Anda di halaman 1dari 22

“FUNGSI & TUJUAN NEGARA”

(Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Negara)

Oleh Kelompok 4 :

Bagas Gustia Nugraha 211010201136


Dewi Yulianti 211010201194
Dimas Anggara Saputra 211010201138
Kukuh Widiyanto 211010201147
Lutvia Ihwani 211010201177
Mona Nova Silvia 211010201168
Nadya Hapsah Bahar Otto 211010201505
Sanggi Bayu Ardika 211010201132
Syaia Balqis 211010201198

Program Studi S1 Ilmu Hukum


Fakultas Hukum
Universitas Pamulang
Pamulang
2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................ i

BAB I .......................................................................................................................1

PENDAHULUAN ...................................................................................................1

1.1 Pengantar............................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................................2

1.3 Batasan Pembahasan ......................................................................................2

1.4 Tujuan Makalah..............................................................................................2

BAB II ......................................................................................................................3

PEMBAHASAN ......................................................................................................3

2.1 Definisi Negara ..............................................................................................3

2.2 Teori Lord Shang ...........................................................................................4

2.3 Teori Nicollo Machiavelli ..............................................................................5

2.4 Teori Dante Alghieri ......................................................................................5

2.5 Teori John Locke ............................................................................................6

2.5.1 Tahap Keadaan Alamiah..........................................................................6

2.5.2 Tahap Terbentuknya Negara....................................................................6

2.5.3 Pembatasan Kekuasaan Negara ...............................................................7

2.6 Immanuel Kant ...............................................................................................7

2.6.1 Keadilan dan Kebebasan..........................................................................8

2.6.2 Ketuhanan ................................................................................................8

2.6.3 Metafisika ................................................................................................9

2.6.4 Pemisahan Kekuasaan .............................................................................9

2.7 Pandangan Sosialis .......................................................................................10

i
2.7.1 Sejarah Terbentuknya Ideologi Sosial/Sosialsme ..................................10

2.7.2 Ciri-Ciri Ideologi Sosial/Sosialisme ......................................................11

2.7.3 Kelemahan dan Kelebihan Ideologi Sosial/Sosialisme .........................11

2.7.3 Contoh Ideologi Sosialisme ...................................................................12

2.8 Pandangan Paham Liberal Kapitalis.............................................................12

2.8.1 Ideologi Liberal Kapitalis ......................................................................12

2.8.2 Ciri-Ciri Ideologi Liberal Kapitalis .......................................................14

2.8.3 Kelemahan dan Kelebihan Ideologi Liberal Kapitalis...........................15

2.9 Pandangan Sosial Demokrat.........................................................................16

BAB III ..................................................................................................................18

PENUTUP..............................................................................................................18

3.1 Kesimpulan..............................................................................................18

3.2 Saran ........................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................19

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Pengantar
Ilmu negara merupakan ilmu yang tergolong ke dalam kelompok ilmu-ilmu
sosial yang mempelajari asal-usul, tujuan, formasi, dan lenyapnya negara secara
umum, abstrak, dan universal. Penjelasan lebih lanjut dapat dikemukakan sebagai
berikut:
1. Ilmu Negara “mempelajari negara secara umum”, maksudnya
pembahasan menggunakan dalil-dalil umum, yaitu pengertian umum
mengenai negara. Bila dikenakan terhadap negara-negara yang ada di
dunia ini, maka umumnya dalil tadi disepakati sebagai kenyataan yang
berlaku.
2. Ilmu Negara “mempelajari negara secara abstrak”, maksudnya dalam
uraiannya mengemukakan negara sebagai suatu nilai. Dalam hal ini, yang
diamati bukanlah suatu negara saja, akan tetapi negara pada umumnya.
Dengan demikian, Ilmu Negara dibedakan dengan Ilmu Tata Negara atau
Administrasi Negara dan Ilmu Pemerintahan. Ketiga ilmu ini mempelajari
suatu negara dalam keadaan yang nyata, misalnya tata negara Indonesia,
administrasi negara Indonesia, dan pemerintahan Indonesia.
3. Ilmu Negara “mempelajari negara secara universal”, maksudnya nilai-
nilai yang terdapat dan berlaku di mana

Tujuan mempelajari Ilmu Negara terutama sekali adalah untuk memberikan


pengetahuan sejarah, asal muasal, hakikat, dan perkembangan pemikiran negara
yang bersifat universal. Ia merupakan pemahaman yang tidak praktis karena tiada
ditujukan untuk sebuah negara tertentu. Oleh sebab itu, pelajaran ini penting untuk
menuntun kepada pelajaran yang lebih praktis seperti hukum tata negara dan hukum
tata usaha negara.

1
1.2 Rumusan Masalah
Dari beberapa permasalahan yang ada, maka dapat dirumuskan

1 Apa fungsi dan tujuan negara


2 Apa saja jenis jenis pemahaman ilmu negara

1.3 Batasan Pembahasan


Agar pembahasan dalam makalah ini tidak meluas, namun dapat mencapai
hasil yang lebih optimal, dalam penulisan makalah ini penulis membatasi masalah
pada:

1 Makalah ini hanya membahas terkait negara, seperti fungsi, tujuan serta jenis-
jenis teori ilmu negara.

1.4 Tujuan Makalah


1 Membantu memberikan informasi Fungsi dan Tujuan Hukum.

2
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Definisi Negara
Negara adalah integrasi dari kekuasaan sebuah politik dan bahkan menjadi
pokok dari kekuasaan politik. Negara juga menjadi sebuah alat dari kalangan
masyarakat yang mempunyai kekuasaan untuk mengatur hubungan-hubungan
manusia dalam masyarakat. Oleh sebab itu, negara mempunyai karakter untuk bisa
dan dapat memaksakan kekuasaanya secara sah terhadap semua golongan
kekuasaan lainnya dan yang dapat menetapkan tujuan-tujuan dari kehidupan
bersama itu. Untuk mencapai hal itu, maka negara menetapkan cara-cara dan batas-
batas sampai di mana kekuasaan dapat dipergunakan dalam kehidupan bersama itu.
Dengan demikian, negara dapat mengintergrasikan dan membimbing kegiatan-
kegiatan sosial dari warganya untuk mencapai tujuan bersama.

Tujuan bersama tersebut menjadi dasar dari segenap aparatur negara dalam
melaksanakan tugasnya. Tujuan negara menjadi kompos penunjuk jalan bagi
pemerintah negara tersebut dan juga menjadi barometer bagi tolak ukur sejauh
mana pemerintah berhasil menjalankan pekerjaannya. Diamati dalam fungsi sebuah
negara dimana negara memiliki dan membuat aturan yang dibentuk untuk mencapai
intergrasi atau persatuan bangsa dan aturan yang mengikat pun memiliki fungsi
penting dalam tujuan sebuah negara di mana menjadi pedoman dan gagasan bagi
masyarakat dalam negara tersebut untuk melaksanakan hak dan kewajibannya
sesuai dengan aturan dan norma yang di berlakukan. Namun negara sendiri
memberikan sanksi yang kuat atas masyarakatnya.

Adapun formulasi tujuan negara itu meliputi pendapat, sebagai berikut:

1. Teori Lord Shang


2. Teori Nicollo Machiavelli
3. Teori Dante Alleghiere
4. Teori John Locke
5. Teori Immanuel Kant

3
6. Pandangan Paham Sosialis
7. Pandangan Paham Liberalis-Kapitalis; dan
8. Pandangan Sosial Demokrat.

2.2 Teori Lord Shang


Lord Shang hidup pada abad ke-4. Ia seorang Perdana Menteri pemerintahan
Tiongkok, berasal dari daerah Yang, karena itu teorinya disebut juga “Teori Shang
Yang”. Buku hasil karyanya yang terkenal dalam bahasa inggris dinamakan “A
Clasical of the Chinese School of Law”. Pendapat-pendapat dari Lord Shang itu
dipaparkan oleh Prof. Denyvendak dalam bukunya yang bernama “Book Lord of
Shang”.

Menurut Lord Shang tujuan utama dari negara adalah satu pemerintahan yang
berkuasa penuh terhadap rakyat dengan jalan melemahkan dan membodohkan
rakyat. Teori ini didasarkan atas pendapat bahwa menurut Lord Shang pada setiap
negara selalu terdapat dua subjek yang saling berhadapan dan saling bertentangan,
yaitu pemerintah dan rakyat, artinya kalau rakyat yang kuat, kaya dan pintar, maka
negara akan lemah, sedangkan sebaliknya bila rakyat lemah, bodoh dan miskin,
negara akan kuat. Ia menyatakan bahwa dalam bahasa asing “a week people means
a strong state and a strong state means a weak people. There fore a country, wich
has the right way, a concerned with weaking people” (rakyat lemah berarti negara
kuat dan negara kuat berarti rakyat lemah.(Muchtar, 2006)

Dari itu nagara mempunyai tujuan yang betul, hendaklah bertindak


melemahkan rakyat). Tujuan ini hanya bisa dicapai dengan hanya menyiapkan
militer yang kuat, berdisiplin dan bersedia menghadapi segala kemungkinan. Di
balik itu, kebudayaan adalah merupakan neraka, apabila dalam suatu negara
terdapat hal-hal yang berikut ini, yakni adat istiadat, musik, nyanyian, sejarah,
kebaikan, moral kesusilaan, hormat pada orang tua, kewajiban persaudaraan,
kebijaksanaan, maka raja tidak akan dapat lagi mengerahkan rakyat, bencana
kehancuran negara tidak bisa dihindarkan. Sebaliknya menurut Lord Shang
korbankanlah “kebudayaan rakyat”, untuk kekuasaan negara.

4
Jika kita telaah teori ini, jelas tujuan yang dikemukakan sangat rendah sekali,
karena kekuasaan yang besar dari negara itu digunakan untuk membodohkan rakyat
dan memiskinkan rakyat, padahal secara moral bahkan secara asasi negara
seharusnya melindungi rakyat.

2.3 Teori Nicollo Machiavelli


Menurut Nicollo Machiavelli, tujuan negara adalah untuk mengusahakan
terselenggaranya ketertiban, keamanan, dan ketenteraman. Oleh karena itu,
kedudukan pemerintah harus ditempatkan di atas segala aliran-aliran yang ada.
Bagaimanapun lemahnya, pemerintahan harus diperlihatkan sebagai yang lebih
berkuasa, sehingga dengan demikian banyak harapan demi tercapainya
kemakmuran. (Prof. Dr. M. Solly Lubis, 2014)

Sebagai penganut paham realistis, Machiavelli menyatakan bahwa negara itu


ada untuk kepentingannya sendiri dan harus mengejar tujuan dan kepentinganya
dengan cara yang dianggap paling tepat, bahkan dengan cara yang licik sekali pun.
Untuk mencapai tujuan negara, pemerintah terkadang harus bersikap seperti singa
terhadap rakyatnya agar rakyat takut dan tunduk kepada pemerintah.(Soehino,
2000)

2.4 Teori Dante Alghieri


Dante Alghieri (1266-1321) merupakan filosof dan penyair asal Italia. Salah
satu pendapat yang dinilai cukup berani guna menentramkan situasi di Italia pada
waktu itu adalah usul agar Paus hanya berkonsentrasi mengenai masalah-masalah
kerohanian saja dan tidak campur tangan dalam masalah politik. Sebaliknya, negara
harus turut mengatur hal-hal yang bersifat keagamaan. Upaya ini perlu ditempuh
guna menghindari kompetisi antara negara dengan gereja yang menyebabkan
keadaan merosot dan tidak stabil. Dalam pandangan Dante, tujuan negara adalah
untuk menciptakan perdamaian dunia. Karena itu, undang-undang yang seragam
bagi umat manusia perlu diciptakan untuk dapat mencapai tujuan tersebut. Pada
karyanya yaitu buku yang berjudul De Monarchia terdiri atas 3 bab, yaitu:
1. Mempersoalkan kerajaan dunia. Pada bab I, Dante menekankan perlunya
kerajaan dunia, yaitu untuk kepentingan dunia itu sendiri dalam rangka

5
menyelenggarakan perdamaian dunia. Kerajaan dunia merupakan
kemerdekaan dan keadilan tertinggi. Rakyat yang hidup dengan berbagai
peraturan yang berbeda diatasi dengan peraturan yang dapat menciptakan
kerjasama diantara masyarakat. Kerajaan dunia imperium merupakan satu
kesatuan kekuasaan, sebab jika kerajaan dibagi maka akan musnah.
2. Menyelidiki apakah kaisar Jerman itu merupakan kaisar yang sah?
3. Apakah kekuasaan kaisar berasal dari Tuhan atau berasal dari perantara?
2.5 Teori John Locke
Menurut John Locke, negara didirikan untuk memenuhi dan melindungi
hak-hak asasi manusia yaitu hak untuk hidup, hak kemerdekaan, dan hak atas milik
pribadi. Jika hak-hak asasi itu dilanggar maka akan timbul kekacuan. Dengan
pernyataan ini, Locke menolak pikiran yang berkembang sebelumnya bahwa rakyat
telah menyerahkan seluruh kedaulatannya kepada negara.

Menurut Locke tidak seluruh hak asasi itu diserahkan, hak-hak yang bersifat
alamiah seperti hak untuk hidup, hak kemerdekaan, dan hak atas milik pribadi tidak
diserahkan. Bagi Locke, negara yang merampas seluruh hak asasi itu adalah negara
yang tidak sesuai dengan fungsinya yaitu melindungi manusia yang menjadi warga
negaranya. Karena tidak sesuai dengan tujuan didirikannya negara, negara ini
menjadi tidak sah. Dia kehilangan keabsahannya.(Arief Budiman, 1990)

2.5.1 Tahap Keadaan Alamiah


Keadaan alamiah adalah tahap pertama dari perkembangan masyarakat,
Konsep Locke ini serupa dengan pemikiran Hobbes namun bila Hobbes
menyatakan keadaan alamiah sebagai keadaan "perang semua lawan semua", maka
Locke berbeda. Menurut Locke, keadaan alamiah sebuah masyarakat manusia
adalah situasi harmonis, di mana semua manusia memiliki kebebasan dan kesamaan
hak yang sama. Dalam keadaan ini, setiap manusia bebas menentukan dirinya dan
menggunakan apa yang dimilikinya tanpa bergantung kepada kehendak orang lain.
2.5.2 Tahap Terbentuknya Negara
Locke menyatakan bahwa untuk menciptakan jalan keluar dari keadaan
perang sambil menjamin milik pribadi, maka masyarakat sepakat untuk

6
mengadakan "perjanjian asal" atau yang sering disebut dengan istilah kontrak
sosial. Inilah saat lahirnya negara persemakmuran (commonwealth). Dengan
demikian, tujuan berdirinya negara bukanlah untuk menciptakan kesamarataan
setiap orang, melainkan untuk menjamin dan melindungi milik pribadi setiap warga
negara yang mengadakan perjanjian tersebut.

Di dalam perjanjian tersebut, masyarakat memberikan dua kekuasaan penting


yang mereka miliki di dalam keadaan alamiah kepada negara. Kedua kuasa tersebut
adalah hak untuk menentukan bagaimana setiap manusia mempertahankan diri, dan
hak untuk menghukum setiap pelanggar hukum kodrat yang berasal dari Tuhan.
Ajaran Locke ini menimbulkan dua konsekuensi:

1. Kekuasaan negara pada dasarnya adalah terbatas dan tidak mutlak sebab
kekuasaannya berasal dari warga masyarakat yang mendirikannya. Jadi,
negara hanya dapat bertindak dalam batas-batas yang ditetapkan
masyarakat terhadapnya.
2. Tujuan pembentukan negara adalah untuk menjamin hak-hak asasi warga,
terutama hak warga atas harta milikny

2.5.3 Pembatasan Kekuasaan Negara


Negara di dalam pandangan Locke dibatasi oleh warga masyarakat yang
merupakan pembuatnya. Untuk itu, sistem negara perlu dibangun dengan adanya
pembatasan kekuasaan negara, dan bentuk pembatasan kekuasaan tersebut dapat
dilakukan dengan dua cara. Cara pertama adalah dengan membentuk konstitusi atau
Undang-Undang Dasar yang ditentukan oleh Parlemen berdasarkan prinsip
mayoritas. Cara kedua adalah adanya pembagian kekuasaan dalam tiga unsur:
legistlatif, eksekutif, dan federative.
2.6 Immanuel Kant
Immanuel Kant (22 April 1724 – 12 Februari 1804) adalah seorang tokoh
filsafat di Jerman pada Abad Pencerahan.Ia merupakan salah satu tokoh Abad
Pencerahan pada abad ke-18 yang mengandalkan penggunaan akal dalam
pengembangan ilmu dan pengetahuan.Dalam sejarah filsafat modern, pemikiran
Kant sebagian besar mengkritik tentang metafisika tradisional.Kant meyakini

7
bahwa filsafat merupakan ilmu pokok dan sumber segala pengetahuan.Sesuai
perannya, filsafat dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan manusia yang paling
utama.

Dalam kajian filsafatnya, ia membagi persoalan menjadi empat, yaitu


metafisika, agama, etika dan antropologi.Immanuel Kant memulai fenomenologi
sejak menentukan unsur pengetahuan yang berasal dari akal dan dari pengalama.Ia
memisahkan pemikiran yang murni dari akal tanpa adanya pengalaman, serta
pemikiran yang murni dari pengalaman dengan adanya bukti empiris.Dasar filsafat
Kant adalah prinsip transendental.Pemikiran Kant dikenal sebagai kritisisme atau
rasionalisme kritis. Bersama dengan empirisme Inggris, pemikiran Kant menjadi
dasar ilmu pengetahuan modern dalam bidang bahasa, khususnya positivisme logis
dan filsafat bahasa.

2.6.1 Keadilan dan Kebebasan


Immanuel Kant mengakui adanya kaitan antara keadilan dan kebebasan.
Pengakuannya ini disampaikannya melalui bukunya yang berjudul Metaphysical
Elements of Justice. Kant menyatakan di dalam bukunya bahwa manusia hanya
memiliki satu hak bawaan yaitu kebebasan. Hak atas kebebasan ini hanya dapat
diperoleh selama kebebasan ini diberikan secara setara kepada setiap orang. Sifat
dari hak atas kebebasan ini adalah kodrati karena dimiliki oleh manusia disebabkan
kemanusiaan itu sendiri. Syarat adanya keadilan di dalam masyarakat adalah
adanya prinsip kebebasan yang mengakui kebebasan orang lain pula. Prinsip ini
dikenal dengan prinsip alteritas atau persamaan pengakuan. Kant meyakini bahwa
otonomi atas kebebasan dimiliki oleh moral. Penentuan mengenai sesuatu yang
disebut sebagai kebaikan dan kejahatan merupakan tugas dari akal.

2.6.2 Ketuhanan
Kant menjadi salah satu filsuf yang menggunakan argumen teleologi untuk
mengungkapkan mengenai alam dan keberadaan Tuhan. Dalam argumen ini, semua
gejala alam terjadi karena ada yang mengaturnya dan bukan karena kebetulan
semata. Keteraturan alam menandakan bahwa alam diciptakan dengan tujuan dan
maksud tertentu oleh suatu zat yang maha mengatur. Zat inilah yang dikenal sebagai

8
Tuhan. Kant berpendapat bahwa status sebagai yang maha mengatur dapat
dinaikkan menjadi pencipta melalui penalaran yang mendalam.

2.6.3 Metafisika
Kant mengembangkan metafisika menggunakan unsur apriori. Metafisika
yang dikembangkan oleh Kant menetapkan konsep untuk teori dan praktik.
Metafisika yang teoretis dikembangkan untuk menentukan persyaratan manusia
dalam berpikir. Sementara yang bersifat praktis dikembangkan untuk menentukan
persyaratan manusia daalam bertindak. Metafisika Kant menggunakan objek-objek
pengalaman sehingga berbeda dengan logika formal. Pemikiran ini membentuk
cara berpikir baru dalam metafisika.

2.6.4 Pemisahan Kekuasaan


Immmanuel Kant merupakan tokoh yang mempopulerkan ajaran
Montesquieu mengenai pemisahan kekuasaan.Kandt memperluas penggunaan
konsep pemisahan kekuasaan dengan istilah trias politica. Istilah ini awalnya
diperkenalkan oleh John Locke dengan pemisahan kekuasaan menjadi legislatif,
eksekutif dan federatif. Kemudian oleh Montesquieu, kekuasaan federatif diubah
menjadi kekuasaan yudikatif. Dalam definisi Kant, ketiganya dianggap sebagai
cabang dari kekuasaan. Selain itu, Kant juga memiliki pendapat mengenai tujuan
politik. Kant berpendapat bahwa politik dibuat untuk memenuhi kebutuhan
bendawi dan kebahagiaan rohani. Politik dibuat agar setiap orang dapat puas
terhadap pengaturannya. Ia menulis dalam bukunya yang berjudul “Mataphysische
Afangsrunde” (Ajaran Metafisika dalam Hukum). Menurut Imanuel Kant,
“manusia dilahirkan sederajat dan segala kehendak, kemauan dalam masyarakat
negara harus melalui dan didasarkan dengan undang-undang”. Peraturan-peraturan
hukum harus pula dirumuskan dan harus menjadi dasar pelaksana pemerintahan, di
samping itu ia memandang bahwa perlu adanya pemisahan kekuasaan, seperti
diajarkan oleh Montesquieu (Kekuasaan Legislatif, Eksekutif dan Yudisial), dalam
kepustakaan dikatakan bahwa Imanuel Kant yang memberi nama ajaran
Montesquieu tentang “pemisahan kekuasaan” (separation of power) itu dengan
nama “Trias Politika”. Jadi tujuan negara menurut Imanuel Kant adalah membentuk

9
dan mempertahankan hukum. Atau juga disebut sebagai tujuan dari negara hukum.
Selain itu tujuan negara juga berarti bahwa setiap warga negara mempunyai
kedudukan hukum sama dan tidak boleh diperlakukan sewenang-wenang oleh
pihak penguasa. Menegakkan hak-hak dan kebebasan warga negara atau
kemerdekaan individu. Untuk menjamin kebebasan individu berupa jaminan
perlindungan HAM harus diadakan pemisahan kekuasaan seperti Trias Politika.

2.7 Pandangan Sosialis


Ada beberapa definisi tetang pandangan sosialis menurut beberapa Ahli
yaitu:

a. Sutan Syahrir
Pengertian sosialisme menurut Sutan Syahrir adalah suatu gerakan untuk
mencari keadilan di dalam sebuah tatanan kemasyarakatan.
b. Teuku May Rudy
Sedangkan menurut Teuku May Rudy, sosialisme merupakan sebuah paham
yang mementingkan kepentingan bersama dibanding kepentingan pribadi atau
individu.

Berdasarkan pendapat ahli diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa, sosialisme


merupakan suatu teori dan politik yang memfokuskan pentingnya peranan
pemerintah dalam menguasai alat-alat produksi dan distribus barang. Sosialisme
bertujuan untuk membentuk kemakmuran negara dengan usaha kolektif yang
produktif dan juga membatasi milik perseorang atau milik swasta. Meskipun begitu
pencegahan ini dilakukan guna mencegah usaha yang hanya mementingkan laba
saja dan lupa melayani kebutuhan masyarakat.

2.7.1 Sejarah Terbentuknya Ideologi Sosial/Sosialsme


Paham sosialisme muncul sebagai sebuah bentuk reaksi terhadap paham
liberal ekonomi dan kapitalis modern pada awal abad ke-19 Masehi di Eropa.
Paham ini muncul ketika terjadinya revolusi industri di Inggris yang menyebabkan
terjadinya ketimpangan antara kelas borjuis dan kelas proleter.

10
Kelas borjuis menguasai alat-alat produksi karena penguasaan modal
tertimbun pada mereka dan mereka mendapatkan banyak keuntungan yang
menyebabkan mereka berada di taraf kehidupan yang tinggi. Sementara kaum
proleter dengan gaji yang sangat rendah membuat mereka hidup miskin dan tinggal
ditempat kumuh.

Kesejangan sosial yang kian semakin terlihat menimbulkan sifat


individualisme mereka. Maka dari itu munculah sebuah gerakan yang dinamakan
revolusi sosial. Pengaruh dari ideologi ini mencakup ranah internasional seperti
negara di Eropa barat laut dan tengah, Amerika Utara, Australia dan Selandia Baru.

2.7.2 Ciri-Ciri Ideologi Sosial/Sosialisme


Ideologi sosialisme bersifat kolektif yang dapat membawa keadilan bagi
seluruh rakyat untuk mencapai sebuah kesejahteraan. Adapun ciri-ciri dari ideologi
Sosialisme adalah sebagai berikut :

1. Tidak mengenal adanya kelas borjuis dan proleter, sehingga tidak ada majikan
dan buruh karena semuanya memiliki hak yang sama.
2. Menciptakan masyarakat yang dapat saling bekerja sama dan memunculkan rasa
solidaritas.
3. Hak kepemilikan atas alat-alat produksi milik pribadi akan diakui secara
terbatas.
4. Sosialisme memiliki prinsip kesederajatan dan pemerataan bagi rakyat.
5. Menolak kapitalisme dan menghapuskannya melalui perjuangan kelas proleter.

2.7.3 Kelemahan dan Kelebihan Ideologi Sosial/Sosialisme


Paham sosialisme juga memiliki kelebihan dan kekurangan, antaralain:

a. Kelebihan Ideologi Sosialisme


1. Rasa solidaritas dan kebersamaan yang tinggi antar rakyat.
2. Adanya pemerataan sosial, sehingga tidak terjadi kesenjangan antar kelas
burjois dan proleter.
3. Menyelesaikan masalah dengan musyawarah.

11
4. Menciptakan masyarakat sosialis dengan kejernihan dan kejelasan, bukan
dengan cara-cara seperti kekerasan dan revolusi.
b. Kekurangan Ideologi Sosialisme
1. Paham sosialisme tidak selaras dengan sifat manusia yang selalu ingin lebih
dan tidak puas melakukan sesuatu.
2. Membatasi kreatifitas dan pengembangan diri karena lebih mementingkan
kebersamaan dan gotong royong, sehingga waktu agar setiap individu bsia
berkembang tidak ada.
3. Hak asasi manusia kerap kali diabaikan demi kepentingan bersama.

2.7.3 Contoh Ideologi Sosialisme


Contoh dari ideologi sosialisme antaralain:

1. Gotong-royong bersama warga setempat.


2. Membantu seseorang yang kecelakaan.
3. Mengerjakan pekerjaan untuk kepentingan orang lain tanpa pamrih.

2.8 Pandangan Paham Liberal Kapitalis


2.8.1 Ideologi Liberal Kapitalis
Liberalisme atau Liberal adalah sebuah ideologi, pandangan filsafat, dan
tradisi politik yang didasarkan pada pemahaman bahwa kebebasan adalah nilai
politik yang utama.Secara umum, liberalisme mencita-citakan suatu masyarakat
yang bebas, dicirikan oleh kebebasan berpikir bagi para individu. Paham
liberalisme menolak adanya pembatasan, khususnya dari pemerintah dan agama.
Liberalisme berkembang sejalan dengan Kapitalisme. Perbedaannya, Kapitalisme
berdasarkan determinisme Ekonomi, sementara Liberalisme tidak semata
didasarkan pada ekonomi melainkan juga filsafat, agama, dan kemanusiaan. J.
Salwyn Schapiro menyatakan bahwa Liberalisme adalah "... perilaku berpikir
terhadap masalah hidup dan kehidupan yang menekankan pada nilai-nilai
kemerdekaan individu, minoritas, dan bangsa." Bidang komunikasi mencakup
semua aspek baik itu politik, ekonomi, maupun sosial budaya. Hal itupun dapat
dikaitkan dengan kedua ideology di atas yaitu Kapitalisme dan Liberalisme. Pers
selalu mengambil bentuk dan warna struktur-struktur social politik di dalam mana

12
ia beroperasi. Terutama, pers mencerminkan system pengawasan social dengan
mana hubungan antara orang dan lembaga diatur. Orang harus melihat pada system-
sistem masyarakat dimana per situ berfungsi. Untuk melihat system-sistem social
dalam kaitan yang sesungguhnya dengan pers, orang harus melihat keyakian dan
asumsi dasar yang dimiliki masyarakat itu : hakikat manusia, hakikat masyarakat
dan Negara, hubungan antar manusia dengan Negara, hakikat pengetahuan dan
kebenaran.

Seperti yang dijelaskan dalam teori Libertarian yang dikemukakan oleh


Siebert, pers bukan instrument pemerintah, melainkan sebuah alat untuk
menyajikan bukti dan argument-argumen yang akan menjadi landasan bagi orang
banyak untuk mengawasi pemerintahan dan menentukan sikap terhadap
kebijaksanaannya. Dengan demikian, pers seharusnya bebas dari pengawasan dan
pengaruh pemerintah. Agar kebenaran bisa muncul, semua pendapat harus dapat
kesempatan yang sama untuk didengar, harus ada pasar bebas pemikiran-pemikiran
dan informasi. Baik kaum minoritas maupun mayoritas, kuat maupun lemah, harus
dapat menggunakan pers. Di era sekarangpun, Media atau Pers sering dikaitkan
dengan Kapitalisme dimana lebih mementingkan sisi komersialisasi dari sebuah
Berita atau acara di sebuah stasiun televisi dimana, isi dari media tersebut sudah
dianggap telah melenceng dari tugais dan fungsinya masing-masing dimana fungsi
Pendidikan adalah hal yang utama. Melihat tayangan Hiburan yang semakin
merajalela yang menjadi andalan siaran-siaran televisi tanpa melihat sisi edukatif
dari sebuah tayangan bagi masyarakat.

Seyogyanya sebuah kebebasan yang selalu diharapkan oleh Pers atau Media
harus diimbagi oleh rasa tanggung jawab sepenuhnya bagi masyarakat. Ada tiga hal
yang mendasar dari Ideologi Liberalisme yakni Kehidupan, Kebebasan dan Hak
Milik (Life, Liberty and Property). Ideologi liberal atau liberalisme merupakan
salah satu jenis paham atau ideologi yang menjunjung kebebasan, dan mengakui
hak-hak individual baik dalam bidang politik, agama, sosial, ekonomi maupun
kebudayaan yang dilindungi oleh campur tangan negara serta badan-badan yang
lain. Yusron (2019) menyampaikan pada masa kini, liberalisme dianggap dapat

13
tumbuh dalam sistem pemerintahan demokrasi, karena dalam sistem demokrasi
juga mementingkan kebebasaN individu walaupun kebebasan tersebut tidak seperti
liberalisme.Kapitalisme atau Kapital adalah suatu paham yang meyakini bahwa
pemilik modal bisa melakukan usahanya untuk meraih keuntungan sebesar-
besarnya.

Demi prinsip tersebut, maka pemerintah tidak dapat melakukan intervensi


pasar guna keuntungan bersama, tapi intervensi pemerintah dilakukan secara besar-
besaran untung kepentingan-kepentingan pribadi. jadi, inti dari kapitalisme itu
sendiri adalah bagaimana memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya. Tokoh
kapitalisme, Adam Smith mengatakan bahwa kapitalisme merupakan suatu sistem
yang bisa menciptakan kesejahteraan bagi masyarakat negara apabila pemerintah
tidak mengintervensi kebijakan dan mekanisme pasar. Sedangkan Max Weber
memberi pengertian bahwa kapitalisme adalah sistem ekonomi yang berlaku pada
suatu pasar dan dipacu untuk menghasilkan keuntungan dengan kegiatan tukar
menukar di pasar tersebut. Presiden pertama Indonesia, Soekarno mengartikan
kapitalsime ialah suatu sistem sosial dalam masyarakat yang muncul karena cara
produksi yang memisahkan kaum buruh dari alat-alat produksi.

2.8.2 Ciri-Ciri Ideologi Liberal Kapitalis


Liberalisme memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. Adanya beberapa kewajiban dan hak yang bersifat mutlak dan tidak bisa
dilanggar oleh kekuasaan apapun.
b. Anggota masyarakat memiliki kebebasan intelektual yang meliputi
kebebasan berbicara, kebebasan beragama, dan kebebasan pers.
c. Pemerintah hanya dapat mengatur sebagian kehidupan masyarakat,
sehingga masyarakat dapat belajar banyak membuat keputusan dalam
kehidupan masingmasing.
d. Kekuasaan dari seseorang terhadap orang lain merupakan hal yang
buruk, sehingga dalam paham ini tidak boleh adanya perbudakan.
e. Negara dikatakan sejahtera apabila semua masyarakat atau sebagian
besar masyarakatnya merasa berbahagia.

14
f. Lebih lanjut disampaikan pula kelebihan dari liberalisme yaitu:
g. Mendorong masyarakat untuk terus berkembang dan berkretivitas,
sebab tidak adanya batasan antar individu.
h. Setiap manusia memiliki hak yang sama, baik dalam bidang sosial,
politik, ekonomi, agama maupun budaya
i. Adanya persaingan antar individu, sehingga individu tersebut dapat
berkembanga dengan baik dan dapat menghasilkan produkproduk yang
berkualitas tinggi.
j. Tidak adanya paksaan dalam memilih atau mengikuti partai politik yang
ada di negara tersebut.

Sedangkan cri-ciri kapitalisme menurut Serenata (2020), yaitu:

a. Pengakuan atas hakhak pribadi masingmasing individu.


b. Pemilikan alatalat produksi oleh individu.
c. Individu bebas memilih pekerjaan atau usaha sendiri.
d. Ekonomi diatur oleh mekanisme pasar.
e. Pemerintah punya peran yang amat kecil dalam kegiatan ekonomi.
f. Motif yang menggerakkan perekonomian ialah untuk mendapatkan laba.
g. Manusia dipandang sebagai homoeconomicus, yakni pribadi yang selalu
mengejar keuntungan sendiri.
h. Paham individualisme didasarkan materaliasme atau hedonisme (warisan
zaman Yunani Kuno).

2.8.3 Kelemahan dan Kelebihan Ideologi Liberal Kapitalis


Paham Liberal Kapitalis juga memiliki kelebihan dan kekurangan,
antaralain:

1. Kelebihan
a. Pemanfaatan sumber daya dan distribusi barang lebih efektif.
b. Masyarakat bebas melakukan hal yang terbaik untuk perkembangan dirinya
sendiri.
c. Masyarakat akan menjadi lebih untuk mengatasi persaingan dagang.

15
d. Tenaga, waktu, dan biaya untuk pengawasan politik dan sosial bisa
diminimalisir.
e. Pertumbuhan ekonomi cenderung pesat.
f. Distribusi barang akan lebih cepat dan efisien.
g. Seseorang yang berbisnis akan lebih dihargai.
2. Kekurangan
a. Munculnya persaingan pasar monopolistik dan persaingan tidak sempurna.
b. Sering ada konflik bahwa pengusaha dengan modal besar saja yang bisa
menguasai pasar.
c. Pengusaha cenderung materialistik karena perekonomian jadi memiliki
orientasi hanya pada uang.
d. Perusahaan kecil cenderung diambil alih oleh perusahaan besar yang
mengejar keuntungan semata.
e. Mulai munculnya eksploitasi terhadap sumber daya alam demi keuntungan
besar.
f. perputaran uang cenderung berpusat kepada segelintir orang saja. Akibatnya
tidak semua orang bisa menikmati kekayaan dan kekuasaan.

2.9 Pandangan Sosial Demokrat


Sebagai suatu ideologi, pandangan sosial demokrat merupakan reaksi
terhadap sistem kapitalis, yang mulai berkembang pada awal abad ke-20. Tujuan
sistem sosial demokrat adalah untuk mensejahterakan rakyat melalui peran aktif
negara dalam memberikan jaminan kesejahteraan. Adapun kesejahteraan itu
diwujudkan dalam lima pilar, yaitu demokrasi, rule of law, perlindungan hak asasi
manusia, keadilan sosial, dan anti diskriminasi. Rule of law adalah prinsip hukum
yang menyatakan bahwa negara harus diperintah oleh hukum dan bukan sekadar
keputusan pejabat-pejabat secara individual. Prinsip tersebut biasanya merujuk
kepada pengaruh dan wewenang hukum dalam masyarakat, terutama sebagai
pengatur perilaku, termasuk perilaku para pejabat pemerintah.

Hak Asasi manusia adalah hak dasar atau kewarganegaraan yang melekat
pada individu sejak ia lahir secara kodrat yang diberikan langsung oleh Tuhan Yang

16
Maha Esa yang tidak dapat dirampas dan dicabut keberadaannya dan wajib
dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan
setiap orang demi kehormatan dan perlindungan harkat dan martabat manusia.

Indonesia merupakan negara yang berlandaskan atas hukum. Sehingga


Negara Indonesia wajib memberi perlidungan Hak Asasi Manusia kepada setiap
masyarakatnya. Sementara negara hukum adalah negara yang berdasarkan pada
kedaulatan hukum. Keadilan sosial ialah suatu masyarakat atau sifat suatu
masyarakat adil dan makmur, berbahagia buat semua orang, tidak ada penghinaan,
tidak ada penindasan, tidak ada penghisapan” Soekarno. Anti diskriminasi dikenal
pula dengan istilah kesempatan dan perlakuan yang sama. Kesempatan dan
perlakuan yang sama adalah hak setiap warga negara di segala bidang kehidupan,
baik bidang ekonomi, sosial, budaya, politik dan tenaga kerja.

17
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat
disimpulkan bahwa:
1. Tujuan negara menjadi kompos penunjuk jalan bagi pemerintah negara
tersebut dan juga menjadi barometer bagi tolak ukur sejauh mana
pemerintah berhasil menjalankan pekerjaannya.
2. Ada beberapa teori yang menyatakan tujuan negara yaitu:
a. Teori Lord Shang
b. Teori Nicollo Machiavelli
c. Teori Dante Alleghiere
d. Teori John Locke
e. Teori Immanuel Kant
f. Pandangan Paham Sosialis
g. Pandangan Paham Liberalis-Kapitalis; dan
h. Pandangan Sosial Demokrat.

3.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dipaparkan di atas. Untuk penelitian
lebih lanjut, maka penulis menyarankan:

1. Pembahasan dapat dikembangkan lebih lanjut dengan mengutip lebih


banyak lagi referensi yang lebih relevan dengan keadaan saat ini
mengingat masih banyak kekurangan dari segi literatur dalam penulisan
makalah ini.

18
DAFTAR PUSTAKA

Arief Budiman. (1990). Sistem perekonomian Pancasila dan ideologi ilmu sosial
di Indonesia. Gramedia Pustaka Utama.

Muchtar, P. (2006). Ilmu negara dan Politik. PT.Bumi Intitama Sejahtera.

Prof. Dr. M. Solly Lubis, S. (2014). Ilmu negara. CV.mandar maju.

Soehino, S. . (2000). Ilmu Negara (Cet.III). Yogyakarta Liberty.

19

Anda mungkin juga menyukai