Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah


Pengantar Ilmu Politik

Oleh:
Kelompok 2
Anisa Zaqia Solehah NPM. 2222010488
Anisah Fithriyyah NPM. 2222010637
Bambang Pamungkas NPM. 2222010140
Dewi Lestari NPM. 2222010489
Divky Adrian NPM. 2222010827
Jenal Muttaqin NPM. 2222010776

KELAS 1E
PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PUBLIK
SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI BAGASASI, BANDUNG
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa
ada halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada bapak Yan Raspat, M.Si sebagai
dosen pengampu mata kuliah Ekonomi Publik yang telah membantu memberikan
arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan
kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Bandung, 28 November 2022

Kelompok 2

2
DAFTAR ISI

BAB1......................................................................................................................4
1.1 Pendahuluan....................................................................................................4
1.2 Landasan Teori...............................................................................................4
1.3 Rumusan Masalah..........................................................................................6
BABII.....................................................................................................................7
PEMBAHASAN....................................................................................................7
2.1 Perpindahan Negara Republik Indonesia \serikat menjadi NKRI............7
2.2 Proses Kembalinya Ke NKRI........................................................................8
BABIII....................................................................................................................9
PENUTUPAN........................................................................................................9
3.1 Kesimpulan......................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................10

3
BAB I
1.1 PENDAHULUAN
Para ahli yang memfokuskan pemikirannya terhadap negara sudah muncul beberapa
abad sebelum Masehi antara lain dari Yunani seperti Socrates, Plato dan Aristoteles yang
mengajarkan teori tentang negara. Pengertian negara pada waktu itu berbeda dengan
pengertian negara yang berkembangbsaat ini, pengertian negara saat itu hanya meliputi
lingkungan kecil atau negara kota yang disebut Polis.
Istilah negara diterjemahkan dari bahasa Belanda dan Jerman yaitu Staat; bahasa Inggris
yaitu State; dan bahasa Perancis yaitu Etat. Kata-kata tersebut diambil dari kata bahasa Latin
Status atau Statum. Sebelum abad ke-15, untuk menyebut istilah negara dipergunakan kata
civitas atau res publica, terutama oleh orang Romawi. Pada abad ke-15 digunakan kata Lo
State dari bahasa Italia. Menurut para ahli, Machiavelli adalah orang pertema yang
memperkenalkan istilah Lo Stato itu dalam kepustakaan ilmu politik. Namun demikian
menurut Kranenburg, istilah Lo Stato itu, hanya tepat untuk menyebut negara teritorial saja
yang muncul pada abad ke-17.
Sementara itu dalam ilmu politik, istilah “negara” adalah agency (alat) dari masyarakat
yang mempunyai kekuasaan yang mengatur hubungan-hubungan manusia dalam masyarakat
dan menertibkan gejala-gejala kekuasaan dalam masyarakat.

1.2 LANDASAN TEORI


A. TEORI KLASIK NEGARA
Negara dalam pandangan teori klasik diartikan sebagai suatu masyarakat yang sempurna (a
perfect society), yang para anggotanya diwajibkan untuk mentaati aturan yang sudah berlaku.
Suatu masyarakat dikatakan sempurna jika memiliki sejumlah kelengkapan yakni internal
dan eksternal. Kelengkapan secara internal dinilai dari adanya penghargaan dari nilai-nilai
kemanusiaan di dalam masyarakat itu sendiri, sedangkan kelengkapan eksternal jika
keberadaan suatu masyarakat dapat memahami dirinya sebagai bagian dari organisasi
masyarakat yang luas.

4
CIRI-CIRI TEORI KLASIK :
1. Teori Politik kemudian terdiri dari tidak hanya studi tentang budaya politik yang ada
tetapi ekonomi dan masyarakat juga merupakan bagian penting yang sama. kami
tidak memiliki subjek ilmu politik untuk secara khusus mempelajari urusan dan
sistem politik.
2. Umumnya berkisar pada studi komparatif semua sistem (Plato mempelajari 158
konstitusi pada masanya
3. Teori ini juga akan mencakup kode moral, etika dan resep. jika sama sekali sistem itu
salah di suatu tempat , bagaimana mengatasinya
4. Karena agama memiliki peran yang mendominasi dalam urusan negara, kita tidak
dapat mengabaikannya. Itu juga sangat penting dalam studi teori politik saat itu.

B. TEORI KONTEMPORER NEGARA


Istilah kontemporer adalah gambaran dari masa kini. Kontemporer pun mengarah pada
suatu kemajuan, baik itu dalam bidang ilmu, budaya, dan kehidupan lainnya. Kamus Besar
Bahasa Indonesia (KBBI) menjelaskan kontemporer adalah pada waktu yang sama, semasa,
sewaktu, pada masa kini, atau dewasa ini.
Kontemporer adalah sifat modern dan mengikuti perkembangan zaman. Hal yang sama
dijelaskan Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), bahwa kontemporer adalah bersifat
kekinian, modern, atau tidak terikat oleh aturan-aturan zaman dulu dan berkembang sesuai
zaman sekarang. Kontemporer adalah konsep yang mencerminkan adanya kebebasan dalam
menentukan sesuatu sesuai yang bisa diberlakukan saat ini. Kontemporer sama dengan
modernisasi atau modern. Sesuatu yang diciptakan dengan konsep baru atau terbaru.

5
CIRI-CIRI KONTEMPORER
1. Masyarakatnya sangat memanfaatkan kemajuan teknologi untuk meringankan
kehidupan sehari-hari.
2. Adanya perubahan pada alat transportasi yang lebih canggih.
3. Adanya peningkatan sikap individualisme dan disiplin diri yang tinggi.
4. Adanya diferensiasi dalam hal tenaga kerja.
5. Banyak terjadi perubahan pada unsur-unsur dan norma masyarakat.
6. Adanya transformasi demokratis dalam sistem politik, telah membuka peluang
tindakan kolektif rakyat.
7. Adanya sentralisasi wewenang dalam pelaksanaan perencanaan sosial (social
planning) yang tidak mementingkan kepentingan pribadi atau golongan.
8. Masyarakat bersikap heterogen.
9. Mobilitas masyarakat tinggi.
10. Masyarakat tidak terikat dengan adat.
11. Tindakan manusia lebih bersifat rasional.

1.3 RUMUSAN MASALAH


 Alasan Perpindahan Bentuk Negara Republik Indonesia Serikat (RIS) Menjadi
Negara Kesatuan

6
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Perpindahan Bentuk Negara Republik Indonesia Serikat (RIS) Menjadi


Negara Kesatuan
Negara Kesatuan adalah bentuk negara yang merdeka dan berdaulat dimana
keseluruhan negara dikuasai hanya oleh satu pemerintah pusat saja. Pemerintah pusat juga
berwenang mengatur seluruh daerah.
Sedangkan, Negara Serikat (Federal) adalah suatu negara yang merupakan gabungan
dari beberapa negara yang menjadi negara-negara bagian dari Negara Serikat. Bedanya
dengan Negara Kesatuan, pemerintah pusat hanya bertugas mengurusi hal-hal yang
mempunyai sifat nasional saja, seperti politik luar negeri, fiskal, pertahanan dan keamanan.
Dengan diratifikasinya hasil-hasil KMB oleh KNIP yang bersidang tanggal 6-15
Desember 1949, terbentuklah Republik Indonesia Serikat (RIS). Negara yang berbentuk
federal ini terdiri dari 16 negara bagian yang masing-masing mempunyai luas daerah dan
jumlah penduduk yang berbeda. Negara bagian yang terpenting, selain Republik Indonesia
yang mempunyai daerah terluas dan penduduk yang terbanyak, ialah Negara Sumatra Timur,
Negara Sumatra Selatan, Negara Pasundan, Dan Negara Indonesia Timur.  Sebagian besar
negara bagian yang tergabung dalam RIS mendukung untuk terbentuknya Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI).
Bagian terpenting dari keputusan KMB adalah terbentuknya Negara Republik
Indonesia Serikat. Memang hasil KMB diterima oleh pemerintah Republik Indonesia. Namun
hanya setengah hati. Hal ini terbukti dengan adanya pertentangan dan perbedaan antar
kelompok bangsa.
Belanda membentuk federal sementara yang akan berfungsi sampai terbentuknya
negara Indonesia Serikat. Dalam hal ini, RI baru akan diizinkan masuk  dalam NIS jika
permasalahan dengan Belanda sudah dapat teratasi. Selain itu, Belanda berusaha
7
melenyapkan RI dengan melaksanakan Agresi Militer II. Belanda berharap jika RI
dilenyapkan, Belanda dapat dengan mudah mengatur negara-negara bonekanya. Akan tetapi,
perhitungan Belanda melesat. Agresi militer belanda II, menyebabkan Indonesia
mendapatkan simpati dari negara Internasional. Akhirnya, Belanda harus mengakui
Kedaulatan Indonesia berdasarkan hasil Konferensi Meja Bundar.
Pada tanggal 27 Desember 1949 diadakan penandatanganan pengakuan kedaulatan.
Dengan diakuinya kedaulatan RI oleh Belanda, Indonesia berubah menjadi Negara Serikat.
Akibatnya terbentuklah Republik Negara Serikat. Meskipun demikian, bangsa Indonesia
bertekad untuk mengubah RIS menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kurang dari
delapan bulan masa berlakunya, RIS berhasil dikalahkan oleh semangat persatuan bangsa
Indonesia.
2.2 Proses kembalinya ke NKRI:
1. Beberapa negara bagian membubarkan diri dan  bergabung dengan RI, Negara Jawa
Timur, Negara Pasundan, Negara Sumatra Selatan, Negara Kaltim, Kalteng, Dayak,
Bangka, Belitung dan Riau.
2. Negara Padang bergabung dengan Sumatra Barat, Sabang bergabung dengan Aceh.
3. Tanggal 5 April 1950 RIS hanya terdiri dari : Negara Sumatra Timur, Negara
Indonesia Timur, Republik Indonesia.
4. Ketiga negara ini (Negara Republik Indonesia, Negara Indonesia Timur, Negara
Sumatra Timur) kemudian bersama RIS sepakat untuk kembali ke negara kesatuan
dan bukan melabur ke dalam Republik.
5. Pada tanggal 3 April 1950 dilangsungkan konferensi antara RIS- NIS-NST. Kedua
negara bagian tersebut menyerahkan mendatnya kepada perdana Menteri RIS Moh.
Hatta pada tanggal 12 Mei 1950.
6. Pada 19 Mei 1950 diadakan kesepakatan dan persetujuan yang masing-masing
diwakili oleh : RIS oleh Moh. Hatta, RI oleh dr. Abdul Halim.
7. Hasil kesepakatan “ NKRI akan dibentuk di Jogjakarta, dan pembentukan panitia
perancang UUD.”
8. Pada 15 Agustus 1950, setelah melalui berbagai proses, dilakukan pengesahan UUS
RIS yang bersifat sementara sehingga dikenal dengan UUD’S 1950. Ini menunjukkan
akan terjadi perubahan. UUDS ini di sahkan oleh presiden RIS. UUD RIS terdiri dari
campuran UUD 45 dan UUD RIS.
9. Pada 17 Agustus 1950. RIS secara resmi dibubarkan dan Indonesia kembali ke
bentuk negara kesatuan.
8
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sebelum Indonesia berbentuk
sebagai negara kesatuan republik seperti sekarang ini, Indonesia telah mencoba
berbagai bentuk negara akibat dari usaha-usaha Belanda untuk menjadikan
Indonesia mudah dipecah-pecah antar wilayah. Hasil dari KMB membuat
Indonesia menjadi negara federal, namun para founding fathers Indonesia sudah
menyadari adanya usaha penjajah dalam melakukan devide et impera, yakni
politik adu domba. Maka dari itu, Indonesia ditetapkan berbentuk republik.
Pengetahuan ketatanegaraan dalam pembentukan negara Indonesia dilatar
belakangi oleh kondisi sosial politik pada masa itu. Dalam rangka politik balas
budi, para cendikiawan yang telah belajar di Belanda menanamkan idenya dalam
membentuk Indonesia sebagai negara kesatuan republik. Negara republik dipilih
bukan karena tidak ada alasan, alasannya adalah Indonesia mempunyai banyak
wilayah dimana setiap wilayah mempunyai suku maupun bahasa yang berbeda.
Selain itu lima alasan yang dikemukakan Muh. Yamin dalam menentukan
Indonesia sebagai negara republik semakin menguatkan alasan dibalik penetapan
tersebut

9
DAFTAR PUSTAKA

https://kesbangpol.kulonprogokab.go.id/detil/576/negara-kesatuan-republik-indonesia-vs-
republik-indonesia-serikat

https://www.gramedia.com/literasi/teori-terbentuknya-negara-dan-bentuk-bentuk-negara/

https://m.liputan6.com/hot/read/5131140/kontemporer-adalah-sifat-mengikuti-
perkembangan-zaman-ini-ciri-dan-contohnya

https://kesbangpol.kulonprogokab.go.id/detil/576/negara-kesatuan-republik-
indonesia-vs-republik-indonesia-serikat

https://kesbangpol.kulonprogokab.go.id/detil/576/negara-kesatuan-republik-
indonesia-vs-republik-indonesia-serikat

10

Anda mungkin juga menyukai