Anda di halaman 1dari 278

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD


MATERI BAGIAN LUAR TUMBUHAN DAN FUNGSINYA
BERBASIS METODE MONTESSORI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:
Yohanes Sigit Tri Wahyudi
NIM: 131134036

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017

i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

SKRIPSI

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD


MATERI BAGIAN LUAR TUMBUHAN DAN FUNGSINYA
BERBASIS METODE MONTESSORI

Oleh:

Yohanes Sigit Tri Wahyudi

NIM: 131134036

Telah disetujui oleh:

Pembimbing I

Agnes Herlina Dwi H., S.Si., M.T., M.Sc. Tanggal 13 Februari 2017

Pembimbing II

Elisabeth Desiana Mayasari, S. Psi., M.A. Tanggal 13 Februari 2017

ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

SKRIPSI

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD


MATERI BAGIAN LUAR TUMBUHAN DAN FUNGSINYA
BERBASIS METODE MONTESSORI

Dipersiapkan dan ditulis oleh:

Yohanes Sigit Tri Wahyudi


NIM: 131134036

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji


pada tanggal 21 Februari 2017
dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji


Nama Lengkap Tanda Tangan
Ketua : Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd.
. ………………
Sekretaris : Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd.
. ………………
Anggota : Agnes Herlina Dwi Hadiyanti., S.Si., M.T., M.Sc. ………………
Anggota : Elisabeth Desiana Mayasari, S. Psi., M.A. ………………
Anggota : Laurensia Aptik Evanjeli, S. Psi., M.A. ………………

Yogyakarta, 21 Februari 2017


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma
Dekan,

Rohandi, Ph.D.
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERSEMBAHAN

Skripsi ini dipersembahkan untuk:

 Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria atas kasihNya yang menuntunku

dalam segala proses hidup ini.

 Bapakku Fransiscus Xaverius Puji Sutrisna dan Ibuku Cornelia Tuminah

atas kebaikan dan kasih dalam semangat dalam setiap hembusan nafas,

lantunan doa untukku sampai saat ini.

 Kakakku tersayang Margareta Sri Utami dan Fransiska Suryani atas

setiap doa dan semangat yang pernah terucap.

 Untuk segenap keluargaku, Simbok, Pak Lik Jan, Bulik, Budhe dan

Pakdhe atas segala doa, dukungan, keceriaan, dan semangat yang

mengalir untukku.

 Sepupuku Julius yang selalu mendukung, memberikan semangat, dan

bantuan yang sangat berguna.

 Sofia Putri Wahyu Utami yang selalu mendukung dalam proses

penelitian hingga selesai.

 Para sahabat dan temanku atas segala tawa dalam kesedihan, tangisan

dalam kebahagiaan, kebersamaan dalam kersederhanaan, yang terus

berjalan dan menjadi pengalaman yang berharga dan tak pernah akan

ku lupa dalam hidupku.

 Teman payung R&D Montessori yang memberikan motivasi untuk

menyelesaikan segala tugas.

 Almamater Universitas Sanata Dharma.

 Segala pihak yang mendukung dan membantu dalam setiap proses

penelitian dan penyusunan skripsi ini yang tidak bisa diucapkan satu

per satu.

iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

MOTTO

“Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa menerima orang yang

Kuutus, ia menerima Aku, dan barangsiapa menerima Aku,

ia menerima Dia yang mengutus Aku”

(Yohanes 13:20)

Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan,
kamu akan menerimanya”
(Matius 18:22)

Pengalaman adalah Guru Terbaik


(anonim)

v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar referensi, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 13 Februari 2017

Penulis

Yohanes Sigit Tri Wahyudi

vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN


PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata
Dharma:

Nama : Yohanes Sigit Tri Wahyudi

Nomor Mahasiswa : 131134036

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan


Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul:

“PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD MATERI


BAGIAN LUAR TUMBUHAN DAN FUNGSINYA BERBASIS METODE
MONTESSORI”

beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada


Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan
dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,
mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media
lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun
memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya,

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 13 Februari 2017

Yang menyatakan

Yohanes Sigit Tri Wahyudi

vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD


MATERI BAGIAN LUAR TUMBUHAN DAN FUNGSINYA
BERBASIS METODE MONTESSORI

Yohanes Sigit Tri Wahyudi


Universitas Sanata Dharma
2017

Latar belakang penelitian ini adalah kurangnya ketersediaan dan


penggunaan media pembelajaran untuk materi bagian luar tumbuhan dan
fungsinya serta kebutuhan media pembelajaran untuk pembelajaran di kelas.
Penelitian dilaksanakan pada sampel SD Pangudi Luhur Yogyakarta pada siswa
kelas IV tahun ajaran 2016/2017. Tujuan penelitian adalah untuk mengembangkan
media pembelajaran bagian luar tumbuhan dan fungsinya dengan konsep media
pembelajaran Montessori yang sudah ada serta mengembangkan media
pembelajaran dengan kualitas baik.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
dan pengembangan (R&D). Model yang digunakan adalah model Borg dan Gall
(1983) dan Sugiyono (2014). Model tersebut dimodifikasi kedalam lima langkah
pengembangan, yaitu 1) potensi dan masalah, 2) perencanaan, 3) pengembangan
bentuk awal produk, 4) validasi produk, dan 5) uji coba lapangan terbatas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa media pembelajaran bagian luar
tumbuhan dan fungsinya dikembangkan dengan konsep media pembelajaran
Montessori dan memiliki komponen kotak tumbuhan, replika tumbuhan bambu,
replika tumbuhan mangga, dan kartu tumbuhan. Validasi media pembelajaran
oleh ahli IPA dan Montessori, guru kelas IV, dan 10 siswa kelas IV menunjukkan
kualitas sangat baik dengan rerata penilaian 3,89. Uji coba lapangan terbatas
menunjukkan bahwa nilai yang diperoleh siswa pada post-test lebih tinggi
daripada pre-test dengan selisih rerata nilai 46. Dengan demikian, peneliti
menyimpulkan bahwa media pembelajaran bagian luar tumbuhan dan fungsinya
merupakan media pembelajaran dengan kualitas baik dan membantu siswa dalam
mempelajari bagian luar tumbuhan dan fungsinya.

Kata kunci: penelitian dan pengembangan, metode Montessori, media


pembelajaran, bagian luar tumbuhan dan fungsinya, IPA.

viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT

DEVELOPMENT OF SCIENCE LEARNING MEDIA FOR PRIMARY


SCHOOL MATERIAL FOR PLANTS’ EXTERIOR PARTS AND ITS
FUNCTIONS BASED ON MONTESSORI METHOD

Yohanes Sigit Tri Wahyudi


Universitas Sanata Dharma
2017

The background of this study was unavailable and lack of using learning
media for the material about the plants‟ exterior parts and its functions; the
needed of learning media in the class. The research conducted in the fourth grade
of Pangudi Luhur Yogyakarta primary school year 2016/2017. The purpose of this
research was to develop learning media about plants‟ exterior parts and its
function by using Montessori learning media concept which has been existed and
developed good quality of learning media.
The research method which was used in the research was research and
development (R&D). The models used were Borg and Gall (1983) and Sugiyono
(2014). Those models were modificated into five stages of development, there are
1) potensial and problem, 2) planning, 3) the development of early product,
validation of product, and 5) limited trial field.
The data showed that learning media about plants‟ exterior parts and its
functions which was developed with Montessori learning media, had plants „box
component, bamboo replica, mango replica, plants‟ cards. The validation of
learning media by Science expertise and Montessori, teacher of fourth grade, and
10 students of fourth grade showed that the quality was very good with average
3,89. Limited trial field showed that the students‟ score in post-test is higher than
pre-test and the range score was 46. The researcher concluded that learning
media about plants‟ exterior parts and its functions was categorized as good
quality of learning media and helped students in learning the plants‟ exteriors and
its functions.

Keywords: research and development, Montessori method, learning media,


plants‟ exterior parts and its functions, science.

ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat-Nya untuk
menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengembangan Media Pembelajaran IPA SD
Materi Bagian Luar Tumbuhan dan Fungsinya Berbasis Metode Montessori
dengan tepat pada waktunya. Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Dalam kesempatan ini, perkenankanlah peneliti mengucapkan terimakasih
kepada beberapa pihak yang membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Ucapan
terimakasih tersebut disampaikan kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus, yang selalu memberikan rahmat kesehatan dan
kelancaran selama kegiatan penelitian dan penyusunan skripsi ini.
2. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
3. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Kaprodi PGSD yang
menginspirasi saya.
4. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. selaku Wakaprodi yang juga
menginspirasi saya.
5. Drs. Puji Purnomo, M.Si. selaku Dosen Pembimbing akademik yang telah
mendampingi saya selama satu semester ini.
6. Agnes Herlina Dwi Hadiyanti., S.Si., M.T., M.Sc. dan Elisabeth Desiana
Mayasari, S.Psi., M.A., selaku dosen pembimbing skripsi yang
mendampingi dan memotivasi saya selama proses penelitian dan
penulisan.
7. Drs. Br. Petrus I Wayan Parsa, FIC., M.A. selaku Kepala SD Pangudi
Luhur Yogyakarta yang telah memberikan izin dan kesempatan untuk
melaksanakan penelitian.
8. Agnes Era Rosita, S.E. selaku Wali kelas IV PL 4 beserta keluarga besar
SD Pangudi Luhur Yogyakarta yang telah membantu selama proses
penelitian.
9. An. Dwi Widiyanti selaku Wali kelas IV PL 1 SD Pangudi Luhur
Yogyakarta yang telah membantu dan memberikan izin sebagai tempat uji
empiris.

x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10. Siswa kelas IV PL 1 dan IV PL 4 SD Pangudi Luhur Yogyakarta yang


telah bersedia membantu selama proses penelitian.
11. Kedua orangtuaku tercinta, Bapak Fransiscus Xaverius Puji Sutrisna dan
Cornelia Tuminah yang mendukung dalam doa dan semangat.
12. Kakakku Margareta Sri Utami dan Fransiska Suryani yang telah
memberikan semangat.
13. Keluarga besar Paklik Andreas Tugiyanto yang selalu mendukung dan
mendoakan sampai saat ini.
14. Sepupuku sekaligus sahabatku Julius, yang mendukungku selama proses
penyusunan hingga selesai.
15. Romo Michael Windyatmaka, S.J. yang selalu memberikan dukungan
sejak awal penyusunan hingga selesainya tugas akhir ini.
16. Teman-teman kelas VIIA yang mendukung, menyemangati, dan
mendoakan peneliti.
17. Teman-teman payung Montessori, Julius, Agus, Nunik, Siska, Agnes,
Dita, Joni, Achici, Novi, Tika, Vera, dan Yosi yang membantu dan
bekerjasama selama penyusunan sampai selesainya skripsi ini.
18. Teman-teman PPL SD Pangudi Luhur Yogyakarta yang membantu selama
proses berlangsungnya penelitian ini.
19. Teman-teman kontrakan Elite, Budi, Dian, Aji, Toro, Andi, Tian yang
menciptakan kondisi yang kondusif selama penyusunan.
20. Bapak Muhibat, yang membantu peneliti dalam menyelesaikan pembuatan
media pembelajaran.
21. Segenap pihak, sahabat, teman yang telah membantu dan tidak dapat
peneliti sebutkan satu per satu.
Dalam kegiatan penelitian dan penyusunan skripsi ini ada beberapa
kendala baik dari faktor dalam diri maupun dari luar. Namun, kendala tersebut
tidak menjadi hambatan dalam diri kami melainkan menjadi semangat untuk terus
maju dan menyelesaikannya tepat waktu.
Akhirnya, semoga skripsi ini dapat berguna bagi para pembaca baik dalam
hal isi maupun inspirasi untuk lebih baik. Peneliti meminta maaf apabila dalam
penulisan skripsi ada beberapa kesalahan baik dalam sistematika penyajian, isi,

xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dan sebagainya, dan peneliti berharap meminta kritik dan saran sebagai
perkembangan dan kemajuan pendidikan di Indonesia.

Peneliti

Yohanes Sigit Tri Wahyudi

xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ........................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................................. vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN..................................................................... vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .............................. vii
ABSTRAK .......................................................................................................... viii
ABSTRACT ........................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ........................................................................................... x
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xvii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xix
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xxi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................. 4
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................................... 4
1.4 Manfaat Penelitian............................................................................................. 5
1.5 Definisi Operasional .......................................................................................... 7
1.6 Spesifikasi Produk ............................................................................................. 7
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Kajian Pustaka ................................................................................................. 10
2.1.1 Perkembangan Anak .................................................................................... 10
2.1.1.1 Tahap Sensorimotor (umur 0-2 tahun) ...................................................... 11

xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2.1.1.2 Tahap Praoperasi (umur 2-7 tahun)........................................................... 11


2.1.1.3 Tahap Operasi Konkret (umur 7-11 tahun) ............................................... 11
2.1.1.4 Tahap Operasi Formal (umur 11 tahun ke atas) ........................................ 12
2.1.2 Media Pembelajaran ..................................................................................... 13
2.1.2.1 Pengertian Media Pembelajaran ................................................................ 13
2.1.2.2 Manfaat Media Pembelajaran ................................................................... 13
2.1.2.3 Klasifikasi Media Pembelajaran ............................................................... 15
2.1.3 Metode Montessori ...................................................................................... 16
2.1.3.1 Sejarah Montessori .................................................................................... 16
2.1.3.2 Pengertian Metode Montessori ................................................................. 19
2.1.3.3 Prinsip-prinsip Pendidikan dalam Metode Montessori ............................. 20
2.1.4 Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori ...................................... 21
2.1.4.3 Syarat Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori........................ 21
2.1.4.4 Keunggulan Media pembelajaran Berbasis Metode Montessori .............. 23
2.1.5 Ilmu Pengetahuan Alam ............................................................................... 23
2.1.5.1 Hakikat IPA ............................................................................................... 23
2.1.5.2 Materi Bagian-bagian Tumbuhan ............................................................. 25
2.2 Penelitian yang Relevan .................................................................................. 34
2.3 Kerangka Berpikir ........................................................................................... 36
2.4 Pertanyaan Penelitian ...................................................................................... 37
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian ................................................................................................ 38
3.2 Setting Penelitian ............................................................................................ 39
3.2.1 Lokasi Penelitian .......................................................................................... 39
3.2.2 Subjek Penelitian.......................................................................................... 40
3.2.3 Objek Penelitian ........................................................................................... 40
3.2.4 Waktu Penelitian .......................................................................................... 40
3.3 Rancangan Penelitian ...................................................................................... 41
3.4 Prosedur Penelitian.......................................................................................... 44

xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3.4.1 Potensi dan Masalah..................................................................................... 46


3.4.2 Perencanaan.................................................................................................. 47
3.4.3 Pengembangan Bentuk Awal Produk........................................................... 48
3.4.4 Validasi Produk ............................................................................................ 48
3.4.5 Uji Coba Lapangan Terbatas ........................................................................ 48
3.5 Teknik Pengumpulan Data .............................................................................. 49
3.5.1 Observasi ...................................................................................................... 49
3.5.2 Wawancara ................................................................................................... 50
3.5.3 Kuesioner ..................................................................................................... 50
3.5.4 Tes ................................................................................................................ 51
3.6 Instrumen Penelitian........................................................................................ 51
3.6.1 Pedoman Observasi ...................................................................................... 52
3.6.2 Pedoman Wawancara ................................................................................... 53
3.6.2.1 Wawancara Kepala Sekolah ...................................................................... 53
3.6.2.2 Wawancara Guru Kelas IV ....................................................................... 54
3.6.2.3 Wawancara dengan Siswa Kelas IV ......................................................... 54
3.6.3 Kuesioner ..................................................................................................... 55
3.6.3.1 Kuesioner Analisis Kebutuhan .................................................................. 55
3.6.3.2 Kuesioner Validasi Produk........................................................................ 56
3.6.4 Soal Tes ........................................................................................................ 59
3.7 Triangulasi ....................................................................................................... 62
3.8 Teknik Analisis Data ....................................................................................... 63
3.8.1 Analisis Data Kuantitatif .............................................................................. 64
3.8.2 Analisis Data Kualitatif ................................................................................ 68
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ............................................................................................... 70
4.1.1 Potensi dan Masalah..................................................................................... 70
4.1.1.1 Identifikasi Masalah .................................................................................. 70
4.1.1.2 Analisis Kebutuhan ................................................................................... 78

xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

A. Analisis Karakteristik Siswa ............................................................................ 78


B. Analisis karakteristik Media Pembelajaran Montessori ................................... 79
C. Uji Validitas Instrumen Analisis Kebutuhan .................................................... 79
D. Data Analisis Kebutuhan .................................................................................. 82
4.1.2 Perencanaan.................................................................................................. 97
4.1.2.1 Desain Media Pembelajaran ...................................................................... 97
4.1.2.2 Desain Album Media Pembelajaran........................................................ 104
4.1.2.3 Instrumen Tes dan Validasi Produk ........................................................ 104
4.1.2.3.1 Tes ........................................................................................................ 104
4.1.2.3.2 Kuesioner Validasi Produk .................................................................. 109
4.1.3 Pengembangan Bentuk Awal Produk......................................................... 112
4.1.3.1 Pengumpulan Bahan................................................................................ 113
4.1.3.2 Pembuatan Media Pembelajaran ............................................................. 113
4.1.3.3 Pembuatan Album Media Pembelajaran ................................................. 117
4.1.4 Validasi Produk .......................................................................................... 118
4.1.4.1 Validasi Produk Media Pembelajaran ..................................................... 118
4.1.4.2 Validasi Produk Album Media Pembelajaran ......................................... 118
4.1.5 Uji Coba Lapangan Terbatas ...................................................................... 119
4.1.5.1 Data dan Analisis Tes.............................................................................. 120
4.1.5.2 Data dan Analisis Kuesioner Tanggapan mengenai Produk Media ........ 122
Pembelajaran ....................................................................................................... 122
4.2 Pembahasan ................................................................................................... 124
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan.................................................................................................... 131
5.2 Keterbatasan Penelitian ................................................................................. 132
5.3 Saran .............................................................................................................. 133
DAFTAR REFERENSI .................................................................................... 134

xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-kisi Observasi Pembelajaran IPA kelas IV PL 4........................ 52


Tabel 3.2 Rencana Wawancara dengan Kepala Sekolah ................................... 54
Tabel 3.3 Rencana Wawancara dengan Guru Kelas IV ..................................... 54
Tabel 3.4 Rencana Wawancara dengan Siswa Kelas IV.................................... 54
Tabel 3.5 Kisi-Kisi Kuesioner Analisis Kebutuhan ........................................... 56
Tabel 3.6 Kisi-kisi Kuesioner Validasi Produk oleh Ahli.................................. 57
Tabel 3.7 Aspek Penilaian Album Media Pembelajaran ................................... 57
Tabel 3.8 Kisi-kisi Soal Tes ............................................................................... 59
Tabel 3.9 Aspek Penilaian Validitas Isi Instrumen Tes ..................................... 60
Tabel 3.10 Tabel Konversi Data kuantitatif ke Kualitatif .................................... 67
Tabel 3.11 Kategorisasi Skor Rerata Hasil Penilaian Instrumen ......................... 67
Tabel 4.1 Hasil Validasi Instrumen Pedoman Observasi oleh Ahli…..………..71
Tabel 4.2 Hasil Observasi Pembelajaran IPA .................................................... 71
Tabel 4.3 Hasil Validasi Pedoman Wawancara Kepala Sekolah ....................... 73
Tabel 4.4 Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah......................................... 73
Tabel 4.5 Hasil Validasi Pedoman Wawancara Guru ........................................ 74
Tabel 4.6 Hasil Wawancara dengan Guru.......................................................... 75
Tabel 4.7 Hasil Validasi Pedoman Wawancara Siswa....................................... 76
Tabel 4.8 Hasil Wawancara dengan Siswa ........................................................ 76
Tabel 4.9 Hasil Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Guru oleh Ahli 80
Tabel 4.10 Hasil Uji Keterbacaan Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Guru ... 81
Tabel 4.11 Hasil Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Siswa oleh
Ahli......................................................................................................81
Tabel 4.12 Hasil Uji Keterbacaan Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Siswa . 82
Tabel 4.13 Rekapitulasi Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Guru ......... 83
Tabel 4.14 Rekapitulasi Deskripsi Jawaban Guru dalam Kuesioner Analisis
Kebutuhan…………………………………………………………...85
Tabel 4.15 Rekapitulasi Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa ................. 88
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 4.16 Rekapitulilasi Deskripsi Jawaban Siswa dalam ................................. 90


Tabel 4.17 Hasil Uji Validitas Isi oleh Ahli ....................................................... 105
Tabel 4.18 Hasil Validasi Konstruk Instrumen Tes ........................................... 105
Tabel 4.19 Rekapitulasi Komentar Validasi Konstruk Instrumen Tes oleh
Ahli………………………………………………………………... 106
Tabel 4.20 Rekapitulasi Hasil Validitas Instrumen Tes dengan SPSS .............. 107
Tabel 4.21 Hasil Perhitungan Reliabilitas Instrumen Tes dengan SPSS ........... 108
Tabel 4.22 Kisi-kisi Instrumen pretest dan posttest ........................................... 108
Tabel 4.23 Hasil Uji Keterbacaan Instrumen Tes .............................................. 109
Tabel 4.24 Hasil Validasi Kuesioner Validasi Produk oleh Ahli....................... 110
Tabel 4.25 Hasil Validasi Kuesioner Tanggapan mengenai Produk oleh Siswa 111
Tabel 4.26 Hasil Uji Keterbacaan Kuesioner Tanggapan .................................. 112
Tabel 4.27 Hasil Validasi Produk Media Pembelajaran oleh Ahli .................... 118
Tabel 4.28 Hasil Validasi Album Penggunaan Media Pembelajaran oleh Ahli 119
Tabel 4.29 Rekapitulasi Hasil Pretest dan Posttest Siswa ................................. 120
Tabel 4.30 Tanggapan mengenai Produk Media Pembelajaran oleh Ahli ......... 123
Tabel 4.31 Tanggapan mengenai Produk Media Pembelajaran oleh Siswa ...... 123
Tabel 4.32 Hasil Penilaian Media Pembelajaran Bagian Luar Tumbuhan dan
Fungsinya Berbasis Metode Montessori .......................................... 129
Tabel 4.33 Selisih nilai dari pretest dan posttest ............................................... 129

xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Desain Kotak Tumbuhan .................................................................... 8


Gambar 2.1 Struktur Akar …...………………………………………………… 25
Gambar 2.2 Struktur Batang ................................................................................ 28
Gambar 2.3 Jenis Batang; (a) batang kayu, (b) batang rumput, (c) batang basah 29
Gambar 2.4 Struktur Daun ................................................................................... 31
Gambar 2.5 Beberapa jenis daun (a) menyirip, (b) melengkung, (c) menjari dan
(d) sejajar………………………………………………………….. 32
Gambar 2.6 Struktur Bunga ................................................................................. 32
Bagan 2.1 Literatur Map.…………………………………………………….. 36
Bagan 3.1 Model Pengembangan Menurut Sugiyono (2014: 409) .................. 41
Bagan 3.2 Modifikasi model penelitian dan pengembangan ............................ 44
Bagan 3.3 Prosedur Penelitian .......................................................................... 45
Bagan 3.4 Triangulasi Teknik Pengumpulan Data Analisis Kebutuhan ........... 62
Bagan 3.5 Triangulasi Sumber Data Wawancara ............................................. 63
Rumus 3.1 Rumus perhitungan rerata hasil penilaian dengan skala Linkert......66
Rumus 3.2 Rumus perhitungan persentase jawaban pada kuesioner ................. 68
Rumus 3.3 Perhitungan Nilai Pretest dan Posttest ............................................ 68
Bagan 4.1 Triangulasi data Wawancara ........................................................... 77
Bagan 4.2 Bagan Teknik Triangulasi Pengumpulan Data ................................ 95
Gambar 4.1 Desain Kotak Tumbuhan………………………………………...... 97
Gambar 4.2 Desain kartu gambar bagian luar tumbuhan ................................... 100
Gambar 4.3 Desain kartu nama bagian luar tumbuhan ...................................... 101
Gambar 4.4 Desain kartu fungsi bagian luar tumbuhan ..................................... 101
Gambar 4.5 Desain kartu control of error ......................................................... 102
Gambar 4.6 Desain kotak penyimpanan kartu gambar, kartu nama, kartu fungsi
bagian luar tumbuhan dan control of error. ................................... 103
Gambar 4.7 Kotak Tumbuhan ............................................................................ 114
Gambar 4.8 Replika tumbuhan mangga (a) dan replika tumbuhan bambu (b) .. 115

xix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Gambar 4.9 Kartu gambar (a), kartu nama (b) dan kartu fungsi bagian luar
tumbuhan ....................................................................................... 116
Gambar 4.10 Kartu control of error atau pengendali kesalahan ......................... 117
Grafik 4.1 Perbedaan Nilai Pretest dan Posttest pada masing-masing
Siswa…………………………………..........................................121
Grafik 4.2 Perbedaan Rerata Nilai Pretest dan Posttest ................................. 122

xx
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Instrumen Identifikasi Masalah


Lampiran 1.1 Lembar Hasil Validasi Pedoman Observasi ............................... 137
Lampiran 1.2 Lembar Hasil Observasi Pembelajaran IPA ............................... 141
Lampiran 1.3 Lembar Hasil Validasi Pedoman Wawancara Kepala Sekolah
oleh Ahli…………………………………………..………… ...142
Lampiran 1.4 Transkip Wawancara dengan Kepala Sekolah ........................... 148
Lampiran 1.5 Lembar Hasil Validasi Pedoman Wawancara Guru oleh Ahli ... 151
Lampiran 1.6 Transkip Wawancara dengan Guru ............................................ 157
Lampiran 1.7 Lembar Hasil Validasi Pedoman Wawancara Siswa oleh Ahli .. 162
Lampiran 1.8 Transkip Wawancara dengan Siswa ........................................... 166
Lampiran 2 Instrumen Analisis Kebutuhan
Lampiran 2.1 Lembar Hasil Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru ..... 168
Lampiran 2.2 Lembar Hasil Uji Keterbacaan Analisis Kebutuhan Guru ......... 176
Lampiran 2.3 Lembar Hasil Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa ... 180
Lampiran 2.4 Lembar Hasil Uji Keterbacaan Analisis Kebutuhan Siswa ........ 188
Lampiran 2.5 Lembar Hasil Pengisian Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru .. 193
Lampiran 2.6 Lembar Hasil Pengisisan Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa 199
Lampiran 3 Instrumen Tes
Lampiran 3.1 Lembar Hasil Validasi Isi Instrumen Tes oleh Ahli ................... 202
Lampiran 3.2 Lembar Hasil Validasi Konstruk Instrumen Tes oleh Ahli ........ 205
Lampiran 3.3 Lembar Hasil Pengerjaan Soal Tes oleh Siswa dalam
Uji Empiris .................................................................................. 208
Lampiran 3.4 Output SPSS untuk Perhitungan Validitas Instrumen Tes ......... 209
Lampiran 3.5 Lembar Hasil Uji Keterbacaan Instrumen Tes ........................... 210
Lampiran 3.6 Lembar Hasil Pengerjaan Pre-Test ............................................. 213
Lampiran 3.7 Lembar Hasil Pengerjaan Post-Test ........................................... 214
Lampiran 4 Validasi Produk
Lampiran 4.1 Lembar Hasil Validisi Kuesioner Validasi Produk oleh Ahli .... 215

xxi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 4.2 Lembar Hasil Validasi Kuesioner Tanggapan mengenai Media


Pembelajaran oleh Siswa ............................................................ 219
Lampiran 4.3 Lembar Hasil Uji Keterbacaan Kuesioner Tanggapan mengenai
Media Pembelajaran oleh Siswa ................................................. 223
Lampiran 4.4 Lembar Hasil Validasi Produk Media Pembelajaran oleh Ahli . 225
Lampiran 4.5 Lembar Hasil Validasi Produk Album Penggunaan Media
Pembelajaran oleh Ahli ............................................................... 229
Lampiran 4.6 Lembar Hasil Kuesioner Tanggapan mengenai Media
Pembelajaran oleh Guru .............................................................. 233
Lampiran 4.7 Lembar Hasil Kuesioner Tanggapan mengenai Media
Pembelajaran oleh Siswa............................................................ 235
Lampiran 5 Surat Penelitian
Lampiran 5.1 Surat Izin Penelitian.................................................................... 236
Lampiran 5.2 Surat Keterangan telah melaksanakan Penelitian ....................... 237
Lampiran 6 Album Media Pembelajaran Bagian Luar Tumbuhan dan
Fungsinya ……………………………………………………...238
Lampiran 7 Gambar Produk Media Pembelajaran Bagian Luar
Tumbuhan dan Fungsinya ………………………………..….250
Lampiran 8 Dokumentasi …………………..………………………………254
Lampiran 9 Curriculum Vitae ……………………………………………..255

xxii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN

Uraian dalam bab ini terdiri dari latar belakang, rumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, spesifikasi produk pengembangan dan

definisi operasional.

1.1 Latar Belakang

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran pokok

dalam kurikulum pendidikan di Indonesia, termasuk pada jenjang sekolah dasar

(SD). Mata pelajaran IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap

sulit oleh sebagian besar peserta didik, mulai dari jenjang sekolah dasar sampai

sekolah menengah. Hal tersebut terjadi karena sebagian besar materi dalam

pembelajaran IPA adalah materi yang abstrak. Hal itu juga terbukti dari hasil

wawancara yang peneliti lakukan pada tanggal 12 September 2016 kepada dua

siswa kelas IV PL 4 di SD Pangudi Luhur Yogyakarta mengungkapkan bahwa

pelajaran IPA memang sulit untuk dipelajari karena banyak sekali materi yang

sifatnya abstrak.

Hal lain yang mendukung, berdasarkan hasil observasi yang peneliti

lakukan di SD Pangudi Luhur Yogyakarta yaitu pada 17 September 2016 di Kelas

IV PL 4, guru pada saat proses pembelajaran IPA tidak menggunakan media

pembelajaran. Hal ini kurang mendukung hasil belajar yang optimal dikarenakan

siswa dalam memahami hanya membayangkan suatu hal yang abstrak. Dengan

demikian, pembelajaran IPA di sekolah dasar diperlukan suatu hal yang konkret

atau nyata agar siswa dalam memahami materi pembelajaran menjadi lebih mudah

1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

karena mereka dapat memegang bendanya langsung dan mengalami langsung

tidak hanya membayangkan saja. Alasan lain yang mendukung adalah pada saat

memberikan kuesioner analisis kebutuhan kepada guru dan siswa kelas IV pada

16 September 2016 menghasilkan data yaitu sebanyak 100% guru menyetujui

bahwa penggunaan media pembelajaran dapat membantu siswa dalam memahami

konsep dalam mata pelajaran IPA. Selain itu, sebanyak 100% siswa juga setuju

bahwa penggunaan media pembelajaran dalam pelajaran IPA dapat membantu

dalam memahami konsep-konsep IPA. Hal tersebut sesuai dengan teori

perkembangan kognitif yang dikemukakan oleh Jean Piaget. Piaget (dalam Nur,

1998: 32) juga mengemukakan bahwa siswa usia 7 sampai 11 tahun berada pada

tahap operasional konkret dengan kemampuan berpikir secara logis serta

pemecahan masalah sudah tidak dibatasi oleh keegosentrisan. Hal ini mendukung

bahwa siswa di sekolah dasar memerlukan hal yang konkret dan nyata agar dapat

mengalami secara langsung materi yang sedang dipelajari.

Lemahnya pelaksanaan pembelajaran yang diterapkan oleh guru di sekolah

juga menjadi salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan saat ini. Proses

pembelajaran selama ini kurang dapat mengembangkan kemampuan berpikir

peserta didik dengan optimal. Peneliti pada waktu observasi di kelas IV PL 4

menemukan bahwa, pelaksanaan pembelajaran yang berlangsung di kelas hanya

diarahkan pada kemampuan siswa untuk menghafal informasi yang secara tidak

langsung meminta siswa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi

tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diperoleh untuk

menghubungkannya dengan situasi dalam kehidupan sehari-hari.

2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Daryanto dan Rahardjo (2012: 1) mengungkapkan bahwa guru memiliki

peran yang sangat penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas pengajaran

yang dilaksanakannya. Oleh sebab itu, guru harus memikirkan dan membuat

perencanaan secara seksama dalam meningkatkan kesempatan belajar siswa dan

kualitas pembelajaran. Hasil kajian teori mengungkapkan bahwa salah satu cara

memperbaiki kualitas pembelajaran adalah dengan menggunakan media

pembelajaran. Media pembelajaran adalah salah satu contoh hal yang bersifat

konkret dan nyata. Siswa dapat menggunakan media pembelajaran untuk

membantu dalam memahami materi pembelajaran. Media pembelajaran yang

efektif adalah media yang mampu membuat proses pembelajaran berjalan secara

optimal.

Media pembelajaran berbasis metode Montessori adalah salah satu media

pembelajaran yang memiliki ciri-ciri spesifik yaitu menarik, bergradasi, auto-

correction, dan auto-education (Montessori, 2002:170-176) . Dalam penelitian ini

peneliti menambahkan satu ciri yaitu kontekstual, karena peneliti menggunakan

bahan yang berasal dari lingkungan sekitar. Media pembelajaran berbasis metode

Montessori mempunyai kelebihan yang memungkinkan tercapainya proses

pembelajaran yang optimal. Kelebihan tersebut berada dalam ciri-ciri spesifik

yang terdapat dalam media pembelajaran berbasis metode Montessori. Misalnya

pada ciri auto-correction, siswa dapat mengetahui kesalahan yang dilakukan

ketika menggunakan media pembelajaran, sehingga siswa dapat mengetahui

jawaban yang benar. Dalam mata pelajaran IPA, masih sedikit jumlah media

pembelajaran berbasis metode Montessori.

3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Media pembelajaran perlu dirancang dan dipersiapkan agar memenuhi

kebutuhan belajar dan kemampuan siswa, sehingga siswa dapat berpartisipasi

dalam proses belajar mengajar. Peneliti tertarik untuk mengembangkan media

pembelajaran berbasis metode Montessori untuk mata pelajaran IPA, karena

banyak materi IPA kelas IV yang sulit dan asbtrak bagi siswa, sehingga

dibutuhkan benda yang sifatnya konkret agar mempermudah siswa dalam

memahami konsep dalam mata pelajaran IPA. Materi yang digunakan dalam

mengembangkan media pembelajaran berbasis metode Montessori adalah materi

IPA kelas IV tentang bagian luar tumbuhan dan fungsinya. Kekhasan dalam

penelitian ini adalah belum ada sebelumnya penelitian yang mengembangkan

media pembelajaran IPA SD materi bagian luar tumbuhan dan fungsinya berbasis

metode Montessori.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana prosedur pengembangan media pembelajaran IPA SD materi

bagian luar tumbuhan dan fungsinya berbasis metode Montessori sesuai

dengan ciri-ciri spesifik yang ditetapkan?

1.2.2 Bagaimana kualitas media pembelajaran IPA SD materi bagian luar

tumbuhan dan fungsinya berbasis metode Montessori?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Mendeskripsikan prosedur pengembangan media pembelajaran IPA SD

materi bagian luar tumbuhan dan fungsinya berbasis metode Montessori

sesuai dengan ciri-ciri spesifik yang ditetapkan.

4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1.3.2 Mengetahui kualitas media pembelajaran IPA SD materi bagian luar

tumbuhan dan fungsinya berbasis metode Montessori dengan kualitas

baik.

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Bagi Mahasiswa

a. Penelitian ini membuka wawasan mahasiswa bahwa adanya media

pembelajaran yang dapat membantu siswa dalam memahami materi

bagian luar tumbuhan dan fungsinya

b. Penelitian ini memberikan pemikiran baru kepada mahasiswa akan

pentingnya pengembangan media pembelajaran SD yang inovatif

sehingga dapat membantu kelangsungan proses pembelajaran.

c. Penelitian ini memberi wawasan dan bekal kepada mahasiswa untuk

mengembangkan sendiri berbagai media pembelajaran inovatif yang lain

berbasis Metode Montessori berdasarkan proses pengembangan dan

validasi produk yang telah dilakukan.

1.4.2 Bagi Guru

a. Guru dapat memiliki pemahaman akan pentingnya media pembelajaran

inovatif yang lain untuk mengatasi berbagai kesulitan yang dialami oleh

siswa pada mata pelajaran IPA.

b. Guru dapat memiliki pengalaman tentang cara mengembangkan media

pembelajaran IPA SD yang inovatif berbasis metode Montessori yang

memanfaatkan potensi lokal atau sumber daya yang ada di lingkungan

sekitar.

5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

c. Guru dapat mengembangkan sendiri berbagai media pembelajaran yang

lain dengan menggunakan prinsip-prinsip pembelajaran berbasis metode

Montessori.

1.4.3 Bagi Siswa

a. Siswa memperoleh pengalaman langsung menggunakan media

pembelajaran dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi berkaitan

dengan materi bagian luar tumbuhan dan fungsinya.

b. Siswa mendapatkan pengalaman belajar yang dapat mengembangkan

kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik yang dimilikinya.

c. Siswa memiliki pengalamanan langsung terhadap pembelajaran IPA yang

aktif, kreatif, dan menyenangkan dengan adanya penggunakan media

pembelajaran IPA berbasis Montesssori.

1.4.4 Bagi Sekolah

a. Sekolah memiliki wawasan yang luas tentang pengembangan media

pembelajaran SD berbasis metode Montessori untuk mata pelajaran IPA.

b. Sekolah memiliki pertimbangan untuk melakukan pengembangan media

pembelajaran IPA yang dapat membantu siswa dalam memahami materi

pembelajaran.

1.4.5 Bagi Prodi PGSD

a. Prodi PGSD memiliki berbagai media pembelajaran berbasis metode

Montessori yang teruji, terukur, dan tervalidasi.

b. Prodi PGSD memiliki kesempatan untuk memproses HAKI terhadap

produk-produk yang dikembangkan dari hasil penelitian.

6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

c. Prodi PGSD memiliki pengalaman dalam penelitian kolaboratif dengan

menggunakan metode research and development yang melibatkan dosen,

mahasiswa, guru, dan siswa di SD mitra.

1.5 Definisi Operasional

1.5.1 Media Pembelajaran adalah seperangkat alat yang dirancang dan digunakan

untuk memudahkan dalam penyampaian materi pembelajaran kepada siswa.

1.5.2 Metode Montessori adalah cara belajar yang menekankan prinsip dasar

pembelajaran pada kebebasan dan kemandirian dengan persiapan lingkungan.

1.5.3 Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori adalah media yang memiliki

ciri gradasi, menarik, auto-education, auto-correction, dan kontekstual.

1.5.4 IPA merupakan ilmu yang mempelajari kondisi alam sekitar dengan berbagai

hubungan yang membutuhkan penalaran.

1.6 Spesifikasi Produk

Produk yang akan dikembangkan dan dihasilkan dari penelitian ini adalah

media pembelajaran berupa “Kotak Tumbuhan”. Dalam kotak tersebut berisikan

replika tumbuhan dan kartu bergambar bagian-bagian tumbuhan beserta dengan

album penggunaannya. Media pembelajaran ini berfungsi untuk membantu siswa

mengenal dan memahami konsep bagian-bagian luar tumbuhan dan fungsinya.

Produk media pembelajaran yang dikembangkan dalam penelitian ini terdiri dari

kotak tumbuhan, replika tumbuhan, dan kartu tumbuhan.

7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1.6.1 Kotak Tumbuhan


40 cm
40 cm

28 cm

Gambar 1.1 Desain Kotak Tumbuhan

Kotak Tumbuhan ini berbentuk balok dengan ukuran 40 cm x 40 cm dan

tinggi 28 cm. Pada bagian dalam Kotak, terdapat 3 bagian (seperti rak) yaitu

dengan 1 bagian rak adalah tempat replika tumbuhan monokotil (tumbuhan

bambu), 1 bagian lagi adalah rak tempat replika tumbuhan dikotil (tumbuhan

mangga), dan 1 rak bagian terakhir yang merupakan tempat kartu gambar, kartu

bagian tumbuhan, kartu fungsi dan kartu control of error. Peneliti memilih

tumbuhan mangga dan bambu sebagai model replika tumbuhan, karena tumbuhan

tersebut mudah ditemukan di lingkungan sekitar anak. Kotak tumbuhan ini terbuat

dari bahan triplek.

1.6.2 Replika Tumbuhan

Replika tumbuhan terdiri dari dua bagian yaitu replika tumbuhan dikotil

dan monokotil. Pada bagian tumbuhan dikotil berupa replika tumbuhan mangga

yang terdiri dari akar, batang, daun, bunga, dan buah. Masing-masing bagian

tumbuhan tersebut dapat dipisah atau dilepas per bagiannya dan kemudian dapat

dirangkai menjadi tumbuhan dikotil. Pada bagian tumbuhan monokotil berupa

8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

replika tumbuhan bambu yang terdiri dari bagian akar, batang, dan daun. Seperti

halnya dengan replika tumbuhan dikotil, tumbuhan monokotil ini dapat pula di

pisah atau dilepaskan per bagian tumbuhan. Selain replika tumbuhan dikotil dan

monokotil, komponen lain dari media pembelajaran ini adalah kartu tumbuhan.

1.6.3 Kartu Tumbuhan

Kartu tumbuhan ini terdiri dari empat jenis kartu yaitu kartu gambar

bagian luar tumbuhan, kartu nama bagian luar tumbuhan, kartu fungsi bagian luar

tumbuhan, dan kartu control of error. Kartu gambar bagian luar tumbuhan

memuat gambar-gambar bagian luar tumbuhan, kartu nama bagian luar tumbuhan

memuat nama-nama bagian luar tumbuhan, kartu fungsi bagian luar tumbuhan

memuat keterangan tentang fungsi masing-masing bagian luar tumbuhan, dan

kartu control of error memuat keterangan tentang gambar, nama, dan fungsi

bagian tumbuhan yang menjadi satu kesatuan dalam sebuah kartu. Setiap kartu

gambar bagian luar tumbuhan memiliki pasangan kartu nama bagian luar

tumbuhan dan fungsi bagian luar tumbuhan. Pada sisi kartu, peneliti memberikan

bingkai warna untuk membedakan setiap kartu. Bingkai warna biru untuk gambar

bagian luar tumbuhan, warna kuning untuk nama bagian luar tumbuhan, warna

merah untuk fungsi bagian luar tumbuhan, dan warna biru, kuning, dan merah

untuk kartu control of error.

9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II
LANDASAN TEORI

Uraian dalam bab ini terdiri dari kajian pustaka, penelitian yang relevan,

kerangka berpikir, dan pertanyaan penelitian.

2.1 Kajian Pustaka

Uraian dalam subbab ini terdiri dari beberapa teori pendukung penelitian.

Adapun beberapa hal yang menjadi pembahasan peneliti adalah perkembangan

anak, media pembelajaran, metode Montessori, media pembelajaran berbasis

metode Montessori, dan ilmu pengetahuan alam.

2.1.1 Perkembangan Anak


Perkembangan dapat diartikan sebagai suatu proses perubahan dalam diri

individu atau organisme, baik fisik (jasmaniah) maupun psikis (rohaniah) menuju

tingkat kedewasaan atau kematangan yang berlangsung secara sistematis,

progresif, dan berkesinambungan (Yusuf dan Sugandhi, 2011: 1). Perkembangan

mengacu pada proses di mana seorang anak tumbuh dan mengalami berbagai

perubahan sepanjang hidupnya baik ditentukan secara genetik maupun yang

dipengaruhi oleh faktor lingkungan (Meggitt, 2012: 1). Piaget (dalam Susanto,

2013: 77) mengatakan bahwa setiap tahapan perkembangan kognitif mempunyai

karakteristik yang berbeda-beda. Tahap-tahap perkembangan tersebut saling

berkaitan dan urutan tahap-tahap tidak dapat ditukar atau dibalik tetapi tahun

terbentuknya tahun tersebut dapat berubah-ubah menurut situasi seseorang

(Suparno, 2001: 25). Berdasarkan pengertian yang sudah ada, arti perkembangan

yang digunakan dalam penelitian ini adalah proses perubahan yang terjadi secara

bertahap dan berlangsung secara sistematis dan dipengaruhi oleh lingkungan.

10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Piaget mengelompokkan tahap-tahap perkembangan kognitif seorang anak

menjadi empat tahap yaitu tahap sensorimotor, tahap praoperasi, tahap operasi

konkret, dan tahap operasi formal (Suparno, 2001: 24).

2.1.1.1 Tahap Sensorimotor (umur 0-2 tahun)


Pada tahap ini pemikiran anak lebih didasarkan pada tindakan inderawi anak

terhadap lingkungannya, seperti melihat, meraba, menjamah, mendengar,

membau, dan lain-lain. Pada tahap ini, anak belum dapat berbicara dengan bahasa

dan belum mempunyai bahasa simbol untuk mengungkapkan adanya suatu benda

yang tidak berada di dekatnya (Suparno, 2001: 26)

Tahap perkembangan awal sensorimotor sangat penting karena menjadi

dasar perkembangan persepsi dan intelegensi anak pada tahap-tahap berikutnya

(Suparno, 2001: 27).

2.1.1.2 Tahap Praoperasi (umur 2-7 tahun)


Tahap pemikiran praoperasi dicirikan dengan adanya penggunaan simbol

atau tanda untuk menyatakan atau menjelaskan suatu objek. Cara berpikir

simbolik tersebut diungkapkan dengan penggunaan bahasa. Dengan adanya

penggunaan simbol tersebut, seorang anak dapa mengungkapkan dan

membicarakan sutau hal yang sudah terjadi tanpa terikat ruang dan waktu. Selain

itu, tahap ini juga dicirikan denga pemikiran intuitif yang tidak logis (Suparno,

2001: 49).

2.1.1.3 Tahap Operasi Konkret (umur 7-11 tahun)


Tahap operasi konkret dicirikan dengan perkembangan sistem pemikiran

yang didasarkan pada aturan-aturan tertentu yang logis dengan sifat reversibilitas

dan kekekalan. Sistem pemikiran yang logis tersebut dapat diterapkan dalam

11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

memecahkan persoalan-persoalan konkret yang dihadapi. Pada tahap ini anak juga

sudah mampu untuk mengurutkan dan mengklasifikasikan objek. Meskipun

demikian, cara berpikir anak tetap terbatas karena masih berdasarkan sesuatu yang

kelihatan nyata/konkret. Maka, anak pada tahap ini masih tetap kesulitan untuk

memecahkan persoalan-persoalan yang bersifat abstrak (Suparno, 2001: 69-70).

2.1.1.4 Tahap Operasi Formal (umur 11 tahun ke atas)

Tahap operasi formal merupakan tahap terakhir dalam perkembangan

kognitif menurut Piaget. Pada tahap ini, seseorang remaja sudah dapat berpikir

logis dan pemikirannya teoretis formal berdasarkan proposisi dan hipotesis, dan

dapat mengambil kesimpulan tanpa mengamati terlebih dahhulu (Piaget dalam

Suparno, 2001: 88).

Target pengguna media pembelajaran IPA materi bagian luar tumbuhan dan

fungsinya berbasis metode Montessori adalah siswa kelas IV SD. Usia anak pada

jenjang tersebut pada kisaran 10 tahun. Berdasarkan teori perkembangan kognitif

anak yang dikemukakan oleh Piaget. Piaget (dalam Suparno, 2001: 70)

menyatakan bahwa siswa usia 8 sampai 11 tahun masuk pada tahap operasional

konkret yang ditandai dengan adanya system operasi berdasarkan apa-apa yang

kelihatan nyata atau konkret. Anak masih menerapkan logika berpikir pada

barang-baramh yang konkret, belum bersidat abstrak apalagi hipotesis. Piaget

(dalam Suparno, 2001: 70) juga mengungkapkan inteligensi pada tahap ini sudah

sangat maju, namun cara berpikir seorang anak tetap terbatas karena masih

berdasarkan sesuatu yang konkret. Pada fase ini siswa menunjukkan

keingintahuannya yang cukup tinggi untuk mengenali lingkungannya.

12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2.1.2 Media Pembelajaran


2.1.2.1 Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari

kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Gagne (1970)

menyatakan bahwa media pembelajaran adalah berbagai jenis komponen dalam

lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Briggs (1970) juga

mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah segala alat fisik yang dapat

menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Asosiasi Pendidikan

Nasional (National Education Association/ NEA) merumuskan pengertian yang

berbeda, media pembelajaran adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak

maupun audiovisual serta peralatannya. Berdasarkan pengertian yang sudah ada,

arti media pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah seperangkat

alat yang dirancang dan digunakan untuk memudahkan dalam penyampaian materi

pembelajaran kepada siswa.

2.1.2.2 Manfaat Media Pembelajaran


Media mengandung dan membawa pesan atau informasi kepada penerima

yaitu siswa (Arsyad, 2010: 81). Menurut Sadiman, dkk (2008), secara umum

media pembelajaran memiliki manfaat sebagai berikut:

1. Memperjelas penyajian peran agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam

bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka).

2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti misalnya:

a. objek yang terlalu besar bisa digantikan dengan realita, gambar, film,

atau model

b. objek yang kecil dibantu dengan proyektor mikro, film bingkai, film,

atau gambar

13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

c. gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat, dapat dibantu dengan

timelapse atau highspeed photography

d. kejadian atau peristiwa yang terjadi dimasa lalu bisa ditampilkan lagi

lewat rekaman film, video, film bingkai, foto maupun secara verbal

e. objek yang terlalu kompleks (misalnya mesin-mesin) dapat disajikan

dengan model, diagram, dan lain-lain, dan

f. konsep yang terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi, iklim, dan lain-

lain) dapat divisualkan dalam bentuk film, film bingkai, gambar, dan

lain-lain.

3. Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi

sikap pasif anak didik. Dalam hal ini media pendidikan berguna untuk:

a. Menimbulkan kegairahan belajar

b. Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antaraanak didik dengan

lingkungan dan kenyataan

c. Memungkinkan anak didik belajar sendiri menurut kemampuan dan

minatnya.

4. Dengan sifat yang unik pada setiap siswa ditambah lagi dengan

lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan

materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa, maka guru banyak

mengalami kesulitan bilamana semuanya itu harus diatasi sendiri. Masalah

itu dapat diatasi dengan manfaat media pendidikan yaitu dalam:

a. memberikan perangsang yang sama.

b. mempersamakan pengalaman.

c. menimbulkan persepsi yang sama.

14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2.1.2.3 Klasifikasi Media Pembelajaran


Salah satu ciri media pembelajaran adalah bahwa media mengandung dan

membawa pesan atau informasi kepada penerima yaitu siswa (Arsyad, 2010: 81).

Berikut klasifikasi media pembelajaran menurut Heinich, Molenda, dan Russel

(dalam Sanjaya, 2012: 125-126) yang dapat digunakan dalam kegiatan

pembelajaran yaitu:

1. Media yang tidak diproyeksikan

a. Realita: Benda nyata yang digunakan sebagai bahan belajar atau biasa

disebut benda yang sebenarnya. Misalkan kalau guru ingin

menjelaskan tentang cara kerja pesawat telepon atau cara kerja mesin

tertentu, maka telepon atau mesin itu sendiri yang digunakan sebagai

media.

b. Model: benda tiga dimensi yang merupakan representasi dari benda

sesungguhnya. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa tidak setiap

materi pembelajaran dapat diajarkan melalui benda yang sebenarnya.

Guru dalam mengajarkan tentang gajah misalnya, tidak mungkin

membawa gajah ke ruang kelas, selain berbahaya juga bentuk gajah itu

sendiri yang besar. Dengan demikian, guru cukup membawa model

atau benda tiruan ke dalam kelas, ketika mengajarkan tentang gajah.

c. Grafis: Gambar atau visual yang penampilannya tidak diproyeksikan

(grafik, chart, poster, kartun).

d. Display: Medium yang penggunaannya dipasang di tempat tertentu

sehingga dapat dilihat informasi dan pengetahuan di dalamnya.

Contohnya adalah flip chart, papan planel, bulletin board dan lain

15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

sebagainya. Display dengan berbagai bentuknya sangat berguna untuk

menyampaikan informasi dan memamerkan berbagai karya siswa.

2. Media yang diproyeksikan (projected media),

a. OHP (Over Head Projektor) berguna untuk memproyeksikan media

transparan kearah layar, dengan hasil gambar yang cukup besar.

b. Slide: media semacam ini diperlukan layar khusus untuk

memproyeksikannya.

3. Media audio,

a. Audio kaset,

b. Audio vision,

c. Aktif audio vision

4. Video dan film

5. Multimedia berbasis computer

Computer assisted instructional (pembelajaran berbasis komputer).

6. Multimedia kit: perangkat praktikum.

Media yang akan dikembangkan oleh peneliti adalah media yang tidak

diproyeksikan dengan jenis model, karena bentuknya berupa tiruan pohon yaitu

berupa replika tumbuhan. Media pembelajaran bagian luar tumbuhan dan

fungsinya memiliki bentuk tiga dimensi. Komponen media pembelajaran yang

dikembangkan berupa kotak tumbuhan, replika tumbuhan, dan kartu tumbuhan.

2.1.3 Metode Montessori


2.1.3.1 Sejarah Montessori
Maria Montessori adalah seorang wanita yang lahir di Chiaravalle, Italia

Utara pada tahun 1870. Montessori lahir dari keluarga yang berada dan memiliki

pendidikan yang tinggi. Ayahnya, Alessandro Montessori adalah seorang yang


16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

konservatif, yang memegang nilai-nilai tradisional tentang peran wanita,

sedangkan ibunya, Renilde Stoppani, adalah sosok yang mendampingi dan

mendorong Montessori dalam mencapai cita-citanya. Montessori lahir pada saat

Italia masih mengalami keterbelakangan karena tingkat buta huruf yang cukup

besar. Keadaan ini membuat orang tua Montessori memutuskan untuk pindah ke

Roma demi memberikan pendidikan yang lebih baik bagi Montessori (Magini,

2013:7-11). Maria Montessori adalah salah satu tokoh yang mengembangkan

suatu sistem pendidikan yang berfokus dengan anak usia dini (Morrison,

2012:67).

Seperti anak-anak pada umumnya, Montessori menempuh pendidikan

yang dimulai dari Sekolah Dasar di Via di San Nicolo. Sejak Sekolah Dasar,

Montessori mulai memiliki ketertarikan terhadap ilmu matematika. Setelah

menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar, Montessori melanjutkan sekolah

jurusan teknik di Regia Scuola Tecnica Michelangelo Buonarroti pada tahun

ajaran 1882/ 1883. Pada tahun 1886 sampai 1889, Montessori melanjutkan di

akademi kejuruan teknik dengan mengambil jurusan Ilmu Fisika dan Matematika.

Setelah menyelesaikan pendidikan di akademi, Montessori menempuh kuliah di

Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas La Sapienza Roma paada tahun

1890. Namun, pada tahun 1892, Montessori beralih ke Fakultas Kedokteran dan

menyelesailan studinya (Magini, 2013:13-14).

Selama menempuh perkuliahan di universitas, Montessori juga

menjalankan penelitian di klinik psikiatri sebagai asisten dokter. Hal ini membuat

Montessori tertarik pada anak-anak yang mempunyai kelemahan dalam berpikir

atau feeble-minded children. Ketertarikan ini membuat Montessori mulai

17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

membaca beberapa penelitian yang juga meneliti mengenai anak-anak yang

feeble-minded children (Magini, 2013: 7-11). Beberapa ahli yang tulisannya

dipelajari oleh Montessori adalah Jean Itard, Edward Seguin, dan dua orang

dokter dan psikolog yang berasal dari Perancis. Itard melakukan eksperimen

tentang “anak liar”. Menurut Itard, anak-anak mengalami tahap perkembangan

dengan melibatkan beberapa aktivitas yang sesuai dengan periode usia tertentu.

Akan tetapi, anak yang mengalami gangguan fisik dan mental akan mengalami

kehilangan potensi dari tahap perkembangan yang menganggu pertumbuhannya

(Gutek, 2013:10-11). Edward Seguin melakukan penelitian lebih lanjut dari teori

Itard dengan mencetuskan “pedagogia ortofrencia” yaitu pendidikan bagi anak

tunagrahita. Menurut Seguin, cacat mental adalah akibat dari kelemahan sistem

saraf yang berdampak pada tidak berfungsinya saraf sebagai semestinya. Hal

tersebut membuat Seguin melakukan pendekatan mekanis untuk melatih otot-otot

tubuh dan sensorial melalui latihan hidup sehari-hari (Magini, 2013:26).

Berdasarkan kedua penelitian di atas, Montessori mengembangkan dua prinsip

dalam pendekatannya yaitu (1) keterbelakangan mental membutuhkan suatu jenis

pendidikan khusus dan tidak hanya melalui penanganan medis dan (2) jenis

pendidikan khusus tersebut dilakukan dengan menggunakan bahan dan media

pembelajaran (Gutek, 2013:12).

Maria Montessori terus menerus mengembangkan beberapa sekolah

berdasarkan metode penelitiannya. Montessori mulai menjalankan perannya

sebagai pendidik. Lingkungan sekolah diciptakan selayaknya lingkungan rumah

anak. Montessori juga menyiapkan beberapa perabotan yang ukurannya

disesuaikan dengan anak-anak. Selain itu, Montessori juga menyiapkan beberapa

18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

media yang bisa digunakan oleh anak-anak seperti balok silinder. Ia mengamati

anak-anak dengan aktivitasnya. Salah satunya, Montessori mengamati anak yang

sedang mencoba memasangkan balok silinder ke tempatnya. Walaupun anak

tersebut berulang kali tidak berhasil untuk memasangkannya, tetapi anak tersebut

tetap mencoba hingga berhasil. Hal lain yang dilakukan Montessori adalah

mencoba menganggu dengan beberapa keramaian, namun anak tersebut tetap

berkonsentrasi memasangkan balok. Pengalaman tersebut menarik minat

Montessori bahwa konsentrasi akan membuahkan kepuasan batin yang tidak

ternilai ketika ia berhasil (Magini, 2013:48-49).

Keberhasilannya dalam mendidik anak-anak menggunakan media dan

observasinya mengembangkan ide-ide mengenai pendidikan membawa

Montessori menjadi tokoh terkenal pada kala itu. Selain itu, penelitian dan

pengembangannya dalam dunia pendidikan membawanya pada sebuah

penghargaan. Montessori juga menjadi nominasi Nobel Perdamaian sebanyak tiga

kali. Montessori terus mengembangkan metode pendidikannya ini dengan

beberapa seminar yang diselenggarakan. Montessori pun juga mendemostrasikan

penggunaan medianya hingga menjelaskan perubahan sikap anak dan lingkungan

masyarakat sekitar melalui pendekatannya (Magini, 2013:63). Beberapa hal terus

Montessori kembangkan hingga pada bulan Mei 1952. Montessori meninggal di

usia ke-82 pada tanggal 6 Mei 1952 di Noordwijk, Belanda (Magini, 2013:97).

2.1.3.2 Pengertian Metode Montessori

Metode Montessori adalah metode pembelajaran yang dilakukan sambil

bermain dan menggunakan panca indera secara maksimal selama pembelajaran,

sehingga menciptakan kesenangan pada anak ketika belajar (Montessori, 2003:

19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33). Sudono (2002:2) mengungkapkan metode Montessori adalah cara

mempelajari dan menyerap segala sesuatu yang terjadi di lingkungannya. Pada

dasarnya ada 5 prinsip dasat dalam metode Montessori yaitu menghormati anak,

pikiran penyerap, periode sensitif, swadidik, dan menyiapkan lingkungan

(Bradley, 2013:7-9). Berdasarkan pengertian yang sudah ada, arti metode

Montessori yang digunakan dalam penelitian ini adalah cara belajar yang

menekankan prinsip dasar pembelajaran pada kebebasan dan kemandirian dengan

persiapan lingkungan.

2.1.3.3 Prinsip-prinsip Pendidikan dalam Metode Montessori

Pembelajaran Montessori menggunakan delapan prinsip, sebagaimana

yang telah dikemukakan oleh Lillard (2005:30-33), yaitu:

1. Keleluasan dalam beraktivitas, Anak-anak mendapat keleluasan untuk

bergerak bebas bekerja di meja maupun di lantai dengan beralaskan karpet

kecil.

2. Kemerdekaan dalam memilih, Anak-anak diberi kebebasan dalam memiliih

sendiri apa yang hendak dipelajari, seberapa lama akan beraktivitas, dan

dengan siapa akan bekerja.

3. Pentingnya minat.

4. Pentingnya motivasi intrinsik dengan menghapus hadiah dan hukuman.

5. Pentingnya kolaborasi antar teman.

6. Pentingnya konteks dalam pembelajaran.

7. Pentingnya gaya interaksi autoritatif dari orang dewasa.

8. Pentingnya keteraturan dan kerapian lingkungan belajar.

20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2.1.4 Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori


Montessori mengartikan media pembelajaran adalah sebagai material yang

didesain untuk menarik perhatian anak-anak dan dapat mengajarkan berbagai

konsep dengan menggunakan alat tersebut secara berulang-ulang (Lillard, 2005:

21).

2.1.4.3 Syarat Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori

Setiap media pembelajaran yang dibuat Montessori memiliki ciri tersendiri

atau khusus, jika dibandingkan dengan media pembelajaran yang lain. Ciri-ciri

khusus tersebut adalah sebagai berikut, sebagaimana dibahas dalam Montessori

(2002:170-176).

1) Menarik

Setiap media pembelajaran Montessori harus mampu menarik perhatian anak,

sehingga secara spontan atau tidak sadar anak ingin menyentuh, meraba,

memegang, merasakan, dan menggunakannya untuk belajar (Montessori,

(2002:174-175).

2) Bergradasi

Gradasi yang dimaksudkan adalah rangsangan yang rasional tentang suatu

gradasi (Montessori, 2002:175). Media pembelajaran yang baik seharusnya

memuat gradasi. Unsur gradasi pada umumnya tampak dari segi warna dan

bentuk.

3) Auto-correction (Memiliki Pengendali Kesalahan)

Media pembelajaran harus memiliki pengendali kesalahan, maksudnya

adalah melalui media pembelajaran tersebut anak dapat mengetahui sendiri setiap

kesalahan yang dilakukan sehingga dengan sendirinya anak tahu jika mereka

melakukan kesalahan.
21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4) Auto-education (Pembelajaran Mandiri)

Seluruh media pembelajaran Montessori dibuat sedemikian rupa sehingga

memungkinkan anak melakukan pendidikan diri (auto-education). Hal tersebut

secara tidak langsung akan meningkatkan kemandirian siswa dalam belajar,

karena peran pendidik dalam Montessori adalah sebagai pengamat.

5) Kontekstual

Montessori telah menyebutkan keempat ciri media pembelajaran, pada

penelitian ini peneliti menambahkan satu ciri yaitu kontekstual. Kontekstual

merupakan sistem pengajaran yang cocok dengan otak karena menghubungkan

muatan akademis dengan konteks kehidupan sehari-hari anak sehingga dapat

merangsang otak untuk menyusun pola-pola yang mewujudkan makna.

Berdasarkan paparan yang sudah ada, pengertian media berbasis metode

Montessori yang digunakan dalam penelitian ini adalah media yang memiliki ciri

menarik, bergradasi, auto-education, auto-correction, dan kontekstual. Peneliti

mengembangkan media pembelajaran dengan memperhatikan ciri-ciri media

pembelajaran Montessori. Media pembelajaran yang dikembangkan menarik,

dengan memberikan warna dan cara penggunaan yang menyenangkan. Media

pembelajaran yang dikembangkan juga memiliki ciri bergradasi yaitu terdapat

pada berbagai warna, bentuk dan tekstur. ciri auto-correction membantu siswa

dapat mengetahui kesalahannya sendiri ketika belajar. Siswa juga dapat belajar

secara mandiri tanpa didampingi oleh guru (auto-education) melalui media

pembelajaran ini. Media pembelajaran yang dikembangkan juga dibuat dengan

menggunakan bahan-bahan yang dapat ditemukan dengan mudah di lingkungan

sekitar. Peneliti mengembangkan media pembelajaran berbasis metode

22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Montessori untuk mata pelajaran IPA pada materi bagian luar tumbuhan dan

fungsinya.

2.1.4.4 Keunggulan Media pembelajaran Berbasis Metode Montessori

Media pembelajaran berbasis metode Montessori memiliki keunggulan

daripada media pembelajaran yang lainnya. Hal ini terjadi karena media

pembelajaran berbasis metode Montessori dirancang dengan memperhatikan

karakteristik pembelajaran Montessori yaitu menarik, bergradasi, auto-correction,

auto-education, dan kontekstual. Gutek (2013:240) mengemukakan bahwa ada

beberapa keunggulan media pembelajaran berbasis metode Montessori yaitu: 1)

bahan pembelajaran dari Montessori memungkinkan terjadinya pembelajaran

sendiri sehingga dapat melatih anak untuk belajar secara mandiri, 2) material yang

digunakan dalam pembelajaran Montessori dapat menghasilkan sebuah

pemdidikan indra, 3) menyajikan benda-benda yang dapat menarik perhatian

spontan dari anak, 4) mengandung rangsangan-rangsangan yang rasional. Gutek

(2013:236) juga menambahkan bahwa bahan pembelajaran Montessori dapat

mengontrol setiap kesalahan yang akan membuat anak berproses dan fokus untuk

memperbaiki kesalahannya dan melakukan perbaikan dengan berbagai cara.

2.1.5 Ilmu Pengetahuan Alam


2.1.5.1 Hakikat IPA

1. Pengertian IPA

Hakikat pembelajaran sains yang didefinisikan sebagai ilmu tentang alam

yang dalam bahasa Indonesia disebut dengan ilmu pengetahuan alam, dapat

diklasifikasikan menjadi tiga bagian, yaitu ilmu pengetahuan sebagai produk,

23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

proses, dan sikap. Sutrisno (dalam Susanto, 2007) menambahkan bahwa dalam

IPA juga sebagai prosedur dan IPA sebagai teknologi. Penambahan tersebut

merupakan pengembangan dari ketiga komponen di atas, yaitu pengembangan

prosedur dari proses, sedangkan teknologi dari aplikasi konsep dan prinsip-prinsip

IPA sebagai produk. Sikap yang dimaksud dalam pembelajaran IPA adalah sikap

ilmiah. Dengan pembelajaran IPA di sekolah, siswa diharapkan dapat

menumbuhkan sikap ilmiah seperti seorang ilmuan. Jenis-jenis sikap yang

dimaksud ialah sikap ingin tahu, percaya diri, jujur, tidak tergesa-gesa, dan

objektif terhadap fakta. Berdasarkan paparan yang sudah ada, arti pembelajaran

IPA yang digunakan dalam penelitian ini adalah ilmu yang mempelajari kondisi

alam sekitar dengan berbagai hubungan yang membutuhkan penalaran.

2. Tujuan Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar

Susanto (2012) menyebutkan bahwa konsep IPA di sekolah dasar

merupakan konsep yang terpadu, karena belum dipisahkan secara tersendiri,

seperti mata pelajaran kimia, biologi dan fisika. Badan Nasional Standar

Pendidikan (BNSP, 2006) merumuskan tujuan pembelajaran sains disekolah dasar

adalah sebagai berikut:

a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa

berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaap-Nya.

b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep IPA yang bermanfaat

dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya

hubungan saling memengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan

masyarakat.

24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

d. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,

memecahkan masalah, dan membuat keputusan.

e. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga,

dan melestarikan lingkungan alam.

f. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya

sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

g. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar

untuk melanjutkan pendidikan ke SMP.

2.1.5.2 Materi Bagian-bagian Tumbuhan


Tumbuhan tersusun dari beberapa bagian, yaitu akar, batang, daun, bunga,

dan biji.

1. Akar

a. Struktur Akar

Secara umum, akar memiliki beberapa bagian utama. Bagian-bagian

tersebut adalah inti akar, rambut akar, dan tudung akar (Wahyono dan

Nurachmandani, 2008: 30). Perhatikan gambar berikut!

Inti akar

Rambut
akar

akar
akar
Tudung
akar

akar
akar
(Sumber: Wahyono & Nurachmandani: 30)
Gambar 2.1 Struktur Akar

25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1) Inti Akar

Inti akar terdiri atas pembuluh kayu dan pembuluh tapis. Pembuluh kayu

berfungsi mengangkut air dari akar ke daun. Pembuluh tapis berfungsi

mengangkut hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tumbuhan.

2) Rambut Akar

Rambut akar atau bulu-bulu akar berbentuk serabut halus. Rambut akar

terletak di dinding luar akar. Fungsi rambut akar adalah mencari jalan di antara

butiran tanah. Hal inilah yang menyebabkan akar dapat menembus masuk ke

dalam tanah. Selain itu, rambut akar juga berfungsi menyerap air dari dalam

tanah.

3) Tudung Akar

Tudung akar terletak di ujung akar. Bagian ini melindungi akar saat

menembus tanah.

Akar dikelompokkan menjadi dua, yaitu akar serabut dan akar tunggang

(Wahyono dan Nurachmandani, 2008: 30-31).

a) Akar Serabut

Akar serabut berbentuk seperti serabut. Ukuran akar serabut relatif kecil,

tumbuh di pangkal batang, dan besarnya hampir sama Akar semacam ini

dimiliki oleh tumbuhan berkeping satu (monokotil). Misalnya kelapa, rumput,

padi, jagung, dan tumbuhan hasil mencangkok.

b) Akar Tunggang

Akar tunggang adalah akar yang terdiri atas satu akar besar yang

merupakan kelanjutan batang, sedangkan akar-akar yang lain merupakan

cabang dari akar utama. Perbedaan antara akar utama dan akar cabang sangat

26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

nyata. Jenis akar ini dimiliki oleh tumbuhan berkeping dua (dikotil). Misalnya,

kedelai, mangga, jeruk, dan melinjo. Ada beberapa akar khusus yang hanya

terdapat pada tumbuhan tertentu, antara lain, akar isap, contohnya akar benalu;

akar tunjang, contohnya akar pandan; akar lekat, contohnya akar sirih; akar

gantung, contohnya akar pohon beringin; akar napas, contohnya akar pohon

kayu api.

b. Fungsi Akar

Bagi tumbuhan akar memiliki beberapa kegunaan, antara lain, untuk

menyerap air dan zat hara, untuk menunjang berdirinya tumbuhan, serta untuk

menyimpan cadangan makanan (Wahyono dan Nurachmandani, 2008: 31).

1. Menyerap air dan zat hara (mineral). Tumbuhan memerlukan air dan zat

hara untuk kelangsungan hidupnya. Untuk memperoleh kebutuhannya

tersebut, tumbuhan menyerapnya dari dalam tanah dengan menggunakan

akar. Oleh karena itu, sering dijumpai akar tumbuh memanjang menuju

sumber yang banyak mengandung air.

2. Menunjang berdirinya tumbuhan. Akar yang tertancap ke dalam tanah

berfungsi seperti pondasi bangunan. Akar membuat tumbuhan dapat

berdiri kokoh di atas tanah.

3. Sebagai alat pernapasan. Selain menyerap air dan zat hara, akar juga

menyerap udara dari dalam tanah. Hal ini mungkin dilakukan karena pada

tanah terdapat pori-pori. Melalui pori-pori tersebut akar tumbuhan

memperoleh udara dari dalam tanah.

4. Sebagai penyimpan makanan cadangan. Pada tumbuhan tertentu, seperti

ubi dan bengkoang, akar digunakan sebagai tempat menyimpan makanan

27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

cadangan. Biasanya, akar pada tumbuhan tersebut akan membesar seiring

banyaknya makanan cadangan yang tersimpan. Makanan cadangan ini

digunakan saat menghadapi musim kemarau atau ketika kesulitan mencari

sumber makanan. Manusia juga sering menggunakan akar tumbuhan untuk

keperluan hidupnya. Misalnya, sebagai sumber makanan, contohnya ubi

kayu dan wortel; sebagai bahan obat-obatan, contohnya jahe dan kunyit;

sebagai bumbu, contohnya jahe, kunyit, dan laos.

2. Batang

1. Struktur Batang

Empulur
Xilem

Kambium

Floem
Epidermis
Parenkim

(Sumber: Wahyono & Nurachmandani: 33)


Gambar 2.2 Struktur Batang

Batang dapat diumpamakan sebagai sumbu tubuh tumbuhan (Wahyono

dan Nurachmandani, 2008: 33). Bagian ini umumnya tumbuh di atas tanah. Arah

tumbuh batang tumbuhan menuju sinar matahari. Umumnya batang bercabang,

tetapi pada tumbuhan tertentu batangnya tidak memiliki cabang seperti pada

tumbuhan pisang, kelapa, dan pepaya. Struktur batang terdiri atas epidermis,

korteks, endodermis, dan silinder pusat (stele). Silinder pusat pada batang ini

terdiri atas beberapa jaringan yaitu empulur, perikardium, dan berkas pengangkut

yaitu xilem dan floem.

28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Batang tumbuhan dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu batang

berkayu, batang rumput, dan batang basah (Wahyono dan Nurachmandani, 2008:

33).

(a) (b) (c)

(Sumber: Wahyono & Nurachmandani: 33)


Gambar 2.3 Jenis Batang; (a) batang kayu, (b) batang rumput, (c) batang basah

Batang berkayu memiliki kambium. Kambium mengalami dua arah

pertumbuhan, yaitu ke arah dalam dan ke arah luar. Ke arah dalam, kambium

membentuk kayu, sedangkan ke arah luar membentuk kulit. Karena pertumbuhan

kambium inilah batang tumbuhan bertambah besar. Contoh tumbuhan yang

memiliki batang jenis ini, antara lain, jati, mangga, dan mranti. Tumbuhan batang

rumput memiliki ruas-ruas dan umumnya berongga. Batang jenis ini mudah patah

dan tumbuhannya tidak sebesar batang berkayu. Misalnya, tanaman padi, jagung,

dan rumput. Tumbuhan batang basah memiliki batang yang lunak dan berair.

Misalnya, tumbuhan bayam dan patah tulang.

2. Fungsi Batang

Umumnya, warna batang muda adalah hijau muda, sedangkan warna

batang yang telah tua adalah kecokelat-cokelatan. Bagi tumbuhan, batang

memiliki beberapa kegunaan, antara lain sebagai penopang, pengangkut air dan

29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

zat-zat makanan, penyimpan makanan cadangan, serta sebagai alat

perkembangbiakan (Wahyono dan Nurachmandani, 2008: 34).

a. Penopang

Fungsi utama batang adalah menjaga agar tumbuhan tetap tegak dan

menjadikan daun sedekat mungkin dengan sumber cahaya (khususnya matahari).

Batang tumbuh makin tinggi atau makin panjang. Hal ini menyebabkan daun yang

tumbuh pada batang makin mudah mendapatkan cahaya.

b. Pengangkut

Batang berguna sebagai pengangkut air dan mineral dari akar ke daun.

Selain itu, batang berperan penting dalam proses pengangkutan zat-zat makanan

dari daun ke seluruh bagian tumbuhan.

c. Penyimpan

Pada beberapa tumbuhan, batang berfungsi sebagai penyimpan makanan

cadangan. Misalnya, batang pada tumbuhan sagu. Makanan cadangan disini juga

bisa berwujud air, Misalnya, pada tumbuhan tebu dan kaktus. Makanan cadangan

ini akan digunakan saat diperlukan.

d. Alat perkembangbiakan

Batang juga berfungsi sebagai alat perkembangbiakan vegetatif. Hampir

semua pertumbuhan vegetatif, baik secara alami maupun buatan, menggunakan

batang. Bagi manusia, batang tumbuhan yang membentuk kayu dapat

dimanfaatkan, antara lain, untuk membuat perabot rumah tangga, contohnya

batang pohon jati; untuk bahan makanan, contohnya sagu, asparagus; untuk bahan

industri, contohnya tebu dan bambu.

30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3. Daun

Tumbuhan memiliki daun. Daun merupakan bagian tumbuhan yang

tumbuh dari batang (Wahyono dan Nurachmandani, 2008: 35). Daun umumnya

berbentuk tipis dan berwarna hijau. Warna hijau tersebut disebabkan warna

klorofil yang ada pada daun. Namun, daun ada juga yang berwarna kuning,

merah, atau ungu.

1. Struktur Daun

Tulang daun
Pelepah daun
Tangkai daun

Helai daun

(Sumber: Wahyono & Nurachmandani: 35)


Gambar 2.4 Struktur Daun

Bagian-bagian daun lengkap terdiri atas tulang daun, helai daun, tangkai

daun, dan pelepah daun. Contoh daun yang memiliki bagian-bagian lengkap,

antara lain daun pisang dan daun bambu. Di alam, kebanyakan tumbuhan

memiliki daun yang tidak lengkap. Misalnya, ada daun yang hanya terdiri atas

tangkai dan helai daun saja, contohnya daun mangga; ada pula daun yang hanya

terdiri atas pelepah dan helai daun saja, contohnya daun padi dan jagung.

Selain itu, daun juga memiliki urat. Urat daun adalah susunan pembuluh

pengangkut pada daun. Tumbuhan monokotil memiliki urat daun yang

memanjang dari pangkal ke ujung daun secara sejajar (Wahyono dan

31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Nurachmandani, 2008: 36). Tumbuhan dikotil memiliki urat daun yang

membentuk jaringan. Urat daun tersebut bercabang-cabang hingga menjadi

percabangan kecil dan membentuk susunan seperti jaring atau jala.

Bentuk tulang daun juga bermacam-macam, antara lain, menyirip,

melengkung, menjari, dan sejajar.

(Sumber: Wahyono & Nurachmandani: 36)


Gambar 2.5 Beberapa jenis daun (a) menyirip, (b) melengkung, (c) menjari dan
(d) sejajar

4. Bunga

a. Struktur Bunga

(Sumber: Wahyono & Nurachmandani: 39)


Gambar 2.6 Struktur Bunga

32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Bunga lengkap memiliki bagian-bagian sebagai berikut:

1. Kelopak, umumnya berwarna hijau dan berfungsi menutup bunga di saat

masih kuncup.

2. Mahkota, merupakan bagian bunga yang indah dan berwarna-warni.

3. Benang sari dengan serbuk sari sebagai alat kelamin jantan.

4. Putik sebagai alat kelamin betina.

5. Dasar dan tangkai bunga sebagai tempat kedudukan bunga.

Bunga yang memiliki tangkai, kelopak, mahkota, benang sari, dasar

bunga, dan putik disebut bunga sempurna (Wahyono dan Nurachmandani, 2008:

39). Jika memiliki semua bagian kecuali putik, maka disebut bunga jantan. Jika

memiliki semua bagian kecuali benang sari, maka disebut bunga betina. Bunga

yang memiliki benang sari dan putik disebut bunga hermafrodit.

b. Fungsi Bunga

Fungsi bunga yang utama adalah sebagai alat perkembangbiakan generatif

Perkembangbiakan generatif merupakan perkembangbiakan yang didahului

pembuahan. Pada tumbuhan berbunga, pembuahan yang terjadi didahului dengan

penyerbukan. Penyerbukan adalah peristiwa jatuhnya kepala serbuk sari ke kepala

putik.

Bagian bunga yang paling menarik adalah mahkota (Wahyono dan

Nurachmandani, 2008: 39). Mahkota yang indah dan berbau menyengat menarik

perhatian serangga, seperti kupu-kupu, kumbang, dan lebah. Akibatnya, tanpa

disadari proses penyerbukan terjadi. Sedangkan bagi manusia, bunga dapat

dimanfaatkan sebagai hiasan, perlengkapan upacara adat, dan bahan rempah-

rempah.

33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2.2 Penelitian yang Relevan


Peneliti menemukan beberapa penelitian yang relevan terkait dengan

metode Montessori. Penelitian yang berkaitan dengan metode Montessori antara

lain dilakukan oleh Widyaningrum (2015), Noi (2015) dan Hardiyanti (2016).

Widyaningrum (2015) mengembangkan alat peraga matematika pejumlahan dan

pengurangan berbasis metode Montessori untuk kelas II. Penelitian ini dilakukan

di SD BOPKRI Gondolayu kepada sekelompok siswa kelas II tahun ajaran 2014/

2015. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan

(R&D). Beberapa langkah penelitian mengadopsi model Sugiyono serta Borg dan

Gall yang dimodifikasi menjadi lima langkah antara lain identifikasi potensi

masalah, perencanaan, pengembangan desain, validasi produk, dan uji coba

lapangan terbatas. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa alat peraga yang

dikembangkan mengandung lima ciri alat peraga berbasis metode Montessori

mempunyai kualitas “sangat baik”. Alat peraga dikembangkan terbukti dapat

mengatasi kesulitan belajar siswa dalam penjumlahan dan pengurangan yang

terbukti dengan adanya peningkatan skor posttest sebesar 53,74.

Noi (2015) melakukan penelitian tentang pengembangan alat peraga

pembelajaran Matematika materi perkalian berbasis metode Montessori.

Penelitian dilakukan di SD BOPKRI Gondolayu terhadap siswa kelas III tahun

ajaran 2014/2015. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan

pengembangan (R&D). Penelitian dan pengembangan terdiri dari lima tahapan

yaitu potensi masalah, perencanaan, pengembangan desain alat peraga, validasi

produk, dan uji coba terbatas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa alat peraga

papan perkalian memiliki empat ciri, antara lain: menarik, bergradasi, memiliki

pengendali kesalahan, dan dapat digunakan siswa secara mandiri. Kualitas alat
34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

peraga papan perkalian ditunjukkan dengan perolehan skor validasi 3,73 dalam

kategori “sangat baik”. Terdapat perbedaan nilai ketika uji coba terbatas, skor

pretest menunjukkan rerata 58,21 sedangkan posttest menunjukkan rerata 97,82.

Hardiyanti (2016) melakukan penelitian tentang pengembangan alat peraga

pembelajaran IPS SD materi keragaman budaya Indonesia berbasis metode

Montessori. Tujuan penelitian adalah untuk mengembangkan alat peraga

keragaman budaya Indonesia dengan konsep alat peraga Montessori yang sudah

ada kemudian, mengembangkan alat peraga dengan kualitas baik. Metode

penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (R&D).

Model yang digunakan adalah model pengembangan paparkan oleh Ali dan

Ansrori (2014) dan Sugiyono (2015). Hasil penelitian menunjukkan bahwa alat

peraga keragaman budaya Indonesia yang dikembangkan mengandung lima ciri

alat peraga berbasis metode Montessori memiliki kualitas yang “sangat baik”. Hal

tersebut dibuktikan dengan adanya peningkatan hasil nilai posttest mengalami

peningkatan sebesar 37,2. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa alat

peraga keragaman budaya Indonesia telah dikembangkan dari alat peraga

Montessori yang sudah ada, memiliki kualitas sangat baik dan membantu siswa

dalam mempelajari keragaman budaya di Indonesia.

Penelitian-penelitian yang relevan di atas meneliti tentang pengembangan

media pembelajaran berbasis metode Montessori untuk mata pelajaran

Matematika dan IPS, sementara untuk mata pelajaran IPA belum pernah

dilakukan. Oleh karena itu, peneliti mencoba melakukan penelitian dengan

mengembangkan media pembelajaran untuk mata pelajaran IPA materi bagian

35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

luar tumbuhan dan fungsinya. Secara ringkas kerangka penelitian dalam penelitian

ini dapat dilihat literature map dalam bagan di bawah ini.

Penelitian tentang Media Pembelajaran


Berbasis Metode Montessori

Widyaningrum (2015) Noi (2015) Hadiyanti (2016)


Pengembangan Alat peraga Pengembangan Alat Peraga Pengembangan Alat peraga IPS
Matematika materi penjumlahan Pembelajaran Matematika SD materi keragaman budaya
dan pengurangan berbasis Materi Perkalian Berbasis Indonesia berbasis metode
metode Montessori Metode Montessori Montessori

Yang diteliti
Wahyudi (2017)
Pengembangan Media Pembelajaran IPA
SD Materi tentang Bagian Luar
Tumbuhan dan Fungsinya berbasis
Metode Montessori

Bagan 2.1 Literature Map dari Penelitian-penelitian yang Relevan

2.3 Kerangka Berpikir


Belajar terjadi sepanjang hidup manusia. Pengalaman langsung dalam belajar

akan lebih bermakna sehingga siswa lebih mudah mengingat sebuah materi

pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran dalam sebuah pembelajaran

sangat membantu guru dalam menjelaskan suatu materi pembelajaran kepada

siswa, sebaliknya media pembelajaran juga membantu siswa dalam memahami

suatu materi dengan lebih mudah.

Salah satu metode yang melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran

adalah metode Montessori. Metode Montessori bertujuan agar siswa mempunyai

jiwa kemandirian dalam belajar dan menumbuhkan daya kreativitas serta inisiatif

sehingga mampu membuat inovasi-inovasi. Metode Montessori juga memberikan

36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

kesempatan bagi siswa untuk menentukan tujuan belajar. Siswa mampu belajar

secara mandiri dengan menggunakan media pembelajaran yang telah ada.

Pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran berbasis metode

Montessori dapat membantu siswa untuk lebih mudah dalam mengingat dan

memahami suatu materi pembelajaran, karena dengan menggunakan media

pembelajaran berbasis metode Montessori siswa dapat melakukan kegiatan yang

bermakna (siswa mengalami sendiri). Media pembelajaran berbasis Metode

Montessori terdapat pengendali kesalahan, sehingga siswa mampu mengetahui

kesalahanya secara langsung. Pembelajaran dengan menggunakan media

pembelajaran berbasis metode Montessori juga diharapkan dapat dijadikan

sebagai inovasi mengajar yang berpusat pada siswa. Melalui penggunaan media

pembelajaran berbasis metode Montessori dalam pembelajaran IPA, siswa

diharapkan dapat melakukan kegiatan belajar secara bertanggung jawab sehingga

dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

2.4 Pertanyaan Penelitian


2.4.1 Bagaimana prosedur pengembangan media pembelajaran IPA SD materi

bagian luar tumbuhan dan fungsinya berbasis metode Montessori?

2.4.2 Bagaimana kualitas media pembelajaran IPA SD materi bagian luar

tumbuhan dan fungsinya berbasis metode Montessori menurut guru?

2.4.3 Bagaimana kualitas media pembelajaran IPA SD materi bagian luar

tumbuhan dan fungsinya berbasis metode Montessori menurut ahli IPA

dan Montessori?

2.4.4 Bagaimana kualitas media pembelajaran IPA SD materi bagian luar

tumbuhan dan fungsinya berbasis metode Montessori menurut siswa?

37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III
METODE PENELITIAN

Uraian dalam bab ini berisi jenis penelitian, setting penelitian, rancangan

penelitian, prosedur penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data,

teknik analisis data, dan jadwal penelitian.

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian dan

pengembangan atau sering disebut research and development. Sugiyono (2014:407)

mengungkapkan bahwa research and development adalah metode penelitian yang

bertujuan untuk mengembangkan/ menghasilkan produk tertentu dan menguji

keefektifan suatu produk. Hal yang senada diungkapkan oleh Sukmadinata

(2007:164), penelitian dan pengembangan adalah suatu proses atau langkah-langkah

untuk mengembangkan produk baru atau menyempurnakan produk lama. Tidak

berbeda dengan kedua pendapat di atas, Borg dan Gall (2007:589) berpendapat bahwa

penelitian dan pengembangan adalah penelitian yang digunakan untuk merancang

produk atau prosedur baru, yang diuji secara sistematis di lapangan, dievaluasi, dan

direvisi hingga diperoleh kriteria spesifik meliputi efektivitas, kualitas, atau standar

yang sejenis. Berdasarkan tiga pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa penelitian

dan pengembangan adalah jenis penelitian yang bertujuan untuk merancang,

mengembangkan, dan menghasilkan suatu produk, serta menguji secara sistematis

dengan standar tertentu.

Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian yang praktik dalam

mengembangkan dan menghasilkan suatu produk. Berdasarkan pengertian tersebut,

penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan dan menghasilkan produk.

38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Berdasarkan pengertian tersebut, penelitian ini dilakukan untuk menghasilkan media

pembelajaran IPA berbasis Metode Montessori materi bagian luar tumbuhan dan

fungsinya. Penelitian ini dibatasi sampai pada uji coba lapangan terbatas yang

dilakukan untuk mengetahui penggunaan media pembelajaran oleh siswa untuk

membantu memahami materi bagian tumbuhan dan fungsinya di kelas IV. Selain itu,

hasil dari penelitian ini berupa sebuah prototipe media pembelajaran bagian

tumbuhan dan fungsinya berbasis Metode Montessori.

3.2 Setting Penelitian

Setting dalam penelitian yang akan dilakukan meliputi lokasi penelitian,

subyek penelitian, obyek penelitian, dan waktu penelitian. Peneliti menguraikan

sebagai berikut.

3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian dan pengembangan ini dilakukan di SD Pangudi Luhur Yogyakarta.

Sekolah tersebut terletak di Jalan Panembahan Senopati Nomor 18, Yogyakarta.

Pemilihan SD tersebut sebagai tempat uji coba lapangan terbatas dikarenakan SD

Pangudi Luhur Yogyakarta menduduki peringkat 14 Ujian Nasional tahun ajaran

2015/2016, namun prestasi tersebut kurang sesuai karena permasalahan terkait

dengan pembelajaran IPA yang masih sering ditemukan di tiap kelas. Permasalahan

tersebut salah satunya terjadi di kelas IV. Peneliti menemukan permasalahan pada

saat melakukan observasi pada tanggal 17 September 2016 yaitu siswa tidak dapat

menjawab pertanyaan tentang materi bagian luar tumbuhan dan fungsinya yang

diberikan oleh guru dengan benar. Selain itu, SD Pangudi Luhur memiliki letak yang

strategis dan memungkinkan untuk mencari bahan-bahan yang digunakan sebagai

media atau media pembelajaran.

39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3.2.2 Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah sekelompok siswa kelas IV PL 4 semester

ganjil tahun ajaran 2016/2017 di SD Pangudi Luhur Yogyakarta. Sekelompok siswa

tersebut berjumlah 10 anak yang terdiri dari 5 siswa putri dan 5 siswa putra.

Pemilihan sekelompok siswa tersebut berdasarkan hasil diskusi dan rekomendasi dari

wali kelas. Siswa dipilih secara random (acak), artinya kemampuan berpikir yang

dimiliki siswa adalah beragam.

3.2.3 Objek Penelitian

Objek dari penelitian ini adalah media pembelajaran IPA berbasis metode

Montessori materi bagian luar tumbuhan dan fungsinya yang terdiri dari kotak

tumbuhan, replika tumbuhan, dan kartu tumbuhan. Media pembelajaran ini dirancang

untuk membantu siswa kelas IV belajar tentang bagian-bagian luar tumbuhan dan

fungsinya. Kotak tumbuhan terdiri dari tiga laci, laci pertama berisi replika tumbuhan

monokotil, laci kedua berisi replika tumbuhan dikotil, dan laci ketiga berupa kartu

tumbuhan. Bentuk replika tumbuhan berupa tumbuhan yang dapat dirangkai,

sehingga per bagian dari komponen tumbuhan itu terpisah yaitu akar, batang, daun,

bunga, dan buah. Sedangkan kartu tumbuhan dibuat dengan menggunakan kertas

yang dilaminating, sehingga dapat bertahan lama.

3.2.4 Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Juni hingga Februari semester genap tahun

2016/ 2017. Secara keseluruhan, penelitian ini berlangsung selama kurang lebih 8

bulan. Penelitian dimulai sejak penyusunan proposal hingga akhir penyelesaian

tugas akhir ini.

40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3.3 Rancangan Penelitian

Penelitian dan pengembangan ini mengadopsi model Borg dan Gall (1983:

775-787) dan Sugiyono (2014: 408-427). Sugiyono (2014: 408-409) menyebutkan

ada sepuluh langkah dalam penelitian pengembangan yaitu potensi dan masalah,

pengumpulan data, desain produk, validasi desain, revisi desain, uji coba produk,

revisi produk, uji coba pemakaian, revisi produk, dan produksi massal. Berikut

adalah model penelitian pengembangan menurut Sugiyono (2014:409) yang

disajikan dalam bentuk bagan 3.1.

(1) pontensi dan (2) pengumpulan (3) desain produk


masalah data

(7) Uji coba (5) revisi desain (4) validasi


produk desain

(6) revisi produk (8) uji coba (9) revisi produk


pemakaian

(10) produksi
massal

Bagan 3.1 Model Pengembangan Menurut Sugiyono (2014: 409)

Bagan di atas menggambarkan langkah-langkah penelitian dan

pengembangan yang dimulai dengan adanya potensi dan masalah. Melihat adanya

potensi dan masalah tersebut, langkah selanjutnya adalah mengumpulkan

informasi yang digambar dalam data empirik. Data empirik tersebut dijadikan

sebagai bahan untuk membuat desain produk. Produk kemudian divalidasi oleh
41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ahli sehingga dapat diketahui kekuatan dan kelemahannya. Kelemahan yang telah

diketahui tersebut dicoba untuk dikurangi atau diperbaiki pada langkah revisi

desain. Produk yang telah direvisi selanjutnya diuji cobakan secara terbatas untuk

mengetahui manfaat dari produk untuk mengatasi masalah yang dihadapi

responden. Setelah diuji cobakan, dilakukan revisi kembali untuk memperbaiki

kelemahan yang dialami responden selama pemakaian produk. Kemudian

dilakukan uji coba pemakaian pada lingkup responden yang sebenarnya. Apabila

dalam uji coba tersebut ditemukan kembali kekurangan, maka dilakukan revisi

produk kembali. Setelah produk dinyatakan efektif dan layak, produk akan

diproduksi secara massal (Sugiyono, 2012: 297-311).

Berdasarkan penjelasan tahapan pengembangan di atas, peneliti

selanjutnya membandingkan dengan tahapan yang dipaparkan oleh Borg dan Gall.

Borg dan Gall (1983: 775-787) menguraikan sepuluh langkah dalam penelitian

dan pengembangan. Sepuluh langkah tersebut yaitu:

1. Penelitian dan pengumpulan data merupakan teknik pengumpulan data yang

dapat dilakukan melalui studi literatur, observasi, dan sebagainya. Hal ini

dilakukan untuk mengetahui informasi terkait dengan kondisi nyata di

lapangan dan produk yang akan dikembangkan.

2. Perencanaan meliputi menentukan keterampilan yang akan dikembangkan

melalui perangkat yang dihasilkan dan tujuan penelitian yang hendak

dicapai dari perangkat yang hasilkan.

3. Pengembangan bentuk awal produk, merupakan pengembangan bentuk

lengkap dari perangkat yang dikembangkan sebelum dilakukan serangkaian

pengujian dan perbaikan berdasarkan saran dari beberapa ahli.

42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4. Uji coba lapangan awal merupakan pengujian tahap awal yang dilakukan

untuk mengumpulkan data terhadap hasil pengembangan produk. Hal ini

dapat membantu peneliti melakukan analisis dan perbaikan berdasarkan

komentar dan masukan tentang kelemahan dari produk yang dikembangkan.

5. Revisi produk berdasarkan hasil uji coba lapangan merupakan proses

perbaikan berdasarkan saran atau masukan berdasarkan hasil uji coba

lapangan awal.

6. Uji coba lapangan dilakukan dengan perluasan jumlah sekolah, antara 5-10

sekolah atau dengan jumlah siswa sebanyak 30-100 anak. Pengujian ini

dilakukan dengan tujuan mengetahui peningkatan penggunaan perangkat

yang dikembangkan.

7. Revisi produk berdasarkan hasil uji coba lapangan menjadi bahan untuk

melakukan revisi pada tahap ini. Revisi tersebut bersifat penyempurnaan

yang selanjutnya diujicobakan kembali pada tahap selanjutnya.

8. Uji pelaksanaan lapangan yang melibatkan lebih banyak sekolah antara 10-

30 unit dengan jumlah siswa sebanyak 40-200 anak. Uji coba ini dilakukan

dengan beberapa teknik pengumpulan data yaitu tes, kuesioner, dan

wawancara.

9. Penyempurnaan produk akhir dilakukan berdasarkan saran dari hasil uji

coba pada langkah ke delapan. Penyempurnaan produk ini selanjutnya dapat

diproduksi secara massal yang menjadi prototipe produk akhir.

10. Diseminasi dan implementasi dilakukan dengan tujuan untuk membuat

laporan hasil penelitian dari produk yang dikembangkan berdasarkan

tahapan pengembangan.

43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Peneliti melakukan penelitian dan pengembangan dengan mengadopsi dan

memodifikasi model penelitian dan pengembangan dari Sugiyono (2014: 409)

serta model Borg dan Gall. Penelitian ini dibatasi pada uji coba lapangan terbatas

dan prototipe media pembelajaran yang telah divalidasi karena waktu yang relatif

singkat. Langkah penelitian dan pengembangan dimodifikasi ke dalam lima

langkah, yaitu: 1) potensi dan masalah, 2) perencanaan, 3) pengembangan bentuk

awal produk, 4) validasi produk, dan 5) uji coba lapangan terbatas. Berikut model

penelitian dan pengembangan yang disusun peneliti dengan mengadopsi Sugiyono

serta Borg dan Gall yang disajikan pada bagan 3.2.

Potensi dan Masalah Perencanaan


(Sugiyono, 2014) (Borg dan Gall, 1983)
Pengembangan
Bentuk Awal
Produk
(Borg dan Gall, 1983)
Uji Coba Terbatas Validasi Produk
(Borg dan Gall, 1983) (Sugiyono, 2014)

Bagan 3.2 Modifikasi model penelitian dan pengembangan

3.4 Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian dan pengembangan mengadopsi model yang

dipaparkan oleh Borg dan Gall (1983: 775-787) dan Sugiyono (2014: 409).

Peneliti memodifikasi tahap penelitian menjadi lima langkah, yaitu sebagai

berikut: 1) potensi dan masalah, 2) perencanaan, 3) pengembangan bentuk awal

produk, 4) validasi produk, dan 5) uji coba lapangan secara terbatas. Kelima tahap

penelitian disajikan dalam bagan 3.3.

44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Identifikasi TAHAP I Potensi dan Masalah (Sugiyono, 2014) Analisis


Masalah karakteristik
Validasi oleh ahli media
IPA, Montessori pembelajaran
Pedoman Data ketersediaan
dan guru Observasi Montessori
Observasi dan penggunaan
media
Pedoman Validasi oleh ahli pembelajaran serta
Wawancara IPA dan kesulitan belajar
Wawancara siswa Analisis
Montessori
karakteristik
siswa

Data analisis Penyebaran Uji keterbacaan


analisis kebutuhan Validasi ahli IPA dan Pembuatan kuesioner
kebutuhan Kuesioner
guru dan siswa Montessori analisis kebutuhan

TAHAP II Perencanaan (Borg dan Gall, 1983)


Data analisis kebutuhan

Konsep pembuatan media Desain media pembelajaran


pembelajaran

Desain album media pembelajaran


Instrumen

Validasi guru SD Uji Uji keterbacaan


Tes Revisi Revisi
penelitian dan setara empiris soal oleh siswa

Uji keterbacaan
Kuesioner Validasi ahli IPA Instrumen siap
Revisi instrumen oleh Revisi
validasi produk dan Montessori digunakan
siswa dan guru

TAHAP III Pengembangan Bentuk Awal Produk


(Borg dan Gall, 1983)
Desain media pembelajaran Media
Pembuatan media pembelajaran dan
Pengumpulan bahan
pembelajaran dan album album siap
Desain album divalidasi

TAHAP IV Validasi Produk (Sugiyono, 2014)


Media pembelajaran
Validasi oleh ahli IPA dan Montessori
Album dan media pembelajaran
Album media siap untuk diuji cobakan
pembelajaran Validasi oleh ahli IPA dan Montessori

TAHAP V Uji Coba Terbatas (Borg dan Gall, 1983) Prototipe media pembelajaran IPA
SD materi bagian luar tumbuhan
Pretest Uji coba terbatas Posttest Tanggapan guru dan fungsinya berbasis metode
dan siswa Montessori

Bagan 3.3 Prosedur Penelitian

45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3.4.1 Potensi dan Masalah

Tahap I peneliti memulai dengan mengidentifikasi permasalahan yang ada

pada pembelajaran IPA di kelas IV melalui wawancara dan observasi. Sebelum

digunakan untuk mengumpulkan data, kedua instrumen tersebut divalidasi oleh

beberapa ahli yaitu ahli pembelajaran IPA, ahli Montessori, dan guru SD setara.

Wawancara dilakukan kepada kepala sekolah, guru kelas IV, dan 2 orang siswa.

Selain itu, peneliti juga melakukan observasi terkait dengan kegiatan

pembelajaran IPA di kelas IV. Selanjutnya, hasil dari wawancara dan observasi

dianalisis terkait dengan karakteristik siswa, penggunaan dan ketersediaan media

pembelajaran, dan kesulitan belajar terkait dengan pembelajaran IPA. Analisis

terkait dengan karakteristik siswa dan selanjutnya menjadi bahan pembuatan

kuesioner analisis kebutuhan siswa.

Selain itu, peneliti juga menambahkan karakteristik media pembelajaran

Montessori dalam pembuatan kuesioner analisis kebutuhan. Selanjutnya,

kuesioner tersebut divalidasi oleh ahli IPA, Montessori dan guru SD setara. Hal

ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan kuesioner sebelum digunakan. Hasil

dari validasi ahli digunakan sebagai bahan perbaikan berdasarkan saran atau

masukan yang telah diberikan. Setelah itu, peneliti melakukan uji keterbacaan

kuesioner kepada siswa SD setara. Hal ini bertujuan untuk mengetahui tingkat

pemahaman siswa terhadap kalimat pertanyaan pada kuesioner analisis

kebutuhan. Peneliti selanjutnya melakukan revisi berdasarkan hasil uji

keterbacaan. Selanjutnya, kuesioner analisis kebutuhan siap digunakan dan

disebarkan di SD tempat penelitian.

46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3.4.2 Perencanaan

Tahap II dalam prosedur penelitian dan pengembangan ini adalah

perencanaan. Peneliti membuat beberapa instrumen yang digunakan dalam

penelitian seperti tes dan kuesioner validasi produk pada tahap ini. Instrumen tes

sebelum digunakan perlu dilakukan uji validitas untuk mengetahui tingkat

kevalidan isi dan konstruk dari masing-masing item soal yang telah dibuat. Uji

validasi dilakukan oleh guru SD setara. Hasil validasi tersebut digunakan sebagai

bahan perbaikan instrumen tes. Selanjutnya, peneliti melakukan uji keterbacaan

soal pretest dan posttest kepada 5 siswa SD setara. Hasil dari uji keterbacaan

tersebut selanjutnya direvisi agar instrumen tes layak untuk digunakan. Setelah

layak digunakan, instrumen tes diujikan secara empiris kepada siswa kelas IV PL

1 SD Pangudi Luhur Yogyakarta. Hasil dari uji empiris tersebut selanjutnya

diolah untuk mengetahui validitas dan reliabilitas item soal dengan menggunakan

SPSS (Statistic Package for Social Studies). Peneliti selanjutnya memilah item

soal yang valid atau tidak. Item soal yang valid selanjutnya dipilih sebanyak 10

soal untuk soal pretest dan posttest.

Seperti pada instrumen tes, kuesioner kelayakan produk pun juga

divalidasi terlebih dahulu sebelum digunakan. Validasi dilakukan oleh ahli

bahasa. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kesesuaian bahasa yang digunakan

oleh peneliti dalam setiap kalimat pertanyaan. Selanjutnya, peneliti melakukan uji

keterbacaan kepada 5 siswa SD setara. Hal ini dilakukan untuk mengetahui

tingkat pemahaman siswa terhadap kalimat pertanyaan. Hasil dari uji keterbacaan

menjadi bahan bagi peneliti untuk memperbaiki kuesioner kelayakan produk

sebelum digunakan.

47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3.4.3 Pengembangan Bentuk Awal Produk

Tahap III dalam penelitian ini adalah pengembangan bentuk awal produk.

Peneliti mengembangkan desain media pembelajaran berdasarkan hasil

identifikasi masalah dan analisis kebutuhan kepada guru dan siswa. Desain media

pembelajaran dikembangkan berdasarkan lima karakteritik Metode Montessori

yaitu auto-correction, auto-education, menarik, bergradasi, dan kontekstual.

Selanjutnya, peneliti mengumpulkan bahan-bahan yang digunakan dalam

pembuatan media pembelajaran. Selain itu, media pembelajaran juga dilengkapi

dengan album. Pembuatan album ini bertujuan sebagai pedoman penggunaan

media pembelajaran.

3.4.4 Validasi Produk

Tahap IV dalam penelitian ini adalah validasi produk. Media pembelajaran

bagian luar tumbuhan dan fungsinya yang telah dibuat kemudian divalidasi oleh

beberapa ahli. Validasi ini dilakukan untuk menilai kelayakan produk sebelum

diujicobakan secara terbatas di lapangan. Validasi produk ini dilakukan oleh

beberapa ahli di antaranya ahli pembelajaran IPA, Montessori, dan guru SD

penelitian. Selain media pembelajaran, beberapa ahli tersebut juga menilai album

media pembelajaran yang telah dibuat. Selanjutnya peneliti menganalisis

kelebihan dan kekurangan dari media pembelajaran Bagian Luar Tumbuhan dan

Fungsinya berdasarkan penilaian dan saran yang diberikan oleh beberapa ahli.

3.4.5 Uji Coba Lapangan Terbatas

Tahap V adalah uji coba lapangan secara terbatas. Uji coba lapangan

terbatas dilaksanakan kepada 10 siswa SD penelitian yang terdiri dari 5 siswa

laki-laki dan 5 siswa perempuan. Uji coba terbatas dilaksanakan pada subyek

48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

berjumlah 10-15 siswa (Arifin, 2011:130). Produk selanjutnya diujicobakan

secara terbatas kepada sekelompok siswa yang telah diberi pretest. Selanjutnya,

produk divalidasi oleh siswa sesudah melaksanakan kegiatan pembelajaran

menggunakan media pembelajaran tersebut dan mengerjakan posttest untuk

mengetahui kualitas media pembelajaran. Penelitian ini hanya dibatasi sampai

pada prototipe media pembelajaran IPA berupa bagian tumbuhan dan fungsinya

berbasis metode Montessori.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan wawancara,

kuesioner, observasi dan gabungan dari ketiganya (Sugiyono, 2014: 187). Peneliti

mengumpulkan data dengan wawancara, observasi, kuesioner, gabungan

(triangulasi data) dan tes dalam penelitian ini.

3.5.1 Observasi
Observasi merupakan teknik mengumpulkan data dengan cara mengamati

setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya dengan alat observasi

tentang hal-hal yang akan diamati atau diteliti (Sanjaya, 2011: 86). Jenis observasi

yang digunakan dalam identifikasi masalah ini adalah observasi nonpartisipatif.

Observasi yang tidak melibatkan observer dalam kegiatan yang sedang

diobservasi adalah observasi nonpartisipatif (Sanjaya, 2011: 92) Observasi

dilaksanakan pada pembelajaran IPA kelas IV PL 4 dan ketersediaan media

pembelajaran SD Pangudi Luhur Yogyakarta. Aspek yang diobservasi ketika

pembelajaran IPA kelas IV PL 4 adalah ketersediaan dan pemanfaatan media

pembelajaran serta cara mengajar pembelajaran IPA oleh guru.

49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3.5.2 Wawancara
Wawancara dapat diartikan sebagai teknik mengumpulkan data dengan

menggunakan bahasa lisan baik secara tatap muka ataupun melalui saluran media

tertentu (Sanjaya, 2011: 96). Teknik wawancara dapat memperoleh data yang

lebih luas, bahkan bisa memunculkan sesuatu yang tidak terpikirkan sebelumnya

(Sanjaya, 2011: 96). Wawancara dalam penelitian ini dilaksanakan dengan

menggunakan teknik wawancara bebas-terpimpin, sehingga peneliti melakukan

kegiatan wawancara dengan membawa pedoman yang merupakan garis besar

tentang hal-hal yang akan ditanyakan (Arikunto, 2010: 198). Pada penelitian ini,

wawancara dilaksanakan dengan beberapa sumber yaitu Kepala SD Pangudi

Luhur Yogyakarta, Guru Kelas IV PL 4, dan siswa kelas IV PL 4.

Data yang dikumpulkan melalui wawancara dengan kepala sekolah adalah

informasi yang terkait dengan sekolah, ketersediaan dan penggunaaan media

pembelajaran di sekolah serta penelitian yang pernah dilaksanakan di SD Pangudi

Luhur Yogyakarta. Wawancara kepada guru kelas IV PL 4 dilaksanakan untuk

mengumpulkan data terkait ketersediaan dan pemanfaatan media pembelajaran

dalam kegiatan belajar di kelas, kesulitan yang dihadapi dalam pembelajaran IPA

dan usaha yang dilaksanakan guru mengahadapi kesulitan tersebut. Wawancara

kepada siswa kelas IV PL 4 dilakukan untuk mengumpulkan data terkait

penggunaan media pembelajaran dan kesulitan yang dialami dalam pembelajaran

IPA.

3.5.3 Kuesioner

Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau

hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2010: 194). Peneliti menggunakan kuesioner


50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dalam beberapa hal yaitu analisis kebutuhan dan validasi produk. Kuesioner

analisis kebutuhan diberikan kepada dua subjek yaitu guru kelas IV PL 4 dan

siswa kelas IV PL 4 SD Pangudi Luhur Yogyakarta. Hal tersebut diberikan untuk

menganalis kebutuhan terkait dengan media pembelajaran. Kuesioner validasi

produk ditujukan kepada ahli IPA, Montessori, dan Guru kelas IV PL 4 untuk

menilai kelayakan media pembelajaran yang dibuat. Selain kepada para ahli,

kuesioner validasi produk juga diberikan kepada siswa untuk menilai kelayakan

media pembelajaran yang dibuat setelah dilakukan uji coba lapangan terbatas.

3.5.4 Tes

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang

digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan

atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto, 2010: 193). Tes

merupakan alat ukur yang terstandar (Arikunto, 2010: 193). Tes dalam penelitian

ini digunakan sebagai data kuantitatif pendukung untuk mengetahui kualitas

media pembelajaran yang dikembangkan. Peneliti menggunakan pretest dan

posttest. Pretest dan posttest tersebut digunakan untuk mengetahui prestasi siswa

sebelum dan setelah menggunakan media pembelajaran dalam uji coba lapangan

terbatas. Pretest dilaksanakan sebelum uji coba lapangan terbatas, sedangkan

posttest dilaksanakan setelah uji coba terbatas.

3.6 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur

fenomena alam dan sosial yang diamati (Sugiyono, 2014:148). Beberapa

instrumen penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah pedoman observasi,

51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

kuesioner, pedoman wawancara, dan matriks triangulasi untuk teknik nontes dan

soal pretest-postest untuk teknik tes. Dalam subbab ini akan dijelaskan mengenai

beberapa instrumen yang digunakan dalam penelitian. Instrumen penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini dikembangkan dengan mengadopsi instrumen

penelitian yang digunakan oleh Hadiyanti (2016) yaitu dengan mengembangkan

ke dalam konsep pembelajaran Montessori dan IPA.

3.6.1 Pedoman Observasi

Observasi dilaksanakan pada pembelajaran IPA di kelas IV PL 4 dan

ketersediaan media pembelajaran di SD Pangudi Luhur Yogyakarta. Aspek yang

diobservasi adalah kegiatan pembelajaran IPA kelas IV PL 4 yaitu pemanfaatan

media pembelajaran dan cara mengajar yang dilakukan oleh guru. Peneliti

mencatat hal-hal yang berkaitan dengan aspek yang diobservasi setiap rentang

waktu tertentu. Kisi-kisi observasi pembelajarn IPA kelas IV PL 4 dapat dilihat

pada tabel 3.1.

Tabel 3.1 Kisi-kisi Observasi Pembelajaran IPA kelas IV PL 4


No.
Kisi-kisi Observasi Objek yang Diamati
Item
1,2 Ketersediaan media pembelajaran IPA di kelas Ada media pembelajaran yang
diletakkan di kelas untuk
pembelajaran IPA
Media pembelajaran layak untuk
digunakan dalam pembelajaran
3,4 Penggunaan media pembelajaran IPA dalam Guru menggunakan media
pembelajaran di kelas pembelajaran untuk menjelaskan
materi pembelajaran IPA
Guru menguasai cara
menggunakan media pembelajaran
5,6 Cara penggunaan media pembelajaran IPA di kelas Guru menjelaskan cara
penggunaan media pembelajaran
IPA kepada siswa
Siswa dapat menggunakan media
pembelajaran secara mandiri
7,8 Kesulitan belajar yang dialami siswa dalam Siswa mengalami kesulitan ketika
pembelajaran di kelas mengikuti pembelajaran IPA di
kelas
Siswa mengalami kesulitan ketika
mengerjakan soal IPA

52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Pedoman observasi telah divalidasi oleh beberapa ahli yaitu ahli

pembelajaran IPA, dan ahli pembelajaran Montessori. Uji validitas pada

instrumen nontes yang digunakan untuk mengukur karakter psikologis adalah

validitas konstruk (Sukmadinata, 2010: 229). Validitas konstruk mengacu pada

sejauh mana suatu instrumen mengukur konsep dari suatu teori (Widoyoko, 2009:

131). Hal tersebut membuat peneliti melakukan uji validitas kontruk terhadap

pedoman observasi yang akan digunakan. Melalui validasi konstruk yang

dilakukan oleh ahli, diperoleh hasil rerata skor validasi pedoman observasi. Hasil

validasi pedoman observasi dapat dilihat pada tabel 4.1 halaman 71.

3.6.2 Pedoman Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan menggunakan

bahasa lisan baik secara tatap muka ataupun melalui sarana media tertentu

(Sanjaya, 2011: 96). Wawancara dilaksakan kepada beberapa narasumber yaitu

Kepala SD Pangudi Luhur Yogyakarta, Guru kelas IV PL 4 dan siswa kelas IV PL

4. Wawancara dilakukan bertujuan untuk menganalisis kebutuhan media

pembelajaran IPA dari narasumber.

3.6.2.1 Wawancara Kepala Sekolah

Pengumpulan data melalui wawancara yang pertama ditujukan kepada

Kepala SD Pangudi Luhur Yogyakarta. Wawancara dalam penelitian ini

dilaksanakan dengan menggunakan teknik wawancara bebas-terpimpin, sehingga

peneliti melakukan kegiatan wawancara dengan membawa pedoman yang

merupakan garis besar tentang hal-hal yang akan ditanyakan (Arikunto, 2010:

198). Adapun rencana wawancara dengan kepala sekolah dapat dilihat pada tabel

3.2.

53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 3.2 Rencana Wawancara dengan Kepala Sekolah


No Topik Pertanyaan
1. Informasi berkaitan dengan sekolah
a. Prestasi yang telah diraih siswa dalam bidang akademik
b. Prestasi yang telah diraih siswa dalam bidang non akademik
c. Nilai UN mata pelajaran IPA
2. Ketersediaan media pembelajaran di sekolah
a. Media pembelajaran IPA yang sudah ada di sekolah
b. Perawatan media pembelajaran IPA di sekolah
c. Pengadaan media pembelajaran IPA di sekolah
3. Penggunaan media pembelajaran IPA dalam pembelajaran
4. Penelitian yang pernah dilakukan di sekolah berkaitan dengan media pembelajaran

3.6.2.2 Wawancara Guru Kelas IV

Wawancara kedua ditujukan kepada guru kelas IV. Wawancara

dilaksanakan dengan menggunakan teknik wawancara bebas-terpimpin. Adapun

rencana wawancara dengan guru kelas IV dapat dilihat pada tabel 3.3.

Tabel 3.3 Rencana Wawancara dengan Guru Kelas IV


No Topik Pertanyaan
1. Ketersediaan media pembelajaran di kelas
a. Media pembelajaran IPA yang dimiliki oleh kelas
b. Pengadaan media pembelajaran IPA oleh guru
2. Penggunaan media pembelajaran IPA dalam pembelajaran
3. Kesulitan yang dialami guru dalam menyampaikan materi pembelajaran IPA
4. Kesulitan belajar yang dialami siswa dalam pembelajaran IPA
5. Usaha yang dilakukan guru untuk mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut

3.6.2.3 Wawancara dengan Siswa Kelas IV

Wawancara selanjutnya ditunjukan kepada siswa kelas IV. Wawancara

dilaksanakan dengan menggunakan teknik wawancara bebas-terpimpin. Adapun

rencana wawancara dengan siswa kelas IV dapat dilihat pada tabel 3.4.

Tabel 3.4 Rencana Wawancara dengan Siswa Kelas IV


No Topik Pertanyaan
1. Tanggapan terhadap pembelajaran IPA yang selama ini terjadi
2. Penggunaan media dalam pembelajaran IPA
3. Kesulitan belajar yang dialami siswa dalam pembelajaran IPA

54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Pedoman wawancara tersebut telah divalidasi oleh beberapa ahli yaitu ahli

IPA dan ahli Montessori. Instrumen divalidasi agar dapat digunakan untuk

mengumpulkan data yang valid untuk mendukung penelitian. Uji validitas

instrumen nontes yang digunakan untuk mengukur karakter psikologis adalah

validitas konstruk (Sukmadinata, 2007: 229). Validitas konstruk mengacu pada

sejauh mana suatu instrumen mengukur konsep dari suatu teori (Widoyoko, 2009:

131). Dari hal tersebut, maka pedoman wawancara diuji dengan uji validitas

konstruk. Validasi konstruk dilakukan oleh ahli dan memperoleh hasil rerata skor

validasi pedoman wawancara. Hasil validasi pedoman wawancara kepala sekolah

dapat dilihat pada tabel 4.3 halaman 73. Hasil validasi pedoman wawancara guru

kelas IV dapat dilihat pada tabel 4.5 halaman 74. Hasil validasi pedoman

wawancara siswa dapat dilihat pada tabel 4.7 halaman 76.

3.6.3 Kuesioner

Instrumen kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini ada beberapa

hal, yaitu analisis kebutuhan, validasi produk oleh para ahli, dan validasi produk

melalui uji lapangan terbatas.

3.6.3.1 Kuesioner Analisis Kebutuhan

Bentuk kuesioner yang digunakan adalah kuesioner terbuka. Kuesioner

terbuka pada analisis kebutuhan dapat dijawab secara bebas oleh responden.

Responden pada kuesioner analisis kebutuhan ini adalah semua siswa kelas IV PL

4 dan guru kelas atas di SD Pangudi Luhur Yogyakarta. Hasil kuesioner tersebut

digunakan sebagai pertimbangan dalam merancang produk pengembangan media

pembelajaran IPA. Selain itu, kuesioner tersebut juga dirancang berdasarkan lima

55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

karakteristik media pembelajaran yang dikembangkan. Berikut merupakan kisi-

kisi kuesioner analisis kebutuhan untuk siswa dan guru yang disajikan dalam tabel

3.5.

Tabel 3.5 Kisi-Kisi Kuesioner Analisis Kebutuhan


untuk Siswa dan Guru Kelas IV
Nomor item
Indikator Desriptor
Kuesioner Kuesioner
Guru Siwa
Auto-education 1. Menggunakan alat peraga dalam 1 1
pembelajaran IPA
2. Memahami konsep matematika secara 2 2
mandiri
Menarik 1. Memiliki warna 5 dan 6 6 dan 7
Bergradasi 1. Bentuk alat peraga 9 10
2. Berat alat peraga 8 8
Auto-correction 1. Membantu menemukan kesalahan sendiri 10 9
2. Membantu menemukan jawaban yang 7 5
benar
Kontekstual 1. Memanfaatkan bahan dari lingkungan 3 dan 4 3 dan 4
sekitar

Lima indikator yang terdapat dalam kisi-kisi dikembangkan menjadi 10

pertanyaan untuk guru dan 10 pertanyaan untuk siswa yang disusun dalam

kuesioner analisis kebutuhan.

3.6.3.2 Kuesioner Validasi Produk

Peneliti menyusun kuesioner berdasarkan lima karakteristik media

pembelajaran Montessori yaitu menarik, bergradasi, auto-correction, auto-

education, dan kontekstual. Validasi produk dengan menggunakan kuesioner

dilakukan untuk mengetahui kelayakan media pembelajaran yang dikembangkan.

Kuesioner validasi prosuk diisi oleh ahli yaitu ahli pembelajaran IPA, ahli

pembelajaran Montessori dan guru kelas IV. Peneliti mempresentasikan media

pembelajaran yang dikembangkan kepada para ahli, setelah itu pengisian

kuesioner validasi produk.

56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Selain kuesioner validasi produk oleh ahli, juga terdapat kuesioner

tanggapan mengenai produk media pembelajaran oleh siswa setelah pelaksanaan

uji lapangan secara terbatas. Kuesioner validasi produk oleh ahli dan kuesioner

tanggapan mengenai media pembelajaran oleh siswa memiliki indikator yang

sama. Kisi-kisi kuesioner validasi produk oleh ahli dan kuesioner tanggapan oleh

siswa disajikan pada tabel 3.6.

Tabel 3.6 Kisi-kisi Kuesioner Validasi Produk oleh Ahli


dan Tanggapan Produk oleh Siswa

Nomor Item
Indikator Deskriptor
Ahli Siswa
Auto- 1. Membantu siswa memahami konsep IPA 1 2
education 2. Siswa belajar secara mandiri 2 1
Kontekstual 1. Memanfaatkan benda dan lingkungan sekitar 3 10
2. Dapat diproduksi oleh masyarakat sekitar 4 11
Menarik 1. Memiliki warna yang menarik bagi siswa 5 3
2. Bentuk alat peraga menarik 6 4
3. Cara kerja media pembelajaran menarik 7 5
Bergradasi 1. Dapat digunakan untuk lebih dari satu kompetensi 8 7
2. Memiliki berat yang sesuai untuk siswa 9 6
Auto- 1. Membantu siswa menemukan kesalahan sendiri 10 8
correction 2. Membantu siswa menemukan jawaban yang benar 11 9

Kelima indikator yang terdapat dalam kisi-kisi dikembangkan menjadi 11

pernyataan yang kemudian disusun alam kuesioner validasi produk oleh ahli dan

siswa. Selain produk yang dihasilkan berupa media pembelajaran, peneliti

menambah produk berupa album media pembelajaran yang juga diuji

kelayakannya. Aspek yang dinilai dalam validasi album disajikan pada tabel 3.7.

Tabel 3.7 Aspek Penilaian Album Media Pembelajaran


No Aspek yang dinilai
1 Kesesuaian bahasa dengan tata bahasa Indonesia yang baku
2 Kejelasan kalimat
3 Pemilihan jenis huruf
4 Pemilihan ukuran huruf
5 Pemilihan ukuran gambar

57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6 Kejelasan gambar
7 Kelengkapan album
8 Keruntutan langkah-langkah kegiatan
9 Kesesuaian langkah kegiatan dengan gambar yang digunakan
10 Kesesuaian perilaku dalam langkah kegiatan dengan perkembangan siswa

Kuesioner analisis kebutuhan dan kuesioner validasi produk tersebut

divalidasi oleh beberapa ahli yaitu ahli pembelajaran IPA, Ahli Montessori dan

guru kelas IV. Instrumen tersebut divalidasi agar dapat digunakan untuk

mengumpulkan data yang valid selama pelaksaaan penelitian. Uji validitas pada

instrumen nontes yang digunakan untuk mengukur karakter psikologis adalah

validitas konstruk (Sukmadinata, 2007: 229). Validitas konstruk mengacu pada

sejauh mana suatu instrumen mengukur konsep dari suatu teori (Widoyoko, 2009:

131). Dari hal tersebut, maka kuesioner tersebut diuji dengan uji validitas

konstruk. Melalui validasi konstruk yang dilakukan oleh para ahli, diperoleh hasil

rerata skor validasi kuesioner analisis kebutuhan dan rerata skor validasi produk.

Hasil validasi kuesioner analisis kebutuhan guru dapat dilihat pada tabel 4.9

halaman 80, sedangkan untuk siswa dapat dilihat pada tabel 4.11 halaman 81.

Hasil validasi kuesioner validasi produk oleh ahli dapat dilihat pada tabel 4.24

halaman 110, sedangkan hasil validasi kuesioner tanggapan mengenai media

pembelajaran oleh siswa dapat dilihat pada tabel 4.25 halaman 111.

Selain diuji validitas kontruk, kuesioner tanggapan oleh siswa perlu diuji

keterbacaannya. Uji keterbacaan dilakukan kepada siswa kelas IV SD setara. Uji

keterbacaan dilakukan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap

kalimat pertanyaan atau pernyataan dalam kuesioner. Melalui uji keterbacaan

yang dilaksanakan diperoleh rerata skor uji keterbacaan kuesioner. Hasil uji

keterbacaan kuesioner analisis kebutuhan guru dapat dilihat pada tabel 4.10

58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

halaman 81, sedangkan hasil uji keterbacaan kuesioner analisis kebutuhan siswa

dapat dilihat pada tabel 4.12 halaman 82. Adapun hasil uji keterbacaan kuesioner

tanggapan mengenai media pembelajaran oleh siswa dapat dilihat pada tabel 4.26

halaman 112.

3.6.4 Soal Tes


Peneliti menggunakan tes sebagai pretest dan posttest. Pretest dan posttest

digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum dan setelah

menggunakan media pembelajaran dalam uji coba terbatas. Peneliti menyusun dan

mengembangkan tes berdasarkan Kompetensi Dasar (KD) “Menjelaskan bentuk

luar tubuh hewan dan tumbuhan serta fungsinya” untuk kelas IV semester ganjil.

Peneliti mengembangkan KD tersebut menjadi tujuh indikator. Ketujuh indikator

tersebut dikembangkan menjadi 15 soal tipe isian singkat. Kisi-kisi soal tes

disajikan dalam tabel 3.8.

Tabel 3.8 Kisi-kisi Soal Tes


Kompetensi Dasar Indikator Nomor Item
Menjelaskan bentuk luar tubuh Menyebutkan bagian luar 2, 4, 7, 13
hewan dan tumbuhan serta tumbuhan
fungsinya Menyebutkan fungsi bagian 3, 5, 12
luar tumbuhan
Menyebutkan struktur bagian 6, 9, 11
akar tumbuhan
Menyebutkan struktur bagian 1
batang tumbuhan
Menyebutkan struktur bagian 8, 14
daun tumbuhan
Menyebutkan struktur bagian 10
bunga tumbuhan
Menyebutkan struktur bagian 15
biji tumbuhan

Instrumen tes yang telah dibuat kemudian diuji validitasnya. Instrumen

dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat dengan tepat mengukur apa yang

hendak diukur (Widoyoko, 2009: 128). Validitas menunjukkan bahwa hasil dari

59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

suatu pengukuran menggambarkan segi atau aspek yang diukur (Sukmadinata,

2007: 228). Validitas adalah derajat ketepatan antara data yang terjadi dengan data

yang dilaporkan oleh peneliti (Sugiyono, 2014: 361).

Validitas yang dilakukan pada instrumen tes sebelumnya digunakan adalah

validitas isi dan validitas konstruk. Validitas isi (content validity) adalah

membandingkan anatara isi instrumen tes dengan materi pelajaran yang telah

diajarkan (Widoyoko, 2009: 129). Aspek yang dinilai dalam uji validitas isi

disajikan dalam tabel 3.9.

Tabel 3.9 Aspek Penilaian Validitas Isi Instrumen Tes


No Aspek yang Dinilai
1 Kesesuaian Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, dan indikator
2 Kesesuaian perilaku yang dituntut dalam indikator dengan perkembangan siswa
3 Kesesuaian indikator 1 dengan item soal yang diberikan
4 Kesesuaian indikator 2 dengan item soal yang diberikan
5 Kesesuaian indikator 3 dengan item soal yang diberikan
6 Kesesuaian indikator 4 dengan item soal yang diberikan
7 Kesesuaian indikator 5 dengan item soal yang diberikan
8 Kesesuaian indikator 6 dengan item soal yang diberikan
9 Kesesuaian indikator 7 dengan item soal yang diberikan
10 Kesesuaian penggunaan bahasa dengan bahasa Indonesia baku
11 Kesesuaian penulisan kalimat pertanyaan

Kemudian, validitas konstruk (contruct validity) adalah sejauh mana suatu

instrumen dapat mengukur konsep dari suatu teori (Widoyoko, 2009: 131).

Validitas konstruk dilakukan untuk mengetahui kontruksi soal yang dibuat terkait

dengan kesesuaian materi, bahasa dan penulisan soal. Validitas isi dan validitas

konstruk oleh beberapa ahli yaitu ahli pembelajaran IPA, ahli Montessori dan

guru SD setara. Hasil validasi isi dapat dilihat pada tabel 4.17 halaman 105 dan

hasil validasi konstruk dapat dilihat pada tabel 4.18 halaman 105.

Instrumen tes yang telah divalidasi oleh ahli kemudian diujikan secara

empiris kepada siswa kelas IV SD setara. Data yang diperoleh kemudian diolah

60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dengan menggunakan program IBM SPSS Statistics 22 for Windows untuk

menganalisis item soal yang valid. Item soal yang valid dapat dilihat dari

perbandingan r hitung dan r tabel. Jika r hitung lebih besar dibandingkan dengan r

tabel maka item soal dinyatakan valid dan sebaliknya, apabila r hitung lebih kecil

dibandingkan r tabel maka item soal tidak valid. Valid atau tidaknya instrumen

dapat dilihat pula dari harga sig. (2-tailled). Jika harga sig. (2-tailled) lebih kecil

dari 0,05, (p < 0,05) item dikatakan valid (Widoyoko, 2012: 134). Rekapitulasi

dari item tes yang valid dan tidak valid setelah diolah dengan IBM SPSS Statistics

22 for Windows dapat dilihat pada tabel 4.20 halaman 107.

Setelah duji validitasnya, selanjutnya peneliti menguji reliabilitas item soal.

Reliabilitas berasal dari kata reliable yang artinya dapat dipercaya. Instrumen tes

dikatakan dapat dipercaya (reliable) jika memberikan hasil yang tetap atau ajeg

(consistent) apabila diteskan berkali-kali (Widoyoko, 2009: 99). Reliabel atau

tidaknya suatu instrumen dapat diketahui dari nilai koefisien Alpha. Item soal

diuji dengan program komputer IBM SPSS Statistics 22 for Windows dengan

menghitung nilai koesfisien Alpha. Menurut Kaplan (dalam Widoyoko, 2015:

165) instrumen tes dinyatakan reliabel jika mempunyai koefisien Alpha sekurang-

kurangnya 0,7. Hasil perhitungan reliabilitas dengan IBM SPSS Statistics 22 for

Windows dapat dilihat pada tabel 4.21 halaman 108.

Berdasarkan hasil pengolahan validitas dan reliabilitas, dipilih sebanyak 10

soal yang digunakan sebagai soal pretest dan posttest. Kesepuluh soal tersebut

kemudian diuji keterbacaannya. Uji keterbacaan dilakukan untuk mengetahui

tingkat pemahaman siswa terhadap kalimat pertanyaan/ pernyataan dalam soal tes.

Hasil uji keterbacaan dapat dilihat pada tabel 4.23 halaman 109.

61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3.7 Triangulasi

Triangulasi adalah teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan

berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Hasil data

yang terkumpul dari kuesioner, wawancara, dan observasi, selanjutnya diolah

menggunakan teknik triangulasi. “Triangulation is qualitative cross-validation, it

assesses the sufficiency of the data collection procedures” Wiersma (dalam

Sugiyono, 2014: 372). Hal tersebut dimaksudkan bahwa, triangulasi adalah

pengujian kualitatif untuk mengecek data dari berbagai sumber dengan berbagai

cara. Selain itu dalam triangulasi, peneliti menggunakan beragam sumber,

metode, dan teori untuk menyediakan bukti penguat (Creswell, 2014: 349).

Triangulasi digunakan pada saat pengolahan data analisis kebutuhan.

Analisis kebutuhan merupakan bagian dari tahap pertama yang digunakan untuk

mengumpulkan data tentang ketersediaan dan penggunaan media pembelajaran

serta permasalahan terkait dengan pembelajaran IPA di kelas IV. Oleh karena itu,

teknik triangulasi ini digunakan untuk mengecek data dari ketiga teknik

pengumpulan data yang berbeda. Berikut adalah bagan triangulasi data dari ketiga

teknik analisis data yang dilakukan oleh peneliti. Bagan triangulasi data dapat

dilihat pada tabel 3.3.

Kuesioner

Observasi Wawancara

Bagan 3.4 Triangulasi Teknik Pengumpulan Data Analisis Kebutuhan

62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Bagan 3.3, peneliti memperoleh data analisis kebutuhan melalui tiga teknik

pengumpulan data yang berbeda yaitu observasi, wawancara, dan kuesioner. Data

yang diperoleh kemudian digunakan oleh peneliti sebagai bahan pertimbangan

untuk membuat media pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan guru dan

siswa. Hasil triangulasi teknik dapat dilihat pada bagan 4.2 halaman 95.

Selain itu, peneliti juga menggunakan teknik triangulasi sumber untuk

menganalisis data wawancara berdasarkan 3 sumber data. Berikut merupakan

bagan triangulasi 3 sumber data. Bagan 3.4 merupakan bagan triangulasi sumber

data.

Kepala Sekolah

Siswa Guru

Bagan 3.5 Triangulasi Sumber Data Wawancara

Berdasarkan bagan 3.4 di atas, peneliti memperoleh data hasil wawancara

dari tiga sumber data yang berbeda yaitu kepala sekolah, guru, dan siswa. Hasil

wawancara tersebut menjadi gambaran awal peneliti dalam mengidentifikasi

masalah pada awal penelitian. Hasil triangulasi sumber data dapat dilihat pada

bagan 4.1 halaman 77.

3.8 Teknik Analisis Data

Berdasarkan pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti diperoleh data

yang bersifat kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif adalah data yang berwujud
63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

angka-angka yang diperoleh dari hasil pengukuran (Widoyoko, 2015: 21).

Sedangkan data kualitatif adalah data yang menunjukkan suatu kualitas atau mutu

dari sesuatu, dilihat dari keadaan, proses maupun peristiwa yang dituangkan

dalam bentuk pernyataan atau kata-kata (Widoyoko, 2015:18).

Dalam penelitian ini diperoleh data kuantitatif dari validasi dari validasi

pedoman wawancara, validasi pedoman observasi, validasi kuesioner analisis

kebutuhan, validasi kuesioner validasi produk, uji empiris soal tes, uji keterbacaan

kuesioner dan soal tes, serta pretest dan posttest melalui uji coba terbatas. Selain

itu juga diperoleh data kualitatif. Data kualitatif dalam penelitian ini diperoleh

dari beberapa hasil seperti hasil validasi kuesioner, observasi, dan wawancara

hasil kuesioner analisis kebutuhan guru dan siswa, hasil validasi produk media

pembelajaram oleh ahli, hasil observasi, dan hasil wawancara. Data kuantitatif dan

kualitatif kemudian dianalisis. Berikut adalah pembahasan teknis analisis dari data

kuantitatif dan kualitatif.

3.8.1 Analisis Data Kuantitatif

Analisis data dilakukan dengan menggunakan skala Linkert 1-4. Skala

tersebut digunakan dalam berbagai instrumen penelitian dengan beberapa

modifikasi yang dilakukan oleh peneliti. Setiap skala dilengkapi dengan

keterangan kriteria agar semakin memudahkan penilai dalam memberikan

penilaian. Pedoman penilaian dalam setiap instrumen penilaian memiliki kriteria

yang berbeda-beda. Berikut adalah skala dan kriterianya.

Skala dan kriteria untuk pedoman penilaian pada instrumen nontes yaitu

pedoman observasi, pedoman wawancara, kuesioner analisis kebutuhan dan

kuesioner validasi produk adalah sebagai berikut.

64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Nilai 4 : Instrumen sudah layak digunakan tanpa diperbaiki

Nilai 3 : Instrumen sudah layak digunakan namun perlu perbaiki

Nilai 2 : Instrumen kurang layak digunakan dan perlu diperbaiki

Nilai 1 : Instrumen tidak layak digunakan

Skala dan kriteria untuk pedoman penilaian pada uji validitas kontruk soal

tes adalah sebagai berikut.

Nilai 4 : Soal sesuai dengan indikator, kalimat baku dan jelas, tidak perlu

Diperbaiki

Nilai 3 : Soal sesuai dengan indikator, kalimat baku namun kurang jelas,

perlu diperbaiki

Nilai 2 : Soal kurag sesuai dengan indikator, kalimat baku namun kurang

jelas, perlu diperbaiki

Nilai 1 : Soal tidak sesuai indikator, kalimat tidak baku dan kurang jelas,

tidak layak digunakan

Skala dan kriteria untuk pedoman penilaian validitas isi instrumen soal tes

adalah sebagai berikut.

Nilai 4 : Sudah sesuai dan tidak perlu diperbaiki

Nilai 3 : Sudah sesuai namun perlu diperbaiki

Nilai 2 : Kurang sesuai dan perlu diperbaiki

Nilai 1 : Tidak sesuai

Selanjutnya, skala dan kriteria untuk pedoman penilaian uji keterbacaan

kuesioner analisis kebutuhan, kuesioner validasi produk dan soal tes adalah

sebagai berikut.

Nilai 4 : Kalimat jelas dan mudah dipahami

65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Nilai 3 : Kalimat jelas tetapi sulit dipahami

Nilai 2 : Kalimat kurang jelas dan sulit dipahami

Nilai 1 : Kalimat tidak jelas dan sulit dipahami

Skala dan kriteria untuk pedoman penilaian validasi produk oleh ahli adalah

sebagai berikut.

Nilai 4 : Media pembelajaran sesuai dengan pernyataan

Nilai 3 : Media pembelajaran sesuai dengan pernyataan namun terdapat

kekurangan

Nilai 2 : Media pembelajaran kurang sesuai dengan pernyataan sehingga

perlu diperbaiki

Nilai 1 : Media pembelajaran tidak sesuai dengan pernyataan sehingga

kurang layak digunakan

Skala dan kriteria untuk pedoman penilaian kuesioner tanggapan mengenai

media pembelajaran oleh siswa adalah sebagai berikut.

Nilai 4 : Sangat setuju

Nilai 3 : Setuju

Nilai 2 : Tidak setuju

Nilai 1 : Sangat tidak setuju

Hasil yang telah diperoleh dari penilaian dengan menggunakan skala Linkert

1-4 kemudian dihitung untuk memperoleh rerata penilaian. Rerata penilaian yang

didapatkan kemudian dihitung dengan menggunakan rumus 3.1.

Rumus 3.1 Rumus perhitungan rerata hasil penilaian dengan skala Linkert

66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus tersebut, diperoleh

rerata nilai. Rerata skor tersebut kemudian dikonversikan dalam skala empat

dengan acuan dari Widoyoko (2014: 144). Berikut merupakan tabel konversi data

kuantitatif ke kualitatif menurut Widoyoko yang disajikan pada tabel 3.10.

Tabel 3.10 Tabel Konversi Data kuantitatif ke Kualitatif


Interval Nilai Kriteria
3,25 < X ≤ 4,00 Sangat Baik
2,50 < X ≤ 3,25 Baik
1,75 < X ≤ 2,50 Cukup
1,00 < X ≤ 1,75 Kurang

Interval skor tersebut juga dapat menunjukkan valid atau tidaknya suatu

instrumen. Berikut adalah kategorisasi hasil skor validasi instrumen oleh ahli yang

disajikan dalam tabel 3.11.

Tabel 3.11 Kategorisasi Skor Rerata Hasil Penilaian Instrumen


Interval Nilai Kriteria Bobot
3,25 < X ≤ 4,00 Sangat Baik Keseluruhan instrumen sudah layak digunakan.
2,50 < X ≤ 3,25 Baik Keseluruhan instrumen sudah layak digunakan
namun perlu perbaikan.
1,75 < X ≤ 2,50 Cukup Keseluruhan instrumen kurang layak digunakan.
1,00 < X ≤ 1,75 Kurang Keseluruhan instrumen tidak layak digunakan.

Instrumen dikatakan valid dan layak digunakan jika memperoleh rerata skor

lebih besar dari 2,50. Nilai terdapat pada rentang 3 (kategori baik) yang berarti

keseluruhan instrumen sudah layak digunakan namun perlu perbaikan. Hal

sebaliknya terjadi apabila rerata skor yang diperoleh kurang dari atau lebih kecil

dari 2,50, maka instrumen dapat dikatakan tidak valid dan kurang atau bahkan

tidak layak untuk digunakan.

Analisis data kuantitatif selanjutnya dilakukan untuk mendapatkan

persentase jawaban pada kuesioner. Rumus yang dikembangkan oleh Supratiknya

67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(2012: 128) digunakan untuk menghitung persentase dalam analisis data. Rumus

perhitungan persentase jawaban kuesioner disajikan dalam rumus 3.2.

Rumus 3.2 Rumus perhitungan persentase jawaban pada kuesioner

Dalam penelitian ini juga menggunakan instrumen tes dalam pengumpulan

datanya. Tes berupa pretest dan posttest. Tes tersebut bertujuan untuk mengetahui

hasil belajar siswa sesbelum dan setelah menggunakan media pembelajaran

bagian tumbuhan dan fungsinya melalui kegiatan uji coba terbatas. Tipe soal yang

digunakan adalah isian singkat. Skor untuk jawaban yang benar adalah 1 dan skor

untuk jawaban yang salah adalah 0. Nilai pretest dan posttest dihitung dengan

rumus 3.3.

Rumus 3.3 Perhitungan Nilai Pretest dan Posttest

3.8.2 Analisis Data Kualitatif

Analisis data kualitatif yang pertama dilakukan pada pengolahan hasil

kuesioner analisis kebutuhan guru dan siswa. Creswell (2012: 328-329)

mengatakan bahwa langkah-langkah yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:

1) peneliti membuat kode-kode dan tema secara kualitatif, 2) menghitung berapa

kali kode dan tema tersebut muncul dalam data teks, dan 3) membandingkan

dengan data kuantitatif yang ada.

68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Analisis data kualitatif yang kedua dilakukan pada pengolahan hasil

wawancara dan observasi. Langkah-langkah pengolahan data menurut Kristi

Poerwandari (dalam Supratiknya, 2012: 117) adalah sebagai berikut: 1) membaca

transkrip wawancara atau observasi yang sudah disusun secara berulang-ulang

dengan pemahaman yang baik, 2) menemukan kata kunci atau tema, dan hasilnya

ditulis di kolom sebelah kanan, 3) membuat catatan lain berisi interpretasi atau

kesimpulan sementara, dan 4) mengumpulkan kata kunci dan tema-tema dari

daftar yang telah dibuat.

69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV ini menguraikan penjelasan dari bab sebelumnya. Uraian tersebut

terdiri dari hasil dan pembahasan.

4.1 Hasil Penelitian

Subbab ini menguraikan proses dari persiapan sampai dengan pelaksanaan

yang meliputi potensi dan masalah, perencanaan, pengembangan bentuk awal

produk, validasi produk, dan uji coba lapangan terbatas.

4.1.1 Potensi dan Masalah


Pada potensi dan masalah, peneliti membahas mengenai identifikasi

masalah dan analisis kebutuhan.

4.1.1.1 Identifikasi Masalah


Identifikasi masalah dilakukan dengan teknik observasi dan wawancara.

Permasalahan yang diidentifikasi adalah permasalahan terkait kesulitan belajar

yang dialami oleh siswa pada materi bagian luar tumbuhan dan fungsinya. Data

tersebut diperoleh peneliti pada saat observasi dan wawancara yang dilakukan

oleh peneliti pada bulan September 2016 di SD Pangudi Luhur Yogyakarta. Hasil

observasi dan wawancara yang telah diperoleh kemudian dikaji dengan

menggunakan triangulasi data.

a. Observasi

Kegiatan observasi dilaksanakan untuk mengamati proses pembelajaran

IPA kelas IV PL 4 dan ketersediaan media pembelajaran di SD Pangudi Luhur

Yogyakarta. Kisi-kisi pedoman observasi dapat dilihat pada tabel 3.1 halaman 52.

70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Pedoman observasi telah divalidasi sebelum digunakan. Berikut adalah hasil

validasi terhadap instrumen observasi yang disajikan pada tabel 4.1.

Tabel 4.1 Hasil Validasi Instrumen Pedoman Observasi oleh Ahli


No. Item
Ahli Total Rerata
1 2 3 4 5
1 4 4 4 4 4 20 4
2 4 4 4 4 4 20 4
Rerata 20 4

Berdasarkan hasil validasi pedoman observasi oleh ahli pada tabel 4.1,

didapatkan rerata skor sebesar 4,00 jika dibandingkan dengan tabel 3.11 halaman

67, rerata tersebut memiliki nilai lebih dari 2,50 dan termasuk dalam kategori

sangat baik. Dengan demikian, instrumen dinyatakan valid dan layak untuk

digunakan. Lembar hasil validasi pedoman observasi oleh ahli dapat dilihat pada

lampiran 1.1 halaman 137.

Peneliti melakukan observasi pada pembelajaran IPA kelas IV PL 4 dan

ketersediaan media pembelajaran di SD Pangudi Luhur Yogyakarta. Observasi

dilaksanakan pada 17 September 2016. Lembar hasil observasi dapat dilihat pada

lampiran 1.2 halaman 141 yang disajikan pula pada tabel 4.2.

Tabel 4.2 Hasil Observasi Pembelajaran IPA


Objek yang diamati Jawaban Catatan
Ada media pembelajaran yang Tidak -
diletakkan di kelas untuk
pembelajaran IPA.
Media pembelajaran layak Tidak Tidak terdapat media pembelajaran.
untuk digunakan dalam
pembelajaran.
Guru menggunakan media Tidak Tidak menggunakan media pembelajaran.
pembelajaran selama
pembelajaran IPA untuk
menjelaskan materi.
Guru menguasai cara Tidak -
menggunakan media

71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

pembelajaran.
Guru menunjukkan kepada Tidak -
siswa cara menggunakan
media pembelajaran.
Siswa dapat menggunakan Tidak -
media pembelajaran secara
mandiri.
Siswa mengalami kesulitan Ya Siswa tidak memberikan timbal balik dalam
dalam pembelajaran IPA. kegiatan pembelajaran di kelas.
Siswa mengalami kesulitan Ya Siswa tidak dapat menjawab pertanyaan dengan
dalam mengerjakan soal IPA. benar.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa

ketersediaan media pembelajaran IPA masih terbatas. Guru menggunakan

pedoman pemberian materi kepada siswa berupa buku cetak dan menuliskan

materi di papan tulis hitam dengan menggunakan kapur untuk memberikan

penekanan terhadap materi yang dianggap penting. Dengan demikian, dapat

disimpulkan bahwa penggunaan media pembelajaran dalam pembelajaran IPA di

kelas IV PL 4 SD Pangudi Luhur Yogyakarta belum optimal. Selain itu, peneliti

menemukan bahwa siswa mengalami kesulitan belajar dalam materi yang

diterangkan pada hari tersebut yaitu bagian luar tumbuhan dan fungsinya. Hal itu

diketahui dari hasil observasi bahwa siswa tidak mampu menjawab pertanyaan

yang diajukan oleh guru. Selain hal tersebut, hal yang menguatkan bahwa siswa

kesulitan dalam belajar materi tersebut diketahui bahwa siswa ketika mengerjakan

latihan soal, siswa menjawab pertanyaan dengan tidak benar.

b. Wawancara

Kegiatan wawancara dilakukan kepada kepala sekolah, guru kelas IV, dan

2 siswa kelas IV PL 4 SD Pangudi Luhur Yogyakarta. Sebelum melaksanakan

wawancara, pedoman wawancara yang akan digunakan terlebih dahulu divalidasi

72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

oleh ahli. Ahli yang melakukan validasi adalah ahli pembelajaran IPA dan ahli

metode Montessori. Validasi yang dilakukan adalah validasi konstruk.

Wawancara yang pertama dilakukan kepada Kepala Sekolah. Rencana

wawancara kepala sekolah dapat dilihat pada tabel 3.2 di halaman 54. Pedoman

wawancara Kepala Sekolah telah divalidasi oleh ahli pembelajaran IPA dengan

hasil yang disajikan dalam tabel 4.3.

Tabel 4.3 Hasil Validasi Pedoman Wawancara Kepala Sekolah


No. Item
Ahli Total Rerata
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48 4
2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48 4
Rerata 48 4

Berdasarkan hasil validasi pedoman wawancara kepala sekolah oleh ahli

pada tabel 4.3, didapatkan rerata skor sebesar 4,00. Jika dibandingkan dengan

tabel 3,11 halaman 67, rerata tersebut memiliki nilai lebih dari 2,50 dan termasuk

dalam kategori sangat baik. Dengan demikian, instrumen dinyatakan valid dan

layak untuk digunakan. Lembar hasil validasi pedoman wawancara Kepala

Sekolah oleh ahli dapat dilihat pada lampiran 1.3 halaman 142. Wawancara

dilaksanakan pada tanggal 17 September 2016. Transkip wawancara dengan

Kepala Sekolah dapat dilihat pada lampiran 1.4 halaman 148. Berikut hasil

wawancara dengan Kepala Sekolah yang disajikan pada tabel 4.4.

Tabel 4.4 Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah


Topik Pertanyaan No. Item
Hasil Wawancara
Informasi berkaitan 1, 2, 3, Dalam bidang non-akademik prestasi yang diraih adalah juara I
dengan sekolah dan 4 lomba basket Putri dan juara III untuk basket Putra dalam PL
Cup 2016 yang diadakan oleh SMP Pangudi Luhur I
Yogyakarta. Juara I, II, dan III dalam lomba mengarang
tentang Cinta Rupiah (Pramuka) yang diselenggarakan oleh
Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta.
Dalam bidang akademik prestasi yang diraih adalah juara II
73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

lomba Olimpiade Matematika 2016 yang diselenggarakan oleh


ION’S Yogyakarta.
Ketersediaan media 5, 6, 7, Di SD Pangudi Luhur Yogyakarta terdapat media pembelajaran
pembelajaran di 8, dan 9 untuk mata pelajaran, IPA, Matematika, PKN, dan Bahasa
sekolah Indonesia. Sekolah memiliki ruangan tersendiri untuk
menempatkan media pembelajaran yaitu ruang Laboratorium
Media Pembelajaran. Media pembelajaran tersebut disimpan
dengan baik. Sekolah mendapatkan media pembelajaran dari
hibah dan membuat sendiri. Dalam membuat media
pembelajaran siswa dapat mengetahui prosedur pembuatan
dengan baik sehingga kesalahan yang mereka alami dapat
membentuk pemahaman mereka sendiri.
Penggunaan media 10, 11, Pembelajaran IPA jarang menggunakan media pembelajaran.
pembelajaran IPA 12, 13, Guru terkadang tidak menggunakan media pembelajaran pada
dan 14 materi yang seharusnya dapat memanfaatkan media
pembelajaran sebagai media yang dapat membantu atau
mempermudah siswa untuk memahami materi pembelajaran.
Penggunaan media pembelajaran kurang maksimal dalam
pembelajaran. Karena jumlah pembelajaran media
pembelajaran terbatas, satu media pembelajaran digunakan
untuk seluruh siswa secara bersama-sama. Penggunaan media
pembelajaran dalam pembelajaran lebih menarik siswa
dibandingkan tidak menggunakan media pembelajaran.
Penelitian media 15 dan Belum ada penelitian terkait media pembelajaran di SD
pembelajaran 16 Pangudi Luhur Yogyakarta

Wawancara yang kedua dilakukan kepada guru. Rencana wawancara

dengan guru kelas IV dapat dilihat pada tabel 3.3 di halaman 54. Seperti halnya

dengan pedoman wawancara Kepala Sekolah, pedoman wawancara Guru telah

divalidasi oleh ahli dengan hasil yang disajikan dalam tabel 4.5.

Tabel 4.5 Hasil Validasi Pedoman Wawancara Guru


No. Item
Ahli Tot Rer
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
al ata
1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68 4
2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68 4
Rerata 68 4

Berdasarkan hasil validasi pedoman wawancara guru oleh ahli pada tabel

4.5, didapatkan rerata skor sebesar 4,00. Jika dibandingkan dengan tabel 3.11

halaman 67, rerata tersebut memiliki nilai lebih dari 2,50 dan termasuk dalam

kategori sangat baik. Dengan demikian, instrumen dinyatakan valid dan layak

74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

untuk digunakan. Lembar hasil validasi pedoman wawancara guru oleh ahli dapat

dilihat pada lampiran 1.5 halaman 151. Wawancara dilaksanakan pada 10

September 2016. Transkip wawancara dengan guru dapat dilihat pada lampiran

1.6 halaman 157. Berikut adalah hasil wawancara dengan Guru yang disajikan

pada tabel 4.6.

Tabel 4.6 Hasil Wawancara dengan Guru


Topik Pertanyaan No. Item
Hasil Wawancara
Ketersediaan media 1, 2 dan Masih belum lengkap. Media pembelajaran berada di ruang
pembelajaran di 3 laboratorium IPA atau terdapat di ruangan khusus. Media
kelas pembelajaran belum tersedia lengkap, karena terdapat beberapa
materi pembelajaran yang tidak ada medianya.
Penggunaan media 4, 5, 6, 7 Guru pernah menggunakan media pembelajaran dalam
pembelajaran IPA dan 8 pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Guru pernah
dalam pembelajaran menggunakan media pembelajaran berupa rangka manusia,
kertas manila berupa mind map, dan buah.
Kesulitan yang 9, 10 dan Kesulitan dalam menjelaskan materi yang sifatnya abstrak
dialami guru dalam 11 misalnya pada materi terjadinya siang dan malam. Guru
menyampaikan berpendapat bahwa materi ini siswa harus mengetahui secara
materi IPA langsung, jadi siswa melihat secara langsung proses itu bisa
terjadi.
Kesulitan belajar 12, 13, Siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi
yang dialami siswa 14 dan pembelajaran yang abstrak, karena siswa tidak bisa
dalam pembelajaran 15 membayangkan secara langsung apa dan bagaimana hal itu
IPA bisa terjadi.
Usaha-usaha yang 16 dan Memberikan pendampingan khusus kepada siswa yang masih
dilakukan guru 17 kurang dalam penguasaan materi yaitu dengan pendampingan
dalam mengatasi belajar intens pada siswa yang masih kurang dalam
kesulitan-kesulitan pemahaman materi dan memberikan soal-soal latihan agar
tersebut siswa pengetahuan materinya akan semakin luar dan
mendalam.

Wawancara yang ketiga ditujukan kepada siswa. Rencana wawancara

dengan siswa kelas IV dapat dilihat pada tabel 3.4 di halaman 54. Pedoman

wawancara siswa telah divalidasi oleh ahli IPA, Montessori dan guru SD setara

dengan hasil yang disajikan dalam tabel 4.7.

75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 4.7 Hasil Validasi Pedoman Wawancara Siswa


No. Item
Ahli Total Rerata
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 4
2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 4
Guru 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 39 3,55
Rerata 42,75 3,85

Berdasarkan hasil validasi pedoman wawancara siswa oleh ahli pada tabel

4.7, didapatkan rerata skor sebesar 3,85. Jika dibandingkan dengan tabel 3.11

halaman 67, rerata tersebut memiliki nilai lebih dari 2,50 dan termasuk dalam

kategori sangat baik. Dengan demikian, instrumen dinyatakan valid dan layak

untuk digunakan. Lembar hasil validasi pedoman wawancara siswa oleh ahli

dapat dilihat pada lampiran 1.7 halaman 162. Kegiatan wawancara dilaksanakan

pada 12 September 2016. Transkip wawancara dengan siswa dapat dilihat pada

lampiran 1.8 halaman 166. Hasil wawancara siswa disajikan pada tabel 4.8.

Tabel 4.8 Hasil Wawancara dengan Siswa


Topik Pertanyaan No. Item
Hasil Wawancara
Tanggapan terhadap 1 dan 2 Materi IPA banyak yang abstrak, sehingga siswa mengalami
pembelajaran IPA kesulitan dalam membayangkan materi yang sedang
yang selama ini dipelajari.
terjadi
Penggunaan media 3 dan 4 Menyenangkan dan menarik siswa untuk dapat mencoba
pembelajaran dalam media pembelajaran yang sudah ada. Siswa dapat mengalami
pembelajaran IPA secara langsung sehingga secara ingatan akan lebih
mendalam karena siswa mengalami secara lamgung tentang
hal tersebut.
Kesulitan belajar 5, 6, dan Siswa mengalami kesulitan dalam mempelajari materi
yang dialami siswa 7 tentang struktur bagian tumbuhan, karena materinya terlalu
dalam pembelajaran banyak sehingga membingungkan.
IPA

Berdasarkan hasil wawancara dengan ketiga narasumber yang telah

dilakukan peneliti, dapat disimpulkan bahwa ketersediaan dan penggunaan media

pembelajaran IPA untuk materi bagian luar tumbuhan dan fungsinya masih

76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

terbatas. Hal ini terlihat dari jawaban narasumber yang ditampilkan pada bagian

4.1.

Guru Kepala Sekolah Siswa


Kelas IV memiliki Sekolah memiliki media Guru tidak
media pembelajaran pembelajaran IPS, IPA, menggunakan media
rangka manusia. Matematika, PKN, dan Bahasa pembelajaran dalam
rangka manusia Indonesia. Meskipun materi bagian luar
tersebut digunakan demikian, penggunaan media tumbuhan dan
secara berkelompok pembelajaran kurang fungsinya. Materi
karena jumlahnya maksimal dalam tersebut sulit karena
hanya satu. Beberapa pembelajaran. Karena jumlah banyaknya materi.
siswa tidak tuntas media pembelajaran terbatas, Penggunaan media
dalam ulangan IPA. satu media pembelajaran pembelajaran
digunakan untuk seluruh siswa membuat siswa
secara bersama-sama. senang dan mudah
Penggunaan media dalam memahami
pembelajaran lebih menarik materi pembelajaran.
bagi siswa dibandikan tidak
menggunakan media
pembelajaran

Sekolah sudah memiliki media


pembelajaran, tetapi untuk materi
bagian luar tumbuhan dan fungsinya
tidak ada.

Bagan 4.1 Triangulasi data Wawancara

Berdasakan bagan 4.1 mengenai triangulasi sumber wawancara yang

dilakukan, diketahui bahwa siswa mengalami kesulitan pada materi bagian luar

tumbuhan dan fungsinya karena banyaknya materi. Guru pun mengalami kesulitan

dalam menyampaikan materi karena banyak hal yang bersifat abstrak. Hal tersebut

77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

menjadi permasalahan karena ketersediaan media pembelajaran untuk materi

bagian luar tumbuhan dan fungsinya dalam pembelajaran masih kurang optimal.

Berdasarkan hasil identifikasi masalah melalui observasi dan wawancara

yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa siswa mengalami kesulitan dalam

mata pelajaran IPA materi bagian luar tumbuhan dan fungsinya. Pada saat

wawancara, siswa mengatakan bahwa materi tersebut sulit karena banyaknya

fungsi yang dimiliki setiap bagian tumbuhan. Hal tersebut sesuai dengan

observasi, bahwa pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung ketika guru

memberikan pertanyaan kepada siswa, siswa mengalami kesulitan dalam

menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru. Siswa tidak dapat menjawab soal

latihan yang berikan oleh guru dengan benar. Hal tersebut juga diperkuat dengan

pernyataan yang diungkapkan guru pada saat wawancara, yaitu guru mengatakan

bahwa 11 siswa (39,3%) dari 28 belum memenuhi nilai KKM.

Permasalahan lain yang ditemukan adalah kurangnya media pembelajaran

yang digunakan dalam pembelajaran IPA yang sifatnya itu awet atau tidak mudah

rusak. Berdasarkan hasil observasi, peneliti menemukan bahwa tidak ada media

pembelajaran yang dipajang di kelas. Dalam pembelajaran guru menggunakan

metode ceramah dan tanya jawab.

4.1.1.2 Analisis Kebutuhan


A. Analisis Karakteristik Siswa
Karakteristik siswa dianalisis berdasarkan observasi yang dilakukan pada

pembelajaran IPA kelas IV SD Pangudi Luhur Yogyakarta. Observasi

dilaksanakan pada tanggal 17 September 2016. Hasil yang diperoleh melalui

observasi tersebut adalah guru menggunakan metode ceramah dan tanya jawab

dengan siswa. Guru menulis di papan tulis untuk memberikan penekanan pada
78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

materi yang dianggap penting dan menggunakan media gambar bagian tumbuhan

untuk menjelaskan fungsi dari beberapa bagian tumbuhan. Pada saat guru

bertanya kepada siswa, sebagian besar siswa diam dan ketika ditunjuk untuk

menjawab, siswa tidak dapat menjawab pertanyaan dengan tepat. Setelah

penjelasan materi selesai, guru mengarahkan siswa untuk mengerjakan soal.

Siswa dapat mengerjakan soal dengan waktu yang singkat, namun jawaban siswa

banyak yang kurang tepat. Banyak siswa yang terlihat kurang antusias dan tertarik

dalam kegiatan pembelajaran IPA. Hal tersebut terlihat ketika guru menerangkan

materi pembelajaran banyak siswa yang meletakkan kepalanya di atas meja. Ada

pula beberapa siswa yang berbicara dengan temannya. Paparan mengenai hasil

observasi tersebut menjadi bahan pertimbangan bagi peneliti dalam pembuatan

kuesioner analisis kebutuhan.

B. Analisis karakteristik Media Pembelajaran Montessori


Peneliti menganalisis media pembelajaran Montessori berdasarkan empat

ciri media pembelajaran Montessori yaitu menarik, auto-education, auto-

correction, dan bergradasi. Peneliti juga menambahkan satu ciri yaitu kontekstual

dalam pengembangan media pembelajaran tersebut. Ciri kontekstual ditambahkan

karena peneliti menggunakan bahan pembuatan media pembelajaran dari benda-

benda di sekitar dan memanfaatkan potensi lokal. Kelima ciri media pembelajaran

Montessori tersebut kemudian digunakan sebagai acuan atau pedoman dalam

pembuatan pertanyaan pada pada kuesioner analisis kebutuhan.

C. Uji Validitas Instrumen Analisis Kebutuhan


Instrumen yang digunakan dalam analisis kebutuhan adalah kuesioner.

Kuesioner disusun atau dibuat berdasarkan karakteristik siswa dan kelima ciri

79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

media pembelajaran Montessori. Kuesioner dikembangkan menjadi 10 pertanyaan

untuk kuesioner analisis kebutuhan siswa dan 10 pertanyaan untuk analisis

kebutuhan guru. Pengembangan pertanyaan kuesioner analisis kebutuhan untuk

siswa dan guru dapat dilihat pada tabel 3.5 halaman 56.

Sebelum digunakan kuesioner yang telah disusun tadi divalidasi terlebih

dahulu. Validasi dilakukan dengan tujuan agar instrumen tersebut layak untuk

digunakan. Validasi yang dilakukan adalah validasi konstruk. Validasi konstruk

dilakukan oleh para ahli yaitu ahli IPA, Montessori, dan guru SD setara. Dalam

validasi tersebut, para ahli memberikan penilaian dan komentar yang digunakan

sebagai pertimbangan untuk perbaikan kuesioner. Setelah dilakukan revisi dari

komentar yang diberikan oleh para ahli kemudian kuesioner yang sudah direvisi

tersebut diuji keterbacaannya untuk mengetahui tingkat pemahaman responden

terhadap kalimat dalam kuesioner. Berikut adalah hasil validasi kuesioner analisis

kebutuhan guru yang dituangkan dalam tabel 4.9.

Tabel 4.9 Hasil Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Guru oleh Ahli
No. Item
Ahli Total Rerata
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 4
2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 4
Rerata 44 4

Berdasarkan hasil validasi kuesioner analisis kebutuhan guru oleh ahli

pada tabel 4.9, didapatkan rerata skor sebesar 4,00. Jika dibandingkan dengan

tabel 3.11 halaman 67, rerata tersebut memiliki nilai lebih dari 2,50 dan termasuk

dalam kategori sangat baik. Dengan demikian, instrumen dinyatakan valid dan

layak digunakan untuk proses pengambilan data. Lembar hasil validasi kuesioner

analisis kebutuhan guru dapat dilihat pada lampiran 2.1 halaman 168. Selain
80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

divalidasi, kuesioner juga diberikan kepada guru SD setara untuk diuji

keterbacaannya. Hasil uji keterbacaan kuesioner analisis kebutuhan guru disajikan

pada tabel 4.10.

Tabel 4.10 Hasil Uji Keterbacaan Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Guru
No. Item
Ahli Total Rerata
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Guru 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 38 3,8
Rerata 38 3,8

Berdasarkan hasil uji keterbacaan kuesioner analisis kebutuhan guru pada

tabel 4.10, didapatkan skor 3,8. Jika dibandingkan dengan tabel 3.10 halaman 67,

rerata tersebut termasuk dalam kategori sangat baik. Dengan demikian, intrumen

dinyatakan layak digunakan tidak dengan perbaikan. Lembar hasil uji keterbacaan

kuesioner analisis kebutuhan untuk guru dapat dilihat pada lampiran 2.2 halaman

176. Validasi instrumen juga dilakukan oleh ahli pada kuesioner analisis

kebutuhan untuk siswa. Hasil validasi kuesioner analisis kebutuhan untuk siswa

disajikan dalam tabel 4.11.

Tabel 4.11 Hasil Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Siswa oleh Ahli
No. Item
Ahli Total Rerata
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 4
2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 4
Guru 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 37 3,7
Rerata 39,25 3,9

Berdasarkan hasil validasi kuesioner analisis kebutuhan untuk siswa oleh

ahli pada tabel 4.11, didapatkan rerata skor sebesar 3,9. Jika dibandingkan dengan

tabel 3.11 halaman 67, rerata tersebut memiliki nilai lebih dari 2,50 dan termasuk

81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dalam kategori sangat baik. Dengan demikikan, instrumen dinyatakan valid

sehingga layak untuk digunakan. Lembar validasi kuesioner analisis kebutuhan

untuk siswa dapat dilihat pada lampiran 2.3 halaman 180.

Selain validasi instrumen oleh ahli, kuesioner analisis kebutuhan untuk

siswa perlu diuji keterbacaannya. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui

tingkat pemahaman siswa pada kalimat pertanyaan yang diberikan dalam

kuesioner. Uji keterbacaan dilakukan kepada lima siswa kelas IV PL 1 SD

Pangudi Luhur Yogyakarta sebagai SD setara. Hasil uji keterbacaan disajikan

pada tabel 4.12.

Tabel 4.12 Hasil Uji Keterbacaan Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Siswa
No. Item
Siswa Total Rerata
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 38 3,8
2 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 36 3,6
3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 37 3,7
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 4
5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 39 3,9
Rerata 38 3,8

Berdasarkan hasil uji keterbacaan kuesioner oleh siswa SD setara pada

tabel 4.12, didapatkan rerata skor sebesar 3,8. Jika dibandingkan dengan tabel

3.11 halaman 67, rerata tersebut termasuk dalam kategori sangat baik. Dengan

demikian, instrumen dinyatakan layak digunakan tanpa perbaikan. Lembar hasil

uji keterbacaan kuesioner analisis kebutuhan siswa dapat dilihat pada lampiran 2.4

halaman 188.

D. Data Analisis Kebutuhan


Data analisis kebutuhan yang pertama diberikan kepada guru. Kuesioner

analisis kebutuhan diberikan kepada guru pada tanggal 16 September 2016.

82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Kuesioner analisis kebutuhan untuk guru terdiri dari 10 pertanyaan yang

merupakan pengembangan dari lima ciri media pembelajaran Montessori.

Pengembangan ciri media pembelajaran Montessori ke dalam kuesioner analisis

kebutuhan guru dapat dilihat pada tabel 3.5 halaman 56. Lembar hasil pengisian

kuesioner analisis kebutuhan guru dapat dilihat pada lampiran 2.5 halaman 193.

Hasil kuesioner analisis kebutuhan guru ini menjadi gambaran mengenai media

pembelajaran yang pernah digunakan dalam pembelajaran IPA dan menjadi

pertimbangan bagi peneliti dalam mengembangkan media pembelajaran bagian

tumbuhan dan fungsinya. Jawaban dari responden juga dihitung dalam presentase

dengan menggunakan rumus 3.2 halaman 68. Tabel 4.13 adalah rekapitulasi hasil

kuesioner analisis kebutuhan guru.

Tabel 4.13 Rekapitulasi Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Guru


No. Respon- Persen
Indikator Pertanyaan
Item den -tase

1. Auto-education Apakah Bapak/Ibu pernah menggunakan media 2 100%


pembelajaran dalam pembelajaran IPA?
(…) Ya
Sebutkan nama media pembelajaran yang
Bapak/Ibu pernah gunakan dan berikan penjelasan!
……………………………………………

(…) Tidak -
Alasan:
…………………………………………

2. Auto-education Apakah penggunaan media pembelajaran dapat 2 100%


membantu siswa untuk memahami konsep-konsep
dalam mata pelajaran IPA?
(…) Ya
Alasan:
……………………………………………
(…) Tidak -
Alasan:
……………………………………………

83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3. Kontekstual Apakah Bapak/Ibu pernah membuat media 2 100%


pembelajaran IPA yang memanfaatkan bahan-
bahan dari lingkungan sekitar?
(…) Ya
Sebutkan dan jelaskan!
……………………………………………
(…) Tidak -
Alasan:
……………………………………………

4. Kontekstual Manakah bahan pembuatan media pembelajaran 2 100%


yang Bapak/Ibu suka? (Boleh memilih lebih dari
satu)
(…) Kayu
(…) Kertas 2 100%
(…) Kain
(…) Plastik 1 50%
(…) Karet
(…) Lainnya,
sebutkan…………………………………
5. Menarik Apakah pemberian warna pada media 2 100%
pembelajaran membuat media pembelajaran lebih
menarik?
(…) Ya
(…) Tidak

6. Menarik Warna seperti apa yang Bapak/Ibu suka untuk -


media pembelajaran?
(…) Warna gelap
Sebutkan contoh warnanya!
……………………………………………
(…) Warna cerah 2 100%
Sebutkan contoh warnanya!
……………………………………………

7. Auto-correction Apakah penggunaan media pembelajaran dapat 2 100%


membantu siswa untuk menemukan jawaban yang
benar?
(…) Ya
Alasan:
……………………………………………
(…) Tidak -
Alasan:
……………………………………………
8. Bergradasi Berapa berat media pembelajaran yang ideal untuk 1 50%
siswa kelas V?
(…) Ringan (<1,5 kg)
(…) Sedang (1,5-3kg) 1 50%
(…) Berat (>3kg) -
Alasan:
……………………………………………

84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

9 Bergradasi Menurut Bapak/Ibu, manakah yang lebih baik? -


(…) Bentuk media pembelajaran 2 dimensi.
Alasan:
……………………………………………

(…) Bentuk media pembelajaran 3 dimensi. 2 100%


Alasan:
……………………………………………

10. Auto-correction Menurut Bapak/Ibu, manakah yang lebih baik? 2 100%


(…) Media pembelajaran yang dapat membantu
siswa menyadari kesalahannya sendiri.
Alasan:
……………………………………………

(…) Media pembelajaran yang tidak dapat -


membantu siswa menyadari kesalahannya sendiri.
Alasan:
……………………………………………

Guru juga memberikan deskripsi yang memperkuat pilihan jawaban dalam

kuesioner analisis kebutuhan. Deskripsi jawaban yang diberikan oleh guru dalam

kuesioner analisis kebutuhan guru dapat dilihat pada tabel 4.14.

Tabel 4.14 Rekapitulasi Deskripsi Jawaban Guru dalam Kuesioner Analisis


Kebutuhan
No. Respon
Jawaban Kode
Item -den
1 (…) Ya Torso 1
Sebutkan nama media pembelajaran yang Gambar 2
Bapak/Ibu pernah gunakan! berikan penjelasan!
2 (…) Ya Anak-anak lebih mudah 2
Alasan: mengerti dan memahami.
…………………………………………… Menarik minat siswa 2
3 (…) Ya Memanfaatkan 1
Sebutkan dan jelaskan! tumbuhan/ tanaman,
…………………………………………… Botol bekas 2
Kaleng bekas 2
6 (…) Warna cerah Hijau 2
Sebutkan contoh warnanya! Biru muda 2
…………………………………………… Coklat muda 1
Merah muda 2
Kuning 2
7 (…) Ya Karena anak-anak akan 1
Alasan: lebih paham, sehingga
…………………………………………… mudah untuk menemukan
jawaban

85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Mengerti mana yang 1


salah dan mana yang
benar
8 (…) Ringan (<1,5 kg) Karena terbuat dari bahan 1
kertas atau plastik.
(…) Sedang (1,5-3 kg) Karena bahan pembuatan 1
media terbuat dari bahan
yang kuat agar awet.
9 (…) Bentuk media pembelajaran 3 dimensi. Mirip aslinya 2
Alasan: Karena lebih jelas dan 1
…………………………………………… menarik.
10 (…) Media pembelajaran yang dapat membantu Karena anak-anak akan 1
siswa menyadari kesalahannya sendiri. belajar dari kesalahan
Alasan: sehingga bisa mencari
…………………………………………… jawaban yang benar.
Anak belajar mandiri dan 1
semakin mempunyai
kemauan untuk mencoba
mencari jawaban yang
benar.

Dari tabel 4.14 dapat diketahui bahwa sebanyak dua guru atau 100% guru

pernah menggunakan media pembelajaran dalam pembelajaran IPA. Torso

(rangka manusia) dan gambar merupakan contoh media pembelajaran yang

digunakan oleh guru (lihat tabel 4.14). 100% guru juga setuju bahwa penggunaan

media pembelajaran dapat membantu siswa dalam memahami konsep dalam mata

pelajaran IPA. Berdasarkan pendapat guru tersebut, peneliti melakukan

pertimbangan dalam membuat media pembelajaran. Hal lain terjadi, 100% guru

juga pernah membuat media pembelajaran dengan memanfaatkan bahan-bahan

dilingkungan sekitar antara lain tanaman, botol bekas, dan kaleng bekas.

Selain itu sebanyak 100% guru menyukai kertas dan kayu sebagai bahan

pembuatan media pembelajaran dan sebanyak 50% guru menyukai media

pembelajaran dengan bahan plastik. Pembuatan media pembelajaran ini juga

memanfaatkan bahan-bahan yang ada di lingkungan sekitar. Peneliti

mempertimbangkan bahan pembuatan media pembelajaran berdasarkan pilihan

bahan yang dipilih oleh guru.

86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Sebanyak 100% guru menyetujui bahwa penambahan warna pada media

pembelajaran dapat membuat siswa lebih tertarik dan bersemangat untuk belajar.

Pembuatan media pembelajaran ini mempertimbangkan ciri menarik. Sebanyak

100% guru memilih warna cerah dalam penambahan warna pada media

pembelajaran. Guru memilih warna hijau, biru muda, coklat muda, merah muda

dan kuning (lihat pada tabel 4.14). Warna yang dipilih oleh guru tersebut menjadi

bahan pertimbangan dalam pewarnaan media pembelajaran.

Ciri lain yang dikembangkan adalah auto-correction. Berdasarkan

kuesioner yang telah diisi guru, sebanyak 100% guru memilih bahwa dalam

menggunakan media pembelajaran siswa dapat mengetahui jawaban yang benar.

Sebanyak 100% guru juga lebih memilih media pembelajaran yang dapat

membantu siswa untuk mengetahui kesalahannya sendiri. Pendapat yang

diungkapkan guru tersebut, menjadi pertimbangan peneliti dalam

mengembangkan media pembelajaran.

Ciri yang terakhir dalam pengembangan media pembelajaran adalah

bergradasi. Sebanyak 100% guru menyukai media pembelajaran dengan bentuk

tiga dimensi. Alasannya adalah lebih jelas atau mirip dengan aslinya dan menarik.

Sebanyak 50% guru memilih berat media pembelajaran yang ringan (<1,5 kg).

alasannya karena terbuat dari bahan kertas atau plastik. Sedangkan 50% guru

memilih berat media yang sedang (1,5-3 kg). Alasannya karena bahan pembuatan

media terbuat dari bahan yang kuat agar awet. Pendapat guru tersebut menjadi

pertimbangan guru dalam pembuatan media pembelajaran.

Data analisis kebutuhan kedua adalah pada siswa. Kuesioner analisis

kebutuhan siswa diberikan pada tanggal 16 September 2016. Kuesioner analisis

87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

kebutuhan untuk siswa terdiri dari 10 pertanyaan yang merupakan hasil dari

pengembangan lima ciri media pembelajaran berbasis metode Montessori. Kelima

ciri media pembelajaran Montessori kemudian dikembangkan dalam kuesioner

analisis kebutuhan siswa dan dapat dilihat pada tabel 3.5 halaman 56. Lembar

hasil pengisian kuesioner analisis kebutuhan siswa dapat dilihat pada lampiran 2.6

halaman 199. Hasil analisis kebutuhan siswa ini menjadi gambaran mengenai

media pembelajaran yang pernah digunakan dalam pembelajaran IPA dan

dijadikan sebagai pertimbangan bagi peneliti dalam mengembangkan media

pembelajaran bagian luar tumbuhan dan fungsinya. Rumus 3.2 pada halaman 68

digunakan juga untuk menghitung persentase jawaban dari responden.

Rekapitulasi hasil kuesioner analisis kebutuhan siswa dapat dilihat pada tabel

4.15.

Tabel 4.15 Rekapitulasi Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa


No. Respon Persen
Indikator Pertanyaan
Item
-den -tase
1 Auto-education Apakah Bapak/Ibu gurumu pernah 30 100%
menggunakan media pembelajaran dalam
pembelajaran IPA?
(…) Ya
Jika ya, sebutkan media pembelajaran yang
digunakan!
…………………………………………

(…) Tidak -

2 Auto-education Apakah penggunaan media pembelajaran dapat 30 100%


membantu kamu untuk memahami materi IPA?
(…) Ya
Alasan:…………………………………

(…) Tidak -
Alasan:…………………………………

3 Kontekstual Apakah kamu pernah menggunakan benda- 21 70%


benda yang ada di sekitarmu untuk belajar IPA?
(…) Ya
Jika iya, sebutkan contoh benda yang kamu

88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

gunakan!
…………………………………………

(…) Tidak 9 30%


4 Kontekstual Manakah bahan pembuatan media pembelajaran 14 46,67%
yang kamu suka? (Boleh memilih lebih dari
satu)
(…) Kayu

(…) Kertas 20 66,67%

(…) Kain 10 33,33%

(…) Plastik 18 60%


(…) Karet 13 43,33

(…)Lainnya,sebutkan………………… -

5 Auto- Menurut kamu, apakah penggunaan media 30 100%


correction pembelajaran dapat membantu kamu untuk
menemukan jawaban yang benar?
(…) Ya
Alasan:…………………………………

(…) Tidak -
Alasan:…………………………………

6 Menarik Menurut kamu, apakah pemberian warna pada 30 100%


media pembelajaran membuat media
pembelajaran lebih menarik?
(…) Ya
Alasan: ………………………………...

(…) Tidak -
Alasan: ………………………………...
7 Menarik Warna seperti apa yang kamu suka untuk media 3 10%
pembelajaran?
(…) Warna gelap
Sebutkan contoh warnanya!
…………………………………………

(…) Warna cerah 27 90%


Sebutkan contoh warnanya!
…………………………………………

8 Bergradasi Menurut kamu, berapa berat media 5 16,67%


pembelajaran yang ideal untuk digunakan?
(…) Ringan (<1,5 kg)
(…) Sedang (1,5-3 kg) 19 63,33%

89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(…) Berat (>3kg) 6 20%


Alasan:
…………………………………………

9 Auto- Manakah yang lebih baik menurut kamu? 27 90%


correction (…) Saya dapat mengetahui kesalahan saya
ketika menggunakan media pembelajaran.
Alasan:
…………………………………………

(…) Saya tidak dapat mengetahui kesalahan 3 10%


saya ketika menggunakan media pembelajaran.
Alasan:
…………………………………………

10 Bergradasi Manakah yang lebih baik menurut kamu? 8 26,67%


(…) Media pembelajaran yang berbentuk datar
(2 dimensi).
Alasan:
…………………………………………

(…) Media pembelajaran yang berbentuk timbul 22 73,33%


(3 dimensi).
Alasan:
…………………………………………

Selain memilih jawaban yang sudah tersedia, siswa juga dapat

memberikan deskripsi yang dapat memperkuat pilihan jawaban dalam kuesioner

analisis kebutuhan siswa. Deskripsi jawaban yang diberikan siswa dalam

kuesioner analisis kebutuhan siswa dapat dilihat pada tabel 4.16.

Tabel 4.16 Rekapitulilasi Deskripsi Jawaban Siswa dalam


Kuesioner Analisis Kebutuhan

No. Respon
Jawaban Kode
Item -den
1 (…) Ya Torso 30
Jika ya, sebutkan media pembelajaran yang Gambar tumbuhan 3
digunakan!
…………………………………………

90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2 (…) Ya Lebih mengerti 12


Alasan:………………………………… Memudahkan menemukan 1
jawaban
Paham akan materi 8
3 (…) Ya Jam 1
Jika iya, sebutkan contoh benda yang kamu Botol 1
gunakan! Papan 1
…………………………………………
5 (…) Ya Menyenangkan 12
Alasan:………………………………… Membantu dalam belajar 3
Media pembelajaran dapat 7
dipegang langsung
Lebih mudah memahami 5
6 (…) Ya Menarik 2
Berwarna 1
Alasan: ………………………………...
7 (…) Warna gelap Ungu tua 2
Sebutkan contoh warnanya! Hitam 1
…………………………………………
(…) Warna cerah Merah 4
Sebutkan contoh warnanya! Kuning 5
………………………………………… Biru 4
Hijau 6
Merah muda 4
Putih 10
Orange 1
8 (…) Ringan (<1,5 kg) Mudah dibawa 5
(…) Sedang (1,5-3 kg) Karena sedikit berat 6
Agar tidak terlalu berat dan
tidak terlalu ringan
(…) Berat (>3kg) Karena media 1
Alasan: pembelajaran ada yang
………………………………………… kecil dan besar
9 (…) Saya dapat mengetahui kesalahan saya agar lain waktu bisa 1
ketika menggunakan media pembelajaran. menggunakan media
Alasan: pembelajaran dengan lebih
………………………………………… baik.
Agar tahu benar salahnya 3
Karena menggunakan 2
media pembelajaran harus
lebih cermat
(…) Saya tidak dapat mengetahui kesalahan Tidak tahu langkah- 1
saya ketika menggunakan media pembelajaran. langkahnya
Alasan:
…………………………………………

10 (…) Media pembelajaran yang berbentuk datar Mudah memahami 2


Tidak berlebihan 1
(2 dimensi).
Alasan:
…………………………………………
…) Media pembelajaran yang berbentuk timbul Terlihat mirip dengan 5
aslinya
(3 dimensi). Bisa dipegang 2
Alasan: …………………………………

91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Berdasarkan hasil analisis kebutuhan siswa melalui kuesioner yang

disajikan pada tabel 4.15, sebanyak 30 responden atau 100% siswa pernah

menggunakan media pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran. Media

pembelajaran yang pernah digunakan adalah torso (rangka manusia), gambar

tumbuhan (lihat pada tabel 4.16). Selain itu, sebanyak 100% siswa juga setuju

bahwa penggunaan media pembelajaran dalam pelajaran IPA dapat membantu

dalam memahami konsep-konsep IPA. Alasan yang diungkapkan siswa adalah

dengan menggunakan media pembelajaran dapat mudah paham, lebih jelas dalam

memahami materi (lihat tabel 4.16). Hal demikian menjadi pertimbangan bagi

peneliti untuk mengembangkan media pembelajaran karena dapat membuat materi

lebih mudah dipahami dan membuat siswa tertarik atau antusias dalam belajar.

Peneliti juga menambahkan ciri kontekstual dalam media pembelajaran

yang akan dibuat. Kontekstual yang dimaksud dalam hal ini adalah menggunakan

bahan-bahan yang terdapat di lingkungan sekitar. Sebanyak 70% siswa pernah

menggunakan benda-benda di sekitar untuk belajar IPA. Benda yang pernah

digunakan siswa yaitu jam, botol, dan papan. Selanjutnya, sebanyak 30% siswa

tidak pernah menggunakan benda-benda sekitar untuk belajar IPA. Sebanyak

66,67% siswa menyukai bahan kertas, sebanyak 60% siswa menyukai bahan

plastik, sebanyak 46,67% siswa menyukai bahan kayu, sebanyak 43,33% siswa

menyukai bahan karet dan sebanyak 33,33% siswa menyukai bahan kain. Bahan

yang dipilih oleh siswa tersebut menjadi pertimbangan bagi peneliti karena tiga

bahan yang dipilih siswa, yaitu kertas, plastik, dan kayu juga menjadi pilihan

peneliti dalam mengembangkan media pembelajaran.

92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Sebanyak 100% siswa menyetujui bahwa penggunaan media pembelajaran

dalam kegiatan pembelajaran dapat membantu siswa menemukan jawaban yang

benar. Alasannya adalah melalui media pembelajaran siswa dapat melihat benda

secara nyata, siswa juga dapat memegang benda tersebut secara langsung, dan

dapat menggantikan kegiatan bermain siswa. Selanjutnya penggunaan media

pembelajaran juga lebih membuat pembelajaran menjadi menyenangkan. Media

pembelajaran juga dapat dipegang secara langsung oleh siswa, sehingga dalam

memahami menjadi lebih mudah (lihat tabel 4.16). Sebanyak 100% siswa

menyetujui bahwa penambahan warna dalam media pembelajaran, membuat

media pembelajaran menjadi lebih menarik. Sebanyak 90% siswa memilih warna

cerah. Warna yang disarankan oleh siswa adalah merah, kuning, biru, hijau, merah

muda, orange dan putih. Kemudian, sebanyak 10% siswa memilih warna gelap.

Warna yang disarankan siswa adalah ungu tua dan hitam (lihat tabel 4.16).

Pemilihan warna oleh siswa menjadi pertimbangan peneliti dalam

mengembangkan media pembelajaran yaitu penggunaan warna cerah dan warna

gelap dari warna-warna yang disarankan oleh siswa.

Pengembangan media pembelajaran juga memperhatikan ciri bergradasi.

Sebanyak 63,33% siswa memilih media pembelajaran berat sedang. Alasannya

adalah agar tidak terlalu berat dan terlalu ringan. Selanjutnya sebanyak 20% siswa

memilih media pembelajaran yang berat dan 16,67% siswa memilih media

pembelajaran yang ringan. Pembuatan media pembelajaran ini juga

mempertimbangkan banyaknya siswa yang memilih berat ideal.

Dalam pengembangan media pembelajaran ini juga memperhatikan ciri

auto-correction. Sebanyak 90% siswa lebih memilih untuk mengetahui

93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

kesalahannya ketika menggunakan media pembelajaran. Alasannya adalah agar

dapat mengetahui benar salahnya (lihat tabel 4.16). Dengan demikian, peneliti

mempertimbangkan untuk membuat media pembelajaran yang memiliki auto-

correction. Hal tersebut diterapkan karena sebanyak 100% siswa lebih memilih

untuk dapat mengetahui kesalahannya dalam menggunakan media pembelajaran.

Ciri bergradasi yang selanjutnya adalah mengenai bentuk media

pembelajaran. Sebanyak 73,33% siswa memilih media pembelajaran yang

berbentuk timbul atau 3 dimensi. Alasan yang dominan adalah terlihat seperti

aslinya dan dapat dipegang langsung (lihat tabel 4.16). Sedangkan 26,67% siswa

memilih media pembelajaran berbentuk datar atau 2 dimensi. Dengan demikian,

peneliti juga mempertimbangkan untuk membuat media pembelajaran yang

berbentuk timbul atau (3 dimensi) dan datar (2 dimensi), sehingga peneliti

mengkombinasikan bentuk media pembelajaran yang dibuat.

Jawaban guru dan siswa dalam kuesioner analisis kebutuhan sangat

membantu peneliti dalam membuat gambaran mengenai penggunaan media

pembelajaran selama pembelajaran IPA. Media pembelajaran yang dikembangkan

menggunakan beberapa benda yang dapat ditemui di lingkungan sekitar

(kontesktual). Beberapa bahan yang disarankan guru dan siswa dipertimbangkan

oleh peneliti untuk membuat media pembelajaran. Bahan-bahan yang disarankan

yaitu kayu, kertas, dan plastik. Kemudian, berdasarkan pilihan yang diberikan

guru dan siswa dalam kuesioner analisis kebutuhan, pembuatan media

pembelajaran mempertimbangkan ciri media pembelajaran berbasis metode

Montessori yaitu auto-education, auto-correction, bergradasi, menarik dan

kontekstual.

94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dari data kualitatif yang diperoleh dari ketiga teknik pengumpulan data,

peneliti melakukan teknik triangulasi. Teknik triangulasi tersebut dilakukan untuk

memeriksa kesesuaian dan kesamaan pada masing-masing teknik pengumpulan

data. Teknik triangulasi sebagai pertimbangan dalam pembuatan media

pembelajaran dengan melihat permasalahan yang dialami dan kebutuhan media

pembelajaran dari guru dan siswa. Triangulasi pengumpulan data disajikan dalam

bagan 4.2.

Observasi Wawancara Kuesioner


Dalam pembelajaran Sekolah memiliki media Guru dan siswa memiliki
guru tidak menggunakan pembelajaran IPA, penilaian yang baik
media pembelajaran. namun masih terbatas. mengenai media
Siswa kurang antusias Penggunaan media pembelajaran dengan
dalam kegiatan pembelajaran di sekolah kelima ciri media
pembelajaran. Siswa kurang maksimal. Guru pembelajaran berbasis
dalam menjawab jarang menggunakan metode Montessori yang
pertanyaan yang media pembelajaran. ditawarkan dalam
diajukan guru dengan Media pembelajaran kuesioner. Saran dari
tidak tepat. tentang bagian luar guru dan siswa menjadi
tumbuhan dan fungsinya pertimbangan peneliti
belum ada. dalam mengembangkan
media pembelajaran.

Ketersediaan dan penggunaan media pembelajaran kurang


lengkap. Siswa mengalami kesulitan dalam memahami konsep
bagian tumbuhan dan fungsinya. Peneliti mengembangkan media
pembelajaran berdasarkan kebutuhan dari guru dan siswa
mengenai media pembelajaran berbasis metode Montessori.

Bagan 4.2 Bagan Teknik Triangulasi Pengumpulan Data

Berdasarkan bagan teknik triangulasi data yaitu pada bagan 4.2, terdapat

teknik tiga teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti yaitu observasi,

wawancara, dan kuesioner. Data yang diperoleh dari observasi yaitu materi bagian

95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

luar tumbuhan dan fungsinya merupakan materi yang sulit. Hal tersebut diketahui

dari ketidakmampuan siswa menjawab pertanyaan guru dengan tepat.

Ketersediaan media pembelajaran di kelas juga masih terbatas.

Data yang selanjutnya diperoleh melalui teknik wawancara. Data yang

diperoleh yaitu sekolah telah memiliki media pembelajaran, namun dalam

penggunaannya masih kurang optimal. Guru mengalami kesulitan dalam

penyampaian materi yang banyak dan bersifat abstrak. Guru membuat media

pembelajaran yang masih terbatas.

Teknik terakhir yang digunakan adalah kuesioner, yaitu kuesioner analisis

kebutuhan. Data yang diperoleh melalui kuesioner analisis kebutuhan guru dan

siswa memiliki penilaian yang baik mengenai media pembelajaran dengan kelima

ciri media pembelajaran berbasis metode Montessori yang ditawarkan dalam

kuesioner analisis kebutuhan. Saran dari guru dan siswa menjadi pertimbangan

dalam pengembangan media pembelajaran.

Berdasarkan teknik triangulasi, dapat disimpulkan bahwa materi yang

menjadi kesulitan adalah bagian luar tumbuhan dan fungsinya. Ketersediaan dan

penggunaan media pembelajaran dalam pembelajaran IPA masih terbatas serta

kurang optimal. Dengan demikian, peneliti mengembangkan media pembelajaran

berbasis metode Montessori untuk membantu dalam mengatasi kesulitan belajar

siswa. Dalam mengembangkan media pembelajaran, peneliti juga

mempertimbangkan kelima ciri media pembejaran berbasis metode Montessori

yang telah ditawarkan kepada guru dan siswa melalui kuesioner analisis

kebutuhan.

96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Peneliti telah memperoleh data analisis kebutuhan mengenai media

pembelajaran yang dinginkan oleh guru dan siswa. Data hasil analisis kebutuhan

tersebut digunakan untuk mempertimbangkan pembuatan desain media

pembelajaran dan albumnya. Dengan demikian, peneliti dapat melanjutkan pada

tahap selanjutnya.

4.1.2 Perencanaan
Perencanaan merupakan tahap kedua dalam penelitian ini. Pada tahap ini,

peneliti merancang desain media pembelajaran dan menyusun instrumen yang

dibutuhkan.

4.1.2.1 Desain Media Pembelajaran


Pengembangan desain pada penelitian ini mengembangkan media

pembelajaran bagian luar tumbuhan dan fungsinya. Media pembelajaran bagian

tumbuhan dan fungsinya terdiri dari empat komponen. Komponen tersebut adalah

kotak tumbuhan, replika tumbuhan bambu (monokotil), replika tumbuhan manga

(dikotil), dan kartu tumbuhan. Kartu tumbuhan dibagi dalam empat komponen,

yaitu kartu gambar bagian tumbuhan, kartu nama bagian tumbuhan, kartu fungsi

bagian tumbuhan dan kartu pengendali kesalahan atau control of error.

A. Kotak Tumbuhan
40 cm

40 cm

28 cm

Gambar 4.1 Desain Kotak Tumbuhan


97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Kotak Tumbuhan ini berbentuk balok dengan ukuran 40 cm x 40 cm dan

tinggi 28 cm. Pada bagian dalam Kotak, terdapat 3 bagian (seperti rak) yaitu

dengan 1 bagian rak adalah tempat replika tumbuhan monokotil, (tumbuhan

bambu), 1 bagian lagi adalah rak tempat replika tumbuhan dikotil (tumbuhan

mangga), dan 1 rak bagian terakhir yang merupakan tempat kartu gambar, kartu

bagian tumbuhan, kartu fungsi dan kartu control of error.

Komponen yang pertama adalah kotak tumbuhan. Kotak tumbuhan ini

berbentuk balok dengan ukuran 40 cm x 40 cm x 28 cm. pada bagian kotak ini

terdiri dari 3 laci yaitu laci yang pertama (atas) terdapat replika tumbuhan bambu

(monokotil), laci kedua berisikan replika tumbuhan mangga (dikotil) dan laci

ketiga berisikan kartu bermain yang terdiri dari empat jenis kartu, yaitu kartu

gambar bagian tumbuhan, kartu nama bagian tumbuhan, kartu fungsi bagian

tumbuhan dan kartu control of error. Kotak ini dibuat sebagai sebuah balok yang

berisikan tiga laci dengan pertimbangan agar lebih mudah disimpan dan dapat

melindungi replika tumbuhan dan kartu. Pada bagian atas balok terdapat satu

lubang besar dengan diameter 5 cm yang digunakan untuk mendirikan replika

tumbuhan dikotil (tumbuhan mangga). Pada sisi samping tersebut juga terdapat 4

titik magnet yang digunakan untuk memasangkan papan lubang tambahan yang

berfungsi untuk mendirikan replika tumbuhan monokotil (tumbuhan bambu). Hal

tersebut dibuat karena replika tumbuhan dikotil dan monokotil memiliki diameter

batang yang berbeda.

Pemberian warna pada kotak tumbuhan disesuaikan dengan warna dasar

papan kayu, yaitu coklat. Pemilihan warna tersebut memperhatikan kesesuaian

warna bahan media dengan warna asli dari bahan yang digunakan. Pemilihan

98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

warna juga memperhatikan analisis kebutuhan guru dan siswa. Sebanyak 90%

siswa dan 100% guru lebih menyukai warna cerah untuk media pembelajaran.

Media pembelajaran bagian luar tumbuhan dan fungsinya memiliki warna yang

disesuaikan dengan warna alami dari setiap bagian tumbuhan. Hal tersebut

diterapkan agar siswa tidak merasa bingung pada saat menggunakan media bagian

luar tumbuhan dan fungsinya untuk belajar.

B. Replika Tumbuhan

Komponen yang kedua dari media pembelajaran adalah replika tumbuhan.

Replika tumbuhan terdiri dari dua bagian yaitu replika tumbuhan monoktil dan

dikotil. Replika tumbuhan monokotil berupa tumbuhan bambu. Pada tumbuhan

monokotil terdiri dari bagian akar, batang, dan daun. replika tumbuhan dikotil ini

dapat di pisah atau dilepaskan per bagian tumbuhan. Selanjutnya, replika

tumbuhan dikotil berupa tumbuhan mangga. Pada tumbuhan dikotil terdiri dari

akar, batang, daun, bunga, dan buah. Masing-masing bagian tumbuhan tersebut

dapat dipisah atau dilepas per bagiannya dan kemudian dapat dirangkai menjadi

tumbuhan dikotil.

Selain kotak tumbuhan, replika tumbuhan dikotil dan monokotil,

komponen lain dari media pembelajaran ini adalah kartu tumbuhan.

C. Kartu Tumbuhan

Kartu tumbuhan dalam media pembelajaran ini terdiri dari kartu gambar

bagian luar tumbuhan, kartu nama bagian luar tumbuhan, kartu fungsi bagian luar

tumbuhan, dan kartu control of error. Kartu gambar bagian luar tumbuhan

memuat gambar-gambar bagian luar tumbuhan, kartu nama bagian luar tumbuhan

memuat nama-nama bagian luar tumbuhan, kartu fungsi bagian luar tumbuhan

99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

memuat keterangan tentang fungsi masing-masing bagian luar tumbuhan, dan

kartu control of error memuat keterangan tentang gambar, nama, dan fungsi

bagian tumbuhan yang menjadi satu kesatuan dalam sebuah kartu. Setiap kartu

gambar bagian luar tumbuhan memiliki pasangan kartu nama bagian luar

tumbuhan dan fungsi bagian luar tumbuhan. Pada sisi kartu, peneliti memberikan

bingkai warna untuk membedakan setiap kartu. Bingkai warna biru untuk gambar

bagian luar tumbuhan, warna kuning untuk nama bagian luar tumbuhan, warna

merah untuk fungsi bagian luar tumbuhan, dan warna biru, kuning, dan merah

untuk kartu control of error. Berikut adalah desain kartu gambar bagian luar

tumbuhan.
8,5 cm

6,5 cm

Gambar 4.2 Desain kartu gambar bagian luar tumbuhan

Kartu gambar bagian luar tumbuhan ini dibuat dengan menggunakan

kertas jenis Ivory 260 dengan ukuran kertas 8,5 cm x 6,5 cm. Bagian tengah kartu

memuat gambar masing-masing bagian luar tumbuhan yang akan dipasangkan

dengan kartu nama bagian luar tumbuhan. Kartu nama bagian luar tumbuhan juga

dibuat dengan menggunakan kertas jenis Ivory 260 dengan ukuran kertas 8,5 cm x

2 cm. Bagian tengah kartu memuat nama bagian luar tumbuhan dengan

100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

menggunakan font Arial Rounded MT Bold ukuran 24. Berikut ini adalah desain

kartu nama bagian luar tumbuhan.


8,5 cm

daun 2 cm

Gambar 4.3 Desain kartu nama bagian luar tumbuhan

Kartu gambar bagian luar tumbuhan dan kartu nama bagian luar tumbuhan

dipasangkan dengan kartu fungsi bagian luar tumbuhan yang memuat keterangan

tentang fungsi masing-masing bagian luar tumbuhan. Kartu fungsi bagian luar

tumbuhan dibuat dengan menggunakan kertas jenis Ivory 260 dengan ukuran

kertas 8,5 cm x 5 cm. Kartu ini berisi keterangan tentang fungsi masing-masing

bagian luar tumbuhan yang dipasangkan dengan kartu gambar dan nama bagian

luar tumbuhan. Kartu fungsi bagian luar tumbuhan dibuat dengan menggunakan

font Arial Rounded MT Bold 18. Berikut ini adalah desain kartu fungsi bagian luar

tumbuhan.
8,5 cm

alat pernapasan 3 cm

Gambar 4.4 Desain kartu fungsi bagian luar tumbuhan

Setelah kartu gambar bagian luar tumbuhan dipasangkan dengan kartu

nama bagian luar tumbuhan dan kartu fungsi bagian luar tumbuhan, kemudian

untuk mengecek benar atau tidaknya dengan menggunakan kartu control of error.

Kartu ini dibuat dengan menggunakan kertas yang sama dengan kartu sebelumnya
101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

yaitu kertas jenis Ivory 260 dengan ukuran kertas berbeda-beda tergantung jumlah

fungsi yang dimiliki bagian tumbuhan yang dimaksud. Untuk kartu control of

error bagian tumbuhan yang memiliki satu fungsi ukuran kertas adalah 8,5 cm x

11,5 cm. Untuk kartu control of error bagian tumbuhan yang memiliki dua fungsi

ukuran kertas adalah 8,5 cm x 14,5 cm. Untuk kartu control of error bagian

tumbuhan yang memiliki tiga fungsi ukuran kertas adalah 8,5 cm x 17,5 cm.

Untuk kartu control of error bagian tumbuhan yang memiliki empat fungsi ukuran

kertas adalah 8,5 cm x 20,5 cm. kartu ini menggunakan font yang sama dengan

kartu nama bagian luar tumbuhan dan kartu fungsi bagian luar tumbuhan yaitu

Arial Rounded MT Bold ukuran 24 dan 20. Jadi kartu control of error ini

merupakan gabungan dari kartu gambar bagian luar tumbuhan, kartu nama bagian

luar tumbuhan, dan kartu fungsi bagian luar tumbuhan (menyesuaikan jumlah

fungsi yang dimiliki oleh bagian luar tumbuhan. Berikut ini adalah desain kartu

control of error bagian luar tumbuhan.


8,5 cm

14, 5 cm

Gambar 4.5 Desain kartu control of error

102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Kartu gambar bagian luar tumbuhan, kartu nama bagian luar tumbuhan,

kartu fungsi bagian luar tumbuhan, dan kartu control of error disimpan pada laci

ketiga dalam kotak tumbuhan. Laci ini terbuat dari kayu dan terdiri dari tempat

untuk menyimpan kartu gambar bagian luar tumbuhan, kartu nama bagian luar

tumbuhan, kartu fungsi bagian luar tumbuhan, dan kartu control of eror.

39,2 cm

8 cm

39,2 cm

Gambar 4.6 Desain kotak penyimpanan kartu gambar, kartu nama, kartu fungsi

bagian luar tumbuhan dan control of error.

Kotak penyimpanan berbentuk laci dengan ukuran 39,2 cm x 8 cm x 39,2

cm. Sisi samping kotak memiliki ketebalan kayu 0,7 cm. Pada bagian dalam

terdapat 4 kolom yang dipisahkan oleh sekat dengan ketebalan 0,6 cm. Kolom

tersebut berfungsi untuk tempat penyimpanan kartu gambar, nama, fungsi bagian

luar tumbuhan serta kartu control of error yang dibuat berdampingan. Untuk

mempermudah peletakannya, pada bagian atas masing-masing kotak diberi kotak

warna sesuai dengan warna pada masing-masing kartu yang telah ditentukan di

awal.

103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4.1.2.2 Desain Album Media Pembelajaran


Album media pembelajaran merupakan buku panduan dalam penggunaan

media pembelajaran bagian luar tumbuhan dan fungsinya. Album media

pembelajaran dibuat untuk para pembimbing/ direktis (istilah guru dalam

pembelajaran Montessori). Album ini berisikan langkah-langkah dalam

menggunakan media pembelajaran bagian luar tumbuhan dan fungsinya. Pada

setiap langkah pembelajaran, terdapat gambar yang semakin memudahkan para

direktris untuk memahami langkah pembelajaran.

4.1.2.3 Instrumen Tes dan Validasi Produk


Sebagai persiapan dalam melaksanakan pengujian media pembelajaran,

diperlukan suatu instrumen. Peneliti menggunakan instrumen berupa tes untuk uji

coba lapangan terbatas dan kuesioner validasi produk. Berikut adalah

penjelasannya.

4.1.2.3.1 Tes
Instrumen tes digunakan untuk mengukur keberhasilan media

pembelajaran bagian luar tumbuhan dan fungsinya dalam uji coba lapangan

terbatas. Instrumen tes dikembangkan peneliti berdasarkan kisi-kisi yang terdapat

pada tabel 3.8 halaman 59. Intrumen tes berupa pretest dan posttest. Sebelum

digunakan, intrumen diuji validitasnya oleh ahli. Selain itu, instrumen tes yang

dibuat juga diuji secara empiris dan diuji keterbacaannya.

Agar memperoleh data yang valid, instrumen tes yang dibuat diuji

validitasnya oleh ahli. Ahli yang melakukan validasi adalah guru SD setara. Uji

validitas yang dilakukan adalah uji validitas isi dan validitas konstruk. Aspek

yang dinilai pada uji validitas isi dapat dilihat pada tabel 3.9 halaman 60. Berikut

adalah hasil uji validitas isi oleh ahli yang disajikan pada tabel 4.17.
104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 4.17 Hasil Uji Validitas Isi oleh Ahli


No. Item
Ahli Total Rerata
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Guru S 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 42 3,82
Guru P 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 41 3,73
Rerata 83 3,78

Berdasarkan hasil validasi isi instrumen tes oleh ahli pada tabel 4.17,

didapatkan rerata skor 3,78. Jika dibandingkan tabel 3.11 halaman 67, rerata

tersebut memiliki nilai lebih dari 2,50 dan termasuk dalam kategori sangat baik.

Dengan demikian, instrumen dinyatakan valid dan layak untuk digunakan dalam

pengambilan data. Lembar hasil validasi isi intrumen tes oleh ahli dapat dilihat

pada lampiran 3.1 halaman 202.

Ahli juga melakukan validasi konstruk. Validasi konstruk dilakukan untuk

mengetahui kontruksi soal yang dibuat terkait dengan kesesuaian materi, tata

bahasa, dan penulisan soal. Berikut adalah hasil validasi konstruk oleh ahli yang

tersaji pada tabel 4.18.

Tabel 4.18 Hasil Validasi Konstruk Instrumen Tes


No. Ahli
Total Rerata Kategori
Item Guru S Guru P
1 3 3 6 3 Baik
2 3 3 6 3 Baik
3 4 3 7 3,5 Sangat baik
4 4 4 8 4 Sangat baik
5 4 3 7 3,5 Sangat baik
6 3 4 7 3,5 Sangat baik
7 4 4 8 4 Sangat baik
8 3 3 6 3 Baik
9 4 4 8 4 Sangat baik
10 3 4 7 3,5 Sangat baik
11 3 4 7 3,5 Sangat baik
12 3 4 7 3,5 Sangat baik
13 4 3 7 3,5 Sangat baik
14 4 4 8 4 Sangat baik
15 4 4 8 4 Sangat baik
Rerata 7,13 3,63 Sangat baik

105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Berdasarkan hasil validasi konstruk instrumen tes oleh ahli pada tabel

4.18, didapatkan rerata skor sebesar 3,63. Jika dibandingkan dengan tabel 3.11

halaman 67, soal yang termasuk dalam kategori baik yaitu 1, 2 dan 8, sedangkan

sisanya termasuk dalam kategori sangat baik. Rerata yang diperoleh memiliki

nilai lebih dari 2,50. Dengan demikian, instrumen tes dinyatakan valid dan layak

digunakan. Lembar hasil validasi konstruk instrumen dapat dilihat pada lampiran

3.2 halaman 205.

Pada kolom komentar yang disedikan oleh peneliti, para ahli memberikan

komentar terhadap instrumen tes. Komentar dari ahli dijadikan sebagai

pertimbangan peneliti dalam melakukan perbaikan instrumen. Komentar ahli dan

keputusan perbaikan oleh peneliti dapat dilihat pada tabel 4.19.

Tabel 4.19 Rekapitulasi Komentar Validasi Konstruk Instrumen Tes oleh Ahli
No.
Komentar Ahli Keputusan Perbaikan
Item
1 Struktur kalimat membingungkan siswa Peneliti mengubah kalimat pertanyaan
menjadi “kambium dimiliki oleh tumbuhan
berbatang ….”

4 Kalimat terlalu panjang, sehingga dapat Peneliti mengubah kalimat pertanyaan


membingungkan siswa menjadi “bagian tumbuhan yang berfungsi
untuk menjaga tumbuhan tetap tegak dan
menjadikan daun sedekat mungkin dengan
sumber cahaya (khusunya matahari) adalah
….”
8 Perbaiki kalimat pertanyaan Peneliti mengubah kalimat pertanyaan
menjadi “sebagian besar daun berwarna
hijau, hal tersebut diakibatkan karena
mengandung ….”

Instrumen tes yang telah divalidasi dan dinyatakan valid serta layak

digunakan, selanjutnya diujikan secara empiris. Uji empiris dilakukan kepada 15

siswa kelas IV PL 1 SD Pangudi Luhur Yogyakarta. Pemilihan kelas pararel IV

PL 1 adalah karena masih dalam satu lingkup sekolah. Dengan demikian dapat

106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dikatakan bahwa karakteristik siswa dari kedua kelas tersebut hampir sama. Uji

empiris soal dilaksanakan pada tanggal 24 November 2016. Kisi-kisi instrumen

tes dapat dilihat pada tabel 3.8 halaman 59 yang kemudian dikembangkan menjadi

15 soal isian singkat. Setiap siswa mengerjakan 15 soal isian singkat materi

bagian luar tumbuhan dan fungsinya. Lembar hasil pengerjaan soal tes oleh siswa

dalam uji empiris dapat dilihat pada lampiran 3.3 halaman 208.

Peneliti melakukan uji empiris dengan tujuan untuk mengetahui validitas

dan reliabilitas instrumen pretest dan posttest sebelum digunakan dalam uji coba

lapangan terbatas. Perhitungan validitas dan reliabilitas dilakukan dengan

program SPSS (Statistics Package for Social Studies) 22 for Windows. Validitas

dianalisis dengan menggunakan rumus korelasi Product-Moment dari Pearson.

Hasil ouput SPSS untuk perhitungan validitas instrumen tes dapat dilihat pada

lampiran 3.4 halaman 209. Dalam perhitungan, item yang dinyatakan valid adalah

item yang memiliki harga sig.(2-tailed) lebih kecil dari 0,05 (Widoyoko, 2009:

137). Hasil perhitungan validitas dengan SPSS disajikan dalam tabel 4.20.

Tabel 4.20 Rekapitulasi Hasil Validitas Instrumen Tes dengan SPSS


No. Item Sig. (2-tailed) Keputusan
1 0,011 Valid
2 0,233 Tidak Valid
3 0,401 Tidak Valid
4 0,029 Valid
5 0,614 Tidak Valid
6 0,018 Valid
7 0,000 Valid
8 0,096 Tidak Valid
9 0,454 Tidak Valid
10 0,000 Valid
11 0,001 Valid
12 0,000 Valid
13 0,000 Valid
14 0,028 Valid
15 0,029 Valid

107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Berdasarkan tabel 4.20, didapatkan 10 soal valid dan 5 soal tidak valid.

Kemudian kesepuluh soal yang valid kemudian diuji reliabilitasnya. Pengujian

reliabilitas instrumen juga menggunakan program SPSS 22 dengan menghitung

nilai koefisiem Alpha. Hasil perhitungan nilai koefisien Alpha dengan

menggunakan SPSS 22 yang disajikan pada tabel 4.21.

Tabel 4.21 Hasil Perhitungan Reliabilitas Instrumen Tes dengan SPSS

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.772 11

Berdasarkan tabel 4.21 yang menyajikan hasil perhitungan reliabilitas

instrumen tes, diperoleh hasil perhitungan dengan koefisien Alpha Cronbach

sebesar 0,77. Suatu instrumen dinyatakan reliabel apabila memiliki nilai koefisien

Alpha sekurang-kurangnya 0,7 (Kaplan dalam Widoyoko, 2015: 165). Dengan

demikian, instrumen tes dapat dinyatakan reliabel dan layak untuk digunakan.

Instrumen tes yang telah dinyatakan valid dan reliabel tersebut digunakan

sebagai pretest dan posttest. Peneliti menggunakan 10 soal yang valid dan reliabel

dan digunakan sebagai pretest serta posttest. Kisi-kisi instrumen pretest dan

posttest disajikan pada tabel 4.22 berikut.

Tabel 4.22 Kisi-kisi Instrumen pretest dan posttest


Kompetensi Dasar Indikator Nomor Item
Pretest dan Posttest
Menjelaskan bentuk luar tubuh Menyebutkan bagian luar 4, 7 dan 13
hewan dan tumbuhan serta tumbuhan
fungsinya Menyebutkan fungsi bagian luar 12
tumbuhan
Menyebutkan struktur bagian 6 dan 11
akar tumbuhan

108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Menyebutkan struktur bagian 1


batang tumbuhan
Menyebutkan struktur bagian 14
daun tumbuhan
Menyebutkan struktur bagian 10
bunga tumbuhan
Menyebutkan struktur bagian 15
biji tumbuhan

Setelah instrumen tes divalidasi oleh para ahli, kemudian perlu diuji

keterbacaannya sebelum digunakan pada saat uji coba lapangan terbatas. Uji

keterbacaan ini dilakukan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa pada

kalimat pertanyaan pada instrumen tes. Uji keterbacaan dilakukan kepada lima

siswa kelas IV PL 1 sebagai SD setara. Tabel 4.23 menyajikan hasil uji

keterbacaan intrumen tes.

Tabel 4.23 Hasil Uji Keterbacaan Instrumen Tes


Nomor Item
Siswa Total Rerata
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 39 3,9
2 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 37 3,7
3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 37 3,7
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 4,0
5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 38 3,8
Rerata 38,2 3,82

Berdasarkan hasil uji keterbacaan instrumen tes oleh SD setara, didapatkan

rerata skor sebesar 3,82. Jika dibandingkan dengan tabel 3.10 halaman 67, rerata

tersebut termasuk dalam kategori sangat baik. Dengan demikian, instrumen

dinyatakan valid dan layak digunakan tanpa diperbaiki. Lembar hasil uji

keterbacaan instrumen tes dapat dilihat pada lampiran 3.5 halaman 210.

4.1.2.3.2 Kuesioner Validasi Produk


Kuesioner validasi produk digunakan untuk menilai kelayakan produk

media pembelajaran bagian luar tumbuhan dan fungsinya yang telah dibuat oleh

peneliti. Validasi dilakukan oleh ahli dan siswa. Dalam mengembangkan


109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

kuesioner, peneliti mengacu pada kelima ciri media pembelajaran berbasis metode

Montessori. Kisi-kisi kuesioner dapat dilihat pada tabel 3.6 halaman 57. Kisi-kisi

tersebut dikembangkan menjadi 11 pertanyaan. Isi yang terdapat dalam kuesioner

validasi produk oleh ahli dan siswa adalah sama. Meskipun demikian, terdapat

perbedaan dalam penggunaan bahasa dan urutan pertanyaan. Penggunaan bahasa

dalam kuesioner validasi produk oleh siswa dibuat dengan bahasa yang sederhana

agar mempermudah pemahaman siswa dalam mengartikan makna dari setiap

pertanyaan yang ada.

Seperti dengan instrumen yang lainnya, sebelum digunakan, kuesioner

validasi produk diuji validitasnya terlebih dahulu. Validasi yang dilakukan adalah

validasi konstruk. Validasi kuesioner dilakukan oleh ahli IPA dan Montessori.

Dalam validasi tersebut, ahli memberikan penilaian dan komentar yang digunakan

sebagai pertimbangan untuk perbaikan kuesioner. Tabel 4.24 merupakan hasil

validasi kuesioner validasi produk oleh ahli.

Tabel 4.24 Hasil Validasi Kuesioner Validasi Produk oleh Ahli


Nomor Item
Ahli Total Rerata
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 43 3,91
2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 4
Rerata 87 3,96

Berdasarkan hasil validasi kuesioner validasi produk oleh ahli pada tabel

4.24, didapatkan rerata skor sebesar 3,96. Apabila dibandingkan dengan tabel 3.11

halaman 67, rerata skor tersebut memiliki nilai yang lebih dari 2,50 dan termasuk

dalam kategori sangat baik. Dengan demikian, instrumen dinyatakan valida dan

layak digunakan tanpa perbaikan. Lembar hasil validasi kuesioner validasi produk

110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

oleh ahli dapat dilihat pada lampiran 4.1 halaman 215. Validasi produk dilakukan

oleh dua ahli dan juga sebagai kuesioner tanggapan guru mengenai media

pembelajaran bagian luar tumbuhan dan fungsinya.

Validasi kuesioner validasi produk juga dilakukan oleh ahli pada

kuesioner tanggapan mengenai produk oleh siswa. Tabel 4.25 merupakan hasil

validasi kuesioner tanggapan mengenai produk oleh siswa.

Tabel 4.25 Hasil Validasi Kuesioner Tanggapan mengenai Produk oleh Siswa
Nomor Item
Ahli Total Rerata
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 4
2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 4
Guru 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 41 3,73
Rerata 43 3,91

Berdasarkan hasil validasi kuesioner tanggapan mengenai produk oleh

siswa pada tabel 4.25, didapatkan rerata skor sebesar 3,84. Apabila dibandingkan

dengan tabel 3.11 halaman 67, rerata skor yang diperoleh memiliki nilai yang

lebih dari 2,50 dan termasuk dalam kategori sangat baik. Dengan demikian,

instrumen dinyatakan valid dan layak digunakan tanpa perbaikan. Lembar validasi

kuesioner tanggapan mengenai produk oleh siswa dapat dilihat pada lampiran 4.2

halaman 219.

Kuesioner tanggapan mengenai produk oleh siswa juga perlu diuji

keterbacaannya. Hal tersebut lakukan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa

mengenai kalimat pertanyaan yang terdapat dalam kuesioner tanggapan. Uji

keterbacaan kuesioner tanggapan mengenai produk oleh siswa dilakukan pada

lima siswa di kelas IV PL 1 sebagai SD setara. Tabel 4.26 merupakan hasil uji

keterbacaan kuesioner tanggapan mengenai produk oleh siswa.

111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 4.26 Hasil Uji Keterbacaan Kuesioner Tanggapan


mengenai Produk oleh Siswa

Nomor Item
Siswa Total Rerata
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 41 3,73
2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 4
3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 40 3,64
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 4
5 3 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 39 3,55
Rerata 41,6 3,78

Berdasarkan hasil uji keterbacaan kuesioner tanggapan siswa mengenai

produk oleh siswa SD setara pada tabel 4.26, diperoleh rerata skor sebesar 3,78.

Apabila dibandingkan dengan tabel 3.10 halaman 67, rerata tersebut meliki nilai

lebih dari 2,50 dan termasuk dalam kategori sangat baik. Dengan demikian,

instrumen dinyatakan valid dan layak digunakan tanpa perbaikan. Lembar hasil

uji keterbacaan kuesioner tanggapan oleh siswa dapat dilihat pada lampiran 4.3

halaman 223. Tabel 4.27 merupakan lembar hasil uji keterbacaan kuesioner

tanggapan siswa mengenai produk oleh siswa SD setara.

Desain media pembelajaran dan desain album media pembelajaran telah

diperoleh oleh peneliti. Peneliti juga telah membuat instrumen kuesioner validasi

produk dan tes yang digunakan dalam uji coba lapangan terbatas. Dengan

demikian, peneliti dapat melanjutkan pada tahap selanjutnya atau tahap ketiga.

4.1.3 Pengembangan Bentuk Awal Produk


Pada tahap ini peneliti membuat media pembelajaran berdasarkan desain

media pembelajaran yang telah dirancang pada tahap sebelumnya. Pada tahap ini

peneliti mengumpulkan bahan dan membuat media pembelajaran.

112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4.1.3.1 Pengumpulan Bahan


Berdasarkan analisis kebutuhan oleh guru dan siswa, beberapa bahan yang

dipilih adalah kayu, kertas, plastik, kain dan karet. Beberapa bahan yanh

dimanfaatkan oleh peneliti dalam membuat media pembelajaran adalah kayu,

plastik, dan kertas. Bahan tersebut digunakan untuk membuat kotak tumbuhan,

replika tumbuhan (akar, batang, daun, bunga, dan buah), dan kartu tumbuhan.

Jenis kayu yang dipilih adalah kayu pinus. Kayu pinus dipilih karena memiliki

warna yang cerah, anti rayap dan ringan. Jenis kayu yang dipakai selanjutnya

adalah triplek. Kayu triplek dipilih karena kecenderungannya tidak mudah

melengkung dan tetap ringan.

Bahan lain yang digunakan adalah plastik. Plastik digunakan sebagai daun,

bunga, dan buah pada bagian replika tumbuhan. Peneliti memanfaatkan daun,

bunga dan buah plastik yang dapat diperoleh dengan mudah di toko-toko bunga.

Plastik dipilih karena memiliki tekstur yang hampir sama dengan bagian

tumbuhan yang asli. Selain itu plastik juga anti rayap dan tidak akan bisa

membusuk.

Bahan yang selanjutnya adalah kertas. Kertas digunakan sebagai bahan

pembuatan kartu tumbuhan. Jenis kertas yang dipakai adalah Ivory 260. Jenis

kertas tersebut dipilih karena memiliki ketebalan yang sangat tinggi dan tidak

mudah rusak.

4.1.3.2 Pembuatan Media Pembelajaran


Pembuatan media pembelajaran, peneliti bekerjasama dengan tukang

kayu. Hal tersebut dilakukan karena lengkapnya peralatan yang dimiliki oleh

tukang kayau sehingga mendukung dalam pembuatan media pembelajaran yang


113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

sesuai dengan rancangan desain yang telah dibuat oleh peneliti. Alamat dari

tukang kayu yang diajak bekerjasama adalah di Gedongkiwo, Yogyakarta.

Pembuatan media pembelajaran dilakukan selama satu setengah bulan. Pada

awalnya peneliti memberikan desain kepada tukang kayu. Diskusi dilakukan oleh

peneliti dengan tukang kayu. Hal ini dilakukan untuk memperoleh gambaran

sesuai yang telah dibuat oleh peneliti. Selain itu juga untuk memastikan beberapa

hal yang masih belum pasti dalam pemilihan bahan ataupun bentuk yang akan

dibuat sehingga mungkin tukang kayu dapat memberikan masukan agar tetap

dapat dibuat sesuai dengan gambaran yang telah dibuat oleh peneliti. Kemudian

tukang kayu membuat media pembelajaran sesuai dengan desain yang telah

diberikan oleh peneliti. Gambar 4.1 merupakan gambar kotak tumbuhan yang

dikembangkan oleh peneliti.

Gambar 4.7 Kotak Tumbuhan

Langkah pembuatan kotak tumbuhan ini diawali dengan pembuatan papan

berbentuk balok dengan berisikan tiga buah laci. Ketiga laci tersebut dapat dilepas

dari kotak balok tersebut. Fungsi dari ketiga laci tersebut adalah sebagai tempat

114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

penyimpanan replika tumbuhan monokotil, replika tumbuhan dikotil dan kartu

tumbuhan. Pada bagian atas kotak tumbuhan terdapat lubang berbentuk lingkaran

dengan diameter 5 cm yang berguna untuk meletakan atau mendirikan replika

tumbuhan mangga (dikotil) dan disekitar lubang tersebut terdapat 4 ring magnet

kecil yang berfungsi sebagai tempat untuk memasangkan papan berukuran 20 x

15 cm dengan lubang kecil berdiameter 1,5 cm untuk memasang atau mendirikan

replika tumbuhan bambu. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa fungsi utama

dari kotak tumbuhan adalah sebagai tempat penyimpanan replika tumbuhan dan

kartu tumbuhan. Kemudian peneliti menambah fungsi kotak tumbuhan tersebut

sebagai pot atau wadah untuk memasang atau mendirikan replika tumbuhan agar

lebih efektif dalam penggunaannya.

Proses selanjutnya yang dilakukan oleh tukang kayu adalah membuat

replika tumbuhan mangga (dikotil) dan replika tumbuhan bambu (monokotil).

Gambar 4.2 adalah gambar relika tumbuhan mangga dan bambu.

(a) (b)

Gambar 4.8 Replika tumbuhan mangga (a) dan replika tumbuhan mambu (b)

115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Replika tumbuhan ini terbuat dari beberapa bahan, pada replika tumbuhan

mangga pada bagian batang dan akar terbuat dari kayu pinus. Bagian daun, bunga

dan buah terbuat dari bahan plastik. Pada replika tumbuhan bambu, batang terbuat

dari tumbuhan bambu asli jenis bambu Ampel, sedangkan untuk bagian daun

terbuat dari bahan plastik. Tahap pembuatan replika tumbuhan adalah memilih

kayu dan bambu, memotong kayu dan bambu serta membentuk seperti desain

yang telah dibuat, memasang daun, bunga dan buah berbahan plastik. Selanjutnya,

tukang kayu melakukan finishing pada replika tumbuhan mangga dan bambu.

Selanjutnya peneliti membuat kartu tumbuhan. Kartu tumbuhan dibuat

dengan kertas Ivory 260. Langkah pembuatan kartu tumbuhan ini adalah

pembuatan desain, pencetakan dan pemotongan. Kartu ini terdiri dari empat kartu

yaitu kartu gambar memuat gambar bagian luar tumbuhan, kartu nama memuat

nama bagian luar tumbuhan, kartu fungsi memuat fungsi bagian luar tumbuhan

dan kartu pengendali kesalahan atau kartu control of error memuat gambar, nama

dan fungsi bagian luar tumbuhan. Berikut adalah gambar kartu tumbuhan.

(a) (b) (c)

Gambar 4.9 Kartu gambar (a), kartu nama (b) dan kartu fungsi bagian luar
tumbuhan

116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Gambar 4.10 Kartu control of error atau pengendali kesalahan

4.1.3.3 Pembuatan Album Media Pembelajaran


Pembuatan abum media pembelajaran terdiri dalam beberapa langkah.

Langkah pertama, peneliti merumuskan kegiatan pembelajaran dengan

menggunakan media pembelajaran bagian luar tumbuhan dan fungsinya.

Kemudian peneliti mengambil gambar dari setiap langkah pembelajaran. Dalam

album media pembelajaran, peneliti juga menambahkan informasi-infrmasi

mengenai media pembelajaran bagian luar tumbuhan dan fungsinya. Peneliti

menggunakan bantuan program Microsoft Publisher 2013 dalam mendesain

sampul dan program Microsoft Word 2013 untuk mendesain isi album media

pembelajaran. Setelah soft file desain album media pembelajaran selesai, peneliti

kemudian mencetak album media pembelajaran.

Dalam tahap ini, pembuatan media pembelajaran dan album media

pembelajaran bagian luar tumbuhan dan fungsinya telah selesai. Media

pembelajaran album media pembelajaran yang telah selesai dibuat perlu divalidasi

terlebih dahulu sebelum diuji cobakan secara terbatas. Validasi produk dilakukan

117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

untuk menguji kelayakan produk. Dengan demikian, peneliti dapat melanjutkan

ke tahap selanjutnya.

4.1.4 Validasi Produk


Validasi Produk dilakukan untuk menilai produk yang dibuat, yaitu berupa

media pembelajaran dan album media pembelajaran. Kuesioner yang telah dibuat

pada tahap kedua digunakan untuk validasi produk.

4.1.4.1 Validasi Produk Media Pembelajaran


Validasi media pembelajaran bagian luar tumbuhan dan fungsinya

dilakukan oleh ahli. Ahli yang dipilih oleh peneliti adalah ahli pembelajaran IPA,

ahli Montessori dan guru kelas IV. Tabel 4.27 merupakan hasil validasi media

pembelajaran oleh para ahli.

Tabel 4.27 Hasil Validasi Produk Media Pembelajaran oleh Ahli


Nomor Item
Ahli Total Rerata
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 4
2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 4
Rerata 44 4

Berdasarkan hasil validasi produk media pembelajaran oleh ahli pada tabel

4.27, diperoleh rerata skor sebesar 4,00. Jika dibandingkan dengan tabel 3.11

halaman 67, rerata skor tersebut termasuk dalam kategori sangat baik. Lembar

hasil validasi produk media pembelajaran oleh ahli dapat dilihat pada lampiran 4.4

halaman 225. Para ahli tidak memberikan komentar terhadap media pembelajaran.

4.1.4.2 Validasi Produk Album Media Pembelajaran


Selain validasi produk media pembelajaran, validasi juga dilakukan pada

produk berupa album penggunaan media pembelajaran. Validasi produk album

media pembelajaran dilakukan oleh ahli pembelajaran IPA dan ahli Montessori.

118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 4.28 merupakan hasil validasi produk album penggunaan media

pembelajaran oleh ahli.

Tabel 4.28 Hasil Validasi Album Penggunaan Media Pembelajaran oleh Ahli
Nomor Item
Ahli Total Rerata
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 39 3,9
2 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 37 3,7
Rerata 38 3,8

Berdasarkan tabel 4.28 hasil validasi album penggunaan media

pembelajaran oleh ahli, diperoleh rerata skor sebesar 4,00. Apabila dibandingkan

dengan tabel 3.11 halaman 67, rerata tersebut termasuk dalam kategoti sangat

baik. Lembar hasil validasi produk album penggunaan media pembelajaran bagian

luar tumbuhan dan fungsinya oleh ahli dapat dilihat pada lampiran 4.5 halaman

229. Para ahli tidak memberikan komentar pada lembar validasi produk album

media pembelajaran.

4.1.5 Uji Coba Lapangan Terbatas


Uji coba lapangan terbatas dilakukan kepada sepuluh orang siswa kelas IV

PL 4 SD Pangudi Luhur Yogyakarta. Kesepuluh siswa tersebut dipilih secara acak

dan berdasarkan saran dari guru. Uji coba dilaksanakan pada tanggal 29

November 2016 pada pukul 11.00-12.50 WIB. Langkah uji coba lapangan

terbatas dirancang ke dalam tiga langkah, yaitu langkah pertama pelaksanaan

pretest, kedua bimbingan belajar dengan menggunakan media pembelajaran

bagian luar tumbuhan dan fungsinya berbasis metode Montessori, kemudian

langkah ketiga atau terakhir pelaksanaan posttest. Pretest dilakukan diawal untuk

119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

mengetahui kemampuan awal siswa. Bimbingan belajar dilakukan dengan

pembelajaran secara berkelompok dengan menggunakan media pembelajaran

bagian tumbuhan dan fungsinya berbasis metode Montessori. Posttest pada akhir

pertemuan bimbingan belajar berguna untuk mengetahui kemampuan siswa

setelah pelaksanaan bimbingan belajar dengan menggunakan media pembelajaran

bagian luar tumbuhan dan fungsinya.

4.1.5.1 Data dan Analisis Tes


Data yang dianalisis pada tes merupakan data nilai yang diperoleh siswa

pada saat pretest dan posttest. Soal tes yang digunakan merupakan soal dengan

tipe isian singkat yang telah diuji validitasnya dan reliabilitasnya sehingga sudah

layak untuk digunakan dalam pengambilan data. Hasil pengerjaan pretest dapat

dilihat pada lampiran 3.6 halaman 213, sedangkan hasil pengerjaan posttest dapat

dilihat pada lampiran 3.7 halaman 214. Pada tabel 4.29 disajikan nilai hasil pretest

dan posttest yang diperoleh siswa.

Tabel 4.29 Rekapitulasi Hasil Pretest dan Posttest Siswa


Nilai
No Nama
Pretest Posttest
1 Ind 10 80
2 Sat 20 70
3 Mij 70 100
4 Ama 40 80
5 Ely 70 100
6 Tia 60 100
7 Adi 20 90
8 Din 50 100
9 Ste 40 70
10 Mik 50 100
Rerata 43 89

Berdasarkan tabel 4.29, diperoleh rerata nilai pretest sebesar 43 dan rerata

nilai posttest sebesar 89. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa nilai yang

diperoleh siswa pada saat pretest dan posttest menunjukkan perbedaan yang

120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

signifikan, yaitu dengan selisih nilai rerata sebesar 46. Padahal siswa sebelumnya

sudah mendapatkan materi tentang bagian luar tumbuhan dan fungsinya. Hal ini

menunjukkan bahwa siswa mengalami kesulitan belajar IPA pada materi bagian

luar tumbuhan dan fungsinya. Perbedaan nilai pretest dan posttest pada masing-

masing siswa disajikan pada grafik 4.1.


nilai

Nama siswa

Grafik 4.1 Perbedaan Nilai Pretest dan Posttest pada masing-masing Siswa

Selain perbedaan nilai yang diperoleh siswa, peneliti juga membuat grafik

perbedaan rerata nilai yang diperoleh siswa pada pretest dan posttest. Perbedaan

rerata nilai pretest dan posttest disajikan pada grafik 4.2.

121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Perbedaan Nilai Pretest dan Posttest


100
90
80 89
70
Rerata Nilai

60
50
40
43
30
20
10
0
Pretest Posttest

Grafik 4.2 Perbedaan Rerata Nilai Pretest dan Posttest

Berdasarkan grafik 4.2, rerata nilai yang diperoleh siswa pada pretest

adalah 43, sedangkan pada saat posttest, rerata skor yang diperoleh sebesar 89.

Dengan demikian diperoleh kenaikan rerata skor siswa pada saat pretest dan

posttest. Selisih rerata skor antara pretest dan posttest adalah sebesar 46. Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran bagian luar tumbuhan

dan fungsinya dapat membantu siswa dalam memahami konsep IPA tentang

bagian luar tumbuhan dan fungsinya dan memiliki kualitas yang baik.

4.1.5.2 Data dan Analisis Kuesioner Tanggapan mengenai Produk Media


Pembelajaran

Kuesioner tanggapan mengenai produk media pembelajaran setelah

dilaksanakan uji coba lapangan terbatas yang dilakukan oleh sepuluh siswa kelas

IV PL 4 dan guru kelas IV PL 4 SD Pangudi Luhur Yogyakarta. Kuesioner

tanggapan mengenai media pembelajaran oleh guru sama dengan kuesioner

validasi produk yang digunakan oleh ahli. Pengisian kuesioner tanggapan

122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

mengenai media pembelajaran dilaksanakan setelah bimbingan dengan

menggunakan media pembelajaran bagian luar tumbuhan dan fungsinya berbasis

metode Montessori selesai dilaksanakan, yaitu pada tanggal 27 November 2016.

Tabel 4.30 adalah tanggapan guru mengenai media pembelajaran bagian luar

tumbuhan dan fungsinya.

Tabel 4.30 Tanggapan mengenai Produk Media Pembelajaran oleh Ahli


Nomor Item
Responden Total Rerata
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Guru 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 40 3,64

Berdasarkan hasil kuesioner tanggapan mengenai produk media

pembelajaran oleh guru pada tabel 4.30, diperoleh rerata skor sebesar 3,64.

Apabila dibandingkan dengan tabel 3.10 halaman 67, rerata tersebut termasuk

dalam kategori sangat baik. Lembar hasil kuesioner tanggapan mengenai produk

oleh guru dapat dilihat pada lampiran 4.6 halaman 233.

Peneliti juga memberikan kuesioner tanggapan mengenai media

pembelajaran kepada siswa yang ditunjuk sebagai responden dalam pelaksanaan

uji coba lapangan terbatas. Berikut adalah hasil tanggapan mengenai produk

media pembelajaran oleh sepuluh siswa disajikan pada tabel 4.31.

Tabel 4.31 Tanggapan mengenai Produk Media Pembelajaran oleh Siswa


Nomor Item
Siswa Total Rerata
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Ind 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 4
Sat 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 40 3,64
Mij 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 38 3,45
Ama 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 4
Ely 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 4
Tia 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 4
Adi 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 4
Din 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 4
Ste 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 4
Mik 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 4
Rerata 43 3,91

123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Berdasarkan tanggapan mengenai produk media pembelajaran oleh siswa

pada tabel 4.31, diperoleh rerata skor sebesar 3,91. Apabila dibandingkan dengan

tabel 3.10 halaman 67, rerata tersebut termasuk dalam kategori sangat baik.

Lembar tanggapan mengenai produk media pembelajaran oleh siswa dapat dilhat

pada lampiran 4.7 halaman 235.

4.2 Pembahasan
4.2.1 Prosedur Pengembangan Media Pembelajaran Bagian Luar Tumbuhan

dan Fungsinya Berbasis Metode Montessori

Prosedur pengembangan media pembelajaran bagian luar tumbuhan dan

fungsinya adalah melalui lima tahap penelitian yaitu 1) potensi dan masalah, 2)

perencanaan, 3) pengembangan bentuk awal produk, 4) validasi produk, dan 5) uji

coba lapangan terbatas. Tahap pertama dalam penelitian dan pengembangan ini

adalah potensi dan masalah. Pada tahap potensi dan masalah ini, peneliti

melakukan identifikasi masalah melalui kegiatan observasi dan wawancara serta

menganalisis kebutuhan guru dan siswa dengan menggunakan kuesioner analisis

kebutuhan. Dalam pelaksanaan identifikasi masalah ini, peneliti menemukan

masalah kesulitan belajar IPA pada materi bagian tumbuhan dan fungsinya.

Masalah tersebut diperoleh peneliti pada saat melaksanakan observasi pada

tanggal 17 September 2016 di kelas IV PL 4. Hal tersebut dibuktikan ketika siswa

diminta untuk menjawab pertanyaan, siswa tidak mampu menjawab pertanyaan

yang diberikan guru dengan benar. Hal lain yang mendukung adalah pada saat

wawancara dua siswa kelas IV PL 4, mengatakan bahwa mereka dapat terbantu

dan antusias dalam memahami materi pembelajaran dengan menggunakan media

124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

pembelajaran. Berdasarkan analisis kebutuhan guru, diketahui bahwa sebanyak

100% guru menyetujui bahwa penggunaan media pembelajaran dapat membantu

siswa dalam memahami konsep dalam mata pelajaran IPA. Hal tersebut didukung

oleh hasil kuesioner analisis kebutuhan siswa, bahwa sebanyak 100% siswa

menyetujui penggunaan media pembelajaran dapat membantu dalam memahami

konsep dalam mata pelajaran IPA.

Tahap yang kedua yaitu perencanaan, pada tahap ini, peneliti merancang

desain media pembelajaran, desain album media pembelajaran, kuesioner validasi

produk, soal tes untuk uji empiris, serta soal pretest dan posttest untuk uji coba

lapangan terbatas yang kemudian validitas dan reliabilitasnya. Media

pembelajaran bagian luar tumbuhan dan fungsinya terdiri dari tiga komponen,

yaitu kotak tumbuhan, replika tumbuhan (monokotil dan dikotil), serta kartu

tumbuhan.

Tahap yang ketiga yaitu pengembangan bentuk awal produk. Pada tahap ini

peneliti membuat media pembelajaran dan album media pembelajaran

beerdasarkan desain media pembelajaran yang telah dirancang pada tahap

perencanaan. Peneliti meminta bantuan tukang kayu, karena lengkapnya peralatan

yang dimiliki oleh tukang kayu sehingga mendukung pembuatan media

pembelajaran sesuai dengan rancangan desain yang telah dibuat peneliti. Selain

itu peneliti juga membuat album media pembelajaran yang berisi langkah-langkah

penggunaan media pembelajaran bagian tumbuhan dan fungsinya.

Tahap yang keempat yaitu validasi produk. Media pembelajaran yang sudah

dibuat kemudian divalidasi kepada ahli pembelajaran IPA, ahli pembelajaran

Montessori, dan guru keas IV dengan menggunakan kuesioner validasi produk.

125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Penilaian yang diberikan para ahli terhadap produk media pembelajaran bagian

luar tumbuhan dan fungsinya sangat baik. Hasil validasi produk akan dibahas

pada subbab kualitas media pembelajaran bagian tumbuhan dan fungsinya. Selain

itu, beberapa ahli juga memberikan komentar yang positif terhadap media

pembelajaran yang dibuat. Para ahli tidak memberikan usulan perbaikan terhadap

media pembelajaran, sehingga peneliti tidak melakukan revisi produk.

Tahap yang kelima adalah uji coba lapangan terbatas. Uji coba lapangan

terbatas ini dilaksanakan pada tanggal 29 November 2016 dengan subjek 10 siswa

kelas IV PL 4 SD Pangudi Luhur Yogyakarta. Langkah uji coba lapangan terbatas

dirancang ke dalam tiga langkah, yaitu yang pertama pelaksanaan pretest, kedua

bimbingan belajar dengan menggunakan media pembelajaran bagian luar

tumbuhan dan fungsinya berbasis metode Montessori, kemudian langkah yang

ketiga atau terakhir adalah pelaksanaan posttest. Pretest dilaksanakan di awal

untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Bimbingan belajar dilaksanakan

secara berkelompok dengan menggunakan media pembelajaran bagian luar

tumbuhan dan fungsinya berbasis metode Montessori. Posttest pada akhir

pertemuan pembelajaran yang berguna untuk mengetahui kemampuan siswa

setelah pelaksanaan bimbingan belajar dengan menggunakan media pembelajaran

bagian luar tumbuhan dan fungsinya berbasis metode Montessori. Hasil pretest

dan posttest akan dibahas pada subbab kualitas media pembelajaran.

Media pembelajaran bagian luar tumbuhan dan fungsinya dikembangkan

berdasarkan kelima ciri media pembelajaran berbasis metode Montessori yaitu

menarik, bergradasi, auto-correction, auto-education dan kontekstual. Ciri media

pembelajaran tersebut dapat dilihat dengan mengamati bentuk atau tampilan

126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

media pembelajaran secara langsung maupun mengamati penggunaan media

pembelajaran dalam uji coba lapangan terbatas. Ciri menarik dapat dilihat dari

bentuk media pembelajaran berupa kotak yang memiliki tiga laci yang

menimbulkan kesan rasa ingin tahu siswa terhadap isi dari ketiga laci tersebut dan

warna cerah yang dipakai serta cara penggunaan media pembelajaran yang

menarik.

Ciri bergradasi dapat dilihat dari bentuk dan ukuran batang yang berbeda

dari setiap bagian batang. Batang yang berada di bagian bawah atau dekat dengan

akar tentu akan memiliki diameter yang lebih besar dibandingkan dengan batang

yang berada jauh dari bagian akar. Media pembelajaran ini juga dapat digunakan

pada materi lain misalnya pada materi tumbuhan monokotil dan dikotil.

Ciri auto-correction dilihat dari dua hal yaitu replika tumbuhan dan kartu

tumbuhan. Pada bagian batang replika tumbuhan dapat digunakan sebagai

pengendali kesalahan karena susunan batang dinyatakan benar apabila ukuran

batang dari bawah ke atas akan semakin kecil ukurannya. Hal lain yang

membantu dalam mengetahui kesalahan adalah setiap bagian batang dapat

terpasang secara rapat tanpa adanya celah dan tidak sulit ketika memasang bagian

batang tersebut. Pada kartu tumbuhan ciri auto-correction terdapat pada kartu

control of error. Kartu ini berfungsi untuk mengetahui, apakah siswa melakukan

aktivitas kerja dengan memasangkan kartu gambar bagian tumbuhan, kartu nama

bagian tumbuhan dan kartu fungsi bagian tumbuhan dengan tepat atau tidak,

sehingga siswa dapat mengetahui kesalahan yang dialami oleh siswa itu sendiri.

Ciri auto education ditunjukkan pada kartu control of error. Siswa dapat

belajar secara mandiri dengan menggunakan kartu control of error, karena dalam

127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

kartu tersebut terdapat gambar bagian luar tumbuhan, nama bagian luar tumbuhan

dan fungsi bagian luar tumbuhan yang menjadi satu, sehingga memungkinkan

siswa untuk belajar secara mandiri. Selain itu dilihat melalui uji coba lapangan

terbatas, peneliti mengamati bahwa media pembelajaran ini dapat digunakan

siswa secara berkelompok dengan saling menjelaskan bagian luar tumbuhan dan

fungsinya secara bergantian setelah peneliti menjelaskan cara penggunaan media

pembelajaran.

Ciri kontekstual dapat dilihat dari bahan pembuatan media pembelajaran.

Media pembelajaran bagian luar tumbuhan dan fungsinya berbasis metode

Montessori dibuat dengan menggunakan bahan-bahan yang dapat ditemui di

lingkungan sekitar. Bahan yang digunakan adalah kayu pinus, triplek, plastik, dan

kertas. Media pembelajaran ini dapat dibuat secara mandiri. Meskipun demikian,

peneliti meminta bantuan dari tukang kayu dalam pemotongan dan pembentukan

kotak tumbuhan dan replika tumbuhan agar memperoleh bentukan yang rapi.

4.2.2 Kualitas Media Pembelajaran Bagian Luar Tumbuhan dan Fungsinya

Berbasis Metode Montessori

Kualitas media pembelajaran bagian luar tumbuhan dan fungsinya berbasis

metode Montessori dilihat berdasarkan validasi produk yang dilakukan oleh ahli

pembelajaran IPA, ahli pembelajaran Montessori, guru kelas IV, dan 10 siswa

kelas IV. Berikut ini merupakan penilaian media pembelajaran berdasarkan

kelima ciri media pembelajaran berbasis metode Montessori yang diberikan oleh

ahli pembelajaran IPA, ahli pembelajaran Montessori, guru kelas IV, dan 10 siswa

kelas IV yang dapat dilihat pada tabel 4.32.

128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 4.32 Hasil Penilaian Media Pembelajaran Bagian Luar Tumbuhan dan

Fungsinya Berbasis Metode Montessori

No Penilai Rerata Skor Kategori


1 Ahli 1 4 Sangat Baik
2 Ahli 2 4 Sangat Baik
3 Guru Kelas IV 3,64 Sangat Baik
4 Siswa Kelas IV 3,91 Sangat Baik
Rerata 3,89 Sangat Baik

Berdasarkan tabel 4.32 di atas, dapat diketahui bahwa ahli pembelajaran

IPA, ahli pembelajaran Montessori, guru kelas IV, dan siswa kelas IV

memberikan penilaian yang sangat baik terhadap produk media pembelajaran

bagian luar tumbuhan dan fungsinya. Hal ini menunjukkan bahwa media

pembelajaran yang dikembangkan memiliki kualitas yang sangat baik. Hasil uji

coba lapangan terbatas ini selaras dengan hasil penelitian terdahulu yaitu

pengembangan media pembelajaran berbasis metode Montessori memiliki

kualitas yang sangat baik.

Kualitas media pembelajaran bagian tumbuhan dan fungsinya juga dapat

dilihat melalui data pendukung kuantitatif atau analisis data tambahan yaitu dari

hasil selisih nilai pretest dan posttest yang diperoleh siswa pada uji coba lapangan

terbatas. Hasil pretest dan posttest menunjukkan bahwa terdapat selisih nilai yang

diperoleh setiap siswa pada saat pretest dan posttest. Tabel 4.33 menunjukkan

selisih nilai yang diperoleh siswa dari pretest dan posttest.

Tabel 4.33 Selisih nilai dari pretest dan posttest


Nilai
No Nama Selisih nilai
Pretest Posttest
1 Ind 10 80 70
2 Sat 20 70 50
3 Mij 70 100 30
4 Ama 40 80 40
5 Ely 70 100 30
6 Tia 60 100 40

129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7 Adi 20 90 70
8 Din 50 100 50
9 Ste 40 70 30
10 Mik 50 100 50
Rerata 43 89 46

Berdasarkan tabel 4.33 dapat dilihat nilai yang diperoleh siswa pada saat

posttest lebih tinggi jika dibandingkan dengan nilai yang diperoleh pada saat

pretest. Pada pretest diperoleh rerata nilai sebesar 43 dan rerata skor sebesar 89

pada saat posttest. Dengan demikian diperoleh selisih rerata skor antara pretest

dan posttest sebesar 46. Hal ini menunjukkan bahwa media pembelajaran bagian

luar tumbuhan dan fungsinya berbasis metode Montessori dapat membantu siswa

dalam memahami konsep IPA serta memiliki kualitas yang sangat baik, terlihat

dari peningkatan nilai posttest, setelah penggunaan media pembelajaran bagian

luar tumbuhan dan fungsinya berbasis metode Montessori.

130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V
PENUTUP

Bab 5 menguraikan mengenai kesimpulan, keterbatasan penelitian dan

saran.

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat

ditarik kesimpulan sebagai berikut.

5.1.1 Prosedur pengembangan media pembelajaran IPA berbasis metode

Montessori materi bagian luar tumbuhan dan fungsinya sesuai dengan ciri-

ciri spesifik yang ditetapkan adalah melalui lima tahap yaitu 1) potensi dan

masalah, 2) perencanaan, 3) pengembangan bentuk awal produk, 4)

validasi produk, dan 5) uji coba lapangan terbatas. Peneliti juga

mengembangkan media pembelajaran dengan memperhatikan lima

karakteristik media pembelajaran Montessori yaitu menarik, bergradasi,

auto-correction, auto-education, dan kontekstual.

5.1.2 Kualitas media pembelajaran IPA berbasis metode Montessori materi

bagian luar tumbuhan dan fungsinya adalah sangat baik. Media

pembelajaran bagian luar tumbuhan dan fungsinya memiliki ciri yaitu

auto-education, auto-correction, menarik, bergradasi dan kontekstual.

Kualitas ciri media pembelajaran diketahui melalui validasi produk. Rerata

skor yang diperoleh dalam validasi produk oleh ahli IPA, ahli Montessori,

guru kelas IV, dan 10 siswa kelas IV adalah 3,89. Uji coba lapangan

terbatas media pembelajaran bagian luar tumbuhan dan fungsinya

131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

menunjukkan bahwa nilai yang diperoleh siswa ketika posttest lebih tinggi

yaitu sebesar 89 dibandingkan dengan nilai prestest yaitu sebesar 43.

Selisih rerata posttest dan pretest adalah 46. Dengan demikian, media

pembelajaran bagian luar tumbuhan dan fungsinya berbasis metode

Montessori dapat membantu siswa dalam mempelajari materi bagian luar

tumbuhan dan fungsinya.

5.2 Keterbatasan Penelitian


Keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

5.2.1 Penelitian ini hanya sampai pada tahap uji coba lapangan terbatas, belum

sampai pada tahap uji coba pada sampel yang lebih luas, dikarenakan

keterbatasan dana dan waktu.

5.2.2 Pembuatan media pembelajaran membutuhkan waktu yang lama sehingga

berdampak pula pada pelaksanaan uji coba lapangan terbatas yang

mundur dari target yang telah ditetapkan.

5.2.3 Pada bagian replika tumbuhan mangga (dikotil), bahan yang dipilih kurang

menyerupai tumbuhan aslinya.

5.2.4 Uji coba lapangan terbatas dilaksanakan sedikit terburu-buru, dikarenakan

komunikasi yang terjalin antara peneliti dan pihak sekolah kurang intensif.

132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5.3 Saran
Saran yang dapat dipertimbangkan untuk penelitian selanjutnya adalah

sebagai berikut.

5.3.1 Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk menguji kualitas media

pembelajaran IPA berbasis metode Montessori materi bagian luar

tumbuhan dan fungsinya pada sampel yang lebih luas.

5.3.2 Pertimbangkan waktu sebaik mungkin dan komunikasikan dengan

tukang kayu yang membantu dalam proses pembuatan media

pembelajaran agar dapat selesai dengan tepat waktu.

5.3.3 Gunakan bahan replika tumbuhan mangga (dikotil) yang lebih

menyerupai dengan bentuk aslinya.

5.3.4 Pertimbangkan waktu penelitian dengan baik dan komunikasikan

dengan pihak sekolah untuk melakukan uji coba lapangan terbatas agar

diperoleh waktu yang sesuai dan tidak tergesa-gesa.

133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR REFERENSI

Ali, M., & Asrori, M. (2014). Metodologi dan aplikasi riset pendidikan. Jakarta:
Bumi Aksara

Arifin, Z. (2009). Evaluasi pembelajaran: Prinsip, teknik, dan prosedur.


Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Arifin, Z. (2011). Penelitian pendidikan: metode dan paradigma baru. Bandung:


PT Remaja Rosdakarya.

Arikunto, S. (2006). Prosedur penelitian (Revisi VI ed.). Jakarta: PT Rineka


Cipta.

Arsyad, A. (2010). Media Pembelajaran. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Arsyad, A. (2014). Media Pembelajaran (edisi revisi). Jakarta: PT Rajagrafindo


Persada.

Badan Standar Nasional Pendidikan (2006). Standar isi dan standar kompetensi
lulusan untuk satuan pendidikan dasar. Jakarta: BP. Cipta Jaya.

Borg, W. R. & Gall, M. D. (1983). Educational research: An instroduction (4ed).


New York & London: Longman.

Bradley, M. (2013). Guide to the early years foundation stage in Montessori


settings. London: Montessori School Association esmita 2010.

Crain, W. (2007). Teori perkembangan, konsep dan aplikasi. Yogyakarta: Pustaka


Pelajar

Cresswell, W. (2012). Reserch design: pendekatan kualitatif, kuantitatif, dan


mixed.Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Gall, M. D., Gall, J. P., & Borg, W. R. (2007). Educational research: An


introduction. Boston: Pearson.

Gutek, G. L. (2013). Metode Montessori:Panduan wajib untuk guru dan orangtua


didik PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini). (A. L. Lazuardi, Penerj.)
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Hardiyanti, B. T. (2016). Pengembangan alat peraga pembelajaran IPS SD


materi keragaman budaya Indonesia berbasis metode Montessori. Skripsi.
Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Iskandar, S.M. (2001) Pendidikan IPA II. Jakarta: Pusat Perbukuan Kementerian
Pendidikan Nasional.
134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lillard P.P., & Jessen, L.L. (2003). Montessori from the start: the child at home
from birth to age three. New York: Schocken Books.

Lillard, A. S. (2005). Montessori: The science behind the genius. New York:
Oxford University Press.

Magini, A. P. (2013). Sejarah pendekatan Montessori. Yogyakarta: Kanisius.

Montessori , M. (2002). The Montessori method. New York: Frederick A. Stokes


Company.

Munadi, Y. (2010). Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada Press.

Noi, Hadrianus. (2015). Pengembangan alat peraga pembelajaran matematika


materi perkalian berbasis metode Montessori. Skripsi. Yogyakarta:
Universitas Sanata Dharma.

Nuryanti, Lusi. (2008). Psikologi anak. Jakarta: PT Indeks.

Prastowo, A. (2015). Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


tematik terpadu implementasi Kurikulum 2013 untuk SD/MI. Jakarta:
Prenada Media Grup.

Purwanto. (2007). Instrumen penelitian sosial dan pendidikan pengembangan dan


pemanfaatan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sanjaya, W. (2012). Media komunikasi pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada


Grup.

Sanjaya, W. (2014). Penelitian pendidikan jenis, metode dan prosedur. Jakarta:


Prenada Media Grup.

Sudijono, A. (2009). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT Rajagrafindo


Persada.Sugiyono. (2008). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan
R&D. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2012). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

Sugiyono. (2014). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

Sukmadinata, N. S. (2007). Metode penelitian pendidikan. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

Suparno, P. (2001). Teori perkembangan kognitif Jean Piaget. Yogyakarta: Kanisius.

135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Supratiknya, A. (2012). Penilaian hasil belajar dengan teknik nontes. Yogyakarta:


Universitas Sanata Dharma.

Susanto, A. (2013). Teori belajar dan pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:


Kencana.

Suyono dan Hariyanto. (2011). Belajar dan pembelajaran: Teori dan konsep
Dasar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Trianto. (2010). Mendesain model pembelajaran inovatif-progresif: Konsep,


landasan, dan implementasinya pada kurikulum tingkat satuan pendidikan
(KTSP). Jakarta: Kencana.

Trianto. (2010). Pengatar penelitian pendidikan bagi pengemabangan profesi


pendidikan dan tenaga kependidikan. Jakarta: Kencana Prenada Grup.

Wahyono, B. dan Setyo Nurachmandani. (2008). Ilmu pengetahuan alam 4 untuk


SD/MI kelas IV. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Widoyoko, S. E. (2009). Evaluasi program pembelajaran: Panduan praktis bagi


pendidik dan calon pendidik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Widoyoko, S. E. (2009). Penilaian hasil pembelajaran di sekolah. Yogyakarta:


Pustaka Pelajar

Widyaningrum, E. F. (2015). Pengembangan alat peraga pembelajaran


Matematika SD materi penjumlahan dan pengurangan berbasis metode
Montessori. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Yusuf, S., & Sugandhi, N. (2011). Perkembangan peserta didik. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.

136
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 1 Instrumen Identifikasi Masalah


Lampiran 1.1 Lembar Hasil Validasi Pedoman Observasi

137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

139
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

140
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 1.2 Lembar Hasil Observasi Pembelajaran IPA


PEDOMAN OBSERVASI

Hari, tanggal : Sabtu, 17 September 2016


Kelas : IV PL 4
Guru pengampu : Agnes Era Rosita

Berilah tanda centang (√) pada pilihan yang disediakan (ya/tidak) sesuai
dengan keadaan yang sebenarnya!

No Objek yang Diamati Ya Tidak Catatan


1. Ada alat peraga yang √ -
diletakkan di kelas untuk
pembelajaran IPA.
2. Alat peraga layak untuk √ Tidak terdapat media
digunakan dalam pembelajaran.
pembelajaran.
3. Guru menggunakan alat √ Tidak menggunakan media
peraga untuk menjelaskan pembelajaran.
materi pembelajaran IPA.
4. Guru menguasai cara √ -
menggunakan alat peraga.
5. Guru menjelaskan cara √ -
penggunaan alat peraga IPA
kepada siswa.
6. Siswa dapat menggunakan √ -
alat peraga secara mandiri.
7. Siswa mengalami kesulitan √ Siswa tidak memberikan
ketika mengikuti timbak balik dalam kegiatan
pembelajaran IPA di kelas. pembelajaran di kelas.
8. Siswa mengalami kesulitan √ Siswa tidak dapat menjawab
ketika mengerjakan soal IPA. pertanyaan dengan benar.

Yogyakarta, 17 September 2016


Observer

141
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 1.3 Lembar Hasil Validasi Pedoman Wawancara Kepala Sekolah oleh
Ahli

142
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

143
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

144
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

145
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

146
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

147
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 1.4 Transkip Wawancara dengan Kepala Sekolah

TRANSKIP WAWANCARA DENGAN KEPALA SEKOLAH

Peneliti : Selamat pagi Ibu?


Kepala sekolah : Pagi,
Peneliti : Begini Bu, saya minta waktunya sebentar untuk
wawancara tentang beberapa hal berkaitan dengan
informasi tentang sekolah, ketersediaan media
pembelajaran di sekolah, penggunaan media pembelajaran
dalam pembelajaran IPA, dan penelitian yang pernah
dilakukan di sekolah berkaitan dengan media pembelajaran.
Kepala Sekolah : Oiya,
Peneliti : Yang pertama Bu, berkaitan dengan informasi sekolah.
Prestasi apa saja yang telah diraih oleh siswa selama satu
tahun terakhir dalam bidang akademik?
Kepala Sekolah : Dalam bidang akademik prestasi yang diraih adalah juara
II Olimpiade Matematika 2016 yang diselenggarakan oleh
ION’S Yogyakarta.
Peneliti : Prestasi apa saja yang telah diraih oleh siswa selama satu
tahun terakhir dalam bidang nonakademik?
Kepala Sekolah : kalau dalam bidang non akademik prestasi yang diraih
adalah juara I lomba basket putrid an juara III untuk basket
tim putra dalam PL Cup yang diselenggarakan oleh SMP
Pangudi Luhur I Yogyakarta. Juara I, II, dan III dalam
lomba mengarang tentang Cinta Rupiah (kegiatan Pramuka)
yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan Kota
Yogyakarta.
Peneliti : Bagaimana hasil nilai UN yang diraih oleh siswa selama
lima tahun terakhir ini khususnya dalam mata pelajaran
IPA?
Kepala Sekolah : Hasil UN sendiri dua tahun terakhir sangat bagus, lebih
bagus di dua tahun yang lalu ya mas. Bahkan ada yang,
mendapatkan nilai sempurna yaitu 100, namun pada tahun
kemarin siswa mendapatkan nilai kurang dari 100. Nilai
tertinggi yang diperoleh siswa adalah 90.

148
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Peneliti : Bagaimana hasil nilai UN mata pelajaran IPA jika


dibandingkan dengan mata pelajaran lain?
Kepala Sekolah : lebih rendah
Peneliti : Kemudian, berkaitan dengan ketersediaan media
pembelajaran IPA. Apa saja yang sudah tersedia di
sekolah?
Kepala Sekolah : Di SD Pangudi Luhur Yogyakarta terdapat media
pembelajaran untuk mata pelajaran IPA, Matematika, PKN,
dan Bahasa Indonesia. Sekolah memiliki ruangan tersendiri
untuk menempatkan media pembelajaran yaitu ruang
Laboratorium media pembelajaran. Namun, media
pembelajaran pada setiap mata pelajaran belum tersedia
lengkap untuk setiap sub materinya.
Peneliti : Apakah alat peraga yang sudah ada disimpan dan dirawat
dengan baik?
Kepala Sekolah : Media pembelajaran tersebut sudah disimpan dengan baik.
Ada pula guru yang sudah ditunjuk sebagai penanggung
jawab dalam merawat media pembelajaran yang ada.
Peneliti : Bagus ya Bu. Dalam memperoleh media pembelajaran
yang sudah ada tadi, sekolah memperoleh dari mana ya Bu?
Apakah dari hibah atau guru sendiri yang membuatnya?
Kepala Sekolah : Sekolah mendapatkan media pembelajaran dari hibah dan
membuat sendiri. Dalam membuat media pembelajaran
siswa mengetahui prosedur pembuatan dengan baik
sehingga kesalahan yang mereka alami dapat membentuk
pemahaman mereka sendiri.
Peneliti : Jika guru pernah membuat alat peraga, contoh alat peraga
apa saja yang pernah dibuat oleh guru?
Kepala Sekolah : Hal ini pernah dilakukan oleh siswa kelas VI, mereka
belajar membuat media tentang rangkaian listrik secara
berkelompok dengan pengawasan guru.
Peneliti : Faktor apa saja yang harus diperhatikan dalam pengadaan
alat peraga?
Kepala Sekolah : banyak ya mas dan saling berkaitan. Seperti tingkat
kebutuhan terhadap media yang akan diadakan tersebut.
Jadi dikaji secara mendalam apakah sekolah benar-benar
membutuhkan atau belum. Kemudian setelah itu diklopkan
dengan keadaan keuangan sekolah untuk alokasi dana
dalam pengadaan barang, begitu lah secara garis besarnya.
149
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Peneliti : Bagaimana pelaksanaan pembelajaran IPA selama ini?


Kepala Sekolah : Pembelajaran IPA jarang menggunakan media
pembelajaran.
Peneliti : Bagaimana penggunaan alat peraga dalam pembelajaran
IPA?
Kepala Sekolah : yang saya lihat, guru terkadang tidak menggunakan media
pembelajaran pada materi yang seharusnya dapat
memanfaatkan media pembelajaran sebagai media yang
dapat membantu atau mempermudah siswa untuk
memahami materi pembelajaran.
Peneliti : Dalam penggunaan alat peraga, berapakah jumlah siswa
untuk satu alat peraga?
Kepala Sekolah : Penggunaan media pembelajaran yang saya lihat kurang
maksimal, karena jumlah media pembelajaran terbatas, satu
media pembelajaran digunakan untuk seluruh siswa secara
bersama-sama.
Peneliti : Bagaimana respon siswa terhadap penggunaan alat peraga
dalam pembelajaran IPA?
Kepala Sekolah : Baik ya mas responnya. Penggunaan media pembelajaran
dalam pembelajaran lebih menarik siswa dibandingkan
dengan tidak menggunakan media.
Peneliti : Apakah sebelumnya pernah ada penelitian yang dilakukan
berkaitan dengan alat peraga?
Kepala Sekolah : kalau yang saya tahu, belum pernah ada ya sepertinya
mas.
Peneliti : ya mungkin begitu saja Bu, terima kasih atas waktunya
dan jawaban yang sudah diberikan.
Kepala Sekolah : Sama-sama. Saya senang dapat membantu, ini juga
sebisanya saya.

150
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 1.5 Lembar Hasil Validasi Pedoman Wawancara Guru oleh Ahli

151
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

152
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

153
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

154
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

155
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

156
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 1.6 Transkip Wawancara dengan Guru

TRANSKIP WAWANCARA DENGAN GURU

Peneliti : wawancara beberapa poin atau topik, pertanyaan yang pertama itu
tentang ketersediaan media pembelajaran atau alat peraga di
sekolah.
Guru : ya kalau di kelas itu tidak ada, tetapi untuk di ruang lab itu ada
namanya alat peraga namanya kit mas.
Peneliti : kit atau skip ya bu,
Guru : Kit ada, skip juga ada mas. Jadi setiap PL punya media sendiri-
sendiri, PL 1 ada, PL 2 ada, PL 3, dan juga PL 4. Ada dalam
beberapa lemari dan terdapat beberapa alat peraga.
Peneliti : em, untuk media pembelajaran yang sudah di sana itu apa saja
bu?
Guru : hm, itu percobaan mengenai sifat air. Oh untuk kelas empat ya
mas ya.
Peneliti : iya bu
Guru : yang lain ya ada struktur rangka, kemudian percobaan mengenai,
em apa, percobaan mengenai berbagai macam sumber daya alam.
Kemudian untuk misalnya rantai makanan, struktur tumbuhan
belum disediakan. Kalau untuk kelas lain banyak. Misalnya
seperti percobaan tentang gerhana matahari.
Peneliti : oiya, tentang posisi itu ya bu
Guru : Iya, itu salah satu yang menarik, ya banyak. Itu ya sepengetahuan
saya, karena itu yang saya pakai selama mengajar di kelas IV
Peneliti : terus, apakah Bu Agnes pernah membuat sendiri alat peraga yang
digunakan untuk kegiatan pembelajaran IPA di kelas?
Guru : Kalau untuk membuat sendiri itu pernah, dulu pernah buat pakai
kertas manila.
157
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Peneliti : dibuat menjadi seperti apa Bu?


Guru : ya dibuat seperti mind mapping itu. Ya itu waktu sebelum ada
LCD. Saya menggunakan teknik mind mapping.
Peneliti : Terus, untuk jumlah penggunaan media pembelajaran di kelas itu
berapa? Untuk satu media
Guru : untuk biasanya itu 5 sampai 6 siswa.
Peneliti : oiya, biar lebih intesif ya Bu? Kalau banyak kan nanti malah jadi
ramai sendiri.
Guru : Iya,
Peneliti : kemudian untuk media yang Bu Agnes gunakan selama ini apa
saja ya Bu?
Guru : ya itu tadi, torso, benda cair, dan sebagainya.
Peneliti : kalau menurut Ibu, belajar menggunakan media pembelajaran
dibandingkan dengan hanya penjelasan atau ceramah itu lebih
menarik mana?
Guru : menggunakan media mas, anak-anak akan lebih tertarik, dan rasa
ingin tahunya pun semakin tinggi dan lebih menarik. Anak-anak
juga menjadi makin fokus mas. Em, ya kayak ada rasa
penasarannya begitu.
Peneliti : Oiya, untuk responnya ketika menggunakan alat peraga itu
bagaimana bu respon siswa?
Guru : respon anak dapat mengikuti dengan baik, seringkali itu anak
aktif bertanya.
Peneliti : Oiya? Jika dibandingkan dengan teknik ceramah itu Bu?
Guru : lebih banyak yang ketika menggunakan alat peraga mas. Ya kalau
ceramah kan hanya mendengarkan saja.
Peneliti : Iya Bu, kalau menggunakan media kan komunikasi yang terjadi
itu dua arah.
Guru : Iya-iya, betul!

158
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Peneliti : Untuk keaktifan dan kemandirian siswa dalam menggunakan


media pembelajaran itu bagaimana bu?
Guru : anak banyak yang aktif, sampai-sampai saya bingung karena
banyak anak yang tunjuk jari untuk bertanya atau sekedar
mengutarakan pendapat.
Peneliti : kalau kemandiriannya sendiri?
Guru : mereka aktif mencoba media pembelajaran, jadi tingkat
kemandiriannya tinggi karena mereka merasa tertarik, terus ada
rasa untuk mencoba. Entah itu sendiri atau berkelompok. Yang
penting mereka ada kemandiriannya.
Peneliti : terus, apakah siswa dapat menemukan kesalahannya sendiri dan
menemukan jawaban yang benar dengan menggunakan media
pembelajaran?
Guru : Iya, mereka kan biasanya mencoba kan ya mas, dan waktu
mencoba kan kadang berhasil dan tidak. Dan kalau tidak berhasil
kan ada salah-salah ya. Nah, dari kesalahan tersebut siswa
mencari jawaban yang benar. Terkadang kan anak juga bertanya,
“Bu ini gimana?” oh, kurang tepat. Kemudian mereka mencari apa
yang kurang dari mereka. Dan setelah tahu mereka akan
memperbaikinya.
Peneliti : Kalau kesulitan penyampaian materi pembelajaran, Bu Agnes
kesulitan dalam menyampaikan materi apa?

Guru : ya kadang-kadang dalam menyampaikan materi ada kesulitan ya


mas, hahaha. Ketika saya ingin menerangkan ini, saya lihat di lab,
ternyata tidak ada karena tidak lengkap ya mas. Kemudian,
kesulitannya ya ketika anak-anak diterangkan ada yang belum
dong. Ya kan setiap anak memiliki tingkat pemahaman yang
berbeda-beda ya mas ada yang diam saja. Yang diam saja itu malah
membuat bingung “iki bocah dong po ora?” kok ming meneng
wae. Nah, ketika diberi soal evaluasi, eh nilainya kurang. Itu yang
membuat saya sulit dalam memahami ketika menerangkan kepada
anak.

159
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Peneliti : Materi apa yang sulit dalam penyampaiannya?


Guru : itu, semester dua, kita kan praktik tentang terjadinya siang dan
malam. Mungkin kan ada anak yang sulit dalam memahami ketika
praktik dengan media. Itu kesulitan yang saya alami ketika tahun
kemarin.
Peneliti : kalau yang semester satu Bu?
Guru : Kita juga sulit, bukan sulit dari penyampainya ya mas. Kita sudah
menyampaikan namun ada beberapa siswa yang kurang ya mas. Ya
kelas saya sekarang ini banyak yang kurang.
Peneliti :Kemudian keaktifan dan hasil belajar siswa selama ini bagaimana
bu?
Guru : Sebagian besar siswa banyak yang aktif ya mas. Hasil belajarnya
banyak anak yang mendapatkan nilai lebih dari KKM, namun
beberapa anak ada yang kurang dari KKM, sekitar 10 sampai 11
anak.
Peneliti : Tadi kan siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi
pembelajaran yang Bu. Nah, faktor apa saja yang mempengaruhi
ya Bu?
Guru : banyak ya mas, latar belakang tingkat penangkapan siswa dalam
memahami materi.
Peneliti : terus usaha-usaha apa saja yang dilakukan oleh Ibu untuk
mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut?
Guru : Usaha-usaha yang saya lakukan ya dengan mendampingi dan
memanggili anak-anak yang kurang tadi. Saya bimbing secara
pribadi, saya letakkan di depan. Biar saya bisa lebih mendampingi
mereka. Ketika mengerjakan, saya kan biasanya keliling. Saya
dampingi, nah kalau masih salah, saya minta untuk “ayo periksa
kembali pekerjaanmu!”. Cek lagi! Dibaca lagi, jadi memancing
siswa untuk mengeceknya lagi, membaca. Benar atau belum
jawaban yang ditulis. Dan kalau yang sudah benar ya sudah benar
saya bilang bagus, dilanjutkan lagi. Jangan dipancing lagi, nanti
kalau jawabannya benar malah bisa jadi salah lagi, nanti siswa
malah bingung soalnya.
Peneliti : Iya Bu. Nah, untuk selanjutnya. Menurut Ibu, bagaimana
keberhasilan dalam mengatasi kesulitan yang dialami siswa dengan
cara pendampingan tadi?
Guru : dengan cara pendampingan dan saya juga memberikan soal-soal
latihan. Jadi mereka belajar terus menerus. Dan kalau ulangan,
beberapa anak juga mengalami problem. Nah, jika belum tuntas,
160
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

kita coba adakan remidi atau perbaikan sehingga anak-anak yang


mendapatkan nilai tuntas dan paham akan materi yang ada.
Peneliti : Ya, mungkin begitu saja Bu.
Guru : Ijih mas.
Peneliti : Terima kasih atas waktunya Bu.
Guru : Oiya, sama-sama. Maaf juga saya hanya bisa seperti ini.
Peneliti : Iya Bu, tidak apa-apa. Ini sudah lebih dari cukup. hehe

161
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 1.7 Lembar Hasil Validasi Pedoman Wawancara Siswa oleh Ahli

162
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

163
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

164
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

165
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 1.8 Transkip Wawancara dengan Siswa

TRANSKIP WAWANCARA DENGAN SISWA

Peneliti : oke, dimulai dari yang pertama ya. Menurut kalian pembelajaran
IPA yang selama ini terjadi, yang dilaksanakan oleh bu guru
ketika mengajar di kelas itu seperti apa?
Siswa 1 : ya seperti itu, hehe
Peneliti : dalam pembelajaran pernah pakai media pembelajaran tidak?
Siswa 2 : pernah,
Peneliti : kira-kira apa yang pernah dipakai?
Siswa 2 : torso, struktur tulang manusia
Peneliti : terus apa lagi? Oiya, selama menjelaskan materi juga selalu
menggunakan torso itu?
Siswa 1 : iya,
Peneliti : kalau selain itu, ada lagi? Pernah menggunakan gambar?
Siswa 1 : pernah, gambar hewan
Peneliti : menurut kamu pelajaran IPA selama ini seperti apa?
Siswa 2 : harus membayangkan sesuatu
Peneliti : kalau menggunakan media pembelajaran ketika belajar
menyenangkan atau tidak?
Siswa 1 : iya,
Peneliti : kenapa? Apa alasannya?
Siswa 1 : bisa dipegang langsung, bisa main
Peneliti : kalau kamu?
Siswa 2 : mirip aslinya
Peneliti : selama ini bu guru sering atau tidak menggunakan media
pembelajaran?
Siswa 1 : jarang,

166
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Peneliti : menurut kalian lebih menyenangkan belajar menggunakan media


pembelajaran atau dijelaskan dengan berbicara saja?
Siswa 2 : menggunakan media, ada hal yang terlihat nyata
Peneliti : iya, dengan media kita bisa mengetahui bentuk aslinya seperti
apa. Selama ini materi IPA yang sulit itu apa?
Siswa 2 : materi struktur tumbuhan
Peneliti : mengapa sulit?
Siswa 2 : materinya banyak, hehehe jadi bikin bingung.
Peneliti : nah, kalau nanti dalam pembelajaran menggunakan media
pembelajaran kalian tertarik ya?
Siswa 1 : Iya, lebih tertarik karena bisa melihat langsung bendanya seperti
apa.
Peneliti : ya mungkin begitu saja, terima kasih ya.
Siswa 1 & 2 : Iya, sama-sama.

167
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 2 Instrumen Analisis Kebutuhan


Lampiran 2.1 Lembar Hasil Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru

168
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

169
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

170
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

171
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

172
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

173
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

174
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

175
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 2.2 Lembar Hasil Uji Keterbacaan Analisis Kebutuhan Guru

176
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

177
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

178
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

179
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 2.3 Lembar Hasil Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa

180
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

181
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

182
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

183
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

184
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

185
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

186
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

187
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 2.4 Lembar Hasil Uji Keterbacaan Analisis Kebutuhan Siswa

188
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

189
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

190
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

191
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

192
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 2.5 Lembar Hasil Pengisian Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru

193
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

194
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

195
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

196
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

197
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

198
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 2.6 Lembar Hasil Pengisisan Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa

199
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

200
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

201
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 3 Instrumen Tes


Lampiran 3.1 Lembar Hasil Validasi Isi Instrumen Tes oleh Ahli

202
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

203
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

204
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 3.2 Lembar Hasil Validasi Konstruk Instrumen Tes oleh Ahli

205
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

206
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

207
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 3.3 Lembar Hasil Pengerjaan Soal Tes oleh Siswa dalam Uji Empiris

208
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 3.4 Output SPSS untuk Perhitungan Validitas Instrumen Tes


Correlation
Skor Total
Pearson Correlation 1
Skor Total
Sig. (2-tailed)
N 15
a1 Pearson Correlation .632*
Sig. (2-tailed) .011
N 15
a2 Pearson Correlation .328
Sig. (2-tailed) .233
N 15
a3 Pearson Correlation .234
Sig. (2-tailed) .401
N 15
a4 Pearson Correlation .561*
Sig. (2-tailed) .029
N 15
a5 Pearson Correlation .142
Sig. (2-tailed) .614
N 15
a6 Pearson Correlation .601*
Sig. (2-tailed) .018
N 15
a7 Pearson Correlation .793**
Sig. (2-tailed) .000
N 15
a8 Pearson Correlation .446
Sig. (2-tailed) .096
N 15
a9 Pearson Correlation .209
Sig. (2-tailed) .454
N 15
a10 Pearson Correlation .793**
Sig. (2-tailed) .000
N 15
a11 Pearson Correlation .760**
Sig. (2-tailed) .001
N 15
a12 Pearson Correlation .793**
Sig. (2-tailed) .000
N 15
a13 Pearson Correlation .831**
Sig. (2-tailed) .000
N 15
a14 Pearson Correlation .566*
Sig. (2-tailed) .028
N 15
a15 Pearson Correlation .561*
Sig. (2-tailed) .029
N 15

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).


**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

209
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 3.5 Lembar Hasil Uji Keterbacaan Instrumen Tes

210
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

211
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

212
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 3.6 Lembar Hasil Pengerjaan Pre-Test

213
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 3.7 Lembar Hasil Pengerjaan Post-Test

214
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 4 Validitas Produk


Lampiran 4.1 Lembar Hasil Validisi Kuesioner Validasi Produk oleh Ahli

215
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

216
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

217
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

218
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 4.2 Lembar Hasil Validasi Kuesioner Tanggapan mengenai Media


Pembelajaran oleh Siswa

219
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

220
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

221
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

222
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 4.3 Lembar Hasil Uji Keterbacaan Kuesioner Tanggapan mengenai


Media Pembelajaran oleh Siswa

223
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

224
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 4.4 Lembar Hasil Validasi Produk Media Pembelajaran oleh Ahli

225
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

226
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

227
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

228
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 4.5 Lembar Hasil Validasi Produk Album Penggunaan Media


Pembelajaran oleh Ahli

229
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

230
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

231
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

232
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 4.6 Lembar Hasil Kuesioner Tanggapan mengenai Media Pembelajaran


oleh Guru

233
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

234
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 4.7 Lembar Hasil Kuesioner Tanggapan mengenai Media Pembelajaran


oleh Siswa

235
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 5 Surat Penelitian


Lampiran 5.1 Surat Izin Penelitian

236
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 5.2 Surat Keterangan telah melaksanakan Penelitian

237
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 6 Album Penggunaan Media Pembelajaran Bagian Luar


Tumbuhan dan Fungsinya

ALBUM PETUNJUK PENGGUNAAN


MEDIA PEMBELAJARAN BAGIAN LUAR TUMBUHAN DAN
FUNGSINYA

Disusun oleh:
Yohanes Sigit Tri Wahyudi
PGSD USD-131134036
2017

238
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Kata Pengantar

Puji syukur saya haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
kelimpahan berkat rahmat-Nya, saya diberikan kesempatan untuk menyelesaikan
album penggunaan media pembelajaran replika tumbuhan dan kartu tumbuhan.
Ketepatan waktu tersebut memang saya sadari bukan berasal dari saya sendiri.
Pembuatan laporan program pengalaman lingkungan ini disusun guna melengkapi
tugas akhir skripsi dengan judul “Pengembangan Media Pembelajaran IPA SD
Materi Struktur Bagian Luar Tumbuhan dan Fungsinya Berbasis Metode
Montessori.
Dalam kesempatan ini, saya juga ingin mengucapkan terimakasih kepada
beberapa pihak yang sekiranya membantu kami dalam menyelesaikan album ini,
yaitu:
1. Tuhan Yang Maha Esa, yang selalu memberikan rahmat kesehatan dan
kelancaran selama pembuatan alat beserta album.
2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Kaprodi PGSD.
3. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. selaku Wakaprodi PGSD.
4. Agnes Herlina Dwi H., S.Si., M.T., M.Sc. dan Elisabeth Desiana
Mayasari, S. Psi., M.A. yang telah membantu selama pendampingi sejak
analisis kebutuhan dan penyempurnaan media pembelajaran dan album
ini.
5. Keluarga besar SD Pangudi Luhur Yogyakarta yang telah bersedia
bekerjasama sebagai tempat uji terbatas dan sebagai SD setara.
6. Bapak Muhibat’s crew yang telah bersedia untuk bekerjasama selama
pembuatan media pembelajaran.
7. Teman-teman bimbingan skripsi Montessori
Dalam kegiatan pembuatan media pembelajaran dan album ini ada beberapa
kendala baik dari faktor dalam diri maupun dari luar. Namun, kendala tersebut
tidak menjadi hambatan dalam diri kami melainkan menjadi semangat untuk terus
maju dan menyelesaikannya tepat waktu.
Akhirnya, semoga album ini dapat berguna bagi para pembaca baik dalam hal
isi maupun inspirasi untuk lebih baik lagi. Penulis meminta maaf apabila dalam
penyajian laporan ada beberapa kesalahan baik dalam sistematika penyajian, isi,
dan sebagainya, dan penulis meminta kritik dan saran agar laporan yang akan
datang jauh lebih baik daripada yang sekarang.

Yogyakarta, 31 Desember 2016

Penulis

239
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENGENALAN MEDIA PEMBELAJARAN BAGIAN LUAR


TUMBUHAN DAN FUNGSINYA

Media pembelajaran bagian luar tumbuhan dan fungsinya terdiri dari


empat bagian, yaitu kotak tumbuhan, replika tumbuhan bambu (monokotil),
replika tumbuhan mangga (dikotil) dan kartu tumbuhan. Kotak tumbuhan
merupakan sebuah kotak yang berbentuk balok yang digunakan sebagai tempat
untuk memasang atau mendirikan replika tumbuhan mangga dan bambu. Selain
itu kotak tumbuhan terdiri dari tiga laci yang
berguna sebagai tempat penyimpanan replika
tumbuhan dan kartu tumbuhan.
Bagian lain dari media pembelajaran
bagian tumbuhan dan fungsinya adalah replika
tumbuhan bambu dan replika tumbuhan
mangga. Replika tumbuhan ini dapat
dibongkar pasang per bagian tumbuhan.
Kemudian bagian selanjutnya dari media
pembelajaran bagian tumbuhan dan fungsinya adalah
kartu gambar bagian luar tumbuhan, kartu nama bagian
luar tumbuhan, kartu fungsi bagian luar tumbuhan, dan
kartu control of error. Setiap kartu gambar bagian luar
tumbuhan memiliki pasangan kartu nama bagian luar
tumbuhan dan kartu fungsi bagian luar tumbuhan. Pada
sisi kartu, peneliti memberikan warna bingkai. Bingkai warna berfungsi untuk
membedakan setiap kartu. Bingkai warna biru untuk gambar bagian luar
tumbuhan, bingkai warna kuning untuk nama bagian luar tumbuhan, bingkai
warna merah untuk fungsi bagian luar tumbuhan, dan bingkai
warna biru, kuning, serta merah untuk control of error.
Kartu control of error digunakan untuk mengecek benar atau
tidaknya pasangan antara kartu gambar, kartu nama, dan kartu
fungsi bagian luar tumbuhan yang telah dipasangkan oleh siswa.

240
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Album Bagian Luar Tumbuhan dan Fungsinya

A. Materi Pembelajaran : Bagian Luar Tumbuhan dan Fungsinya


A.1 Submateri : Akar, Batang, Daun, Bunga, dan Buah.
Tujuan langsung Mengenalkan bagian-bagian luar tumbuhan dan
fungsinya.
Tujuan tidak langsung Membentuk konsep bagian tumbuhan dan fungsinya.
Syarat Siswa mampu mengenal bagian tumbuhan.
Usia 10 tahun (kelas IV SD)
Media Pembelajaran 1. Kotak Tumbuhan
2. Replika Tumbuhan
3. Kartu Tumbuhan
Pengendali kesalahan Kartu pengendali kesalahan (control of error)

Persiapan Pertama
1. Direktris mengajak siswa untuk belajar dengan berkata” Hari ini kita akan
mempelajari bagian luar tumbuhan dan fungsinya. Mari bekerja dengan
menggunakan media pembelajaran bagian luar tumbuhan dan fungsinya
bersama bapak”
2. Direktis mengarahkan siswa untuk mengambil media pembelajaran bagian
luar tumbuhan dan fungsinya dari tempat penyimpanan dengan berkata “Mari
bantu bapak membawa media pembelajaran bagian luar tumbuhan dan
fungsinya”.
3. Direktris mengarahkan siswa dalam membawa media pembelajaran bagian
tumbuhan dan fungsinya.
4. Siswa mengambil media pembelajaran bagian luar tumbuhan dan fungsinya
dari tempat penyimpanan.

241
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5. Siswa meletakkan media pembelajaran bagian luar tumbuhan dan


fungsinya di atas meja/ karpet.

6. Direktis mengarahkan siswa yang duduk disamping kirinya.

7. Direktris membuka kotak tumbuhan dengan mengeluarkan 3 laci yang ada.

Latihan Pertama

8. Direktris mengenalkan bagian kotak tumbuhan kepada siswa dengan


berkata “Bagian ini adalah lubang untuk memasang atau mendirikan
replika tumbuhan Mangga” sambil menunjuk lubang.

242
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

9. Direktris mengenalkan empat titik magnet yang berada di sekitar lubang


untuk mendirikan replika tumbuhan mangga kepada siswa dengan berkata
“Bagian ini adalah titik magnet yang berguna untuk memasang papan
dengan lubang ditengah untuk memasang atau mendirikan replika
tumbuhan bambu”.

10. Direktris mengenalkan replika tumbuhan Bambu (monokotil) kepada


siswa dengan berkata “Bagian laci pertama berisikan rangkaian tumbuhan
bambu” sambil menunjuk bagian laci pertama.

11. Direktris mengenalkan replika tumbuhan Mangga (dikotil) kepada siswa


dengan berkata “Bagian laci kedua berisikan rangkaian tumbuhan
Mangga”sambil menunjuk bagian laci kedua.

243
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12. Direktris mengenalkan kartu tumbuhan berupa empat jenis kartu yaitu
kartu gambar, kartu nama, kartu fungsi bagian luar tumbuhan dan kartu
control of error kepada siswa dengan berkata “Bagian laci ketiga berisikan
kartu tumbuhan berupa empat jenis kartu yaitu kartu gambar, kartu nama,
kartu fungsi bagian luar tumbuhan dan kartu control of error”sambil
menunjuk bagian laci ketiga.

13. Direktris bertanya kepada siswa “Mana kotak tumbuhan?”

14. Direktris bertanya kepada siswa “Mana replika tumbuhan Bambu?”

15. Direktris bertanya kepada siswa “Mana replika tumbuhan Mangga?”

16. Direktris bertanya kepada siswa “Mana kartu gambar bagian tumbuhan,
kartu nama bagian tumbuhan, kartu fungsi, dan kartu control of error?”

Latihan Kedua

17. Direktris mengenalkan bagian-bagian tumbuhan Bambu sambil


menunjukkan bagian tumbuhan dan berkata, misalnya “Ini bagian akar”.

244
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18. Direktris bertanya kepada siswa tentang bagian-bagian tumbuhan,


misalnya “Mana bagian akar?

19. Direktris menunjukkan masing-masing bagian luar tumbuhan sambil


menjelaskan nama dan fungsi dari bagian luar tumbuhan. Misalnya dengan
berkata, “Ini bagian akar, memiliki fungsi yaitu menyerap air dan zat hara,
menunjang berdirinya tumbuhan, alat pernapasan serta sebagai penyimpan
cadangan makanan”.

20. Direktris mulai menyusun bagian-bagian tumbuhan bambu di kotak


tumbuhan sehingga menjadi sebuah replika tumbuhan bambu.

Latihan Ketiga

21. Direktris melepaskan papan kecil yang terdapat di atas kotak tumbuhan.

22. Direktris mengenalkan bagian-bagian tumbuhan Mangga sambil


menunjukkan bagian tumbuhan dan berkata, misalnya “Ini bagian batang”.

23. Direktris bertanya kepada siswa tentang bagian-bagian tumbuhan,


misalnya “Mana bagian batang?

245
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24. Direktris menunjukkan masing-masing bagian luar tumbuhan sambil


menjelaskan nama dan fungsi dari bagian luar tumbuhan. Misalnya dengan
berkata, “Ini bagian batang, memiliki fungsi yaitu pengangkut air dan
mineral dari akar ke daun, penyimpan cadangan makanan serta sebagai
alat perkembangbiakan vegetatif”.

25. Direktris mulai menyusun bagian-bagian tumbuhan Mangga di kotak


tumbuhan sehingga menjadi sebuah replika tumbuhan Mangga.

Persiapan Kedua

26. Direktris mengeluarkan kartu dari laci penyimpanan dan meletakkannya di


atas karpet/meja.

27. Direktris mengambil kartu gambar bagian luar tumbuhan dan


menunjukkan kartu tersebut kepada siswa dan berkata, “Ini adalah kartu
gambar bagian tumbuhan”

28. Direktris mengambil satu kartu gambar bagian luar tumbuhan, misalkan
diperoleh kartu gambar bagian akar tumbuhan.

29. Direktris bertanya kepada siswa “Ini gambar bagian tumbuhan apa?”

246
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30. Direktris meletakkan kartu gambar bagian akar tumbuhan di atas


karpet/meja.

31. Direktris mengambil kartu nama bagian luar tumbuhan.

32. Direktris meminta bantuan siswa untuk mencari kartu nama bagian luar
tambahan yang sesuai dengan kartu gambar bagian akar dengan berkata
“Mana kartu nama bagian luar tumbuhan yang sesuai dengan kartu gambar
bagian akar tumbuhan?”

33. Direktris mengambil kartu fungsi bagian luar tumbuhan.

34. Direktris meminta bantuan siswa untuk mencari kartu fungsi bagian luar
tumbuhan yang sesuai dengan kartu gambar dan nama bagian akar

247
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

tumbuhan dan berkata, “Mana kartu fungsi bagian luar tumbuhan yang
sesuai dengan kartu gambar dan nama bagian akar tumbuhan?”

Catatan:
Kartu fungsi dari setiap bagian luar tumbuhan bisa lebih dari satu.

35. Direktris mengambil kartu pengendali kesalahan atau control of error


untuk mengetahui apakah kartu gambar, nama dan fungsi bagian luar
tumbuhan sudah dipasangkan dengan benar atau tidaknya.

Penutup

36. Direktris memberikan kesimpulan “Hari ini, kita telah belajar mengenai
struktur bagian luar tumbuhan dan fungsinya dengan media pembelajaran
bagian luar tumbuhan dan fungsinya”.

37. Direktris meminta siswa untuk mengembalikan media pembelajaran


bagian luar tumbuhan dan fungsinya dengan berkata, “Mari bantu bapak
mengembalikan media pembelajaran bagian luar tumbuhan dan
fungsinya!”.

248
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38. Siswa mengembalikan media pembelajaran bagian luar tumbuhan dan


fungsinya ke tempat penyimpanan.

39. Siswa membereskan tempat kerja.

Catatan:
Paparan langkah-langkah kegiatan belajar di atas membahas megenai struktur
bagian luar tumbuhan dan fungsinya.

249
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 7 Gambar Produk Media Pembelajaran Bagian Luar Tumbuhan


dan Fungsinya

GAMBAR PRODUK
MEDIA PEMBELAJARAN BAGIAN LUAR TUMBUHAN DAN
FUNGSINYA

Gambar 7.1 Kotak Tumbuhan

(a) (b)
Gambar 7.2 Replika Tumbuhan Bambu (a) dan Replika Tumbuhan Mangga (b)

250
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Gambar 7.3 Laci Penyimpanan Kartu Tumbuhan

Gambar 7.4 Kartu Gambar Bagian Luar Tumbuhan

251
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Gambar 7.5 Kartu Nama Bagian Luar Tumbuhan

Gambar 7.6 Kartu Fungsi Bagian Luar Tumbuhan

252
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Gambar 7.8 Kartu Control of Error

253
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 8 Dokumentasi

Pelaksanaan pretest Pelaksanaan pembelajaran dengan


menggunakan media pembelajaran

Siswa menggunakan media Siswa menggunakan kartu tumbuhan


pembelajaran

Pelaksanaan Posttest Foto Siswa

254
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 9 Curriculum Vitae


CURRICULUM VITAE

Yohanes Sigit Tri Wahyudi merupakan anak ketiga dari

tiga bersaudara yang lahir di Kulon Progo, 10 Juni 1995.

Pendidikan dasar diperoleh di SD Pangudi Luhur III

Boro dan lulus pada tahun 2006. Pendidikan menengah

pertama diperoleh di SMP Pangudi Luhur I Kalibawang

dan lulus pada tahun 2009. Pendidikan menengah

lanjutan diperoleh di SMA Pangudi Luhur Sedayu, dan

lulus pada tahun 2013. Pada tahun 2013, peneliti tercatat sebagai mahasiswa

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta di Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Selama menempuh

pendidikan di PGSD, peneliti mengikuti berbagai macam kegiatan di luar

perkuliahan. Berikut daftar kegiatan yang pernah diikuti peneliti.

1. Anggota Divisi Keamanan Parade Gamelan Anak 2013.

2. Koordinator Divisi Perlengkapan Parade Gamelan Anak 2014.

3. Bendahara Pelepasan Wisuda PGSD periode Oktober 2014

4. Ketua Pelepasan Wisuda PGSD periode April 2015.

5. Ketua Bidang Umum Parade Gamelan Anak 2015.

6. Sekretaris Seminar ”Reinventing Childhood Education” 2015.

7. Asisten Instruktur Program Mahir Dasar Pramuka yang

diselenggarakan oleh Pusat Penelitian dan Pelayanan Pendidikan (P4)

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

8. Ketua Panitia Khursus Mahir Tingkat Dasar (KMD) PGSD 2016.

255
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

9. Ketua HMPS PGSD periode 2015-2016.

10. Sekretaris Festival Teater Mahasiswa PGSD Angkatan 2013.

11. Juara II Lomba Akustik Malam Kreativitas PGSD 2016.

Masa pendidikan di Universitas Sanata Dharma diakhiri dengan

menulis skripsi sebagai tugas akhir yang berjudul “Pengembangan Media

Pembelajaran IPA SD Materi Bagian Luar Tumbuhan dan Fungsinya

Berbasis Metode Montessori”.

256

Anda mungkin juga menyukai