Disusun oleh :
201610230311089
Psikologi B
Dosen Pengampu :
FAKULTAS PSIKOLOGI
2016
BAB I
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Peneliti
1. Untuk mengetahui bagaimana perkembangan dewasa madya.
2. Untuk memahami perubahan tubuh yang terjadi saat dewasa madya.
3. Untuk memahami tentang peran pada dewasa madya.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
Seperti halnya dengan periode usia lainnya, di usia paruh baya individu
membuat pilihan memilih apa yang hendak di lakukan. Di usia paruh baya,
kecelakaan yang serius, kehilangan, atau sakit bisa menjadi alarm dan
mengakibatkan penataan serta pertimbangan kembali untuk hal-hal yang di
prioritaskan dalam hidup (Lachman, 2004, hal, 310). Dengan ketiadaan
perlindungan seoniritas, banyak orang dewasa paruh baya mengalami kehilangan
pekerjaan yang tidak terduga atau punya dorongan kuat untuk mengambil pensiun
dini (Sweet, Moent, & Meiksins).
BAB III
METODE PENGUMPULAN DATA
A. Observasi
B. Wawancara
BAB IV
A. Deskripsi Subjek
Subjek penelitian yang dipilih adalah seorang lelaki berinsial S dengan
tempat tanggal lahir Solo, 11 Juli 1957. Subjek dengan usia 58 tahun ini, sekarang
subjek tinggal di Jombang yang berada di Jln. Perumahan Griya Indah Blok M/19,
Jombang. Subjek tersebut beragama Islam dengan memiliki status Duda karena
istrinya telah meninggal. Dalam pendidikan terakhir subjek menempuh
pendidikan terakhir pada tingkat SLTA di SLTA Wonogiri tahun lulus 1977.
Subjek pernah mengikuti kursus bahasa Inggris dan Akuntansi yang diikuti selama
1 tahun di kota Surabaya. Selain itu, subjek juga mengikuti Organisasi menjadi
Osis selama 1 tahun di kota Wonogiri. Subjek juga memiliki usaha yaitu
membuka toko sepatu Bata yang dibuka di Pasar Jombang, subjek membuka
usaha tersebut mulai dari tahun 1989 hingga saat ini.
Anak keempat dari pasangan S dan S ini memiliki 6 saudara, 2 kakak dan
3 adik. Kakak S yang pertama sudah meninggal dunia. Kakak S yang kedua
dengan jenis kelamin Perempuan berusia 60 tahun yang bekerja sebagai
Pedagang. Kakak S yang ketiga berjenis kelamin Laki-laki berusia 59 tahun.
Kemudian, adik S yang kelima merupakan kembaran dari subjek yaitu berjenis
kelamin laki-laki yang berusia 58 tahun. Dan yang terakhir adik S berjenis
kelamin Perempuan usia 57 Tahun yang bekerja sebagai Pedagang.
Mengenai penyakit Subjek, subjek tidak pernah mengalami sakit keras dan
tidak pernah mengalami kecelakaan. Subjek merupakan orang yang bisa dikatakan
sehat, belum pernah mengalami masalah kesehatan yang biasanya terjadi pada
masa Dewasa madya ini. Masalah pada kesehatan subjek yaitu pada pengelihatan
mata yang sudah mulai rabun, subjek mengalami rabun dekat.
Dari hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukan kepada objek,
beberapa perkembangan dan faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan
tersebut, perkembangan dan faktor tersebut adalah :
1. Perkembangan Fisik dan Faktor yang Mempengaruhi
Daya ingat subjek masih sangat kuat tidak memiliki masalah pada daya
ingat. Saat S ditanya untuk mengingat tentang peristiwa apa yang terjadi di masa
lalu subjek masih terlihat jelas mengingatnya. Wawancara tersebut sangat
meyakinkan peneliti bahwa ingatan subjek masih sangat baik. Pada kemampuan
berbicara S juga masih sangat baik berbicaranya.
C. Pembahasan
Masa dewasa pertengahan (madya) atau yang disebut juga usia setengah baya
dalam terminologi kronologis yaitu pada umumnya berkisar antara usia 40-60
tahun. Dimana pada usia ini ditandai dengan berbagai perubahan fisik maupun
mental (Hurlock, 1980:320). Masa dewasa menengah mencakup keseimbangan
antara pekerjaan dan tanggung jawab relasi di tengah-tengah perubahan fisik dan
psikologis yang berlangsung seiring dengan proses penuaan (Lachman, 2004).
1. Perkembangan Fisik
2. Perkembangan Kognitif
Tidak ada masalah pada masalah hitungan, subjek memang masih bisa
untuk menghitung dengan cepat. Saat peneliti memberi subjek pertanyaan subjek
bisa menjawab dengan cepat. Dan subjek tidak termasuk orang yang ceroboh,
terbukti saat peneliti mengetahui cara kerja subjek yang bersifat tenang tetapi
menjalankan suatu pekerjaan dengan teliti.
3. Perkembangan Sosioemosi
Pola umum dalam hal emosi positif dan negatif mengarahkan orang-orang
pada usia paruh baya cenderung untuk belajar menerima apa yang terjadi dalam
hidup mereka (Carstensen, Pasutpathi, mayr, & Nesselroade, 2000). Dalam teori
ini terjadi pada emosi S yang kadang muncul dalam masalah pekerjaan yang
terlalu banyak sehingga membuat emosi S muncul, tetapi S berusaha untuk
menerima cobaan tersebut dengan lapang dada sehingga subjek menerima apa
yang terjadi dalam hidupnya.
Kesejahteraan dan kepuasan dalam masa paruh baya (Mc Adams, 2001).
Dalam teori ini sama seperti subjek lakukan, peneliti melihat bahwa subjek masih
menjaga hubungan dengan tetangga di sekitar, karena pada saat itu juga subjek
menyapa orang disekitarnya. Subjek juga bersifat terbuka dengan orang lain,
subjek menceritakan pengalaman masa lalu kepada orang lain yang menurut
subjek pengalaman itu adalah hal istimewa atau hal yang dapat dikenang.
BAB V
KESIMPULAN
Perkembangan yang terjadi pada masa dewasa madya dari faktor fisik
diantaranya, terjadi perubahan pada wajah. Seperti yang dialami oleh Subjek yang
menunjukkan wajah mulai berkeriput, rambut yang mulai memutih, pengelihatan
Subjek yang sudah tidak jelas yaitu rabun jauh, tekanan darah yang tidak stabil.
Perkembangan kognitif juga mulai menurun pada usia dewasa madya.
Seperti yang di alami subjek, terdapat perubahan pada kemampuan berpikir dan
berhitung yang mulai menurun atau tidak dapat menjawab dengan cepat akan
tetapi subjek tidak cenderung ceroboh dan tidak terjadi penurunan pada daya
ingat.
Perkembangan sosioemosi yang ada dalam Subjek. Seperti, kesetabilan
emosi pada Subjek yang tidak stabil karena masalah pekerjaan, hubungan baik
subjek dengan tetangga disekitar yang masih terjalin dengan baik, tidak ingin rasa
trauma terjadi kembali kepada diri subjek.
DAFTAR PUSTAKA
Papalia, Diane E.,Sally Wendkos Olds, dan Ruth Duskin Feldman. 2014. Human
Development: Perkembangan Manusia. Jakarta: Salemba Humanika.