Anda di halaman 1dari 3

MAKALAH

SISTEM POLITIK INDONESIA

CIVIL-MILITARY RELATIONS IN INDONESIA


( THE PANCASILA DEMOCRACY PERIOD)

Disusun Oleh:

Alexandra Melandri Saragih – 20220510163

El nino

Miguel

Sanchez

Ligurz

PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS


ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2023
Bab I Pendahuluan

1.1. Latar Belakang


Demokrasi merupakan sistem dimana semua warga penduduk meiliki suara yg sama dalam
menjalankan kehidupan bernegara,semua orang berhak untuk menyampaikan aspirasi nya
kepada para pemegang kekuasaan Negara,karena kebebasan merupakan bagian dari Hak Asasi
Manusia.Namun di Indonesia pada masa periode demokrasi pancasila yg dipimpin oleh
seorang presiden diktator(soeharto) dengan rezim yg berjalan mulai dari 12 maret 1967 sampai
21 mei 1998 dengan cara mengundurkan diri.Pada rezim soeharto banyak unsur HAM yg
dilanggar hanya untuk mengamankan jalan dari rezimnya.Tidak hanya merenggut hak untuk
bersuara tetapi seringkali keadilan dan nyawa dari seseorang juga menjadi korban,hal-hal
tersebut dapat terjadi karena kebijakan nya dalam menerapkan fungsi Dwifungsi pada
ABRI(Angkatan Bersenjata Negara Indonesia).
Pembahasan ini bertujuan untuk menganalisis kondisi dari hubungan antara penduduk sipil
dengan kepemerintahan terutama angkatan ABRI.Pembahasan ini dibuat dengan melakukan
metode pengumpulan referensi seperti artikel,jurnal,dan buku yg mengandung pembahasan yg
berkaitan dengan topic permasalah dan kemudian ditelaah dan dikumpulkan kedalam satu
makalah dengan menyajikan berbagai rumusan masalah,pembahasan serta menarik sebuah
kesimpulan.

1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana fungsi dari ABRI di Indonesia pada periode demokrasi pancasila


2. Apa yg melatarbelakangi perubahan fungsi ABRI pada periode demokrasi pancasila
3. Apa yg menjadikan ABRI sebagai departemen nasional yg kontroversial pada periode
demokrasi pancasila
4. Apa yg melatarbelakangi ABRI sehingga berani melanggara HAM pada periode
demokrasi pancasila

7
Bab II – Pembahasan

2.1.Fungsi ABRI di Indonesia pada priode demokrasi Pancasila

ABRI (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia) adalah konsep dan kebijakan politik yang
mengatur fungsi ABRI dalam kehidupan bernegara. Peran ganda ABRI berarti bahwa ABRI
memiliki dua peran, yaitu peran kekuatan militer Indonesia dan peran sebagai penguasa dan
pengatur negara.

Kebijakan dua arah ABRI diterapkan pada masa pemerintahan Orde Baru. Dalam buku Pejuang
dan Prajurit: Konsep dan Implementasi Dwi Fungsi ABRI (1984) karya Arifin Tambunan dkk,
ABRI berperan ganda sebagai penggerak dan pemantapan kehidupan berbangsa dan bernegara
pada masa Orde Baru. Kebijakan dua arah ABRI sebenarnya sudah diterapkan pada awal Orde
Baru, namun baru disahkan pada tahun 1982 oleh Soeharto melalui UU No. 20 Tahun 1982.

Penerapan peran ganda ABRI pada masa orde baru berdampak besar pada kondisi sosial politik
Indonesia. Melalui kebijakan Dwifungsi ABRI, ABRI berhasil mendominasi eksekutif dan
parlemen Orde Baru. Mulai tahun 1970-an, banyak perwira aktif ABRI diangkat menjadi DPR,
MPR, dan DPD di tingkat provinsi. Selain itu, ABRI juga menempati posisi penting dalam
mengontrol arah politik organisasi Golkar.

Keterlibatan militer dalam kehidupan sosial dan politik semakin meningkat, sehingga militer
menjadi instrumen kekuasaan yang digunakan pemerintah untuk menjustifikasi kebijakan
pemerintah.1

1
https://www.kompas.com/skola/read/2020/12/31/121151169/apa-arti-dwifungsi-abri?page=all

Dwifungsi ABRI: Perkembangan dan Peranannya dalam Kehidupan Politik di Indonesia | UGM PRESS - Badan
Penerbit dan Publikasi Universitas Gadjah Mada
Dwi Fungsi ABRI : Melacak Sejarah Keterlibatan ABRI dalam Kehidupan Sosial Politik dan Perekonomian Indonesia
| Anwar | Jurnal Adabiya (ar-raniry.ac.id)

Kompas. (n.d.). Retrieved from https://www.kompas.com/skola/read/2021/03/19/133958069

Fauzan Dewanda, P. M. (2021). Dwifungsi ABRI: Militer untuk Siapa? Pers Suara Mahasiswa UI .

Anda mungkin juga menyukai