Anda di halaman 1dari 20

PENGKAJIAN KEPERAWATAN SISTEM

ENDOKRIN DAN METABOLISME


Klien dengan penyakit sistem metabolik dan endokrin mempunyai keluhan spesifik seperti mual, diare,

atau kelelahan. Klien juga merasakan keletihan atau ketidakelasan interniten, sebagai manifestasi umum.

Oleh karena fungsi yang berbeda dari kelenjar endokrin dan kelenjar metaboliisme, serta kebanyakan organ
endokrin dan metabolisme tidak terjangkau, tidak ada pengkajian tunggal dan pengkajian seragam untuk
klien penyakit endokrin dan metabolisme. Pengkajian klien biasanya fokus pada maniffestasi kelebihan

hormon atau kekurangan atau adanya disfungsi metabolisme. Untuk alasan ini, maka penting untuk

mengkaji manifestasi klinis klien, riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, tes diagnosa, serta riyawat keluarga

dan sosial. Setelah mengumpulkan semua nilai, analisis data sesuai dengan kondisi kliens sekarang.

Riwayat

Dalam wawancara tentang riwayat kesehatan, bantulah klien secara runtut menyampaikan keluhan dan
manifestasinya. Setiap kejadian dan manifestasi klinis mungkin memiliki makna dalam proses diagnosis.

Data biografi dan Demografi

Catatlah biografi dan data demografi seperti umur penderita, jenis kelamin, latar belakang etnis, dan

lokasi rumha. Beberapa penyakit seperti penyakit kandung empedu, diabetes melitus, dan hepatitis

berhubungan dengan umur atau jenis kelamin, serta tempat tiggal klien. Sepeti contoh, pada klien yang

sudah tua, lebih sedikit hormon dan sekresi metabolik yang mungkin diproduksi atau efeknya tidak ada

pada organ target.

Kesehatan Terkini

Keluhan Utama
Investasi menyeluruh dari keluhan klien sangat penting untuk mendapatkan pengkajian yang akurat.

Tanyakan kepada klien kapan masalah tersebut muncul; yang meliputi onset, durasi, intensitas, karakteristik

masalah, dan juga gangguan lainnya pada status kesehatan klien, seperti pada penyakit gastrointestinal,
manifestasi umum yang berhubungan dengan penyakit endokrin dan metabolik dapat membuat ambigu
dalam menentukan sumber masalah.

1
Manifestasi Klinis

Selama pengkajian, tanyakan kepada klien tentang sakit, investasi/inflamasi, manifestasi gastrointestinal,
perubahan kulit, masalah perfusi darah (perdarahan, memar atau perubahan tanda vital), perubahan status

sensoris atau status mental, perubahan visual, dan perubahan pada sistem perkemihan atau status

reproduksi
Nyeri. Persepsi nyeri klien dan deskripsinya seringkali sangat membantu dalam mendiagnosa sumber
masalah . ketika membicarakan rasa nyeri dengan klien yang di duga menderita gangguan hati, empedu,

atau kelenjar endokrin, klien umumnya mengaitkannya dengan rasa nyeri di bagian abdomen . nyeri

abdominal secara umum di bedakan menjadi viseral, parietal, atau menjalar. Penting sekali untuk klien

menjelaskan karakter nyeri bersadarkan lokasi, durasi, dan faktor yang memperburuk dan memperingan .

jika nyeri menjalan hingga ke punggung maka hal itu bisa merupakan manifestasi adanya gangguan
pankreas, kandung empedu, atau traktur/duktus biliaris .

Nyeri viseral di gambarkan sebagai nyeri yang samar, kembung, terbakar, rasa kram, atau perasaan
mules. Nyeri viseral sukar ditentukan atau di lokalisasi dan terjadi saat intrstinum atau usus terdistensi atau
berkontraksi kuat. Hal ini dapat terjadi juga karena kapsula dari organ padat seperti hati dan limpa

teregang. Nyeri varietal terjadi ketika peritonium mengalami infeksi atau inflamasi seperti peritonitis atau

apendisitis. Nyeri varietal di gambarkan sebagai nyeri yang lebih berat dan lama. Nyeri menjalar merupakan

tipe nyeri merambat dari lokasi primer ke daerah lain. Nyeri menjalar terjadi di lokasi lain yang inervasi atau

persarafannya sama dengan organ abdominal yang terganggu.

Infeksi/Inflamasi

Infeksi (termasuk agen patogenik) atau inflamasi (reaksi jaringan akibat cidera) bisa mengenai kandung

empedu, pankeas, atau hati. Tanyakan pada klien jika ada infeksi atau inflamasi jika di curigai dan jika ada
masalah yang sama seperti sebelumnya (pankreatitis, atau hepatitis) tanyakan juga tentang lokasi dan durasi

dari infeksi yang di curigai seperti karakteristik, onset, durasi dan faktor yang berhubungan dengan keluhan
tersebut. Nilai juga lokasi lainnya termasuk pengeringan luka, dan infestigasi juga keluhan yang

berhubungan, seperti panas yang mungkin berhubungan dengan manifestasi metabolik dan endokrin.

Manifestasi gasrointestinal
Manifestasi ganda dan berbeda dapat terjadi pada kasus endokrin, hepatik, atau kandung empedu.

Untuk melakukan pengkajian manifestasi klinik penting untuk menanyakan riwayat nafsu makan mereka,

intoleransi makanan mual dan muntal, kebiasaan buang air besar, serta apakah mereka mengalami
perubahan berat badan. Tanyakan juga kepada klien tentang pilihan makanan yang menunjukan pola
makannya serta reaksi tubuh terhadap makanan yang mereka makan setiap harinya (dan dalam 24 jam
2
terkahir). apakah klien punya intoleransi terhadap makanan berlemak ? hal ini bisa mengindikasikan ada

tidaknya pankreatitis atau traktur biliaris.


Apakah klien merasakan rasa terbakar di dada, bersendawa, kembung, gangguan pencernaan, atau

reaksi alergi (kemungkingnan mengalami batu empedu) apa saja hal-hal yang dapat memperburuk dan

mengurangi gangguan di saluran gastrointestinal ? apa kah klien tersebut memerlukan antasit ? apakah
mereka juga mengalami perubahan kebiasaan buang air besar seperti timbulnya diare, tinja berwarna hitam,
atau perasaan tidak tuntas setelah buang air besar? Penyebab hal ini tersebut mungkin adalah

hipertiroidisme atau adanya masalah di saluran empedu. Hepatitis bisa menyebabkan tinja menjadi

berwarna seperti tanah liat (tanpa bilirubin), meskipun penyebab tentang tinja berwarna seperti itu adalah

jaundice obstruktivus. Penyebab lainnya adalah laju pengosaonganlambung yang cepat sehingga tidak

terjadi percampuran sempurna antara sekresi dari empedu dan pancreas.

Perubahan Warna Kulit


Perubahan kulit dapat terjadi akibat gangguan hepatic, empedu, atau endokrin. Catat riwayat gangguan
sistemik (hati atau gangguan duktus, biliaris, pancreatitis, kantung empedu, atau penyakit endokrin diabetes

militus): apakah sebelumnya pernah ada gangguan pada kulit, termasuk tempat terjadinya masalah kulit dan

durasi gangguan ; tanyakan pula apakah sebelumnya pernah terjadi gangguan pada rambut seperti jumlah

rambut yang rontok dan tekstur rambut. Rambut yang kering, rapuh, rontok merupakan salah satu indikasi

hipotiroidisme, sedangkan rambut yang halus dan lembut bisa berindikasi hipertiroid. Uji Diagnostik

Terintegrasi memperlihatkan bagian alur untuk evaluasi diagnostic lanjut pada klien gangguan metabolic

yang mengalami perubahan pada kulit. Tanyakan kepada klien apakah kulitnya telah mengalami jaundice

(hepatitis virus, sirosis, dan penyakit hati obstruktif ataukolestatik), muncul pelepuhan, atau apakah terdapat

luka yang sulit sembuh (diabetes militus). Catat perubahan apa saja yang terjadi pada pigmentasi kulit
(hiperpigmentasi berhubungan dengan penyakit Addison, hipopigmentasi terdapat vitilago sebuah kondisi

endokrin) atau jika tangan, kepala, kaki dan mempunyai pembesaran muka (mungkin terjadi akromegali,
yakni masalah endokrin).

Manifestasi Vakular
Kumpulkan informasi tentang mimisan, mudah memar, asites, edema tungkai, dan hemoroid. Manifestasi
tersebut tejadi sebagai mana hasil penyakit hati akibat kelebihan cairan karena gangguan hormone seperti

aldosteron dan ADH. Apakah klien mengalami perubahan tanda vital? Hipotiroidisme dapat menyebabkan

kenaikan temperature tubuh dan detak jantung. Hipertensi juga bisa terjadi karena tumor adrenal
(phecromocytoma). Sekresi ADH yang sedikit dari hipofisis dapat menyebabkan dehidrasi, sedangkan

3
pverskresi menyebabkan retensi cairan dalam tubuh. Peningkatan detak jantung dan kemerahan (flushing)

terjadipada kasus hipertiroid dan pheocromocyloma.

Perubahan Status Sensoris dan Mental

Perubahan status mental dan sensoris dapat menjadi penyerta dalam penyakit endokrin dan metabolic.
Tanyakan kepada setiap klien tentang kelelahan, peningkatan iritabilitas, gangguan serius kesadaran (koma),
kelabilan emosi (mudah menangis) atau hilangnya sensasi utamanya ditangani dan kaki. Sebagian atau

semua hal ini dapat terjadi pada penyakit diabetes mellitus. Klein dengan hipertiroidisme menunjukkan

gejala tremor. Klien dengan penyakit hepar seperti ensepalopati dapat menunjukkan perubahan status

mental dan manifestasi neurologi seperti kejang atau koma.

Rasa lelah dapat terjadi padaklien endokrin dan metabolic. Nyeri menjalar ke punggung
mengindikasikan gangguan pancreas, kantung empedu, atau saluran empedu.

Perubahan Visual
Manifestasi visual seperti mata bengkak bisa dari efek hipertiroidisme. Mata samara tau masalah

penglihatan bisa terjadi akibat diabetes mellitus. Sclera kunging mengindikasikan obstruksi empedu.

Manifestasi –manifestasi ini dapat menyebabkan perhatian berlebih pada citra tubuh dan berefek pada

aktivitas harian seperti membaca dan menyetir.

Perubahan SIstem Perkemihan dan Reproduksi

Urine bisa berubah serta menjadi hitam atau seperti the karena gangguan ekresi bilirubin akibat penyakit

hepatoselular. Batu ginjal terjadi akibat formasi batu kalsium akibat hiperparatiroidisme. Gangguan siklus

menstruasi, hilangnya libido, impotensi atau infertilitas, dan gangguan premature pertumbuhan sekunder
dapat terjadi pada gangguan endokrin. Peningkatan frekuensi berkemih bisa disebabkan oleh diabetes

mellitus atau diabetes inspidus.

Tujuan SIstem

Jika mencurigai adanya penyakit endokrin atau metabolic, maka pengkajian menyeluruh sangat penting
karena penyakit ini berefek di area tubuh yang luas. Selama pengkajian, tanyakan riwayat kesehatan
sebelumnya, riwayat operasi, alergi, peresepanobat, penggunaan obat bebas (Over the counter [OTC]),

kebiasaan diet, riwayat sosial, dan riwayat keluarga. Secara khusus, kumpulkan informasi tentang manifestasi

klinis yang berhubungan dengan gangguan metabolic dan endokrin yang dimanifestasikan dalam keluhan
utama. Periksalah keluhan yang disampaikan dan catatlah efek keluhan tersebut terhadap kehidupan
seharu-hari klien.
4
Riwayat Kesehatan Sebelumnya dan Riwayat Rawat Inap

Penting untuk mengetahui apakah klien pernah mengalami riwayat pengobatan atau rawat inap terkait
sakit metabolic seperti hati, kandung empedu, kelenjar eksokrin pakreas (jaundis, udema abdominal (asites)

atau nyeri, urine berwarna gelap, feses pucat, lemah, perubahan berat badan, sendawa, kembung, dan gas

kentut). Pengetahuan tentang riwayat klien dapat memberikan petunjuk bagaimana terapi yang harus
diberikan kepadanya sesuai dengan kondisinya saat ini.
Riwayat kesehatan, termasuk rawat inap terakhir harus diketahui, perlu diketahui juga klien atau

keluarganya pernah mengalami atau pernah didiagnosis ganggauan endokrin. Diabetes mellitus dapat

dialami oleh seluruh keluarga. Riwayat utama semasa kecil atau remaja penting diketahui karena trauma

dikepala dapat menimbukan hipopituitarisme. Riwayat urinasi yang berlebih dan kehausan (diabetes

melitus, pola pertumbuhan yang berbeda dengan sebayanya atau keluarga yang lainnya, perubahan jumlah

dan pola rambut atau pertumbuhan berlebih dari ektremitas (tangan, kaki, dan kepala) dapat
mengindikasikan kelainan endokrin.

Status imuniasasi klien penting untuk mengetahui apakah klien sdh diimuniasai hepatitis A atau B atau
imuniasai stelah terpapar hepatitis A. informasi ini secara khusus sangat penting bagi petugas kesehatan

atau orang yang hidup didaerah dengan kasus hepatitis A dan B yag epidemik.

Riwayat operasi bedah

Tanyakan kepada klien tentang riwayat operasi, kemoterapi atau terapi radiasi, untuk gnggua metabolik
atau endokrin, khususnya dibagian kepala dan leher. Radiasi, secara khusus dapat menyebabkan masalah

kelenjar tiroid. Jika ada informasi bahwa penyakit menyertakan operasi aau biopsi, maka penting untuk

mengkaji kekambuhan. Informasi tentang prosedur diagnosis yang digunakan sangat membantu.Prosedur

seperti pemidaian (hepatoiminodiacetic acid (HIDA) ), analisis darah, endoscopic retrogard

choagiopancreatography (ERCP) isa membantu untuk menentukan terapi invasif seperti bedah, jika
diindikasikan akan sangat membantu jika bisa mengetahui prosedur (seperti biopsi, USG, atau prosedur

lainnya) penyebab masalah sebagai contoh , ERCP dapat menimbulkan pankreatitis.

Catat apakah klie pernah melakukan test darah, tranfusi produk darah, prosedur gigi, tindik telinga atau
organ ainnya, tato atau injeksi intravena dengan jarum terkontaminasi? Perlu dicata bahwa prosedur
pengkajian yang merusak kulit dapat digunakan sebagai ruang massuk virus hepatitis ( B atau C ) atau

patogen lainnya.

5
Alergi

Klien harus memberitahu riwayat alergi terhadap makanan atau obat tertentu. Secara khusus, tanyakan
reaksi klien terhadap asupa yodium. Yodium yang digunakan seagai media kontras dalam prosedur

diagnostik dari sistem metabolik.

Pengobatan
Tanyaka secara khusus tentang penggunaan hormon steroid, termasuk nama obat, dosis dan durasi

penggunaan. Apakah klien memiliki riwayat konsumsi anabolik steroid? Tanyakan tentang pengobatan yang

saat ini atau pernah dikonsumsi sebelumnya, termasuk obat tanpa peresepan. Banyak obat dan senyawa

kimia yang potensial hepatotoksik, seperti alkohol, senyawa emas, merkuri, fosfor, anabolik steroid,

asetaminofen, diuretik tiazid, zidovudin dan obat kanker matotrexate. Tanyakan penggunan kontasepsi oral,
agen anestesi, dan agen antipsikotik. Jika klien menghentikan terapi steroid secra tiba-tiba, klien bisa jatuh

dalam keadaan insufisiensi adrenal akut.


Tanyakan apakah klien juga melakkukan terapi alternatif, sperti terapi herbal. Obat herbal yang
digunakan untuk penanganan diabetes melitus tipe 1 diantara nya jus lidah buaya, kedelai ( spasie

phasiolus), labu pahit ( momordica charantia), teh hitam ( camellia sinensis). fenugreek (trigonella foenum-

graceum), gurmar (gymnema sylvestre), kacang makademia, dan sipitkecil madagaskar (chatarantus roseus).

beberpa obat herbal berkhasiat menurunkan tekanan darah (fenugreek), meningkatkan produksi insulin

(gummar) dan menngkatkan penggunaan insulin (teh hitam).

Kelp (fucus vesiculosus) bisa membantu menurunkan bera bada pada klien hipotiroid. Milk thistle

(silybum marianum) biasa digunakan untuk terapi memgatasi profilaksi hepatitis kronis, penyakit

inflamasi,hati dan tipe sirois tertentu.

Kebiasaan makan (diet)

Kebiasaan makan dapat menjadi faktor yang memperburuk atau meringankan penyakit. Jenis makanan
tertentu dapat menyebabkan kembung (distensi abdominal karena gas), flatulensi (pergerakan gas intestinal

melalui anus/kentut), serdawa (mengeluarkan gas dari mulut ), heartburm (rasa panas dibagian restrotenal

antara xipoideum dan manubrium streni, dan gangguan pencernaan ( termasuk refluks esofagitis). makanan
asam, makan dalam porsi besar, dan makanan berlemak dapat berprepitasi menyebabkan kembung,
flatulensi, serdawa, gangguan pencernaan, dan nyeri ulu hati didaerah kandung empedu.

Riwayat sosial
Kebiasaan klien dalam mengkonsumsi alkohol, merokok, dan penggunaan obat terlarang, adalah
informasi penting untuk dikaji. Perhatikan utama pada kebiasaan mengkonsumsi alkohol karena dapat
6
meyebabkan penyakit hati dan pankreas. Penggunaan alat0alat uang berhubungan dengan cairan tubuh

seperti darah dan cairan lainnya secara bersama dengan orang yang heptitis B atau C merupakan salah satu
faktor resiko. Riwayat prilaku seksual klien dapat menjelaskan asal infeksi hepatitis virus.

Tanyakan apa pekerjaan klien dan bagaimana lingkungan tempat kerjanya. Apakah klien melaporkan

bahwa dirinya terpapar oleh faktor penyebab kerusakan hati (hepatotoksin) seperti merkuri dan timbal,
agen anestesi, seperti nitrit oksida, dan snyawa kimia seperti karbon tetraklorida dan peptisida tertetu?
Apakah klien melakuka aktivitas yang meningkatkan resiko terpapar zat penyebab hepatitis atau

pankreatitis?

Tanyakan kepada klien tentang rumah dan lingkungan kerjanya. Pengkajian riwayat psikososial dan gaya

hidup memberikan informasi tentang stautus fisik dan psikologinya. Bekerja atau tinggal di lingkungan yang

penuh tekanan dapat meningkatkan risiko diabetes melitus. Tanyakan kepada klien apakah menerapkan
gaya hidup sehat, seperti latihan fisik dan cukup tidur? Diet dan aktifitas fisik penting dalam pengelolaan

diabetes mellitus baik tipe 1 maupun tipe 2. Secara spesifik, tanyakan tentang makanan, alcohol, obat
terlarang atau produk tembakau sebagai penghilang stress.

Riwayat Kesehatan Sekarang

Ketika mangkaji klien yang mengalami gangguan metabolic atauendokrin, kumpulkan informasi

mengenai riwayat keluarga. Sejumlah gangguan endokrin diturunkan dalam keluarga. Tanyakan juga tentang

riwayat keganasan yang sudah teridentifikasi. Adakah anggota keluarga keluarga lain dengan masalah yang

serupa? Apakah ada masalah autoimun yang pernah diderita oleh anggota keluarga lainnya seperti penyakit

Addison?

7
PENGKAJIAN POLA GORDON

NO 11 Pengkajian Pola Gordon


Pada Sistem Endokrin

1. Health Health Perception – Health a) Uraikan tentang status kesehatan secara keseluruhan Tentang
Management skalanya, tingkat 1-10, dimana angka 10 adalah kesehatan yang
terbaik yang pernah dimiliki
b) Uraikan masalah-masalah endokrin yang didapatkan masalah
(pituitary tiroid, paratiroid, adrenal, pancreas, ovarium, testes)
bagaimana masalah ini doatasi?apakan dengan obat-obatan
pembedah, penggantian hormone, diet? Apa yang menentukan
mengenai pengobatan yang anda laakukan
c) Apakah anda merokok/menghirup tobako? Jika ya. Berapa
banyak per hari dan berapa banyakdan berapa lama
d) Apakah anda sudah merasakan tinggi atau rendahnya kadar
gula darah
e) Apakah anda minum alcohol. Jika ya berapa banyak dan jenis
apa?
f) Uraikan bagaimana anda merawat kesehatan anda?
g) Kapan terakhir anda melakukan latihan fisik?
2. Nutrional – metabolic (metabolic a) Uraikan kebiasaan diet anda intek selama 24 jam 1 periode
nutrisi) b) Uraikan berapa banyak air yang diminum selama 24 jam
c) Dapatkah anda mencatat bahwa anada merasa kehausan yang
sangat dan yang biasanya
d) Apakah anda mengalami perubahan selera makan? Jika ya
uraikan
e) Apkah anda mengalami perubahan berat badan? Jika ya berapa
pound/kg? berapa jarak periodenya
f) Dapatkah anda mencatat perubahan-perubahan pada
kebiasaan dalam intoleransi antara panas atau dingin?
g) Apakah anda mengalami kesulitan dalam menelan jelaskan
3. Elimination a) Uraikan kebiasaan pola berkemih selama periode 24 jam.
Apakah ada perubahan? Jika ya. Uraukan!
b) Dapatkah anda mencatat perubahan-perubahan terhadap
warna dan bau dari urin anda? Jika ya. Uraikan
c) Apakah anda sering terbangun pada malam hari untuk
berkemih? Seberapaseringka?
d) Apakah anda pernahmengalamibatu ginjal? Jika ya.
Bagaimanacara mengatasinya
e) Apakah anda pernah mengalami perubahan kebiasaan
eliminasi? jelaskan
4. Aktivitas – latihan a) Uraikan kebiasaan aktivitas selama periode 24 jam
b) Aktivitas apayang biasa anda lakukan sehingga andabernafas
pendek (seperti sessak)/kelelahan?
c) Apakah anda mengalami perubahan padakebiasaan perawatan
dorui anda berhubungan dengam masalah endokrin

8
d) Apakah tingkat energy mengalami peningkatan atau
penurunan? Jika ya jelaskan
5. Tidur – istirahat a) Dalam skala1-10 dengan skor10 terjadi gangguan terhadap
tidur malam
b) Kemampuan tidur dan istirahat. Jelaskan tingkatannya?
c) Apakah andamerasa gugup atau tidak mampu istirahat
6. Kognitif – persepsi a) Apakah anda merasakan kelelahan. Menarik diri atau bingung ?
b) Dapatkah anda mencatat adanya suara parau atau perubahan
terhadap suara anda?
c) Dapat anda mencatat perubahan – perubahan terhadap
perubahan warna dan kondisi kulit anda. Seperti warna kulit
menjadi lebih gelap. Kulit menjadi kering,. Berminyak atau
memar
d) Apakah anda pernah mengalami palpitasi jantung?
e) Apakah anda pernah mengalami nyeri abdomen?
f) Apakah anda mengalami sakit kepala, hilang ingatan,
perubahan sensasi atau depresi.
g) Apakah anda pernah mengalami kekuatan otot atau sendi?
7. Konsep diri a) Bagaimana perasaan anda tentang masalah keperawattan ini ?
b) Bagaimana perasaan anda setelah mendapati masalh ini
terhadap diri anda dan masa depan anda?
c) Bagaimana perasaan anda mengenai pengobatan untuk selama
istirahat dalam hidup ini?
8. Peran hubungan a) Dapat anda mencatat perubahan terhadap aktivitas seksual?
Jelaskan!
b) Bagaimana masalah kesehatan ini mempengaruhi masalah
kehidupan anda?
c) Setelah menerima masalah kesehatan ini apakah perubahan
terhadap peran dan tanggung jawab dalam keluarga?jelaaskan!
d) Setelah mendapatkan masalah kesehatan ini apakah
mempengaruhi anda untuk bekerja?jelaskan!
9. Seksual dan reproduksi a) Dapatkah anda mencatat perubahan terhadap aktivitas
seksual?jelaskan!
b) Dapatkah anda mencatat perubahan dalam kemampuandalam
hubungan seksual?jelaskan!
c) Apakah anda mengalami perubahan dalam reproduksi
menstruasi?jelaskan!
d) Apakah anda mengalami ketidak puasan dan kesulitan
mengontrol ekresi?
e) Pernahkah anda mengalami kesulitan pada awal kehamilan?
10. Coping – stress a) Apakah stress memperlihatkan adanya tambahan gejala
terhadap masalah endokrin? Bila ya. Cara apa ?
b) Apa atau siapa yg sangat membantu dalam koping terhadap
masalah kesehatan ini?
c) Uraikan apa yang biasanya anda lakukan untuk mengatasi
stress!

9
11. Keyakinan/kepercayaan a) Apakah ada orng terdekat klien. Praktisi atau aktifis yg
membantu mencegah masalah kesehatan ini. Jelaskan!
b) Bagaimana anda merasa masa depan sangat dihargai selama
hidup dengan masalah kesehatan saat ini?

10
PEMERIKSAAN FISIK

SISTEM ENDOKRIN
Pemeriksaan fisik pada disfungsi metabolic dan endokrin (hati, empedu, atau pancreas) harus

memperlihatkan pemeriksaan seluruh tubuh secara hati – hati dan terintregrasi serta interaksi yg baik

dengan klien. Rujuk pengkajian sesuai buku teks untuk informasi spesifik mengenai pengkajian terhadap
klien dengan gangguan metabolic dan endokrin.
Pengkajian meliputi status umum dan status nutrisi sekaligus keadaan kulit, kepala, leher, toraks,

abdomen, ekstermitas atas dan bawah, serta genetalia. Priksa seluruh bagian tubuh secara sistematis mulai

dari kepala hingga kaki dengan cara inspeksi, auskultasi, perkusi dan palpasi. Memberi keterangan yang

detail yang berhubungan dengan pengkajian fisik pada system endokrin dan metabolik sebelum

pemeriksaan, Tanya klien lokasi nyeri, serta periksa area tersebut terakir kali dirasakan nyeri. Seperti
disebutkan sebelumnya nyeri hepatic atau empedu sering kali berlokasi dikuadran atas tubuh.

Penampilan umum dan Status Nutrisi


Mulailah dengan mengkaji penampilan umum dan status kesehatan. Apakah klien menunjukan respon

terhadap pertanyaan – pertanyaan? Observasi suasana hati klien, derajat kisaran (orientasi, kewaspadaan),

bahas verbal dan nonverbal, ingatan, afeksi serta pola pembicaraan. Catatlah setiap kegelisahan atau

depresi, apati atau marah.

Kaji status gizi klien. Minta klien untuk menimbang berat badanya dan berikan catatan apakah klien

sangat kurus atau kelebihan berat badan. Obesitas dapat menyertai penyakit empedu. Tanyakan kepada

klien apakah merasakan sakit pada bagian kuadran atas tubuh sebelah kanan setelah mengkomsumsi jenis

makanan tinggi lemak tertentu (misalnya kacang, coklat).

Pemeriksaan fisik. Penyakit Endokrin dan Metbolik :


Langkah lanjut Temuan Normal atau Umum Temuan Signifikan atau Abnormal
INFEKSI a) Sama atau lebih terang dari a) Kemerahan, sianosisi,
area lainya jaundis, lesi, ekimosisi, tanda
b) Sclera berwarna putih jarum, atau hematoma
c) Datar, abdomen membuncit b) Sclera berwarna kuning
d) Halus c) Distensi, asimetri, massa
e) Tidak ada dilatasi vena ( d) Ketat, mengkilat, kemps,
hemaroid) vena menonjol seperti
f) Sesuai dengan tinggi dan agioma
pengembangan e) Ada vena menonjol (
hemoroid )
f) Obesitas atau malnutrisi

11
Catat :
a) Warna kulit
b) Mata
c) Simetri, kontur dan
bentuk abdomen
d) Permukaan abdomen
e) Daerah rektum
f) Status nutrisi umum
g) Berat badan
Observasi asietas

AUSKULTASI
a) Tempelkan stetoskop a) Tidak ada suara vena a) Suara dengung vena dengan
(yang dihangatkan) di b) Tidak ada suara gesekan kompres sistolik dan
salah satu bagian di diastolik
kuadran atas tubuh,
dengarkan suara
vaskular, atau gesekan
yang kasar
PERKUSI
a) Abdomen: catat suara a) Timpani di semua abdomen, a) Pekak pada organ yang
perkusi di keempat empedu, intestinum, dan membesar, mengindikasikan
kuadran aorta,pekak di hepar, limpa, perlunya pengkajian lebih
b) Hati;Rentang, perkusi ke pankreas, ginjal dan uterus lanjut tentang ascites
atas dari bawah umbilikal b) Ukuran hati dalah 6-12 cm, b) Ukuran hati lebih dari 12 cm
klien di linea tidak ada nyeri c) Nodular, lebih dari empuk,
midklavikuler (MCL) c) Sedikit empuk, lembut dan keras
kanan sampai suara permukaannya halus d) Suara pekak memanjang
pekak terdengar. Tandai d) Pekak diantara kosta ke 6-10 dari atas kosta keenam atau
daerah ini. Kemudian pada area yang luas
perkusi kebawah dari mengindikasikan adanya
suara sonor paru di MCL pembesaran
kanan sampai suara
pekak terdengar. Ukurlah
jarak antara dua tanda
ini.
c) Catat apakah empuk,
lunak, atau keras, halus,
atau nodular
d) Limpa: catat ukurannya,
perkusi ke bawah
kesebelah linca aksilaris
posterior sinistra, di
mulai dari suara sonor
sampai suara pekak
terdengar

12
PALPASI
a) Gunakan permukaan a) Tidak empuk,nyeri,massa a) Rigid, nodul pembesaran
palmar sepanjang hari
tangan
b) Hati: palpasi secara
lembut di bagian kanan,
kemudian, palpasi lebih
dalam
c) Limpa; catat jika limpa
dapat di perkusi lebih
baik tidak dipalpasi,
palpasi dengan lembut
di sebelah kiri distal ke
MCL

Adaptasi pada klien lansia


a) Lentur dan membuat akibat a) Nyeri di kuadran atas kanan
Inspeksi kehilangan tonus otot dan atau epigastrik dari hati dan
a) Kontur akumulasi lemak saluran empedu

Palpasi a) Ukuran mungkin memendek a) Nyeri epigastrik dari


a) Catat ukuran dan batas tetapi tepi lebih pankreas lambung atau
hati duodenum

Kulit (Integumen)

Periksalah tekstur lembut dan disrtibusinya di seluruh tubuh. Periksa kerapuhan atau hilangnya rambut

(alopesia). Inspeksi warna kulit, pigmentasi, striae, ekimosis, atau bintik-bintik. Palpasi tekstur kulit,

ketebalan, kelembapan, dan diaporesis. Lakukan inspeksi dan palpasi kuku, tekstur, kerapuhan adanya rigi
dan kelupasan.

Kepala/Mata/Hidung/Mulut/Leher
Inspeksi bentuk kepala, ukuran simetri, dan proporsi bersamaan dengan roman muka. Lihatlah warna

kulit apakah ada eritemia, atau ruam di pipi. Lihat juga ekspresi muka apakah ada kecemasan. Inspeksi dan

palpasi alis, catat distribusi rambutnya. Lihat posisi dari mata, simetrinya, bentuk, dan kedipan kelopak mata.

Catat warna sklera, apakah terdapat kekuning-kuningan atau putih? Jika pemeriksaan mata di perlukan.
Inspeksi mukosa hudung untuk menditeksi ada tidaknya pembengkakan. Lihat warna permukaannya.

dengarkan suara bising pada napas yang sulit.

Untuk mulut, inspeksi warna mukosa dan kondisi gigi klien. Catat apakah ada maloklusi. Tanyakan juga
apakah klien mengalami kesulitan ketika menelan makanan.

13
Dengarkan suara klien apakah suaranya parau atau serak. Periksa kejernihan, nada, dan volume bicara,

minta klien untuk menelan dan periksa apakah ada kesulitan atau sakit menelan dan periksa apakah ada
kesulitan dan sakit menelan. Inspeksi leher dan simetri, arah atau pembesaran diatas kelenjar tiroid. Untuk

pemeriksaan menyeluruh dari leher, lakukan sesuai dengan pengkajiankesehatan. Cocokkan dengan temuan

pemeriksaan fisik pada orang normal sebagai contoh dokumentasi pemeriksaan tiroid normal.

Ekstremitas Atas dan Bawah

Periksa ukuran, bentuk, dan simetri tungkai dan lengan. Periksa apakah ada edema peripheral. Palpasi

dan catat amplitude denyut perifer. Kaji reflex tendon dan observasi waktu relaksasinya

Untuk pemeriksaan ekstremitas atas, minta klien untuk merentangkan tangan dengan telapak tangan

dengan telapak tangan menghadap ke bawah, periksalah apakah terdapat tremor dan kemerahan pada
telapak tangan (palmar eritema)

Ukurlah ukuran proporsi tangan dibandingkan dengan tubuh. Untuk ekstremitas bawah catatlah warna
dan distribusi rambut kaki. Kajilah ukuran kaki klien dengan proporsi tubuh. Pisahkan jari kaki dan periksalah
apakah ada deformitas perubahan kulit seperti penebalan, fisura, dan penebalan kuku.

Toraks

Pada pria, inspeksi ada tidaknya ginekomastia (pembesaran mammae) yang dapat terbentuk akibat

penurunan metabolisme estrogen ketika terjadi disfungsi hati. Auskultasi apakah terdapat suara jantung

tambahan, seperti sistolik murmur.

Abdomen

Pengkajian abdomen memerlukan teknik inspeksi, auskultasi, perkusi, dan palpasi. Seperti disebutkan
sebelumnya, pemeriksaan bagian yang nyeri dilakukan terakhir. Hal penting pada pemeriksaan fisik

gangguan endokrin dan metabolik termasuk pemeriksaan abdomen. Untuk pengkajian fisik lebih lanjut
(seperti pemeriksaan shifing dullness (pekak beralih) atau tes penjalaran gelombang cairan.

Genitalia dan Rektum


Observasi pola distribusi rambut pubis, khusunya pada wanita. Bentuk berlian (diamond-shaped) pada
pria mengindikasikan adanya tumor penyebab maskulinasi. Catat ukuran testis pada klien pria dan klitoris

pada klien wanita serta bandingkan nilai normal. Pengkajian lainnya pada kasus metabolic dan endokrin

berdasarkan pada studi diagnostik karena secara fisik hanya kelenjar tiroid dan kelenjar gonad yang dapat
diperiksa secara langsung. Inspeksi area rectum apakah ada dilatasi vena (hemoroid). Hal ini dapat terjadi
klien dengan sirosis hepatis dan hipertensi portal.
14
Modifikasi untuk Lansia

Ketika memeriksa klien berusia lanjut yang diduga mengalami gangguan endokrin dan metabolic, amat
penting untuk ada beberapa kali jeda selama pengkajian untuk menghindari kelelahan. Lakukan

pemeriksaan fisik dengan seksama sehingga informasi yang dibutuhkan dapat ditanyakan kepada klien.

Bicaralah secara jelas ketika menanyakan informasi spesifik atau berilah instruksi sehingga klien bisa
mendengar dengan baik dan mengerti permintaan kita.
Ketika sedang inspeksi abdomen, periksa kontur dan warnanya. Perut yang membuncit yang lentur

adalah penemuan normal karena tendensi lemak untuk mengumpul di bagian bawah perut dan pinggul,

sedangkan otot abdomen mengalami kelemahan. Periksa area yang ada nyeri atau dirasa tidak nyaman

karena bertambahnya usia dapat mengumpulkan manifetasi rasa nyeri yang disebabkan oleh inflamasi

peritoneal
UJI DIAGNOSTIK

Uji Fungsi Endokrin Noninvasif

a) Tes Struktur dan Fungsi Tiroid Kelenjar tiroid dapat dinilai dari ukuran, bentuk, posisi, dan

funggsinya dengan memindai (scanning), USG, Magnetic Resonance

Imaging (MRI), Computed Tomography (CT), Radionuclide Imaging,


aspirasi jarum halus, dan refleks tendon Achles

b) Asupan Yodium Radioaktif Tubuh tidak bisa membedakan yodium radioaktif dengan yodium

nonradioaktif. Konsekuensinya tiroid mengabsorbsi yodium pada


umumnya. Yodium radioaktif diekskresikan melalui urine seperti

halnya yodium biasa.

Laboratorium dapat mengukur jumlah yodium radioaktif yang


dikeluarkan setelah tes berlangsung. Banyak faktor yang

mengganggu pengkajian ini.

c) Tes Struktur dan Fungsi Adrenal Korteks adrenal dapat dikaji lesinya atau penyakitnya menggunakan
CT, MRI, venogram adrenal, dan angiografi.

d) Tes Struktur dan Fungsi Hipofisis Pengkajian struktur dan fungsi hipofisis dapat dilakukan dapat

rontgen kepala, CT, atau MRI. Tumor hipofisis dapat divisualisasikan


dengan baik pada pemeriksaan tersebut.

15
Uji Fungsi Metabolik

a) Ultrasonografi Abdominal Pemeriksaan ultrasonografi memberikan nilai diagnostic untuk

kondisi hati, pancreas, dan struktur biliaris. Teknik ini cepat,


persiapannya singkat, atau tanpa persiapan sama sekali. Sebelum

pelaksanaan prosedur pemeriksaan klien akan diminta berpuasa

atau tidak bergantung pada area yang akan diperiksa nantinya.


Yakinkan pada klien bahwa tes yang akan dilakukan aman dan tidak

menyakitkan. Tidak ada tindakan pencegahan atau observasi

spesifik setelah prosedur USG

b) Radiografi Banyak prosedur dilakukan untuk mendiagnosis gangguan pada

hati, pancreas dan traktus biliaris dengan menggunakan rontgen.

Foto polos abdomen dengan rontgen dapat menggambarkan


elevasi diafragma akibat pembesaran atau klasifikasi organ

abdomen. Foto serial dari abdomen bagian atas dan bawah

menggunakan kontras barium dapat menggambarkan informasi


tentang organ-organ aksesoris pencernaan (hati, kandung empedu,

dan pancreas)
Spot film rontgen mengumpul sehingga dapat mendeteksi

pancreatitis, dan penyakit duodenal (tumor kaput pancreas atau

striktur akibat pancreatitis kronis). Studi radiologi dengan media


kontras yodium dapat memvisualisasi tubulus dan pembuluh darah.

Sebelum pelaksanaan prosedur ini, tanyakan tentang riwayat alergi

yodium pada klien.

c) Computed Tomography (CT) CT digunakan untuk mengidentifikasi dan evaluasi hati, traktus
biliaris, kandung empedu, dan penyakit pancreas. Pemeriksaan ini

penting untuk membedakan kista atau tumor dan membedakan


apakah jaundice terjadi akibat obstruktif dan non obstruktif, klien

diinstruksikan untuk puasa kecuali minum sebelum tes.

16
Uji Fungsi Endokrin Invasif

a) Amgiografi Amgiografi dapat menyesuaikan pembuluh darah hepatika biliaris,


pankreastika setelah penggunaan media kontras pemeriksaan m
digunakan untuk mengidentifikasi abnormalitas struktur dan fungsi
vaskuler, mengobservasi massa, serta melihat apakah ada
pendarahan sistem penkreas, limpa, dan porta
b) Pengukuran Tekanan Verta Porta Pengukuran tekanan verta porta dapat membantu (1) diagnosis
hipertensi porta, (2) indikasi tingkat keparahan hipertensi porta, dan
(3) memandu pembuatan putusan intervensi yang sesuai jika
memerlukan tindakan bedah.
Kalkulasi pemantauan tekanan simusoid secara tidak langsung
dapat membatu menentukan lokasi obstruksi di hati sehingga bisa
mengidentifikasi penyakit yang mendasarinya. Tekanan porta yang
yang normal adalah 5 damai 11 mmHg
c) Biopsi Biopsi merupakan tes diagnostik tunggal yang sangat penting
karena sering kali bisa mensedeminasi faktor pada putusan
diagnosis akhir. Teknik ini meliputi pengambilan sampel dan jarigan
hidup untuk di analisis. Biopsi meliputi prosedur terbuka atau
tertutup. Pada prosedur terbuka memerlukan anestesi umum dan
insisi atau sayatan abdomen yang cukup luas.
Pada biopsi tertutup atau pertkutaneus dari hati, digunakan teknik
sapirasi jaringan inti melalui jarum untuk analisis histologi. Biopsi
umumnya merupakan prosdur “ buta “ (teknik menghiri) dilakukan
dengan anestesi lokal dengan pendekatan tranpleural atau
sublostal. Kerugisn utama teknik menghiri adalah dokter bedah
tidak melihat arah jarum biopsi.
d) Parasentesis Parasentesis digunaka untuk :
1) Mengekstaksi cairan yang terakumulasi dalam peritoneum
(asites)
2) Mengurangi tekanan abdomen, yang yang mengganggu
respiratori klien, atau
3) Mendapatkan cairan tubuh untuk kultur.

Uji Labolatorium

Klien tidak disfungsi endokrin membutuhkan beberapa tes diagnostik umum. Kadar dalam darah yang spesifik
dengan kelenjar yang dimaksud beberapa hormon di ukur untuk spesifik, hormon lainnya,seperti tiroksin, diukur
sebeberapa kuat ikatan mereka dengan protein dan yodium radioaktif. Klien mungkin cemas terhadap prosedur dan
hasil pemeriksaan. Pada banyak kasus, gangguan endokrin menunjukan misdignosis bertahun-tahun karena
manifestasi yang non spesifik. Ketika diagnosis pasti di tegakkan, klien dan keluarganya pasti memerlukan bantuan
selama pengobatan berlangsung.
Klien dengan pengguan metabolik ( kelenjar pankreas hati, atau traktus biliaris) sering kai memerlukan tes
diagnostik yang banyak. Tidak ada tes diagnostik tunggal, analisis radiografi, atau prosedur bedah yang cukup untuk
menginformasi dagnosisatau memerlukan derajat malfungsi. Ntuk menetukan sempel yang spesifik, konfirmasikan
degan buku tekstentang tes diagnostik.

17
Tes Fungsi endokrin Pankreas

Pengkajian diagnostik pada fungsi endokin pankreas berhubungan dengan kadar glukosa darah.
Peningkatan konsentrasi glukosa puasa biasanya menjadi menjadi penanda utama hiperglikemia.

Hemoglobin terglikolisis (HBA1c) atau glihemoglobin menanda kan kadar glukosa rata-rata selama tiga

bulan dan dapat diukur pada saat tidak berpuasa.

Tes Fungsi Tiroid

Beberapa tes dapat di gunakan untuk menilai fungsi tiroid. Penjelasan tentang tes diagnosis yang palig

umum adalah sebagai berikut :


a) Thiroid Stimulating Hormon (TSH) serum Pengukuran konsentrasi serum basal TSH sangat berguna untuk
membedakan hipotiroidisme primer dan skunder. Pada kasus
hipotiroidisme primer, kelenjar tiroid mengalami fungsi
abnormal dalam kemampuan menyintesis hormon. Hal ini akan
meningkatkan hipersekresi TSH. Sebaliknya, konsentrasi serum
TSH yang rendah atau tidak terdeteksi pada hipotoridisme
skunder dan tersier.
b) Tes Antibodi Tiroid Banyak penyakit tiroid diperkirakan akibat autoimun, seperti
tiroiditis hashismoto, beberapa tipe mixeddema, dan penyakit
grave, tes srologi dapat digunakan untuk menentukan apakah
darah klien memiliki anti bodi antitiroid.
c) Tiroksin dan Triiodotironin serum Radiomonusaay dapat digunakan untuk mengukur triiodotironin
(T3).hipertiroidisme, hepatitis virus, kehamilan, dan kontrasepsi
oral, meningkatkan tiroksin serum (T4). Hipotiroidisme, latihan
berat, heparin, dan litium analisis kadar T3 dan T4 telah banyak
megantikan tes klasik dengan mengukur basal metabolisme rate
(BMR). BMR di kalkulasikan dengan megukur konsumsi oksigen
tubuh dalam kondisi mental dan fisik relaksasi.

Asupan Resin T3
Jika tiroid dibawah normal atau kadar protein serum tinggi, asupan resin T3 akan menurun. Jika fungsi
tiroid di atas normal atau kadar protein serumnya rendah, maka asupan resin T3 akan meningkat.

Kolesterol Serum
Kadar kolesterol serum mungkin meningkat pada hipotiroidisme primer, hal tersbut menjeaskan
mengapa kondisi ini di ikuti oleh kondisi aterosklerosis. Klien hiertiroidisme umumnya memiliki kadar

kolesrterol yang rendah. Kolesterol serum tidak spesifik pada tes fungsi tiroid karena kadar di pengaruhi
oleh banyak faktor lain hormon tiroid.

18
Tes Fungsi Paratiroid

Pengukuran kalsium serum, fosfor, serum alkalin fosfatase, hormon paratiroid, dan konsentrasi
osteokalsin penting untuk evalusi mengingat hubungan antara kelenjar paratiroid dan kelejar tiroid.

Tes fungsi adrenal


Tes fungsi adrenal dapat digunakan untuk evaluasi hormone korteks, medulla serta metabolismenya
dengan mengukur specimen serum dan urine. Homon adrenomkortikal termasuk kortisol (glukortikoid),

aldosterone (meneralkortikoid), dan dalam jumlah sedikit hormone kelamin (androgen). Hormone adrenal

medularis itu termasuk epineprin dan neropineprin (katekolamin).

a) Kadar aldosterone Kadar plasma aldosterone, angiotensin II, dan renin dapat diukur setiap saat. Kadar
aldosterone dapat meningkat pada pemberian kalium, pembatasan natrium, atau
keadaan klien pada posisi tegak sikap sempurna. Kadar plasma aldosterone dapat
menurun pada pemberian infus salin.
b) Tes kortisol Kortisol serum diukur pada klien dengan kecurigaan hiperfungsi atau hipofungsi
serum/supresi kelenjar adrenal. Kadar kortisol umumnya meningkat dan menurun dalam siklus
deksametasol harian yang disebut variasi diurnal. Kadar kortisol tertinggi ada pada sekitar pukul
6-8 pagi dan secara bertahap menurun, sampai mencapai kadar terendah pada
tengah malam.
c) Hormone Kadar serum ACTH dapat diketahui setelah infus ACTH sintesis. Kadar ketosteroid
adrenokortikotropik dalam urine diharapkan meningkat sampai 25 mg dalam 24 jam.; kadar kortisol
(ACTH) serum plasma diharakan meningkat sampai level 10-40 mcg/dl. Kadar ketosteroid adalah
metabolic hormone yang diproduksi oleh korteks adrenal. Bahan pengawet
diperlukan untuk koleksi specimen dengan botol. Jika klien menggunakan kateter
harian, kosongkan kantong drainase urine dan masukkan urine kelemari
pendingin.
d) Plasma penin assay Kadar plasma renin dapat digunakan sebagai turunan diagnosis hiperaldosteron
primer atau sekunder.
e) Katekolamin urine Fungsi medulla adrenal dapat diakses melalui pengukuran kadar katekolamin dan
metabolismenya (asam vanilymandelic)

Tes fungsi hipofisis

a) Hormone assay Penyakit hormone disebabkan oleh mlfungsi kelenjar hipofisis dapat memiliki efek
klinis yang luas bergantung pada hormone yang terlibat. Hormone pertumbuhan
(GH) dan ADH adalah contoh hormone yang disekresikan oleh lobus anterior (GH)
dan lobus posterior (ADH) dari kelenjar hipofisis
b) Kelenjar hormone GH disekresikan sesuai pola diurin dan kadar dapat diukur
pertumbuhan (GH)

19
Tes fungsi metabolik
Tes laboratorium yang pling umum untuk fungsi metabolic (hati, empedu, dan kelenjar eksokrin

pankreas) adalah dengan cara mengukur kadar enzim di serum, bilirubin, protein antigen, antibody, lemak,

factor pendarahan dan pembekuan, serta analisis yang berhubungan dengan urine dan feses.

20

Anda mungkin juga menyukai