Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

Hubungan Antara Khaliq dan Makhluk

Disusun Oleh :
1. Rahmad Sabili - 1201225035
2. Aditya Firmansyah - 1201225097
3. Sulthan Achmad Jabbar - 1201222095

Fakultas Teknik, Prodi S1 Sistem Informasi


Institut Teknologi Telkom Jakarta

Jakarta, 22 Oktober 2022

i
Kata Pengantar
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah Subhanahu
wa ta’ala, karena atas karunia, rahmat, nikmat dan hidayah-
Nya lah kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah
ilmiah yang berjudul “Hubungan Antara Khaliq dan Makhluk”
guna memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam
dan Etika . Shalawat serta salam tidak lupa kita haturkan
kepada junjungan kita yang mulia Nabi Muhammad Sallallahu
‘alaihi wasallam, juga keluarganya, sahabatnya dan kita selaku
ummatnya yang senantiasa istiqomah hingga hari kiamat kelak.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit
hambatan yang penulis hadapi. Namun penulis menyadari
bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain
berkat bantuan, sehingga kendala -kendala yang penulis hadapi
dapat teratasi.
Akhirul kalam, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna. Karena itu kami mengharapkan saran dan
kritik konstruktif demi perbaikan makalah di masa mendatang.
Harapan kami semoga makalah ini bermanfaat dan memenuhi
harapan berbagai pihak. Aamiin.

Jakarta, 22 Oktober 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar…………………………..……….ii
Daftar Isi…………………………………………iii
BAB I PENDAHULUAN………………………..1
1. Latar Belakang……………………….………..1
2. Rumusan Masalah…………………….……….2
3. Maksud dan Tujuan…………………..………..2
BAB II PEMBAHASAN……………….……......3
1. Pengertian Al-Khaliq………………….………3
2. Pengertian Makhluk……………….……….….4
3. Kedudukan Allah Sebagai Khaliq dan Kita
Sebagai Makhluk……………………………...4
4. Cara Manusia Sebagai Makhluk Membangun
dan Menjaga Hubungan Dengan
Allah Sang Khaliq……………………………..6
5. Hikmah Dari Menjaga Hubungan Dengan
Sang Khaliq……………………………………11
BAB III PENUTUP………………….…………..12
1. Kesimpulan……………………………………12
2. Saran…………………………………………...12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Allah ‫ﷻ‬ merupakan pencipta dari segala sesuatu yang ada di langit dan
bumi. Maka dari itu Allah mensifati diri-Nya dengan sebutan Al-Khaliq
(Yang maha menciptakan). Dan segala sesuatu yang Allah ciptakan disebut
Makhluk. Dan dari semua ciptaannya Allah telah menjadikan manusia
sebagai makhluk ciptaan-Nya yang paling sempurna, Allah ‫ ﷻ‬berfirman
dalam Al-Qur’an :

‫س ِن تَ ْق ِويْم‬ ِ ْ ‫لَقَ ْد َخلَ ْقنَا‬


َ ‫اْل ْن‬
َ ْ‫سانَ فِ ْي اَح‬
“ Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dengan bentuk yang
sebaik-baiknya.”(Q.S At-Tiin : 4)

Sebagai makhluk ciptaan-Nya yang paling sempurna, Allah telah


menganugerahkan akal dan hawa nafsu, berbeda dengan hewan yang
hanya diberi hawa nafsu dan malaikat yang hanya diberi akal.
Maka dari itu manusia diberikan amanah atau tanggung jawab dalam
mengelola bumi dan sesisinya.

1
Manusia sebagai makhluk yang paling sempurna juga diberikan beban
syariat dalam bentuk beribadah kepada Allah dan tidak menyekutukannya
dengan sesuatu apapun. Hal ini juga akan membuat hubungan kita lebih
dekat kepada sang pencipta (Al-Khaliq). Hubungan antara Klaliq dan
makhluk dapat dilakukan dengan beribadah kepada-Nya, diantaranya yaitu
Sholat, mengaji, bersedekah, dan ibadah-ibadah lainnya. Semua itu dapat
menjadikan kita sebagai makhluk lebih dekat dengan sang pencipta.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian Khaliq dan makhluk


2. Bagaimana kedudukan Allah sebagai Khaliq dan kita sebagai
makhluk ?
3. Bagaimana cara kita sebagai makhluk menjaga hubungan dengan
Allah sang Khaliq ?
4. Apa hikmah yang akan kita dapatkan sebagai makhluk dari
menjaga hubungan dengan sang Khaliq?

1.3 Maksud dan Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memberikan penjelasan


kepada masyarakat umum mengenai hubungan Khaliq dan
makhluk .

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Al-Khaliq

Al-Khaliq merupakan nama yang dimiliki Allah dan mewakili


salah satu sifatnya. Al-Khaliq termasuk kedalam salah satu dari Sembilan
ummat islam dianjurkan berdoa dengan menyebut nama-nama Allah
yang baik, maka secara tidak langsung ketika kita menghafalnya itu akan
menambah iman kita kepada Allah.

Secara bahasa, kata Al-Khaliq (‫ )الخالق‬dalam terjemahan bahasa


Indonesia memiliki arti Yang Memiliki Mutlak Sifat Pencipta. Sedangkan
dalam bahasa Inggris, kata Al-Khaliq (‫ )الخالق‬memiliki arti The Creator.

Kata Khaliq berakar dari kata “khalq” yang berarti


menciptakan,merancang, dan merencanakan. Al-Khaliq artinya
menentukan menciptakan menurut ukuran dan proporsi yang tepat dari
setiap hal. Allah ‫ ﷻ‬berfirman :

َ ‫ع ٰلى ُك ِل‬
‫ش ْيء َّو ِكيْل‬ َ ‫للَاُ خَا ِل ُق ُك ِل‬
َ ‫ش ْيء ۙ َّوه َُو‬ َٰ
Artinya :
“Allah pencipta segala sesuatu,dan dia maha Pemelihara atas
segala sesuatu”. (Q.S Az-Zumar : 62.)

3
2.2. Pengertian Makhluk
Dalam syariat Islam, semua hal yang Allah ciptakan adalah makhluk.
Termasuk alam semesta beserta isinya, yaitu langit,bumi,bintang dan
makhluk hidup seperti manusia, jin, hewan ,dan tumbuhan dan lain-lain
itu semua termasuk kedalam kategori makhluk atau ciptaan Allah. (Ibnu
Hazm,457H:167).

Hal ini menunjukkan bahwa segala sesuatu yang ada di langit dan
bumi merupakan makhluk, Allah menciptakan segala sesuatu dengan
kemaha kuasaannya dan kita sebagai manusia merupakan makhluk yang
paling sempurna. Karenanya, penting untuk kita membangun hubungan
yang Rabb yang telah menciptakan kita dengan sangat sempurna.

2.3. Kedudukan Allah Sebagai Khaliq dan Kita Sebagai Makhluk.


Kedudukan Allah sebagai Khaliq menjadikannya sebagai Rabb, yakni
Allah sebagai Penguasa, Pengatur dan pemilik dari alam semesta
beserta isinya, mulai dari makhluk hidup ataupun benda mati.
Keberadaan Allah sebagai Al-Khaliq dan Rabb mengakibatkan
terciptanya seluruh alam dan isinya, termasuk manusia yang paling
dominan dalam seluruh elemen makhluk hidup. Sedangkan lingkungan
fisik (alam) merupakan ajang kehidupan makhluk yang lainnya
(tumbuhan dan hewan) yang berkeliaran. Begitu pula adanya tumbuh-
tumbuhan yang pada hakekatnya itu merupakan sebuah sarana
pemenuhan hajat manusia.

4
Dan pada akhirnya eksistensi manusia merupakan sebuah bentuk
pengembangan lingkungan hidup. Manusia yang paling dominan dalam
kehidupan makhluk hidup yang dalam syariat islam disebut khalifah fil
ardh. Dalam kehidupan manusia sebagai khalifah, manusia memiliki
tugas menghidupsuburkan seluruh komunitas dalam ekosistem
tentunya dengan persyaratan yang ketat harus memiliki ilmu
pengetahuan sebagai olah akal. Hal ini tercantum di dalam Al-Qur’an
yang merupakan antisipasi pengembangan seluruh lingkungan hidup.
(Mahasiswa Program Pascasarjana IAIN Pekalongan, 2016:230)

Oleh sebab itu, hendaknya dapat menjalin hubungan yang baik


terhadap tuhannya, hubungan terhadap sesama manusia dan
hubungan terhadap lingkungan (alam tempat tinggalnya). Sehingga
mampu mengemban Amanah yang Allah berikan kepada manusia
sebagai khalifah di bumi dan keberadaannya dapat memberikan
manfaat bagi seluruh alam sebagaimana yang termaktub didalam Al-
Qur’an.

5
2.4. Cara Manusia Sebagai Makhluk Membangun dan
Menjaga Hubungan Dengan Allah Sang Khaliq
Hubungan antara manusia dan tuhan merupakan hubungan
yang sangat fundamental, hal ini dapat kita lihat dari hakikat makna
dibalik tuhan yang maha pencipta (Khaliq) dan manusia sebagai
makhluk. Dengan kata lain, tuhan berada di puncak sedangkan kita
berada di bawah. Pada intinya yang patut disembah dan diikuti
hanyalah Allah ‫ ﷻ‬dan posisi kita sama yaitu sebagai makhluk dan
hamba-Nya.

Kesadaran dan pemahaman tentang siapa dan bagaimana kita


akan mempengaruhi cara berpikir serta susasana hati kita.
Seseorang yang tingkat penghambaannya lemah akan cenderung
sombong dan suka merendahkan orang lain. Seseorang yang jarang
merenungkan tentang siapa dirinya maka dia akan mudah lalai dan
lupa terhadap penciptanya. Oleh sebab itu, keberadaan Tuhan akan
menjadikan kita jatuh diantara dua pilihan, yakni mengangkat diri
kita setinggi-tingginya menuju kemuliaan atau menjatuhkan diri kita
serendah-rendahnya menuju kehinaan. Artinya, jika kita
meninggikan posisi diri kita hingga kita lupa akan siapa kita,
tanggung jawab dan kewajiban kita, maka kita akan mendapat
kehinaan. Sebaliknya, jika kita merendahkan diri kita dan patuh
terhadap setiap perintah-Nya maka kita akan mendapatkan
kemuliaan. (Royhan Firdausy,2021:123)

6
Hubungan kita dengan Allah ditentukan dengan penghambaan
kita dan pengabdian kita terhadap ibadah-ibadah yang telah
dietapkan oleh-Nya. Allah berfirman :

‫ُون‬ ِّ ِ‫س إ‬
ِِ ‫َل ِليَ ْعبُد‬ َِ ‫اْل ْن‬ ِّ ‫َو َمِا َخلَ ْقتُِ ْال ِج‬
ِ ْ ‫ن َو‬
Artinya :
“Dan tidaklah aku ciptakan jin dan manusia melainkan hanya untuk
beribadah kepadaku. (Q.S Adz-Dzariyat [51] : 56)

Dalam Islam, ibadah meliputi yang wajib seperti sholat, puasa,


zakat, dan haji, serta ibadah yang sunnah seperti sholat rawatib,
tahajjud, witir, puasa senin dan kamis dan lain-lain. Ibadah-ibadah
tersebut sangat menentukan kualitas iman dan hidup seseorang.
Jika-kewajiban itu dilaksanakan maka apa yang menjadi hak
manusia dalam hidup ini akan dicikupi, bahkan ditambah, dan
disempurnakan. Seseorang yang teguh dan yakin akan
keimanannya, tidak ada satupun yang dapat menggugah
kemantapan hatinya.

Adapun hal-hal yang dapat membangun hubungan kkita dengan


sang Khaliq adalah dengan mensyiarkan ajaran islam mulai dari
sholat, zakat, puasa, amar ma’ruf nahi munkar dan sebagainya.
Maka siapa yang melaksanakan hal tersebut, Allah akan
memudahkan dan membantu seluruh urusannya.

7
Ada tiga amal sholeh yang sepantasnya kita tumbuhkembangkan
sebagai upaya membangun hubungan yang baik dengan sang
Khaliq. Sebab jika hubungan kita baik, kesempatan untuk
memperoleh kebahagiaan dan ketenangan dalam hidup inisemakin
terbuka lebar. Tiga hal tersebut adalah syukur, sabar, dan tawakkal.
Syukur
Bersyukur kepada Allah merupakan ciri-ciri orang yang beriman.
Syukur merupakan cara kita untuk membuat hidup lebih tenang dan
membuat segala bentuk pemberiannya begitu sempurna dan
menutup jalan persepsi negatif terhadap Allah, jika yang diberi
sedikit maka hati berkata itu tetap bermanfaat, jika tidak diberi
maka tetap dituntut untuk lebih semangat, dan jika diberi lebih ini
merupakan perintah untuk berbagi kepada sesama. Dengan
demikian, jika penilaian kita kepada Allah selalu baik, maka
hubungan kita dengan Allah menjadi baik pula.
Sabar
Sabar merupakan refleksi hati dalam menghadapi suatu keadaan
yang tidak menyenangkan dan tuntutan yang memberatkan.
Dalam kehidupan, Allah pasti akan memberikan ujian kepada kita.
Allah berfirman
َِ ‫اس أَن يُتْ َر ُك ٓواِ أَن َيقُولُ ٓواِ َءا َمنّا َوهُ ِْم‬
َِ‫َل يُ ْفتَنُون‬ ُِ ّ‫ِب ٱلن‬
َِ ‫أ َحس‬
“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja)
mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji
lagi?” (Q.S Al-Ankabut [29] : 2)

8
Di dalam tafsir Al-Baghawi, ujian diberikan kepada manusia agar
menjadi jelas siapa diantara mereka yang tulus beriman kepada
Allah dan siapa yang munafik diantara mereka dan mengetahui
siapa yang jujur dan siapa yang berdusta.

Oleh karena itu, kuatkanlah jiwa kita dalam menghadapi cobaan.


Kedndalikan amarah, lisan serta tangan agar tidak berbuat kasar,
sebab agama tidak menghendaki kemudaratan. Jika marah,
marahlah dengan tanpa menghilangkan perasaan kasih sayang.

Dan kita harus mengetahui bahwa Allah tidak akan


membebankan seorang hamba kecuali hamba itu mampu
menghadapinya. Dan boleh jadi, sesuatu yang buruk menurut kita
itu menyimpan banyak kebaikan untuk kita dan boleh jadi sesuatu
hal yang menurut kita sebuah nikmat namun itu bisa
menjerumuskan kita kedalam lubang kehancuran. Maka tetaplah
bersyukur denga napa yang kita miliki saat ini, bersabar atas apa
yang menimpa kita, dan jangan berputus asa untuk terus berjuang
dalam mendapatkan hidup yang lebih baik sesuai jalan yang benar.

9
Tawakkal
Tawakkal merupakan kepasrahan seorang hamba dalam
menerima segala ketetapan yang telah diputuskan. Dengan kata
lain, semua keputusan atas apa yang telah kita lakukan itu
bergantung kepada kuasa Allah, maka sangat tepat jika kita
bertawakkal kepada Allah. Hal ini sangat baik dalam membangun
hubungan yang baik antara kita dengan sang pemilik kehidupan.

Allah memeritahkan kita bertawakkal agar kita tidak terlalu


bergantung kepada manusia yang selalu berkahir dengan
kekecewaan. Allah membentangkan kasih sayang-Nya untuk tempat
berbagi para hamba-Nya. Dan Allah akan selalu membuka lebar
pintu rahmat-Nya bagi siapa saja yang ingin bersimpuh, mengadu
kepadanya.

Namun tawakkal bukan menyerahkan segalanya secara mutlak


kepada Allah, melainkan penyerahan kepada Allah setelah kita
berusaha semampu kita. Maka apapun yang akan terjadi setelah
kita berusaha, kita menyerahkan hasilnya kepada Allah dan Allah
akan menjadi rodho terhadap hamba-Nya.

10
2.5. Hikmah Dari Menjaga Hubungan Dengan Sang Khaliq
Ketika kita sebagai makhluk dan hamba-Nya selalu berusaha
menjaga hubungan dengan Allah, maka kita termasuk orang yang
beruntung. Sebab jika hubungan kita dengan Allah baik, tidak ada
balasan yang akan Allah berikan kepada kita selain rasa cinta dan
ridho Allah kepada kita.

Allah ‫ﷻ‬ mencintai kita sebagai hamba-Nya yang berusaha


mendekat kepada-Nya. Allah berfirman dalam Hadits Qudsi :
“Barangsiapa yang mendekat kepadaku sejengkal, maka aku akan
mendekat padanya sehasta, barangsiapa yang mendekat kepadaku
sehasta, maka aku akan mendekat padanya sedepa, dan
baragsiapa yang dating kepadaku, maka aku akan datang
kepadanya dengan berlari-lari kecil”

Allah ‫ﷻ‬ dengan segala kemahatinggian-Nya berkenan


menunjukan rasa cintanya kepada kita sehingga dia mencintai dan
mendatangi kita lebih dari kita mencintai dan mendatangi Allah ‫ﷻ‬.
Begitu besar cinta Allah kepada hamba-Nya

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Hubungan antara Khaliq dan makhluk merupakan hubungan
yang sangat penting untuk dibangun, dan hubungan yang baik
dengan sang Khaliq akan membawa kebahagiaan untuk kita sebagai
makhluk dan hamba-Nya.

3.2 Saran
Setelah mengetahui betapa pentingnya hubungan antara Khaliq
dan makhluk, mari kita bangun hubungan yang baik ini dengan sang
pencipta kita. Jika tidak mampu (walaupun ini kewajiban) untuk
menunaikan semua perintah-Nya, setidaknya kita tidak
berprasangka negative atas ketetapan yang Allah putuskan untuk
hidup kita. Kita harus meyakini bahwa apapun sesuatu yang
menimpa kita adalah kebaikan yang akan membawa kita kepada
kebahagiaan di dunia dan di akhirat kelak.

12
DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an dan terjemahannya. 2014. Jakarta : Departemen agama


Republik Indonesia.
Abu Hazm. Marathibul Ijma’. Yordan: Darul Fath.
Fadlun, Muhammad. (2019). Cara Memperoleh Kemuliaan Yang
Abadi. Jakarta: Pustaka Media.
Fikri, Kamalul. (2022). Imam Al-Ghazali Biografi Lengkap
n Sang Hujjatul Islam. Jakarta : Laksana.
Firdausy, Royhan. (2021). Kenali Dirimu, Temukan Tujuan Hidupmu:
dari Allah, untuk Allah, hanya Allah. Jakarta : Pustaka alvabet.
Hormus, Muchammad. (2010). Kunci Rahasia Ketuhanan.
Jakarta : Pustaka Pesantren.
Mahasiswa Program Pascasarjana IAIN Pekalongan. (2016). Islamic
Studies & Character Building. Pekalongan : Nem.
Nisa, Zahratun. (2018). Peaceful Life. Jakarta: Pustaka Noktah.

13

Anda mungkin juga menyukai