Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN DAN LAPORAN KASUS KETERAMPILAN DASAR

KEPERAWATAN PEMASANGANINFUS PADA Ny, R

DI UGD PUSKESMAS ENOK

DISUSUN OLEH :

ROMI SUSANTI

2121110

PROGRAM STUDI PROFESI NERS STIKES TENGKU MAHARATU


PEKANBARU

2023
LAPORAN PENDAHULUAN PEMASANGAN INFUS

A. Pengertian Pemasangan Infus

Pemasangan infus adalah pemberian sejumlah cairan kedalam tubuh


melalui sebuah jarum ke dalam pembuluh vena (pembuluh balik) untuk
menggantikan cairan/zat-zat mekanan dari tubuh. Pemasangan infus
dilaukkan pada pasien yang memerlukan masukan cairan melalui intravena
yang mengalami pengeluaran cairan/nutrisi yang berat, dehidrasi, dan syok.

B. Tujuan Pemasangan Infus

1. Mempertahankan/mengantikan cairan tubuh yang mengandung air,


elektrolit, vitamin, protein, lemak dan kalori yang tdak dapat
dipertahankan secara adekuat melalui oral.
2. Memperbaiki keseimbangan asam basa.
3. Memperbaiki keseimnagan volume komponen-komponen darah.
4. Memberikan jalan masuk untuk pemberian obat-obatan kedalam tubuh.
5. Memonitor tekan vena central (CVP).
6. Memberikan nutrisi pada saat system pencernaan diistirahatkan

C. Indikasi Pemasangan Infus

1. Pasien dengan keadaan emergency (misalnya pada tindakan RJP), yang


memungkinkan pemberian obat langsung ke dalam intravena.
2. Untuk memberikan respon yang cepat terhadap pemberian obat (sperti
furosemid, digoxin)
3. Pasien yang mendapat terapi obat dalam dosis besar terus menerus
melalui intravena
4. Pasien yang membutuhkan pencegahan gangguan cairan dan elektrolit.
5. Pasien yang mendapatkan transfuse darah.
6. Upaya profilaksis (tindakan pencegahan) sebelum prosedur (misalnya
pada operasi besar dengan risiko perdarahan, dipasang jalur infus
intravena untuk persiapan jika terjadi syok, juga untuk memudahkan
pemberian obat).
7. Upaya profilaksis pada pasien-pasien yang tidak stabil, mialnya risiko
dehodrasi (kekurangan cairan) dan syok (mengancam nyawa), sebelum
pembuluh darah kolabs (tidak teraba), sehingga tidak dapat dipasang
jalur infus.

D. Vena untuk Pemasangan Infus

Pemberian cairan melalui infus dengan memasukkan ke dalam vena


(pembuluh darah pasien) diantaranya :

1. Vena lengan (vena safalika basilica dan vena medianan cubiti)


2. Vena pada tungkai (vena saena)
3. Vena pada kepala , seperti vena temporalis frontalis (khusus untuk anka-
anak).

Pemasangan infus tidak dianjurkan pada daerah yang mengalami luka


bakar, lengan pada sisi yang mengalami mastektomi (aliran balik vena
terganggu), lengan yang mengalami edema, infeksi, bekuan, atau kerusakan
kulit.

E. Jenis-Jenis Cairan Infus


1. Cairan Hipotonik

Osmolaritasnya lebih rendah dibandingkan serum (konsentraasi ion Na+


lebih rendah disbanding serum) sehingga larut dalam serum dan
menurunkan osmalaritasnya serum. Maka cairan ditarik dari dalam
pembuluh darah keluar ke jaringan sekitarnya sampai akhirnya mengisi
sel-sel yang dituju. Digunakan pada keadaan sel mengalami dehidrasi.
2. Cairan Isotonik

Osmolalitasnya cairan mendekati serum sehingga terus berada didalam


pembuluh darah. Bermanfaat pada pasien yang mengalami hipovolemi.

3. Cairan Hipertonik

Osmolalitasnya lebih tinggi disbanding serum sehingga menarik cairan


dan elektrolit dari jaringan dan sel ke dalam pembuluh darah. Mampu
mensstabilkan tekanan darah, meningkatkan produksi urin, dan
mengurangi edema.

F. Pembagian Cairan Infus berdasarkan Kelompoknya

1. Kristaloid : bersifat isotonik, maka efektif dalam mengisi sejumlah volume


cairan ke dalam pembuluh darah dalam waktu ayng singkat dan berguna
pada pasien yang memerlukan cairan segera, misalnya RL dan garam
fisiologis.
2. Koloid : ukuran molekulnya cukup besar sehingga tidak akan keluar dari
membrane kapiler dan tetap berada dalam pembuluh darah, maka siftnya
hipertonik dan dapat menarik cairan dari luar pembuluh darah.
Contohnya albumin dan steroid.

G. Jenis Cairan Infus

1. Asering
Indikasi : dehidrasi pada kondisi gastrointestinal akut, demam berdarah
dengue, luka bakar, syok hemoragik, dehidrasi berat. Keunggulan : Asetat
di metabolism di otot dan maasih dapat ditolerir pada pasien yang
mengalami gangguan hati, pada pemberian sebelum operasi sear,
mengatasi asidosis laktat lebih baik daripada RL pada neonates dan
mempunyai efek vasodilator.
2. KA-EN 1B
Indikasi : sebagai larutan awal pasien belum diketahui, misalnya pada
kasus emergency.
3. KA-EN 3A Dan KA-EN 3B
Indikasi : sebagai larutan untuk memnuhi kebutuhan air dan elektrolit
dengan kandungan kalium cukup untuk menggantikan ekskresi harian,
pada keadaan asupan oral terbatas.
4. KA-EN MGE
Indikasi : untuk kasus dimana suplemen NCP dibutuhkan 400 kcal/L
5. KA-EN 4A
Indikasi : larutan infus untuk bayi dan ank-anak, tepat digunakan untuk
dehidrasi hipertonik.
6. KA-EN 4B
Indikasi : larutan infus untuk bayi dan anak-anak usia kurang 3 tahun
digunakan untuk dehidrasi hipertonik
7. Otsu-NS
Indikasi : untuk resusitasi kehilangan Na>Cl
8. Otsu –RL
Indikasi : resusitasi, asidosis metabolic, suplai ion bikarbonat
9. Martos 10
Indikasi : suplai air dan karbohidrat secara parenteral pada penderita
diabetic.
10. Amiparen
Indikasi : stress metabolic berat, luka bakar, infeksi berat, kwasiokor.
11. Aminovel-600
Indikasi : nutrisi tambahan pada gangguan saluran GI, penderita GI yang
dipuasakan.
12. Pan-amin G
Indikasi : suplai asam amino pada hiponatremia dan stress netabolik
ringan, tifoid, nutrisi dini pasca operasi.

H. Ukuran Jarum Infus

1. Ukuran 16
Penggunaan : dewasa, bedah mayor, trauma, apabila sejumlah besar
cairan perlu diinfuskan Pertimbangan perawat : sakit saat insersi, butuh
vena besar.
2. Ukuran 18
Penggunaan : anak dan dewasa, untuk darah, komponen darah dan infus
kental lainnya Pertimbangan perawat : sakit saat insersi butuh vena
besar.
3. Ukuran 20
Penggunaan : anak dan dewasa, sesuai untuk kebanyakan cairan infus,
darah, komponen darah dan infus kental lainnya.
4. Ukuran 22
Penggunaan : bayi, anak dan dewasa (terutama usia lanjut), cocok untuk
sebagian besar cairan infus. Pertimbangan perawat : lebih mudah
menginsersi ke vena yang kecil, tipis dan rapuh, sulit insersi melalui kulit
yagn keras.
5. Ukuran 24, 26
Penggunaan : neonates, bayi, ank, dewasa (terutama usia lanjut), sesuai
untuk sebagian cairan infus tetapi kecepatan tetesannya lebih lambat.
Pertimbangan perawat : untuk vena yang sangat kecil, sulit insersi melalui
kulit keras.

I. Prosedur Pemasangan Infus

1. Alat dan Bahan :


o Standar infus
o Set infus
o Cairan sesuai program medic
o Jarum infus untuk ukuran yang sesuai
o Pengalas
o Tornikuet
o Kapas alcohol
o Plester
o Gunting
o Kasa steril
o Betadin
o Sarung tangan
2. Prosedur :
o Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan.
o Cuci tangan
o Hubungkan cairan dan infus set dengan memasukkan ke bagian
karet atau akses selang ke botol infus.
o Isi cairan ke dalam set infus dengan menekan ruang tetesan
hingga terisi sebagian dan buka klem selang sehingga cairan
memenuhi selang dan udara keluar.
o Letakkan pengaas dibawah tempat (vena) yang akan dilakukan
penginfusan.
o Lakukan pembendungan dengan tornikuet 10-12 cm diatas
tempat penusukkan dan anjurkan pasien untuk menggenggam
dengna gerakan sirkular.
o Gunakan sarung tangan steril.
o Desinfeksi daerah yang akan ditusuk dengan kapas alcohol.
o Lakukan penusukkan pada vena dengan meletakkan ibu jari di
bagian bawah vena dengan posisi jarum mengarah keatas.
o Perhatikan keluarnya darah melalui jarum maka tarik keluar
bagian dalam sambil meneruskan tusukkan ke dalam vena.
o Setelah jarum infus bagian dalam dilepas atau dikeluarkan, tahan
bagian atas vena dengan menekan menggunakan jari tangan agar
darah tidak keluar. Kemudian bagian infus
dihubungkan/disambungkan dengan selang infuse.
o Buka pengatur tetesan dan atur kecepatan sesuai dengan dosis
yang diberikan.
o Lakukan fiksasi dengan kasa steril
o Tuliskan tanggal dan waktu pemasangan infus serta catat ukuran
jarum
o Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan.

J. Prinsip Pemasangan Infus

1. Pada anak/paediatrik
o Karena vena klien sangat rapuh hindari tempat-tempat yang mudah
digerakkan/digeser dan gunakan alt pelindung sesuai kebutuhan.
2. Pada lansia
o Pada lansia sedapat mengkin gunakan kateter/jarum dengan ukuran
paling kecil (24- 26). Ukuran kecil mengurangi trauma pada vena dan
memungkinkan aliran kecil mengurangi trauma pada vena dan
memungkinnkan aliran darah lebih lancer.
o Kestabilan vena menjadi hilang dan vena akan bergeser dari jarum.
o Penggunaan sudut 5-15o saat memasukkan jarum.

K. Kontraindikasi dan Pertimbangan pada Pemasangan Infus

1. Inflamasi (bengkak, nyeri, demam) dan infeksi dilokasi pemasangan


infuse.
2. Daerah pada lengan bawah pada pasien gagal ginjal, karena lokasi ini
akan digunakan untuk pemasangan A-V shut pada tindakan hemodialisa.
3. Obat-obatan yang berpotensi iritan terhadap pembuluh vean kecil yang
aliran darahnya lambat (misalnya pembuluh vena ditungkai dan kaki).

L. Beberapa Komplikasi yang dapat terjadi pada Pemasangan Infus

1. Hematoma : darah mengumpul dalam jaringan tubuh akibat pecahnya


pembuluh darah arteri vena atau kapiler terjadi akibat penekanan yang
kurang tepat saat memasukkan jarum
2. Infiltrasi : masuknya cairan infus kedala jaringan sekitar akibat ujung
jarum infus melewati pembuluh darah.
3. Tromboflebitis : bengkak pada pembuluh darah vena, terjadi akibat infus
yang dipasang tidak dipantau secara ketet dan benar.
4. Emboli udara : masuknya udara kedalam sirkulasi darah terjadi akibat
masuknya udara yang ada dalam cairan infus ke dalam pembuluh darah.
LAPORAN KASUS KETERAMPILAN DASAR KEPERAWATAN PEMASANGAN INFUS
PADA Ny. R
DI UGD PUSKESMAS ENOK

Hari/ tanggal : Rabu, 28 Juni 2023

Jam : 07.10 WIB

Tempat : UGD PUSKESMAS ENOK

A. Data Subyektif
1. Identitas Pasien

Identitas Pasien Penanggung Jawab


Nama : Ny. R Nama : Ny. S
Umur : 51 th Umur : 42 th
Agama : Islam Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan Jenis Kelamin : Perempuan
Suku : Bugis Alamat : Jl. Sulawesi Enok
Pendidikan : SMA Hubungan dengan pasien : Saudara
kandung
2. Keluhan Utama
Pasien mengeluh BAB mencret lebih dari 10x, muntah ada 3x, demam, sakit
ulu hati.
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Kesadaran : Compos Mentis
Emosi : stabil
Tinggi Badan : 149 cm
Berat Badan : 40 kg
2. Tanda –Tanda Vital
Tekanan Darah : 90/60 mmHg
Nadi : 110x/i
Suhu : 38,5℃
Respirasi : 24 x/i
3. Pemeriksaan fisik
a. Kepala
Inspeksi : rambut hitam, tidak rontok dan tidak ada ketombe
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan dan tidak ada benjolan
b. Muka
Inspeksi : Bentuk wajah normal,
Palpasi : Tidak terdapat kelainan pada wajah
c. Mata
Inspeksi : bentuk mata simetris, skelera tidak anemis, katarak tidak
ada, refleks pupil baik
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, mata cekung
d. Hidung
Inspeksi : Simetris, bersih tidak ada kotoran
Palpasi : Tulang hidung Normal
e. Telinga
Inspeksi : Tidak ada cairan abnormal, telinga bersih
Palpasi : Tidak ada benjolan
f. Mulut
Inspeksi : Tidak ada perdarahan gusi, gigi ada berlubang, bibir
kering
Palpasi : bibir kering dan pecah
g. Leher
Inspeksi : Tidak ada peningkatan JVP
Palpasi : Tidak ada pembengkakan
h. Dada
Inspeksi : Simetris
Auskultasi : Suara paru Sonor
Perkusi : normal
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, dan tidak ada benjolan
i. Abdomen
Inspeksi : bentuk abdomen simetris
Auskultasi : bising usus meningkat
Perkusi : timpani
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
j. Kulit
Isnpeksi : Bersih
Palpasi : Agak keriput dan kering
k. Ekstremitas
Inspeksi : Jari- jari lengkap, tidak ada oedema, tonus otot baik
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
l. Genetalia
Inspeksi : Tidak dikaji

C. ANALISA
Ny. R mengalami dehidrasi
D. INTERVENSI
1. Informasikan hasil pemeriksaan
Hasil pemeriksaan Ny. I antara lain :
K/U lemah, turgor kulit menurun, bibir kering dan pecah- pecah, BAB
mencret sudah 10x
Tekanan Darah : 100/60 mmHg
Nadi : 112x/i
Suhu : 38℃
Respirasi : 22 x/i

2. Informed Consent
Pasien dan keluarga setuju untuk dilakukan pemasangan Infus
3. Lakukan Pemasangan Infus
a. Persiapan Alat
 Set infus steril
 Cairan infus sesuai kebutuhan
 IV cateter sesuai kebutuhan
 Perlak
 Plester
 Tournequet
 Gunting
 Bengkok
 Handscoon steril
 Kasa sterilal
 Alcohol swab
 Tiang infus

b. Prosedur Pemasangan Infus


 Sebelum kontak dengan pasien perawat mencuci tangan terlebih
dahulu agar steril dari kuman dan bakteri
 Berikan penjelasan kepada pasien kandungan infus yang akan
diberikan serta efek samping dan sensasi yang akan dirasakan
 Anjurkan pasien untuk berbaring
 Sambungkan botol infus dengan infus set, kemudian gantungkan
pada standar infus
 Pastikan selang infus berisi cairan infus dan tidak terdapat
gelembung udara
 Tentukan area vena yang akan dipasang infus
 Pasang perlak dibawah vena yang akan di pasang infus
 Pasang torniquet pada area vena yang akan ditusuk lebik kurang
15 cm di atas area penusukan
 Pakai sarung tangan
 Bersihkan area penusukan dengan alcohol swab
 Tusukan jarum ke dalam vena
 Pastikan IV cateter masuk kedalam vena kemudian lepaskan
tourniquet dan jarum infus
 Sambungkan IV caterer dengan selang infus
 Atur kecepatan tetesan infus
 Lakukan fiksasi infus dengan menggunakan plester
 Pasang label tindakan dengan berisi nama, tanggal serta jam
pelaksanaan
 Membereskan alat- alat dan menberitahukan kepada pasien
bahwa tindakan telah selesai
 Cuci tangan dan lakukan observasi dan evaluasi respon pasien
setelah pemasangan infus
E. EVALUASI
1. Ibu telah pengetahui hasil pemeriksaan
2. Ibu telah bersedia untuk dilakukan pemasangan infus
3. Ibu telah dilakukan pemasangan infus

Anda mungkin juga menyukai