Anda di halaman 1dari 20

ANALISA SWOT PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN

PENYAKIT TIDAK MENULAR DIABETES MELITUS DAN


HIPERTENSI DI UPTD PUSKESMAS MAOS

Nama Kelompok :

Desti Nur Cahyani

Fatimah Isrotun ‘Uyun

Ria Indriani

PRODI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SERULINGMAS CILACAP

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nyalah kami dapat
menyelesaikan makalah “Analisa SWOT Program Pencegahan dan
Pengendalian Penyakit Tidak Menular Diabetes Melitus dan Hipertensi Di
Puskesmas Maos” ini sebatas pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki.
Melalui kata pengantar ini kami sangat terbuka menerima kritik serta saran yang
membangun sehingga penulis dapat memperbaikinya.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan bagi pembacanya mengenaiAnalisa SWOT Program
P2P Tidak Menular Di Puskesmas Maos. Penulis juga menyadari sepenuhnya
bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang
diharapkan.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekali lagi penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-
kata yang kurang berkenan serta memohon kritik dan saran yang membangun
demi perbaikan di masa depan.

Cilacap, 10 November 2021

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Hal terpenting dalam kehidupan manusia adalah kesehatan. Namun
yang terjadi di Indonesia pada saat ini adalah maraknya terjadi penyakit
tidak menular ( PTM ) yang di sebabkan oleh macam - macam virus yang
dapat menyakibatkan kematian.
Penyakit tidak menular ( PTM ) merupakan penyakit kronik atau
kondisi medis yang tidak dapat ditularkan dari satu individu ke individu
lainnya. PTM saat ini merupakan masalah serius dan masih mendapat
perhatian khusus di bidang kesehatan karena menjadi penyumbang
terbesar penyebab kematian secara global maupun nasional, Direktorat
jendral pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan setiap bulan
melaksanakan kegiatan pada program pengendalian pada penyakit tidak
menular, penyakit tidak menular diantaranya diabetes mellitus dan
hipertensi ( WHO, 2017 ).
Penyakit tidak menular menyebabkan 40 juta / sekitar 70% dari 56
juta kematian di dunia tahun 2015 dan sekitar 52% kematian usia < dari 70
tahun. Indonesia saat ini sedang mengalami double burden penyakit yaitu
penyakit tidak menular dan penyakit menular sekaligus. Penyakit tidak
menular meliputi hipertensi,diabetes mellitus, kanker, dan penyakit paru
obstruktif kronik ( PPOK ) ( Rensta RI 2015-2019 ).
Diabetes mellitus merupakan penyakit gangguan metabolik
menahun akibat pankreas tidak memproduksi cukup insulin atau tu uh
tidak dapat menggunakan insulin yang di produksi secara efektif. Terdapat
2 kategori diabetes yaitu diabetes mellitus tipe 1 dan tipe 2 ( RI, 2014 ).
Laporan dari badan penelitian dan pengembangan kementrian
kesehatan pada tahun 2019 peningkatan prevelensi penderita DM di
Indonesia sebanyak 8,4 juta kasus penderita DM, di provinsi jawa tengah
152.075 kasus penderita DM, di kabupaten cilacap 12.284 kasus penderita
DM, di kecamatan maos 690 kasus penderita DM.
Hipertensi merupakan penyakit tekanan darah tinggi atau kondisi
medis saat tekanan darah dalam arteri meningkat melebihi batas normal.
Tekanan darah menunjukan tingkat kekuatan dorongan darah pada
permukaan pembuluh darah arteri saat darah di pompa ke jantung
( Widjaja, 2019 ).
Laporan dari badan penelitian dan pengembangan kementrian
kesehatan pada tahun 2019 peningkatan prevelensi penderita hipertensi di
Indonesia 63.309.620 ada kasus penderita hipertensi, di provinsi jawa
tengah ada 21.386 kasus penderita hipertensi, di kabupaten cilacap 19.461
kasus penderita hipertensi, kecamatan maos 4.658 kasus penderita
hipertensi.
Tanda gejala umum dari diabetes mellitus sering merasa haus,
sering buang air kecil, lemas, pandangan kabur, luka yang sulit sembuh.
Tanda gejala umum dari hipertensi biasanya sakit kepala, nyeri dada, sesak
napas, masalah pengelihatan, aritmia.
Melihat dari latar belakang diatas, perlu adanya analisis SWOT
untuk dapat mengetahui dan memahami program P2P tidak menular yang
berjalan di puskesmas maos. Alasan kami mengambil kasus tentang
diabetes mellitus dan hipertensi karena kasus ini setiap harinya terjadi
peningkatan terus menerus. Fokus penanganan DM dan hipertensi tidak
hanya berfokus pada penderita yang mengidap DM dan hipertensi tetapi
perlu dilakukan pemberdayaan masyarakat dalam upaya pencegahan
penyakit tersebut.

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui dan memahami program P2P PTM di puskesmas
maos.
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui analisis SWOT P2P PTM di puskesmas maos.
b. Untuk mengetahui hasil dari analisa SWOT.

C. Manfaat
1. Untuk institusi pendidikan
Sebagai pengajuan laporan kasus praktik keperawatan klinis dan
menambah referensi perpustakaan institusi.
2. Untuk puskesmas
Sebagai bukti hasil praktek keperawatan klinis di puskesmas dan
membantu kinerja petugas kesehatan dalam menjalankan program di
pelayanan khususnya di puskesmas.
3. Untuk petugas kesehatan
Sebagai referensi penambahan pengetahuan dalam pengelolaan
program – program di puskesmas khususnya program di pelayanan.
BAB II

TINJUAN TEORI

A. Konsep Teori SWOT


1. Definisi
Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang
digunakan untuk mengevaluasi strengths (kekuatan), weaknesses
(kelemahan), opportunities (peluang) dan threats (ancaman) dalam suatu
proyek atau suatu spekulasi bisnis.Analisis SWOT memandu untuk
mengidentifikasi positif dan negatif di dalam organisasi atau perusahaan
(SW) dan di luar itu dalam lingkungan eksternal (OT).
Sebuah analisis SWOT adalah alat perencanaan strategis yang
melibatkan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman perusahaan, atau
SWOT. Kekuatan adalah beberapa hal bisnis yang baik atau kelebihan
yang dimilikioleh perusahaan, seperti pekerja yang penuh dedikasi, desain
produk inovatif atau lokasi ritel yang baik, sementara kelemahan adalah
beberapa hal bisnis yang buruk atau kekurangan itu. Ancaman atau faktor
eksternal yang mungkin membahayakan bisnis, seperti pesaing dan
peraturan pemerintah yang tidak menguntungkan, sementara peluang
adalah faktor eksternal yang mungkin akan menguntungkan perusahaan,
termasuk pasar yang belum dimanfaatkan atau peraturan yang
menguntungkan. Setelah membuat daftar kekuatan, kelemahan, peluang
dan ancaman, manajer memikirkan cara bisnis dapat memaksimalkan
kekuatan dan menggunakannya untuk mengurangi kelemahan,
memanfaatkan peluang, dan menghindari atau meminimalkan ancaman.
Analisis SWOT menempatkan posisi masa depan dengan modal dasar
kekuatan dan kelemahan yang kemudian digunakan untuk memperkirakan
apa saja opportunities (peluang) ataupun threats (ancaman).
2. Komponen SWOT
a. Streghts (S)
Adalah situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan dari
organisasi atau program pada saat ini.
b. Weekness (W)
Adalah situasi atau kondisi yang merupakan kelemahan dari
organisasi atau program pada saat ini.
c. Opporttunity (O)
Adalah situasi atau kondisi yang merupakan peluang diluar
organisasi dan memberikan peluang berkembang bagi organisasi
dimasa depan.
d. Threats (T)
Adalah situasi yang merupakan ancaman bagi organisasi yang
dating dari luar organisasi dan dapat mengancam ekstensi organisasi
dimasa depan.
3. Konsep Analisa SWOT
a. Model Kuantitatif
Model kuantitatif adalah sebuah asumsi dasar dari model ini,
kondisi yang berpasangan antara S dengan W dan O dengan T.
Kondisi berpasangan ini terjadi karena diasumsikan dalam sebuah
kekuatan bahwa selalu ada kelemahan yang tersembunyi dan dari
setiap kesempatan yang terbuka selalu ada ancaman yang harus
diwaspadai. Ini berarti setiap satu rumusan steghts harus selalu
memeliki pasangan Weekness dan Setiap satu rumusan Opporttunity
harus memiliki pasangan Threats. Kemudian setelah masing-masing
komponen dirumuskan dan dipasangkan, langkah selanjutnya adalah
melakukan proses penilaian. Penilaian dilakukan dengan cara
memberikan score pada masing-masing sub komponen dimana satu
sub komponen yang sama atau mengikuti laju vertikal. Sub
komponen yang lebih menentukan dalam jalannya organisasi
diberikan score yang lebih besar. Standar penilaian dibuat
berdasarkan kesepakatan bersama untuk mengurangi kadar
subyektifitas penilaian model kualitatif.
b. Model Kualitatif
Urutan dalam membuat analisa SWOT kualitatif tidak beda-beda
dengan urutan kuantitatif. Perbedaan besar diantara keduanya adalah
pada saat pembuatan sub komponen dari masing-masing komponen.
Apabila pada model kuantitatif setiap sub komponen S memiliki
pasangan sub komponen W dan sub komponen O memiliki pasangan
sub komponen T, maka dalam model kualitatif hal ini tidak terjadi.
Selain itu sub komponen pada masing-masing komponen SWOT
berdiri bebas dan tidak memiliki hubungan satu sama lain. Ini berarti
model kualitatif tidak dapat dibuat diagram Cartesian, karena mungkin
su komponen S lebih banyak dari sub komponen W.
4. Pendekatan Analisa SWOT
a. Pendekatan Kualitatif Matriks SWOT
Pendekatan Kualitatif Matriks SWOT sebagaimana dikembangkan
oleh Kearns menampilkan delapam kotak yaitu dua paling atas adalah
kotak faktor eksternal (Peluang dan ancaman) sedangkan dua kotak
sebelah kiri adalah faktor internal (Kekuatan dan kelemahan). Empat
kotak lainnya merupakan kotak isu-isu strategis yang timbul sebagai
hasil titik pertemuan antara dfaktor-faktor intenal dan eksternal.
INTERNAL/EKSTERNA Opportunity Threats
L
Srengths Comparative Mobilization
Advantage
Weekness Divestment/Investment Damage Control
Gambar Matriks SWOT Kearns
Keterangan:
1) Sel A: Comparative Advantages
Sel ini merupakan pertemuan dua elemen kekuatan dan peluang
sehingga memberikan kemungkinan bagi suatu organisasi untuk bisa
berkembang lebih cepat.
2) Sel B: Mobilization
Sel ini merupakan interkasi antara ancaman dan kekuatan. Disini
harus dilakukan upaya mobilisasi sumber daya yang merupakan
kekuatan organisasi untuk memperlunak ancaman dari luar tersebut,
bakhan kemudian merubah ancaman itu menjadi sebuah peluang.
3) Sel C: Divestment/ Investment
Sel ini merupakan interaksi antara kelemahan organisasi dan peluang
dari lain. Situasi seperti ini memberikan suatu pilihan pada situasi
yang kabur. Peluang yang tersedia sangat meyakinkan namun tidak
dimanfaatkan karena kekuatan yang ada tidak cukup untuk
menggarapnya. Pilihan keputusan yang diambil adalah melepas
peluang yang ada untuk dimanfaatkan organisasi lain atau
memaksakan peluang itu.
4) Sel D: Damage Control
Sel ini merupakan kondisi yang paling lemah dari semua sel karena
merupakan pertemuan antara kelemhaan organisasi dengan ancaman
dari luar dank arena keputusan yang salah akan membawa bencana
yang besar bagi organisasi. Strategi yang harus diambil adalah
Damage Control (mengendalikan kerugian) sehingga tidak menjadi
lebih parah dari yang diperkirakan.
b. Pendekatan Kuantitatif Matriks SWOT
Data SWOT kualitatif diatas dapat dikembangkan secara
kuantitatidf melalui perhitungan analisis SWOT yang dikembangkan
oleh Pearce dan Robinson (1998) agar diketahui secara pasti posisi
organisasi yang sesungguhnya. Perhitungan yang dilakukan melalui
tiga tahap yaitu:
1) Melakukan penghitungan skor (a) ddan bobot (b) point faktor serta
jumlah total perkalian skor dan bobot (c=a x b) pada setiap faktor
SWOT, menghitung skor (a) masing-masing pont faktor dilakukan
secara saling bebas (penilaian terhadap sebuah point faktor tidak
boleh dipengaruhi atau mempengaruhi penilaian terhadap point
faktor lainnya). Pilihan rentang besarnya skor sangat menentukan
akurasi penilaian namun yang lazim digunakan adalah dari 1
sampai 10 dengan asdumsi 1 berarti skor paling rendah dan 10
paling tinggi.
2) Melakukan pengurangan antara jumlah total S dengan W (d) dan
faktor O dengan T adalah €, perolehan angka (d=x) selanjutnya
menjadi nilai atau titik pada sumbu X sementara perolehan angka
(e=y) selanjutnya menjadi nilai atau titik pada sumbu Y.
3) Mencari posisi organisasi yang ditunjukan oleh titik (x, y) pada
kuadran SWOT.

Opportunity

(-, +) (+, +)
Ubah Strategi Progresif

Kuadran III Kuadran I


Weekness Srength
Kuadran IV Kuadran II

(-, -) (+, -)
Strategi bertahan Diversifikasi Strategi

Threath

Keterangan:
1) Kuadran I (Positif, positif)
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat dan
berpeluang. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah progresif
artinya organisasi dalam kondisi prima dan mantap sehingga sangat
dimungkinkan untuk terus melakukan ekspansi, memperbesar
pertumbuhan dan meraih kemajuan secara maksimal.
2) Kuadran II (Positif, Negatif)
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat namun
menghadapi tantangan yang besar. Rekomendasi strategi yang
diberikan adalah Diversifikasi strategi, artinya organisasi dalam
kondisi mantap namun mengahadpi sejumlah tantangan berat sehingga
diperkirakan roda organisasi akan mengalami kesulitan untuk terus
berputar bila hanya bertumpu pada strategi sebelunya. Oleh karenanya,
organisasi disarankan untuk segera memperbanyak ragam strategi
taktisnya.
3) Kuadran III (Negatif, Negatif)
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah namun sangat
berpeluang. Rekomendasi strategi yang dilakukan adalah ubah strategi
artinya organisasi disarankan untuk mengubah strategi sebelumnya.
Sebab strategi lama dikhawatirkan sulit untuk dapat menangkap
peluang yang ada sekaligus memperbaiki kinerja organisasi.
4) Kuadran IV ( Negatif, negatif)
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah dan
mengahadapi tantangan besar. Rekomendasi strategi yang diberikan
adalah strategi bertahan, artinya kondisi intenal organisasi berada pada
pilihan dilematis. Oleh karenanya organisasi disdarankan untuk
menggunakan strategi bertahan, mengendalikan kinerja internal agar
tidak semakin terperosok. Strategi ini dipertahankan sambil terus
berupaya membenahi diri.
B. Program P2P PTM
1. Definisi
Penyakit tidak menular adalah penyakit yang bukan disebabkan
oleh infeksi kuman, penyakit katas tropic dengan penyebab kematian
tertinggi di Indonesia. Hal ini mengakibatkan hilangnya hari produktif
bagi penderita dan pendamping. (KEMENKES, 2012)
Penyakit tidak menular adalah penyakit yang tidak bisa ditularkan
dari orang ke orang, yang perkembangannya berjalan perlahan dalam
jangka waktu yang (kronis). Pada perjalanan awal, PTM sering tidak
bergejala, banyak yang tidak mengetahui dan menyadari jika mengidap
PTM. Hal tersebut membuat kesadaran untuk memeriksa diri atau deteksi
dini kurang. Sehingga banyak yang memeriksa ketika terjadi komplikasi
dari PTM. (Dewi, 2019)
Penyakit tidak menular adalah penyakit yang bukan disebabkan
kuman. Yang termasuk dalam kategori PTM diantaranya adalah stroke,
jantung koroner, kanker, DM, hipertensi, PPOK dan akibat kecelakaan dan
tindak kekerasan.
2. Tugas, Fungsi dan Peran P2P PTM
a. Menyusun kebijakan teknis pelaksanaan pemberantasan penyakit, yang
meliputi pengamatan penyakit, pencegahan dan pemberantasan
penyakit.
b. Melakukan pembinaan, pengawasan dan pengendalian terhadap
penyelenggaraan pengamatan penyakit dan pembinaan, pengawasan
dan pengendalian laboratorium dinas kesehatan dan puskesmas.
c. Menyusun rencana dan kebijakan teknis pelaksanaan serta pembinaan,
pengawasan dan pengendalian pemberantasan penyakit.
d. Menyusun rencana dan kebijakan teknis pelaksanaan serta pembinaan,
pengawasan dan pengendalian pelaksanaan penanggulangan masalah
kesehatan.
3. Kegiatan Pokok P2P PTM
a. Melakukan pemeriksaan kesehatan secara gratis kepada masyarakat
seperti pengukuran tekanan darah, pengecekan gula darah, cholesterol,
asam urat, TB, BB, LP.
b. Dilakukan konseling kesehatan oleh petugas kesehatan kepada
masyarakat.
BAB III
ANALISIS SWOT
PROGRAM P2P PENYAKIT TIDAK MENULAR

A. Tujuan :M : Melayani
A : Aman
O : Optimal
S : Sepenuh Hati
B. Visi dan Misi
1. Visi : Mewujudkan masyarakat maos hidup sehat
mandiri tahun 2022
2. Misi :
a. Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu sesuai standar,
berkualitas dan terjangkau.
b. Mendorong kemandirian untuk hidup sehat melalui kegiatan promotif
dan preventif.
c. Memilihara dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga dan
masyarakat beserta lingkungannya.
d. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Kesehatan.
C. Model Kualitatif
1. Internal factor (IFAS)
a. Strengt (Kekuatan)
1) Masyarakat antusias mengikuti acara Posbindu dan kerja sama
antara tim kesehatan dan kader posbindu sangat baik
2) Petugas kesehatan sudah mendapat dukungan dari dinas kesehatan,
dan pemerintah desa sehingga tidak ada masalah keuangan pada
program posbindu tersebut.
3) Program posbindu ini sudah mendapat dukungan dari dinas
kesehatan dan pemerintah desa sehingga untuk bahan atau alat-alat
yang digunakan gratis untuk masyarakat.
4) Mesin yang di gunakan yaitu alat untuk mengukur tekanan darah
digital sehingga memudahkan petugas kesehatan untuk melakukan
pengukuran tekanan darah.
5) Program posbindu ini sangat baik dan sangat dibutuhkan untuk
memeriksa kesehatan masyarakat usia produktif
b. Weakness (Kelemahan)
1) Keikutsertaan masyarakat yang kurang dalam Program PTM ini
karena takut akan hasil pemeriksaan
2) Kurangnya bahan baku pada pemeriksaan cholestrol
3) Metode dalam mengajak masyarakat untuk mengikuti kegiatan
Posbindu PTM rutin kurang menarik
2. Eksternal factor (EFAS)
a. Opportunity (Peluang)
1) Puskesmas Maos mempunyai keunggulan di beberapa program
yaitu seperti program P2P menular dan tidak menular
2) Kesempatan puskesmas untuk meningkatkan mutu pelayanan
posbindu dengan bekerja sama dengan lintas sektor
3) Kebijakan pemerintah saat ini tenaga kesehatan harus D3 dan
petugas kesehatan puskesmas Maos hampir semua sarjana
keperawatan.
4) Kebijakan puskesmas yaitu mempunyai beberapa rumah sakit
rujukan, yaitu diantaranya RSUD Cilacap, RSI Fatimah Cilacap,
RSUD Banyumas, rumah sakit siaga Medika.
b. Tereated (Ancaman)
1) Adanya persepsi masyarakat apabila melakukan pemeriksaan di
posbindu di pungut biaya.
2) Kurangnya promosi program P2P PTM di masyarakat secara
menyeluruh ke pelosok desa.
3) Kurang keikutsertaan peran masyarakat dalam mengambangkan
program P2P PTM.
4) Adanya persaingan antara puskesmas dan klinik swasta.
5) Adanya tenaga kesehatan yang buka praktek secara mandiri.
6) Adanya persaingan peningkatan mutu di masing-masing tempat
pelayanan kesehatan.
D. Pendekatan Kuantitatif

Keterangan Bobot Skor Jumlah


(bobot x
skor)
S:
a. Masyarakat antusias mengikuti 0,02 4 0,02 x 4 =
acara Posbindu dan kerja sama 0,08
antara tim kesehatan dan kader
posbindu sangat baik
b. Petugas kesehatan sudah mendapat
dukungan dari dinas kesehatan, dan
pemerintah desa sehingga tidak ada 0,02 4
masalah keuangan pada program 0,02 x 4 =
posbindu tersebut. 0,08
c. Program posbindu ini sudah
mendapat dukungan dari dinas
kesehatan dan pemerintah desa
sehingga untuk bahan atau alat-alat
yang digunakan gratis untuk
masyarakat.
d. Mesin yang di gunakan yaitu alat 0, 02 4
untuk mengukur tekanan darah
digital sehingga memudahkan 0,02 x 4 =
petugas kesehatan untuk 0,08
melakukan pengukuran tekanan
darah.
e. Program posbindu ini sangat baik
dan sangat dibutuhkan untuk
memeriksa kesehatan masyarakat
usia produktif
0,02 4

0,02 x 4 =
0,08

0,02 4

0,02 x 4 =
0,08

Jumlah 0,10 20 0,40


W:
a. Keikutsertaan masyarakat yang
kurang dalam Program PTM ini 0,01 2 0,01 x 2 =
karena takut akan hasil 0,02
pemeriksaan
b. Kurangnya bahan baku pada
pemeriksaan cholestrol
c. Metode dalam mengajak
masyarakat untuk mengikuti 0,02 2
kegiatan Posbindu PTM rutin 0,02 x 2 =
kurang menarik 0,04

0,02 2
0,02 x 2 =
0,04

Jumlah 0,05 6 0,10

Keterangan Bobot Skor Jumlah (bobot x skor)


O:
a. Puskesmas Maos 0,02 4 0,02 x 4 = 0,08
mempunyai
keunggulan di
beberapa
program yaitu
seperti program
P2P menular dan
tidak menular
0,02 3 0,02 x 3 = 0,06
b. Kesempatan
puskesmas untuk
meningkatkan
mutu pelayanan
posbindu dengan
bekerja sama
dengan lintas
sektor
0,02 3 0,02 x 3 = 0,06
c. Kebijakan
pemerintah saat
ini tenaga
kesehatan harus
D3 dan petugas
kesehatan
puskesmas Maos
hampir semua
sarjana
keperawatan.
d. Kebijakan
puskesmas yaitu 0,02 4 0,02 x 4 = 0,08
mempunyai
beberapa rumah
sakit rujukan,
yaitu diantaranya
RSUD Cilacap,
RSI Fatimah
Cilacap, RSUD
Banyumas,
rumah sakit siaga
Medika.
Jumlah 0,08 14 0,28
T:
a. Adanya persepsi 0,01 3 0,01 x 3 = 0,03
masyarakat
apabila
melakukan
pemeriksaan di
posbindu di
pungut biaya.
b. Kurangnya 0,01 2 0,01 x 2 = 0,02
promosi program
P2P PTM di
masyarakat
secara
menyeluruh ke
pelosok desa.
c. Kurang 0,01 3 0,01 × 3 = 0,03
keikutsertaan
peran masyarakat
dalam
mengambangkan
program P2P
PTM.
d. Adanya 0,02 2 0,02 × 2 = 0,04
persaingan antara
puskesmas dan
klinik swasta.
e. Adanya tenaga 0,02 2 0,02 × 2 = 0,04
kesehatan yang
buka praktek
secara mandiri.
f. Adanya 0,02 3 0,02 × 3 = 0,06
persaingan
peningkatan
mutu di masing-
masing tempat
pelayanan
kesehatan.
Jumlah 0,09 15 0,22

Jumlah Bobot :
S – W = 0,40 – 0,10 = 0,30
O – T = 0,28 – 0,22 = 0,06

E. Diagram
T

1
0,5

W S

1- 0,5- 0.5 1

-0,5

-1

F. Hasil analisa SWOT


Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat dan berpeluang.
Rekomendasi strategi yang diberikan adalah selalu tingkatan pelayanan
semaksimal mungkin di Pelayanan Posbindu PTM Puskesmas Maos. Pada
Strategi SO diterapkan berdasarkan strategi yang menggunakan kekuatan
untuk memanfaatkan peluang. Strategi SO bertujuan agar pelayanan Posbindu
PTM mempertahankan menjadi pelayanan Posbindu PTM terbaik di
Kabupaten Cilacap.
Beberapa solusi:
1. Selalu mempertahankan pelayanan Posbindu PTM
2. Pertahankan penggunaan Standar Operasional Prosedur (SOP) dalam
tindakan dan keselamatan kerja
3. Meningkatkan program yang sudah berjalan dengan lancar
4. Meningkatkan sarana dan prasarana dipuskesmas

Anda mungkin juga menyukai