Anda di halaman 1dari 20

syndrom Nefrotik Akut (SNA)

KELOMPOK 6 :
Erika Dwi Safitri
Felda Amalia Intan S.Z
Liatul Wardah
Muhammad Dandi
PENGERTIAN
Sindroma Nefrotik adalah status klinis yang ditandai
dengan peningkatan permeabilitas membran
glomerulus terhadap protein yang mengakibatkan
kehilangan urinarius yang massif
Nefrotik sindrom ditandai oleh (1) peningkatan
protein dalam urin secara bermakna (proteinuria) (2)
penurunan albumin dalam darah (3) edema, dan (4)
serum kolesterol yang tinggi dan lipoprotein densitas
rendah (hiperlipidemia)
ETIOLOGI
Penyebab sindrom nefrotik dibagi menjadi dua
menurut Muttaqin, 2012 adalah:
Primer, yaitu berkaitan dengan berbagai penyakit
ginjal, seperti glomerulonefritis, dan nefrotik sindrom
perubahan minimal
Sekunder, yaitu yang diakibatkan infeksi, penggunaan
obat, dan penyakit sistemik lain, seperti diabetes
mellitus, sistema lupus eritematosus, dan amyloidosis.
PATOFISIOLOGI
Meningkatnya permeabilitas dinding kapiler glomerular akan
berakibat pada hilangnya protein plasma dan kemudian akan
terjadinya proteinuria. Kelanjutan dari proteinuria menyebabkan
hipoalbuminemia. Dengan menurunya albumin, tekanan osmotic
plasma menurun sehingga cairan intravascular berpindah ke dalam
intertisial. Perpindahan cairan tersebut menjadikan volume cairan
intravascular berkurang, sehingga menurunkan jumlah aliran
darah ke renal karena hipovolemi. Menurunya aliran darah ke
renal, ginjal akan melakukan kompensasi dengan merangsang
produksi renin angiotensin dan peningkatan sekresi antideuretik
hormone (ADH) dan sekresi aldosteron yang kemudian menjadi
retensi natrium dan air. Dengan retensi natrium dan air , akan
menyebabkan edema (Wati, 2012).
Manifestasi klinis
Manifestasi utama sindrom nefrotik adalah edema.
Edema biasanya lunak dan cekung bila ditekan
(pitting), dan umumnya ditemukan di sekitar mata
(periorbital), pada area ekstremitas (sekrum, tumit,
dan tangan), dan pada abdomen (asites).
 Gejala lain seperti malese, sakit kepala, iritabilitas
dan keletihan umumnya terjadi.
WOC dimakalah
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
• Urinalisis
Pemeriksaan sedimen urin
Pengukuran protein urin
Pengukuran protein urin
Albumin serum
ESBACH)
Pemeriksaan serologis
USG renal
Biopsi ginjal
Darah
PENATALAKSANAN
Tujuan penatalaksanaan adalah untuk mempertahankan fungsi
ginjal
. Menjaga pasien dalam keadaan tirah baring selama beberapa
hari mungkin diperlukan untuk meningkatkan diuresis guna
mengurangi edema.
Masukan protein ditingkatkan untuk menggantikan protein
yang hilang dalam urin dan untuk membentuk cadangan protein
di tubuh. J
ika edema berat, pasien diberikan diet rendah natrium.
Diuretik diresepkan untuk pasien dengan edema berat, dan
adrenokortikosteroid (prednison) digunakan untuk mengurangi
proteinuria
DIET/NUTRISI BAGI KLIEN
SYNDROM NEFROTIK
 Tujuan Diet
Mengganti kehilangan protein terutama albumin.
Mengurangi edema dan menjaga keseimbangan cairan tubuh.
Memonitor hiperkolesterolemia dan penumpukan
trigliserida.
Mengontrol hipertensi.
Mengatasi anoreksia.
 Syarat Diet
Energi cukup, untuk mempertahankan keseimbangan
nitrogen positif yaitu 35 kkal/kg BB per hari
Protein sedang, yaitu 1 g/kg BB, atau0,8 g/kg BB
ditambah jumlah protein yang dikeluarkan melalui urin.
Utamakan penggunaan protein bernilai biologik tinggi.
Lemak sedang, yaitu 15-20% dari kebutuhan energy total.
Karbohidrat cukup, yaitu sisa dari kebutuhan energy
total
Natrium dibatasi, yaitu 1-4 gr sehari, tergantung berat
ringannya edema.
Kolesterol dibatasi < 300mg, begitu pula gula murni, bila
ada peningkatan trigliserida darah.
Cairan disesuaikan dengan banyaknya cairan yang
dikeluarkan melalui urin ditambah  500 ml pengganti
cairan yang dikeluarkan melalui kulit dan pernafasan.
 Diet yang Dianjurkan dan Dihindari
Jenis Bahan Makanan
• Sumber karbohidrat : Nasi, bubur, bihun, roti,
gandum, makaroni, pasta, jagung, kentang, ubi, talas,
singkong, havermout
• Sumber protein hewani : Telur, susu skim/susu rendah
lemak, daging tanpa lemak, ayam tanpa kulit, ikan
• Sumber protein nabati : Kacang-kacangan dan aneka
olahannya
Sayuran : Semua jenis sayuran segar
Buah-buahan : Semua macam buah-buahan segar
Minum : Semua macam minuman yang tidak
beralkohol
KONSEP ASUHAN PADA SINDROM
NEFROTIKKEPERAWAtaN
Pengkajian
A. Identitas Klien
• Umur
• jenis klamin
Agama
Suku/bangsa
Status
Pendidikan
Pekerjaan
b. Identitas penanggung jawab
Hal yang perlu dikaji meliputi nama, umur, pendidikan,
agama, dan hubungannya dengan klien.
Riwayat Kesehatan
Keluhan utama: Kaki edema, wajah sembab, kelemahan fisik,
perut membesar (adanya acites)
C. Riwayat Kesehatan Sekarang
• Kaji berapa lama keluhan adanya perubahan urine output
• Kaji onset keluhan bengkak pada wajah atau kaki apakah
disertai dengan adanya keluhan pusing dan cepat lelah
• Kaji adanya anoreksia pada klien
• Kaji adanya keluhan sakit kepala dan malaise
e. Riwayat Kesehatan Dahulu
Apakah klien pernah menderita penyakit edema?
Apakah ada riwayat dirawat dengan penyakit diabetes
melitus dan penyakit hipertensi pada masa sebelumnya?
Penting juga dikaji tentang riwayat pemakaian obat-obatan
masa lalu dan adanya riwayat alergi terhadap jenis obat
F. Riwayat Kesehatan Keluarga
Kaji adanya penyakit keturunan dalam keluarga seperti DM
yang memicu timbulnya manifestasi klinis sindrom
nefrotik
 
G. Kebutuhan bio-psiko-sosio-spiritual
Pola nutrisi dan metabolisme: Anoreksia,
mual, muntah.
Pola eliminasi: Diare, oliguria.
Pola aktivitas dan latihan: Mudah lelah,
malaise
Pola istirahat tidur: Susah tidur
Pola mekanisme koping :  Cemas, maladapti
f
Pola persepsi diri dan konsep diri : Putus
asa, rendah diri
H. Pemeriksaan Fisik
Status kesehatan umum
Keadaan umum: klien lemah dan terlihat sakit
berat
Kesadaran: biasanya compos mentis
TTV: sering tidak didapatkan adanya perubahan.
Pemeriksaan sistem tubuh
Diagnosa Keperawatan
Hipervolemi berhubungan dengan gangguan mekanisme regulasi
ditandai dengan odem
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan faktor biologis (hipoproteinemia) dan
kurang asupan makanan (anoreksia)
Gangguan citra tubuh berhubungan dengan penyakit (edema)
Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan mokus
dengan jumlah berlebihan (efusi pleura)
Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan
penekanan tubuh terlalu dalam akibat edema
Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan nafas tidak
adekuat.
Intervensi
 Hipervolemi berhubungan dengan gangguan mekanisme regulasi ditandai dengan odem
 Intoleransi aktivitas berhubungan dengan sering mengeluh ditandai dengan kelemahan
umum.
 Intervensi utama: Manajemen Energi
Observasi:
 Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan
 Monitor kelemahan fisik dan emosional
 Monitor pola dan jam tidur
 Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan aktifitas
Terapeutik :
 Sediakan lingkungan yang nyaman dan rendah stimulus (mis, cahaya, suara, kunjungan)
 Lakukan aktivitas gerak rentang pasif dan/ aktif
 Berikan aktifitas distraksi yang menenangkan
 Fasilitas duduk di tempat tidur, jika tidak dapat berpindah atau berjalan
 

 
Edukasi:
Anjurkan tirah baring
Anjurkan melakukan aktifitas secara bertahap
Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan gejala
kelelahan tidak berkurang
Anjurkan strategi koping untuk mengurangi
kelelahan
Kolaborasi :
Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara
meningkatkan asupan makanan

Anda mungkin juga menyukai