Disusun oleh:
Pendamping:
TAHUN 2022
LEMBAR PENGESAHAN
EVALUASI PROGRAM
Oleh:
2
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Allah SWT atas karunia dan rahmat-Nya sehingga
tim penulis dapat menyelesaikan Laporan Evaluasi Program yang berjudul
“Pelayanan Kesehatan Penderita Diabetes Mellitus di Puskesmas Kertawinangun
Kabupaten Indramayu”. Shalawat beserta salam semoga senantiasa terlimpahkan
curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, kepada
sahabatnya, hingga kepada umatnya hingga akhir zaman.
Penulisan dan penyusunan laporan ini bertujuan untuk memenuhi tugas
Program Internsip Dokter Indonesia. Penulis menyadari bahwa evaluasi program
ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik
dan saran yang membangun agar evaluasi program ini menjadi lebih baik. Semoga
evaluasi program ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam melakukan
penyelesaian masalah lebih lanjut dalam rangka meningkatkan mutu Pukesmas
Kertawinangun.
dr.Kambang Ulung
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN.........................................................................................................2
1.2 Tujuan.........................................................................................................................4
1.3 Manfaat.......................................................................................................................4
BAB IV PEMBAHASAN.........................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................27
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
2
Berdasarkan capaian pelayanan kesehatan DM dikabupaten kota, capaian
100% terdapat di 9 Kabupaten kota,, yaitu Kabupaten Cirebon, Kota Bekasi, Kota
Bandung, Kota Cimahi, Kota Sukabumi, Kabupaten Pangandaran, Kabupaten
Subang, Kabupaten Tasikmalaya dan Kabupaten Bandung. Sedangkan capaian
terendah berada di Kabupaten Indramayu, Kabupaten Bandung Barat dan
Kabupaten Karawang. Capaian pelayanan kesehatan DM di Kab. Indramayu yaitu
sebesar 21.0%. Pencegahan dan pengendalian penyakit DM dlakukan melalui
edukasi dan deteksi dini faktor resiko PTM dan pelayanan kesehatan sesuai
standar.6
3
1.2 Tujuan
2. Menemukan solusi dari masalah yang menjadi penyebab tidak tercapainya target
Kertawinangun.
Kertawinangun.
Puskesmas Kertawinangun.
1.3 Manfaat
a) Bagi Penulis
b) Bagi Masyarakat
4
1. Meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai penyakit Diabetes
Mellitus.
2. Meningkatkan kesadaran penderita Diabetes Mellitus untuk menjalani
pengobatan teratur.
3. Meningkatkan kualitas Kesehatan masyarakat sekitar.
c) Bagi Tenaga Kesehatan
1. Sejarah Singkat
UPTD Puskesmas Kertawinangun yang resmi berdiri pada Tahun 1993
dan terletak di Desa Eretan Wetan Kecamatan Kandanghaur Kabupaten
Indramayu.Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Kertawinangun meliputi 5 (lima)
desa.
5
2. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia guna mewujudkan tenaga
kesehatan yang profesional;
3. Meningkatkan sarana dan prasarana kesehatan puskesmas untuk
pelayanan yang optimal;
4. Mengupayakan pelayanan kesehatan yang bermutu;
5. Puskesmas Kertawinangun sebagai sarana rujukan bagi kesehatan
masyarakat.
3. Program
Untuk melaksanakan visi dan misi Puskesmas, telah ditetapkan program-
program strategis yang terbagi menjadi upaya kesehatan wajib, upaya kesehatan
pengembangan dan upaya kesehatan penunjang.
1. Upaya Kesehatan wajib, terdiri dari :
1.1. Program Promosi Kesehatan.
1.2. Program Kesehatan Lingkungan.
1.3. Program Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana
( KIA-KB ).
1.4. Program Gizi.
1.5. Program Pemberantasan Penyakit Menular ( P2M).
1.6. Pengobatan.
2. Upaya Kesehatan Pengembangan, terdiri dari :
2.1. Program Usaha Kesehatan Sekolah ( UKS ).
2.2. Program Kesehatan Olahraga.
2.3. Program Kesehatan Kerja
2.4. Program Kesehatan Gigi dan Mulut.
2.5. Program Kesehatan Mata.
2.6. Program Kehehatan Usia Lanjut ( Usila ).
2.7. Program Kesehatan Jiwa.
2.8. Perawatan Kesehatan Masyarakat.
2.9. Pengawasan Pengobatan Tradisional.
6
3. Upaya Kesehatan Penunjang, terdiri dari :
3.1. Laboratorium.
3.2. Pencatatan & Pelaporan ( SP2TP ).
3.3. Farmasi.
4. Pemerintahan
Gambar 1.
7
UPTD Puskesmas Kertawinangun terletak di wilayah pantai utara
pulau jawa yaitu di wilayah Kecamatan Kandanghaur tepatnya Desa
Eretan Wetan dengan luas wilayah : 5.088.478 m 2. Adapun batas wilayah
kerja Puskesmas Kertawinangun adalah sebagai berikut :
Gambar 2.
Desa Eretan
ku Kulon
Desa Eretan
we
Kertawinangun
8
Secara administrasi wilayah kerja Puskesmas Kertawinangun terdiri
dari 5 desa yaitu :
1. Ilir
2. Eretan Wetan
3. Eretan Kulon
4. Kertawinangun
5. Soge
2. Kependudukan
Jumlah penduduk diwilayah kerja UPTD Puskesmas
Kertawinangun Tahun 2018 berjumlah 47.799 Jiwa dengan jumlah
penduduk laki-laki 21.718 jiwa dan perempuan 26.581 Jiwa, dengan
kepadatan penduduk rata-rata 6187 jiwa/Km² dan rata-rata 4 jiwa/rumah
tangga.Untuk lebih jelasnya mengenai data kependudukan dapat dilihat
pada tabel dibawah ini.
9
Tabel 1
Jumlah Penduduk
ERETAN
2 6.979 8.446 15.425 371 354 354 335 1.605
WETAN
ERETAN
3 5.789 8.246 14.035 338 322 322 306 1.466
KULON
KERTAWINA
4 2.455 3.060 5.515 133 127 127 121 580
NGUN
10
Luas = 514,7 Ha
Penduduk 14.035 jiwa
Laki-laki = 5.789
Perempuan = 8.246 Luas = 362,2 Ha
Penduduk 15.425jiwa
Laki-laki = 6.979
Desa Eretan
Kulon
Desa Eretan Wetan Perempuan = 8.446
Desa Soge
Desa Ilir
Desa
Kertawinagun
Luas = 428,1Ha
Luas = 514,7 Ha
Penduduk 1.883 jiwa
Penduduk 5.515 jiwa Luas = 305,7Ha
Laki-laki=896
Laki-laki = 2.455 Penduduk 10.941 jiwa
Perempuan=987
Perempuan=3.060 Laki-laki=5.099
Perempuan=5.842
11
BAB II
METODE ANALISA
Diagram Fishbone adalah alat untuk menganalisis suatu proses. Diagram ini
tahun 1960-an oleh Kaoru Ishikawa, dikenal sebagai diagram tulang ikan karena
bentuknya yang mirip dengan tampak samping kerangka ikan. Kaoru Ishikawa (1915
inovatif dalam bidang manajemen mutu. Diagram ini masih digunakan di banyak
organisasi untuk membuat diagnosis atau pengambilan tindakan konkrit dimana akar
ke efek (gejala). Diagram ini adalah alat curah pendapat tim yang digunakan untuk
mengidentifikasi akar penyebab potensial untuk masalah. Karena fungsinya ini dapat
1. Identifikasi masalahnya.
4. Analisis diagram.
12
Penyebab biasanya dikelompokkan ke dalam kategori utama untuk
menyelesaikan pekerjaan;
• Materials: Bahan mentah, suku cadang, pena, kertas, dll digunakan untuk
mengevaluasi kualitasnya;
• Enviroment: Kondisi seperti lokasi, waktu, suhu, dan budaya dimana proses
beroperasi
dan mudah dibaca untuk membuat diagram sebab dan akibat hubungan,
proses dengan membantu setiap orang untuk belajar lebih lanjut tentang faktor-faktor
13
2.2 Metode MIV/C untuk Penentuan Prioritas Penyelesaian Masalah
M x I xV
Prioritas (P) =
C
1) Efektivitas Program
2) Efisiensi Program
14
Magnitude Importancy Vulnerability Cost
1: Tidak magnitude 1: Tidak penting 1: Tidak sensitive 1: Sangat murah
2: Kurang magnitude 2: Kurang penting 2: Kurang 2: Murah
sensitive
3: Cukup magnitude 3: Cukup penting 3: Cukup sensitive 3: Cukup murah
4: Magnitude 4: Penting 4: Sensitif 4: Kurang murah
5: Sangat magnitude 5: Sangat penting 5: Sangat sensitive 5: Tidak murah
15
BAB III
ANALISIS
Dari hasil analisis diagram ishikawa yang dipadukan dengan hasil brainstorming
dengan pemegang program, ditemukan adanya kendala pada sumber daya manusia
(Man) yaitu kurangnya Sumber Daya Manusia (SDM) terhadap program PTM salah
satunya deteksi dini penyakit DM juga pandemi yang mengakibatkan kerja petugas
dan kader kurang maksimal. (Material) yaitu kurangnya media komunikasi untuk
menyebarkan informasi mengenai skrining diabetes mellitus dan tidak tersedianya
media untuk penyuluhan, lingkungan (Environtment) yaitu pandemic covid-19,
kurangnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat untuk datang ke posbindu PTM,
banyaknya masyarakat di wilayah puskesmas Kertawinangun yang bekerja
sehinggga tidak banyak yang datang ke posbindu PTM, metode (Method) yaitu
kurangnya sosialisasi mengenai pentingnya skrining diabetes mellitus di PTM
16
posbindu, alur 5 meja di posbindu PTM belum tertatat rapi, penyuluhan diabetes
mellitus jarang dilakukan di puskesmas maupum di posbindu PTM.
17
3. Sarana 1. Kurangnya 1. Membuat media informasi
(Material) media yang menarik menggunakan
komunikasi leaflet mengenai penyakit
untuk diabetes melitus dibagikan
menyebarkan kepada kader dan masyarakat
informasi
mengenai
skrining
diabetes melitus
2. Tidak tersedianya 2. Membuat media penyuluhan
media untuk yang menarik menggunakan
penyuluhan lembar balik mengenai
seperti lembar
balik di Posbindu
PMT dan di
puskesmas
Kelurahan
Kertawinangun
4. Prasarana 1. Mengusulkan kepada
(Machine) 1. Kurang pemegang program untuk
mencukupinya mengusulkan kepada
perlengkapan puskesmas kecamatan agar
dan peralatan menyediakan strip
yang digunakan pemeriksaan gula darah
untuk kegiatan kepada puskesmas
2. Tidak tersedianya Kelurahan Kertawinangun
strip untuk
pemeriksaan gula
darah di
puskesmas
5. Dana Tidak ada Tidak ada
(Money)
18
masyarakat
sekitar untuk
datang ke
posbindu PTM
4. .Kebanyakan
masyarakat di
wilayah tersebut
bekerja sehingga
tidak banyak
masyaraka yang
datang ke
posbindu PTM.
Hasil
Penyelesaian Nilai Kriteria
Akhir Urutan
Masalah
M I V C (M x I x V ) / C
Memberikan edukasi
mengenai alur posbindu PTM 3 5 4 3 20 IV
kepada kader-kader di wilayah
tersebut
Memberikan penyuluhan tentang
diabetes mellitus di puskesmas
maupun di luar puskesmas agar 5 5 3 1 100 I
19
program untuk mengusulkan
kepada puskesmas agar
menyediakan strip pemeriksaan
gula darah kepada puskesmas
Kelurahan Kertawinangun
Membuat media informasi yang
menarik menggunakan leaflet 5
mengenai penyakit diabetes melitus
dibagikan kepada kader dan 15
masyarakat 3 3 3 V
Membuat media penyuluhan yang
menarik menggunakan lembar balik
mengenai penyakit diabetes melitus 5
dan dibagikan kepada kader dan
pihak puskesmas. 12
Memberikan penyuluhan mengenai 4 3 5 VI
4
pentingnya skrining DM dan
penyuluhan DM kepada masyarakat 64
4 4 1 III
disaat masa pandemic dan non
pandemic
Keterangan :
20
2. Mengoptimalkan sumber daya yang sudah ada dengan
melakukan pelatihan dan pengetahuan mengenai diabetes
melitus
3. Melakukan sosialisasi secara rutin mengenai pentingnya
skrining diabetes mellitus baik puskesmas Kelurahan
Kertawinangun maupun di luar puskesmas
4. Memberikan penyuluhan mengenai pentingnya skrining DM
dan penyuluhan DM kepada masyarakat disaat masa
pandemi dan non pandemi
5. Memberikan edukasi mengenai alur posbindu PTM kepada
kader-kader di wilayah tersebut Memberikan edukasi dan
poster mengenai alur posbindu PTM kepada kader-kader di
wilayah tersebut
6. Membuat media informasi yang menarik menggunakan
leaflet mengenai penyakit diabetes melitus dibagikan
kepada kader dan masyarakat
21
BAB IV
PEMBAHASAN
pencapaian, kendala yang ada dan rencana intervensi yang akan dilakukan.
dan posbindu terhenti dan hal itu membuat kegiatan deteksi skrining
22
Lalu langkah berikutnya agar dilakukan intervensi apa saja yang dapat
diimplementasikan untuk meningkatkan peserta kunjungan yang melakukan
skrining. Intervensi yang dilakukan diantaranya berupa penyuluhan tentang
Penyakit Diabetes Melitus dan peran penting Posbindu untuk Deteksi dini
Penyakit Tidak menular khususnya Diabetes Melitus, melakukan wawancara
kuisioner untuk mengetahui pengetahuan masyarakat tentang skrining
Diabetes Melitus dan Posbindu PTM, melakukan sosialisasi dan pelatihan
kepada kader Posbindu tentang alur pelaksanaan Posbindu agar kegiatan
Posbindu dapat berjalan optimal, pembuatan buku catatan kunjungan
Posbindu yang didalam nya berisi pengukuran faktor risiko PTM, catatan
hasil pemeriksaan kesehatan di Posbindu, serta informasi tentang beberapa
penyakit tidak menular. Peneliti mengharapkan intervensi yang dilakukan
dapat mempengaruhi angka kunjungan warga kelurahan Kertawinangun
untuk melakukan skrining PTM khusunya Diabetes Melitus.
23
BAB V
5.1. Kesimpulan
25
tidak menular.
f. Mengusulkan untuk memberikan pengumuman sebelum
dilakukannya kegiatan Posbindu di setiap RW melalui
pengumuman di masjid atau melalui grup chat, agar
warga sekitar dapat mengetahui bahwa akan diadakan
kegiatan Posbindu dan jumlah pengunjung Posbindu
dapat meningkat.
26
DAFTAR PUSTAKA
1. WHO ‘Noncommunicable diseases’, Noncommunicable
diseases. World Health Organization. Available at:
http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs355/en/
(Accessed: 28 Oktober 2018).
27