Anda di halaman 1dari 5

TUGAS INDIVIDU

MATA KULIAH PENGANTAR ILMU POLITIK

OLEH:
SUDARNATI
E031221011

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


UNIVERSITAS HASANUDDIN
2022
Politik adalah semua lembaga-lembaga negara yang tersbut di dalam konstitusi negara ( termasuk
fungsi legislatif, eksekutif, dan yudikatif). Dalam Penyusunan keputusan-keputusan kebijaksanaan
diperlukan adanya kekuatan yang seimbang dan terjalinnya kerjasama yang baik antara suprastruktur dan
infrastruktur politik sehingga memudahkan terwujudnya cita-cita dan tujuan-tujuan masyarakat/Negara.
Dalam hal ini yang dimaksud suprastruktur politik adalah Lembaga-Lembaga Negara. Lembaga-lembaga
tersebut di Indonesia diatur dalam UUD 1945 yakni MPR, DPR, DPD, Presiden dan Wakil Presiden,
Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi, Komisi Yudisial. Lembaga-lembaga ini yang akan membuat
keputusan-keputusan yang berkaitan dengan kepentingan umum. Dalam skala sempit politik
Indonesia adalah Eksekutif dan Legislatif yang merupakan kedaulatan rakyat/masyarakat termanifestasi
dalam pemilihan parlemen dan presiden setiap lima tahun. Sejak berahirnya Orde baru yang
dipimpin presiden suharto dan mulainya Reformasi, setiap pemilu di Indonesia di anggap bebas, adil dan
profesional. Namun pelaku korupsi masih sering tertangkap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi hingga di
tahun 2021, Indonesia belum bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme maupun 'Politik Uang' dimana orang
bisa membeli Jabatan politik dan kekuasaan atau posisi Politik. Misalnya,
segmen Kemiskinan dari masyarakat Indonesia 'didorong' untuk memilih calon presiden tertentu pada hari
pemilihan dengan menerima uang kecil di dekat kotak suara atau dengan cara-cara strategis lainnya. Strategi
seperti ini masih tetap di lakukan, bahkan digunakan oleh semua pihak politik yang terlibat (dan ini
sebenarnya berarti race-nya lumaian adil maka berbeda dengan pemilih jaman Orde baru). Harapan
pemilihan selanjutnya seluruh keburukan-keburukan takkan terulang seperti masa lampau. Indonesia tidak
menganut sistem pemisahan kekuasaan melainkan pembagian kekuasaan. Walaupun mayoritas
penduduknya beragama Islam, Indonesia bukanlah sebuah negara dengan sistem pemerintahan Monarki
Absolut Islam atau Republik Islam.
Sebagaimana yang dijelaskan pada paragraph di atas dimana politik terdiri atas beberapa Lembaga.
Pertama eksekutif, Kekuasaan eksekutif dipimpin oleh seorang Presiden Indonesia yang merupakan kepala
negara sekaligus kepala pemerintahan. Dalam menjalankan tugasnya, presiden dibantu oleh seorang Wakil
Presiden Indonesia. Kemudian legislatif, kekuasaan legislatif terletak pada Majelis Permusyawaratan
Rakyat Republik Indonesia (MPR) yang dibagi menjadi sistem dua kamar, yaitu Dewan Perwakilan Rakyat
Republik Indonesia (DPR RI) dan Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI). Selanjutnya,
Cabang yudikatif terdiri dari Mahkamah Agung Republik Indonesia (MA) dan Mahkamah Konstitusi
Republik Indonesia (MK) yang secara bersama-sama memegang kekuasaan kehakiman. Kekuasaan
inspektif dipegang oleh Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia yang memiliki perwakilan di
setiap provinsi dan kabupaten/kota di seluruh wilayah Republik Indonesia.
Pemilihan umum (pemilu) di Indonesia pada awalnya ditujukan untuk memilih anggota lembaga
perwakilan, yaitu DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota. Setelah amendemen keempat UUD
1945 pada 2002, pemilihan presiden dan wakil presiden (pilpres), yang semula dilakukan oleh MPR,
disepakati untuk dilakukan langsung oleh rakyat dan dari rakyat sehingga pilpres pun dimasukkan ke dalam
rangkaian pemilu. Pilpres sebagai bagian dari pemilu diadakan pertama kali pada Pemilu 2004. Pada 2007,
berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2007, pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah
(pilkada) juga dimasukkan sebagai bagian dari rezim pemilu. Pemilihan umum di
Indonesia diselenggarakan setiap lima tahun serentak. Pemilihan yang dilakukan untuk memilih anggota
DPR, anggota DPD, dan anggota DPRD disebut pemilihan umum legislatif (Pileg); untuk memilih presiden
dan wakil presiden disebut pemilihan umum presiden (Pilpres); sementara untuk memilih kepala daerah
disebut pemilihan umum kepala daerah (Pilkada). Pemilihan umum di Indonesia menganut sistem
multipartai.
Sistem politik Indonesia diartikan sebagai kumpulan atau keseluruhan berbagai kegiatan dalam
Negara Indonesia yang berkaitan dengan kepentingan umum termasuk proses penentuan tujuan, upaya-
upaya mewujudkan tujuan, pengambilan keputusan, seleksi dan penyusunan skala prioritasnya. Ada
perbedaan antara sistem politik Indonesia dan negara demokratis lainnya, di antaranya adalah adanya MPR
yang merupakan ciri khas dari kearifan lokal Indonesia, MK yang juga berwenang mengadili sengketa hasil
pemilihan umum, bentuk negara kesatuan yang menerapkan prinsip-prinsip federalisme seperti adanya
DPD, dan sistem multipartai berbatas dengan setiap partai yang mengikuti pemilihan umum harus
memenuhi ambang batas 4% untuk dapat menempatkan anggotanya di DPR.

• Masa awal dan Orde Lama


Sejarah Orde Lama sangat erat kaitannya dengan proklamasi kemerdekaan Indonesia yang
dibacakan oleh Ir. Soekarno dan Moh. Hatta sebagai Proklamator. Peristiwa tersebut juga menjadi tonggak
awal Indonesia sebagai sebuah bangsa dan negara yang merdeka dari penjajahan. Setelah Proklamasi
Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) memilih
dan mengangkat Soekarno sebagai presiden dan Mohammad Hatta sebagai wakil presiden. Sehari
setelahnya, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 disahkan sebagai konstitusi,
meskipun pemberlakuannya sempat ditangguhkan seiring disahkannya kesepakatan Konferensi Meja
Bundar yang memasukkan RI sebagai bagian dari Republik Indonesia Serikat (RIS) yang
memiliki Konstitusi Republik Indonesia Serikat, Indonesia juga memiliki Daftar Perdana Menteri
Indonesia yang pertama kali dijabat oleh Sutan Syahrir hingga terakhir Soekarno yang menjabat sebagai
presiden sekaligus perdana menteri, Walaupun Volksraad atau "Dewan Rakyat" telah ada sejak zaman
Hindia Belanda, tetapi lembaga legislatif Indonesia baru dirintis melalui pembentukan Komite Nasional
Indonesia Pusat (KNIP) yang diketuai Kasman Singodimedjo, Pada masa RIS, dibentuk Dewan Perwakilan
Rakyat Republik Indonesia Serikat dan Daftar anggota senat Republik Indonesia Serikat, Lembaga
yudikatif telah berdiri sejak Kusumah Atmaja menjabat sebagai Daftar Ketua Mahkamah Agung Republik
Indonesia Mahkamah Agung Republik Indonesia pada 19 Agustus 1945.
Federasi RIS lahir sebagai hasil kesepakatan tiga pihak dalam Konferensi Meja Bundar,
yakni Republik Indonesia; Majelis Permusyawaratan Federal (BFO); dan Belanda. Kesepakatan tersebut
disaksikan juga oleh United Nations Commission for Indonesia (UNCI) sebagai perwakilan PBB.
Republik Indonesia Serikat resmi dibubarkan pada 17 Agustus 1950 dan digantikan oleh Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Pasca-RIS, Indonesia memasuki Sejarah Indonesia (1950–1959). Pada masa ini,
presiden berperan sebagai kepala negara sedangkan perdana menteri sebagai kepala pemerintahan.
Sementara itu, Undang-Undang Dasar Sementara Republik Indonesia digunakan sebagai konstitusi
sampai Konstituante berhasil menghasilkan UUD yang baru. Pada periode ini, Dewan Perwakilan Rakyat
Sementara dibentuk hingga anggota DPR hasil Pemilihan umum legislatif Indonesia 1955 terpilih.
Dekret Presiden 5 Juli 1959 menginisiasi Sejarah Indonesia (1959–1965). UUD 1945 kembali
dijadikan konstitusi. Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara dibentuk yang menjadi cikal bakal MPR.
Selain lembaga-lembaga di atas, Indonesia pernah memiliki lembaga pertimbangan sebagai salah
satu Lembaga Tinggi Negara. Awalnya, organisasi ini diberi nama Majelis Pertimbangan (MP), kemudian
Badan Pertimbangan Agung (BPA), Dewan Nasional, Dewan Pertimbangan Agung Sementara (DPAS),
dan terakhir Dewan Pertimbangan Agung

• Orde Baru
Orde baru merupakan sebuah istilah yang digunakan untuk memisahkan antara kekuasaanmasa
Sukarno (Orde Lama) dengan masa Suharto. Sebagai masa yang menandai sebuah masa baru setelah
pemberontakan Gerakan 30 September tahun 1965. Orde baru lahir sebagai upayauntuk: mengoreksi total
penyimpangan yang dilakukan pada masa Orde Lama, penataan kembali seluruh aspek kehidupan rakyat,
bangsa, dan negara Indonesia,melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen dan
menyusun kembali kekuatan bangsa untuk menumbuhkan stabilitas nasional guna mempercepat proses
pembangunan bangsa. Sejak MPRS menunjuk Soeharto sebagai Pejabat Presiden Republik Indonesia pada
1967 dan kemudian sebagai presiden pada tahun berikutnya, Indonesia memasuki masa Orde Baru. Pada
periode ini, gagasan antikomunisme berkembang sehingga Partai Komunis Indonesia dibubarkan dan
dilarang. Partai-partai politik disederhanakan — dari 10 partai politik yang berpartisipasi pada Pemilihan
umum legislatif Indonesia 1971 menjadi tiga partai politik yang mengikuti lima pemilu setelahnya. Partai
Golongan Karya menjadi pemenang dalam setiap pemilu, sementara Angkatan Bersenjata Republik
Indonesia (ABRI) menjalani dwifungsi sehingga ikut berpartisipasi dalam perpolitikan.

• Reformasi
Pemerintahan Soeharto akhirnya jatuh pada Mei 1998 sehingga Indonesia memasuki tonggak
sejarah baru yaitu reformasi. Sejarah Indonesia (1998–sekarang) dalam kancah politik Indonesia yang
dimulai sejak 1998 telah menghasilkan banyak perubahan penting dalam bidang politik di Indonesia, di
antaranya adalah empat kali amendemen terhadap UUD 1945 pada Sidang Umum MPR 1999, 2000, 2001
dan 2002. Hasilnya, pasal-pasal dalam konstitusi berubah dari 37 pasal menjadi 73 pasal dan hanya 11%
yang tidak berubah dari versi awalnya. Perubahan-perubahan paling penting di antaranya membatasi masa
jabatan presiden dan wakil presiden menjadi dua periode, membentuk Dewan Perwakilan Daerah (DPD)
yang bersama-sama dengan DPR menjadi anggota MPR, memurnikan dan memberdayakan sistem
pemerintahan presidensial alih-alih semipresidensial, melangsungkan pemilihan presiden secara
demokratis dan tidak dipilih oleh MPR, menata kembali mekanisme hubungan antarlembaga negara dan
tidak memberikan kedudukan konstitusional tertinggi kepada MPR, menghapus Dewan Pertimbangan
Agung. mengamanatkan pemilihan dengan prinsip langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil,
membentuk Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia untuk mengawal dan mempertahankan sistem
ketatanegaraan sebagaimana diatur dalam konstitusi, membentuk Komisi Yudisial Republik Indonesia, dan
menambah sepuluh pasal baru tentang hak asasi manusia.
Pasangan presiden dan wakil presiden mulai dipilih secara langsung oleh rakyat sejak Pemilihan
umum Presiden Indonesia 2004. Di sisi lain, kepala daerah (gubernur, bupati, dan wali kota) yang mulanya
dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), sejak tahun 2005 juga dipilih oleh rakyat
melalui Pemilihan kepala daerah di Indonesia. Pada cabang legislatif, anggota MPR terdiri atas anggota
DPR ditambah anggota DPD yang semuanya dipilih melalui pemilu legislatif.

• Pemerintahan daerah
Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah
Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan
prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik
Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Indonesia dibagi-bagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan/atau
kota yang diatur dengan undang-undang tersendiri mengenai pembentukan daerah tersebut. Setiap
kabupaten dan kota tersebut juga dibagi ke dalam satuan-satuan pemerintahan yang disebut
kecamatan/distrik. Setiap kecamatan/distrik tersebut dibagi ke dalam satuan-satuan yang lebih kecil yaitu
kelurahan, desa, nagari, kampung, gampong, pekon, dan sub-distrik serta satuan-satuan setingkat yang
diakui keberadaannya oleh UUD NKRI 1945
Pemerintahan daerah pada tingkat provinsi, kabupaten, dan kota terdiri atas Pemerintah Daerah
dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah/DPRD yang merupakan lembaga perwakilan rakyat daerah yang
keduanya merupakan unsur penyelenggara pemerintahan daerah. Pemerintah daerah memiliki kekuasaan
untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahannya menurut asas otonomi dan tugas
pembantuan, pemerintah daerah juga berhak menetapkan peraturan daerah dan peraturan lain untuk
melaksanakan otonomi dan tugas pembantuan. Pemerintah daerah berhak menjalankan otonomi seluas-
luasnya kecuali mengenai urusan politik luar negeri, pertahanan, keamanan, yustisi, moneter & fiskal
nasional dan agama.

Anda mungkin juga menyukai