Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH LAHAN MARGINAL DAN TEKNIK

PENGELOLAANNYA

TEKNIK BUDIDAYA PADI APUNG DI LAHAN RAWA

Oleh:
DESI RANI SAFITRI
174110374

UNIVERSITAS ISLAM RIAU


FAKULTAS PERTANIAN
AGROTEKNOLOGI
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT. yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayahnya, serta nikmat kesehatan sehingga penulis dapat

menyelesaikan makalah yang berjudul “Budidaya Tanaman Padi di Lahan Rawa”.

Dengan rasa hormat penulis ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya

kepada Bapak Edy Sabli selaku dosen pembimbing yang banyak memberikan

bimbingan dan saran kepada penulis . ucapan terimakasih juga penulis sampaikan

kepada orang tua dan rekan-rekan yang telah mendukung dan berpartisipasi

membantu baik moril maupun materil.

Penulis sangat berharap kritikan dan saran yang mendukung kepada pembaca

apabila terdapat kesalahan dalam penulisan makalah ini. Karena pada kritikan dan

saran yang mendukung sangat membantu penulis dalam memperbaiki dan

menyempurnakan penulisan makalah ini. Panulis berharap semoga makalah ini dapat

bermanfaat.

Pekanbaru, November 2019

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR .............................................................................................

DAFTAR ISI ............................................................................................................

I. PENDAHULUAN ..........................................................................................

A. Latar Belakang ..........................................................................................

B. Tujuan .......................................................................................................

II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................

III. PENUTUP ....................................................................................................

A. Kesimpulan ............................................................................................

B. Saran .......................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Lahan rawa merupakan lahan yang selalu tergenang air. Bagi para petani,

bercocok tanam dilahan rawa cukuplah sulit, karena lahan ini hanya dapat

dimanfaatkan untuk pertanian hanya satu kali saja, yaitu saat musim kemarau tiba,

dimana air rawa telah surut. Selain itu, tidak banyak pula komoditas yang cocok

ditanampada lahan rawa tersebut.

Namun baru-baru ini telah ditemukan inovasi kreatif teknik budidaya tanaman

padi apung dilahan rawa ini. Dengan teknik budidaya padi apung tersebut lahan rawa

dapat dioptimasi untuk bercocok tanam lebih dari satu kali, dengan hasil panen yang

cukup memuaskan.

Teknik budidaya padi apung ini merupakan inovasi teknik budidaya padi dengan

sistem tanam yang dilakukan diatas rakit, yang hanya dapat dilakukan pada lahan

yang selalu tergenang air. Sehingga dilahan rawa, teknik budidaya padi apung cocok

untuk diterapkan.

Inovasi teknik budidaya padi apung sangat membantu masyarakat setempat untuk

meningkatkan pendapatan, disisi samping itu, teknologi teknik budidaya padi apung
ini juga dapat membantu meningkatkan produksi padi nasional karena lahan non

produktif (rawa) bisa dioptimalkan lebih satu kali musim tanam.

Ada dua hal yang perlu dipersiapkan dalam melakukan teknik budidaya padi

apung, yang pertama adalah mengenai media tanam yang digunakan untuk

menjalankan teknik budidaya rakit apung dan kedua adalah tahapan budidaya

padi itu sendiri.

B. Tujuan

Tujuan dari makalah ini adalah:

1. Untuk mengetahui tentang apa itu lahan rawa

2. Untuk mengetahui tentang teknik budidaya tanaman padi apung di lahan rawa
BAB II

PEMABAHASAN

A. Tanaman padi (Oryza sativa L.)

Padi merupakan tanaman pangan yang awalnya berasal dari pertanian kuno

dari benua Asia dan Afrika Barat tropis dan subtropi. Bukti sejarah menunjukkan

bahwa pertanaman padi di Zhenjiang (Cina) sudah dimulai pada 3.000 tahun SM dan

ditemukannya fosil butiran padi dan gabah di Hastinapur Uttar Pradesh India sekitar

100-800 tahun SM.

Padi adalah salah satu bahan makanan yang mengandung gizi dan penguat

yang cukup bagi tubuh manusia, sebab di dalam padi terkandung bahan yang mudah

diubah menjadi energi. Nilai gizi yang diperlukan oleh setiap orang dewasa adalah

1821 kalori yang apabila disetarakan dengan beras maka setiap hari diperlukan beras

sebanyak 0,88 kg, beras mengandung berbagai zat makanan antara lain: karbohidrat,

protein, lemak, serat kasar, abu, vitamin, dan unsur mineral antara lain: kalsium,

magnesium, sodium, fosphor dan lain sebagainya

B. Deskripsi Tanaman padi

Klasifikasi botani tanaman padi adalah sebagai berikut :

Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Gymnospermae

Kelas : Monotyledonae
Keluarga : Gramineae (Poaceae)

Genus : Oryza

Spesies : Oryza spp.

Terdapat 25 spesies Oryza, yang dikenal adalah Oryza sativa dengan dua

subspesies yaitu Indica (padi bulu) yang ditanam di Indonesia dan Sinica (padi cere).

Varitas unggul nasional berasal dari Bogor : Pelita I/1, Pelita I/2, Adil dan Makmur

(dataran tinggi), Gemar, Gati, GH 19, GH 34 dan GH 120 (dataran rendah). Varietas

unggul introduksi dari International Rice Research Institute (IRRI) Filipina adalah

jenis IR atau PB yaitu IR 22, IR 14, IR 46 dan IR 54 (dataran rendah); PB32, PB

34,PB 36 dan PB 48 (dataran rendah).

Batang padi berbuku dan berongga, dari buku batang akan tumbuh anakan

atau daun. Bunga atau malai muncul dari buku terakhir pada tiap anakan. Akar padi

adalah akar serabut yang sangat efektif dalam penyerapan hara, tetapi peka terhadap

kekeringan. Akar padi terkonsentrasi pada kedalaman antara 10 − 20 cm. Padi dapat

beradaptasi pada lingkungan tergenag (anaerob) karena pada akarnya terdapat saluran

aerenchyma yang berfungsi sebagai penyedia oksigen bagi daerah perakaran. Biji

padi mengandung butiran pati amilosa dan amilopektin dalam endosperm.

Perbandingan kandungan amilosa dan amilopektin akan mempengaruhi mutu dan rasa

nasi (pulen, pera, atau ketan).

Tanaman padi dapat hidup baik di daerah yang berhawa panas dan banyak

mengandung uap air dengan curah hujan yang baik rata-rata 200 mm bulan atau lebih,
dengan distribusi selama 4 bulan, curah hujan yang dikehendaki tahun -1 sekitar 1500

- 2000 mm, suhu yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi 23°C, dengan tinggi

tempat berkisar antara 0 - 1500 m dpl dan tanah yang baik untuk pertumbuhan

tanaman padi adalah tanah sawah yang kandungan fraksi pasir, debu dan lempung

dalam perbandingan tertentu dengan diperlukan air dalam jumlah yang cukup yang

ketebalan lapisan atasnya antara 18 - 22 cm dengan pH antara 4 – 7.

C. Budidaya Tanaman Padi Apung Dilahan Rawa

Penataan lahan perlu dilakukan untuk membuat lahan tersebut sesuai dengan

kebutuhan tanaman yang akan dikembangkan. Dalam melakukan penataan lahan

perlu diperhatikan hubungan antara tipologi lahan.

Lahan rawa adalah lahan yang sepanjang tahun, atau selama waktu yang

panjang dalam setahun, selalu jenuh air (saturated) atau tergenang (waterlogged) air

dangkal.

Teknik budidaya padi apung ini merupakan inovasi teknik budidaya padi

dengan sistem tanam yang dilakukan diatas rakit, yang hanya dapat dilakukan pada

lahan yang selalu tergenang air. Sehingga dilahan rawa, teknik budidaya padi apung

cocok untuk diterapkan.

Inovasi teknik budidaya padi apung sangat membantu masyarakat setempat

untuk meningkatkan pendapatan, disisi samping itu, teknologi teknik budidaya padi

apung ini juga dapat membantu meningkatkan produksi padi nasional karena lahan

non produktif (rawa) bisa dioptimalkan lebih satu kali musim tanam`
Ada 2 hal yang perlu dipersiapkan, yang pertama adalah mengenai media

tanam yang digunakan untuk menjalankan teknik budidaya rakit apung dan kedua

adalah tahapan budidaya padi itu sendiri.

Penerapan teknik budidaya padi apung di lahan rawa:

1. Pembuatan rakit apung

Sebelum mempelajari teknik budidaya padi apung, maka langkah pertama

yang harus di pelajari yaitu cara pembuatan rakit sebagai media tanam untuk padi

apung. Pembuatan rakit ini tidaklah sulit, langkah-langka yang harus di lakukan

adalah:

 Belah bambu menjadi dua bagian, kemudian susun memebntuk sebuah

persegi panjang dengan ukuran yang telah di tentukan. Panjang sekitar 5

meter dan lebar sekitar 2 meter.

 Ikatan setiap rakit pada tiang supaya rakit tidak berpindah- pindah. Sekeliling

rakit diberi bamboo sebagai pemecah ombak. Rakit yang satu dengan lainnya

diberi jarak sekitar 60 cm.

 Selanjutnya siapkan media tanam teknik budidaya padi apung. Untuk satu

rakit membutuhkan 2 karung sabut kelapa atau jerami padi. Taburkan sabut

kelapa tersebut secara merata diatas rakit. Kemudian tambahkan tanah sawah

diatsnya hingga mencapai ketebalan sakitar5 cm. semprotkan pupuk cair

diatas tanah sawah tadi dengan perbandingan pupuk cair 1:3.


2. Persiapan Teknik Budidaya Padi Apung

Teknik budidaya padi apung ini tergolong mudah, karena pemeliharaannya

sama seperti teknik budidaya padi pada umumnya. Sehingga inovasi teknik

budidaya padi apung dapat dengan mudah diserap dan diterapkan oleh petani.

Berikut ini tahapan penerapan teknik budidaya padi apung di lahan rawa yang

harus dilakukan :

 Penyemaian benih

Untuk teknik budidaya padi apung sebaiknya di awali dengan penyemaian

terlebih dahulu. Penyemaian dapat dilakukan pada lahan sawah ataupun dilahan

pekarangan. Namun, apabila tidak memiliki lahan yang cukup luas, maka

penyemaian dapat dilakukan diatas nampan atau besek. Tahapan penyemaian

teknik budidaya padi apung yang harus dilakukan adalah pertama harus

melapisi lahan persemaian terlebih dahulu, nampan atau besek yang digunakan

dilapisi dengan plastik. Hal ini dilakukan supaya akar padi tidak dapat

menembus pada nampan dan mudah dipindahkan.

Kemudian lakukan pencampuran media tanam tanah dan kompos dengan

perbandingan 1:1. Selanjutnya masukkan campuran media tanah tersebut

kedalam nampan atau besek yang telah dilapisi plastik. Ratakan tanah tersebut

dan taburkan benih padi di atasnya. Rekomendasi varietas yang digunakan

untuk padi apung yaitu padi IR 64. Setelah 5-7 hari setelah benih di sebar, bibit

padi baru siap dipindahkan tanamkan pada rakit.


 Penanaman

Penanaman pada teknik budidaya padi apung pada umumnya sama seperti

cara menanam padi biasanya. Setelah umur bibit 7 hari, bibit padi sudah siap

dipindah tanam. Supaya akar bibit tidak rusak saat pindah tanam, bibit dicabut

dengan cara di putar atau diambil bersama tanahnya.. dengan demikian akar

tidak akan terganggu. Kemudian bibit di tanam diatas rakit dengan jarak

tanam 30 x 30 cm.

 Penyiangan

Untuk menjaga tanaman padi dapat tumbuh dengan baik, perlu melakukan

kegiatan pemeliharaan yaitu salah satunya dengan penyiangan. Penyiangan

adalah mengambil atau menyingkirkan tanaman yang mengganggu tanaman

pokok atau yang biasa disebut dengan gulma.

Penyiangan dilakukan satu kali yaitu saat tanaman padi sudah berumur 10 hari

setelah tanam. Penyiangan dapat dilakukan secara manual ataupun dengan


bantuan sabit. Umumnya gulma pada teknik budidaya padi apung tergolong

sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali.

 Pemupukan

Dalam sekali tanam,, pemupukan dilakukan sebanyak 10 kali,yaitu dengan

jarak waktu pemupukan sekitar seminggu. Pupuk yang digunakan adalah

pupuk organik cair (POC) dengan dosis 1:3. Pupuk yang digunakan hanya

POC karena penggunaan pupuk kompos akan menambah beban pada rakit

yang dapat menimbulkan resiko rusaknya rakit.

 Pengendalian Hama dan Penyakit

Hama yang kerap menyerang tanaman padi apung yaitu keong mas dan

tikus. Kedua hama ini dapat dikendalikan dengan cara yang mudah secara

manual. Hama keong mas biasanya menyerang tanaman padi yang tergenang,

yaitu pada rakit yang bebannya lebih berat. Untuk mencegah hal tersebut,

dapat dilakukan dengan memberi pelampung pada rakit. Sedangkan untuk

membasmi hama tikus, dapat dilakukan dengan menyemprotkan POC.

Penggunaan POC selain sebagai penyubur tanaman padi, juga dapat

digunakan sebagai pengusir tikus.

 Panen

Cara pemanenan pada teknik budidaya pai apung cukup unik, yaitu

pemanenan dilakukan dengan bantuan perahu. Perahu dikosongkan,


sedangkan petani memanen dengan cara berenang menggunakan pelampung.

Perahu digunakan untuk meletakkan hasil panen.

Umur panen padi apung sama dengan padi dilahan sawah, hasil yang

didapat bisa mencapai 6,4 ton/ha.

Dengan teknologi padi apung tersebut dapat bercocok tanam di lahan rawa

tanpa menunggu musim kemarau. Selain itu, teknik budidaya padi apung

dapat di barengi dengan membudidayakan ikan nila pada rawa tersebut.


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penataan lahan perlu dilakukan untuk membuat lahan tersebut sesuai dengan

kebutuhan tanaman yang akan dikembangkan. Dalam melakukan penataan lahan

perlu diperhatikan hubungan antara tipologi lahan.

Lahan rawa adalah lahan yang sepanjang tahun, atau selama waktu yang panjang

dalam setahun, selalu jenuh air (saturated) atau tergenang (waterlogged) air dangkal.

Teknik budidaya padi apung ini merupakan inovasi teknik budidaya padi dengan

sistem tanam yang dilakukan diatas rakit, yang hanya dapat dilakukan pada lahan

yang selalu tergenang air. Sehingga dilahan rawa, teknik budidaya padi apung cocok

untuk diterapkan.

Ada 2 hal yang perlu dipersiapkan, yang pertama adalah mengenai media tanam

yang digunakan untuk menjalankan teknik budidaya rakit apung dan kedua adalah

tahapan budidaya padi itu sendiri.

Budidaya padi teknik rakit apung bisa menjadi solusi bagi daerah-daerah yang

sering tergenang atau rawa-rawa.


B. Saran

Untuk daerah –daerah yang sering tergenang atau rawa-rawa lebih bagus

menggunakan budidaya padi teknik rakit apung , agar tetap memiliki pendapatan

yang maksimal.
DAFTAR PUSTAKA

https://www. Infoagribisnis.com-pertanian (diakses 09 Desemeber 2019)

https: kabartani.com/panduan-budidaya-padi-rakit-apung-dilahan-rawa.html (diakses


09 Desember 2019)

http://bengkulu.litbang.pertanian.go.id/images/stories/2014/buku/padi%20lahan%20r
awa (diakses 10 Desemebr 2019)

Anda mungkin juga menyukai