Skripsi
Oleh:
AHMAD SYARIF
NIM. 20500112138
NIM : 20500112138
Dengan penuh kesadaran, menyatakan bahwa skripsi ini adalah benar hasil
karya penyusun sendiri, dan apabila dikemudian hari terbukti bahwa ia merupakan
duplikat, tiruan, dibuatkan atau dibantu orang lain secara keseluruhan, maka skripsi
Penyusun
Ahmad Syarif
NIM. 20500112138
i
KATA PENGANTAR
اﳊﻤﺪ ﷲ رب اﻟﻌﺎﳌﲔ واﻟﺼﻼة واﻟﺴﻼم ﻋﻠﻰ أﺷﺮف اﻵﻧﺒﻴﺎء واﳌﺮﺳﻠﲔ وﻋﻠﻰ اﻟﻪ وﺻﺤﺒﻪ
اﲨﻌﲔ اﻣﺎﺑﻌﺪ
Alhamdulillahirabil’alamin segala puji hanya milik Allah swt atas rahmat dan
hidayah-Nya yang senantiasa dicurahkan kepada penulis dalam menyusun skripsi ini
hingga selesai. Salam dan Shalawat senantiasa penulis haturkan kepada Rasulullah
Muhammad saw sebagai satu satunya uswatun hasanah dalam menjalankan aktivitas
keseharian kita.
Melalui tulisan ini pula, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
tulus dan sedalam dalamnya kepada kedua orang tua tercinta, Ayahanda Suddin,
Ibunda Masnawati, serta segenap keluarga besar yang telah membimbing dan
memberi dukungan penulis selama dalam pendidikan, sampai selesainya skripsi ini,
kepada beliau penulis senantiasa memanjatkan doa semoga Allah swt mengasihi dan
Penulis menyadari tanpa adanya bantuan dan partisipasi dari berbagai pihak
skripsi ini tidak mungkin dapat terselesaikan seperti yang diharapkan. Oleh karena itu
beserta Wakil Rektor I Prof. Dr. Mardan, M. Ag., Wakil Rektor II Prof. Dr. H.
Lomba Sultan, M. A., dan Wakil Rektor III Prof. Siti Aisyah, M. A., Ph. D.
iii
iv
Damopolii, M. Ag., Wakil Dekan II Dr. Misykat Malik Ibrahim, M. Si. dan
4. Dr. Andi Maulana, M. Si. dan Dr. H.A Marjuni, M. Pd. I selaku pembimbing I
dan II yang telah memberi arahan, pengetahuan baru dan koreksi dalam
5. Para dosen, karyawan dan karyawati Fakultas Tarbiyah dan Keguruan yang
yang telah bersedia sebagai objek penelitian, saya ucapkan banyak terima
kasih.
8. Semua pihak yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu yang telah
HALAMAN JUDUL
ABSTRAK ............................................................................................................. x
vi
vii
A. Kesimpulan ...................................................................................... 67
B. Implikasi Penelitian ......................................................................... 68
LAMPIRAN-LAMPIRAN ...................................................................................
DAFTAR TABEL
Tabel Hal.
Makassar ...............................................................52
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
sebab akibat, mempunyai daya abstraksi, sintesis, dan tingkat konseptualisasi yang
tinggi.Hal tersebut menjadikan anak berbakat mempuyai kontribusi yang sangat besar
pada masyarakat.1
Manusia adalah pembelajar sejati yang terus belajar mulai dari ia lahir hingga
akhir hayat. Baik belajar secara formal maupun informal, di dalam lembaga
melainkan keharusan bagi manusia dan untuk manusia itu sendiri agar bisa
hidup yang diserap inderanya untuk belajar dan menjadikan kesempaatan untuk terus
berkembang.
dan dapat mengembangkan potensi akademik serta non akademik yang dimiliki
tentang ilmu kepada siswa namun juga wajib memperhatikan peserta didiknya dalam
proses mendapatkan ilmu, mulai dari kesiapan peserta didik dalam menerima
pelajaran serta mengamati faktor-faktor apa saja yang dapat menghambat proses
1
Reni Akbar Hawadi, Identifikasi Keberbakatan Intelktual melalui Metode Non Tes dengan
Pendekatan Konsep Keberbakata Renzulli (Cet.1; Jakarata:Grasindo, 2002), h. 21.
1
2
berbeda dalam menangkap ilmu yang diberikan karena berkaitan dengan tingkat
Peserta didik yang mempunyai tingkat intelegensi di atas rata- rata cenderung
mempunyai kesiapan yang lebih matang dan penyerapan yang lebih cepat terhadap
materi yang diberikan dibanding dengan siswa yang mempunyai tingkat intelegensi
dimilikinya.
menjadikan kesulitan sebagai tantangan dan peluang. Menurut Anisa dan Ni wayan
mengenali dan merumuskan masalah serta menemukan cara atau jalan keluar dan
proses yaitu memahami masalah dan percaya pada diri sendiri, serta termotivasi
untuk memecahkan masalah itu secara efektif, menentukan dan merumuskan masalah
diinginkan ini disebut dengan adversity quotient, secara ringkas Stolz mendefinisikan
individu untuk menggerakkan tujuan hidup kedepan, dan juga sebagai pengukuran
hambatan menjadi sebuah peluang yang besar. Adversity quotient adalah pengetahuan
baru untuk memahami dan meningkatkan kesuksesan. Adversity quotient adalah tolak
ukur untuk mengetahui kadar respons terhadap kesulitan dan merupakan peralatan
pada prinsip-prinsip dan impian. Semakin tinggi tingkat adversity quotient semakin
Kenyataannya secara umum, individu yang cerdas dan baik dalam emosional
mudah menyerah pada masalah yang dihadapi, bahkan tidak banyak yang kita lihat
3
Paul G. Stoltz , Adversity Quotient: Mengubah Hambatan Menjadi Peluang (Adversity
Quotient: Turning Obstacles Into Opportunities), (Jakarta: PT Grasindo, 2000), h. 8-9.
4
Rafy Sapuri, Psikologi Islam: Tuntunan Jiwa Manusia Modern (Jakarta : Rajawali Pers,
2009), h. 186
4
orang yang punya prestasi baik malah ternyata mudah stres ketika menghadaapi suatu
permasalahan yang pada akhirnya mereka menyianyiakan IQ dan EQ, karena seperti
halnya IQ, tidak semua orang mampu memanfaatkan EQ dan potensi lain dalam
atau kegagalan. Penelitian tentang adversity quotient ini, dikembangkan berawal dari
keberagaman dunia kerja yang cukup kompleks dengan persaingan yang cukup
mengalami hal tersebut di karenakan kendali diri, asal usul dan pengakuan diri,
jangkauan, serta daya tahan yang kurang kuat dalam menghadapi kesulitan dan
permasalahan yang dirasa cukup sulit dalam hidupnya, biasanya berakhir dengan
kegagalan sehingga menjadi individu yang tidak kreatif dan kurang produktif.5
Realita yang ada saat ini menunjukkan bahwa para remaja kurang begitu memiliki
semangat atau daya juang dalam menghadapi kesulitan yang sedang mereka hadapi.
Mereka terlalu mengandalkan orang lain untuk menyelesaikan kesulitan atau masalah
untuk menyerap informasi atau pengetahuan baru dan menjadikannya sebagai dasar
kognitif, prestasi belajar juga ditentukan oleh faktor bukan kognitif yang tidak kalah
5
Nida’u Diana, “Study Deskriptif Tentang Adversity Quotient Pada Siswa Kelas Akselerasi
Di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Malang “, skripsi (Malang: Fak Psikologi UIN Malang, 2008),
h. 1
6
Shofiyatus Saidah, “Hubungan Self Efficacy Dengan Adversity Quotient
(AQ)”,http://www.jurnal.yudharta.ac.idwp-contentuploads201507
5
taraf kecerdasan yang tinggi, yang sebenarnya berpotensi untuk berprestasi bagus,
namun justru memiliki prestasi rendah.Ada banyak kendala yang menyebabkan anak
yang berpengaruh cukup besar terhadap prestasi belajar siswa dikalangan pelajar
adalah masih terlihat rendahnya dsiplin, kurangnya minat baca, serta kurang
masalah yang terjadi di dalam kelas, salah satunya adalah motivasi pribadi, komitmen
pada tugas yang rendah, inisiatif dan keterlibatan yang rendah, yang dapat dinyatakan
enggan mengungkapkan pikiran maupun pertanyaan kepada guru dan teman sekelas.
Berkaitan dengan pendidikan dan uraian di atas, dalam bahasan ilmu psikologi
terdapat istilah komitmen pada tugas (task commitment). Komitmen pada tugas atau
task commitment sendiri adalah motivasi internal yang mendorong orang untuk tekun
Peserta didik yang memiliki komitmen pada tugas (task commitment) tinggi
Peserta didik tidak merasa terbebani dengan tugas yang diberikan, berusaha dengan
keras, ulet, dan kontinu untuk menghasilkan pekeraan yang sebaik-baiknya.selain itu,
peserta didik yang memiliki komitmen pada tugas (task commitmen) tinggi tidak
mudah puas dengan pekerjaan yang apa adanya, harapannya tinggi untuk
7
Munandar, SCU, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat (Jakarta: Rineka Cipta, 2004),
h. 25
6
menyelesaikan tugas dengan cepat, tepat waktu, serta hasil yang maksimal.8
kesempatan bagi guru untuk mengembangkan potensi anak. Karena komitmen pada
krisis motivasi termasuk di dalamnya krisis komitmen pada tugas (task commitment)
terutama pada peserta didik sekolah menengah. Gejalanya antara lain adalah
berkurangnya perhatian peserta didik untuk belajar, kelalaian peserta didik dalam
Keluhan malas belajar dan cuek terhadap tugas sering kali masih terjadi pada
peserta didik dan tidak dipungkiri juga terjadi pada mahasiswa di perguuan tinggi.
Pada umumnya tugas yang diberikan guru atau dosen tidak dibuat atau baru
dikerjakan di kampus pada hari itu.Hal inilah yang menjadi penyebab banyak
mahasiswa yang bersikap masa bodoh pada pelajaran yang diberikan atau ada
beberapa ada beberapa maha siswa yang mengerjakan tugas dengan asal-asalan dan
Fenomena yang seperti ini banyak ditemukan pada para pelajar. Kita sering
menemui anak yang sangat cuek terhadap tugas-tugasnya sebagai seorang peserta
didik.Dikatakan pula bahwa si anak seringkali mencari alasan untuk menunda belajar
dan mengerjakan tugas atau pekerjaan rumahnya.Selain itu, kita sebagai pelajar pasti
8
Urhanne, Detlef. Teacher Judgment of Elementary Students Ability, Creativity and Task
Commitment.(Development, 3 (2) 2011), h. 229-237.
9
Hawadi, R. A. Identifikasi Intelektual Melalui Metode Non Tes. (Jakarta: Grasindo, 2002),
h.23
10
Hawadi, R, A. Psikologi perkembangan Anak. (Jakarta: Grasindo, 2001), h. 124
7
pernah mengalami dan menemui seorang peserta didik yang terlihat terburu-buru
sedang mengerjaka pekerjaan rumah sebelum berangkat sekolah ataupun bahkan saat
Peserta didik tersebut seolah tidak bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan.
penddikan yang terdapat pada Pasal 1 UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang sistem
dirinya dalam pross belajar. Krisis komitmen pada tugas atau task commitment juga
Adanya krisis komitmen pada tugas atau task commitment yang terjadi pada
indonesia yang menjadi sarana meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Seperti
yang dikemukakan oleh Renzulli dalam Firmanto, bahwa suatu masalah memerlukan
sebagai pihak yang ada di dalamnya.12 Namun, pada kenyataannya yang ditemukan
tugas-tugas tersebut adalah sarana evaluasi. Dimana lewat evaluasi, dapat dilihat
11
Umar Tirtarahardja dan S.L.La Sulo, Pengantar Pendidikan (Cet.I;Jakarta: Rineka Cipta,
2008), h. 129 .
12
Ari Firmanto. “Kecerdasan, Kreativitas, Task commitment dan jenis Kelamin Sebagai
Prediktor Prstasi Hasil Belajar Siswa”. Di unduh dari http:
//ejournal.umm.ac.id/index.php/jspp/aricle/view/1342/1436. Diakses pada 28 Juli 2016.
8
seberapa efektif proses belajar yang berlangsung dan sejauh mana perkembangan
pengalaman belajar mahasiswa, dan prestasi belajar mahasiswa. Dari hal tersebut,
dapat dievaluasi juga sistem pendidikan sudah diterapkan. Hal ini menjadi salah satu
alasan mengapa pembahasan tentang komitmen pada tugas atau task commitmen
penelitian.Tempat ini dapat merupakan ruangan yang tertutup, kamar atau ruangan
kegitan sendiri untuk mendapatkan dan memperoleh informasi lebih lanjut tentang
Demikian juga dengan mahasiswa, selain belajar teori di dalam perkuliahan sehari-
praktikum.
menganalisis prosesdur prosedur percobaan yang dilakukan dan data yang diperoleh.
Di dalamnya terdapat banyak bagian yang penting ,seperti hipotesis, daftar alat dan
bahan, serta data mentah percobaan yang disusun dengan format tertentu.
Pembelajaran biologi menuntut adanya peran aktif dari peserta didik karena
biologi berdasarkan proses ilmiah didasari dengan cara berfikir logis berdasarkan
kedudukan yang amat penting. Praktikum dapat di artikan sebagai suatu rangkaian
angkatan 2014 UIN Alauddin Makassar pada tanggal 10 September 2016, yang telah
pendidikan biologi, kami memilki tugas yang harus diselesaikan setiap semesternya.
Tugas tersebut berupa laporan yang telah dipraktekkan. Dalam proses penyelesaian
itu dibutuhkan keuletan, ketekunan, tidak mudah bosan, dan selain itu kemandirian
perasaan mudah bosan seringkali muncul selain itu terdapat tekanan pada tugas dalam
sehingga mahasiswa tersebut tahu bagaimana cara menyelesaikannya. Selain itu Task
Commitment juga sangat berperan penting dalam diri mahasiswa yang harus
14
Subiantoro, Agung W, “Pentingnya Praktikum Dalam PembelajaranIPA”,
tersedia:http://vahonov.files.wordpress.com/2009/07/pentingnyapraktikum-dalam-pembelajaran-
IPA.pdf, diakses tanggal 08 Agustus 2016.
10
ditanamkan dalam diri individu untuk berkotmitmen terhadap tugas yang sudah
prestasi belajar mahasiswa program studi kebidanan Universitas sebelas maret dengan
jumlah responden sebanyak 119, hasil penelitian yang diperoleh yaitu terdapat
hubungan yang positif, signifikan dan korelasi sedang atau cukup antara variabel
Adversity Quotient dengan variabel prestasi belajar dengan nilai r hitung sebesar
penelitian dengan judul “Hubungan antara Adversity Quotient (AQ) dengan Task
Makassar ’’
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan maka masalah pokok, yaitu
angkatan 2014 UIN Alauddin Makassar. Maka dari masalah pokok dirumuskan 3 sub
masalah yaitu :
Alauddin Makassar?
C. Hipotesis
2. Hipotesis nol (null hypotheses) disingkat Ho. Hipotesis nol sering juga disebut
15
Sugiyono,Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D
(Cet. Ke-XX; Bandung: Alfabeta, 2014), h. 96.
16
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Cet.ke-XIII; Jakarta:
Rineka Cipta, 2006), h. 73-74.
12
Alauddin Makassar.
Alauddin Makassar.
terhadap variabel maka terlebih dahulu penulis mengemukakan variabel yang akan
dimiliki seseorang atau individu dalam menghadapi kesulitan dan hambatan serta
bagaimana cara individu tersebut mengatasinnya. Alat ukur yang digunakan pada
2. Task Commitment
Task commitment yang dimaksud oleh peneliti dapat diapahami sebagai suatu
dorongan motivasi yang berasal dari dalam diri seseorang sehingga individu tersebut
menjadi bertanggung jawab terhadap tugas yang dimilkinya dalam hal ini tugas
E. Tujuan Penelitian
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
b. Penelitian ini diharapkan dapat sebagai bahan perbandingan bagi peneliti lain
atau peneliti selanjutnya agar dapat menambah informasi mengenai hal yang
ingin diteliti.
2. Manfaat praktis
KAJIAN TEORITIS
A. Kecerdasan Adversity
tujuan.1
merupakan konsep yang dapat melihat seberapa jauh seseorang mampu bertahan
yang memiliki potensi, akan melampaui harapan atau gagal, serta siapa yang akan
a) Adversity Quotient adalah suatu kerangka kerja konseptual yang baru untuk
terhadap kesulitan.
1
Nailul Fauziah, Empati, Prsahabatan, dan Kecerdasan Adversity pada Mahasiswa yang
Sedang Skripsi. Diunduh dari http//ejournal.undip.ac.id.vol 13, No 1 (2014).Diakses 29 Juli 2016.
2
Siti Zahreni dan Ratna Dewi Pane, “Pengaruh Adversity Quotient Terhadap Intensi
Berwirausaha”. Jurnal Ekonom, 15 No.1 , oktober 2012, 174.
15
16
adalah kemampuan yang dimiliki individu untuk dapat mengatasi suatu kesulitan,
kesulitan berasal dari luar diri, memiliki tanggung jawab dalam situasi sulit, mampu
membatasi pengaruh situasi sulit dalam aspek kehidupannya, dan memiliki daya
tahan yang baik dalam menghadapi situasi atau keadaan yang sulit.
diperlukan untuk terus berjuang ketika siswa menghadapi kesulitan dalam mencapai
3
Agustina Ekasari dan Nur Hafizhoh, “Hubungan antara adversity quotient dan dukungan
sosial dan intensi untuk pulih dari ketergantungan narkoba alkohol psikotropika dan zat adiktif
(NAFZA) pada penderita di wilayah bekasi utara-Lembanga kasih indonesia”, 2 no. 2 september
(2009): h. 115-116
17
yang menghadapi mereka setiap hari.4 Hal ini sesuai dengan firman allah dalam Q.S
Al Insyirah/94:1-8.
Terjemahannya:
1. Bukankah kami Telah melapangkan untukmu dadamu?
2. Dan kami Telah menghilangkan dari padamu bebanmu
3. Yang memberatkan punggungmu
4. Dan kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu
5. Karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan
6. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan
7. Maka apabila kamu Telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan
sungguh-sungguh (urusan) yang lain
8. Dan Hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.5
Kerja keras sebagai pengamalan surah Al-Insyirah. Allah Swt dan Rasulnya
memerintahkan kepada manusia agar bekerja keras. Kerja keras dapat diartikan
kerja keras ini dapat berbeda-beda sesuai dengan kondisi atau profesi seseorang.
Seorang petani bekerja keras dengan cara merawat dan menjaga tanamannya dengan
baik. Bekerja keras bukan hanya berlaku untuk hal-hal yang berkaitan dengan materi.
Kerja keras harus juga dilakukan oleh seorang peserta didik. Ilmu pengetahuan tidak
akan datang dengan sendirinya kepada seseorang. Oleh karena itu, kita harus bekerja
keras untuk memperoleh ilmu pengetahuan yang bermanfaat bagi kehidupan. Setelah
4
M ohd Effendi Ewan Mohd Matore1, Ahmad Zamri Khairani1 & Nordin Abd Razak “The
Influence of AQ on the Academic Achievement among Malaysian Polytechnic Students”.http://dx.doi
.org/10.5539/ies.v8n6p69 (May 29, 2016).
5
Departemen Agama RI, Al-Qur’an Dan Terjemahannya, (Bandung: CV Penerbit
Diponegoro, 2008), h.596
18
keinginan, islam memerintahkan agar kita berdoa. Berdoa kepada Allah Swt
memohon keberhasilan usaha yang telah dilakukan. Selanjutnya, kita serahkan hasil
usaha kepada Allah Swt. Hanya Allah Swt yang menentukan berhasil atau tidaknya
usaha manusia. Keberhasilan atau kegagalan yang akan ditemui merupakan hal
terbaik bagi manusia. Oleh kerena itu Allah Swt mengetahui yang terbaik bagi
hamba-Nya. Dalam ayat ketujuh dan kedelapan dijelaskan bahwa sesudah kesulitan
pasti ada jalan keluar, maka dapat disimpulkan kemudahan akan datang dua kali
memandang cobaan sebagai malapetaka, akan tetapi dilihat sebagai nikmat atas
orang yang memiliki IQ dan EQ yang tinggi dapat lebih mudah mencapainya.
bertekad menemukan cara untuk berhasil, bahagia dan puas dalam hidup, terobosan
lain dalam memahami cara untuk sukses hal ini diperkenalkan oleh Dr Paul Stoltz
untuk berusaha menghadapi masalah dan tantangan yang ada, namun mereka
bertahan untuk berjuang menghadapi berbagai macam hal yang akan terus
menerjang, baik itu dapat berupa masalah, tantangan, hambatan, serta hal – hal
1) Control (C)
Dimensi ini ditunjukan untuk mengetahui seberapa banyak kendali yang dapat
kita rasakan terhadap suatu peristiwa yang menimbulkan kesulitan. Hal yang
terpenting dari dimensi ini adalah sejauh mana individu dapat merasakan bahwa
penyebab dari suatu kesulitan dan sampai sejauh manakah seseorang mampu
7
Isna Nurlailatul Fauziah, dkk. Proses Berpikir Kreatif Siswa Kelas X dalam Memecahkan
Masalah Geometri Berdasarkan Tahapan Wallas ditinjau dari Adversity Quotient (AQ) Siswa.Jurnal
Pendidikan Matematika Solusi Vol 1, No 1, Maret 2013. 75-89.
8
Nailul Fauziah, “empati. Persahabatan dan kecerdasan adversity pada mahasiswa yang
sedang skripsi”. jurnal Psikologi Undip, 13 No.1 April 2014, 78-92
20
3) Reach (R)
mana kesulitan yang dihadapi akan menjangkau bagian-bagian lain dari kehidupan
individu seperti hambatan akibat panik, hambatan akibat malas dan sebagainya.
Dimensi ini juga merupakan bagian dari kecerdasan adversitas yang mengajukan
pertanyaan sejauh mana kesulitan yang dihadapi akan mempengaruhi bagian atau sisi
adversitas rendah membiarkan kegagalan mempengaruhi area atau sisi lain dalam
4) Endurance (E)
mempertanyakan dua hal yang berkaitan dengan berapa lama penyebab kesulitan itu
akan terus berlangsung dan tanggapan individu terhadap waktu dalam menyelesaikan
9 Nailul Fauziah, “empati. Persahabatan dan kecerdasan adversity pada mahasiswa yang
1) Bakat
Bakat adalah suatu kondisi pada diri seseorang yang dengan suatu
kompetensi, pengalaman dan pengetahuan yakni apa yang diketahui dan mampu
2) Kemauan
Kemauan disini menggambarkan motivasi, antusiasme, gairah, dorongan,
ambisi, dan semangat yang menyala-nyala. Seorang individu tidak akan menjadi
hebat dalam bidang apapun tanpa memiliki kemauan untuk menjadi individu yang
hebat.
3) Kecerdasan
kesulitan dan tantangan. Stoltz , berpendapat bahwa orang dapat mengontrol kesulitan
11
Nailul Fauziah, “Empati. Persahabatan dan Kecerdasan Adversity pada mahasiswa yang
sedang skripsi”. jurnal Psikologi Undip, 13 No.1 April 2014
22
yang lebih besar. Orang-orang yang memiliki tingkat AQ yang lebih tinggi akan
mudah termotivasi, produktif dan memiliki tingkat keputus asaan lebih rendah.12
pondasi karakter yang kuat, sangat dibutuhkan individu dalam pemenuhan kebutuhan
hidup. Menurut teori hierarki Maslow, kebutuhan hidup itu berjenjang. Dari yang
paling besar, seperti kebutuhan fisik (makan, pakaian, dll) hingga kebutuhan sekunder
lain (keamanan, sosial, prestasi , penghargaan ) dan akan selalu berputar selama
individu masih hidup. Dalam proses pemenuhan kebutuhan inilah diperlukan
kebutuhan prestasi bagi para peserta didik yang ada pada buku ini diistilahkan
usaha. Yang menjadi target kebutuhan bagi pejuang cita-cita adalah pencapaian
prestasi13.
Menurut Nidau bagi penuntut ilmu, pencapaian yang paling urgen adalah
prestasi. Sehingga, dalam pencapainnya harus membentuk kotmitmen yang kuat dan
konsistensi diri dalam usaha. Dalam pembentukan usaha inilah ditanamkan karakter
ulet, pekerja keras namun tetap berlandaskan pada koridor moral dalam berprilaku.
12
Tazeem Ali Shah Bukhari, dkk. “The Effects of Psychological Contract Breach on Various
Employee Level Outcomes: The ModeRating role of Islamic Work ethic and adversity quotient.
Available online at http://www.academicjournals.org/AJBM5(21) (23 September, 2011)
13 Muchilsah , Menggali makna Adversity Quotient (AQ) dalam realisasi pembentukan
adversity quotient, menjadi harapan baru dalam realisasi pembentukan generasi masa
depan yang bermoral, berintelegensi dan berkepribadian sehat. Selain itu ditabahkan
pula profil Helen Keller, seorang tokoh internasional yang memberikan inspirasi pada
1. Tidak dengan mudah menyalahkan pihak lain atas persoalan yang dihadapinya
2. Bertanggung jawab untuk menyelesaikan masalah
3. Tidak mudah mengeluh dan tidak mudah berputus asa walau kondisi seburuk
apapun
kemenangan-kemenangan itu
5. Kemampuan memproduksi banyak ide
pemikiran sendiri
B. Task Commitment
Task commitment (tanggung jawab terhadap tugas) adalah suatu bentuk halus
dari motivasi. Jika motivasi biasanya didefinisikan sebagai suatu proses energi umum
yang merupakan faktor pemicu pada organisme, tanggung jawab energi tersebut
ditampilkan pada tugas tertentu yang spesifik.17
Komitmen pada tugas atau yang di sebut juga dengan task komitmen
merupakan kecenderungan dalam diri seseorang untuk merasa terlibat aktif dengan
memiliki satu dari beberapa alternatif yang di anggap baik, tidak ragu dalam
mengambil sikap19
16
Anonim , Sirsaktusalaeh.blogspot.co.id/2013/10/adversity-quotient-aq.html?m=1 (diakses 8
desember 2016).
17
Reni Akbar-Hawadi, Identifikasi Keberbakatan Intelektual melalui Metode Non-tes.
(Jakarta. Grasindo,2002) hal 67
18
Ary Ginanjar Agustian, Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual
ESQBerdasarkan 6 Rukun Iman dan Rukun Islam, (Jakarta: Penerbit Arga, 2001), hal 268
19
Batubara Enri Cofermi .Hubungan kotmitmen pada tugas. Pemberian imbalan dan motivasi
kerja dengan disiplin kerja guru SMA se-Kabupaten Madina.journal,http//digilib.unimed.ac.id/public/
UNIMED.article-2376-enciro.pdf.(2008).di akses 7 juli 2016.
25
seseorang dikatakan ber bakat jika memenuhi tiga syarat: yaitu intelegensi yang
diatas rata-rata, task commitment yang tinggi dan kreativitas yang tinggi pula.
Untuk bisa disebut berbakat memang sulit jika harus memenuhi tiga kriteria ini
sekaligus.
Task commitment atau pengikatan diri terhadap tugas adalah kemauan yang
berasal dari dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk tekun dan ulet, meskipun
yang memiliki komitmen pada tugas (Task Commitment) yang tinggi adalah:
a. Tangguh dan ulet (tidak mudah menyerah), mandiri dan bertanggung jawab
e. Mempunyai hasrat untuk meningkatan diri dan hasrat untuk bekerja sebaik-
baiknya
20
Alfie Syarifa, “Hubungan antara Dukungan Sosial Orang Tua dengan Komitmen Terhadap
Tugas (Task komitmen) pada Siswa Akslerasi tingkat SMA”, di akses dari http//journal.
ac.id/filerPDF/article%201-13-1.pdf di akses pada 8 juli 2016.
26
antara lain:
a. Menyeleksi
b. Menentukan arah
Segala hal berkaitan sikap individu untuk menetapkan tujuan sebagai arah
yang ingin dicapai dalam tugasnya maksimal. Anak biasanya memiliki standar
keunggulan berprestasi lebih baik dari pada sebelumnya dan lebih baik dari pada
c. Meregulasi
memusatkan perhatian pada saat belajar, dan pada tugasnya di sekolah. Dari hal
a. Mengidentifikasi masalah
21
Amelia, Nur ,”Komitmen Terhadap Tugas Ditinjau Dari Motivasi berprestasi Pada
Mahasiswa”,Skripsi (Semarang:Uika Soegijapranata,2009), h. 26.
27
b. Menentukan pilihan
c. Menetukan standar
sejawat, membina hubungan baik dengan sesama ,dan memupuk rasa tanggung
kurikuler sekolah
d. Senangtiasa menjaga kualitas kerja yang di bebankan pimpinan dalam kasus ini
adalah guru, atau dosen dan senangtiasa menjunjung tinggi kehormatan diri.23
beberapa faktor, yaitu faktor lingkungan fisik maupun lingkungan sosial” lingkungan
22
Amelia, Nur ,”Komitmen Terhadap Tugas Ditinjau Dari Motivasi berprestasi Pada
Mahasiswa”,Skripsi (Semarang:Uika Soegijapranata,2009), h. 24.
23
Batubara Enri Cofermi .Hubungan kotmitmen pada tugas. Pemberian imbalan dan motivasi
kerja dengan disiplin kerja guru SMA se-Kabupaten Madina.journal,http//digilib.unimed.ac.id/public/
UNIMED.article-2376-enciro.pdf.(2008).di akses 7 juli 2016.
28
sosial merupakan lingkungan tempat siswa bergaul dan melakukan berbagai aktifitas
sosial, seperti berintraksi dengan teman sebaya, orang tuadan keluarga. Selain
commitmen adalah factor ekstransik seperti persaingan dan umpan balik. Sedangkan
24
Alfie Syarifa, “Hubungan antara Dukungan Sosial Orang Tua dengan Komitmen Terhadap
Tugas (Task komitmen) pada Siswa Akslerasi tingkat SMA”, di akses dari http//journal
.ac.id/filerPDF/article%201-13-1.pdf di akses pada 8 juli 2016.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
dimana penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki sejauh mana variasi-variasi pada
suatu faktor berkaitan dengan variasi – variasi pada satu atau lebih faktor lain
B. Lokasi penelitian
Pendidikan Biologi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan . Kampus ini berlokasi di jalan
Sultan Alauddin Nomor 63, Kelurahan Romang Polong, Kecematan Somba Opu,
C. Desain penelitian
X Y
Keterangan:
X = Adversity Quotient
Y = Task Commitment
1
Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodelogi Penelitian(Jakarta: Bumi Aksara, 2001), h.
48.
29
30
D. Variabel Penelitian
Terdapat dua variabel dalam penelitian ini yaitu, variabel bebas dan variabel
terikat. Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang
terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya
variabel bebas2.
1. Populasi
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untuk di
pelajari dan ditarik kesimpulannya.3Populasi yang peneliti ambil dalam penelitian ini
adalah seluruh mahasiswa jurusan pendidikan biologi angkatan 2014 yang berjumlah
Jumlah 15 56 71 Orang
2
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R &D, h.
61
3
Sugiyono, Metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif, kua;itatif, dan R&D, h. 118
31
Sumber: Dokumen bagian tata usaha prodi Biologi fakultas tarbiyah dan keguruan
UIN Alauddin Makassar.
2. Sampel
penelitian. Sampelyang baik yaitu sampel yang memiliki populasi atau yang
dikemukakan oleh suharsimi arikunto5. Jika anggota populasi kurang dari 100 maka
semua populasi diambil sebagai sampel, akan tetapi apabila jumlah populasi lebih
dari 100 maka jumlah sampel dapat di ambil antara 10-15% atau 20-25% serta dapat
pula 50%.
Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti mengambil seluruh populasi untuk
di jadikan sampel karena jumlah populasi kurang dari 100. Jadi sampel pada
penelitian ini yaitu 71 mahasiswa.
F. Instrumen penelitian
Instrumen adalah alat evaluasi yang digunakan untuk memperoleh data
tentang status dibandingkan dengan standar atau ukuran yang telah ditentukan.
4
Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, Metodelogi Penelitian,h. 107.
5
Suharsimi Arikunto, ProsedurPenelitian Suatu Pendekatan Praktek (cet.XII;Jakarta:Rineka
Cipta,2002), h. 112
32
1. Dokumentasi
Yang dimaksud disini yaitu mengumpulkan data atau melihat data yang
berupa jumlah dari mahasiswa jurusan pendidikan biologi angkatan 2014 Universitas
2. Kuesioner (Angket)
terperinci kisi-kisi yang digunakan peneliti untuk memberikan skor pada skala yaitu :
Untuk menskor skala kategori likert, jawaban diberi bobot atau disamakan
4 untuk pernyataan yang bersifat negatif. Peneliti dalam membuat skala likert pada
umumnya tidak hanya membatasi skala ukur dengan empat tingkatan saja, seringkali
mereka membuat dengan dengan 7, 8 maupun 9 pilihan. Di samping itu, peneliti juga
Tabel 3.4
Pedoman Pemberian Skor Skala Adversity Quotient dan Task Commitment
Jawaban Favorable Unfavorable
Sesuai (S) 3 2
dilakukan uji validitas dan reliabilitas instrumen. Instrumen yang valid berarti alat
ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid. Instrumen yang reliable
berarti intrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur objek yang
1. Uji validitas
atau kesahihan sesuatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai
validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas
rendah.8
dan validitas konstruk (contruct validity). Validitas isi dilakukan oleh 2 validator ahli
dalam bidang tersebut yaitu Dr. Ulfiani Rahman, S.Ag,. M.Si dan Ahmad afiif, S.Ag,
M.Si sedangkan validitas konstruk dilakukan dengan menganalisis tiap butir angket
yang kemudian skornya dikorelasikan dengan skor total berdasarkan rumus korelasi
berikut:9
rxy =
Keterangan:
rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang
dikorelasikan (x = x - dan y = y - )
= Jumlah perkalian x dengan y
x2 = Kuadrat dari x
y2 = Kuadrat dari y
pada taraf siginifikansi 5 %. Pada penelitian ini peneliti menyebarkan angket kepada
8
Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rineka Cipta
2006), h. 168.
9
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2 (Cet. I, Jakarta: Bumi
Aksara, 2012), h. 85.
37
Statstical Product and Service Solution (SPSS) versi 20,0 For windows dengan hasil
untuk angket Adversity Quotient diperoleh 6 aitem pernyataan yang tidak valid yaitu
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup
dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument
tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan
dipercaya, yang reliable akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Apabila
datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kali pun diambil,
tetap akan sama. Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu. Reliable
r11 =
Keterangan:
= varians total
Keterangan:
S = Standar deviasi
x = Simpangan X dan , yang dicari dari X - = Varians, selalu dituliskan
dalam bentuk kuadrat, karena standar devaisi kuadrat
pengukuran tersebut dinyatakan reliable dan sebaliknya. Jika alat instrument tersebut
korelasi (r) sebagai berikut: 0,80 - 1,00 (sangat tinggi) 0,60 - 0,79 (tinggi) 0,40 - 0,59
and Service Solution (SPSS) versi 20.0 For windows, diperoleh koefisien reliabilitas
untuk adversity Quotient sebesar 0,864 dengan kategori sangat tinggi karena berada
memberikan angket pada sampel untuk mengetahui individu atau mahasiswa yang
memiliki kecerdasan adversity, yang akan kita teliti. Karena pada penelitian ini kita
ingin melihat seberapa besar task Commitment individu maka peneliti juga akan
1. Tahap persiapan
Pada tahap ini terlebih dahulu peneliti menyiapkan hal-hal yang dibutuhkan
dilapangan yaitu:
likers.
2. Tahap pelaksanaan
dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar atau proses yang merinci usaha
secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis seperti yang
disarankan oleh data dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada tema dan
hipotesis itu.
40
berfungsi untuk mendeskripsikan atau member gambaran terhadap obyek yang diteliti
melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan
R = Xmaks – Xmin
Dalam menetapkan banyaknya kelas, ada suatu aturan yang diberikan oleh
H.A Strunges, yang selanjutnya disebut aturan Strunges, yaitu sebagai berikut:
K = 1 + (3,3) log n
Ketrangan:
K = banyaknya kelas
n = jumlah sampel
1 = bilangan konstan
Keterangan:
13
Sugiyono, Statistika untuk Penelitian (Cet. XXVI; Bandung: Alfabeta, 2015), h. 29.
41
R = rentang (jangkauan)
K = banyaknya kelas14
e. Rata-rata (Mean)
X =
Keterangan:
X = rata-rata nilai
= Jumlah data/sampel
kelas (xi)15
Keterangan:
P = angka persentase
14
Subana, Moersetyo Rahadi dan Sudrajat, Statistik Pendidikan (Bandung: Pustaka Setia,
2000), h. 39-40
15
Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian (Cet. XIV; Bandung: Alfabeta, 2009), h.54
42
N = banyaknya sampel
h. Kategorisasi
pada mahasiswa maka digunakan teknik evaluasi penelitian. Untuk melihat kategori
tingkat kecerdasan adversity dan Task commitment pada mahasiswa maka digunakan
lima kategori yaitu: Sangat Rendah (SR), Rendah (R), Sedang (S), tinggi (T), dan
Sangat Tinggi (ST). Untuk melakukan ketegorisasi maka kita menggunakan rumus
sebagai berikut :
Tabel 3.5
Rumus Kategori Adversity Quotient dan task commitment
Interval Kriteria
probabilitas), adalah teknik statistik yang digunakan untuk menganalisis data sampel
16
Eko putro Widoyoko, Evaluasi Program Pembelajaran (Cet.V; Yogyakarta: Pustaka
Pelajar ,2013) h. 238
17
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, h.
209
43
Keterangan:
n = jumlah responden19
Korelasi PPM dilambangkan (r) dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari
18
Riduwan, Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan Dan Peneliti Pemula
(Bandung: Alfabeta, 2008), h.138
19
Riduwan, Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan Dan Peneliti Pemula, h. 98
20
Riduwan, Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan Dan Peneliti Pemula, h. 138.
44
KP = r2 x 100%
Keterangan:
Pengujian lanjutan yaitu uji signifikansi yang berfungsi apabila peneliti ingin
mencari makna hubungan variabel X terhadap Y, maka hasil korelasi PPM tersebut
r hitung=
Keterangan:
r hitung= nilai r
n = jumlah sampel22
Kaidah pengujian:
Jika r hitung≥ r tabel maka tolak Ho artinya signifikan dan
21
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, h.
257.
22
Riduwan, Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan Dan Peneliti Pemula, h. 98
BAB IV
A. Hasil Penelitian
berikut:
Tabel 4.1
Skor Adversity Quotient Mahasiswa Pendidikan Biologi Angkatan 2014 Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar
NO NAMA RESPONDEN JUMLAH
1 RUSTAM 72
2 ASMAUL HUSNAH 76
3 NUR AINUN FADHLIANA 81
4 AGUSTINA 84
5 HAPSAH AGUS 75
6 HARNIATI 79
7 ANITA 65
8 SRYWAHYUNI 73
9 IRMAYANI.R 78
10 ALI AKBAR 77
11 AYU LESTARI 83
12 DIRAMITA 77
13 MILDAWATI 70
14 IRNAWATI 74
15 MUHFATIAH MUHDAR 70
16 NURHIKMAH 78
17 RAHMA 73
18 SITTI AISYAH ANWAR 74
19 KHAIRUNISA 66
20 HASNAWATI.S 67
45
46
21 RESKI ASTUTI 88
22 MUSDALIFAH 82
23 MARWAH 80
24 MUHAMMAD AFANDI 79
25 SALMAWATI ARFAH 86
26 MUHAMMAD FAIZAL 69
27 YUYUN REGITA 73
28 ANJAR TRISAPUTRA 78
29 NILA ANGGRENI RONI 69
30 SARTIKA AYU UTAMI 80
31 AHMAD 71
32 NURFADILAH 78
33 RISPAH 65
34 NASRIATI MAPSUL 78
35 FITRIYANI 71
36 DIAN PRASETYO 71
37 EVI FATMALA 70
38 FITRIANI A 71
39 MARDATILLA 56
40 RADEN IKA HASRIANA 70
41 REFITA ARYANTI 73
42 SALAHUDDIN 70
43 NAJMAWATI 69
44 ST ROSMIAWATI 83
45 MARYAM B 71
46 HAJRAH 78
47 KASWAMATI AD 68
48 NIRWANA NINGSI 72
49 MUHAMMAD FUAD 78
50 AHMAD GUFRAN LESTALUHU 57
51 IKRAM 73
52 ASTITING 73
53 AMNUR 74
54 NUR MUDAYAH 65
55 WA ODE SITI MARDHOTILLA 73
56 RISDAWATI 76
57 SRI MULIANI DARWIS 67
47
58 AZAN SHALAHUDDIN 73
59 MUHAJIR S 73
60 NUR FADHILAH FACHRUDIN 72
61 KAMISA 73
62 RUDINATULLAH 69
63 HENNI DARMAYANTI 79
64 RASDDIYANAH JUSMAN 57
65 SRI RAHAYU 71
66 A RAHMAN 69
67 ASRUL SALIM 73
68 FITRI RAMDANI 71
69 SRI FEBRIANI MASDI 73
70 MURDIONO 69
71 SULASTRI HS 77
Sumber: Hasil pengolahan skor dari angket
a. Range
b. Kelas Interval
(Dibulatkan menjadi 7)
48
(Dibulatkan menjadi 5)
d. Rata-Rata
dimaksud adalah table distribusi frekuensi skor angket Adversity Quotient mahasiswa
pendidikan biologi angkatan 2014 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin
Makassar.
Tabel 4.2
Tabel Distribusi Frekuensi Skor Adversity Quotient Mahasiswa Pendidikan
Biologi Angkatan 2014 Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN Alauddin
Makassar.
INTERVAL
56 - 60 3 58 174 -15,21 231,34 694,03
61 - 65 3 63 189 -10,21 104,24 312,73
66 - 70 15 68 1020 -5,21 27,14 407,16
71 - 75 26 73 1898 -0,21 0,04 1,15
76 - 80 17 78 1326 4,79 22,94 390,05
81 - 85 5 83 415 9,79 95,84 479,22
86 - 90 2 88 176 14,79 218,74 437,49
49
e. Standar Deviasi
f. Persentase
Tabel 4.3
Hasil Persentase Adversity Quotient Mahasiswa Pendidikan Biologi Angkatan
2014 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar
INTERVAL Fi PERSENTASE (%)
56 - 60 3 4%
61 - 65 3 4%
66 - 70 15 21%
71 - 75 26 37%
76 - 80 17 24%
81 - 85 5 7%
86 - 90 2 3%
50
g. Kategorisasi
Tabel 4.4
Kategori Adversity Quotient Mahasiswa Pendidikan Biologi Angkatan 2014
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar
RUMUS INTERVAL KATEGORI F %
Sangat Tinggi 9 13%
Tinggi 16 23%
Sedang 30 42%
Rendah 13 18%
Sangat Rendah 3 4%
Task commitment (tanggung jawab terhadap tugas) adalah suatu bentuk halus
dari motivasi. Jika motivasi biasanya didefinisikan sebagai suatu proses energi umum
yang merupakan faktor pemicu pada organisme, tanggung jawab energi tersebut
Tabel 4.5
Skor Task Commitment Mahasiswa Pendidikan Biologi Angkatan 2014 Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar
NO NAMA RESPONDEN JUMLAH
1 RUSTAM 88
2 ASMAUL HUSNAH 100
3 NUR AINUN FADHLIANA 107
4 AGUSTINA 114
5 HAPSAH AGUS 112
6 HARNIATI 104
7 ANITA 93
8 SRYWAHYUNI 91
51
9 IRMAYANI.R 108
10 ALI AKBAR 96
11 AYU LESTARI 100
12 DIRAMITA 103
13 MILDAWATI 99
14 IRNAWATI 111
15 MUHFATIAH MUHDAR 118
16 NURHIKMAH 102
17 RAHMA 101
18 SITTI AISYAH ANWAR 106
19 KHAIRUNISA 102
20 HASNAWATI.S 99
21 RESKI ASTUTI 119
22 MUSDALIFAH 100
23 MARWAH 100
24 MUHAMMAD AFANDI 100
25 SALMAWATI ARFAH 105
26 MUHAMMAD FAIZAL 97
27 YUYUN REGITA 104
28 ANJAR TRISAPUTRA 107
29 NILA ANGGRENI RONI 100
30 SARTIKA AYU UTAMI 100
31 AHMAD 102
32 NURFADILAH 110
33 RISPAH 89
34 NASRIATI MAPSUL 91
35 FITRIYANI 90
36 DIAN PRASETYO 63
37 EVI FATMALA 69
38 FITRIANI A 90
39 MARDATILLA 72
40 RADEN IKA HASRIANA 80
41 REFITA ARYANTI 67
42 SALAHUDDIN 78
43 NAJMAWATI 67
44 ST ROSMIAWATI 87
45 MARYAM B 80
52
46 HAJRAH 75
47 KASWAMATI AD 77
48 NIRWANA NINGSI 78
49 MUHAMMAD FUAD 71
50 AHMAD GUFRAN LESTALUHU 59
51 IKRAM 67
52 ASTITING 79
53 AMNUR 72
54 NUR MUDAYAH 75
55 WA ODE SITI MARDHOTILLA 67
56 RISDAWATI 74
57 SRI MULIANI DARWIS 67
58 AZAN SHALAHUDDIN 67
59 MUHAJIR S 81
60 NUR FADHILAH FACHRUDIN 70
61 KAMISA 81
62 RUDINATULLAH 69
63 HENNI DARMAYANTI 76
64 RASDDIYANAH JUSMAN 80
65 SRI RAHAYU 79
66 A RAHMAN 69
67 ASRUL SALIM 73
68 FITRI RAMDANI 68
69 SRI FEBRIANI MASDI 83
70 MURDIONO 92
71 SULASTRI HS 79
Sumber: Hasil pengolahan skor dari angket
a. Range
53
b. Kelas Interval
(Dibulatkan menjadi 7)
(Dibulatkan menjadi 9)
d. Rata-Rata
dimaksud adalah table distribusi frekuensi skor angket Task Commitment mahasiswa.
Tabel 4.6
Tabel Distribusi Frekuensi Skor Task Commitment Mahasiswa Pendidikan
Biologi Angkatan 2014 Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan UIN Alauddin
Makassar.
INTERVAL
59 - 67 8 63 504 -25,86 668,74 447212,65
68 -76 13 72 936 -16,86 284,26 80803,52
77 - 85 12 81 972 -7,86 61,78 3816,72
86 - 94 9 90 810 1,14 1,30 1,69
95 - 103 16 99 1584 10,14 102,82 10571,87
104 – 112 2 108 216 19,14 366,34 134204,70
113 – 121 11 117 1287 28,14 791,86 627041,63
54
e. Standar Deviasi
f. Persentase
Tabel 4.7
Hasil Persentase Task Commitment Mahasiswa Pendidikan Biologi Angkatan
2014 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar
INTERVAL Fi PERSENTASE (%)
59 - 67 8 11%
68 - 76 13 18%
77 - 85 12 17%
86 - 94 9 13%
95 - 103 16 23%
104 - 112 2 3%
113 - 121 11 15%
55
h. Kategorisasi
Tabel 4.8
Kategori Task Commitment Mahasiswa Pendidikan Biologi Angkatan 2014
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar
RUMUS INTERVAL KATEGORI F %
Tinggi 18 25%
Sedang 10 14%
Rendah 15 21%
korelasi Pearson Product Moment. Berikut ini merupakan hasil uji korelasi antara
Tabel 4.9
Uji Korelasi Antara Adversity Quotient Dengan Task Commitment Mahasiswa
Pendidikan Biologi Angkatan 2014 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN
Alauddin Makassar Menggunakan SPSS ver. 20.0
Correlations
ADV.QUOTIENT TASK COMT
ADV.QUOTIENT Pearson 1 ,467**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,000
N 71 71
TASK COMT Pearson ,467** 1
Correlation
Sig. (2-tailed) ,000
N 71 71
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Selanjutnya diberikan proses pengolahan data secara manual untuk
membuktikan bahwa ada atau tidaknya hubungan antara adversity quotient dengan
task commitment mahasiswa pendidikan biologi. Hasil analisisnya dijabarkan sebagai
berikut:
Tabel 4.10
Tabel Penolong Untuk Mencari Hubungan Antara Adversity Quotient Dengan
Task Commitment Mahasiswa Pendidikan Biologi
X Y X^2 Y^2 X.Y
72 88 5184 7744 6336
76 100 5776 10000 7600
81 107 6561 11449 8667
84 114 7056 12996 9576
75 112 5625 12544 8400
79 104 6241 10816 8216
65 93 4225 8649 6045
73 91 5329 8281 6643
78 108 6084 11664 8424
77 96 5929 9216 7392
83 100 6889 10000 8300
77 103 5929 10609 7931
70 99 4900 9801 6930
74 111 5476 12321 8214
57
Untuk nilai dk 69 diperoleh nilai r tabel pada taraf signifikan 5% = 0,244 dan
Berdasarkan hasil perhitungan di atas diperoleh hasil bahwa r hitung > r tabel
mahasiswa pendidikan biologi UIN Alauddin Makassar sebesar 21% dan sisanya
B. Pembahasan
sehingga rentang kelasnya (range) yaitu sebesar 32 kelas interval sebesar 7 serta
panjang kelas 5 . Rata-rata skor (Mean) yang diperoleh sebesar 73,21 dengan standar
deviasi sebesar 6,23 yang berarti bahwa data yang di peroleh heterogen dan memiliki
kecenderungan memiliki data yang berbeda antara satu dengan lainnya. Hasil
mahasiswa dengan persentase 13% pada kategori sangat tinggi, 16 orang mahasiswa
dengan persentase 23% pada kategori tinggi, 30 orang mahasiswa dengan persentase
42% pada kategori rendah, dan 13 orang mahasiswa dengan persentase 18% pada
kategori rendah, dan 3 orang mahasiswa dengan persentase 4% pada kategori sangat
rendah.
2014 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar memiliki rata-rata
adversity Quotient berada dalam kategori sedang. Artinya pada umumnya mahasiswa
biologi diperoleh nilai tertinggi sebesar 119 dan terendah 59 sehingga rentang
kelasnya (range) yaitu sebesar 60 kelas interval sebesar 7 serta panjang kelas 9 . Rata-
rata skor (Mean) yang diperoleh sebesar 88,86 dengan standar deviasi sebesar 6,23
yang berarti bahwa data yang di peroleh heterogen dan memiliki kecenderungan
memiliki data yang berbeda antara satu dengan lainnya. Hasil kategorisasi Task
persentase 15% pada kategori sangat tinggi, 18 orang mahasiswa dengan persentase
25% pada kategori tinggi, 10 orang mahasiswa dengan persentase 14% pada kategori
62
rendah, dan 15 orang mahasiswa dengan persentase 21% pada kategori rendah, dan
2014 Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar memiliki rata-rata
Praktikum Laboratorium.
yang ketiga yakni ada tidaknya hubungan antara adversity Quotient dengan Task
praktikum Angkatan 2014. Jenis analisis yang digunakan adalah analisis statistik
inferensial.
koefisien yang di peroleh r hitung =0,467 sedangkan nilai r tabel untuk taraf signifikan
5% diperoleh nilai 0,244 dan untuk taraf signifikan 1% diperoleh nilai 0,317.
Berdasarkan hasil tersebut diperoleh hasil bahwa r hitung > r tabel, sehingga dapat
21%.
63
Hasil penelitian yang diperoleh sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh
Supardi U.S dalam Fajrianti yang mengatakan bahwa terdapat hubungan yang
signifikansi antara adversity qoutient dan motivasi prestasi terhadap prestasi belajar
matematika. Jelas terlihat bahwa terdapat pengaruh adversity quotient dan motivasi
berprestasi terhadap prestasi belajar matematika, karena prestasi belajar bila tidak
disertai dengan adversity quotient maka akan mendapatkan prestasi yang kurang baik,
sebaliknya jika disertai dengan adversity quotient maka prestasi belajar akan lebih
baik1.
Penulis juga mengamati secara umum bahwa untuk dunia pendidikan yang
kita khususkan pada mahasiswa yang menuju fase kedewasaan masalah itu selalu ada,
entah itu masalah internal dari kampus ataupun masalaah eksternal dari lingkungan,
terkadang satu masalah itu bisa perpengaruh kepada hal lainnya, namun ketika
mahasiswa tersebut memiliki AQ, maka hal yang seperti menyangkutkan atau
mencampurbaurkan antara hal internal dan eksternal itu akan mudah dihadapi
jasmani maupun rohani, karena pada dasarnya setiap orang memendam hasrat untuk
quotient adalah kecerdasan yang dimiliki seseorang dalam mengatasi kesulitan dan
bertahan hidup”. Selain itu juga terdapat penelitian Endah Setyaningtyas mengenai
kebidanan Universitas sebelas maret dengan jumlah responden sebanyak 119, hasil
penelitian yang diperoleh yaitu terdapat hubungan yang positif, signifikan dan
korelasi sedang atau cukup antara variabel Adversity Quotient dengan variabel
1Supardi
U.S ,” Pengaruh adversity Quotient terhadap prestasi belajar matematika siswa
SMPN Jakarta”(skripsi tidak diterbitkan).( Jakarta:UIP,2013) h.1
64
prestasi belajar dengan nilai r hitung sebesar 0,546 dan p=0,000. Semakin tinggi
Anak yang berhasil dalam belajarnya sering dianggap sebagai anak berbakat.
katakan berbakat jika memenuhi tiga syarat yaitu : integensi di atas rata-rata, task
commitment yang tinggi dan kreatifitas yang tinggi pula. Task commitment atau
pengikatan diri terhadap tugas adalah kemauan yang berasal dari dalam diri seseorang
yang mendorongnya untuk tekun dan ulet, meskipun mengalami berbagai rintangan
dan hambatan dalam melakukan dan menyelesaikan tugas yang telah mejadi
tanggung jawabnya3
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Magfirah dengan judul pengaruh task commitment terhadap hasil belajar matematika
adanya pegaruh positif yang signifikan antara task commitment terhadap hasil belajar
mesti diupayakan tertanam pada diri setiap mahasiswa dengan tidak mengabaikan
faktor-faktor lain yang juga memiliki konsribusi dalam peningkatan hasil belajar
2
Endah setyaningtyas, “Hubungan antara Adversity quotient dengan prestasi belajar
mahasiswa kebidanan,Skripsi”(Semarang :universitas sebelas maret,2013)
3
Munandar ,SCu, Pengembangan Kreatifitas anak berbakat, h,25
4 Maghfirah, Pengaruh Task Commitment terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas XI
MAN Darussalam Aceh Besar, skripsi (FKIP Universitas Syiah Kuala Darussalam, Banda Aceh,
2015), abstrak.
65
mahasiswa. Perpaduan antara Adversity quotient dan task commitment yang baik akan
proses belajar mengajar serta menjalangkan tugas dan tanggung jawab sebagai
seorang yang sedang menuntut ilmu pengetahuan dan terus mengembangkan potensi
yang ada pada diri sehingga mendapatkan hasil yang memuaskan sebagaimana yang
yang diperoleh 0,467 dengan kontribusi hanya 21%. Koefisien korelasi berada dalam
kategori Sedang hal ini dapat disebabkan karena beberapa faktor. Faktor yang
dimaksud yaitu Bakat, dimana Bakat adalah suatu kondisi pada diri seseorang
dan mampu dikerjakan oleh seorang individu. Selain bakat, kemauan dan kecerdasan
lebih dominan mempengaruhi karir yang dikejar oleh seorang individu, pelajaran-
5Yuni sarah, ”Hubungan antara kecerdasan adversity dengan prestasi belajar mahasiswa
jurusan pendidikan biologi angkatan 2013 Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar”,Skripsi
(Makassar: Fak Tarbiyah dan Keguruan UIN Alauddin Makassar,2012), h,76.
66
banyak masalah yang di hadapi maka, semakin meningkat pula adversity quotient
seseorang.
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi task commitment pada mahasiswa,
masih banyak faktor lain yang dapat mempengaruhi task commitment mahasiswa
PENUTUP
A. Kesimpulan
dan 13 orang mahasiswa dengan persentase 18% pada kategori rendah, dan 3
diperoleh nilai 0,244 dan untuk taraf signifikan 1% diperoleh nilai 0,317.
Berdasarkan hasil tersebut diperoleh hasil bahwa r hitung > r tabel sehingga dapat
67
68
B. Implikasi Penelitian
1. Kepada mahasiswa agar tetap tekun dalam belajar dan lebih meningkatkan
satu faktor dan bukan satu-satunya faktor yang menjadi tolak ukur dalam
69
70
NIM : 20500112138
Suku/Bangsa : BUGIS/INDONESIA
Provinsi : RIAU