Anda di halaman 1dari 13

5.

KEDUDUKAN HAN DALAM LAPANGAN ILMU HUKUM LAINNYA


1. HUKUM KONSTITUSI (HUKUM TATA NEGARA)
2. Hukum Perdata Formil 4. Hukum Administrasi Formil 6. Hukum Pidana Formil
3. Hukum Perdata Materiil 5. Hukum Administrasi Materiil 7. Hukum Pidana Materiil

1. HAN Terletak diantara Hukum Perdata dan Hukum Pidana. HAN dikatakan sebagai
Hukum Antara;
2. Penegakan Hukum Perdata diselesaikan secara Privat (Pihak Partikelir);
3. Penegakan Hukum Pidana diselesaikan secara Publik (Pihak Penguasa);
4. Penegakan HAN diselesaikan secara Privat dan Publik.
5. Hampir setiap peraturan berdasarkan HAN diakhiri “in cauda venenum” dengan sejum-
lah ketentuan sanksi pidana (W.F Prins).
Ada Racun di Ekor :
Maksudnya pada bagian akhir
peraturan/norma HAN
Perbandingan Skema Pembentukan & Penegakan Hukum Materiil

1. Hukum Privat (Perdata) : 2. Hukum Pidana :


Pembentuk UU Hakim Pembentuk UU Hakim Pidana

Penduduk Penduduk Penduduk Penduduk Penduduk Penduduk

3. Hukum Administrasi Negara


Penguasa Penguasa Penguasa
Penegakan sepihak oleh
Penetapan Penguasa (Paksaan Peme- Perlindungan
Sepihak oleh rintahan atau sanksi ad- hukum
Penguasa ministrasi lainnya
Penduduk Penduduk Penduduk
Ruang Lingkup HAN :
1. Wilayah HAN identik dengan kekuasaan eksekutif, tetapi Tidak Sama dengan konsep Trias
Politica yang menempatkan kekuasaan Eksekutif semata-mata dimaksudkan sekedar me-
laksanakan UU.
2. Istilah Administrasi (Bestuur) berkaitan dengan Sturen atau Sturing : lingkungan kekua-
saan Negara di luar lingkungan kekuasaan legislatif dan kekuasaan yudisial.
3. Kekuasaan Pemerintahan merupakan kekuasaan yang Aktif dan menjadi Unsur Utama
dari Bestuur/Sturen.

Merupakan Kegiatan yang Kontinyu. Kekuasan pemerintahan dalam menerbitkan Izin


misalnya, Tidak selesai saat Izin jadi dan diserahkan kepada Pemohon, tetapi juga
Mengawasi Penggunaan Izin tersebut oleh Pemohon.
Bestuur / Sturen berkaitan dengan Penggunaan Kekuasaan, yang berlandaskan Asas Negara
Sturen Hukum, Asas Demokrasi, dan Asas Instrumental

Sturen menunjukkan lapangan di luar Legislatif dan Yudisial, di samping diarahkan


kepada suatu Tujuan (doel ).
Ruang Lingkup HAN Menurut Soehardjo S.S :
1. Sarana (instrumen) bagi Penguasa untuk mengatur, menyeimbangkan, dan mengendali-
kan berbagai kepentingan masyarakat;
2. Mengatur cara-cara Partisipasi warga masyarakat dalam proses penyusunan dan pengen-
dalian tersebut, termasuk proses penentuan kebijaksanaan;
3. Perlindungan hukum bagi warga masyarakat;
4. Menyusun dasar-dasar bagi pelaksanaan pemerintahan yang baik.

Ruang Lingkup HAN Menurut Bachsan Mustafa :


1. Obyek Material : menyangkut studi tentang Aparat pemerintah sebagai Pihak yang Me-
merintah, dan Warga masyarakat atau Badan Hukum Privat sebagai pihak yang Diperin-
tah;
2. Obyek Formal : menyangkut Perilaku, Kegiatan, dan Keputusan Hukum Badan Pemerintah
baik yang bersifat Peraturan (Regeling), maupun bersifat Keputusan (Beschikking).
Keseluruhan Fungsi Yang Dijalankan
Oleh Pemerintah Beserta Aparaturnya

Pelaksanaan atau Keseluruhan Jabatan dan Satuan


Penyelenggaraan UU HAN Organisasi Negara Yang
Digerakkan Oleh Pemerintah

Keseluruhan Aktivitas Negara Yang


Bersumber Dari Penetapan Pemerintah
6. HUBUNGAN HAN DENGAN BIDANG ILMU HUKUM LAINNYA
1. Hubungan Antara HAN dengan HTN :

a). HAN dan HTN terdapat Perbedaan Prinsip, baik secara Sistematika maupun Isinya.
(Van Vollenhoven, J.H.A Logemann, G.Stellinga)
b). HAN dan HTN Tidak terdapat Perbedaan yang Asasi, melainkan karena pertimbangan
Manfaat atau Kepentingan Praktis saja. (R. Kranenburg, Van der Pot, G. Vegting).
c). Secara sederhana dapat dikatakan HTN mengatur Pembagian Kewenangan antara
Lembaga Negara, termasuk lembaga Eksekutif. Pembahasan HTN berhenti pada saat
kewenangan yang diberikan UUD diterima oleh lembaga-lembaga Negara termasuk
Eksekutif. Sedangkan HAN mengatur Cara Kekuasaan Pemerintahan (Eksekutif)
melaksanakan Fungsi dan Kewenangan Sehari-hari. Pembahasan HAN dimulai pada
saat kewenangan itu dilaksanakan secara efektif oleh Pemerintah.
d). J. Oppenheim : HAN merupakan Hukum Mengenai Negara dalam Keadaan Bergerak
(de staat in beweging), dan HTN merupakan Hukum Mengenai Negara dalam Keadaan
Diam (de staat in rust).
2. Hubungan antara HAN dengan Hukum Perdata.

a). Menurut Paul Scholten : Hukum Perdata berlaku sebagai Hukum Umum sepanjang
Hukum Publik (HAN) tidak menentukan lain.
b). Dalam perkembangannya HAN mendesak Hukum Perdata. Asas Kebebasan Ber-
kontrak dalam Hukum Perdata dapat digugurkan dengan dalil Untuk Kepentingan
Umum. Hak Milik menurut Hukum Perdata sebagai Hak terpenuh yang dapat dimiliki
Individu, namun untuk Kepentingan Umum Hak Milik dimaknai memiliki Fungsi Sosial.

3. Hubungan HAN dengan Hukum Pidana :

a). Menurut Romeyn : Hukum Pidana berfungsi sebagai “Hulprecht” (hukum pembantu)
dalam menegakkan norma-norma Hukum Administrasi Negara;
b). Dalam perkembangan penyusunan peraturan HAN, Sanksi Hukum Pidana senantiasa
dipergunakan dan ditempatkan dibagian akhir dari peraturan HAN (in cauda venenum)
– Administrative Penal Law.
4. Hubungan HAN dengan Hukum Internasional :

a). HAN saat ini meliputi kegiatan Pemerintahan yang bersifat lintas Negara, sehingga
HAN memerlukan bantuan Hukum Internasional. Misal mengatur koordinasi antara
Pejabat Pemerintah dari berbagai Negara dalam kerjasama antara kawasan Regional di
bidang Pemerintahan maupun Perekonomian (Asean, Apec, Afta, dsb);

b). Konvensi-konvensi internasional yang telah diratifikasi oleh Negara dengan UU


tentang Ratitifikasi, tidak serta merta dapat diberlakukan, tetapi harus ditindak-
lanjuti dengan Pembentukan UU Khusus yang substansinya memperhatikan Isi
Konvensi, berikut Peraturan Pemerintah sebagai pelaksanaan UU.

c). HAN dan Hukum Internasional sama-sama memiliki sifat “Sui Generis” dan keber-
lakuan normanya yang bersifat “Erga Omnes”.
7. Hubungan HAN Dengan Ilmu Lainnya Yang Obyeknya Administrasi Negara (Pemerintah)

ILMU PEMERINTAHAN ILMU ADMINISTRASI NEGARA HKM. ADMINISTRASI NEGARA

Pendekatan : Legalistik Empirik Pendekatan : Ekologikal, Organisasi- Pendekatan : Legalistik Normatif


onal, Struktural-Fungsional, Empirik,
Interdisipliner, Situasional.

Ilmunya : Ilmu Kebijakan Pemerin- Ilmunya : Ilmu Administrasi & Sosial. Ilmunya : Ilmu Hukum
tah dan Politik

Studinya : Sosial dan Politik Studinya : Administrasi sebagai Fe- Studinya : Administrasi sbg aparatur
nomena Masyarakat Modern penyelenggara dan aktivitas penye-
lenggaraan peraturan Per-UU-an.
Penekanannya pada Aspek Hukum.
PERBEDAAN HAN DAN ILMU ADMINISTRASI NEGARA
PEMBEDA HUKUM ADMINISTRASI NEGARA ILMU ADMINISTRASI NEGARA

Pengertian Pemerintahan Manajemen

Sifat Normatif Empirik

Ruang Lingkup Pemerintahan (Kekuasaan Untuk Tata Laksana Pemerintahan,


Memerintah) Manajemen Dalam Pemerin-
tahan

Anda mungkin juga menyukai