Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN HASIL TURUN LAPANG PADA MASA

PERKEMBANGAN DEWASA MADYA

Disusun oleh :

Ainun Farma Ferdiani

201610230311089

Psikologi B

Dosen Pengampu :

Nimatuzahroh, S.Psi, M.Si.

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2016
BAB I

A. Latar Belakang

Berkembang merupakan salah satu tahap dalam psikologi perkembangan.


Perkembangan suatu proses yang dialami oleh setiap individu. Aspek kejiwaan
manusia sejak dilahirkan sampai dengan meninggal. Perkembangan adalah proses
yang bersifat kualitatif fan berhubungan dengan kematangan seorang individu
yang ditinjau dari perubahan yang bersifat progresif sertasistematis di dalam diri
manusia.

Masa dewasa pertengahan (madya) adalah masa di mana usia setengah


baya yaitu pada umumnya berkisar antara usia 40-60 tahun, di mana pada usiaini
ditandai dengan berbagai perubahan fisik maupun mental. Pada saat memasuki
usia dewasa madya mulai terjadi perubahan pada tubuh seperti; timbulnya uban,
sulit melihat objek-objek yang dekat. Usia dewasa madya dipenuhi tanggung
jawab berat dan berbagai peran yang menyita waktu dan energi, tanggung jawab
serta peran yang dirasa mampu ditanggung oleh sebagian besar orang dewasa;
menjalankan rumah tangga, dan memiliki anak.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dewasa madya?


2. Apa saja yang terjadi pada perubahan tubuh saat memasuki masa dewasa
madya?
3. Apa saja yang diperankan saat masa dewasa madya?

C. Tujuan Peneliti
1. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan dewasa madya.
2. Untuk memahami perubahan tubuh yang terjadi saat dewasa madya.
3. Untuk memahami tentang peran pada dewasa madya.

BAB II
TINJAUAN TEORITIS

Masa dewasa madya membatasi masa dewasa menengah sebagai periode


perkembangan yang dimulai pada usia kurang lebih 40 tahun hingga 60 tahun atau
65 tahun. Masa dewasa menengah adalah masa di mana terjadi pernurunan
keterampilan fisik dan meluasnya tanggung jawab. Sebuah periode di mana
seorang menjadi lebih sadar mengenai polaritas usia muda dan berkurangnya
jumlah waktu yang masih tersisa di dalam hidup; suatu titik di mana seseorang
berusaha meneruskan sesuatu yang bermakna kepada generasi selanjutnya. Masa
dewasa menengah mencakup keseimbangan antara pekerjaan dan tanggung
jawab relasi di tengah-tengah perubahan fisik dan psikologis yang berlangsung
seiring dengan proses penuaan (Lachman, 2004, hal, 305).

Seperti halnya dengan periode usia lainnya, di usia paruh baya individu
membuat pilihan memilih apa yang hendak di lakukan. Di usia paruh baya,
kecelakaan yang serius, kehilangan, atau sakit bisa menjadi alarm dan
mengakibatkan penataan serta pertimbangan kembali untuk hal-hal yang di
prioritaskan dalam hidup (Lachman, 2004, hal, 310). Dengan ketiadaan
perlindungan seoniritas, banyak orang dewasa paruh baya mengalami kehilangan
pekerjaan yang tidak terduga atau punya dorongan kuat untuk mengambil pensiun
dini (Sweet, Moent, & Meiksins).

Konsep pemerolehan (pertumbuhan) dan kehilangan (penurunan) adalah


konsep yang penting di dalam perkembangan masa hidup. Masa dewasa
menengah adalah periode usia ketika pemerolehan dan kehilangan maupun faktor-
faktor biologis dan sosial-kultural menjadi seimbang (Baltes, Lindenberger, &
Staudinger, 2006). Meskipun di masa dewasa menengah terjadi penurunan fungsi
biologis, dukungan sosial budaya seperti pendidikan, karier, dan relasi mencapai
puncaknya (Willis & Schie, 2005).

Menurut Hurlock (1980), keinginan untuk melakukan kegiatan sosial bagi


madya sangat dipengaruhi oleh status tingkat sosial, jenis kelamin dan status
perkawinan. Bahaya yang paling besar bagi orang yang berusia madya adalah
karna orang menganut kepercayaan tradisional yang keliru tentang apa yang
terjadi pada masa usia madya, idealism orang muda, aspirasi yang tidak realistis,
perubahan peran, perubahan keinginan dan kedudukan nilai simbol status. Adapun
faktor yang dapat mempengaruhi kesejahteraan psikososial pada usia dewasa
menengah yaitu generativiti. Generativiti, merupakan Ericson, Sebuah tanda
kematangan psikologi dan kesehatan psikologi. (MC Adams, 2001). Generativiti
muncul sebagai keunggulan yang menentukan penyesuaian psikososial pada masa
paruh baya, menurut Ericson, karena berbagai peran dan tantangan pada masa ini-
tuntutan pekerjaan dan keluarga-menuntut respon yang generatif. Generativiti,
kemudian, bisa berasal dan keterlibatan dalam berbagai peran-sebagai kepala
keluarga dan pemimpin dalam organisasi dan masyarakat (Staudinger & Bluck,
2001). Keterlibatan seperti itu telah dikaitkan dengan kesejahteraan dan kepuasan
dalam masa paruh baya (MC Adams, 2001) dan kehidupan mendatang (Sheldon &
Kasser, 2001; Vandewater, Ostrove, dan Stewart, 1997).

BAB III
METODE PENGUMPULAN DATA

A. Observasi

Observasi merupakan pengamatan atau aktivitas yang dilakukan suatu


proses atau objek dengan maksud merasakan dan kemudian memahami
pengetahuan dari sebuah fenomena berdasarkan pengetahuan dan gagasan yang
sudah diketahui sebelumnya, untuk mendapatkan informasi-informasi yang
dibutuhkan untuk melanjutkan suatu penelitian, observasi kali ini dilakukan pada
tanggal 24 dan 25 Desember 2016 dengan subjek lelaki yang berusia 58 tahun.

B. Wawancara

Wawancara merupakan alat untuk memperoleh data dan bisa disebut


menjadi alat bantu saat melakukan interview yang sedang mencari tahu tentang
kepribadian seseorang ataupun mencari informasi. Mencari informasi kali ini
menggunakan observasi dan interview yang berisi guide pertanyaan-pertanyaan
yang diajukan kepada objek.

BAB IV

DESKRIPSI HASIL OBSERVASI DAN WAWANCARA

A. Deskripsi Subjek
Subjek penelitian yang dipilih adalah seorang lelaki berinsial S dengan
tempat tanggal lahir Solo, 11 Juli 1957. Subjek dengan usia 58 tahun ini, sekarang
subjek tinggal di Jombang yang berada di Jln. Perumahan Griya Indah Blok M/19,
Jombang. Subjek tersebut beragama Islam dengan memiliki status Duda karena
istrinya telah meninggal. Dalam pendidikan terakhir subjek menempuh
pendidikan terakhir pada tingkat SLTA di SLTA Wonogiri tahun lulus 1977.
Subjek pernah mengikuti kursus bahasa Inggris dan Akuntansi yang diikuti selama
1 tahun di kota Surabaya. Selain itu, subjek juga mengikuti Organisasi menjadi
Osis selama 1 tahun di kota Wonogiri. Subjek juga memiliki usaha yaitu
membuka toko sepatu Bata yang dibuka di Pasar Jombang, subjek membuka
usaha tersebut mulai dari tahun 1989 hingga saat ini.

Anak keempat dari pasangan S dan S ini memiliki 6 saudara, 2 kakak dan
3 adik. Kakak S yang pertama sudah meninggal dunia. Kakak S yang kedua
dengan jenis kelamin Perempuan berusia 60 tahun yang bekerja sebagai
Pedagang. Kakak S yang ketiga berjenis kelamin Laki-laki berusia 59 tahun.
Kemudian, adik S yang kelima merupakan kembaran dari subjek yaitu berjenis
kelamin laki-laki yang berusia 58 tahun. Dan yang terakhir adik S berjenis
kelamin Perempuan usia 57 Tahun yang bekerja sebagai Pedagang.

Mengenai penyakit Subjek, subjek tidak pernah mengalami sakit keras dan
tidak pernah mengalami kecelakaan. Subjek merupakan orang yang bisa dikatakan
sehat, belum pernah mengalami masalah kesehatan yang biasanya terjadi pada
masa Dewasa madya ini. Masalah pada kesehatan subjek yaitu pada pengelihatan
mata yang sudah mulai rabun, subjek mengalami rabun dekat.

B. Deskripsi Hasil Observasi dan Wawancara

Dari hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan kepada objek,
beberapa perkembangan dan faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan
tersebut, perkembangan dan faktor tersebut adalah :
1. Perkembangan Fisik dan Faktor yang Mempengaruhi

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan, peneliti


melihat terjadi perubahan fisik pada S Seperti yang terjadi pada wajah S yang
mulai berkeriput dan bagian rambut S yang sudah mulai memutih, pengelihatan S
yang sudah menurun mempunyai masalah pada mata yaitu rabun dekat. Pada saat
peneliti mencoba memberikan tulisan kepada Subjek dengan jarak yang dekat
Subjek tidak dapat melihat dengan jelas akan tetapi saat Subjek memberikan
tulisan dengan jarak yang jauh Subjek dapat melihatnya dengan jelas.

Subjek mengatakan tidak memiliki masalah pada penyakit kronis karena


dalam kehidupan Subjek, subjek sangat menjaga tubuhnya dan tidak merokok.
Subjek juga tidak memiliki penyakit Diabetes, karena saat masih muda subjek
menjaga pola makannya dan mengurangi kebanyakan mengkonsumsi gula yang
terlalu banyak. Akan tetapi, subjek mempunyai masalah kesehatan pada
Hipertensi atau tekanan darah tinggi.

2. Perkembangan Kognitif dan Faktor yang Mempengaruhi

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan, peneliti


melihat kesehatan subjek tidak memiliki masalah pada kemampuan berbicara,
terlihat saat peneliti sedang berbicara subjek dapat menjawabnya dengan lancar.
Kemampuan berpikir Subjek juga terlihat sudah berkurang, saat peneliti membuat
pertanyaan kepada subjek dengan waktu 3 menit, subjek masih terlihat
memikirkan jawabannya dan menjawab tidak sesuai dengan waktu yang telah
peneliti berikan.

Daya ingat subjek masih sangat kuat tidak memiliki masalah pada daya
ingat. Saat S ditanya untuk mengingat tentang peristiwa apa yang terjadi di masa
lalu subjek masih terlihat jelas mengingatnya. Wawancara tersebut sangat
meyakinkan peneliti bahwa ingatan subjek masih sangat baik. Pada kemampuan
berbicara S juga masih sangat baik berbicaranya.

Masalah pada hitungan subjek sudah mulai berkurang, saat peneliti


membuat pertanyaan untuk subjek, subjek masih menghitung dengan
membutuhkan waktu. Subjek merupakan orang yang tidak ceroboh karena saat
subjek menceritakan tentang pekerjaannya subjek cenderung menghargai waktu
dan jika ada masalah pada pekerjaan subjek menghadapinya dengan tenang.

3. Perkembangan Sosioemosi dan Faktor yang Mempengaruhi

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan, emosi


yang sering muncul pada diri S dalam masalah pekerjaan yang terlalu banyak, dan
S cenderung menceritakan masa lalu yang pernah subjek alami pada orang lain
yang menurut subjek peristiwa yang dikenang selama hidupnya.

Hubungan S dengan tetangga termasuk dalam ikatan silahturahmi yang


baik, terlihat saat S sering menyapa saat bertemu dengan orang lain. S memiliki
anak yang mempunyai cucu dan tinggal bersamanya. S memiliki keahlian dalam
menjalankan Business yang ia bangun sampai saat ini dan memiliki keterampilan
dalam menjalankannya, terlihat saat peneliti melihat S sedang melakukan
pekerjaannya dan ramai pengunjung setiap saat, akan tetapi tidak dapat diwariskan
kepada keturunannya karena anaknya berbeda pendapat dengan S.

C. Pembahasan

Masa dewasa pertengahan (madya) atau yang disebut juga usia setengah baya
dalam terminologi kronologis yaitu pada umumnya berkisar antara usia 40-60
tahun. Dimana pada usia ini ditandai dengan berbagai perubahan fisik maupun
mental (Hurlock, 1980:320). Masa dewasa menengah mencakup keseimbangan
antara pekerjaan dan tanggung jawab relasi di tengah-tengah perubahan fisik dan
psikologis yang berlangsung seiring dengan proses penuaan (Lachman, 2004).

1. Perkembangan Fisik

Perubahan fisik yang berlangsung di usia paruh baya biasanya berlangsung


secara bertahap. Meskipun di usia paruh baya biasanya mengalami sejumlah
perubahan fisik, seperti perubahan dalam cara-cara individu dalam menggunakan
tubuhnya (perkembangan keterampilan motorik), serta perubahan dalam
kemampuan fisik seperti penurunan fungsi jantung, penglihatan dan sebagainya.
(Seifert & Hoffnung, 1994). Sama seperti dalam observasi yang dilakukan
peneliti, peneliti melakukan observasi terhadap S yang telah mengalami
perubahan fisik pada dirinya. Salah satunya adalah rambut yang sudah mulai
memutih, selain itu pengelihatan S yang sudah mulai rabun, S mempunyai
masalah pada pengelihatan yang berjarak dekat tidak bisa membaca dengan jelas,
penyakit ini disebut rabun dekat. S memiliki masalah pada tekanan darah yang
tinggi.

Saat di wawancara S tidak memiliki penyakit kronis. S juga tidak pernah


dirawat di rumah sakit karena penyakit apa pun itu. Kesehatan S bisa dibilang
sangat baik karena fisik S yang peneliti lihat terlihat bugar dan aktif dalam
melakukan pekerjaan. S terlihat sehat karena menjaga tubuhnya saat dirinya masih
dewasa, disitulah lah kesehatan S sampai sekarang masih terjaga, sehat dan bebas
dari penyakit. Sama seperti yang di katakan salah satu cabang Psikologi klinis
yang menekankan kinerjanya pada upaya membentuk perilaku sehat pada
masyarakat dengan mengacu pada falsafah dasar positif, yang bersifat preventif.
Manusia tidak diposisikan sebagai korban penyakit , namun juga ikut bertanggung
jawab terhadap kondisi sakitnya. Psikologi kesehatan mengarah pada pemahaman
terhadap pengaruh Psikologi dalam kaitannya dengan kebiasaan manusia dalam
menjaga kesehatan, mempelajari penyebab rentannya manusia terhadap penyakit
dan bagaimana manusia menyikapi penyakitnya (Sadarjoen, 2008).

2. Perkembangan Kognitif

Perkembangan kognitif pada masa dewasa madya ini pada kemampuan


melakukan penalaran abstrak akan menurun (Horn). Sama seperti halnya subjek S,
jika diberi suatu pertanyaan sudah berkurang untuk menjawab dengan cepat. Akan
tetapi, kemampuan berbicara subjek masih berbicara dengan baik dan lancar, saat
peneliti mencoba interview subjek disitu terlihat subjek menjawab pertanyaan
dengan lancar.

Hasil penilaian longitudinal kurang memperlihatkan kemunduran


kemampuan intelektual di masa dewasa menengah, bakhan cenderung
memperlihatkan kemajuan. Kemampuan intelektual tertinggi (perbendaharaan
kata, memori verbal, penalaran induktif, dan orientasi spasial) di usia paruh baya
(Horn). Hal ini sama seperti yang peneliti lakukan saat melakukan observasi
kepada S. Subjek masih lancar berbicara dan tidak terjadi penurunan pada daya
ingat S, saat peneliti mencoba bertanya kepada S untuk menceritakan tentang
penristiwa yang terjadi di masa lalu, subjek masih bisa menjawab oleh karena itu,
peneliti menyimpulkan jika daya ingat S memang tidak ada masalah.

Tidak ada masalah pada masalah hitungan, subjek memang masih bisa
untuk menghitung dengan cepat. Saat peneliti memberi subjek pertanyaan subjek
bisa menjawab dengan cepat. Dan subjek tidak termasuk orang yang ceroboh,
terbukti saat peneliti mengetahui cara kerja subjek yang bersifat tenang tetapi
menjalankan suatu pekerjaan dengan teliti.

3. Perkembangan Sosioemosi

Pola umum dalam hal emosi positif dan negatif mengarahkan orang-orang
pada usia paruh baya cenderung untuk belajar menerima apa yang terjadi dalam
hidup mereka (Carstensen, Pasutpathi, mayr, & Nesselroade, 2000). Dalam teori
ini terjadi pada emosi S yang kadang muncul dalam masalah pekerjaan yang
terlalu banyak sehingga membuat emosi S muncul, tetapi S berusaha untuk
menerima cobaan tersebut dengan lapang dada sehingga subjek menerima apa
yang terjadi dalam hidupnya.

Kesejahteraan dan kepuasan dalam masa paruh baya (Mc Adams, 2001).
Dalam teori ini sama seperti subjek lakukan, peneliti melihat bahwa subjek masih
menjaga hubungan dengan tetangga di sekitar, karena pada saat itu juga subjek
menyapa orang disekitarnya. Subjek juga bersifat terbuka dengan orang lain,
subjek menceritakan pengalaman masa lalu kepada orang lain yang menurut
subjek pengalaman itu adalah hal istimewa atau hal yang dapat dikenang.

BAB V

KESIMPULAN
Perkembangan yang terjadi pada masa dewasa madya dari faktor fisik
diantaranya, terjadi perubahan pada wajah. Seperti yang dialami oleh Subjek yang
menunjukkan wajah mulai berkeriput, rambut yang mulai memutih, pengelihatan
Subjek yang sudah tidak jelas yaitu rabun jauh, tekanan darah yang tidak stabil.
Perkembangan kognitif juga mulai menurun pada usia dewasa madya.
Seperti yang di alami subjek, terdapat perubahan pada kemampuan berpikir dan
berhitung yang mulai menurun atau tidak dapat menjawab dengan cepat akan
tetapi subjek tidak cenderung ceroboh dan tidak terjadi penurunan pada daya
ingat.
Perkembangan sosioemosi yang ada dalam Subjek. Seperti, kesetabilan
emosi pada Subjek yang tidak stabil karena masalah pekerjaan, hubungan baik
subjek dengan tetangga disekitar yang masih terjalin dengan baik, tidak ingin rasa
trauma terjadi kembali kepada diri subjek.
DAFTAR PUSTAKA

Papalia, Diane E.,Sally Wendkos Olds, dan Ruth Duskin Feldman. 2014. Human
Development: Perkembangan Manusia. Jakarta: Salemba Humanika.

Santrock, John W. 2012. Life-Span Development: Perkembangan Masa Hidup,


edisi ketigabelas. Jakarta: Erlangga.

Anda mungkin juga menyukai