, menggunakan test dose, selalau
menyuntikkan secara inkremental, dan observasi ketat untuk
Intravaskular setiap tanda suntikan intravaskuler (tinnitus, sensasi lidah).

• suntikan intraosseous menimbulkan toksisitas sistemik.


• Absorpsi jumlah besar obat anestesi lokal dapat menimbulkan
Toksisitas level toksik serum yang sangat tinggi

sistemik
BLOK PERIFER
1. Blok Saraf Perifer
Definisi Indikasi

Blok saraf perifer merupakan


merupakan anestesi lokal yang
teknik anestesi yang cocok untuk
diinjeksikan di persarafan perifer
operasi superfisial pada
sehingga anestesi yang
ekstremitas. Keuntungan blok
dihasilkan di lokasi tubuh yang
saraf perifer adalah tidak
spesifik, bertahan lama dan
menganggu kesadaran dan
efektif.
refleks saluran napas atas
Obat yang digunakan

Lidokain dan mepivakain, 1-


tergantung pada onset, durasi,
1,5% untuk operasi 10-20 menit
dan derajat blok konduksi.
dan 2-3 jam

ropivakain 0,5% dan bupivakain


0,375-0,5% memiliki onset lebih Pemberian epinefrin 1:200.000
lambat dan kurang memblok (5μg/ml) intravena dapat
sistem motorik, akan tetapi efek meningkatkan durasi blok
anestesi dapat bertahan 6-8 konduksi
jam.
Kontraindikasi
• pasien tidak kooperatif (anak-anak, demensia,
dan pasien memberontak)
• kecenderungan perdarahan (antikoagulan,
hemofilia, dan koagulasi intravaskular
diseminata)
• infeksi di lokasi blok
• toksisitas anestesi lokal
• neuropati perifer
Lokasi : Blok Saraf Perifer Ekstremitas
Atas
Blok Pleksus Brakialis
• Plexus brachialis mempersarafi sensorik dan
motorik seluruh ekstremitas superior kecuali
bagian bahu
• Blok interscalenus digunakan untuk prosedur
pembedahan pada bahu dan proksimal
humerus.
• Blok supraclavicula, infraclavicula dan axillaris
untuk prosedur pembedahan pada distal mid-
humerus
Blok Aksilaris
• Blok axillaris merupakan teknik anestesi plexus brachialis di axilla dekat arteri
aksillaris

• blok axillaris diindikasikan untuk pembedahan di distal siku.


• Ada beberapa kontraindikasi blok plexus brachialis antara lain penolakan
pasien, infeksi lokal, neuropati, koagulopati, dan alergi anestetik lokal
• Blok ini dapat digunakan untuk anestesi tangan, lengan,
dan bahu.
• Pasien posisi berbaring, lengan abduksi 90°, rotasi
eksternal, dan siku fleksi 90°.
• Identifikasi arteri axillaris dan musculus coracobrachialis,
lalu tusukkan jarum paralel di celah dua marker tersebut,
di atas arteri axillaris ke arah proksimal dengan sudut 30-
40° dari kulit, kedalaman jarum kira-kira 2,5-3,75 cm.
• Risiko blok ini jika jarum terlalu dalam akan mengenai
arteri axillaris, tarik jarum perlahan hingga darah tidak
teraspirasi lagi.
• Hal ini menunjukkan bahwa posisi jarum berada
superfisial dari arteri axillaris dan masih berada di dalam
selubung saraf, lalu masukkan larutan anestesi lokal
Anestesi Regional Intravena
Definisi

operasi pada daerah ekstremitas tubuh

memblok darah yang menuju ekstremitas dengan menggunakan


tourniquet kemudian menyuntinkan anestasi lokal pada daerah
tersebut untuk menginduksi anestesi

dikerjakan untuk bedah singkat sekitar 45 menit di daerah lengan


dan tungkai.
Indikasi dan kontraindikasi
Indikasi
• melibatkan lengan di bawah siku
• melibatkan kaki di bawah lutut
• Prosedur pembedahan yang akan selesai dalam waktu 40-60 menit

Kontraindikasi
• Penyakit Reynaud
• Penyakit sel sabit homozigot
• Terdapat infeksi (selulitis)
• Memiliki riwayat alergi dengan obat-obat anestesi
• Torniket yang tidak memadai
Teknik anestesi regional intravena
Pasang kateter vena (venocath)

menaikkan lengan dan massage manual dengan bantuan


perban elastik (eshmark bandage) dari distal ke proksimal

Pasang pengukur tekanan darah pada lengan atas seperti


akan mengukur tekanan darah biasa dengan torniquet

Suntikkan Lidocain
KESIMPULAN
• Anestesi regional adalah segala teknik yang digunakan untuk
menginduksi hilangnya sensasi sensoris (khususnya impuls nyeri)
pada suatu bagian tubuh untuk sementara (reversible), dengan
fungsi motorik dapat terpengaruh sebagian atau seluruhnya, tanpa
mempengaruhi kesadaran pasien.
• Pembagian dari anestesi regional meliputi : Blok sentral (blok
neuroaksial) : Meliputi spinal block (subarachnoid block / SAB),
epidural block, dan kaudal block. Dan blok perifer, meliputi anestesi
topical, infiltrasi local, blok lapangan (field block), blok saraf perifer
(pleksus) dan analgesia regional intravena.
• Persiapan anestesi regional sama dengan persiapan general
anestesi khususnya resusitasi guna mengantisipasi terjadinya reaksi
toksik sistemik yang berakibat fatal.

Anda mungkin juga menyukai