Disusun Oleh:
Kelompok 5
Mutia Nur Izzati
Hilyatunnadia
Sani Rohmah
Muhammad Ihsan
KELAS 1A
PRODI BIMBINGAN DAN KONSELING PENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM KH RUHIAT CIPASUNG
2024
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Masa
Setengah Baya”.
Kami ucapkan terima kasih kepada Dosen mata kuliah Psikologi Perkembangan 2, Bapak
Faisal Akbar Rahmansyah, M.Pd dan juga rekan-rekan yang terlibat di dalamnya, sehingga
makalah ini bisa tersusun.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan dan
pengetahuan kita mengenai Akuntansi Koperasi Syariah. Kami juga menyadari bahwa,
penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, serta masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu, kami mohon kritik dan saran dari rekan-rekan semua demi perbaikan makalah yang
kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada yang sempurna tanpa saran yang
membangun.
Akhir kata, kami ucapkan terima kasih dan semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi
kami khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................... 1
Latar Belakang...................................................................................................... 1
Rumusan Masalah................................................................................................. 1
Tujuan .................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................ 3
Kesimpulan......................................................................................................... 12
Saran .................................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................... 14
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada umumnya usia madya atau usia setengah baya dipandang sebagai masa usia
antara 40 sampai 60 tahun. Masa tersebut pada akhirnya ditandai oleh adanya perubahan-
perubahan jasmani dan mental. Pada usia 60 tahun biasanya terjadi penurunan kekuatan
fisik, sering pula diikuti oleh penurunan daya ingat. Walaupun dewasa ini banyak yang
mengalami perubahan-perubahan tersebut lebih lambat daripada masa lalu, namun garis
batas tradisionalnya masih nampak. Meningkatnya kecenderungan untuk pensiun pada
usia 60 tahun sengaja ataupun tidak sengaja usia 60 tahun dianggap sebagai garis batas
antara usia madya dengan usia lanjut.
Seperti halnya periode lain dalam rentang kehidupan yang berbeda menurut tahap
dimana perubahan fisik yang membedakan usia madya dini pada satu batas dan usia
lanjut di batas lainnya. Menurut pepatah kuno, seperti halnya buah apel, matangnya pun
tidak pada waktu yang sama ada yang bulan juli, ada yang bulan agustus, dan ada pula
yang bulan oktober. Demikian halnya dengan manusia.
Usia madya pada kebudayaan amerika ini, merupakan masa yang paling sulit
dalam rentang kehidupan mereka. Bagaimanapun baiknya individu-individu tersebut
untuk menyesuaikan diri hasilnya akan tergantung pada dasar-dasar yang di tanamkan
pada tahap awal kehidupan, khususnya harapan tentang penyesuaian diri terhadap peran
dan harapan sosial dari Masyarakat dewasa. Kesehatan mental yang baik yang diperlukan
pada masa-masa dewasa, memberikan berbagai kemungkinan untuk menyesuaikan diri
terhadap berbagai peran baru dan harapan sosial usia madya.
Sikap keberagamaan pada masa dewasa madya memiliki perspektif yang luas
didasarkan atas nilai-nilai yang dipilihnya. Selain itu, sikap keberagamaan ini umumnya
juga dilandasi oleh pendalaman pengertian dan perluasan pemahaman tentang ajaran
agama yang dianutnya. Beragama, bagi orang dewasa sudah merupakan sikap hidup dan
bukan sekedar ikut-ikutan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu pengertian masa setengah baya atau dewasa madya?
1
2. Apa saja tugas-tugas perkembangan pada masa setengah baya?
3. Apa saja perkembangan fisik, intelektual, emosi dan sosial dalam masa setengah baya?
4. Apa saja permasalahan dalam masa setengah baya?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian masa setengah baya
2. Untuk mengetahui tugas-tugas perkembangan masa setengah baya
3. Untuk mengetahui perkembangan fisik, intelektual, emosi dan sosial
4. Untuk mengetahui permasalahan masa setengah baya
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
B. Tugas-tugas perkembangan
Adapun tugas-tugas perkembangan pada fase setengah baya tersebut adalah sebagai
berikut:
1) Mencapai tanggung jawab sosial dan dewasa sebagai warga negara.
2) Membantu anak-anak remaja belajar untuk menjadi orang dewasa yang bertanggung
jawab dan bahagia.
3) Mengembangkan kegiatan-kegiatan pengisi waktu senggangan untuk orang dewasa.
Aktivitas dan memanfaatkan waktu luang sebaik-baiknya bersama orang-orang dewasa
lainnya.
4) Menghubungkan diri sedemikian rupa dengan pasangannya (dengan suami atau istri)
sebagai seorang pribadi yang utuh.
5) Menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan psikologis yang lazim
terjadi pada masa setengah baya.
6) Mencapai dan mempertahankan prestasi yang memuaskan dalam karir pekerjaan.
7) Menyesuaikan diri dengan orang tua yang semakin tua.
a. Tugas-tugas yang berkaitan dengan perubahan fisik
Tugas ini meliputi untuk mau melakukan penerimaan akan dan penyesuian dengan
berbagai perubahan fisik yang normal terjadi pada usia madya.
b. Tugas-tugas yang berkaitan dengan minat
Orang yang berusia madya sering kali mengasumsikan tanggung jawab warga negara dan
sosial, serta mengembangkan minat pada waktu luang yang berorientasi pada kedewasaan
pada tempat kegiartan-kegiatan yang berorientasi pada keluarga yang biasa dilakukan
pada masa dewasa dini.
c. Tugas-tugas yang berkaitan dengan penyesuian keruan
Tugas ini berkisar pada pemantapan dan pemeliharaan standar hidup yang relative
mapan.
d. Tugas-tugas berkaitan dengan kehidupan keluarga
Tugas yang penting dalam kategori ini meliputi hal-hal yang berkaitan dengan seseorang
sebagai pasangan, menyesuaikan diri dengan orang tua yang lanjut usia, dan membantu
anak remaja untuk menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab dan bahagia.
4
Adapun Tugas-Tugas Perkembangan Usia Madya lain :
Penyesuaian Diri terhadap Perubahan Fisik
Tugas ini meliputi untuk mau melakukan penerimaan akan dan penyesuaian dengan
berbagai perubahan fisik yang normal terjadi pada usia madya.
5
dengan proses pencernaan berfungsi lebih lambat, sehingga mengalami masalah karena
pencernaan menjadi lebih sering bekerja.
Suatu studi yang dilaporkan oleh Kangas dan Bradway menyimpulkan bahwa
kecerdasan dapat sedikit meningkat pada masa usia madya, terutama pada mereka yang
tingkat kecerdasannya tinggi. Pria menunjukkan peningkatan nilai IQ pada saat mereka
menjadi semakin tua, sedang wanita menunjukkan sedikit penurunan. Karena pria secara
mental harus lebih waspada dan siap untuk bersaing dalam kerja daripada wanita bersaing
untuk membawakan peran sebagai pengatur rumah.
Perubahan minat yang ada pada usia madya terjadi sebagai akibat dari perubahan
tugas, tanggung jawab, kesehatan dan peran dalam hidup. Konsentrasi pria pada bidang
pengembangan kerja sedangkan wanita jauh lebih tegas dan konkrit pada usia madya
dibanding pria, konsekuensinya, perubahan keinginan ini lebih berkesan.
Penampilan dan Pakaian Minat dalam penampilan, yang mulai berkurang setelah
menikah dan khususnya selama tahun-tahun awal sebagai orang tua semakin nampak pada
waktu perubahan fisik yang terjadi, yang dibarengi dengan semakin bertambahnya usia. Pria
semakin sadar terhadap pernanan pakaian daripada yang biasa ia pakai pada masa muda dulu
atau pada waktu status kepegawaiannya masih rendah karena pada masa ini mereka dapat
6
mencapau puncak karier. Pada wanita, kesadaran tentang peranan pakaian lebih kecil
dibandingkan dengan pria atau pada masa remaja, tetapi mereka juga sepakat bahwa peranan
pakaian dan dandadan penting agar usaha dan dunia sosialnya berhasil.
Uang Bagi pria yang berasal dari kelompok yang tidak memiliki ketrampilan atau
setengah-setengah, selama mereka berusia madya pekerjaannya kurang mantap. Terlebih,
kecepatan menurunnya sebanding dengan kesulitan yang mereka peroleh dalam mempelajari
teknik baru, yang memaksa mereka untuk menerima perkerjaan dengan upah yang lebih
rendah dibandingkan dengan upah mereka pada awal masa puncak kariernya. Akibat dari
kesehatan yang buruk, utang yang dibawa atau tanggung jawab ekonomi dari keluarga
cenderung beban uang bagi pria dari semua kelompok pekerja , kecuali mereka yang
pendapatannya lebih banyak dari tuntutan kebutuhannya. Wanita usia madya lebih tertarik
pada uang daripada pria, baik dalam bentuk harta benda sebagai alat pembanding dengan
teman-temannya maupun dalam bentuk keamanan bagi dirinya seperti kesinambungan
nafkah apabila ia sakit atau meninggal, atau kalau terjadi perceraian.
Symbol Status Karena orang usia madya suka berpikir dan mawas diri sebagai
generasi pemimpin yaitu kelompok yang mempunyai kekuasaan dan kekuatan paling besar,
mereka ingin memiliki harta benda yang dapat digunakan untuk menyatakan status mereka
kepada orang atau kelompok lain
Agama Banyak orang usia madya tertarik pada kegiatan yang berhubungan dengan
keagamaan daripada yang pernah mereka kerjakan pada waktu muda walaupun keinginannya
ini mungkin bukan karena alasan keagamaan. Contohnya karena mereka memiliki banyak
waktu luang dan menganggap bahwa kegiatan keagamaan atau sosial dapat digunakan untuk
memenuhi kebutuhannya. Keinginan untuk lebih terlibat dengan kegiatan keagamaan akan
semakin besar setelah seseorang kehilangan keluarga atau teman dekatnya.
Urusan Kemasyarakatan Pria dan wanita berusia madya, yang merasa diri mereka
sebagai pemimpin dalam kehidupan sosial seperti terjadi di rumah dan pekerjaanya, juga
merasa bahwa masa madya merupakan saat untuk melayani. Orang yang berusia madya
sudah mempunyai perkerjaan yang mantap, dan bagi ibu rumah tangga, tugas rumah
tangganya sudah berkurang. Dengan demikian mereka dapat lebih banyak memanfaatkan
7
waktu untuk kegiatan masyarakat, melayani masyarakat, gereja, dan lembaga professional,
atau berperan dalam kepemimpina organisasi.
Rekreasi salah satu tugas perkembangan pokok selama masa usia madya adalah
belajar menggunakan waktu luang dengan cara yang memuaskan. Ini merupakan tugas yang
sulit karena baik pria maupun wanita pada usia ini mempunyai waktu luang yang lebih
banyak, dibandingkan dengan awal masa mudanya. Karena itu, biasanya mereka
meningkatkan jumlah kegiatan yang bersifat rekreasional.
Penyesuaian Sosial
Usia madya sering membawa perubahan minat dalam kehidupan sosial. Sebagai
pasangan yang tanggung jawab keluarganya berkurang dan status ekonomi mereka
meningkat, mereka dapat lebih banyak terlibat dengan kegiatan sosial dibanding semasa
mudanya. Banyak orang yang berusia madya terutama kaum wanitanya, menyadari bahwa
kegiatan sosial dapat menghilankan kesepian karena anak-anaknya sudah dewasa semua dan
mulai berkeluarga.
Selama usia madya, orang senang terhadap kegiatan menjamu teman dalam bentuk
acara makan malam, pesta dan pada umumna kehidupan sosial mereka senang berkumpul
dengan jenis kelamin yang sama. Kemudian bila seseorang mulai memasuki masa pension,
dengan berkurangnya pendapatan kegiatan dalam masyarakat mulai berkurang. Akibatnya,
mereka cenderung menghabiskan waktunya dengan anggota keluarga. Kegiatan sosial dalam
masyarakat dipengaruhi oleh status kelas sosial seseorang.
8
suara bernada rendah tidak begitu kelihatan. Laki-laki biasanya kehilangan sensitifitasnya
terhadap suara bernada tinggi lebih dahulu daripada perempuan. Hal ini mungkin disebabkan
oleh lebih besarnya pengalaman laki-laki terhadap suara gaduh dalam pekerjaan.
2) Perkembangan intelektual
a) Pada tahap intelektual dewasa sudah mencapai titik akhir puncaknya yang sama dengan
perkembangan tahap sebelumnya (tahap pemuda). Semua hal yang berikutnya sebenarnya
merupakan perluasan, penerapan dan penghalusan dari pola pemikiran ini.
b) Orang dewasa mampu memasuki dunia logis yang berlaku secara mutlak dan universal
yaitu dunia idealitas paling tinggi.
c) Orang dewasa dalam menyelesaikan suatu masalah langsung memasuki masalahnya. Ia
mampu mencoba beberapa penyelesaian secara konkrit dan dapat melihat akibat langsung
dari usaha-usahanya guna menyelesaikan masalah tersebut.
d) Orang dewasa mampu menyadari keterbatasan baik yang ada pada dirinya (baik fisik
maupun kognitif) maupun yang berhubungan dengan realitas di lingkungan hidupnya.
e) Orang dewasa dalam menyelesaikan masalahnya juga memikirkannya terlebih dahulu
secara teoritis. Ia menganalisis masalahnya dengan penyelesaian berbagai hipotesis yang
mungkin ada. Atas dasar analisanya ini, orang dewasa lalu membuat strategi penyelesaian
verbal yang kemudian mengajukan pendapat-pendapat tertentu yang sering disebut
sebagai proporsi, kemudian mencari sintesa dan relasi antara proporsi yang berbeda-beda
tadi.
3) Perkembangan emosi
Tugas kita dalam fase ini adalah mengembangkan keseimbangan antara generavity
dan stagnasi. Generavity adalah rasa peduli yang sudah lebih dewasa dan luas daripada
intimacy karena rasa kasih ini men”generalize” ke kelompok lain, terutama generasi
selanjutnya. Bila dengan intimacy kita terlibat dalam hubungan di mana kita mengharapkan
balasan. Misalnya saja sebagian sangat besar dari para orang tua tidak keberatan untuk
menderita atau meninggal demi keturunannya.
Sedangkan stagnasi adalah lawan dari generavity yakni terbatasnya kepedulian kita
pada diri kita, tidak ada rasa peduli pada orang lain. Orang-orang yang mengalami stagnasi
tidak lagi produktif untuk masyarakat karena mereka tidak bisa melihat hal lain selain apakah
hal itu menguntungkan diri mereka seketika.
9
4) Perkembangan sosial
Masa madya ini berlangsung dari umur 40 sampai 60 tahun. Ciri-ciri yang
menyangkut pribadi dan sosial pada masa ini antara lain:
a) Masa dewasa madya merupakan yang dilihat dari seluruh kehidupan manusia.
b) Masa dewasa madya merupakan masa transisi, dimana pria dan wanita meninggalkan
ciri-ciri jasmani dan perilaku masa dewasanya dan memasuki suatu periode dalam
kehidupan dengan ciri-ciri jasmani dan perilaku yang baru.
c) Masa dewasa madya adalah masa berprestasi. Menurut eriskon, selama usia madya ini
orang akan menjadi lebih sukses atau sebaliknya mereka berhenti (stagnasi).
d) Pada masa dewasa madya ini perhatian terhadap agama lebih besar dibandingkan dengan
masa sebelumnya dan kadang-kadang minat dan perhatiannya terhadap agama ini
dilandasi kebutuhan pribadi san sosial.
D. Permasalahan Masa Perkembangan
Permasalahan yang terjadi pada masa dewasa madya tidak semata-mata terjadi
begitu saja, permasalahan yang terjadi karna adanya kelemahan yang terjadi pada
perkembangan dan karakteristik yang terjadi pada masa dewasa madya sehinggu
meninmbulkan suatu masalah yang harus dihadapi oleh individu pada tahap ini.
Dari karakteristik perubahan fisik tersebut terlihat jelas kelemahan atau menurunya
penampilan pada usia paruh baya ini. Hal ini banyak individu pada usia tersebut berusaha
keras agar terlihat lebih muda, seperti melakukan bedah kosmetik, mengecat rambut,
mengenakan wig, dan mengkonsumsi jumlah besar vitamin yang diperuntukan bagi usia
paruh baya ini, dimana hal ini mencerminkan keinginan untuk mengendalikan proses
penuaan dan merupakan permasalahan yang terjadi di usia madya.
10
normal), diabetes, dan gangguan pencernaan (Bazzano & kawan-kawan, 2010; Bloomgarden,
2010). Kelebihan berat tubuh memiliki resiko depresi dan kematian pada usia ini.
Kekurangan tidur pada tahap ini juga banyak terjadi dimana individu akan merasakan
kurangnya istirahat pada pagi hari. Hal ini kebanyakan terjadi pada individu yang sering
mengkonsumsi obat-obatan yang diberi dokter ataupun tidak, misalnya individu yang
mengalami penyakit kardiovaskular, atau depresi.
Pada masa dewasa madya individu akan mulai mengalami permasalahan penurunan
momori dimana kapasitas memori yang sudah dipenuhi dengan memori pada masa
sebelumnya, namun kemampuan memori ini dapat teroragnisir jika menggunakan pemilahan
informasi yang secara efektif dilakukan.
Pada masa ini individu terkadang memecahkan masalah sesuai dengan keinginannya
sendiri yaitu dengan melihat pengalaman yang pernah dilakukannya, dan jika tida sesuai
dengan yang diinginkan individu akan memikirkan lagi bagaimana pemecahan masalah yang
efetif.
Pria tengah baya mulai memikirkan hubungan yang telah hilang selama mengejar
karir, kini saatnya ia mulai memikirkan anak-anak. Sedangkan bagi wanita ini saatnya untuk
menyibukkan dirinya di luar rumah. Sekian tahun telah membesarkan anak-anak, sekarang ia
siap menghadapi tantangan baru di luar rumah. Masalah keintiman: Pria ingin agar isterinya
berperilaku sebagai seorang pacar yang mesra bukan hanya pengelola rumah tangga. Bagi
wanita ketegasannya sebagai bukti kemesraan. Dan apabila isteri sibuk di luar rumah
sepanjang hari, maka bila malam tiba sudah kecapean dan suami terbaikan.
Bagi seorang pria yang memasuki fase ini mengalami ketidakstabilan emosi. Kadang
gembira, bersemangat, kadang murung, tidak mau diajak bicara, keadaan diseputarnya
seakan tawar, sehingga mereka mengeluh dalam banyak hal, masalah anak, pekerjaan, dll.
Bagi seorang wanita tengah baya sering mengalami kecemasan dan ketakutan kehilangan
suaminya, kesepian dan kadang-kadang kemarahan. Keduanya bisa mengalami depresi, bagi
11
wanita yang tidak siap akan mengalami depresi yang berat ketika memasuki masa
menopause. Paling berat bagi mereka yang tidak menikah atau ibu janda yang rentan.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pada umumnya masa madya atau usia setengah baya di pandang sebagai masa
usia antara 40 sampai 60 tahun. Usia dewasa madya dibagi menjadi dua yakni usia madya
dini dari usia 40-50 tahun dan usia madya lanjut dari usia 50-60 tahun. Masa ini di tandai
oleh adanya perubahan-perubahan jasmani dan mental serta masuk masa untuk pensiun.
Usia madya juga disebut periode “sarang kosong” yaitu suatu periode dimana
perubahan peran secara drastic terjadi baik bagi suami maupun istri yang kurang
menyebabkan traumatic daripada sebab yang ditimbulkan oleh kepercayaan yang sudah
popular dalam masyarakat tentang periode sarang kosong yang mengerikan. Bagi wanita
dalam masa ini lebih banyak memerlukan penyesuaian terhadap pola hidup ketimbang
pria.
12
individu pada tahap ini,yakni permasalahan pada masa perkembangan fisik,
permasalahan pada perkembangan kognitif,permasalahan pada perkembangan emosi,dll.
B. SARAN
Demikian yang dapat saya sampaikan mengenai materi yang jadi pokok bahasan
dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, karena
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya
dengan judul makalah ini. Penulis banyak berharap para pembaca yang dominan sudi
memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya
makalah ini dalam penulisan makalah ini di kesemparan-kesempatan berikutnya
13
DAFTAR PUSTAKA
14