Nama Kelompok :
Ria Indriani
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nyalah kami dapat
menyelesaikan makalah “Analisa SWOT Program Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit Tidak Menular Diabetes Melitus dan Hipertensi Di
Puskesmas Maos” ini sebatas pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki.
Melalui kata pengantar ini kami sangat terbuka menerima kritik serta saran yang
membangun sehingga penulis dapat memperbaikinya.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan bagi pembacanya mengenaiAnalisa SWOT Program
P2P Tidak Menular Di Puskesmas Maos. Penulis juga menyadari sepenuhnya
bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang
diharapkan.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekali lagi penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-
kata yang kurang berkenan serta memohon kritik dan saran yang membangun
demi perbaikan di masa depan.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hal terpenting dalam kehidupan manusia adalah kesehatan. Namun
yang terjadi di Indonesia pada saat ini adalah maraknya terjadi penyakit
tidak menular ( PTM ) yang di sebabkan oleh macam - macam virus yang
dapat menyakibatkan kematian.
Penyakit tidak menular ( PTM ) merupakan penyakit kronik atau
kondisi medis yang tidak dapat ditularkan dari satu individu ke individu
lainnya. PTM saat ini merupakan masalah serius dan masih mendapat
perhatian khusus di bidang kesehatan karena menjadi penyumbang
terbesar penyebab kematian secara global maupun nasional, Direktorat
jendral pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan setiap bulan
melaksanakan kegiatan pada program pengendalian pada penyakit tidak
menular, penyakit tidak menular diantaranya diabetes mellitus dan
hipertensi ( WHO, 2017 ).
Penyakit tidak menular menyebabkan 40 juta / sekitar 70% dari 56
juta kematian di dunia tahun 2015 dan sekitar 52% kematian usia < dari 70
tahun. Indonesia saat ini sedang mengalami double burden penyakit yaitu
penyakit tidak menular dan penyakit menular sekaligus. Penyakit tidak
menular meliputi hipertensi,diabetes mellitus, kanker, dan penyakit paru
obstruktif kronik ( PPOK ) ( Rensta RI 2015-2019 ).
Diabetes mellitus merupakan penyakit gangguan metabolik
menahun akibat pankreas tidak memproduksi cukup insulin atau tu uh
tidak dapat menggunakan insulin yang di produksi secara efektif. Terdapat
2 kategori diabetes yaitu diabetes mellitus tipe 1 dan tipe 2 ( RI, 2014 ).
Laporan dari badan penelitian dan pengembangan kementrian
kesehatan pada tahun 2019 peningkatan prevelensi penderita DM di
Indonesia sebanyak 8,4 juta kasus penderita DM, di provinsi jawa tengah
152.075 kasus penderita DM, di kabupaten cilacap 12.284 kasus penderita
DM, di kecamatan maos 690 kasus penderita DM.
Hipertensi merupakan penyakit tekanan darah tinggi atau kondisi
medis saat tekanan darah dalam arteri meningkat melebihi batas normal.
Tekanan darah menunjukan tingkat kekuatan dorongan darah pada
permukaan pembuluh darah arteri saat darah di pompa ke jantung
( Widjaja, 2019 ).
Laporan dari badan penelitian dan pengembangan kementrian
kesehatan pada tahun 2019 peningkatan prevelensi penderita hipertensi di
Indonesia 63.309.620 ada kasus penderita hipertensi, di provinsi jawa
tengah ada 21.386 kasus penderita hipertensi, di kabupaten cilacap 19.461
kasus penderita hipertensi, kecamatan maos 4.658 kasus penderita
hipertensi.
Tanda gejala umum dari diabetes mellitus sering merasa haus,
sering buang air kecil, lemas, pandangan kabur, luka yang sulit sembuh.
Tanda gejala umum dari hipertensi biasanya sakit kepala, nyeri dada, sesak
napas, masalah pengelihatan, aritmia.
Melihat dari latar belakang diatas, perlu adanya analisis SWOT
untuk dapat mengetahui dan memahami program P2P tidak menular yang
berjalan di puskesmas maos. Alasan kami mengambil kasus tentang
diabetes mellitus dan hipertensi karena kasus ini setiap harinya terjadi
peningkatan terus menerus. Fokus penanganan DM dan hipertensi tidak
hanya berfokus pada penderita yang mengidap DM dan hipertensi tetapi
perlu dilakukan pemberdayaan masyarakat dalam upaya pencegahan
penyakit tersebut.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui dan memahami program P2P PTM di puskesmas
maos.
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui analisis SWOT P2P PTM di puskesmas maos.
b. Untuk mengetahui hasil dari analisa SWOT.
C. Manfaat
1. Untuk institusi pendidikan
Sebagai pengajuan laporan kasus praktik keperawatan klinis dan
menambah referensi perpustakaan institusi.
2. Untuk puskesmas
Sebagai bukti hasil praktek keperawatan klinis di puskesmas dan
membantu kinerja petugas kesehatan dalam menjalankan program di
pelayanan khususnya di puskesmas.
3. Untuk petugas kesehatan
Sebagai referensi penambahan pengetahuan dalam pengelolaan
program – program di puskesmas khususnya program di pelayanan.
BAB II
TINJUAN TEORI
Opportunity
(-, +) (+, +)
Ubah Strategi Progresif
(-, -) (+, -)
Strategi bertahan Diversifikasi Strategi
Threath
Keterangan:
1) Kuadran I (Positif, positif)
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat dan
berpeluang. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah progresif
artinya organisasi dalam kondisi prima dan mantap sehingga sangat
dimungkinkan untuk terus melakukan ekspansi, memperbesar
pertumbuhan dan meraih kemajuan secara maksimal.
2) Kuadran II (Positif, Negatif)
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat namun
menghadapi tantangan yang besar. Rekomendasi strategi yang
diberikan adalah Diversifikasi strategi, artinya organisasi dalam
kondisi mantap namun mengahadpi sejumlah tantangan berat sehingga
diperkirakan roda organisasi akan mengalami kesulitan untuk terus
berputar bila hanya bertumpu pada strategi sebelunya. Oleh karenanya,
organisasi disarankan untuk segera memperbanyak ragam strategi
taktisnya.
3) Kuadran III (Negatif, Negatif)
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah namun sangat
berpeluang. Rekomendasi strategi yang dilakukan adalah ubah strategi
artinya organisasi disarankan untuk mengubah strategi sebelumnya.
Sebab strategi lama dikhawatirkan sulit untuk dapat menangkap
peluang yang ada sekaligus memperbaiki kinerja organisasi.
4) Kuadran IV ( Negatif, negatif)
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah dan
mengahadapi tantangan besar. Rekomendasi strategi yang diberikan
adalah strategi bertahan, artinya kondisi intenal organisasi berada pada
pilihan dilematis. Oleh karenanya organisasi disdarankan untuk
menggunakan strategi bertahan, mengendalikan kinerja internal agar
tidak semakin terperosok. Strategi ini dipertahankan sambil terus
berupaya membenahi diri.
B. Program P2P PTM
1. Definisi
Penyakit tidak menular adalah penyakit yang bukan disebabkan
oleh infeksi kuman, penyakit katas tropic dengan penyebab kematian
tertinggi di Indonesia. Hal ini mengakibatkan hilangnya hari produktif
bagi penderita dan pendamping. (KEMENKES, 2012)
Penyakit tidak menular adalah penyakit yang tidak bisa ditularkan
dari orang ke orang, yang perkembangannya berjalan perlahan dalam
jangka waktu yang (kronis). Pada perjalanan awal, PTM sering tidak
bergejala, banyak yang tidak mengetahui dan menyadari jika mengidap
PTM. Hal tersebut membuat kesadaran untuk memeriksa diri atau deteksi
dini kurang. Sehingga banyak yang memeriksa ketika terjadi komplikasi
dari PTM. (Dewi, 2019)
Penyakit tidak menular adalah penyakit yang bukan disebabkan
kuman. Yang termasuk dalam kategori PTM diantaranya adalah stroke,
jantung koroner, kanker, DM, hipertensi, PPOK dan akibat kecelakaan dan
tindak kekerasan.
2. Tugas, Fungsi dan Peran P2P PTM
a. Menyusun kebijakan teknis pelaksanaan pemberantasan penyakit, yang
meliputi pengamatan penyakit, pencegahan dan pemberantasan
penyakit.
b. Melakukan pembinaan, pengawasan dan pengendalian terhadap
penyelenggaraan pengamatan penyakit dan pembinaan, pengawasan
dan pengendalian laboratorium dinas kesehatan dan puskesmas.
c. Menyusun rencana dan kebijakan teknis pelaksanaan serta pembinaan,
pengawasan dan pengendalian pemberantasan penyakit.
d. Menyusun rencana dan kebijakan teknis pelaksanaan serta pembinaan,
pengawasan dan pengendalian pelaksanaan penanggulangan masalah
kesehatan.
3. Kegiatan Pokok P2P PTM
a. Melakukan pemeriksaan kesehatan secara gratis kepada masyarakat
seperti pengukuran tekanan darah, pengecekan gula darah, cholesterol,
asam urat, TB, BB, LP.
b. Dilakukan konseling kesehatan oleh petugas kesehatan kepada
masyarakat.
BAB III
ANALISIS SWOT
PROGRAM P2P PENYAKIT TIDAK MENULAR
A. Tujuan :M : Melayani
A : Aman
O : Optimal
S : Sepenuh Hati
B. Visi dan Misi
1. Visi : Mewujudkan masyarakat maos hidup sehat
mandiri tahun 2022
2. Misi :
a. Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu sesuai standar,
berkualitas dan terjangkau.
b. Mendorong kemandirian untuk hidup sehat melalui kegiatan promotif
dan preventif.
c. Memilihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan
masyarakat beserta lingkungannya.
d. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Kesehatan.
C. Model Kualitatif
1. Internal factor (IFAS)
a. Strengt (Kekuatan)
1) Masyarakat antusias mengikuti acara Posbindu dan kerja sama
antara tim kesehatan dan kader posbindu sangat baik
2) Petugas kesehatan sudah mendapat dukungan dari dinas kesehatan,
dan pemerintah desa sehingga tidak ada masalah keuangan pada
program posbindu tersebut.
3) Program posbindu ini sudah mendapat dukungan dari dinas
kesehatan dan pemerintah desa sehingga untuk bahan atau alat-alat
yang digunakan gratis untuk masyarakat.
4) Mesin yang di gunakan yaitu alat untuk mengukur tekanan darah
digital sehingga memudahkan petugas kesehatan untuk melakukan
pengukuran tekanan darah.
5) Program posbindu ini sangat baik dan sangat dibutuhkan untuk
memeriksa kesehatan masyarakat usia produktif
b. Weakness (Kelemahan)
1) Keikutsertaan masyarakat yang kurang dalam Program PTM ini
karena takut akan hasil pemeriksaan
2) Kurangnya bahan baku pada pemeriksaan cholestrol
3) Metode dalam mengajak masyarakat untuk mengikuti kegiatan
Posbindu PTM rutin kurang menarik
2. Eksternal factor (EFAS)
a. Opportunity (Peluang)
1) Puskesmas Maos mempunyai keunggulan di beberapa program
yaitu seperti program P2P menular dan tidak menular
2) Kesempatan puskesmas untuk meningkatkan mutu pelayanan
posbindu dengan bekerja sama dengan lintas sektor
3) Kebijakan pemerintah saat ini tenaga kesehatan harus D3 dan
petugas kesehatan puskesmas Maos hampir semua sarjana
keperawatan.
4) Kebijakan puskesmas yaitu mempunyai beberapa rumah sakit
rujukan, yaitu diantaranya RSUD Cilacap, RSI Fatimah Cilacap,
RSUD Banyumas, rumah sakit siaga Medika.
b. Tereated (Ancaman)
1) Adanya persepsi masyarakat apabila melakukan pemeriksaan di
posbindu di pungut biaya.
2) Kurangnya promosi program P2P PTM di masyarakat secara
menyeluruh ke pelosok desa.
3) Kurang keikutsertaan peran masyarakat dalam mengambangkan
program P2P PTM.
4) Adanya persaingan antara puskesmas dan klinik swasta.
5) Adanya tenaga kesehatan yang buka praktek secara mandiri.
6) Adanya persaingan peningkatan mutu di masing-masing tempat
pelayanan kesehatan.
D. Pendekatan Kuantitatif
0,02 x 4 =
0,08
0,02 4
0,02 x 4 =
0,08
0,02 2
0,02 x 2 =
0,04
Jumlah Bobot :
S – W = 0,40 – 0,10 = 0,30
O – T = 0,28 – 0,22 = 0,06
E. Diagram
T
1
0,5
W S
1- 0,5- 0.5 1
-0,5
-1