Anda di halaman 1dari 10

EDUKASI

KESEHATAN PADA
LANSIA

1
BAB I
DEFINISI
A. Pengertian
Lansia adalah tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia dan ditandai
oleh gagalnya seorang untuk mempertahankan kesetimbangan kesehatan dan kondisi stres
fisiologis nya. Lansia juga berkaitan dengan penurunan daya kemampuan untuk hidup dan
kepekaan secara individual. Selain pengertian lansia secara umum diatas, terdapat juga
beberapa pengertian lansia menurut para ahli.
Usia lanjut juga dapat dikatakan sebagai usia emas karena tidak semua orang dapat
mencapai usia lanjut tersebut, maka jika seseorang telah berusia lanjut akan memerlukan
tindakan keperawatan yang lebih, baik yang bersifat promotif maupun preventif, agar ia
dapat menikmati masa usia emas serta menjadi usia lanjut yang berguna dan bahagia.
Selain pengertian tadi, ada juga beberapa pengertian lansia menurut para ahli. Berikut
ini beberapa pengertian lansia menurut beberapa ahli:
1. Pengertian Lansia Menurut Smith (1999): Lansia terbagi menjadi tiga, yaitu:young old
(65-74 tahun); middle old (75-84 tahun); dan old old (lebih dari 85 tahun).
2. Pengertian Lansia Menurut Setyonegoro: Lansia adalah orang yang berusia lebih dari 65
tahun. Selanjutnya terbagi ke dalam 70-75 tahun (young old); 75-80 tahun (old); dan
lebih dari 80 tahun (very old).
3. Pengertian Lansia Menurut UU No. 13 Tahun 1998: Lansia adalah seseorang yang
mencapai usia 60 tahun ke atas.
4. Pengertian Lansia Menurut WHO: Lansia adalah pria dan wanita yang telah mencapai
usia 60-74 tahun.
5. Pengertian Lansia Menurut Sumiati AM: Seseorang dikatakan masuk usia lansia jika
usianya telah mencapai 65 tahun ke atas.

2
B. Batasan Lanjut Usia
Seperti yang telah di sebutkan tadi di atas, ada beberapa standar atau batasan orang di
katakana lansia. Di sini kami menyebutkan batasan usia dari WHO, batasan lansia di
indonesia dan menurut ahli. Batasan umur lansia menurut organisasi kesehatan dunia
(WHO) lanjut usia meliputi:
1. Usia pertengahan (middle age), ialah kelompok usia 45 sampai 59 tahun.
2. Lanjut usia (elderly) = antara 60 sampai 74 tahun.
3. Lanjut usia tua (old) = antara 75 sampai 90 tahun.
4. Sangat tua (very old) = diatas 90 tahun.
5. Batasan umur lansia di Indonesia
Di Indonesia, batasan mengenai lanjut usia yaitu 60 tahun ke atas, dimana ini sesuai
dengan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia pada
Bab1 Pasal 1 Ayat 2. Menurut Undang-Undang tersebut di atas lanjut usia adalah
seseorang yang mencapai usia 60 tahun ke atas, baik pria maupun wanita.
C. Masalah Kesehatan pada Lanjut Usia
1. Penyakit Jantung Koroner
a. Definisi
Pada dasarnya, penyakit jantung koroner atau yang sering disebut orang dengan PJK
merupakan manifestasi umum dari pembuluh darah yang mengalami pengerasan
dan penebalan dinding. Keadaan tersebut kerap juga disebut dengan aterosklerosis.
Selain itu, stenosis aorta, hipertrofi, kelainan arteri koronaria congenital dan
kardiomiopati juga bisa menjadi pemicu terjadinya PJK ini.
b. faktor resiko penyakit jantung koroner:
 Hal yang mustahil dihindari: jenis kelamin, usia, dan faktor keturunan
 Hal yang sukar dihindari: masalah kepribadian dan emosional
 Komplikasi penyakit lain: Diabetes melitus, obesitas, hipertensi, hiperkolesterol,
dan merokok

3
2. Diabetes Melitus
Pada lansia cenderung terjadi peningkatan berat badan, bukan karena mengkonsumsi
kalori berlebih namun karena perubahan rasio lemak otot dan penurunan laju
metabolisme basal. Hal ini dapat menjadi faktor predisposisi terjadinya diabetes
mellitus. Penyebab diabetes mellitus pada lansia secara umum dapat digolongkan ke
dalam dua besar:
a. Proses menua / kemunduran (Penurunan sensitifitas indra pengecap, penurunan
fungsi pankreas, dan penurunan kualitas insulin sehingga insulin tidak berfungsi
dengan baik).
b. Gaya hidup (life style) yang jelek (banyak makan, jarang olahraga, minum alkohol,
dll.)
Keberadaan penyakit lain, sering menderita stress juga dapat menjadi penyebab
terjadinya diabetes melitus. Selain itu perubahan fungsi fisik yang menyebabkan
keletihan dapat menutupi tanda dan gejala diabetes dan menghalangi lansia untuk
mencari bantuan medis. Keletihan, perlu bangun pada malam hari untuk buang air kecil,
dan infeksi yang sering merupakan indikator diabetes yang mungkin tidak diperhatikan
oleh lansia dan anggota keluarganya karena mereka percaya bahwa hal tersebut adalah
bagian dari proses penuaan itu sendiri.
3. Rematik
Reumatoid arthritis adalah gangguan autoimun kronik yang menyebabkan proses
inflamasi pada sendi . Reumatik dapat terjadi pada semua jenjang umur dari kanak-
kanak sampai usia lanjut. Namun resiko akan meningkat dengan meningkatnya umur.
Rematoid Artritis merupakan suatu penyakit inflamasi sistemik kronik yang manifestasi
utamanya adalah poliartritis yang progresif, akan tetapi penyakit ini juga melibatkan
seluruh organ tubuh. Arthritis adalah istilah medis untuk penyakit dan kelainan yang
menyebabkan pembengkakan / radang atau kerusakan pada sendi.
4. Hipertensi
Hipertensi pada usia lanjut dibedakan atas:

4
a. Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg dan atau
tekanan diastolik sama atau lebih besar dari 90 mmHg.
b. Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar dari 160 mmHg dan
tekanan diastolik lebih rendah dari 90 mmHg.

Klasifikasi hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2 golongan


besar yaitu:
a. Hipertensi essensial (hipertensi primer) yaitu hipertensi yang tidak diketahui
penyebabnya
b. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit lain
5. Osteoporosis
Osteoporosis adalah suatu penyakit dengan tanda utama berupa berkurangnya
kepadatan massa tulang, yang berakibat meningkatnya kerapuhan tulang dan
meningkatnya resiko patah tulang. Massa tulang laki – laki dan perempuan akan
berkurang seiring bertambahnya usia. Massa tulang pada perempuan berkurang lebih
cepat dibanding dengan laki – laki. Hal ini terjadi karena pada masa menopause, fungsi
ovarium menurun drastis dan berdampak pada produksi hormon estrogen dan
progesteron. Saat hormon estrogen turun kadarnya karena lansia, maka terjadilah
penurunan kerja sel osteoblas (pembentukan tulang baru) dan terjadi peningkatan kerja
sel osteoklas (penghancur tulang).
D. Gangguan Status Fungsional
Adalah gangguan yang menyebabkan seorang usia lanjut tidak dapat berfungsi sebagai
manusia seutuhnya. Dalam konteks kesehatan hal ini disebut sebagai ketidakmampuan
melakukan
aktivitas hidup atau kehidupan sehari-hari (AHS atau AKS). AHS atau AKS ini dibagi menjadi
dua yaitu AHS DASAR (Basic ADL) yaitu kemampuan dasar yang terutama hanya bersifat
motorik, dan AHS Instrumental yang selain kemampuan motorik juga diperlukan berbagai
kemampuan kognitif. AHS DASAR ini biasanya diperiksa dengan melihat kemampuan untuk:
1. Mandi

5
2. Makan
3. Berpakaian dan berdandan (grooming)
4. Berpindah tempat (contoh : dari tempat tidur ke tempat lain.
5. Berkemih atau buang air besar mandiri
E. Sindroma Geriatrik
Kumpulan gejala atau tanda yang dikeluhkan oleh penderita atau perumat sebagai hal yang
sangat mengganggu kesehatan penderita
1. CAPE, et al : The “O” Complex
a. Fall
b. Confusion
c. Incontinence
d. Iatrogenic Disorders
e. Impaired Homeostasis
2. CONI, DAVIDSON & WEBER : “The Big Three”
a. Intelectual Failure
b. Instability/immobility
c. Incontinence
3. SOLOMON:
a. Imobility
b. Instability
c. Intelectual Impairment
d. Incontinence
e. Inanition
f. Isolation
g. Impotence
h. Imuno-deficiency
i. Infection
j. Impecunity

6
k. Impaction
l. Iatrogenic
m. Insomnia
n. Impairment of vision hearing, smell, etc
4. GERIATRIC GIANTS
a. Confusion, dementia
b. Bone Disease and Fracture
c. Cerebral syndromes
d. Autonomic nervous system disorder
e. Falls
f. Decubitus/Pressure Sore
g. Inkontinentia (urine et alvie)

7
BAB II
TATA LAKSANA

A. Pengertian

Pendidikan lansia adalah edukasi pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut
yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh Tim Geriatri di bawah pengawasan pimpinan
rumah sakit. Pendidikan lansia merupakan pengembangan dari pelayanan kesehatan rumah
sakit bagi lansia yang penyelenggaraannya melalui program Tim Terpadu geriatri dengan
melibatkan peran serta para lansia, keluarga, yang dating berobat ke RSIA Permata Hati.

B. Tujuan

Edukasi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan pengobatan hipertensi


pada pasien lansia yaitu edukasi terstruktur lansia dan keluarga. Edukasi yang dilakukan ini
menggunakan materi meliputi gambaran penyakit terkait hipertensi, cara menjalani hidup
sehat bagi pasien seperti pengelolaan diet atau program diet hipertensi, latihan fisik atau
olahraga, dan program pengobatan hipertensi yang teratur. Sedangkan edukasi keluarga
meliputi edukasi terkait dukungan memberi informasi dan emosional kepada pasien lanjut
usia.

C. Sasaran

1. Sasaran langsung

a. Kelompok pra usia lanjut (45-59 tahun)

b. Kelompok usia lanjut (60 tahun keatas)

c. Kelompok usia lanjut dengan resiko tinggi (70 tahun ke atas)

2. Sasaran tidak langsung

a. Keluarga dimana usia lanjut berada

b. Organisasi sosial yang bergerak dalam pembinaan usia lanjut

8
c. Masyarakat luas

D. Media Edukasi

1. Leaflet

2. Video

E. Kendala

1. Tingkat Pengetahuan lansia yang rendah

2. Jarak rumah dengan pelayanan kesehatan berbasis rumah

3. Kurangnya dukungan keluarga untuk mengantar maupun mengingatkan lansia untuk


datang ke pelayanan kesehatan berbasis rumah.

F. Bentuk pelayanan edukasi

1. Pemeriksaan aktivitas kegiatan sehari-hari meliputi kegiatan dasar dalam kehidupan,


seperti makan/minum, berjalan, mandi, berpakaian, naik turun tempat tidur, buang air
besar/kecil dan sebagainya.

2. Pemeriksaan kesehatan oleh dokter spesialis geriatri

3. Pemeriksaan penunjang

4. Penyuluhan Kesehatan

9
BAB III

PENUTUP

Secara umum kondisi fisik seseorang yang sudah memasuki masa lansia mengalami
penurunan secara berlipat ganda. Hal ini semua dapat menimbulkan gangguan atau kelainan
fungsi fisik, psikologik maupun sosial, yang selanjutnya dapat menyebabkan suatu keadaan
ketergantungan kepada orang lain. Dalam kehidupan lansia agar dapat tetap menjaga kondisi
fisik yang sehat, maka perlu menyelaraskan kebutuhan-kebutuhan fisik dengan kondisi
psikologik maupun sosial, sehingga mau tidak mau harus ada usaha untuk mengurangi kegiatan
yang bersifat memforsir fisiknya. Seorang lansia harus mampu mengatur cara hidupnya yang
baik, misalnya makan, tidur, istirahat dan bekerja secara seimbang.

10

Anda mungkin juga menyukai