Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

INOVASI PENYULUHAN PERTANIAN

(FUNGSI DAN MANFAAT TRANSPLANTER BAGI PETANI)

DOSEN PEMBIMBING :

Ir. Hermaya Rukka,M.Si

Arief Sirajuddin,S.ST.,M.I.KOM

PLP :

Muzakkir,S.ST

Atika,S.ST

OLEH :

MUH.OCHA TRIAWAN HALIQ

05.01.19.1778

2B / DIV PENYULUHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN

KEMENTERIAN PERTANIAN

BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN

POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN (POLBANTAN GOWA )

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas berkat limpahan
Rahmatnya Nya ,masih ada dalam diri kita semangat dan motivasi keikhlasan ,berada dalam
jalan perjuangan ,jalan yang sangat panjang ,bahkan menembus ruang dan waktu ,berada
dalam ikatan kekeluargaan yang saling menguatkan satu sama lain seperti bangunan yang
tersusun kokoh,tetap setia memperjuangkan ideology kebenaran serta tetap kuat berusaha
sampai titik darah penghabisan dalam rangkah mencapai kehidupan mulia atau mati sebagai
pahlawan nasib suatu bangsa sangat ditentukan oleh kondisi pemudanya jika ada perubahan
besar dalam sejarah perjalanan bangsa maka pemuda selalu tampil dan berperan dalam proses
perubahan itu ,baik itu sebagai orang yang melakukan dobrakan kuat ,sebagai pelopor
terhadap terjadinya sesuatu atau bahkan sebagai pendukung demi terciptanya suatu tatanan
hidup yang lebih baik.

Makalah ini isinya mengenai “MANFAAT DAN FUNGSI TRANSPLANTER BAGI


PETANI”. Dimana di dalamnya penulis mengkaji secara rinci tentang transplanter tersebut.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.Oleh karena itu,
kritik dan saran sifatnya konstruktif sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Mudah-mudahan dengan adanya bahan bacaan ini dapat membantu dan bermanfaat bagi kita
semua.

Unaaha, 20 oktober 2020

MUH.OCHA TRIAWAN HALIQ


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PEMBAHASAN

A. Pembahasan

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Salah satu sasaran yang diingingkan dalam peningkatan kualitas produksi pertanian
adalah supaya hasil produksi pertanian kita dapat bersaing dengan hasil produksi pertanian
negara lain dan dapat mendorong peningkatan penjualan hasil pertanian sekaligus dapat
memperoleh harga jual yang lebih baik sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani.
Oleh karena itu segala kegiatan dalam sektor pertanian diusahakan dapat meningkatkan
kemampuan petani untuk meningkatkan hasil produksinya juga untuk meningkatkan kualitas
produksi pertaniannya.

Dalam jangka panjang, Indonesia diperkirakan masih harus mengimpor beras untuk
mencukupi kebutuhan dalam negeri yang terus meningkat. Meningkatnya biaya produksi,
keterbatasan tenaga kerja, disisi lain harga komoditi padi relatif tetap telah mempersulit
upaya menuju swasembada beras.

Kegiatan tanam pada budidaya padi memerlukan banyak tenaga, yakni sekitar 25 %
dari seluruh kebutuhan tenaga kerja budidaya. Teknologi mekanisasi budidaya padi telah
banyak diintroduksikan, namun sampai saat ini belum sepenuhnya dilaksanakan.
Mekanisasisebagai alternatif solusi tenaga tanam dilaksanakan dengan penggunaan alsin
penanam bibit padi (rice transplanter).

Tujuan

Tujuan kegiatan pembuatan makalah ini yaitu:

a. Sebagai tugas mata kuliah inovasi penyuluhan pertanian

b. Mencari informasi tentang manfaat dan fungsi transplanter bagi petani.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Rice transplanter adalah jenis mesin penanam padi yang dipergunakan untuk
menanam bibit padi yang telah disemaikan pada areal khusus dengan umur tertentu, pada are
al tanah sawah kondisi siap tanam, mesin dirancang untuk bekerja pada lahan berlumpur
(puddle). Oeh karena itu mesin ini dirancang ringan dan dilengkapi dengan alat
pengapung (Sutrisno, 2001).

Rice transplanter adalah mesin modern untuk menanam bibit padi dengan sistem
penanaman yang serentak. Cara pakai alat ini sangat gampang bibit gabah dalam petakan
sawah seluas 20×80 cm. Setelah tumbuh menjadi bibit dan sudah berumur 15 hari, bibit
tersebut ditaruh di atas mesin rice transplater. Selanjutnya, mesin siap beroperasi. Dalam
sekali gerak, mesin ini dapat membuat 4 jalur dengan jarak antar jalur 30 cm. Hanya dalam
waktu 4 jam, satu ton bibit padi yang digendongnya sudah habis ditanam (Mardikanto, 2003).

Bibit padi yang akan ditanam harus disemaikan pada tempat pembibitan yang tidak
memungkinkan akar bibit menembus lapisan tanah. Tujuannya yaitu agar bibit mudah untuk
diangkat dan disusun pada baki-baki(trays) tanpa merusak sistem perakaran bibit dan
selanjutnya dapat dipasang pada platfrom bibit yang ada pada rice transplanter. Persemaian
dapog merupakan sistem pembibitan padi yang dianjurkan untuk pemindah tanaman bibit
padi ke sawah. Pada sistem ini, bibit padi ditumbuhkan pada baki-baki pembibitan atau pada
petak-petak pembibitan yang diberi alas plastik (Chozin, 2016).

Tanaman padi terdiri dari akar, batang, daun, bunga dan buah. Batang padi beruas-
ruas yang didalamnya berongga (kosong), tingginnya 1,0 m sampai 1,5 m. Pada tiapa-tiap
buku tumbuh daun yang berbentuk pita dan berpelepahpelepah itu membalut hampir
sekeliling batang tiap batang padi bila telah tiba waktunya akan keluar bungan dan dikenal
dengan bunga majemuk sedangkan galipnya disebut bulir. Di bunga terdapat dua helai sekam
mahkota. Pada saat terjadi penyerbukan, bunga akan mereka (terbuka) dan setelah
penyerbukan berlalu, maka daun bunga akan terkatup kembali (Soemartono,1980).
Rice transplanter adalah jenis mesin penanam padi yang dipergunakan untuk
menanam bibit padi yang telah disemaikan pada areal khusus dengan umur tertentu, pada are
al tanah sawah kondisi siap tanam, mesin dirancang untuk bekerja pada lahan berlumpur
(puddle). Oeh karena itu mesin ini dirancang ringan dan dilengkapi dengan alat pengapung.
Persemaian dapog merupakan sistem pembibitan padi yang dianjurkan untuk pemindah
tanaman bibit padi ke sawah. Pada sistem ini, bibit padi ditumbuhkan pada baki-baki
pembibitan atau pada petak-petak pembibitan yang diberi alas plastik (Lakitan, 1996).

Unadi dan Suparlan (2011) menyatakan bahwa mesin transplanter selain berfungsi
untuk mengisi kekurangan tenaga kerja manusia dan tingkat upah yang semakin mahal, maka
mesin transplanter dapat meningkatkan efisiensi usahatani melalui penghematan tenaga,
waktu, dan biaya produksi serta dengan mesin transplanter dapat menyelamatkan hasil dan
meningkatkan mutu produk pertanian.

Transplanter padi merupakan alat penanam bibit dengan jumlah, kedalaman, jarak dan
kondisi penanaman seragam. Secara umum ada dua jenis mesin tanam bibit padi, dibedakan
berdasarkan cara penyemaian dan persiapan bibit padinya. Yang pertama, yaitu mesin yang
memakai bibit yang ditanam/disemai di lahan (washed root seedling). Mesin ini memiliki
kelebihan yaitu dipergunakan tanpa harus mengubah cara persemaian bibit yang biasa
dilakukan secara tradisional sebelumnya. Namun demikian waktu yang dibutuhkan untuk
mengambil bibit cukup lama, sehingga kapasitas kerja total mesin menjadi kecil. Kedua
adalah mesin tanam yang memakai bibit secara khusus disemai pada kotak khusus. Mesin
jenis ini mensyaratkan perubahan total dalam pembuatan bibit.

Mekanisme kerja mesin transplanter yaitu sumber tenaga berasal dari motor bensin.
Energi dari engine digunakan untuk menggerakkan poros melalui kopel, putaran poros
dihubungkan dengan dua macam gear. Gear pertama digunakan untuk menjalankan papan
benih yang bergerak kanan-kiri, sedangkan gear yang kedua digunakan untuk memutar jari-
jari tanam dari sprocket yang dihubungkan dengan rantai. Jari-jari tanam akan menjepit bubit
yang tersedia di papan benih. Papan benih bergerak secara lateral sesuai dengan perputaran
jari-jari tanam. Gerakan papan benih diatur oleh mekanisme gigi ratchet. Gigi ratchet
digunakan untuk mekanisme pengunci sewaktu menahan suatu beban (Tsuga Kohnosuke,
1992).
BAB III

PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Pembahasan

Dengan menggunakan mesin rice transplanter, petani membutuhkan tenaga yang lebih
sedikit untuk menanam padi. Bahkan, mesin transplanter bisa menentukan jarak antar
tanaman padi yang memungkinkan untuk pertumbuhan optimal.”Perkembangan zaman
membuat tak banyak lagi buruh tani yang tersisa. Sedangkan di Indonesia, pemilik sawah
masih tergolong banyak. Masalah datang ketika musim tanam tiba. Para petani dan pemilik
lahan tidak memiliki sumber daya manusia yang mencukupi untuk membantu proses
penanaman padi,” ujar Dirjen PSP Sarwo Edhy.

Namun, dengan kehadiran mesin rice transplanter, hal ini bisa diatasi. Petani tidak
perlu lagi bingung masalah kekurangan tenaga karena bisa dilakukan secara otomatis dengan
menggunakan mesin. Rice transplanter bisa menanam padi secara otomatis pada lahan yang
sudah disiapkan.”Mesin ini juga bekerja dalam waktu yang lebih cepat daripada
menggunakan tenaga manusia. Dengan menggunakan mesin ini, petani malah diuntungkan
karena pekerjaan selesai secara lebih efisien dan praktis,” paparnya.Kehebatan mesin
transplanter untuk membantu petani menanam padi sudah seharusnya tidak diragukan lagi.
Pasalnya, alsintan andalan Kementan ini bisa memperkirakan jarak yang tepat antar padi
untuk bertumbuh.
Keunggulan yang ditawarkan mesin transplanter ini diantaranya :

(1) produktivitas tanam cukup tinggi yaitu 5 jam/ha,

(2) jarak tanam dalam barisan dapat diatur dengan ukuran 12, 14, 16, 18, 21 cm,

(3) penanaman yang presisi (akurat),

(4) tingkat kedalaman tanam dapat diatur dari 0,7 – 3,7 cm (5 level kedalaman),

(5) jumlah tanaman dalam satu lubang berkisar 2 – 4 tanaman per lubang dan

(6) jarak dan kedalaman seragam sehingga pertumbuhan dapat optimal dan seragam.

Adapun kelemahan yang dimiliki oleh mesin ini diantaranya:

(1) jarak antar barisan (gawangan 30 cm) tidak dapat diubah,

(2) tidak dapat dioperasionalkan pada kedalaman sawah lebih dari 40 cm,

(3) untuk membawa mesin ke sawah atau ke tempat lain diperlukan alat angkut,

(4) perlu bibit dengan persyaratan khusus, dan

(5) harga masih relatif mahal sehingga tidak terjangkau petani.

Produktivitas Tenaga Kerja Faktor produksi tenaga kerja, merupakan faktor produksi
yang penting dan perlu diperhitungkan dalam proses produksi dalam jumlah yang cukup
bukan saja dilihat dari tersedianya tenaga kerja tetapi juga kualitas dan macam tenaga kerja
perlu pula diperhatikan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada faktor produksi tenaga
kerja menurut Soekartawi (2003) adalah :

a) Tersedianya tenaga kerja Setiap proses produksi diperlukan tenaga kerja yang cukup
memadai. Jumlah tenaga kerja yang diperlukan perlu disesuaikan dengan kebutuhan
sampai tingkat tertentu sehingga jumlahnya optimal. Jumlah tenaga kerja yang
diperlukan ini memang masih banyak dipengaruhi dan dikaitkan dengan kualitas tenaga
kerja, jenis kelamin, musim dan upah tenaga kerja.
b) Kualitas tenaga kerja Dalam proses produksi, apakah itu proses produksi barang-barang
pertanian atau bukan, selalu diperlukan spesialisasi. Persediaan tenaga kerja spesialisasi
ini diperlukan sejumlah tenaga kerja yang mempunyai spesialisasi pekerjaan tertentu,
dan ini tersedianya adalah dalam jumlah yang terbatas. Bila masalah kualitas tenaga
kerja ini tidak diperhatikan, maka akan terjadi kemacetan dalam proses produksi. Sering
dijumpai 15 alat-alat teknologi canggih tidak dioperasikan karena belum tersedianya
tenaga kerja yang mempunyai klasifikasi untuk mengoperasikan alat tersebut. Maka
dalam hal ini dibutuhkan tenaga kerja yang sudah berpengalaman, kualifikasi pendidikan
yang mempunyai pemikiran yang maju.

Yang pertama dilakukan yaitu pengenalan tentang alat rice transplanter beserta
dengan komponen atau bagian-bagian alat tersebut. Yang pertama diperkenalkan yaitu pada
bagian belakang alat yaitu terdapat sakelar utama, tuas pedal gas, tuas kopling utama, tuas
kopling tanan, tuas kopling kemudi kiri dan kemudi kanan, tuas penyesuaian pengambilan
kedalaman dan tuas penyesuaian kedalaman tanam. Pada komponen-komponen ini masing-
masing memiliki fungsi yang berbeda-beda.

Pada alat ini, pada komponen tuas penyesuaian lubang tanam, memiliki fungsi yaitu
mengatur atau menyesuaikan kedalaman untuk tanaman, agar tanaman yang ditanam tidak
terlalu kedalaman dan uga tidak terlalu dangkal. Pada alat ini juga terdapat tuas kopling
kemudi kanan dan tuas kopling kemudi kiri. Alat ini dapat digunakan pada saat ingin
berhenti. Fungsi dari kedua tuas ini sam dengan fungsi tuas kopling kemudi kiri dan kanan
yang terdapat pada traktor tangan.

Selanjutnya yang diperkenalkan yaitu rice transplanter bagian depan. Pada bagin
depan mesin ini, terdapat komponen yang disebut dengan platfrom bibit. Platfrom ini
berfungsi untuk meletakkan bibit yang akan ditanam, sedangkan bibit tanaman cadangan
dapat diletakkan pada penyimpanan bibit cadangan yang ada didepan platfrom tersebut. Pada
alat rice transplanter ini terdapat suatu bagian yang disebut dengan pelampung. Komponen
ini berfungsi untuk membuat mesin ini dapat mengapung di persawahan agar roda atau mesin
ini tidsk terbenam di persawahan.
Selanjutnya yaitu pengenalan tentang alat penebar benih. Alat ini berukuran kecil.
Cara kerja alat ini yaitu didorong. Alat ini dapat diatur berapa banyak benih yang akan
dikeluarkan. Dengan adanya mesin-mesin ini, para petani lebih menghemat tenaga kerja dan
menghemat waktu. Karena mesin ini dapat meringankan beban para petani dalam melakukan
penanaman benih dan penebaran bibit.
BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan

Transplanter adalah jenis mesin penanam padi yang dipergunakan untuk menanam
bibit padi yang telah disemaikan pada areal khusus dengan umur tertentu, pada are al tanah
sawah kondisi siap tanam, mesin dirancang untuk bekerja pada lahan berlumpur (puddle).
Oeh karena itu mesin ini dirancang ringan dan dilengkapi dengan alat pengapung. Pada mesin
ini terdapat komponen-komponen yang masing-masing komponennya memiliki fungsi yang
berbeda-beda. Contoh komponennya yaitu tuas kopling utama, sakelar utama, platfrom bibit,
roda pengapung, lampu dan lain-lainnya.

Dengan menggunakan mesin rice transplanter, petani membutuhkan tenaga yang lebih
sedikit untuk menanam padi. Bahkan, mesin transplanter bisa menentukan jarak antar
tanaman padi yang memungkinkan untuk pertumbuhan optimal.”Perkembangan zaman
membuat tak banyak lagi buruh tani yang tersisa. Sedangkan di Indonesia, pemilik sawah
masih tergolong banyak. Masalah datang ketika musim tanam tiba. Para petani dan pemilik
lahan tidak memiliki sumber daya manusia yang mencukupi untuk membantu proses
penanaman padi

Saran

` Sebaiknya pemerintah lebih memperhatikan daerah yang masih dalam tahap


perkembangan yang memiliki potensi sumber daya manusia maupun alamnya yang melimpah
agar dapat terealisasi dengan baik dan menumbuhkan pertanian yang lebih maju kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA

Adi, I.R. 2003. Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat dan Intervensi.


Komunitas. FEUI. Jakarta.

Mardikanto, T. 2010. Sistem Komunikasi Pembangunan. UNS Press. Surakarta Sumaryo,

I. Listiana, dan D.T. Gultom. 2012. Dasar-dasar Penyuluhan


danKomunikasi. Anugerah Utama Raharja (AURA). Bandar
Lampung.

Anda mungkin juga menyukai