1. HAN Terletak diantara Hukum Perdata dan Hukum Pidana. HAN dikatakan sebagai
Hukum Antara;
2. Penegakan Hukum Perdata diselesaikan secara Privat (Pihak Partikelir);
3. Penegakan Hukum Pidana diselesaikan secara Publik (Pihak Penguasa);
4. Penegakan HAN diselesaikan secara Privat dan Publik.
5. Hampir setiap peraturan berdasarkan HAN diakhiri “in cauda venenum” dengan sejum-
lah ketentuan sanksi pidana (W.F Prins).
Ada Racun di Ekor :
Maksudnya pada bagian akhir
peraturan/norma HAN
Perbandingan Skema Pembentukan & Penegakan Hukum Materiil
a). HAN dan HTN terdapat Perbedaan Prinsip, baik secara Sistematika maupun Isinya.
(Van Vollenhoven, J.H.A Logemann, G.Stellinga)
b). HAN dan HTN Tidak terdapat Perbedaan yang Asasi, melainkan karena pertimbangan
Manfaat atau Kepentingan Praktis saja. (R. Kranenburg, Van der Pot, G. Vegting).
c). Secara sederhana dapat dikatakan HTN mengatur Pembagian Kewenangan antara
Lembaga Negara, termasuk lembaga Eksekutif. Pembahasan HTN berhenti pada saat
kewenangan yang diberikan UUD diterima oleh lembaga-lembaga Negara termasuk
Eksekutif. Sedangkan HAN mengatur Cara Kekuasaan Pemerintahan (Eksekutif)
melaksanakan Fungsi dan Kewenangan Sehari-hari. Pembahasan HAN dimulai pada
saat kewenangan itu dilaksanakan secara efektif oleh Pemerintah.
d). J. Oppenheim : HAN merupakan Hukum Mengenai Negara dalam Keadaan Bergerak
(de staat in beweging), dan HTN merupakan Hukum Mengenai Negara dalam Keadaan
Diam (de staat in rust).
2. Hubungan antara HAN dengan Hukum Perdata.
a). Menurut Paul Scholten : Hukum Perdata berlaku sebagai Hukum Umum sepanjang
Hukum Publik (HAN) tidak menentukan lain.
b). Dalam perkembangannya HAN mendesak Hukum Perdata. Asas Kebebasan Ber-
kontrak dalam Hukum Perdata dapat digugurkan dengan dalil Untuk Kepentingan
Umum. Hak Milik menurut Hukum Perdata sebagai Hak terpenuh yang dapat dimiliki
Individu, namun untuk Kepentingan Umum Hak Milik dimaknai memiliki Fungsi Sosial.
a). Menurut Romeyn : Hukum Pidana berfungsi sebagai “Hulprecht” (hukum pembantu)
dalam menegakkan norma-norma Hukum Administrasi Negara;
b). Dalam perkembangan penyusunan peraturan HAN, Sanksi Hukum Pidana senantiasa
dipergunakan dan ditempatkan dibagian akhir dari peraturan HAN (in cauda venenum)
– Administrative Penal Law.
4. Hubungan HAN dengan Hukum Internasional :
a). HAN saat ini meliputi kegiatan Pemerintahan yang bersifat lintas Negara, sehingga
HAN memerlukan bantuan Hukum Internasional. Misal mengatur koordinasi antara
Pejabat Pemerintah dari berbagai Negara dalam kerjasama antara kawasan Regional di
bidang Pemerintahan maupun Perekonomian (Asean, Apec, Afta, dsb);
c). HAN dan Hukum Internasional sama-sama memiliki sifat “Sui Generis” dan keber-
lakuan normanya yang bersifat “Erga Omnes”.
7. Hubungan HAN Dengan Ilmu Lainnya Yang Obyeknya Administrasi Negara (Pemerintah)
Ilmunya : Ilmu Kebijakan Pemerin- Ilmunya : Ilmu Administrasi & Sosial. Ilmunya : Ilmu Hukum
tah dan Politik
Studinya : Sosial dan Politik Studinya : Administrasi sebagai Fe- Studinya : Administrasi sbg aparatur
nomena Masyarakat Modern penyelenggara dan aktivitas penye-
lenggaraan peraturan Per-UU-an.
Penekanannya pada Aspek Hukum.
PERBEDAAN HAN DAN ILMU ADMINISTRASI NEGARA
PEMBEDA HUKUM ADMINISTRASI NEGARA ILMU ADMINISTRASI NEGARA