Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pancasila merupakan landasan dan dasar negara Indonesia yang mengatur seluruh

struktur ketatanegaraan Republik Indonesia. Dalam pemerintahan Indonesia, masih

banyak bahkan sangat benyak anggota-anggotanya dan juga sistem pemerintahannya

yang tidak sesuai dengan nila-nilai yang ada dalam setiap sila Pancasila. Padahal jika

membahas negara dan ketatanegaraan Indonesia mengharuskan ingatan kita meninjau

dan memahami kembali sejarah perumusan dan penetapan Pancasila, Pembukaan

UUD, dan UUD 1945 oleh para pendiri dan pembentuk negara Republik Indonesia.

Dalam perumusan ketatanegaraan Indonesia tidak boleh melenceng dari nilai-nilai

Pancasila, pembentukan karakter bangsa dilihat dari sistem ketatanegaraan Indonesia

harus mencerminkan nilai-nilai dari ideologi bangsa yaitu Pancasila. Namun jika

dalam suatu pemerintahan terdapat banyak penyimpangan dan kesalahan yang

merugikan bangsa Indonesia, itu akan membuat sistem ketatanegaraan Indonesia

berantakan dan begitupun dengan bangsanya sendiri.

Untuk itulah dalam makalah ini, kami mengambil judul “Pancasila dalam

Konteks Ketatanegaraan Republik Indonesia”

1.2. Rumusan Masalah

Dalam makalah ini, kami merumuskan beberapa masalah, yaitu :

1. Apa pengertian dari pancasila sebagai kontek ketatanegaraan NKRI?

1
2. Apakah definisi UUD dan Konstitusi serta fungsinya bagi negara?

3. Bagaimana UUD 1945 itu ?

4. Apa saja yang terkait dengan Pembukaan UUD 1945?

5. Bagaimanakah hubungan antara Pembukaan dengan Pasal-pasal UUD 1945?

6. Bagaimanakah sistem pemerintahan negara menurut UUD 1945?

7. Bagaimanakah kelembagaan negara menurut UUD 1945?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Mengetahui pengertian pancasila dalam kontek ketatanegaraan NKRI

2. Mengetahui definisi UUD dan Konstitusi serta fungsinya bagi negara

3. Mengetahui UUD 1945?

4. Mengetahui apa saja yang terkait dengan pembukaan UUD 1945

5. Mengetahui hubungan antara Pembukaan dengan Pasal-pasal UUD 1945

6. Menegtahui sistem pemerintahan negara menurut UUD 1945

7. Mengetahui kelembagaan negara menurut UUD 1945

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

Pancasila sebagai dasar negara yang merupakan suatu asas kerohanian dalam

ilmu kenegaraan. Pancasila merupakan sumber nilai dan norma dalam setiap

aspek penyelenggaraan negara maka dari itu semua peraturan perundang-undangan

serta penjabarannya berdasarkan nilai-nilai pancasila.

Negara Indonesia merupakan negara demokrasi, yang berdasarkan atas

hukum, oleh karena itu segala aspek dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan negara

diatur dalam suatu sistem peraturan perundang-undangan. Pancasila dalam kontek

ketatanegaraan Republik Indonesia adalah pembagian kekuasaan lembaga lembaga

tinggi negara, hak dan kewajiban, keadilan sosial, dan lainnya diatur dalam undang

undang dasar negara. Pembukaan undang- undang dasar 1945 dalam kontek

ketatanegaraan, memiliki kedudukan yang sangat penting merupakan

staasfundamentalnom dan berada pada hierarkhi tertib hukum tertinggi di Negara

Indonesia.

2.2 UUD dan Konstitusi serta Fungsinya

Dalam ketatanegaraan, istilah UUD sering digunakan pula dengan istilah

konstitusi dalam pengertian yang berbeda atau untuk saling menggantikan. Secara

harfiah, istilah konstitusi dari bahasa Perancis “konstituer” yang berarti membentuk ,

3
dan diartikan sebagai “pembentuk suatu negara”. Sedangkan Indonesia menggunakan

istilah UUD yang disejajarkan dengan istilah Grondwet dari belanda yang

mempunyai pengertian suatu undang-undang yang menjadi dasar (Grond) dari segala

hukum dalam suatu negara.

Istilah konstitusi dan UUD di Indonesia sering disejajarkan, namun istilah

konstitusi dimaknai dalam arti yang luas (materiil) yang lebih luas dari UUD.

Konstitusi yang dimaksudkan adalah hukum dasar, baik yang tertulis (UUD) maupun

yang tidk tertulis (convensi). Dengan demikian konstitusi memuat peraturan pokok

yang fundamental mengenai sendi-sendi yang pertama dan utama dalam menegakan

bangun yang disebut “negara”.

4
UUD 1945 merupakan hukum tertinggi, norma dasar dan norma sumber dari

semua hukum yang belaku dalam negara di Indonesia, ia berisikan pola dasar dalam

berkehidupan di Indonesia. Negara dengan segala fungsi dan tujuannya berusaha

untuk dapat mewujudkannya dengan berbagai cara, oleh karena itu sebagai

pengintegrasian dari kekuatan politik, negara mempunyai bermacam-macam sifat,

seperti memaksa, memonopoli, dan mencakup semuanya. Dengan sifat memaksa,

negara dapat menggunakan kekerasan fisik secara sah untuk ditaatinya semua

keputusan. Walaupun alasannya untuk mewujudkan tujuan bersama, sifat memaksa

yang dimiliki oleh negara dapat disalahgunakan ataupun melampaui batas yang

mungkin dapat menyengsarakan rakyatnya. Untuk mencegah adanya kemungkinan

tersebut, konstitusi atau UUD disusun dan ditetapkan.

2.3 Undang-Undang Dasar 1945

Naskah UUD 1945 sebelum mengalami amandemen terdiri dari Pembukaan,

Batang Tubuh, dan Penjelasan. Naskah tersebut secara resmi dimuat dalam Berita

Republik Indonesia Tahun II No. 7 yang terbit tanggal 15 Februari 1946. UUD 1945

ditetapkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945. Antara Pembukaan, Batang

Tubuh, dan Penjelasannya merupakan satu kebulatan yang utuh, dimana antara satu

bagian dengan bagian yang lain tidak dapat dipisahkan.

Memahami pasal II Aturan Peralihan tersebut, maka secara yuridis jelas

bahwa “Penjelasan” sudah tidak berlaku lagi, dan tidak bisa menjadi bagian dari

pengertian UUD 1945. UUD 1945 adalah hukum dasar yang tertulis. Sebagai hukum,

5
maka UUD 1945 adalah mengikat pemerintah, lembaga negara dan lembaga

masyarakat, juga mengikat setiap warga negara Indonesia dimana saja dan setiap

penduduk yang berada di wilayah Indonesia. T dilaksanakan dan ditaati. UUD

bukanlah hukum biasa, melainkan hukum dasar yang semua tindakan dan perbuatan

pemerintahan dapat dipertanggungjawabkan pada ketentuan-ketentuan UUD 1945.

Dalam kedudukan demikian, UUD dalam kerangka tata urutan atau tata tingkat

norma hukum yang berlaku, merupakan hukum yang menempati kedudukan tinggi.

Dalam hubungan ini, UUD juga berfungsi sebagai alat kontrol atau alat mengecek

norma hukum yang lebih rendah.

UUD merupakan hukum dasar tertulis yang bukan satu-satunya hukum dasar,

disampingnya masih ada hukum dasar yang tidak tertulis. UUD bersifat singkat, sifat

singkatnya itu dikarenakan :

1. UUD itu sudah cukup, apabila telah memuat aturan-aturan pokok saja, hanya

memuat garis-gars besar sebagai instruksi kepada pemerintah dan lain-lain

penyelenggara negara untuk melakukan tugasnya.

2. UUD yang singkat itu menguntungkan bagi negara seperti Indonesia yang masih

harus berkembang, harus hidup secara dinamis, dan masih akan terus mengalami

perubahan.

Semangat para penyelenggara negara dalm menyelenggarakan UUD 1945

sangat penting, oleh karena itu setiap penyelenggara negara, selain mengetahui teks

UUD 1945, juga harus menghayati semangat UUD 1945. Dengan semangat

6
penyelenggara yang baik, pelaksanaan dari aturan-aturan pokok yang tertera dalam

UUD 1945 akan baik dan sesuai dengan maksud ketentuannya.

2.4 Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945

1. Makna pembukaan UUD 1945 bagi Perjuangan Bangsa Indonesia

Apabila UUD 1945 merupakan sumber hukum tertinggi dari hukum yang

berlaku di Indonesia, maka Pembukaan UUD 1945 merupakan sumber dari motivasi

dan aspirasi perjuangan dan tekad bangsa Indonesia, yang merupakan sumber dari

cita hukum dan cita moral yang ingin ditegakan baik dalam lingkungan nasional,

maupun dalam hubungan pergaulan bangsa-bangsa di Dunia.

2. Makna Alenia-Alenia Pembukaan UUD 1945

“Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh

sebab itu, maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan

perikemanusiaan dan perikeadilan” merupakan bunyi alenia pertama pembukaan

UUD 1945 yang menunjukan keteguhan dan kuatnya pendirian bangsa Indonesia

menghadapi masalah “kemerdekaan lawan penjajahan”. Alenia ini mengungkapkan

suatu dalil obyektif, karena dalam alinea pertama terdapat letak moral luhur dari

pernyataan Indonesia. Alenia ini juga mengandung suatu pernyataan subyektif, yaitu

aspirasi bangsa Indonesia untuk membebaskan diri dari perjuangan. Alasan bangsa

Indonesia menentang penjajahan, karena bertentangan dengan perikemanusiaan dan

perikeadilan. Hal ini berarti setiap hal atau sifat yang bertentangan atau bertentangan

dengan pernyataan diatas juga harus secara sadar ditentang oleh Bangsa Indonesia.

7
“Dan perjuangan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepda saat yang

berbahagia dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu

gerbang kemerdekaan Negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat adil dan

makmur” merupakan bunyi alenia ke dua yang menunjukan kebangsaan dan

penghargaan kita atas perjuangan bangsa Indonesia selama ini. Alenia ini juga

menunjukan adanya ketetapan dan ketajaman penilaian :

1. Perjuangan pergerakan di Indonesia telah sampai pada tingkat yang menentukan

2. Momentum yng telah dicapai tersebut harus dimanfaatkan untuk menyatakan

kemerdekaan.

3. Kemerdekaan tersebut bukan merupakan tujuan akhir tetapi masih harus diisi

dengan mewujudkan Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat adil dan

makmur.

“Atas berkat rahmat Allah yang Maha Kuasa dan dengan didorong oleh

keinginan luhur, supaya berkehidupan yang bebas, maka rakyat Indonesia

menyatakan dengan ini kemerdekaannya” merupakan bunyi dari alenia ke tiga yang

menjadi motivasi riil dan materiil Bangsa Indonesia untuk menyatakan

kemerdekaannya, tetapi juga menjadi keyakinan/kepercayaannya, menjadi motivasi

spiritualnya, karena menyatakan kemerdekaan itu diberkati oleh Allah SWT, serta

menunjukan ketaqwaan tehadap Tuhan Yang Maha Esa serta merupakam suatu

pengukuhan dari Proklamasi Kemerdekaan.

“kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu pemerintah Negara

Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah

8
Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan

bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban Dunia yang berdasarkan kemerdekaan

perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan

Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang dasar Negara Indonesia yang

berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada: ketuhanan Yang maha dipimpin oleh

hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan

suatu Keadilan Sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia” merupakan bunyi dari alenia ke

empat yang merumuskan dengan padat sekali tujuan dari prinsip-prinsip dasar untuk

mencapai tujuan bangsa Indonesia setelah menyatakan dirinya merdeka.

Dengan rumusan yang panjang dan padat, alenia keempat Pembukaan

Undang-Undang dasar sekaligus menegaskan :

1. Negara Indonesia mempunyai fungsi yang sekaligus menjadi tujuannya, yaitu

seperti yang tertuang dalam alenia ke empat tersebut.

2. Negara Indonesia berbentuk Republik dan berkedaulatan Rakyat.

3. Negara Indonesia mempunyai dasar filsafah Pancasila.

3.Pokok-Pokok Pikiran dalam Pembukaan UUD 1945

Pembukaan UUD 1945 mempunyai fungsi atau hubungan langsung dengan

UUD 1945 itu sendiri, bahwa Pembukaan UUD 1945 itu mengandung pokok-pokok

pikiran yang diciptakan dan dijelmakan dalam UUD, yaitu dalam pasal-pasalnya.

Ada 4 pokok pikiran yang sifat dan maknanya sangat dalam, yaitu :

9
1. Pokok pikiran pertama menunjukan pokok pikiran persatuan, dengan pengertian

yang lazim, penyelenggara negara dan setiap warga negara wajib mengutamakan

kepentingan negara diatas kepentingan golongan maupun perorangan.

2. Pokok pikiran yang kedua adalah kesadaran bahwa manusia Indonesia memiliki

hak dan kewajiban yang sama untuk menciptakan keadilan sosial bangsa.

3. Pokok pikiran yang ketiga menyatakan bahwa kedaulatan berad ditangan rakyat

dan dilakukan sepenuhnya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat.

4. Pokok pikiran keempat menyatakan bahwa UUD mengandung isi yang

mewajibkan pemerintah dan penyelenggara negara untuk memelihara budi pekerti

kemanusiaan yang luhur dan memegang teguh cita-cita moral Rakyat yang luhur.

4.Hubungan antara Pembukaan dengan Pasal-pasal UUD 1945

Isi UUD 1945 dapat dibagi menjadi dua bagian yang memiliki kedudukan

berbeda, yaitu :

1. Pembukaan UUD yag terdiri dari empat alinea, dimana alinea terakhir

memuat Dasar nagara Pancasila.

2. Pasal-pasal UUD 1945 yang terdiri dari 20 bab, 73 pasal, 3 pasal Aturan

Peralihan dan 2 pasal Aturan Tambahan.

Hubungan antara Pembukaan UUD 1945 dengan Pasal-pasal UUD 1945, dapat

dilihat dari beberapa aspek sebagai berikut :

a. Ditinjau dari isi pengertian yang terkandung di dalam Pembukaan UUD 1945

1. Dari alinea pertama, kedua, dan ketiga berisi rangkaian peristiwa dan keadaan

yang mendahului terbentuknya negara yang merupakan rumusan dasar-dasar

10
pemikiran yang mendorong tersusunnya kemerdekaan. Pernyataan tersebut tidak

mempunyai hubungan organis dengan Batang Tubuh UUD 1945.

2. Dari alenia keempat merupakan pernyataan yang dilaksanakan setelah negara

Indonesia terwujud. Pernyataan tersebut mempunyai hubungan kausal dan organis

dengn Pasal-pasal UUD 1945 yang mencakup beberapa aspek :

· UUD itu ditentukan akan ada

· Apa yang diatur oleh UUD adalah tentang pembentukan pemerintahan negara

yang memenuhi berbagai persyaratan

· Negara Indonesia berbentuk Republik yang berkedaulatan rakyat

· Ditetapkannya dasar kerokhanian (Filsafat Negara Pancasila)

b. Ditinjau dari pokok-pokok yang terkandung didalam Pembukaan UUD 1945

Pokok-pokok pikiran yang terkandung didalam Pembukaan UUD 1945

disebutkan sebagai berikut :

1. Negara mengatasi segala paham golongan dan paham perseorangan, dalam

“Pembukaan” itu mengehendaki persatuan segenap bangsa Indonesia seluruhnya.

2. Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat.

3. Negara berkedaulatan rakyat, berdasar atas kerakyatan dan permusyawaratan

perwakilan.

4. Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa, menurut dasar kemanusiaan

yang adil dan beradab.

11
Pokok-pokok pikiran ini mewujudkan cita-cita hukum yang menguasai hukum dasar

negara, UUD menciptakan pokok-pokok pikiran ini dalam pasal-pasalnya. Itulah

hubungan antara Pembukaan dengan Pasal-pasal UUD 1945.

c. Ditinjau dari hakekat dan kedudukan Pembukaan UUD 1945

Pembukaan mempunyai kedudukan sebagai Pokok kaidah Fundamental negara

Republik Indonesia, dengan demikian Pembukaan memiliki kedudukan yang lebih

tinggi daripada Pasal-pasal UUD 1945.

5.Hubungan antara Pancasila dengan Pembukaan UUD 1945

Pancasila mempunyai fungsi dan kedudukan yang sangat penting dalam

kehidupan bernegara dan merupakan unsur penentu berlakunya tertib hukum

Indonesia. Dengan demikian Pancasila merupakan inti dari Pembukaan UUD 1945,

itu terbukti pada alinea keempat yang menunjukan bahwa pancasila merupakan dasar

negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat, yang bentuk dan wujudnya

tertuang dalam UUD. Pembukaan maupun pancasila tidak bisa dirubah maupun

diganti oleh siapapun, karena merubah ataupun mengganti berarti membubarkan

negara Proklamasi 17 Agustus 1945 karena Pancasila merupakan fundamental

terbentuknya bangsa Indonesia.

Pancasila sebagai substansi esensial daripada Pembukaan UUD 1945 adalah

sumber dari segala sumber hukum republik Indonesia. Hal terpenting yang bagi

bangsa Indonesia adalah mewujudkan cita-citanya sesuai dengan Pancasila, artinya

cara dan hasilnya tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam

Pancasila. Sedangkan cita-cita bangsa Indonesia tertuang di dalam Pembukaan UUD

12
1945 oleh karena itu Pancasila dan Pembukaan yang memilki hubungan erat harus

dilaksanakan secara serasi, seimbang, dan selaras.

6.Hubungan antara Pembukaan UUD 1945 dengan Proklamasi 17 Agustus 1945

Apabila kita hubungkan antara isi pengertian Pembukaan UUD 1945 dengan

Proklamasi 17 Agustus 1945 maka keduanya memiliki hubungan azasi yang tidak

dapat dipisahkan satu sama lain. Pembukaan UUD 1945, terutama pada alinea ketiga

memuat pernyataan-pernyataan kemerdekaan dan aline keempat memuat memuat

tindakan yang harus dilaksanakan setelah adanya negara.

Dengan demikian dapat ditentukan letak dan sifat hubungan antara

Pembukaan UUD 1945 dengan Proklamasi 17 Agustus 1945 sebagai berikut :

1. Keduanya merupakan suatu rangkaian yang tidak dapat dipisah-pisahkan.

2. Ditetapkannya Pembukaan UUD 1945 pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh PPKI

merupakan realisasi dari alinea/bagian kedua Proklamasi 17 Agustua 1945.

3. Pembukaan UUD pada hakekatnya merupakan pernyataan kemerdekaan secara

terperinci dengan memuat pokok-pokok pikiran adanya cita-cita luhur yang

menjadi semangat pendorong ditegakkannya kemerdekaan Indonesia.

Hal ini berarti antara Pembukaan UUD 1945 dan Proklamasi 17 Agustus 1945

merupakan satu kesatuan yang bulat, karena apa yang terkandung didalam

Pembukaan UUD 1945 merupakan amanat keramat dari Proklamasi 17 Agustus

1945.

13
2.5 Sistem Pemerintahan Negara menurut UUD 1945

Secara garis besar gambaran tentang sistem pemerintahan negara yang dianut

oleh UUD 1945 yang telah diamandemen adalah sebagai berikut :

1. Kedaulatan berada ditangan rakyat dan dilaksanakan menurut UUD (pasal 1

ayat 2). Dalam UUD 1945 yang telah diamandemen , MPR tidak mempunyai

kewenangan untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden, tetapi hanya sebatas

melantik (pasal 3 ayat 3 dan pasal 8 ayat 3). Dengan demikian hanya dengan

GBHN, UUD 1945 tidak lagi mengenal istilah GBHN sebagai produk MPR.

Kewenangan terbesar MPR adalah menetapkan dan mengubah UUD (pasal 3 ayat

1) selain mengenai Pembukaan UUD dan bentuk Kesatuan Negara Republik

Indonesia (pasal 37 ayat 5).

2. Sistem Konstitusional

Sistem konstitusional dalam UUD 1945 tercermin dalam ketentuan-ketentuan sebagai

berikut :

a. Kedaulatan ditangan rakyat dan dilaksanakan menurut UUD (pasal 1

ayat 2).

b. MPR hanya dapat memberhentikan Presiden dan/atau Wakil Presiden

dalam masa jabatannya menurut UUD (pasal 3 ayat 3).

c. Presiden RI memegang kekuasaan pemerintah menurut UUD (pasal 4

ayat 1).

d. Presiden dan/atau Wakil Presiden sebelum memangku jabatannya

bersumpah atau berjanji memegang teguh UUD (pasal 9 ayat 1).

14
e. Hak-hak DPR ditentukan oleh UUD (pasal 20A).

f. Setiap UU yang berlaku tidak boleh bertentangan dengan UUD 9pasal

24C ayat 1).

g. Kewenangan lembaga negara ditentukan oleh UUD (pasal 24C ayat 1).

h. Putusan dugaan pelanggaran oleh Presiden dan atau Wakil Presiden

oleh Mahkamah Konstitusi menurut UUD (pasal 24C ayat 2).

3. Negara Indonesia adalah negara hukum (pasal 1 ayat 3)

4. Presiden adalah pemegang kekuasaan pemerintah menurut UUD (pasal 4 ayat 1).

Namun dalam kewajibannya Presiden dibantu oleh Wakil Presiden.

5. Presiden adalah penyelenggara pemerintahan negara yang tertinggi. Presiden

memegang tanggungjawab atas jalannya pemerintahan menurut UUD, dan

Presiden diberi kewenangan untuk membentuk suatu dewan pertimbangan yang

bertugas memberikan nasehat dan pertimbangan kepada Preisden.

6. Menteri negara ialah pembantu Presiden (pasal 17 ayat 1), oleh karena itu

kedudukan menteri sangat tergantung pada Presiden (pasal 17 ayat 2)

7. Kekuasaan Kepala Negara tidak tak terbatas. Presiden selaku kepala negara

mempunyai kekuasan yang sangat luas, meskipun tidak bersifat mutlak.

Kekuasaan kepala negara yang tidak tak terbatas itu adalah dimana kontrol DPR

atas berbagai kewenangan presiden sangatlah dominan.

8. Indonesia ialah negara kesatuan yang berbentuk Republik (pasal 1 ayat 1 dan

pasal 18 ayat 1). NKRI dibagi atas daerah-daerah provinsi, kabupaten, dan kota

itu mempunyai pemerintah daerah.

15
2.6 Kelembagaan Negara menurut UUD 1945

1. Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)

Keanggotaan MPR terdiri atas anggota DPR yang dipilih melalui pemilu,

dengan suara terbanyak dan sedikitnya MPR bersidang sekali daalam lima tahun di

ibukota negara.Kewenangan MPR adalah mengubah dan menetapkan UUD (pasal 3)

2.Presiden dan Wakil Presiden

Presiden memegang kekuasaan pemerintah menurut UUD, dan dalam

melakukan kewajibannya dibantu oleh seorang Wakil Presiden. Presiden berhak

mengajukan RUU, dan menetapkan Peraturan Pemerintah untuk menjalankan UU

(pasal 5). Presiden memegang masa jabatan selama lima tahun. Syarat untuk menjadi

Presiden dan Wakil Presiden adalah :

1. WNI sejak kelahirannya

2. Tidak pernah menerima kewarganegaraan lain karena kehendaknya sendiri.

3. Tidak pernah menghianati negara

4. Mampu secaraa jasmani dan rohani untuk melakukan keajibannya

5. Syarat-syarat lainnya akan diatur dengan UU (pasal 6Syarat-syarat lainnya akan

diatur dengan UU (pasal 6).

Kewenangan lain dari presiden selaku kepala negara adalah dimilikinya hal

prerogatif, antara lain :

· Memegang kekuasaan tertinggi atas AD, AL, AU (pasal 10)

16
· Menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian dengan negara lain

dengan persetujuan DPR, terutama yang menimbulkan akibat yang luas dan mendasar

bagi negara (pasal 11)

· Menyatakan keadaan bahaya, yang syarat dan akibatnya ditetapkan dengan UU

(pasal 12).

· Mengangkut dan menerima duta dan konsul dengan memperhatikan pertimbangan

DPR (pasal 13).

· Presiden memberikan grasi dengan pertimbangan MA, dan memberikan amnesti

dan abolisi dengan pertimbangan DPR (pasal 14).

· Presiden memberi gelar, tanda jasa, tanda kehormatan, dan lain-lain menurut UU

(pasal 15).

3.Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)

Keanggotaan DPR dipilih oleh pemilu dengan suara terbanyak. DPR memiliki

fungsi legislatif, anggaran, dan pengawasan, untuk itu DPR diberikan hak-hak

interpelasi, angket, menyatakan pendapat, mengajukan pertanyaan, menyampaikan

usul dan pendapat serta imunitas (pasal 20).

4.Dewan Perwakila Daerah (DPD)

Anggota DPD juga dipilih oleh pemilu dengan suara terbanyak dari setiap

provinsi. DPD bersidang paling sedikitnya sekali dalam setahun. DPD berhak

mengajukan RUU kepada DPR dan ikut membahasnya sesuai dengan bidangnya.

17
5.Komisi Pemilihan Umum (KPU)

KPU biasa ditugaskan dalam rangka Pemilu agar terselenggara sesuai asas

(luberjurdil).

6. Bank Sentral

Negara memiliki satu bank sentral yang susunan, kedudukan, kewenangan,

tanggung jawab, dan independensinya diatur dengan UU (pasal 23D).

7.Badan Pengawas Keuangan (BPK)

BPK diadakan untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab tentang

pengelolaan keuangan yang bebas dan mandiri. Hasil pemeriksaan keuangan negara

diserahkan kepada DPR, DPD, dan DPRD untuk ditindklanjuti (pasal 23E).

8.Mahkamah Agung (MA)

Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk

menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan, dan dilakukan

oleh sebuah MA dan badan peradilan yang berada dibawahnya.

9.Komisi Yudisial

Komisi yudisial bersifat mandiri yang berwenang mengusulkan pengangkatan

hakim agung dan mempunyai wewenang lain dalam rangka menjaga dan menegakkan

kehormatan, keluruhan martabat serta perilaku hakim.

10.Mahkamah Konstitusi

MK berwenang mengadili pada tingkat pertama dan tingkat terakhir yang

putusannya bersifat final untuk mengkaji UU terhadap UUD, dan lain-lain.

18
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sistem ketatanegaraan dengan berdasarkan pada nilai-nilai dan yang berhubungan

dengan Pancasila, dapat menjadikan karakter suatu bangsa memiliki moral yang

sesuai dengan yang tercermin dalam sila-sila Pancasila.

Negara Indonesia dan masyrakat Indonesia dengan ketatanegaraannya berdasar

pada Pancasila akan membawa dampak positif bagi terbentuknya bangsa Indonesia.

3.2 Saran
Kita sebagai bangsa Indonesia, supaya mampu mencermati nilai-nilai yang

terkandung dalam Pancasila. Dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara,

sebagai masyarakat madani, yaitu masyarakat yang tidak buta akan posisi dasar

negara, hendaknya kita bisa mengaplikasikan semua aspek-aspek yang terkandung

dalam Pancasila kedalam kehidupan sehari-hari.

Penyimpangan-penyimpangan terhadap nilai-nilai hukum, baik itu yang sudah

tertulis dan tertuang dalam kitab perundang-undangan maupun yang sudah mengalir

dalam konvensi, perlu adanya suatu evaluasi untuk menciptakan suasana masyaakat

yang kondusif.

19
DAFTAR PUSTAKA

Darmadiharjo, Darji. Prof. SH, dan Sutopo Yuwono Let. Jen. PENDIDIKAN

PANCASILA DI PERGURUAN TINGGI, Laboratorium Pancasila Ikip Malang, 1990.

Kansil, Cst, Drs.SH, PANCASILA dan UUD 1945, Ind-Hil-Co, Jakarta 1992.

Mukhji, Ahmad, Drs, SERI DIKTAT KULIAH PANCASILA, Penerbit Gunadarma,

1991.

http://miftachr.blog.uns.ac.id/2010/04/1istilah-dan-pengertian-hukum-tata-negara/

https://rahmiendah.wordpress.com/2014/11/12/bentuk-negara-dan-sistem-

pemerintahan/ https://saiyanadia.wordpress.com/2010/11/20/pengertian-sistem-

politik-indonesia/ http://ifasyifasyarifah14.blogspot.co.id/2013/03/pengertian-dan-

tujuan- pembukaan-uud-1945.html http://sahabat-ima.blogspot.co.id/2011/12/batang-

tubuh-undang-undang-dasar-1945.html

http://irvandicapem.blogspot.co.id/2012/08/lembaga-lembaga-negara-menurut-uud-

1945.html https://senyumpelangi.wordpress.com/2009/09/28/buat-galaners-kelas-xii-

pkn- part-i/

20

Anda mungkin juga menyukai