Anda di halaman 1dari 5

(KEGIATAN BELAJAR 1)

HAKIKAT MANUSIA

Pada hakikatnya manusia adalah salah satu dari makhluk yang diciptakan Allah. Namun manusia
memilikim kedudukan yang paling mulia dibandingkan dengan makhluk lainnya dikarenakan manusia
mempunyai anggota badan, khususnya otak yang digunakan untuk berfikir, merasa dan bersikap dan
memilki jantung sebagai pusat kehidupan. Serta ruh dan jiwa yang berperan dalam proses berfikir,
berserah diri mengabdi yang merupakan mekanisme, kejiwaan manusia sebagai makhluk Allah.

Yang dijelaskan dalam Qur’an surah At Tiin (95):4 “Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia
dalam bentuk yang sebaik-baiknya”

Hakikat atau esensi manusia dilihat dari aspek psikologis (kejiwaan) mungkin belum dapat tergambar
dengan jelas jika tidak dihubungan dengan fungsi atau peran manusia itu sendiri. Aspek kognitif dan
afektif yang terdapat pada manusia, baik melalui pendengaran (informasi), pengajaran atau
pendidikan dan penglihatan. Dengan ketiga wawasan yang dimilikinya, manusia mengabdi kepada
Tuhan. Artinya mengembangkan kemampuanya untuk mengetahui dan menghayati ayat-ayat Allah
yang bersifat nash.

(KEGIATAN BELAJAR 2)

MARTABAT MANUSIA

Manusia ialah makhluk yang utama dan terutama di antara semua makhluk yang ada. Keutama
manusia dapat dilihat dengan adanya potensi-potensi yang dimiliki oleh manusia yang tidak ada pada
makhluk lain. Dengan kelebihan itu manusia dijadikan sebagai khalifah Allah di bumi.

Kedudukan manusia sebagai khalifah Allah inilah, yang menjadikan mereka mempunyai sejumlah
hak dan kewajiban. Hak disini adalah suatu imbalan dari kewajibab-kewajiban yang telah
ditunaikannya kewajiban dalam konteks dengan hukum islam, berarti pekerjaan yang akan mendapat
sanksi hukum apabila ditinggalkan.

Manusia terdiri dari berbagai aspek yaitu :

1. Manusia Makhluk Berakal, Dalam diri manusia terdapat sesuatu yang tidak ternilai harganya
sebagai anugerah Tuhan yang tidak diberikan kepada makhluk lainnya, yaitu akal. Apabila
manusia tidak diberikan akal niscaya perbuatannya dan keadaan akan sama dengan hewan.
Q.S An Nahl (16): 78 2
2. . Timbulnya Ilmu Pengetahuan, dalam memenuhi kebutuhan hidup agar mendapatkan
kehidupan yang bahagia maka diperlukan Ilmu Pengetahuan. Manusia dengan akal pikirannya
dalam memenuhi kebutuhan hidup untuk mempertahankan dan mengembangkan generasinya
yang unggul. Q.S Yunus: 101 dan Q.S Ar Ruum: 8
3. Hak dan kewajiban Manusia, ada 4 macam hak manusia dalam hukum Islam:
1. Hak Tuhan
2. Hak Diri Sendiri
3. Hak Orang Lain,
4. Hak Atas Harta
5. Manusia sebagai Khalifah, manusia dijadikan khalifah di muka bumi agar dapat menjadi
penguasa untuk mengatur dan mengendalikan bumi serta segala isinya. Ditangan manusia
menjadi khalifah agar bumi ini makmur dan tentram. Untuk melaksanakan tugas khalifah
itu, Allah menurunkan Agama sebagai petunjuk yang jalan yang baik dan jalan yang
buruk. Q.S Al Baqarah: 30 dan Q.S Al An’aam: 165

(KEGIATAN BELAJAR 3)

TANGGUNG JAWAB MANUSIA

A. Sebutan Manusia Dalam Al-Qur’an

Ada tiga kata dalam Al-Qur’an yang biasa diartikan sebagai manusia yaitu al-basyar, an-nas dan al-
insan.

1. Basyar adalah gambar Manusia secara materi, dapat dilihat, makan, berjalan, dan berusaha
memenuhi kebutuhan hidup. (Q.S Al-Kahfi: 110, Q.S Al-Furqan: 20).

2. An-Naas adalah seluruh umat manusia sebagai keturunan Nabi Adam As, Sebutan An Naas di
dalam Al Quran terdapat sebanyak 240 kali. Salah satunya Q.S Al-Hujuraat : 13.

3. Insan dam Al-Ins. Kedua kata ini dalam pengertian bahasa merupakan lawan dari binantang liar.
Walaupun memiliki akar kata yang sama di dalam Al-Quran, tetapi memiliki pengertian dan
keistimewaan masing-masing. Al insan dalam pengertiannya menunjukkan keistimewaan dan ciri-ciri
manusia (Q.S Al- Alaq: 1-5). Kata Al- Ins selalu disandingkan dengan kata al-jinn dan saling
bertentangan, al jin yaitu hidup di luar alam manusia, sedang al insan mengandung pengertian
mahkluk mukallaf (ciptaan Tuhan yang dibebani tanggung jawab), pengemban amanah dan khalifah
Allah di atas bumi.

B. Hak dan Kewajiban manusia

Setiap manusia harus mempertanggungjawabkan segala perbuatannya yang akan dinilai dengan
pahala dan dosa. Berbeda dengan makhluk selain manusia mereka menjalani hidupnya berdasarkan
hukum alam, tanpa diberi dan diminta tanggung jawab akan apa yang ia lakukan. Hak dan kewajiban
manusia di muka bumi sebagai khalifah dituntut berhubungan antara manusia dengan manusia,
dengan alam serta hubungan dengan Sang Pencipta Allah SWT, manusia dituntut juga untuk kearifan.

Dari Qur’an Surah Al-Mu’minuun dapat disimpulkan bahwa :


1. Manusia petama diciptakan langsung dari segumpul tanah
2. Keturunanya diciptakan melalui proses dari saripati tanah (air mani)
3. Setelah sempurna kemudian hidup di dunia, mati dan dibangkitkan kembali (darialam kubur)
kemudian hidup kekal di akhirat.

Jadi keseimpulannya adalah manusia dilukisakan sebagai kehidupan yang abadi. Dia hidup pindah
dari satu alam kea lam lain.

C. Beberapa Tinjauan Tentang Status Dan Peran Manusia

1. Tinjauan Sosiologis dan Psikologis

Menurut Kamanto Sunarto merupakan studi tentang bentuk dan proses kehidupan manusia.
Sedangkan menurut Margaret M. Poloma dan kawan-kawan sosiologi sebagai suatu studi tentang
interaksi kemanusian dan interaksi sosial. Pribadi seseorang atau sikap individu yang terbukalah dapat
mempengaruhi tingkah laku orang lain.

Faktor-faktor yang mendorong dan mendidik individu untuk menentukan dan mengambil sikap.
Individu dalam sikap dan tindak tanduknya mampu mempengaruhi orang lain, masyarakat, atau
kelompok sekitarnya. Yang paling penting untuk diketahui bahwa pibadi seseorang dibentuk oleh
dirinya dan juga dapat dibentuk oleh masyarakat dan lingkungan hidupnya. Faktor-faktor yang
mempengaruhi eksistensi pada individu, yaitu

1), Sturuktur individu yaitu segala ciri dan sifat kepribadian yang tetap. Sifat ini bergantung pada
struktur anatomis individu yang dipengaruhi oleh keturunan seperti pemarah, cerdas, dan sebagainya.

2), temporer (keadaan sementara) yaitu kondisi yang dialami oleh setiap individu pada waktu tertentu.

3), aktivitas yang sedang berlangsung yaitu aktivitas individu yang sedang dalam keadaan mencapai
tujuan.

4), respon dan reaksi yaitu jika stimulusnya kuat, maka akan cepat memberi reaksi, sebalaiknya jika
stimulusnya lemah reaksinya akan lemah pula.

2. Tinjauan Dari Sudut Pandang Al-Qur’an

Pada surat Al Baqarah: 30, status dasar manusia yang dipelopori Adam adalah sebagai khalifah yaitu
sebagai pelaku ajaran Allah dan sekaligus menjadi pelopor dalam membudayakan ajaran Allah. Untuk
menjadi pelaku ajaran Allah, menjadi pelopor pembudayaan ajaran Allah, seseorang dituntut untuk
memulai dari diri dan keluarganya, dan sampai ke orang lain.

Realisasi peran seorang khalifah, ada beberapa hal yang perlu ditempuh yaitu:

a). Memahami nilai,

b). Pengembangan Nilai,

c). Membudayakan Nilai-Nilai Illahiah


D. Manusia Sebagai Khalifah

Khalifah berarti pengganti, penguasa, pengelola atau pemakmur. Selaku khalifah manusia tidak boleh
mengabaikan keserasian hidupnya bedampingan dengan alam semesta sebagai ekosistem.
Kekhalifahan mempunyai tiga unsur yang saling berkaitan yaitu :

1. Manusia yang dalam hal ini dinamai khalifah.


2. Alam raya, yang ditunjuk oleh-Nya sebagai ardl.
3. Hubungan anatar manusia dengan alam dan segala isinya, termasuk dengan manusia

Untuk menyukseskan tugas-tugas selaku khalifah Allah di dunia, manusia dilengkapi potensi-pontesi,
antara lain: 1). Kemauan untuk mengetahui sifat-sifat, fungsi dan kegunaan berbagai macam benda
(Q.S Ar-Ruum: 6-7), 2). Ditundukkan bumi, langit, dan segala isinya, bintang-bintang, planetplanet,
dan sebagainya (Q.S Al Jaatsiyah: 12-13), 3). Potensi akal pikiran serta pancaindra (Q.S Al-Mulk: 23,
Q.S Ar Ra’d: 11). Manusia yang memiliki kelemahan dan kekurangan, secara tegas Al-Quran
menjelaskan bahwa banyak masalah yang tidak dapat dijangkau oleh pikiran manusia, yaitu
menyangkut diri, masa depan, serta banyak hal yang menyangkut hakikat manusia, seperti:

1). Kebanyakan manusia tidak mengetahui, mereka tanya mengetahui fenomena kehidupan duniawi
(Q.S Ar-Ruum: 6-7),

2). Manusia tidak Mengetahui tentang Ruh dan hanya sedikit saya pengetahuan tentang ruh (Q.S Al-
Israa: 85),

3). Manusia tidak mengetahui kapan jiwanya akan meninggal (Q.S Luqman: 34),

4). Tidak mengetahui mana yang lebih banyak memberikan manfaat untuk dirinya (Q.S An Nisaa: 19)

5). Kemungkinan engkau menyenangi sesuatu padahal ia buruk bagimu (Q.S Al Baqarah: 216)

Anda mungkin juga menyukai