Anda di halaman 1dari 19

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. TINJAUAN TEORI

1. Konsep Lansia

a. Pengertian Lansia

Lansia atau lanjut usia adalah tahap akhir dari proses penuaan.

Pada tahap ini biasanya individu tersebut sudah mengalami

kemunduran fungsi fisiolgis organ tubuhnya. Menurut yaumil Agoes

Achir dari Fakultas Psikologi Indonesia lansia juga disebut sebagai

seseorang yang digolongkan ke kelompok lansia yang berpedoman

pada usia kalendernya, dan lazimnya bila dia menginjak usia 50-60

tahun.

Pada lanjut usia akan terjadi proses menghilangnya

kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri atau mengganti dan

mempertahankan fungsi normalnya secara perlahan-lahan sehingga

tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan

yang terjadi (Fitrah, 2010).

b. Batasan-Batasan Lanjut Usia

Menurut Depkes RI (2009), lanjut usia meliputi :

1) Masa Lansia Awal yaitu usia 46-55 tahu

2) Masa Lansia Akhi r yaitu usia 56-65 tahun

3) Masa Manula yaitu usia 65- sampai atas


Menurut Fitrah (2010), batasan-batasan umur sebagai berikut:

Menurut WHO, lanjut usia meliputi:

1) Usia pertengahan (middle age), adalah kelompok usia (45-59

tahun)

2) Lanjut usia (eldery) antara (60-74 tahun)

3) Lanjut usia (old) antara (75-90 tahun )

4) Usia sangat tua (very old) di atas 90 tahun.

c. Klasifikasi Lansia

Menurut maryam dkk (2012), ada lima klasifikasi pada lansia:

1) Pralansia (prasenilis)

Seseorang yang berusia antara 45-59 tahun.

2) Lansia

Seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih.

3) Lansia resiko tinggi

Seseorang yang berusi 70 tahun atau lebih dengan masalah

kesehatan.

4) Lansia potensial

Lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan dan kegiatan

yang dapat menghasilkan barang/jasa.

5) Lansia tidak potensial

Lansia yang tidak berdaya mencari nafkah, sehingga hidupnya

bergantung pada orang lain.


d. Karakteristik lansia

Beberapa karakteristik lansia berdasarkan keberadaan masalah

kesehatan lansia (Bustan, 2015).

1) Status perkawinan

Status masih pasangan lengkap atau sudah hidup janda/duda akan

mempengaruhi keadaan kesehatan lansia baik fisik maupun

psikologis.

2) Keadaan keluarga

Dimana masih dalam keadaan berpasangan, tinggal sendiri atau

masih bersama istri, anak atau keluarga lainnya.

3) Jenis kelamin

Proporsi kelompok lansia lebih banyak pada wanita, terdapat

perbedaan kebutuhan dan masalah kesehatan antara lansia laki-

laki dan wanita.

4) Tanggungan keluarga

Masih menanggung anak atau anggota keluarga, atau justru sudah

ditanggung oleh anak atau keluarga lainnya.

5) Tempat tinggal

Rumah sendiri, tinggal dengan anak/keluarga atau di rumah jompo

6) Kondisi kesehatan

a) Kondisi umum: kemampuan umum untuk tidak tergantung

kepada orang lain dalam kegiatan sehari-hari, seperti dapat

tidaknya mandi, buang air kecil atau buang air besar sendiri.

b) Frekuensi sakit: sering sakit menyebabkan makin tidak

produktif lagi bahkan mulai tergantung kepada orang lain.


Bahkan karena penyakit kroniknya memerlukan perawatan

khusus.

7) Keadaan ekonomi

a) Sumber pendapatan resmi: pensiunan ditambah sumber

pendapatan lain kalau masih bisa aktif.

b) Sumber pendapatan keluarga: ada tidaknya bantuan keuangan

dari anak/keluarga lainnya, atau bahkan ada anggota keluarga

yang tergantung padanya.

c) Kemampuan pendapatan: lansia memerlukan biaya yang lebih

tinggi, sementara pendapatan semakin menurun.

e. Perubahan Fisik Pada Lansia

Menurut (Hutapea, 2005) Perubahan yang terjadi sewaktu memasuki

usia tua antara lain:

1) Sistem kekebalan atau immunologi, dimana tubuh kita menjadi

rentan terhadap penyakit dan alergi

2) Basal metabolic rate (BMR) pada lansia turun 20%

3) Konsumsi energik turun secara nyata di barengi dengan


menurunnya jumlah energi yang dikeluarkan tubuh (energy ex-
penditure)
4) Air tubuh turun secara sigifikan karena bertambah banyaknya sel-
sel mati yang diganti oleh lemak maupun jaringan konektif
5) Sistem pencernaan mulai terganggu, gigi mulai tanggal,
kemampuan mencerna makanan serta penyerapannya menjadi
lamban dan kurang efisien, gerakan peristaltik usus menurun
sehingga sering konstipasi
6) Sistem metabolik, yang menyebabkan gangguan metabolisme
glukosa karena sekresi insulin yang menurun. Sekresi insulin juga
menurun karena timbunan lemak
7) Sistem saraf menurun
8) Kehinlangan elastisitas dan fleksibilitas persendian, tulang mulai
keropos.

2. Konsep Asam Urat

a. Pengertian asam urat

Asam urat merupakan hasil akhir nucleic acid atau

metabolisme zat purin (salah satu unsur protein) dalam sel tubuh.

Asam urat ini dibawa ke ginjal melalui aliran darah untuk dikeluarkan

bersama air seni. Ginjal yang sehat akan mengatur kadar asam urat

dalam darah agar selalu dalam kadar normal. Asam urat yang

berlebihan tidak akan tertampung dan terolah seluruhnya oleh tubuh.

Kelebihan itu akhirnya menumpuk pada sendi dan jaringan. Asam

urat dalam jumlah terbatas juga diproduksi dari makanan yang

dicerna. Asam urat ini lewat usus besar akan dihancurkan bakteri

menjadi zat kimia dan dikeluarkan bersama feses. Produksi asam urat

yang berlebihan beresiko tinggin terhadap beberapa gangguan seperti

penyakit batu ginjal, kerusakan ginjal, jantung, serta tekanan darah

tinggi (Budi Sutomo, 2016).

Asam urat terjadi akibat mengonsumsi zat purin secara

berlebihan. Pada kondisi normal, zat purin tidak berbahaya. Apabila

zat tersebut sudah berlebihan di dalam tubuh, ginjal tidak mampu

mengeluarkan zat purin sehingga zat tersebut mengkristal menjadi

asam urat yang menumpuk di persendian. Akibatnya sendi akan terasa

bengkak, meradang, nyeri, dan ngilu (Dina Savitri, 2017).


Asam urat adalah penyakit yang menyerang persendian-

persendian tubuh. Asam urat umumnya menyerang sendi jari tangan,

tumit, jari kaki, siku, lutut, dan pergelangan tangan. Rasa sakit atau

nyeri yang ditimbulkan akibat asam urat ini sangat menyakitkan.

Penyakit ini dapat membuat bagian-bagian tubuh yang terserang

mengalami pembengkakan dan peradangan, sehingga menambah rasa

sakit yang dialami oleh pasien (Wulandari, 2016) .

b. Penyebab asam urat

Menurut (Wulandari, 2016) Penyebab asam urat ada dua

macam yaitu: penyakit asam urat primer dan penyakit asam urat

sekunder. Penyebab asam urat primer adalah dari dalam tubuh

manusia sendiri, sedangkan penyebab penyakit asam urat sekunder

adalah dari luar tubuh manusia.

1) Penyebab asam urat primer

Asam urat primer berkaitan dengan metabolisme tubuh, tetapi

belum dapat diketahui dengan pasti secara umum, asam urat

primer diduga disebabkan oleh faktor genetika,

ketidakseimbangan hormon sehingga terjadi gangguan

metabolisme termasuk pengeluaran asam urat oleh ginjal, atau

terjadi gangguan dalam ginjal yang menyebabkan semua proses

penyaringan dan pengeluaran zat-zat yang tidak diperlukan tubuh

menjadi bermasalah, sehingga terjadi penumpukan purin yang

menyebabkan terjadinya asam urat.


2) Penyebab asam urat sekunder

Penyebab asam urat sekunder yang paling sering terjadi adalah

akibat mengonsumsi makanan yang banyak mengandung zat

purin, seperti jeroan, seafood, durian, kacang-kacangan, dan lain-

lain. Dengan demikian, jumlah purin dalam tubuh meningkat

drastis dan tidak lagi dapat dikeluarkan oleh ginjal. Apalagi kalau

sebelumnya ada riwayat dengan kesehatan ginjal. Asam urat bisa

semakin parah.

c. Gejala asam urat

Menurut kirana (2011), gejala asam urat perlu dideteksi seak

dini karena jenis penyakit ini seringkali munculsecara tiba-tiba, serta

baru dirasakan mengganggu oleh penderitanya ketika tingkat

serangannya sudah akut. Gejala-gejala yang dirasakan oleh penderita

asam urat :

1) Awalnya terasa kesemutan

2) Merasakan nyeri, terutama pada malam hari atau pagi hari saat

bangun tidur

3) Merasakan nyeri mendadak pada persendian

4) Sulit berjalan karena nyeri dan bengkak pada pergelangan kaki

5) Fungsi sendi yang terkena asam urat (pangkal ibu jari,

pergelangan kaki, punggung kaki, siku, lutut, da pergelangan

tangan), akan terganggu

6) Sendi yan terkena asam urat akan terlihat bengkak, kemerahan,

panas dan nyeri luar biasa pada malam hari dan pada pagi hari

setelah bangun tidur


7) Merasakan nyeri hebat dipunggung, jika terjadi batu ginjal sebagai

akibat dari penumpukan-penumpukan purin di ginjal.

d. Faktor risiko terjadinya asam urat

Faktor yang di sebabkan oleh asam urat meliputi usia, jenis

kelamin, diet,obat-obatan, genetik, gangguan metabolik, obesitas,

alkohol dan makanan tinggi purin. Faktor –faktor tersebut dapat

mengganggu proses produksi, eksresi, ataupun keduanya sehingga

kadar asam urat dalam tubuh tidak bisa di kendalikan dengan baik

(Weaver et al., 2010).

Asam urat juga merupakan faktor risiko bagi penyakit jantung

koroner karena asam urat merusak endotel (bagian dalam pembuluh

darah). Oleh karena itu, mereka yang asam uratnya tinggi harus

berusaha keras menurunkannya agar semua organ tubuhnya bekerja

dengan baik untuk menghindari risiko penyakit lebih berat yang

berdampak pada kematian mendadak. Penyebab dasarnya adalah pola

makan yang tidak sehat, makana yang harus dihindari oleh para

penderita asam urat cenderung makanan-makanan enak yang biasanya

digemari masyarakat (Dina Savitri, 2017).

e. Patofisiologi asam urat

Asam urat dalam tubuh berasal dari metabolisme protein pada

manusia. Asam urat merupakan hasil produk dari metabolisme,

dimana purin adalah bagian penting dari asam nukleat. Selain didapat

dari makanan, purin juga berasal dari penghancuran sel-sel tubuh

yang sudah tua. Pembuatan atau sintesa purin juga dilakukan oleh

tubuh sendiri dari bahan-bahan seperti CO₂, Glisin, Glutamin, asam


aspirat, dan asam folat. Metabolisme purin diangkut ke hati,

kemudian mengalami oksidasi menjadi asam urat. Kelebihan asam

urat dibuang melalui ginjal da usus (Dalimartha, 2011).

Asam urat merupakan asam lemah yang pada pH normal akan

terionisasi didalam darah dan jaringan menjadi ion urat. Ion urat akan

membentuk garam dan 98% asam urat ekstraseluler akan membentuk

garam monosodiom urat (MSU). Pembentukan kristal antara lain

konsentrasi MSU di tempat terjadinya kristal, temperatur, lokal, ada

tidaknya zat yang mempertahankan kelarutan asam urat di dalam

cairan sendi seperti proteoglikan, serta berkurangnya jumlah air dalam

cairan sendi. Kelarutan garam dan asam urat sangat penting pada

pembentukan kristal. Garam urat lebih mudah larut di dalam plasma,

cairan sendi, dan urin. Kelarutan asam urat di urin akan meningkat

bila pH > 4. Umumnya darah manusia dapat menampung asam urat

sampai tingkat tertentu. Kadar asam urat plasma apabila melebihi

daya larutnya, misalnya >7 mg/dl, maka plasma darah menjadi sangat

jenuh. Keadaan ini disebut hiperurisemia. Keadaan pada

hiperurisemia, darah tidak mampu lagi menampung asam urat

sehingga terjadi pengendapan kristal urat di berbagai organ seperti

sendi dan ginjal (Dalimarta,2011).

f. Organ tubuh yang berpotensi terserang asam urat

Menurut suriana(2014), penyakit asam urat terjadi karena

adanya penumpukan kristal-kristal asam urat pada persendian anggota

tubuh. Sehingga, organ tubuh yang diserangnya adalah organ-organ


persendian. Adapun organ-organ persendian yang sering diserang oleh

asam urat antara lain:

1) Ujung jari

2) Ibu jari (90% gejala serangan awal terjadi pada area ini)

3) Sendi lutut

4) Pergelangan kaki

5) Siku-siku dan bahu

6) Pergelangan tangan

7) Punggung kaki

g. Komplikasi asam urat

Menurut (Suriana, 2014) Tingginya asam urat dalam tubuh

yang menetap dalam jangka waktu lama berpotensi menimbulkan

komplikasi.

1) Komplikasi pada ginjal

Upaya untuk melindungi ginjal adalah dengan menjaga agar kadar

asam urat darah tetap normal. Orang-orang yang memiliki kadar

asam urat tinggi, berpotensi besar mengidap gangguan ginjal.

Ginjal merupakan organ yang berperan penting dalam membuang

kelebihan kadar asam urat dalam tubuh. Kadar asam urat ini jika

sudah teralalu tinggi, tentu beban kerja ginjal akan semakin berat

sehingga menimbulkan gangguan fungsi pada organ ginjal

2) Komplikasi pada jantung

Seperti halnya ginjal, Jantung adalah salah satu organ penting

yang ada di dalam tubuh manusia. Fungsi jantung sangat vital

dalam tubuh. Jantung bekerja memompa darah ke seluruh tubuh.


Jantung adalah organ yang bertanggung jawab terhadap pasokan

darah yang ada di seluruh tubuh. Penyakit jantung adalah salah

satu penyakit yang sangat fatal. Bahaya besar akan tingginya asam

urat dalam tubuh adalah adanya resiko menuju penyakit jantung.

Kelebihan asam urat dalam tubuh (hiperurisemia) membuat

seseorang berpotensi terkena serangan jantung. Orang yang

memiliki kadar asam urat tinggi memiliki resiko 3-5 kali

munculnya penyakit jantung koroner dan stroke dibandingkan

mereka yang memiliki kadar asam urat normal.

3) Komplikasi pada Diabetes Melitus

Diabetes melitus dikenal juga dengan penyakit gula karena

penyakit ini ditandai dengan oleh tingginya kadar gula dalam

darah. Eswar krishnan merupakan seorang asisten profesor

Rheumatology di stanford university. Ia mempersentasikan hasil

penelitianya pada sebuah pertemuan tahunan Ameican College of

Rheumatology. Eswar krishnan melalui persentasi hasil

penelitiannya itu menyimpulkan bahwa kandungan asam urat yang

tinggi dalam darah berpotensi menimbulkan risiko diabetes

melitus hampir 20% dan risiko penyakit ginjal lebih dari 40%.

h. Pencegahan asam urat

Upaya pencegahan serangan asam urat pada umumnya adalah

dengan mengindari segala sesuatu yang dapat menjadi pencetus

serangan, misalnya latihan fisik berlebihan, stress dan makanan yang

mengandung purin berlebih seperti daging, jeroan (hati), bahkan ikan

asin. Sakit yang berulang dapat di cegah dengan pemberian obat tetapi
mengurangi konsumsi makanan berlemak dan alkohol dapat

memperkecil serangan asam urat dengan mengenali makanan yang

kadar purinnya sangat tinggi, sedang dan rendah (Dina Savitri, 2017).

a) Jeroan (ginjal, limpa, babat, usus, hati, paru-paru dan otak)

b) Seafood (udang, cumi-cumi, sotong, kerang, kepiting, ikan

teri dan ikan sarden)

c) Ekstrak daging (abon dan dendeng)

d) Makanan yang sudah dikalengkan (kornet sapi dan sarden)

e) Daging (daging kambing, daging sapi, dan daging kuda)

f) Kacang-kacangan (kacang kedelai, kacang tanah, kacang

hijau, taoge, melinjo dan empig)

g) Sayuran (kembang kol, bayam asparagus, buncis, jamur

kuping, daun singkong, daun pepaya dan kangkung.

h) Makanan yang banyak mengandung lemak (keju, telur,

krim, es krim, kaldu atau kuah daging yang kental)

i) Buah-buahan tertentu (durian, nenas, dan air kelapa)

j) Makanan yang digoreng, bersantan, atau dimasak dengan

margarin atau mentega.

Menurut noviyanti (2015), upaya-upaya pencegahan asam urat

adalah:

a) Menghindari makanan dengan kandungan purin tinggi (diet

purin)

b) Menghindari semua hal yang menjadi faktor resiko terjadinya

serangan asam urat


c) Minum air putih yang cukup karna akan membantu

memperlancar pembuangan asam urat oleh tubuh.

d) Mengurangi berat badan atau mengupayakan berat badan ideal

e) Berolahraga dengan teratur

f) Kurangi mengkonsumsi makanan berlemak.

3. Konsep sirsak

a. Sistematika Sirsak (Annona muricata Linn.)

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas : Dicotyledonae

Sub Kelas : Magnoliidae

Ordo : Polycarpiceae

Famili : Annonaceae

Genus : Annona

Spesies : Annona muricata L.

Sumber : (Muktiani, 2015)

b. Morfologi Tumbuhan sirsak

Tumbuhan ini berbentuk pohon, berwarna coklat tua, batang

berkayu (lignosus), silindris, permukaan kasar, percabangan


simpodial. Arah tumbuh batang tegak lurus, arah tumbuh cabang ada

yang condong ke atas dan ada yang mendatar. Memiliki daun

berbentuk jorong (ovalis atau ellipticus). Permukaan daun licin

(laevis) dan mengkilat (nitidus), tepi daun rata (integer), daging daun

tebal dan kaku seperti kulit/belulang (coriaceus). Pangkal daun

runcing daun ujung daun tumpul (obtusus). Buah sirsak merupakan

buah semu, daging lunak atau lembek, berwarna putih, berserat dan

berbiji pipih berwarna hitam. Buah sirsak memiliki rasa manis dan

manis asam. Di indonesia dikenal beberapa jenis sirsak, diantaranya;

sirsak ratu, sirsak irian, sirsak asam, sirsak bali. Sejalan dengan

berbagai hasil penelitian yang menyatakan manfaat besar sirsak bagi

kesehatan (Hartanti sulihandri,dkk2013).

Buah sirsak terdiri dari dari 67,5% daging buah, 20% kulit

buah, 8,5% biji buah, dan 4% inti buah. Kandungan zat gizi dan serat

buah sirsak per 100 gram bagian yang dapat dimakan.

(Nurhetiyuliarti, 2011).

c. Kandungan buah sirsak

Buah sirsak mengandung sangat sedikit lemak (0,3 g/ 100 g),

sehingga sangat baik untuk kesehatan. Rasa asam pada sirsak berasal

dari asam organik non-volatil, terutama asam malat, asam sitrat, dan

asam isositrat (Muktiani, 2015). Buah sirsak merupakan buah yang

kaya akan senyawa fitokimia sehingga dapat dipastikan bahwa buah

tersebut sangat banyak manfaatnya. Beberapa contoh senyawa

fitokimia yang terkandung pada buah sirsak adalah acetaldehyde,

amyl-caproate, amyloid, annonain, anomuricine, anomurine, anonal,


atherosperminine, beta-sitosterol, campesterol, cellobiose, citulline,

coclaurine,coreximine, dextrose, galactomannan, geranyl-caproate,

muricine, muricinine, muricapentocin, muricoreacin, procyanidin,

stepharine, stigmasterol, tannin. Senyawa fitokimia tersebut

dipastikan memiliki khasiat bagi kesehatan walaupun belum semua

terbukti secara ilmiah (Yuliarti, 2011).

Jus sirsak juga kaya akan kandungan vitamin C sehingga

sangat baik untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Kandungan

vitamin C dalam jus sirsak berfungsi sebagai antioksidan dan

memiliki kemampuan untuk menghambat produksi enzim xantin

oksidase. Oleh karena itu, jus sirsak dapat menghambat proses

pembentukan asam urat dalam tubuh. Kandungan senyawa alkaloid

isquinolin dalam jus sirsak berperan sebagai analgesik. Jadi, jus sirsak

juga bisa meredamkan rasa nyeri akibat asam urat. Selain itu jus

sirsak pun berfungsi sebagai antiinflamasi. Kombinasi dari

antiinflamasi dan analgetik inilah yang berkhasiat mengobati asam

urat. Dengan demikian, jus sirsak sangat baik dikonsumsi oleh

penderita asam urat (Noormindhawati, 2013).

d. Manfaat sirsak

Berbagai manfaat sirsak untuk kesehatan antara lain

pengobatan asam urat, anti sembelit, batu empedu, dan meningkatkan

selera makan. Selain itu, kandungan seratnya juga berfungsi untuk

memperlancar pencernaan (Yuliarti, 2011).

Selain itu buah sirsak banyak mengandung manfaat seperti:

mengatasi sariawan dan demam, sebagai antioksidan yang mampu


menangkal radikal bebas, melancarkan sistem pencernaan dan

mencegah konstipasi, mencegah serta mengobati penyakit diabetes,

hipertensi, stroke, dan memperlambat proses penuaan (sulihandri,

2013).

e. Cara Penyajian

Bahan-bahan :

1) 250 gram buah sirsak matang

2) 100 cc air putih matang

Alat :

1) Pisau

2) Blender

Langkah-langkah :

1) Kupas buah sirsak dan buang bijinya

2) Kemudian blender buah sirsak dan tambahkan air

3) Setelah selesai diblender masukkan dalam gelas

4) Minum juice sirsak 2 kali sehari

B. PENELITIAN TERKAIT

Penelitian yang dilakukan oleh (Yantina, 2016) pengaruh pemberian

jus sirsak terhadap penurunan kadar asam urat di Dusun III Taqwasari Desa

Natar Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan. Setelah dilakukan

pemberian jus sirsak terhadap penurunan kadar asam urat didapatkan nilai p

value 0,001 dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang sigifikan buah

sirsak terhadap penurunan kadar asam urat.


Penelitian yang dilakukan oleh (sari,simandalahi dan murika, 2018)

pengaruh jus sirsak terhadap kadar asam urat pada penderita arthritis gout

diwilayah kerja puskesmas lubug begalung padang. Didapatkan hasil bahwa

terjadinya penurunan kadar asam urat pada kelompok intervensi setelah

diberikan jus sirsak . Nilai rata-rata kadar asam urat pre test 8,550 mg/dl

sedangkan nilai rata- rata kadar asam urat post test didapatkan 5,680 mg/dl.

Jadi dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pemberian jus sirsak terhadap

penurunann kadar asam urat.


C. Kerangka teori

Skema 2.1

Kerangka teori

Dengan bertambah nya usia, semakin


Usia
rentan akan terkena penyakit karena
daya tahan tubuhnya semakin
menurun seperti Asam urat,
Hipertensi, DM, dan gagal ginjal.

Asam urat terjadi akibat mengonsumsi zat


purin secara berlebihan. Pada kondisi normal,
Asam urat zat purin tidak berbahaya. Apabila zat tersebut
sudah berlebihan di dalam tubuh, ginjal tidak
mampu mengeluarkan zat purin sehingga zat
tersebut mengkristal menjadi asam urat yang
menumpuk di persendian.

Faktor yang di sebabkan Komplikasi :


oleh asam urat meliputi:
Penyakit asam urat ini jika
C usia, jenis kelamin, tidak segera di tangani
diet,obat-obatan, genetik, akan beresiko kronis
gangguan metabolik, seperti gagal ginjal,
obesitas, alkohol dan jantung, infeksi dan bisa
makanan tinggi purin. menyebabkan kematian.

Penatalaksanaan asam urat:

1. Pengobatan nonfarmakologi
Menggunakan obat herbal
dengan buah sirsak yang
diolah menjadi jus sirsak.
a

Anda mungkin juga menyukai