Anda di halaman 1dari 12

Tugas Mata Kuliah Keperawatan Gerontik

Dosen Pengampu : Susan Susyanti, M.Kep

Disusun Oleh :

➢ Riffa Afifah (KHGA18072)


➢ Rike Apriliani (KHGA18074)
➢ Rinrin Restu Indriyani (KHGA18075)

KELAS 3B ( D3 KEPERAWATAN )

STIKes KARSA HUSADA GARUT

2020-2021
Konsep Lansia
1. Konsep Lansia Menurut Para Ahli

Berikut ini beberapa pengertian lansia menurut para ahli:

a. Pengertian Lansia Menurut Smith (1999): Lansia terbagi menjadi tiga, yaitu: young
old (65-74 tahun); middle old (75-84 tahun); dan old old (lebih dari 85 tahun).
b. Pengertian Lansia Menurut Setyonegoro: Lansia adalah orang yang berusia lebih dari 65
tahun. Selanjutnya terbagi ke dalam 70-75 tahun (young old); 75-80 tahun (old); dan lebih
dari 80 tahun (very old).
c. Pengertian Lansia Menurut UU No. 13 Tahun 1998: Lansia adalah seseorang yang
mencapai usia 60 tahun ke atas.
d. Pengertian Lansia Menurut WHO: Lansia adalah pria dan wanita yang telah mencapai usia
60-74 tahun.
e. Pengertian Lansia Menurut Sumiati AM: Seseorang dikatakan masuk usia lansia jika
usianya telah mencapai 65 tahun ke atas.
f. Berdasarkan defenisi secara umum, seseorang dikatakan lanjut usia (lansia) apabila usianya
65 tahun ke atas. Lansia bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap lanjut dari suatu
proses kehidupan yang ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi
dengan stres lingkungan. Lansia adalah keadaan yang ditandai oleh kegagalan seseorang
untuk mempertahankan keseimbangan terhadap kondisi stres fisiologis. Kegagalan ini
berkaitan dengan penurunan daya kemampuan untuk hidup serta peningkatan kepekaan
secara individual (Efendi, 2009).
g. Penetapan usia 65 tahun ke atas sebagai awal masa lanjut usia (lansia) dimulai pada abad
ke-19 di negara Jerman. Usia 65 tahun merupakan batas minimal untuk kategori lansia.
Namun, banyak lansia yang masih menganggap dirinya berada pada masa usia
pertengahan. Usia kronologis biasanya tidak memiliki banyak keterkaitan dengan
kenyataan penuaan lansia. Setiap orang menua dengan cara yang berbeda-beda,
berdasarkan waktu dan riwayat hidupnya. Setiap lansia adalah unik, oleh karena itu
perawat harus memberikan pendekatan yang berbeda antara satu lansia dengan lansia
lainnya (Potter & Perry, 2009).
2. Batasan Usia Lansia Menurut Para Ahli

Menurut pendapat berbagai ahli dalam Efendi (2009) batasan-batasan umur yang mencakup
batasan umur lansia adalah sebagai berikut:
a. Menurut Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 dalam Bab 1 Pasal 1 ayat 2 yang
berbunyi “Lanjut usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 (enam puluh) tahun ke
atas”.
b. Menurut World Health Organization (WHO), usia lanjut dibagi menjadi empat kriteria
berikut : usia pertengahan (middle age) ialah 45-59 tahun, lanjut usia (elderly) ialah 60-74
tahun, lanjut usia tua (old) ialah 75-90 tahun, usia sangat tua (very old) ialah di atas 90
tahun.
c. Menurut Dra. Jos Masdani (Psikolog UI) terdapat empat fase yaitu : pertama (fase
inventus) ialah 25-40 tahun, kedua (fase virilities) ialah 40-55 tahun, ketiga (fase
presenium) ialah 55-65 tahun, keempat (fase senium) ialah 65 hingga tutup usia.
d. Menurut Prof. Dr. Koesoemato Setyonegoro masa lanjut usia (geriatric age): > 65 tahun
atau 70 tahun. Masa lanjut usia (getiatric age) itu sendiri dibagi menjadi tiga batasan umur,
yaitu young old (70-75 tahun), old (75-80 tahun), dan very old ( > 80 tahun).

3. Perbedaan Teori Menua menurut :


a. Teori Biologi
Dalam perspektif Teori penurunan yang ditinjau dari sudut biologis terdapat beberapa teori
yaitu :
a) Teori Error Catastropbe , Teori pesan yang berlebihan (redundant message) dari teori-
teori imunologi kesalahan susunan asam amino dalam protein tubuh mempengaruhi
sifat khusus enzim untuk sintesis protein, sehingga terjadi kerusakan sel dan
mempercepat kematian sel. Menurut teori pesan yang berlebihan (redundant message)
manusia memiliki DNA yang berisi pesan yang berulang-ulang atau berlebih-lebihan
yang menimbulkan penuaan.
b) Teori-teori imunologi menekankan bahwa lansia mengalami pengurangan kemampuan
mengenali diri sendiri dan sel lasing atau sel pengganggu, sehingga tubuh tidak dapat
membedakan sel-sel normal dan abnormal dan akibatnya antibody menyerang kedua
jenis sel tersebut sehingga muncul penyakit-penyakit degeneratif (Fatmah, 2010).
b. Teori Sosiologi
Teori Sosiologi, Teori pelepasan ikatan (disengnagement theory) dan Teori aktivitas teori
perubahan sosial atau teori sosiologi yang menerangkan menurunnya sumber daya dan
meningkatkan ketergantungan, mengakibatkan keadaan sosial yang tidak merata dan
menurunnya sistem penunjang sosial. Menurut teori pelepasan ikatan (disengnagement
theory) menjelaskan bahwa pada usia lanjutt terjadi penurunan partisipasi ke dalam
masyarakat.

4. Masalah Kesehatan Yang Cenderung Dialami Pada Lansia


1) Masalah Kesehatan Usia Tua: Osteoporosis
Salah satu masalah kesehatan usia tua yang yang paling sering dialami para lansia adalah
kondisi tulang yang menjadi sangat rapuh dikarenakan kepadatan tulang berkurang.
Rapuhnya tulang pada lansia kemudian dapat menyebabkan tubuh kehilangan
keseimbangan, rentang mengalami memar, dan risiko mengalami patah tulang semakin
besar.
Osteoporosis juga seringkali ditemukan terjadi pada wanita yang telah memasuki fase
menopause. Untuk mencegah masalah usia tua ini dapat dilakukan dengan menambah
asupan vitamin D dan kalsium serta melakukan olahraga yang dapat meningkatkan
kekuatan tulang.
2) Masalah Kesehatan Usia Tua: Masalah Penglihatan
Memasuki usia 50 tahun, penurunan dan kerusakan fungsi mata menjadi salah satu masalah
kesehatan yang paling umum terjadi pada lansia. Salah satu penyakit mata yang biasanya
menyerang lansia adalah glaukoma. Glaukoma merupakan kondisi peningkatan tekanan
zat cair pada bola mata yang kemudian menyebabkan kerusakan saraf optik. Pada kondisi
buruk glaukoma dapat menyebabkan kebutaan.
3) Masalah Kesehatan Usia Tua: Penyakit Alzheimer
Seperti yang kamu ketahui bahwa seiring bertambahnya usia kepikunan mungkin terjadi.
Bagaimana jika kepikunan ini berada di tahapan atau kondisi yang cukup parah? Alzheimer
adalah salah satu penyakit yang rentan menyerang lansia dan merupakan kondisi kepikunan
yang cukup serius. Mereka yang terserang Alzheimer memiliki kemampuan dalam
mengingat dan berpikir yang rendah.
Gangguan kognitif atau demensia pun merupakan gangguan yang sering terjadi seiring
bertambahnya usia. Kondisi ini dapat menyebabkan hilangnya kemampuan daya ingat.
Untuk mencegah penyakit tersebut beberapa aktivitas seperti membaca, bermain teka-teki,
dan belajar bahasa baru dinilai membantu menghindari seseorang dari kepikunan.
4) Masalah Kesehatan Usia Tua: Arthritis (Nyeri Sendi)
Di usia tua adanya rasa nyeri pada berbagai sendi seperti jari, pinggul, lutut, pergelanga
tangan, dan tulang punggung umum terjadi. Kondisi nyeri sendi merupakan penyakit
arthritis yang bisa dicegah dengan melakukan olahraga teratur dan menjaga berat badan.
Saat nyeri sendi terjadi dan tak tertahankan, disarankan untuk tidak memaksakan
melakukan berbagai aktivitas berat dan melakukan istirahat sejenak.
5) Masalah Kesehatan Usia Tua: Gangguan Metabolisme Tubuh
Buruknya metabolisme tubuh dapat menyebabkan terjdinya obesitas atau kondisi berat
badan belebih pada lansia. Selain obesitas, terganggunya metabolisme tubuh dapat
menimbulkan penyakit kronis seperti diabetes, penyakit jantung, kanker, dan tekanan darah
tinggi. Untuk mengatasinya sangat disarankan untuk mengontrol asupan makanan dan
olahraga teratur sehingga dapat mengurangi terjadinya komplikasi masalah kesehatan usia
tua.
6) Masalah Kesehatan Usia Tua: Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi)
Tekanan darah tinggi atau hipertensi merupakan msalah kesehatan yang seringkali dialami
lansia. Faktanya semakin bertambah usia, tekanan darah akan cenderung meningkat. Hal
ini merupakan proses alami pada tubuh. Namun penting untuk diketahui jika hipertensi
dibiarkan maka dapat menyebabkan timbulnya penyakit lain seperti penyakit jantung dan
stroke.
Untuk mengatasinya kamu dapat mengurangi kemungkinan terkena hipertensi dengan
mengurangi asupan garam. Berolahraga secara teratur, mengontrol berat badan,
menghindari stress, dan tidak merokok juga terbukti efektif untuk menghindari hipertensi.
7) Masalah Kesehatan Usia Tua: Diabetes
Masalah kesehatan usia tua selanjutnya adalah diabetes mellitus tipe 2. Faktanya diabetes
dapat terjadi kepada siapa saja, wanita atau pria, muda maupun tua. Diabetes terjadi
dikarenakan adanya peningkatan kadar gula darah. Kondisi ini membuat lansia dianjurkan
untuk melakukan pengontrolan gula darah secara teratur. Diabetes dapat dicegah dengan
mengurangi konsumsi gula pada makanan dan juga minuman, mengurangi konsumsi nitrat,
nitrit, dan nitrosamine pada makanan olahan.
8) Masalah Kesehatan Usia Tua: Malnutrisi
Faktor fisiologis seperti fungsi indera pengecapan dan pembauan, kesulitan mengunyah,
gangguan usus dan pencernaan lainnya cenderung akan menurun pada lansia. Kondisi ini
kemudian dapat memengaruhi napsu makan yang menyebabkan kurangnya asupan
makanan bagi tubuh. Kondisi malnutri dapat memengaruhi faktor kesehatan secara
keseluruhan dan melemahkan sistem kekebalan tubuh terutama bagi para lansia. Jika hal
ini terjadi maka lansia akan sangat rentan terkena penyakit.
9) Masalah Kesehatan Usia Tua: Gangguan Kecemasan
Di usia tua kecemasan sering terjadi salah satunya karena perasaan belum siap atas apa
yang akan terjadi di masa depan. Hal yang umum dirasakan para lansia adalah seperti
kecemasan perubahan ekonomi, kesehatan, kematian dan masih banyak lagi. Gejala yang
terlihat dari kecemasan pada lansia adalah perubahan pada perilaku, panik, adanya fobia,
dan stres berlebih.
Selain itu perubahan perasaan seperti mudah marah atau temperamen dan menjadi sangat
sensitif pun menjadi beberapa gejala lainnya. Untuk mengatasinya diibutuhkan terapi
perilaku kognitif seperti terapi bicara dan juga bantuan obat-obatan. Hal yang penting
adalah untuk mendampingi dan memberikan perhatian kepada para lansia. Selain
kecemasan, lansia pun cenderung mudah merasa kesepian dan merasa sedih saat ditinggal
seorang diri.
10) Masalah Kesehatan Usia Tua: Insomnia (Sulit Tidur)
Masalah kesehatan usia tua selanjutnya adalah sulit tidurdan mudah terbangun. Masalah
kesehatan usia tua ini seringkali dialami oleh para lansia dikarenakan banyaknya hal atau
beban yang dipikirkan. Stres belebih ini kemudian dapat membuat tubuh terjaga
semalaman tanpa isirahat cukup dan membuat tubuh rentan terkena penyakit. Insomnia
dapat diatasi melakukan meditasi agar beban pikiran dapat berkurang.
11) Masalah Kesehatan Usia Tua: Beser
Beser buang air kecil (bak) merupakan salah satu masalah yang sering didapati pada lansia,
yaitu keluarnya air seni tanpa disadari, dalam jumlah dan kekerapan yang cukup
mengakibatkan masalah kesehatan atau sosial. Beser bak merupakan masalah yang
seringkali dianggap wajar dan normal pada lansia, walaupun sebenarnya hal ini tidak
dikehendaki terjadi baik oleh lansia tersebut maupun keluarganya.
Akibatnya timbul berbagai masalah, baik masalah kesehatan maupun sosial, yang
kesemuanya akan memperburuk kualitas hidup dari lansia tersebut. Lansia dengan beser
bak sering mengurangi minum dengan harapan untuk mengurangi keluhan tersebut,
sehingga dapat menyebabkan lansia kekurangan cairan dan juga berkurangnya kemampuan
kandung kemih. Beser bak sering pula disertai dengan beser buang air besar (bab), yang
justru akan memperberat keluhan beser bak tadi.
12) Masalah Kesehatan Usia Tua: Sulit buang air besar (Konstipasi)
Beberapa faktor yang mempermudah terjadinya konstipasi, seperti kurangnya gerakan
fisik, makanan yang kurang sekali mengandung serat, kurang minum, akibat pemberian
obat-obat tertentu dan lain-lain.
Akibatnya, pengosongan isi usus menjadi sulit terjadi atau isi usus menjadi tertahan. Pada
konstipasi, kotoran di dalam usus menjadi keras dan kering, dan pada keadaan yang berat
dapat terjadi akibat yang lebih berat berupa penyumbatan pada usus disertai rasa sakit pada
daerah perut.

13) Masalah Kesehatan Usia Tua: Infeksi


Infeksi merupakan salah satu masalah kesehatan yang penting pada lansia, karena selain
sering didapati, juga gejala tidak khas bahkan asimtomatik yang menyebabkan
keterlambatan di dalam diagnosis dan pengobatan serta risiko menjadi fatal meningkat
pula.
Beberapa faktor risiko yang menyebabkan lansia mudah mendapat penyakit infeksi karena
kekurangan gizi, kekebalan tubuh:yang menurun, berkurangnya fungsi berbagai organ
tubuh, terdapatnya beberapa penyakit sekaligus (komorbiditas) yang menyebabkan daya
tahan tubuh yang sangat berkurang. Selain daripada itu, faktor lingkungan, jumlah dan
keganasan kuman akan mempermudah tubuh mengalami infeksi.
5. Perbedaan Pendekatan yang bisa dilakukan pada lansia secara:
a. Pendekatan fisik
Perawatan yang memperhatikan kesehatan obyektif, kebutuhan, kejadian-kejadian
yang dialami klien lanjut usia semasa hidupnya, perubahan fisik pada organ tubuh, tingkat
kesehatan yang masih bias di capai dan dikembangkan, dan penyakit yang yang dapat
dicegah atau ditekan progresifitasnya. Perawatan fisik secara umum bagi klien lanjut usia
dapat dibagi atas dua bagian yaitu :
1) Klien lanjut usia yang masih aktif, yang keadaan fisiknya masih mampu bergerak tanpa
bantuan orang lain sehingga untuk kebutuhannya sehari-hari masih mampu melakukan
sendiri.
2) Klien lanjut usia yang pasif atau yang tidak dapat bangun, yang keadaan fisiknya
mengalami kelumpuhan atau sakit. Perawat harus mengetahui dasar perawatan klien
usia lanjut ini terutama tentang hal-hal yang berhubungan dengan keberhasilan
perorangan untuk mempertahankan kesehatannya.

Perawat perlu mengadakan pemeriksaan kesehatan, hal ini harus dilakukan kepada
klien lanjut usia yang diduga menderita penyakit tertentu atau secara berkala bila
memperlihatkan kelainan, misalnya: batuk, pilek, dsb. Perawat perlu memberikan
penjelasan dan penyuluhan kesehatan, Perawat harus mendekatkan diri dengan klien lanjut
usia membimbing dengan sabar dan ramah. Sentuhan (misalnya genggaman tangan)
terkadang sangat berarti buat mereka.
b. Pendekatan psikis
Dalam pendekatan psikis, perawat mempunyai peranan penting untuk mengadakan
pendekatan edukatif pada klien lanjut usia, perawat dapat berperan sebagai supporter ,
interpreter terhadap segala sesuatu yang asing, sebagai penampung rahasia yang pribadi
dan sebagai sahabat yang akrab. Perawat hendaknya memiliki kesabaran dan ketelitian
dalam memberikan kesempatan dan waktu yang cukup banyak untuk menerima berbagai
bentuk keluhan agar para lanjut usia merasa puas. Perawat harus selalu memegang prinsip
” Tripple”, yaitu sabar, simpatik dan service.
Pada dasarnya klien lanjut usia membutuhkan rasa aman dan cinta kasih sayang dari
lingkungan, termasuk perawat yang memberikan perawatan.. Untuk itu perawat harus
selalu menciptakan suasana yang aman , tidak gaduh, membiarkan mereka melakukan
kegiatan dalam batas kemampuan dan hobi yang dimilikinya.
Bila perawat ingin merubah tingkah laku dan pandangan mereka terhadap kesehatan,
perawat bisa melakukannya secara perlahan –lahan dan bertahap, perawat harus dapat
mendukung mental mereka kearah pemuasan pribadi sehinga seluruh pengalaman yang
dilaluinya tidak menambah beban, bila perlu diusahakan agar di masa lanjut usia ini mereka
puas dan bahagia.
c. Pendekatan social
Mengadakan diskusi, tukar pikiran, dan bercerita merupakan salah satu upaya perawat
dalam pendekatan social. Memberi kesempatan untuk berkumpul bersama dengan sesama
klien usia berarti menciptakan sosialisasi mereka. Jadi pendekatan social ini merupakan
suatu pegangan bagi perawat bahwa orang yang dihadapinya adalah makhluk sosial yang
membutuhkan orang lain
Tidak jarang terjadi pertengkaran dan perkelahian diantara lanjut usia, hal ini dapat
diatasi dengan berbagai cara yaitu mengadakan hak dan kewajiban bersama. Dengan
demikian perawat tetap mempunyai hubungan komunikasi baik sesama mereka maupun
terhadap petugas yang secara langsung berkaitan dengan pelayanan kesejahteraan sosial
bagi lanjut usia di Panti Werda.

6. Perbedaan tempat pelayanan lansia, berupa:


a. Layanan sosial di keluarga
Murdock menguraikan bahwa keluarga merupakan kelompok sosial yang memiliki
karekteristik tinggal bersama, terdapat kerjasama ekonomi, dan terjadi proses reproduksi.
Teori sistem menjadi salah satu pendekatan yang sering digunakan dalam kajian keluarga.
Teori sistem dicetuskan pertama kali oleh Minuchin. Teori sistem memandang keluarga
sebagai satu kesatuan yang mempunyai struktur, senantiasa berkembang, dan beradaptasi
dengan perubahan situasi dan kondisi untuk mempertahankan kontinuitasnya. (Lestari,
2012).
b. Foster care service
Adult foster care service layanan pengasuhan orang dewasa. Layanan ini di desain agar
lansia bisa tinggal dan menetap di dalam komunitas (keluarga besarnya). Peksos
menyediakan layanan ini dengan menyelaraskan dengan tempat tinggal keluarga besar dari
lansia tersebut, memonitor kualitas kehidupan klien selama ikut tinggal bersama keluarga
besarnya.
c. Pusat santunan keluarga
Pusat santunan keluarga (PUSAKA) merupakan salah satu organisasi kemanusiaan yang
memiliki pola pelayanan sosial lanjut usia berbasis masyarakat yang membantu program
pemerintah dalam mensejahterakan lansia. PUSAKA melakukan pengorganisasian
kelompok kerja yang mendorong pengembangan home care di berbagai wilayah.
d. Panti sosial lansia
Panti sosial lansia atau Panti Jompo merupakan unit pelaksanaan teknis yang
memberikan pelayanan sosial bagi lanjut usia, yaitu berupa pemberian penampungan,
jaminan hidup seperti makanan dan pakaian, pemeliharaan kesehatan, pengisian waktu
luang termasuk rekreasi, bimbingan sosial, mental serta agama, sehingga mereka dapat
menikmati hari tuanya dengan diliputi ketentraman lahir batin (DEPSOS RI, 2003).
Menurut Hurlock (1996) Ada beberapa keuntungan yang akan didapat para lansia bila
tinggal di Panti Jompo adalah sebagai berikut :
1. Perawatan dan perbaikan wisma dan perlengkapannya dikerjakan oleh lembaga
2. Semua makanan mudah didapat dengan biaya yang memadai;
3. Perabotan dibuat untuk rekreasi dan hiburan;
4. Terdapat kemungkinan untuk berhubungan dengan teman seusia yang mempunyai
minat dan kemampuan yang sama;
5. Kesempatan yang besar untuk dapat diterima secara temporer oleh teman seusia
daripada dengan orang yang lebih muda;
6. Menghilangkan kesepian karena orang-orang di situ dapat dijadikan teman;
7. Perayaan hari libur bagi mereka yang tidak mempunyai keluarga tersedia di sini;
8. Ada kesempatan untuk berprestasi berdasarkan prestasi di masa lalu kesempatan
semacam ini tidak mungkin terjadi dalam kelompok orang-orang muda.

Selain mendapat beberapa keuntungan terdapat pula beberapa kerugian bila tinggal di
Panti Jompo, diantaranya adalah :

1. Biaya hidup yang lebih mahal daripada tinggal di Rumah sendiri


2. Seperti halnya makanan di semua lembaga, biasanya kurang menarik daripada masakan
rumah sendiri
3. Pilihan makanan terbatas dan seringkali diulang-ulang
4. Berhubungan dekat dan menetap dengan beberapa orang yang mungkin tidak
menyenangkan.
5. Letaknya seringkali jauh dari tempat pertokoan, hiburan dan organisasi masyarakat
6. Tempat tinggalnya cenderung lebih kecil daripada rumah yang dulu.
Referensi :

http://www.kumpulanpengertian.com/2015/04/pengertian-dan-batasan-lansia-menurut.html
Maryam, R. Siti, dkk. (2008). Mengenal Usia lanjut dan Perawatannya. Jakarta : Salemba Medika.

http://eprints.umm.ac.id/41485/3/BAB%20II.pdf

https://www.honestdocs.id/penyakit-lansia-yang-sering-terjadi-di-indonesia

https://artikel.sabda.org/empat_belas_masalah_kesehatan_utama_pada_lansia

http://www.makalah.my.id/2020/03/makalah-gerontik-askep-umum-lansia.html

https://h3rus.wordpress.com/2015/09/06/pekerja-sosial-dan-lansia/

http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/31977/1/YUSNIA%20PRATIWI-FDK.pdf

Anda mungkin juga menyukai