Anda di halaman 1dari 9

Publikasi Online Mahsiswa Teknik Mesin

Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya


Volume 1 No. 1 (2018)

PERENCANAAN DAN PENELITIAN


MESIN PERTANIAN TANAM PADI TIPE 2 BARIS
Mohammad Badrudin
Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Jalan Semolowaru No. 45 Surabaya 60118, Tel. 031-5931800, Indonesia
email: mohbadru89@gmail.com

ABSTRAK
Indonesia is the second largest agricultural country after Thailand for Southeast Asia. Rice is
a commodity crop that is widely planted as a staple food society in this country. At present,
rice cultivation system in Indonesia is still relatively traditional where it still needs human
labor and big cost and long enough time for that is needed alternative technology tool that can
be used in simple, easy and low cost. This machine is designed with the capacity of 25x15x3cm
x 2 tray seedlings, and 4-6 cm planting depth and uses two planting units. Where this machine
uses a motor rider that drives the wheels, tray and planting unit.
Keywords: two-row rice planting tools, planting unit, seed tray capacity, and depth of
planting..

PENDAHULUAN menyatakan diri bahwa Indonesia mencapai


Padi atau beras merupakan salah satu tanaman tingkatan swasembada beras, yang telah
untuk memenuhi kebutuhan bahan makanan dirintis melalui berbagai program salah
pokok bagi manusia. Dimana biasanya satunya penggunaan bibit unggul, sistem dan
tanaman padi sering kita temui di Negara- teknologi pertanian yang memadai.
negara agraris salah satunya Indonesia. Selain Berbicara tentang sistem dan teknologi
sebagai sumber karbohidrat, dua pertiga pertanian yang memadai, pada saat ini sistem
kebutuhan kalori diperoleh dari beras. tanam padi di Indonesia masih terbilang
Akibatnya, wajar jika beras merupakan tradisional. Dimana masih membutuhkan
komponen yang terpenting dari “Indeks harga tenaga manusia dan biaya yang besar serta
bahan pangan dan biaya hidup”. Disisi lain, waktu yang cukup lama. Seperti yang kita
beras juga merupakan sumber lapangan kerja tahu bahwa untuk mencari sumber daya
yang terbesar di bidang pertanian, merupakan manusia sangat sulit dan sedikit pada saat ini
massive industry yang melibatkan banyak karena banyak yang meninggalkan pekerjaan
orang (Hatta Sunanta, 2006). sebagai buruh tani dan beralih ke pekerjaan
Produksi padi Indonesia mengambil sekitar lainnya untuk itu diperlukan alternatif
9% dari total produksi dunia. Indonesia teknologi alat yang dapat digunakan secara
negara penghasil beras ke tiga terbesar di sederhana, mudah dan biaya murah dan tidak
dunia, setelah China (30%) dan India (21%). membutuhkan banyak tenaga manusia. Dalam
Namun, kedua negara terakhir adalah net mengatasi permasalahan tersebut banyak
eksportir beras, berbeda dengan Indonesia penelitian yang bertujuan mengembangkan
yang mejadi negara net importir beras sejak teknologi atau peralatan pertanian yang
akhir 1980-an. Kemudian pada tahun 1984 efektif dan efisien salah satunya alat tanam
pemerintah Indonesia (Orde Baru)
Publikasi Online Mahasiswa Teknik Mesin UNTAG Surabaya – Vol. 1 No. 1 (2018)

padi semi otomatis yang dapat memudahkan 3. Motor dengan daya 6,5 PK atau
dan mempercepat proses penanaman padi. 4,85KW dengan kecepatan putaran
Perkembangan sistem penanaman padi 3600 rpm.
sebelum tahun 1965 hampir semua 4. Menggunanan gear box dengan rasio
menggunakan teknolgi sistem tanam pindah 1: 60, 1:2, 1:6, dan 8:1
(The Transplanter) dengan menggunakan 5. Kapasitas tray padi ukuran
bibit padi persemaian 30-40 hari. 25x15x3cm x 2 buah.
(Anonim,1979) Sedangkan sistem tanam 6. Bibit padi umur 20 hari.
pindah (the transplanter)di Jepang dimulai 7. Pengujian jumlah bibit per-rumpun.
dengan penggunaan alat bibit tanam padi 8. Kondisi tanah siap tanam
tersebut dengan tenaga penggerak untuk 9. Kinerja mesin meliputi efisiensi
tanamnya ditarik dengan traktor (traktor waktu dan luas area.
mounted) dan menggunakan bibit persemaian
kering (band-type seedling) dimana TUJUAN MASALAH
penempatan bibit menggunakan kotak Untuk mendapatkan suatu rancangan
persemaian (mat-type seedling) dan sampai alat penanam padi tipe 2 baris dengan system
saat ini berkembang alat tanam bibit padi tanam pindah dengan cara ditarik
dengan tenaga penggerak untuk tanam padi menggunakan motor bakar, dimana motor
ditarik dan diputar oleh motor bakar bergerak sebagai tenaga penggerak untuk roda, lengan
sendiri (self-propelled transplanter). penanam dan tray padi serta melakukan uji
(Anonim, 1984). Sedangkan perkembangan coba dilapangan terhadap kinerja alat yang
di Indonesia sejak tahun 1983 dikembangkan telah dibuat berdasarkan rancangan tersebut.
alat tanam padi (manual transplanter) model
IRRI sederhana, mudah dan murah. (Anonim, PENGERTIAN PADI
2007). Padi (bahasa latin: Oryza sativa L.)
Melihat adanya peluang besar dalam merupakan salah satu tanaman budidaya
mengembangkang alat tanam padi dengan terpenting dalam peradaban. Meskipun
system tanam pindah untuk kedepannya, terutama mengacu pada jenis tanaman
Maka pada kesempatan kali ini penulis akan budidaya, padi juga digunakan untuk
melakukan perancangan untuk membuat alat mengacu pada beberapa jenis dari marga
tanam padi tipe dua baris dengan system (genus) yang sama, yang biasa disebut
tanam pindah yang ditarik dan digerakkan sebagai padi liar. Padi diduga berasal dari
oleh motor bakar. Dalam rangka tersebut India atau Indocina dan masuk ke Indonesia
maka penulis mengadakan Perancangan dibawa oleh nenek moyang yang migrasi dari
Mesin Pertanian Tanam Padi Tipe Dua Baris daratan Asia sekitar 1500 SM. Asal-usul
sebagai tugas akhir untuk menempuh budidaya padi diperkirakan berasal dari
pendidikan Strata 1 Teknik Mesin. daerah lembah Sungai Gangga dan Sungai
Brahmaputra dan dari lembah Sungai
BATASAN MASALAH Yangtse. [https://id.wikipedia.org/wiki/Padi]
Pada penelitian dan perancangan alat Padi pada saat ini tersebar luas di seluruh
ini akan banyak permasalahan yang muncul. dunia dan tumbuh di hampir semua bagian
Oleh karena itu, maka penulis mengambil dunia yang memiliki cukup air dan suhu udara
batasan-batasan masalah antara lain sebagai cukup hangat. Padi menyukai tanah yang
berikut : lembab dan becek. Sejumlah ahli menduga,
1. Alat penanam padi tipe 2 baris dengan padi merupakan hasil evolusi dari tanaman
dua unit penanam. moyang yang hidup di rawa. Pendapat ini
2. Perancangaan unit penanam dimana berdasar pada adanya tipe padi yang hidup di
motor sebagai penggerak roda, lengan rawa-rawa (dapat ditemukan di sejumlah
penanam dan tray padi. tempat di Pulau Kalimantan), kebutuhan padi
yang tinggi akan air pada sebagian tahap

2
Publikasi Online Mahasiswa Teknik Mesin UNTAG Surabaya – Vol. 1 No. 1 (2018)

kehidupannya, dan adanya pembuluh khusus tumbuh di ladang atau di sawah pasang surut.
di bagian akar padi yang berfungsi Berikut ini adalah beberapa syarat tumbuh
mengalirkan udara (oksigen) ke bagian akar. tanaman padi sawah yang wajib di ketahui
Pada tahun 1984 pemerintah Indonesia pernah jika ingin bertanam padi sawah.
meraih penghargaan dari PBB (FAO) karena Syarat utama yang harus di penuhi untuk
berhasil meningkatkan produksi padi hingga menanam padi sawah adalah kebutuhan air
dalam waktu 20 tahun dapat berubah dari yang harus tercukupi. Jika tidak maka
pengimpor padi terbesar dunia menjadi pertumbuhan padi sawah yang di tanam akan
negara swasembada beras. Prestasi ini tidak terhambat dan produktivitasnya menurut.
dapat dilanjutkan dan baru kembali pulih Berikut ini syarat tumbuh tanaman padi
sejak tahun 2007. sawah yang harus di perhatikan:
Menurut Kartasapoetra (2003), klasifikasi Tumbuh di daerah tropis/subtropis pada 45°
botani tanaman padi adalah sebagai berikut: LU sampai 45° LS dengan cuaca panas dan
Divisi : Spermatophyta kelembaban tinggi dengan musim hujan 4
Sub divisi : Angiospermae bulan. Rata-rata curah hujan yang baik adalah
Kelas : Monotyledonae 200 mm.bulan-1 atau 1500-2000mm.tahun-1.
Keluarga : Gramineae (Poaceae) Padi dapat ditanam di musim kemarau atau
Genus : Oryza hujan, pada musim kemarau produksi
Spesies : Oryza sativa meningkat asalkan air irigasi selalu tersedia.
Pusat penanaman padi di Indonesia adalah Di musim hujan, walaupun air melimpah
Pulau Jawa (Karawang, Cianjur), Bali, prduksi dapat menurun karena penyerbukan
Madura, Sulawesi, dan akhir-akhir ini kurang intensif. Di dataran rendah padi
Kalimantan. Pada tahun 1992 luas panen padi memerlukan ketinggian 0-650 m dpl dengan
mencapai 10.869.000 ha dengan rata-rata temperature 22-27°C sedangkan di dataran
hasil 4,35 ton/ha/tahun. Produksi padi tinggi 650-1.500 m dpl dengan temperature
nasional adalah 47.293.000 ton. Pada tahun 19-23°C. Tanaman padi memerlukan
itu hampir 22,5% produksi padi nasional penyinaram matahari penuh tanpa naungan.
dipasok dari Jawa Barat. Saat adanya krisis Angin berpengaruh pada penyerbukan dan
ekonomi, sentra padi Jawa Barat seperti pembuahan tetapi jika terlalu kencang akan
Karawang dan Cianjur mengalami penurunan merobohkan tanaman (Divisi Pengembangan
produksi yang berarti. Produksi padi nasional Produksi Pertanian, 1973.
sampai Desember 1997 adalah 46.591.874 ton [http://ninoriadi.blogspot.co.id/2015/03/artik
yang meliputi areal panen 9.881.764 ha. el-atau-materi-tentang-sejarah.html]
Karena pemeliharaan yang kurang intensif,
hasil padi gogo mencapai 1-3 ton.haˉ¹, Jenis-Jenis Varietas Padi
sedangkan dengan kultur teknis yang baik 1. Varietas Padi Hibrida
hasil padi sawah mencapai 6-7 ton.haˉ¹ Merupakan varietas padi yang dihasilkan dari
(Divisi Pengembangan Produksi Pertanian, persilangan antara dua atau lebih populasi
1973). suatu spesies yang berbeda genetiknya
(Indukan dan Keterunan).Varietas padi
INVENTARISIR / SYARAT TUMBUH hibrida memiliki pro kontra dikalangan petani
TANAMAN PADI ( ORYZA SATIVA ) padi mengenai keunggulan dan kelemahan
Syarat Tumbuh Tanaman Padi. Setiap padi hibrida tersebut.
tanaman mempunyai syarat tumbuh yang Padi hibrida memiliki kelebihan; mampu
berbeda untuk dapat tumbuh dengan baik dan menghasilkan 10-12 ton/hektar,tumbuhnya
mempunyai produktivitas yang tinggi. Begitu padi lebih seragam dan beras yang dihasilkan
pula tanaman padi sawah. Seperti kita lebih pulen dan wangi akan tetapi padi
ketahui, jenis tanaman padi sangat banyak, hibrida memiliki sisi kelemahan disamping
tetapi tanaman padi sawah mempunyai syarat benih tersebut mahal (40.000-
tumbuh yang berbeda dengan jenis padi yag 45.000/kg)sedangkan varietas lokal hanya

3
Publikasi Online Mahasiswa Teknik Mesin UNTAG Surabaya – Vol. 1 No. 1 (2018)

(5000-10000/kg),terlebih benih padi hibrida


tersebut untuk satu kali penggunaan kalau
pun bisa tanam produksi padi tersebut turun
dengan drastis.
Jenis Padi Hibrida:Intani 1 dan Intani
2,Adirasa 1,Adirasi 64, PP1,H1,Rokan,SL 8
dan Sl 11, Segera Anak,Sembada B3 dan
Sembada B9.

Gambar 2.2: IR-64


3. Varietas Padi Lokal
merupakan varietas padi yang beradaptasi
lama disuatu daerah yang memiliki nilai
keunggulan dan kelemahan tertentu sehingga
padi tersebut mempunyai karakteristik yang
berbeda disetiap daerah nya.
[http://www.seputarpertanian.com/2016/03/j
enis-jenis-varietas-tanaman-padi.html]

PERHITUNGAN SISTEM
PENGGERAK
1. Roda gigi lurus
Roda gigi lurus dipakai untuk mentrasmisikan
Gambar 2.1: Intani-2 daya dan putaran pada dua poros yang pararel.
2. Varietas Padi Unggul Ukuran yang kecil disebut pinion sedangkan
Merupakan varietas padi yang diperoleh dari yang besar disebut gear. Dalam banyak
persilangan varietas unggul padi lokal untuk pemakaian pinion merupakan penggerak,
menghasilkan varietas padi unggulan, sedangkan gear merupakan roda gigi yang
misalnya varietas padi IR dan Ceheran yang digerakkan. Pasanga roda gigi yang giginya
dilakukan oleh bapak Sutikno Efendi di terletak dibagian luar roda disebut external
Bojonegoro. gear, sedangkan pasangan gigi yang salah
Keunggulan varietas padi lokal antara lain; satunya mempunyai gigi yang berada didalam
benih tersebut mampu menghasilkan 8-11 roda gigi disebut internal gear.
ton/hektar tidak kalah dengan varietas padi
hibrida,benih padi tersebut bisa digunakan
sebagai bahan tanam kembali tanpa
mengurangi nilai produksi padi tersebut,harga
benih sangat terjangkau (5000-
10.000/kg),tahan terhadap kekeringan dan
beras yang dihasilkan lebih pulen serta wangi.
Jenis Padi Varietas Unggul: Ciherang,IR-
64,Ciliwung,Cobogo,Cisadane dll.

Gambar 2.4 . Roda gigi lurus


Ukuran-ukuran dasar roda gigi
Circular pitch ( t ) / jarak pembagi adalah
sebagai jarak gigi yang diukur pada pitch

4
Publikasi Online Mahasiswa Teknik Mesin UNTAG Surabaya – Vol. 1 No. 1 (2018)

circle, yaitu jarak satu titik pada gigi sampai gigi ( 2 ) dapat dinyatakan dengan persamaan
titik pada gigi berikutnya pada kedudukan :
yang sama T=p/n.................................[ 1.6 ]
t=(π . d)/z.................................[ 1.1 ] Dimana:
Dimana : P = Daya yang ditransmisikan (Watt )
d = diameter pitch (mm) T = torsi yang ditransmisikan ( kg.mm )
z = jumlah gigi Gaya yang bekerja pada pasangan roda gigi
Diameter pitch ( Dp ) adalah jumlah gigi pada adalah gaya normal ( Fn ) gaya normal ini
roda gigi dibagi dengan diameter pitch dapat diuraikan menjadi 2 komponen yaitu:
circlenya Gaya tangensial Ft = Fn . Cos θ
Dp=z/d.................................[ 1.2 ] Gaya radial Fr = Fn . sin θ = Ft . tan θ
Dimana:
Z= Jumlah gigi
Modul ( m ) : ukuran gigi dapat ditentukan
dari jarak bagi lingkaran ( p ) yaitu keliling
lingkaran dibagi dengan jumlah gigi,
hasilnya selalu mengandung faktor π, hal ini
dirasa kurang praktis, oleh karena itu
diambil suatu ukuran yaitu disebut modul
yang dapat dirumuskan dengan persamaan :
m= d/z.................................[ 1.3 ]
Hubungan dengan diameter pitch ( Dp )
m= 25,4/Dp
Dimana :
m= modul Gambar 2.5 . Gaya pada roda gigi lurus
Center distance ( C ) / jarak pusat sepasang
roda gigi adalah sama dengan setengah dari Besarnya torsi dapat dinyatakan dengan
jumlah diameter pitchnya, yang dapat persamaan dibawah ini:
dirumuskan dengan: = cos =
C= (d1+ d2)/2.................................[ 1.4 ] 2 2
Dimana: = cos =
2 2
d1 = Diameter pitch circle roda gigi 1 Kecepatan linier pitch line dalam satuan
d2 = Diameter pitch circle roda gigi 2 m/min.
Relative velocity/perbandingan kecepatan . .
(rv) adalah perbandingan antara kecepatan = . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . [ 1.7 ]
1000
sudut ( ω ) roda gigi yang digerakkan dengan Dimana d = diameter pitch [ mm ]
kecepatan sudut roda gigi pengerak. Bila 2. Tahanan gelinding`,
dikaitkan dengan putaran sudut ( rpm ), Tahanan guling/ tahanan gelincir / tahanan
jumlah gigi dan diameter pitch maka gelinding (Rolling Resistance, biasa disingkat
hubungan tersebut dapat dnyatakan dengan RR) merupakan segala gaya-gaya luar yang
persamaan : berlawanan arah dengan arah gerak kendaraan
yang sedang berjalan di atas suatu jalur. Tahanan
= = = = . . . . . . . . . . . . . . . . [ 1.5 ] gelinding (Rolling resistance) juga disebut
besarnya tenaga tarik yang dibutuhkan untuk
[Sularso,Kiyokatsu Suga, 215] menggerakkan tiap ton berat kendaraan
Beban pada roda gigi. Bagian yang mengalami Rolling Resistance (RR)
Beban atau gaya pada roda gigi dapat secara langsung adalah ban bagian luar kendaraan,
diketahui dari besarnya torsi yang tahanan guling (RR) tergantung pada banyak
ditransmisikan, oleh karena itu perlu faktor, diantaranya yang terpenting adalah:
diketahui terlebih dahulu besarnya torsi. Torsi 1. Keadaan jalan (kekerasan dan kemulusan
yang ditransmisikan dari roda gigi ( 1 ) keroda permukaan jalan); semakin keras dan mulus atau

5
Publikasi Online Mahasiswa Teknik Mesin UNTAG Surabaya – Vol. 1 No. 1 (2018)

rata jalan tersebut, maka tahanan gulingnya (RR) dan membawa untuk diumpankan ke lengan
semakin kecil. penanam (planting arm). Dengan nilai massa
2. Keadaan ban yang bersangkutan dan jenis bibit padi 0,3 g/cm3 dan kecepatan
permukaan jalur jalan. Jika memakai ban karet, pengumpan 10 cm/det dan ukuran dimensi
maka yang berpengaruh adalah ukuran, tekanan, pembuka-tutup stopper pada unit pengumpan
dan permukaan dari ban alat berat yang
dinyatakan sebagai panjang x lebar (A)
digunakan; apakah ban luar masih baru, atau
sudah gundul, dan bagaimana model kembangan sebesar 20 x 1,5 cm2 = 30 cm2, maka
ban itu. Jika menggunakan Crawler yang kapasitas pengumpanan dihitung berdasarkan
berpengaruh adalah kondisi jalan. persamaan: (Anonim, 1984).
Tahanan gelinding dapat dirumuskan:
RR = W . Ktg

RR = rolling resistance (tahanan gelinding). Dimana:


W = berat kendaraan, ton. Cf : kapasitas pengumpanan, g/det
Ktg = koefisien tahanan gelinding. ρ : massa jenis bibit, g/cm3
Ktg dapat dinyatakan dalam satuan %, desimal vf : kecepatan pengisian bibit, cm/det
maupun dalam satuan kg/ton. A : luas penampang pembuka-tutup stopper
PERHITUNGAN GERAK SISTEM pada lubang pengumpan, cm2
a. Pusat kecepatan sesaat W : bobot bibit tiap satuan luas permukaan
Kecepatan sebuah titik pada benda yang pengumpan, gr/ cm2det
berotasi pada suatu pusat rotasi adalah c. Desain Lengan Pengambilan Bibit
kecepatan sudut benda tersebut.dikalikan (rotary picker)
jarak titik tersebut terhadap pusat rotasi. Jumlah bibit padi yang diambil oleh lengan
Berdasarkan prinsip tersebut maka kecepatan pengambil (rotary picker) adalah jumlah bibit
suatu titik pada suatu mekanisme merupakan yang diumpankan oleh unit pengumpan
hasil perkalian antara kecepatan sudut benda (feeding unit), dihitung berdasarkan rasio
tempat titik tersebut berada dengan pusat kapasitas pengambilan dengan pengumpanan,
kecepatan sesaatnya. dinyatakan dengan persamaan, sebagai
Prinsip-prinsip dasar yang perlu diperhatikan: berikut: (Anonim, 1984).
1. Besar kecepatan linier titik-titik pada benda
berputar berbanding lurus dengan jari-jari
putarannya.
2. Kecepatan linier sebuah titik tegak lurus
dengan jari-jari putarannya.
3. Kecepatan sudut yang bersumber pada Dimana:
sebuah pusat kecepatan sesaat adalah sama di D : jumlah bibit tiap satuan bobot bibit yang
semua tempat di dalam benda yang sama. diumpankan feeding unit, batang/gr
4. Pusat kecepatan sesaat sekutu dari 2 buah d : diameter paruh pengambil bibit, cm
benda mempunyai kecepatan translasi dalam n : jml putaran paruh pengambil bibit, put/mnt
arah dan besarnya. (20 – 30 put/mnt=0,33 – 0,5 put/det)
b. Desain Unit Pengumpan (feeding l : penampang panjang lintasan pengambilan
unit) bibit, cm
Bibit padi dari hasil persemaian sawah Q : kerapatan bibit padi, batang/cm2
dicabut dan dibersihkan dari lumpur yang i : persentase bibit induk sehat, % (dianggap
melekat (root wash), kemudian di pisahkan 100%)
satu per satu dan disusun (ditata) berjajar di Dengan mengasumsikan menggunakan bibit
rak bibit (seedling tray). Volume ketersediaan yang digunakan adalah varietas Ciherang
bibit pada unit pengumpan (feeding unit) akan umur 20 - 25 hari setelah semai atau
memberikan jaminan pada unit lengan mempunyai kerapatan bibit (Q) sebesar 42 –
pengambil (rotary picker) dapat mengambil 64 batang/30 cm2 (2-3 batang/cm2) dengan
persentase bibit tumbuh 100%, maka dapat

6
Publikasi Online Mahasiswa Teknik Mesin UNTAG Surabaya – Vol. 1 No. 1 (2018)

diharapkan jumlah bibit per satuan bobot bibit 1. Perencanaan poros penggerak
(D) yang diumpankan 1 - 2 batang/gr. Diketahui:

METODOLOGI PENELITIAN
Mulai

Perencanaan Umum

Review Jurnal Analisa Lapangan

Parameter Desain

Perancangan Mesin

Perhitungan Mesin Gambar 4.1 motor penggerak


Tidak
Mencari momen torsi yang terjadi, Mt
Ya
4
= 71620 = 71620
Pembuatan Mesin 2200
Tidak
= 129,31
Pengujian Mesin = 1293,1
Syarat perencanaan untuk tengangan
Analisa Hasil uji coba puntir,diketahui tegangan lelah σy= 65
Ya kg/mm factor kemanan N= 2 dan Kt= 2 maka,
Kesimpulan dan Saran Τt ≤ │ Τt │
Perbaikan

Selesai 16 σy

NKt
Gambar 4. Diagram Alir Prosedur Penelitian
16 1293,1 65

DATA DAN ANALISA PERHITUNGAN 3,14 2 2
ELEMEN MESIN Maka diameter minimum dapat dihitung

DATA SPESIFIKASI MESIN: 16 1293,1 4


Dimensi mesin :panjang = 900mm; lebar = =
3,14 65
560mm; tinggi = 500mm
Berat mesin keseluruhan 75 kg
Kapasitas mesin : Daya = 6,5 PK = 4,85 KW = (405,8) = 7,4
Kecepatan = 3600 rpm
Model : Tipe 2 baris Maka diameter minimum poros dengan bahan
Dimensi tray padi : 25x15x3cm x 2 buah S45C-D adalah 7,4 mm sehingga jika penulis
Kecepatan tanam maksimum: 4,5 km/jam menggunakan poros dengan diameter 20 mm
maka masih aman.

7
Publikasi Online Mahasiswa Teknik Mesin UNTAG Surabaya – Vol. 1 No. 1 (2018)

2. Perencanaan pasak = 8625 kg mm


Jika direncanakan bahan poros S45CD
dengan tegangan lentur σy = 65 kg/mm2.
Sf1 = 6
Sf2 = 3
Sf1 x Sf2 = 18 σa = 65/18
= 3,61 kg/mm
,
ds ≥ [ , [8625]]1/3
Gambar 4.2 Pasak
≥ 28,99 m
Gaya yang terjadi pada pasak F = = Maka diameter porosnya = 30 mm.
, .
= 129,31 kgf
Jika penanpang pasak 7 x7, bahan pasak S 45 PERNCANAAN UNIT PENGUMPAN
C dengan tegangan ijin σy = 70 kg/mm2 , Sf1 Jika perbandingan kecepatan putar n2:n3 =
= 6 , Sf2 = 3 4:1 dimana kecepatan putaran sprocket besar
Maka tegangan geser yang diijinkan n2 = 60 rpm maka kecepatan putaran
/ sprocket kecil n3,
τα = = 3,9 kg/mm2
=
Tegangan tekan yang diijinkan
, n3 = = 15
pa = = ,
= 5,27 kg/mm2
maka kecepatan sudutnya ω3
Sehingga .
, ω3 = = = 1,57 rad/s
τ= ≤ 3,9 kg/mm2 maka l1 ≥6,73 mm
,
pa = ,
≤ 7,5 kg/mm2 maka l2 ≥ 7 mm
maka L = 7mm Diagram batang
dan Lk = 18 mm
syarat : 0,25< b< 0,35 dari diameter poros jika
b/ds = 6,73/20 = 0,348 maka baik
0,75 < L < 1,5 dari diameter poros jika Lk/ds
= 18/20 =0,9 maka baik.
3. Perencanaan Poros Gelinding Roda.

Gambar 4.6 Diagram Batang

v3 = ω3 x o2A
= 1,57 x 50 mm = 78,5 mm/s
Tabel kecepatan
Kecepatan Besar Arah
VA ( o-a) O2A . ω3 Tegak
= 78,5 lurus
mm/s O2A
searah ω3
Gambar 4.3 Roda gelinding VB ( o-b) O4B. ω4 Tegak
Dari gambar diperoleh : =? lurus
Lengan momen O4B
ℓ = (510 – 280) / 2
VAB (a-b) AB . ω5 Tegak
= 115
=? lurus AB
Jadi momen (Mb) = F x ℓ
= 75 x 115 Vc Velocity Velocity

8
Publikasi Online Mahasiswa Teknik Mesin UNTAG Surabaya – Vol. 1 No. 1 (2018)

Diagram kecepatan 1. Diameter poros pada motor = 20 mm


dengan pasak 7 x 7 x 18
2. Diameter poros untuk roda = 30 mm
3. Sistem transmisi mengguanakn roda
gigi lurus 1 : 2 , modul 3,5 dengan
jumlah gigi 30 dan 15.
4. Sistem transmisi mesin penanam ini
yaitu mengubah putaran motor dari
3600 RPM menjadi 60 RPM dengan
Gearbox, kemudian direduksi oleh
roda gigi lurus menjadi 30 RPM,
diteruskan roda gigi kerucut menjadi
gerak linear yang digunakan untuk
menggerakkan tray padi.
Gambar 4.7 Diagram kecepatan batang
REFERENSI
Dari diagram kecepatan didapatkan [1] Dahlan, Dahmir. 2012. Elemen Mesin. Jakarta:
VB = 4,1 x 20mm/s = 82 mm/s Citra Harta Prima.
Maka, ω4= = = 0,54 [2] Sularso, Kiyokatsu Suga. 2004. Dasar
VAB = 3 x 20 mm/s = 60 mm/s Perencanaan dan Pemilihan Elemen Mesin.
Cetakan Kesebelas. Jakarta: PT. Pradnya
Maka, ω5 = = = 1,2
Paramita.
VC = 6,7 x 20 mm/s = 134 mm/s
[3] Achmad, Zaenun. 2009. Elemen Mesin 1.
Maka, ωc = = = 0,4 Jakarta: Refika Aditama.
Jadi kecepatan putaran penanam bibit nc, [4] Martin, George H. 1984. Kinematika dan
. , .
Nc = = . , = 3,8 Dinamika Teknik Edisi Kedua. Jakarta : PT.
3
Diketahui massa jenis padi 0,3 gram/ cm dan Erlangga.
luas penampang pengumpan 10 x 1,5cm = 15 [5] Hutahaean, Ramses Y. 2010. Mekanisme dan
cm2 maka, Dinamika Mesin Edisi Revisi. Yogyakarta:
Kapasitas pengunpan (Cf) Penerbit ANDI.
Cf= ρx Vc x A = 0,3 x 13,4 x 15 = 58,5 gram/s
Sehingga, jumlah bibit yang diumpan lengan
penanam (D) jika keliling penampang
penanam 2x (1cm + 1cm) = 4 cm dan
kecepatan putaran lengan (Nc) =3,8 rpm =
0,063 put/s dimana kerapatan bibit 2-3
batang/cm2 dalm keadaan sehat.
( ) .( ) ,
D = = ,
=
3,6 batang/gram
Jadi kemungkinan jumlah bibit yang diumpan
3-4 batang

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil perhitungan dan
perencanaan yang dilakukan maka didapatkan
kesimpulan sebagai berikut :
Dengan daya motor 6,5 Hp maka didapatkan
:

Anda mungkin juga menyukai