OLEH:
SUDARNATI
E031221011
• Orde Baru
Orde baru merupakan sebuah istilah yang digunakan untuk memisahkan antara kekuasaanmasa
Sukarno (Orde Lama) dengan masa Suharto. Sebagai masa yang menandai sebuah masa baru setelah
pemberontakan Gerakan 30 September tahun 1965. Orde baru lahir sebagai upayauntuk: mengoreksi total
penyimpangan yang dilakukan pada masa Orde Lama, penataan kembali seluruh aspek kehidupan rakyat,
bangsa, dan negara Indonesia,melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen dan
menyusun kembali kekuatan bangsa untuk menumbuhkan stabilitas nasional guna mempercepat proses
pembangunan bangsa. Sejak MPRS menunjuk Soeharto sebagai Pejabat Presiden Republik Indonesia pada
1967 dan kemudian sebagai presiden pada tahun berikutnya, Indonesia memasuki masa Orde Baru. Pada
periode ini, gagasan antikomunisme berkembang sehingga Partai Komunis Indonesia dibubarkan dan
dilarang. Partai-partai politik disederhanakan — dari 10 partai politik yang berpartisipasi pada Pemilihan
umum legislatif Indonesia 1971 menjadi tiga partai politik yang mengikuti lima pemilu setelahnya. Partai
Golongan Karya menjadi pemenang dalam setiap pemilu, sementara Angkatan Bersenjata Republik
Indonesia (ABRI) menjalani dwifungsi sehingga ikut berpartisipasi dalam perpolitikan.
• Reformasi
Pemerintahan Soeharto akhirnya jatuh pada Mei 1998 sehingga Indonesia memasuki tonggak
sejarah baru yaitu reformasi. Sejarah Indonesia (1998–sekarang) dalam kancah politik Indonesia yang
dimulai sejak 1998 telah menghasilkan banyak perubahan penting dalam bidang politik di Indonesia, di
antaranya adalah empat kali amendemen terhadap UUD 1945 pada Sidang Umum MPR 1999, 2000, 2001
dan 2002. Hasilnya, pasal-pasal dalam konstitusi berubah dari 37 pasal menjadi 73 pasal dan hanya 11%
yang tidak berubah dari versi awalnya. Perubahan-perubahan paling penting di antaranya membatasi masa
jabatan presiden dan wakil presiden menjadi dua periode, membentuk Dewan Perwakilan Daerah (DPD)
yang bersama-sama dengan DPR menjadi anggota MPR, memurnikan dan memberdayakan sistem
pemerintahan presidensial alih-alih semipresidensial, melangsungkan pemilihan presiden secara
demokratis dan tidak dipilih oleh MPR, menata kembali mekanisme hubungan antarlembaga negara dan
tidak memberikan kedudukan konstitusional tertinggi kepada MPR, menghapus Dewan Pertimbangan
Agung. mengamanatkan pemilihan dengan prinsip langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil,
membentuk Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia untuk mengawal dan mempertahankan sistem
ketatanegaraan sebagaimana diatur dalam konstitusi, membentuk Komisi Yudisial Republik Indonesia, dan
menambah sepuluh pasal baru tentang hak asasi manusia.
Pasangan presiden dan wakil presiden mulai dipilih secara langsung oleh rakyat sejak Pemilihan
umum Presiden Indonesia 2004. Di sisi lain, kepala daerah (gubernur, bupati, dan wali kota) yang mulanya
dipilih oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), sejak tahun 2005 juga dipilih oleh rakyat
melalui Pemilihan kepala daerah di Indonesia. Pada cabang legislatif, anggota MPR terdiri atas anggota
DPR ditambah anggota DPD yang semuanya dipilih melalui pemilu legislatif.
• Pemerintahan daerah
Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah
Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan
prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik
Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Indonesia dibagi-bagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah provinsi itu dibagi atas kabupaten dan/atau
kota yang diatur dengan undang-undang tersendiri mengenai pembentukan daerah tersebut. Setiap
kabupaten dan kota tersebut juga dibagi ke dalam satuan-satuan pemerintahan yang disebut
kecamatan/distrik. Setiap kecamatan/distrik tersebut dibagi ke dalam satuan-satuan yang lebih kecil yaitu
kelurahan, desa, nagari, kampung, gampong, pekon, dan sub-distrik serta satuan-satuan setingkat yang
diakui keberadaannya oleh UUD NKRI 1945
Pemerintahan daerah pada tingkat provinsi, kabupaten, dan kota terdiri atas Pemerintah Daerah
dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah/DPRD yang merupakan lembaga perwakilan rakyat daerah yang
keduanya merupakan unsur penyelenggara pemerintahan daerah. Pemerintah daerah memiliki kekuasaan
untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahannya menurut asas otonomi dan tugas
pembantuan, pemerintah daerah juga berhak menetapkan peraturan daerah dan peraturan lain untuk
melaksanakan otonomi dan tugas pembantuan. Pemerintah daerah berhak menjalankan otonomi seluas-
luasnya kecuali mengenai urusan politik luar negeri, pertahanan, keamanan, yustisi, moneter & fiskal
nasional dan agama.