Anda di halaman 1dari 224

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELALUI MEDIA

PEMBELAJARAN IPA BERBASIS METODE MONTESSORI

DI KELAS IV SD NEGERI PUREN TAHUN AJARAN 2018/ 2019

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

AYUDITYA WIDYA CAHYANI

NIM: 151134217

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN PENGESAHAN

iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERSEMBAHAN

Skripsi ini dipersembahkan kepada:

1. Tuhan Yesus yang telah memberikan penyertaan dan kekuatan kepada saya

hingga saya dapat menyelesaikan studi ini bahkan selau menyertai sepanjang

kehidupan saya;

2. Bapak Sarijo dan Ibu Dwi Kristyani, yang selalu membimbing dan mendoakan

saya;

3. Kakak Yoan Eko Cahyono, yang selalu memberi dukungan kepada saya;

4. Ibu Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi., M.A. dan Ibu Agnes Herlina Dwi

Hadiyanti, S.Si., M.T., M.Sc. Atas ketersediaanya menjadi dosen pembimbing

skripsi saya,

5. Semua pihak yang mendukung dan memberi bantuan kepada saya.

iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

MOTTO

“Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan

kepadaku”

(Filipi 4: 13)

v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK

Peningkatan Hasil Belajar melalui Media Pembelajaran IPA Berbasis


Metode Montessori di Kelas IV SD Negeri Puren Tahun Ajaran 2018/ 2019

Ayuditya Widya Cahyani


Universitas Sanata Dharma
2019

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kesulitan belajar yang berpengaruh pada


hasil belajar yang rendah. Tujuan penelitian ini adalah untuk: (1) menjelaskan
upaya peningkatan hasil belajar dengan penggunaan media pembelajaran IPA
berbasis metode Montessori, dan (2) mengetahui peningkatan hasil belajar IPA
dengan menggunakan media pembelajaran berbasis metode Montessori.
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) model Kemmis
dan McTaggart yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Subyek penelitian adalah siswa
kelas IV SD Negeri Puren tahun ajaran 2018/2019 sebanyak 32 siswa, sedangkan
obyeknya adalah hasil belajar kognitif. Data hasil belajar diperoleh dari hasil
evaluasi 1 dan evaluasi 2. Analisis data menggunakan program SPSS 17.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) upaya peningkatan hasil belajar
dengan penggunakan media pembelajaran IPA berbasis metode Montessori berhasil
dilakukan dengan menerapkan langkah-langkah: 1) penggunaan media
pembelajaran IPA berbasis metode Montessori, 2) penjelasan materi, 3) tanya
jawab, 4) tes, 5) kesimpulan. (2) Penggunaan media pembelajaran IPA berbasis
metode Montessori dapat meningkatkan hasil belajar siswa dari rata-rata kondisi
awal 69,4 dengan persentase ketuntasan 43,75% meningkat pada siklus I dengan
rata-rata nilai 73,59 dan persentase menjadi 50%, kemudian meningkat kembali
pada siklus II dengan rata-rata nilai 85,47 dan persentase 84,38 %.
Kata Kunci: Hasil Belajar, Media Pembelajaran IPA Berbasis Metode Montessori

viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT

Improving Learning Outcomes through the Science Media


Based on Montessori Method in Fourth Grade at Puren Elementary School
Year 2018/2019

Ayuditya Widya Cahyani


Sanata Dharma University
2019

This research is based on learning difficulties that affect low learning


outcomes. The purpose of this research is to: (1) explain the efforts to improve
learning outcomes with the use of Science learning media based on Montessori
method, and (2) to know the increasing results of Science learning by using
Montessori method based learning.
This type of research is class action research by implementing Kemmis and
McTaggart which is implemented in 2 cycles. The subject of research is class IV
student of Puren elementary school year 2018/2019 from 32 students. While the
research object is a result of cognitive learning. The result of learning data comes
from the result of evaluation 1 and evaluation 2. Data analysis using SPSS 17
program.
The results showed that: (1) The efforts to improve learning outcomes with
the use of the Science learning media based Montessori method successfully
implemented by implementing measures: a) use the Science media based
Montessori method b) explain, c) question and answer, d) test, e) conclution. (2)
The use of learning science based IPA Montessori method can increase student
learning outcomes from average initial condition of 69.4 with a percentage of
43.75% increase in the first cycle with average value of 73.59 and percentage to
50%, Then increased back on the second cycle with an average value of 85.47 and
a percentage of 84.38%.

Keywords: learning outcomes, Science learning media based Montessori methods.

ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas anugerah dan

karuniaNya yang telah diberikan, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini

dengan baik dan lancar. Skripsi dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar melalui

Media Pembelajaran IPA Berbasis Metode Montessori di Kelas IV SD Negeri

Puren Tahun Ajaran 2018/2019” disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar

sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat selesai karena adanya dukungan

dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dengan segenap hati penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Tuhan Yesus yang telah memberikan penyertaan dan kekuatan kepada saya

hingga saya dapat menyelesaikan studi ini bahkan selau menyertai sepanjang

kehidupan saya;

2. Bapak Sarijo dan Ibu Dwi Kristyani, kedua orang tua saya yang selalu

membimbing dan mendoakan saya;

3. Yoan Eko Cahyono, kakak saya yang selalu memberi dukungan kepada saya;

4. Ibu Elisabeth Desiana Mayasari, S. Psi., M. A. dan Ibu Agnes Herlina D H, S.

Si., M. T., M. Sc. Atas ketersediaanya menjadi dosen pembimbing skripsi saya,

5. SD Negeri Puren, yang telah bersedia bekerja sama dalam penelitian ini;

6. SD Negeri Pungangan yang ikut dalam validitas dan uji soal dalam penelitian

ini;

x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii

PERSEMBAHAN .................................................................................................. iv

HALAMAN MOTTO ............................................................................................. v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ............................................................. vii

ABSTRAK ........................................................................................................... viii

ABSTRACT ............................................................................................................. ix

KATA PENGANTAR ............................................................................................ x

DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xvi

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xviii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .............................................................................................1

1.2 Batasan Masalah ...........................................................................................5

1.3 Rumusan Masalah ........................................................................................6

1.4 Tujuan Penelitian..........................................................................................6

1.5 Manfaat Penelitian........................................................................................6

1.6 Definisi Operasional .....................................................................................7

xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................. 9

2.1 Kajian Pustaka .............................................................................................9

2.1.1 Hasil belajar................................................................................................. 9

2.1.2 Media Pembelajaran .................................................................................. 13

2.1.3 Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori Materi Penggolongan

Jenis Tulang Daun Tumbuhan................................................................... 20

2.1.4 Ilmu Pengetahuan Alam ............................................................................ 24

2.1.5 Materi IPA yang akan diteliti .................................................................... 26

2.2 Penelitian yang Relevan .............................................................................27

2.3 Kerangka Berpikir ......................................................................................31

2.4 Hipotesis Tindakan .....................................................................................34

BAB III METODOLOGI PENELITIAN.............................................................. 35

3.1 Jenis penelitian .......................................................................................... 35

3.2 Setting Penelitian........................................................................................39

3.2.1 Lokasi penelitian ....................................................................................... 39

3.2.2 Subyek penelitian ...................................................................................... 39

3.2.3 Obyek Penelitian ....................................................................................... 39

3.2.4 Waktu Penelitian ....................................................................................... 40

3.3 Desain Penelitian ........................................................................................40

3.3.1 Persiapan Peneliti ...................................................................................... 40

3.3.2 Rencana Tindakan Setiap Siklus ............................................................... 41

3.4 Teknik pengumpulan data ..........................................................................50

3.4.1 Tes ............................................................................................................. 50

3.4.2 Non Tes ..................................................................................................... 51

xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3.5 Instrumen Penelitian ..................................................................................52

3.5.1 Instrumen Tes ............................................................................................ 53

3.5.2 Instrumen Non Tes .................................................................................... 54

3.6 Teknik Pengujian Instrumen ......................................................................57

3.6.1 Validitas .................................................................................................... 57

3.6.2 Uji Reliabilitas........................................................................................... 67

3.7 Teknik analisis data ....................................................................................69

3.7.1 Perhitungan Hasil Belajar.......................................................................... 70

3.8 Indikator Keberhasilan ..............................................................................71

3.9 Jadwal Penelitian ........................................................................................72

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 73

4.1 Hasil Penelitian ..........................................................................................73

4.1.1 Kondisi Awal............................................................................................. 73

4.1.2 Siklus I....................................................................................................... 76

4.1.3 Siklus II ..................................................................................................... 80

4.2 Pembahasan ................................................................................................87

4.2.1 Upaya Peningkatan Hasil Belajar Melalui Penggunaan Media Pembelajaran

IPA Berbasis Metode Montessori ............................................................. 87

4.2.2 Peningkatan Hasil Belajar Melalui Penggunaan Media Pembelajaran IPA

Berbasis Metode Montessori ..................................................................... 94

BAB V PENUTUP .............................................................................................. 101

5.1 Kesimpulan...............................................................................................101

5.2 Keterbatasan Penelitian ............................................................................102

5.3 Saran .........................................................................................................102

xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 103

LAMPIRAN ........................................................................................................ 106

BIOGRAFI PENULIS ........................................................................................ 206

xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Replika Jenis Tulang Daun Tumbuhan ..............................................21

Gambar 2.2 Desain Kartu Soal ..............................................................................22

Gambar 2.3 Desain Kartu Jawab............................................................................22

Gambar 2.4 Desain Kartu Kontrol .........................................................................23

Gambar 2.5 Desain Kotak Kartu ............................................................................23

Gambar 2.6 (a) daun menyirip, (b) daun menjari, (c) daun melengkung,

(d) daun sejajar ....................................................................................26

Gambar 2.7 Literatur Penelitian yang Relevan ......................................................31

Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ...........................................37

Grafik 4.1 Peningkatan Hasil Belajar Siswa ..........................................................86

xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 3.1 Tabel Pengembangan Instrumen Soal Pretest ....................................... 53
Tabel 3.2 Tabel Pengembangan Instrumen Soal Evaluasi I.................................. 54
Tabel 3.3 Tabel Pengembangan Instrumen Soal Evaluasi II ................................ 54
Tabel 3.4 Tabel pengembangan instrumen observasi ........................................... 55
Tabel 3.5 Tabel Pengembangan Instrumen Wawancara Guru Kelas IV .............. 56
Tabel 3.6 Tabel Instrumen Dokumentasi .............................................................. 57
Tabel 3.7 Kriteria Uji Validitas RPP..................................................................... 59
Tabel 3.8 Rangkuman Penilaian Instrumen RPP Siklus I ..................................... 59
Tabel 3.9 Rangkuman Penilaian Instrumen RPP Siklus II ................................... 60
Tabel 3.10 Kriteria Uji Validitas Instrumen Soal ................................................. 60
Tabel 3.11 Rangkuman Hasil Penilaian Instrumen Soal Pretest ........................... 61
Tabel 3.12 Rangkuman Hasil Penilaian Instrumen Soal Evaluasi I...................... 61
Tabel 3.13 Rangkuman Hasil Penilaian Instrumen Soal Pretest ........................... 62
Tabel 3.14 Hasil Uji Validitas Soal Pretest........................................................... 63
Tabel 3.15 Hasil Uji Validitas Soal Evaluasi 1 ..................................................... 64
Tabel 3.16 Hasil Uji Validitas Soal Evaluasi 2 ..................................................... 65
Tabel 3.17 Tingkat Reliabilitas ............................................................................. 67
Tabel 3.18 Hasil Reliabilitas Soal Pretest ............................................................. 68
Tabel 3.19 Hasil Reliabilitas Soal Evaluasi Siklus I ............................................. 68
Tabel 3.20 Hasil Reliabilitas Soal Evaluasi Siklus II ........................................... 69
Tabel 3.21 Indikator Keberhasilan ........................................................................ 71

xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1 Surat Izin Penelitian......................................................................... 107
Lampiran 2 Surat Pelaksanaan Penelitian ........................................................... 108
Lampiran 3 RPP Siklus I ..................................................................................... 109
Lampiran 4 RPP Siklus II ................................................................................... 122
Lampiran 5 Validitas RPP Siklus I ..................................................................... 132
Lampiran 6 Validitas RPP Siklus II .................................................................... 136
Lampiran 7 Rekapitulasi Validitas RPP.............................................................. 140
Lampiran 8 Soal Pretest ...................................................................................... 141
Lampiran 9 Soal Evaluasi 1 ................................................................................ 143
Lampiran 10 Soal Evaluasi 2 ............................................................................. 145
Lampiran 11 Kunci Jawaban Soal Pretest ........................................................... 147
Lampiran 12 Kunci Jawaban Soal Evaluasi 1 ..................................................... 148
Lampiran 13 Kunci Jawaban Soal Evaluasi 2 ..................................................... 149
Lampiran 14 Data Soal Pretest ............................................................................ 150
Lampiran 15 Data Soal Evaluasi 1 ...................................................................... 152
Lampiran 16 Data Soal Evaluasi 2 ..................................................................... 154
Lampiran 17 Data Hasil Validitas Soal Pretest ................................................... 156
Lampiran 18 Data Hasil Validitas Soal Evaluasi 1 ............................................ 157
Lampiran 19 Data Hasil Validitas Soal Evaluasi 2 ............................................ 158
Lampiran 20 Sampel Uji Soal Pretest ................................................................. 159
Lampiran 21 Sampel Uji Soal Evaluasi 1 ........................................................... 161
Lampiran 22 Sampel Uji Soal Evaluasi 2 ........................................................... 163
Lampiran 23 Sampel Hasil Pengerjaan Soal Pretest ........................................... 164
Lampiran 24 Sampel Hasil Pengerjaan Soal Evaluasi 1 ..................................... 167
Lampiran 25 Sampel Hasil Pengerjaan Soal Evaluasi 2 ..................................... 169
Lampiran 26 Sampel Pengerjaan LKS ................................................................ 171
Lampiran 27 Hasil Observasi .............................................................................. 172
Lampiran 28 Rekapitulasi Nilai Pretest .............................................................. 173
Lampiran 29 Rekapitulasi Nilai Evaluasi 1 ........................................................ 174
Lampiran 30 Rekapitulasi Nilai Evaluasi 2 ........................................................ 175
Lampiran 31 Foto Kegiatan ................................................................................ 176
Lampiran 32 Dokumentasi .................................................................................. 177
Lampiran 33 Validitas Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ................. 178
Lampiran 34 Validitas Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ................ 182
Lampiran 35 Validitas Soal Pretest ..................................................................... 186
Lampiran 36 Validitas Soal Evaluasi 1 ............................................................... 194
Lampiran 37 Validitas Soal Evaluasi 2 ............................................................... 200

xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I

PENDAHULUAN

Bab ini memaparkan latar belakang, identifikasi masalah, batasan masalah,

rumusan masalah, manfaat penelitian, dan definisi operasional.

1.1 Latar Belakang

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia

untuk mengembangkan aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Pasal 31

Ayat (1) Amandemen UUD 1945 secara tegas mengamanatkan, “Setiap warga

negara berhak mendapat pendidikan”, dan Ayat (2) menyatakan, “Setiap warga

Negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib

membiayainya” (Ali, 2009: i).

Rentang usia anak dalam pendidikan tingkat sekolah dasar adalah usia 6-

12 tahun. Bila dilihat dari tahap perkembangan kognitifnya, sebagaimana

dikemukakakan oleh Piaget, anak usia 6-12 tahun masuk dalam tahap

operasional konkret. Pada tahap ini peserta didik sudah mulai memahami

aspek-aspek kumulatif materi, selain itu peserta didik juga sudah mampu

berpikir sistematis mengenai benda-benda dan peristiwa konkret (Susanto,

2013: 77). Hal yang perlu di perhatikan pada tahap ini adalah keterbatasannya

pada hal konkret, sehingga berdasarkan teori Piaget, guru harus mampu

membawa siswa pada pembelajaran yang nyata, antara lain melalui

penggunaan media pembelajaran sebagai wujud benda nyata yang dapat dilihat

dan disentuh oleh siswa.

1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Pembelajaran yang mengarah pada kegiatan yang nyata melalui

penggunaan media pembelajaran dapat membantu guru dalam penyampaian

materi ajar dan diharapkan memudahkan pemahaman siswa akan materi yang

dipelajarinya. Malik (dalam Kosasih, 2014: 50), mengemukakan bahwa media

pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan

pesan (bahan pembelajaran) sehingga dapat merangsang perhatian, minat,

pikiran dan perasaan si belajar dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan

pembelajaran. Media pembelajaran dapat berupa gambar, peta, miniatur, globe,

video (penayangan melalui proyektor), dan lain sebagainya. Levie dan Levie

(dalam Arsyad, 2010: 9) menyimpulkan bahwa stimulus dari media visual

membuahkan hasil belajar yang lebih baik untuk tugas-tugas seperti

mengingat, mengenali, dan menghubungkan konsep, bahkan stimulus verbal

memberikan hasil yang lebih apabila pembelajaran itu melibatkan ingatan yang

berurut-urutan (sekuensial). Maka dari itu, peran media pembelajaran dalam

proses kegiatan belajar mengajar sangatlah penting untuk mempengaruhi hasil

belajar.

Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan saat ini adalah

masalah lemahnya pelaksanaan proses pembelajaran yang diterapkan guru di

sekolah. Seperti yang terjadi pada proses pembelajaran IPA di sekolah dasar,

dimana guru belum mampu melaksanakan pembelajaran yang aktif dan kreatif

serta belum melibatkan siswa dalam proses belajar. Penyebab utama masalah

tersebut adalah karena banyaknya guru tidak melakukan kegiatan pembelajaran

dengan memfokuskan pada pengembangan keterampilan proses dalam IPA,

yaitu mengamati, mengukur, mengklasifikasi, dan menyimpulkan (Susanto,


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2013: 169). Padahal dalam melibatkan keaktifan dan kekreatifan siswa dapat

dilakukan dengan penggunaan media pembelajaran, namun hal ini juga masih

jarang dilakukan dalam proses pembelajaran IPA, walaupun media

pembelajaran dapat diperoleh dari hal-hal yang ada disekitar bahkan tidak

sedikit pemerintah juga ikut andil dalam memfasilitasi media pembelajaran

untuk sekolah. Tidak dikembangkannya keterampilan proses dalam IPA dan

tidak digunakannya media pembelajaran sebagai alat bantu penyampaian

materi, menyebabkan hasil belajar menjadi rendah.

Seperti pernyataan dari guru kelas IV SD Negeri Puren, dalam

wawancara yang dilakukan pada 10 November 2018. Beliau menjelaskan

bahwa ada suatu permasalahan yang terjadi pada siswa kelas IV, yaitu hasil

belajar yang rendah pada pembelajaran yang mengandung muatan

pembelajaran IPA materi penggolongan jenis tulang daun. Siswa kesulitan

dalam membedakan jenis-jenis tulang daun (menyirip, menjari, sejajar, dan

melengkung), dimana seharusnya siswa lebih memperhatikan tulang daunnya,

tetapi siswa malah memperhatikan bentuk daunnya, sehingga dalam

menggolongkannya siswa masih banyak melakukan kesalahan.

Pada tahun ajaran 2017/2018 masih ada sekitar 54,3% siswa yang nilai

rata-ratanya masih belum mencapai KKM. Hasil belajar yang kurang maksimal

ditunjukkan pada rata-rata kelas pada pembelajaran 3 mata pelajaran IPA, yaitu

sebesar 72,4 dimana rata-rata tersebut bahkan belum mampu mencapai kriteria

ketuntasan minimal yang ditentukan oleh sekolah, yaitu sebesar 75. Dari 35

siswa, 16 siswa dinyatakan tuntas dengan persentase 45,7 dan 19 siswa tidak

tuntas dengan persentase 54,3. Pada tahun ajaran 2018/2019 pembelajaran 3


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

mata pelajaran IPA kelas IV SD Negeri Puren mengalami kenaikan, yaitu

sebesar 67,7% dengan rata-rata kelas yang juga meningkat menjadi 77,3.

Meskipun rata-rata tersebut sudah mencapai KKM yang telah ditentukan

sekolah, namun nilai tersebut masih memerlukan peningkatan agar hasilnya

lebih stabil.

Masalah lain juga ditemukan saat dilakukan observasi proses

pembelajaran pada 12 November 2018. Pada saat pembelajaran berlangsung

siswa terlihat kurang fokus, hal ini dapat dilihat dari banyak siswa yang

bermain alat tulisnya sendiri dan membuat bola menggunakan kertas, sehingga

membuat mereka tidak mampu menjawab ketika diberikan pertanyaan oleh

guru. Hasil observasi kelas pada hari yang sama juga menunjukkan bahwa

media pembelajaran IPA tidak tersedia di dalam ruangan kelas IV SD Negeri

Puren. Padahal banyak media pembelajaran di SD Negeri Puren yang diperoleh

dari hibah pemerintah, dimana media hibah dari pemerintah tersebut disimpan

di gudang dan sudah berdebu karena kurangnya perawatan.

Media pembelajaran IPA berbasis Metode Montessori materi

penggolongan jenis tulang daun merupakan media pembelajaran yang

memperhatikan ciri dari media pembelajaran berbasis metode Montessori dan

digunakan dalam pembelajaran IPA materi penggolongan jenis tulang daun.

Media pembelajaran ini dihasilkan oleh Kristanti (2017) melalui penelitian

Research and Development (RnD). Media pembelajaran IPA berbasis metode

Montessori memiliki kelebihan, yaitu menarik, bergradasi, auto-correction,

auto-education, dan kontekstual, dimana kelebihan ini merupakan ciri khusus

dari media pembelajaran berbasis metode Montessori. Penelitian ini bukan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

hanya menggunakan media pembelajaran dari hasil penelitian terdahulu, tetapi

juga menggunakan beberapa instrumen yang telah dibuat oleh Dampitari

(2018) yang kemudian instrumen tersebut diubah dengan menyesuaikan

kurikulum yang digunakan di SD Negeri Puren, dan kemudian divaliditas oleh

ahli, yaitu guru kelas IV SD Negeri Puren sebagai validator 1 dan guru kelas

IV SD Negeri Pungangan, Wonosobo sebagai validator 2.

Melihat hasil belajar yang rendah pada mata pelajaran IPA materi

penggolongan jenis tulang daun dan media pembelajaran yang mendukung,

peneliti merasa tertarik untuk menerapkan media pembelajaran IPA berbasis

metode Montessori sebagai solusi atas permasalahan yang ditemukan. Alasan

yang mendasari penggunakan media pembelajaran IPA berbasis metode

Montessori karena pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Dampitari

(2018) menyimpulkan bahwa media pembelajaran IPA berbasis metode

Montessori ini dapat mempengaruhi hasil belajar, sehingga dengan begitu

peneliti berharap penggunaan media pembelajaran IPA berbasis metode

Montessori ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi

penggolongan jenis tulang daun.

1.2 Batasan Masalah

Sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan peneliti, maka penelitian ini

dibatasi pada peningkatkan hasil belajar kognitif mata pelajaran IPA siswa

kelas IV SD Negeri Puren pada materi penggolongan jenis tulang daun dengan

menggunakan media pembelajaran IPA berbasis Metode Montessori.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di atas, maka dapat ditarik

rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana upaya peningkatan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Puren

tahun ajaran 2018/2019 dengan menggunakan media pembelajaran IPA

berbasis metode Montessori?

2. Apakah media pembelajaran IPA berbasis metode Montessori dapat

meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Puren tahun ajaran

2108/2019?

1.4 Tujuan Penelitian

Berikut ini merupakan tujuan dilaksanakan penelitian:

1. Untuk mendeskripsikan upaya peningkatan hasil belajar siswa kelas IV SD

Negeri Puren melalui penggunaan media pembelajaran IPA berbasis metode

Montessori.

2. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Puren melalui

penggunakan media pembelajaran IPA berbasis metode Montessori.

1.5 Manfaat Penelitian

Dilaksanakannya penelitian ini diharapkan memberi manfaat. Berikut

manfaat yang diharapkan dari adanya hasil penelitian ini:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan yang baru dalam

bidang pendidikan, mengingat masih jarang penggunaan media

pembelajaran IPA berbasis metode Montessori dalam pendidikan di

Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Manfaat Praktis

a. Bagi siswa

Siswa dapat melatih kemampuan berpikir dalam memecahkan masalah

melalui pengalaman belajar secara langsung melalui media pembelajaran

IPA berbasis metode Montessori.

b. Bagi guru

Guru dapat menerapkan media pembelajaran IPA berbasis metode

Montessori saat pembelajaran IPA agar siswa menjadi aktif dalam proses

belajar dan mempermudah siswa dalam memahami materi.

c. Bagi sekolah

Sekolah mendapat informasi mengenai strategi yang harus dilaksanakan

agar proses pembelajaran menjadi efektif dan menyenangkan.

d. Bagi peneliti

Peneliti mendapat pengalaman mengembangkan diri dan untuk karier ke

depan sebagai seorang guru.

1.6 Definisi Operasional

1. Hasil belajar adalah perubahan yang terjadi pada siswa di aspek kognitif

(pengetahuan) sebagai hasil dari proses belajar.

2. Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang digunakan sebagai perantara

penyampaian materi pembelajaran untuk merangsang pikiran, minat, dan

perhatian siswa.

3. Media pembelajaran IPA berbasis metode Montessori adalah media

pembelajaran yang dibuat berdasarkan ciri khusus media pembelajaran


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

metode Montessori yaitu menarik, bergradasi, auto-correction,

autoeducation, dan kontekstual.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II

LANDASAN TEORI

Bab II landasan teori ini memuat empat hal yang dibahas, yaitu kajian

pustaka, penelitian yang relevan, kerangka berpikir, dan hipotesis tindakan.

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Hasil belajar

2.1.1.1 Pengertian Hasil Belajar

Purwanto (2008: 44) menyatakan hasil belajar dapat dijelaskan

dengan memahami dua kata yang membentuknya, yaitu “hasil” dan

“belajar”. Pengertian hasil (product) menunjuk pada suatu perolehan

akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan

berubahnya input secara fungsional. Hasil produksi adalah perolehan

yang didapatkan karena adanya kegiatan mengubah bahan (raw

materials) menjadi barang jadi (finished goods). Hasil belajar menurut

Susanto (2013: 5) adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada diri

siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor

sebagai hasil dari kegiatan belajar.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil

belajar adalah perubahan yang terjadi pada siswa di aspek kognitif

(pengetahuan), afektif (sikap), dan psikomotor (keterampilan) sebagai

hasil dari proses belajar. Proses belajar sangat berkaitan dengan hasil

belajar. Dimana proses belajar baik dan berjalan dengan lancar, maka

hasil belajar yang didapat oleh siswa sesuai dengan

9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

tujuan pembelajaran yang akan dicapai, begitu sebaliknya, bila proses

belajar buruk dan tidak teratur maka tujuan pembelajaran tidak dapat

dicapai. Adanya permasalahan yang ditemukan, peneliti mencoba

meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Puren dengan

mengubah proses belajarnya terlebih dahulu. Permasalahan yang

ditemukan terletak pada proses belajar yang kurang maksimal, dimana

tidak adanya media pembelajaran sebagai sesuatu daya tarik bagi

siswa untuk menunjang pemahaman siswa akan materi yang diajarkan

dan berpengaruh pada hasil belajar siswa yang kurang baik

2.1.1.2 Jenis-Jenis Penilaian Hasil Belajar

Gantini (2017: 12) menuliskan bahwa penilaian hasil belajar di

Kurikulum 2004, Kurikulum 2013 tahun 2014, dan Kurikulum 2013

edisi revisi 2016 memiliki ruang lingkup yang sama, yaitu penilaian

sikap, penilaian pengetahuan, dan penilaian keterampilan.

Bloom (dalam Sudjana, 2010: 22) memaparkan lebih mendalam

mengenai ketiga aspek penilaian hasil belajar, yaitu (1) hasil belajar

ranah kognitif yang berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang

terdiri dari enam aspek yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman,

aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi, (2) ranah afektif berkenaan

dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban

atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi, (3) ranah

psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan

kemampuan bertindak yang terdiri dari enam aspek, yakni gerakan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual,

keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, dan

gerakan ekspresif dan interpretatif. Ketiga ranah tersebut menjadi

objek penilaian hasil belajar. Di antara ketiga ranah itu, ranah

kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru di sekolah

karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi

bahan pengajaran.

Dari pemaparan di atas, maka disimpulkan bahwa hasil belajar

terdapat tiga ranah, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Dimana

kognitif menilai pada aspek pengetahuan dan pemahaman siswa,

afektif menilai aspek sikap siswa, sedang psikomotor penilaian pada

aspek keterampilan. Pada penelitan ini, hasil belajar difokuskan pada

aspek kognitif, dimana pemahaman siswa diambil dari hasil pekerjaan

soal evaluasi yang akan dikerjakan oleh siswa pada setiap akhir siklus.

2.1.1.3 Tujuan Penilaian Hasil Belajar

Gantini (2017: 5) menuliskan tujuan penilaian hasil belajar oleh

pendidik berdasarkan Pasal 3 Ayat 3 Permendikbud No. 53 Tahun

2015 adalah untuk (a)mengetahui tingkat penguasaan kompetensi;

(b)menetapkan ketuntasan penguasaan kompetensi; (c)menetapkan

perbaikan atau pengayaan berdasarkan tingkat penguasaan

kompetensi; dan (d) memperbaiki proses pembelajaran.

Menurut Latip (2018: 27) penilaian hasil belajar oleh pendidik

bertujuan untuk memantau dan mengevaluasi proses, kemajuan

belajar, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

berkesinambungan. Berbeda lagi dengan pendapat Siregar (2014:

144) yang menyatakan bahwa alasan mengapa guru menilai siswa

adalah untuk (a) mendiagnosa kekuatan dan kelemahan siswa; (b)

memonitor kemajuan siswa; (c) menetapkan tingkatan siswa; (d)

menentukan keefektifan instruksional.

Pemaparan dari dua ahli di atas mengenai tujuan hasil belajar

dapat disimpulkan bahwa tujuan dari penilaian hasil belajar adalah

untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan siswa akan suatu materi

ajar, sehingga setelah mengetahui kelemahan maupun kekuatan siswa,

guru dapat melakukan perbaikan maupun pengayaan sebagai suatu

tindakan pemantapan pemahaman siswa pada suatu materi ajar.

2.1.1.4 Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Hasil belajar dipengaruhi oleh dua hal, siswa itu sendiri dan

lingkungannya (Susanto, 2015: 12). Pertama, siswa; dalam arti

kemampuan berpikir atau tingkah laku intelektual, motivasi, minat,

dan kesiapan siswa, baik jasmani maupun rohani. Kedua, lingkungan;

yaitu sarana dan prasarana, kompetensi guru, sumber-sumber belajar,

metode serta dukungan lingkungan, keluarga, dan lingkungan.

Menurut Baharuddin dan Wahyuni (2015: 23-34) faktor yang

mempengaruhi hasil belajar antara lain faktor internal yang meliputi

faktor fisiologis (kondisi fisik individu) dan psikologis

(kecerdasan/inteligensi siswa, motivasi, minat, sikap, bakat); faktor

eksogen/eksternal meliputi lingkungan sosial (lingkungan sosial

sekolah, lingkungan sosial masyarakat, lingkungan sosial keluarga)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

dan lingkungan nonsosial (lingkungan alamiah, faktor instrumental,

faktor materi pelajaran).

Berdasarkan penjelasan ahli di atas dapat diambil kesimpulan

bahwa faktor yang mempengaruhi hasil belajar berasal dari dua pihak,

yaitu internal dan ekstenal. Internal, maksudnya diri sendiri,

sedangkan eksternal adalah dari luar individu itu sendiri.

2.1.2 Media Pembelajaran

2.1.2.1 Pengertian Media Pembelajaran

Arsyad (2014: 3) menyatakan kata media berasal dari bahasa

Latin medius yang secara harfiah berarti ‘tengah’, ‘perantara’ atau

‘pengantara’. Dalam bahasa Arab, media adalah perantara atau

pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Kustandi

(2013: 8) berkesimpulan bahwa media pembelajaran adalah alat yang

dapat membantu proses belajar mengajar dan berfungsi untuk

memperjelas makna pesan yang disampaikan, sehingga dapat

mencapai tujuan pembelajaran yang lebih baik dan sempurna. Anitah

(2010:5) menyatakan bahwa media adalah setiap orang, bahan, alat,

atau peristiwa yang dapat menciptakan kondisi yang memungkinkan

pembelajaran untuk menerima pengetahuan, keterampilan, dan sikap.

Jalinus (2016: 4) menyatakan media pembelajaran adalah segala

sesuatu yang menyangkut software dan hardware yang dapat

digunakan untuk menyampaikan isi materi ajar dari sumber

pembelajaran ke peserta didik (individu atau kelompok), yang dapat

merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat pembelajar


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

sedemikian rupa sehingga proses pembelajaran (di dalam/ di luar

kelas) menjadi lebih efektif.

Berdasarkan teori dari para ahli yang telah dijelaskan di atas,

dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu

yang digunakan sebagai perantara penyampaian materi pembelajaran

untuk merangsang pikiran, minat, dan perhatian siswa.

2.1.2.2 Fungsi Media Pembelajaran

Menurut Kemp dan Dayton (dalam Kustandi, 2013: 20), media

pembelajaran dapat memenuhi tiga fungsi, yaitu dalam hal (1)

memotivasi minat atau tindakan, (2) menyajikan informasi, dan (3)

memberi instruksi. Untuk memenuhi fungsi motivasi, media

pembelajaran dapat direalisasikan dengan teknik drama atau hiburan.

Sedangkan untuk tujuan informasi, media pembelajaran dapat

digunakan dalam rangka penyajian bersifat umum, berfungsi sebagai

pengantar, ringkasan laporan, atau pengetahuan latar belakang.

Penyajian dapat pula berbentuk hiburan, drama, atau teknik. Munadi

(2010: 37) menyebutkan ada lima fungsi media pembelajaran, yaitu

sebagai berikut:

1. Fungsi media pembelajaran sebagai sumber belajar

Dalam kalimat “sumber belajar” ini tersirat makna keaktifan,

yakni sebagai penyalur, penyampai, penghubung, dan lain-lain

(Munadi, 2010: 37)

2. Fungsi semantik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

Yakni kemampuan media dalam menambah perbendaharaan kata

(symbol verbal) yang makna atau maksudnya benar-benar

dipahami anak didik (tidak verbalistik) (Munadi, 2010: 39)

3. Fungsi manipulatif

Media memiliki dua kemampuan, yakni mengatasi batas-batas

ruang dan waktu dan mengatasi keterbatasan inderawi (Munadi,

2010: 43).

4. Fungsi Psikologis

a. Fungsi Atensi

Media pembelajaran dapat meningkatkan perhatian (attention)

siswa terhadap materi ajar (Munadi, 2010: 43).

b. Fungsi Afeksi

Media pembelajaran yang tepat guna dapat meningkatkan

sambutan atau penerimaan siswa terhadap stimulus tertentu

(Munadi, 2010: 44)

c. Fungsi Kognitif

Siswa yang belajar melalui media pembelajaran akan

memperoleh dan menggunakan bentuk-bentuk representasi

yang mewakili objek-objek yang dihadapi, baik objek itu

berupa orang, benda, atau kejadian/ peristiwa (Munadi, 2010:

45).

d. Fungsi Imajinatif

Media pembelajaran dapat meningkatkan dan

mengembangkan imajinasi siswa (Munadi, 2010: 46)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

e. Fungsi Motivasi

Harapan tercapainya suatu hasrat atau tujuan dapat menjadi

motivasi yang ditimbulkan guru ke dalam diri siswa. Salah

satu pemberian harapan itu yakni dengan cara memudahkan

siswa bahkan yang dianggap lemah sekalipun dalam menerima

dan memahami isi pembelajaran yakni melalui pemanfaatan

media pembelajaran yang tepat guna (Munadi, 2010: 47-48)

5. Fungsi Sosio-Kultural

Mengatasi hambatan sosio-kultural antar peserta komunikasi

pembelajaran.

Kesimpulan yang dapat diambil dari pemaparan para ahli di

atas mengenai fungsi media pembelajaran yaitu untuk merangsang

pikiran, perhatian, dan minat siswa pada pembelajaran, bahkan adanya

media pembelajaran berfungsi juga sebagai alat bantu bagi siswa agar

mudah memahami materi ajar yang diberikan oleh guru.

2.1.2.3 Manfaat Media Pembelajaran

Manfaat praktis dari penggunaan media pembelajaran di dalam

proses belajar mengajar menurut Kustandi (2013: 23), yaitu:

1. Media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan

informasi sehingga dapat memperlancar serta meningkatkan

proses dan hasil belajar

2. Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan

perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar,

interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya,


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai

dengan kemampuan dan minatnya.

3. Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang,

dan waktu.

4. Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalamaan

kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka

serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru,

masyarakat, dan lingkungannya.

Menurut Suryani (2018: 14), manfaat media pembelajaran bagi

siswa adalah:

1. Merangsang rasa ingin tahu untuk belajar;

2. Memotivasi siswa untuk belajar baik di kelas maupun mandiri;

3. Memudahkan siswa memahami materi pelajaran yang disajikan

secara sistematis melalui media;

4. Memberikan suasana yang menyenangkan dan tidak

membosankan sehingga lebih fokus pada pembelajaran;

5. Memberikan siswa kesadaran memilih media pembelajaran

terbaik untuk belajar melalui variasi media yang disajikan.

Berdasarkan penjelasan dari para ahli di atas mengenai manfaat

media belajar, dapat disimpulkan bahwa manfaat media pembelajaran

bagi siswa adalah memberikan suatu contoh nyata mengenai suatu

materi ajar sehingga dapat memudahkan siswa dalam memahami

materi ajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

2.1.2.4 Macam-Macam Media Pembelajaran

Media pembelajaran dibedakan menjadi empat macam, yaitu

media visual, media audio, media audio visual, dan multimedia.

Media visual menurut Anitah (2010: 7) disebut media pandang,

karena seseorang dapat menghayati media tersebut melalui

penglihatan. Media ini dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Media visual yang tidak dapat diproyeksikan

Media visual yang tidak dapat diproyeksikan merupakan media

yang sederhana, tidak membutuhkan proyektor dan layar untuk

memproyeksikan perangkat lunak. Media pembelajaran yang

termasuk dalam jenis ini adalah gambar mati atau diam, ilustrasi,

karikatur, poster, bagan, diagram, grafik, peta datar, realia dan

model, dan berbagai jenis papan.

2. Media visual yang diproyeksikan

Media ini merupakan media visual, namun dapat diproyeksikan

pada layar melalui suatu pesawat proyektor. Berikut contoh jenis

media visual yang diproyeksikan, seperti Overhead Projector

(OHP), Slide Projector (projector film bingkai), filmstrip

projector, opaque projector.

3. Media audio menurut Anitah (2010: 39) media penyampaian

informasi (bahan pelajaran) yang dapat disampaikan dengan

berbagai cara penyampaian dan rekaman suara manusia atau

suara-suara lain untuk tujuan pembelajaran. Contoh dari media


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

audio adalah open-reel tape recorder, cassette tape recorder,

piringan hitam, radio, atau MP3.

4. Media audio visual menurut Anitah (2010: 48-55) adalah media

yang seseorang tidak hanya dapat melihat atau mengamati,

melainkan sekaligus dapat mendengar sesuatu yang

divisualisasikan. Contoh dari media ini adalah slide suara dan

televisi. Kemudian Anitah (2010: 56) juga menjelaskan

pengertian mengenai multimedia. Multimedia diartikan sebagai

penggunaan berbagai jenis media secara berurutan maupun

simultan untuk menyajikan suatu informasi.

Menurut Arsyad (dalam Suryani, 2018: 48) jenis media

pembelajaran dapat dibagi menjadi dua kategori luas, yaitu media

pembelajaran tradisional dan media teknologi mutakhir, yaitu:

1. Media Tradisional

a. Visualisasi diam yang diproyeksikan menggunakan proyeksi

opaque, proyeksi overhead, slides, filmstrips.

b. Visualisasi yang tak diproyeksikan, seperti gambar, poster,

foto, charts, grafik, diagram, pameran, papan info, papan bulu.

c. Audio, seperti rekaman piringan, pita kaset.

d. Penyajian multimedia, seperti slide plus suara (tape),

multiimage.

e. Visual dinamis yang diproyeksikan, seperti film, televisi, dan

video.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

f. Cetak, seperti buku teks, modul, workbook, majalah ilmiah,

lembaran lepas (hand out)

g. Permainan, seperti teka-teki, simulasi, permainan papan.

h. Realitas, seperti model, spesimen (contoh) dan manipulatif.

2. Media Teknologi Mutakhir

a. Media berbasis telekomunikasi, seperti telekonferensi, kuliah

jarak jauh.

b. Media berbasis mikroprosesor, seperti Computer-Assisted

instruction, permainan computer, sistem tutor intelijen,

interaktif, Hypermedia, Compact (video) Disk.

Berdasarkan penjelasan para ahli mengenai jenis media

pembelajaran, maka dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran

terdiri dari media yang diproyeksikan, media non proyeksi, media

audio, dan media audio visual.

2.1.3 Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori Materi

Penggolongan Jenis Tulang Daun Tumbuhan

Media pembelajaran IPA berbasis metode Montessori materi

penggolongan jenis tulang daun tumbuhan ini merupakan hasil penelitian

pengembangan yang dilakukan oleh Eka Novi Kristanti salah satu

mahasiswa PGSD Universitas Sanata Dharma angkatan 2013 lulusan tahun

2017. Media pembelajaran ini terdiri dari 4 perangkat, yaitu papan replika

beserta penutupnya, kotak penyimpanan kartu, replika dedaunan, dan kartu

(kartu soal, kartu jawab, dan kartu kontrol). Papan replika ini telah

diperkecil menjadi ukuran A3. Pada papan replika ini terdapat magnet-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

magnet yang digunakan untuk menempelkan replika dedaunan tersebut.

Replika dedaunan ada 15 macam, yaitu terdiri dari daun anggur, daun

pepaya, daun singkong, daun padi, daun mangga, daun jambu, daun rumput

gajah, daun mangkokan, daun jeruk, daun jagung, daun sirih, daun waru,

daun eceng gondok, daun tebu, dan daun rambutan. Daun-daun ini terbuat

dari plastisin yang telah dikeringkan, berwarna hijau, dengan detail pada

setiap tulang daunnya. Pada setiap bagian belakang pada daun, terdapat

magnet yang digunakan untuk menempelkan replika daun tersebut pada

papan yang telah disediakan.

Gambar 2.1 Replika Jenis Tulang Daun Tumbuhan


Replika daun (gambar 2.1) yang telah dibuat memuat masing-masing

contoh dari ke empat jenis tulang daun tumbuhan, yaitu pada tulang daun

menjari ada daun pepaya, anggur, dan singkong, pada tulang daun sejajar

ada daun rumput gajah, padi, tebu, dan jagung, pada tulang daun menyirip

ada daun mangga, jambu, jeruk, rambutan, dan mangkokan, sedangkan pada

tulang daun melengkung terdapat replika daun waru, sirih, mangkokan, dan

eceng gondok.

Perangkat pendukung media pembelajaran selanjutnya adalah

berupa kartu soal, kartu jawab, dan kartu kontrol. Kartu-kartu ini dibuat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

dengan menggunakan kertas dengan ukuran yang tebal dengan tujuan agar

kartu tersebut tidak mudah rusak. Kartu soal berisi gambar dengan

keterangan nama daun tumbuhan yang sesuai dengan gambar tersebut.

Kartu soal ini berukuran 5cm x 8cm (gambar 2.2).

Gambar 2.2 Desain Kartu Soal


Pada kartu jawab, hanya terdapat keterangan mengenai jenis tulang

daun, guna menjawab pertanyaan pada kartu soal. Kartu jawab ini berukuran

2cm x 8cm dengan kombinasi warna yang berbeda dengan kartu soal

(gambar 2.3).

Gambar 2.3 Desain Kartu Jawab


Kartu kontrol (gambar 2.4) berukuran 7cm x 16 cm, jadi ukuran dari

kartu kontrol ini merupakan gabungan dari kartu soal dan kartu jawab.

Warna dari setiap kartu ini dibuat berbeda-beda agar mudah dibedakan dan

memberi kesan menarik bagi penggunanya.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

Gambar 2.4 Desain Kartu Kontrol


Perangkat terakhir adalah kotak kartu (gambar 2.5). Ukuran kotak

kartu ini dibuat sesuai dengan ukuran yang telah dibuat sebelumnya, yaitu

dengan kotak kartu berukuran 10cmx20cmx15cm dan penutup kotaknya

berukuran 10cmx20cm. Warna dari kotak kartu ini berwarna coklat sesuai

dengan warna asli dari kayu dan triplek.

Gambar 2.5 Desain Kotak Kartu


Media pembelajaran ini memiliki warna yang beragam, kartu-kartu

yang memiliki fungsi masing-masing, dan replika yang detail pada

pembuatan tulang daunnya. Media pembelajaran pada materi penggolongan

jenis tulang daun tumbuhan ini telah memenuhi standar dari media

pembelajaran berbasis metode Montessori, yaitu bergradasi, menarik, auto-

correction, auto-education, kontekstual, sehingga media pembelajaran ini

dapat digunakan sebagai salah satu media pembelajaran.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

2.1.4 Ilmu Pengetahuan Alam

2.1.4.1 Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam

Tim AID-UI (2001: 68) menuliskan Ilmu Pengetahuan Alam

adalah ilmu yang mempelajari tentang pengungkapan rahasia dan

gejala alam, meliputi asal-usul alam semesta dengan segala isinya,

termasuk proses, mekanisme, sifat benda maupun peristiwa yang

terjadi. Sodiq (2014: 1) menyatakan Ilmu Alamiah Dasar (IAD) atau

Ilmu Kealaman Dasar sering di sebut dengan Ilmu Pengetahuan Alam

(IPA), adalah ilmu pengetahuan yang melakukan kajian tentang

gejala-gejala di alam semesta termasuk planet bumi. Ahmadi (2008:

6) menyatakan Ilmu pengetahuan Alam adalah ilmu yang mempelajari

alam dengan segala isinya. Susanto (2015: 165) menyatakan IPA

merupakan salah satu mata pelajaran pokok dalam kurikulum

pendidikan di Indonesia, termasuk pada jenjang sekolah dasar.

Berdasarkan pemaparan di atas, dapat diambil kesimpulan

bahwa IPA adalah salah satu bidang ilmu yang termasuk dalam mata

pelajaran pada jenjang pendidikan dasar. Ilmu Pengetahuan Alam

merupakan bidang ilmu yang mempelajari mengenai segala sesuatu

yang berhubungan dengan alam dan semesta, segala hal yang ada di

bumi dan ada di luar bumi.

2.1.4.1 Tujuan Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar

Tujuan pembelajaran IPA di sekolah dasar dalam Badan

Nasional Standar Pendidikan 2006 (dalam Susanto, 2015: 171),

dimaksudkan untuk:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha

Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam

ciptaan-Nya.

2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep

IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan

sehari-hari.

3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran

tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara

IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat.

4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam

sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan.

5. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam

memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam.

6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala

keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA

sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP.

Berdasarkan penjelasan ahli di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa adanya pembelajaran IPA dalam tingkat pendidikan sekolah

dasar bertujuan untuk menumbuhkan sikap syukur akan apa yang

telah diciptakanNya dan menumbuhkan sikap tanggung jawab dalam

mengelola dan memanfaatkannya.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

2.1.5 Materi IPA yang akan diteliti

2.1.5.1 Materi Penggolongan Jenis Tulang Daun

Materi IPA yang akan diteliti adalah materi penggolongan jenis

tulang daun, dari kompetensi dasar 3.1 Menganalisis hubungan antara

bentuk dan fungsi bagian tubuh pada hewan dan tumbuhan. Dari

kompetensi tersebut, kemudian diperkecil dalam indikator yang terdiri

dari 3.1.1 Mengetahui penggolongan tumbuhan berdasarkan bentuk

tulang daun dan 3.1.2 Menggolongkan tumbuhan berdasarkan bentuk

tulang daun. Berikut cakupan materi yang akan diteliti:

Menurut Suhartanti (2010) daun terdiri atas tangkai daun dan

helaian daun. Tangkai daun merupakan bagian yang melekatkan daun

pada batang. Helaian daun berupa lembaran daun. Pada helaian daun

dijumpai adanya tulang daun. Tulang daun setiap tumbuhan memiliki

susunan yang berbeda-beda. Susunan tulang daun menentukan bentuk

daun dari setiap tumbuhan.

Gambar 2.6 (a) daun menyirip, (b) daun menjari, (c) daun

melengkung, (d) daun sejajar.

Tulang daun pada tumbuhan dikotil berbeda dengan tumbuhan

monokotil. Daun dikotil biasanya memiliki tulang daun menyirip atau

menjari. Tulang daun menyirip berbentuk seperti sirip ikan. Jenis

tulang daun ini dimiliki oleh pohon mangga, jeruk, dan jambu. Bentuk

tulang daun menjari menyerupai jari tangan manusia. Contohnya daun


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

pepaya, semangka, dan singkong. Pada tumbuhan monokotil, tulang

daun biasanya berbentuk melengkung atau sejajar. Tulang daun

melengkung memiliki susunan tulang melengkung dengan ujung-

ujung tulang bertemu di satu titik. Tulang daun melengkung dimiliki

oleh daun sirih dan enceng gondok. Tulang daun sejajar berbentuk

seperti garis lurus sejajar. Contohnya pada daun jagung, padi, dan

tebu.

2.2 Penelitian yang Relevan

Pada bagian ini, peneliti memaparkan beberapa penelitian yang relevan

berkaitan dengan hasil belajar IPA dan media pembelajaran IPA berbasis

metode Montessori. Penelitian yang relevan dibutuhkan untuk memperkuat

penelitian yang akan dilakukan. Terdapat tiga penelitian relevan yang dipilih,

dan ketiga penelitian tersebut berupa skripsi dan jurnal.

Penelitian pertama dilakukan oleh Dzulfikar (2018) berjudul

“Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Struktur Bumi Kelas V melalui Media

Pembelajaran Tiga Dimensi”. Penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan

media tiga dimensi ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD

Negeri Ngentakrejo, Lendah, Kulonprogo tahun ajaran 2016/2017 pada

pembelajaran IPA materi struktur bumi. Berdasarkan hasil belajar kondisi awal

pada mata pelajaran IPA materi struktur bumi kelas V tahun ajaran 2015/2016,

dari 24 siswa hanya terdapat 10 siswa yang sudah mencapai KKM, dengan

hasil rata-rata kelas sebesar 39,1 dengan persentase ketuntasan sebesar 6%.

Kemudian pada siklus I, rata-rata kelas meningkat menjadi 69,6 dengan

persentase ketuntasan sebesar 56% meningkat 50% dari hasil belajar sebelum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

diberikannya tindakan. Pada siklus II peningkatan kembali terjadi, rata-rata

kelas meningkat menjadi 76,9 dan dengan persentase ketuntasan 83%.

Indikator pada penelitian ini dinyatakan berhasil jika peningkatan hasil belajar

mencapai 75% dari jumlah siswa yang mencapai nilai 75. Pada hasil akhir

siklus II, diketahui bahwa hasil belajar meningkat dengan rata-rata kelas 76,9

dan persentase ketuntasan 83%, maka penelitian ini dihentikan pada siklus II

karena sudah mencapai indikator keberhasilan yang telah ditentukan.

Selanjutnya, penelitian oleh Hutauruk (2018) yang berjudul

“Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dengan Alat Peraga pada Mata Pelajaran

IPA Kelas IV SDN Nomor 14 Simbolon Purba”. Materi pembelajaran yang

diambil sebagai objek penelitian adalah rangka manusia, maka dari itu alat

peraga yang dimaksud pada penelitian ini adalah replika rangka manusia. Rata-

rata hasi belajar pada siklus I sebesar 70, dimana 12 (60%) siswa dinyatakan

tuntas dan 8 (40) siswa dinyatakan belum tuntas. Setelah dilakukan tindakan

pada siklus II, terjadi peningkatan rata-rata kelas 81,3 dengan 18 (90%) siswa

dinyatakan tuntas dan 2 (10%) siswa dinyatakan belum tuntas. Berdasarkan

penelitian yang telah dilakukan selama dua siklus ini, maka diperoleh

kesimpulan bahwa penggunaan alat peraga pada mata pelajaran IPA dapat

meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN Nomor 14, Simbolon Purba.

Penelitian relevan yang ketiga berupa penelitian kuantitatif. Penelitian ini

dilakukan oleh Dampitari (2018) dengan judul “Pengaruh Media Pembelajaran

IPA Berbasis Metode Montessori Materi Penggolongan Jenis Tulang Daun

pada Tumbuhan Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas III SD”. Penelitian ini

dianggap relevan karena penelitian ini menggunakan media pembelajaran IPA


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

berbasis metode Montessori. Penelitian eksperimen ini mengambil populasi

dari kelas III di SD Kanisius Murukan Wedi Klaten, dengan sampel kelas

kontrol kelas III B dan sampel kelas eksperimen pada kelas III A. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan media pembelajaran berbasis

metode Montessori pada mata pelajaran IPA materi penggolongan jenis tulang

daun tumbuhan memberikan pengaruh pada hasil belajar siswa, maka dari itu

penelitian ini menggunakan media pembelajaran IPA berbasis metode

Montessori sebagai solusi untuk meningkatkan hasil belajar IPA di SD Negeri

Puren.

Ketiga penelitian di atas menunjukkan adanya kesamaan, yaitu

penggunaan media pembelajaran dalam peningkatan hasil belajar kognitif pada

pembelajaran IPA. Maka dari itu, penelitian ini merupakan upaya peningkatan

hasil belajar dengan menerapkan media pembelajaran, yaitu media

pembelajaran IPA berbasis metode Montessori. Hal ini didasari pada penelitian

relevan yang terdahulu adanya pengaruh media pembelajaran IPA berbasis

metode Montessori materi penggolongan jenis tulang daun pada hasil belajar,

maka peneliti mencoba menggunakan media pembelajaran IPA berbasis

metode Montessori ini dalam penelitian tindakan kelas. Bila diperhatikan,

ketiga penelitian relevan tersebut menggunakan media pembelajaran 3D,

dimana media tersebut dapat dilihat, dipegang, dan dicoba, sehingga

memberikan pengalaman belajar secara nyata pada siswa. Media pembelajaran

IPA berbasis metode Montessori yang berbentuk replika, memungkinkan alat

ini untuk dilihat, dipegang, dan dicoba oleh siswa mempermudah memahami

materi pembelajaran bahkan dapat digunakan secara mandiri.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

Hal yang baru dari penelitian ini adalah penggunaan media pembelajaran

IPA berbasis metode Montessori dalam penelitian tindakan kelas. Bahkan pada

ketiga penelitian tersebut penggunaan media pembelajaran IPA berbasis

metode Montessori hanya digunakan pada penelitian kualitatif. Meskipun

penelitian ini merupakan kali pertama penggunaan media pembelajara IPA

berbasis metode Montessori dengan materi penggolongan jenis daun. Adanya

penelitian yang menunjukkan bahwa media pembelajaran IPA berbasis metode

Montessori berpengaruh pada hasil belajar dan penelitian terdahulu yang

menunjukkan media pembelajaran 3D dapat meningkatkan hasil belajar pada

mata pelajaran IPA, maka diharapkan media pembelajaran IPA berbasis

metode Montessori ini dapat menjadi solusi yang tepat untuk menyelesaikan

masalah yang ada di kelas IV SD Negeri Puren. Berikut gambaran relevansi

penelitian dengan menggunakan literature map. Literature map dapat dilihat

pada gambar 2.7 berikut ini:

Hutauruk (2018) Dampitari (2018)


Dzulfikar (2018) “Pengaruh Media
“Meningkatkan Pembelajaran IPA
“Peningkatan Hasil
Hasil Belajar Siswa Berbasis Metode
Belajar IPA Materi
dengan Alat Peraga Montessori Materi
Struktur Bumi Kelas
pada Mata Pelajaran Penggolongan Jenis
V melalui Media
IPA Kelas IV SDN Tulang Daun pada
Pembelajaran Tiga
nomor 14 Simbolon Tumbuhan Terhadap
Dimensi”
Purba” Hasil Belajar Siswa
Kelas III SD”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

Gambar 2.7 Literatur Penelitian yang Relevan

2.3 Kerangka Berpikir

Penelitian ini dilakukan karena adanya hasil belajar yang rendah pada

mata pelajaran IPA di SD Negeri Puren. Dibuktikan dari hasil belajar pada

materi penggolongan jenis daun pada tahun ajaran 2017/2018 masih ada sekitar

54,3% siswa yang nilai rata-ratanya masih belum mencapai KKM. Rata-rata

hasil belajarnya sebesar 72,4 dimana rata-rata tersebut bahkan belum mampu

mencapai kriteria ketuntasan minimal yang ditentukan oleh sekolah, yaitu

sebesar 75. Dari 35 siswa, 16 siswa dinyatakan tuntas dengan persentase 45,7%

dan 19 siswa tidak tuntas dengan persentase 54,3%. Pada tahun ajaran

2018/2019 pembelajaran 3 yang mengandung muatan IPA materi

penggolongan jenis tulang daun di kelas IV SD Negeri Puren mengalami

kenaikan, yaitu sebesar 67,7% dengan rata-rata kelas yang juga meningkat

menjadi 77,3. Meskipun rata-rata tersebut sudah mencapai KKM yang telah

ditentukan sekolah tersebut, namun nilai belum stabil sehingga masih perlu

ditingkatkan.

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, ditemukan permasalahan,

yaitu rendahnya hasil belajar dan ketidakefektifan dalam penggunaan media


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

pembelajaran dalam proses belajar mengajar, sedangkan pada hasil wawancara

dengan guru, menunjukkan bahwa media pembelajaran memberi pengaruh

yang baik pada hasil belajar siswa, namun pada praktiknya memang belum

maksimal dalam penggunaannya. Ketika dilakukan pretest sebagai data kondisi

awal, ternyata hasil belajar IPA menunjukkan adanya hasil belajar yang rendah,

dengan menghasilkan rata-rata nilai 69,4 dan persentase siswa lulus KKM

43,75% dimana masih ada 18 siswa yang masih belum mencapai KKM yang

ditentukan oleh sekolah. Hal ini menunjukkan bahwa ketidakefektifan

penggunaan media pembelajaran mempengaruhi hasil belajar siswa menjadi

rendah. Padahal selama observasi dilakukan, ditemukan ada banyak sekali

media pembelajaran hibah dari pemerintah, namun sekolah tidak pernah

menggunakannya dan membiarkan media pembelajaran begitu saja hingga

berdebu di dalam gudang sekolah.

Sudah menjadi hal penting hasil belajar bagi siswa dalam proses

pembelajaran. Hal ini dikarenakan hasil belajar menjadi suatu tolok ukur

pemahaman siswa akan suatu materi pembelajaran. Pemahaman siswa

mengenai suatu materi ajar tidak datang begitu saja dari dalam diri siswa,

namun siswa juga membutuhkan suatu rangsangan yang membuat siswa

tertarik pada suatu pembelajaran. Rangsangan yang di terima siswa ini

diharapkan mampu membuat siswa terdorong untuk memperhatikan dengan

seksama proses pembelajaran. Untuk menimbulkan ketertarikan pada diri

siswa, seorang guru dapat menggunakan media pembelajaran dalam proses

belajar. Media pembelajaran ini dapat menjadi suatu alat bantu bagi guru dalam

penyampaian materi, bahkan juga dapat menjadi alat bantu bagi siswa dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

memahami materi. Terdapat berbagai jenis media pembelajaran, media yang

diproyeksikan dan media yang tidak diproyeksikan. Masing-masing jenis

memiliki kelebihan dan kekurangannya, sehingga guru dapat memilih jenis

media yang akan digunakan dengan disesuaikan apa yang dibutuhkannya.

Usia siswa kelas IV sekolah dasar adalah sekitar 10-11 tahun, dimana

usia mereka masih berada pada tahap perkembangan operasional konkret. Bila

disesuaikan dengan usia tersebut dan keadaan siswa yang masih memerlukan

kegiatan yang nyata, penggunaan media pembelajaran IPA berbasis metode

Montessori ini digunakan sebagai alat yang telah disesuaikan dengan

kebutuhan perkembangan kognitif siswa tersebut. Maka dari itu peningkatan

hasil belajar pada siswa kelas IV SD Negeri Puren ini menggunakan media

pembelajaran IPA berbasis metode Montessori.

Media pembelajaran IPA berbasis metode Montessori yang

dikembangkan oleh Kristanti (2017) merupakan salah satu contoh media

pembelajaran IPA yang dapat digunakan untuk merangsang perhatian siswa.

Media pembelajaran IPA berbasis metode Montessori ini dibuat dengan

memperhatikan detail tulang daun pada setiap jenisnya, sehingga hal ini dapat

memudahkan pemahaman siswa. Melalui penggunaan media pembelajaran

IPA berbasis metode Montessori ini bertujuan untuk mengajak siswa

merasakan pembelajaran langsung sehingga menimbulkan pengalaman yang

sama antara satu siswa dengan siswa yang lain.

Penelitian ini hanya berpusat pada satu variabel saja, yaitu hasil belajar

kognitif. Hasil belajar kognitif ini diperoleh dari hasil evaluasi yang diberikan

pada siswa setiap akhir pertemuan dari masing-masing siklus. Peningkatan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

pada hasil belajar kognitif ini pastilah memerlukan usaha, maka dari itu

penggunaan media pembelajaran IPA berbasis metode Montessori digunakan

sebagai upaya peningkatan hasil belajar pada siswa kelas IV SD Negeri Puren

mata pelajaran IPA materi penggolongan jenis tulang daun.

2.4 Hipotesis Tindakan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah disusun, maka diputuskan

hipotesis penelitian ini adalah:

1. Upaya peningkatan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Puren

menggunakan media pembelajaran IPA berbasis metode Montessori

dapat dilaksanakan dengan menerapkan langkah berikut: 1) penggunaan

media pembelajaran IPA berbasis metode Montessori, 2) penjelasan

materi, 3) tanya jawab, 4) tes, 5) kesimpulan.

2. Penggunaan media pembelajaran IPA berbasis metode Montessori dapat

meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Puren pada materi

penggolongan jenis tulang daun.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Bab III metode penelitian ini memuat sembilan hal yang dibahas. Sembilan

hal tersebut adalah (1) jenis penelitian, (2) setting penelitian, (3) desain, (4)

instrumen penelitian, (5) teknik pengumpulan data, (6) uji validitas dan reliabilitas,

(6) teknik analisis data, (7) indikator keberhasilan, dan (8) jadwal penelitian.

3.1 Jenis penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian

Tindakan Kelas (PTK). Arikunto (2015: 2) menyatakan ada tiga pengertian

yang dapat diterangkan mengenai penelitian tindakan kelas, yaitu:

1. Penelitian-menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan

menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data

atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang

menarik minat dan penting bagi peneliti.

2. Tindakan-menunjuk pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan

dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus

kegiatan untuk siswa.

3. Kelas-dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi

mempunyai makna yang lain. Seperti yang sudah lama dikenal sejak

zamannya, pendidik Johann Amos Comenius pada abad ke 18, yang

dimaksud dengan “kelas” dalam konsep pendidikan dan pengajaran, yang

35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

dimaksud dengan istilah kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu

yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.

Menurut Aries (2012: 1) penelitian tindakan kelas adalah suatu jenis

penelitian tindakan dengan akar permasalahan yang benar-benar dihadapi oleh

peserta didik (masalah konkret di dalam kelas yang dirasakan sebagian besar

peserta didik, sekaligus permasalahan yang muncul secara terus menerus di

kelas ketika guru mengajar (Sukardi, 2004: 211). Bagi Kemmis dan Mc.

Taggart (dalam Kunandar, 2008: 42) penelitian tindakan adalah suatu bentuk

self-inquiry kolektif yang dilakukan oleh para pastisipan dalam situasi sosial

untuk meningkatkan rasionalitas dan keadilan dari praktif sosial atau

pendidikan yang mereka lakukan, serta mempertinggi pemahaman mereka

terhadap praktik dan situasi di mana praktik dilaksanakan.

Berdasarkan pemaparan para ahli di atas mengenai penelitian tindakan

kelas (PTK), maka dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah

suatu penelitian tindakan yang diadakan untuk memberikan solusi akan suatu

permasalahan yang dihadapi oleh siswa dalam satu kelas.

Penelitian ini menggunakan desain penelitian milik Kemmis dan Mc.

Taggart yang menggunakan II siklus. Pada setiap siklusnya, terdiri dari

rencana, tindakan, observasi, dan refleksi. Berikut bagan dari siklus penelitian

milik Kemmis dan Mc. Taggart:


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

PERENCANAAN

PERSIAPAN
REFLEKSI SIKLUS I PELAKSANAAN
PERSIAPAN
PERSIAPAN PERSIAPAN
PERSIAPAN PENGAMATAN PERSIAPAN

PERSIAPAN

PERSIAPAN
PERENCANAAN

PERSIAPAN
REFLEKSI SIKLUS II
PERSIAPAN PELAKSANAAN

PERSIAPAN PERSIAPAN
PENGAMATAN
PERSIAPAN PERSIAPAN
PERSIAPAN
Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
PERSIAPAN
Sumber Arikunto, Suhardjono, Supardi (2015: 42)

Empat kegiatan utama yang ada pada setiap siklus, yaitu (a) perencanaan,

(b) pelaksaaan, (c) pengamatan, (d) refleksi, berikut penjelasaannya:

a) Perencanaan merupakan kegiatan merancang secara rinci tentang apa dan

bagaimana tindakan yang akan dilakukan. Kegiatan ini berupa

menyiapkan bahan ajar, menyiapkan rencana mengajar, merencanakan

bahan untuk pembelajaran, serta menyiapkan hal lain yang diperlukan

dalam proses pembelajaran (Arikunto, 2015: 143). Tahap perencanaan

dilakukan dengan persiapan rencana pelaksanaan pembelajaran, perangkat

media pembelajaran, dan soal-soal.

b) Pada saat pelaksanaan, guru harus mengambil peran pemberdayaan siswa

sehingga mereka menjadi agent of change bagi diri dan kelas. Selama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

melaksanakan tindakan, guru sebagai pelaksana intervensi tindakan

mengacu pada program yang telah disiapkan dan disepakati (Arikunto,

2015: 220). Tahap pelaksanaan dilakukan dengan merealisasikan rencana

pembelajaran di kelas. Pada setiap siklus kegiatan pembelajarannya

berbeda. Meskipun begitu, setiap siklus memilik tujuan yang sama yaitu

meningkatkan hasil belajar, sehingga pada setiap akhir siklus siswa

diberikan soal evaluasi untuk mengetahui perkembangan hasil belajarnya.

c) Pengamatan merupakan tindakan pengumpulan informasi yang akan

digunakan untuk mengetahui apakah tindakan yang dilakukan telah

berjalan sesuai dengan rencana yang diharapkan. Pengamatan dapat

berupa pengumpulan data melalui observasi, tes, kuisioner, dan lain

(Arikunto, 2015: 144). Tahap pengamatan pada penelitian ini dilakukan

setiap akhir siklus, yaitu dengan mengamati hasil belajar siswa yang

dihasilkan dari pengerjaan soal evaluasi dan membandingkan dengan hasil

belajar sebelumnya. Hasil belajar ini kemudian di data dengan rinci

sehingga dapat diketahui materi yang sudah dipahami maupun yang belum

dipahami oleh siswa. Selanjutnya, hasil belajar ini digunakan sebagai

bahan refleksi dan evaluasi.

d) Evaluasi dan refleksi selanjutnya berdasarkan pada hasil evaluasi

dilakukan refleksi, untuk mengetahui apa yang kurang pada pelaksanaan

tindakan yang dilakukan. Hasil refleksi digunakan untuk melakukan

perbaikan pada perencanaan di tahapan (siklus) berikutnya (Arikunto,

2015: 144). Pada tahap evaluasi dan refleksi, peneliti dan guru berdiskusi

mengenai hasil belajar yang ada. Kemudian hasil tersebut menjadi tolok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

ukur dalam menentukan lanjut atau tidaknya penelitian ini. Evaluasi juga

dilakukan untuk mengetahui apakah pembelajaran sudah sesuai dengan

rencana pelaksanaan pembelajaran yang disusun atau belum sesuai,

sehingga pada siklus selanjutnya kekurangan tersebut dapat menjadi

sumber perbaikan dan dapat mencapai indikator penelitian yang sudah

ditentukan.

3.2 Setting Penelitian

3.2.1 Lokasi penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Puren, yang beralamat di

Jalan Tantular 93, Pringwulung, Condong Catur, Kecamatan Depok,

Kabupaten Sleman, Provinsi D.I. Yogyakarta.

3.2.2 Subyek penelitian

Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Puren Tahun

Pelajaran 2018/2019. Kelas IV SD Negeri Puren tahun ajaran 2018/2019

berjumlah 32 siswa terdiri dari 17 laki-laki dan 15 Perempuan. Mata

pelajaran yang menjadi sasaran penelitian adalah IPA dengan berfokus

pada materi penggolongan jenis tulang daun.

3.2.3 Obyek Penelitian

Obyek pada penelitian ini adalah hasil belajar kognitif siswa kelas

IV SD Negeri Puren semester ganjil yang coba ditingkatkan melalui

penggunaan media pembelajaran IPA berbasis metode Montessori pada

mata pelajaran IPA materi penggolongan jenis tulang daun. Hasil belajar

dapat dilihat dari nilai akhir siswa dalam mencapai semua indikator

pembelajaran yang telah disusun pada setiap akhir siklus.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

3.2.4 Waktu Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan dalam kurun

waktu 8 bulan, yaitu dimulai dari bulan Oktober 2018 hingga bulan Mei

2019.

3.3 Desain Penelitian

3.3.1 Persiapan Peneliti

Persiapan dilakukan agar penelitian dapat berjalan dengan lancar.

Berikut persiapan-persiapan yang dilakukan sebelum melaksanakan

penelitian, antara lain:

1. Permintaan izin penelitian kepada kepala sekolah SD Negeri Puren.

2. Melakukan observasi di kelas IV SD Negeri Puren dalam proses

pembelajaran yang mengandung muatan pembelajaran IPA guna

memberi gambaran mengenai proses pembelajaran IPA.

3. Melakukan wawancara dengan wali kelas IV SD Negeri Puren

mengenai proses belajar mengajar yang mengandung muatan

pelajaran IPA dan media pembelajaran yang ada di sekolah.

4. Mengumpulkan dokumen terdahulu mengenai hasil belajar IPA

materi penggolongan jenis tulang daun pada siswa kelas IV SD

Negeri Puren tahun ajaran 2017/2018 dan tahun ajaran 2018/2019

pada tema 3.

5. Melakukan analisis dari hasil observasi, wawancara, dan dokumen

hasil belajar yang terdahulu untuk menentukan solusi dalam

permasalahan yang telah ditemukan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

6. Menentukan kompetensi dasar, indikator, dan tujuan pembelajaran

pada materi ajar yang akan digunakan sebagai obyek penelitian.

7. Memberikan soal pretest sebagai data kondisi awal.

8. Menyusun rencana pembelajaran yang mencakup Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), dan

lembar soal evaluasi.

9. Melakukan validitas instrumen pembelajaran dan instrumen

penelitian kepada guru kelas IV SD Negeri Puren, Yogyakarta dan

guru kelas IV SD Negeri Pungangan, Wonosobo sebagai ahli.

10. Mempersiapkan media pembelajara IPA berbasis metode Montessori

materi penggolongan tulang daun pada tumbuhan.

3.3.2 Rencana Tindakan Setiap Siklus

Rencana tindakan pada setiap siklus difokuskan pada muatan

pelajaran IPA pada kompetensi dasar 3.1 Menganalisis hubungan antara

bentuk dan fungsi bagian tubuh pada hewan dan tumbuhan materi

pengggolongan jenis tulang daun tumbuhan. Dimana setiap siklusnya

terdiri dari 2 kali pertemuan. Setiap pertemuan memerlukan waktu 2 jam

pelajaran (2x35 menit).

3.3.2.1 Siklus I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

1. Tahap perencanaan Siklus I

Pada tahap ini, dilakukan penyusun rencana pembelajaran,

yaitu menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah

disetujui oleh guru kelas IV dan kepala sekolah SD Negeri Puren,

mempersiapkan media untuk membantu proses pembelajaran,

yaitu media pembelajaran IPA berbasis metode Montessori, dan

menyusun soal. Metode pembelajaran yang digunakan adalah

tanya jawab, demontrasi, dan penugasan. Pembelajaran pada siklus

I ini dilakukan dalam 2 kali pertemuan, dengan setiap

pertemuannya dilaksanakan selama 2x35 menit.

2. Tahap Pelaksanaan Siklus I

Pada tahap ini peneliti yang berkolaborasi dengan guru kelas

IV SD Negeri Puren, dimana peneliti sebagai pelaksana RPP yang

telah dirancang dan guru kelas IV SD Negeri Puren sebagai

pengamat hasil belajar siswa. Langkah-langkah pembelajaran pada

siklus I sebagai berikut:

Pertemuan I

Kegiatan Awal

1) Guru menyapa siswa

2) Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa

3) Guru mengecek kehadiran siswa


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

4) Guru mengajak siswa malakukan “Tepuk Semangat”

untuk memotivasi siswa agar bersemangat dalam belajar

(motivasi)

5) Guru melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai

tulang daun pada tumbuhan. (apersepsi)

6) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan

kompetensi dasar yang akan dicapai serta pembelajaran

yang akan dilaksanakan (orientasi)

Kegiatan Inti

Latihan tahap 1 (pengenalan konsep)

1) Guru mengarahkan siswa untuk duduk disampingnya.

2) Guru menunjukkan media pembelajaran IPA berbasis

metode Montessori kepada siswa (mengamati).

3) Guru memacu siswa untuk bertanya mengenai media

pembelajaran dan kaitannya dengan materi pembelajaran

(menanya).

4) Guru meminta siswa untuk mencoba menjawab

pertanyaan (menalar).

5) Guru mengenalkan konsep jenis tulang daun dengan

berkata, “Ini Sejajar” sambil menunjukkan wilayah kolom

daun sejajar.

6) Guru mengenalkan konsep jenis tulang daun dengan

berkata, “Ini Menjari” sambil menunjukkan wilayah

kolom tulang daun menjari.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

7) Guru mengenalkan konsep jenis tulang daun dengan

berkata, “Ini Menyirip” sambil menunjukkan wilayah

kolom tulang daun menyirip.

8) Guru mengenalkan konsep jenis tulang daun dengan

berkata, “Ini Melengkung” sambil menunjukkan wilayah

kolom tulang daun melengkung.

9) Guru bertanya kepada siswa dengan berkata “Mana tulang

daun sejajar?”

10) Guru bertanya kepada siswa dengan berkata “Mana tulang

daun menjari?”

11) Guru bertanya kepada siswa dengan berkata “Mana tulang

daun menyirip”

12) Guru bertanya kepada siswa dengan berkata “Mana tulang

daun melengkung?”

Latihan tahap 2 (perabaan)

13) Guru mengambil semua jenis tulang daun dan diletakkan

di sebelah papan penggolongan jenis tulang daun.

14) Guru mengambil semua replika daun, meraba, dan

menyebutkan jenis tulang daunnya secara berulang-ulang

hingga replika daun terpasang semua pada papan replika.

15) Siswa mencoba media pembelajaran secara mandiri

(mencoba).

16) Guru memberikan soal LKS dan dikerjakan secara

berkelompok.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

17) Siswa mengumpulkan kembali LKS yang sudah

dikerjakan.

Penutup

18) Siswa dibantu guru menyimpulkan pembelajaran pada

hari ini.

19) Siswa melakukan refleksi.

Pertemuan II

Kegiatan Inti

1) Guru menjelaskan materi mengenai penggolongan jenis

tulang daun (mengkomunikasikan).

2) Guru melakukan tanya jawab mengenai contoh

penggolongan jenis tulang daun pada tumbuhan sekitar.

3) Guru membagikan soal evaluasi 1 dan dikerjakan siswa

secara mandiri.

4) Siswa mengumpulkan soal evaluasi 1 yang telah

dikerjakan.

Penutup

1) Guru bersama siswa membuat kesimpulan mengenai

kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.

2) Guru menunjuk salah satu siswa untuk mengemukakan hal-

hal yang sudah dipelajari pada hari ini.

3) Guru memberikan refleksi.

4) Salam penutup.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

3. Tahap Pengamatan Siklus I

Pada tahap ini, pengamatan dilakukan oleh peneliti dan guru

kelas. Pengamatan dilakukan untuk melihat hasil belajar siswa,

apakah hasil belajar meningkat atau tidak dengan melakukan

perbandingan antara hasil belajar siklus I dengan hasil belajar pada

kondisi awal. Hasil belajar siklus I ini juga kemudian diamati

apakah hasilnya telah memenuhi indikator keberhasilan atau

sebaliknya.

4. Tahap Refleksi Siklus I

Setelah dilakukan tahap tindakan dan pengamatan, peneliti

bersama guru berdiskusi mengenai hal-hal yang masih kurang dan

belum maksimal dalam pelaksanaan pada siklus I. Peneliti juga

menunjukkan hasil dari pekerjaan siswa yang berupa LKS dan

evaluasi 1 untuk mengetahui hasil belajar siswa. Refleksi

dilakukan untuk memperbaiki hal-hal yang masih kurang

maksimal pada tahap pelaksanaan dan menerapkan kritik dan saran

yang diberikan oleh guru kelas, sehingga hasil dari refleksi ini

dapat menjadi acuan perbaikan.

Segala keputusan mengenai pemberhentian atau

keberlanjutan siklus didasarkan pada hasil belajar siswa. Penelitian

akan diberhentikan bila hasil belajar yang di peroleh oleh siswa

sudah mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan.

Indikator keberhasilan yang telah ditetapkan adalah rata-rata nilai


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

ketuntasan hasil belajar lebih dari atau sama dengan 75 dengan

persentase siswa lulus KKM lebih dari atau sama dengan 80%.

3.3.2.2 Siklus II

1. Tahap Perencanaan Siklus II

Bertolak pada refleksi yang telah dilakukan bersama dengan

guru kelas pada siklus I, maka peneliti memperbaiki beberapa

aspek dengan melakukan suatu penambahan atau pengurangan

pada proses pembelajaran. Pembelajaran yang dilakukan pada

siklus II ini dilakukan sebanyak 2 pertemuan dengan masing-

masing pertemuan memuat 2 jam pembelajaran (2x35 menit).

Pembelajaran pada siklus II ini, peneliti mempersiapkan instrumen

pembelajaran berupa RPP yang telah disetujui oleh guru kelas dan

kepala sekolah SD Negeri Puren, kartu media pembelajaran IPA

berbasis metode Montessori, dan soal evaluasi 2.

2. Tahap Pelaksanaan Siklus II

Berikut merupakan langkah-langkah kegiatan pembelajaran

pada siklus II:

Pertemuan I

Kegiatan Awal

1) Guru menyapa siswa

2) Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa

3) Guru mengecek kehadiran siswa


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

4) Guru mengajak siswa malakukan “Tepuk Semangat” untuk

memotivasi siswa agar bersemangat dalam belajar

(motivasi)

5) Guru melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai

tulang daun pada tumbuhan. Ada berapakah jenis tulang

daun? Jenis tulang daun apakah yang kalian ketahui?

Sebutkan contoh jenis tulang daun yang kalian ketahui yang

hidup/ tumbuh dilingkungan sekitar! Dst (apersepsi)

6) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan kompetensi

dasar yang akan dicapai serta pembelajaran yang akan

dilaksanakan (orientasi)

Kegiatan Inti

7) Guru menunjukkan kartu dari media pembelajaran IPA

berbasis metode Montessori kepada siswa (mengamati).

8) Guru memacu siswa untuk bertanya mengenai media

pembelajaran dan kaitannya dengan materi pembelajaran

(menanya).

9) Guru meminta siswa untuk mencoba menjawab

pertanyaan (menalar).

10) Guru melakukan demonstrasi menggunakan kartu soal,

kartu jawab, dan kartu kontrol dengan bantuan satu siswa.

11) Siswa mencoba menggunakan kartu media pembelajaran

IPA berbasis metode Montessori secara mandiri

(mencoba)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

Penutup

12) Siswa dibantu guru menyimpulkan pembelajaran pada

hari ini.

13) Siswa melakukan refleksi.

Pertemuan II

Kegiatan Inti

1) Guru menjelaskan materi mengenai penggolongan jenis

tulang daun (mengkomunikasikan).

2) Guru melakukan tanya jawab mengenai materi yang sudah

dipelajari pada pertemuan sebelumnya.

3) Siswa mengerjakan soal evaluasi 2 secara mandiri.

Penutup

4) Siswa mengumpulkan soal evaluasi 2 yang telah

dikerjakan.

5) Refleksi.

6) Guru menyampaikan salam penutup.

5. Tahap Pengamatan

Pengamatan dilakukan oleh peneliti dan guru kelas.

Pengamatan dilakukan untuk melihat hasil belajar siswa, apakah

hasil belajar meningkat atau tidak dengan melakukan perbandingan

antara hasil belajar siklus II dengan hasil belajar pada siklus I.

Seperti pada siklus I, hasil belajar pada siklus II ini juga diamati

apakah hasilnya sudah mampu mencapai indikator keberhasilan

atau sebaliknya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

6. Tahap Refleksi

Refleksi dilakukan untuk mengetahui hal-hal yang belum

maksimal pada tahap pelaksanaan. Pada tahapan ini juga dilakukan

refleksi guna mengevaluasi jalannya pembelajaran dan

menganalisis hasil belajar siswa pada siklus II. Kemudian hasil

belajar pada siklus II ini dibandingkan dengan hasil belajar pada

siklus I, bila terjadi peningkatan dan mencapai indikator

keberhasilan maka penelitian akan dihentikan, namun penelitian

akan tetap berlanjut bila hasilnya masih belum mencapai indikator

keberhasilan yang telah ditentukan.

3.4 Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan 2 cara, yaitu melalui tes dan

non tes. Tes ini berupa soal-soal isian singkat sebanyak 20 butir soal yang

diberikan pada awal sebelum diberikan tindakan dan pada akhir setiap siklus.

Nontes pada penelitian ini berupa wawancara dan observasi.

3.4.1 Tes

Widoyoko (2014: 51) menyatakan tes merupakan alat ukur untuk

memperoleh informasi hasil belajar siswa yang memerlukan jawaban atau

respon benar atau salah. Tes ini diberikan kepada siswa untuk mengetahui

peningkatan hasil belajar setelah dilakukannya sebuah tindakan. Tes

berupa 20 soal isian singkat yang akan diberikan kepada siswa sebelum

dilakukan tindakan dan akhir kegiatan pembelajaran (evaluasi), sehingga

jumlah soal yang diberikan berjumlah 60 butir soal. Tes dilakukan untuk

mengetahui hasil belajar pada kondisi awal dan untuk mengukur hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

belajar siswa pada setiap akhir siklus. Hasil belajar dari kondisi awal ini

kemudian dibandingkan dengan hasil belajar pada setiap siklusnya.

3.4.2 Non Tes

3.4.2.1 Observasi

Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke

objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan

(Sudaryono, 2013: 38). Jenis observasi yang digunakan adalah

observasi terfokus (focused observation) dimana observasi langsung

berkenaan pada permasalahan yang ingin diamati dalam situasi tertetu

(Suwendra, 2018: 63). Teknik ini dilakukan dengan tujuan

memperoleh data berdasarkan temuan lapangan. Selain itu, tujuan dari

kegiatan observasi ini adalah memperoleh gambaran umum mengenai

kondisi dan aktivitas siswa kelas IV SD Negeri Puren, Yogyakarta.

Observasi pertama dilakukan untuk melihat keadaan kelas dilihat dari

proses belajar mengajar yang mengandung muatan pembelajaran IPA

dan penggunaan media pembelajaran dalam pembelajaran IPA di

kelas dan observasi yang kedua dilakukan pada saat pelaksaan di

setiap siklus, dimana observasi ini dilakukan untuk mengamati hasil

belajar siswa. Cara pencatatan observasi pertama adalah dengan

adanya lembar observasi sebagai acuan yang telah disediakan,

sedangkan pada observasi yang kedua tidak menggunakan format

observasi karena observasi yang kedua hanya mengamati hasil belajar

siswa sebagai bahan diskusi antara peneliti dan guru kelas untuk

menentukan langkah yang akan dilakukan selanjutnya.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

3.4.2.2 Wawancara

Sulistyorini (2009: 84) menjelaskan bahwa wawancara atau

interview adalah suatu metode atau cara yang digunakan untuk

mendapatkan jawaban dari responden dengan tanya jawab sepihak.

Teknik wawancara menggunakan teknik semi tersetruktur, dimana

pedoman wawancara digunakan untuk menuntun dan bukan

mendikte, dengan demikian peneliti diberi kebebasan dalam bertanya

(Edi, 2016: 23). Teknik wawancara digunakan untuk memperoleh

informasi mengenai proses pembelajaran IPA yang selama ini sudah

dilakukan dan ada tidaknya suatu media dalam menunjang proses

belajar tersebut. Narasumber wawancara ini adalah guru kelas IV SD

Negeri Puren. Kegiatan wawancara dilakukan dengan cara

komunikasi secara langsung dengan guru kelas.

3.4.2.3 Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.

Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya

monumental dari seseorang (Sugiyono, 2015: 329). Pada penelitian

ini, dokumentasi didapat dari hasil pekerjaan siswa yang berupa soal

evaluasi, RPP, LKS, dan foto-foto kegiatan.

3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data

dalam penelitian. Bentuknya dapat berupa: tes tertulis, wawancara,

dokumentasi, observasi (Suparno, 2014: 53). Instrumen penelitian yang

digunakan berupa tes dan nontes. Instrumen tes berupa soal tes (pretest dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

evaluasi), sedangkan instrumen nontes berupa lembar observasi dan pedoman

wawancara.

3.5.1 Instrumen Tes

Tes yang digunakan dalam penelitian ini disusun berdasarkan tujuan

pembelajaran yang akan dicapai. Menurut Margono (2010: 170), tes

adalah seperangkat (stimuli) yang diberikan kepada seseorang dengan

maksud untuk mendapat jawaban yang dapat dijadikan dasar bagi

penetapan skor angka. Instrumen tes yang berupa lembar soal digunakan

untuk mengukur kemampuan kognitif siswa kelas IV SD Negeri Puren

pada mata pelajaran IPA materi penggolongan jenis tulang daun

tumbuhan. Beberapa intrumen soal pada penelitian ini menggunakan soal

yang telah disusun oleh Dampitari (2018) yang kemudian dikembangkan

oleh peneliti. Soal yang dibuat terdiri dari soal pretest dan soal evaluasi.

Lembar soal yang diberikan berupa soal isian singkat yang masing-masing

berjumlah 20 butir soal dan soal-soal tersebut telah disesuaikan dengan

materi dan indikator yang telah disusun.

Di bawah ini merupakan tabel pengembangan instrumen soal

pretest. Soal ini diberikan kepada siswa pada tahap persiapan, dimana hasil

dari pengerjaan soal pretest ini digunakan sebagai data kondisi awal.

Berikut Tabel pengembangan soal pretest yang dibuat:

Tabel 3.1 Tabel Pengembangan Instrumen Soal Pretest

Variabel Indikator Nomor Soal


Hasil Menyebutkan macam-macam 12, 11, 10, 1, 2.
belajar jenis tulang daun.
Memahami penggolongan jenis 15, 14, 13, 7, 8, 9, 6, 3,
tulang daun. 4, 16, 5, 17, 18, 19, 20.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

Pemberian soal tes sebagai tolok ukur hasil belajar kognitif siswa

juga diberikan di akhir siklus I. Soal tes pada siklus I ini disebut soal

evaluasi I. Berikut Tabel pengembangan soal evaluasi I:

Tabel 3.2 Tabel Pengembangan Instrumen Soal Evaluasi I

Variabel Indikator Nomor Soal


Hasil Menyebutkan macam -macam 3, 8, 10, 11, 13
belajar jenis tulang daun.
Memahami penggolongan 1, 2, 4, 5, 6, 7, 9, 12, 14,
jenis tulang daun. 15, 16, 17, 18, 19, 20

Pada akhir siklus II, siswa juga diberikan soal evaluasi yang disebut

dengan soal evaluasi II. Hasil dari pengerjaan soal evaluasi II juga

digunakan sebagai tolok ukur hasil belajar kognitif siswa. Berikut Tabel

pengembangan instrumen soal evaluasi II:

Tabel 3.3 Tabel Pengembangan Instrumen Soal Evaluasi II

Variabel Indikator Nomor Soal


Hasil Menyebutkan macam-macam jenis 1, 15, 3, 2, 4
belajar tulang daun.

Memahami penggolongan jenis 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11,


tulang daun. 12, 13, 14, 16, 17,
18, 19, 20.

3.5.2 Instrumen Non Tes

3.5.2.1 Lembar Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara

mengamati secara langsung maupun tidak tentang hal-hal yang

diamati dan mencatatnya pada alat observasi (Sanjaya, 2014: 270).

Sedangkan Sugiyono (2018: 223) menyatakan bahwa observasi

sebagai teknik pengumpulan data mempunyai ciri yang spesifik, yaitu


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga obyek-obyek alam

yang lain. Jadi, observasi merupakan pengamatan aktivitas siswa

dengan menggunakan indera untuk memperoleh data.

Observasi dalam penelitian ini dilakukan berdasarkan pedoman

pengamatan sebagai instrumennya. Aktivitas yang diamati adalah

proses kegiatan pembelajaran IPA yang menunjukkan gejala adanya

kesulitan belajar yang dimiliki oleh siswa dan keberadaan media

pembelajaran dalam proses belajar mengajar. Indikator instrumen

observasi dalam penelitian ini menggunakan instrumen yang

dikembangan oleh Dampitari (2018). Berikut merupakan tabel

pengembangan instrumen observasi yang digunakan:

Tabel 3.4 Tabel pengembangan instrumen observasi

No. Item Indikator Kriteria Aspek Pengamatan


1, 2 Ketersediaan Ada media pembelajaran yang
media diletakkan di kelas untuk pembelajaran
pembelajaran IPA IPA.
di kelas Media pembelajaran layak untuk
digunakan dalam pembelajaran.
3, 4 Penggunaan Guru menggunakan media pembelajaran
media untuk menjelaskan materi pembelajaran
pembelajaran IPA IPA.
pembelajaran di Guru menguasai cara menggunakan
kelas. media pembelajaran.
5, 6 Cara penggunaan Guru menjelaskan cara penggunaan
media media pembelajaran IPA kepada siswa.
pembelajaran IPA
Siswa dapat menggunakan media
di kelas.
pembelajaran secara mandiri.
7, 8 Kesulitan belajar Siswa mengalamai kesulitan ketika
siswa di kelas. mengikuti pembelajaran IPA di kelas.

Siswa mengalami kesulitan ketika


mengerjakan soal IPA.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

3.5.2.2 Pedoman Wawancara

Sudaryono (2016: 82) menuliskan bahwa wawancara adalah

suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh

informasi langsung dari sumbernya.

Adanya kegiatan wawancara dilakukan untuk mengumpulkan

data mengenai media pembelajaran IPA dan kesulitan belajar yang

dialami siswa dalam pembelajaran IPA. Untuk mengumpulkan data,

peneliti menggunakan pedoman wawancara sebagai panduannya.

Wawancara dilakukan sebanyak satu kali, yaitu wawancara dengan

guru kelas IV. Instrumen wawancara pada penelitian ini menggunakan

indikator yang telah dirancang oleh Dampitari (2018). Berikut

pedoman wawancara dengan guru kelas:

Tabel 3.5 Tabel Pengembangan Instrumen Wawancara Guru


Kelas IV

No Indikator
1 Ketersediaan media pembelajaran di kelas.
2 Penggunaan media pembelajaran IPA dalam pembelajaran.
3 Kesulitan yang dialami guru dalam menyampaikan materi
pembelajaran IPA.
4 Kesulitan belajar yang dialami siswa dalam pembelajaran IPA.
5 Usaha yang dilakukan guru untuk mengatasi kesulitan belajar
yang dialami siswa.

3.5.2.3 Lembar Dokumentasi (check list)

Winarni (2018: 86) berpendapat bahwa dalam menggunakan

metode dokumentasi biasanya peneliti membuat instrumen

dokumentasi yang berisi instansi variabel-variabel yang akan

didokumentasikan dengan menggunakan check list untuk mencatat

variabel yang sudah ditentukan, kemudian membubuhkan tanda cek


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

ditempat yang sesuai. Berikut adalah instrumen dokumentasi yang

telah disusun:

Tabel 3.6 Tabel Instrumen Dokumentasi

Keterangan
Nomor Nama Dokumentasi
Ada Tidak Ada
Rencana Pelaksanaan
1
Pembelajaran (RPP)
2 Lembar Kerja Siswa (LKS)
3 Hasil Pekerjaan evaluasi 1
4 Hasil Pekerjaan evaluasi 2
5 Foto Kegiatan

3.6 Teknik Pengujian Instrumen

3.6.1 Validitas

Validitas atau kesahihan berasal dari kata validity yang berarti sejauh

mana ketetapan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi

ukurnya. Dengan kata lain, validitas adalah suatu konsep yang berkaitan

dengan sejauh mana tes telah mengukur apa yang seharusnya diukur

(Sudaryono, 2016: 147). Sependapat dengan teori tersebut, Azwar (2018:

8) juga meyebutkan bahwa validitas berasal dari kata validity yang

mempunyai arti sejauhmana akurasi suatu tes atau skala dalam

menjalankan fungsi pengurukurannya.

Menurut Sudaryono (2016: 148) konsep validitas instrumen atau tes

dapat dibedakan atas tiga jenis, yaitu: (a) validitas isi (content validity);

validitas konstruk (construct validity; dan validitas empiris atau validitas

kriteria.

1. Validitas Isi (content validity)


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

Menurut Gregory (dalam Sudaryono, 2016: 148) validitas isi

menunjukkan sejauh mana pertanyaan, tugas atau butir, dalam suatu tes

atau instrumen mampu mewakili secara keseluruhan dan proporsional

keseluruhan perilaku sampel yang menjadi tujuan pembelajaran yang

akan diukur pencapaiannya. Artinya tes mencerminkan keseluruhan

konten atau materi yang diujikan atau yang seharusnya dikuasai secara

proporsional.

2. Validitas Konstruk (construct validity)

Validitas kontruk mengandung arti bahwa suatu alat ukur

dikatakan valid apabila telah cocok dengan kontruksi teoretik dimana

tes tersebut dibuat. Sebuah tes memiliki validitas konstruksi apabila

soal-soalnya mengukur aspek berpikir (Sudaryono, 2016: 148).

Validitas isi (content validity) dan validitas konstruk (construct

validity) digunakan untuk mengukur validitas instrumen yang telah

disusun.

3.7.1.1 Validitas Isi (content validity)

Validator dilakukan oleh dua guru, yaitu guru kelas IV SD

Negeri Puren dan guru kelas IV SD Negeri Pungangan, Wonosobo.

Validator merupakan ahli yang diminta untuk memberikan pendapat

dan penilaian pada instrumen RPP, soal pretest, dan soal evaluasi.

Penentuan kriteria uji validitas isi menggunakan skala likert.

Darmawan (2013: 168) menyatakan bahwa skala liker’s digunakan

untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang tentang

fenomena sosial. Skala likert 5-poin merupakan skala likert yang


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

paling sering digunakan. Tingkat persetujuan biasanya dinyatakan

dalam bentuk ‘Sangat tidak setuju’ sampai ‘Sangat setuju’, dengan

‘Netral’ ditengah (Santosa, 2018: 46). Kriteria uji validitas RPP ini

menggunakan skala yang telah dimodifikasi karena 4-poin sudah

merupakan hasil yang tinggi. Kriteria uji validitas RPP untuk skor 1

“sangat kurang”, skor 2 untuk “kurang”, skor 3 untuk “cukup baik”,

dan skor 4 untuk “baik”. Skala penilaian pada instrumen RPP adalah

1-4, berikut kriteria hasil validitas RPP:

Tabel 3.7 Kriteria Uji Validitas RPP

Rerata Keterangan
3-4 Tidak revisi
≤3 Revisi
Rerata hasil dari nilai validitas sebesar 3-4 menunjukkan bahwa

RPP tidak revisi, namun jika rerata hasil dari validasi ≤ 3 maka

instrumen RPP perlu di revisi. Komponen dari indikator penilaian

pada instrumen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) meliputi

(I) perumusan indikator, (II) materi pembelajaran, (III) sumber

belajar, (IV) kegiatan pembelajaran, dan (V) penilaian hasil belajar.

Validitas RPP dilakukan sebanyak dua kali, hal ini dilakukan karena

siklus dilakukan dua kali sehingga RPP yang disusun juga sebanyak

dua RPP. Berikut hasil dari penilaian RPP oleh kedua ahli:

Tabel 3.8 Rangkuman Penilaian Instrumen RPP Siklus I

Indikator
Rata-
Validator I II III IV V
rata
1 2 1 2 3 4 1 2 3 1 2 3 4 1 2 3
Guru 1 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3,56
Guru 2 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3,38
Rata-rata 3,47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

Hasil rata-rata dari kedua validator yang telah memvaliditas

instrumen RPP adalah sebesar 3,47, sehingga hasil tersebut

menunjukkan bahwa instrumen tidak perlu revisi. Berikut hasil

penilaian RPP oleh kedua ahli pada RPP siklus II:

Tabel 3.9 Rangkuman Penilaian Instrumen RPP Siklus II

Indikator
Rata
Validator I II III IV V
-rata
1 2 1 2 3 4 1 2 3 1 2 3 4 1 2 3
Guru 1 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3,69
Guru 2 3 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3,56
Rata-rata 3,63

Validitas instrumen RPP menghasilkan rata-rata sebesar 3,63.

Instrumen dinyatakan tidak perlu revisi bila rata-rata validitasnya >3

sehingga dengan hasil akhir 3,63 maka tabel tersebut menunjukkan

bahwa instrumen RPP tidak perlu direvisi dan telah layak untuk

digunakan.

Peran ahli dalam penelitian ini bukan hanya memberi penilaian

pada instrumen RPP saja, tetapi juga memberi penilaian pada soal

pretest dan soal evaluasi I dan II (posttest). Skala penialaian pada

instrumen soal pretest dan soal evaluasi adalah 1-5 dengan indikator

dan materi yang telah ditentukan, yaitu mengenai materi

penggolongan jenis tulang daun. Kriteria uji validitas intrumen soal

menggunakan skala likert dimana skor 1 untuk “sangat kurang”, skor

2 untuk “kurang”, skor 3 untuk “cukup”, skor 4 untuk “baik”, dan skor

5 untuk “sangat baik”. Berikut adalah kriteria validitas instrumen soal:

Tabel 3.10 Kriteria Uji Validitas Instrumen Soal


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

Rerata Keterangan
4-5 Tidak revisi
≤3 Revisi
Kriteria uji validitas instrumen pada tabel 3.10 menunjukkan

bila rerata hasil keseluruhan nilai validitas instrumen sebesar 4-5,

maka instrumen soal tidak perlu direvisi, namun bila rerata hasil

validitas instrumen sebesar ≤ 3 maka instrumen soal tersebut perlu

direvisi. Penilaian pada instrumen soal terdiri dari dua komponen,

yaitu kesesuaian soal dengan indikator dan kesesuaian soal dengan

materi. Berikut rangkuman hasil penilaian ahli pada instrumen soal

pretest:

Tabel 3.11 Rangkuman Hasil Penilaian Instrumen Soal Pretest

Validator
Komponen Rata-rata
Guru 1 Guru 2
I 3,7 4,4 4,05
II 3,8 4,7 4,23
Rata-rata 4,14

Instrumen dinyatakan tidak perlu dilakukan revisi bila hasil

akhir >3. Pada tabel 3.11 rata-rata penilaian instrumen sebesar 4,14,

sehingga penilaian tersebut menunjukkan bahwa instrumen soal

pretest tidak perlu direvisi. Selanjutnya ahli memberikan penilaian

pada instrumen soal posttest atau soal evaluasi yang dilakukan setiap

akhir siklus. Berikut rangkuman hasil penilaian ahli pada instrumen

soal evaluasi I:

Tabel 3.12 Rangkuman Hasil Penilaian Instrumen Soal Evaluasi I

Validator
Komponen Rata–rata
Guru 1 Guru 2
I 3,9 3,7 3,78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

II 3,8 4,6 4,18


Rata-rata 3,98

Berdasarkan tabel 3.12, hasil akhir dari penilaian ahli terhadap

instrumen soal evaluasi I adalah sebesar 3,98. Dilihat dari kriteria

penilaian instrumen mengenai revisi tidaknya suatu instrument, maka

rangkuman hasil penilaian ahli terhadap instrumen soal evaluasi I

sebesar 3, 98 tersebut tidak perlu dilakukan suatu revisi. Untuk

penilaian soal yang terakhir, ahli memberi penilaian pada instrumen

soal evaluasi II. Soal evaluasi II ini diberikan kepada siswa pada siklus

II. Berikut rangkuman hasil penilaian para ahli terhadap instrumen

soal evaluasi II:

Tabel 3.13 Rangkuman Hasil Penilaian Instrumen Soal Pretest

Validator
Komponen Rata-rata
Guru 1 Guru 2
I 3,95 4 3,98
II 4,6 4,9 4,8
Rata-rata 3,47

Hasil penilaian instrumen soal evaluasi II oleh ahli diperoleh

nilai sebesar 3,47. Hasil tersebut bila dibandingkan dengan kriteria

validitas instrumen dimana hasilnya >3, maka pada tabel 3.12

menunjukkan bahwa instrumen soal evaluasi II tidak perlu direvisi.

Para ahli telah memberikan penilaian pada instrumen yang telah

dirancang, antara lain RPP, soal pretest, soal evaluasi I, dan soal

evaluasi II. Keempat instrumen tersebut harus memperoleh rata-rata

>3 agar tidak perlu dilakukan revisi. Hasil penilaian oleh ahli tersebut

memperoleh hasil rata-rata di atas 3, sehingga instrumen-instrumen


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

tersebut tidak perlu direvisi dan telah layak untuk digunakan pada

tahap selanjutnya.

3.7.1.2 Validitas Konstruk (construct validity)

Allen dan Yen (dalam Azwar, 2018: 45) menyatakan validitas

konstruk adalah validitas yang menunjukkan sejauhmana hasil tes

mampu mengungkapkan suatu trait atau suatu konstrak teoretik yang

hendak diukurnya. Penelitian ini melakukan uji validitas konstruk

pada siswa kelas IV di SD Negeri Pungangan, Wonosobo. Uji

validitas konstruk ini berupa uji instrumen soal pretest, soal evaluasi

1, dan evaluasi 2. Validitas soal ini dilakukan oleh guru kelas IV SD

Negeri Puren dan guru kelas IV SD Negeri Pungangan. Guru di minta

untuk memberikan penilaian berdasarkan keterkaitan antara

instrumen soal dengan indikator dan materi. Setelah mendapatkan

penilaian dari validitas soal, selanjutnya dilakukan uji instrumen soal

kepada siswa kelas IV SD Negeri Pungangan, Wonosobo, dengan

jumlah 25 siswa yang terdiri dari 14 siswa laki-laki dan 11 siswa

perempuan. Berikut adalah hasil dari uji instrumen soal:

a. Soal Pretest

Tabel 3.14 Hasil Uji Validitas Soal Pretest

Nomor Nilai Korelasi Nilai r tabel


Keterangan
Soal (r hitung) (n = 25, a = 5%)

1 0.121 0.396 Tidak Valid


2 0.441 0.396 Valid
3 0.357 0.396 Tidak Valid
4 0.206 0.396 Tidak Valid
5 0.029 0.396 Tidak Valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

6 0.617 0.396 Valid


7 0.219 0.396 Tidak Valid
8 0.369 0.396 Tidak Valid
9 0.39 0.396 Tidak Valid
10 0.704 0.396 Valid
11 0.327 0.396 Tidak Valid
12 0.027 0.396 Tidak Valid
13 0.343 0.396 Tidak Valid
14 0.548 0.396 Valid
15 0.567 0.396 Valid
16 0.219 0.396 Tidak Valid
17 0.489 0.396 Valid
18 0.3 0.396 Tidak Valid
19 0.19 0.396 Tidak Valid
20 0.231 0.396 Tidak Valid
Hasil uji validitas soal dihitung dengan menggunakan teknik

korelasi product moment SPSS 17. Soal yang dujikan tersebut

dinyatakan valid apabila r hitung ≥ r tabel. Perhitungan validitas

menggunakan r tabel sebesar 0,396 yang sudah disesuaikan dengan r

tabel product moment. Tabel di atas menunjukkan 6 soal dinyatakan

valid, yaitu ditunjukkan pada nomor 2, 6, 10, 14, 15, 17. 6 soal telah

mewakili masing-masing indikator, seperti pada indikator satu

diwakili oleh nomor soal 10, dan indikator kedua terwakili oleh nomor

soal 2, 6, 14, 15, dan 17. Berikut tabel hasil validitas soal evaluasi:

b. Soal Evaluasi

Tabel 3.15 Hasil Uji Validitas Soal Evaluasi 1

Nomor Nilai Korelasi Nilai r tabel


Keterangan
Soal (r hitung) (n = 25, a = 5%)

1 0.348 0.396 Tidak Valid


2 0.357 0.396 Tidak Valid
3 -0.14 0.396 Tidak Valid
4 0.249 0.396 Tidak Valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

5 0.421 0.396 Valid


6 0.165 0.396 Tidak Valid
7 0.116 0.396 Tidak Valid
8 0.047 0.396 Tidak Valid
9 0.166 0.396 Tidak Valid
10 0.557 0.396 Valid
11 0.372 0.396 Tidak Valid
12 0.506 0.396 Valid
13 0.349 0.396 Tidak Valid
14 -0.185 0.396 Tidak Valid
15 0.373 0.396 Tidak Valid
16 0.451 0.396 Valid
17 0.581 0.396 Valid
18 0.454 0.396 Valid
19 0.503 0.396 Valid
20 0.554 0.396 Valid

Berdasarkan tabel tersebut, terdapat 8 soal yang dinyatakan

valid, yaitu soal nomor 5, 10, 12, 16, 17, 18, 19, 20. Dari 8 soal

tersebut, masing-masing soal telah mewakili kedua indikator, seperti

nomor 10 mewakili indikator 3.1.1 Mengetahui penggolongan

tumbuhan berdasarkan bentuk tulang daun, kemudian untuk indikator

3.1.2 Menggolongkan tumbuhan berdasarkan bentuk tulang daun

terwakili oleh nomor soal 5, 12, 16, 17, 18, 19, dan 20. Ke-8 soal

tersebut dinyatakan valid karena r hitung ≥ r tabel, dengan r tabel =

0,396 dan sudah disesuaikan dengan r tabel product moment. Uji

validitas soal dilakukan juga pada soal evaluasi II, berikut hasil uji

validitas soal evaluasi 2:

Tabel 3.16 Hasil Uji Validitas Soal Evaluasi 2

Nomor Nilai Korelasi Nilai r tabel


Keterangan
Soal (r hitung) (n = 25, a = 5%)

1 0.115 0.396 Tidak Valid


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

2 0.449 0.396 Valid


3 0.363 0.396 Tidak Valid
4 0.181 0.396 Tidak Valid
5 0.02 0.396 Tidak Valid
6 0.573 0.396 Valid
7 0.229 0.396 Tidak Valid
8 0.337 0.396 Tidak Valid
9 0.396 0.396 Tidak Valid
10 0.707 0.396 Valid
11 0.337 0.396 Tidak Valid
12 -0.004 0.396 Tidak Valid
13 0.322 0.396 Tidak Valid
14 0.554 0.396 Valid
15 0.549 0.396 Valid
16 0.206 0.396 Tidak Valid
17 0.45 0.396 Valid
18 0.308 0.396 Tidak Valid
19 0.168 0.396 Tidak Valid
20 0.22 0.396 Tidak Valid

Hasil uji validitas soal tersebut dihitung dengan menggunakan

teknik korelasi product moment SPSS 17. Soal yang dujikan tersebut

dinyatakan valid apabila r hitung ≥ r tabel, maka apabila r hitung < r

tabel soal tersebut dinyatakan tidak valid. Perhitungan validitas

menggunakan r tabel sebesar 0,396 yang sudah disesuaikan dengan r

tabel product moment. Pada tabel 3.13 menunjukkan 6 soal yang

dinyatakan valid. Soal tersebut terdiri dari nomor 2, 6, 10, 14, 15,

dan17. Seperti pada uji validitas soal sebelumnya, hasil uji validitas

soal evaluasi 2 soal yang telah dinyatakan valid tersebut masing-

masing mewakili indikator yang telah ditentukan. Indikator 3.1.1

mengetahui penggolongan tumbuhan berdasarkan bentuk tulang daun

diwakili oleh soal valid nomor 2 dan 15, sedangkan untuk indikator
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

3.1.2 menggolongkan tumbuhan berdasarkan bentuk tulang daun 6,

10, 14, dan 17.

3.6.2 Uji Reliabilitas

Setelah dilakukan uji validitas, selanjutnya dilakukan suatu uji

reliabilitas. Triton (2006: 248) menjelaskan bahwa uji reliabilitas

mencerminkan dapat dipercaya dan tidaknya suatu instrumen penelitian

berdasarkan tingkat kemantapan dan ketepatan suatu alat ukur dalam

pengertian bahwa hasil pengukuran yang didapatkan merupakan ukuran

yang benar dari sesuatu yang diukur. Nilai korelasi memiliki rentang

antara 0 sampai 1 atau 0 sampai -1. Tanda positif dan negatif menunjukkan

arah hubungan. Tanda positif menunjukkan arah hubungan searah. Jika

satu variabel naik, variabel yang lain naik. Tanda negatif menunjukkan

hubungan berlawanan. Jika satu variabel naik, variabel yang lain malah

turun (Trihendradi, 2009: 201). Apabila skala tersebut dikelompokkan ke

dalam lima kelas dengan range yang sama, maka ukuran kemantapan

alpha dapat diinterpretasikan seperti tabel berikut (Triton, 2006: 248).

Tabel 3.17 Tingkat Reliabilitas

Koefisien Korelasi Tingkat Reliabilitas


0,00 – 0,20 Kurang Reliabel
>0,20 – 0,40 Agar Reliabel
>0,40 – 0,60 Cukup Reliabel
>0,60 – 0,80 Reliabel
>0,80 – 1,00 Sangat Reliabel

Wells dan Wollack (dalam Azwar, 2018: 98) mengatakan bahwa tes

standar yang taruhannya tinggi (hight stakes) serta disusun secara

profesional harus memiliki koefisien konsistensi internal minimal 0,90.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

Tes yang tidak begitu tinggi taruhannya, tetap harus memperlihatkan

konsistensi internal setidaknya 0,80 atau 0,85. Sedangkan untuk tes yang

digunakan di kelas oleh para guru (penelitian tindakan kelas) hendaknya

memiliki koefisien reliabilitas 0,70 atau lebih.

Pada soal pretest, diperoleh 6 soal yang dinyatakan valid. Kemudian

soal tersebut dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan SPSS 17,

berikut adalah hasil pengukuran uji reliabilitas:

Tabel 3.18 Hasil Reliabilitas Soal Pretest

Koefisien korelasi Jumlah soal


.783 20

Pada tabel di atas menunjukkan bahwa hasil dari reliabilitas dari 20

soal adalah sebesar 0,783. Arti dari hasil cronbach’s alpha sebesar 0,783

menunjukkan bahwa soal tersebut dapat dinyatakan reliabel karena berada

pada koefisien reliabilitas antara >0,60-0,80. Bahkan soal pretest tersebut

telah memenuhi syarat dari minimal koefisien reliabilitas sebesar 0,70 dari

suatu penelitian tindakan kelas menurut Wells dan Wollack (dalam Azwar,

2018: 98), karena hasil koefisien reliabilitas dari soal tersebut adalah

sebesar 0,783.

Tabel 3.19 Hasil Reliabilitas Soal Evaluasi Siklus I

Koefisien korelasi Jumlah soal


.761 20

Pada tabel di atas menunjukkan bahwa hasil dari reliabilitas dari 20

soal evaluasi 2 adalah sebesar 0,761. Hasil cronbach’s alpha sebesar

0,761, menunjukkan bahwa soal tersebut reliabel karena berada pada

koefisien reliabilitas antara >0,60-0,80. Bahkan soal pretest tersebut telah


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

memenuhi syarat dari minimal koefisien reliabilitas sebesar 0,70 dari suatu

penelitian tindakan kelas menurut Wells dan Wollack (dalam Azwar,

2018: 98), karena hasil koefisien reliabilitas dari soal tersebut adalah

sebeasr 0,783.

Tabel 3.20 Hasil Reliabilitas Soal Evaluasi Siklus II

Koefisien korelasi Jumlah soal


.767 20

Pada tabel di atas menunjukkan bahwa hasil dari reliabilitas dari 20

soal evaluasi II adalah sebesar 0,767. Arti dari hasil cronbach’s alpha

sebesar 0,767 menunjukkan bahwa soal tersebut reliabel karena berada

pada koefisien reliabilitas antara >0,60-0,80. Bahkan soal pretest tersebut

telah memenuhi syarat dari minimal koefisien reliabilitas sebesar 0,70 dari

suatu penelitian tindakan kelas menurut Wells dan Wollack (dalam Azwar,

2018: 98), karena hasil koefisien reliabilitas dari soal tersebut adalah

sebeasr 0,783.

3.7 Teknik analisis data

Analisis data dalam PTK dilakukan dengan analisis kualitatif dan analisis

kuantitatif. Analisi data kualitatif digunakan untuk menentukan peningkatan

proses belajar khususnya berbagai tindakan yang dilakukan guru; sedangkan

analisi data kuantitatif digunakan untuk menentukan peningkatan hasil belajar

siswa sebagai pengaruh dari setiap tindakan yang dilakukan guru (Sanjaya,

2011: 106). Pada penelitian ini terdapat satu variabel yang dianalisis yaitu hasil

belajar kognitif. Data hasil belajar kognitif didapatkan dari hasil soal evaluasi

yang dilakukan pada setiap akhir siklus. Nilai dari setiap siklus ini kemudian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

di bandingkan dengan kondisi awal, yaitu hasil pengerjaan soal pretest.

Kemudian data yang telah terkumpul dianalisis untuk mengetahui hasil

penelitian dengan indikator penelitian yang hendak dicapai. Penelitian ini

menggunakan perhitungan analisis sebagai berikut:

3.7.1 Perhitungan Hasil Belajar

Tes evaluasi digunakan untuk mengukur kemampuan kognitif siswa.

Tes berupa soal isian singkat sebanyak 20 soal di setiap akhir siklus.

Langkah-langkah pengukuran hasil belajar kognitif siswa melalui tes

tertulis sebagai berikut:

a. Penskoran tes evaluasi dilakukan dengan memberikan skor di setiap

nomornya. Skor setiap jawaban benar bernilai 1 (satu) dan skor setiap

jawaban salah bernilai 0 (nol).

b. Menghitung nilai akhir setiap siswa dengan menggunakan rumus:

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ


Nilai akhir: 𝑥100
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

c. Menghitung nilai rata-rata kelas dengan menggunakan rumus:

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎


Skor rata-rata kelas = 𝑥100
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎

d. Perhitungan persentase ketuntasan siswa menggunakan rumus:

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠


Presentase: 𝑥100
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎

e. Membandingkan persentase hasil tes evaluasi siswa antar siklus.

Hal ini dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya peningkatan hasil

belajar siswa pada pembelajaran IPA materi penggolongan jenis tulang

daun.

3.8 Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan digunakan untuk mengetahui kondisi awal dan

kondisi akhir pada tiap siklus. Indikator keberhasilan yang digunakan dalam

penelitian ini adalah peningkatan hasil belajar kognitif pada mata pelajaran IPA

materi penggolongan jenis tulang daun tumbuhan. Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM) yang ditentukan oleh sekolah pada mata pelajaran IPA untuk

kelas IV SD Negeri Puren, Yogyakarta sebesar 75. Kriteria keberhasilan

penelitian tindakan kelas ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.21 Indikator Keberhasilan

Variabel Indikator Kondisi Awal Target Akhir


Rata-rata nilai 69,40 80
Hasil
Persentase Jumlah Siswa 75%
belajar 43,75%
Lulus KKM

Berdasarkan tabel tersebut, dapat diketahui bahwa kriteria keberhasilan

yang hendak dicapai pada varibel hasil belajar adalah rata-rata siswa 80 dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

persentase ketuntasan 75%, sehingga siklus akan dihentikan bila hasil belajar

sudah mencapai kriteria keberhasilan yang hendak dicapai.

3.9 Jadwal Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan selama 10 bulan, yaitu

mulai dari bulan Oktober 2018 hingga Juli 2019, dimana kegiatannya dimulai

dari penyusunan proposal, penyusunan instrumen, pengumpulan data, analisis

data, pembahasan, hingga laporan hasil penelitian.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV memaparkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai upaya

peningkatan hasil belajar melalui media pembelajaran IPA berbasis metode

Montessori dan peningkatan hasil belajar melalui media pembelajaran berbasis

metode Montessori.

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Kondisi Awal

Sebelum pemberian tindakan penelitian di SD Negeri Puren,

observasi dilakukan sebagai data awal. Observasi dilakukan guna

mengamati pembelajaran IPA dan ketersediaan media pembelajaran IPA.

Pengamatan dilakukan saat pembelajaran yang mengandung muatan

pelajaran IPA berlangsung. Hasil observasi kelas menunjukkan bahwa

media pembelajaran IPA tidak tersedia di dalam kelas. Padahal dari

pemerintah telah banyak memberikan fasilitas media pembelajaran kepada

sekolah namun media tersebut tidak digunakan dengan baik.

Pada pembelajaran yang mengandung muatan pembelajaran IPA,

guru menggunakan media pembelajaran berupa tanaman-tanaman yang

dibawa oleh siswa, sehingga pengetahuan siswa hanya terbatas pada apa

yang ada di sekitar. Pada saat pembelajaran yang mengandung muatan

pembelajaran IPA, siswa tidak begitu banyak memberikan reaksi, siswa

hanya duduk diam, dan ketika ditanya guru pun tidak banyak siswa yang

mampu menjawab pertanyaan guru dengan benar. Hasil observasi

73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

diperkuat dengan adanya wawancara dengan guru kelas IV. Guru kelas IV

tersebut mengatakan bahwa hasil belajar siswa pada muatan pelajaran IPA

rendah, bahkan perubahan kurikulum yang digunakan kelas IV di tahun

ajaran 2018/2019 ini juga cukup mempengaruhi pemahaman siswa pada

pembelajaran. Siswa merasa kebingungan dimana mata pelajaran yang

dulu terkesan banyak dan beragam kini hanya ada tema dan berbagai mata

pelajaran tersebut diintegrasikan menjadi satu dalam sebuah tema, hal ini

dikarenakan tahun ajaran 2018/2019 merupakan kali pertama kelas IV

menggunakan Kurikulum 2013.

Kemudian untuk benar-benar memperkuat hasil observasi dan

wawancara, data hasil belajar IPA pada tahun ajaran sebelumnya yaitu

tahun ajaran 2017/2018 dan tahun ajaran 2018/2019 pada pembelajaran 3

mata pelajaran IPA diminta dari guru kelas IV sebagai data tambahan.

Hasil belajar pada tahun ajaran 2017/2018 menunjukkan bahwa rata-rata

hasil belajar adalah 72,4 padahal KKM yang telah ditentukan sekolah

adalah 75, sehingga rata-rata tersebut masih belum mencapai KKM.

Kemudian hasil belajar pada tahun 2018/2019 pada pembelajaran 3 mata

pelajaran IPA, rata-rata kelas telah mencapai 77,3, meskipun sudah

mencapai ketuntasan minimal, namun hasil belajar ini masih perlu

ditingkatkan agar hasil belajar menjadi stabil.

Hasil belajar kondisi awal diperoleh dari pengerjaan soal pretest oleh

siswa kelas IV SD Negeri Puren tahun ajaran 2018/2019. Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) pada mata pelajaran IPA di SD Negeri Puren


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

sebesar 75. Berikut merupakan hasil dari pengerjaan soal pretest oleh

siswa:

Tabel 4.1 Hasil Belajar Kondisi Awal

Keterangan
No Nama Siswa Nilai
Lulus Tidak Lulus
1 AMK 70 √
2 AAL 75 √
3 ANP 55 √
4 ARSP 80 √
5 ASC 75 √
6 ARPP 40 √
7 ARLH 70 √
8 DBP 65 √
9 EHF 65 √
10 FISS 50 √
11 HSW 95 √
12 HFW 75 √
13 HA 35 √
14 KKN 80 √
15 LTK 80 √
16 MR 80 √
17 MNCA 70 √
18 NZHA 55 √
19 NFI 85 √
20 NBS 80 √
21 RPN 60 √
22 RAK 70 √
23 RNF 70 √
24 RCP 55 √
25 RN 70 √
26 RGH 80 √
27 SBPP 65 √
28 SIR 75 √
29 SJH 70 √
30 SHS 65 √
31 SAAM 75 √
32 UMJ 85 √
Jumlah 2220 14 18
Rata-rata nilai 69,4
Persentase 43,75% 56,25%

Tabel di atas menunjukkan bahwa terdapat 14 siswa yang dinyatakan

lulus KKM karena mendapat hasil pengerjaan pretest ≥75 dengan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

persentase 43,75%, dan terdapat 18 siswa yang tidak lulus KKM karena

mendapat nilai <75 dengan persentase 56,25%.

4.1.2 Siklus I

Penelitian pada siklus I dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan, yaitu

pada tanggal 10 Desember 2018 dan 11 Desember 2018. Materi

pembelajaran IPA ini adalah tentang penggolongan jenis tulang daun.

a. Perencanaan Tindakan

Pada tahap perencanaan, dilakukan persiapan pada hal-hal yang

digunakan dalam siklus I, diantaranya menyusun rencana pelaksanaan

pembelajaran, menyiapkan materi tentang penggolongan jenis tulang

daun tumbuhan, soal evaluasi siklus I, dan perangkat replika media

pembelajaran IPA berbasis metode Montessori.

b. Pelaksanaan Tindakan

1. Pertemuan 1

Pertemuan pertama ini dilaksanakan pada hari senin, 10

Desember 2018. Pembelajaran ini dilaksanakan dengan alokasi

waktu 2x35 menit dan kegiatan pembelajaran berpedoman pada

RPP yang telah dipersiapkan oleh peneliti. Pertemuan pertama

menggunakan perangkat replika media pembelajaran IPA berbasis

metode Montessori.

Kegiatan awal dilakukan dengan melakukan tahap motivasi

dengan melakukan tepuk semangat. Lalu untuk menggali

pengetahuan siswa, guru melakukan tanya jawab mengenai

penggolongan jenis tulang daun. Sebagai tahap orientasi, guru


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

menyampaika hal yang akan dipelajari pada hari ini dan tujuan dari

pembelajaran hari ini.

Pada kegiatan inti, pembelajaran menggunakan perangkat

replika media pembelajaran IPA berbasis metode Montessori.

Pertama, guru mengenalkan konsep materi penggolongan jenis

tulang daun melalui kolom-kolom yang ada pada papan replika.

Selanjutnya, guru melakukan demontrasi penggunaan replika

media pembelajaran IPA berbasis metode Montessori dengan

meraba replika daun satu per satu dan meletakkannya pada kolom

sesuai jenis tulang daunnya. Setelah guru selesai

mendemontrasikan penggunaan media pembelajaran IPA berbasis

metode Montessori, selanjutnya guru mempersilahkan siswa untuk

mencobanya secara mandiri bersama siswa lainnya. Setelah waktu

mencoba habis, siswa mengerjakan LKS secara berkelompok (dua

orang/ meja) yang kemudian hasilnya didiskusikan bersama.

Kegiatan akhir pada pertemuan pertama siklus I ini adalah

siswa dibantu guru menyimpulkan hal yang telah dipelajari dan

kegiatan yang telah dilakukan selama pembelajaran. Selanjutnya

siswa melakukan refleksi mengenai perasaan mereka ketika

pembelajaran berlangsung.

2. Pertemuan 2

Pertemuan 2 ini dilaksanakan pada 11 Desember 2018

dengan alokasi waktu 2x35 menit dan pembelajaran berpedoman

pada RPP yang telah dipersiapkan oleh peneliti. Kegiatan inti


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

diawali dengan guru memberikan penjelasan mengenai materi

penggolongan jenis daun dan mengaitkan penggunaan media

pembelajaran IPA berbasis metode Montessori yang telah

dilakukan pada pertemuan sebelumnya dengan materi

pembelajaran. Selanjutnya melakukan tanya jawab guna

memberikan kesempatan pada siswa untuk menanyakan hal yang

kurang dimengerti. Lalu guru siswa mengerjakan soal evaluasi 1

yang terdiri dari 20 soal isian singkat, yang kemudian soal evaluasi

1 digunakan sebagai bahan observasi bagi guru kelas dan peneliti,

dan bahan refleksi mengenai kegiatan yang akan dilakukan pada

siklus selanjutnya. Kegiatan penutup digunakan untuk

menyimpulkan kegiatan pembelajaran dan refleksi.

c. Observasi

Setelah siswa mengerjakan soal evaluasi 1, kemudian hasil

pekerjaan soal tersebut dihitung. Hasil soal evaluasi 1 diberikan kepada

guru kelas IV, lalu guru kelas IV SD Negeri Puren dan peneliti

mengamati hasil pekerjaan siswa tersebut dan kemudian dibandingkan

dengan hasil belajar pada kondisi awal. Berikut ini merupakan hasil

belajar siswa kelas IV SD Negeri Puren pada mata pelajaran IPA materi

penggolongan jenis tulang daun.

Tabel 4.2 Hasil Belajar Siswa Siklus I

Keterangan
No Nama Siswa Nilai
Lulus Tidak Lulus
1 AMK 65 √
2 AAL 80 √
3 ANP 70 √
4 ARSP 85 √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

5 ASC 70 √
6 ARPP 50 √
7 ARLH 80 √
8 DBP 75 √
9 EHF 90 √
10 FISS 55 √
11 HSW 70 √
12 HFW 70 √
13 HA 55 √
14 KKN 75 √
15 LTK 70 √
16 MR 70 √
17 MNCA 75 √
18 NZHA 75 √
19 NFI 90 √
20 NBS 80 √
21 RPN 80 √
22 RAK 75 √
23 RNF 70 √
24 RCP 65 √
25 RN 80
26 RH 100 √
27 SBPP 40 √
28 SIR 95 √
29 SJH 65 √
30 SHS 70 √
31 SAAM 90 √
32 UMJ 75 √
Jumlah 2355 16 16
Rata-rata 73.59
Persentase 50% 50%

Hasil belajar di atas diperoleh dari pengerjaan soal evaluasi 1 oleh

siswa kelas IV SD Negeri Puren tahun ajaran 2018/2019. Tabel 4.2

menunjukkan bahwa 16 siswa dinyatakan lulus KKM dengan

persentase 50% dan 16 siswa dinyatakan belum lulus KKM dengan

persentase 50%. Hasil ini belum mampu mencapai indikator

keberhasilan yang hendak dicapai dalam penelitian.

d. Refleksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80

Pelaksanaan tahap tindakan pada siklus I dilaksanakan dalam 2

kali pertemuan dimana setiap pertemuan dilakukan dengan alokasi

waktu 2x35 menit. Persentase siswa lulus KKM pada siklus I sebesar

50%. Hal ini dikarenakan replika daun media pembelajaran IPA

berbasis metode Montessori hanya tersedia satu perangkat, sehingga

terbatasnya waktu membuat tidak semua siswa dapat mencoba

menggunakannya. Kekurangan yang terjadi pada siklus I kemudian

digunakan sebagai dasar perbaikan pada siklus II. Siklus II

menggunakan kartu media pembelajaran IPA berbasis metode

Montessori sebagai perbaikan media pembelajaran, dan memperbaiki

manajemen waktu agar pembelajaran menjadi lebih efektif.

Tahap terpenting dari tahap refleksi ini adalah diskusi mengenai

hasil belajar dengan melihat hasil soal evaluasi 1. Hasil observasi pada

hasil soal evaluasi 1, menyatakan bahwa hasil belajar siswa belum

mencapai indikator keberhasilan. Rata-rata hasil belajar pada siklus I

adalah 73,59 dengan persentase siswa lulus KKM sebesar 50%. Dapat

disimpulkan bahwa hasil akhir siklus I belum mencapai indikator

keberhasilan, maka penelitian berlanjut dengan melakukan siklus II.

Segala kekurangan pada pelaksanaan siklus I ini digunakan sebagai

dasar perbaikan pada siklus selanjutnya.

4.1.3 Siklus II

Pada Siklus II ini, pelaksanaan tindakan dilakukan selama 2 kali

pertemuan dengan alokasi waktu 2x35 menit setiap pertemuannya.

Pertemuan 1 dilaksanakan pada tanggal 12 Desember 2018 dan pertemuan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

81

2 dilaksanakan pada 13 Desember 2018. Tindakan yang dilakukan pada

siklus II ini menggunakan kartu media pembelajaran IPA berbasis metode

Montessori. Penggunaan kartu media ini merupakan langkah lanjutan dari

siklus I, yaitu penggunaan kartu media pembelajaran IPA berbasis metode

Montessori dan sebagai tindakan perbaikan terhadap kekurangan yang

terjadi di siklus I.

1. Pertemuan 1

Pertemuan 1 pada siklus II ini, guru mengajak siswa untuk

belajar dengan menggunakan perangkat lain dari media

pembelajaran IPA berbasis metode Montessori, dimana guru akan

mengajak siswa untuk belajar dengan menggunakan kartu, yang

terdiri dari kartu soal, kartu jawab, dan kartu kontrol. Pembelajaran

diawali dengan guru menyapa siswa, berdoa, dan mengecek

kehadiran siswa. Lalu guru mengajak siswa melakukan “tepuk

semangat”, tanya jawab mengenai penggolongan jenis tulang daun,

dan menyampaikan tujuan pembelajaran dan kompetensi dasar

yang hendak dicapai.

Kegiatan inti dilakukan dengan menunjukkan kartu kepada

siswa dan memberikan pertanyaan mengenai kaitannya dengan

materi penggolongan jenis tulang daun. Selanjutnya guru

melakukan demonstrasi penggunaan kartu media pembelajaran

IPA berbasis metode Montessori. Setelah siswa mengerti cara

penggunaan kartu media pembelajaran IPA berbasis metode

Montessori, selanjutnya guru memberikan kesempatan kepada


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

siswa untuk mencobanya. Jumlah pasang kartu yang cukup banyak

membuat guru membagi kartu dalam 3 kelompok kartu sehingga

semua siswa mendapat giliran untuk menggunakannya. Kegiatan

akhir pada pertemuan ini dilakukan dengan menyimpulkan

kegiatan pembelajaran dan refleksi.

2. Pertemuan 2

Pertemuan 2 dilakukan menjelaskan materi agar siswa

semakin memahami materi mengenai penggolongan jenis tulang

daun dan sebagai pemantapan pemahaman siswa akan materi

pembelajaran. Lalu melakukan tanya jawab antara guru dan siswa

mengenai materi penggolongan jenis tulang daun. Selanjutnya

ketika sesi tanya jawab sudah dilakukan, maka siswa diberikan soal

evaluasi 2 untuk dikerjakan secara mandiri dan sebagai alat ukur

pemahaman materi ajar yang telah diberikan. Kegiatan akhir pada

pertemuan 2 siklus II ini dilakukan dengan melakukan kesimpulan

akan pembelajaran yang telah dilaksanakan pada dua pertemuan

pada siklus II, selanjutnya siswa melakukan refleksi.

e. Observasi

Setelah siswa mengerjakan soal evaluasi 2, kemudian hasil

tersebut dihitung. Hasil soal evaluasi 2 ini kemudian diberikan kepada

guru kelas IV, kemudian guru kelas dan peneliti mengamati hasil

pekerjaan siswa tersebut. Hasil pengerjaan soal evaluasi 2 selanjutnya

dibandingkan dengan hasil evaluasi 1. Berikut ini merupakan hasil


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

83

belajar siswa kelas IV SD Negeri Puren pada mata pelajaran IPA materi

penggolongan jenis tulang daun.

Tabel 4.3 Hasil Belajar Siswa Siklus II

Keterangan
No Nama Siswa Nilai
Lulus Tidak Lulus
1 AMK 95 √
2 AAL 90 √
3 ANP 90 √
4 ARSP 90 √
5 ASC 80 √
6 ARPP 60 √
7 ARLH 80 √
8 DBP 100 √
9 EHF 80 √
10 FISS 60 √
11 HSW 85 √
12 HFW 55 √
13 HA 70 √
14 KKN 75 √
15 LTK 90 √
16 MR 90 √
17 MNCA 90 √
18 NZHA 90 √
19 NFI 95 √
20 NBS 95 √
21 RPN 95 √
22 RAK 80 √
23 RNF 100 √
24 RCP 90 √
25 RN 80 √
26 RGH 100 √
27 SBPP 80 √
28 SIR 100 √
29 SJH 70 √
30 SHS 95 √
31 SAAM 100 √
32 UMJ 85 √
Jumlah 2735 27 5
Rata-rata kelas 85,47
Persentase 84,38% 15,63%

Hasil belajar di atas di dapat dari pengerjaan soal evaluasi 2 oleh

siswa kelas IV SD Negeri Puren tahun ajaran 2018/2019. Berdasarkan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84

tabel tersebut, diperoleh bahwa 27 siswa dinyatakan lulus KKM

dengan persentase ketuntasan 84,38% dan 5 siswa dinyatakan belum

lulus KKM dengan persentase 15,63%. Hasil ini telah jauh melampaui

indikator keberhasilan yang telah ditentukan, yaitu rata-rata 75 dengan

persentase siswa lulus KKM 80%.

f. Refleksi

Pelaksanaan tahap tindakan pada siklus II ini dilaksanakan

dalam 2 kali pertemuan dimana setiap pertemuan dilakukan dengan

alokasi waktu 2x35 menit. Tindakan pada siklus II ini menerapkan

penggunaan kartu media pembelajaran IPA berbasis metode

Montessori materi penggolongan jenis tulang daun. Penggunaan kartu

media pembelajaran IPA berbasis metode Montessori ini telah

menerapkan langkah lanjutan dari perangkat media pembelajaran IPA

berbasis metode Montessori, berupa pengunaan kartu soal, kartu

jawab, dan kartu kontrol.

Penggunaan kartu media pembelajaran IPA berbasis metode

Montessori dalam pembelajaran sempat membuat kelas tidak kondusif

karena semua siswa ingin mencoba menggunakan kartu yang

disediakan, sehingga jalan keluar yang dipilih adalah dengan guru

membagi kartu dalam 3 kelompok, sehingga dapat digunakan oleh

semua siswa secara bergantian.

Setelah hasil evaluasi 2 dihitung, guru kelas dan peneliti

berdiskusi untuk menentukan kegiatan yang akan dilakukan

selanjutnya. Pada siklus II ini, ternyata hasil belajar mengalami


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

85

peningkatan. Rata-rata hasil belajar pada siklus II adalah 85,47 dengan

persentase siswa lulus KKM 84,38%. Hasil belajar pada siklus II ini

telah melampaui indikator keberhasilan yang telah ditetapkan,

sehingga penelitian ini dinyatakan berakhir.

Daftar peningkatan hasil belajar dibuat sebagai bahan

perbandingan antara hasil belajar kondisi awal, hasil belajar siklus I,

dan hasil belajar siklus II. Untuk memperoleh data hasil belajar siswa

digunakan instrumen soal isian singkat yang terdiri dari 20 butir. Soal-

soal ini diberikan pada akhir setiap siklus, yaitu pada tanggal 11

Desember 2018 dan 13 Desember 2018. Berikut adalah data

perbandingan hasil belajar dari kondisi awal, siklus I, hingga siklus II

dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.4 Peningkatan Hasil Belajar

Indikator Kondisi Siklus I Siklus II


Variabel
Penelitian awal Target Capaian Target Capaian
Rata-rata nilai 69,40 80 73,59 80 85,47
Hasil Persentase
Belajar ketuntasan KKM 43,75% 75% 50% 75% 84.38%
75

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa hasil belajar mengalami peningkatan pada

siklus I dengan rata-rata 73,59 dan persentase ketuntasan KKM 75 sebesar 50%,

hasil ini masih tergolong rendah karena belum mencapai target yang akan di capai

serta masih terdapat 16 siswa pula yang belum mencapai KKM. Kemudian pada

siklus II, peningkatan kembali terjadi dengan hasil yang cukup memuaskan, yaitu

rata-rata meningkat menjadi 85,47 dan persentase ketuntasan KKM 75 sebesar

84,38% dengan siswa yang belum mencapai ketuntasan sebanyak 5 siswa, sehingga

dapat disimpulkan bahwa tindakan yang diberikan pada setiap siklusnya


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

86

memberikan peningkatan pada hasil belajar. Untuk memperjelas peningkatan hasil

belajar, berikut gambar diagram batang peningkatan hasil belajar siswa kelas IV SD

Negeri Puren:

Grafik Peningkatan Hasil Belajar


Rata-rata Hasil Belajar

100
80
85.47 84.38%
60 69.4 73.59
40 50%
43.75%
20
0
Kondisi Awal Siklus I Siklus II
Kondisi Penilaian

Rata - rata Persentase Ketuntasan

Grafik 4.1 Peningkatan Hasil Belajar Siswa

Grafik 4.1 menunjukkan adanya peningkatan pada setiap siklusnya.

Pembelajaran yang nyata pada siklus I berupa penggunaan replika media

pembelajaran IPA berbasis metode Montessori memberikan peningkatan yang

cukup baik meskipun hasil belajar pada siklus I tersebut belum mampu mencapai

indikator keberhasilan yang akan di capai. Hal ini terjadi karena penggunaan media

pembelajaran IPA berbasis metode Montessori masih belum merata. Keterbatasan

media pembelajaran membuat siswa harus bergantian dalam menggunakannya,

sehingga terdapat beberapa siswa yang belum mendapatkan giliran untuk

menggunakan media pembelajaran IPA berbasis metode Montessori tersebut.

Walaupun semua siswa diberikan kesempatan untuk mencoba menggunakan

replika media pembelajaran IPA berbasis metode Montessori, maka akan

membutuhkan waktu yang sangat panjang. Namun ketika pembelajaran dilanjutkan

dengan menggunakan kartu media pembelajaran IPA berbasis metode Montessori


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

87

materi penggolongan jenis tulang daun, hasil belajar pada siklus II ini mengalami

peningkatan yang tinggi. Kartu media pembelajaran IPA berbasis metode

Montessori yang praktis membuatnya mudah untuk dikembangkan dalam

penggunaannya, yaitu dengan membaginya menjadi 3 kelompok kartu yang sudah

terdiri dari kartu soal, kartu jawab, dan kartu kontrol, sehingga dapat digunakan

oleh semua siswa dengan tidak melebihi alokasi waktu yang sudah ditentukan.

Penggunaan kartu media pembelajaran IPA berbasis metode Montessori yang dapat

digunakan oleh semua siswa memberikan peningkatan yang sangat baik pada hasil

belajar, sehingga hasil belajar pada siklus II dapat melampaui kriteria keberhasilan

yang telah ditentukan.

4.2 Pembahasan

Pelaksanaan pada penelitian tindakan kelas ini menggunakan media

pembelajaran IPA berbasis metode Montessori sebagai solusi untuk meningkatkan

hasil belajar siswa kelas IV di salah satu sekolah di Yogyakarta, yaitu SD Negeri

Puren yang beralamat di Jalan Tantular 93, Pringwulung, Condong Catur,

Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Provinsi D.I. Yogyakarta. Berikut akan

dipaparkan pembahasan dalam upaya peningkatan hasil belajar melalui penggunaan

media pembelajaran IPA berbasis metode Montessori dan peningkatan hasil belajar

melalui penggunaan media pembelajaran IPA berbasis metode Montessori.

4.2.1 Upaya Peningkatan Hasil Belajar Melalui Penggunaan Media

Pembelajaran IPA Berbasis Metode Montessori

Tujuan dari penggunaan media pembelajaran IPA berbasis metode

Montessori dalam penelitian ini adalah untuk memaksimalkan penggunaan media

pembelajaran dalam kegiatan belajar siswa dan membantu siswa dalam memahami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88

materi ajar sehingga berdampak pada meningkatnya hasil belajar siswa. Sesuai

dengan teori yang dikemukakan oleh Piaget (dalam Suparno, 2001: 69), bahwa anak

usia 7-11 tahun berada pada tahap perkembangan kognitif operasional konkret

dimana anak masih menerapkan logika berpikir pada hal yang konkret, belum

bersifat abstrak. Keterbatasan anak pada tahap perkembangan ini adalah seorang

anak yang masih memerlukan hal yang konkret, sehingga media pembelajaran ada

sebagai salah satu contoh hal yang konkret tersebut. Bahkan hal ini diperkuat juga

oleh pendapat Montessori, yang menyatakan bahwa anak-anak mengalami masa

krusial dalam perkembangan mereka, yang disebut “periode-periode sensitif”.

Selama periode sensitif ini, anak-anak dalam keadaan siap untuk jenis-jenis

kegiatan pembelajaran tertentu, misalnya pelatihan indera dan pembelajaran

bahasa, dan juga pelatihan keterampilan motorik dan kemampuan adaptasi sosial.

Untuk membantu perkembangan anak selama periode sensitif ini, anak-anak

disediakan bahan-bahan yang mengoreksi diri (Gutek, 2015: 26).

Seperti yang telah dijabarkan di atas, penelitian ini menggunakan media

pembelajaran IPA berbasis metode Montessori sebagai upaya peningkatan hasil

belajar pada siswa kelas IV di SD Negeri Puren. Upaya peningkatan hasil belajar

melalui pengguanaan media pembelajaran IPA berbasis metode Montessori

dilakukan dengan langkah-langkah; 1) penggunaan perangkat media pembelajaran

IPA berbasis metode Montessori, 2) penjelasan materi, 3) tanya jawab, 4) tes, 5)

kesimpulan. Maka berikut akan dipaparkan mengenai upaya peningkatan hasil

belajar melalui penggunaan media pembelajaran IPA berbasis metode Montessori.

Langkah pertama, penggunaan media pembelajaran IPA berbasis metode

Montessori materi penggolongan jenis tulang daun dengan menggunakan media


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89

pembelajaran IPA berbasis metode Montessori. Perangkat media pembelajaran ini

terdiri dari dua macam, yaitu replika dan kartu. Penggunaan media pembelajaran

IPA berbasis metode Montessori berupa replika daun dilaksanakan pada siklus I

pertemuan pertama, sedangkan pada siklus II menggunakan media pembelajaran

IPA berbasis metode Montessori berupa kartu. Terpisahnya penggunaan replika dan

kartu ini bertujuan agar siswa dapat tertarik dengan kegiatan pembelajaran, bahkan

penggunaan media pembelajaran IPA berbasis metode Montessori ini digunakan

sebagai pengenalan konsep akan materi penggolongan jenis tulang daun sehingga

siswa tidak harus berpikir secara abstrak namun siswa dapat belajar secara

langsung.

Media pembelajaran IPA berbasis metode Montessori digunakan dengan

mengajak siswa untuk belajar secara langsung dimana siswa akan meraba masing-

masing replika jenis tulang daun dan menggolongkannya dalam papan yang

disediakan. Namun sebelum siswa mencoba media pembelajaran IPA berbasis

metode Montessori, demonstrasi terlebih dahulu diberikan kepada siswa.

Demonstrasi adalah suatu kegiatan mempertunjukkan jalannya suatu proses, reaksi,

atau cara bekerjanya suatu alat oleh seorang demonstrator dihadapan khalayak.

Demonstrator dalam hal ini adalah peneliti dan khalayak adalah semua siswa.

Proses meraba replika daun ini bertujuan agar siswa benar-benar memahami detail

dari bentuk tulang daun yang terdiri dari empat jenis tersebut, yatu menjari,

melengkung, menyirip, dan sejajar, sehingga siswa mampu membedakan antara

satu tulang daun dengan tulang daun yang lain. Kemudian penggunaan media

berlanjut pada kartu, dimana kartu terdiri dari kartu soal, kartu jawab, dan kartu

kontrol. Kartu soal yang berupa gambar akan memudahkan siswa dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90

mengidentifikasi tulang daun, karena bila hanya dituliskan nama daunnya maka

akan menimbulkan perbedaan pemahaman antara satu siswa dengan siswa yang

lain. Kartu jawab hanya berisi nama jenis tulang daun. Kemudian pada kartu kontrol

terdapat gambar daun dan jawaban dari jenis tulang daunnya. Kartu media

pembelajaran IPA berbasis metode Montessori akan memberikan pengalaman pada

indera penglihatan, dimana siswa diharapkan mampu memperhatikan pola dari

tulang daun yang ada dan mencoba menjawabnya dan dikoreksi dengan

menggunakan kartu kontrol. Pengguanan media pembelajaran IPA berbasis metode

Montessori yang merangsang 3 indera, yaitu penglihatan, pendengaran, dan peraba

memberikan pengalaman langsung dalam pembelajaran, sehingga media

pembelajaran ini memberikan makna tersendiri pada siswa dalam memahami

materi ajar. Maka dari itu penggunaan media pembelajaran IPA berbasis metode

Montessori dapat meningkatkan hasil belajar. Seperti yang dikemukakan oleh

Arsyad (2010:10) bahwa pengalaman langsung yang dirasakan oleh siswa akan

memberikan kesan utuh dan paling bermakna mengenai informasi dan gagasan

yang terkandung dalam pengalaman itu. Banyaknya indera manusia yang

digunakan dalam pembelajaran dapat mempengaruhi hasil belajar didukung juga

dengan pernyataan Arsyad (2010: 9) bahwa semakin banyak alat indera yang

digunakan untuk menerima dan mengolah informasi semakin besar kemungkinan

informasi tersebut dimengerti dan dapat dipertahankan dalam ingatan. Alat indera

yang bekerja dalam penggunaan media pembelajaran IPA berbasis metode

Montessori materi penggolongan jenis tulang daun adalah pendengaran,

penglihatan, dan peraba, dimana kegiatannya adalah demonstrasi, meraba replika

daun, dan penggunaan kartu. Maka bertolak dari pendapat ahli tersebut, media
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

91

pembelajaran IPA berbasis metode Montessori dapat meningkatkan hasil belajar

siswa.

Langkah kedua adalah penjelasan materi. Penjelasan materi pada pertemuan

kedua di masing-masing siklus bertujuan untuk menekankan materi yang sudah

dipelajari melalui penggunaan media pembelajaran. Durasi penjelasan materi pun

hanya sekitar 10 menit, kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab dengan siswa

terkait materi yang sudah dipahami dan belum dipahami sehingga siswa kembali

mendapat penjelasan dan penekanan materi. Singkatnya waktu yang dibutuhkan

dalam penjelasan materi dikarenakan siswa sudah mendapatkan pengetahuan

mengenai penggolongan jenis tulang daun melalui penggunaan media pembelajaran

IPA berbasis metode Montessori. Pemaparan tersebut didukung oleh pendapat

Suryono dan Hariyanto (2015: 95) bahwa penjelasan materi akan efektif bila guru

akan menambah atau memberi penekanan terhadap materi yang sudah dipelajari

dengan menggunakan metode lain, bahkan penjelasan materi akan efektif apabila

durasi penjelasan materi tidak terlalu panjang misal antara 10-15 menit saja, hal ini

terkait dengan kemampuan mengingat para pendengar. Keingintahuan siswa yang

timbul dalam pembelajaran melalui penggunaan media pembelajaran IPA berbasis

metode Montessori akan mempengaruhi siswa untuk bertanya.

Langkah kedua ini berhubungan dengan langkah yang ketiga, yaitu tanya

jawab. Ketika siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi, peneliti

kembali menjelaskannya. Kegiatan tanya jawab antara guru dengan siswa ini

bertujuan agar pembelajaran bukan berpusat pada guru, melainkan pada siswa,

dimana siswa diajak untuk aktif dalam proses pembelajaran. Selama tanya jawab,

guru mendorong siswa untuk mampu berpendapat dan bertanya, sehingga ketika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

92

ada suatu pertanyaan peneliti tidak langsung memberikan jawaban, melainkan

memberikan kesempatan bagi siswa lain untuk menjawabnya, kemudian bila semua

siswa tidak dapat memberikan jawaban, maka guru dapat membantu dengan

memberikan jawaban dan penekanan. Penggunaan langkah tanya jawab dalam

upaya peningkatan hasil belajar ini diperkuat dengan teori yang menyatakan bahwa

melakukan tanya jawab yang terarah dan terbimbing akan mampu memuaskan

sikap inkuiri siswanya sehingga di samping memperoleh tambahan konsep sains,

rasa ingin tahu mereka terpenuhi (Suyono dan Hariyanto, 2015: 97).

Langkah keempat adalah tes. Tes dilakukan sebagai tolak ukur peningkatan

hasil belajar dan diberikan pada pertemuan kedua di masing-masing siklus. Soal-

soal pada tes ini telah disesuaikan dengan indikator yang telah ditentukan, sehingga

ketika terdapat kesalahan dalam memberikan jawaban pada soal yang telah

diberikan, maka akan dapat diketahui indikator yang belum dikuasai oleh siswa.

Bentuk soal tes berupa uraian singkat, dan disebut dengan soal evaluasi. Pemberian

tes ini bertujuan untuk mengukur hasil belajar siswa setelah dilakukannya suatu

tindakan. Hasil belajar dari akhir setiap siklus ini kemudian dibandingkan untuk

mengetahui peningkatannya dan disesuaikan dengan indikator keberhasilan, karena

berlanjut tidaknya penelitian ini bergantung pada hasil belajar yang diperoleh dari

pengerjaan soal evaluasi tersebut. Penggunaan tes sebagai alat ukur hasil belajar

ditekankan dengan pendapat bahwa tes pada umunya digunakan untuk menilai dan

mengukur hasil belajar siswa, terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan

penguasaan bahan pelajaran sesuai denga tujuan pendidikan dan pengajaran

(Ratnawulan dan Rusdiana, 2015: 119). Bahkan pemilihan soal yang berupa uraian

singkat dimana hanya ada satu jawaban benar, didukung oleh pendapat Ratnawulan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

93

dan Rusdiana (2015: 121) bahwa bentuk soal yang berupa uraian singkat,

pertanyaannya telah diarahkan pada hal-hal tertentu atau pembatasan tertentu.

Pertanyaan sudah lebih spesifik pada objek tertentu.

Langkah kelima berupa kesimpulan. Tujuan adanya kesimpulan dalam setiap

akhir pembelajaran adalah guna kembali mengingat hal-hal yang sudah dipelajari.

Setiap siswa memiliki pemahaman dan pendapat yang berbeda-beda, maka

kesimpulan diberikan sebagai sebuah penekanan akhir. Setelah siswa mengerjakan

soal evaluasi, siswa di pandu guru menyimpulkan pembelajaran yang telah

dilaksanakan.

Dari upaya peningkatan hasil belajar melalui penggunaan media

pembelajaran IPA berbasis metode Montessori, antara langkah pertama hingga

ketiga ini saling berhubungan dan memiliki tujuan khusus. Langkah pertama siswa

belajar melalui penggunaan media pembelajaran IPA berbasis metode Montessori

secara mandiri. Kemudian pada langkah kedua, siswa diberikan penjelasan materi

oleh guru sebagai penekanan materi. Pada tahap ini siswa diajak untuk

mendengarkan. Pada langkah ketiga, kegiatan tanya jawab dilakukan untuk

mengasah keingintahuan siswa, sehingga pada tahap ini siswa akan mulai berbicara.

Ketiga kegiatan yang dilakukan oleh siswa ini dilakukan agar siswa aktif dalam

pembelajaran, yaitu melakukan, mendengarkan, dan berbicara, sehingga bukan

hanya meningkat pada aspek kognitif tetapi juga aspek afektif dan psikomotor.

Uraian diatas didukung dengan pendapat Freire (dalam Listyarti, 2012: 16) yang

meyakini bahwa “proses pembelajaran adalah praksis yang unsur-unsurnya adalah

anak berpikir, anak berkata, dan anak berbuat. Praksis mengintegrasikan ketiga

unsur itu”. Pendapat Freire memiliki makna bahwa proses belajar harus total.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

94

Bahkan Freire lebih dalam lagi berpendapat bahwa anak bisa dikatakan belajar jika

sudah mengintegrasikan unsur berpikir, berkata, dan berbuat. Unsur berpikir pada

pembelajaran ini terletak pada saat siswa belajar secara inkuiri menggunakan media

pembelajaran IPA berbasis metode Montessori kemudian mengkaitkannya dengan

materi penggolongan jenis tulang daun, selanjutnya untuk mengukur hasil belajar

kognitif (pengetahuan) sebagai bukti siswa melakukan unsur berpikir siswa

diberikan tes. Unsur berkata terletak pada sesi tanya jawab, dimana siswa diberikan

kesempatan untuk bertanya mengenai materi yang belum dipahami. Unsur berbuat

terletak pada saat siswa menggunakan media pembelajaran IPA berbasis metode

Montessori, dimana siswa menggunakan media pembelajaran tersebut secara

mandiri.

Maka berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa upaya

peningkatan hasil belajar melalui penggunaan media pembelajaran IPA berbasis

metode Montessori pada siswa kelas IV SD Negeri Puren tahun ajaran 2018/2019

dapat dilakukan dengan menerapkan langkah tersebut. Dengan begitu, kesimpulan

ini telah sesuai dengan hipotesis. Pembuktian peningkatan hasil belajar terjadi pada

siklus I dan siklus II hingga dapat mencapai hasil dari rata-rata 73.59 menjadi

85,47.

4.2.2 Peningkatan Hasil Belajar Melalui Penggunaan Media Pembelajaran

IPA Berbasis Metode Montessori

Susanto (2013: 5) menjelaskan bahwa hasil belajar adalah perubahan-

perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif,

afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar. Pada penelitian ini

peningkatan hasil belajar difokuskan pada aspek kognitif, yang dapat dilihat dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

95

hasil evaluasi pada setiap akhir siklus. Menurut Latip (2018: 27) tujuan penilaian

hasil belajar oleh pendidik, bertujuan untuk memantau dan mengevaluasi proses,

kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara

berkesinambungan. Ketika hasil evaluasi telah diperoleh dan hasilnya telah

mencapai indikator keberhasilan maka penelitian dihentikan, namun ketika hasil

dari evaluasi masih belum mencapai indikator penelitian maka penelitian akan tetap

berlanjut. Ketidakberhasilan penelitian yang terjadi pada setiap siklus dievaluasi

oleh peneliti, bukan hanya melihat kinerja dari peneliti saja, namun juga perubahan

siswa dalam proses belajar perlu dievaluasi agar pembelajaran dapat berjalan

dengan baik dan efektif, bahkan pembelajaran diharapkan dapat memberikan

dampak yang positif bagi siswa, terlebih pada hasil belajar.

Dari data siklus I melalui penggunakan media pembelajaran IPA berbasis

metode Montessori materi penggolongan jenis tulang daun yang berupa replika,

diketahui bahwa hasil belajar mengalami peningkatan. Hasil belajar yang

meningkat dapat dilihat dari data hasil pengerjaan soal evaluasi pada akhir siklus.

Nilai rata-rata kelas hasil belajar pada kondisi awal sebesar 69,40 dan persentase

siswa lulus KKM sebesar 43,75%, kemudian mengalami peningkatan pada siklus I

dengan nilai rata-rata kelas 73,59 dan persentase siswa lulus KKM sebesar 50%.

Siklus I mengalami peningkatan karena siswa belajar secara nyata, yaitu melalui

penggunakan media pembelajaran IPA berbasis metode Montessori berupa replika

daun. Peningkatan hasil belajar IPA pada materi penggolongan jenis tulang daun

yang dipengaruhi dari penggunaan media pembelajaran IPA berbasis metode

Montessori dalam pembelajaran didukung oleh pendapat Levie dan Levie (dalam

Arsyad, 2010: 9) yang menyatakan bahwa stimulus visual membuahkan hasil


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

96

belajar yang baik untuk tugas-tugas seperti mengingat, mengenali, mengingat

kembali, dan menghubung-hubungkan. Namun penggunaan media pembelajaran

IPA berbasis metode Montessori berupa replika daun belum mampu memberikan

hasil yang maksimal karena ketersediaan medianya terbatas sehingga tidak semua

siswa dapat mencoba menggunakan media pembelajaran IPA berbasis metode

Montessori. Maka dari itu hasil belajar pada siklus I belum baik, dimana selisih

hasil belajar belajar siswa yang sudah lulus KKM sebesar 50% dengan yang belum

lulus KKM sebesar 50%.

Pada siklus II, pembelajaran kemudian dilanjutkan dengan penggunaan kartu

media pembelajaran IPA berbasis metode Montessori, sehingga pada siklus II hasil

belajar mengalami peningkatan yang signifikan yaitu dengan nilai rata-rata 85,47

dan persentase ketuntasan 84, 38%. Peningkatan hasil belajar ini dikarenakan

semua perangkat dalam media pembelajaran IPA berbasis metode Montessori

materi penggolongan jenis tulang daun sudah digunakan bahkan masalah

terbatasnya media pembelajaran yang terjadi pada siklus I dapat diatasi dengan

penggunaan kartu soal, kartu jawab, dan kartu kontrol yang dibagi pada beberapa

siswa untuk dapat digunakan. Penggunaan media pembelajaran IPA berbasis

metode Montessori mampu meningkatkan hasil belajar, pernyataan yang

disampaikan oleh Sudjana dan Rivai (dalam Arsyad, 2010: 24) mendukung

kesimpulan tersebut dimana manfaat media pembelajaran dalam proses belajar

yaitu siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya

mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan,

mendemonstrasi, memerankan dan lain-lain. Penggunaan media pembelajaran IPA

berbasis metode Montessori membuat siswa menjadi aktif karena siswa melakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

97

langkah-langkah penggunaan media pembelajaran IPA berbasis metode Montessori

yang sudah di demonstrasikan oleh peneliti, sehingga pembelajaran tidak lagi

berfokus pada guru melainkan pada siswa. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa

media pembelajaran IPA berbasis metode Montessori dapat meningkatkan hasil

belajar pada materi penggolongan jenis tulang daun.

Baharuddin dan Wahyuni (2015: 23-34) berpendapat bahwa faktor yang

mempengaruhi hasil belajar antara lain faktor internal yang meliputi faktor

fisiologis (kondisi fisik individu) dan psikologis (kecerdasan/inteligensi siswa,

motivasi, minat, sikap, bakat); faktor eksogen/eksternal meliputi lingkungan sosial

(lingkungan sosial sekolah, lingkungan sosial masyarakat, lingkungan sosial

keluarga) dan lingkungan nonsosial (lingkungan alamiah, faktor instrumental,

faktor materi pelajaran). Penggunaan media pembelajaran IPA berbasis metode

Montessori telah memberikan pengaruh bagi siswa, yaitu berupa motivasi belajar,

sehingga bila dilihat dari pendapat diatas faktor internal sudah dipenuhi. Kemudian

pada faktor eksternal, media pembelajaran IPA berbasis metode Montessori

termasuk faktor instrumental, karena media ini termasuk dalam perangkat belajar

hardware yang berupa alat belajar atau media pembelajaran. Penggunaan media

pembelajaran IPA berbasis metode Montessori dalam pembelajaran IPA ternyata

mampu menarik perhatikan siswa, dimana ketika perangkat media pembelajaran

tersebut berada di kelas, siswa melemparkan banyak pertanyaan yang

menggambarkan sikap penasaran, bahkan ketika siswa diberikan kesempatan untuk

mencoba menggunakan media pembelajaran IPA berbasis metode Montessori,

siswa merasa senang dan hendak berebut untuk menggunakannya meskipun

akhirnya penggunaan media diatur secara bergiliran. Penggunaan media


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

98

pembelajaran IPA berbasis metode Montessori dalam menarik perhatian siswa

didukung oleh pendapat Hamalik (dalam Arsyad, 2014: 19), yaitu bahwa

pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat

membangkitkan keinginan dan minat baru, membangkitkan motivasi dan

rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis

siswa.

Penggunaan media pembelajaran berbasis metode Montessori dalam

peningkatan hasil belajar bukan tanpa suatu alasan. Selain karena media

pembelajaran ini telah digunakan oleh Dampitari (2018) dan berpengaruh pada

hasil belajar, media pembelajaran IPA berbasis metode Montessori ini telah

memenuhi semua fungsnya sebagai media pembelajaran, seperti fungsi sebagai

sumber belajar, fungsi semantik, fungsi manipulatif, dan fungsi psikologis. Berikut

penegasan fungsi media pembelajaran yang dikemukakan oleh Munadi (2010:37-

48), dimana fungsi ini juga dimilki oleh media pembelajaran IPA berbasis metode

Montessori:

1. Fungsi media pembelajaran sebagai sumber belajar; sebelum guru

memberikan penjelasan mengenai materi penggolongan jenis tulang daun,

siswa diajak untuk belajar dengan menggunakan media pembelajaran IPA

berbasis metode Montessori, sehingga pengetahuan awal didapat bukan dari

membaca namun dengan melakukan kegiatan.

2. Fungsi semantik; membaca materi melalui sebuah buku kadang membuat

siswa sulit memahami maksud kalimat yang ada di dalamnya, hal ini karena

kurangnya berbendaraan kata, sehingga dengan pembelajaran dilakukan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

99

dengan menggunakan alat dan disampaikan secara verbal, maka

penyampaian materi dapat dilakukan dengan menyesuaikan kondisi siswa.

3. Fungsi manipulatif; pengalaman siswa akan suatu hal dialami berbeda

antara satu siswa dengan siswa yang lain, dengan adanya media

pembelajaran IPA berbasis metode Montessori, semua siswa akan

merasakan pengalaman yang sama.

4. Fungsi Psikologis

a. Fungsi Atensi; media pembelajaran IPA berbasis metode Montessori

yang masih jarang digunakan pembelajaran dan dengan hal-hal yang

menarik seperti berbentuk 3D, terlihat seperti bentuk aslinya, dan

bergradasi mampu menimbulkan perhatian siswa terhadap materi ajar

yang akan dipelajari.

b. Fungsi Afeksi; media pembelajaran yang terkadang hanya dapat

digunakan dengan pendampingan guru membuat siswa tidak bisa

belajar secara mandiri. Melalui adanya media kartu pada media

pembelajaran IPA berbasis metode Montessori yang terdiri dari kartu

soal, kartu jawab, dan kartu kontrol membuat media ini dapat

digunakan oleh siswa secara mandiri, sehingga media pembelajaran

IPA berbasis metode Montessori efektif digunakan dalam

pembelajaran.

c. Fungsi Kognitif; bila disesuaikan dengan perkembangan kognitif usia

siswa kelas IV SD, maka mereka masih perlu belajar secara langsung

(konkret). Maka penggunaan media pembelajaran IPA berbasis

metode Montessori memberikan pembelajaran yang nyata, yaitu


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

100

melalui replika daun yang tersedia, sehingga media pembelajaran IPA

berbasis metode Montessori ini mampu meningkatkan hasil belajar.

d. Fungsi Motivasi; seperti telah diketahui bahwa media pembelajaran

dalam penyampaian materi akan membuat siswa menjadi senang

karena bentuk, warna dan ukurannya yang menarik, maka melalui

adanya media pembelajaran IPA berbasis metode Montessori ini dapat

memberikan motivasi bagi siswa, dan memudahkan siswa dalam

memahami materi ajar, sehingga berpengaruh pada hasil belajar

hingga menimbulkan suatu peningkatan.

Peningkatan hasil belajar yang terjadi pada pembelajaran IPA materi

penggolongan jenis daun yang terjadi pada siklus I dan pada siklus II telah

melampaui indikator keberhasilan yang telah ditentukan, maka penelitian ini

dinyatakandihentikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V

PENUTUP

Pada bab V ini peneliti memaparkan mengenai kesimpulan, keterbatasan

penelitian, dan saran.

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijelaskan

dalam bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa:

1. Upaya peningkatan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Puren,

Yogyakarta pada mata pelajaran IPA materi penggolongan jenis tulang

daun penggunaan media pembelajaran berbasis metode Montessori

melalui langkah-langkah sebagai berikut: 1) penggunaan media

pembelajaran IPA berbasis metode Montessori, 2) penjelasan materi, 3)

tanya jawab, 4) tes, 5) kesimpulan.

2. Penggunaan media pembelajaran IPA berbasis metode Montessori dapat

meningkatkan hasil belajar siswa SD Negeri Puren, Yogyakarta tahun

ajaran 2018/2019 pada mata pelajaran IPA materi penggolongan jenis

tulang daun. Hal ini ditunjukkan dari rata-rata hasil belajar kondisi awal

69,40 dengan persentase siswa lulus KKM 43,75% kemudian mengalami

peningkatan pada setiap siklus I rata-rata menjadi 73,59 dengan

persentase siswa lulus KKM 50% hingga mampu melampaui indikator

keberhasilan dengan rata-rata hasil belajar siklus II 85,47 dan persentase

siswa lulus KKM 84,38%.

101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

102

5.2 Keterbatasan Penelitian

Terdapat beberapa keterbatasan yang tidak mampu peneliti hindari, yaitu:

1. Keterbatasan media pembelajaran IPA berbasis metode Montessori yang

hanya terdapat satu media saja menyebabkan banyak siswa yang tidak

mendapat kesempatan untuk mencoba menggunakannya.

2. Kurangnya kemampuan dalam memanajemen kelas membuat banyak

waktu yang terbuang untuk mengatur kelas menjadi kondusif.

5.3 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan, berikut beberapa saran

yang dapat menjadi bahan pertimbangan demi kemajuan proses pembelajaran

IPA di SD Negeri Puren:

1. Media pembelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran sebaiknya

disiapkan dengan baik dan disesuaikan dengan jumlah siswa yang ada,

agar media pembelajaran benar-benar dapat digunakan oleh semua siswa.

2. Kemampuan dalam memanajemen kelas hendaknya dilatih sehingga dapat

mengatur siswa dalam proses pembelajaran dan tidak ada waktu yang

terbuang sia-sia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

103

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, A dan Supatno, A. (2008). Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: Rineka Cipta.

Ali, M. (2009). Pendidikan untuk Pembangunan Nasional. Bandung: Imperial


Bhakti Utama.

Anitah. S. (2010). Media Pembelajaran. Surakarta: Yuma Pustaka.

Aries, E. (2012). Penelitian Tindakan Kelas: Teori dan Aplikasinya. Yogyakarta:


Aditya Media Publishing.

Arikunto, S., Suhardjono & Supardi. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:
Bumi Aksara.

Arikunto, S., Suhardjono & Supardi. (2015). Penelitian Tindakan Kelas Edisi
Revisi. Jakarta: Bumi Aksara.

Arsyad, A. (2010). Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Arsyad, A. (2014). Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Azwar, S. (2015). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Baharuddin & Wahyuni. (2015). Teori Belajar & Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media.

Dampitari, N. (2018). Pengaruh Media Pembelajaran IPA Berbasis Metode


Montessori Materi Penggolongan Jenis Tulang Daun pada Tumbuhan
Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas III SD (Skripsi). Yogyakarta:
Universitas Sanata Dharma.

Darmawan, D. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya.

Dzulfikar, A. (2018). Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Struktur Bumi Kelas
V melalui Media Pembelajaran Tiga Dimensi. Jurnal Pendidikan Guru
Sekolah Dasar, 20(7), 1.950-1956. Dari; https://ojs.unm.ac.id. Diakses pada
tanggal 8 April 2019.

Edi, F. (2016). Teori Wawancara Psikodignostik. Yogyakarta: Leutikaprio.


Farida, I. (2017). Evaluasi Pembelajaran Berdasarkan Kurikulum Nasional.
Bandung: Remaja Rosdakarya.

Hutauruk, P. (2018). Meningkatkan Hasil Belajar Siswa dengan Alat Peraga pada
Mata Pelajaran IPA Kelas IV SDN nomor 14 Simbolon Purba. School
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

104

Education Journal, 8(2), 121-129. Dari; https://jurnal.unimed.ac.id. Diakses


pada tanggal 8 April 2019.

Jalinus, N & Ambiyar. (2016). Media dan Sumber Pembelajaran. Jakarta: Kencana.

Kunandar. (2008). Langka Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai


Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Kustandi & Bambang. (2008). Media Pembelajaran Manual dan Digital. Bogor:
Ghalia Indonesia.

Kosasih. (2014). Strategi Belajar dan Pembelajaran Implementasi Kurikulum


2013. Bandung: Yrama Widya.

Kristanti. E. (2017). Pengembangan media pembelajaran IPA SD materi


penggolongan jenis tulang daun berbasis metode Montessori (skripsi).
Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Dari; https;//repository.usd.ac.id.
Diakses pada tanggal 20 Maret 2019.

Latip, A. (2018). Evaluasi Pembelajaran di SD dan MI. Bandung: Remaja


Rosdakarya.

Listyarti, R. (2012). Pendidikan Karakter dalam motode aktif, inovatif, dan kreatif.
Jakarta: Esensi.

Montessori, M. (1912). The Montessori Method. New York. Frederick A. Stokes


Company.

Munadi, Y. (2010). Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru. Jakarta: Gaung


Persada Press.

Purwanto. (2008). Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Margono. (2010). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Ratnawulan & Rusdiana. (2015). Evaluasi Pembelajaran. Bandung Pustaka Setia.

Sanjaya, W. (2011). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana.

Sanjaya, W. (2014). Penelitian Pendidikan Jenis, Metode, dan Prosedur. Jakarta:


Kencana.

Santosa, P. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif Pengembangan Hipotesis dan


Penggujiannya menggunakan SmartPLS. Yogyakarta: CV. Andi Offset.

Sudaryono. (2016). Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Kencana.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

105

Suwendra, W. (2018). Metodologi Penelitian Kualitatif dalam Ilmu Sosial,


Pendidikan, Kebudayaan, dan Keagamaan. Bali: Nilacakra.

Sodiq, M. (2014). Ilmu Kealaman Dasar. Jakarta: Kencana.

Sudjana, N. (2010). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja


Rosdakarya.

Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alfabeta.

Suhartanti, D. (2010). Ilmu Pengetahuan Alam Untuk Kelas IV SD/MI. Jakarta:


Pusat Perbukuan, Kementerian Pendidikan Nasional.

Sulistyorini. (2009). Evaluasi Pendidikan dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan.


Yogyakarta: Teras.

Suparno, P. (2001). Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget. Yogyakarta:


Kanisius.

Suparno, P. (2014). Metode Penelitian Pendidikan IPA. Yogyakarta: Universitas


Sanata Dharma.

Susanto, A. (2013). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:


Kencana.

Suyiono & Hariyanto. (2015). Implementasi Belajar dan Pembelajaran. Bandung:


Remaja Rosdakarya.

Tim IAD-UI. (2001). Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: Departemen Pendidikan


Nasional 2001.

Triton. (2006). SPSS 13.0 Terapan Riset Statistik Parametrik. Yogyakarta: ANDI.

Trihendradi. (2009). Step by Step SPSS 16 Analisis Data Statistik. Yogyakarta:


ANDI.

Widoyoko, E. (2014). Penilaian Hasil Pembelajaran di Sekolah. Yogyakarta:


Pustaka Pelajar.

Winarni, E. (2018). Teori dan Praktik Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, PTK, dan
R & D. Jakarta: Bumi Aksara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

106

LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

107

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

108

Lampiran 2 Surat Pelaksanaan Penelitian


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

109

Lampiran 3 RPP Siklus I


SIKLUS I

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK HARIAN

(RPPH)

Satuan Pendidikan : SD Negeri Puren

Kelas/ Semester : IV/ 1 (satu)

Tema : 3. Peduli Terhadap Makhluk Hidup

Sub Tema : 1. Hewan dan Tumbuhan di Lingkungan

Rumahku.

Mapel Terkait : SBdP, IPA, Bahasa Indonesia

Pembelajaran ke :2

Alokasi waktu : 4 x 35 menit

A. Kompetensi Inti (KI) :


1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru.
3. Memahami pengetahuan aktual dengan cara mengamati (mendengar,
melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah dan di sekolah.
4. Menyajikan pengetahuan aktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam
karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan
dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak
mulia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

B. Kompetensi Dasar, Indikator, Tujuan Pembelajaran.

No Kompetensi Dasar No Indikator No Tujuan Pembelajaran


IPA
3.1.1 Mengetahui 3.1.1.1 Setelah mengamati, siswa mampu mengetahui
penggolongan tumbuhan penggolongan tumbuhan berdasarkan bentuk
Menganalisis hubungan berdasarkan bentuk tulang daun dengan tepat.
antara bentuk dan fungsi tulang daun.
3.1
bagian tubuh pada hewan
dan tumbuhan. 3.1.2 Menggolongkan 3.1.2.1 Setelah mengamati, siswa mampu
tumbuhan berdasarkan menggolongkan tumbuhan berdasarkan
bentuk tulang daun. bentuk tulang daun dengan tepat.
SBdP
3.4 Mengetahui karya seni 3.4.1 Menjelaskan pengertian 3.4.1.1 Setelah membaca, siswa mampu menjelaskan
rupa teknik tempel. kolase. pengertian kolase dengan benar.
4.4 Membuat karya kolase, 4.4.1 Membuat kolase dari 4.4.1.1 Setelah menjelaskan, siswa mampu membuat
montase, aplikasi, dan bahan alam tumbuhan di kolase dari bahan alam tumbuhan di sekitar
mozaik. sekitar. dengan baik.
Bahasa Indonesia

110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3.3 Menggali informasi dari 3.3.1 Membuat daftar 3.3.1.1 Setelah mengamati, siswa menulis laporan
seorang tokoh melalui pertanyaan untuk bagian bagian tumbuhan dan fungsinya dengan
wawancara persiapan wawancara. benar.
menggunakan daftar
pertanyaan.
3.4 Melaporkan hasil 3.4.1 Membuat pertanyaan 3.4.1.1 Dengan mengamati gambar, siswa mampu
wawancara tertulis menggunakan membuat daftar pertanyaan untuk persiapan
menggunakan kosakata kosa kata baku dan wawancara dengan tepat.
baku dan kalimat efektif kalimat efektif untuk
dalam bentuk teks tulis persiapan wawancara.

111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

112

C. Materi Pembelajaran

1. SBdP : Kolase

2. Bahasa Indonesia : Wawancara

3. IPA : Penggolongan Tulang Daun pada Tumbuhan.

D. Pendekatan, Model, dan Metode Pembelajaran

1. Pendekatan : Saintifik

2. Metode : ceramah, demonstrasi, penugasan.

E. Media, Alat/ Bahan, dan Sumber Pembelajaran

1. Media : media pembelajaran IPA berbasis metode Montessori

2. Alat/ Bahan : alat tulis, buku.

F. Sumber Belajar :

1. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2017. Buku

guru: Tema 3: Peduli Terhadap Makhluk Hidup: Buku Guru/ Kementrian

Pendidikan dan Kebudayaan-Edisi Revisi 2017. Jakarta: Kementrian

Pendidikan dan Kebudayaan, 2017.

2. Saptorini, Dhiah dan Nurlaili, lili. 2017. Buku Teks Tematik Terpadu:

Peduli Terhadap Makhluk Hidup-Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016. Jakarta:

Yudhistira.

G. Langkah-Langkah Pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

113

Pertemuan Pertama
1. Kegiatan Awal (10 menit)
1) Guru menyapa siswa.

2) Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa.

3) Guru mengecek kehadiran siswa.

4) Guru mengajak siswa malakukan “Tepuk Semangat” untuk

memotivasi siswa agar bersemangat dalam belajar (motivasi)

5) Guru melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai tulang daun

pada tumbuhan. (apersepsi)

6) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan kompetensi dasar yang

akan dicapai serta pembelajaran yang akan dilaksanakan (orientasi)

2. Kegiatan Inti (50 menit)


Latihan tahap 1 (pengenalan konsep)

1) Guru mengarahkan siswa untuk duduk disampingnya.

2) Guru menunjukkan media pembelajaran IPA berbasis metode

Montessori kepada siswa (mengamati).

3) Guru memacu siswa untuk bertanya mengenai media

pembelajaran dan kaitannya dengan materi pembelajaran

(menanya).

4) Guru meminta siswa untuk mencoba menjawab pertanyaan

(menalar).

5) Guru mengenalkan konsep jenis tulang daun dengan berkata, “Ini

Sejajar” sambil menunjukkan wilayah kolom daun sejajar.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

114

6) Guru mengenalkan konsep jenis tulang daun dengan berkata, “Ini

Menjari” sambil menunjukkan wilayah kolom tulang daun

menjari.

7) Guru mengenalkan konsep jenis tulang daun dengan berkata, “Ini

Menyirip” sambil menunjukkan wilayah kolom tulang daun

menyirip.

8) Guru mengenalkan konsep jenis tulang daun dengan berkata, “Ini

Melengkung” sambil menunjukkan wilayah kolom tulang daun

melengkung.

9) Guru bertanya kepada siswa dengan berkata “Mana tulang daun

sejajar?”

10) Guru bertanya kepada siswa dengan berkata “Mana tulang daun

menjari?”

11) Guru bertanya kepada siswa dengan berkata “Mana tulang daun

menyirip”

12) Guru bertanya kepada siswa dengan berkata “Mana tulang daun

melengkung?”

Latihan tahap 2 (perabaan)

13) Guru mengambil semua jenis tulang daun dan diletakkan di

sebelah papan penggolongan jenis tulang daun.

14) Guru mengambil semua replika daun, meraba, dan menyebutkan

jenis tulang daunnya secara berulang-ulang hingga replika daun

terpasang semua pada papan replika.

15) Siswa mencoba media pembelajaran secara mandiri (mencoba).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

115

16) Guru memberikan soal LKS dan dikerjakan secara berkelompok.

17) Siswa mengumpulkan kembali LKS yang sudah dikerjakan.

3. Kegiatan Akhir (10 menit)


1) Siswa dibantu guru menyimpulkan pembelajaran pada hari ini.

2) Siswa melakukan refleksi.

Pertemuan Kedua
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Waktu
Kegiatan 1) Guru menjelaskan materi mengenai 60
Inti menit
penggolongan jenis tulang daun

(mengkomunikasikan).

2) Guru melakukan tanya jawab mengenai

contoh tumbuhan terhadap penggolongan

jenis tulang daun.

3) Guru membagikan soal evaluasi 1 dan

dikerjakan siswa secara mandiri.

4) Siswa mengumpulkan soal evaluasi 1

yang telah dikerjakan.

Penutup 1) Guru bersama siswa membuat 10


menit
kesimpulan mengenai kegiatan

pembelajaran yang telah dilakukan.

2) Guru menunjuk salah satu siswa untuk

mengemukakan hal-hal yang sudah

dipelajari pada hari ini.

3) Guru memberikan refleksi.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

116

4) Salam penutup.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

H. Teknik Penilaian
Ranah Muatan Pembelajaran Indikator Teknik Penilaian Bentuk Instrumen
Penilaian
Pengetahuan SBdP 3.4.1 Menjelaskan pengertian Tes tertulis Isian singkat Daftar
kolase. Pertanyaan
IPA 3.1.1 Mengetahui
penggolongan tumbuhan
berdasarkan bentuk tulang
daun.
3.1.2 Menggolongkan
tumbuhan berdasarkan bentuk
tulang daun.
Bahasa Indonesia 3.3.1 Membuat daftar Tes Tertulis Essay Daftar
pertanyaan untuk persiapan pertanyaan
wawancara.
3.4.1 Membuat pertanyaan
tertulis menggunakan kosa
kata baku dan kalimat efektif
untuk persiapan wawancara.
Keterampilan SBdP 4.4.1 Membuat kolase dari Unjuk kerja Contreng Rubrik
bahan alam tumbuhan di penilaian
sekitar. diri.

117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

119

LEMBAR KERJA SISWA Nama


Kerjakan soal di bawah ini dengan tepat! Kelompok :

Berilah tanda (√) pada jawaban yang benar!

Jenis Tulang Daun


No Nama Daun
Menjari Melengkung Menjari Menyirip
1 Daun padi
2 Daun jagung
3 Daun tebu
4 Daun rumput
gajah
5 Daun jambu
6 Daun mangga
7 Daun mangkokan
8 Daun papaya
9 Daun rambutan
10 Daun sirih
11 Daun anggur
12 Daun sirih
13 Daun waru
14 Daun eceng
gondok
15 Daun singkong
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

120

SOAL EVALUASI I
Nama :

No. Absen :

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan tepat!


1. Jagung memiliki jenis tulang daun yang berbentuk …
2. Salah satu contoh tumbuhan yang memiliki jenis tulang daun melengkung
adalah …
3. Penggolongan tulang daun pada tumbuhan dibagi menjadi … jenis.
4. Daun pada tumbuhan sirih termasuk dalam golongan tulang daun jenis …
5. Rumput gajah merupakan contoh tumbuhan yang memiliki tulang daun
berbentuk …
6. Pohon anggur memiliki daun yang termasuk dalam jenis tulang daun …
7. Salah satu contoh daun yang memiliki jenis tulang daun menyirip adalah
tumbuhan …
8. Jenis tulang daun seperti jari – jari tangan manusia disebut dengan tulang
daun …
9. Perhatikan gambar di bawah ini!
Gambar di bawah ini memiliki jenis tulang daun …

10. Jenis tulang daun seperti garis – garis sejajar disebut tulang daun …
11. Jenis tulang daun seperti sirip ikan disebut dengan tuang daun …

12. Perhatikan gambar di bawah ini!


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

121

Gambar di bawah ini termasuk dalam jenis tulang daun …

13. Jenis tulang daun seperti garis melengkung disebut dengan tulang daun …
14. Daun pada tumbuhan belimbing termasuk dalam jenis tulang daun …
15. Salah satu contoh daun yang memiliki jenis tulang melengkung adalah …
16. Jeruk memiliki jenis tulang daun yang berbentuk …
17. Jambu memiliki jenis tulang daun yang berbentuk …
18. Daun singkong berbentuk seperti jari manusia, berarti daun singkong
termasuk daun yang termasuk dalam golongan tulang daun yang berbentuk

19. Daun Sirih memiliki jenis tulang daun yang berbentuk …
20. Salah satu contoh daun yang memiliki jenis tulang daun sejajar adalah daun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

122

Lampiran 4 RPP Siklus II

SIKLUS II

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK HARIAN

(RPPH)

Satuan Pendidikan : SD Negeri Puren

Kelas/ Semester : IV/ 1 (satu)

Tema : 3. Peduli Terhadap Makhluk Hidup

MapeL Terkait : SBdP, IPA, Bahasa Indonesia

Pembelajaran ke :2

Alokasi waktu : 4 x 35 menit

A. Kompetensi Inti (KI) :

1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.

2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya

diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru.

3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar,

melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya,

makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya

di rumah dan di sekolah.

4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam

karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam

tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

B. Kompetensi Dasar, Indikator, dan Tujuan Pembelajaran

No Kompetensi Dasar No Indikator No Tujuan Pembelajaran


IPA
3.1.1 Mengetahui penggolongan 3.1.1.1 Setelah mengamati,
tumbuhan berdasarkan siswa mampu
bentuk tulang daun. mengetahui
penggolongan
Menganalisis hubungan tumbuhan berdasarkan
antara bentuk dan fungsi bentuk tulang daun
3.1
bagian tubuh pada hewan dengan benar.
dan tumbuhan. 3.1.2 Menggolongkan tumbuhan 3.1.2.1 Setelah mengamati,
berdasarkan bentuk tulang siswa mampu
daun. menggolongkan
tumbuhan berdasarkan
bentuk tulang daun .
SBdP
3.4 Mengetahui karya seni rupa 3.4.1 Menjelaskan pengertian 3.4.1.1 Setelah membaca,
teknik tempel. kolase. siswa mampu
menjelaskan
pengertian kolase
dengan benar.
4.4 Membuat karya kolase, 4.4.1 Membuat kolase dari bahan 4.4.1.1 Setelah menjelaskan,
montase, aplikasi, dan alam tumbuhan di sekitar. siswa mampu
mozaik. membuat kolase dari
bahan alam tumbuhan
di sekitar dengan baik.
Bahasa Indonesia

123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3.3 Menggali informasi dari 3.3.1 Membuat daftar 3.3.1.1 Setelah mengamati,
seorang tokoh melalui pertanyaan untuk persiapan siswa menulis laporan
wawancara menggunakan wawancara. bagian bagian
daftar pertanyaan. tumbuhan dan
fungsinya dengan
benar.
3.4 Melaporkan hasil 3.4.1 Membuat pertanyaan 3.4.1.1 Dengan mengamati
wawancara menggunakan tertulis menggunakan kosa gambar, siswa mampu
kosakata baku dan kalimat kata baku dan kalimat membuat daftar
efektif dalam bentuk teks efektif untuk persiapan pertanyaan untuk
tulis wawancara. persiapan wawancara
dengan tepat.

124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

125

C. Materi Pembelajaran

1. SBdP : Kolase

2. Bahasa Indonesia : Wawancara

3. IPA : Bagian-bagian tumbuhan dan fungsinya.

D. Pendekatan, Model, dan Metode Pembelajaran

1. Pendekatan : saintifik.

2. Metode : demonstrasi, ceramah, penugasan.

E. Media, Alat/ Bahan, dan Sumber Pembelajaran

1. Media : Media pembelajaran IPA berbasis metode Montessori materi

penggolongan jenis tulang daun.

2. Alat/ Bahan : alat tulis, buku.

3. Sumber Belajar :

a. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. 2017.

Buku guru: Tema 3 : Peduli Terhadap Makhluk Hidup: Buku Guru /

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan – Edisi Revisi 2017. Jakarta

: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017.

b. Saptorini, Dhiah dan Nurlaili, lili. 2017. Buku Teks Tematik Terpadu :

Peduli Terhadap Makhluk Hidup-Kurikulum 2013 Edisi Revisi 2016.

Jakarta: Yudhistira.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

126

F. Langkah-Langkah Pembelajaran

Pertemuan 1
Alokasi
Kegiatan Awal (10 menit)
waktu
1) Guru menyapa siswa
2) Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa
3) Guru mengecek kehadiran siswa
4) Guru mengajak siswa malakukan Tepuk Semangat untuk
memotivasi siswa agar bersemangat dalam belajar (motivasi)
5) Guru melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai tulang daun
pada tumbuhan. Ada berapakah jenis tulang daun? Jenis tulang 10 menit
daun apakah yang kalian ketahui? Sebutkan contoh jenis tulang
daun yang kalian ketahui yang hidup/ tumbuh dilingkungan sekitar!
Dst (apersepsi)
6) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan kompetensi dasar
yang akan dicapai serta pembelajaran yang akan dilaksanakan
(orientasi)
Alokasi
Kegiatan Inti
waktu
1) Guru menunjukkan kartu dari media pembelajaran IPA berbasis

metode Montessori kepada siswa (mengamati).

2) Guru memacu siswa untuk bertanya mengenai media pembelajaran

dan kaitannya dengan materi pembelajaran (menanya).


50 menit
3) Guru meminta siswa untuk mencoba menjawab pertanyaan

(menalar).

4) Guru melakukan demonstrasi menggunakan kartu soal, kartu jawab,

dan kartu control of error dengan bantuan satu siswa.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

127

5) Siswa mencoba menggunakan kartu media pembelajaran IPA

berbasis metode Montessori secara mandiri (mencoba)

Alokasi
Kegiatan Akhir
Waktu
1) Siswa dibantu guru menyimpulkan pembelajaran pada hari ini.
10 menit
2) Siswa melakukan refleksi.

Pertemuan 2
Alokasi
Kegiatan Inti
Waktu
1) Guru menjelaskan materi mengenai penggolongan jenis tulang daun

(mengkomunikasikan).

2) Guru melakukan tanya jawab mengenai materi yang sudah dipelajari

pada pertemuan sebelumnya. 40 menit


3) Guru memberikan soal evaluasi 2 kepada siswa.

4) Siswa menyerahkan soal evaluasi 2 yang sudah dikerjakan secara

mandiri.

Alokasi
Penutup
Waktu
1) Siswa mengerjakan soal evaluasi 2.

2) Siswa mengumpulkan soal evaluasi 2 yang telah dikerjakan.


20 menit
3) Refleksi.

4) Guru menyampaikan salam penutup.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

G. Teknik Penilaian

Ranah Muatan Indikator Teknik Bentuk Instrumen


Pembelajaran Penilaian Penilaian

Pengetahuan SBdP 3.4.1 Menjelaskan pengertian kolase. Tes tertulis Isian singkat Daftar
Pertanyaan
IPA 3.1.1 Mengetahui penggolongan tumbuhan
berdasarkan bentuk tulang daun.

3.1.2 Menggolongkan tumbuhan


berdasarkan bentuk tulang daun.

Bahasa 3.3.1 Membuat daftar pertanyaan untuk Tes Tertulis Essay Daftar
Indonesia persiapan wawancara. pertanyaan

3.4.1 Membuat pertanyaan tertulis


menggunakan kosa kata baku dan kalimat
efektif untuk persiapan wawancara.

Keterampilan SBdP 4.4.1 Membuat kolase dari bahan alam Unjuk kerja Contreng Rubrik
tumbuhan di sekitar. penilaian diri.

128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

130

SOAL EVALUASI II

1. Ada … jenis tulang daun pada tumbuhan.


2. Daun yang tulang daun utama mempunyai cabang tulang daun dengan
ukuran kecil di sebelah kanan dan kiri disebut …
3. Daun yang memiliki lebih dari satu tulang daun utama dan berbentuk
seperti jari manusia termasuk dalam jenis daun …
4. Daun yang berbentuk melingkar dan membuat suatu lengkungam termasuk
jenis daun …
5. Anggur merupakan contoh tumbuhan yang memiliki daun berjenis …
6. Daun pada padi termasuk dalam jenis daun …
7. Perhatikan gambar di bawah ini!

Tumbuhan di atas memiliki daun yang berjenis …


8. Eceng gondok merupakan contoh tumbuhan yang memiliki daun berjenis

9. Rumput gajah merupakan contoh tumbuhan dengan bentuk daun …
10. Ciri dari daun yang berbentuk menyirip adalah daun yang berbentuk
seperti sirip ikan. Contoh tumbuhan dengan bentuk daun yang menyirip
adalah …
11. Daun sirih yang biasa digunakan sebagai salah satu obat tradisional
termasuk dalam tumbuhan dengan bentuk daun …
12. Perhatikan gambar berikut!

Tulang daun pada tumbuhan di atas berbentuk …


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

131

13. Contoh tumbuhan dengan bentuk daun menjari adalah …


14. Contoh tumbuhan dengan bentuk daun melengkung adalah …
15. Jenis tulang daun pada tumbuhan terdiri dari ..., …, … , ….
16. Contoh tumbuhan dengan bentuk daun sejajar adalah …
17. Contoh tumbuhan dengan bentuk daun menyirip adalah …
18. Daun jarak dan daun pepaya merupakan tumbuhan dengan bentuk daun …
19. Daun waru merupakan contoh tumbuhan yang memiliki jenis daun …
20. Ciri dari daun menjari adalah tulang daun yang berbentuk seperti jari
manusia. Contoh dari tumbuhan yang memiliki daun menjari adalah …
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

132

Lampiran 5 Validitas RPP Siklus I


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

136

Lampiran 6 Validitas RPP Siklus II


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

139
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

140

Lampiran 7 Rekapitulasi Validitas RPP

Siklus I Siklus II
No. Indikator Validator Validator
1 2 1 2
I Perumusan Indikator
Kelengkapan cakupan rumusan
1 4 3 4 3
indikator
Kesesuaian dengan kompetensi
2 4 3 4 4
dasar
II Materi Pelajaran
Kesesuaian dengan kompetensi
1 4 4 4 3
yang akan dicapai
Kesesuaian dengan karakteristik
2 3 4 3 3
siswa
3 Keruntutan sistematika materi 4 3 4 4
Kesesuaian materi dengan alokasi
4 3 4 4 4
waktu
III Sumber Belajar
Kesesuaian sumber elajar degan
1 tujuan pembelajaran yang akan 4 3 4 4
dicapai
Kesesuaian sumber belajar
2 4 3 3 4
dengan materi pembelajaran
Kesesuaian sumber belajar
3 3 3 3 3
dengan karakteristik siswa
IV Kegiatan Pembelajaran
Kesesuaian metode pembelajaran
1 4 3 3 3
dengan kompetensi pembelajaran
Kesesuain dengan metode
pembelajaran dengan materi
2 3 3 4 4
pemelajaran dan karakteristik
siswa
Kelengkapan langkah – langkah
3 3 4 4 4
pembelajaran
4 Kesesuaian dengan alokasi waktu 4 4 4 4
V Penialaian Hasil Belajar
Kesesuaian teknik penilaian
1 dengan kompetensi ya ingin 4 3 4 4
dicapai
2 Kejelasan prosedur penilaian 3 4 3 3
3 Kelengkapan instrument penilaian 3 3 4 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

141

Lampiran 8 Soal Pretest


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

142
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

143

Lampiran 9 Soal Evaluasi 1


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

144
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

145

Lampiran 10 Soal Evaluasi 2


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

146
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

147

Lampiran 11 Kunci Jawaban Soal Pretest

1. Sejajar

2. Menyirip

3. Sejajar

4. Jagung, padi, pandan, dll.

5. Melengkung

6. Menjari

7. Melengkung

8. Menyirip

9. 1) pohon jagung

10. Menjari

11. 1, 2, 3, 4 (semua benar)

12. 4 jenis

13. Sejajar

14. Sejajar

15. Melengkung

16. Pepaya, singkong, anggur, dll.

17. Sirih, eceng gondok, teratai, dll.

18. Jeruk, mangga, dll.

19. Menyirip

20. Menyirip.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

148

Lampiran 12 Kunci Jawaban Soal Evaluasi 1

1. Sejajar

2. Sirih, waru, eceng gondok, teratai, dll.

3. 4 jenis

4. Melengkung

5. Sejajar

6. Menjari

7. Mangga, jambu, rambutan, dll.

8. Menjari

9. Melengkung

10. Sejajar

11. Menyirip

12. Menjari

13. Melengkung

14. Menyirip

15. Mangkokan, waru, teratai, dll

16. Menyirip

17. Menyirip

18. Menjari

19. Melengkung

20. Padi, tebu, pandan, jagung, dll.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

149

Lampiran 13 Kunci Jawaban Soal Evaluasi 2


1. 4 jenis

2. Menyirip

3. Menjari

4. Melengkung

5. Menjari

6. Sejajar

7. Menyirip

8. Melengkung

9. Sejajar

10. Jambu, jeruk, mangga, rambutan, dll.

11. Melengkung

12. Sejajar

13. Singkong, pepaya, anggur, dll.

14. Eceng gondok, sirih, waru, dll.

15. Menyirip, menjari, sejajar, melengkung.

16. Padi, pandan, salak, rumput gajah, dll.

17. Mangga, jambu, jeruk, dll.

18. Menjari

19. Melengkung

20. Singkong, anggur, jarak, pepaya,dll.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 14 Data Soal Pretest

Nomor Soal
No Nama
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 AMK 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1
2 AAL 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0
3 ANP 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1
4 ARSP 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1
5 ASC 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1
6 ARPP 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0
7 ARLH 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1
8 DBP 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0
9 EHF 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1
10 FISS 0 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1
11 HSW 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
12 HFW 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0
13 HA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0
14 KKN 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 0 1
15 LTK 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0
16 MR 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1
17 MNCA 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1
18 NZHA 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1
19 NFI 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1
20 NBS 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1
21 RPN 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0
22 RAK 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1

150
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23 RNF 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1
24 RCP 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1
25 RN 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1
26 RGH 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1
27 SBPP 0 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1
28 SIR 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1
29 SJH 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1
30 SHS 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 0
31 SAAM 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1
32 UlMJ 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1

151
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 15 Data Soal Evaluasi 1

Nomor Soal
No Nama
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 AMK 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1
2 AAL 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1
3 ANP 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1
4 ARSP 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
5 ASC 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
6 ARPP 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0
7 ARLH 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
8 DBP 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1
9 EHF 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1
10 FISS 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1
11 HSW 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1
12 HFW 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1
13 HA 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1
14 KKN 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1
15 LTK 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1
16 MR 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1
17 MNCA 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1
18 NZHA 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1
19 NFI 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
20 NBS 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1
21 RPN 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1
22 RAK 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1

152
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23 RNF 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 1
24 RCP 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1
25 RN 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
26 RGH 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
27 SBPP 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0
28 SIR 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
29 SJH 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
30 SHS 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1
31 SAAM 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
32 UlMJ 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0

153
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 16 Data Soal Evaluasi 2

Nomor Soal
No Nama
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 AMK 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 AAL 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1
3 ANP 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
4 ARSP 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
5 ASC 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1
6 ARPP 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 0
7 ARLH 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
8 DBP 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
9 EHF 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
10 FISS 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1
11 HSW 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1
12 HFW 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1
13 HA 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1
14 KKN 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
15 LTK 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
16 MuR 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
17 MNCA 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
18 NZHA 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
19 NFI 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
20 NBS 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
21 RPN 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
22 RAK 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1

154
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23 RNF 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
24 RCP 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
25 RN 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1
26 RGH 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
27 SBPP 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1
28 SIR 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
29 SJH 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1
30 SHS 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
31 SAAM 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
32 UlMJ 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1

155
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

156

Lampiran 17 Data Hasil Validitas Soal Pretest

Nomor
r hitung r tabel Keterangan
Soal

1 0.121 0.396 Tidak Valid


2 0.441 0.396 Valid
3 0.357 0.396 Tidak Valid
4 0.206 0.396 Tidak Valid
5 0.029 0.396 Tidak Valid
6 0.617 0.396 Valid
7 0.219 0.396 Tidak Valid
8 0.369 0.396 Tidak Valid
9 0.39 0.396 Tidak Valid
10 0.704 0.396 Valid
11 0.327 0.396 Tidak Valid
12 0.027 0.396 Tidak Valid
13 0.343 0.396 Tidak Valid
14 0.548 0.396 Valid
15 0.567 0.396 Valid
16 0.219 0.396 Tidak Valid
17 0.489 0.396 Valid
18 0.3 0.396 Tidak Valid
19 0.19 0.396 Tidak Valid
20 0.231 0.396 Tidak Valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

157

Lampiran 18 Data Hasil Validitas Soal Evaluasi 1

Nomor
r hitung r tabel Keterangan
Soal

1 0.348 0.396 Tidak Valid


2 0.357 0.396 Tidak Valid
3 -0.14 0.396 Tidak Valid
4 0.249 0.396 Tidak Valid
5 0.421 0.396 Valid
6 0.165 0.396 Tidak Valid
7 0.116 0.396 Tidak Valid
8 0.047 0.396 Tidak Valid
9 0.166 0.396 Tidak Valid
10 0.557 0.396 Valid
11 0.372 0.396 Tidak Valid
12 0.506 0.396 Valid
13 0.349 0.396 Tidak Valid
14 -0.185 0.396 Tidak Valid
15 0.373 0.396 Tidak Valid
16 0.451 0.396 Valid
17 0.581 0.396 Valid
18 0.454 0.396 Valid
19 0.503 0.396 Valid
20 0.554 0.396 Valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

158

Lampiran 19 Data Hasil Validitas Soal Evaluasi 2

Nomor
r hitung r tabel Keterangan
Soal

1 0.115 0.396 Tidak Valid


2 0.449 0.396 Valid
3 0.363 0.396 Tidak Valid
4 0.181 0.396 Tidak Valid
5 0.02 0.396 Tidak Valid
6 0.573 0.396 Valid
7 0.229 0.396 Tidak Valid
8 0.337 0.396 Tidak Valid
9 0.396 0.396 Tidak Valid
10 0.707 0.396 Valid
11 0.337 0.396 Tidak Valid
12 -0.004 0.396 Tidak Valid
13 0.322 0.396 Tidak Valid
14 0.554 0.396 Valid
15 0.549 0.396 Valid
16 0.206 0.396 Tidak Valid
17 0.45 0.396 Valid
18 0.308 0.396 Tidak Valid
19 0.168 0.396 Tidak Valid
20 0.22 0.396 Tidak Valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

159

Lampiran 20 Sampel Uji Soal Pretest


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

160
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

161

Lampiran 21 Sampel Uji Soal Evaluasi 1


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

162
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

163

Lampiran 22 Sampel Uji Soal Evaluasi 2


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

164

Lampiran 23 Sampel Hasil Pengerjaan Soal Pretest


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

165
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

166
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

167

Lampiran 24 Sampel Hasil Pengerjaan Soal Evaluasi 1


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

168
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

169

Lampiran 25 Sampel Hasil Pengerjaan Soal Evaluasi 2


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

170
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

171

Lampiran 26 Sampel Pengerjaan LKS


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

172

Lampiran 27 Hasil Observasi


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

173

Lampiran 28 Rekapitulasi Nilai Pretest

No Nama Nilai
1 AMK 70
2 AAL 75
3 ANP 55
4 ARSP 80
5 ASC 75
6 ARPP 40
7 ARLH 70
8 DBP 65
9 EHF 65
10 FISS 50
11 HSW 95
12 HFW 75
13 HA 35
14 KKN 80
15 LTK 80
16 MR 80
17 MNCA 70
18 NZHA 55
19 NFI 85
20 NBS 80
21 RPN 60
22 RAK 70
23 RNF 70
24 RCP 55
25 RN 70
26 RGH 80
27 SBPP 65
28 SIR 75
29 SJH 70
30 SHS 65
31 SAAM 75
32 UMJ 85
Jumlah 2220
Rata-rata 69,4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

174

Lampiran 29 Rekapitulasi Nilai Evaluasi 1

No Nama Nilai
1 AMK 65
2 AAL 80
3 ANP 70
4 ARSP 85
5 ASC 70
6 ARPP 50
7 ARLH 80
8 DBP 75
9 EHF 90
10 FISS 55
11 HSW 70
12 HFW 70
13 HA 55
14 KKN 75
15 LTK 70
16 MR 70
17 MNCA 75
18 NZHA 75
19 NFI 90
20 NBS 80
21 RPN 80
22 RAK 75
23 RNF 70
24 RCP 65
25 RN 80
26 RGH 100
27 SBPP 40
28 SIR 95
29 SJH 65
30 SHS 70
31 SAAM 90
32 UMJ 75
Jumlah 2355
Rata-rata 73.59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

175

Lampiran 30 Rekapitulasi Nilai Evaluasi 2

No Nama Nilai
1 AMK 95
2 AAL 90
3 ANP 90
4 ARSP 90
5 ASC 80
6 ARPP 60
7 ARLH 80
8 DBP 100
9 EHF 80
10 FISS 60
11 HSW 85
12 HFW 55
13 HA 70
14 KKN 75
15 LTK 90
16 MR 90
17 MNCA 90
18 NZHA 90
19 NFI 95
20 NBS 95
21 RPN 95
22 RAK 80
23 RNF 100
24 RCP 90
25 RN 80
26 RGH 100
27 SBPP 80
28 SIR 100
29 SJH 70
30 SHS 95
31 SAAM 100
32 UMJ 85
Jumlah 2735
Rata-rata 85,47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

176

Lampiran 31 Foto Kegiatan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

177

Lampiran 32 Dokumentasi

Keterangan
Nomor Nama Dokumentasi
Ada Tidak Ada
Rencana Pelaksanaan
1 √
Pembelajaran (RPP)
2 Lembar Kerjas Siswa (LKS) √
3 Hasil Pekerjaan evaluasi 1 √
4 Hasil Pekerjaan evaluasi 2 √
5 Foto Kegiatan √
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

178

Lampiran 33 Validitas Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

179
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

180
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

181
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

182

Lampiran 34 Validitas Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

183
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

184
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

185
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

186

Lampiran 35 Validitas Soal Pretest


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

187
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

188
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

189
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

190
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

191
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

192
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

193
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

194

Lampiran 36 Validitas Soal Evaluasi 1


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

195
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

196
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

197
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

198
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

199
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

200

Lampiran 37 Validitas Soal Evaluasi 2


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

201
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

202
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

203
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

204
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

205
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

206

BIOGRAFI PENULIS

Ayuditya Widya Cahyani lahir di Wonosobo pada

tanggal 16 Oktober 1997. Anak kedua dari Bapak

Sarijo dan Ibu Dwi Kristyani, tinggal di Desa

Kaliputih, Kecamatan Selomerto, Kabupaten

Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah. Pendidikan

sekolah dasar ditempuh di SD Negeri Kaliputih

lulus pada tahun 2009. Pada tahun 2009

melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1

Selomerto. Setelah menyelesaikan pendidikan menengah pertama, kemudian

melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 2 Wonosobo dan lulus pada tahun 2015.

Sejak tahun 2015 terdaftar sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru

Sekolah Dasar di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Masa pendidikan di

Universitas Sanata Dharma diakhiri dengan menulis skripsi sebagai tugas akhir

yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar melalui Media Pembelajaran IPA

Berbasis Metode Montessori di Kelas IV SD N Puren Tahun Ajaran 2018/ 2019”.

Anda mungkin juga menyukai