Anda di halaman 1dari 12

PENEGASAN MANUSIA PENGEMBAN TUGAS SEBAGAI KHALIFAH DI ATAS

PERMUKAAN BUMI, Perspektif (QS. AL-BAQARAH/2:30)

Jum Yuliana Sahir,


Jumyuliana681@gmail.com

Program Studi Ilmu Al-Qur’an Dan Tafsir, Jurusan Ushuluddin Adab Dan Dakwah
Sekolah tinggi Agama Islam Negeri Majene 2023

Abstrak
Kebanyakan orang mengira bahwa, kerusakan jagat raya ini
diakibatkan karena bumi yang semakin tua, tapi pada kenyataannya
kerusakan jagat raya diakibatkan karena ulahtangan manusia. Allah
sbw. Memerintahkan para manusia untuk menjaga dan melestarikan
alam dengan menjadikannya sebagai seorang khalifah, sebagai mana
yang telah di firmankan Allah dalam Qs. Al-Baqarah ayat 30. Yang
mengatakan bahwa dia (Allah) hendak menciptakan khalifah di muka
bumi, yakni Adam As. (manusia). Namun tidak sedikit diantara
manusia yang lebihmementingkan hidup dan hawa nafsunya
untukmemenuhi keinginannya. Halini lah yang membedakan antara
manusia dengan malaikat, dalam kitab Tafsir al-Munawir
menyatakan bahwa, “malaikat memiliki Iman, sedangkan manusia
memiliki Ilmu, tetapi mengapa kemudian Allah memilih manusia
untuk dijadikan sebagai seorang khalifah? Bukan malaikat yang iman
dan ketaqwaan yang kuat?, kita dapat belajar bahwa, untuk menjadi
seorang khalifah (pemimpin) itu harus memiliki ilmu”. Namun, pada
penelitian kali ini, terdapat beberapa rumusan masalah yang harus
kita ketahui; 1. ) bagaiman fungsi kekhalifahan manurut al-Qur’an?;
2.) bagaimana seharusnya manusia bertindak sebagai khalifah
dimuka bumi?. Akan tetapi dalam perumusan masalah penting untuk
mengetahui tujuannya. ; 1.) untuk mengetahui fungsi kekhalifahan
manurut al-Qur’an; 2.) untuk mengetahui bagaimana seharusnya
manusia bertindak sebagai khalifah dimuka bumi. Penelitian ini
menggunakan metode penelitian tahlili, sebuah metode yang berusaha
menjelaskan kandungan ayat-ayat al-Qur’an dari berbagai aspek,
sesuai dengan pandangan, kecenderungan dan keinginan musafirnya
yang dihidangkan secara runtut sesuai dengan mushaf al-Qur’an.
Jenis reverensi diambil dari berbagai jenis jurnal dan kitab-kitab
tafsir. Kemudian dalam proses pencarian kami menemukan hasil ; 1.)
dalam al-qur’an menjelaskan bahwa Allah SWT. Memerintahkan
umat manusia untuk memelihara dan mengelola alam untuk
keberlansungan hidup. Manusia tercipta sebagai makhluk allah yang
paling sempurna diantara makhluk-makhluknya yang lain, yang
memiliki akal, jasad kemudian disempurnahkan oleh panca indera
yang digunakan untuk membedakan antara satu dengan yang lain.
Selain itu, manusia juga memiliki hawa nafsu yang kemudian itulah ia
dapat membedakan sesuatu yang baik dan buruk. 2.) Manusia
memiliki potensi-potensi negative, sehingga pasti ada potensi perusak
dimuka bumi. akan tetapi tidak semua yang dikatakan malaikat
bahwa, manusia itu memiliki potensi merusak dan menumpahkan
darah itu dinilai negative oleh Allah swt. Barangkali Allah sengaja
membuat manusia itu menumpahkan darah, agar menjadi pelajaran
bagi manusia setelahnya. Dalam konteks manusia menjadi khalifah
dimuka bumi mengemban tugas-tugas dimuka bumi, maka pasti ada
sesuatu yang menyebabkan kegiatannya itu dimata dzahir terlihat
Nampak kerusakan atau pertumpahan darah.
Kata Kunci: Khalifah, peran, tujuan, Al-Qur’an.

PENDAHULUAN
Islam sangat menganjurkan umat manusia untuk peduli akan alam semesta, bahkan
dalam al-qur’an menjelaskan bahwa Allah SWT. Memerintahkan umat manusia untuk
memelihara dan mengelola alam untuk keberlansungan hidup. Islam senantiasa
memberikan ruang dan kesempatan kepada maunusia untuk mengakses segala sumber
kekayaan yang telah di anugerahkan-Nya yang ada dimuka dibumi, guna memenuhi
semua tuntutan kehidupan, memerangi kemiskinan, dan merealisasikan kesejahteraan
dalam segala sisi kehidupan.1

Manusia (al-insan) merupakan makhluk Allah yang paling sempurna, karena manusia
memiliki jasad atau fisik yang indah kemudian disempurnakan dengan ruh/jiwa,
kesempurnaan manusia dilihat dari sisi penyatuan antara ruh dengan jasad, kemudian
dikaruniahi dengan panca inderah. Manusia dikaruniahi oleh allah swt. Suatu kualitas yang
membedakannya dengan makhluk lain, dengan ini manusia berhak mendapatkan
penghormatan dari makhluk lain sebagai makhluk utama yang diciptakan Allah swt.
Dengan bekal kemampuan yang dimiliki, manusia diberikan tugas sebagai khlafah dimuka
bumi, yakni sebagai wakil Allah swt.2

Salah satu nilai inti islam adalah segala sesuatu ada dalam manusia adalah amanat
dari Allah, zat dengan kekuatan yang dahsyat nyata dan bahwa orang hanya memiliki hak
guna dan manfaat untuk memegang kekuasaan, beberapa ayat al-Qur’an mengatakan,

1
Udin, “Implementasi konsep dakwah rahmatan lil alamin dalam dakwah kontenporer”, sanabil, 2020,
hal.4
2
Eka kurniawati, Nurhasanah bakhtiar, “Manusia Menurut Konsep al-Qur’an dan Sains”, journal of
Natural Science and Integration, Vol.1, No.1, April 2018, Hal. 28-29
Allah adalah pemberi kekuatan dan karena itu ia dapat mengubah properti dan hartanya
kepada siapa yang dia kehendaki.3

Degan ini, penulis akan menguraikan tentang “bagaiman fungsi kekhalifahan


manurut al-Qur’an?” dan bagaimana seharusnya manusia bertindak sebagai khalifah
dimuka bumi? Pemilihan topic pembahasan ini berdasarkan kondisi al-Qur’an dan istilah
khilafah dan fokus paling dekat dengan makna kekuasaan kajian publikasi ini adalah al-
Qur’an surah Hud ayat 61, dan ayat-ayat lain yang memuat tentang khalifah.

METODE PENELITIAN

Adapun metode penelitian yang digunakan ialah meode tahlili, sebuah metode yang
berusaha menjelaskan kandungan ayat-ayat al-Qur’an dari berbagai aspek, sesuai dengan
pandangan, kecenderungan dan keinginan musafirnya yang dihidangkan secara runtut
sesuai dengan mushaf al-Qur’an. Biasanya dihidangkan itu mencakup pengertian umum
kosakata, munasabah, asbab al-nuzul (jika ada), makna global ayat, dan tidak jarang
menghidangkan beberapa pendapat ulama. Metode ini memiliki beberapa jenis yang
ditekankan penafsirannya. Yang bersifat kebahasaan, hukum social, budaya, filsafat, dan
ilmu pengetahuan, tasawuf, isyari dan lain-lain.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Makna manusia dan khalifah menurut perspektif al-Qur’an


1. manusia
Manusia berasal dari tiga huruf yang biasa digunakan dalam al-Qur’an, yaitu
kata yang terdiri dari huruf alif, nun dan shin. Yaitu insan yang berarti pelupa karena
lupa meurpakan fitrah manusia dan sering kali ia lupa dengan janjinya kepada Allah,
atau kata ins yang berarti beberapa keistimewaan manusia yang menjadi pembeda dari
beberapa makhluk lain. atau biasa juga menggunakan kata bani adam/dzurriyat adam,
dalam al-Qur’an surah al-Hajji ; 5, menjelaskan tentang poses penciptaan manusia.4
2. Kalifah

3
Kharisudin Aqib, ‘Fungsi kekhalifahan manusia, jurnal tribakti’, Vol. 19, No. 2, 1juli 2008
4
Aminatuz zahroh, “manusia dalam perspektif al-Qur’an studi komparasi pemikiran As-syaukany dan
sayyid Qutb”, jurnal pendidikan guru madrasah ibtidaiyah (Bidayatuna), vol. 04, No. 02, 2021.
Adapun al-Qur’an, anda akan melihat orang-orang wakil atau khalifah allah untuk
bertindak dibumi, dalam mengfungsikan kekhalifahannya, allah memberikan manusia
potensi dalam intelektual sekaligus spiritual.5

Dalam al-Qur’an, kalifah berarti niyabah yang berarti perwakilan, namun terbagi
menjadi dua arti plural maupun jamak.

a. Khalaif adalah kata yang terulang dalam al-Qur’an sebanyak empat kali,
diantaranya. Yang pertama, dalam (Qs. Al-an’am ayat 165). Kata ( ‫ )خَ لَىِئف‬adalah
jamak dari kata khalifah, yang berarti beberapa diantara kamu menggantikan
yang lain mengenai kekhalifahan. Kedua, (Qs. Yunus ayat 14), dalam ayat ini,
dtujukan kepada kaum quraisyi yang mewarisi kaum ad dan samud . namun
meski begitu dapat juga diterapkan secara umum. Ketiga, (Qs. yunus ayat 14),
dan yang keempat, (Qs. Father ayat 39), khala’if adalah bentuk jamak dari
khalifah artinya mengganti sebagian diantara kalian dengan yang lain yaitu
generasi demi generasi.
b. Berbeda dengan hal ini, kata khulafa terulang sebanyak tiga kali dalam al-
Qur’an, diaranya: yang pertama, dalam (Qs. Al-A’raf ;69) khulafah dalam ilmu
sorof adalah kata dalam bentuk jamak dari kata khalifah, artinya mengganti atau
yang dating setelah sebelumnya. Kedua, (Qs. Al-A’raf ayat 74) dan (Qs. An-
Naml;62) pada ayat ini, khulafah al-ardi bermakna, fi, artinya setiap generasi
menjadi pengganti generasi sebelumnya. 6

Namun kedudukan manusia sebagai khalifah diatas permukaan bumi artinya


“sebagai pengganti allah” manusia bertugas menjaga dan mengelola bumi yang
menjadi sumber penghidupannya dengan berbekal keistimewaan dan akal manusia.
Manusia tercipta sebagagai makhluk allah yang paling sempurna diantara makhluk-
makhluknya yang lain, yang memiliki akal jasad kemudian disempurnahkan oleh
panca indera yang digunakan untuk membedakan antara satu dengan yang lain.
Tujuan penciptaan manusia adalah untuk beribadah kepada Allah. Dan
menjadikannya sebagai khalifah diatas permukaan bumi agar dia bertakwa.7
5
Watsiqotul Mardliyah, Dkk, “peran manusia sebagai khalifah Allah dimuka bumi perspektif ekologis
dalam ajaran islam”, Jurnal penelitian, vol. 12, No. 2, agustus 2018.
6
Rahmat ilyas, “manusia sebagai khalifah dalam persprktif islam”, jurnal dakwah dan pengembangan
sosial kemanusiaan, vol. 1, No. 7, juni 2016.

7
Watsiqotul Mardliyah, Dkk, “peran manusia sebagai khalifah Allah dimuka bumi perspektif ekologis
dalam ajaran islam”, hal. 209
Dalam teori ekologi manusia ada beberapa perspektif mengenai hubungan
manusia dan lingkungan. Oleh karena itu, islam mengakui bahwa semua makhluk
hidup di muka bumi sebagai satu kesatuan dalam penciptaan sang pencipta, ketika
ciptaan tuhan merugikan,itu adalah pengingkaran dari ciptaan tuhan. Bahkan, islam
memiliki prinsip fundamental dalam menjaga lingkungan dan sumberdaya alam.

Sifat-sifat manusia dalam al-Qur’an;

1. Manusia adalah makhluk pilihan Allah swt. Sesuai dengan QS. Tahaa ; 122
2. Dengan berbgai macam kelalaian manusia dipilih sebagai khalifah (pemimpin)
dimuka bumi. Disebutkan dalam QS. Al-baqarah ; 30
3. Meski beisiko Allah swt. Memberikan kepercayaan kepada manusia. QS. Al-
Ahzab ; 72
4. Kemudian manusia diberikan kemampuan untuk membedakan nama-nama dan
konsep benda, yang tidak dapat dilakukan oleh para malaikat itusendiri. Oleh
karenanya, malaikat sujud dan menghormatinya. Dalam QS. Al-Baqarah ; 318

Para ulama membahas, apa tugas dari pengganti allah sebagai khalifah dimuka
bumi? Khalifah singkatnya adalah menuntun, mengurus, membimbing an mengayomi
seluruh makhluk atau ciptaan allah kepada tujuan penciptaannya. Contohnya; saya
memiliki kursi, kursi antic yang terbuat dari kayu jati, karena saya yang memiliki
kursi tersebut, maka saya yang bertugas sebagai khalifah atas kursi tersebut. Karena
itu, saya akan menjadikan kursi itu brfungsi sesuai dengan tujuan ia diciptakan. Maka
apapun yang kurang diantara kursi itu, maka saya yang bertanggung jawab sebagai
khalifah atasnya. Saya tidak dinilai sebagai seorang khalifah, apabila saya
bertentangan dengan tujuan penciptaannya. Artinya, seorang khalifah itu adil, karena
kursi itu yang seharusnya dia jadikan sebagai tempat duduk dia tidak boleh
menjadikannya sebagai meja, atau bahkan tempat tidur. Karena itu bukanlah tujuan
penciptaannya. Begitu pula dengan bumi yang dititipkan tuhan kepada manusia,
Karena setiap sarana yang ada di muka bumi ini harus kita kembangkan dan kita buat
sedemikian rupa agar dia bias berfungsi dengan baik dan bermaslahat sesuai dengan
tujuan penciptaannya.

8
Rahmat ilyas, “manusia sebagai khalifah dalam persprktif islam”, hal. 193
B. Tafsiran dan terjemahan QS. Al-Baqarah ayat 30

‫ ُد‬QQ‫ قَالُوْ اَتَجْ َع ُل فِ ْيهَا َم ْن يُّ ْف ِس‬, ً‫ض َخلِ ْيفَة‬ِ ْ‫ال َربُّك لِ ْل َملىِئ َك ِة اِنِّ ْي َجا ِع ٌل فِى االَر‬ َ َ‫َواِ ْذق‬
‫ا َل اِنِّ ْي اَ ْعلَ ُم‬QQَ‫ ق‬, ‫ك‬ َ QQَ‫ ِّدسُ ل‬QQَ‫ك َونُق‬ َ ‫ ِد‬QQ‫بِّ ُح بِ َح ْم‬QQ‫ َونَحْ ُن نُ َس‬, ‫ ِّد َما َء‬QQ‫ك ال‬
ُ ِ‫ف‬QQ‫ا َويَ ْس‬QQَ‫فِ ْيه‬
َ‫َماالتَ ْعلَوْ ن‬
Artinya;
“ dan ingatlah ketika tuhan-mu berfirman kepada malaikat. ‘aku
hedak menciptakan khalifah di bumi’ mereka berkata, ‘apakah
engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan
darah disana, sedangkan kami bertasbih memuji-mu dan menyucikan
nama-mu?’ ia berfirman ‘sungguh aku mengtahui apa yang tidak
kamu ketahui’.” (Qs. Al-Baqarah 2;30).9

1. Mufradat lughawiyyah ayat

‫َواِ ْذ‬ : dan ingatlah Muhammad


َ‫َربُّك‬ : sang pemilik, majikan, pendamaian, dan penambal.
‫لِ ْل َماَل ِئ َك ِة‬ : malaikat adalah mahkluk ciptaan allah, berbeda dengan
makhluk lain, tidak makan dan minum, danmerupakan
makhluk allah yang paling bertakwa yang tidak memiliki
hawa nafsu.
ً‫َخلِ ْيفَة‬ : artinya, seseorang yang menjadi pengganti dalam
pelaksanaan hukum,
‫يُ ْف ِس ُد فِ ْيهَا‬ : membuat kerusakan dibumi dengan perbuatan maksiat.
‫ك ال ِّد َما َء‬ ُ ِ‫َويَ ْسف‬ : dan menumpahkan dara sebagaimana yang telah dilakuka
bangsa jin terdahulu, kemudian allah memerintahkan para
malaikat mengusir dan menggantikannya dibumi.
‫ك‬ َ ‫نُ َسبِّ ُح بِ َح ْم ِد‬ : kami membersihkan-mu dan senantiasa bertasbih atasmu.
َ‫َونُقَدِّسُ لَك‬ : kami senantiasa memuliakan-mu, mengagungkan-mu, dan
mebrsihkan-mu dari sesuatu yang tidak patut bagi kagungan-
mu.
َ‫ اَ ْعلَ ُم ُما اَل تَ ْعلَ ُموْ ن‬: saya lebih mengetahui maslahat dibaliknya.10
2. Tafsiran ayat
a. Tafsir al-misbah

Dalam kitab tafsir al-misbah menyatakan, bahwa keputusan Allah swt


yang hendak menciptakan manusia dimuka bumi disampaikan kepada
malaikat karena malaikat akan mendapatkan tugas-tugas dari Allah untuk
mengawasi ma Snusia. Namun mendengar hal tersebut malaikat menduga

9
Al-qur’an al-kariim, app muslim pro
10
Wahbah az-zuhaili, tafsir al-munir; akidah, syariah, manhaj, gema insani, (Jakarta ; 2013, jilid. 1,)
hal.190
bahwa manusia akan membuat kerusakan dimuka bumi dan akan adanya
pertumpahan darah. Dugaan itu bukanlah tanda penolakan dari malaikat,
melainkan pertanyaan. Kemudian allah menjawab singkat tanpa
membenarkan maupun menyalahkan perkataan dari malaikat ( ‫اِنِّ ْي اَ ْعلَ ُم‬
َ‫“) َمااَل تَ ْعلَ ُموْ ن‬sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”.11

Dalam konteks manusia menjadi khalifah dimuka bumi mengemban tugas-tugas


dimuka bumi, maka pasti ada sesuatu yang menyebabkan kegiatannya itu dimata
dzahir terlihat Nampak kerusakan atau pertumpahan darah. Karena manusia diberikan
hawa nafsu, berbeda dengan malaikat, malaikat sama sekali tidak diberikan
hawanafsu, Ada potensi negatifnya. Sebagaimana firman Allah swt, dalam Qs. As-
syams ;8-10 bahwa, Allah swt mengilhami manusia dengan potensi buruk dan potensi
baik juga. Maka dengan demikian “sungguh beruntung orang yang mensucikan jiwa
itu” sungguh bruntung orang yang mengembangkan potensi tersebut, begitupun
sebaliknya, rugilah orang yang justru mengembangkan potensi buruk itu.
Manusia memiliki potensi-potensi negative, sehingga pasti ada potensi perusak
dimuka bumi. akan tetapi tidak semua yang dikatakan malaikat bahwa, manusia itu
memiliki potensi merusak dan menumpahkan darah itu dinilai negative oleh Allah
swt. Barangkali Allah sengaja membuat manusia itu menumpahkan darah, agar
menjadi pelajaran bagi manusia setelahnya. Karena manusia bisa membedakan bahwa
itu keliru karena ada dua hal; pertama, Pengetahuan yang apriori, yang memang dari
fitrahnya, dia tau bahwa itu salah, kedua, ada yang perlu diajari, harus ada contoh-
contoh dimuka bumi sebagai pembelajaran, bagi manusia bahwa ada sesuatu yang
dinilai salah dan ada juga yang dinilai benar. Maka wajar jika kerusakan itu kadang-
kadang terjadi agar manusia mampu mempelajari dan mengetahui bahwa ada sesuatu
yang perlu dihindari.12
b. Tafsir al-Munir

Ketika itu Allah Swt, berfirman kepada para malaikat “aku hendak menciptakan
khalifah dimuka bumi, yang kemidian akan mendiami, menjalankan hukum-hukum ku,
dan kemudian akan di lanjutkan dari generasi ke generasi selanjutnya hingga
menciptakan bumi yang berpenghuni”. Dan kemudian malaikat bertanya kepada
11
M.Quraish shihab, tafsir al-misbah ;pesan, kesan dan keserasian al-qur’an, (Jakarta ; jilid. 1, 2002,)
hal. 140
12
Syaikh shafiyurrahman al-mubarakfury, al-misbah al-munir fi tahdzib tafsir ibnu katsir, jawa barat ;
Sygma creative media crop. Cet. 1), 2012.
Allah dengan maksud ingin tau, nbukan karena atas dasar tidak setuju akan yang di
firmankan Allah. “bagaimana mungkin engkau hendak menjadikan khalifah,
sedangkan diantara keturunannya akan merusak bumi dan berbuat maksiat hingga
menumpahkan darah dibumi?”. Manusia berbuat atas kehendak dandorongan mereka,
dan mereka di ciptakan dari tanah liat, malaikat menganggap bahwa dari tanah liat
adalah menjadi bagian dari manusia, dan siapapun yang dekat dengan ini maka akan
dekat dengan kesalahan. Mereka bertanya dengan penuh rasa ingin tahu, karena ia tau
apa bisa dilakukan oleh manusia, padahal Allah yang maha tahu, maha bijaksana.13

Hukum Yang Terkandung

1. Dalam memaknai kata khalifah, ada dua pendapat, pertama, Khalifah yang
dimaksud adalah Adam As. Sebagaimana dalam firman-Nya “mengapa engkau
hendak menjadikan khalifah dibumi itu orang yang akan membuat kerusakan”.
Yang dimaksudkan adalah anak cucu adam, bukan Adam As. Dan pendapat yang
kedua, yaitua anak cucu adam.
2. Jumhur ulama sepakat bahwa, malaikat merupakan makhluk Allah yang paling
bertakwa dan terjaga dari dosa, allahmemberi tahukan kepada malaikat tentang
penciptaan Adam, itu mengajarkan kita agar senantiasa melakukan musyawarah
sebelum melakukan sesuatu. Dan pernyataan malaikat mengenai penciptaan Adam
bukanlah bentuk penolakan akan tetapi hanya sekedar pertanyaan, mengapa
sehingga Allah Swt, hendak menjadikannya khalifah padahal ia mengetahui
bahwa mereka akan mentumpahkan darah dan bermaksiatr dimuka bumi ini.
3. Al-asyi’ari, al-Juba’I, dan al-Ka’bi, berargumen dengan ayat untuk mendukung
pendapat merek. Mereka meyakini bahwa semua bahasa memiliki sifat tauqiifiy
dengan mengacu pada keyakinan bahwa Allah Ta'ala telah menciptakan
pengetahuan dasar (ilmu dharuuriy) tentang makna dan kata-kata dalam bahasa,
serta memberikan pengetahuan bahwa kata-kata tersebut dapat mengungkapkan
makna tersebut.
4. Allah menciptakan berbagai jenis makhluk dan memberikan ilham kepada Adam
untuk mengetahui tentang bentuk, karakteristik, sifat-sifat, dan nama-nama
makhluk tersebut. Hal ini menunjukkan betapa mulianya ilmu pengetahuan.
Hikmah dari penciptaan Adam yang ditunjukkan oleh Allah SWT adalah

13
Wahbah az-zuhaili, tafsir al-munir; akidah, syariah, manhaj, gema insani, hal. 93
pengetahuannya. Jika ada sesuatu yang lebih mulia dari pengetahuan, pasti Allah
akan menunjukkan hal tersebut, bukan ilmu pengetahuan.
5. Ayat tersebut menunjukkan bahwa dalam dakwah atau tujuan yang diusung, bukti
harus menjadi pertimbangan utama. Hanya jika seseorang dapat menyediakan
bukti yang kuat, maka tuntutannya akan dianggap valid. Oleh karena itu, setiap
penuntut harus siap memberikan bukti yang mendukung dan menguatkan
tuntutannya.
6. Pada firman-Nya, "firman-nya (‫ؤالء‬QQQ‫")ه‬, Allah mengisyaratkan bahwa Dia
memberikan nama kepada benda-benda yang dapat dilihat dengan pancaindra,
seperti burung dan berbagai hewan yang ada di hadapan-Nya.
7. Perkataan para malaikat, ketika mereka menjawab, "maha suci Engkau,"
menunjukkan bahwa pengetahuan semua makhluk terbatas jika dibandingkan
dengan pengetahuan Sang Pencipta. Hal ini juga menunjukkan bahwa segala
perbuatan Sang Pencipta tidak terlepas dari hikmah dan manfaatnya. Selain itu,
pengetahuan malaikat terbatas dan tidak mencakup semua hal.
Bagi seseorang yang ditanya tentang hal yang tidak diketahuinya, dia harus
mengatakan "allahu a'lam" (Allah lebih tahu), bahwa ia tidak tahu. Hal ini
merupakan contoh yang diikuti oleh para malaikat, para nabi, dan para ulama
terkemuka.
8. Ayat-ayat yang menceritakan tentang Nabi Adam yang diberitahu nama-nama
benda menunjukkan dengan jelas betapa mulianya manusia dibandingkan dengan
makhluk-makhluk lainnya. Hal ini juga menunjukkan besarnya keutamaan ilmu
dibandingkan dengan ibadah. Para malaikat lebih banyak dalam melakukan ibadah
daripada Adam. Meskipun demikian, mereka tidak layak menjadi khalifah. Ayat-
ayat tersebut mengungkapkan bahwa syarat untuk menjadi khalifah adalah
memiliki ilmu pengetahuan dan bahwa Adam lebih utama daripada malaikat.
9. Menjadikan malaikat, yang tidak membutuhkan apa-apa dari bumi, sebagai
khalifah tidak menghasilkan manfaat yang sama dengan penunjukan manusia
sebagai khalifah. Penunjukan manusia sebagai khalifah memiliki hikmah yang
meliputi mengungkap rahasia-rahasia alam, mendiami bumi, dan menggali
berbagai sumber daya alam seperti tanaman dan tambang. Hal ini juga
memberikan kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan seni yang telah kita
saksikan pada abad ke-20 Satu orang di antara mereka juga bisa dianggap sebagai
pengecualian karena Iblis tidak termasuk dalam golongan malaikat.14

14
Wahbah az-zuhaili, tafsir al-munir; akidah, syariah, manhaj, gema insani, hal. 95-96
KESIMPULAN

kedudukan manusia sebagai khalifah diatas permukaan bumi artinya “sebagai


pengganti allah” manusia bertugas menjaga dan mengelola bumi yang menjadi sumber
penghidupannya dengan berbekal keistimewaan dan akal manusia. dalam al-qur’an
menjelaskan bahwa Allah SWT. Memerintahkan umat manusia untuk memelihara dan
mengelola alam untuk keberlansungan hidup. Manusia tercipta sebagai makhluk allah
yang paling sempurna diantara makhluk-makhluknya yang lain, yang memiliki akal, jasad
kemudian disempurnahkan oleh panca indera yang digunakan untuk membedakan antara
satu dengan yang lain. Selain itu, manusia juga memiliki hawa nafsu yang kemudian itulah
ia dapat membedakan sesuatu yang baik dan buruk.

Manusia memiliki potensi-potensi negative, sehingga pasti ada potensi perusak


dimuka bumi. akan tetapi tidak semua yang dikatakan malaikat bahwa, manusia itu
memiliki potensi merusak dan menumpahkan darah itu dinilai negative oleh Allah swt.
Barangkali Allah sengaja membuat manusia itu menumpahkan darah, agar menjadi
pelajaran bagi manusia setelahnya. Dalam konteks manusia menjadi khalifah dimuka bumi
mengemban tugas-tugas dimuka bumi, maka pasti ada sesuatu yang menyebabkan
kegiatannya itu dimata dzahir terlihat Nampak kerusakan atau pertumpahan darah. Karena
manusia diberikan hawa nafsu, berbeda dengan malaikat, malaikat sama sekali tidak
diberikan hawanafsu, Ada potensi negatifnya.
DAFTAR PUSTAKA

al-mubarakfury, s. s. (2012). al-misbah al-munir fi tahdzib tafsir ibnu katsir. jawa barat: sygma
creative media corp.

aqib, k. (2008). fungsi kekhalifahan manusia. jurnal tribakti, 13.

az-zuhalil, w. (2013). tafsir al-munir. jakarta: gema insani.

ilyas, r. (2016). manusia sebagai khalifah dalam perspektif islam. mawa'izh, 170.

kuriawati, E., & bakri, n. (2018). manusia menurut konsep al-qur'an dan sains. journal of natural
science and integration, 83.

samsiah, n. h. (n.d.). manusia sebagai khalifah.

shihab, m. (2002). tafsir al-misbah;pesan, kesan, dan keserasian al-qur'an. jakarta: lantera hati.

udin. (2020). implementasi konsep dakwah; rahmatan lil alamin dalam dakwah kontenporer.
mataram: sanabil.

watsiqotul. (2018). peran manusia sebagai khalifah allah dimuka bumi perspektif ekologis dalam
ajaran islam. jurnal penelitian, 360.

zahoh, A. (0ktob 2021). Manusia dalam perspektif al-Qur'an studi komperasi pemikiran As-Syaukany
dan sayyid Qutb. Jurnal pendidikan guru madrasah ibtidaiyah, 198-212.

Anda mungkin juga menyukai