Anda di halaman 1dari 194

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MIND MAPPING


UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA DI SMA
NEGERI 10 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2018/2019

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Sejarah

Disusun Oleh:
Yuditia Widiyono
141314042

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019

i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

SKRIPSI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MIND MAPPING


UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA DI SMA
NEGERI 10 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2018/2019

Oleh :
Yuditia Widiyono
Nim : 141314042

Telah disetujui oleh :

Dosen Pembimbing I
Tanggal, 20 Desember 2018

Drs. Y.R. Subakti, M. Pd.

Dosen Pembimbing II

Tanggal, 20 Desember 2018

Dra. Theresia Sumini, M.Pd.

ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

SKRIPSI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MIND MAPPING


UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA DI SMA
NEGERI 10 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2018/2019

Dipersiapkan dan ditulis oleh


Yuditia Widiyono
NIM : 141314042

Telah dipertahankan di depan panitia penguji


pada tanggal, 16 Januari 2019 dan dinyatakan memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji

Nama lengkap Tanda tangan

Ketua : Ignatius Bondan Suratno, S.Pd, M.Si. …................

Sekretaris : Dra. Theresia Sumini, M.Pd. .....................

Anggota : Drs. Yohanes Rasul Subakti, M.Pd. ......................

Anggota : Dra. Theresia Sumini, M.Pd. .....………….

Anggota : Hendra Kurniawan, M.Pd. ......…………

Yogyakarta, 16 Januari 2019


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma
Dekan,

Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd.,M.Si.

iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan segenap rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, Skripsi ini saya
persembahan kepada :

Kedua orang tua saya “ Bapak Mujiono dan Ibu Maria


Tasiwen” dan adik saya “ Septianus Hernanto” yang
selalu mendukung dan mendoakan saya.

iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

MOTO

“Aku Senantiasa memandang kepada Tuhan;


karena Ia berdiri disebelah kananku, aku tidak goyah.
( Mazmur 16 : 8)

Yakinlah dan percayalah doa mu pasti didengar Tuhan


( Yuditia Widiyono)

v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 16 Januari 2019


Penulis,

Yuditia Widiyono

vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH UNTUK


KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Yuditia Widiyono


NIM `: 141314042

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan


Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

“PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MIND


MAPPING UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA
DI SMA NEGERI 10 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2018/2019 ”

Dengan demikian, saya memberikan hak kepada perpustakaan Universitas Sanata


Dharma untuk menyimpan, untuk mengalihkan dalam bentuk media lain dan
mempublikasikannya di internet untuk kepentingan akademis tanpa perlu ijin dari
saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini, saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal 16 Januari 2019
Yang menyatakan,

Yuditia Widiyono

vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MIND MAPPING


UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA DI SMA
NEGERI 10 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2018/2019

Yuditia Widiyono
Universitas Sanata Dharma
2019

Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan peningkatan prestasi belajar


sejarah siswa setelah menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Mind
Mapping
Metode penelitian yang digunakan yaitu Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
model Kemmis dan Mc Taggart yang dilaksanakan dalam dua siklus dengan
empat tahapan yang terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan
refleksi. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X IPS 2 SMA Negeri 10
Yogyakarta sebannyak 29 siswa. Objek penelitian ini adalah prestasi belajar
sejarah siswa dan model pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping. Instrumen
penelitian menggunakan lembar observasi, tes dan wawancara. Analisis data
menggunakan deskriptif komparatif dengan persentase.
Hasil penelitian menunjukan bahwa terjadi peningkatan prestasi belajar
siswa dapat dilihat dari nilai rata-rata keadaan awal 69,79 menjadi 74,21 pada
siklus I. Pada siklus II terjadi peningkatan yang dilihat dari rata-rata siklus I 74,21
menjadi 82,21. Dilihat dari segi KKM pada kegiatan awal siswa yang mencapai
KKM 14 siswa (48,28%), Siklus I mengalami peningkatan jumlah siswa yang
mencapai KKM sebanyak 19 siswa (65,52%), pada Siklus II mengalami
peningkatan jumlah siswa yang mencapai KKM sebanyak 24 siswa (82,76%).

Kata Kunci : Prestasi Belajar dan Mind Mapping

viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT

THE IMPLEMENTATION OF A COOPERATIVE LEARNING MODEL


USING MIND MAPPING TO IMPROVE THE STUDENTS’ HISTORY
LEARNING ACHIEVEMENT IN SMA NEGERI 10 YOGYAKARTA
ACADEMIC YEAR 2018/2019

Yuditia Widiyono
Sanata Dharma University
2019

The purpose of this research is to describe the improvement in the students’


achievement of learning history after the implementation of a cooperative
learning model using Mind Mapping.
The research method used is Classroom Action Research (CAR) by Kemmis
and McTaggart where two cycles are used in four steps which include planning,
acting, observing and reflecting. The subject for this research are students from
Social 2 Class 10 in SMA Negeri 10 Yogyakarta as many as 29 students. The
object for this research is the students’ achievement in cooperative learning
model type Mind Mapping. The instruments used are observation sheet, test and
interview. The data is analyzed by comparative description using percentages.
The results showed that there wa an increase of learning achievement from
the everage of initial state 69.79 becomes 74.71 in the first cycle. In the second
cycle, there has been an improvement in the average score from 74.21 in the first
cycle to 82.21. In terms of minimum score, at the beginning 14 students (48.28%)
attain minimum score. In the first cycle, there has been an increase in which 19
students (65.52%) obtain minimum score. In the second cycle, there has been a
greater improvement as 24 students (82.76%) attain minimum score.

Keywords: Learning Achievement and Mind Mapping

ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan rahmat-Nya skripsi yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe Mind Mapping Untuk Meningkatkan Prestasi Sejarah Belajar Siswa Di
SMA Negeri 10 Yogyakarta Tahun Ajaran 2018/2019” ini dapat terselesaikan dengan
baik. Bagi penulis, penyusunan skripsi ini telah memberikan banyak ilmu dan
pengalaman yang sangat berguna dalam penyusunan karya ilmiah.
Penulis menyadari bahwa terselesaikanya skripsi ini tidak lepas dari bentuan
berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan banyak
terima kasih kepada :
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma
2. Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Sanata Dharma
3. Bapak Drs. A.K. Wiharyanto,M.M selaku dosen pembimbing akademik yang
telah memberi bimbingan dan arahan kepada penulis selama masa studi.
4. Bapak Drs. Y.R Subakti M.Pd selaku dosen pembimbing I yang telah
membimbing dan memberi dukungan kepada penulis.
5. Ibu Dra. Theresia Sumini M.Pd dosen pembimbing II yang telah membimbing
dan memberi dukungan kepada penulis.
6. Kepala Sekolah SMA Negeri 10 Yogyakarta yang telah memberikan izin
kepada penulis untuk melakukan penelitian.
7. Ibu Ery selaku guru mata pelajaran Sejarah SMA Negeri 10 Yogyakarta yang
telah memberikan izin dan waktu kepada penulis untuk melakukan penelitian.
8. Seluruh siswa kelas X IPS 2 SMA Negeri 10 Yogyakarta Tahun Ajaran 2018-
2019 yang telah bekerjasama demi kelancaran penelitian.
9. Kedua orang tua, adik serta keluarga besar yang telah memberi dukungan,
semangat dan doa kedapa penulis dalam pengerjaan skripsi.
10. Teman-teman Pendidikan Sejarah angkatan 2014
11. Dilla Aviola yang selalu memberi dukungan dan motivasi
Penulis masih menyadari adanya kekurangan dan kesalahan dalam
penyusunan skripsi ini, Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik

x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dari berbagai pihak demi menyempurnakan tugas akhir ini. Penulis berharap
skripsi ini dapat berguna bagi semua pihak yang membaca.

Yogyakarta, 16 Januari 2019


Penulis,

Yuditia Widiyono

xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i


HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... iv
MOTO .......................................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................ vi
LEMBAR PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ........................ vii
ABSTRAK ................................................................................................... viii
ABSTRACT ................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR .................................................................................. x
DAFTAR ISI ................................................................................................ xii
DAFTAR TABEL ........................................................................................ xv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
A. Latar Belakang ....................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................... 7
C. Batasan Masalah .................................................................... 8
D. Rumusan Masalah .................................................................. 8
E. Tujuan Masalah ...................................................................... 8
F. Pemecahan Permasalahan ....................................................... 9
G. Manfaat Penelitian ................................................................. 9
BAB II KAJIAN TEORI ............................................................................. 11
A. Kajian Teori ........................................................................... 11
1. Teori Kontruktivisme dalam Pembelajaran Sejarah.......... 11
2. Pembelajaran Kooperatif ................................................. 14
3. Pengertian Belajar ........................................................... 16
4. Model Pembelajaran Mind Mapping ................................ 20
5. Pendekatan Saintifik ........................................................ 25

xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6. Pembelajaran Sejarah ...................................................... 27


7. Pengertian Prestasi .......................................................... 29
B. Materi Pembelajaran .............................................................. 31
C. Penelitian yang Relevan ......................................................... 31
D. Kerangka Berpikir .................................................................. 33
E. Hipotesis Tindakan................................................................. 35
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 36
A. Jenis Penelitian....................................................................... 36
B. Setting Penelitian ................................................................... 36
1. Tempat Penelitian ............................................................ 36
2. Waktu Penelitian ............................................................. 37
C. Subjek Penelitian.................................................................... 37
D. Objek Penelitian ..................................................................... 37
E. Difinisi Operasional Variabel Penelitian ................................. 37
F. Desain Penelitian.................................................................... 39
G. Metode Pengumpulan Data .................................................... 41
H. Instrumen Pengumpulan Data ................................................. 42
1. Alat Pengumpulan Data ................................................... 42
2. Validitas dan Realibilitas ................................................. 43
I. Hasil Uji Coba Instrumen ....................................................... 45
J. Analisis Data .......................................................................... 46
K. Prosedur Penelitian................................................................. 53
L. Indikator Keberhasilan ........................................................... 56
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................... 57
A. Hasil Penelitian ...................................................................... 57
1. Kondisi Awal Pembelajaran Sejarah ................................ 57
2. Kondisi Awal Prestasi Belajar Sejarah ............................. 57
3. Siklus I ............................................................................ 61
a. Perencanaan Tindakan .............................................. 61
b. Pelaksanaan Tindakan .............................................. 62
c. Observasi.................................................................. 66

xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

d. Refleksi....................................................................... 75
4. Siklus II....................................................................... ...... 77
a. Perencanaan Tindakan .............................................. 77
b. Pelaksanaan Tindakan .............................................. 78
c. Observasi.................................................................. 82
d. Refleksi .................................................................... 91
5. Komparasi Kegiatan Belajar dan Prestasi Belajar ............ 92
B. Pembahasan ........................................................................... 100
1. Kegiatan Belajar Siswa .................................................... 100
2. Presentasi Belajar Siswa .................................................. 102
3. Prestasi Belajar Siswa......................................................... 104
BAB V KESIMPULAN .............................................................................. 108
A. Kesimpulan ............................................................................ 108
B. Saran ...................................................................................... 109
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 110
LAMPIRAN ................................................................................................. 113

xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Keterangan Penilaian Acuan PAP 1 ............................................ 47


Tabel 2 Analisis Prestasi Belajar Sejarah Siswa ....................................... 49
Tabel 3 Lembar Pengamatan kooperatif .................................................. 50
Tabel 4 Kriteria Rentang Nilai Pengamatan Kooperatif ........................... 51
Tabel 5 Lembar Pengamatan Presentasi................................................... 51
Tabel 6 Keterangan Penilaian Acuan PAP 1 ............................................ 52
Tabel 7 Indikator Keberhasilan Prestasi Belajar Sejarah .......................... 56
Tabel 8 Pengamatan On-Task .................................................................. 57
Tabel 9 Pengamatan Off-Task ................................................................. 57
Tabel 10 Data Pra Siklus Prestasi Belajar Sejarah ...................................... 59
Tabel 11 Distribusi Frekuensi Pra Siklus Prestasi Belajar Sejarah .............. 60
Tabel 12 Hasil Pengamatan Kooperatif Siswa Siklus I ............................... 67
Tabel 13 Kriteria Pengamatan Kooperatif Siswa Siklus I ........................... 68
Tabel 14 Kriteria Pengamatan Presentasi Siswa Siklus I ............................ 70
Tabel 15 Kriteria Pengamatan Presentasi Siswa Siklus I ............................ 71
Tabel 16 Data Prestasi Belajar Sejarah Siklus I ......................................... 73
Tabel 17 Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Sejarah Siswa pada Siklus
I .................................................................................................. 74
Tabel 18 Hasil Pengamatan Kooperatif Siswa Siklus II ............................. 83
Tabel 19 Kriteria Pengamatan Kooperatif Siswa Siklus II ......................... 84
Tabel 20 Kriteria Pengamatan Presentasi Siswa Siklus II........................... 86
Tabel 21 Kriteria Pengamatan Presentasi Siswa Siklus II........................... 87
Tabel 22 Data Prestasi Belajar Sejarah Siklus II ........................................ 89
Tabel 23 Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Sejarah Siswa pada Siklus
II................................................................................................. 90
Tabel 24 Komparasi Pengamatan Kooperatif Siswa pada Siklus I dan
Siklus II ...................................................................................... 93
Tabel 25 Komparasi Pengamatan Presentasi Siswa pada Siklus I dan
Siklus II ...................................................................................... 94

xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Tabel 26 Komparasi Prestasi Belajar Sejarah Siswa Pra Siklus dan Siklus
I .................................................................................................. 96
Tabel 27 Komparasi Prestasi Belajar Sejarah Siswa Siklus I dan Siklus ..... 98

xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

Gambar I Kerangka Berfikir .................................................................. 34


Gambar II Desain Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis dan Mc
Taggart................................................................................... 40
Gambar III Grafik Distribusi Frekuensi Pra Siklus Prestasi Belajar
Sejarah ................................................................................... 61
Gambar IV Grafik Pengamatan Kooperatif Siswa Siklus I ......................... 69
Gambar V Grafik Presentasi Keaktifan Siswa Siklus I .............................. 72
Gambar VI Grafik Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Sejarah Siklus I .. 75
Gambar VII Grafik Pengamatan Kooperatif Siswa Siklus II ....................... 85
Gambar VIII Grafik Presentasi Keaktifan Siswa Siklus II............................ 88
Gambar IX Grafik Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Sejarah Siklus II . 91
Gambar X Grafik Komparasi Pengamatan Kooperatif Siswa pada Siklus
I dan Siklus II ......................................................................... 94
Gambar XI Grafik Komparasi Pengamatan Kooperatif Siswa pada Siklus
I dan Siklus II ......................................................................... 95
Gambar XII Grafik Komparasi Pengamatan Kooperatif Siswa pada Pra
Siklus dan Siklus I .................................................................. 97
Gambar XIII Grafik Komparasi Pengamatan Kooperatif Siswa pada Siklus
I dan Siklus II ......................................................................... 99

xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lampiran Surat Izin Penelitian dari Universitas ...................... 104


Lampiran 2 Lampiran Surat Izin Penelitian dari KESBANGPOL .............. 105
Lampiran 3 Lampiran Surat Izin Penelitian dari DISDIKPORA ................ 106
Lampiran 4 Lampiran Surat Izin Penelitian dari SMA Negeri 10
Yogyakarta............................................................................. 107
Lampiran 5 Silabus ................................................................................... 108
Lampiran 6 RPP Pertemuan ke 1 ............................................................... 127
Lampiran 7 RPP Pertemuan ke 2 ............................................................... 138
Lampiran 8 Kisi-kisi Soal ......................................................................... 149
Lampiran 9 Lembar Soal Ulangan Harian ................................................. 152
Lampiran 10 Hasil Penilaian Siklus I .......................................................... 158
Lampiran 11 Hasil Penilaian Siklus II ......................................................... 160
Lampiran 12 Data Validitas Instrumen PG .................................................. 162
Lampiran 13 Uji Validitas ........................................................................... 164
Lampiran 14 Uji Reliabilitas ....................................................................... 167
Lampiran 15 Power point pembelajaran sumber sejarah .............................. 168
Lampiran 16 Dokumentasi .......................................................................... 174

xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan salah satu cara bagi suatu bangsa untuk

mencapai tujuan negara (welfare state). Pendidikan ditempuh oleh setiap

orang tidak saja sebagai syarat untuk mendapatkan pekerjaan. Lebih dari itu,

pendidikan ditempuh sebagai dasar bagi setiap orang sebagai upaya dalam

mengangkat martabat manusia sebagai pribadi yang beradab. Pendidikan

merupakan proses memanusiakan manusia dengan merubah pola pikir

manusia agar menjadi lebih terbuka dengan wawasan yang didapatnya melalui

ilmu yang dipelajarinya, anak-anak wajib menuntut ilmu disekolah. Sekolah

memegang peranan penting dalam pendidika, sekolah pun mempunyai fungsi

sebagai pusat pendidikan untuk pembentukan kepribadian anak. Sekolah

sengaja disediakan atau dibangun khusus untuk tempat atau lembaga

pendidikan kedua setelah keluarga dengan guru sebagai pengganti orang tua.1

Undang-undang SISDIKNAS No. 20 tahun 2003, menyebutkan bahwa

pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi-potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

1
Abdul Kadir, Dasar-Dasar Pendidikan,Jakarta : Kencana,2012,hlm 164

1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. 2

Sedangkan belajar sendiri dapat diartikan sebagai proses dimana setiap

individu melakukan aktivitas yang menjadikan dirinya menjadi tahu,

mengerti, memahami, dan bisa menciptakan sesuatu yang berkaitan dengan

sesuatu yang dipelajarinya. Proses pembelajaran yang baik ialah pembelajaran

yang berpusat pada peserta didik (student centre learning). Pembelajaran yang

berpusat pada peserta didik tersebut mempunyai tujuan supaya peserta didik

memperoleh kesempatan untuk membangun pengetahuannya sendiri sehingga

mereka mendapatkan pengetahuan yang lebih luas dalam meningkatkan

pengetahuannya. Pembelajaran yang berpusat pada peserta didik ini juga tidak

berarti menghilangkan peran guru dalam kegiatan pembelajaran. Tujuan

pengajaran sejarah di sekolah-sekolah menengah dalam rangka pembentukan

karakter siswa, pembelajaran sejarah akan membangkitkan kesadaran empati

(emphatic awarness) dikalangan siswa yakni sikap empati dan toleransi

disertai kemampuan mental dan sosial untuk mengembangkan imajinasi dan

sikap kreatif, inovatif, serta partisipasif. 3

Prestasi belajar peserta didik yang tinggi merepresentasikan

keberhasilan guru dalam menyampaikan materi kepada peserta didik dalam

belajar mengajar. Apabila siswa memperhatikan dalam proses belajar

mengajar, maka ia akan merasa bersemangat dan aktif dalam kelas, kemudian

juga berpengaruh pada hasil akhirnya. Hal yang sama juga terjadi dalam

2
Undang-undang SISDIKNAS No. 20 tahun 2003.
3
Aman, Model Evaluasi Pembelajaran Sejarah, Yogyakarta : Penerbit Ombak.2011 hlm 2

2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

pembelajaran, bila peserta didik faham terhadap materi pelajaran tersebut,

maka akan berpengaruh pada prestasi belajarnya.4 Dalam kurikulum 2013,

mata pelajaran sejarah tidak hanya diwajibkan bagi peserta didik di tingkat

Sekolah Menengah Atas (SMA) atau Madrasah Aliyah (MA) saja, melainkan

juga diwajibkan bagi peserta didik di tingkat Sekolah Menengah Kejuruan

(SMK) atau Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK). Ketidak pahaman siswa akan

pentingnya mata pelajaran sejarah membuat siswa enggan untuk mempelajari

sejarah. Untuk itu, sangat penting bagi guru sebelum berbicara lebih jauh

mengenai sejarah, siswa terlebih dahulu diberikan pemahaman betapa

pentingnya mata pelajaran sejarah (historia magistra vitae). Ada beberapa

komponen yang harus diperhatikan oleh guru dalam menyampaikan materi

pelajaran. Komponen tersebut ialah pendekatan, model, dan metode yang

digunakan guru dalam kegiatan pembelajaran. Setiap komponen tersebut

saling mempengaruhi satu sama lain dalam menunjang proses pembelajaran

sehingga tujuan pembelajaran tersampaikan dengan baik. Pemahaman sejarah

yang dilakukan di sekolah maupun di luar sekolah, merupakan dasar

terbinanya identitas nasional yang merupakan salah satu modal utama dalam

membangun bangsa kita masa kini maupun di masa yang akan dating. 5 Untuk

itu guru perlu mengembangkan suatu keterampilan sehingga siswa merasa

senang untuk mengikuti pelajaran sejarah.

4
Popi Sopianti, Manajemen Belajar Berbasis Kepuasan Peserta didik, Bogor : Ghalia
Indonesia. 2014 hlm 44
5
I Gde Widja, Dasar-dasar Pengembangan Strategi Serta Metode Pengajaran Sejarah,
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek
Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan,1989 hlm. 7

3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dalam sekolah khususnya di kelas, kegiatan belajar umumnya

dilakukan oleh dua pelaku, yakni guru dan siswa. Dalam proses belajar

tersebut, terjadilah suatu interaksi antara guru dan siswa. Untuk mencapai

tujuan pembelajaran yang ingin disampaikan, tidak jarang guru menggunakan

media sebagai perantara dalam menyampaikan materi pelajaran. Media

pembelajaran tersebut tidak hanya memudahkan guru dalam menyampaikan

materi pelajaran, namun juga mampu menarik siswa dalam menerima materi

yang disampaikan oleh guru.

Pembelajaran di kelas sangat diperlukan interaksi antara guru dan siswa

untuk menunjang proses belajar sebagai kunci keberhasilan yang diperoleh

siswa. Siswa dalam memahami materi yang diajarakan oleh guru tergantung

kemampuan siswa, setiap siswa mempunyai daya tangkap dan daya ingat yang

berbeda-beda sehingga pembelajaran perlu memperhatian siswa. Untuk

menyadarkan siswa bahwa sejarah sangatlah penting sebagai guru sejarah

perlunya memberikan pengertian bahwa pendidikan sejarah mempunyai

fungsi yang sangatlah penting dalam membentuk rasa cinta tanah air, kualitas

manusia Indonesia, dan masyarakat Indonesia yang baik. Oleh karena itu

sebagai tugas guru sejarah perlunya memperbaiki proses pembelajarannya

karena masih banyak yang meragukan keberhasilan dalam mendidik.

Pembelajaran sejarah merupakan sebuah peristiwa yang sudah terjadi, atau

sejarah juga dapat diartikan sebagai peristiwa tersebut mempunyai unsur,

perilaku, ruang dan waktu, belajar, perkembangan dan pendidikan merupakan

4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

hal yang menarik untuk dipelajari. 6 Dari hal-hal tersebut berkaitan dengan

pembelajaran yang akan dilakukan oleh seorang individu.

Pembelajaran sejarah saat ini kurang diminati oleh siswa banyak yang

menganggap pelajaran sejarah tidak bermanfaat karena kajianya masa lampau.

Oleh karena itu pelajaran sejarah hanya dianggap pelengkap, ditambah lagi

dengan kebijakan pemerintah yang menyempitkan gerak langkah pelajaran

sejarah menyebabkan prestasi belajar siswa rendah. Sikap siswa cenderung

apatis terhadap pelajaran sejarah diakibatkan banyak faktor baik intern

maupun ekstern.7

Berdasarkan dari hal tersebut peneliti mewawancarai guru sejarah kelas

X IPS 2 SMA Negeri 10 Yogyakarta menyatakan bahwa siswa masih kurang

siap untuk memulai pembelajaran sejarah sehingga siswa tidak mampu

mengikuti materi yang disampaikan oleh guru, banyak siswa yang kurang

konsentrasi ketika diberikan arahan oleh guru ketika berdiskusi dengan teman

lainya, ada juga siswa yang masih bermain handphone sendiri, siswa

mengobrol dengan teman sebangku. Ketika siswa diberikan tugas untuk

berdiskusi hanya beberapa siswa saja yang bekerja sedangkan siswa yang lain

hanya pasif dalam berdiskusi dan mencari materi dari internet tidak dari buku

materi sedangan materi banyak dari buku, dan ketika guru membuka sesi

tanya jawab siswa pasif dan cenderung diam untuk bertanya, sehingga guru

lah yang aktif dalam proses pembelajaran. Berdasarkan keadaan kondisi

6
Dimyati Mudjiono, Belajar & Pembelajaran, Jakarta :Rieneka Cipta,2013 hlm. 5.
7
ibid.,hlm 7

5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

tersebut berdampak pada proses kegiatan belajar mengajar dan juga

berdampak pada prestasi siswa banyak yang mendapat nilai kurang baik atau

tidak mencapai KKM.

Dari hasil wawancara yang dilakukan terhadap siswa kelas X IPS 2

SMA Negeri 10 Yogyakarta, penyebab prestasi mereka rendah adalah cara

mengajar guru yang masih menggunakan model ceramah yang membuat

siswa tidak mempunyai semangat untuk belajar sejarah, dalam penyampaian

materi tidak menarik membuat siswa cepat bosan membuat keadaan didalam

kelas tidak kondusif, sangat ramai karena siswa sibuk dengan teman

sebangku, bermain handphone dan juga melakukan kegiatan-kegiatan yang

membuat siswa merasa bosan didalam kelas. Hal tersebut terjadi karena

kurangnya inovasi dari guru untuk mencoba model pembelajaran yang lain

untuk menarik perhatian siswa supaya siswa mampu mengikuti pembelajaran

dengan baik dan kondusif.

Untuk merangsang siswa dalam mempelajari sejarah, guru perlu

mengimplementasikan model-model pembelajaran yang mampu merangsang

belajar siswa. Guru perlu memilih model yang cocok untuk diterapkan dalam

mengajar di kelas, sehingga siswa tertarik untuk terlibat langsung dalam

mengikuti proses pembelajaran. Salah satu pilihan yang dapat dipilih oleh

guru untuk kegiatan pembelajaran adalah model pembelajaran kooperatif tipe

Mind Mapping untuk meningkatkan keaktifan, kreatifitas siswa dan juga dapat

meningkatkan prestasi belajar sejarah siswa.

6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dengan menggunakan model ini siswa diarahkan untuk aktif dalam

pelajaran tidak hanya membaca namun siswa harus bisa menuangkan ide-ide,

imajinasi dari kata-kata yang dibaca dari buku paket lalu dituangkan dalam

kertas. Peta pikir dapat memvisualisasikan, menggeneralisasikan dan

mengklarifikasikan sebuah temuan ide dan mampu berorganisasi, pemecahan

masalah, pengambilan keputusan dan dalam menulis. Selain media yang

menarik, tidak membosankan bagi peserta didik dalam belajar dan mencapai

keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran.

Berdasarkan tujuan dan manfaat yang didapat dari model pembelajaran

kooperatif tipe Mind Mapping tersebut untuk meningkatkan prestasi belajar

siswa pada mata pelajaran sejarah di kelas X IPS 2 SMA Negeri 10

Yogyakarta menjadi subjek bagi penelitian yang berjudul “PENERAPAN

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MIND MAPPING

UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI SMA

NEGERI 10 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2018/2019”.

B. Identifikasi Permasalahan

Latar Belakang masalah yang penulis sampaikan dia atas, dapat

diidentifikasi masalahnya sebagai berikut :

1. Metode ceramah yang membuat siswa bosan

2. Penggunaan model pembelajaran yang kurang kreatif dan inovatif

3. Siswa sibuk dengan teman sebangku

7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4. Ketidaksadaran siswa akan pentingnya pelajaran sejarah

5. Siswa cenderung pasif di kelas

6. Prestasi belajar siswa rendah

7. Kelas ramai dan tidak kondusif

8. Pembelajaran masih bersifat guru sentris

C. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini, peneliti membatasi permasalahan pada

meningkatan prestasi belajar sejarah siswa kelas X SMA Negeri 10

Yogyakarta dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe Mind

Mapping.

D. Rumusan Permasalahan

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah diatas, peneliti

merumuskan masalah, sebagai berikut:

Apakah model pembelajaran Kooperatif tipe Mind Mapping dapat

meningkatkan prestasi belajar sejarah siswa di kelas X SMA Negeri 10

Yogyakarta?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian yang dilakukan terhadap peserta didik kelas X SMA Negeri

10 Yogyakarta ini bertujuan untuk:

8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Meningkatkan prestasi belajar siswa kelas X SMA Negeri 10

Yogyakarta dalam belajar sejarah menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe Mind Mapping.

F. Pemecahan Permasalahan

Permasalahan yang muncul dalam penelitian ini adalah rendahnya

prestasi belajar siswa kelas X SMA Negeri 10 Yogyakarta pada mata

pelajaran sejarah. Siswa masih belum paham akan materi yang diajarkan dan

sulit memahami karena materinya yang cukup banyak dan cara penyampaian

yang membosankan, hal ini menyebabkan prestasi belajar di kelas X ini rata –

rata mengalami penurunan. Dalam pembelajaran siswa masih pasif dan

enggan bertanya karena mereka bingung apa yang ingin mereka tanyakan.

Pemecahan masalah yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini,

yaitu dengan menggunakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

Mind Mapping. Diharapkan dengan menggunakan model pembelajaran ini

siswa dapat belajar dengan mengasah kreatifitas dan imajinasi yang tinggi

dan mendapat hasil yang maksimal dalam memahami materi pembelajaran.

G. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat meningkatkan

prestasi belajar siswa dan memberikan manfaat pada pembelajaran IPS

khususnya mata pelajaran Sejarah yaitu:

9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

1. Bagi Penulis

Memberikan pengalaman langsung dan menambah pengetahuan

tentang penelitian tindakan kelas dan untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran dengan menggunakan model-model pembelajaran yang

inovatif dan kreatif, serta untuk bekal penulis menjadi calon guru,

sehingga ketika menjadi guru dapat menjadi guru yang kreatif, inovatif,

dan profesional.

2. Bagi Siswa

Sebagai cara belajar yang baru dalam proses meningkatkan keaktifan

siswa dan prestasi belajar, sehingga siswa tidak merasa bosan dan dengan

demikian pelajaran sejarah yang dulunya dianggap sulit dan membosankan

kini menjadi mudah dan menyenangkan.

3. Bagi Guru

Dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti guru mendapatkan

pengetahuan dari metode yang diterapkan oleh peneliti, adapun yang

didapat oleh guru lebih inovatif dalam kegiatan pembelajaran.

4. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini akan memberikan kontribusi dalam memperbaiki

pembelajaran sejarah di dalam kelas dan serta dapat meningkatkan kualitas

kegiatan belajar di sekolah.

10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Teori Konstruktivisme dalam Pembelajaran Sejarah

Secara teori, belajar menurut konstruktivisme sebagai proses

pembentukan atau yang terjadi akibat pengetahuan yang dialami oleh

seseorang yang melakukan hal untuk perkembangan dirinya. Dalam aliran

konstruktivisme pengetahuan dipahami sebagai suatu pembentukan yang

terus menerus oleh seseorang yang setiap saat mengalami reorganisasi

karena adanya pemahaman-pemahaman baru, belajar merupakan suatu

proses pembentukan pengetahuan, ia harus aktif melakukan kegiatan, aktif

berpikir, menyusun suatu konsep dan memberi makna tentang hal-hal yang

sedang dipelajari, tetapi yang paling penting menentukan terwujudnya

gejala belajar adalah niat belajar siswa, sementara peran guru dalam proses

kontruktivisme pengetahuan siswa berjalan dengan lancar dan guru tidak

menstransferkan pengetahuan yang dimilikinya, melainkan membantu

siswa membentuk pengetahuannya sendiri dan dituntut untuk lebih

memahami jalan pikiran atau cara pandang siswa dalam belajar. 8 Dalam

proses belajar harus ada perubahan, terutama perubahan konsep yang

disebut asimilasi untuk perubahan tahap pertama dan akomodasi untuk

tahap kedua. Dengan asimilasi, siswa dapat menggunakan konsep-konsep

8
Siregar Evelin dan Hartini Nara, Teori belajar dan pembelajaran.Bogor : Ghalia Indonesia.
2010 hlm.39-41

11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

yang mereka sudah miliki untuk berhadapan dengan fenomena baru.

Sementara dengan akomodasi, siswa mengubah konsepnya yang sudah

tidak cocok dengan fenomena baru yang muncul. Dengan demikian

diharapkan proses pembelajaran bukan hanya sekedar transfer knowledge,

tetapi sudah membangun konsep pemahaman dalam diri siswa. 9 Proses

konstruksi, menurut von Glasersfeld, diperlukan beberapa kemampuan

sebagai berikut : 1. kemampuan mengingat dan mengungkapkan kembali

pengalaman, 2. kemampuan membandingkan, mengambil keputusan

justifikasi ) mengenai persamaan dan perbedaan, kemampuan untuk lebih

menyukai pengalaman yang satu dari pada yang lain. 10

Konstruktivisme memiliki ciri-ciri seperti yang dikemukakan oleh

Driver11:

a. Orientasi, yaitu siswa diberi kesempatan untuk mengembangkan


motivasi dalam belajar suatu topik dengan memberi kesempatan melalui
observasi
b. Elisitasi, yaitu siswa mengungkapkan idenya dengan jalan berdiskusi,
menulis, membuat poster dan lain-lain.
c. Restrukturisasi ide, yaitu klarifikasi ide dengan ide orang
lain,membangun ide baru,mengevaluasi ide baru.
d. Penggunaan ide baru dalam berbagai situasi, yaitu ide atau pengetahuan
yang telah terbentuk perlu diaplikasikan pada bermacam-macam situasi
e. Review, yaitu dalam mengaplikasikan pengetahuan,gagasan yang ada
perlu direvisi dengan menambahkan atau mengubah.

9
https://www.usd.ac.id/lembaga/lppm/ f1l3/Jurnal%20Historia%20Vitae/vol24no1april2010/
PARADIGMA%20PEMBELAJARAN%20SEJARAH%20YR%20Subakti.pdf. Dikutip 11-9-2018
pukul 10.14 WIB
10
Paul suparno, Filsafat kontruktivisme dalam pendidikan, Yogyakarta : Penerbit
Kanisius.1997 Hlm 20
11
Siregar Evelin dan Hartini Nara, op.cit, hlm.39

12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

Berdasarkan paham konstruktivisme, dalam kegiatan belajar guru

hanya memberikan pengantar kepada siswa tidak memindahkan secara

langsung. Hal tersebut dilakukan agar siswa mengetahui dan bisa

mengkotruksi ide, pikiran, dari pengalaman yang dia dapat dari apa yang

ada disekitarnya agar bisa mengembangkan dirinya sendiri.

Kontruktivisme yang menekankan bahwa pengetahuan dibentuk oleh

siswa yang sedang belajar, dan teori perubahan konsep, yang menjelaskan

bahwa siswa mengalami perubahan konsep, yang menjelaskan bahwa

siswa mengalami perubahan konsep terus menerus, sangat berperan dalam

menjelaskan mengapa seorang siswa bisa salah mengerti dalam

menangkap suatu konsep yang ia pelajari. 12

Pembelajaran merupakan hasil yang didapat oleh siswa itu sendiri.

Dalam pembelajaran, siswa merekonstruksi pengetahuan bagi dirinya.

Bagi siswa, pengetahuan yang dimilikinya bersifat dinamis, berkembang

dari sederhana menuju kompleks, dari yang mudah menuju yang sukar,

dari ruang lingkup dirinya dan di sekitarnya menuju ruang lingkup yang

lebih luas, dan dari bersifat kongkrit menuju abstrak. Terpenting dalam

kontruktivisme adalah dalam proses belajar siswalah yang harus

mendapatkan tekanan. Mereka yang harus aktif mengembangkan


13
pengetahuan mereka, bukanya guru ataupun orang lain.

12
Suparno Paul, Filsafat kontruktivisme dalam pendidikan, Yogyakarta : Kanisius,2010 hlm.
53
13
Ibid, hlm 81

13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

2. Pembelajaran Model Kooperatif

Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan bentuk

pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam bentuk

kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari

empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat

heterogen.14 Model pembelajaran kooperatif diyakini dapat memberi

peluang peserta didik untuk terlibat dalam diskusi, berfikir kritis, berani

dan mau mengambil tanggung jawab untuk pembelajaran mereka sendiri.

Meskipun model pembelajaran kooperatif menguta0makan peran aktif

peserta didik bukan berati pengajar tidak berpatisipasi, sebab dalam proses

pembelajaran pengajar berperan sebagai perancang, fasilitator dan

pembibing proses pembelajaran. 15 Penerapan metode pembelajaran tidak

hanya mempelajari materi ajar, melainkan siswa juga mempelajari

ketrampilan-ketrampilan khusus yang disebut ketrampilan kooperatif .

Dalam pembelajaran ini akan terbentuk sebuah interaksi dan

komunikasi yang meluas karena adanya komunikasi yang dilakukan oleh

guru dengan siswa, siswa dengan siswa sehingga terjalin sebuah interaksi

didalam kelompok. Pembelajaran kooperatif bersifat strategi pembelajaran

karena melibatkan partisipasi siswa dalam kelompok kecil untuk saling

berinteraksi, kooperatif dilakukan dengan cara berkelompok dan

14
Rusman,Belajar & Pembelajaran : Berorientasi standard proses pendidikan,Jakarta :
Kencana,2017 hlm. 294
15
Daryanto dan Mulyo Rahardjo,Model pembelajaran inovatif, Yogyakarta : Penerbit Gava
Media ,2012 hlm. 228-229

14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

rangakaian kegiatan belajar dilakukan oleh siswa dalam kelompok-

kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah

tentukan.

Pelaksanaan prinsip dasar pokok sistem pembelajaran kooperatif

dengan benar akan memungkinkan guru mengelola kelas dengan efektif.

Dalam pembelajaran kooperatif proses pembelajaran tidak harus belajar

dari guru kepada siswa. Siswa dapat saling belajar bersama, pembelajaran

rekan sebaya (peerteaching) lebih efektif daripada pembelajaran oleh guru.

Anita Lie menjelaskan pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran

gotong royong, yaitu sistem pembelajaran yang memberi kesempatan

kepada peserta didik untuk bekerja sama dengan siswa lain dalam tugas-

tugas yang terstruktur, lebih jauh dikatakan pembelajaran kooperatif

berjalan kalau sudah terbentuk suatu kelompok atau suatu tim yang

didalamnya siswa bekerja secara terarah untuk mencapai tujuan yang

sudah ditentukan. 16

Penggunanaan model pembelajaran kooperatif dapat mendorong

siswa aktif bertukar pikiran dengan sesamanya dalam memahami materi

pembelajaran yang diberikan. Penggunaan pembelajaran kooperatif dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa dan sekaligus menghargai pendapat

orang lain dan pembelajaran kooperatif dapat memenuhi kebutuhan siswa

16
Isjoni, Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta
Didik,Yogyakarta : Pustaka Pelajar.2013 hlm 23

15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

akan berpikir kristis, memecahkan masalah, mengintegrasikan

pengetahuan dengan pengalaman. 17

Pembelajaran kooperatif memiliki unsur-unsur dalam

pelaksanaanya:18

1. Siswa dalam kelompok haruslah beranggapan bahwa mereka sehidup


sepenanggungan bersama.
2. Siswa memiliki tanggung jawab terhadap siswa lain dalam
kelompoknya, seperti tanggung jawab terhadap diri mereka sendiri
dalam mempelajari materi yang dihadapi.
3. Siswa harus memiliki pandangan tujuan yang sama.
4. Siswa harus membagi tugas dan berbagi tanggung jawab sama
besarnya diantara anggota kelompok.
5. Siswa akan diberikan suatu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut
berpengaruh terhadap seluruh anggota kelompok.
6. Siswa berbagi kepemimpinan sementara mereka memperoleh
keterampilan bekerja sama selama belajar.
7. Siswa akan diminta mempertanggung jawabkan secara individu materi
yang akan ditangani dalam kelompok kooperatif.

3. Belajar

Dalam Kamus besar Bahasa Indonesia secara umum menyatakan

bahwa belajar memiliki arti “Berusaha memperoleh kepandaian atau

ilmu”. Dari denifinisi tersebut belajar adalah kegiatan yang dilakukan

seseorang untuk memperoleh kepandaian atau ilmu. Menurut Bell-Gradler,

belajar adalah proses yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan

17
Daryanto dan Mulyo Rahardjo, Model pembelajaran inovatif, Yogyakarta : Penerbit Gava
Media , 2012 hlm. 228-229
18
M. Thombroni, Belajar dan pembelajaran teori dan praktik, Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media.2015 Hlm 235

16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

aneka ragam kemampuan (competencies), keterampilan (skill), dan sikap

(attitude) yang diperoleh secara bertahap dan berkelanjutan. 19

Terjadinya suatu proses belajar dapat dipandang dari sisi kognitif

yaitu terjadi karena adanya saling terhubungannya variabel-variabel

hipotesis yang menyangkut kekuatan, asosiasi hubungan dan kebiasaan

atau cenderung pada perilaku. Proses belajar terjadi apabila individu

hadapkan dengan suatu situasi dimana individu tersebut tidak dapat

beradaptasi dengan cara yang biasa dilakukan apabila individu harus

mengatasi rintangan yang akan menghambat segala kegiatan yang akan

dilakukan. Proses penyesuain diri mengatasi rintangan terjadi secara tidak

sadar, tidak perlu untuk berfikir banyak terhadap apa yang akan dilakukan.

Belajar merupakan suatu proses interaksi dan perilaku yang

kompleks. Unsur utama dalam belajar adalah individu sebagai peserta

belajar, kebutuhan sebagai sumber pendorong, situasi belajar yang

memberikan kemungkinan terjadinya kegiatan berlajar. Dengan

manifestasi belajar atau perbuatan belajar dinyatakan dalam bentuk

perubahan tingkah laku. Dari proses belajar menghasilkan perubahan

dalam bentuk tingkah laku menghasilkan aspek-aspek dari kemampuan

pribadi, aspek-aspek yang dihasilkan yaitu informasi ferbal, nilai/aturan

19
Karwono,Heni Murlasih, Belajar dan Pembelajaran :Serta Pemanfaatan Sumber
Belajar,Depok:PT Raja Grafindo Persada,2017,hlm 13

17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

tingkat tinggi, nilai, konsep kongkrit, konsep terdifinisi dan ketrampilan

motorik. 20

Tujuan Belajar

Dalam upaya kurikuler dalam menempuh pendidikan disuatu

lembaga pendidikan dalam proses individu mempunyai tujuan yang akan

dicapai, individu menempuh pendidikan memiliki latar belakang untuk

diubah dari latar belakang tersebut memunculkan rasa untuk lebih baik

didalam dirinya untuk mengubah di masa depanya dari hal tersebut timbul

tujuan yang akan dicapai. Dalam mencapai tujuan dalam belajar individu

perlu melakukan beberapa proses yaitu meniru, memahami, mengamati,

merasakan, mengkaji, melakukan dan meyakini akan segala sesuatu

kebenaran sehingga semuanya memberikan kemudahan dalam mencapai

segala yang dicita-citakan manusia. Banyak cara atau aktivitas belajar

untuk medapatkan pengetahuan yaitu dengan mendengarkan, membaca,

menulis, melihat.

Tujuan belajar terbagi atas 3 jenis : 21

1). Untuk mendapatkan ilmu pengetahuan

Hal ini ditandai dengan kemampuan berfikir. Pemilikan

pengetahuan dan kemampuan berfikir sebagai tidak dapat dipisahkan.

Dengan kata lain, tidak dapat mengembangkan kemampuan berfikir

tanpa bahan pengetahuan, sebaliknya kemampuan berfikir dapat akan

20
Ibid.,hlm 16
21
Noer rohmah,Psikologi pendidikan,Yogyakarta : Kalimedia,2015, hlm178-179

18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

memperkaya pengetahuan. Tujuan inilah yang memiliki

kecenderungan lebih besar perkembanganya didalam kegiatan belajar.

Adapun jenis interaksi atau cara yang digunakan untuk

kepentingan umum dengan model presentasi,pemberian tugas

membaca . Dengan cara ini siswa akan menambah

pengengetahuannya dan sekaligus mencari sendiri untuk

mengembangkan cara pikir dalam rangka memperkaya pengetahuanya.

2) Penanaman konsep dan keterampilan

Penanaman konsep atau merumuskan konsep juga memerlkan

suatu ketrampilan, jadi soal ketrampilan yang bersifat jasmani dan

rohani. Ketrampilan jasmaniah adalah ketrampilan-ketrampilan yang

dapat dilihat, diamati, sehingga akan menitik beratkan pada

ketrampilan gerak/penampilan dari anggota tubuh seseorang yang

sedang belajar. Sedangkan ketrampilan rohani lebih rumit, karena

tidak selalu berurusan dengan masalah-masalah ketrampilan yang

dapat dilihat bagaimana ujung pangkalnya, tetapi lebih abstrak

menyangkut persoalan-persoalan penghayatan dan ketrampilan berfikir

serta kreativitas untuk menyelesaikan dan merumuskan suatu masalah

atau konsep.

Keterampilan dapat dilatih dengan banyak melatih kemampuan.

Interaksi yang mengarah pada pencapaian keterampilan itu akan

19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

menurut kaidah-kaidah tertentu dan bukan semata-mata hanya

menghafal atau meniru.

3) Pembentukan sikap

Pembentukan sikap mental dan perilaku siswa, tidak akan

terlepas dari soal penanaman nilai. Oleh karena itu guru tidak sebagai

pengajar yang tugasnya hanya mentransfer ilmu tetapi betul-betul

sebagai pendidik yang akan memindahkan nilai-nilai itu kepada

siswanya melalui pemberian contoh yang baik. Dengan dilandasi nilai-

nilai siswa akan tumbuh kesadaran dan kemauanya, untuk

mempraktikan segala sesuatu yang telah dipelajarinya.

4. Model Pembelajaran Mind Mapping

a). Pengertian

Kata Mind Mapping berasal dari bahasa inggris, Mind yang

berarti otak dan Mapp yang berarti memetakan, Mind Mapping adalah

suatu teknis grafis yang memungkinkan kita untuk mengeksplorasi

seluruh kemampuan otak kita untuk keperluan berpikir dan belajar. 22

Menurut sang pengembang Tony Buzan adalah suatu teknik mencatat

yang menonjolkan sisi kreativitas sehingga efektif dalam memetakan

pikiran. Peta pikiran menggunakan pengingat-pengingat visual dan

sensorik ini dalam suatu pola dari ide-ide yang berkiatan seperti peta

bergaris yang digunakan untuk jalan yang digunakan untuk belajar,

22
Sutanto Winsura,Mind Map Langkah Demi Langkah, Jakarta : gramedia,2016 hlm. 16.

20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

mengorganisasikan, merencanakan. Peta yang dibuat tertuang dari ide-

ide yang asli sehingga baik penulis dan pembacanya paham isi dari

peta.

Mind Mapping dapat dikembangkan otak dengan mencatat

sebuah informasi dan diproses, otak mencatat informasi yang

diberikan lalu otak mengambil berbagai tanda mulai dari gambar,

bunyi, pikiran sampai perasaan. Selanjutnya otak memunculkan

imajinasi dan gambaran yang berupa garis, bentuk dan warna. Garis

pada Mind Mapping menggambarkan pola gagasan bercabang pada

garis yang saling berkesinambung sehingga menegaskan ide-ide yang

tertuang dari informasi yang di dapat. Metode Mind Mapping dibuat

untuk memaksimalkan kinerja otak kanan dan otak kiri dengan

memanfaatkan kreatifitas, efektifitas otak dalam memetakan sebuah

informasi. Rute garis yang dibuat untuk memudahkan dalam belajar

karena setiap materi saling berkaitan dari materi sebelumnya,

sehingga memudahkan dalam belajar. Perkembangan pendidikan

memaksa perkembangan juga dalam mengetahui informasi salah

satunya dengan Mind Mapping siswa perlu lebih mengandalkan otak

karena perlunya mengingat informasi ketimbang mencacat.

Model pembelajaran Mind Mapping memiliki berbagai

karakteristik metode Mind Mapping terdapat beberapa karakteristik,

21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

Swadarma menyatakan bahwa terdapat tujuh karakteristik pokok dari

Mind Mapping. Karakteristik tersebut meliputi:

a. Kertas, menggunakan kertas putih polos berorientasi landscape.


b. Warna, menggunakan spidol warna-warni dengan jumlah warna
sekitar 2-7 warna, sehingga di setiap cabang berbeda warna.
c. Garis, menggunakan garis lengkung yang bentuknya mengecil dari
pangkal.
d. Huruf, pada cabang utama yang dimulai dari central image
menggunakan huruf kapital, sedangkan pada cabang menggunakan
huruf kecil. Posisi antara garis dan huruf sama panjang.
e. Keyword, menggunakan kata kunci yang dapat mewakili pesan
yang ingin disampaikan.
f. Key Image, menggunakan kata bergambar yang memudahkan
untuk mengingat.
g. Struktur, tema besar di tempatkan di tengah kertas kemudian beri
garis memencar ke segala arah untuk sub tema dan keterangan
lainnya. 23

b). Cara membuat Mind Mapping

Pertama siapkan kertas polos ukuran minimal A4, tentukan

topik yang yang akan dibahas lalu diatur dengan kertas horisontal dan

berada di tengah-tengah halaman, diusahakan dalam membuat Mind

Mapping menggunakan gambar, simbol atau kode. Dengan

bersinerginya otak kanan dan otak kiri mampu menerjemahkan simbol

atau kode, gambar mampu menangkap dan menguasai materi

pelajaran. Sebelum menggambar garis tentukan kata kunci agar garis

dapat terhubung dengan topik lainya, setiap garis menunjuk satu kata.

Garis-garis cabang saling berhubungan sampai pusat kata, kreatifitas

23
Swadarma, Doni. Penerapan Mind Mapping dalam Kurikulum Pembelajaran. Jakarta:
Elex Media Komputindo.2013. hlm 10

22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

di tuangkan dengan membuat garis yang berfariasi agar tidak

membosan.

Setiap garis cabang yang terhubung dibuat semakin tipis ketika

menjauh dari gambar utama untuk menandakan tingkat sebuah kata

dari masing-masing garis, dan garis yang tersebar kesegala arah akan

mengarah kepada satu titik pusat yaitu topik utama. Harus selalu

menggunakan huruf cetak supaya lebih jelas dengan besar huruf yang

semakin mengecil untuk cabang yang semakin jauh dari pusat,

Penggunaan warna yang berfariasi pada setiap garis akan menegaskan

arah garis.

c). Langkah- langkah Mind Mapping


1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
2. Guru mengemukakan konsep / permasalahan yang akan
ditanggapi.
3. Bentuk kelompok yang anggotanya 2-3 orang.
4. Tiap kelompok menginventariskan / mencatat alternatif jawaban
hasil diskusi.
5. Tiap kelompok (atau diacak kelompok tertentu) membaca hasil
diskusinya dan guru mencatat dipapan tulis dan guru mencatat
dipapan tulis dan mengelompokan sesuai kebutuhan guru.
6. Peserta didik membuat peta pikiran atau diagram berdasarkan
alternatif jawaban yang telah didiskusikan.
7. Beberapa peserta didik diberi kesempatan untuk menjelaskan ide
pemetaan konsep berpikirnya.
8. Peserta didik diminta membuat kesimpulan dan guru memberi
perbandingan sesuai konsep yang disediakan. 24

24
Ridwan Abdulah Sani,Inovasi pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara,2013 Hlm. 241

23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

d). Manfaat Mind Mapping


1) Merangsang bekerjanya otak kiridan kanan secara sinergis

Dengan mengamati, mencari informasi, kreatifitas untuk

membuat Mind Mapping mampu merangsang bekerjanya otak.

Otak kanan dan otak kiri menerjemahkan informasi yang di

tangkap, Otak kana yang bersifat emosi, imajinasi, kreatifitas dan

seni sedangkan otak kiri yang bersifat rasional, verbal dan

numerik saling bersinergi untuk mencerna informasi.

2) Mengembangkan sebuah ide

Ketika kelompok dibentuk siswa saling bertukar ide untuk

mencapai ide yang disepakati oleh semua anggota kelompok,

siswa diberikan sebuah materi lalu harus menentukan ide untuk

menjadi ide pokok yang akan dibahas maka perlunya

mengembangkan sebuah ide yang menarik agar menghasilkan

sesuatu yang menarik.

3) Meningkatkan kreativitas dan aktivitas siswa

Dalam pembelajaran siswa terbiasa dengan menggunakan

Mind Mapping tentu akan membuat siswa akan merasa senang

karena selain mengandalkan kreativitas tetapi juga keaktivan

siswa sehingga senang ketika mengikuti pembelajaran.

4) Meningkatkan daya ingat

Penggunaan Mind Mapping dengan mengingat materi

yang di tuangkan dalam peta dengan menggunakan berbagai

24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

gambar dan garis yang saling terhubung dengan mampu

meningkatkan daya ingat siswa.

5) Informasi mudah dipahami

Catatan yang dibuat mudah dipahami oleh orang lain

apalagi oleh penulis, Mind Mapping harus menentukan hubungan

apa pun yang terdapat antar komponen Mind Mapping tersebut.

Hal tersebut menjadikan mereka lebih mudah memahami dan

menyerap informasi dengan mudah.

e). Kelemahan dan kelebihan Mind Mapping 25


Kelebihan :

1) Cara yang cepat


2) Teknik yang didapat untuk mengorganisasikan ide-ide yang
muncul dalam pemikiran.
3) Proses menggambarkan diagram bisa memunculkan ide-ide yang
lain.
4) Diagram yang sudah terbentuk bisa menjadi panduan untuk
menulis

Kelemahan :

1) Hanya siswa yang aktif terlibat


2) Tidak seluruh siswa belajar
3) Jumlah detail informasi tidak dapat dimasukan.

5. Pendekatan Saintifik

Pembelajaran dengan dengan pembelajaran saintifik adalah proses

pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara

aktif mengkontruksi konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan

mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah),

25
Aris Shoimin,68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. 2014,Yogyakarta :
Arruzz Media hlm. 106-107

25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis,

mengumpulkan adata dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik

kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip

yang”ditemukan”.26

Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman

kepada siswa dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan

pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan

saja, tidak tergantung oleh informasi yang diberikan oleh guru. Oleh

karena itu kondisi pembelajaran yag diharapkan tercipta diarahkan untuk

mendorong peserta didik dalam mencari tahu dari berbagai sumber melalui

observasi dan bukan hanya diberi tau. Pendekatan saintifik dalam

pembelajaran melibatkan keterampilan proses, seperti mengamati,

mengklasifikasikan, mengukur meramalkan, menjelaskan dan

menyimpulkan. Dalam melaksanakan proses tersebut, bantuan guru

diperlukan akan tetapi, bantuan guru tersebut harus semakin berkurang

dengan samakin bertambah dewasanya siswa atau semakin tingginya kelas

siswa. 27

Pembelajaran dengan metode saintifik memiliki karakteristik

sebagai berikut :

26
Daryanto, Pendekatan pembelajaran saintifik kurikulum 2013,Yogyakarta : Penerbit Gava
Mendia,2014 hlm 51
27
Hosnan, Pendekatan saintifik dan kontekstual dalam pembelajaran abad 21 : Kunci sukses
implementasi kurikulum 2013.Bogor : Ghalia Indonesia,2014 hlm 35

26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

1). Berpusat pada siswa.


2). Melibatkan ketrampilan proses sains dalam mengonstrusi konsep,
hukum atau prinsip
3). Melibatkan proses-proses kognitif yang potensial dalam merangsang
perkembangan intelek, khususnya ketrampilan berfikir tigkat tinggi
siswa
4). Dapat mengembangkan karakteristik siswa

Langkah-langkah pendekatan ilmiah (Scientific appoach) dalam

proses pembelajaran meliputi menggali informasi melalui 1)

Pengamatan,2) Bertanya,3) Percobaan, 4) Mengolah data atau informasi,

5) Menganalisis, 6) Menalar ,7) Menyimpulkan, 8) Mencipta. Proses

pembelajaran harus menerapkan nilai-nilai atau sifat-Sifat ilmiah dan

menghindari nilai-nilai atau difat-sifat non ilmiah.

6. Pembelajaran Sejarah

Menurut Prof, Dr, Hermanu Joebagio pembelajaran sejarah adalah

proses internalisasi nilai-nilai peristiwa masa lalu, berupa asal-usul,

silsilah, pengalaman kolektif, dan keteladanan perilaku sejarah.

Pembelajaran dirancang untuk membentuk pribadi yang arif dan bijaksana,

karena itu pembelajaran sejarah menuntut desain yang menghasilkan

kualitas output yang meliputi pemahaman peristiwa sejarah bangsa,

meneladani kearifan, dan sikap bijak perilaku sejarah. 28 Meneladani

kearifan dan sikap bijak akan diperoleh melalui kegiatan pendalaman

peristiwa sejarah, termasuk didalamnya proses relasi-relasi sosial budaya,

sosial-ekonomi dan sosial politik antar pelaku dan kelompok masyarakat.

28
Brilian Garvey & Mary Krug, Model-model pembelajaran sejarah disekolah menengah.
Yogyakarta : Penerbit Ombak,2015 hlm. ix

27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

Pendalaman tersebut akan mendorong peserta didik memahami perilaku

saling menghormati, bersaudara, kesamaan sosial, melindungi, bersikap

adil dan mendorong masyarakat untuk berpendidikan.

Pembelajaran sejarah merupakan perpaduan antara aktivitas

belajar dan mengajar yang di dalamnya mempelajari tentang peristiwa

masa lampau yang erat kaitannya dengan masa kini. Dapat disimpulkan

jika mata pelajaran sejarah merupakan bidang studi yang terkait dengan

fakta-fakta dalam ilmu sejarah namun tetap memperhatikan tujuan

pendidikan pada umumnya.

Pembelajaran sejarah yang baik tidak terbatas pada pengetahuan

faktual saja, siswa juga ditutut untuk dapat memahami perkembangan

persitiwa sejarah secara imajinatif dan analitis. Mempelajari sejarah berarti

mehidupkan nilai-nilai kebangsaan dan dengan menghidupkan kembali

sejarah berarti membentuk karakter bangsa, pembelajaran menjadi jantung

pendidikan, dan keberhasilan pembelajaran sangat menentukan kualitas

pendidikan, proses pembelajaran yang dilakuakan akan menentukan

apakah pesesrta didik memperoleh nilai dan makna dari rangkaian proses

pendidikan yang dialami. 29

Pembelajaran sejarah yang baik akan membentuk pemahaman

sejarah. Pemahaman sejarah merupakan kecenderungan berfikir yang

merefleksikan nilai-nilai positif dari peristiwa sejarah dalam melihat

29
Heri Susanto,Seputar pembelajaran sejarah: isu, gagasan dan strategi
pembelajaran,Banjarmasin : Aswaja Pressindo,2014 hlm 34

28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

memberikan respon terhadap berbagai masalah kehidupan, pemahaman

sejarah memberi petunjuk kepada kita untuk melihat serangkaian peristiwa

masa lalu sebagai sistem tindakan masa lalu sesuai dengn jiwa jamannya,

akan tetapi memilih sekumpulan nilai edukatif terhadap kehidupan

sekarang adan yang akan datang.30

7. Prestasi

Prestasi belajar siswa adalah penguasaan pengetahuan atau

keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran. Setiap proses

belajar selalu menghasilkan hasil belajar, Proses belajar yang membawa

perubahan tingkah laku pada siswa di sekolah dilakukan dengan sengaja

dan terencana, hal ini ditunjukkan dengan adanya kurikulum yang sudah

ditetapkan oleh dinas pendidikan. Prestasi yang dituntut dari siswa adalah

suatu prestasi yang bersifat spesifik atau satu kategori hasil karena prestasi

belajar berbeda-beda sifatnya, tergantung dari bidang yang didalamnya

siswa menunjukan prestasi, misalnya dalam bidang pengtahuan atau

pemahaman (bidang kognitif). 31

Masalah yang dihadapi adalah sampai di tingkat mana prestasi

(hasil belajar) yang telah dicapai. Jika dalam jangka waktu tertentu

seseorang telah menyelesaikan proses belajarnya, maka orang tersebut

dapat dikatakan berhasil. Prestasi adalah kecakapan atau hasil konkrit

yang dapat dicapai pada saat atau periode tertentu. Prestasi belajar

30
ibid. hlm 36
31
W.S.Winkel, Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, Jakarta : PT Gramedia, 1984
hlm. 48

29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

dapat diartikan sebagai hasil yang dicapai dalam proses pembelajaran

yang diperoleh dari tes ataupun dari nilai yang diberikan guru. Hasil dari

prestasi belajar yang diperoleh dari proses perubahan tingkah laku,

latihan, atau pengalaman dari interaksi dengan lingkungan.

Ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian

hasil belajar atau prestasi belajar digolongkan menjadi 2 bagian yaitu

faktor ekternal dan internal.

Faktor internal dalam prestasi belajar : 32

a. Faktor fisiologis adalah faktor yang berhubungan dengan kesehatan

dan pancaindera.

b. Faktor psikologis adalah faktor yang berhubungan erat dengan minat,

kecerdasan, bakat, motivasi dan kemampuan kognitif.

Tidak hanya faktor dari diri siswa saja yang mempengaruhi

prestasi, ada faktor-faktor dari luar yang mempengaruhi prestasi belajar

seorang siswa. Beberapa faktor-faktor dari luar yang mempengaruhi

pestasi 33:

a. Faktor lingkungan keluarga, pada lingkungan keluarga faktor-faktor

yang mempengaruhi prestasi belajar pada lingkungan keluarga antara

lain hubungan yang baik antar orang tua dan anak serta pendidikan

kedua orang tua.

32
Noer Rohmah, Psikologi Pendidikan, Yogyakarta : Penerbit Teras, 2012, hlm 196
33
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung : Penerbit
Remaja Rosdakarya, 1997, hlm 137-138

30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

b. Faktor lingkungan sekolah, pada lingkungan sekolah faktor-faktor

yang mempengaruhi prestasi belajar di lngkungan sekolah yaitu :

sarana dan prasarana, kompetensi guru. Teman-teman dikelas, serta

metode belajar.

c. Faktor lingkungan masyarakat, pada lingkungan masyarakat, tetangga,

dan teman sepermainan.

Fungsi dan kegunaan dari prestasi belajar sangatlah penting yaitu:

1. Sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah


dikuasai siswa.
2. Sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu.
3. Bahan informasi dalam inovasi pendidikan, maksudnya sebagai
pendorong bagi siswa dalam meningkatkan IPTEK dan berperan
sebagai umpan balik dalam meningkatkan mutu pendidikan.
4. Indikator intern dan ekstern dari situasi institusi pendidikan.

B. Materi Pembelajaran

Materi pembelajaran diambil dari KD ( Kompetensi dasar ), yaitu :

KD. 3. 6 Mengevaluasi kelebihan dan kekurangan berbagai bentuk / jenis

sumber belajar sejarah (artefak, fosil, tekstual, nontekstual, keberadaan,

visual, audiovisual, tradisi lisan).

KD. 4.6 Menyajikan hasil evaluasi kelebihan dan kekurangan berbagai

bentuk/jenis sumber sejarah (artefak, fosil, tekstual, nontekstual, kebendaan,

visual, audiovisual, tradisi lisan) dalam bentuk tulisan dan/atau media lain.

C. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dapat menjadi pedoman bagi peneliti yang

akan melakukan penelitian, Penelitian yang relevan dapat dikatan relevan

31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

apabila penelitian sudah pernah dilakukan dengan mengahasilkan penelitian

yang baik. Penelitian yang dilakukan oleh Retno Cahyaningytas mahasiswa

Universitas Sanata Dharma dengan judul Peningkatan Minat dan Prestasi

Belajar IPS Menggunakan Teknik Mind Mapping Pada Siswa Kelas III B SD

Jetis Bantul Tahun Pelajaran 2014/2015.34 Dari Penelitian tersebut

dinyatakan bahwa prestasi belajar siswa dapat ditingkatkan melalui model

Mind Mapping, kondisi awal sebelum menggunakan model Mind Mapping,

jumlah rata-rata nilai siswa sebesar 75,16 dengan presentase pencapaian

KKM yaitu 53%, setelah dilakukan tindakan pada siklus 1 meningkat menjadi

64,70%, pada siklus 2 meningkat menjadi 87,73 dengan presentase

pencapaian KKM 100%.

Penelitian yang lain yaitu dilakukan oleh Jatrina mahasiswa

Universitas Sanata Dharma dengan judul Peningkatan Motivasi dan Prestasi

Belajar Sejarah Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Mind

Mapping di Kelas X IPS 1 SMA Negeri 1 Ngaglik.35 Dari Penelitian tersebut

dinyatakan bahwa prestasi belajar siswa dapat ditingkatkan melalui model

Mind Mapping, kondisi awal sebelum menggunakan model Mind Mapping,

jumlah rata-rata nilai siswa sebesar 74,34, meningkat 3,51% pada siklus 1

menjadi 77,85 dan Pada siklus 2 meningkat 7,45% menjadi 85,30. Dari segi

34
Retno Cahyaningtyas,Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar IPS Menggunakan Teknik
Mind Mapping Pada kelas III B Sd Jetis Bantul Tahun Pelajaran 2014/2015, Yogyakarta :
Universitas Sanata Dharma. 2015
35
Jatrina, Peningkatan Motivasi dan Prestasi Belajar Sejarah Siswa Melalui Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Mind Mapping di Kelas X IPS 1 SMA Negeri 1
Ngaglik,Yogyakarta,Universitas Sanata Dharma.2017

32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Pada awal siswa yang mecapai KKM

sebesar 56,2%. Pada siklus 1 meningkat menjadi 75% dan pada siklus 2

mengalami peningkatan 93,75%.

Dari kedua penelitian yang sudah dilakukan dan relevan karena dari

kedua penelitian tersebut menggunakan variabel yang sama yaitu sama-sama

menggunakan model pembelajaran Mind Mapping. Peneliti dapat

menyimpulkan berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan diatas

bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa.

D. Kerangka Berpikir

Banyak permasalahan yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran, salah

satu permasalahan tersebut disebabkan oleh guru yang belum menggunakan

model pembelajaran yang inovatif. Guru masih kurang kreatif dan inovatif

dalam menggunakan model pembelajaran membuat siswa menjadi bosan di

kelas sehingga berpengaruh pada prestasi belajar siswa yang rendah. Maka

guru dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif dalam memilih model

pembelajaran yang mampu membuat siswa aktif di dalam kelas dan mampu

meningkatkan prestasi siswa dalam belajar. Pemilihan metode mengajar yang

tepat sangat berpengaruh terhadap efektifitas pembelajaran, ketepatan

penggunaan metode mengajar dipengaruhi banyak faktor, di antaranya : sifat

dari tujuan yang hendak dicapai, keadaan peserta didik, bahan pengajaran dan

33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

situasi belajar mengajar. Menggunakan Mind Mapping merupakan cara keatif

bagi siswa bekerja sama dalam kelompok untuk menghasilkan ide-ide kreatif

dari apa yang dibacanya lalu digambar untuk membentuk sebuah peta konsep.

Model pembelajaran Mind Mapping menuntut siswa aktif dan kreatif

dalam mengikuti proses pembelajaran maka materi yang disampaikan akan

diterima dengan baik oleh siswa, siswa diharapkan siap dalam mengikuti

pembelajaran dan bekerja sama dengan teman satu kelompok, siswa dapat

menerima pendapat orang lain agar bisa mengembangkan kepribadian diri

siswa, dengan menggunakan model kooperatif tipe Mind Mapping dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa.

Berdasarkan uraian kerangka berfikir diatas, maka dapat

digambarkan skema kerangka berfikir sebagai berikut :

Gambar I : Kerangka Berfikir

Proses Pembelajaran :
Pelaksanaan tindakan 1. Siswa aktif dan kreatif
Prestasi
pembelajaran dalam proses pembelajaran
Belajar Siswa
Kooperatif tipe Mind 2. Siswa siap mengikuti
Rendah pelajaran
Mapping
3. Siswa bekerja sama dengan
teman kelompok
4. Siswa dapat menerima
pendapat orang lain agar
Peningkatan prestasi belajar siswa bisa mengembangkan
kepribadian diri siswa

34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

E. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir di atas maka,

dirumuskan hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah Penerapan model

kooperatif tipe Mind Mapping dapat meningkatkan prestasi belajar siswa di

SMA Negeri 10 Yogyakarta.

35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ( PTK) merupakan suatu pencermatan

terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan

dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan

oleh guru atau dengan arahan secara bersama. 36 Tindakan tersebut diberikan

oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa. PTK

bertujuan untuk memperbaiki berbagai persoalan nyata dan praktis dalam

meningkatkan mutu pembelajaran dikelas yang dialami langsung dalam

interaksi antara guru dengan siswa yang sedang belajar. 37 Penelitian ini

bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dan memperbaiki proses

pembelajaran sejarah siswa kelas X IPS 2 SMA Negeri 10 Yogyakarta.

B. Setting Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) ini dilaksanakan di SMA

Negeri 10 Yogyakarta pada kelas X IPS 2. Dilaksanakan pada semester

gasal tahun ajaran 2018/2019.

36
Tukiran Tanireja,Irma Pujiati,Nyata, Penelitian Tindakan Kelas : Untuk Pengembanagan
Profesi Guru Praktik, Praktis, dan Mudah, Alfabeta,2010, hlm. 15-16
37
Suharsimi Arikunto, dkk, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta, PT Bumi Aksara, 2006,
hlm.60

36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

2. Waktu Pelaksanaan

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan selama 2 ( Dua)

bulan, dari bulan September 2018 sampai dengan bulan Oktober 2018.

Pelaksanaan penelitian ini dimulai dari mengurus suart izin penelitian,

pembuatan instrumen, Observasi pada bulan September 2018. Kemudian

pada bulan Oktober 2018 dilakukan pengumpulan data dari Pra Siklus,

Siklus I dan Siklus II. Data-data yang diperolah dari penelitian kemudian

dilakukan analisis, pembahasan, setelah analisis dan pembahasan selesai

peneliti mulai menyusun laporan hasil penelitian tindakan kelas.

C. Subjek Penelitian

Subjek dari penelitian ini siswa kelas X IPS 2 SMA Negeri 10

Yogyakarta yang berjumlah 29 orang.

D. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah prestasi belajar sejarah siswa dan model

pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping.

E. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Variabel-variabel yang diteliti dalam penelitian ini terdiri dari variabel

bebas dan terikat, yaitu :

1. Variabel bebas (X) : Model pembelajaran Mind Mapping

2. Variabel (Y) : Prestasi belajar sejarah

37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

Adapun definisi operasional dari variabel-variabel yang diteliti dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Belajar

Belajar merupakan suatu proses interaksi antara berbagai unsur yang

berkaitan. Unsur utama dalam belajar adalah individu sebagai peserta

belajar, kebutuhan sebagai sumber pendorong, situasi belajar yang

memberikan kemungkinan terjadinya kegiatan belajar. Dari proses belajar

menghasilkan perubahan dalam bentuk tingkah laku menghasilkan aspek-

aspek dari kemampuan pribadi, aspek-aspek yang dihasilkan yaitu

informasi ferbal, nilai/aturan tingkat tinggi, nilai, konsep kongkrit, konsep

terdifinisi dan ketrampilan motorik. Banyak cara atau aktivitas belajar

untuk medapatkan pengetahuan yaitu dengan mendengarkan, membaca,

menulis, melihat.

2. Prestasi belajar

Prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil yang dicapai dalam

proses pembelajaran yang diperoleh dari tes ataupun dari nilai yang

diberikan guru. Dalam penelitian ini prestasi belajar siswa ditunjukkan

dengan hasil nilai ulangan siswa atau skor ( kognitif) yang diperoleh

setelah mengikuti pembelajaran dalam KD. 3. 6 Mengevaluasi kelebihan

dan kekurangan berbagai bentuk / jenis sumber belajar sejarah ( artefak,

fosil, tekstual, nontekstual, keberadaan, visual, audiovisual, tradisi lisan ).

KD. 4.6 Menyajikan hasil evaluasi kelebihan dan kekurangan

berbagai bentuk/jenis sumber sejarah (artefak, fosil, tekstual, nontekstual,

38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

kebendaan, visual, audiovisual, tradisi lisan) dalam bentuk tulisan dan/atau

media lain

3. Pembelajaran kooperatif

Pembelajaran kooperatif bersifat strategis karena melibatkan

partipasi siswa dalam kelompok kecil untuk berinteraksi, dengan cara

berkelompok dan rangkaian kegiatan belajar dilakukan oleh siswa dalam

kelompok tersebut untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dalam

penelitian ini aspek kooperatif ditandai dengan kerjasama, mengambil

giliran, menghargai pendapat teman, penyampaian materi, memecahkan

masalah, kejelasan materi yang disampaikan.

4. Model Pembelajaran Mind Mapping

Mind Mapping adalah suatu teknis grafis yang memungkinkan

untuk mengeksplorasi seluruh kemampuan otak untuk keperluan berpikir

dan belajar. Model pembelajaran Mind Mapping dalam penelitian yang

dimaksud kemampuan siswa untuk memetakan peta pikiran menggunakan

pengingat-pengingat visual dan sensorik dalam suatu pola dari ide-idenya

dalam bentuk peta konsep atau Mind Mapping. Dengan membuat Mind

Mapping dapat memberikan informasi dalam bentuk ringkasan materi

kepada anggota kelompok dan kelompok lain.

F. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas ( PTK ) dengan

menggunakan model pembelajaran Kemmis dan Mc Taggart. Dalam model

39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

penelitian Kemmis dan Mc Taggart terdiri dari beberapa tahap yaitu

Perencanaan ( Plan ), Tindakan ( act ) , Pengamatan ( Observasi ) dan Refleksi

( Reflect ). Berikut adalah gambar desain penelitian Kemmis dan Mc Taggart:38

Perencanaan

Refleksi Siklus ke- I Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi Siklus ke- II Pelaksanaan

Pengamatan

Peningkatan
Prestasi

Gambar II : Desain Penelitian Tindakan


Kelas Model Kemmis dan Mc Taggart

38
Suharsimi Arikunto dkk, Penelitian Tindakan Kelas (Edisi Revisi), Jakarta : Bumi
Aksara,2015, hlm 42

40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

G. Metode Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi merupakan teknik mengumpulkan data dengan alat

observasi tentang kejadian atau pola yang sedang berlangsung dengan cara

mengamati atau meneliti. Observasi sebagai alat pemantau kegiatan guru

dan untuk memantau aktifitas siswa didalam kelas. Observasi yang

dilakukan kepada guru untuk mengetahui kesiapan guru dalam

mempersiapkan materi, mengkodisikan keadaan kelas dan mempersiapkan

perangkat pembelajaran, sedangkan observasi siswa untuk mengetahui

kesiapan siswa, keaktifan siswa, kegiatan siswa selama kegiatan belajar

mengajar berlangsung.

2. Tes

Tes untuk mengukur kemampuan siswa dalam aspek kognitif, atau

tingkat pengusasaan materi pembelajaran. Tes dilakukan setelah materi

selesai untuk mengevaluasi tingkat keberhasilan siswa selama mengikuti

proses belajar mengajar, tes dilakukan setelah berlangsung selama 2 siklus

yaitu siklus 1 dan siklus ke 2.

3. Wawancara

Wawancara digunakan untuk mengetahui seberapa besar tingkat

keberhasilan yang dicapai dengan menggunakan model pembelajaran tipe

Mind Mapping. Wawancara ditujukan kepada guru dan siswa X IPS 2

SMA Negeri 10 Yogyakarta.

41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

H. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data adalah untuk mengumpulkan data dengan

alat bantu yang dipilih dan digunakan agar kegiatan tersebut menjadi

sistematis dan mudah memperoleh data. Berikut merupakan instrumen

pengumpulan data :

1. Alat pengumpulan data

a. Lembar Observasi

Observasi dilakukan langsung di dalam kelas ketika

pembelajaran sedang berlangsung, data hasil observasi dilakukan

dengan dengan analisis kuantitatif dan kualitatif supaya mengetahui

keaktifan siswa dikelas. Alat untuk melaukan observasi menggunakan

Lembar Off-task dan On-task.

b. Tes

Tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan

menggunakan model pembelajaran Mind Mapping, alat tes untuk

mengetahui hasil pembelajaran berupa pilihan ganda.

c. Wawacara

Wawancara digunakan untuk mengetahui seberapa banyak

tingkat pemahaman dan keberhasilan siswa tentang materi yang

diajarkan menggukan model pembelajaran Mind Mapping. Alat yang

digunakan untuk wawancara adalah lembar pertanyaan yang berisi

pertanyaan-pertanyan untuk mewawancarai narasumber yaitu guru

sejarah dan siswa.

42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

2. Validitas dan Realibilitas

a. Validitas

Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi

pada objek penelitian dengan data yang dilaporkan oleh peneliti.39

Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi.

Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas

rendah.

Uji validitas ini dilakukan di SMA Negeri 10 Yogyakarta pada

kelas X dengan analisis butir adalah skor-skor yang ada pada butir

yang dimaksud yang dikorelasikan dengan skor total. Skor butir

dipandang sebagai nilai X dan skor total dipandang sebagai nilai Y.40

Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah Korelasi Pearson

Product Moment, yang digunakan untuk menghitung nilai korelasi

antara masing-masing skor butir jawaban dengan skor total dan butir

jawaban dengan taraf signifikan 5%. Jika nilai rxy > rtabel maka item

pertanyaan dinyatakan valid, tetapi rxy ≤ rtabel maka item pertanyaan

dinyatakan tidak valid. Rumus yang digunakan adalah rumus Product

Moment dengan rumus:

𝑁 ∑ 𝑋𝑌 − (∑𝑋)(∑𝑌)
𝑟𝑥𝑦 =
√{𝑁 ∑ 𝑋 2 − (∑𝑋)2 }{𝑁 ∑ 𝑌 2 − (∑𝑌)2 }

39
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta.2013
hlm 177
40
Ibid, hlm 269

43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

Keterangan:
𝑟𝑥𝑦 : koefisien korelasi skor butir dengan skor total
∑𝑋 : jumlah skor butir
∑𝑌 : jumlah skor total
∑𝑋𝑌 : jumlah hasil perkalian skor total dan skor butir
∑𝑋 2 : jumlah kuadrat skor butir
∑𝑌 2 : jumlah kuadrat skor total
𝑁 : banyaknya subjek

b. Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu

instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat

pengumpulan data karena instrument tersebut sudah baik.41 Uji

reliabilitas pada soal sejarah untuk meningkatkan prestasi siswa

dilakukan dengan rumus Cronbach’s Alpha, menggunakan program

SPSS. Variabel dinyatakan reliabel jika nilai Cronbach’s Alpha > 0,70

.42 Rumus uji reliabilitas adalah sebagai berikut:

𝑘 ∑𝑎𝑏2
𝑟11 =( ) (1 − 2 )
𝑘−1 𝑎1

Keterangan:
𝑟11 : reliabilitas instrumen
k : banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
2
∑𝑎𝑏 : jumlah varians butir
𝑎12 : variasi total

Uji reliabilitas dilakukan dengan rumus alpha cronbach.

Perhitungan reliabilitas dilakukan dengan menggunakan bantuan

program SPSS. ( Hasil Terlampir )

41
Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta,2013 hlm
221
42
Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program IBM SPSS 25 (Edisi 9).
Cetakan ke IX. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro. 2018 hlm 46

44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

I. Hasil Uji Coba Instrumen

Berikut ini merupakan hasil uji coba kompetensi atau tes yang

dilakukan oleh peneliti :

a. Validitas Instrumen

Instrumen dinyatakan valid jika mencapai taraf signifikan 0,70 ke

atas. Bila taraf signifikasi tersebut berada dibawah 0,70 naka instrumen

dinyatakan gugur. Berikut ini hasil pengujian validitas yang dilakukan oleh

peneliti di lapangan berkaitan dengan prestasi belajar sejarah siswa.

Berdasarkan hasil pengujian soal tes dilapangan pada siklus I terdapat

diketahui dari sebanyak 30 item pertanyaan, terdapat 5 item yang

dinyatakan gugur (rxy ≤ rtabel), yaitu item nomor 3, 15, 18, 22, dan 26, serta

terdapat 25 item yang dinyatakan valid (rxy > rtabel), sehingga instrumen

prestasi belajar pada penelitian ini terdiri dari 25 item. Peneliti melakukan

perhitungan isntrumen menggunakan bantuan program Microsoft Excel. (

Hasil Terlampir)

b. Reliabilitas Instrumen

Berdasarkan hasil uji reliabilitas, diketahui nilai Cronbach’s Alpha

adalah sebesar 0,812. Hasil ini menunjukkan bahwa Cronbach’s Alpha

(0,812) > 0,70, sehingga instrumen dinyatakan reliabel atau dapat

digunakan sebagai alat ukur pada penelitian ini.

45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

J. Analisis Data

Pengumpulan data telah dilakukan lalu tindakan selanjutnya yaitu

analisis data, Analisis data sangat penting untuk dilaksanakan dalam penelitian

tindakan kelas. Perlunya pencatatan lapangan untuk dapat menganalisis

suasana disekitar sekolah , kegiatan belajar mengajar dikelas, cara guru

mengajar, interaksi guru dan murid di kelas, dan juga interaksi sesama murid.

Untuk mendapatkan informasi yang akurat peneliti menggunakan teknik

pengambilan data yang diperoleh dari Observasi, Wawancara dan Data prestasi

belajar.

1. Teknik Analisis Data

a. Observasi

Observasi dilakukan untuk mengetahui kegiatan siswa dan guru di

sekolah, peneliti mengamati di kelas untuk mengetahui permasalahan

yang muncul dan juga kegiatan siswa selama dikelas. Dalam

menganalisis data menggunakan deskriptif komparatif dengan

prosentase.

b. Wawancara

Wawancara digunakan untuk mengetahui seberapa banyak tingkat

pemahaman dan keberhasilan siswa tentang materi yang diajarkan

menggunakan model pembelajaran Mind Mapping. Dalam menganalisis

data menggunakan deskriptif.

46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

c. Tes

Tes untuk mengukur kemampuan siswa dalam aspek kognitif,

atau tingkat pengusasaan materi pembelajaran. Dalam menganalisis

data menggunakan deskriptif komparatif dengan prosentase.

2. Analisis Data

Dalam penelitian tindakan kelas,peneliti menggunakan data yang di

peroleh dari data kuantitatif dan kualitatif.

a. Kuantitatif

Data ini dipakai untuk mengetahui aspek pengetahuan, sikap,

dan ketrampilan siswa yang dianalisis dengan menggunakan teknik

penghitungan statistik karena data penilaian berupa angka-angka.

Data-data yang digunakan berupa angka akan diubah menjadi nilai

dengan berdasarkan Patokan Acuan Penilaian ( PAP ) dengan skala 1-

100.

Tabel 1: Keterangan Penilaian Acuan PAP 1

Rata-
No. Kategori Skala Frekuensi Persentase
rata
1 Sangat tinggi 90-100
2 Tinggi 80-89

3 Cukup 70-79
4 Rendah 60-69
5 Sangat Rendah 0-59

a. Data observasi

Observasi mengetahui tingkat kegiatan belajar siswa data

kegiatan belajar siswa dianalisis dengan menggunakan prosentase.

47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

Kegiatan belajar siswa merupakan salah satu bagian dalam

penilaian karena melalui kegiatan belajar sejarah siswa. Aspek

yang diamati berupa kegiatan siswa dalam kegiatan belajar

mengajar dengan menggunakan lembar pengamatan On Task yang

berisi respon baik siswa dan lembar pengamatan Off Task yang

berisi respon kurang baik siswa selama KBM dan lembar

pengamatan kooperatif untuk mengamati kegiatan siswa selama

diskusi.

Menghitung Pengamatan On Task dan Off Task :

Skore perolehan
Nilai = 𝑠𝑘𝑜𝑟𝑒 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 X 100

Keterangan :

N = Nilai hasil pengamatan


Skore Total Siswa = Jumlah siswa tiap aspek
Skore maksimal = Jumlah siswa secara keseluruhan
b. Data prestasi belajar

Pada data presentase bealajar siswa yang dilihat dari kondisi

awal sebelum terlaksananya maupun sesudah dilaksanakan siklus I

dan siklus II dianalisis dengan menggunakan acuan patokan

Penilaian Acuan Patokan 1 ( PAP 1 )

Rumus yang digunakan untuk menganalisis data prestasi

belajar siswa, sebagai berikut :

Skore perolehan
Nilai = 𝑠𝑘𝑜𝑟𝑒 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 X 100

48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

Keterangan :

N : Nilai hasil pengamatan


Skore perolehan : Hasil perolehan dari aspek yang dinilai
Skore maksimal : Hasil kali skor kriteria maksimal dengan
jumlah aspek yang diamati.

1). Menghitung Tingkat Prestasi Belajar Siswa

Untuk mengetahui prestasi siswa pada kondisi awal maupun

siklus I dan siklus II. Peneliti menggunakan Penilaian Acuan

Patokan 1 ( PAP 1 ) dengan KKM 75, berikut cara untuk

menentukan tingkat prestasi belajar siswa.

Tabel 2 : Analisis Prestasi Belajar Sejarah Siswa

No Kriteria Skala Prestasi Frekuensi (%) Rata-rata


Sangat
1 90-100
Tinggi
2 Tinggi 80-89

3 Cukup 65-79
4 Rendah 55-64
Sangat
5 0-54
Rendah

Jumlah

2) Menghitung Prosentase

Melalui prosentase siswa peneliti dapat melihat

peningkatan prestasi belajar sejarah siswa yang mencapai KKM

dan yang tidak mencapai KKM. Rumus yang digunakan

sebagai berikut :

49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

a. Menghitung presentase jumlah siswa yang lulus

Jumlah siswa yang mencapai KKM


Nilai = X 100
jumlah siswa keseluruhan

b. Menghitung presentase jumlah siswa yang tidak lulus


Jumlah siswa yang mencapai KKM
Nilai = X 100
jumlah siswa keseluruhan

b. Analisi Data Kualitatif

Analisis kualitatif adalah analisis data yang dilakukan secara

deskriptif yaitu menjelaskan apa yang sedang diamati. Kegiatan pra

penelitian dengan mengamati kegiatan belajar mengajar yang

dilakukan oleh guru dan kegiatan siswa di kelas. Tahapan yang perlu

dilakukan ketika memulai kegiatan penelitian pada siklus I dan siklus

II meliputi perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi yang

berlangsung dan tergantung dari hasil penerapan model pembelajaran

Mind Mapping.

Tabel 3 : Lembar Pengamatan kooperatif

Menghargai
Nama Mengambil Kejelasan Penyampaian Memecahkan Jumlah
No Kerjasama pendapat Nilai
Siswa giliran materi materi masalah skore
teman
1

2
3
Jml
Rata-
rata

Keterangan :

Penilaian menggunakan skala nilai dengan rentang 1-5


Skor 1 = Sangat kurang
Skor 2 = Kurang aktif
Skor 3 = Cukup aktif
Skor 4 = Aktif
Skor 5 = Sangat aktif

50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

Skor Perolehan
Nilai = X 100
Skore Maksimal

Tabel 4 : Kriteria Rentang Nilai Pengamatan Kooperatif


Peneliti menggunakan Penilaian Acuan Patokan 1 ( PAP 1 )43.

No Skala Nilai Kriteria Persentase


1 90-100 Sangat Baik
2 80-89 Baik

3 65-79 Cukup
4 55-64 Kurang
5 0-54 Sangat Kurang

Tabel 5 : Lembar Pengamatan Presentasi

Kinerja Prestasi Nilai


Nama
Penyajian Kelayakan Jumlah
No Siswa Kreatifitas Bahasa
Isi Isi
1
2
Dst
Jml
Rata-
rata

Keterangan :

Penilaian menggunakan skala nilai dengan rentang 1-5


Skor 1 : Sangat kurang
Skor 2 : Kurang aktif
Skor 3 : Cukup aktif
Skor 4 : Aktif
Skor 5 : Sangat aktif

Skor Perolehan
Nilai = X 100
Skore Maksimal

43
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2, Jakarta : PT. Bumi
Aksara,2012. hlm 281

51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

Tabel 6 : Peneliti menggunakan Penilaian Acuan Patokan 1 ( PAP 1 )

No Skala Nilai Kriteria Persentase


1 90-100 Sangat Baik
2 80-89 Baik

3 65-79 Cukup
4 55-64 Kurang
5 0-54 Sangat Kurang

c. Analisis Prestasi Belajar Siswa

Untuk mengetahui prestasi belajar dapat menggunakan data

kualitatif dan kuantitatif , yang dapat diukur dengan melakukan

perbandingan persentase hasil belajar siswa yang diperoleh dari pra

siklus, siklus I, dan siklus II. Pra siklus dapat dilihat dari nilai Ulangan

Tengah Sekolah yang diberikan oleh guru, data pada siklus I didapat

dari ulangan yang dilakukan peneliti setelah siklus I selesai. Dari tes

siklus I dapat dibandingkan dengan pra siklus apakah ada peningkatan

dalam prestasi belajar sejarah. Dalam siklus II peneliti melakukan

prosedur yang sama seperti pada siklus I, Setelah siklus II selesai

dilakukan maka akan dilakukan perbandingan antara pra siklus, siklus

I dan siklus II dari keadaan awal sampai siklus II akan diketahui

Prosentase ketuntasan prestasi belajar siswa.

52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

K. Prosedur Penelitian

1. Pra siklus

A. Perizinan

Permohonan izin kepada pihak sekolah yaitu kepala sekolah

dan guru pengampuh mata pelajaran sejarah SMA 10 Yogyakarta.

Badan Kesbangpol Kota Yogyakarta, DIKPORA Kota Yogyakarta.

Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Sanata Dharma, pada

31 Agustus-24 September 2018.

B. Observasi

Observasi dilakukan di kelas X IPS 2 di SMA Negeri 10

Yogyakarta. Observasi dilakukan untuk mengamati kegiatan siswa

dalam mata pelajaran sejarah sebelum menggunakan model

pembelajaran Kooperatif Tipe Mind Mapping diterapkan di kelas

C. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Selama kegiatan berlangsung peneliti mempersiapkan RPP

yang digunakan untuk pembelajaran. RPP menggunakan materi dan

kompetensi yang diajarkan.

D. Menyiapkan instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan oleh peneliti berupa lembar

wawancara, lembar observasi belajar siswa, lembar prestasi dan soal

tes dalam setiap siklusnya. Berikut langkah-langkah penelitian dari

setiap siklusnya antara lain.

53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

2. Siklus 1

A. Perencanaan

Setelah observasi peneliti menyusun instrumen untuk

melakukan penelitian di kelas X IPS 2. Tahap-tahap yang

dilakukan oleh peneliti ketika penelitian :

a). Peneliti mengidentifikasi permasalahan pembelajaran

yang ada dikelas X IPS 2 SMA Negeri 10 Yogyakarta.

b). Peneliti membuat rencana pembelajaran dengan

menerapkan model kooperatif tipe Mind Mapping.

c). Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP).

d). Menyusun instrumen sesuai dalam siklus PTK.

B. Pelaksanaan

Tahap selanjutnya yaitu pelaksanaan, dalam tahap ini

sesuai rencana peneliti menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe Mind Mapping. Berikut urutan pelaksanaan

pembelajaran sejarah menggunakan Mind Mapping pada

siklus I :

a). Guru menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan terkait

mata pelajaran yang akan disampaikan.

b). Guru menyajikan materi sebagai pengantar awal

pembelajaran.

c). Guru membentuk 4 kelompok yang terdiri dari 4-5 orang

54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

d). Guru mengarahkan siswa untuk membuat peta konsep

dari materi yang sudah dibagi untuk masing-masing

kelompok

e). Siswa mempresentasikan hasil peta konsep yang dibuat

f). Kesimpulan, rangkuman yang dilakukan oleh siswa dan

dibantu oleh guru

C. Pengamatan

Lembar observasi yang digunakan oleh peneliti dalam

penelitian tindakan kelas yaitu lembar aktivitas siswa,

lembar aktivitas guru, lembar kooperatif dan lembar

pengamatan prestasi.

D. Refleksi

Dalam tahap refleksi untuk mengetahui hasil dari

penerapan model pembelajaran yang digunakan. Perbaikan

akan dilakukan pada tahap berikutnya jika hasil yang didapat

belum sesuai dengan yang telah ditentukan.

3. Siklus 2

A. Perencanaan

Peneliti membuat rancangan perencanaan pembelajran

dengan melihat hasil refleksi pada siklus I dan menjadi

rencana perbaikan.

B. Pelaksanaan

Dalam tahap ini peneliti masih menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping, dalam tahap ini

55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

peneliti melakukan perbaikan terhadap hasil prestasi agar

lebih baik dari siklus I.

C. Pengamatan

Dalam tahap ini peneliti melakukan pengamatan

terhadap siswa seberapa jauh siswa mampu menangkap

materi yang disampaikan dan dituangkan dalam peta konsep,

peneliti juga mengamati kekompakan kelompok dalam

bekerja sama membuat peta konsep

D. Refleksi

Setelah dilaksanakan 2 siklus peneliti merefleksikan

hasil yang didapat oleh siswa dengan membandingan antara

siklus I dan siklus II. Penelitian dianggap berhasil jika nilai

siswa sudah mencapai target indikator keberhasilan.

L. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan merupakan kriteria untuk menilai tingkat

keberhasilan dari kegiatan penelitian tindakan kelas ( PTK ) dalam

memperbaiki keadaan kelas dan memperbaiki proses belajar di kelas. Berikut

tabel indikator keberhasilan prestasi belajar siswa.

Tabel 7 : Indikator Keberhasilan Prestasi Belajar Sejarah

Variabel Keadaan Awal Siklus I Siklus II


Prestasi 48 % 60 % 80 %

56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Kondisi Awal Pembelajaran Sejarah

Hasil pengamatan kegiatan belajar siswa pada mata pelajaran

Sejarah terdapat dalam lembar on-task dan off-task. Berikut ini adalah

hasil observasi kegiatan belajar pada keadaan awal penelitian.

Tabel 8 : Pengamatan On-Task

No. Butir yang diamati Total Presentase


1. Siswa siap mengikuti pelajaran 29 100,00%
2. Siswa memperhatikan penjelasan dari guru 22 75,86%
3. Siswa menanggapi pembahasan 10 34,48%
pembelajaran
4. Siswa mencatat hal-hal penting 25 86,21%
5. Siswa mengerjakan tugas dengan baik 23 79,31%
6. Siswa aktif bertanya terhadap materi yang 5 17,24%
belum dipahami
7. Siswa menyampaikan pendapat dengan 6 20,69%
baik
8. Siswa berpakaian rapi dan sopan 27 93,10%

Tabel 9 : Pengamatan Off-Task

No. Butir yang diamati Total Presentase


1. Siswa bermain HP 4 13,79%
2. Siswa keluar masuk tanpa izin guru 3 10,34%
3. Siswa tidak memperhatikan penjelasan dari 6 20,69%
guru
4. Siswa sibuk berbicara dengan teman 5 17,24%
5. Siswa tidak mencatat hal-hal penting 4 13,79%
6. Siswa pasif bertanya 24 82,76%
7. Siswa tidak berpakaian rapi dan sopan 2 6,90%
8. Siswa tidak mengerjakan tugas dengan baik 6 20,69%

57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

Berdasarkan tabel 7, dapat dilihat bahwa keadaan awal penelitian

pada pengamatan on-task menunjukkan bahwa terdapat 29 siswa

(100,00%) yang siap mengikuti pelajaran; 22 siswa (75,86%) yang

memperhatikan penjelasan dari guru; 10 siswa (34,48%) yang menanggapi

pembahasan pembelajaran; 25 siswa (86,21%) yang mencatat hal-hal

penting; 23 siswa (79,31%) yang mengerjakan tugas dengan baik; 5 siswa

(17,24%) yang aktif bertanya terhadap materi yang belum dipahami; 6

siswa (20,69%) yang menyampaikan pendapat dengan baik; serta 27 siswa

(93,10%) yang berpakaian rapi dan sopan.

Berdasarkan tabel 8, dapat dilihat bahwa keadaan awal penelitian

pada pengamatan off-task menunjukkan bahwa terdapat 4 siswa (13,79%)

yang bermain HP; 3 siswa (10,34%) yang keluar masuk tanpa izin guru; 6

siswa (20,69%) yang tidak memperhatikan penjelasan dari guru; 5 siswa

(17,24%) yang sibuk berbicara dengan teman; 4 siswa (13,79%) yang tidak

mencatat hal-hal penting; 24 siswa (82,76%) yang pasif bertanya; 2 siswa

(6,90%) yang tidak berpakaian rapi dan sopan; serta 6 siswa (20,69%)

yang tidak mengerjakan tugas dengan baik.

2. Kondisi Awal Prestasi Belajar Sejarah (Pra Siklus)

Kondisi awal prestasi belajar Sejarah siswa adalah berdasarkan

hasil ujian yang dilakukan oleh guru mata pelajaran Sejarah. Nilai ini

digunakan untuk mengetahui prestasi belajar sejarah siswa sebelum

diberikan tindakan berupa model pembelajaran kooperatif tipe Mind

Mapping. Selanjutnya nilai digunakan untuk menentukan ketuntasan

58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

belajar Sejarah berdasarkan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

yaitu sebesar 75. Berikut ini adalah data pra siklus dan ketuntasan prestasi

belajar Sejarah pada siswa.

Tabel 10 : Data Pra Siklus Prestasi Belajar Sejarah

No. Siswa Nilai Pra Siklus Ketuntasan


1. AMP 68 tidak tuntas
2. ABM 57 tidak tuntas
3. AR 75 Tuntas
4. AGP 76 Tuntas
5. ANV 76 Tuntas
6. AA 58 tidak tuntas
7. BM 75 Tuntas
8. BMNPPP 52 tidak tuntas
9. DRS 65 tidak tuntas
10. FDS 78 Tuntas
11. FF 68 tidak tuntas
12. FR 66 tidak tuntas
13. FSS 76 Tuntas
14. JDP 66 tidak tuntas
15. LKP 73 tidak tuntas
16. MA 77 Tuntas
17. MHP 75 Tuntas
18. MAK 66 tidak tuntas
19. MFAPR 77 Tuntas
20. NSF 58 tidak tuntas
21. RCN 75 Tuntas
22. RRPNW 75 Tuntas
23. RAA 77 Tuntas
24. RABS 76 Tuntas
25. SSH 70 tidak tuntas
26. SNA 76 Tuntas
27. TAF 74 tidak tuntas
28. YDM 65 tidak tuntas
29. YDGB 54 tidak tuntas
Jumlah 2024
Terendah 52
Tertinggi 78
Rata-rata 69,79
Siswa Tuntas KKM 14 48,28%
Siswa Tidak Tuntas KKM 15 51,72%

59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

Berdasarkan tabel 10, dapat diketahui bahwa dari sebanyak 29

siswa yang menjadi sampel penelitian, terdapat 14 siswa (48,28%) yang

sudah tuntas KKM, dan 15 siswa (51,72%) yang tidak tuntas KKM. Hasil

ini belum memenuhi target ketuntasan belajar yaitu 80% siswa tuntas

KKM, sehingga diperlukan pemberian tindakan untuk meningkatkan

prestasi belajar Sejarah pada siswa untuk memenuhi target ketutasan

belajar. Nilai terendah adalah sebesar 52, nilai tertinggi sebesar 78, dan

nilai rata-rata sebesar 69,79. Berikut ini adalah distribusi frekuensi

keadaan awal prestasi belajar Sejarah pada siswa.

Tabel 11 : Distribusi Frekuensi Pra Siklus Prestasi Belajar Sejarah

Kategori Skala Frekuensi Persentase


Sangat Tinggi 90 s/d 100 0 0,00%
Tinggi 80 s/d 89 0 0,00%
Sedang 70 s/d 79 17 58,62%
Rendah 60 s/d 69 7 24,14%
Sangat Rendah 0 s/d 59 5 17,24%
Total 29 100,0%

Berdasarkan tabel 11, dapat dilihat bahwa terdapat 17 siswa

(58,62%) dengan prestasi belajar Sejarah dalam kategori sedang; 7 siswa

(24,14%) dalam kategori rendah; dan 5 siswa (17,24%) dalam kategori

sangat rendah; sehingga tidak terdapat siswa yang berada dalam kategori

sangat tinggi dan tinggi. Hasil ini menunjukkan bahwa prestasi pra siklus

belajar Sejarah pada siswa kelas X IPS 2 SMA Negeri 10 Yogyakarta

adalah dalam kategori sedang. Berikut ini adalah grafik distribusi frekuensi

keadaan awal prestasi belajar Sejarah pada siswa.

60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

100%

80%
58.62%
60%

40%
24.14%
17.24%
20%
0.00% 0.00%
0%
sangat tinggi tinggi sedang rendah sangat rendah

Gambar III : Grafik Distribusi Frekuensi Pra Siklus Prestasi Belajar


Sejarah

3. Siklus I

Pemberian tindakan pada siklus I adalah sebanyak 2 pertemuan.

Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 3 September 2018

dengan materi Sumber sejarah berdasarkan bentuknya. Pertemuan

kedua dilaksanakan pada tanggal 10 November 2018 dengan materi

jenis-jenis sumber sejarah berdasarkan sifat dan fakta sumber sejarah

serta pelaksanaan tes Siklus I.

a. Perencanaan Tindakan

Perencanaan tindakan pada siklus I adalah dengan

melaksanakan diskusi dengan Guru Mata Pelajaran Sejarah untuk

membahas materi pembelajaran. Peneliti juga menyiapkan

instrumen penelitian yang terdiri dari lembar Rencana Pelaksanaan

pembelajaran (RPP), materi pembelajaran, lembar observasi, serta

lembar penilaian.

61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

b. Pelaksanaan Tindakan

Berikut ini adalah pelaksanaan tindakan pada siklus I yang

terdiri dari dua pertemuan.

1) Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 1

Oktober 2018 dengan materi Sumber sejarah berdasarkan

bentuknya.

a) Kegiatan Awal

Pada awal kegiatan pembelajaran peneliti sebagai

pengajar melakukan persiapan dengan menyiapkan peserta

didik secara psikis-fisik untuk mengikuti proses

pembelajaran, memberikan motivasi kepada siswa,

menyampaikan topik dan tujuan yang akan dicapai,

peneliti menerangkan sepintas materi yang akan dibahas,

serta membagi kelas menjadi 4 kelompok.

b) Kegiatan Inti

Pada tahap ini, peneliti menayangkan video

mengenai sumber belajar sejarah. Siswa memperhatikan

video yang ditampilkan, setelah pemutaran video selesai

peneliti menjelaskan materi kepada siswa dan menyuruh

siswa untuk membaca buku yang relevan mengenai

sumber sejarah. Siswa mengidentifikasi materi sumber

62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

sejarah untuk dibuat peta konsep dengan materi sebagai

berikut: Kelompok I bertugas mendiskusikan materi

tentang kelebihan dan kekurangan sumber tetulis,

Kelompok II bertugas mendiskusikan materi tentang

kelebihan dan kekurangan sumber benda, Kelompok III

bertugas mendiskusikan materi tentang kelebihan dan

kekurangan sumber visual atau audiovisual, Kelompok IV

bertugas materi tentang kelebihan dan kekurangan sumber

tradisi lisan. Siswa berdiskusi dan memecahkan masalah

dengan kelompok yang sudah dibagi, peneliti

menayangkan kembali video jenis-jenis sumber sejarah,

siswa diminta untuk mengamati dan menganalisis video

tersebut dan mengaitkannya dengan peta konsep. Siswa

menuliskan hasil yang didapat dengan melakukan

pencermatan data, siswa (secara perwakilan dari sub-sub

materi) diminta mempresentasikan/ menjelaskan pada

siswa, siswa yang lain yang lain mengajukan pertanyaan,

saran atau masukan dan sanggahan.

c) Kegiatan Penutup

Pelaksanaan tindakan pertemuan pertama ditutup

dengan kegiatan menyimpulkan materi yang telah

disampaikan peneliti bersama siswa, Sebagai refleksi

63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

peneliti memberikan dari pelaksanaan pembelajaran, nilai

apa yang diperoleh setelah belajar tentang topik sumber

sejarah. Siswa diberikan pertanyaan lisan secara acak

untuk mendapatkan umpan balik atas pembelajaran

minggu ini. Menginformasikan materi pertemuan yang

akan datang: kelebihan dan kekurangan sumber sejarah

berdasarkan sifatnya. Kegiatan diakhiri dengan doa dan

salam

2) Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 8 Oktober

2018 dengan materi materi jenis-jenis sumber sejarah

berdasarkan sifat dan fakta sejarah.

a) Kegiatan Awal

Pada awal kegiatan pembelajaran peneliti sebagai

pengajar melakukan persiapan dengan menyiapkan peserta

didik secara psikis-fisik untuk mengikuti proses

pembelajaran, memberikan motivasi kepada siswa,

menyampaikan topik dan tujuan yang akan dicapai,

peneliti menerangkan sepintas materi yang akan dibahas,

serta membagi kelas menjadi 4 kelompok.

64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

b) Kegiatan Inti

Pada tahap ini, peneliti menayangkan video

mengenai sumber belajar sejarah. Siswa memperhatikan

video yang ditampilkan, setelah pemutaran video selesai

peneliti menjelaskan materi kepada siswa dan menyuruh

siswa untuk membaca buku yang relevan mengenai

sumber sejarah. Siswa mengidentifikasi materi kelebihan

dan kekurangan sumber sejarah berdasarkan sifatnya dan

fakta sejarah untuk dibuat peta konsep dengan kelompok

yang masih sama dengan pertemuan sebelumnya,materi

sebagai berikut: Kelompok 1 membahas tentang sumber

primer, sumber sekunder, sumber tersier, Kelompok 2

membahas tentang sifat fakta sejarah, Kelompok 3

membahas tentang artefak, Kelompok 4 membahas

tentang fosil. Siswa berdiskusi dan memecahkan masalah

dengan kelompok yang sudah dibagi, peneliti

menayangkan kembali video jenis-jenis sumber sejarah,

siswa diminta untuk mengamati dan menganalisis video

tersebut dan mengaitkannya dengan peta konsep. Siswa

menuliskan hasil yang didapat dengan melakukan

pencermatan data, siswa (secara perwakilan dari sub-sub

materi) diminta mempresentasikan/ menjelaskan pada

65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

siswa, siswa yang lain yang lain mengajukan pertanyaan,

saran atau masukan dan sanggahan.

c) Kegiatan Penutup

Pelaksanaan tindakan pertemuan kedua ditutup

dengan kegiatan menyimpulkan materi yang telah

disampaikan peneliti bersama siswa, Sebagai refleksi

peneliti memberikan dari pelaksanaan pembelajaran, nilai

apa yang diperoleh setelah belajar tentang topik sumber

sejarah. Siswa diberikan pertanyaan lisan secara acak

untuk mendapatkan umpan balik atas pembelajaran

minggu ini, sekaligus melakukan tindakan dari siklus 1

dengan melakukan tes pada siswa.

c. Observasi

1) Observasi Kegiatan Belajar Siswa Siklus I

Observasi kegiatan belajar siswa siklus I dilakukan

menggunakan lembar pengamatan kooperatif dan presentasi

siswa, dengan tujuan untuk mengetahui antusiasme dan peran

siswa pada proses pembelajaran. Berikut ini adalah hasil

pengamatan kooperatif siswa pada siklus I.

66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

Tabel 12 : Hasil Pengamatan Kooperatif Siswa Siklus I

Kejelasan peta
Penyampaian
Menghargai
Mengambil
Kerjasama

Kejelasan
pendapat

konsep
giliran

materi

materi
teman

Total
Nama
No Nilai
Siswa

1 AMP 3 3 3 3 3 3 18 60,00
2 ABM 3 3 2 2 3 3 16 53,33
3 AR 3 3 3 3 4 3 19 63,33
4 AGP 3 3 3 4 3 3 19 63,33
5 ANV 3 3 4 3 3 4 20 66,67
6 AA 2 3 3 3 3 3 17 56,67
7 BM 3 3 4 3 3 4 20 66,67
8 BMNPPP 3 3 3 3 3 3 18 60,00
9 DRS 3 3 3 3 3 3 18 60,00
10 FDS 3 3 3 3 3 3 18 60,00
11 FF 3 3 4 3 3 4 20 66,67
12 FR 4 3 3 3 3 3 19 63,33
13 FSS 3 3 3 3 3 3 18 60,00
14 JDP 3 3 3 3 3 3 18 60,00
15 LKP 3 3 2 3 3 4 18 60,00
16 MA 3 3 3 2 3 3 17 56,67
17 MHP 3 3 3 3 3 3 18 60,00
18 MAK 3 3 3 3 3 3 18 60,00
19 MFAPR 3 3 3 3 4 3 19 63,33
20 NSF 2 3 3 3 2 3 16 53,33
21 RCN 3 3 3 3 3 3 18 60,00
22 RRPNW 3 3 3 3 2 3 17 56,67
23 RAA 3 2 3 3 3 3 17 56,67
24 RABS 4 3 3 3 3 3 19 63,33
25 SSH 3 3 3 3 2 3 17 56,67
26 SNA 3 3 2 2 3 3 16 53,33
27 TAF 3 3 3 3 3 4 19 63,33
28 YDM 3 4 2 3 3 3 18 60,00
29 YDGB 3 3 3 3 3 3 18 60,00
1743,3
Jumlah 87 87 86 85 86 92 523
3
Rata-rata 3,00 3,00 2,97 2,93 2,97 3,17 18,03 60,11

67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

Berdasarkan tabel 12, dapat diketahui bahwa hasil

pengamatan kooperatif siswa pada siklus I yang terdiri dari 6

aspek penelitian menunjukkan pada aspek kerjasama memiliki

skor rata-rata 3,00; aspek mengambil giliran memiliki skor

rata-rata 3,00; aspek menghargai pendapat teman memiliki

skor rata-rata 2,97; aspek kejelasan materi memiliki skor rata-

rata 2,93; aspek penyampaian materi memiliki skor rata-rata

2,97; dan aspek kejelasan peta konsep memiliki skor rata-rata

3,17. Hasil ini menunjukkan bahwa aspek yang memiliki nilai

rata-rata tertinggi adalah aspek kejelasan peta konsep sebesar

3,17, sedangkan aspek dengan skor rata-rata terendah adalah

aspek kejelasan materi sebesar 2,93. Berikut ini adalah tabel

kriteria pengamatan kooperatif siswa siklus I.

Tabel 13 : Kriteria Pengamatan Kooperatif Siswa Siklus I

Kategori Skala Frekuensi Persentase


sangat baik 90 s/d 100 0 0,00%
Baik 80 s/d 89 0 0,00%
Cukup 65 s/d 79 3 10,34%
Kurang 55 s/d 64 23 79,31%
sangat kurang 0 s/d 54 3 10,34%
Total 29 100,0%

Berdasarkan tabel 12, dapat dilihat bahwa terdapat 3

siswa (10,34%) yang memiliki antusiasme dan peran siswa

pada proses pembelajaran dalam kategori cukup; 23 siswa

(79,31%) dalam kategori kurang; dan 3 siswa (10,34%) dalam

68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

kategori sangat kurang; sehingga tidak terdapat siswa yang

berada dalam kategori sangat baik dan baik. Hasil ini

menunjukkan bahwa antusiasme dan peran siswa kelas X IPS 2

SMA Negeri 10 Yogyakarta pada proses pembelajaran siklus I

adalah dalam kategori kurang. Berikut ini adalah grafik hasil

pengamatan kooperatif siswa pada siklus I.

100%
79.31%
80%

60%

40%

20% 10.34% 10.34%


0.00% 0.00%
0%
Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang

Gambar IV : Grafik Pengamatan Kooperatif Siswa Siklus I

Peneliti selanjutnya melakukan pengamatan terhadap

aktivtias presentasi pembelajaran siswa pada siklus I

menggunakan lembar pengamatan presentasi. Berikut ini

adalah lembar pengamatan presentasi siswa pada siklus I.

69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

Tabel 14 : Kriteria Pengamatan Presentasi Mind Mapping Siswa Siklus I

Kreatifitas

Kelayakan
Penyajian

Bahasa

Total
Isi

Isi
No Nama Siswa Nilai

1 AMP 3 4 3 3 13 65
2 ABM 3 4 3 2 12 60
3 AR 3 2 3 3 11 55
4 AGP 4 3 3 3 13 65
5 ANV 3 3 3 3 12 60
6 AA 3 3 4 4 14 70
7 BM 3 2 3 3 11 55
8 BMNPPP 3 2 3 3 11 55
9 DRS 3 3 4 3 13 65
10 FDS 4 3 3 3 13 65
11 FF 3 4 3 2 12 60
12 FR 4 3 3 3 13 65
13 FSS 3 3 4 3 13 65
14 JDP 3 3 4 3 13 65
15 LKP 4 3 3 3 13 65
16 MA 3 3 2 3 11 55
17 MHP 4 3 2 2 11 55
18 MAK 2 3 3 3 11 55
19 MFAPR 3 4 3 3 13 65
20 NSF 3 4 3 3 13 65
21 RCN 3 4 3 3 13 65
22 RRPNW 4 4 3 3 14 70
23 RAA 3 3 4 2 12 60
24 RABS 3 3 3 3 12 60
25 SSH 3 4 4 3 14 70
26 SNA 3 3 4 3 13 65
27 TAF 4 3 3 3 13 65
28 YDM 3 3 3 4 13 65
29 YDGB 3 2 3 4 12 60
Jumlah 93 91 92 86 362 1810
Rata-rata 3,21 3,14 3,17 2,97 12,48 62,41

70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

Berdasarkan tabel 14, dapat diketahui bahwa hasil

pengamatan presentasi siswa pada siklus I yang terdiri dari 4

aspek penelitian menunjukkan pada aspek kreatifitas memiliki

skor rata-rata 3,21; aspek penyajian isi memiliki skor rata-rata

3,14; aspek kelayakan isi memiliki skor rata-rata 3,17; dan

aspek bahasa memiliki skor rata-rata 2,97. Hasil ini

menunjukkan bahwa aspek yang memiliki nilai rata-rata

tertinggi adalah aspek kreatifitas sebesar 3,21, sedangkan

aspek dengan skor rata-rata terendah adalah aspek bahasa

sebesar 2,97. Berikut ini adalah tabel kriteria pengamatan

presentasi siswa pada siklus I.

Tabel 15 : Kriteria Pengamatan Presentasi Mind Mapping Siswa Siklus I

Kategori Skala Frekuensi Persentase


Sangat Aktif 90 s/d 100 0 0,00%
Aktif 80 s/d 89 0 0,00%
Cukup Aktif 65 s/d 79 17 58,62%
Kurang Aktif 55 s/d 64 12 41,38%
Sangat Kurang 0 s/d 54
0
Aktif 0,00%
Total 29 100,0%

Berdasarkan tabel 15, dapat dilihat bahwa terdapat 17

siswa (58,62%) yang memiliki presentasi keaktifan pada siklus

I dalam kategori cukup aktif dan 12 siswa (41,38%) dalam

kategori kurang aktif, sehingga tidak terdapat siswa yang

berada dalam kategori sangat aktif, aktif dan sangat kurang

aktif. Hasil ini menunjukkan bahwa presentasi keaktifan siswa

71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

kelas X IPS 2 SMA Negeri 10 Yogyakarta pada proses

pembelajaran siklus I adalah dalam kategori cukup aktif.

Berikut ini adalah grafik presentasi keaktifan siswa pada siklus

100%

80%
58.62%
60%
41.38%
40%

20%
0.00% 0.00% 0.00%
0%
sangat aktif aktif cukup aktif kurang aktif sangat kurang
aktif

Gambar V : Grafik Presentasi Keaktifan Siswa Siklus I

2) Prestasi Belajar Sejarah Siswa Siklus I

Peneliti melaksanakan pengujian prestasi belajar sejarah

siswa siklus I pada tanggal 10 September 2018 untuk mengetahui

peningkatan prestasi belajar siswa setelah diberikan tindakan

penerapan model kooperatif tipe Mind Mapping sebanyak dua

pertemuan pada siklus I. Hasil pengujian siklus I digunakan untuk

menentukan ketuntasan belajar Sejarah berdasarkan nilai Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu sebesar 75. Berikut ini adalah

data hasil pengujian siklus I dan ketuntasan prestasi belajar

Sejarah pada siswa.

72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

Tabel 16 : Data Prestasi Belajar Sejarah Siklus I

No. Siswa Nilai Pra Siklus Ketuntasan


1. AMP 76 Tuntas
2. ABM 64 tidak tuntas
3. AR 80 Tuntas
4. AGP 80 Tuntas
5. ANV 76 Tuntas
6. AA 68 tidak tuntas
7. BM 76 Tuntas
8. BMNPPP 56 tidak tuntas
9. DRS 72 tidak tuntas
10. FDS 80 Tuntas
11. FF 76 Tuntas
12. FR 64 tidak tuntas
13. FSS 84 Tuntas
14. JDP 68 tidak tuntas
15. LKP 76 Tuntas
16. MA 80 Tuntas
17. MHP 76 Tuntas
18. MAK 68 tidak tuntas
19. MFAPR 80 Tuntas
20. NSF 64 tidak tuntas
21. RCN 80 Tuntas
22. RRPNW 84 Tuntas
23. RAA 76 Tuntas
24. RABS 80 Tuntas
25. SSH 76 Tuntas
26. SNA 80 Tuntas
27. TAF 76 Tuntas
28. YDM 72 tidak tuntas
29. YDGB 64 tidak tuntas
Jumlah 2152
Terendah 56
Tertinggi 84
Rata-rata 74,21
Siswa Tuntas KKM 19 65,52%
Siswa Tidak Tuntas KKM 10 34,48%

73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

Berdasarkan tabel 16, dapat diketahui bahwa nilai

terendah pada pengujian siklus I adalah sebesar 52, nilai tertingi

sebesar 78, dan nilai rata-rata sebesar 69,79. Dari sebanyak 29

siswa yang menjadi sampel penelitian pada pengujian siklus I,

terdapat 19 siswa (65,52%) yang sudah tuntas KKM, dan 10

siswa (34,48%) yang tidak tuntas KKM. Hasil ini belum

memenuhi target penelitian yakni sebesar 80% siswa sudah tuntas

KKM, sehingga perlu dilakukan pemberian tindakan pada siklus

II. Berikut ini adalah distribusi frekuensi prestasi belajar Sejarah

siswa pada siklus I.

Tabel 17 : Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Sejarah Siswa pada Siklus I

Kategori Skala Frekuensi Persentase


sangat tinggi 90 s/d 100 0 0,00%
tinggi 80 s/d 89 10 34,48%
sedang 70 s/d 79 11 37,93%
rendah 60 s/d 69 7 24,14%
sangat rendah 0 s/d 59 1 3,45%
Total 29 100,0%

Berdasarkan tabel 17, dapat dilihat bahwa terdapat 10

siswa (34,48%) dengan prestasi belajar Sejarah dalam kategori

tinggi; 11 siswa (37,93%) dalam kategori sedang; 7 siswa

(24,14%) dalam kategori rendah; dan 1 siswa (3,45%) dalam

kategori sangat rendah; sehingga tidak terdapat siswa yang berada

dalam kategori sangat tinggi. Hasil ini menunjukkan bahwa

prestasi belajar Sejarah siswa kelas X IPS 2 SMA Negeri 10

74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

Yogyakarta pada pengujian siklus I adalah dalam kategori sedang.

Berikut ini adalah grafik distribusi frekuensi prestasi belajar

Sejarah siswa pada pengujian siklus I.

100%

80%

60%

34.48% 37.93%
40%
24.14%
20%
0.00% 3.45%
0%
sangat tinggi tinggi sedang rendah sangat rendah

Gambar VI : Grafik Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Sejarah Siklus I

d. Refleksi Siklus I

Berdasarkan keseluruhan tindakan pada siklus I meliputi

perencanaan, pelaksanaan dan observasi yang dilakukan selama

tindakan siklus I maka dilakukan refleksi. Hasil pengamatan kooperatif

siswa siklus I terdapat aspek dengan skor rata-rata tertinggi adalah pada

aspek kejelasan peta konsep sebesar 3,17, sedangkan aspek dengan skor

rata-rata terendah adalah aspek kejelasan materi sebesar 2,93. Kriteria

pengamatan kooperatif siswa siklus I menunjukkan bahwa antusiasme

dan peran siswa kelas X IPS 2 SMA Negeri 10 Yogyakarta pada proses

pembelajaran siklus I adalah dalam kategori kurang sebesar 79,31%.

Hasil pengamatan presentasi siswa siklus I terdapat aspek

dengan skor rata-rata tertinggi adalah pada aspek kreatifitas sebesar

3,21, sedangkan aspek dengan skor rata-rata terendah adalah aspek

75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

bahasa sebesar 2,97. Kriteria pengamatan presentasi siswa siklus I

menunjukkan bahwa presentasi keaktifan siswa kelas X IPS 2 SMA

Negeri 10 Yogyakarta pada proses pembelajaran siklus I adalah dalam

kategori cukup aktif sebesar 58,62%.

Hasil pengujian prestasi belajar sejarah siswa siklus I

menunjukkan bahwa skor rata-rata adalah sebesar 69,78, dengan

ketuntasan KKM sebesar 65,52%. Hasil ini belum memenuhi target

penelitian yakni sebesar 80% siswa sudah tuntas KKM, sehingga perlu

dilakukan pemberian tindakan pada siklus II. Prestasi belajar Sejarah

pada siklus I menunjukkan bahwa prestasi belajar Sejarah siswa kelas X

IPS 2 SMA Negeri 10 Yogyakarta pada pengujian siklus I adalah dalam

kategori sedang sebesar 37,93%.

Adapun permasalahan-permasalahan dala siklus I yang perlu

diperhatikan dan perlu dicari penyelesaian adalah sebagai berikut:

a) Siswa terlihat kurang nyaman dalam mengikuti tindakan model

pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping, dimana tidak terdapat

siswa dengan kemampuan presentasi Mind Mapping kategori aktif

dan sangat aktif, ditunjukkan dengan adanya siswa yang masih

berbicara dengan sesama siswa dan ada juga yang bermain dengan

alat tulis.

b) Peneliti perlu memberikan pancingan kepada beberapa siswa agar

siswa aktif dan antusias dalam mengikuti tindakan model

pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping.

76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

c) Peneliti perlu lebih tegas sehingga siswa mau mematuhi aturan

dalam pemberian tindakan model pembelajaran kooperatif tipe

Mind Mapping.

4. Siklus II

Pemberian tindakan pada siklus II adalah sebanyak 2 pertemuan

dengan materi yang sama seperti pada siklus I. Pertemuan ketiga

dilaksanakan pada tanggal 15 Oktober 2018 dengan materi sumber sejarah

berdasarkan bentuknya. Pertemuan keempat dilaksanakan pada tanggal 22

Oktober 2018 dengan materi jenis-jenis sumber sejarah berdasarkan

bentuknya dan fakta sejarah serta pelaksanaan tes Siklus II.

a. Perencanaan Tindakan

Perencanaan tindakan pada siklus II adalah dengan melaksanakan

diskusi dengan Guru Mata Pelajaran Sejarah untuk membahas materi

pembelajaran pada siklus II serta melakukan perbaikan dari hasil siklus

I. Peneliti juga menyiapkan instrumen penelitian yang terdiri dari

lembar Rencana Pelaksanaan pembelajaran (RPP), materi

pembelajaran, lembar observasi, serta lembar penilaian.

Dari refleksi siklus I Peneliti perlu memperbaiki proses

pembelajaran di sikulus II, sebagai Berikut :

1. Dalam pembagian kelompok peneliti harus lebih Komunikatif

dengan siswa agar tercipta susasana yang kondusif

2. Saat membuat peta konsep lebih diperhatikan karena banyak siswa

yang bermain dengan alat tulis dan menggambar gambar yang tidak

perlu.

77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

b. Pelaksanaan Tindakan

Berikut ini adalah pelaksanaan tindakan pada siklus II yang

terdiri dari dua pertemuan.

1) Pertemuan ketiga

Pertemuan ketiga dilaksanakan pada tanggal 15 Oktober

2018 dengan materi sumber sejarah berdasarkan bentuknya,

dengan memperbaiki kegiatan pembelajaran yang telah

dilaksanakan pada siklus I dan dengan melihat hasil refleksi pada

siklus I. Pada siklus II peneliti masih menggunakan materi yang

sama yaitu suber sejarah dengan menggunakan model Kooperatif

tipe Mind Mapping.

a) Kegiatan Awal

Pada awal kegiatan pembelajaran peneliti

menyampaikan pada siswa tentang materi yang akan dibahas

pada minngu ini sama seperti mingggu sebelumnya. Pengajar

melakukan persiapan dengan menyiapkan peserta didik secara

psikis-fisik untuk mengikuti proses pembelajaran, memberikan

motivasi kepada siswa, menyampaikan topik dan tujuan yang

akan dicapai, peneliti menerangkan sepintas materi yang akan

dibahas, serta membagi kelas menjadi 4 kelompok.

b) Kegiatan Inti

Pada tahap ini, peneliti menayangkan video mengenai

sumber belajar sejarah. Siswa memperhatikan video yang

78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

ditampilkan, setelah pemutaran video selesai peneliti

menjelaskan materi kepada siswa dan menyuruh siswa untuk

membaca buku yang relevan mengenai sumber sejarah. Siswa

mengidentifikasi materi sumber sejarah untuk dibuat peta

konsep dengan kelompok dan materi yang sama seperti siklus

I, sebagai berikut: Kelompok I bertugas mendiskusikan materi

tentang kelebihan dan kekurangan sumber tetulis, Kelompok II

bertugas mendiskusikan materi tentang kelebihan dan

kekurangan sumber benda, Kelompok III bertugas

mendiskusikan materi tentang kelebihan dan kekurangan

sumber visual atau audiovisual, Kelompok IV bertugas materi

tentang kelebihan dan kekurangan sumber tradisi lisan. Siswa

berdiskusi dan memecahkan masalah dengan kelompok yang

sudah dibagi, peneliti menayangkan kembali video jenis-jenis

sumber sejarah, Siswa diminta untuk mengamati dan

menganalisis video tersebut dan mengaitkannya dengan peta

konsep. Siswa menuliskan hasil yang didapat dengan

melakukan pencermatan data, siswa (secara perwakilan dari

sub-sub materi) diminta mempresentasikan/ menjelaskan pada

siswa, siswa yang lain yang lain mengajukan pertanyaan, saran

atau masukan dan sanggahan.

79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80

c) Kegiatan Penutup

Pelaksanaan tindakan pertemuan ketiga ditutup dengan

kegiatan menyimpulkan materi yang telah disampaikan

peneliti bersama siswa, Sebagai refleksi peneliti memberikan

dari pelaksanaan pembelajaran, nilai apa yang diperoleh

setelah belajar tentang topik sumber sejarah. Siswa diberikan

pertanyaan lisan secara acak untuk mendapatkan umpan balik

atas pembelajaran minggu ini. Menginformasikan materi

pertemuan yang akan datang: kelebihan dan kekurangan

sumber sejarah berdasarkan sifatnya.Kegiatan diakhiri dengan

doa dan salam.

2) Pertemuan Keempat

Pertemuan keempat dilaksanakan pada tanggal 22 Oktober

2018 dengan materi jenis-jenis sumber sejarah berdasarkan sifatnya

dan fakta sejarah.

a) Kegiatan Awal

Peneliti melakukan persiapan dengan menyiapkan peserta

didik secara psikis-fisik untuk mengikuti proses pembelajaran,

memberikan motivasi kepada siswa, menyampaikan topik dan

tujuan yang akan dicapai, peneliti menerangkan sepintas materi

yang akan dibahas, serta membagi kelas menjadi 4 kelompok.

80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

81

b) Kegiatan Inti

Pada tahap ini, peneliti menayangkan video mengenai

sumber belajar sejarah. Siswa memperhatikan video yang

ditampilkan, setelah pemutaran video selesai peneliti

menjelaskan materi kepada siswa dan menyuruh siswa untuk

membaca buku yang relevan mengenai sumber sejarah. Siswa

mengidentifikasi materi kelebihan dan kekurangan sumber

sejarah berdasarkan sifatnya dan fakta sejarah untuk dibuat peta

konsep dengan kelompok yang masih sama dengan pertemuan

ke II pada siklus I, materi sebagai berikut: Kelompok 1

membahas tentang sumber primer, sumber sekunder, sumber

tersier, Kelompok 2 membahas tentang sifat fakta sejarah,

Kelompok 3 membahas tentang artefak, Kelompok 4

membahas tentang fosil. Siswa berdiskusi dan memecahkan

masalah dengan kelompok yang sudah dibagi, peneliti

menayangkan kembali video jenis-jenis sumber sejarah, Siswa

diminta untuk mengamati dan menganalisis video tersebut dan

mengaitkannya dengan peta konsep. Siswa menuliskan hasil

yang didapat dengan melakukan pencermatan data, siswa

(secara perwakilan dari sub-sub materi) diminta

mempresentasikan/ menjelaskan pada siswa, siswa yang lain

yang lain mengajukan pertanyaan, saran atau masukan dan

sanggahan

81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

c) Kegiatan Penutup

Pelaksanaan tindakan pertemuan keempat ditutup dengan

kegiatan menyimpulkan materi yang telah disampaikan peneliti

bersama siswa, Sebagai refleksi peneliti memberikan dari

pelaksanaan pembelajaran, nilai apa yang diperoleh setelah

belajar tentang topik sumber sejarah. Siswa diberikan

pertanyaan lisan secara acak untuk mendapatkan umpan balik

atas pembelajaran minggu ini, sekaligus melakukan tindakan

dari siklus 1 dengan melakukan tes pada siswa.

c. Observasi

1) Observasi Kegiatan Belajar Siswa Siklus II

Observasi kegiatan belajar siswa siklus II dilakukan

menggunakan lembar pengamatan kooperatif dan presentasi siswa,

dengan tujuan untuk mengetahui antusiasme dan peran siswa pada

proses pembelajaran. Berikut ini adalah hasil pengamatan

kooperatif siswa pada siklus II.

82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

83

Tabel 18 : Hasil Pengamatan Kooperatif Siswa Siklus II

Penyampaian
Menghargai

peta konsep
Mengambil
Kerjasama

Kejelasan

Kejelasan
pendapat
giliran

materi

materi
teman

Total
Nama
No Nilai
Siswa

1 AMP 4 4 4 3 3 4 22 73,33
2 ABM 4 4 4 3 3 3 21 70,00
3 AR 4 4 5 4 4 4 25 83,33
4 AGP 5 3 4 4 4 5 25 83,33
5 ANV 4 4 4 4 4 4 24 80,00
6 AA 5 5 4 4 4 3 25 83,33
7 BM 4 3 3 3 4 3 20 66,67
8 BMNPPP 3 4 4 3 3 3 20 66,67
9 DRS 4 3 3 4 4 4 22 73,33
10 FDS 4 4 3 3 3 3 20 66,67
11 FF 5 3 4 4 3 4 23 76,67
12 FR 3 4 3 3 4 3 20 66,67
13 FSS 4 5 4 4 4 4 25 83,33
14 JDP 3 4 4 3 3 4 21 70,00
15 LKP 4 3 4 3 3 4 21 70,00
16 MA 4 4 4 4 5 5 26 86,67
17 MHP 4 4 4 4 4 4 24 80,00
18 MAK 4 3 3 3 4 4 21 70,00
19 MFAPR 5 4 3 4 3 4 23 76,67
20 NSF 4 3 3 3 3 3 19 63,33
21 RCN 5 3 3 4 4 4 23 76,67
22 RRPNW 4 4 4 3 3 3 21 70,00
23 RAA 5 3 4 3 4 4 23 76,67
24 RABS 4 3 4 4 4 4 23 76,67
25 SSH 4 3 3 4 4 4 22 73,33
26 SNA 3 4 4 3 3 3 20 66,67
27 TAF 4 4 3 4 4 4 23 76,67
28 YDM 3 3 4 4 3 3 20 66,67
29 YDGB 3 4 3 4 4 3 21 70,00
Jumlah 116 106 106 103 105 107 643 2143,33
Rata-rata 4,00 3,66 3,66 3,55 3,62 3,69 22,17 73,91

83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84

Berdasarkan tabel 18, dapat diketahui bahwa hasil pengamatan

kooperatif siswa pada siklus II yang terdiri dari 6 aspek penelitian

menunjukkan pada aspek kerjasama memiliki skor rata-rata 4,00; aspek

mengambil giliran memiliki skor rata-rata 3,66; aspek menghargai

pendapat teman memiliki skor rata-rata 3,66; aspek kejelasan materi

memiliki skor rata-rata 3,55; aspek penyampaian materi memiliki skor

rata-rata 3,62; dan aspek kejelasan peta konsep memiliki skor rata-rata

3,69. Hasil ini menunjukkan bahwa aspek yang memiliki nilai rata-rata

tertinggi adalah aspek kerjasama sebesar 4,00, sedangkan aspek dengan

skor rata-rata terendah adalah aspek kejelasan materi sebesar 3,55. Berikut

ini adalah tabel kriteria pengamatan kooperatif siswa siklus II.

Tabel 19 : Kriteria Pengamatan Kooperatif Siswa Siklus II

Kategori Skala Frekuensi Persentase


Sangat Baik 90 s/d 100 0 0,00%
Baik 80 s/d 89 7 24,14%
Cukup 65 s/d 79 21 72,41%
Kurang 55 s/d 64 1 3,45%
Sangat Kurang 0 s/d 54 0 0,00%
Total 29 100,0%

Berdasarkan tabel 19, dapat dilihat bahwa terdapat 7 siswa

(24,14%) yang memiliki antusiasme dan peran siswa pada proses

pembelajaran dalam kategori baik; 21 siswa (72,41%) dalam kategori

cukup; dan 1 siswa (3,45%) dalam kategori kurang; sehingga tidak

terdapat siswa yang berada dalam kategori sangat baik dan sangat kurang.

Hasil ini menunjukkan bahwa antusiasme dan peran siswa kelas X IPS 2

SMA Negeri 10 Yogyakarta pada proses pembelajaran siklus II adalah

84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

85

dalam kategori cukup. Berikut ini adalah grafik hasil pengamatan

kooperatif siswa pada siklus II.

Gambar VII : Grafik Pengamatan Kooperatif Siswa Siklus II

100%

80% 72.41%

60%

40%
24.14%
20%
3.45%
0.00% 0.00%
0%
Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang

Peneliti selanjutnya melakukan pengamatan terhadap aktivtias

presentasi pembelajaran siswa pada siklus II menggunakan lembar

pengamatan presentasi. Berikut ini adalah lembar pengamatan presentasi

siswa pada siklus II.

85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

86

Tabel 20 : Kriteria Pengamatan Presentasi Mind Mapping Siswa Siklus II.

Kreatifitas

Kelayakan
Penyajian

Bahasa

Total
Nama

Isi

Isi
No Nilai
Siswa

1 AMP 4 4 5 4 17 85
2 ABM 4 5 5 3 17 85
3 AR 4 4 4 3 15 75
4 AGP 4 4 5 4 17 85
5 ANV 5 4 4 4 17 85
6 AA 4 4 4 4 16 80
7 BM 4 5 5 3 17 85
8 BMNPPP 3 4 4 4 15 75
9 DRS 3 4 5 4 16 80
10 FDS 4 4 4 4 16 80
11 FF 4 4 5 4 17 85
12 FR 4 3 4 4 15 75
13 FSS 3 4 5 3 15 75
14 JDP 3 4 5 3 15 75
15 LKP 4 4 4 3 15 75
16 MA 5 3 3 3 14 70
17 MHP 4 3 5 4 16 80
18 MAK 3 3 5 3 14 70
19 MFAPR 4 4 4 4 16 80
20 NSF 5 4 4 4 17 85
21 RCN 5 4 3 4 16 80
22 RRPNW 4 5 5 3 17 85
23 RAA 5 3 4 3 15 75
24 RABS 4 4 3 4 15 75
25 SSH 3 4 5 5 17 85
26 SNA 3 3 5 3 14 70
27 TAF 4 4 5 4 17 85
28 YDM 4 4 3 4 15 75
29 YDGB 3 3 5 4 15 75
Jumlah 113 112 127 106 458 2290
Rata-rata 3,90 3,86 4,38 3,66 15,79 78,97

86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

87

Berdasarkan tabel 20, dapat diketahui bahwa hasil pengamatan

presentasi Mind Mapping siswa pada siklus II yang terdiri dari 4 aspek

penelitian menunjukkan pada aspek kreatifitas memiliki skor rata-rata

3,90; aspek penyajian isi memiliki skor rata-rata 3,86; aspek kelayakan isi

memiliki skor rata-rata 4,38; dan aspek bahasa memiliki skor rata-rata

3,66. Hasil ini menunjukkan bahwa aspek yang memiliki nilai rata-rata

tertinggi adalah aspek penyajian isi sebesar 4,38, sedangkan aspek dengan

skor rata-rata terendah adalah aspek bahasa sebesar 3,66. Berikut ini

adalah tabel kriteria pengamatan presentasi siswa pada siklus II.

Tabel 21 : Kriteria Pengamatan Presentasi Mind Mapping Siswa Siklus II

Kategori Skala Frekuensi Persentase


Sangat Aktif 90 s/d 100 0 0,00%
Aktif 80 s/d 89 16 55,17%
Cukup Aktif 65 s/d 79 13 44,83%
Kurang Aktif 55 s/d 64 0 0,00%
Sangat Kurang 0 s/d 54
0
Aktif 0,00%
Total 29 100,0%

Berdasarkan tabel 20, dapat dilihat bahwa terdapat 16 siswa

(55,17%) yang memiliki presentasi keaktifan pada siklus II dalam kategori

aktif dan 13 siswa (44,83%) dalam kategori cukup aktif, sehingga tidak

terdapat siswa yang berada dalam kategori sangat aktif, kurang aktif dan

sangat kurang aktif. Hasil ini menunjukkan bahwa presentasi keaktifan

siswa kelas X IPS 2 SMA Negeri 10 Yogyakarta pada proses

pembelajaran siklus II adalah dalam kategori aktif. Berikut ini adalah

grafik presentasi keaktifan siswa pada siklus II.

87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88

100%

80%

60% 55.17%
44.83%
40%

20%
0.00% 0.00% 0.00%
0%
sangat aktif aktif cukup aktif kurang aktif sangat kurang
aktif

Gambar VIII : Grafik Presentasi Keaktifan Siswa Siklus II

2) Prestasi Belajar Sejarah Siswa Siklus II

Peneliti melaksanakan pengujian prestasi belajar sejarah siswa

siklus II pada tanggal 24 September 2018 untuk mengetahui

perkembangan prestasi belajar siswa setelah diberikan tindakan

penerapan model kooperatif tipe Mind Mapping sebanyak dua

pertemuan pada siklus II.

Hasil pengujian siklus II digunakan untuk menentukan ketuntasan

belajar Sejarah berdasarkan nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

yaitu sebesar 75. Berikut ini adalah data hasil pengujian siklus II dan

ketuntasan prestasi belajar Sejarah pada siswa.

88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89

Tabel 22 : Data Prestasi Belajar Sejarah Siklus II

No. Siswa Nilai Pra Siklus Ketuntasan


1 AMP 84 Tuntas
2 ABM 72 tidak tuntas
3 AR 84 Tuntas
4 AGP 88 Tuntas
5 ANV 80 Tuntas
6 AA 80 Tuntas
7 BM 80 Tuntas
8 BMNPPP 72 tidak tuntas
9 DRS 80 Tuntas
10 FDS 84 Tuntas
11 FF 84 Tuntas
12 FR 72 tidak tuntas
13 FSS 92 Tuntas
14 JDP 80 Tuntas
15 LKP 84 Tuntas
16 MA 84 Tuntas
17 MHP 84 Tuntas
18 MAK 76 Tuntas
19 MFAPR 92 Tuntas
20 NSF 72 tidak tuntas
21 RCN 84 Tuntas
22 RRPNW 88 Tuntas
23 RAA 80 Tuntas
24 RABS 84 Tuntas
25 SSH 88 Tuntas
26 SNA 88 Tuntas
27 TAF 92 Tuntas
28 YDM 84 Tuntas
29 YDGB 72 tidak tuntas
Jumlah 2384
Terendah 72
Tertinggi 92
Rata-rata 82,21
Siswa Tuntas KKM 24 82,76%
Siswa Tidak Tuntas KKM 5 17,24%

89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90

Berdasarkan tabel 22, dapat diketahui bahwa nilai terendah pada

pengujian siklus II adalah sebesar 72, nilai tertingi sebesar 92, dan nilai

rata-rata sebesar 82,21. Dari sebanyak 29 siswa yang menjadi sampel

penelitian pada pengujian siklus I, terdapat 24 siswa (82,76%) yang

sudah tuntas KKM, dan 5 siswa (17,24%) yang tidak tuntas KKM.

Hasil ini sudah memenuhi target penelitian yakni sebesar 80% siswa

sudah tuntas KKM, sehingga pemberian tindakan dihentikan pada

siklus II. Berikut ini adalah distribusi frekuensi prestasi belajar Sejarah

siswa pada siklus II.

Tabel 23 : Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Sejarah Siswa pada Siklus II

Kategori Skala Frekuensi Persentase


sangat tinggi 90 s/d 100 3 10,34%
Tinggi 80 s/d 89 20 68,97%
Sedang 70 s/d 79 6 20,69%
Rendah 60 s/d 69 0 0,00%
sangat rendah 0 s/d 59 0 0,00%
Total 29 100,0%

Berdasarkan tabel 23, dapat dilihat bahwa terdapat 3 siswa

(10,34%) dengan prestasi belajar Sejarah dalam kategori sangat tinggi;

20 siswa (68,97%) dalam kategori tinggi; dan 6 siswa (20,69%) dalam

kategori sedang; sehingga tidak terdapat siswa yang berada dalam

kategori rendah dan sangat rendah. Hasil ini menunjukkan bahwa

prestasi belajar Sejarah siswa kelas X IPS 2 SMA Negeri 10

Yogyakarta pada pengujian siklus II adalah dalam kategori tinggi.

Berikut ini adalah grafik distribusi frekuensi prestasi belajar Sejarah

siswa pada pengujian siklus II.

90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

91

100%

80%
68.97%

60%

40%

20.69%
20%
10.34%
0.00% 0.00%
0%
sangat tinggi tinggi sedang rendah sangat rendah

Gambar IX : Grafik Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Sejarah Siklus


II

d. Refleksi Siklus II

Berdasarkan keseluruhan tindakan pada siklus II meliputi

perencanaan, pelaksanaan dan observasi yang dilakukan selama tindakan

siklus II maka dilakukan refleksi. Hasil pengamatan kooperatif siswa

siklus II terdapat aspek dengan skor rata-rata tertinggi adalah pada aspek

kerjasama sebesar 4,00, sedangkan aspek dengan skor rata-rata terendah

adalah aspek kejelasan materi sebesar 3,55. Kriteria pengamatan

kooperatif siswa siklus II menunjukkan bahwa antusiasme dan peran

siswa kelas X IPS 2 SMA Negeri 10 Yogyakarta pada proses

pembelajaran siklus I adalah dalam kategori cukup sebesar 72,41%.

Hasil pengamatan presentasi siswa siklus II terdapat aspek dengan

skor rata-rata tertinggi adalah pada aspek penyajian isi sebesar 4,38,

sedangkan aspek dengan skor rata-rata terendah adalah aspek penyajian

isi sebesar 4,38. Kriteria pengamatan presentasi siswa siklus II

menunjukkan bahwa presentasi keaktifan siswa kelas X IPS 2 SMA

91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

92

Negeri 10 Yogyakarta pada proses pembelajaran siklus II adalah dalam

kategori aktif sebesar 55,17%.

Hasil pengujian prestasi belajar sejarah siswa siklus I menunjukkan

bahwa skor rata-rata adalah sebesar 82,21, dengan ketuntasan KKM

sebesar 82,76%. Hasil ini sudah memenuhi indikator penelitian yakni

sebesar 80% siswa sudah tuntas KKM, sehingga pemberian tindakan

dihentikan pada siklus II. Prestasi belajar Sejarah pada siklus II

menunjukkan bahwa prestasi belajar Sejarah siswa kelas X IPS 2 SMA

Negeri 10 Yogyakarta pada pengujian siklus II adalah dalam kategori

tinggi sebesar 68,97%.

Setelah melakukan perbaikan dalam proses pembelajaran siswa

lebih kondusif dan proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik, saat

pembagian kelompok pun siswa lebih gampang untuk diatur. Interaksi

antar siswa lebih aktif dan saling bekerjasama untuk menyelesaikan peta

konsep.

5. Komparasi Kegiatan Belajar, Presentasi, dan Prestasi Belajar Siswa

dalam Penerapan Model Kooperatif Tipe Mind Mapping

Berikut ini adalah hasil komparasi pengamatan kegiatan belajar,

presentasi, dan prestasi belajar Sejarah siswa dalam penerapan model

kooperatif tipe Mind Mapping yang dilakukan sebanyak 2 siklus.

92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

93

b. Komparasi Kegiatan Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II

Hasil pengamatan kooperatif siswa pada siklus I dan siklus II

selama penerapan model kooperatif tipe Mind Mapping pada mata

pelajaran Sejarah adalah sebagai berikut.

Tabel 24 : Komparasi Pengamatan Kooperatif Siswa pada Siklus I dan Siklus II

Kategori Skala Siklus I Siklus II


N % N %
Sangat Baik 90 s/d 100 0 0,00% 0 0,00%
Baik 80 s/d 89 0 0,00% 7 24,14%
Cukup 65 s/d 79 3 10,34% 21 72,41%
Kurang 55 s/d 64 23 79,31% 1 3,45%
Sangat Kurang 0 s/d 54 3 10,34% 0 0,00%
Total 29 100,0% 29 100,0%

Berdasarkan tabel 24, dapat dilihat bahwa terdapat perubahan

kegiatan belajar kooperatif siswa pada pelaksanaan tindakan penerapan

model kooperatif tipe Mind Mapping pada mata pelajaran Sejarah siklus I

dan siklus II. Pada siklus I, kegiatan kooperatif siswa berada dalam kategori

kurang sebanyak 23 siswa (79,31%), sedangkan pada siklus II berada dalam

kategori cukup sebanyak 21 siswa (72,41%). Berikut ini adalah grafik

komparasi kegiatan belajar siswa siklus I dan siklus II.

93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

94

100%
79.31%
80% 72.41%

60%

40%
24.14%
20% 10.34% 10.34%
0.00% 0.00% 0.00% 3.45% 0.00%
0%
Sangat Baik Baik Cukup Kurang Sangat Kurang

Siklus I Siklus II

Gambar X : Grafik Komparasi Pengamatan Kooperatif Siswa pada


Siklus I dan Siklus II

c. Komparasi Presentasi Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II

Hasil pengamatan presentasi siswa pada siklus I dan siklus II

selama penerapan model kooperatif tipe Mind Mapping pada mata

pelajaran Sejarah adalah sebagai berikut.

Tabel 25 : Komparasi Pengamatan Presentasi Siswa pada Siklus I dan Siklus II

Kategori Skala Siklus I Siklus II


N % N %
Sangat Aktif 90 s/d 100 0 0,00% 0 0,00%
Aktif 80 s/d 89 0 0,00% 16 55,17%
Cukup Aktif 65 s/d 79 17 58,62% 13 44,83%
Kurang Aktif 55 s/d 64 12 41,38% 0 0,00%
Sangat Kurang Aktif 0 s/d 54 0 0,00% 0 0,00%
Total 29 100,0% 29 100,0%

Berdasarkan tabel 25, dapat dilihat bahwa terdapat perubahan

presentasi belajar siswa pada pelaksanaan tindakan penerapan model

kooperatif tipe Mind Mapping pada mata pelajaran Sejarah siklus I dan

siklus II. Pada siklus I, presentasi belajar siswa berada dalam kategori

cukup aktif sebanyak 17 siswa (58,62%), sedangkan pada siklus II

94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

95

meningkat pada kategori aktif sebanyak 16 siswa (55,17%). Berikut ini

adalah grafik komparasi presentasi belajar siswa siklus I dan siklus II.

100%

80%

60% 55.17% 58.62%


44.83% 41.38%
40%

20%
0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00% 0.00%
0%
sangat aktif aktif cukup aktif kurang aktif sangat kurang
aktif
Siklus I Siklus II

Gambar XI : Grafik Komparasi Pengamatan Kooperatif Siswa pada


Siklus I dan Siklus II

d. Komparasi Prestasi Belajar Sejarah Siswa Pra Siklus dan Siklus I

Hasil pengamatan prestasi belajar Sejarah siswa pada pra siklus

dan siklus I selama pada mata pelajaran Sejarah adalah sebagai berikut:

95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

96

Tabel 26 : Komparasi Prestasi Belajar Sejarah Siswa Pra Siklus dan Siklus I

Prestasi Belajar
No. Siswa Pra Peningkatan Penurunan %
Siklus I
Siklus
1. AMP 68 76 8 8%
2. ABM 57 64 7 7%
3. AR 75 80 5 5%
4. AGP 76 80 4 4%
5. ANV 76 76 0 0%
6. AA 58 68 10 10%
7. BM 75 76 1 1%
8. BMNPPP 52 56 4 4%
9. DRS 65 72 7 7%
10. FDS 78 80 2 2%
11. FF 68 76 8 8%
12. FR 66 64 2 2%
13. FSS 76 84 8 8%
14. JDP 66 68 2 2%
15. LKP 73 76 3 3%
16. MA 77 80 3 3%
17. MHP 75 76 1 1%
18. MAK 66 68 2 2%
19. MFAPR 77 80 3 3%
20. NSF 58 64 6 6%
21. RCN 75 80 5 5%
22. RRPNW 75 84 9 9%
23. RAA 77 76 1 1%
24. RABS 76 80 4 4%
25. SSH 70 76 6 6%
26. SNA 76 80 4 4%
27. TAF 74 76 2 2%
28. YDM 65 72 7 7%
29. YDGB 54 64 10 10%
Jumlah 2024 2152 128
Terendah 52 56 2 2%
Tertinggi 78 84 10 10%
Rata-rata 69,79 74,21 4,41
Siswa Tuntas 14 19
KKM 48,28% 65,52%
Siswa Tidak 15 10
Tuntas KKM 51,72% 34,48%

96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

97

Berdasarkan tabel 26, dapat dilihat bahwa terdapat perubahan skor

prestasi belajar Sejarah siswa pra siklus dan siklus I. Terdapat 2 siswa

yang mengalami penurunan skor, yaitu siswa FR sebesar 2 poin dan siswa

RAA sebesar 1 poin, kemudian 1 siswa yang tidak mengalami perubahan

skor, yaitu siswa ANV, sehingga terdapat 26 siswa yang mengalami

peningkatan skor prestasi belajar Sejarah dari pra siklus ke siklus I. Pada

pra siklus, prestasi belajar Sejarah siswa memiliki skor rata-rata sebesar

69,79, kemudian pada siklus I terdapat peningkatan skor rata-rata sebesar

4,41 poin sehingga menjadi 74,21. Ketuntasan belajar Sejarah pada pra

siklus adalah sebanyak 14 siswa (48,28%), kemudian pada siklus I

meningkat menjadi 15 siswa (51,72%). Berikut ini adalah grafik

komparasi prestasi belajar Sejarah siswa pra siklus dan siklus I.

100%

80%
65.52%
60% 48.28% 51.72%

40% 34.48%

20%

0%
Pra-siklus Siklus I
tuntas tidak tuntas

Gambar XII : Grafik Komparasi Pengamatan Kooperatif Siswa pada Pra


Siklus dan Siklus I
e. Komparasi Prestasi Belajar Sejarah Siswa Siklus I dan Siklus II

Hasil pengamatan prestasi belajar Sejarah siswa pada siklus I dan

siklus II selama pelaksanaan tindakan penerapan model kooperatif tipe

Mind Mapping pada mata pelajaran Sejarah adalah sebagai berikut.

97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

98

Tabel 27 : Komparasi Prestasi Belajar Sejarah Siswa Siklus I dan Siklus II

Prestasi Belajar
No. Siswa Peningkatan %
Siklus I Siklus II
1. AMP 76 84 8 8%
2. ABM 64 72 8 8%
3. AR 80 84 4 4%
4. AGP 80 88 8 8%
5. ANV 76 80 4 4%
6. AA 68 80 12 12%
7. BM 76 80 4 4%
8. BMNPPP 56 72 16 16%
9. DRS 72 80 8 8%
10. FDS 80 84 4 4%
11. FF 76 84 8 8%
12. FR 64 72 8 8%
13. FSS 84 92 8 8%
14. JDP 68 80 12 12%
15. LKP 76 84 8 8%
16. MA 80 84 4 4%
17. MHP 76 84 8 8%
18. MAK 68 76 8 8%
19. MFAPR 80 92 12 12%
20. NSF 64 72 8 8%
21. RCN 80 84 4 4%
22. RRPNW 84 88 4 4%
23. RAA 76 80 4 4%
24. RABS 80 84 4 4%
25. SSH 76 88 12 12%
26. SNA 80 88 8 8%
27. TAF 76 92 16 16%
28. YDM 72 84 12 12%
29. YDGB 64 72 8 8%
Jumlah 2152 2384 232 232
Terendah 56 72 4 4%
Tertinggi 84 92 16 16%
Rata-rata 74,21 82,21 8,00 8%
19 24
Siswa Tuntas KKM
65,52% 82,76%
Siswa Tidak Tuntas 10 5
KKM 34,48% 17,24%

98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

99

Berdasarkan tabel 27, dapat dilihat bahwa terdapat perubahan skor

prestasi belajar Sejarah siswa siklus I dan siklus II. Secara keseluruhan

siwa mengalami peningkatan skor, yakni peningkatan tertinggi adalah

pada siswa BMNPPP dan TAF sebesar 16 poin, sedangkan peningkatan

terendah adalah pada siswa AR, ANV, BM, FDS, MA, RCN, RRPNW,

RAA, dan RABS sebesar 4 poin. Pada siklus I, prestasi belajar Sejarah

siswa memiliki skor rata-rata sebesar 74,21, kemudian pada siklus II

terdapat peningkatan skor rata-rata sebesar 8,00 poin menjadi 82,21.

Ketuntasan belajar Sejarah pada siklus I adalah sebanyak 15 siswa

(51,72%), kemudian pada siklus II meningkat menjadi 24 siswa (82,76%).

Hasil ini menunjukkan bahwa siswa yang sudah tuntas KKM sudah

meemnuhi target penelitian sebesar 80%. Berikut ini adalah grafik

komparasi prestasi belajar Sejarah siswa siklus I dan siklus II.

100%
82.76%
80%
65.52%
60%

40% 34.48%
17.24%
20%

0%
Siklus I Siklus II
tuntas tidak tuntas

Gambar XIII : Grafik Komparasi Pengamatan Kooperatif Siswa pada


Siklus I dan Siklus II

99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

100

B. Pembahasan

Penelitian yang dilakukan terhadap siswa kelas X IPS 2 SMA Negeri

10 Yogyakarta menunjukkana bahwa terdapat peningkatan kegiatan belajar,

presentasi belajar, serta prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Sejarah

setelah diberikan tindakan berupa penerapan model pembelajaran kooperatif

tipe Mind Mapping sebanyak dua siklus.

1. Kegiatan Belajar Siswa

Kegiatan belajar siswa diteliti mengunakan enam aspek penilaian

yang dilakukan sebanyak dua siklus. Berdasarkan tabel 24, dapat dilihat

bahwa terdapat peningkatan kegiatan kooperatif belajar siswa selama

pemberian tindakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Mind

Mapping sebanyak dua siklus. Kegiatan belajar siswa Pada siklus I,

terdapat paling banyak 23 siswa (79,31%) yang berada dalam kategori

kurang, aspek yang memiliki nilai rata-rata tertinggi adalah aspek

kejelasan peta konsep sebesar 3,17, sedangkan aspek dengan skor rata-

rata terendah adalah aspek kejelasan materi sebesar 2,93. Hasil ini

menunjukkan bahwa siswa kurang melakukan kerjasama dengan sesama

siswa selama proses pembelajaran; kurang tertib dalam mengambil

giliran, atau masih sering terjadi siswa yang rebutan giliran, baik untuk

menjawab pertanyaan atau bertanya; kurang mampu menghargai

pendapat siswa lain; kurang baik dalam memberikan penjelasan terkait

materi pembelajaran; serta kurang memiliki kejelasan konsep.

100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

101

Pada siklus II terdapat paling banyak 21 siswa (72,41%) dalam

kategori cukup, aspek yang memiliki nilai rata-rata tertinggi adalah aspek

kerjasama sebesar 4,00, sedangkan aspek dengan skor rata-rata terendah

adalah aspek kejelasan materi sebesar 3,55. Hasil ini menunjukkan

bahwa siswa melakukan kerjasama dengan sesama siswa selama proses

pembelajaran dengan baik; cukup tertib dalam mengambil giliran, atau

sudah tidak banyak terjadi siswa yang rebutan giliran menjawab

pertanyaan atau bertanya; menghargai pendapat siswa lain dengan cukup

baik; memberikan penjelasan terkait materi pembelajaran dengan cukup

baik; serta memiliki kejelasan konsep dengan cukup baik.

Aspek dengan peningkatan tertinggi adalah kerjasama dengan

peningkatan sebesar 1,00 poin, dan aspek dengan peningkatan terendah

adalah kejelasan peta konsep sebesar 0,52 poin. Berdasarkan penjelasan

diatas, dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran

kooperatif tipe Mind Mapping mampu menumbuhkan jiwa belajar siswa

untuk mengikuti proses pembelajaran dengan tertib serta kondusif.

Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang

untuk memperoleh kepandaian atau ilmu, yang ditunjukkan dengan

perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Dalam kegiatan

belajar, terdapat perubahan dalam bentuk tingkah laku menghasilkan

aspek-aspek dari kemampuan pribadi, aspek-aspek yang dihasilkan yaitu

informasi verbal, nilai/aturan tingkat tinggi, nilai, konsep kongkrit,

101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

102

konsep terdifinisi dan ketrampilan motorik.44 Proses belajar yang

dilakukan bertujuan untuk mendapatkan ilmu pengetahuan, membentuk

sikap, serta melatih ketrampilan. Dengan demikian, segala upaya yang

dilakukan selama proses belajar diharapkan dapat diaplikasikan ke dalam

kehidupan sehari-hari.

2. Presentasi Siswa

Presentasi siswa diteliti mengunakan empat aspek penilaian yang

dilakukan sebanyak dua siklus. Berdasarkan tabel 24, dapat dilihat bahwa

terdapat peningkatan presentasi siswa selama pemberian tindakan

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping sebanyak

dua siklus. Presentasi siswa pada siklus I terdapat paling banyak 17 siswa

(58,62%) yang memiliki presentasi dalam kategori cukup aktif, dengan

aspek yang memiliki nilai rata-rata tertinggi adalah aspek kreatifitas

sebesar 3,21, sedangkan aspek dengan skor rata-rata terendah adalah

aspek bahasa sebesar 2,97. Hasil ini menunjukkan bahwa secara umum

siswa memiliki kreatifitas dalam melakukan presentasi yang kurang;

memiliki penyajian yang cukup; melakukan presentasi dengan isi yang

cukup; serta memiliki bahasa yang kurang.

Presentasi siswa pada siklus II terdapat paling banyak 16 siswa

(55,17%) yang memiliki presentasi dalam kategori aktif, dengan aspek

yang memiliki nilai rata-rata tertinggi adalah aspek penyajian isi sebesar

4,38, sedangkan aspek dengan skor rata-rata terendah adalah aspek

44
M. Thombroni.Loc.cit

102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

103

bahasa sebesar 3,66. Hasil ini menunjukkan bahwa secara umum siswa

memiliki kreatifitas dalam melakukan presentasi yang cukup; memiliki

penyajian yang cukup; melakukan presentasi dengan isi yang baik; serta

memiliki bahasa yang cukup.

Aspek dengan peningkatan tertinggi adalah kelayakan isi sebesar

1,21 poin, dan aspek dengan peningkatan terendah adalah kreatifitas dan

bahasa masing-masing sebesar 0,69 poin. Berdasarkan penjelasan diatas,

dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

Mind Mapping mampu menumbuhkan kemampuan presentasi siswa.

Dalam proses pembelajaran Mind Mapping, siswa diharapkan

mampu memiliki pola gagasan yang berisi ide-ide tentang materi yang

diajarkan oleh guru. Mind Mapping bertujuan membuat materi pelajaran

terpola secara visual dan grafis yang akhirnya dapat membantu merekam,

memperkuat, dan mengingat kelmabli informasi yang telah dipelajari.

Mind Mapping dapat memadukan dan mengembangkan potensi otak

yang ada pada seseorang, dengan bekerjanya kedua otak yaitu otak kanan

dan kiri akan mempermudah seseorang mengingat informasi, baik seca ra

tertulis maupun verbal. Dengan adanya kombinasi warna, simbol, bentuk,

dan sebagainya memudahkan otak dalam menyerap informasi yang

diterima45. Dengan demikian, siswa dapat memahami suatu materi tanpa

perlu mencatat semua yang ada dalam buku, tetapi cukup dengan

45
http://zaifbio.wordpress.com/2014/01/23/metode-pembelajaran -Mind-Mapping. Dikutip
pada 20-01-2019 pukul 13.42 WIB

103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

104

memetakan inti dari materi tersebut ke dalam cabang-cabang gagasan

yang terorganisir.

Kegiatan pembelajaran dengan model Mind Mapping memiliki

beberapa langkah-langkah, sebagai berikut :

1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.


2. Guru menyampaikan permasalahan yang akan ditanggapi.
3. Guru menginstruksikan siswa untuk membentuk kelompok yang
beranggotakan 2-3 orang.
4. Setiap kelompok mencatat alternatif jawaban hasil diskusi.
6. Peserta didik membuat peta pikiran atau kotak-kotak sesuai imajinasi
berdasarkan alternatif jawaban yang telah didiskusikan.
7. Beberapa peserta didik diberi kesempatan untuk menjelaskan ide
pemetaan konsep berpikirnya.
8. Peserta didik diminta membuat kesimpulan dari peta konsep yang
dibuat berdasarkan materi yang dipelajari. 46

3. Prestasi Belajar Siswa

Belajar merupakan suatu proses interaksi antara berbagai unsur

yang berkaitan, yang terdiri dari individu siswa sebagai peserta belajar,

kebutuhan sebagai sumber pendorong, serta situasi belajar yang

memberikan kemungkinan terjadinya kegiatan belajar. Berbagai cara atau

aktivitas belajar untuk medapatkan pengetahuan yaitu dengan

mendengarkan, membaca, menulis, atau melihat. Pada penelitian ini,

proses belajar pada mata pelajaran sejarah yang dilakukan adalah dengan

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping.

Berdasarkan tabel 26, dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa pra

siklus adalah terdapat 14 siswa (48,28%) yang tuntas KKM dengan skor

rata-rata sebesar 69,79, serta paling banyak 17 siswa (58,62%) yang

46
Ridwan Abdulah Sani,Loc.cit.

104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

105

berada dalam kategori sedang. Hasil ini menunjukkan bahwa diperlukan

tindakan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, yaitu menggunakan

penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping. Pada

siklus I, terdapat peningkatan hasil belajar Sejarah, yaitu terdapat 19

siswa (65,52%) yang tuntas KKM dengan skor rata-rata sebesar 74,21,

serta paling banyak 11 siswa (37,93%) yang berada dalam kategori

sedang. Hasil ini menunjukkan bahwa terdapat peningkatan siswa yang

tuntas KKM, serta peningkatan skor rata-rata sebesar 4,41 poin.

Ketuntasan belajar sebesar 65,52% belum memenuhi target penelitian

sebesar 80%, sehingga diberikan tindakan siklus II.

Berdasarkan tabel 26, dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa

siklus II adalah terdapat 24 siswa (82,76%) yang tuntas KKM dengan

skor rata-rata sebesar 82,21, serta paling banyak 20 siswa (68,97%) yang

berada dalam kategori tinggi. Hasil ini menunjukkan bahwa tindakan

untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada siklus II terbukti mampu

meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Sejarah, dimana

ketuntasan belajar siswa sudah mendapai target penelitian sebesar 80%,

sehingga pemberian tindakan dihentikan pada siklus II.

Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Cahyaningtyas (2015), yang menyatakan bahwa minat dan prestasi

belajar IPS pada siswa kelas IIIB SD Jetis Bantul tahun pelajaran

2014/2015 dapat ditingkatkan melalui model Mind Mapping sebanyak

dua siklus dengan capaian ketuntasan belajar adalah sebesar 87,73%

105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

106

siswa tuntas KKM setelah akhir pemberian tindakan siklus II. Hasil ini

juga sesuai dengan penelitian Jatrina (2017), yang menyatakan bahwa

motivasi dan prestasi belajar Sejarah siswa kelas X IPS1 SMA Negeri 1

Ngaglik dapat ditingkatkan melalui model pembelajaran kooperatif tipe

Mind Mapping sebanyak dua siklus dengan capaian ketuntasan belajar

adalah sebesar 93,75% siswa tuntas KKM setelah akhir pemberian

tindakan siklus II.

Kegiatan belajar siswa merupakan aktifitas yang melalui beberapa

proses, yaitu meniru, memahami, mengamati, merasakan, mengkaji,

melakukan dan meyakini akan segala sesuatu kebenaran sehingga

semuanya memberikan kemudahan dalam mencapai segala yang dicita-

citakan manusia. Cara atau aktivitas belajar untuk mendapatkan

pengetahuan yaitu dengan mendengarkan, membaca, menulis, dan

melihat. Kegiatan belajar dilakukan untuk mendapatkan ilmu

pengetahuan, membentuk sikap, serta meningkatkan ketrampilan pada

bidang tertentu. Penggunanaan model pembelajaran kooperatif dapat

mendorong siswa aktif bertukar pikiran dengan sesamanya dalam

memahami materi pembelajaran yang diberikan. Penggunaan

pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dan

sekaligus menghargai pendapat orang lain dan pembelajaran kooperatif

dapat memenuhi kebutuhan siswa akan berpikir kristis, memecahkan

masalah, mengintegrasikan pengetahuan dengan pengalaman. 47

47
Daryanto dan Mulyo Rahardjo,Loc.cit.

106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

107

Kegiatan pembelajaran sejarah dengan model pembelajaran

kooperatif tipe Mind Mapping sebanyak dua siklus dilakukan dengan

mengembangkan konsep yang terdapat dalam otak siswa terkait dengan

mata pelajaran Sejarah melalui kegiatan yang memanfaatkan kreatifitas

dan efektifitas otak dalam memetakan sebuah informasi

Prestasi belajar merupakan hasil dari apa yang telah dipelajari oleh

siswa selama mengikuti proses pembelajaran. Hasil dari belajar yang

diperoleh siswa dapat membentuk perubahan tingkah laku dan interaksi

terhadap lingkungan. Prestasi belajar siswa dapat dipengaruhi oleh faktor

internal dan eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi prestasi

belajar adalah kesehatan, intelegensi, minat dan motivasi 48. Sedangkan

faktor eksternal yang mempengaruhi prestasi belajar adalah lingkungan

keluarga, lingkungan sekolah, lingkungan masyarakat serta lingkungan

sekitar49.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diatas, maka dapat

disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Mind

Mapping mampu meningkatkan prestasi belajar siswa kelas X IPS 2

SMA Negeri 10 Yogyakarta, sehingga model pembelajaran Mind

Mapping dapat dijadikan sebagai model alternative dalam kagiatan

pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, terutama pada

mata pelajaran Sejarah.

48
Noer Rohmah, Loc.cit.
49
Muhibbin Syah, Loc.cit

107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

108

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah menyelesaikan penelitian dengan melakukan pengambilan data,

analisis data, serta interpretasi data, peneliti menyimpulkan hal-hal yang

ditemukan dalam penelitian, yaitu sebagai berikut:

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Mind Mapping mampu

meningkatkan prestasi belajar siswa kelas X IPS 2 SMA Negeri 10

Yogyakarta berdasarkan data hasil tes pada pra siklus yaitu terdapat sebesar

48,28% siswa yang tuntas KKM, kemudian pada siklus I meningkat menjadi

65,52% siswa yang tuntas KKM, dan pada siklus II terdapat 82,76% siswa

yang tuntas KKM.

Selain itu, penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Mind

Mapping juga mampu meningkatkan kegiatan belajar pada siswa kelas X IPS

2 SMA Negeri 10 Yogyakarta. Hasil ini dapat dilihat dari pengamatan siklus I

yaitu terdapat sebesar 79,31% siswa dengan kegiatan belajar kategori kurang,

kemudian pada siklus II meningkat menjadi kategori cukup sebesar 72,41%.

Hal ini dapat dilihat dari peningkatan kemampuan presentasi siswa, dimana

pada pengamatan siklus I terdapat sebesar 58,62% siswa dengan kemampuan

presentasi kategori cukup aktif, kemudian pada siklus II kemampuan

presentasi siswa meningkat menjadi kategori aktif sebesar 55,17%.

108
108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

109

B. Saran

1. Bagi peneliti

Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai sumber pengetahuan dan

pengalaman yang nyata dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa

melalui pemberian tindakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

Mind Mapping.

2. Bagi siswa kelas X IPS 2 SMA Negeri 10 Yogyakarta

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan evaluasi tentang

kegiatan, presentasi serta prestasi belajar pada siswa terkait dengan

pemberian tindakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Mind

Mapping pada mata pelajaran Sejarah.

3. Bagi Guru kelas X SMA Negeri 10 Yogyakarta

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan evaluasi hasil

pembelajaran Sejarah, sehingga guru dapat menggunakan pendekatan serta

metode yang bervariasi pada proses pembelajaran Sejarah.

4. Bagi pihak Sekolah SMA Negeri 10 Yogyakarta

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi dan panduan,

serta evaluasi untuk memahami pentingnya pemberian tindakan serta

metode yang bervariasi dalam upaya meningkatkan kegiatan, presentasi

serta prestasi belajar pada siswa.

109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

110

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku :

Abdul Kadir. 2012. Dasar-Dasar Pendidikan, Jakarta : Kencana.

Aman. 2011. Model Evaluasi Pembelajaran Sejarah, Yogyakarta : Penerbit


Ombak.

Aris Shoimin. 2014.68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum


2013.Yogyakarta : Arruzz Media.

Brilian Garvey & Mary Krug. 2015. Model-Model Pembelajaran Sejarah


Disekolah Menengah. Yogyakarta : Penerbit Ombak

Daryanto dan Mulyo Rahardjo. 2012.Model Pembelajaran Inovatif. Yogyakarta :


Penerbit Gava Media.

Daryanto.2014. Pendekatan pembelajaran saintifik kurikulum 2013. Yogyakarta :


Penerbit Gava Mendia.

Dimyati Mudjiono. 2013. Belajar & Pembelajaran. Jakarta :Rieneka Cipta

Ghozali, Imam. 2018. Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program IBM SPSS
25(Edisi 9). Cetakan ke IX. Semarang : Badan Penerbit Universitas
Diponegoro.

Heri Susanto. 2014. Seputar Pembelajaran Sejarah: Isu, Gagasan Dan Strategi
Pembelajaran. Banjarmasin : Aswaja Pressindo,

Hosnan. 2014. Pendekatan Saintifik Dan Kontekstual Dalam Pembelajaran Abad


21 : Kunci Sukses Implementasi Kurikulum 2013.Bogor : Ghalia
Indonesia.

I Gde Widja. 1989. Dasar-dasar Pengembangan Strategi Serta Metode


Pengajaran Sejarah, Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga
Pendidikan Tenaga Kependidikan

Isjoni. 2013. Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi


Antar Peserta Didik. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Karwono,Heni Murlasih. 2017. Belajar dan Pembelajaran :Serta Pemanfaatan


Sumber Belajar. Depok : PT Raja Grafindo Persada

110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

111

M. Thombroni. 2015. Belajar Dan Pembelajaran Teori Dan Praktik. Yogyakarta:


Ar-Ruzz Media.

Muhibbin Syah. 1997. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung :


Penerbit Remaja Rosdakarya.

Noer Rohmah . 2012. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta : Penerbit Teras.

Noer Rohmah. 2015. Psikologi pendidikan.Yogyakarta : Kalimedia.

Popi Sopianti. 2014. Manajemen Belajar Berbasis Kepuasan Peserta didik. Bogor
: Ghalia Indonesia.

Ridwan Abdulah Sani. 2014. Inovasi Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara.

Rusman. 2017. Belajar & Pembelajaran : Berorientasi Standard Proses


Pendidikan. Jakarta : Kencana.

Siregar Evelin dan Hartini Nara. 2010. Teori belajar dan pembelajaran. Bogor :
Ghalia Indonesia.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung :


Alfabeta

Suharsimi Arikunto dkk. 2015Penelitian Tindakan Kelas (Edisi Revisi). Jakarta :


Bumi Aksara.

Suharsimi Arikunto. 2013. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. Jakarta :


PT. Bumi Aksara.

Suharsimi Arikunto, dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT Bumi


Aksara.

Suharsimi Arikunto. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.


Jakarta: Rineka Cipta.

Suparno Paul. 1997. Filsafat Kontruktivisme Dalam Pendidikan, Yogyakarta :


Penerbit Kanisius.

Suparno Paul. 2010. Filsafat kontruktivisme dalam pendidikan. Yogyakarta :


Kanisius.

Sutanto Winsura. 2016. Mind Map Langkah Demi Langkah. Jakarta : Gramedia.

Swadarma, Doni. 2013. Penerapan Mind Mapping dalam Kurikulum


Pembelajaran. Jakarta: Elex Media Komputindo.

111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

112

Tukiran Tanireja,Irma Pujiati,Nyata. 2010. Penelitian Tindakan Kelas : Untuk


Pengembanagan Profesi Guru Praktik, Praktis, dan Mudah, Jakarta:
Alfabeta.

Undang-undang SISDIKNAS No. 20 tahun 2003.

W.S.Winkel. 1983. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta : PT


Gramedia

Sumber Internet :

Retno Cahyaningtyas,Peningkatan Minat dan Prestasi Belajar IPS Menggunakan


Teknik Mind Mapping Pada kelas III B Sd Jetis Bantul Tahun Pelajaran
2014/2015, Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma.( Diunduh pada
tanggal 13 Oktober 2018 Pukul 13.56 WIB)

Jatrina, Peningkatan Motivasi dan Prestasi Belajar Sejarah Siswa Melalui Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe Mind Mapping di Kelas X IPS 1 SMA
Negeri 1 Ngaglik,Yogyakarta,Universitas Sanata Dharma. .( Diunduh
pada tanggal 13 Oktober 2018 Pukul 13.59 WIB)

http://zaifbio.wordpress.com/2014/01/23/metode-pembelajaran -Mind-Mapping.
Dikutip pada 20-01-2019 pukul 13.42 WIB

https://www.usd.ac.id/lembaga/lppm/f1l3/Jurnal%20Historia%20Vitae/vol24no1a
pril2010/PARADIGMA%20PEMBELAJARAN%20SEJARAH%20YR
%20Subakti.pdf. Dikutip 11-9-2018 pukul 10.14 WIB

112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

113

LAMPIRAN

113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

114

Lampiran 1 : Lampiran Surat Izin Penelitian dari Universitas

114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

115

Lampiran 2 : Lampiran Surat Izin Penelitian dari KESBANGPOL

115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

116

Lampiran 3 : Lampiran Surat Izin Penelitian dari DISDIKPORA

116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

117

Lampiran 4 : Lampiran Surat Izin Penelitian dari SMA Negeri 10 Yogyakarta

117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

118

Lampiran 5 : Silabus
Sejarah Peminatan
Satuan Pendidikan : SMA
Kelas : X (Sepuluh)
Kompetensi Inti :
 KI-1 dan KI-2:Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.Menghayati
dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran,
damai), bertanggung jawab, responsif, dan pro-aktif dalam berinteraksi secara efektif sesuai
dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan
alam sekitar, bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan internasional”.
 KI 3:Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural,
dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah
 KI4:Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan
kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan

Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Proses Pembelajaran


3.1 Menganalisis kehidupan Kehidupan manusia dalam  Membaca buku
manusia dalam ruang dan ruang dan waktu dalam teks/melihat gambar/
waktu perubahan dan keberlanjutan menonton video
4.1 Menyajikan hasil kajian  Keterkaitan manusia hidup dan/atau menyimak
dalam konsep ruang dan penjelasan guru
tentang keterkaitan
waktu mengenai sejarah
kehidupan manusia dalam sebagai ilmu, kisah,
ruang dan waktu dalam  Keterkaitan manusia hidup
dalam perubahan dan peristiwa, dan seni
bentuk tulisan dan/atau
keberlanjutan  Membuat dan
media lain mengajukan
 Keterkaitan tentang sejarah
3.2 Menganalisis kehidupan manusia masa lalu untuk pertanyaan/tanya
manusia dalam perubahan kehidupan masa kini jawab/berdiskusi
dan keberlanjutan tentang informasi yang
belum
4.2 Menyajikan hasil telaah dipahami/informasi
dalam bentuk tertulis tambahan yang ingin
tentang keterkaitan diketahui/atau sebagai
kehidupan manusia dalam klarifikasi mengenai
perubahan dan sejarah sebagai ilmu,
keberlanjutan kisah, peristiwa, dan
seni
3.3 Menganalisis keterkaitan
 Mengumpulkan data
peristiwa sejarah tentang
dari berbagai sumber
manusia di masa lalu
mengenai sejarah
untuk kehidupan masa sebagai ilmu, kisah,
kini peristiwa, dan seni.
4.3 Membuat tulisan tentang  Menganalisis dan
hasil kajian mengenai menarik kesimpulan
keterkaitan kehidupan dari data yang
masa lalu untuk dikumpulkan mengenai
kehidupan masa kini sejarah sebagai ilmu,
kisah, peristiwa, dan
seni

118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

119

 Membuat hasil
penelaahan dalam
bentuk tulisan dan/atau
media lain mengenai
sejarah sebagai ilmu,
kisah, peristiwa, dan
seni

3.4 Menganalisis sejarah Sejarah sebagai ilmu, kisah,  Membaca buku


sebagai ilmu, peristiwa, peristiwa, dan seni teks/melihat gambar/
kisah, dan seni  Sejarah sebagai ilmu menonton video
4.4 Menyajikan hasil telaah  Sejarah sebagai kisah dan/atau menyimak
tentang sejarah sebagai  Sejarah sebagai peristiwa penjelasan guru
 Sejarah sebagai seni mengenai sejarah
ilmu, peristiwa, kisah dan sebagai ilmu, kisah,
seni dalam bentuk tulisan peristiwa, dan seni
dan/atau media lain  Membuat dan
mengajukan
pertanyaan/Tanya
jawab/berdiskusi tentang
informasi yang belum
dipahami/informasi
tambahan yang ingin
diketahui/atau sebagai
klarifikasi mengenai
sejarah sebagai ilmu,
kisah, peristiwa, dan
seni
 Mengumpulkan data
dari berbagai sumber
mengenai sejarah
sebagai ilmu, kisah,
peristiwa, dan seni
 Menganalisis dan
menarik kesimpulan dari
data yang dikumpulkan
mengenai sejarah
sebagai ilmu, kisah,
peristiwa, dan seni
 Membuat hasil
penelaahan dalam
bentuk tulisan dan/atau
media lain mengenai
sejarah sebagai ilmu,
kisah, peristiwa, dan
seni
3.5 Menganalisis cara Berpikir sejarah (diakronik dan  Membaca buku
berpikir diakronik dan sinkronik) teks/melihat gambar/
sinkronik dalam karya  Berpikir sejarah diakronik menonton video
sejarah  Berpikir sejarah sinkronik dan/atau menyimak
penjelasan guru
4.5 Menyajikan hasil telaah
mengenai cara berpikir
tentang penerapan cara sejarah (diakronik dan
berpikir diakronik dan sinkronik) dalam

119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

120

sinkronik dalam karya mempelajari peristiwa-


sejarah melalui tulisan peristiwa sejarah serta
dan/atau media lain contoh-contoh
penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari
 Membuat dan
mengajukan
pertanyaan/Tanya
jawab/berdiskusi tentang
informasi yang belum
dipahami/informasi
tambahan yang ingin
diketahui/atau sebagai
klarifikasi mengenai
cara berpikir sejarah
(diakronik dan
sinkronik) dalam
mempelajari peristiwa-
peristiwa sejarah serta
contoh-contoh
penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari
 Mengumpulkan data
dari berbagai sumber
mengenai cara berpikir
sejarah (diakronik dan
sinkronik) dalam
mempelajari peristiwa-
peristiwa sejarah serta
contoh-contoh
penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari
 Menganalisis dan
menarik kesimpulan dari
data yang dikumpulkan
mengenai cara berpikir
sejarah (diakronik dan
sinkronik) melalui
kajian terhadap beberapa
peristiwa sejarah
 Membuat hasil kajian
dalam bentuk
tulisandan/atau media
lain mengenai cara
berpikir sejarah
(diakronik dan
sinkronik) dalam
mempelajari peristiwa-
peristiwa sejarah
3.6 Mengevaluasi kelebihan Sumber sejarah  Membaca buku
dan kekurangan berbagai  Artefak teks/melihat gambar/
bentuk/jenis sumber  Fosil menonton video
sejarah (artefak, fosil,  Bukti tekstual dan/atau menyimak
tekstual, nontekstual,  Kebendaan penjelasan guru

120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

121

kebendaan, visual,  Visual mengenai bentuk/jenis


audiovisual, tradisi lisan)  Audio visual sumber sejarah (artefak,
4.6 Menyajikan hasil evaluasi  Tradisi lisan fosil, bukti tekstual,
kebendaan, visual,
kelebihan dan kekurangan
audiovisual, tradisi
berbagai bentuk/jenis lisan)
sumber sejarah (artefak,  Membuat dan
fosil, tekstual, mengajukan
nontekstual, kebendaan, pertanyaan/Tanya
visual, audiovisual, tradisi jawab/berdiskusi tentang
lisan) dalam bentuk informasi yang belum
tulisan dan/atau media dipahami/informasi
lain tambahan yang ingin
diketahui/atau sebagai
klarifikasi berkaitan
dengan bentuk/jenis
sumber sejarah (artefak,
fosil, bukti tekstual,
kebendaan, visual,
audiovisual, tradisi
lisan)
 Mengumpulkan data
dari berbagai sumber
berdasarkan pertanyaan
yang diajukan peserta
didik terkait bentuk/jenis
sumber sejarah (artefak,
fosil, bukti tekstual,
kebendaan, visual,
audiovisual, tradisi
lisan)
 Menganalisis dan
menarik kesimpulan dari
data yang dikumpulkan
mengenaibentuk/jenis
sumber sejarah (artefak,
fosil, bukti tekstual,
kebendaan, visual,
audiovisual, tradisi
lisan) serta melihat
kedudukannya dalam
ilmu sejarah
 Membuat hasil kajian
dalam bentuk tulisan
dan/atau media lain
mengenai bentuk/jenis
sumber sejarah (artefak,
fosil, bukti tekstual,
kebendaan, visual,
audiovisual, tradisi
lisan) serta melihat
kedudukannya dalam
ilmu sejarah
3.7 Memahami langkah- Penelitian sejarah  Membaca buku teks

121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

122

langkah penelitian sejarah  Heuristik dan/atau menyimak


(heuristik,  Kritik/verifi-kasi penjelasan guru
kritik/verifikasi,  Interpretasi/eksplanasi mengenai langkah-
interpretasi/eksplanasi,  Penulisan sejarah langkah penelitian
dan penulisan sejarah) sejarah (heuristik,
kritik/verifikasi,
4.7 Menerapkan langkah- interpretasi/eksplanasi,
langkah penelitian sejarah dan penulisan sejarah)
(heuristik,  Membuat dan
kritik/verifikasi, mengajukan
interpretasi/ eksplanasi pertanyaan/Tanya
dan penulisan sejarah) jawab/berdiskusi tentang
dalam mempelajari informasi yang belum
sumber sejarah yang ada dipahami/informasi
di sekitarnya tambahan yang ingin
diketahui/atau sebagai
klarifikasi mengenai
langkah-langkah
penelitian sejarah
(heuristik,
kritik/verifikasi,
interpretasi/eksplanasi,
dan penulisan sejarah)
 Mengumpulkan data
dari berbagai sumber
mengenai langkah-
langkah penelitian
sejarah (heuristik,
kritik/verifikasi,
interpretasi/eksplanasi,
dan penulisan sejarah)
 Menganalisis dan
menarik kesimpulan dari
data yang dikumpulkan
mengenai langkah-
langkah penelitian
sejarah (heuristik,
kritik/verifikasi,
interpretasi/eksplanasi,
dan penulisan sejarah)
 Menyajikan dalam
bentuk tulisan dan/atau
media lain hasil analisis
berbagai langkah
penelitian sejarah
(heuristik,
kritik/verifikasi,
interpretasi/eksplanasi
dan penulisan sejarah)
3.8 Menganalisis ciri-ciri dari Historiografi tradisional,  Membaca buku teks
historiografi tradisional, kolonial, dan modern dan/atau menyimak
kolonial, dan modern  Historiografi tradisional penjelasan guru tentang
4.8 Menyajikan hasil kajian  Historiografi kolonial ciri-ciri historiografi
ciri-ciri historiografi  Historiografi modern tradisional, kolonial, dan

122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

123

tradisional, kolonial, dan modern


modern dalam bentuk  Membuat dan
tulisan dan/atau media mengajukan
lain pertanyaan/Tanya
jawab/berdiskusi tentang
informasi yang belum
dipahami/informasi
tambahan yang ingin
diketahui/atau sebagai
klarifikasi tentang ciri-
ciri historiografi
tradisional, kolonial, dan
modern
 Mengumpulkan data
dari berbagai sumber
mengenai ciri-ciri
historiografi tradisional,
kolonial, dan modern
 Menganalisis dan
menarik kesimpulan dari
data yang dikumpulkan
mengenai jenis
historiografi berdasarkan
ciri-cirinya
 Menyajikan dalam
bentuk tulisan dan/atau
media lain hasil
klasifikasi ciri-ciri
historiografi tradisional,
kolonial, dan modern
3.9 Menganalisis persamaan Persamaan dan perbedaan  Membaca buku
dan perbedaan antara antara manusia purba Indonesia teks/melihat
manusia purba Indonesia dan dunia dengan manusia gambar/menonton
dan dunia dengan modern dalam aspek fisik dan video/film dan/atau
manusia modern dalam non fisik menyimak penjelasan
aspek fisik dan nonfisik  Manusia purba Indonesia guru tentang persamaan
4.9 Menyajikan hasil analisis  Manusia purba dunia dan perbedaan antara
mengenai persamaan dan  Manusia modern manusia purba Indonesia
perbedaan antara manusia dan dunia dengan
purba Indonesia dan dunia manusia modern dalam
dengan manusia modern aspek fisik dan non fisik
dalam aspek fisik dan  Membuat dan
nonfisik dalam bentuk mengajukan
tulisan dan/atau media pertanyaan/Tanya
lain jawab/berdiskusi tentang
informasi yang belum
dipahami/informasi
tambahan yang ingin
diketahui/atau sebagai
klarifikasi tentang
persamaan dan

123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

124

perbedaan antara
manusia purba Indonesia
dan dunia dengan
manusia modern dalam
aspek fisik dan non fisik
 Mengumpulkan data
dari berbagai sumber
mengenai persamaan
dan perbedaan antara
manusia purba Indonesia
dan dunia dengan
manusia modern dalam
aspek fisik dan non fisik
 Menganalisis dan
menarik kesimpulan dari
data yang dikumpulkan
mengenai persamaan
dan perbedaan antara
manusia purba Indonesia
dan dunia dengan
manusia modern dalam
aspek fisik dan non fisik
 Menyajikan hasil
analisis berbentuk
tulisan dan/atau media
lain tentang persamaan
dan perbedaan antara
manusia purba Indonesia
dan dunia dengan
manusia modern dalam
aspek fisik dan non fisik
3.10 Menganalisis kehidupan Kehidupan awal manusia  Membaca buku
awal manusia Indonesia Indonesia pada aspek teks/melihat
dalam aspek kepercayaan, kepercayaan, sosial budaya, gambar/menonton
sosial, budaya, ekonomi, ekonomi, dan teknologi serta video/film, dan/atau
dan teknologi serta pengaruhnya dalam kehidupan mengamati situs-situs
pengaruhnya dalam masa kini yang terkait kehidupan
awal manusia Indonesia
kehidupan masa kini  Aspek kepercayaan
pada aspek kepercayaan,
4.10 Menarik kesimpulan dari  Aspek sosial budaya
sosial budaya, ekonomi,
hasil analisis mengenai  Aspek ekonomi dan teknologi serta
keterkaitan kehidupan  Teknologi pengaruhnya dalam
awal manusia Indonesia kehidupan masa kini
pada aspek kepercayaan,  Membuat dan
sosial, budaya, ekonomi, mengajukan
dan teknologi, serta pertanyaan/Tanya
pengaruhnya dalam jawab/berdiskusi tentang
kehidupan masa kini informasi yang belum
dalam bentuk tulisan dipahami/informasi
tambahan yang ingin
dan/atau media lain
diketahui/atau sebagai
klarifikasi mengenai
kehidupan awal manusia

124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

125

Indonesia pada aspek


kepercayaan, sosial
budaya, ekonomi, dan
teknologi serta
pengaruhnya dalam
kehidupan masa kini
 Mengumpulkan data
dari berbagai sumber
terkait pertanyaan
mengenai kehidupan
awal manusia Indonesia
pada aspek kepercayaan,
sosial budaya, ekonomi,
dan teknologi serta
pengaruhnya dalam
kehidupan masa kini
 Menganalisis dan
menarik kesimpulan dari
data yang dikumpulkan
mengenai kehidupan
awal manusia Indonesia
pada aspek kepercayaan,
sosial budaya, ekonomi,
dan teknologi serta
pengaruhnya dalam
kehidupan masa kini
 Menyajikan hasil
analisis dalam bentuk
tulisandan/atau media
lain berupa kesimpulan
mengenai kehidupan
awal manusia Indonesia
pada aspek kepercayaan,
sosial budaya, ekonomi,
dan teknologi serta
pengaruhnya dalam
kehidupan masa kini
3.11 Menganalisis peradaban Peradaban awal dunia serta  Membaca buku
awal dunia serta keterkaitannya dengan manusia teks/melihat gambar/
keterkaitannya dengan masa kini pada aspek menonton video/film
peradaban masa kini pada lingkungan, hukum, dan/atau menyimak
aspek lingkungan, hukum, kepercayaan, pemerintahan, dan penjelasan guru tentang
kepercayaan, sosial peradaban awal dunia
serta keterkaitannya
pemerintahan, dan sosial  Peradaban awal dunia
dengan manusia masa
4.11 Menyajikan hasil analisis  Peradaban awal Asia kini pada aspek
peradaban awal dunia  Peradaban awal Afrika lingkungan, hukum,
serta keterkaitannya  Peradaban awal Eropa kepercayaan,
dengan peradaban masa  Peradaban awal Amerika pemerintahan, dan sosial
kini pada aspek  Membuat dan
lingkungan, hukum, mengajukan
kepercayaan, pertanyaan/Tanya
pemerintahan, dan sosial jawab/berdiskusi tentang
dalam bentuk tulisan informasi yang belum
dipahami/informasi

125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

126

dan/atau media lain tambahan yang ingin


diketahui/atau sebagai
klarifikasi mengenai
peradaban awal dunia
serta keterkaitannya
dengan manusia masa
kini pada aspek
lingkungan, hukum,
kepercayaan,
pemerintahan, dan sosial
 Mengumpulkan data
dari berbagai sumber
terkait pertanyaan
mengenai peradaban
awal dunia serta
keterkaitannya dengan
manusia masa kini pada
aspek lingkungan,
hukum, kepercayaan,
pemerintahan, dan sosial
 Menganalisis dan
menarik kesimpulan dari
data yang dikumpulkan
mengenai peradaban
awal dunia serta
keterkaitannya dengan
manusia masa kini pada
aspek lingkungan,
hukum, kepercayaan,
pemerintahan, dan sosial
 Menyajikan hasil
analisis dalam bentuk
tulisan dan/ atau media
lain mengenai peradaban
awal dunia serta
keterkaitannya dengan
manusia masa kini pada
aspek lingkungan,
hukum, kepercayaan,
pemerintahan, dan social

126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

127

Lampiran 6 : RPP Pertemuan ke I


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SMA Negeri 10 Yogyakarta
Mata Pelajaran : Sejarah (Peminatan)
Kelas / Semester : X IPS 2 / 1
Materi Pokok : Sumber sejarah
Sub Materi : Sumber Sejarah Berdasarkan Bentuknya
Alokasi Waktu : 3 x 45 (135 Menit)

A. Kompetensi Inti:

KI-1 dan KI-2:Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang


dianutnya.Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung jawab, responsif, dan pro-
aktif dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di
lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa,
negara, kawasan regional, dan kawasan internasional”.
KI 3:Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian,
serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI4:Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak
secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar dan Indikator

Kompetensi Dasar Indikator


3.6 Mengevaluasi kelebihan dan 3.6.1 Menjelaskan pengertian sumber
kekurangan berbagai bentuk/jenis sejarah
sumber sejarah (artefak, fosil, tekstual, 3.6.2 Mengidentifikasi jenis-jenis sumber
nontekstual, kebendaan, visual, sejarah berdasarkan bentuknya
audiovisual, tradisi lisan) 3.6.3 Mengevalusi kelebihan dan
kelemahan dari jenis-jenis sumber
berdasarkan bentuknya

4.6 Menyajikan hasil evaluasi kelebihan


dan kekurangan berbagai bentuk/jenis 4.6.1 Menyajikan hasil evaluasi
sumber sejarah (artefak, fosil, tekstual, kelebihan dan kekurangan sumber
nontekstual, kebendaan, visual, sejarah berdasarkan bentuknya

127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

128

audiovisual, tradisi lisan) dalam bentuk


tulisan dan/atau media lain

C. Tujuan Pembelajaran :

Setelah mengikuti proses pembelajaran peserta didik dapat:


1. Menjelaskan pengertian sumber sejarah
2. Mengidentifikasi jenis-jenis sumber sejarah berdasarkan bentuknya
3. Mengeavaluasi kelebihan dan kekurangan berbagai sumber sejarah
berdasarkan bentuknya
4. Menyajikan laporan hasil diskusi secara sistematis tentang kelebihan dan
kekurangan sumber sejarah berdasarkan bentuknya

C. Materi Pembelajaran:

Materi Reguler
1. Pengertian sumber sejarah 3. Kelebihan dan kekurangan sumber
2. Jenis-jenis sumber sejarah sejarah
a. Berdasar bentuk a. Kelebihan dan kekurangan sumber
1) sumber tertulis tertulis
2) sumber benda b. Kelebihan dan kekurangan sumber
3) sumber visual dan audiovisual benda
4) tradisi lisan c. Kelebihan dan kekurangan sumber
b.Berdasarkan sifat visual dan audiovisual
1) Sumber primer d. Kelebihan dan kekurangan sumber
2) Sumber skunder lisan
3) Sumber tersier

D. Metode Pembelajaran:

1. Pendekatan : Saintifik
2. Metode Pembelajaran : Ceramah, diskusi kelompok, dan presentasi
3. Model Pembelajaran : Cooperatif learning( Mind Mapping)

E. Media Pembelajaran

1. Kertas Manila
2. Buku-buku
3. Laptop
4. LCD projektor
5. Video mengenai sumber sejarah

F. Sumber Belajar

 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Buku Guru Mata Pelajaran Sejarah
(Peminatan) kelas X : Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
 Buku Sejarah Peminatan Siswa Kelas X, Intan Pariwara, tahun 2016

128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

129

 Internet : www.berbagaireviews.com/2016/09/sumber-sejarah-pengertian-
dan.html

G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan I : 3 x 45 Menit
Abstraksi
Kegiatan Deskripsi
Waktu
Pendahuluan  Menyiapkan peserta didik secara psikis fisik 15 menit
untuk mengikuti proses pembelajaran.
 Guru Memberikan motivasi dengan meminta
peserta didik berdoa dan menyanyikan lagu
Garuda Pancasila.
 Menyampaikan topik dan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai
 Peserta didik diterangkan sepintas materi yang
akan dipelajari hari ini tentang “sumber sejarah”.
 Peserta didik dibagi menjadi empat kelompok
(kelompok I, II, III, dan IV)
Kegiatan Inti A. Stimulasi/pemberian rangsangan 90 menit
 Menayangkan video mengenai sumber sejarah
 Peserta didik memperhatikan (mengamati) video
tersebut
 Peserta didik mengidentifikasi (mengumpulkan
informasi) tentang “video yang ditampilkan”
B. Pernyataan/ identifikasi masalah
 Peserta didik menyimak penjelasan guru
mengenai pengertian sumber sejarah dan jenis
sumber sejarah berdasarkan bentuknya
 Guru meminta Peserta didik membaca buku teks
atau berbagai sumber yang relavan mengenai
materi sumber sejarah.
 Guru meminta peserta didik mengidentifikasi
materi “sumber sejarah” untuk dibuat peta konsep
dengan materi sebagai berikut:
 Kelompok I bertugas mendiskusikan
materi tentang kelebihan dan kekurangan
sumber tetulis
 Kelompok II bertugas mendiskusikan
materi tentang kelebihan dan kekurangan
sumber benda
 Kelompok III bertugas mendiskusikan
materi tentang kelebihan dan kekurangan
sumber visual atau audiovisual
 Kelompok IV bertugas materi tentang
kelebihan dan kekurangan sumber tradisi
lisan

129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

130

C. Pengumpulan Data
Peserta didik melalui berbagai sumber yang
dipelajari dan diskusi dalam kelompok
mengumpulkan informasi mengenai “sumber
sejarah” untuk memecahkan masalah yang dituliskan
dalam peta konsep.
D. Pengolahan Data
Guru menayangkan kembali video jenis-jenis
sumber sejarah, Siswa diminta untuk mengamati dan
menganalisis video tersebut dan mengaitkannya
dengan peta konsep yangs sudah dibuat, “sumber
sejarah”
Peserta didik, menuliskan hasil yang didapat dengan
melakukan pencermatan data (mengasosiasi) dari
berbagai sumber tentang “sumber sejarah” untuk
memecahkan masalah yang telah diidentifikasikan
dalam peta konsep.
E. Mengkomunikasikan
Siswa diminta untuk memperesentasikan materi yang
sudah dibagi kepada setiap kelompok, siswa yang
lain mengajukan pertanyaan, saran atau masukan dan
sanggahan.
Penutup  Guru bersama peserta didik menyimpulkan 30 menit
tentang materi yang dipelajari
 Sebagai refleksi guru memberikan dari
pelaksanaan pembelajaran, nilai apa yang
diperoleh setelah belajar tentang topik “sumber
sejarah”
 Peserta didik diberikan pertanyaan lisan secara
acak untuk mendapatkan umpan balik atas
pembelajaran minggu ini.
 Menginformasikan materi pertemuan yang akan
datang: “kelebihan dan kekurangan sumber
sejarah berdasarkan sifatnya dan fakta sejarah”
 Kegiatan diakhiri dengan doa dan salam.

130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

131

H. Penilaian Hasil Belajar

Penilaian, Pembelajaran Remedial dan Pengayaan


1. Teknik Penilaian
a. Penilaian pengetahuan (Kognitif) : Tes tertulis (pilihan ganda)
b. Penilaian ketrampilan (Psikomotorik) : Lembar Observasi
2. Bentuk penilaian
a. Observasi : Lembar pengamatan kooperatif dan lembar presentasi
b. Tes tertulis : Soal pilihan ganda (PG)
3. Instrumen penilaian kognitif dan psikomotorik (Terlampir)

Yogyakarta, 3 September 2018


Mahasiswa Penelitian

Yuditia widiyono
NIM. 141314042

131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

132

1. Lembar Observasi
Lembar observasi kegiatan belajar pengamatan On-Task dan Off-task

Pengamatan On-Task

No. Butir yang diamati Total Presentase


1. Siswa siap mengikuti pelajaran
2. Siswa memperhatikan penjelasan dari guru
3. Siswa menanggapi pembahasan pembelajaran
4. Siswa mencatat hal-hal penting
5. Siswa mengerjakan tugas dengan baik
6. Siswa aktif bertanya terhadap materi yang belum
dipahami
7. Siswa menyampaikan pendapat dengan baik
8. Siswa berpakaian rapi dan sopan

Pengamatan Off-Task

No. Butir yang diamati Total Presentase


9. Siswa bermain HP
10. Siswa keluar masuk tanpa izin guru
11. Siswa tidak memperhatikan penjelasan dari guru
12. Siswa sibuk berbicara dengan teman
13. Siswa tidak mencatat hal-hal penting
14. Siswa pasif bertanya
15. Siswa tidak berpakaian rapi dan sopan
16. Siswa tidak mengerjakan tugas dengan baik

132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

133

INSTUMEN PENILAIAN RPP

2. Penilaian Diskusi
Lembar Pengamatan Kegiatan Belajar Siswa
Kelas:
Hari:
Tanggal:
Pertemuan Ke:
Materi Pokok:

Nama Menghargai
Mengambil Kejelasan Penyampaian Memecahkan Jumlah
No Siswa Kerjasama pendapat Nilai
giliran materi materi masalah skore
teman

2
3
Jml
Rata-
rata
Keterangan :
Penilaian menggunakan skala nilai dengan rentang 1-5
Skor 1 = Sangat kurang
Skor 2 = Kurang aktif
Skor 3 = Cukup aktif
Skore 4 = Aktif
Skore 5 = Sangat aktif
Skor Perolehan
Nilai = X 100
Skore Maksimal

133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

134

INSTRUMEN PENILAIAN RPP

3. Penilaian Keterampilan
Lembar Pengamatan Presentasi
Mata Pelajaran:
Materi:
Kelompok:

Kinerja Prestasi Nilai


Nama
Penyajian Kelayakan Jumlah
No Siswa Kreatifitas Bahasa
Isi Isi
1
2
Dst
Jml
Rata-
rata

Keterangan :
Penilaian menggunakan skala nilai dengan rentang 1-5
Skor 1 = Sangat kurang
Skor 2 = Kurang aktif
Skor 3 = Cukup aktif
Skore 4 = Aktif
Skore 5 = Sangat aktif
Skor Perolehan
Nilai = Skore MaksimalX 100

134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

135

Bahan Ajar

SUMBER SEJARAH
1. Pengertian Sumber Sejarah
Dalam bahasa inggris, sumber disebut datum ( bentuk tunggal ) dan data ( bentuk
jamak ). Sumber sejarah adalah sesuatu yang secara langsung atau tidak langsung
menyampaikan kepada kita tentang fenomena atau peristiwa pada masa lalu. Sumber
sejarah merupakan bahan utama yang digunakan untuk mengumpulkan informasi
berkaitan dengan subjek sejarah. Menurut M. Yamin, sumber sejarah merupakan
kumpulan benda kebudayaan untuk membuktikan sejarah.
Dalam buku Pengantar Ilmu Sejarah Indonesia (2005), sejarawan R.Moh. Ali
menyatakan bahwa sumber sejarah adalah segala sesuatu yang berwujud dan tidak
berwujud serta berguna bagi penelitian sejarah indonesia sejak zaman purba sampai
sekarang. Menurut Kuntowijoyo dalam bukunya Pengantar Ilmu Sejarah (2005), sumber
sejarah dikumpulkan sesuai dengan jenis sejarah yang akan ditulis.
2. Jenis-Jenis Sumber Sejarah
a. Berdasarkan Bentuk
1) Sumber Tertulis (Tekstual)
Sumber tertulis adalah keterangan tentang peristiwa masa lalu yang
disampaikan secara tertulis dengan mengguakan media tulis sepeti batu dan
kertas. Sumber terulis dengan menggunakan batu disebut prasasti. Contoh:
laporan,surat, surat kabar, dan catatan pribadi.
Kelebihan sumber tertulis:
 Memudahkan para peneliti untuk menyelesaikan karya ilmiahnnya
 Penulisan sejarah jadi lebih demokratis
 Melengkapi kekurangan data atau informasi yang belum termuat
Kekurangan sumber tertulis:
 Sumber tertulis belum tentu secara keseluruhannya dapat menginformasikan
kebenaran secara pasti. Jadi perlunya peneliti harus mengkritik sumber.
2) Sumber Benda
Sumber sejarah yang diperoleh dari peninggalan benda-benda kebudayaan.
Contoh:kapak, gerabah, perhiasan, manik-manik, arca, fosil, mata uang, candi,
patung dan prasasti.

135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

136

Pengertian fosil adalah sisa-sisa tumbuhan, makhluk hidup yang telah mati.
Makhluk hidup dan tumbuh-tumbuhan tersebut hidup di jaman purba. Setelah
berpuluh ribu tahun terpendam di bawah lapisan tanah, sisa-sisa makhluk hidup
dan tumbuhan purbakala tersebut mengeras. Ada 2 macam jenis fosil Fosil tubuh,
fosil jejak. Cara terbentuknya fosil yaitu dengan karbonasi,pengkristalan,fosil
amber.
Arca adalah patung yang dibuat dengan tujuan utama sebagai media keagamaan,
yaitu sarana dalam memuja tuhan atau dewa-dewinya. Arca berbeda dengan
patung pada umumnya, yang merupakan hasil seni yang dimaksudkan sebagai
sebuah keindahan. Oleh karena itu, membuat sebuah arca tidaklah sesederhana
membuat sebuah patung
Kelebihan sumber benda:
 Sumber sejarah itu dapat dilihat dengan jelas karena wujudnnya
tampak,dilihat dan dapat dipegang
 Sumber sejarah akurat dan dapat dibuktikan
 Sumber sejarah dapat diperkenalkan kepada semua orang
 Objek nyata dan dapat dipercaya
Kekurangan sumber benda:
 Sumber-sumber sejarah tersebut belum tentu seluruhnnya dapat
menginformasikan kebenaran secara pasti. Oleh karena itu perlu diteliti,
dikaji, dianalisis, dan ditafsirkan dengan cermat oleh para alhi.
 Tidak bisa bertahan lama
 Rentan pencurian maka harus betul-betul dijaga dan dilindungi
 Tidak dapat digantikan jika rusak maupun hilang
3) Sumber Visual dan Audiovisual
 Visual: Sumber sejarah yang merupakan hasil karya kebudayaan manusia.
Contoh: foto,monumen, bangunan candi, patung, dan lukisan manusia
Kelebihan visual
 Sumber visual selalu bersifat nyata atau absolute
 Bisa dipegang dan dilihat
Kekurangan sumber visual:
 Tidak dapat digantikan jika rusak maupun hilang
 Tidak bisa bertahan lama

136
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

137

 Tidak semua peristiwa dapat diabaikan


 Audiovisual: sumber sejarah yang merupakan hasil rekaman media
elektronika.contoh: kaset video,film dan tape recorder
Kelebihan Audiovisual:
 Mudah dipahami
Kekurangan audiovisual
 Tidak dapat digantikan jika rusak maupun hilang
 Tidak semua peristiwa dapat direkam
4) Tradisi lisan
Tradisi lisan: pengungkapan lisan dari satu generasi ke generasi lain
Kelebihan Tradisi Lisan:
 Pengumpulan data dapat dilakukan dengan adanya komunikasi dari dua arah
(antara peneliti dengan tokoh) Sehingga jika ada hal yang kurang jelas bisa
langsung ditanyakan pada nara sumber.
 Penulisan sejarah menjadi lebih demokratis (terbuka) karena memungkinkan
sejarawan untuk mencari informasi dari semua golongan masyarakat (baik
rakyat biasa sampai pejabat).
 Melengkapi kekurangan data atau informasi yang belum termuat dalam
sumber tertulis dan dokumen.
 peneliti harus memperhatikan empat syarat berikut:
1. Saksi primer mampu menyampaikan informasi berdasarkan fakta
2. saksi primer mampu menyampaikan informasi secara terperinci dan akurat
3. adanya dukungan secara bebas mengenai perincian yang sedang diteliti
4. suatu informasi harus berasal dari dua kesaksian bebas atau lebih yang tidak
saling mempengaruhi.
 Kekurangan tradisi lisan:
Keterbatasan daya ingat seorang pelaku/saksi sejarah terhadap suatu peristiwa.
Memiliki subjektifitas yang tinggi dikarenakan sudut pandang yang berbeda
dari masing-masing pelaku dan saksi terhadap sebuah peristiwa. Sehingga
mereka akan cendrung memperbesar peranannya dan menutupi
kekurangannya.

137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

138

Lampiran 7 : RPP Pertemuan ke 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)
Nama Sekolah : SMA Negeri 10 Yogyakarta
Mata P elajaran : Sejarah (Peminatan)
Kelas / Semester : X IPS 2 / 1
Materi Pokok : Sumber sejarah
Sub Materi : Jenis-jenis sumber sejarah berdasarkan sifat dan fakta sejarah
Alokasi Waktu : 3 x 45 (135 Menit)

A. Kompetensi Inti

KI-1 dan KI-2:Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.Menghayati dan
mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai),
bertanggung jawab, responsif, dan pro-aktif dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan
perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar,
bangsa, negara, kawasan regional, dan kawasan internasional”.
KI 3:Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan
humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik
sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah
KI4:Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif,
serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan

B. Kompetensi Dasar dan Indikator

Kompetensi Dasar Indikator


3.6. Mengevaluasi kelebihan dan kekurangan 3.6.4.1.Mengidentifikasi jenis-jenis sejarah
berbagai bentuk/jenis sumber sejarah berdasarkan sifat
(artefak, fosil, tekstual, nontekstual, 3.6.5. Mengevaluasi kelebihan dan
kebendaan, visual, audiovisual, tradisi lisan) kekurangan berbagai sumber sejarah
berdasarkan sifat
3.6.6. Mengidentifikasi fakta sejarah
4.6. Menyajikan hasil evaluasi kelebihan dan
kekurangan berbagai bentuk/jenis sumber
sejarah (artefak, fosil, tekstual, nontekstual, 4.6.2. Menyajikan hasil evaluasi kelebihan
kebendaan, visual, audiovisual, tradisi lisan) dan kekurangan sumber sejarah
dalam bentuk tulisan dan/atau media lain

138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

139

C. Tujuan Pembelajaran :

Setelah mengikuti proses pembelajaran peserta didik dapat:


i. Mengidentifikasi jenis-jenis sumber sejarah berdasarkan sifatnya
ii. Mengeavaluasi kelebihan dan kekurangan berbagai sumber sejarah berdasarkan
sifatnya
iii. Mengidentifikasi fakta sejarah

D. Materi Pembelajaran

Materi Reguler
1. Jenis-jenis sumber sejarah
Berdasarkan sifat
1) Sumber primer
2) Sumber skunder
3) Sumber tersier
2. Fakta sejarah
a. Berdasarkan sifat : Fakta keras, Fakta Lunak, Inferensi, Opini
b. Berdasarkan bentuknya : Artefak, fosil, fakta sosial, fakta mental

E. Metode Pembelajaran:

1. Pendekatan : Saintifik
2. Metode Pembelajaran : Ceramah, diskusi kelompok, dan presentasi
3. Model Pembelajaran : Cooperatif learning( Mind Mapping)

F. Media Pembelajaran

1. Kertas Manila
2. Buku-buku
3. Laptop
4. LCD projektor
5. Video mengenai sumber sejarah

G. Sumber Belajar

 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2016. Buku Guru Mata Pelajaran Sejarah
(Peminatan) kelas X : Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
 Buku Sejarah Peminatan Siswa Kelas X, Intan Pariwara, tahun 2016
 Internet : www.berbagaireviews.com/2016/09/sumber-sejarah-pengertian-
dan.html

139
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

140

H. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Pertemuan II : 3x45 menit


Abstraksi
Kegiatan Deskripsi
Waktu
Pendahuluan  Menyiapkan peserta didik secara psikis fisik 10 menit
untuk mengikuti proses pembelajaran.
 Kegiatan pembelajaraan diawali dengan doa
 Guru menyampaikan topik dan tujuan
pebelajaraan tentang “sumber sejarah
berdasarkan sifat dan fakta sejarah”.
 Menyampaikan topik dan tujuan pembelajaran
yang akan dicapai
 Guru menanyakan kembali materi sebelumnya
Kegiatan Inti A. Stimulasi/pemberian rangsangan 95 menit
 Menayangkan video jenis sumber sejarah
menurut sifat dan fakta sejarah.
 Peserta didik memperhatikan (mengamati)
gambar tersebut
 Peserta didik mengidentifikasi (mengumpulkan
informasi) tentang “video yang ditampilkan”
B. Pernyataan/ identifikasi masalah
 Peserta didik menyimak penjelasan guru
mengenai pengertian jenis-jenis sumber menurut
sifat dan fakta sejarah
 Guru membagi siswa dalam kelompok
a. Kelompok 1 membahas tentang
sumber primer, sumber sekunder,
sumber tersier
b. Kelompok 2 membahas tentang sifat
fakta sejarah
c. Kelompok 3 membahas tentang
artefak
d. Kelompok 4 membahas tentang fakta
mental dan sosial
C. Pengumpulan Data
Peserta didik melalui berbagai sumber yang
dipelajari dan diskusi dengan teman
mengumpulkan informasi mengenai “jenis-jenis
sumber sejarah dan fakta sejarah” untuk
memecahkan masalah yang telah diidentifikasikan
dan ditulis dalam peta konsep.
D. Pengolahan Data
Guru menayangkan kembali video jenis sumber
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

141

sejarah menurut sifat dan fakta sejarah, Siswa


diminta untuk mengamati dan menganalisis video
tersebut dan mengaitkannya dengan hasil bacaan
mereka, “jenis-jenis sumber sejarah berdasarkan
sifat dan fakta sejarah”
Peserta didik, menuliskan hasil yang didapat
dengan melakukan pencermatan data
(mengasosiasi) dari berbagai sumber tentang
“jenis-jenis sumber sejarah berdasarkan sifat dan
fakta sejarah” untuk memecahkan masalah yang
telah diidentifikasikan dalam peta konsep.
E. Mengkomunikasikan Siswa diminta untuk
memperesentasikan materi yang sudah dibagi
kepada setiap kelompok, siswa yang lain
mengajukan pertanyaan, saran atau masukan dan
sanggahan.
Penutup  Guru bertanya pada peserta didik apakah sudah 30 menit
memahami materi tersebut
 Sebagai refleksi guru memberikan pelaksanaan
pembelajaran dan pelajaran apa yang diperoleh
setelah belajar tentang topik “jenis-jenis sumber
sejarah dan fakta sejarah”, dan siswa bisa
membedakan atau mengevaluasi kelebihan dan
kekurangan dari berbagai macam jenis-jenis
sumber sejarah.
 Guru sekali lagi menegaskan agar para peserta
didik tetap bersyukur kepada Tuhan Yang Esa
dan mengharagai benda-benda peninggalan
kebudayan (sumber sejarah)
 Peserta didik diberikan pertanyaan lisan secara
acak untuk mendapatkan umpan balik atas
pembelajaran minggu ini.
 Penugasan siwa mengklasifikasikan serta
menjelaskan kelebihan dan kekurangan jenis-
jenis sumber sejarah berdasarkan sifat dan fakta
sejarah di daerahnya masing-masing.
 Kegiatan diakhiri dengan doa dan salam salam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

142

I. Penilaian Hasil Belajar

Penilaian, Pembelajaran Remedial dan Pengayaan


1. Teknik Penilaian
a. Penilaian pengetahuan (Kognitif) : Tes tertulis (pilihan ganda)
b. Penilaian ketrampilan (Psikomotorik) : Lembar Observasi
2. Bentuk penilaian
a. Observasi : Lembar pengamatan kooperatif dan lembar presentasi
b. Tes tertulis : Soal pilihan ganda (PG)
3. Instrumen penilaian kognitif dan psikomotorik (Terlampir)

Yogyakarta, 3 September 2018


Mahasiswa Penelitian

Yuditia widiyono
NIM. 141314042
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

143

1.Lembar Observasi
Lembar observasi kegiatan belajar pengamatan On-Task dan Off-task

Pengamatan On-Task

No. Butir yang diamati Total Presentase


9. Siswa siap mengikuti pelajaran
10. Siswa memperhatikan penjelasan dari guru
11. Siswa menanggapi pembahasan pembelajaran
12. Siswa mencatat hal-hal penting
13. Siswa mengerjakan tugas dengan baik
14. Siswa aktif bertanya terhadap materi yang belum
dipahami
15. Siswa menyampaikan pendapat dengan baik
16. Siswa berpakaian rapi dan sopan

Pengamatan Off-Task

No. Butir yang diamati Total Presentase


17. Siswa bermain HP
18. Siswa keluar masuk tanpa izin guru
19. Siswa tidak memperhatikan penjelasan dari guru
20. Siswa sibuk berbicara dengan teman
21. Siswa tidak mencatat hal-hal penting
22. Siswa pasif bertanya
23. Siswa tidak berpakaian rapi dan sopan
24. Siswa tidak mengerjakan tugas dengan baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

144

INSTUMEN PENILAIAN RPP

2. Penilaian Diskusi
Lembar Pengamatan Kegiatan Belajar Siswa
Kelas:
Hari:
Tanggal:
Pertemuan Ke:
Materi Pokok:

Nama Menghargai
Mengambil Kejelasan Penyampaian Memecahkan Jumlah
No Siswa Kerjasama pendapat Nilai
giliran materi materi masalah skore
teman
1
2
3
Jml
Rata-
rata
Keterangan :
Penilaian menggunakan skala nilai dengan rentang 1-5
Skor 1 = Sangat kurang
Skor 2 = Kurang aktif
Skor 3 = Cukup aktif
Skore 4 = Aktif
Skore 5 = Sangat aktif
Skor Perolehan
Nilai = Skore MaksimalX 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

145

INSTUMEN PENILAIAN RPP

3. Penilaian Keterampilan
Lembar Pengamatan Presentasi
Mata Pelajaran:
Materi:
Kelompok:

Kinerja Prestasi Nilai


Nama
Penyajian Kelayakan Jumlah
No Siswa Kreatifitas Bahasa
Isi Isi
1
2
Dst
Jml
Rata-
rata

Keterangan :
Penilaian menggunakan skala nilai dengan rentang 1-5
Skor 1 = Sangat kurang
Skor 2 = Kurang aktif
Skor 3 = Cukup aktif
Skore 4 = Aktif
Skore 5 = Sangat aktif
Skor Perolehan
Nilai = Skore MaksimalX 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

146

Bahan Ajar

Jenis-Jenis Sumber Sejarah


Berdasarkan Sifat
1) Sumber primer: sumber yang menunjukan kesaksian langsung pada
saat peristiwa sejarah itu terjadi.Contoh: Kesaksian langsung dari
pelaku sejarah (lisan), dokumen-dokumen,naskah perjanjian, arsip,
bangunan sejarah, dan benda-benda arkelogi (artefak).
2) Artefak adalah benda-benda peninggalan sejarah atau sering juga
dikenal dengan sebutan benda arkeologi yang pada dasarnya
merupakan suatu hasil karya seni manusia atau hasil modifikasi
manusia dimana benda ini bisa dipindahkan dari satu tempat ke tempat
lain.contoh : artefak kapak genggam, Kjokkenmoddinger

Kelebihan sumber primer:


 Sumber lebih mencerminkan kebenaraan berdasarkan dengan
apa yang dilihat.
Kekurangan sumber primer:
 Keterbatasan daya ingat seorang pelaku/saksi sejarah terhadap
suatu peristiwa.
3) Sumber sekunder: Kesaksian dari seorang yang tidak terlibat langsung
dalam perstiwa sejarah.Contoh: Orang yang tidak hadir pada peristiwa
yang dikisahkan.
Kelebihan sumber sekunder:
 Pengumpulan data dapat dilakukan dengan adanya komunikasi
dari dua arah (antara peneliti dengan tokoh) Sehingg.a jika ada
hal yang kurang jelas bisa langsung ditanyakan pada nara
sumber.
 Penulisan sejarah menjadi lebih demokratis (terbuka) karena
memungkinkan sejarawan untuk mencari informasi dari semua
golongan masyarakat (baik rakyat biasa sampai pejabat).
 Melengkapi kekurangan data atau informasi yang belum
termuat dalam sumber tertulis dan dokumen.
Kekurangan sumber sekunder:
 Keterbatasan daya ingat seorang pelaku/saksi sejarah terhadap
suatu
 peristiwa.
 Kebenaran belum akurat, jadi peneliti harus memiliki
narasumber lebih dari dua orang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

147

4) Sumber Tersier: Buku- buku sejarah yang disusun berdasarkan laporan


hasil penelitian para alhi sejarah tanpa melakukan penelitian langsung.
Contoh: buku Indonesia dalam arus sejarah jilid 1-8, bibiliografi,
katalog perpustakaan, direktori dan daftar bacaan.
Kelebihan sumber tersier:
 Memudahkan peneliti untuk meneliti
Kekurangan sumber tersier:
 Sumber-sumber sejarah tersebut belum tentu seluruhnnya
dapat menginformasikan kebenaran secara pasti. Peneliti
harus terlebih dahulu mengkritik sumber.

5) Fakta Sejarah
Fakta sejarah adalah satu rumusan atau pernyataan yang dapat
dibuktikan”ada” atau “tidak ada” dalam kenyataannya. Menurut Sartono
Kartodirjo,fakta merupakan produk dari proses mental seorang sejarawan atau
memorisasi sehingga memuat unsur subjektivitas. Fakta bersifat subjektif
karena merupakan hasil proses mental sejarawan. Oleh karena itu,fakta dapat
bersifat relatif dapat berubah. Fakta dapat berubah jika ditemukan data dan
sumber baru yang dapat dipercaya.berdasarkan sifatnya,akta dibedakan
sebagai berikut.
a. Fakta keras
Fakta yang kebenaranya sudah diterima secara umum
b. Fakta lunak
Fakta yang masih dterbuka untuk diperdebatkan kebenaranya
c. Inferensi
Ide-ide atau simpulan yang menjebatani antara fakta yang satu dengan yang
lainya
d. Opini
Pikiran, pendirian, atau pendapat pribadi yang tidak didasarkan atas
pendapat umum
Berdasarkan bentuknya, fakta diklasifikasikan sebagai berikut
a. Artefak
Benda baik secara keseluruhan maupun sebagian hasil garapan tengan
manusia. Artefak dapat berupa bangunan dan benda-benda arkeologi seperi
candi,patung dan perkakas.
b. Fakta sosial
Fakta sejarah yang berdimensi sosial. Fakta sosial menggambakan keadaan
sosial, suasana zaman, dan sistem kemasyarakatan masa lalu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

148

c. Fakta mental
Kondisi yang menggambarkan suasana pikiran, perasaan, batin,kerohanian
dan sikap yang mendasari suatu cipta karya. Fakta mental berhubungan
dengan perilaku ataupun tindakan moral manusia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

149

Lampiran 8 KISI-KISI SOAL

Bentuk Tingkatan
No Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Materi Indikator Soal No Soal
soal Soal
Memahami, 3.6 Mengevaluasi Siswa dapat menyebutkan
menerapkan, dan kelebihan dan tokoh yang menjelaskan
1 menganalisis kekurangan pengertian sumber sejarah PG 1 C1
pengetahuan berbagai Sumber
faktual, konseptual, bentuk/jenis sumber sejarah
prosedural, dan sejarah (artefak, Siswa dapat
2 metakognitif fosil, tekstual, mengememukakan PG 2 C1
berdasarkan rasa nontekstual, pengertian sumber
ingin tahunya kebendaan, visual, Siswa dapat
3 tentang ilmu audiovisual, tradisi mengemukakan jenis- PG 3 C2
pengetahuan, lisan). jenis fosil
teknologi, seni, Siswa dapat menentukan
4 budaya, dan Fosil cara pembentukan fosil PG 4 C3
humaniora dengan
Siswa dapat
wawasan
5 mendefinisakan bagian PG 5 C1
kemanusiaan,
dari fosil tubuh
kebangsaan,
Siswa dapat
kenegaraan, dan
6 mengemukakan ciri-ciri PG 6 C2
peradaban terkait
tradisi lisan
penyebab fenomena Tradisi lisan
Sisiwa dapat
dan kejadian, serta
7 mengemukakan contoh PG 7 C1
menerapkan
legenda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

150

pengetahuan Siswa dapat menjelaskan


8 prosedural pada fungsi tradisi lisan PG 8 C1
bidang kajian yang
spesifik sesuai Siswa dapat menjelaskan
9 dengan bakat dan kegunaan sumber tekstual PG 9 C1
minatnya untuk
Siswa dapat
memecahkan Bentuk
10 mengemukakan buku PG 10 C4
masalah tekstual
door dueisternis tot licht
Siswa dapat menjelaskan
11 pengertian surat kabar PG 11 C1

Siswa dapat menjelaskan


12 pengertian arca PG 12 C2

Siswa dapat menganalisis


13 ilmu kreadibilitas sumber PG 13 C4
benda
Kebendaan
Siswa dapat
14 mengkategorikan PG 14 C2
bangunan
Siswa dapat menyebutkan
15 PG 15 C2
hasil kebendaan
Siswa dapat menjelaskan
16 pengertian visual PG 16 C1
Visual Siswa dapat menjelaskan
17 bentuk bentuk sumber PG 17 C2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

151

visual

Siswa dapat menjelaskan


18 fungsi sumber visual PG 18 C1

Siswa dapat
19 mengklasifikasikan ciri- PG 19 C3
ciri Audio visual
Audio Visual
Siswa dapat menjelaskan
20 jenis Audio visual PG 20 C2

Siswa dapat menganalisis


21 tempat temuan nekara PG 21 C4

Siswa dapat
22 mengkategorikan benda- PG 22 C2
benda artefak
Siswa dapat menjelaskan
23 Artefak keguanaan kapak PG 23 C1
genggam
Siswa dapat menjelaskan
24 fungsi nekara PG 24 C2

Siswa dapat menganalisis


25 ciri-ciri artefak PG 25 C4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

152

Lampiran 9: Lembar Soal Ulangan Harian


SOAL ULANGAN HARIAN
Sekolah : SMA Negeri 10 Yogyakarta Nama :
Mata Pelajaran : Sejarah
Kelas : X IPS 2
Hari/Tanggal : Kamis 8 Oktober 2018
Waktu : 45 menit
Soal : Piliha Ganda (PG)

Petunjuk pengerjaan soal


1. Tulislah identitas lengkap : nama lengkap
2. Bacalah soal dengan cermat !
3. Pilih salah satu jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda pada huruf A, B, C, D, E.
4. Kerjakan terlebih dahulu soal yang mudah.
5. Ujian bersifat Close Book !
6. Dilarang bekerja sama ketika mengerjakan soal.

Soal Pilihan Ganda.


1. Sumber sejarah adalah kumpulan benda kebudayaan yang dapat membuktikan
sejarah,pengertian tersebut dikemukakan oleh....
A. Gozalba
B. Muhammad Ali
C. Muhammad Yamin
D. M.Hatta
E. Sartono Kartodirjo
2. Peninggalan di masa lalu yang dapat dijadikan bukti untuk kepentingan penelitian
sejarah di zaman sekarang adalah pengertian dari....
A. Sumber berita
B. Sumber fakta
C. Sumber sejarah
D. Sumber penelitian
E. Sumber peninggalan

3. Dibawah ini yang merupakan jenis-jenis fosil dadalah...


A. Fosil tubuh dan jejak
B. Fosil gerak dan diam
C. Fosil hidup dan mati
D. Fosil manusia dan hewan
E. Fosil manusia dan tumbuhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

153

4. 1. Bentuk tiga dimensi dari hasil pengawetan suatu organisme


2. Proses fosilisasi ini dimulai ketika suatu cangkang/kerangka organisme
terperangkap dalam batuan sedimen.
3. Sebagian besar dari kerangka ini terdiri dari zat-zat yang mudah larut dalam air
berkarbonasi
4. Sifat batuan yang berpori memudahkan air berkarbonasi untuk melarutkan
cangkang dan jaringan asli dari organisme
Dari data di atas merupakan pengertian proses pembentukan fosil...
A. Rekristalisasi
B. Karbonasi
C. Mumi
D. Cats and molds
E. Petrifikasi

5. 1. Cangkang
2. Tulang
3. Gigi
Merupakan bagian bagian dari fosil...
A. Fosil vertebarata
B. Fosil tubuh
C. Fosil tumbuhan
D. Fosil bergerak
E. Fosil mati

6. 1. Penyampaian pesan dilakukan dengan cara lisan


2. Pesan disampaikan dari generasi yang lebih tua kepada generasi yang lebih muda
3. Pesan yang disampaikan bisa berupa dongeng, ucapan, nyanyian, maupun musik
Dari pernyataan diatas merupakan ciri-ciri dari tradisi...
A. Tertulis
B. Syair
C. Benda
D. Lisan
E. Agama

7. Tangkuban perahu, kisah nyi roro kidul merupakan contoh dari..


A. Folklore
B. Mitos
C. Legenda
D. Dongeng
E. Sage

8. Tradisi juga akan membuat kehidupan menjadi harmonis. Tetapi hal ini akan terwujud
jika manusia menghargai, menghormati dan menjalankan suatu tradisi dengan baik
dan benar dan juga sesuai dengan aturan. Tradisi memiliki fungsi....
A. Mengingatkan manusia pada tuhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

154

B. Membuat perselisiahan pada manusia


C. Memberikan legitimasi pandangan hidup
D. Saling menghujat antar umat manusia
E. Persaingan antar umat manusia

9. Yang merupakan kegunaan sumber tekstual adalah....


A. Untuk mencatat pengalaman hidup
B. Untuk mencatat peninggalan dimasalalu
C. Untuk koleksi
D. Mencatat hal-hal baru
E. Untuk dijadikan berita

10. Surat-surat yang ditulis R.A. Kartini dan dikirimkan kepada pasangan J.H. Abendanon
selanjutnya diterbitkan dan diterjemahkan oleh Armijn Pane dan diberi judul....
A. Sinar Mentari
B. Sinar senja
C. Mentari
D. Habis gelap terbitlah terang
E. Bulan sabit

11. Menurut junaidi Sebutan bagi penerbitan pers yang masuk dalam media massa tercetak
berupa lembaran berisi tentang berita-berita, karangan-karangan dan iklan serta
diterbitkan secara berkala, bisa harian, mingguan, bulanan serta diedarkan secara
umum, isinya pun harus actual, juga harus bersifat universal, maksudnya
pemberitaanya harus bersangkut-paut dengan manusia dari berbagai golongan dan
kalangan.merupakan pengertian dari...
A. Televisi
B. Surat kabar
C. Radio
D. Iklan
E. Telegram

12. Arca adalah...


A. Patung yang di gambar menyerupai manusia atau hewan
B. Patung yang di pahat
C. Patung yang dibuat dengan tujuan utama sebagai media keagamaan, yaitu
sarana dalam memuja tuhan atau dewa-dewinya
D. Patung yang mempunyai unsur magis
E. Batu yang diukir oleh manusia untuk unsur tertentu

13. Ilmu yang mempelajari asal-usul kejadian serta perkembangan makhluk manusia dan
kebudayaannya,merupakan pengertian dari ilmu...
A. Sosiologi
B. Antropologi
C. Geologi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

155

D. Fiologi
E. Arkeologi

14. Yang merupakan sumber benda berupa bangunan yaitu


A. Patung
B. Kapak lonjong
C. Gerabah
D. Prasasti
E. Candi

15. Dari Gambar diatas termasuk peninggalan kebudayaan berupa..


A. Lisan
B. Artefak
C. Gambar
D. Visual
E. Audio visual

16. Siapakah tokoh yang mengemukakan secara ekplisit menempatkan sumber visual
( picture atau figur ) sebagai salah satu sumber penting dalam sejarah...
A. Karl marx
B. Jhon o’connor
C. Gilbert j garraghan
D. Steve coln
E. Kuntowijoyo

17. 1. Lukisan
2. Patung
3. Foto
4. Patung
Dari data diatas merupakan bentuk- bentuk sumber sejarah...
A. Kebendaan
B. Tekstual
C. Lisan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

156

D. Fosil
E. Visual

18. 1. Fungsi kognitif


2. Fungsi operasional
3. Fungsi kompensatoris
4. Fungsi objektifitas
Yang termasuk fungsi sumber belajar visual adalah...
A. 1,2
B. 1,4
C. 1,3
D. 2,4
E. 3,4

19. 1. Mereka biasanya bersifat linier


2. Mereka biasanya menyajikan visual yang dinamis
3. Mereka digunakan dengan cara yang telah ditetapkan sebelumnya oleh
perancang/pembuatnya
4. Kurangnya sumber
5. pelaku utamanya diganti peran pengganti
Yang termasuk dalam ciri-ciri Audio visual..
A. 1,2,3
B. 2,4,5
C. 3,4,5
D. 1,3,5
E. 1,2,5

20. 1. audio visual murni


2. audio visual ganda
3. audio visual tunggal
4. audio visual tidak murni
Dari data diatas yang termasuk jenis media audio visual...
A. 1,2
B. 1,3
C. 2,4
D. 1,4
E. 2,3

21. Nekara yang kecil diberi nama Moko atau Mako ditemukan di daerah..
A. Sumba
B. Bali
C. Alor
D. Jawa
E. Papua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

157

22. 1. Gerabah
2. Kapak corong
3. Kapak perunggu
4. Bejana perunggu
5. Nekara perunggu
Dari data diatas merupakan benda-benda peninggalan hasil kebudayaan...
A. Artefak
B. Fosil
C. Gambar
D. Gambar
E. Lukisan

23. Digunakan untuk memecahkan telor menumbuk, biji-bijian, membuat serat-serat dari
pepohonan, membunuh binatang buruan, dan sebagai senjata menyerang lawannya,
merupakan fungsi dari..
A. Kjokenmodinger
B. Punden berundak
C. Kapak genggam
D. Nekara
E. Gerabah

24. Yang merupakan fungsi dari nekara..


A. Benda upacara dan mas kawin
B. Hiasan
C. Mas kawin dan hiasan
D. Alat rumah tangga
E. Alat perkebunan

25. Terbuat dari batu yang sudah mulai halus


2. Merupakan hasil budaya yang diabadikan
3. bentuk beragam, seperti lonjong, bulat, persegi dan sebagainya
4. merupakan hasil peristiwa sejarah
Dari data diatas merupakan ciri-ciri dari..
A. Fosil
B. Artefak
C. Candi
D. Gambar
E. Lukisan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

158

Lampiran 10 : Hasil Penilaian Siklus I

SIKLUS I
No Subjek 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
1 AMP 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
2 ABM 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1
3 AR 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1
4 AGP 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1
5 ANV 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
6 AA 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1
7 BM 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1
8 BMNPPP 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0
9 DRS 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0
10 FDS 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1
11 FF 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1
12 FR 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0
13 FSS 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1
14 JDP 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1
15 LKP 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1
16 MA 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
17 MHP 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
18 MAK 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1
19 MFAPR 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
20 NSF 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0
21 RCN 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
22 RRPNW 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1
23 RAA 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0
24 RABS 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1
25 SSH 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

159

26 SNA 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1
27 TAF 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0
28 YDM 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1
29 YDGB 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

160

Lampiran 11 : Hasil Penilaian Siklus II

SIKLUS II
No Subyek 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
1 AMP 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 ABM 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1
3 AR 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1
4 AGP 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
5 ANV 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1
6 AA 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1
7 BM 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0
8 BMNPPP 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
9 DRS 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
10 FDS 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
11 FF 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0
12 FR 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1
13 FSS 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
14 JDP 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1
15 LKP 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
16 MA 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
17 MHP 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
18 MAK 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
19 MFAPR 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
20 NSF 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
21 RCN 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
22 RRPNW 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1
23 RAA 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

161

24 RABS 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1
25 SSH 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1
26 SNA 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1
27 TAF 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
28 YDM 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1
29 YDGB 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

162

Lampiran 12 : Data Validitas Instrumen PG


N Tota
o Subyek 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 l

1 AMP 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 12

2 ABM 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 13

3 AR 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 23

4 AGP 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 23

5 ANV 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 23

6 AA 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 22

7 BM 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 23

BMNPP
8 P 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 11

9 DRS 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 24

10 FDS 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 25

11 FF 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 13

12 FR 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 12

13 FSS 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 26

14 JDP 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 24

15 LKP 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25

16 MA 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 23

17 MHP 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 24

18 MAK 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 14

19 MFAPR 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 24

20 NSF 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 14

21 RCN 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 25

22 RRPNW 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

163

23 RAA 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 25

24 RABS 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 27

25 SSH 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 0 13

26 SNA 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 16

27 TAF 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 14

28 YDM 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 17

29 YDGB 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 12

0,45 0,42 0,08 0,48 0,50 0,50 0,47 0,41 0,43 0,54 0,41 0,41 0,45 0,53 - 0,42 0,42 0,08 0,46 0,48 0,50 0,06 0,45 0,46 0,57 0,18 0,54 0,47 0,37 0,52
Rxy 5 6 8 2 2 9 9 7 5 5 2 3 5 7 0,247 7 8 6 1 1 9 1 5 6 9 2 5 9 7 3 572

0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36 0,36
Rtabel 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 0,367 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7

gugu gugu gugu gugu


Hasil Valid valid r valid valid valid valid valid valid valid valid valid valid Valid gugur valid valid r valid valid valid r valid valid valid r valid valid valid valid 25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

164

Lampiran 13 : Uji Validitas Uji Validitas Soal


Corre lations

Total p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10
Total Pearson Correlation 1 ,455* ,426* ,088 ,482** ,502** ,509** ,479** ,417* ,435* ,545**
Sig. (2-tailed) ,013 ,021 ,648 ,008 ,006 ,005 ,009 ,025 ,018 ,002
N 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29
p1 Pearson Correlation ,455* 1 ,141 ,033 ,517** ,025 ,517** ,090 ,098 ,295 ,042
Sig. (2-tailed) ,013 ,467 ,864 ,004 ,896 ,004 ,642 ,614 ,121 ,830
N 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29
p2 Pearson Correlation ,426* ,141 1 ,141 ,297 ,346 ,454* ,031 ,170 ,367 ,274
Sig. (2-tailed) ,021 ,467 ,467 ,117 ,066 ,013 ,873 ,377 ,050 ,150
N 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29
p3 Pearson Correlation ,088 ,033 ,141 1 ,356 -,159 ,194 ,244 -,051 -,155 -,110
Sig. (2-tailed) ,648 ,864 ,467 ,058 ,411 ,312 ,203 ,791 ,422 ,571
N 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29
p4 Pearson Correlation ,482** ,517** ,297 ,356 1 ,393* ,356 ,244 ,098 ,145 ,193
Sig. (2-tailed) ,008 ,004 ,117 ,058 ,035 ,058 ,203 ,614 ,454 ,316
N 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29
p5 Pearson Correlation ,502** ,025 ,346 -,159 ,393* 1 ,209 ,302 ,358 ,053 ,435*
Sig. (2-tailed) ,006 ,896 ,066 ,411 ,035 ,276 ,111 ,056 ,784 ,018
N 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29
p6 Pearson Correlation ,509** ,517** ,454* ,194 ,356 ,209 1 ,244 ,098 ,295 ,042
Sig. (2-tailed) ,005 ,004 ,013 ,312 ,058 ,276 ,203 ,614 ,121 ,830
N 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29
p7 Pearson Correlation ,479** ,090 ,031 ,244 ,244 ,302 ,244 1 -,044 ,296 ,065
Sig. (2-tailed) ,009 ,642 ,873 ,203 ,203 ,111 ,203 ,820 ,119 ,739
N 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29
p8 Pearson Correlation ,417* ,098 ,170 -,051 ,098 ,358 ,098 -,044 1 ,239 ,169
Sig. (2-tailed) ,025 ,614 ,377 ,791 ,614 ,056 ,614 ,820 ,211 ,381
N 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29
p9 Pearson Correlation ,435* ,295 ,367 -,155 ,145 ,053 ,295 ,296 ,239 1 ,228
Sig. (2-tailed) ,018 ,121 ,050 ,422 ,454 ,784 ,121 ,119 ,211 ,234
N 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29
p10 Pearson Correlation ,545** ,042 ,274 -,110 ,193 ,435* ,042 ,065 ,169 ,228 1
Sig. (2-tailed) ,002 ,830 ,150 ,571 ,316 ,018 ,830 ,739 ,381 ,234
N 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29
*. Correlation is s ignificant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is s ignificant at the 0.01 level (2-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

165

Corre lations

Total p11 p12 p13 p14 p15 p16 p17 p18 p19 p20
Total Pearson Correlation 1 ,412* ,413* ,455* ,537** -,247 ,427* ,428* ,086 ,461* ,481**
Sig. (2-tailed) ,026 ,026 ,013 ,003 ,196 ,021 ,021 ,656 ,012 ,008
N 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29
p11 Pearson Correlation ,412* 1 ,099 ,144 ,667** -,022 ,223 ,144 -,423* ,193 -,147
Sig. (2-tailed) ,026 ,608 ,456 ,000 ,908 ,244 ,456 ,022 ,317 ,448
N 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29
p12 Pearson Correlation ,413* ,099 1 -,016 ,141 -,070 ,031 ,141 -,025 ,201 ,127
Sig. (2-tailed) ,026 ,608 ,933 ,467 ,717 ,873 ,467 ,897 ,295 ,512
N 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29
p13 Pearson Correlation ,455* ,144 -,016 1 ,194 -,305 ,397* ,194 ,201 ,253 ,344
Sig. (2-tailed) ,013 ,456 ,933 ,312 ,108 ,033 ,312 ,297 ,185 ,067
N 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29
p14 Pearson Correlation ,537** ,667** ,141 ,194 1 -,005 ,244 ,356 -,247 ,420* ,042
Sig. (2-tailed) ,003 ,000 ,467 ,312 ,979 ,203 ,058 ,197 ,023 ,830
N 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29
p15 Pearson Correlation -,247 -,022 -,070 -,305 -,005 1 -,133 ,145 -,378* -,401* -,335
Sig. (2-tailed) ,196 ,908 ,717 ,108 ,979 ,491 ,454 ,043 ,031 ,076
N 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29
p16 Pearson Correlation ,427* ,223 ,031 ,397* ,244 -,133 1 ,397* ,044 ,313 ,065
Sig. (2-tailed) ,021 ,244 ,873 ,033 ,203 ,491 ,033 ,820 ,099 ,739
N 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29
p17 Pearson Correlation ,428* ,144 ,141 ,194 ,356 ,145 ,397* 1 -,098 ,253 ,193
Sig. (2-tailed) ,021 ,456 ,467 ,312 ,058 ,454 ,033 ,614 ,185 ,316
N 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29
p18 Pearson Correlation ,086 -,423* -,025 ,201 -,247 -,378* ,044 -,098 1 -,021 ,391*
Sig. (2-tailed) ,656 ,022 ,897 ,297 ,197 ,043 ,820 ,614 ,913 ,036
N 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29
p19 Pearson Correlation ,461* ,193 ,201 ,253 ,420* -,401* ,313 ,253 -,021 1 ,265
Sig. (2-tailed) ,012 ,317 ,295 ,185 ,023 ,031 ,099 ,185 ,913 ,165
N 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29
p20 Pearson Correlation ,481** -,147 ,127 ,344 ,042 -,335 ,065 ,193 ,391* ,265 1
Sig. (2-tailed) ,008 ,448 ,512 ,067 ,830 ,076 ,739 ,316 ,036 ,165
N 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29
*. Correlation is s ignificant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is s ignificant at the 0.01 level (2-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

166

Corre lations

Total p21 p22 p23 p24 p25 p26 p27 p28 p29 p30
Total Pearson Correlation 1 ,509** ,061 ,455* ,466* ,579** ,182 ,545** ,479** ,377* ,523**
Sig. (2-tailed) ,005 ,752 ,013 ,011 ,001 ,346 ,002 ,009 ,044 ,004
N 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29
p21 Pearson Correlation ,509** 1 ,033 ,194 -,064 ,393* ,064 ,164 ,297 ,253 ,194
Sig. (2-tailed) ,005 ,864 ,312 ,743 ,035 ,743 ,395 ,117 ,185 ,312
N 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29
p22 Pearson Correlation ,061 ,033 1 -,128 -,064 ,393* ,064 -,052 -,016 -,081 ,194
Sig. (2-tailed) ,752 ,864 ,509 ,743 ,035 ,743 ,788 ,933 ,678 ,312
N 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29
p23 Pearson Correlation ,455* ,194 -,128 1 ,244 ,393* ,064 ,380* ,297 ,086 ,194
Sig. (2-tailed) ,013 ,312 ,509 ,203 ,035 ,743 ,042 ,117 ,656 ,312
N 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29
p24 Pearson Correlation ,466* -,064 -,064 ,244 1 ,127 ,025 ,306 ,031 ,154 -,064
Sig. (2-tailed) ,011 ,743 ,743 ,203 ,511 ,897 ,107 ,873 ,427 ,743
N 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29
p25 Pearson Correlation ,579** ,393* ,393* ,393* ,127 1 ,048 ,289 ,167 ,066 ,393*
Sig. (2-tailed) ,001 ,035 ,035 ,035 ,511 ,803 ,128 ,387 ,735 ,035
N 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29
p26 Pearson Correlation ,182 ,064 ,064 ,064 ,025 ,048 1 ,107 ,119 ,164 -,090
Sig. (2-tailed) ,346 ,743 ,743 ,743 ,897 ,803 ,582 ,540 ,394 ,642
N 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29
p27 Pearson Correlation ,545** ,164 -,052 ,380* ,306 ,289 ,107 1 ,341 ,201 ,380*
Sig. (2-tailed) ,002 ,395 ,788 ,042 ,107 ,128 ,582 ,070 ,297 ,042
N 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29
p28 Pearson Correlation ,479** ,297 -,016 ,297 ,031 ,167 ,119 ,341 1 ,039 ,454*
Sig. (2-tailed) ,009 ,117 ,933 ,117 ,873 ,387 ,540 ,070 ,840 ,013
N 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29
p29 Pearson Correlation ,377* ,253 -,081 ,086 ,154 ,066 ,164 ,201 ,039 1 ,253
Sig. (2-tailed) ,044 ,185 ,678 ,656 ,427 ,735 ,394 ,297 ,840 ,185
N 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29
p30 Pearson Correlation ,523** ,194 ,194 ,194 -,064 ,393* -,090 ,380* ,454* ,253 1
Sig. (2-tailed) ,004 ,312 ,312 ,312 ,743 ,035 ,642 ,042 ,013 ,185
N 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29
**. Correlation is s ignificant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is s ignificant at the 0.05 level (2-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

167

Lampiran 14
Uji Reliabilitas

Ca se Processing Sum ma ry

N %
Cases Valid 29 100,0
Ex cludeda 0 ,0
Total 29 100,0
a. Lis twis e deletion based on all
variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items
,812 30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

168

Lampiran 15 : Power point pembelajaran sumber sejarah


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

169
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

170
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

171
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

172
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

173
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

174

Lampiran 16 : Dokumentasi
Gambar : Peneliti menjelaskan materi
Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar : Siswa Menulis Materi


Sumber : Dokumentasi Pribadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

175

Gambar : Siswa Berdiskusi


Sumber : Dokumen Pribadi

Gambar : Siswa Membuat Peta Konsep


Sumber : Dokumentasi Pribadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

176

Gambar : Siswa Membuat Peta Konsep


Sumber : Dokumentasi Pribadi

Gambar : Siswa Mempresentasikan Hasil Diskusi


Sumber : Dokumentasi Pribadi

Anda mungkin juga menyukai