Anda di halaman 1dari 34

Hukum Tata Pemerintahan

Ilmu Pemerintahan

ALLPPT.com _ Free PowerPoint Templates, Diagrams and Charts


Deskripsi
Mata kuliah ini menguraikan hal-hal yang berkaitan dengan hukum
tata pemerintahan antara lain sumber-sumber hukum tata
pemerintahan, susunan pemerintahan Indonesia, keputusan tata usaha
negara, badan hukum publik dan privat, barang-barang milik
pemerintah atau negara, campur tangan penguasa dalam kehidupan
masyarakat, kedudukan hukum para petugas publik, perbuatan
pemerintah, keabsahan tindak pemerintahan, tindakan atau
perlindungan hukum di Indonesia, serta peradilan tata
usaha negara.
Capaian Pembelajaran

Mahasiswa mampu memahami, menganalisis dan mengevaluasi


berbagai pokok kajian yang termasuk dalam ruang lingkup hukum
tata pemerintahan, antara lain, pengertian hukum tata
pemerintahan, hubungan hukum tata pemerintahan an-nur sosial
lain,mengerti dan memahami sumber-sumber hukum tata
pemerintahan, susunan pemerintahan pusat dan daerah,
keputusan tata usaha negara dan keputusan yang tidak dapat di
PTUN-kan, badan hukum publik dan privat, barang-barang milik
pemerintah pusat dan daerah, kedudukan hukum para petugas
publik, dan lain-lain.
Rincian Bahan Kajian
1. Konsep Dasar dan berbagai pengertian Hukum Pemerintahan.
2. Kedudukan Hukum Pemerintahan dalam Negara
3. Sumber Hukum Pemerintahan.
4. Susunan Pemerintahan Indonesia.
5. Keputusan Tata Usaha Negara.
6. Badan Hukum Publik dan Privat.
7. Barang-Barang Milik Pemerintah.
8. Campur Tangan Penguasa Dalam Kehidupan Masyarakat.
9. Kedudukan Hukum Para Petugas Publik.
10.Perbuatan Pemerintah
11.Keabsahan Tindak Pemerintahan
12.Tindakan Atau Perlindungan Hukum Di Indonesia.
13.Peradilan Tata Usaha Negara(PTUN)
14.Tantangan dan Masa Depan Hukum Pemerintahan
Konsep Hukum Tata Pemerintahan
Pengertian Hukum Tata Pemerintahan

Soehino: HTP adalah Keseluruhan dari pada aturan-aturan hukum


yangmengatur dengan cara bagaimana alat-alat perlengkapan administrasinegara itu melakukan
fungsinya, atau tugasnya.”
W.F. Frins - R. Kosim Adisapoetra, HTP adalah pelaksanaan tugaspemerintah oleh subyek hukum
yang disebutkan dengan tegas siapa-siapanya. Artinya yang menjalankan subyek hukum tersebut
menjalankanwewenang yang tidak ada di tangan setiap warga negara biasa”
De La Bassecour Caan, HTP adalah Himpunan peraturan-peraturantertentu yang menjadi
sebab maka negara berfungsi (bereaksi)
Alie, Faried,& Muhidin, Nurlina.2012:17) HTP adalah Hukum yang mengatur hubungan yang
menyangkut hak dan kewajiban pemerintahsebagai pemegang kekuasaan dengan pihak yang
diperintah (rakyat, warga negara, penduduk, publik) baikdalam rangka terselenggaranya kerja sam
a didalampencapaian tujuan negara sebagaimana yang diisyaratkanoleh konstitusi negara 
Komparasi HTP dan HAN
Hukum Tata Pemerintahan (HTP) dengan Hukum Administrasi Negara (HAN) :

HAN lebih luas daripada HTP (Van Vollenhoven)


HAN identik dengan HTP (Van Der Grinten)
HAN lebih sempit daripada HTP (Mr. Romeijn & VanPoelje)
Kegunaan Belajar Hukum Tata Pemerintahan

• Bagi pejabat :HTP merupakan pedoman pegangan


bertindak (secara legal)
• Bagi masyarakat: Sebagai jaminan (security) bahwa
para pejabat tidak akan melakukan hal-
hal yang berada di luar ketentuanperaturan yang sa
h karena terikat olehketentuan yang berlaku
Bidang kajian Hukum Tata Pemerintahan

• kajian mengenai hubungan hukum istimewa;


• kajian tentang aktivitas dari aparatur
pemerintah sebagai pelaku/subjek HTP;
• kajian tentang tugas pemerintah yang khusus
(bestuurszorg
Objek dan Subjek HTP
• OBJEK HUKUM TATA PEMERINTAHAN HTP sebagai keseluruhan aturan hukum yang memungkinkan para
pejabat pemerintah melaksanakan tugasnya yang khusus, yaitu kesejahteraan umum (bestuurszorg).
Dalam kajian objek HTP ini, Faried Ali, SH (1996) membagi 2 macam pengertian HTP, yaitu:
• HTP Heterogen HTP Heterogen mengartikan HTP (HAN) sebagai bagian dari HTN. Hal ini karena HTN
sebagai Hukum Konstitusi Negara di samping membahas tentang Legislasi, Yudikasi, dan Eksaminasi
juga membahas tentang administrasi, walaupun di Indonesia bidang administrasi ini berada dalam
satu bagian dengan eksaminasi (berada dalam satu tangan, yaitu presiden - Eksekutif). Dan
berdasarkan pada pengertian bahwa HTP sebagai hukum yang menentukan organisasi, kekuasaan
dan tugas-tugas daripada pejabatpejabat pemerintah, maka HTP dalam kajian konteks ini merupakan
keseluruhan aturan yang dibentuk oleh organisasi pemerintahan negara hingga organisasi
pemerintahan daerah (meliputi organisasi pemerintah propinsi, kabupaten/kota desa dan kelurahan)
melalui proses dan teknik tertentu.
• HTP Otonom HTP merupakan keseluruhan aturan hukum tentang cara-cara bagaimana kekuasaan itu
dijalankan oleh orang tertentu atau golongan tertentu dari masyarakat yang ditentukan oleh HTN,
agar tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai. Berdasarkan pengertian ini maka HTP Otonom
merupakan keseluruhan aturan hukum yang dibuat oleh pejabat pemerintahan negara yang
berwenang yang dilakukan oleh mereka yang digolongkan sebagai para subjek atau pelaku HTP
melalui syarat-syarat yuridis yang diperlakukan. Dengan demikian maka yang termasuk dalam
pengertian HTP Otonom ini adalah meliputi seluruh aturan hukum yang termuat dalam
Keputusankeputusan yang ditetapkan oleh Presiden, Menteri, Gubernur, Bupati/Walikotamadya, Camat
dan Kepala Desa dan Lurah
subjek hukum dalam lapangan HTP

• Pegawai Negeri
• Jabatan-jabatan
• Dinas-dinas Publik, Jawatan Publik dan
BUMN/D
• Daerah-daerah swapraja dan swatantra
• Negara
SUMBER-SUMBER HTP

Sumber Hukum dalam Arti Materiil Sumber hukum


dalam arti materiil adalah sumber hukum yang
menentukan isi kaidah hukum dalam hal konkret
tindakan manusia yang sesuai dengan apa yang
dianggap seharusnya
Sumber Hukum dalam Arti Formil
Sumber hukum dalam arti formil adalah sumber yang karena bentuk sehingga kaidah hukum menjadi berlaku umum. Dalam
lapangan HTP, sumber-sumber hukum yang dapat dilihat adalah sumber-sumber hukum menurut arti formil, yaitu meliputi:
Undang-undang Peraturan perundangan dalam bentuk Undang-Undang adalah merupakan sumber hukum yang menjadi bagian
terbesar lapangan HTP. Hal ini karena lahirnya HTP adalah karena dalam rangka pemerintah melaksanakan perundang-undangan
(fungsi eksekutif). Namun HTP sebagai sumber hukum bagi aparat pemerintah tidak sebagaimana aturan hukum dalam
jenis/bentuk hukum lainnya yang telah dikodifikasikan (Hukum Pidana dengan KUHPidana dan dalam Hukum Perdata dengan
KUHPerdata). HTP hingga kini belum dapat dilakukan kodifikasi karena pembuatannya tidak berada dalam satu tangan, sifatnya
beragam, perkembangannya pesat seiring dengan perkembangan dan kemajuan kehidupan manusia yang berakibat pada semakin
kompleksnya tugas negara (pemerintah) dalam menyelenggarakan kesejahteraan umum.
Praktek Administrasi Negara Praktek administrasi negara sebagai sumber hukum formil dalam lapangan HTP terdiri atas keputusan-
keputusan yang dibentuk dan dipertahankan oleh para pejabat negara dalam praktek atau penyelenggaraan pemerintahan. Artinya
keputusan-keputusan tersebut merupakan kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan oleh para pejabat negara dalam menjalankan
tugasnya. Oleh karena itu, sumber hukum yang kemudian dikenal dengan istilah HAN Kebiasaan itu merupakan sumber hukum
dalam lapangan HTP yang sifatnya tidak tertulis.
Yurisprudensi Yurisprudensi yang berarti keputusan hakim ini akan menjadi sumber hukum dalam lapangan HTP bilamana seorang
hakim berdasarkan suatu aturan yang dibuatnya sendiri membuat suatu keputusan, selanjutnya keputusannya tersebut kemudian
dijadikan dasar bagi keputusan seorang hakim lain. Dengan demikian maka keputusan seorang hakim (yang pertama) tersebut,
yang dikenal dengan istilah yurisdiksi, dikatakan menjadi sumber hukum bagi HTP.
Pendapat para ahli HAN terkenal Pendapat para ahli hukum (khususnya HTP) dipakai seorang hakim dalam menyelesaikan suatu
persoalan hingga ia mengeluarkan sebuah keputusan. Walaupun pendapat para ahli hukum tersebut tidak langsung menjadi
sumber hukum (biasanya melalui yurisprudensi terlebih dahulu) namun karena pendapat para ahli hukum tersebut merupakan
sebuah konsep yang ditemukan atau dirumuskan melalui berbagai penelitian dan pengkajian yang tidak saja dilakukan secara
mendalam tetapi juga dalam waktu yang tidak singkat, hingga konsep tersebut kemudian menjadi sebuah doktrin sehingga dapat
dijadikan pedoman bagi hakim-hakim yang hendak mengambil atau membuat dan menetapkan sebuah keputusan. Dengan
demikian maka dikatakan bahwa Pendapat Para Ahli Hukum ini merupakan salah satu sumber hukum bagi HTP.
KEDUDUKAN, KEWENANGAN, DAN
TINDAKAN HUKUM PEMERINTAH

Kedudukan hukum (rechtspositie)Pembagian hukum kedalam hukum publik dan hukum privat
yang dilakukan oleh ahli hukum romawi, ulpianus, ketika ia menlis “ publicum ius est, quod ad
statum rei romanea spectat, privatum quod ad singulorum utitilatem “ (hukum publik adalah
hukum yang berkenaan dengan kesejahteraan negara romawi, sedangkan hukum privat adalah
hukum yang mengatur hubungan kekeluargaan), pengaruhnya cukup besar dalam sejarah
pemikiran hukum, sampai sekarang. Pergaulan hukum (rechtsverkeer), badan hukum
(rechtsperson).
…..
• Dalam perspektif hukum publik, negara adalah organisasi jabatan
Dalam perspektif hukum publik, negara adalah organisasi jabatan.
Menurut logemann, “in zijn sociale verschijningsvorm is de staat
organisatie, een verband van functies. Met functie is dan bedoeld; een
omschreven werkkring in verband van het geheel. Zij heet, met
betrekking tot de staat, ambt. De staat is ambtenorganisatie” (dalam
bentuk kenyataan sosialnya, negara adalah organisasi yang berkenaan
dengan berbagai fungsi. Yang dimaksud dengan fungsi adalah
lingkungan kerja yang terperinci dalam hubungannya secara
keseluruhan. Fungsi-fungsi ini dinamakan jabatan. Negara adalah
organisasi jabatan.
Wewenang pemerintahan
• Meskipun asas legalitas mengandung kelemahan,
namun ia tetap menjadi prinsip utama dalam setiap
negara hukum. Telah disebutkan bahwa asas legalitas
merupakan dasar dalam setiap penyelenggaraan
kenegaraan dan pemerintahan. Dengan kata lain,
setiap penyelenggaraan kenegaraan dan
pemerintahan harus memiliki legitimasi, yaitu
kewenangan yang diberikan oleh undang-undang.
Syarat Penyelenggaraan Pemerintahan dalam aspek
HTP
• Prajudi atmosudirdjo menyebutkan beberapa persyaratan yang harus dipenuhi dalam
penyelenggaraan pemerintahan, yaitu:
• Efektivitas, kegiatanna harus mengenai sasaran yang telah ditetapkan.
• Legimitas,kegiatan administrasi negara jangan sampai menimbulkan heboh.
• Yuridikitas, syarat yang menyatakan bahwa perbuatan para pejabat administrasi negara
tidak boleh melanggar hukum dalam arti luas.
• Legalitas, syarat yang menyatakan bahwa perbuatan atau keputusan administrasi negara
yang tidak boleh dilakukan tanpa dasar undang-undang (tertulis) dalam arti luas.
• Moralitas, salah satu syarat yang paling diperhatikan oleh masyarakat.
• Efisiensi, wajib dikejar seoptimal mungkin; kehematan biaya dan produktivitas wajib
diusahakan setinggi-tingginya.
• Teknik dan teknologi, yang setinggi-tingginya wajib dipakai untuk mengembangkan aatau
mempertahankan mutu prestasi yang sebaik-baiknya.
Sumber dan cara memperoleh wewenang
pemerintahan
• Mengenai atribusi, delegasi, dan mandat ini H.D. Van wijk/ willem konijnenbelt
mendefinisikan sebagai berikut:
• Attributie: toekenning van een bestuursbevoegheid door een wetgever aan
een bestuursorgaan, (atribusi adalah pemberian wewenang pemeritahan oleh
pembuat undang-undang kepada organ pemerintahan).
• Delegatie: overdracht van een bevoegheid van het ene bestuursorgaan aan
een ander, (delegasi adalah pelimpahan wewenang pemerintahan dari satu
organ pemerintahan kepada organ pemerintahan kepada organ pemerintahan
lainnya).
• Mandaat: een bestuursorgaan laat zijn bevoegheid namens hem uitoefenen
door een ander, (mandat terjadi ketika organ pemerintahan mengizikan
kewenangannya dijalankan oleh orang lain atas namanya).
INSTRUMEN PEMERINTAHAN
• Empat macam sifat norma hukum, yaitu sebagai berikut:
• Norma umum abstrak misalnya undang-undang;
• Norma individual konkret misalnya keputusan tata usaha
negara;
• Norma umum konkret misalnya rambu-rambu lalu lintas
yang dipasang ditempat tertentu (rambu itu berlaku bagi
semua pemakai jalan, namun hanya berlaku untuk tempat
itu);
• Norma individual abstrak misalnya izin gangguan.
Kualifikasi Norma Hukum
• Kualifikasi norma hukum yang hampir sama dikemukakan pula oleh H.D. Van
wijk/willem konijnenbelt, yakni sebagai berikut:
• umum-abstrak: peraturan umum, contohnya peraturan perundang-undangan
lalu lintas jalan 1990 (suatu peraturan pemerintah), peraturan bangunan;
• Umum-konkret: keputusan tentang larangan parkir pada jalan tertentu,
pernyataan tidak dapat didiaminya suatu rumah (larangan mendirikan rumah
pada wilayah tertentu, pen.);
• Individual-abstrak: izin yang disertai syarat-syarat yang bersifat mengatur dan
abstrak serta berlaku secara permanen, contohnya izin berdasarkan undang-
undang pengelolaan lingkungan;
• Individual konkret: surat keputusan pajak, pemberian subsidi untuk suatu
kegiatan, keputusan mengenai pelaksanaan paksaan pemerintahan.
Peraturan perundang-undangan memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

• Bersifat umum dan komprehensif, yang dengan demikian


merupakan kebalikan dari sifat-sifat yang khusus dan terbatas.
• Bersifat universal, ia diciptakan untuk menghadapi peristiwa-
peristiwa yang akan datang yang belum jelas bentuk
konkretnya. Oleh karena itu, ia tidak dapat dirumuskan untuk
mengatasi peristiwa-peristiwa tertentu saja.Ia memiliki kekuatan
untuk mengoreksi dan memperbaiki dirinya sendiri. Adalah
lazim bagi suatu peraturan untuk mencantumkan klausal yang
memuat kemungkinan dilakukannya peninjauan kembali.
Peraturan perundang-undangan itu bersifat umum-
abstrak
• Peraturan perundang-undangan itu bersifat umum-abstrak .
Perkataan bersifat umum-abstrak dicirikan oleh unsur-unsur
sebagai berikut:
• Tijd : waktu (tidak hanya berlaku pada saat tertentu)
• Plaats : tempat (tidak hanya berlaku pada tempat tertentu)
• Persoon : orang (tidak hanya berlaku pada orang tertentu) dan
• Rechtsfeit : fakta hukum (tidak hanya ditujukan pada fakta
hukum tertentu, tetapi untuk berbagai fakta hukum yang dapat
berulang-ulang, dengan kata lain untuk perbuatan yang
berulang-ulang.
KEDUDUKAN HUKUM PEMERINTAH
• Hukum yang mengatur hubungan hukum antara pemerintah dengan warga
negara adalah hukum administrasi negara atau hukum perdata.Pemerintah
memiliki dua kedudukan hukum yaitu:Sebagai wakil dari badan hukum publik,
( tindakannya diatur dan tunduk pada ketentuan hukum keperdataan).sebagai
pejabat dari jabatan pemerintahan (tindakan itu diatur dan tunduk pada ketentuan
hukum administrasi negara).Baik tindakan hukum Keperdataan maupun publik dari
pemerintah dapat menjadi peluang munculnya perbuatan yang bertentangan
dengan hukum yang melanggar hak-hak warga negara. oleh karena itu hukum
harus memberikan perlindungan hukum bagi warga negara.Secara umum ada tiga
macam perbuatan pemerintahan yang dapat memungkinkan lahirnya kerugian
bagi masyarakat dan atau bagi seseorang atau badan hukum perdata
yaitu:pembuatan perundangan-undangan.perbuatan pemerintahan dalam
penerbitan keputusan.dan perbuatan pemerintah dalam bidang keperdataan.
PERLINDUNGAN HUKUM DALAM BIDANG PUBLIK

• Dalam perlindungan hukum terhadap rakyat dalam rana public dimana,


tindakan hukum publik yang dilakukan oleh penguasa dalam
menjalankan fungsinya sebagai pemerintahan tindakan yang dilakukan
oleh penguasa dalam bentuk keputusan maupun ketetapan dalam
instrumen pemerintah.Keputusan dan ketetapan sebagai intrumen
hukum pemerintah dalam melakukan tindakan hukum sepihak dapat
menjadi menyebab terjadinya pelanggaran hukum terhadap wara
negara, apalagi dalam negara hukum modern yang memberikan
kewengan yang luas kepada pemerintah untuk mencampuri kehidupan
warga negara. Oleh karena itu, di perlukan pelindungan hukum bagi
warga negara terhadap tindakan hukum pemerintah.
faktor yang mempengaruhi penegakan hukum:

• Faktor hukumnya sendiri


• Faktor penegak hukum
• Faktor sarana atau fasislitas yang
mendukung pengakan hukum
• Faktor masyarakat yakni lingkungan
dimana hukum tersebut berlaku atau
diterapkan
PENEGAKAN HUKUM DALAM HUKUM
ADMINISTRASI NEGARA
• Menurut P. Nicolai dan kawan-kawan sarjana agar hukum administrasi dapat
dijalankan dengan baik, artinya dilaksanakan sesuai dengan koridor hukum
yang berlaku, antara lain yaitu :Pengawasan bahwa organ pemerintahan
dapat melaksanakan ketaatan pada atau bedasarkan undang-undang yang
ditetapkan secara tertulis dan pengawasan terhadap keputusan yang
meletakkan kewajiban kepada individu.Penerapan kewenangan sanksi
pemerintah. Pendapat P. Nicolai hampir sama dengan Teori Berge seperti
dikutip Philipus M. Hadjon, yang menyatakan bahwa intrumen penegakan
Hukum Administrasi Negara meliputi : pengawasan dan penerapan sanksi.
Pengawasan merupakan langkah preventif untuk memaksakan kepatuhan,
sedangkan penerapan sanksi merupakan langkah represif untuk
memaksakan kepatuhan.
MACAM-MACAM SANKSI DALAM HUKUM
ADMINISTRASI NEGARA
• Bestuursdwang (paksaan pemerintah).
• Bestuursdwang dapat diuraikan sebagai tindakan-
tindakan yang nyata (feitelijke handeling) dari penguasa
guna mengakhiri suatu keadaan yang dilarang oleh
suatu kaedah hukum administrasi atau (bila masih)
melakukan apa yang seharusnya ditinggalkan oleh para
warga karena bertentangan dengan undang-undang.
Penerapan sanksi ini jelas harus atas peraturan
perundang-undangan yang tegas.
…..
• Penarikan kembali keputusan atau ketetapan yang
menguntungkan((izin, pembayaran, subsidi)
Penarikan kembali suatu keputusan atau ketetapan yang
menguntungkan tidak terlalu perlu pada suatu peraturan perundang-
undangan. Hal itu tidak termasuk apabila keputusan atau ketetapan
tersebut berlaku untuk waktu yang tidak tertentu dan menurut
sifatnya “dapat di akhiri” atau ditarik kembali (izin, subsidi berskala).
Tanpa suatu dasar hukum yang tegas untuk itu penarikan kembali
tidak dapat diadakan secara berlaku surut. Karena bertentangn
dengan azas hukum, tapi kebanyakan undang- undang modern,
kewenangan penarikan kembali sebagai sanksi diatur dengan tegas
…..
• Pengenaan denda administratif.
Penggenaan sanksi administratif, terutama terkenal di dalam hukum pajak
yang menyerupai penggunaan suatu sanksi pidana ( juga harus atas landasan
peraturan perundang-undangan yang berlaku).Penggenaan uang paksa oleh
pemerintah (dwangsom).Menurut N.E Algra,Dwangsom, uang paksa,sebagai
"hukuman atau denda",jumlahnya berdasarkan syarat dalam perjanjian yang
harus dibayar karena tidak menunaikan,tidak sempurna melaksanakan atau
tidak sesuai dengan waktu yang ditentukan:dalam hal ini berbeda dengan
biaya ganti kerugian,kerusakan dan pembayaran bungan)Dalam Hukum Adm
Negara, pengenaan uang paksa ini dapat dikenakan kepada seseorang atau
warga negara yang tidak memenuhi atau melanggar ketentuan yang
ditetapkan oleh pemerintah,sebagai alternatif dari tindakan pemerintahan.
PERTANGGUNGJAWABAN PEMERINTAH

• Pertanggung jawaban berasal dari kata tanggung jawab, yang  berarti


keadaan wajib menanggung segala sesuatunya (kalau ada sesuatu hal,
boleh dituntut, dipersalahkan, diperkarakan,, dan sebagainya).Dalam
kamus hukum ada dua istilah yang menunjuk pada pertanggung
jawaban, yakni liability (the satate of being liabel) dan responsibility)
the state  or fact being  responsible). Liability merupakan istilah
hukum yang luas ( a boar legal term), yang di dalamnya antara lain
mengandung makna bahwa , " it has been referred to as of the most
comprehensive significance, including almost every character of
hazard or responsibility, absolute, cantigent, or likely. It has been
defined to mean : all character of debts and obligations .
……
• ASPEK TEORITIK PERTANGGUNGJAWABAN HUKUM
PEMERINTAH Konsep "onrechtmatige daad" terdapat
dalam hukum perdata, dalam perspektif ilmu hukum,
prinsip bahwa setiap tindakan onrechtmatig subjek
hukum yang menimbulkan kerugian bagi pihak lain,
mengharuskan adanya pertanggungjawaban bagi
subjek hukum yang bersangkutan merupakan prinsip
yang telah diakui dan diterima secara umum dalam
pergaulan hukum.
PERTANGGUNGJAWABAN PEMERINTAH DALAM
HTP
• Tanggung jawab pemerintah terhadap warga Negara atau Negara pihak ketiga
dianut oleh hampir semua warga Negara yang berdasarkan atas hukum. Dalam
perspektif hukum public, tindakan hukum pemerintahan itu selanjutnya
dituangkan dalam dan dipergunakan beberapa instrument hukum dan kebijakan
seperti peraturan (regeling), keputusan (besluit), peraturan kebijaksanaan
(beleidsregel), dan ketetapan (beschingkking).Hubungan hukum ini adalah yang
bersifat intern (interne rechtsbetrekking), yaitu hubungan prinsip dalam setiap
tindakan onrechmteig subjek hukum yang meninggalkan kerugian bagi pihak lain
mengharuskan adanya pertanggungjawaban bagi subjek hukum  yang
bersangkutan merupakan prinsip yang diakui dan diterima secara umum dalam
pergaulan hukum.Salah satu prinsip Negara hukum  adalah asas legalitas, yang
mengandung makna bahwa setiap tindakan hukum pemerintahan harus
berdasarkan pada peraturan perundangan yang berlaku. 
• Daftar Literatur 
•  Alie, Faried dan Muhidin Nurlina.2012.Hukum Tata PemerintahanHeteronom dan
Otonom. Bandung: PT. Refika AditamaBagir, Manan. 2004,
•  Hukum Positif Indonesia, Satu Kajian Teoritik,
•  FH UIIPress, Yogyakarta.Bisri, Ilhami. 2004,
•  Sistem Hukum Indonesia
• , PT Raja Grafindo Persada,Jakarta.Djamali, Abdoel, 1993,
•  Pengantar Hukum Indonesia
• , PT RajaGrafindoPersada, Jakarta.Ilmar, Aminuddin.2014.
Hukum Tata Pemerintahan.Jakarta: PrenadamediaGroupSiti Soetami, 2005,
•  Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara
• , PT Refika Aditama, Bandung
• HUKUM ADMINISTRASI NEGARA (DR. RIDWAN HR)
Perbedaan antara keputusan (beschikking) dengan peraturan (regeling) disebutkan dalam buku Hukum Acara Pengujian Undang-undan
.
Ulasan Lengkap.

Keputusan (beschikking) Peraturan (regeling)

Selalu bersifat individual and


Selalu bersifat general and abstract.
concrete.

Anda mungkin juga menyukai