Di Susun Oleh :
2. PROSES MENUA
Proses menua adalah peristiwa yang akan terjadi pada laki-laki dan
perempuan, baik muda maupun tua (Miller,2012). Hal tersebut
dikarenakan proses menua merupakan bagian dari peristiwa siklus
kehidupan manusia. Siklus kehidupan manusia dimulai dari janin dan
berakhir pada tahapan lanjut usia dan kematian. Lanjut usia merupakan
tahap akhir perkembangan manusia. Sehingga lansia adalah manusia
dewasa yang telah mengalami proses menua tahap akhir.
3. KLASIFIKASI
Klasifikasi berikut ini adalah lima klasifikasi pada lansia.
a. Pralansia (prasenilis) yaitu seseorang yang berusia antara 45-59 tahun.
b. Lansia yaitu seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih.
c. Lansia Resiko Tinggi yaitu seseorang yang berusia 70 tahun atau
lebih/seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih dengan masalah
kesehatan (Depkes RI, 2003).
d. Lansia Potensial yaitu lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan
dan/atau kegiatan yang dapat menghasilkan barang/jasa (Depkes RI,
2003).
e. Lansia Tidak Potensial yaitu lansia yang tidak berdaya mencari nafkah,
sehingga hidupnya bergantung pada bantuan orang lain (Depkes RI,
2003).
4. KARAKTERISTIK
menurut Keliat (1999) dan Maryam (2008), lansia memiliki karakteristik
sebagai berikut:
a. Berusia lebih dari 60 tahun (sesuai dengan Pasal 1 Ayat (2) UU No. 13
tentang kesehatan).
b. Kebutuhan dan masalah yang bervariasi dari rentang sehat sampai
sakit, dari kebutuhan biopsikososial sampai spiritual, serta dari kondisi
adaftif hingga kondisi maladaptif.
c. Lingkungan tempat tinggal yang bervariasi (Maryam, 2008)
5. TIPE LANSIA
Di zaman sekarang (zaman pembangunan), banyak ditemukan bermacam-
macam tipe usia lanjut. Yang menonjol antara lain:
a. Tipe arif bijaksana.
Lanjut usia ini kaya dengan hikmah pengalaman, menyesuaikan diri
dengan perubahan zaman, mempunyai diri dengan perubahan zaman,
mempunyai kesibukan, bersikap ramah, rendah hati, sederhana,
dermawan, memenuhi undangan, dan menjadi panutan.
b. Tipe mandiri
Lanjut usia ini senang mengganti kegiatan yang hilang dengan
kegiatan baru, selektif dalam mencari pekerjaan dan teman pergaulan,
serta memenuhi undangan.
c. Tipe tidak puas
Lanjut usia yang selalu mengalami konflik lahir batin, menentang
proses penuaan, yang menyebabkan kehilangan kecantikan, kehilangan
daya tarik jasmani, kehilangan kekuasaan, status, teman yang
disayangi, pemarah, tidak sabar, mudah tersinggung, menuntut, sulit
dilayani dan pengkritik.
d. Tipe pasrah
Lanjut usia yang selalu menerima dan menunggu nasib baik,
mempunyai konsep habis (“habis gelap datang terang”), mengikuti
kegiatan beribadat, ringan kaki, pekerjaan apa saja dilakukan.
e. Tipe bingung
Lansia yang kagetan, kehilangan kepribadian, mengasingkan diri,
merasa minder, menyesal, pasif, acuh tak acuh (Nugroho, 2008).
2. ETIOLOGI
1. Gejala Artritis akut disebabkan oleh reaksi inflamasi jaringan terhadap
pembentukan kristal monosodium urat monohidrat. Karena itu dilihat
dari penyebabnya penyakit ini termasuk dalam golongan kelainan
metabolit.
2. Faktor-faktor yang berperan dalam perkembangan gout adalah :
- Pembedahan
- Trauma
- Obat-obatan
- Alkohol
- Stress emosional
- Diet tinggi purin
3. a) Pembentukan Asam urat yang berlebihan
- Gout primer metabolik disebabkan sintesis langsung yang
bertambah.
- Gout sekunder metabolik disebabkan pembentukan asam urat
berlebihan karena penyakit.
b) Kurangnya pengeluaran asam urat
- Gout primer renal terjadi karena gangguan ekskresi asam urat
ditubuli distal ginjal
- Gout sekunder renal disebabkan oleh kerusakan ginjal.
Makanan
(Seafood, sayur singkong, kacang
panjang,dll)
Alkohol, obat-obatan
6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan Laboratorium
Ditemukan kadar asam urat meningkat dalam darah (> 6 mg %)
b. Pemeriksaan kadar asam urat yang enzimatik.
c. Didapatkan leukositosis ringan
d. LED meninggi sedikit
e. Pemeriksaan urin
Ditemukan kadar asam urat tinggi (500 mg % / liter per 24 jam)
f. Pemeriksaan cairan tofi
g. Melihat respon dari gejala-gejala pada sendi terhadap pemberian
Cholasin. Cholasin adalah obat yang menghambat aktifitas fagositik
dari leukosit sehingga memberikan perubahan sehingga memberikan
perubahan yang dramatis dan cepat meredakan gejala-gejala.
7. PENATALAKSANAAN
Penanganan gout biasanya dibagi menjadi penanganan serangan akut dan
kronik. Ada 3 tahapan dalam terapi penyakit ini:
1. Mengatasi serangan akut
2. Mengurangi kadar asam urat untuk mnecegah penimbunan kristal urat
pada jaringan, terutama persendian
3. Terapi pencegahan menggunakan terapi hipouresemik
Terapi non farmakologi
Terapi non farmakologi merupakan strategi esensial dalam penanganan
gout. Intervensi seperti istirahat yang cukup, penggunaan kompres dingin,
modifikasi diet, mengurangi asupan alkohol dan menurunkan berat badan
pada pasien yang kelebihan berat badan terbukti efektif, dan juga pijat
reflesi(akupresure) pada tititk-titik tertentu.
Terapi farmakologi
Serangan akut
Istirahat dan terapi cepat dnegan pemberian NSAID, misalnya indometasin
200 mg/hari atau diklofenak 159 mg/hari, merupakan terapi lini pertama
dalam menangani serangan akut gout, asalkan tidak ada kontraindikasi
terhadap NSAID. Aspirin harus dihindari karena ekskresi aspirin
berkompetesi dengan asam urat dan dapat memperparah serangan gout
akut. Obat yang menurunkan kadar asam urat serum (allopurinol dan obat
urikosurik seperti probenesid dan sulfinpirazon) tidak boleh digunakan
pada serangan akut.
Penanganan NSAID, inhibitor cyclooxigenase-2 (COX 2), kolkisin dan
kortikosteroid untuk serangan akut dibicarakan berikut ini :
1. NSAID merupakan terapi lini pertama yang efektif untuk pasien yang
mengalami serangan gout akut. NSAID harus diberikan dengan dosis
sepenuhnya pada 24-48 jam pertama atau sampai rasa nyeri hilang.
NSAID yang umum digunakan untuk mengatasi episode gout akut
adalah :
Naproxen- awal 750 mg, kemudian 250 mg 3 kali/hari
Piroxicam- awal 40 mg, kemudian 10-20 mg/hari
Diclofenac- awal 100 ,g, kemudian 50 mg 3x/hari
2. COX-2 inhibitor; Etoricoxib merupakan satu-satunya COX-2 yang
dilisensikan untuk mengatasi serangan akut gout. Obat ini efektif tapi
cukup mahal, dan bermanfaat terutama bagi pasien yang tidak tahan
terhadap efek gastrointestinal NSAID non selektif. COX-2 inhibitor
mempunyai resiko efek samping gastrointestinal bagian atas lebih
rendah dibanding NSAID non selektif.
3. Colchicine merupaka terapi spesifik dan efektif untuk serangan gout
akut. Namun dibanding NSAID kurang populer karena kerjanya lebih
lambat dan efek samping lebih sering dijumpai.
4. Steroid adalah strategi alternatif selain NSAID dan kolkisin. Cara ini
dapat meredakan serangan dengan cepat ketika hanya 1 atau 2 sendi
yang terkena. Namun, harus dipertimbangkan dengan cermat diferensial
diagnosis antara atrithis sepsis dan gout akut.
Serangan kronik
Kontrol jangka panjang hiperuriesmia merupakan faktor penting untuk
mencegah terjadinya serangan akut gout, keterlibatan ginjal dan
pembentukan batu asam urat. Penggunaan allopurinol, urikourik dan
feboxsotat untuk terapi gout kronik dijelaskan berikut ini:
1. Allopurinol ; obat hipouresemik pilihan untu gout kronik adalah
alluporinol, selain mengontrol gejala, obat ini juga melindungi fungsi
ginjal. Allopurinol menurunkan produksi asam urat dengan cara
menghambat enzim xantin oksidase.
2. Obat urikosurik; kebanyakan pasien dengan hiperuresmia yang sedikit
mengekskresikan asam urat dapat terapi dengan obat urikosurik.
Urikosurik seperti probenesid (500 mg-1 g 2x/hari).
8. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b.d adanya agen cedera biologis
2. Defisiensi penetahuan b.d kurang gerpapar informasi
3. Resiko cidera dibuktikan dengan penurunan kemampuan fisik
9. RENCANA KEPERAWATAN
Diagnosa
No. Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
Keperawatan
1. Nyeri b.d agen cedera Setelah diberikan asuhan SIKI : Pain Management
biologis keperawatan selama 4x 1. Kaji secara komprehensip
kunjungan, diharapkan nyeri terhadap nyeri termasuk
yang dirasakan dapat berkurang lokasi, karakteristik, durasi,
dengan kriteria Hasil : frekuensi, kualitas, intensitas
SLKI : Pain ControlPain Level nyeri dan faktor presipitasi
1. Klien melaporkan nyeri 2. Tentukan pengaruh
berkurang (Skala 1-3) pengalaman nyeri terhadap
2. Klien tidak tampak kualitas hidup( napsu makan,
mengeluh dan menangis tidur, aktivitas,mood,
3. Ekspresi wajah klien tidak hubungan sosial)
menunjukkan nyeri 3. Control lingkungan yang
4. Klien dapat menggunakan dapat mempengaruhi respon
teknik non farmakologis ketidaknyamanan klien
5. Klien menggunakan 4. Ajarkan cara penggunaan
analgesic sesuai instruksi terapi non farmakologi
(Pijatan atau akupresur pada
titik-titik tertentu di kaki)
5. Kolaborasi pemberian
analgesic
A. DATA BIOGRAFI
Nama : Ny. SUDARSIH
Alamat : JL. Gajah Mada. Rt 02 Rw5.Kec
Berbek. Kab Nganjuk
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 70 Tahun
Pendidikan terakhir : SD
Agama : Islam
Status perkawinan : Janda
Lama tinggal di panti :-
Orang yang paling dekat dihubungi : Anak Pertama
Hubungan dengan klien : Nenek
B. Riwayat Keluarga
Pasangan
Hidup / Meninggal : Meninggal
Umur : 50 Tahun
Pekerjaan : Bengkel Las
Status kesehatan : Sebelum Meninggal Mengidap Stroke
Tahun meninggal : 2015
Penyebab meninggal : Penyakit Stroke
Anak
Hidup / Meninggal : Hidup
Umur : 40 Tahun
Pekerjaan : Catring Makanan
Status kesehatan : Tanpak Sehat
70 th
48 th 40 th
21 th 14 th
C. Riwayat Pekerjaan
Status pekerjaan saat ini :
Pedagang Ayam Potong
Pekerjaan sebelumnya : Pedagang Ayam Potong
Sumber pendapatan dan kecukupan terhadap kebutuhan :
Keuangan Sendiri
G. Status Kesehatan
Status kesehatan saat ini
Keluhan utama dalam 1 tahun terakhir : Diabetes
Gejala yang dirasakan : Pusing
Faktor pencetus : Gula Darah Tinggi
Timbulnya keluhan : ( ) Ya ( √ ) Tidak
Upaya mengatasi : Priksa kedokter
Konsumsi obat – obatan sendiri : ( ) Ya ( √ ) Tidak
Konsumsi obat tradisional : ( ) Ya ( √ ) Tidak
Obat-obatan
NO NAMA OBAT DOSIS
1
2
3
4
Aktivitas
Aktifitas sehari – hari : Menjual Ayam Potong Dipasar Tradisional
Keluhan saat aktifitas : Lelah
Kebersihan diri : Bersih
Kemampuan kemandirian : Mandiri
Istirahat dan tidur
Lama tidur malam : 9 Jam
Lama tidur siang : 2 Jam
Keluhan yang berhubungan dengan tidur : Tidak Ada
Psikososial
Cemas : ( ) Ya ( √ ) Tidak
Hemopoetik
Perdarahan abnormal : ( ) Ya (√ ) Tidak
Pembengkakan kelenjar limfe : ( ) Ya (√) Tidak
Anemia : ( ) Ya (√) Tidak
Riwayat transfusi darah : ( ) Ya (√) Tidak
Kepala
Sakit kepala : ( ) Ya (√) Tidak
Telinga
Masalah pendengaran : (√) Normal ( ) Terganggu :
( ) Kiri ( ) Kanan
Tinitus : ( ) Ya : ( ) Kiri ( ) Kanan ( ) Tidak
Riwayat infeksi : ( ) Ya : ( ) Kiri
( ) Kanan ( ) Tidak
Pemakaian alat bantu pendengaran : ( ) Ya : ( ) Kiri( ) Kanan( ) Tidak
Tuli : ( ) Ya : ( ) Kiri( ) Kanan( ) Tidak
Keluhan lain : Tidak ada
Hidung dan sinus
Epistaksis : ( ) Ya : ( ) Kiri ( ) Kanan (√) Tidak
Riwayat infeksi : ( ) Ya : ( ) Kiri ( ) Kanan
(√) Tidak
Leher
Kekakuan : ( ) Ya (√ ) Tidak
Benjolan : ( ) Ya (√) Tidak
Nyeri tekan : ( ) Ya (√) Tidak
Keluhan lain : Tidak Ada
Payudara
Benjolan : ( ) Ya : ( ) Kiri ( ) Kanan (√ ) Tidak
Bengkak : ( ) Ya : ( ) Kiri ( ) Kanan (√ ) Tidak
Nyeri tekan : ( ) Ya : ( ) Kiri ( ) Kanan (√) Tidak
Keluhan lain : Tidak Ada
Sistem Pernapasan
Batuk : ( ) Ya (√) Tidak
Sesak nafas : ( ) Ya (√) Tidak
Asma : ( ) Ya (√) Tidak
Keluhan lain : Tidak Ada
Sistem kardiovaskuler
Nyeri dada : ( ) Ya (√) Tidak
Sistem persyarafan
Kejang : ( ) Ya (√ ) Tidak
Tremor : ( ) Ya : ( ) Kiri ( ) Kanan (√ )
Tidak
Kelumpuhan : ( ) Ya : ( ) Kiri ( ) Kanan (√ ) Tidak
Keluhan lain : Tidak Ada
K. Data Tambahan
Short Porteble Mental Status Questionaire ( SPMSQ )
=
Mini - Mental State Exam ( MMSE )
=
Depresi Geriatri
=
Indeks Katz
=
L. Data Penunjang
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.............................................................................................................................
.....................................................................................................
a. Bisa dimaklumi jika terdapat lebih dari satu kesalahan, bila subyek hanya
berpendidikan sekolah dasar.
SKOR 29 Normal
TOTAL
Keterangan :
Nilai 24 – 30 : Normal
Nilai 17 – 23 : Kemungkinan ada gangguan fungsi kognitif
Nilai 0 – 16 : Ada gangguan kognitif
SKALA DEPRESI GERIATRIK
PENILAIAN TINGKAT DEPRESI LANSIA
Panduanrogram Pendidikan Ners IIK Bhakti Wiyata Kediri 27
Nama klien : Ny. SUDARSIH Tanggal : 20 Oktober
Jenis kelamin : Perempuan Umur : 70 tahun:
NO SKALA DEPRESI GERIATRIK YA TIDAK
1 Apakah anda pada dasarnya puas dengan kehidupan anda ? YA TIDAK
Apakah anda sudah menghentikan banyak kegiatan dan hal-hal
2 YA TIDAK
yang menarik minat anda ?
3 Apakah anda merasa hidup anda hampa ? YA TIDAK
4 Apakah anda sering bosan ? YA TIDAK
5 Apakah anda biasanya semangat / gembira ? YA TIDAK
Apakah anda takut jangan-jangan sesuatu yang tidak baik akan
6 YA TIDAK
terjadi pada diri anda ?
7 Apakah anda biasanya merasa senang / bahagia ? YA TIDAK
8 Apakah anda sering merasa tidak berdaya ? YA TIDAK
Apakah anda lebih suka tinggal di rumah, daripada pergi ke luar
9 YA TIDAK
dan melakukan hal-hal yang baru?
Apakah anda merasa mengalami kesulitan untuk mengingat
10 YA TIDAK
daripada biasanya ?
Apakah anda mengganggap sesuatu yang luar biasa bahwa anda
11 YA TIDAK
hidup sekarang ?
Apakah menurut anda keadaan anda sekarang rasanya kurang
12 YA TIDAK
berharga ?
13 Apakah anda merasa penuh energi ? YA TIDAK
14 Apakah anda merasa situasi anda tanpa harapan ? YA TIDAK
Apakah anda merasa bahwa kebanyakan orang lebih berhasil
15 YA TIDAK
daripada anda ?
SKOR TOTAL 7 8
KETERANGAN :
Hitung jawaban yang bercetak tebal
a. Setiap jawaban bercetak tebal mempunyai skor 1
b. Skor 5 – 9 menunjukkan kemungkinan besar depresi
c. Skor 10 atau lebih merupakan depresi
INDEKS KATZ
PENILAIAN TINGKAT KEMANDIRIAN PADA AKTIVITAS KEHIDUPAN SEHARI-HARI
Nama klien : Ny. SUDARSIH Tanggal : 20 Oktober 2020
Jenis kelamin : Perempuan Umur : 70 tahun
SKOR KRITERIA
A Kemandirian dalam hal makan, kontinen, berpindah, ke kamar kecil, berpakaian dan
mandi.
B Kemandirian dalam semua kecuali satu dari fungsi tersebut.
C Kemandirian dalam semua kecuali mandi dan satu fungsi tambahan.
D Kemandirian dalam semua kecuali mandi, berpakaian dan satu fungsi tambahan.
E Kemandirian dalam semua kecuali mandi, berpakaian, ke kamar kecil dan satu fungsi
tambahan.
F Kemandirian dalam semua kecuali mandi, berpakaian, ke kamar kecil, berpindah dan
Keterangan:
Mandiri : berarti tanpa pengawasan, pengarahan, atau bantuan aktif dari orang lain. Seseorang yang
menolak melakukan suatu fungsi dianggap tidak melakukan fungsi, meskipun dianggap mampu.
APGAR KELUARGA
NO ITEM PENILAIAN SELALU KADANG TIDAK
( 02 ) KADANG PERNAH
(1) (0)
1 A : Adaptasi Saya puas
bahwa saya dapat kembali
pada keluarga( teman-teman ) 1
saya untuk membantu pada
waktu sesuatu menyusahkan
saya
2 P : Partnership Saya puas
dengan cara keluarga ( teman
teman ) saya membicarakan 1
sesuatu dengan saya dan
mengungkapkan masalah
saya.
3 G : Growth Saya puas bahwa
keluarga ( teman-teman )
INTERVENSI KEPERAWATAN
A: masalah teratasi
Di susun oleh:
Gilang Eko Bayu Sadewo ( 10217029 )
V. Pembahasan
A. Pengertian Asam Urat
Menurut Mutia Sari (2010 : 5) asam urat adalah akibat tingginya kadar asam
urat di tubuh. Silvia S. (2009 : 10) berpendapat bahwa asam urat adalah asam
yang berbentuk kristal yang merupakan hasil akhir dari metabolisme purin
(bentuk turunan nukeloprotein) yaitu salah satu komponen asam nukleat yang
terdapat pada inti sel-sel tubuh. Khomsan A. S. Harlinawati Y. (2008 : 4)
mengatakan asam urat ialah terjadinya penumpukan kristal asam urat pada
daerah persendian. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan asam urat
merupakan bagian metabolisme purin. Dalam keadaan normal dan jika tidak
berlangsung normal asam urat akan menumpuk dalam jaringan tubuh.
Akibatnya, terjadi penumpukan kristal asam urat pada daerah persendian
sehingga menimbulkan rasa sakit yang luar biasa..
B. Tanda Gejala Asam Urat
Menurut Mutia Sari (2010 : 33) biasanya asam urat mengenai sendi ibu jari,
tetapi bisa juga pada tumit, pergelangan kaki dan tangan atau sikut.
Kebanyakan asam urat muncul sebagai serangan kambuhan. Penyakit ini
Panduanrogram Pendidikan Ners IIK Bhakti Wiyata Kediri 39
timbul dari kondisi hiperurikemi, yaitu keadaan di mana kadar asam urat
dalam darah di atas normal. Kadar asam urat normal pada pria berkisar 3,5 -
7 mg/dL, sedangkan pada wanita 2,6 - 6 mg/dL. Serangan asam urat
biasanya timbul secara mendadak/akut, kebanyakan menyerang pada malam
hari. Jika asam urat menyerang, sendi-sendi yang terserang tampak merah,
mengkilat, bengkak, kulit diatasnya terasa panas disertai rasa nyeri yang
sangat hebat, dan persendian sulit digerakan. Serangan pertama asam urat
pada umumnya berupa serangan akut yang terjadi pada pangkal ibu jari kaki,
dan seringkali hanya satu sendi yang diserang. Namun, gejala-gejala tersebut
dapat juga terjadi pada sendi lain seperti pada tumit, lutut, siku dan lain-lain.
Asam urat yang berlebih kemudian akan terkumpul pada persendian
sehingga menyebabkan rasa nyeri atau bengkak. Kadang-kadang, kita pun
sering merasa nyeri atau pegal-pegal dan sejenisnya. Anda bisa memastikan
apakah Anda terkena asam urat atau tidak dengan cara mengetahui gejala-
gejala asam urat. Adapun gejala-gejalanya, yaitu:
1. Kesemutan dan linu.
2. Nyeri terutama malam hari atau pagi hari saat bangun tidur.
3. Sendi yang terkena asam urat akan terlihat bengkak, kemerahan, panas,
dan nyeri luar biasa pada malam dan pagi.
4. Terasa nyeri pada sendi terjadi berulang-ulang kali.
5. Yang diserang biasanya sendi jari kaki, jari tangan, dengkul, tumit,
pergelangan tangan serta siku.
6. Pada kejadian kasus yang parah, persendian terasa sangat sakit saat akan
bergerak.
7. Selain nyeri sendi, asam urat yang tinggi dapat menyebabkan batu ginjal
serta dalam jangka waktu lama, akan merusak ginjal secara permanen
hingga diperlukan cuci darah seumur hidup. Kadar asam urat yang tinggi
ternyata juga berhubungan dengan kejadian diabetes mellitus (kencing
manis) dan hipertensi.
8. Selain itu, gejala asam urat juga bisa terlihat dari keadaan tubuh tidak
sehat seperti demam, menggigil, dan rasa tidak enak badan. Gejala asam
urat lain seperti denyut jantung yang sangat cepat bisa juga terjadi. Gejala
asam urat umumnya akan muncul pada usia pertengahan untuk pria,
Panduanrogram Pendidikan Ners IIK Bhakti Wiyata Kediri 40
sedangkan pada wanita gejala asam urat akan mulai muncul setelah
menopause. Serangan asam urat berupa gejala awal yang terasa pada
persendian biasanya akan berlangsung selama beberapa hari dan
kemudian menghilang sampai dengan serangan berikutnya. Gejala asam
urat harus benar-benar diwaspadai untuk menghindari serangan asam urat
yang lebih parah.
Menurut Khomsam A.S. Harliawati (2008) gejala serangan asam urat
ditandai dengan nyeri dan pembengkakan pada ibu jari sampai ke jari-jari
lainnya. Biasanya, rasa nyeri yang hebat tersebut berlangsung selama 24
jam. Selanjutnya, berangsur berkurang sampai menghilang dalam waktu 3-7
hari. Jika kadar asam urat serangan pertama tidak diturunkan menjadi
normal, akan terjadi serangan selanjutnya dan bersifat menahun. Nyeri yang
disebabkan asam urat mengakibatkan kesulitan gerak sehingga mengganggu
aktivitas sehari-hari. Tirnbulnya serangan kedua dan selanjutnya sulit
diprediksi. Namun, dari berbagai penelitian dikemukakan bahwa semakin
tinggi kadar asam urat, semakin sering juga terjadi serangan nyeri dengan
berbagai komplikasi. Serangan pun tidak hanya di ibu jari tangan, tetapi
menyebar ke pergelangan kaki, lutut, siku, telinga, sendi kecil lain pada
tangan, dan otot. Nyeri akan semakin bertambah saat tengah malam. Sendi
yang terserang akan tampak merah, mengilat, bengkak, kulit di atasnya
terasa panas, dan persendian sulit digerakkan. Selain itu, badan menjadi
demam, kepala terasa sakit, nafsu makan berkurang, dan jantung berdebar.
(Silvia 2009).
C. Penyebab
1. 5 1. Pembukaan:
menit 1) Mengucapkan salam Menjawab salam Ceramah
2) Memperkenalkan Memperhatikan
diri
3) Menentukan kontrak Memperhatikan
waktu dan materi
dengan peserta
penyuluhan
4) Menjelaskan tujuan Memperhatikan
dari kegiatan
penyuluhan
2. Menjelaskan latar belakang Menjawab
perlunya pengetahuan Asam
Urat
3. Menjelaskan tujuan
penyuluhan Memperhatikan
Memperhatikan
4. Terminasi : Ceramah
1) Mengucapkan terima kasih Mendengar dan
membalas ucapan
atas waktu yang diluangkan,
terima kasih
perhatian serta peran aktif
peserta selama mengikuti
kegiatan
2) Membacakan kesimpulan Memperhatikan
3) Mengucapkan salam
Menjawab salam
penutup
VI. METODE
1. Ceramah
2. Diskusi
VII. EVALUASI
1. Evaluasi structural
MATERI PENYULUHAN
A. Pengertian
Asam urat adalah penyakit yang menyerang persendian dan jaringan tulang oleh
penumpukan kristal asam urat sehingga menimbulkan peradangan. Gout adalah penyakit
dimana terjadi penumpukan asam urat dalam tubuh secara berlebihan, baik akibat
produksi yang meningkat, pembuangannya melalui ginjal yang menurun, atau akibat
peningkatan asupan makanan kaya purin. Gout terjadi ketika cairan tubuh sangat jenuh
akan asam urat karena kadarnya yang tinggi. Gout ditandai dengan serangan berulang
dari arthritis (peradangan sendi) yang akut, kadang-kadang disertai pembentukan kristal
natrium urat besar yang dinamakan tophus, deformitas (kerusakan) sendi secara kronis,
dan cedera pada ginjal.
Panduanrogram Pendidikan Ners IIK Bhakti Wiyata Kediri 43
B. Tanda Gejala Asam Urat
Sendi bengkak, merah, lunak pada perabaan
Tidak tahan terhadap tekanan
Timbul demam
Rasa sakit yang hilang timbul pada sendi
Serangan gout (artritis gout akut) terjadi secara mendadak. Timbulnya serangan
bisa dipicu oleh:
luka ringan
pembedahan
pemakaian sejumlah besar alkohol atau makanan yang kaya akan protein
kelelahan
stres emosional
penyakit.
Nyeri yang hebat dirasakan oleh penderita pada satu atau beberapa sendi,
seringkali terjadi pada malam hari; nyeri semakin memburuk dan tak tertahankan.
Sendi membengkak dan kulit diatasnya tampak merah atau keunguan, kencang
dan licin, serta teraba hangat. Menyentuh kulit diatas sendi yang terkena bisa
menimbulkan nyeri yang luar biasa. Penyakit ini paling sering mengenai sendi di
pangkal ibu jari kaki dan menyebabkan suatu keadaan yang disebut podagra; tetapi
penyakit ini juga sering menyerang pergelangan kaki, lutut, pergelangan tangan
dan sikut.
Kristal dapat terbentuk di sendi-sendi perifer tersebut karena persendian
tersebut lebih dingin daripada persendian di pusat tubuh dan urat cenderung
membeku pada suhu dingin.Kristal juga terbentuk di telinga dan jaringan yang relatif
dingin lainnya.Sebaliknya, gout jarang terjadi pada tulang belakang, tulang panggul
ataupun bahu. Gejala lainnya dari artritis gout akut adalah demam, menggigil,
perasaan tidak enak badan dan denyut jantung yang cepat.Gout cenderung lebih berat
pada penderita yang berusia dibawah 30 tahun.Biasanya pada pria gout timbul pada
usia pertengahan, sedangkan pada wanita muncul pada saat pasca menopause.
DAFTAR PUSTAKA
Khomsun A. S. Halinawati. 2008. Terapi Jus untuk rematik dan Asam Urat,
Cetakan V. Jakarta : Puspa Swara, Anggota IKAPI
Mansjoer, A.. 2004 Kapita Selekta Kedokteran. Edisi Ketiga, Jilid Satu. Jakarta
:Media Aeskulapius
Saraswati S., 2009. Diet Sehat untuk Penyakit Asam Urat, Diabetes, Hipertensi dan
Stroke, Cetakan 1, Jogjakarta : A Plus Books
Sari M. 2010. Sehat dan Bugar tanpa Asam Urat, cetakan 1. Nopember, Araska
Publisher
Smeltzer, SC & Bare, BG, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth, Edi