Anda di halaman 1dari 10

HAJATUL INSAN ILA RASUL

(Kebutuhan Manusia kepada Rasul)

Tujuan Materi:

1. Memahami bahwa fitrah manusia memerlukan keyakinan tentang eksistensi Allah,

beribadah kepada-Nya, dan memiliki kehidupan yang teratur.

2. Memahami bahwa petunjuk Rasul adalah satu-satunya jalan untuk mencapai hal itu.

Pembahasan

Setiap manusia diciptakan oleh Allah SWT dengan fitrah, dimana manusia

bersih, suci dan mempunyai kecenderungan yang baik dan ke arah positif yaitu ke arah

Islam. Fitrah manusia di antaranya adalah mengakui kewujudan Allah sebagai pencipta,
keinginan untuk beribadah dan menghendaki kehidupan yang teratur. Fitrah demikian

perlu diaplikasikan ke dalam kehidupan sehari-hari melalui petunjuk Al-Qur'an (firman-

firman dan panduan dari Allah SWT) dan panduan Sunnah (sabda Nabi dan

perbuatannya). Semua panduan ini memerlukan petunjuk dari Rasul, khususnya dalam

mengenal pencipta dan sebagai panduan kehidupan manusia. Dengan cara mengikuti

panduan Rasul kita akan mendapati ibadah yang sohih.

Syarah

1. Al Insan

Al Insan (manusia) adalah ciptaan Allah SWT yang diberikan banyak kelebihan

dan keutamaan dibandingkan dengan makhluk Allah lainnya. Di antara kelebihan

manusia adalah fitrah. Agama Allah yang dijadikanNya kepada manusia sesuai dengan

fitrahnya.

Secara terminologis, ungkapan Alquran untuk meunjukkan konsep manusia terdiri

atas tiga kategori, yaitu:

a) al-insan, al-in’s, unas, al-nas, anasiy dan insiy;

b) albasyar; dan

c) bani adam “anak adam” dan surriyyat adam “keturunan adan”. Meskipun

demikian untuk memahami secara mendasar dan pada umumnya ada kata yang

sering digunakan al-Qur’an untuk merujuk kepada arti manusia, yaitu insan atau

ins atau al-nas atau unas, dan kata basyar serta kata bani adam.

Kata al-Insan diesebutkan dalam Alquran sebanyak 73 kali yang disebut dalam 43 surat.

Kata al-Insan dapat menunjukkan pada proses kejadian manusia, baik proses

penciptaan Adam maupun proses manusia yang bertahap secara dinamis dan sempurna di

dalam rahim. Kata al-Insan tidak hanya merujuk pada dimensi metal tetapi juga dimensi
fisik. Jika itu ditinjau lebih jauh dan dianalisis secara mendalam, maka penggunaan kata

al-Insan megandung dua dimensi yaitu dimensi tubuh (dengan berbagai unsurnya) dan

dimensi spiritual (ditiupkan roh-Nya kepada manusia).

Harmonisasi kedua aspek tersebut mengantarkan manusia sebagai makhluk Allah

yang unik dan istimewa, sempurnadan sebagai amkhluk Allah dinamis, sehingga mampu

menyandang predikat sebagai khalifah Allah di muka bumi. Namun, manusia juga

memiliki keterbatasan seperti, gelisah dan tergesa-gesa, gembirabila dapat nikmat, susah

bila dapat cobaan, kikir, resah dan gelisah.

Karenaitu, manusia diberikan potensi akal untuk mengembangkan seluruh potensi

yang dimilikinya secara optimal, dengan tetap berpedoman kepada ajaran Ilahi agar

manusia bisa mewujudkan dirinya sebagai makhluk Allah yang mulia. Jika tidak

demikian, manusia akan terjerumus pada kehinaan, bahkan lebih hina dari binatang

sekalipun.

Bahkan manusia itu menjadi saksi atas dirinya sendiri[1531], (Qs al-qiyamah :14)

Dalil

 30:30, Manusia diciptakan sesuai dengan fitrahnya

2. Fitrah

Fitrah yang ada pada manusia dapat menilai baik buruk tingkah laku masyarakat

ataupun dirinya. Ini disebabkan karena fitrah dimiliki oleh manusia semenjak ia lahir,

baik dilahirkan oleh ibu bapa kafir ataupun jahiliyah. Kecenderungan yang baik

senantiasa membawa manusia ke arah Islam seperti pengakuannya kepada Allah sebagi

pencipta (Rabb). Perubahan fungsi dan peranan fitrah ini terjadi kerana pengaruh
lingkungan, termasuk pengaruh ibu bapa ataupun lingkungan sosial. Yang menjadikan

manusia berubah dari fitrah kepada nasrani, yahudi dan majusi juga disebabkan oleh

pengaruh ibu bapanya.

Fitrah dapat dijadikan sebagai saksi bagi segala perbuatannya. Fitrah manusia

sudah dibekali oleh Allah SWT dengan nilai-nilai yang dapat menilai suatu tingkah laku.

Beberapa fitrah manusia adalah keinginan manusia untuk mengabdi kepada Kholiq,

mengakui keberadaan Allah SWT sebagai kholiq dan keinginan manusia untuk hidup

teratur.

Dalil

 30:30, Hadits: Setiap anak dilahirkan atas fitrahnya, kemudian ibu bapanya yang

menjadikan anak yahudi, majusi dan nasrani

 75:14, manusia menjadi saksi atas dirinya sendiri

 27:14, hati mereka meyakini walaupun mengingkari

2.1 Wujudul Kholiq

Kewujudan pencipta merupakan sesuatu yang tak dapat diingkari. Manusia pada

dasarnya mengakui perkara ini. Allah sebagai pencipta (Rabb) di dalam Al-Qur'an diakui

oleh orang kafir sekalipun. Perjanjian manusia ketika di dalam rahim ibunya juga

menyatakan bahawa "alastu birobbikum Qolu bala syahidna".

Manusia menerima Allah sebagai rabb. Begitupun ketika orang kafir Quraiys

ditanya berkaitan dengan pencipta langit, bulan, bintang dan sebagainya, maka dijawab

Allah. Hal ini menunjukkan bahwa Allah sebagai Rabb diakui oleh manusia tetapi tidak

semuanya yang mengakui Allah sebagai Ilah.

Dalil
 23: 83-90, apabila ditanyakan kepada orang kafir jahiliyah, siapakah yang mempunyai

bumi dan orang yang di atasnya?, siapakah yang mempunyai tujuh langit? maka

jawabannya adalah Allah.

 7:172, apakah aku Rabb kamu, mereka berkata ya kami menyaksikannya.

2.2 Ibadatul Kholiq

Manusia secara umum mendapat perintah dari Allah SWT untuk mengabdi

kepadaNya. Pengabdian kepada Allah adalah sebagai hasil dan akibat dari pengakuan kita

kepada Allah sebagai pencipta. Mengakui Pencipta berarti mengakui apa yang

disampaikanNya, menerima arahanNya, menjalankan Undang-undangNya dan

sebagainya. Usaha-usaha ini adalah bagian dari bentuk pengabdian kita kepada Allah

SWT.

Dalil

 2:21, Wahai manusia, sembahlah Tuhanmu yang menciptakan kamu dan orang-orang

yang sebelum kamu.

2.3 Hayatul Munadhomah

Petunjuk dari Allah adalah untuk memandu manusia ke arah yang baik. Menurut

Zaeny (2015) Pengertian kepemimpinan menurut Aunur Rohim dapat dibagi ke dalam

dua kategori, yaitu spiritual dan empiris. Dalam pengertian spiritual, kepemimpinan Islam

secara mutlak berasal dari Allah, Konsep kepemimpinan dalam Islam berasal dari doktrin

Tauhid dan dimulai oleh Muhammad sendiri.

Semua arahan dan bimbingan dari Allah SWT adalah baik bagi manusia yang

diciptaNya karena sesuai dengan fitrah manusia. Allah sebagai pencipta tahu mengenai

ciptaannya secara pasti sehingga Allah dapat memberikan panduan yang juga tepat bagi
manusia. Tanpa petunjuk berarti, hidup manusia menjadi tidak teratur dan tanpa arah

tujuan, ia mengikuti hawa nafsunya saja yang tidak jelas kemana arahnya. Mereka akan

tersesat di jalan yang tidak benar.

Dalil

 28:50, mengikuti panduan Allah menjadi hidup teratur, manakala tidak mengikuti

Allah bererti mengikuti hawa nafsu dan menjadi sesat (tidak teratur hidupnya)

3. Hidayatur Rasul

Jika kita hendak mengikuti perintah Allah, maka kita mesti mengikuti perintah

Rasul. Apabila kita ingin mengasihi Allah maka kita perlu petunjuk Rasul. Kaidah ini

adalah kaidah yang Rabbani, dibawa oleh Islam. Oleh kerana itu, syahadatain pun terdiri

dari pengakuan kepada dua yaitu Allah dan RasulNya. Mengikuti petunjuk rasul berarti

kita mengikuti jalan agama Allah yang mempunyai langit dan apa-apa yang di bumi.

Dalil

 3:31, Jika mencintai Allah maka ikuti rasul.

Menurut Adam (1428H). Akhlak rasul yang jujur, amanah dan cerdas menjadikan

rasul patut untuk di ikuti semua teladannya diantara ayat al-Quran yang berbicara tentang,

akhlak rasulullah SAW. At-Taubah [9] : 128-129


Sesungguhnya telah datang kepada kalian seorang rasul dari kaum kalian sendiri,

berat terasa olehnya penderitaan kalian, sangat menginginkan (keamanan dan

keselamatan) bagi kalian, amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang

mukmin. Jika mereka Berpaling (dari keimanan) maka katakanlah ‘Cukuplah Allah

bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakal, dan Dia adalah

Tuhan yang memiliki ‘Arasy yang agung.’

Menurut Al-Mubarakfury (2007) Beliau adalah orang yang paling adil, bisa

menahan diri, jujur perkataannya dan paling besar amanatnya. Maka sangat wajar jika

Allah mengutusnya sebagai pembawa risalah.

 43:53, mengembalikan semua urusan kepada Allah.

 36: 1-2, Al Qur'an yang berhikmah

3.1 Makrifatul Kholiq

Petunjuk rasul digunakan untuk mengenal Allah. Mengenal Allah juga dapat

dilakukan dengan cara memperhatikan dan memikirkan alam sebagai penciptaanNya.

Melihat gunung-gunung, hewan dan sebagainya, merupakan cara untuk mengenal Allah

melalui ayat Kauniyah.

Dalil

 31:10, Allah menciptakan langit, gunung, hewan dan sebagainya

 3:191, Allah menciptakan segala sesuatu tidak dengan sia-sia

3.2 Minhajul hayah

Petunjuk Rasul juga digunakan untuk mengamalkan Islam yang benar dan yang

direhai oleh Allah SWT. Rasul sebagai ikutan dan teladan yang baik untuk diikuti dalam

mengamalkan Islam secara benar.


Panduan hidup melalui Islam mesti diamalkan mengikuti teladan kita kepada Rasul.

Menurt Usiono (2017) Keteladanan dari segala aspek kehidupan Rasulullah dapat

dijadikan sebagai referensi utama dalam kehidupan ini.

Dalil

 33:21, Rasul sebagai suri teladan yang baik

 3:19, Islam sebagai dien yang Allah ridhai

 3:85 Orang akan merugi apabila tidak mengamalkan Islam

4. Ibadatul Shohih

Ibadah shohih adalah ibadah yang menyembah Allah dengan panduan mengikuti

Rasul. Rasul sebagai penerima wahyu dari Allah harus diikuti, dan sebagai keperluan

bagi kita untuk menjadikannya sebagai contoh dan petunjuk dalam menjalankan ibadah

yang benar.

Rasul sebagai manusia yang mendapat wahyu dari Allah SWT untuk

mengembangkan dan menyebarkan nilai-nilai Islam secara sah dan tepat. Allah telah

menyebutkan pada banyak ayat yang menyatakan bahwa Rasul diberi wahyu dan diberi

tugas untuk menyampaikannya kepada manusia. Menurut Haderanie (2015) Setelah Allah

memberi tahu semua itu melwati para rasul dan nabi-nabi baru manusia ini tahu keadaan

Allah SWT dan barulah manusia dapat membedakan antara hamba dengan tuhan.

Menurut Sutriani (2011) perlawanan keras dari masyarakat baik aktif maupun

pasif, mereka melakukan pemboikotan ekonomi, menyiksa fisik para pengikutnya, teror

mental dan rencana pembunuhan terhadap beliau, mereka juga mengajak bernegosiasi

dengan tawaran harta, tahta dan wanita agar beliau menghentikan dakwahnya, tidak

hanya itu mereka juga mencari kompromi dengan Nabi dalam beribadat agar sewaktu-

waktu Nabi
bersedia untuk menyembah berhala-berhala mereka di waktu lain mereka ikut pula

menyembah Tuhan yang disebut-sebut Nabi, tetapi meskipun Nabi mendapat tawaran

yang menggiurkan dan pembunuhan dari masyarakat Mekkah, tekadnya tidak surut untuk

menyiarkan agama Islam. Langkah dakwah Nabi selanjutnya menyeru masyarakat umum

mengajak kepada Islam dengan terang-terangan baik golongan bangsawan maupun

hamba sahaya, kegiatan dakwah dilaksanakan tanpa mengenal lelah dengan usahanya

yang gigih membuahkan hasil yang diharapkan.

Hal itu mulai terlihat jumlah pengikutnya semakin bertambah meskipun

kebanyakan mereka adalah orang-orang lemah namun semangat mereka sungguh

membaja. Setelah dakwah terang-terangan pemimpin Quraisy mulai berusaha

menghalangi dakwah Rasul melihat semakin bertambahnya jumlah pengikut Nabi begitu

pula tantangan yang dilancarkan suku Quraisy semakin gencar pula tantangan yang

dilakukan.

Dalil

 21:25, Rasul diberi wahyu yang menyebutkan bahawa tiada tuhan selain Allah oleh itu

sembahlah Allah.
DAFTAR PUSTAKA

Adam, Muchtar.1428H. Manajemen Ma’rifaulah. Bandung: Ma’rifat Media Utama

Al-mubarakfury syaikh shafyyurrahman. 2007. Bandung : Jabal

Al-Quran Karim (Kalamullah)

Sutriani. (2011). Muhammad Sebagai Pemimpin Agama Dan Kepala Negara. Sulesna

Vol 6 No 2

Usiono .(2017). Potret Rasulullah Sebagai Pendidik. Jurnal Ansirun vol 1 No 1

Zaeny, A. (2015). Khilafah Islamiyah Dan Profil Kepemimpinan Pada Lembaga

Keagamaan Di Indonesia. Jurnal TAPIs Vol.11 No.2

Anda mungkin juga menyukai