Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PERKEMBANGAN MASA DEWASA MADYA


Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Perkembangan
Dosen Pengampu : Rini Fitriani Permatasari, S.Psi, M.A

Disusun Oleh :

Erza Yuli Hayanti Anwar (2042014011)

Siti Muzizah (2042014017)

Anindya Putri Utami (2042014055)

Riska Magfirah (2042014065)

Ayu Nofianti (2042014036)

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM

FAKULTAS USLUHUDDIN ADAB DAN DAKWAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN AJI MUHAMMAD IDRIS

SAMARINDA

2022
ii
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang. Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpah rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca,
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah Psikologi Perkembangan
tentang Perkembangan Masa Dewasa Madya dapat memberikan manfaat bagi
kami para penyusun pribadi khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.
Amiin Ya Robbal „Alamiin…

Samarinda, 10 Mei 2022

Penyusun
iii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .................................................................. i


KATA PENGANTAR ................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................1
A. Latar Belakang .................................................................................1
B. Rumusan Masalah ...........................................................................2
C. Tujuan Masalah ...............................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ..............................................................................3


A. Pengertian Dewasa Madya ..............................................................3
B. Fase Dewasa Madya ........................................................................4
C. Ciri Khas Perkembangan Dewasa Madya ....................................5
D. Perkembangan Fisik, Kognitif, Emosi, Sosial, Dan Moral ..........8
E. Tugas Perkembangan Masa Dewasa Madya ..............................11

BAB III PENUTUP ....................................................................................12


A. Kesimpulan .....................................................................................12
B. Saran ...............................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................13


1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa dewasa ialah masa awal dan masa sulit seseorang individu
dalam menyesuaikan dirinya terhadap kehidupan baru dan harapan soaial
barunya. Pada masa ini, seorang individu dituntut untuk melepaskan
ketergantungan kepada orang tua dan berusaha untuk mandiri sebagai
seorang manusia dewasa. Kedewasaan memiliki nilai lebih dari
pandangan psikologis, seseorang dikatakan telah dewasa bila telah mampu
memikul tanggung jawab bagi dirinya sendiri dan orang lain yang
dipercayakan kepadanya.1
Seorang individu dapat dikatakan normal atau bahagia jika ia
mampu menyelesaikan tugas perkembangannya dengan tepat waktu. Jika
individu tersebut tidak mampu atau mengalami kesulitan dalam
menyelesaikan tugas-tugas perkembangan hidupnya sendiri kemudian
mengalami gangguan atau gangguan baik kognitif maupun emosional dan
mental, mengalami masalah mengembangkan tugas yang harus
diselesaikan secara individu. Namun, individu berada pada saat ini, dan
periode ini bukanlah periode yang berbahaya bagi perkembangan
individu. Dibalik semua itu dan ada syarat unik yang harus dipenuhi oleh
setiap individu setelah melalui dua tahapan tersebut yaitu menjadi
individu yang mandiri, agar dapat menggapai dirinya dan orang tuanya.
mampu memenuhi tugas-tugas tersebut, termasuk keingintahuan dan
fakta-fakta seperti tersebut di atas, yang mendorong penulis untuk
memilih subjek setengah baya berkembang sebagai penelitian literatur
untuk melakukan penelitian. penulis menjelaskannya dalam sebuah
makalah berjudul "Perkembangan Masa Usia Madya".2
Yudrik Jahja, Psikologi Perkembangan, Jakarta : Prenada media Group, 2015, h. 244
2
Nurhadi M, Pendidikan Kedewasaan dalam Perspektif Psikologi Islami, Yogyakarta:
Deepublish, 2014. h. 5
2
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan dewasa madya?
2. Kapan terjadinya fase dewasa madya?
3. Bagaimana kaitan perkembangan emosi, sosial, dan moral pada
dewasa madya?
4. Dimana perkembangan inteligensi pada fase dewasa madya?
5. Kenapa pada fase dewasa madya disebut usia yang berbahaya?

C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui definisi dari dewasa madya.
2. Untuk mengetahui di usia berapa terjadinya dewasa madya.
3. Untuk mengetahi kaitan dari emosi, sosial, dan moral pada masa
dewasa madya.
4. Untuk mengetahui perkembangan inteligensi fase dewasa madya.
5. Untuk mengetahui alas an kenapa pada fase dewasa madya disebut
usia yang berbahaya.
3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Dewasa Madya


Masa dewasa madya berlangsung dari 40 sampai 60 tahun. Usia
paruh baya merupakan masa transisi bagi individu dimana laki-laki dan
perempuan meninggalkan ciri fisik dan perilaku masa dewasa dan
memasuki masa kehidupan dengan ciri fisik dan perilaku yang baru.
Perhatiannya terhadap agama jauh lebih dari dulu dan terkadang minat
dan perhatiannya terhadap agama didasarkan pada kebutuhan pribadi dan
sosial. Ada beberapa pendapat tentang masa dewasa madya, antara lain :
a. Masa dewasa madya atau yang lebih dikenal dengan usia paruh baya
memiliki banyak kesamaan dalam hal letak usianya dan
penampakan perubahan fisik dan psikisnya.
b. Jika masa muda adalah masa peralihan, dalam arti bukan lagi masa
kanak-kanak tetapi tidak bisa disebut dewasa, usia paruh baya tidak
bisa lagi disebut masa muda, tetapi juga tidak bisa disebut tua.
c. Secara fisik remaja mengalami perubahan yang cepat (ke arah
kesempurnaan atau kemajuan) yang mempengaruhi keadaan
psikologisnya, sedangkan pada usia paruh baya juga mengalami
perubahan secara fisik, namun dalam arti kemunduran/penurunan ini
juga akan mempengaruhi keadaan psikologisnya.3

3
Sunardi Nur, Psikologi Agama, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2007, hal : 105 & lihat
juga di sebuah situs http://dianapsycho.blogspot.com/2012/05/masa-dewasa-madya.html
(25-9-2012)
4
B. Fase Dewasa Madya
Para ahli Psikologi Perkembangan membagi masa dewasa menjadi
tiga fase yaitu: Masa Dewasa Dini (Early Adulthood, usia 20-40 tahun),
Masa Dewasa Madya (Middle Adulthood, usia 41-65 tahun), Masa
Dewasa Akhir (Late Adulthood, usia 65 tahun keatas).4
Hurlock (2000) membagi masa dewasa menjadi tiga bagian, yaitu :
a. Masa dewasa awal (masa dewasa dini atau young adult)
Masa dewasa awal adalah masa pencarian stabilitas dan
regenerasi yang penuh dengan masalah dan tekanan emosional,
masa pemisahan dari orang lain, masa terpisah dari masyarakat,
masa komitmen dan ketergantungan, masa perubahan nilai,
kreativitas dan beradaptasi dengan cara hidup baru. Rentang
usianya adalah dari 21 tahun hingga 40 tahun.
b. Masa dewasa madya (middle adulthood)
Masa dewasa madya ini berlangsung dari 40 tahun sampai
60 tahun. Karakteristik pribadi dan sosial meliputi: masa dewasa
pertengahan adalah masa transisi di mana pria dan wanita
meninggalkan karakteristik fisik dan perilaku masa dewasa dan
memasuki kehidupan mereka dengan karakteristik fisik dan
perilaku baru.
c. Masa usia lanjut
Usia lanjut adalah periode penutup rentang dalam kehidupan
seseorang. Masa ini dimulai dari umur 60 sampai mati, yang
ditandai dengan adanya perubahan fisik dan psikologis yang mulai
menurun. Berdasarkan uraian di atas, pengertian usia madya
adalah usia setengah baya yang dipandang sebagai masa usia
antara 40 sampai 60 tahun.

4
Agoes Dariyo. Psikologi Perkembangan, Bandung, Rafika Aditama, 2007, hlm.
9
5
C. Ciri Khas Perkembangan Dewasa Madya
Masa dewasa madya dibatasi dari usia 40 sampai 60 tahun
(Santrock,2002). Pada masa ini memiliki ciri-ciri, seperti :
1. Masa yang ditakuti (periode yang ditakuti)
Adanya perubahan yang menuju kemunduran (the change of
life) makamerasa terancam sehingga menimbulkan rasa takut, merasa
tersingkir danterabaikan, kesehatan dan kariernya merasa terancam
juga, bahkan merasatidak menarik lagi, maka sementara orang
berusaha menutupikekurangannya.
2. Masa transisi, yaitu A Time of Transition
Transisi mengalami kemunduran untuk pria ada perubahan
dalam kejantanan/virility, bagi wanita mengalami berkurang atau
hilangnya kesuburan. Dengan kemunduran itu timbul usaha
mempertahankan petumbuhan sebelumnya.
3. Masa penyesuaian kembali atau A Time of Adjustment
Perubahan fisik dan psikis menyebabkan adanya perombakan
apa yang telah dimiliki yaitu pola perilaku yang layak selama masa
dewasa awal. Perilaku akan seirama dengan datangnya perubahan-
perubahan selanjutnya. Penyesuaian kembali terhadap kondisi yang
berubah.
4. Masa keseimbangan dan tak keseimbangan, A Time Equilibrium
and Disequilibrium
Keseimbangan dialami oleh mereka yang berusia setengah
umur namun masih mengalami kegoncangan dalam penyesuaian diri.
Jadi mereka mengalami equilibrium maupun disequilibrium didalam
dirinya atau internal, maupun dalam hubungannya dengan orang
sekitarnya (suami-isteri).
5. Masa stress
Maksudnya, penyesuaian secara radikal terhadap peran dan pola
hidup yang berubah, khususnya bila disertai dengan berbagai
perubahan
6
fisik, selalu cenderung merusak homeostasis fisik dan psikologis
seseorang dan membawa ke masa stress, suatu masa bila sejumlah
penyesuaian pokok yang harus dilakukan di rumah, bisnis dan aspek
sosial kehidupan mereka.
6. Usia Madya adalah "Usia Canggung"
Di mana pria dan wanita yang berusia madya bukan "muda"
lagi tapi bukan juga tua. Kemudian mereka merasa tidak dianggap.
Orang-orang yang berusia madya sedapat mungkin berusaha untuk
tidak dikenal oleh orang lain. Pada sebagian individu kondisi ini
mengakibatkan mereka ingin menutupi ketuaan dengan berbagai cara
dan sejauh mungkin berusaha untuk tidak tampak tua, misalnya dalam
hal pemilihan busana, berdandan pemakaian kosmetik. Kadang-kadang
apabila individu agak berlebihan di dalam menampilkan busana dan
dandanan yang bertujuan untuk menutupi ketuaannya, maka hal ini
justru menyebabkan mereka tampak janggal, sehingga terlihat kaku
atau canggung.
7. Masa berprestasi
Merupakan masa di mana peran orang yang berusia madya akan
menjadi lebih sukses atau sebaliknya mereka berhenti dan tidak
mengerjakan sesuatu apapun lagi.
8. Masa Evaluasi
Saat pria dan wanita mencapai puncak prestasinya, maka masa
ini jugamerupakan saat mengevaluasi prestasi tersebut berdasarkan
aspirasi mereka semula dengan harapan-harapan orang lain, khususnya
anggota keluarga dan teman. Pengamat menyatakan : "Pada usia dua
puluhan kita mengikat diri pada pekerjaan atau perkawinan. Selama
akhir tiga puluhan dan awal empat puluhan adalah umum bagi pria
untuk melihat kembali keterikatan-keterikatan masa awal tersebut".
Sebagai hasil dari evaluasi diri, Archer lebih lanjut lagi mengatakan,
"Usia madya nampaknya menuntut perkembangan perasaan yang lebih
nyata
7
dan berbeda dari orang lain. Dalam perkembangan setiap orang
memiliki fantasi atau ilusi mengenai apa dan bagaimana dirinya.
Tanggung jawab lain pada usia madya menyangkut hal fantasi dan ilusi
tersebut"
9. Masa sepi
Ketika anak-anak sudah tidak lagi tinggal di rumah, banyak
yang mengalami tekanan batin karena dipensiunkan. Setelah bertahun-
tahun hidup dalam sebuah rumah yang berpusat pada keluarga (family-
centered home), umumnya orang dewasa menemui kesulitan dalam
menyesuaikan diri dengan rumah yang berpusat pada pasangan suami
istri. Keadaan ini terjadi selama masa-masa mengasuh anak, suami dan
istri selalu berkembang terpisah dan mengembangkan minat masing-
masing.
10. Masa jenuh
Merupakan masa yang penuh dengan kejenuhan. Para pria dan
wanita menjadi jenuh dengan kegiatan sehari-hari dan dalam kehidupan
keluarga yang hanyamemberikan sedikit hiburan. Banyak atau hampir
seluruh pria dan wanita mengalami kejenuhan pada akhir usia tiga
puluhan dan empat puluhan. Para pria menjadi jenuh dengan kegiatan
rutin sehari-hari dan kehidupan bersama keluarga yang hanya sedikit
memberikan hiburan.
Menjelang akhir usia dewasa madya, mereka mengalami belajar
berbagai penyesuaian diri sehingga akhirnya dapat menerima keadaan yang
berubah itu. Istilah yang disebut "betah dirumah‟, artinya mereka sudah
dapat
menerima keadaannya dengan mengisi secara leluasa waktu luang yang
dihadapi, mereka merasa bahagia. Namun antara suami istri yang tak seirama
dalam betah di rumah itu, sering terjadi ketidakbahagiaan dalam
perkawinan.5

5
Rita Eka.,dkk. (2013). Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: UNY Press.

8
D. Perkembangan Fisik, Kognitif, Emosi, Sosial Dan Moral

1. Perkembangan Fisik

Status kesehatan menjadi persoalan utama masa dewasa madya.


Hal ini dikarenakan adanya sejumlah perubahan fisik. Melihat dan
mendengar merupakan dua hal yang paling tampak pada masa ini.
Daya akomodasi mata mengalami penurunan tajam pada usia 40-59
tahun. Aliran darah pada mata juga berkurang, sehingga mengurangi
ukuran bidang penglihatan. Stabilitas emosi dan kepribadian
merupakan faktor yang juga berkaitan dengan kesehatan di masa ini.
Gangguan kesehatan yang utama di masa iniadalah penyakit
kardiovaskuler (contoh: penyakit jantung), kanker, dan berat badan.
Pada wanita, pada masa ini secara umum terjadi menopause, sebagai
tanda berhentinya kemampuan melahirkan anak yang biasanya datang
pada usia akhir empat puluhan atau awal lima puluhan. Untuk laki-laki,
tingkat testoteron mengalami penurunan, namun bukan menunjukkan
ketidakmampuan sebagai ayah dari anak seperti yang dialami wanita.
2. Perkembangan Kognitif
Pada masa dewasa, ada pandangan yang berubah mengenai
perkembangan kognitif. Hal ini disampaikan oleh Schaie (dalam
Santrock,2002). Schaie mengatakan pendapat karena kritikannya
terhadap Jean Piaget yang mengatakan bahwa masa dewasa merupakan
efisiensi dari tahap perkembangan operasional formal saja. Schaie
mengatakan bahwa ada beberapa tahap perkembangan kognitif pada
masa dewasa, yaitu :
a. Tahap mencari prestasi (achieveing stage). Tahap ini terjadi
pada masa dewasa awal. Tahap ini merupakan penerapan
intelektualitas individu pada masa dewasa pada situasi yang
melibatkan konsekuensi besar untuk mencapai tujuan jangka
panjang. Hal ini berkenaan dengan perencanaan masa depan yang
berkaitan dengan pencapaian karir dan pemerolehan pengetahuan.
9
b. Tahap tanggung jawab (responsibility stage). Tahap ini dimulai
sejak masa dewasa awal. Pada fase ini terjadi ketika keluarga
sudah terbentuk, sehingga perhatian diberikan pada pemenuhan
kebutuhan pasangan dan anak-anak (keturunan). Penekanan pada
masa ini adalah adanya tanggung jawab pada lingkungan keluarga
dan lingkungan sosialnya. Fase ini akan berlanjut terus ke masa
dewasa madya.
c. Tahap eksekutif (executive stage). Tahap ini terjadi di masa
dewasa madya. Individu bertanggung jawab tentang sistem yang
ada di lingkungannya, baik itu di masyarakat maupun di
lingkungan kerja terutama yang berhubungan dengan
keorganisasiannya. Pada tahap ini, individu membangun
pemahaman tentang bagaimana suatu organisasi itu bekerja dan
kompleksitas hubungan yang terbangun di dalamnya. Pencapaian
tahap ini tergantung dengan kesempatan dan kemampuan pada
individu, karena tidak semua individu.
d. Tahap reintegratif (the integrative stage). Tahap ini terjadi pada
masa dewasa akhir atau lanjut usia. Pada masa ini, individu akan
memfokuskan pada kegiatan yang bermakna bagi dirinya.
3. Perkembangan Emosi, Sosial Dan Moral
Perkembangan emosi, sosial, dan moral yang menjadi titik
perhatian pada masa ini tergantung dari beberapa hal, yaitu:
1) Pernikahan dan Cinta. Pada fase ini berada pada taraf
kestabilan dalam berumah tangga. Asumsinya, karena usia
perkawinan yang sudah cukup panjang, sehingga didalam
keluarga, pola-pola konflik lebih di kenal, lebih dapat
diperkirakan, sehingga penyelesaian lebih realistik. Namun,
apabila komitmen emosional selama bertahun-tahun diwarnai
dengan adanya pengkhianatan maka pernikahan pada masa ini
sering diakhiri dengan perceraian.

10
2) Sindrom Sarang Kosong. Sindrom Sarang Kosong ini
menyatakan bahwa kepuasan pernikahan menurun karena anak-
anak mulai meninggalkan orang tuanya. Orang tua yang selama
masa sebelumnya sumber kepuasan ada pada interaksi bersamaan
anak. Namun, pada masa ini ada pasangan yang lebih
mendekatkan dan menghabiskan waktu bersama-sama sehingga
dapat meningkatkan kepuasan dalam pernikahan.
3) Hubungan Persaudaraan dan Persahabatan. Pada masa ini
biasanya individu mulai dituntut untuk membimbing masa-masa
sebelumnya. Begitupun dengan persahabatan, pada masa ini
mengalami peningkatan. Berbagai aktivitas sosial maupun
olahraga merupakan beberapa hal yang sering dilakukan
bersama.
4) Pengisian Waktu Luang. Individu pada masa dewasa madya
perlu menyiapkan diri untuk masa pensiun, baik secara keuangan
maupun psikologis. Sehingga peralihan kemasa usia lanjut tidak
begitu menekan individu yang dapat menyebabkan cemas.
5) Hubungan Antar Generasi. Keterdekatan antar generasi terlihat
semakin dekatnya anak-anak yang beranjak dewasa dengan orang
tuanya, terutama ibu dan anak perempuannya. Tingkat
keberhasilan pria dan wanita dalam menyesuaikan diri pada masa
ini dapat dinilai dari 4 kriteria, yaitu prestasi, tingkat emosional,
pengaruh perubahan fisik, dan rasa bahagia pada usia tersebut.6

6
Hurlock, E.B. 2002. Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta:Erlangga.

11
E. Tugas Perkembangan Pada Masa Madya
Pada masa dewasa madya, tugas perkembangan berkaitan dengan
penyesuaian diri individu terhadap dirinya sendiri, kehidupan keluarga,
pekerjaan, serta masyarakat. Menurut Hurlock (dalam Mappiare, 1983)
secara garis besarnya, tugas perkembangan masa dewasa madya dapat
dibagi menjadi 4 bagian besar,yaitu :
1. Tugas perkebangan yang berhubungan dengan penyesuaian
terhadapkeadaan fisiologis.
2. Tugas perkembangan yang berhubungan dengan adanya perubahan
minat ; berkenaan dnegan aktivitas sosial, sebagai warga Negara,
atau minat yang berhubungan dengan kegiatan atau hobi yang
berkaitan dengan keluarga.
3. Tugas perkembangan yang berhubungan dengan penyesuaian jabatan
ataupekerjaan yang berhubungan dengan pemantapan kehidupan
ekonomi.
4. Tugas perkembangan yang berhubungan dengan kehidupan
keluarga,misalnya menyesuaikan diri dengan kehidupan orang tua
yang sudah lanjutusia, atau mendidik anak-anak yang remaja agar
menjadi orang dewasa yang penuh tanggung jawab.7
7
Muzakkiyah, N., & others. (2016). Religiusitas, Penyesuaian Diri dan Subjektive Well
Being. Persona: Jurnal Psikologi Indonesia, 5(01).
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari seluruh pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa
manusia yang hidup pastinya mengalami perkembangan dan dalam
perkembangan terjadi juga perubahan. Demikian halnya bagi orang yang
telah mencapai usia dewasa khususnya dewasa madya. Mada masa ini,
individu secara tidak lansung harus menghadapi perubahan yang terjadi
dalam dirinya baik itu perubahan fisik maupun perubahan psikis.
Perubahan fisik yang sangat umum terjadi adalah kulit mulai keriput,
penglihatan mulai menurun, pendengaran juga mengalami penurunan,
bentuk tubuh mulai melebar, rambut menipis dan beruban, gigi mulai
menguning serta tanggal dan sebagainya.
Oleh sebab itu, perlu adanya penyesuaian diri yang dilakukan oleh
orang yang telah mencapai usia dewasa madya agar tidak memiliki
penilaian negatif atau tidak menyebabkan ketidakbahagiaan atau
kekesalan terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dalam diri orang
tersebut. Penyesuain diri sangat penting untuk dilakukan oleh semua
orang agar dapat menerima realita kehidupan secara positif.
B. Saran
Saran penyusun kedepannya untu pemahaman mengenai
Perkembangan Pada Masa Madya bisa lebih di perluas lagi mungkin
ditambah dengan data yang akurat misalnya menggunakan metode
penelitian kuantitatif.

13
DAFTAR PUSTAKA
Yudrik Jahja, Psikologi Perkembangan, Jakarta : Prenada media
Group, 2015, h. 244
Nurhadi M, Pendidikan Kedewasaan dalam Perspektif Psikologi
Islami, Yogyakarta: Deepublish, 2014. h. 5
Sunardi Nur, Psikologi Agama, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada,
2007, hal : 105 & lihat juga di sebuah situs
http://dianapsycho.blogspot.com/2012/05/masa-dewasa-madya.html (25-9-
2012)
Agoes Dariyo. Psikologi Perkembangan, Bandung, Rafika Aditama,
2007, hlm. 9
Rita Eka.,dkk. (2013). Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta:
UNY Press.
Hurlock, E.B. 2002. Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang
Kehidupan. Jakarta:Erlangga.
Muzakkiyah, N., & others. (2016). Religiusitas, Penyesuaian Diri dan
Subjektive Well Being. Persona: Jurnal Psikologi Indonesia, 5(01).
HJ. Siti Muri’ah, K. W. (2009). Psikologi Perkembangan Anak dan
Remaja,.
Muzakkiyah, N., & others. (2016). Religiusitas, Penyesuaian Diri dan
Subjektive Well Being. Persona: Jurnal Psikologi Indonesia, 5(01).
Hurlock, E. B. (1980). Psikologi Perkembangan. Erlangga.
Hurlock, E. B. (1993). Perkembangan Anak. Erlangga.
Jahja, Y. (2011). Psikologi perkembangan. Prenadamedia Group.

Anda mungkin juga menyukai