Anda di halaman 1dari 28

BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi lansia
Lanjut usia merupakan proses dari tumbuh kembang yang akan
dijalami setiap individu, yang ditandai dengan penurunan kemampuan
tubuh dalam beradaptasi dengan lingkungan (Azizah, 2011). Manusia
tidak secara tiba-tiba menjadi tua, tetapi berkembang mulai dari bayi,
anak-anak, dewasa dan akhirnya menua (menjadi tua). Semua orang akan
mengalami proses untuk menjadi tua dan masa hidup manusia yang
terakhir merupakan masa tua. Stanley & Beare (2007), mendefinisikan
lansia berdasarkan karakteristik sosial, masyarakat menganggap bahwa
orang yang telah tua jika menunjukkan ciri fisik seperti rambut beruban,
kerutan pada kulit, dan hilangnya gigi (ompong).
World Health Organization (WHO, 2014) menetapkan bahwa 65
tahun termasuk katagori lansia. Negara-negara Asia, lansia adalah mereka
yang memiliki usia 60 tahun ke atas. Orang yang sehat dan aktif berusia 65
tahun menganggap usia 75 tahun sebagai pemulaan lanjut usia. Di masa ini
secara bertahap seseorang akan mengalami kemunduran fisik, mental dan
sosial (Brunner dan Suddart, 2000). Jadi lansia adalah suatu proses yang
akan dialami setiap manusia dan secara bertahap akan mengalami
kemunduran fisik, mental, sosial.
B. Batasan Lansia
Batasan lansia berdasarkan Undang-Undang No.13 tahun 1998 adalah
60 tahun. Pendapat beberapa ahli dalam program kesehatan usia lanjut,
(Depkes dalam Sutikno, 2011) membuat pengelompokan Batasan lansia
sebagai berikut:
1. Kelompok pertengahan usia (45-54 tahun)
2. Kelompok lanjut usia dini (55-64 tahun)
3. Kelompok usia lanjut (65 tahun ke atas)
4. Kelompok usia lanjut dengan risiko tinggi (berusia 70 tahun ke atas
atau kelompok usia lanjut yang hidup sendiri, terpencil, menderita
penyakit berat atau cacat).
Menurut WHO lanjut usia meliputi (Notoatmodjo, 2007 dalam Sutikno
2011):
1. Usia pertengahan (middle age), usia 45 – 59 tahun
2. Usia lanjut (elderly), usia 60 – 70 tahun
3. Usia lanjut tua (old), usia antara 75 – 90 tahun
4. Usia sangat tua (very old), usia di atas 90 tahun

C. Klasifikasi lansia
Menurut UU No. 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia,
lansia adalah seorang yang mencapai usia 60 tahun ke atas. Tua dapat
dipandang dari tiga segi yaitu segi kronologis (umur sama atauu telah
melampaui 65 tahun), biologis ( berdasarkan perkembangan biologis yang
umumnya tampak pada penampilan fisik), dan psikologis ( perilaku yang
tampak pada diri seseorang).
Klasifikasi lansia,yaitu:
1. Pralansia (prasenilis)
Seseorang yang berusia antara 45-59 tahun.
2. Lanjut usia
Seseorang yan berusia 60 tahun atau lebih
3. Lansia resiko tinggi
Seseorang yang berusaia 70 tahun atau lebih/atau seseorang yang
berusia 60 tahun atau lebih dengan masalah kesehatan (Depkes RI,
2003)
4. Lansia potensial
Lansia yang masih mampu melakukan pekerjaan atau kegiatan yang
dapat menghasilkan barang jasa (Depkes RI, 2003)
5. Lansia tidak potensial
Lansia yang tidak berdaya mencvari nafkah sehingga hidupnya
bergantung pada orang lain (Depkes RI, 2003)
D. DEFINISI GOUT
Gangguan metabolisme yang mendasarkan artritis gout adalah
hiperurisemia yang didefinisikan sebagai peninggian kadar urat lebih dari
7,0 ml/dl untuk pria dan 6,0 ml/dl untuk wanita (Tehupeiory, 2006).
Artritis gout merupakanPenyakit metabolik yang diakibatkan
olehMeningkatnya kadar asam urat dalam darah (hiperurisemia)Dan
mempunyai ciri khas berupa episode artritis gout akutDan kronis
(schumacher dan chen, 2008).
E. PATOFISIOLOGI
Adanya gangguan metabolisme purin dalam tubuh, intake bahan
yang mengandung asam urat tinggi dan system eksresi asam urat yang
tidak adekuat akan menghasilkan akumulasi asam urat yang berlebihan di
dalam plasma darah ( hiperuricemia ), sehingga mengakibatkan Kristal
asam urat menumpuk dalam tubuh. Penimbunan ini menimbulkan iritasi
lokal dan menimbulkan responinflamasi.Hiperurisemia (konsentrasi asam
urat dalam serum yang lebih besar dari 7,0 mg/dl) dapat menyebabkan
penumpukan kristal monosodium urat. Peningkatan atau penurunan kadar
asam urat serum yang mendadak mengakibatkan serangan gout. Apabila
kristal urat mengendap dalam sebuah sendi, maka selanjutnya respon
inflamasi akan terjadi dan serangan gout pun dimulai. Apabila serangan
terjadi berulang-ulang, mengakibatkan penumpukan kristal natrium urat
yang dinamakan tofus akan mengendap dibagian perifer tubuh seperti ibu
jari kaki, tangan, dan telinga (Smeltzer & Bare, 2001).
Pada kristal monosodium urat yang ditemukan tersebut dengan
imunoglobulin yang berupa IgG. Selanjutnya imunoglobulin yang berupa
IgG akan meningkat fagositosis kristal dengan demikian akan
memperlihatkan aktivitas imunologik (Smeltzer & Bare, 2001)
F. ETIOLOGI
Faktor penyebab gout padalansia dapat diakibatkan dari beberapa hal,
antara lain:
a. Faktor dari dalam
Menurut Haryono (2013), terjadinya proses penyimpangan
metabolisme yang umumnya berkaitan dengan dengan faktor usia,
dimana usia 40 tahun atau menua beresiko besar terjadi asam urat,hal
ini disebabkan oleh danya gangguan metabolisme pada purin.
Gangguan yang terjadi pada metabolisme purin menyebabkan
penimbunan sodium urat didalam dan diantara persendian.
b. Faktor dari luar
Menurut Muhammad (2010), faktor luar penyebab gout berupa
makanan dan minuman yang dapat merangsang pembentukan asam
urat seperti makanan yang mempunyai kadar karbohidrat dan protein
tinggi seperti kacang-kacangan, buncis, wortel,kacang hijau, kacang
tanah, jamur, emping, melinjo, daging, (terutama jeroan), ikan dan
cokelat serta minuman yang mengandung kafein seperti kopi.
G. STADIUM GOUT
Menurut Syukri, (2007) menyebutkan bahwa Asam urat dibagi dalam
4 stadium,yaitu:
a. Stadium I
Tidak ada gejala yang jelas. Keluhan umum, sukar berkonsentrasi.
Pada pemeriksaan darah ternyata asam urat tinggi.
b. Stadium II
Serangan-serangan arthritis pirai yang khas,arthritis yang akut dan
hebat, 90% lokasi di jari empu (podagra), tetapi semua persendian
dapat diserang, kadang-kadang lebih dari satu sendi yang diserang
(migratory polyarthritis). Sendi tersebut menjadi bengkak dalam
beberapa jam, menjadi panas, merah, sangat nyeri. Kemudian
pembengkakan ini biasanya menjalar ke sekitar sendi dan lebih
menyolok daripada arthritis yang lain. Kadangkadang terjadi efusi di
sendi-sendi besar. Tanpa terapi keluhan dapat berkurang sendiri setelah
4 sampai 10 hari. Pembengkakan dan nyeri berkurang, dan kulit
mengupas sampai normal kembali.
c. Stadium III
Pada stadium ini di antara serangan-serangan arthritis akut, hanya
terdapat waktu yang pendek, yang disebut fase interkritis.
d. Stadium IV
Pada stadium ini penderita terus menderita arthritis yang kronis
dan tophi sekitar sendi, juga pada tulang rawan dari telinga. Akhirnya
sendi-sendi dapat rusak, mengalami destruksi yang dapat
menyebabkan cacat sendi.

H. MANIIFESTASI KLINIS
Menurut Graham (1995), gout terjadi dalam empat tahap. Tidak
semua kasus berkembang menjadi tahap akhir. Perjalanan penyakit asam
urat mempunyai 4 tahapan, yaitu:
a. Tahap 1 (Tahap Gout Artritis akut)
Serangan pertama biasanya terjadi antara umur 40-60 tahun pada
laki-laki, dan setelah 60 tahun pada perempuan. Onset sebelum 25
tahun merupakan bentuk tidak lazim artritis gout, yang mungkin
merupakan manifestasi adanya gangguan enzimatik spesifik, penyakit
ginjal atau penggunaan siklosporin. Pada 85-90% kasus, serangan
berupa artritis monoartikuler dengan predileksi MTP-1 yang biasa
disebut podagra. Gejala yang muncul sangat khas, yaitu radang sendi
yang sangat akut dan timbul sangat cepat dalam waktu singkat. Pasien
tidur tanpa ada gejala apapun, kemudian bangun tidur terasa sakit yang
hebat dan tidak dapat berjalan. Keluhan monoartikuler berupa nyeri,
bengkak, merah dan hangat, disertai keluhan sistemik berupa demam,
menggigil dan merasa lelah, disertai lekositosis dan peningkatan endap
darah. Sedangkan gambaran radiologis hanya didapatkan
pembengkakan pada jaringan lunak periartikuler. Keluhan cepat
membaik setelah beberapa jam bahkan tanpa terapi sekalipun.
b. Tahap 2 (Tahap Gout interkritikal)
Pada tahap ini penderita dalam keadaan sehat selama rentang
waktu tertentu. Rentang waktu setiap penderita berbeda-beda. Dari
rentang waktu 1-10 tahun. Namun rata-rata rentang waktunya antara 1-
2 tahun. Panjangnya rentang waktu pada tahap ini menyebabkan
seseorang lupa bahwa dirinya pernah menderita serangan gout Artritis
akut. Atau menyangka serangan pertama kali yang dialami tidak ada
hubungannya dengan penyakit Gout Artritis.
c. Tahap 3 (Tahap Gout Artritis Akut Intermitten)
Setelah melewati masa Gout Interkritikal selama bertahun-tahun
tanpa gejala, maka penderita akan memasuki tahap ini yang ditandai
dengan serangan artritis yang khas seperti diatas. Selanjutnya penderita
akan sering mendapat serangan (kambuh) yang jarak antara serangan
yang satu dengan serangan berikutnya makin lama makin rapat dan
lama serangan makin lama makin panjang, dan jumlah sendi yang
terserang makin banyak. Misalnya seseorang yang semula hanya
kambuh setiap setahun sekali, namun bila tidak berobat dengan benar
dan teratur, maka serangan akan makin sering terjadi biasanya tiap 6
bulan, tiap 3 bulan dan seterusnya, hingga pada suatu saat penderita
akan mendapat serangan setiap hari dan semakin banyak sendi yang
terserang.
d. Tahap 4 (tahap Gout Artritis Kronik Tofaceous)
Tahap ini terjadi bila penderita telah menderita sakit selama 10
tahun atau lebih. Pada tahap ini akan terbentuk benjolan-benjolan
disekitar sendi yang sering meradang yang disebut sebagai Thopi.
Thopi ini berupa benjolan keras yang berisi serbuk seperti kapur yang
merupakan deposit dari kristal monosodium urat. Thopi ini akan
mengakibatkan kerusakan pada sendi dan tulang disekitarnya. Bila
ukuran thopi semakin besar dan banyak akan mengakibatkan penderita
tidak dapat menggunakana sepatu lagi.

I. PATOFISIOLOGI
Orang yang sudah lanjut usia rentan terkena penyakit. Semakin
menurunnya kekuatan fisik dan daya tahan tubuh membuat mekanisme
kerja organ tubuh menjadi terganggu sehingga rentan terhadap serangan
penyakit. Perubahan terbesar yang terjadi pada usia lanjut adalah kehilangan
massa tubuhnya, termasuk tulang, otot, dan massa organ tubuh, sedangkan
massa lemak meningkat. Peningkatan massa lemak dapat memicu resiko
penyakit kardiovaskular, diabetes melitus, hipertensi, dan penyakit
degeneratif lainnya termasuk asam urat (Fajarina, 2017). Pada usia tersebut,
enzim urikinase yang mengoksidasi asam urat menjadi alotonin sehingga
mudah dibuang dan menurun seiring dengan bertambah tuanya umur
seseorang. Jika pembentukan enzim ini terganggu maka kadar asam urat
darah menjadi naik (Arjani, Mastra, & Merta, 2018).
Asam urat merupakan senyawa sukar larut dalam air yang
merupakan hasil akhir metabolisme purin. Purin adalah salah satu kelompok
struktur kimia pembentuk DNA. Saat DNA dihancurkan, purin akan
dikatabolisme. Kelompok purin, terdiri dari: Adenosin dan Guanosin. Asam
urat adalah produk tambahan hasil metabolisme normal dari pencernaan
protein makanan yang mengandung purin (terutama jeroan dan beberapa
jenis sayuran seperti kacangkacangan dan buncis) atau dari penguraian
purin (sel tubuh yang rusak), yang seharusnya dibuang melalui ginjal, fesess
atau keringat. (Arjani et al., 2018).
Umumnya darah manusia dapat menampung asam urat sampai
tingkat tertentu. Bila kadar asam urat plasma melebihi daya larutnya,
misalnya >7 mg/dl, maka plasma darah menjadi sangat jenuh. Keadaan ini
disebut hiperurisemia, yaitu keadaan terjadi peningkatan kadar asam urat
darah diatas normal . Hiperurisemia bisa terjadi karena peningkatan
metabolisme (overproduction), penurunan pengeluaran asam urat urin
(underexcretion), atau gabungan keduanya (Bangun, 2018) .
Proses penuaan menyebabkan terjadinya gangguan dalam
pembentukan enzim Hypoxantine Guanine Phosphoribosyl Transferase
(HGRT) akibat penurunan kualitas hormon. E nzim ini berperan dalam
mengubah purin menjadi nukleotida purin. Apabila enzim ini mengalami
defisiensi maka purin yang ada dalam tubuh dapat meningkat. Purin yang
tidak dimetabolisme oleh enzim HGRT akan dimetabolisme oleh enzim
xanthine oxidase menjadi asam urat. Pada akhirnya, kandungan asam urat
dalam tubuh meningkat atau terjadi hiperurisemia dimana terjadi
peningkatan kadar asam urat darah diatas normal. (Arjani et al., 2018)
Kadar asam urat normal dalam darah pria dewasa adalah 3,5-7,2
mg/dl (210-420 µmol/L) dan padawanita 2,6-6,0 mg/dl (150-350 µmol/L).
Bila senyawa ini terakumulasi dalam jumlah diatas normal, akan memicu
pembentukan kristal yang berbentuk seperti jarum. Kristal-kristal ini
biasanya terkonsentrasi di daerah sendi seperti kaki, lutut, siku, dan jari
tangan, sehingga mengakibatkan radang dipersendian.(Arjani et al., 2018)

J. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pada pemeriksaan kadar asam urat dalam darah
Didapatkan kadar asam urat yang tinggi Patokan untuk menyatakan
keadaan hiperurisemia adalah kadar asam urat >7 mg/dL pada laki-laki
dan >6 mg/dL pada perempuan (Hidayat, 2009). Kadar asam urat pada
pria berkisar 3,5-7 mg/dL dan pada wanita berkisar 2,6-6 mg/dL.
Sedangkan gout (pirai) adalah istilah yang digunakan untuk
menggambarkan keadaan penyakit yang berkaitan dengan
hiperurisemia.Hiperurisemia merupakankondisi predisposisi untuk gout,
yaitu penyakit yang ditandai dengan pengendapan monosodium urat
(MSU) di sendi dan jaringan tertentu seperti sendi-sendi kaki sehingga
menimbulkan peradangan (Misnadiarly, 2007).
2. Pemeriksaan laboratorium
Kadar asam urat dalam urin juga sering tinggi (500 mg%/liter per 24
jam).
3. Pemeriksaan cairan tofi juga penting untuk menegakkan diagnosis. Cairan
tofi adalah cairan berwarna putih seperti susu dan kental sekali sehingga
sukar diaspirasi. Diagnosis dapat dipastikan bila ditemukan
gambarankristal asam urat ( berbentuk lidi) pada sediaan mikroskopik.

K. PENATALAKSANAAN
a. Terapi
1) Senam ergonomik(Nurul Fatimah, 2017)
Senam ergonomik merupakan kombinasi gerakan otot dan teknik
pernafasan. Senam ergonomik merupakan senam yang dapat langsung
membuka, membersihkan dan mengaktifkan seluruh sistem-sistem
tubuh seperti sistem kardiovaskuler, perkemihan,sistem reproduksi,
sistem pembakaran (asam urat, kolesterol, gula darah, asam laktat,
Kristal oxalate), sistem konversi karbohidrat, sistem pembuatan
elektrolit dalam darah, sistem kesegaran tubuh dan sistem kekebalan
tubuh dari energinegatif/virus, sistem pembuangan energi negatif dari
dalam tubuh (Wratsongko, 2015). Gerakan-gerakan senam ergonomik
merupakan gerakan yang sesuai dengan kaidah-kaidah penciptaan
tubuh dan gerakan ini diilhami dari gerakan shalat sehingga lansia
mudah mengaplikasikan gerakan senam ini dalam kehidupan sehari-
hari (Sagiran, 2012).
Gerakan dilakukan sebanyak 40 kali putaran. Satu gerakan
memutar butuh waktu 4 detik sebagai gerakan aerobic. Keseluruhan
40 kali putarandalam waktu 4 menit. Kemudian istirahat sebelum
melakukan gerakan kedua (Sagiran, 2012).
2) Terapi akupresur (Arief, 2015)
yaitu tindakan pemberian tekanan ke titik khusus pada
tubuh untuk mengurangi nyeri, menghasilkan relaksasi, dan mencegah
atau mengurangi rasa mual. Akupresur merupakan pengobatan yang
aman karena hanya menggunakan pemijatan dengan jari tangan
(Depkes RI, 2004; Closkey & Bulechek, 2009).
Penelitian Li et al (2011) memperkuat teori aliran energi
dari titik Ki.3 ke organ ginjal. Penelitian ini mengeksplorasi dan
mengidentifikasi komposisi protein dari ginjal tikus setelah dilakukan
akupunktur di acupoint Taixi (Ki.3). Data hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa akupunktur di Ki.3 ginjal meridian shaoyin kaki
mampu meningkatkan NAD-dependent dehidrogenase isocitrate dan
Quinon Reduktase di ginjal, serta mendukung hubungan antara ginjal
dan Ki.3. Sebelum diberikan terapi, dilakukan pengaturan diet selama
dua hari sebelum dilakukan pengecekan kadar asam urat yang
pertama. Akupresur diberikan satu kali sehari selama dua hari.
Pengecekan kadar asam urat darah yang kedua dilakukan setelah 4
jam pemberian akupresur hari kedua.
Adapun mekanisme turunnya kadar asam urat darah pada
lansia disebabkan oleh dua hal yaitu karena adanya perbaikan fungsi
sekresi ginjal dan pengeluaran hormon endorfin untuk meurunkan
stres. Selain meningkatkan fungsi ginjal, terapi akupresur juga dapat
menurunkan kadar asam urat dalam darah melelui mekanisme
pengeluaran hormon endorfin. Terapi akupresur dapat meningkatkan
kadar endorfin dalam darah maupun sistemik, tetapi mempunyai
daerah tangkap yang berbeda dari masing-masing titik akupresur.
Endorfin memiliki fungsi utama dalam memodifikasi neurotransmiter,
mengurangi rasa sakit, dan meningkatkan kenikmatan. Selain itu
endorfin juga mempunyai peran yang besar didalam pengaturan
respon terhadapstres (Tomb, 2004; Wade & Tavris, 2007). Saat stress,
tubuh mengalami peningkatan metabolisme seluler, glikolisis otot, dan
peningkatan produksi hormon antidiuretik yang dapat mengurangi
produksi urine (Syukri, 2007; Tamsuri, 2009). Hal ini dapat memicu
terjadinya peningkatan kadar asam urat darah. Sehingga dengan
meningkatkan hormon endorfin melalui terapi akupresur akan
mengurangi stres dan menurunkan kadar asam urat darah.
3) Kolkisin secara teratur
Kolkisin oral merupakan salah satu obat pilihan utamaketika
terjadi serangan gout artritis akut, akan tetapipemberian obat ini
tidak dianjurkan pada penderita yangonset serangannya telah lebih
dari 36 jam. Pemberian kolkisin dimulai dengan loading dosis
sebesar 1,2 mg dan diikutidengan 0,6 mg satu jam kemudian sebagai
profilaksisdiberikan 12 jam kemudian dan dilanjutkan sampai
seranganartritis gout akut berhenti dan dosis maksimal kolkisin 2mg
per hari (Khanna et al, 2012).
4) Penurunan kadar asam urat serum
a) Obat urikosurik, bekerja menghambat reabsorbsi tubulus
terhadap asam urat yang telah difiltrasi dan mengurangi
peyimpanannya
Obat golongan urikosurik ini diberikan sebagaialternatif lini
pertama pengobatan apabila didapatkankontraindikasi terhadap
obat golongan xantin oksidaseinhibitor. Dosis yang diberikan
pada orang dewasa yakni500 mg, diberikan 2 kali perhari dan
dosis maksimal 2 gram perhari. Namun obat ini tidak dapat
diberikan pada penderitayang mengalami penurunan fungsi
ginjal dan riwayat batusaluran kemih (Khanna et al, 2012).
b) Inhibitor xantin oksidase atau alopurinol, bekerja menurunkan
produksi asam uratdan meningkatkan pembentukan xantin serta
hipoxantin dengan cara menghambat enzim xantin oksidase.
Obat golonganxantin oksidase inhibitor seperti
alopurinol dan febuxostatdirekomendasikan sebagai lini pertama
untuk pengobatanatau urate lowering therapy (ULT) pada
penderita artritis gout(Terkeltaub, 2009).Dosis awal alopurinol
yang diberikan sebaiknya tidaklebih dari 100 mg perhari dan
dosis ini dikurangi apabiladidapatkan CKD, namun dosis
pemeliharaan dapat mencapai300 mg perhari walaupun
menderita CKD.Direkomendasikan untuk meningkatkan dosis
pemeliharaanalopurinol tiap 2 sampai 5 minggu untuk
mendapatkandosis yang efektif bagi penderita artritis gout,
untuk ituperlu dilakukan monitor kadar asam urat tiap 2 sampai
5minggu selama titrasi alopurinol (Khanna et al, 2012).
Febuxostat merupakan obat golongan xantin
oksidaseinhibitor yang direkomendasikan sebagai terapi
hiperurisemiapada penderita artritis gout yang memiliki
kontraindikasiataupun intoleransi terhadap alopurinol (NICE,
2008). Dosis yang disarankanadalah 80 mg perhari, dan dapat
ditingkatkan 120 mgperhari bila target kadar asam urat tidak
tercapai setelah 2sampai 4 minggu (Edwards, 2009).
b. Pola Hidup Sehat
1. Hindari obat-obatan yang mengakibatkan hiperurisemia, seperti tiazid,
deuretik, aspirin, dan asam nikotinat yang menghambat ekskresi asam
urat dari ginjal.
Untuk kombinasi NSAIDdengan kortikosteroid sistemik tidak
disarankan karenadikawatirkan menimbulkan toksik pada saluran
cerna (Khannaet al, 2012)
2. Pembatasan Purin
Apabila telah terjadi pembengkakan sendi, maka penderita gangguan
asam urat harus melakukan diet bebas purin. Konsumsi sayuran yang
mengandung tinggi purin seperti daun singkong dan Kacang-kacangan
paling banyak 25 gr/hari, tahu dan tempe maksimum 50 gr.hari (2
potong sedang).
3. Kalori sesuai dengan kebutuhan
Jumlah asupan kalori harus benar disesuaikan dengan kebutuhan tubuh
berdasarkan dengan tinggi dan berat badan, berat badannya harus
diturunkan dengan tetap memperhatikan jumlah konsumsi kalori.
4. Tinggi karbohidrat
Konsumsi karbohidrat komplek sesuai seperti nasi, singkong, roti dan
ubi sebaiknya tidak kurang dari 100 gram per hari untuk meningkatkan
pengeluaran asam urat melalui urin (100 g nasi = 8-10 sendok makan).
5. Rendah protein
protein yang berasal dari hewan dapat meningkatkan kadar asam urat
dalam darahcontoh Daging, ayam, ikan tongkol, tenggiri, bawal,
bandeng dan udang. Asupan protein yang dianjurkan bagi penderita
gangguan asam urat sebesar 50-70 g/hari berat badan per hari(1 potong
sedang).
6. Rendah lemak
Lemak dapat menghambat ekskresi melalui urin. Batasi konsumsi
lemak seperti Minyak, mentega, atau lemak hewani.
7. Tinggi cairan
Konsumsi cairan yang tinggi dapat membantu membuang asam urat
melalui urin. Oleh karena itu disarankan untuk menghabiskan minum
minimal sebanyak 2,5 Latau 10 gelas/hari.

c. Penatalaksanaan serangan akut


Ada tiga pilihan obat untuk artritis gout akut, yaitu NSAID,
kolkisin,kortikosteroid, dan memiliki keuntungan dan kerugian.Pemilihan
untuk penderita tetentu tergantung pada beberapafaktor, termasuk waktu
onset dari serangan yangberhubungan dengan terapi awal, kontraindikasi
terhadapobat karena adanya penyakit lain, efikasi serta
resikopotensial.NSAID biasanya lebih dapat ditolerir dibandingkolkhisin
dan lebih mempunyai efek yang dapat diprediksi(Depkes, 2006).
Untuk penderita artritis gout yang mengalami pepticulcers ,
perdarahan atau perforasi sebaiknya mengikuti standaratau guideline
penggunaan NSAID. Kolkisin dapat menjadialternatif namun memiliki
efek kerja yang lebih lambatdibandingkan dengan NSAID. Kortikosteroid
baik secaraoral, intraartikular, intramuskular, ataupun intravena
lebihefektif diberikan pada gout monoartritis, penderita yangtidak toleran
terhadap NSAID dan penderita yang mengalamirefrakter terhadap
pengobatan lainnya (Jordan et al, 2007).Untuk mendapatkan hasil yang
optimal, sebaiknyapengobatan serangan artritis gout diobati dalam 24
jampertama serangan, salah satu pertimbangan pemilihan obatadalah
berdasarkan tingkatan nyeri dan sendi yang terkena.
Obat yang diberikan pada serangan akut antara lain:
1) Kolkisin, merupakan obat pilihan utama dalam pengobatan serangan
arthritis gout maupun pencegahannya dengan dosis lebih rendah. Efek
samping yang sering ditemui diantaranya sakit perut , diare, mual atau
muntah-muntah. Kolkisin bekerja pada peradangan terhadap Kristal
urat dengan menghambat kemotaksis sel radang. Dosis oral 0,5 – 0,6
mg per jam sampai nyeri, mual atau diare hilang. Kontraindikasi
pemberian oral jika terdapat inflamammatory bowel disease.
2) OAINS
Semua jenis OAINS dapat diberikan yang paling sering digunakan
adalah indometasin. Dosisi awal indometasin 25-50 mg setiap 8 jam.
Kontraindikasinya jika terdapat ulkus peptikus aktif, gangguan fungsi
ginjal, dan riwayat alergi terhadap OAINS.
3) Kortikosteroid
Untuk pasien yang tidak dapat memakai OAINS oral, jika sendi
yang terserang monoartikular, pemberian intraartikular sangat efektif,
contohnya triamsinolon 10-40 mg intraartikular.
4) Analgesic diberikan bila rasa nyeri sangat berat. Jangan diberikan
aspirin karena dalam dosis rendah akan menghambat ekskresi asam
urat dari ginjal dan memperberat hiperurisemia.Tirah baring
merupakan suatu keharusan dan diteruskan sampai 24 jam setelah
serangan menghilang.
L. KOMPLIKASI

Menurut Rotschild (2013), komplikasi dari artritis goutmeliputi severe


degenerative arthritis, infeksi sekunder, batuginjal dan fraktur pada sendi.
Sitokin, kemokin, protease, danoksidan yang berperan dalam proses inflamasi
akut jugaberperan pada proses inflamasi kronis sehingga
menyebabkansinovitis kronis, dekstruksi kartilago, dan erosi tulang.
Kristalmonosodium urat dapat mengaktifkan kondrosit untukmengeluarkan
IL-1, merangsang sintesis nitric oxide danmatriks metaloproteinase yang
nantinya menyebabkandekstruksi kartilago. Kristal monosodium urat
mengaktivasiosteoblas sehingga mengeluarkan sitokin dan menurunkanfungsi
anabolik yang nantinya berkontribusi terhadapkerusakan juxta artikular tulang
(Choi et al, 2005).

Artritis gout telah lama diasosiasikan denganpeningkatan resiko terjadinya


batu ginjal. Penderita denganartritis gout membentuk batu ginjal karena urin
memilki PH rendah yang mendukung terjadinya asam urat yangtidak terlarut
(Liebman et al, 2007). Terdapat tiga hal yangsignifikan kelainan pada urin
yang digambarkan padapenderita dengan uric acid nephrolithiasis yaitu
hiperurikosuria(disebabkan karena peningkatan kandungan asam urat
dalamurin), rendahnya PH (yang mana menurunkan kelarutanasam urat), dan
rendahnya volume urin (menyebabkanpeningkatan konsentrasi asam urat
pada urin) (Sakhaee danMaalouf, 2008).
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

Lembar kuesioner
1. Pola Makan Lansia
 Apakah Bapak/Ibu suka makan buah berupa durian dan nanas?
 Ya  Tidak
Jika Ya,
 Frekuensi konsumsi makanan diatas setiap harinya?
 Sering (lebih dari 3x dalam seminggu)
 Sedang (1-2x dalam seminggu)
 Jarang (1 kali dalam seminggu)
 Tidak Pernah
 Apakah Bapak/Ibu suka makan makanan yang mengandung melinjo?
 Ya  Tidak
 Jika Ya, Frekuensi konsumsi makanan diatas setiap harinya?
 Sering (lebih dari 3x dalam seminggu)
 Sedang (1-2x dalam seminggu)
 Jarang (1 kali dalam seminggu)
 Tidak Pernah
 Apakah Bapak/Ibu suka makan makanan dan minuman dalam kemasan
kaleng?
 Ya  Tidak
 Jika Ya, Frekuensi konsumsi makanan diatas setiap harinya?
 Sering (lebih dari 3x dalam seminggu)
 Sedang (1-2x dalam seminggu)
 Jarang (1 kali dalam seminggu)
 Tidak Pernah
 Apakah Bapak/Ibu sering mengonsumsi daun singkong dan kangkung?
 Ya  Tidak
Jika Ya, Frekuensi konsumsi makanan diatas setiap harinya?
 Sering (lebih dari 3x dalam seminggu)
 Sedang (1-2x dalam seminggu)
 Jarang (1 kali dalam seminggu)
 Tidak Pernah

 Apakah Bapak/Ibu sering mengkonsumsi makanan yang bersantan?


 Ya  Tidak
Jika Ya, Frekuensi konsumsi makanan diatas setiap harinya?
Sering (lebih dari 3x dalam seminggu)
Sedang (1-2x dalam seminggu)
Jarang (1 kali dalam seminggu)
Tidak Pernah

 Apakah Bapak/Ibu sering mengkonsumsi kacang-kacangan?


 Ya  Tidak
Jika Ya, Frekuensi konsumsi makanan diatas setiap harinya?
Sering (lebih dari 3x dalam seminggu)
Sedang (1-2x dalam seminggu)
Jarang (1 kali dalam seminggu)
Tidak Pernah

2. Aktivitas pada lansia dengan gout


Apakah Anda suka berolahraga atau melakukan aktivitas berat?
 Ya  Tidak
Jika Ya, Berapa kali dalam seminggu?
 Sering (lebih dari 3x dalam seminggu)
 Sedang (1-2x dalam seminggu)
 Jarang (1 kali dalam seminggu)
3. Riwayat pengobatan
Apakah Anda mengonsumsi obat asam urat?
 Ya  Tidak
Jika Ya, sebutkan nama obatnya:……

4. Tanda Gejala Asam Urat


 Apakah Anda sering mengalami nyeri sendi?
Selalu
Sering
Jarang
Tidak pernah
 Apakah Anda sering mengalami kesemutan?
Selalu
Sering
Jarang
Tidak pernah
 Apakah Anda sering merasakan kaku pada sendi?
Selalu
Sering
Jarang
Tidak pernah
 Apakah Anda sering merasakan sendi bengkak, kemerahan, dan panas?
Selalu
Sering
Jarang
Tidak pernah
 Apakah Anda mengalami sulit tidur?
Selalu
Sering
Jarang
Tidak pernah
 Apakah ada benjolan di jari-jari tangan dan kaki?
Selalu
Sering
Jarang
Tidak pernah

5. Pelayanan Kesehatan Dan Sosial


Apakah anda dapat menjangkau tempat layanan kesehatan?
 Sulit
 Mudah
Bila ada anggota keluarga yang mengalami sakit apa yang dilakukan ?
 Dibiarkan saja
 Beli obat ke warung
 Pergi ke dukun/alternatif/tradisional
 Pergi ke pelayanan kesehatan
Jenis fasilitas kesehatan yang sering dikunjungi ?
 Puskesmas
 Praktik Dokter
 Rumah Sakit
 Posbindu
Apakah ada kegiatan pengobatan gratis di lingkungan sekitar RW 11 ?
 Ya
 Tidak
6. Kebijakan Pemerintah
Adakah tindakan atau kegiatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif
untuk penderita asam urat
Darimanakah Anda mendapatkan informasi mengenai asam urat?
 Penyuluhan
 Spanduk
 Leaflet/selebaran/poster
 Internet
7. Tingkat Pemahaman
1. Apakah anda pernah mendapatkan informasi kesehatan terkait asam urat?
2. Penyakit asam urat adalah suatu penyakit yang menyerang sendi atau
jaringan di sekitar sendi
 Benar Salah
3. Penyakit nyeri sendi merupakan penjakit yang menyerang pembuluh darah
dan saraf
 Benar Salah
4. Nyeri dan kaku pada sendi di pagi hari adalah tanda gejala dari asam urat
tinggi
 Benar Salah
5. Sayur wortel, timun, tomat baik untuk penderita asam urat
 Benar Salah
6. Buah-buahan yang sebaiknya dihindari bagi penderita asam urat adalah
alpukat, durian, dan nanas
 Benar Salah
7. Lauk-pauk yang dapat menyebabkan asam urat tinggi adalah jeroan, udang,
kepiting
 Benar Salah
8. Sayur bayam dapa menyebkan asam urat tinggi
 Benar  Salah

9. Makanan tinggi kalsium dapat menyebabkan asam urat tinggi


 Benar  Salah
Lembar Kuesioner
KETERANGAN
SS : SANGAT SETUJU
S : SETUJU
TS : TIDAK SETUJUH
STS : SANGAT TIDAK SETUJUH
PERTANYAAN UNTUK SIKAP

No Pertanyaan SS S TS STS
1 Menyempatkan waktu untuk olaraga yang baik bagi
penderita rematik selama 15 menit dapat mengurangi
kekakuan sendi pada penderita gout artristik.
2 Sering meminum minuman bersoda tidak dapat
mempengaruhi kambunya nyeri sendi.
3 Kakek/nenek yang selalu bersediah untuk diajak melakukan
pemeriksaan ke posyandu dapat mempengaruhi dan
membantuh mengontrol masalah kesehatan khususnya
dalam pencegahan kambuhnya penyakit gout/asam urat
4 Membeli obat di warung lebih murah , praktis dan lebih
cepat meredahkan nyeri sendi ketimbang obat dari dotek
atau petugas kesehatan.
5 Mengkonsumsi makanan dan minuman yang bergizi
seimbang ,olahraga teratur dan rajin memeriksakan
kesehatanya ke petugas kesehatan mengurangi resiko
timbulnya berbagai penyakit khususnya penyakit gout/asam
urat
6 Mengontrol kesehatan untuk pergi ke petugas kesehatan
atau ke posyandu lansia dapat mengurangi nyeri/kambuhnya
penyakit pada persendian.
7 Istrahat adalah salah tindakan yang baik untuk mengontrol
terjadi kambuhnya nyeri lebih parah.
8 Membeli obat di apotik atau petugas kesehatan dapat
mengontrol/menguragi kambuhnya nyeri sendi.
9 Mengkonsumsi makanan yang mengandung Protein
(Kacang- kacangan ) tidak dapat menimbulkan nyeri.
10 Dengan melakukan kegiatan sehari-hari dapat menimbulkan
terjadinya kambuhnya nyeri pada persendian.

B. RENCANAKEPERAWATAN

No Nanda Noc Nic


1. Domain 12 Domain IV 6040 Terapi Relaksasi
Kenyamanan Pengetahuan tentang kesehatan dan - Gambarkan rasionalisasi
Kelas 1 perilaku dan manfaat relaksasi serta
00132 Nyeri Kelas Q: Perilaku sehat jenis relaksasi yang tersedia
akut 1605 Kontrol Nyeri (musik, meditasi, bernafas
dengan ritme, relaksasi
Indikator: rahang dan relaksasi otot
- 160502 Mengenali kapan nyeri progresif
terjadi (1- 3) - Ciptakan lingkungan yang
- 160501 Menggambarkan faktor tenang tanpa dan tanpa
penyebab (1- 3) distraksi dengan lampu
- 160503 Menggunakan tindakan yang redupdan suhu
pencegahan (1- 3) lingkungan yang nyaman,
- 160504 Menggunakan tindakan jika memungkinkan
pengurangan nyeri tanpa analgesik - Tunjukkan dan praktikkan
(1- 3) teknik relaksasi pada klien
160513 Melaporkan perubahan - Dorong klien untuk
terhadap gejala nyeri (1- 3) mengulang praktik teknik
relaksasi pada klien.

1400 manajemen nyeri


- Lakukan pengkajian nyeri
komperhensif yang meliputi
lokasi, karakteristik, onset/
durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas atau atau beratnya
nyeri dan faktor pencetus.
- Gali pengetahuan dan
kepercayaan pasien
mengenali nyeri.
- Dukung istirahat/tidur yang
adekuat untuk membantu
penurunan nyeri.

2210 Pemberian Analgesik


Definisi: menggunakan agen
farmakologi untuk mengurangi
atau menghilangkan nyeri.
Aktivitas- aktivitas:
1. Tentukan lokasi,
karakteristik, kualitas
dan keparahan nyeri
sebelum mengobati
pasien.
2. Cek adanya alergi obat
3. Monitor tanda vital
sebelum dan setelah
memberikan analgesik
narkotik pada pemberian
dosis pertama kali atau
jika ditemukan tanda-
tanda yang tidak biasa.
4. Berikan kebutuhan
kenyamanan dan
aktivitas lain yang dapat
membantu relaksasi
untuk memfasilitasi
penurunan nyeri.
2. DOMAIN II Domain IV Domain IV
Keamanan / Pengetahuan Kesehatan dan Perilaku Perawatan yang Mendukung
Perlindungan Kelas T: Kontrol Resiko dan Perlindungan terhadap
KELAS 2 Keamanan Ancaman
00155 1909 Perilaku Pencegahan Jatuh Kelas V: Manajemen Resiko
Resiko Jatuh Indikator 6490 Pencegahan Jatuh
 190923 Meminta bantuan  Identifikasi
(1-3) kekurangan baik
 190903 menempatkan kognitifatau fisikdari
pegangan untuk mencegah klien yang mungkin
jatuh (1-3) meningkatkan
 190905 potensi jatuh pada
menggunakanpegangan lingkungan tertentu
seperti yang diperlukan  Identifikasi perilaku
 190901 dan faktor yang
menggunakanalatbantu mempengaruhi
yang benar (1-3) resiko jatuh
 190922memberikan  Kaji ulang riwayat
pencahayaan yang jatuh
memadai (1-4)  Sediakan alat bantu
 190911 menyesuaikan (misal tongkat)
ketinggian toilet sesuai untuk
yang diperlukan (1-4) menyeimbangkan
 190913 gaya jalan
menyesuaikanketinggian  Letakkan benda-
tempat tidur(1-4) benda dalam
jangkauan yang
mudah bagi klien
 Sediakan tempat
duduk toilet yang
ditinggikan untuk
memudahkan
perpindahan
 Sediakan permukaan
tempat tidur yang
dekat dengan lantai,
sesuai dengan
kebutuhan
 Ajarkananggota
keluarga mengenai
fakto resiko yang
berkontribusi
terhadap resiko jatuh

0224 Terapi Latihan: mobilitas


Sendi
- Tentukan batasan
pergerakan sendi dan
efeknya terhadap fungsi
sendi
- Dukung pasien untuk
duduk di tempat tidur,
disamping tempat tidur
(menjuntai) atau di kursi,
sesuai toleransi.
- Dukung ambulasi jika
memungkinkan.
- Sediakan dukungan positif
dalam melakukan latihan
sendi.
3. Domain IV Domain 1. 1260. Manajemen Berat
Kelas 2 Fungsi Kesehatan Badan
00085. Kelas C: Mobilitas Aktifitas:
Hambatan 0206 Pergerakan sendi - Diskusikan pada pasien
Mobilitas Definisi: ROM aktif pada semua sendi mengenai kondisi medis
fisik dengan gerakan atas inisiatif sendiri. apa saja yang
 020603 Jari kanan (1 - 5) berpengaruh terhadap
 020604 Jari kiri (1 - 5) berat badan

 020605 Jempol kanan (1 - 5) - kaji motivasi pasien

 020606 Jempol kiri ( 1 - 4). untuk mengubah pola


makannya
- Dorong pasien untuk
mengkonsumsi air yang
cukup setiap hari
4. DOMAIN V 1831 Pengetahuan : Manajemen 5602 pengajaran : Proses
Arthritis Penyakit
Persepsi/Kog Indikator - Kaji tingkat
nisi - 183101 faktor-faktor penyebab pengetahuan pasien
dan faktor yang berkontribusi tentang proses penyakit
KELAS IV (1-3) yang spesifik
00126 - 183102 perjalanan penyakit - Jelaskan bagaimana
Defisien biasanya (1-3) patofisiologi penyakit
pengetahuan - 183103 tanda dan gejala awal dan hubungannya
penyakit (1-3) - Kenali pengetuan pasien
- 183104 tanda dan gejala yang berdasarkan kondisinya
memperburuk penyakit (1-3) - Jelaskan tanda dan
- 183106 Manfaat manajemen gejala yang umum dari
penyakit(1-3) penyakit, sesuai
- 183113 stategi melindungi kebutuhan.
sendi (1-3) - Jelaskan mengenai
- 183114 strategi mengelola proses penyakit sesuai
nyeri (1-3) kebutuhan
- 183126 strategi pencegahan - Identifikasi
jatuh (1-3) kemungkinan penyebab,
sesuai kebutuhan
- Beri informasi kepada
keluarga/ orang yang
penting bagi pasien
mengenai
perkembangan
pasien,seseuai
kebutuhan
- Diskusikan pilihan
terapi/penanganan
- Jelaskan alasan di balik
manajemen/terapi/penan
ganan yang
direkomendasikan
Edukasi pasien untuk
mengontrol dan
meminimalkan gejala,sesuai
kebutuhan.

Arjani, I. A. M. S., Mastra, N., & Merta, I. W. (2018). GAMBARAN KADAR


ASAM URAT DAN TINGKAT PENGETAHUAN LANSIA DI DESA SAMSAM
KECAMATAN KERAMBITAN KABUPATEN TABANAN. 6.

Bangun. (2018). Khasiat Tanaman Obat untuk Rematik dan Asam Urat (1st ed.).
Jakarta.

Fajarina, E. (2017). Analisis Pola Konsumsi dan Pola Aktivitas dengan Kadar
Asam Urat pada Lansia Wanita Peserta Pemberdayaan Lansia di Bogor.

Anda mungkin juga menyukai