Anda di halaman 1dari 13

PERKEMBANGAN FISIK KOGNITIF SOSIOEMOSIONAL

(DEWASA MENENGAH )

Oleh :

Kelompok 7

Ainun Farma Ferdiani (089)

Atikah Nur Ihsani (115)

Akbar Ilmawan (078)

Syafira Hidayatul Ula (094)

Wanendria Idamanhaq (067)

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2016

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ......................................................................................3

Bab 1 Pendahuluan ................................................................................4

A. Latar Belakang ...........................................................................4


B. Rumusan Masalah ......................................................................5
C. Tujuan ........................................................................................5

Bab 2 Pembahasan .................................................................................6

A. Karakteristik Usia Madya ..........................................................6


B. Ciri-Ciri Masa Dewasa Madya ..................................................6
C. Perkembangan Fisik ...................................................................8
D. Perkembangan Kognitif ..............................................................8
E. Perkembangan Emosional ..........................................................9
F. Perkembangan Sosial .................................................................10
G. Tugas-Tugas Perkembangan ......................................................10

Bab 3 Kesimpulan ..................................................................................11

Daftar Pustaka ........................................................................................12

Kata Pengantar

2
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ilmiah tentang Perkembangan Kognitif Sosioemosional ( Dewasa Menengah ).

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih


banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Malang, 3 oktober 2016

Penyusun

3
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pada umumnya usia madya atau usia setengah baya dipandang sebagai masa usia
antara 40 60 tahun. Masa tersebut pada akhirnya akan ditandai oleh perubahan
jasmani dan mental. Pada usia 60 tahun biasanya terjadi penurunan kekuatan fisik,
sering pula diikuti oleh penurunan daya ingat. Walaupun dewsa ini banyak yang
mengalami perubahan-perubahan tersebut lebih lambat daripada masa lalu, namun garis
batas tradisionalnya masih nampak. Meningkatnya kecenderungan untuk pensiun pada
usia 60an sengaja atau tidak sengaja usia 60an dianggap sebagai garis batas antara usia
lanjut dengan usia madya.

Seperti halnya periode lain dalam rentang kehidupan yang berbeda menurut
tahap dimana perubahan fisik yang membedakan usia madya dini pada satu batas, dan
usia lanjut di batas lainnya. Menurut pepatah kuno, seperti halnya buah apel, matangnya
pun tidak pada waktu yang sama ada yang bulan juli, ada yang bulan agustus, dan ada
pula yang bulan oktober. Demikian halnya dengan manusia.

Usia madya pada kebudayaan Amerika saat ini, merupakan masa yang paling
sulit dalam rentang kehidupan mereka. Bagaimanapun baiknya individu-individu
tersebut untuk menyesuaikan diri hasilnya akan tergantung pada dasar-dasar yang
ditanamkan pada tahap awal kehidupan, khususnya harapan tentang penyesuaian diri
terhadap peran dan harapan sosial dari masyarakat dewasa. Kesehatan mental yang baik
yang diperlukan pada masa-masa dewasa, memberikan berbagai kemungkinan untuk
menyesuaikan diri terhadap berbagai peran baru dan harapan sosial usia madya.

1.2 RUMUSAN MASALAH

4
1. Apa saja karakter usia madya?
2. Ciri-ciri masa dewasa madya?
3. Bagaimana perkembangan fisik,kognitif, emosi,dan sosial pada masa dewasa
madya?
4. Tugas-tugas perkembangan pada masa dewasa madya?

1.3 TUJUAN

1. Untuk mengetahui apa saja yang menjadi karakteristik usia madya


2. Untuk mengetahui ciri-ciri pada usia madya
3. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan fisik,emosi,dan sosial pada masa
dewasa madya
4. Untuk mengetahui apa saja yang menjadi tugas-tugas perkembangan pada masa
dewasa madya

5
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1 KARAKTERISTIK USIA MADYA

Setengah baya/madya menunjukkan banyak kesamaan dengan masa remaja.


Khusus usia setengah baya, sama dengan posisi masa remaja. Perubahan-perubahan hal
fisik dan psikis juga terdapat kesamaan antara dua masa kehidupan itu.

Kalau posisi remaja merupakan masa peralihan, tak lagi dapat dikatakan kanak-
kanak dan belum lagi disebut dewasa, maka posisi usia setengah baya juga dalam
peralihan, tidak muda dan bukan tua. Masa remaja merupakan masa terjadinya
perubahan yang cepat bhagi hal-hal fisik yang membawa akibat-akibat terhadap
perilaku dan perasaan-perasaannya. Usia setengah baya, demikian pula. Bedanya, kalau
pada masa remaja perubahan itu bersifat pertumbuhan, maka pada masa setengah baya
bersifat pemunduran. Tetapi yang lebih penting, perilaku dan perasaan yang
menyertainya adalah sama yaitu swalah tingkah, canggung dan kadang-kadang
bingung .

Rentangan usia :

Dengan tidak bermaksud membatasi rentang usia secara kaku, dapat dikatakan bahwa
secara teoritis-psikologis dan fisiologis rentang usia antara 40 - 60 tahun merupakan
masa tengah baya bagi banyak orang. (Mappiare 1983 : 173)

2.2 CIRI-CIRI MASA DEWASA MADYA

1. Usia madya merupakan periode yang sangat ditakuti

Diakui bahwa semakin mendekati usia tua, periode usia madya semakin lebih
terasa menakutkan. Pria dan wanita banyak mempunyai alasan untuk takut memasuki
usia madya. Diantaranya adalah : banyaknya stereotip yang tidak menyenangkan
tentang usia madya. Yaitu : kepercayaan tradisional tentang kerusakan mental dan fisik
yang diduga disertai dengan berhentinya reproduksi.

2. Usia madya merupakan masa transisi

Usia ini merupakan masa transisi seperti halnya masa puber, yang merupakan
masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa remaja. Dimana pria dan wanita
meninggalkan ciri-ciri jasmani dan perilaku masanya dan memasuki periode dalam
kehidupan yang akan diliputi oleh ciri-ciri jasmani dan perilaku baru.

3. Usia madya adalah masa stress

6
Bahwa usia ini merupakan masa stress. Penyesuaian secara radikal terhadap
peran dan pola hidup yang berubah, khususnya bila disertai dengan berbagai perubahan
fisik, selalu cenderung merusak nomeostatis fisik dan psikologis dan membawa ke masa
stress, suatu masa bila sejumlah penyesuaian yang pokok harus dilakukan di rumah,
bisnis dan aspek sosial kehidupan mereka.

4. Usia madya adalah usia yang berbahaya

Cara biasa menginterpretasi usia berbahaya ini berasal dari kalangan pria yang
ingin melakukan pelampiasan untuk kekerasan yang berakhir sebelum memasuki masa
usia lanjut. Usia madya dapat menjadi dan merupakan berbahaya dalam beberapa hal
lain juga. Saat ini merupakan suatu masa dimana seseorang mengalami kesusahan fisik
sebagai akibat dari terlalu banyak bekerja, rasa cemas yang berlebihan, ataupun
kurangnya memperhatikan kehidupan. Timbulnya penyakit jiwa datang dengan cepat di
kalangan pria dan wanita dan gangguan ini berpuncak pada suicide. Khususnya di
kalangan pria.

5. Usia madya adalah usia canggung

Sama seperti pada remaja, bukan anak-anak bukan juga dewasa. Demikian juga
pada pria dan wanita berusia madya. Mereka bukan muda lagi, tetapi juga bukan tua.

6. Usia madya adalah masa berprestasi

Menurut Errikson, usia madya merupakan masa kritis diamana baik generativitas
/ kecenderungan untuk menghasilkan dan stagnasi atau kecenderungan untuk tetap
berhenti akan dominan. Menurut Errikson pada masa usia madya orang akan menjadi
lebih sukses atau sebaliknya mereka berhenti (tetap) tidak mengerjakan sesuatu apapun
lagi. Menurutnya apabila orang pada masa usia madya memiliki keinginan yang kuat
maka ia akan berhasi, sebaliknya dia memiliki keinginan yang lemah, dia akan stag
(atau menetap) pada hidupnya.

7. Usia madya adalah masa evaluasi

Pada usia ini umumnya manusia mencapai puncak prestasinya, maka sangatlah
logis jika pada masa ini juga merupakan saat yang pas untuk mengevaluasi prestasi
tersebut berdasarkan aspirasi mereka semula dan harapan-harapan orang lain, khususnya
teman dan keluarga-keluarga dekat.

8. Usia madya dievaluasi dengan standar ganda

Bahwa pada masa ini dievaluasi dengan standar ganda, satu standar bagi pria
dan satu standar bagi wanita. Walaupun perkembangannya cenderung mengarah ke
persamaan peran antara pria dan wanita baik di rumah, perusahaan perindustrian,
profesi maupun dalam kehidupan sosial namun masih terdapat standar ganda terhadap
usia. Meskipun standar ganda ini mempengaruhi banyak aspek terhadap kehidupan pria

7
dan wanita usia madya tetapi ada dua aspek yang perlu diperhatikan : pertama aspek
yang berkaitan dengan perubahan jasmani dan yang kedua bagaimana cara pria dan
wanita menyatakan sikap pada usia tua.

9. Usia madya merupakan masa sepi

Dimana masa ketika anak-anak tidak lagi tinggal bersama orang tua. Contohnya
anak yang mulai beranjak dewasa yang telah bekerja dan tinggal di luar kota sehingga
orang tua yang terbiasa dengan kehadiran mereka di rumah akan merasa kesepian
dengan kepergian mereka.

10. Usia madya merupakan masa jenuh

Banyak pria atau wanita yang memasuki masa ini mengalami kejenuhan yakni
pada sekitar usia 40 akhir. Pra pria merasa jenuh dengan kegiatan rutinitas sehari-hari
dan kehidupan keluarga yang hanya sedikit memberi hiburan. Wanita yang
menghabiskan waktunya untuk memelihara rumah dan membesarkan anak-anak
mereka. Sehingga ada yang merasa kehidupannya tidak ada variasi dan monoton yang
membuat mereka merasa jenuh.

2.3 PERKEMBANGAN FISIK

Pada masa dewasa madya terjadi perubahan fungsi fisik yang tak mampu
berfungsi seperti sedia kala, dan beberapa organ tubuh tertentu mulai "aus". Melihat dan
mendengar merupakan dua perubahan yang paling menyusahkan paling banyak tampak
dalam dewasa tengah. Daya akomodasi mata untuk memfokuskan dan mempertahankan
gambar pada retina akan mengalami penurunan tajam antara usia 40 dan 9 tahun.
Karena pada usia tersebut aliran darah pada mata juga berkurang. Pendengaran mungkin
juga mulai menurun pada usia ini yaitu mulai memasuki usia 40. Meskipun kemampuan
untuk mendengar suara-suara bernada rendah tidak begitu kelihatan. Laki-laki biasanya
kehilangan sensitifitasnya terhadap suara bernada tinggi lebih dahulu daripada
perempuan. Hal ini mungkin disebabkan oleh lebih besarnya pengalaman laki-laki
terhadap suaru gaduh dalam pekerjaan.

2.4 PERKEMBANGAN KOGNITIF

Pada tahap Formal Operasional

Pada tahap ini perkembangan intelektual dewasa sudah mencapai titik akhir
puncaknya yang sama dengan perkembangan tahap sebelumnya (tahap pemuda).
Semua hal yang berikutnya sebenarnya merupakan perluasan, penerapan, dan
penghalusan dari pola pemikiran ini.
Orang dewasa mampu memasuki dunia logis yang berlaku secara mutlak dan
universal yaitu dunia idealitas paling tinggi.

8
Orang dewasa dalam menyelesaikan suatu masalah langsung memasuki
masalahnya. Ia mampu mencoba beberapa penyelesaian secara konkrit dan dapat
melihat akibat langsung dari usaha-usahanya guna menyelesaikan masalah
tersebut.
Orang dewasa mampu menyadari keterbatasan baik yang ada pada dirinya (baik
fisik maupun kognitif) maupun yang berhubungan dengan realitas di lingkungan
hidupnya.
Orang dewasa dalam menyelesaikan masalahnya juga memikirkannya terlebih
dahulu secara teoritis. Ia menganalisis masalahnya dengan penyelesaian
berbagai hipotesis yang mungkin ada. Atas dasar analisanya ini, orang dewasa
lalu membuat suatu strategi penyelesaian secara verbal. Yang kemudian
mengajukan pendapat-pendapat tertentu yang sering disebut sebagai proporsi,
kemudian mencari sintesa dan relasi antara proporsi yang berbeda-beda tadi.

2.5 PERKEMBANGAN EMOSIONAL

Menurut Erikson, pada masa ini individu dihadapkan atas dua hal generativity vs
stagnasi Mencakup rencana-rencana orang dewasa atas apa yang mereka harap guna
membantu generasi muda mengembangkan dan mengarahkan kehidupan yang berguna
melalui generativitas / bangkit.Sebaliknya, stagnasi / mandeg => ketika individu tidak
melakukan apa-apa untuk generasi berikutnya. Memberikan asuhan, bimbingan pada
anak-anak, individu generatif adalah seseorang yang mempelajari keahlian,
mengembangkan warisan diri yang positif dan membimbing orang yang lebih muda.

Tugas kita dalam fase ini adalah mengembangkan keseimbangan antara


generativity dan stagnasi. Generativity adalah rasa peduli yang sudah lebih dewasa dan
luas daripada intimacy karena rasa kasih ini telah men"generalize" ke kelompok lain,
terutama generasi selanjutnya. Bila dengan intimacy kita terlibat dalam hubungan di
mana kita mengharapkan suatu timbal balik dari partner kita, maka dengan generativity
kita tidak mengharapkan balasan. Misalnya saja, sebagian sangat besar dari para orang
tua tidak keberatan untuk menderita atau meninggal demi keturunannya, walau
perkecualian pasti ada. Begitu pula dengan orang-orang yang melakukan pekerjaan
sukarela di Salvation Army, Word Vision, Palang Merah, Green Peace dan NGO (Non-
Governmental Organization) bisa dikatakan termasuk mereka yang memiliki
Generativity ini.

Banyak psikolog melakukan riset mengapa orang melakukan karya altruistik


(berderma atau menolong sesama) yang seringkali tidak menghasilkan apapun bagi
mereka kecuali kerugian materi, waktu dan tenaga. Sampai kini para psikolog ini belum
menemukan jawaban yang pasti dan diterima semua orang. Kalau Erikson benar, maka
kita melakukan hal yang altruistik bukan karena kita menginginkan balasan tapi karena
pertumbuhan psikologis kita menimbulkan kasih pada sesama. Kita mungkin

9
melakukan hal-hal yang altruistik karena kita mengharapkan dunia yang lebih baik di
masa depan yang akan menjadi masa depan anak-anak kita.

Stagnasi adalah lawan dari generativity yakni terbatasnya kepedulian kita pada
diri kita, tidak ada rasa peduli pada orang lain. Orang- orang yang mengalami stagnasi
tidak lagi produktif untuk masyarakat karena mereka tidak bisa melihat hal lain selain
apakah hal itu menguntungkan diri mereka seketika. Kita tahu banyak contoh orang
yang setelah berusia setengah baya mulai menanyakan ke mana impian mereka yang
lalu, apa yang telah mereka lakukan dan apakah hidup mereka ada artinya. Beberapa
orang yang merasa gagal dan tidak lagi punya harapan untuk mencapai impian mereka,
pada saat-saat ini berusaha untuk merengkuh masa-masa yang bagi mereka terlewat sia-
sia.

Kita tentu pernah mendengar mereka yang meninggalkan istri dan anak-anaknya
yang kebingungan dan kekurangan, mencari istri baru dan keluarga baru untuk
membangun hidup baru. Inilah mereka yang tidak berhasil melihat peranan mereka
dengan lebih luas, melainkan hanyamelihat apakah hidup ini bermanfaat bagi mereka
pribadi. Apakah yang diperoleh mereka yang berhasil menjalani fase ini dengan sukses?
Kapasitas yang luas untuk peduli. Apabila kapasitas untuk peduli dengan partner di
panggil Love oleh Erikson, maka untuk hubungan yang lebih luas disebutnya Caring.
Salah seorang psikolog yang mengkhususkan diri dalam konsultasi dalam bidang
spiritual segera pergi ke Afrika setelah membaca tentang Aids, dan mengorbankan
penghasilannya yang luar biasa. Dia adalah contoh langsung bagi saya tentang orang-
orang dengan kapasitas Caring ini.

Begitu pula para sukarelawan yang setelah membaca tentang Alzeimer atau
Ambon segera mencari tahu apa yang mereka dapat lakukan, bukan karena ada keluarga
yang terkena tetapi karena ada orang yg menderita. Kabar baiknya adalah bahwa makin
banyak anak-anak muda yang melakukan hal ini, dan kebanyakan dari negara yang
sudah maju.

2.6 PERKEMBANGAN SOSIAL

Masa Dewasa madya ( Middle Adulthood).


Masa dewasa madya ini berlangsung dari umur empat puluh sampai umur enam puluh
tahun.
Ciri-ciri yang menyangkut pribadi dan sosial pada masa ini antara lain:
Masa dewasa madya merupakan periode yang ditakuti dilihat dari seluruh kehidupan
manusia.
Masa dewasa madya merupakan masa transisi, dimana pria dan wanita
meninggalkan ciri-ciri jasmani dan prilaku masa dewasanya dan memasuki suatu
periode dalam kehidupan dengan ciri-ciri jasmani dan prilaku yang baru.
Masa dewasa madya adalah masa berprestasi. Menurut Erikson, selama usia
madya ini orang akan menjadi lebih sukses atau sebaliknya mereka berhenti (stagnasi).

10
Pada masa dewasa madya ini perhatian terhadap agama lebih besar dibandingkan
dengan masa sebelumnya, dan kadang-kadang minat dan perhatiannya terhadap agama
ini dilandasi kebutuhan pribadi dan sosial.

2.7 TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN

Menurut Havighurst, tugas perkembangan adalah tugas-tugas yang harus


diselesaikan individu pada fase-fase atau periode kehidupan tertentu; dan apabila
berhasil mencapainya mereka akan berbahagia, tetapi sebaliknya apabila mereka gagal
akan kecewa dan dicela orang tua atau masyarakat dan perkembangan selanjutnya juga
akan mengalami kesulitan
Masa Usia Madya/Masa Dewasa Madya :
Menerima dan menyesuaikan diri terhadap perubahan fisik dan fisiologis
Menghubungkan diri sendiri dengan pasangan hidup sebagai individu
Membantu anak-anak remaja belajar menjadi orang dewasa yang bertanggung
jawab dan berbahagia
Mencapai dan mempertahankan prestasi yang memuaskan dalam karir pekerjaan
Mengembangkan kegiatan-kegiatan pengisi waktu senggang yang dewasa
Mencapai tanggung jawab sosial dan warga Negara secara penuh.

11
BAB 3
KESIMPULAN

Pada masa ini,ada aspek-aspek tertentu yang berkembang secara normal,aspek-


aspek lainnya berjalan lambat atau berhenti. Bahkan ada aspek-aspek yang mulai
menunjukkan terjadinya kemunduran-kemunduran. Aspek-aspek jasmaniah
lamban,berhenti dan secara berangsur menurun. Aspek-aspek psikis ( intelektual
social emosional nilai ) masih terus berkembang,walaupun tidak dalam bentuk
penambahan atau peningkatan kemampuan tetapi berupa perluasan dan pematangan
kualitas.

Masa remaja merupakan masa terjadinya perubahan yang cepat bagi hal-hal fisik
yang membawa akibat-akibat terhadap perilaku dan perasaan-perasaannya. Usia
setengah baya, demikian pula. Bedanya, kalau pada masa remaja perubahan itu bersifat
pertumbuhan, maka pada masa setengah baya bersifat pemunduran.

12
DAFTAR PUSTAKA

Hurlock, E.B. 2002. Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, Jakarta :


Erlangga.
Mappiare, A. 1983. Psikologi Orang Dewasa, Surabaya : Usaha Nasional.
Mujib, A. 2002. Nuansa-Nuansa Psikologi Islam, Jakarta : Pt Raja Grafindo.
Santrock, J. W. 2002. Life Span Development, Jakarta : Erlangga.

file:///H:/Tugas/SEMUA%20TENTANG%20PSIKOLOGI_%20DEWASA
%20MADYA.html

13

Anda mungkin juga menyukai