PENDAHULUAN
perkebunan yang penting karena merupakan sumber bahan baku industri yang
dapat meningkatkan devisa negara dan pendapatan petani kakao. Produksi biji
kakao Indonesia secara signifikan terus meningkat, namun mutu yang dihasilkan
sangat rendah dan beragam diantaranya tidak terfermentasi, tidak cukup kering,
ukuran biji tidak seragam dan cita rasa sangat beragam. Salah satu cara untuk
2013).
kakao di Indonesia tertuang dalam standar nasional indonesia biji kakao. Standar
persyaratan umum dan khususnya guna menjaga konsistensi mutu biji kakao yang
dihasilkan. Klasifikasi atau penggolongan mutu biji kakao kering menurut SNI
2323-2008 yaitu, menurut jenis tanaman, biji kakao digolongkan menjadi dua,
yaitu biji kakao mulia dan biji kakao lindak. Standar mutu biji kakao Indonesia
diatur dalam standar nasional indonesia biji kakao yang mempersyaratkan kadar
kakao mulia berasal dari varietas criollo dengan kulit buah berwarna merah dan
1
Universitas Sumatera Utara
kakao lindak berasal dari varietas forastero dengan kulit buah berwarna hijau
(Poedjiwidodo, 1996).
beragam dari segi jumlah biji, sarana dan waktu fermentasi. Fermentasi dilakukan
didalam keranjang, peti kayu sederhana atau karung plastik. Yang dilakukan oleh
menyimpan biji hasil panen didalam karung plastik selama 1-2 hari kemudian
semen, tikar atau anyaman bambu. Proses fermentasi yang terjadi selama
2014).
yang tinggi tanpa diikuti cara panen dan pascapanen yang benar tidak akan
menjamin pendapatan yang tinggi. Pada saat panen buah kakao harus diperhatikan
tingkat kemasakan buah dan cara panennya. Sedangkan pada pascapanen kakao
Titik berat pengolahan biji kakao terletak pada proses fermentasi. Pada
proses ini akan terjadi pembentukan citarasa khas kakao, pengurangan rasa pahit
dan sepat, dan perbaikan kenampakan fisik biji kakao. Proses fermentasi adalah
penentu dari pengolahan biji kakao, salah satu tolak ukur ketidak sempurnaannya
fermentasi adalah dihasilkannya biji slaty, yaitu biji yang memiliki tekstur seperti
keju. Biji kakao yang tidak difermentasi warnanya lebih pucat bila dibandingkan
2
Universitas Sumatera Utara
dengan terfermentasi sempurna. Proses fermentasi menentukan mutu biji kakao,
aerobik. Proses fermentasi akan berjalan baik jika tersedia cukup oksigen dan
akan muncul panas yang merupakan hasil oksidasi senyawa gula di dalam pulpa
(lendir). Mikroba memanfaatkan senyawa gula yang ada di dalam pulpa sebagai
media tumbuh sehingga lapisan pulpa terurai menjadi cairan yang encer dan
2008).
cokelat yang sangat rendah atau rasa pahit dan biji yang slaty, umumnya
dihasilkan dari proses fermentasi yang terlalu singkat (kurang dari 3 hari).
Sedangkan biji rapuh dan berbau kurang sedap atau kadang berjamur adalah
produk dari proses fermentasi yang terlalu lama (labih dari 5 hari), biji kakao
berjamur atau hitam tidak memiliki citara cokelat yang baik. Biji dengan waktu
fermentasi tepat 5 hari mempunyai warna belahan cokelat agak tua dan tekstur
(Widyotomo, 2008).
Kakao mengandung lebih banyak zat besi dari hampir semua sayuran
lainnya (10,5 mg/100g). Komposisi mineral dari coklat bubuk tiap 100 gram
3
Universitas Sumatera Utara
Peranan kalsium berfungsi dalam mencegah osteoporisis pada tulang
serta membentuk tulang dan gigi. Magnesium dalam tubuh berfungsi membantu
tubuh yang membantu menjaga tekanan osmotik. Natrium dalam tubuh berperan
dalam kakao dan produk-produk cokelat, tetapi masih sedikit pengetahuan tentang
jenis dan kandungan mineral yang ada didalam biji kakao. Berdasarkan uraian
diatas, pada penelitian ini akan dilakukan penentuan analisis kandungan mineral
kalsium, magnesium, kalium dan natrium pada biji kakao non fermentasi dan
kalium dan natrium pada biji kakao non fermentasi menjadi biji kakao fermentasi.
deteksi kurang dari 1 ppm) dan pelaksanaannya relatif sederhana (Gandjar dan
Rohman, 2009).
adalah:
4
Universitas Sumatera Utara
b. Apakah terdapat peningkatan kadar mineral kalsium, magnesium, kalium
dan natrium pada biji kakao non fermentasi menjadi biji kakao
fermentasi.
1.3 Hipotesis
natrium pada biji kakao non fermentasi menjadi biji kakao fermentasi.
natrium pada biji kakao non fermentasi menjadi biji kakao fermentasi.
5
Universitas Sumatera Utara