Anda di halaman 1dari 95

SKRIPSI

PENGGUNAANALAT PERAGA UNTUK MENINGKATKAN

HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV DI

SD NEGERI 6 METRO BARAT

Oleh:

FATMAWATI

NPM. 1801052010

Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO

1443 H / 2022 M
ii

PENGGUNAAN ALAT PERAGA UNTUK MENINGKATKAN HASIL

BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV DI SD NEGERI 6 METRO

BARAT

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

FATMAWATI

NPM. 1801052010

Pembimbing :

Nurul Afifah, M.Pd.I.

Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO

1443 H / 2022 M
iii

ABSTRAK

PENGGUNAAN ALAT PERAGA UNTUK MENINGKATKAN HASIL


BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV DI SD NEGERI 6 METRO
BARAT
Oleh:

FATMAWATI

Peneliitian iini ibertujuan untuk meingkatkan hasiul belaajar siswa idengan


penggunaan aat praga padai sioswa kls IV di SD Negeri 6 Metro Barat pada
materi pengukuran sudut. Hal ini dilatar belakangi adanya masalah faktor internal
dan eksternal. Faktor internal yang ada dalam diri siswa yaitu rendahnya semangat
belajar, motivasi dalam belajar seperti siswa tidak berani menjawab pertanyaan
guru, dan pemahaman siswa yang menganggap matematika adalah pelajaran yang
sulit di pahami. Faktor eksternal berasal dari pembelajaran yang masih berpusat
kepada guru. Adapun faktor lain seperti kurangnya daya tarik siswa dalam proses
pembelajaran karena guru masih menggunakan media yang belum bervariatif,
maka sulit bagi siswa untuk menerima materi matematika dengan baik serta hasil
belajar yang rendah.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dengan
2 siklus. Lokasi pada penelitian ini di kelas IV di SD Negeri 6 Metro Barat
dengan sampel siswa 26 orang terdiri dari laki-laki 16 orang siswa dan perempuan
10 orang siswa. iTindakan yang diilakukan dengan imenerapkan alat peraga
dalam pembelajaran penngukuran isudut mata peilajaran Matematika. iTeknik
pengumpulan idata dalam imenggunakan ialat peraga ini berupa observasi, tes
hasil belajar iuntuk memperoleh idata hasl ibelajar isiiswa dalam penerapan
penggunaan ialat iperaga pada imata pelajaran matematika, idan idokumentasi
untuk imemperoleh data-data yang tertulis tentang hasil belajar siswa. Teknik
Analisi data imenggunakan Analisis Data Kualitatif dan Analisis Data Kuantitatif
dengan rumus statistik sederhana.
Berdasarkan .hasil .yang diperoleh, idapat dismpulkan bhwa ipenggunaan alat
iperaga dapat .meningkatkan .hasil belajar matematika siswa kelas IV di SD
Negeri 6 Metro Barat. Peniingkatan ihasil ibelajar dibuktikan idengan
ipeningkatan hasil dari siklus I ke siklus II. iPeningkatan Persentase ituntas
ibelajar ditandaii dngan iketuntasan pda siklus I imencapai 62% siswa dan pda
siklus II yang imencapai 81% siiswa imencapai KKM ≥ 66 dari itotal jjumlah 26
siswa. Hal ini imenunjukkan adanya ipeningkatan ihasil ibelajar siiswa seebesar
19% iterhadap materi pengukuran sudut pada mata pelajaran matematika dengan
menggunakan ialat peraga pada setiap pertemuan dan setiap siklus.

Kata-kata kunci: Alat Peraga Model Permainan Mekano, Hasil Belajar dan
Matematika.
iv

MOTTO

ِ ‫ يُ ْسرًا ْٱل ُعس‬٦ ‫ت فَِإ َذا‬


‫ْر َم َع ِإ َّن‬ َ ‫ٱنصبْ فَ َر ْغ‬
َ َ‫ ف‬٧ ‫۩ بغَرْ فَٱ َرب َِّك َوِإلَ ٰى‬٨
Artinya: Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau
telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan
yang lain). Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.1

1
Q.S Al-Insyrah 94 : 6-8.
v

PERSEMBAHAN

Dengan peniuh raa syiukur yang takkan sirna kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmatnya kepada jerih payah dan harapan orangtua yang selalu
mengiringi langkah dalam menggapai cita-cita.
Hasil Study ini penulis persembahkan kepada:
1. Orangtuaku (ayahanda “Boiran” dan ibunda “Suprihatin”) yang peneliti
sayangi dan yang telah membesarkan dan mendidik dengan penuh cinnta
dan pengorbanan yang tulus serta selalu mendo’akan yang terbaik untuk
kebahagiaan dan keberhasilan studiku.
2. Kakak-kakakku Maria Ulfa dan Miftah Hurohmah, kakak iparku Danan dan
Misino yang selalu memberikan dukungan material, semangat serta do’a
untuk keberhasilanku.
3. Keponakanku Michael Nasifa Farzana dan Sheza Marzia Almahira yang
lucu dan ku sayangi, Saudara sepupuku Selina Azzahra, Amira Ramadhanti
dan Diah Agengn Utari yang selalu menghiburku disaat rasa jenuh datang.
4. Sahabat-sahabatku Lussi Aprilia, Vera Alvi Vajri, Veni Puspitasari, Ayu
Diningtyas Pratiwi, Siti Aisyah, Ai Hamidah, Diyan Priyanto, dan Annisa
Rohimah yang selalu memberikan semangat, inspirasi, fasilitas, dan
pertimbangan dalam menyelesaikan studiku.
5. rekan-rekan seperjuangan, mahasiswa program studi PGMI angkatan 2018.
Terimakasih atas persahabatan yang telah kalian terbarkan.
6. Almamater Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro
vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah


SWT, karena atas berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan skripsi ini. Penulisan skripsi ini merupakan sebagai salah satu syarat
untuk menyelesaikan Program Pendidikan Sastra Satu (S1) Fakultas Tarbiyah dan
Ilmu Keguruan IAIN Metro guna memperoleh gelar S.Pd.
Upaya penyelesaian penyusunan skripsi ini, penulis menerima banyak
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karenanya, penulis
mengucapkan terimakasih kepada Dr. Hj. Siti Nurjannah, M.Ag. PIA., selaku
Rektor IAIN Metro; Dr. Zuhairi, M.Pd., selaku Dekan FTIK IAIN Metro; H.
Nindia Yuliwulandana, M.Pd., selaku Ketua Jurusan PGMI; Nurul Afifah,
M.Pd.I., selaku Dosen Pembimbing yangi sangata brharga dlm mengaeahkan dan
memotovasi. Penuli pun mengucaapkan terimakasih kepada dosen/karyaean IAIN
Metro yang telah mmberikan iilmu pengetahuan dan sarna prsarana selama penulii
menempuhh pendidikaan; Wahyudi, S.Ag., dan Aditya Agung Permana, S.Pd.
selaku keluarga SD Negeri 6 Metro Barat yang telah menerima penulis untuk
dapat melakukan penelitian serta bimbingan demi terselesaikannya skripsi ini;
serta ucap terimaksih penulis haturkan kepada ayahanda dan ibunda yang
senantiasa mendo’akan keberhasilan dan memberikan dukungan dalam
menyelesaikan skripsi ini..
Terlepas dari itu semua, saran serta masukan penulis harapkan dan penulis
terima dengan tangan terbuka agar terselesaikannya skripsi ini dengan baik.

Metro, April 2022


Penulis

FATMAWATI
NPM. 1801052010
vii

DAFTAR ISI

Halaman
Halaman iSampul................................................................................................ i
Halaman iJudul.................................................................................................... ii
Halaman Persetujuan........................................................................................... iii
Halaman iPengesahan ........................................................................................ iv
Halaman Abstrak ................................................................................................ v
Halaaman orientsi................................................................................................ vi
Halman motto...................................................................................................... vii
Haalamn perssembgsn......................................................................................... viii
Halaman kata pngtar........................................................................................... ix
Daftar Isi ............................................................................................................. x
Daftar Tabbel ..................................................................................................... xiii
Daftar Gambar .................................................................................................... xiv
Daftar Lampiran ................................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .............................................................................5
C. Batasan Masalah ...................................................................................6
D. Rumusan Masalah ................................................................................6
E. Tujuan dan Manfaat penelitian .............................................................7
F. Penelitian Relevan ................................................................................8

BAB II LANDASAN TEORI

A. Hasil Belajar .....................................................................................10


1. Pengertian Hasil Belajar............................................................10
2. Aspek-Aspek Hasil Belajar........................................................12
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar ...................13
B. Alat Peraga .......................................................................................14
1. Pengertin Alat Peraga ..............................................................14
2. Macam-Macam Alat Peraga......................................................16
viii

3. Prinsip-Prinsip Penggunaan Alat Peraga...................................18


C. Alat Peraga Model Permainan Mekano............................................19
1. Pengertian Alat Model Permainan Mekano ..............................19
2. Tujuan dan Fungsi Penggunaan Alat Peraga Model 2
Permainan Mekano....................................................................20
3. Langkah-Langkah Dalam Penggunaan Alat Peraga Model
Permainan Mekano....................................................................22
4. Kelebihan Dan Kelemahan Alat Peraga Model Permainan
Mekano......................................................................................23
D. Matematika ......................................................................................23
1. Pengertian Matematika .............................................................23
2. Tujuan Pembelajaran Matematika ............................................25
3. Materi Pengukuran Sudut Untuk Alat Peraga Model
Permainan Mekano....................................................................26
E. Hipotesis Penelitian .........................................................................30

BAB III METODE PENELITIAN

A. Defiinisi Operasional Variabel ........................................................31


B. Setting Peneliitian ............................................................................33
C. Subjek Penelitiyan ...........................................................................34
D. Prosedur Peneltian ...........................................................................34
E. Teknik Pngumpulan Data ................................................................38
F. Instrumen Penelitian ........................................................................40
G. Teknik Analisis Data ........................................................................43
H. Indikator Keberhasilan......................................................................45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian.................................................................................46
1. Deskripsi Lokasi Penelitian.......................................................46
a. Lokasi Penelitian................................................................46
b. Visi dan Misi Sekolah.........................................................47
c. Kondisi Sekolah serta Denah Lokasi..................................48
ix

d. Data Guru dan Siswa SD Negeri 6 Metro Barat.................49


e. Struktur Organisasi SD Negeri 6 Metro Barat....................52
2. Deskripsi Data Hasil Penelitian.................................................53
a. Kondisi Awal......................................................................53
b. Plaksanan Siklus I...............................................................54
c. Plaksanan Siklus II ............................................................69
B. Pembahasan.......................................................................................83

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan .............................................................................................90
B. Saran ...................................................................................................90

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................92

LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP


x

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data Nilai Sisiwa dalam Pembelajaran Matematika


Tabel 3.1 kisi-kisi soal tertulis
Tabel 3.2 Kisi-kisi Lembar Observasi Siswa tentang Menggunakan Alat Peraga
dalam Proses Pembelajaran
Tabel 4.1 Sarana dan Prasarana SD Negeri 6 Metro Barat
Tabel 4.2 Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan SD Negeri 6 Metro Barat
Tabel 4.3 Jumlah Siswa SD Negeri 6 Metro Barat
Tabel 4.4 Hasil Pre Test dan Post Test Siklus I
Tabel 4.5 Hasil Observasi Penggunaan Alat Peraga Siklus I
Tabel 4.6 Hasil Pre test dan Post test Siklus II
Tabel 4.7 Hasil Observasi Penggunaan Alat Peraga Siklus II
Tabel 4.8 Perbandingan Hasil Pre test dan Post test Siklus I dan Siklus II
xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Alat Peraga Model Permainan Mekano


Gambar 2.2 Gambar Garis Berpotongan Membentuk Sudut
Gambar 2.3 Gambar Garis Berpotongan Membentuk Sudut
Gambar 2.4. Busur Derajat
Gambar 2.5 Bangun Datar dan Busur Derajat
Gambar 3.1 Proses Siklus Pembelajaran
Gambar 4.1 Denah Lokasi SD Negeri 6 Metro Barat
Gambar 4.2 Stuktur Organisasi SD Negeri 6 Metro Barat
Gambar 4.3 Guru Memberikan Contoh Sudut Pada Benda
Gambar 4.4 Siswa Mencoba Menggunakan Alat Peraga Mekano
Gambar 4.5 Siswa Maju Ke Depan Untuk Mengukur Menggunakan Busur Derajat
Gambar 4.6 Siswa Menunjukkan Cara Menggunakan Alat Peraga Permainan
Mekano
Gambar 4.7 Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pre Test dan Post Test Siklus
Gambar 4.8 Grafik Hasil Observasi Penggunaan Alat Peraga Pada Siklus I
Gambar 4.9 Guru Menggunakan Sedotan dengan Sudut pada Alat Peraga
Permainan Mekano
Gambar 4.10 Guru Memberikan Sedotan untuk Membuat bangun Datar
Gambar 4.11 Siswa Mengerjakan Soal Bangun Datar dengan Sedotan
Gambar 4.12 Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pre Test dan Post Test Siklus II
Gambar 4.13 Grafik Hasil Observasi Penggunaan Alat Peraga Pada Siklus II
Gambar 4.14 Peningkatan Hasil Belajar Siswa Post Test Siklus I dan Siklus II
pada Mata Pelajaran Matematika Kelas IV SD Negeri 6 Metro Barat
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Keseluruhan kegiatan pendidikan di sekolah adalah kegiatan belajar.

Kegiatan belajar merupakan kegiatan pokok dalam pendidikan. Hal ini

berarti, bahwa berhasil atau tidaknya tujuan dalam pendidikan tergantung

dengan proses pembelajaran yang dialami oleh peserta didik. Pendidikan di

tingkat sekolah dasar merupakan pendidikan yang paling dasar. Kegagalan

pada tingkat dasar akan menyebabkan rendahnya kualitas pendidikan

selanjutnya.

Komponen utma dalam penidikan adalah pemblajaran, guru memiliiki

pranan yang saangat pentng untuk tercapanya tujuan pengajaran iyang telah

diterapkan sesuai dengan yang iterkandung dal;am Undang-Undang Nomor

20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendiikan Nasional. 1 Belajar adalah suatu

proses perubahan didalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut

dirampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku

seperti peningkatan kecakapan. Pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman,

keterampilan, daya pikir, dan lain-lain kemampuan.2

Belajar sebagai suatu kegiatan yang dilakukan dengan sengaja dalam

keadaan sadar untuk memperoleh suatu pemahaman, pengetahuan dan dapat

berlangsung seumur hidup terwujudnya suasana belajar yang aktif tentu

11
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional & Undang-
undang No.14 th 2005 tentang Guru & dosen, Cet. 2 (Jakarta: Visi Media, 2007).
2
Afi Parnawi, Psikologi Belajar (Yogyakarta: Deepublish, 2019), 2.
2

meningkatkan hasil belajar siswa. Namun, kenyataannya hasil belajar pada

pelajaran matematika, pada umumnya masih rendah. Hal ini terjadi karena

rendahnya minat dan pemahaman siswa terhadap konsep dasar matematika

dan pemahaman pada pendekatan pembelajaran matematika yang masih

konvensional.

Pemblajaran maematika masiih diyanggap sebagai mata plajaran yg suliti

dan membosankan.. Anggapan, inlah yang trjadi pada jejang pendidikan

untuk setiyap peljaran matematika. Pada pembelajaran offline (luar jaringan)

ketika guru meminta siswa menjawab soal matematika yang di jelaskan,

sedikit banyak siswa yang sanggup menjawab. Siswa lain terlihat diam,

bingung bahkan ada siswa yang meminta pengulangan materi.

Pembelajaran matematika ketika offline (luar jaringan) yang dilakukan

terkadang masih monoton, dimana pembelajaran masih berpusat pada guru,

siswa belum termotivasi untuk menumbuhkan aktivitasnya dalam mengikuti

setiap materi yang di ajarkan. Kurangnya motivasi dalam pembelajaran

mengakibatkan proses belajar menjadi kurang optimal sehingga materi yang

disajikan menjadi tidak tuntas.

Permasalahan yang muncul disaat masa pandemi adalah pembelajaran

yang dilakukan secara online (dalam jaringan) yang saat ini sedang dialami

oleh siswa. Menurut guru kelas pembelajaran online (dalam jaringan) ini

kurang memuaskan karena hasil yang didapat, sebab guru tidak melihat

secara langsung proses pembelajaran.


3

Berdasarkan, hasill observai dan pra survey yg penelitii lakukan pada

tanggal 2 Agustus 2021 di SD Negeri 6 Metro Barat. Pembelajaran yang

dilakukan masih bersifat virtual atau online karena masa pandemi sedang

berlangsung dan masalah yang di hadapi saat itu adalah proses pembelajaran

yang kurang tersampaikan dengan baik dan hasil belajar belum maksimal.

Setelah itu pada tanggal 12 November 2021 peneliti melakukan penelitian di

kelas melalui survey, hasilnya yaitu situasi belajar yang terlihat kurang

menarik dalam proses pembelajaran yang sedang berlangsung karna guru

menggunakan media seadanya seperti papan tulis, spidol dan juga buku ajar.

Pada tanggal 17 November 2021 peneliti melakukan observasi kembali di

SD Negeri 6 Metro Barat, maka nilaii yang dihaslkan dapat diliihat paada

tabel brikut:

Tabel 1.1
Hasil Nilai Siswa dalam Pembelajaran Matematika Kelas IV
Tahun Pelajaran 2021/2022
No. Batasan KKM Ketegori Jumlah siswa Presentase (%)
1 < 66 Belum Tuntas 18 69%
2 ≥ 66 Tuntas 8 31%
JUMLAH 26 100%
Sumber: Data nilai mid siswa kelas IV SD Negeri 6 Metro Barat
Pra-survey yang dilakukan melalui observasi dan wawancara dengan

guru kelas IV diperoleh bahwa ada beberapa materi pelajaran matematika

yang sulit dipahami oleh siswa sehingga siswa sulit untuk menerima dan

mengerti penjelasan yang diberikan guru. Akibatnya nilai rata-rata hasil

belajar siswa pada pelajaran matematika yaitu 31%. Dari 26 siswa yang ada
4

di kelas IV di SD Negeri 6 Metro Barat, hanya 8 siswa yang mampu dalam

memahami pelajaran matematika.

Permasalahan yang terdapat dikelas IV di SD Negeri 6 Metro Barat

terjadi karena dua faktor yaitu faktor internal yang ada dalam diri siswa

seperti semangat dan motivasi belajar yang rendah, selain itu siswa

mempunyai pemahaman bahwa matematika adalah pelajaran yang sulit

dipahami. Faktor eksternal berasal dari lingkungan atau pembelajaran yang

masih berpusat pada guru.

Faktor lain yang menghambat hasil belajar yang peneliti dapat melalui

pra survey yaitu kurangnya daya tarik peserta didik dalam proses

pembelajaran. Dengan guru hanya menggunakan media yang belum variatif,

maka sulit bagi siswa untuk menerima materi pelajaran matematika dengan

baik maka, guru harus menggunakan media yang bersifat menarik perhatian

siswa seperti menggunakan alat peraga.

Alat peraga merupakan alat bantu yang digunakan untuk mempermudah

penyimpanan suatu informasi. Alat peraga dapat diartikan sebagai alat bantu

yang digunakan untuk membantu proses pembelajaran agar pesan yang ingin

disampaikan dapat diterima dengan baik, sehingga proses pembelajaran dapat

berjalan dengan efektif dan efisien.3

Peneliti menggunakan alat peraga supaya pembelajaran yang sebelumnya

berpusat pada guru haruslah dirubah menjadi berpusat kepada siswa. Dimana

peran guru hanya sebagai fasilitator, disianer pembelajaran dan manajer

pembelajaran agar siswa dan guru lebih aktif terlebih dalam pembelajaran.
3
Lisa Musa, Alat Peraga Matematika, 1 ed. (Makassar: Penerbit Aksara Timur, 2018), 1.
5

Sementara itu, siswa juga didorong supaya aktif, kreatif dalam berinteraksi

dengan sesama teman, guru, mata pelajaran dan segala alat bantu belajar,

sehingga hasil pembelajaran dapat mengalami perubahan.

Berdasarkan ipermasalahan idi iatas, imaka ipeneliti imencoba

imenggunakan ialat iperaga iuntuk imeningkatkan ihasil ibelajar isiswa.

iUntuk iitu ipeneliti i melakukan penelitian dengan judul “Penggunaan Alat

Peraga Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV

di SD Negeri 6 Metro Barat.”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, maka teridentifikasi

masalah sebagai berikut:

1. Hasil belajar siswa masih terbilang rendah dalam mata pelajaran

matematika.

2. Sebagian siswa menganggap pelajaran matematika sulit dipahami.

3. Guru masih menggunakan sistem pembelajaran yang bersifat monoton.

4. Guru hanya menggunakan media pembelajaran yang belum bervariatif.

C. Batasan Masalah

Untuk menghindari meluasnya masalah yang akan diteliti, maka peneliti

membatasi masalah sebagai berikut:

1. Subyek penelitian

Subyek dalam penellitian ini adalah siswa kelas IV Di SD Negeri 6

Metro Barat.

2. Objek penelitian
6

Obyek yang diteliti adalah hasil belajar siswa

3. Tempat penelitian

Penelitian dilaksanakan di SD Negeri 6 Metro Barat yang terletak di

Jln. Jend. Sudirman Ganjar Agung 14/II Metro Barat Kota Metro

Lampung.

4. Waktu penelitian

Waktu pelaksanaan penelitian ini akan dilaksanakan pada tahun

pelajaran 2021/2022

5. Materi Pembelajaran

Materi yang akan digunakan peneliti adalah pelajaran matematika

pada kelas IV Di SD Negeri 6 Metro Barat.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah:

Apakah dengan penggunaan alat peraga dapat meningkatkan hasil belajar

pada mata pelajaran matematika pada siswa kelas IV di SD Negeri 6 Metro

Barat?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan peneliti melakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui

apakah dengan penggunaan alat peraga dapat meningkatkan hasil belajar

matematika siswa kelas IV di SD Negeri 6 Metro Barat.

2. Manfaat Penelitian
7

a. Bagi Siswa

Dengan penelitian, siswa dapat memperhatikan pembelajaran

yang di sampaikan oleh guru, menjadi daya tarik siswa dalam

bertanya itu sebagai pengalaman dalam belajar saat merasa jenuh.

Dengan penelitian ini juga dapat meningkatkan mutu bagi siswa untuk

lebih giat belajar matematika di kelas IV SD Negeri 6 Metro Barat.

b. Bagi Guru

Bagi guru ini menjadi salah satu koreksi dalam melakukan

pembelajaran di kelas, terutama di sekolah dasar untuk lebih

meningkatkan kompetensinya dalam mengajar pelajaran matematika

dengan menggunakan alat peraga yang sesuai dengan materi

pembelajaran dan menjadi pengalaman baru bagi guru dalam

meningkatkan hasil belajar siswa, serta menjadi masukkan bagi tenaga

pengajar sebagai motivator, demi meningkatkan kualitas pengajaran.

c. Bagi Sekolah

Bagi sekolah yaitu dapat meningkatkan mutu pendidikan sekolah

serta menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan dan

sekolah menjadi tempat belajar yang digemari anak.

d. Bagi Peneliti

Bagi peneliti yaitu dapat memberikan pengalaman kepada peneliti

sebelum terjun langsung dalam kegiatan belajar mengajar yang

sesungguhnya.

F. Penelitian yang Relevan


8

Penelitian yang relevan adalah uraian meninjau kembali referensi yang

terkait (review of related literature) yang fungsi untuk mengetahui hasil

penelitian sebelumnya, sebagai pembanding kesimulan dari pemikiran

peneliti.4 Setelah penulis mencari skripsi yang relevan dengan judul yang

akan diteliti oleh peneliti, peneliti menemukan beberapa naskah yang

mempunyai judul objek yang hampir sama, antar lain::

1. Penelitian oleh Arlisa Tiyas Purbaningsih (13105925) mahasiswa Institut

Agama Islam Negeri Metro yang berjudul “Penggunaan Alat Peraga

Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Matematika Siswa

Kelas IV SD Negeri 03 Gondang Rejo”.

2. Penelitian oleh Nurul Azhima (0952055), mahasiswa Sekolah Tinggi

Agama Islam Negeri Metro yang berjudul “Penggunaan Alat Peraga

Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran

Matematika Kelas IV Di MI Muhammadiyah Banjarsari Metro Utara

Kota Metro”.

Perbedaan dan persamaan pada penelitian pertama dan kedua terletak

pada variabel terikat. Pada peneliti pertama variabel terikatnya adalah

motivasi dan ihasil belajarr siswa, sedangkan, penelitiann kedua variabell

terikatnya adalah hasill belajarr siswa. Selain itu penelitian pertama dan

kedua menggunakan alat peraga yang sama untuk menelitii padaa mata

pelajaran matematika.

4
Ahmad, Rasto, dan Mohammad Akmal Haris, Pedoman Penulisan Skripsi dan Karya
Ilmiah, 1 ed. (Indramayu: Penerbit Adab, 2021), h. 22.
9

Berdasarkan penelitian-penelitian diatas, penelitian yang saat ini ingin

menggunakan metode yang sama, tetapi tempat dan waktu peneitian berbeda.

Peneliti ingin mengetahui apakah dengan menggunakan alat peraga dapat

membantu meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika

kelas IV di SD Negeri 6 Metro Barat.


10

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua kata yaitu

hasil dan belajar. Antara kata hasil dan belajar mempunyai arti yang

berbeda. Hasil adalah pencapaian dari suatu kegiatan yang telah

dikerjakan, diciptakan baik secara individu maupun secara kelompok.1

Sedangkan, belajar adalah suatu proses yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh pengetahuan atau keterampilan baru, proses ini didasarkan

pada pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya.2

Hasil belajar adalah “kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa

setelah ia menerima pengalaman belajarnya.” Hasil Belajar adalah “hasil

langsung berupa tingkah laku siswa setelah melalui proses belajar

mengajar yang sesuai dengan materi yang dipelajarinya.” 3

Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang terjadi setelah

mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan. 4 Hasil

belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak

mengajar dari sisi guru tindak mengajar diakhiri dengan proses evalusi

11
Syafaruddin Burhanuddin Supiono &, Guru, Mari Kita Menulis Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) (Yogyakarta: Deepublish, 2019), 79.
22
Aunurahman, Belajar dan Pembelajaran (Bandung: PT Alfabeta, 2009), h. 35.
33
Aunurahman, Belajar dan Pembelajaran.
44
Abu Ahmadi, Psikologi Belajar, 3 ed. (Jakarta: Rineka Cipta, 2013), h. 126.
11

hasil belajar siswa dari sisi hasil belajar merupakan berakhirnya puncak

proses belajar.5

Dapat disimpulkan bahwa, hasil belajar sangatlah penting bagi siswa

karna hasil belajar adalah puncak proses belajar. Hasil-hasil belajar dapat

diketahui setelah proses pembelajaran selesai, proses yang dimaksud

meliputi; pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Sebagai bukti hasil dalam

aktivitas belajar ditunjukkan dalam bentuk angka rapor, nilai ulangan dan

sebagainya.

2. Aspek-Aspek Hasil Belajar

Perkembangan anak adalah perkembangan yang paling penting,

karena pada setiap tahap perkembangan anak di dalam dunia pendidikan,

ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan sebagai acuan untuk menilai

sejauh mana kemajuan perkembangan anak tersebut. Aspek-aspek yang

penting tersebut adalah aspek kognitif, aspek afektif dan aspek

psikomotorok, diantaranya sebagai berikut:

a. Aspek kognitif merupakan aspek yang berkaitan dengan nalar atau


proses berfikir, yaitu kemampuan dan aktivitas otak untuk
mengembangkan kemampuan rasional. Dalam aspek kognitif dibagi
lagi menjadi beberapa aspek yaitu Pengetahuan (Knowledge),
Pemahaman (Comprehension), Penerapan (Application), Analysis
(Analisa), Sintesis (Synthesis), dan Evaluasi (Evaluation).6
b. Aspek Afektif merupakan materi yang berdasarkan segala sesuatu yang
berkaitan dengan emosi seperti penghargaan, nilai, perasaan,
semangat, minat, dan sikap terhadap sesutu hal. Dalam aspek afektif

5
Dimyati, Belajar dan Pembelajaran (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004), h. 3.
66
Sutiah, Teori Belajar Dan Pembelajaran (Sidoarjo: NLC, 2020), h. 64-66.
12

dibagi menjadi beberapa kategori yaitu penerimaan


(Receiving/Attending), Responsif (Responsive), Penilaian (Value),
Organisasi (Organization), dan Karakteristik (Characterization).7
c. Aspek Psikomotorik merupakan dominan yang meliputi perilaku
gerakan dan koordinasi jasmani, keterampilan motorik, dan
kemampuan fisik seseorang. Keterampilan yang akan berkembang jika
sering dipraktekkan ini dapat diukur berdasarkan jarak, kecepatan,
teknik dan cara pelaksanaan. Dalam aspek motorik terdapat tujuh
kategori mulai dari yang terendah hingga tertinggi, yaitu penirua,
kesiapan, respon terpimpin, mekanisme, respon tampak kompleks,
adaptasi, dan penciptaan .6

Dapat disimpulkan bahwa aspek yang akan digunakan dalam peneliti

gunakan adalah aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotor, yang

dilakukan selama pelajaran berlangsung sampai dengan berakhir.

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar, antara lain:

a. Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri

individu dan dapat mempengaruhi hasil belajar individu. Faktor

internal meliputi faktor fisiologis dan faktor psikologis

1) Faktor fisiologis, faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik

individu, misal kondisi tubuh (kesehatan dan cacat tubuh)

77
Ibid,.
6
Ibid., h. 68-70.
13

2) Faktor psikologis, faktor yang berhubungan dari dalam diri

individu, misal berupa kecerdasan, motivasi, minat, sikap dan

bakat.

b. Faktor eksternal

Faktor eksternal merupakan faktor yang timbul dari luar siswa,

seperti lingkungan fisik dan non fisik, lingkungan sosial budaya,

lingkungan keluarga, program sekolah, guru, pelaksanaan

pembelajaran dan teman sekolah.7

B. Alat peraga

1. Pengertian Alat Peraga

Secara umum pengertian alat peraga adalah benda atau alat yang

digunakan untuk proses belajar mengajar sebagai pendukung dalam

melaksanakan kegiatan pembelajaran. Alat peraga adalah seperangkat

benda konkret yang dirancang, dibuat atau disusun secara sengaja yang

digunakan untuk membantu menanamkan atau mengembangkan konsep-

konsep atau prinsip-prinsip pembelajaran.8

Alat peraga adalah seperangkat benda kongkret yang dirancang,

dibuatatau disusun secara sengaja yang digunakan untuk membantu

menanamkan atau mengembangkan konsep-konsep atau prinsip-prinsip

dalam pembelajaran.9 Pengertian alat peraga adalah media pembelajaran

7
Doni Priyanto, Teams Games Tournaments: Sebuah Upaya Meningkatkan Hasil Belajar
Matematika (Jawa Tengah: Penerbit NEM, 2021), h. 7.
8
Imroatus Solichah, Alat Peraga Untuk Pelajar Tunarungu: Penggunaan Bentuk Dua
Dimensi Bangun Datar Pada Siswa Tunarungu (Yogyakarta: Media Guru, 2014), h. 17.
9
Muhammad Anas, Alat Peraga dan Media Pembelajaran (Jakarta: Pustaka Education,
2014), h. 2-3.
14

yang mengandung atau membawa ciri-ciri dari konsep yang dipelajari.

Alat peraga merupakan bagian dari media pembelajaran.10

Fungsi utama dari alat peraga adalah untuk membantu menanamkan

atau mengembangkan konsep yang abstrak, agar siswa mampu menangkap

arti sebenarnya dari konsep tersebut. 11 Pembelajaran dengan alat peraga

dapat memudahkan guru dan siswa dalam mempelajari dan memahami

materi pelajaran yang akan diajarkan. 12

Pembuatan alat peraga membutuhkan waktu dan tenaga yang tidak

sedikit, untuk memilih, mempersiapkan bahan, pengayaan, atua

penjelasan. Pergunakan kesempatan yang baik dalam menggunakan alat

peraga sehingga ada respon yang positif dari siswa, sehingga dapat melatih

daya pikir dan perkembangan siswa.

Adapula manfaat dan fungsi dari alat peraga dalam pembelajaran,

diantaranya sebagai berikut:

a. Manfaat alat peraga dalam pembelajaran, yaitu:

1) Proses pembelajaran lebih efektif dan efisien, karena selain guru

pemahaman dari penyampaian guru, siswa mudah memahami

dengan alat peraga.

2) Dapat memotivasi siswa dalam pembelajaran, minat akan timbul

terutama pada sisiwa. Iaa akn senanggdan tertark dan akn

bersikap positif terhdap pemblajaran matematika.

10
Ibid,.
11
Nanda Hidayati, Kumpulan Materi Ajar Kreatif (Ahlimedia Book, 2020), h. 25.
12
Solichah, Alat Peraga Untuk Pelajar Tunarungu, h. 19.
15

3) Memudahkan peserta didik dalam memahami materi yang

diajarkan, karna bentuknya yang konkrit sebagaii aat untukk

menelitii ide-idee baru dan reelasi baru menjdi bertambah

bbanyak.13

b. Fungsi alat peraga atau media bagi pengajar dan bagi siswa sebagai

berikut, yaitu:

1) Bagi Pengajar

a) Menciptakan situasi belajar mengajar yang efektif sehingga

mencapai tujuan pembelajaran.

b) Memudahkan kendali pengajar terhadap materi pelajaran

sebagai pelengkap proses pembelajaran.

c) Membantu kecermatan, ketelitian dalam menyajikan materi

pelajaran.

d) Membangkitkan rasa percaya diri seorang pengajar.

e) Meningkatkan kualitas pengajaran.14

2) Bagi Siswa

a) Meningkatkan motivasi belajar pembelajaran.

b) Memberikan dan meningkatkan daya tarik siswa dengan

pembelajaran yang bervariasi.

c) Memberikan informasi secara sistematis sehingga

memudahkan siswa dalam memahami pembelajaran.

13
Musa, Alat Peraga Matematika, h. 1.
14
H. Rostina Sundayana, Media dan Alat Peraga dalam Pembelajaran Matematika (untuk
guru, calon guru, orangtua dan para pecinta matematika), 4 ed. (Bandung: CV. Alfabeta, 2018),
h.10.
16

d) Merangsang pembelajaran untuk berfokus dan beranalisis.

e) Menciptakan kondisi dan situasi belajar tanpa tekanan,

kondisi yang santai dan menarik.15

2. Prinsip-Prinsip Penggunaan Alat Peraga

Dalam pnggunaan aat iperaga, iguru iharus memperhaatikan iprinsip-

prinsip itertentu iagar ipenggunaan ialat iperaga idapat imencapai ihasil

iyang ibaik. iPrinsip-prinsip iitu adlah::

a. Menentukan ijenis ialat iperaga iyang itepat, iartinya iguru iharus

iterlebih idahulu imemilih ialat iperaga iyang isesuai idengan itujuan

idan ibahan ipelajaran iyang ihendak idiajarkan.

b. Menmpatkan atau memperlihaitkan aat peraga ipada iwaktu yg itepat,

ipada itempat iyang itepat idan isituasi iyang itepat, yatiu ikapan idan

dlam situwasi iapa ialat iperaga itersebut idigunakan idalam

ipengajaran.16

C. Alat Peraga Model Permainan Mekano

1. Pengertian Alat Peraga Model Permainan Mekano

Model Permainan Mekano adalah alat peraga yang mirip dengan jam

sudut atau nama lain model permainan mekano berasal dari jam mekanik.

Model pembelajaran ini yang terbuat dari kardus, sterofom dan paku

sekrup. Model permainan mekano digunakan untuk memahami konsep

sudut, baik sudut lancip maupun sudut tumpul dan besarnya sudut pada

15
Sundayana, h.10.
16
Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar (Bandung: Sinar Baru Algensindo,
2011), h. 104.
17

siswa sekolah dasar. Sudut yang di ciptakan oleh model permainan

mekano merupakan konsep pemahaman sudut yang konkret yang dapat di

lihat hasil sudutnya.17

Pembelajaran alat peraga ini terbuat dari bahan yang mudah di bentuk

seperti kardus dan membutuhkan busur, pensil, gunting dan penggaris

untuk membentuk model permainan mekano. Contoh dari gambar alat

peraga model permainan mekano sebagai berikut:

Gambar 2.1 Alat Peraga Model Permainan Mekano

Penggunaan alat peraga telah diaplikasikan dibeberapa sekolah, akan

tetapi belum begitu banyak yang menggunakannya. Sampai saat ini, alat

peraga digunakan oleh sekolah tertentu saja. Padahal alat peraga itu sangat

penting dan dapat memudahkan siswa dalam mencerna materi serta

memahami dan mengerti suatu mata pelajaran, misalnya mata pelajaran

matematika.18

17
Sundayana, Media dan Alat Peraga dalam Pembelajaran Matematika,h. 135-136.
18
Sulistyorini dkk., Supervisi Pendidikan (bengkalis: CV. DOTPLUS Publisher, 2021), h.
164.
18

Adapun maksud digunakan alat peraga Model Permainan Mekano

dalam pembelajaran matematika, sebagai berikut:

a. Mempermudah dalam hal pemahaman konsep-konsep dalam

matematika.

b. Memberikan pengalaman yang efektif bagi siswa dengan berbagai

kecerdasan yang berbeda.

c. Memotivasi siswa untuk menyukai pelajaran matematika.

d. Memberikan kesempatan bagi siswa yang lebih lamban berfikir untuk

menyelesaikan tugas dengan berhasil.

e. Memudahkan penyampaian materi

f. Efisiensi waktu.19

2. Tujuan dan Fungsi Pengunaan Alat Peraga Model Permainan Mekano

Adapun tujuan penggunaan alat peraga Model Permainan Mekano

adalah, sebagai berikut:

a. siswa dapat mempelajari dan memahami materi Pengukuran Sudut

menjadi lebih mudah dan cepat.

b. Guru dan siswa berperan aktif saat proses belajar karena siswa

mempraktekkan materi yang disajikan dengan alat peraga Model

Permainan Mekano.

c. Suasana kelas pun menjadi lebih akrab dan penuh keceriaan.

d. proses belajar mengajar bisa langsung dengan efektif karena

menimbulkan perasaan senang, dan

19
Hidayati, Kumpulan Materi Ajar Kreatif, h. 32.
19

e. pembelajaran menjadi bermakna bagi siswa karen alat peraga yang

ditampilkan cukup menarik perhatian mereka.20

Ada lima (5) fungsi dari alat peraga dalam proses belajar

mengajar, yaitu:

a. Memberikan alternatif metode pembelajaran matematika yang

menyenangkan untuk peserta didik.

b. Memberikan alternatif games edukatif bgi anak-anak.

c. Bagi guru dapat mempermudahkan guru dalam mengajarkan materi

Pengukuran Sudut

d. Bagi siswa dapat memudahkan dalam memahami materi Pengukuran

Sudut.

e. Bagi sekolah dapat memberikan sumbangan dalam peningkatan hasil

belajar matematika.21

3. Langkah-Langkah Dalam Penggunaan Alat Peraga Model Permainan

Mekano

Penggunaan alat peraga Model Permainan Mekano untuk menentukan

Pengukuran Sudut dalam satuan baku, sebagai berikut:

a. Guru menjelaskan konsep yang diterapkan pada media secara klasikal.

b. Guru mengjak sisuwa untk melhat dan mengmati benda-beda yang

berbntuk sudut.

20
Zaenul Slam, Metode Penelitian Tindakan Kelas (Pasuruan: Penerbit Qiara Media, 2021),
h. 303-304.
21
Slam, Metode Penelitian Tindakan Kelas, h. 304.
20

c. Guru membagi murid menjadi beberapa kelompok untuk mengamati

alat peraga Model Permainan Mekano.

d. Seelah itu, guru mngajarkan caa mengukur Sudut derngan mengajar

secara teratru.

e. Selnajutnya, guru menjeelaskan berbagai macam sudut yang bisa di

bentuk dengan menggunakan alat peraga tersebut.

f. Selanjutnya hasil terakhir, guru meminta beberapa siswa maju ke

depan untuk menyelesaikan soal dengan menggunakan alat peraga

model permainan mekano.

g. Setelah selesai dengan soal didepan, guru memberikan soal kepada

siswa untuk menyelesaikan soal pengukuran sudut dengan benar.

h. Selanjutnya, guru meminta siswa menjawab dengan membawa alat

peraga dan meminta teman lain untuk menyimak.

i. Untuk hasil akhir, guru memberikan soal sebagai latihan untuk siswa.

j. Selanjutnya, siswa diminta untuk mencoba menerapkan dirumah

supaya siswa lebih mengingatnya mengenai sudut yang ada di sekitar.

4. Kelebihan Dan Kelemahan Alat Peraga Model Permainan Mekano

a. Kelebihan alat peraga Model Permainan Mekano sebagai berikut:

1) Mudauh digunaskan dan mudah membuwatnya.

2) Dapar menciptkan susuana yag menariok di dalam kelas.

3) Bendaanya sangatt ringan.

b. Kekurangan alat peraga Model Permainan Mekano sebagai berikut:

1) Tidak bisa dibawa kemana-mana.


21

2) Muidah ruak dan basah karena bahan yang dignakan lunak.

D. Matematika

1. Pengertian Matematika

Matematika adalah simbol, ilmu deduktif yang tidak menerima bukti

secara induktif; ilmu tentang pola keteraturan, dan struktur yang

terorganisasi, mulai dari unsur yang tidak didefinisikan ke unsur yang

didefinisikan, ke aksioma atau postulat, dan akhirnya ke dalil.22

Matematika merupakan suatu cabang ilmu yang mengkaji tentang cara

berhitung, mengukur sesuatu dengan angka, simbol, atau jumlah. Beliau

juga mengatakan bahwa matematika adalah Mother of Science karena ilmu

pengetahuan lain baru bisa kita pelajari bila memahami matematika

terlebih dahulu.23 Adapun definisi matematika sebagai berikut:

a. Matematika menjadi cabang ilmu pengetahuan abstrak dan


terorganisir secara sistematik
b. Matematika merupakan pengetahuan tentang bilangan dan
perhitungan.
c. Matematika adalah pengetahuan tentang penalaran logika dan ada
hubungannya dengan bilangan.
d. Matematika merupakan pengetahuan tentang struktur-struktur yang
logis.
e. Matematika adalah pengetahuan yang berhubungan dengan aturan
ketat. 24

22
Siti Ruqoyyah, Sukma Murni, dan Linda, Kemampuan Pemahaman Konsep Dan Resiliensi
Matematika Dengan VBA Microsoft Excel (Purwakarta: CV. Tre Alea Jacta Pedagogie, 2020), h.
1.
23
Trygu, Studi Literatur Problem Based Learning untuk masalah Motivasi bagi siswa dalam
Belajar Matematika (Bogor: Guepedia, 2020), h. 33.
24
Ruqoyyah, Murni, dan Linda, Kemampuan Pemahaman Konsep Dan Resiliensi
Matematika Dengan Vba Microsoft Excel, h. 2.
22

Penyataan diatas dapat disimpulkan bahwa, matematika memiliki sifat

yang tidak akan mengalami perubahan dalam perhitungannya serta semua

rumus yang sudah tersusun dengan baik, tidak dapat dirubah oleh

siapapun. Pembelajaran matematika ini sangat banyak yang tidak

menyukainya, karena matematika dianggap membosankan dan pelajaran

yang sulit dimengerti. Maka dari itu pendidik harus pandai dalam

merangkum materi sehingga materi tersebut bisa menjadi pelajaran yang

diminati.

2. Tujuan pembelajaran matematika

Matematika diajarkan di sekolah membawa nilai yang sangat penting

yaitu mendukung ketercapaian tujuan pendidikan naisonal. Secara umum

tujuan pendidikan matematika disekolah dapat digolongkan menjadi dua

yaitu sebagai berikut:

a. Tujuan yg ibersifat iformal, yaitu imenekankan ikepada iipenalaran

dalam iipembentukan isikap idan ikepribadian siswa.

b. Tujuan yg ibersifat imateril, yaitu imenekankan ikepda ikemampuwan

siswa dalam imemecahkan imasalah idan imenerapkn imatematika.i25

Tujuan ikhusus imatematika di sekolah dasar (SD) adalah:

a. Menjadikan siswa terampil dalam berhitung (menggunakan bilangan)

sebagai alat dalam kehidupan sehari-hari.

b. Menumbuhkan kemampuan siswa yang dapat dialih gunakan melalui

kegiatan matematika.

25
Ibid., h. 33.
23

c. Mengembangkan pengetahuan dasar matematika sebagai bekal belajar

di tingkat pendidikan selanjutnya.

d. Membentuk sikap logis, kritis, cermat, kreatif dan disiplin.`

Berdasarkkan berbagai tujuan diatas, dapat disimpulkan bahwa tujuan

pembelajaran matematika adalah menanamkan sikap terhadap siswa yang

logis, kreatif, inovatif serta mampu menalar dengan baik.

3. Materi Pengukuran Sudut Untuk Alat Peraga Model Permainan Mekano

a. Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar dan Indikator

Standar konpetensi (SK) dan ikompetensi iDasar i(KD)

imatematika idi iSD/MI imerupakan istandar iminimum iyang isecara

inasional iharus idicapai isiswa idan imenjadi iacuan idalam

ipengembangan ikurikulum disetiap isatuan ipendidikan. Berikut ini

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk kelas IV sekolah

dasar matematika materi bilangan bulat.

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Matematika sekolah

dasar kelas IV Semester 2

Standart Kompetensi Dasar


Kompetensi
6. Pengukuran Sudut 2.1 Menjelaskan dan menentukan ukuran sudut pada
bangun datar dalam satuan baku dengan
menggunakan busur derajat
1.1 Mengukur sudut pada bangun datar dalam
satuan baku dengan menggunakan busur derajat

Indikator dalam pembelajaran matematika antara lain adalah:


24

1. Memahami pengertian dari sudut.

2. Menulis lambang sudut dalam satuan baku.

3. Menjelaskan pengertian dari sudut.

4. Menyebutkan jenis-jenis sudut.

5. Menentukan ukuran sudut pada bangun datar dalam satuan baku

dengan menggunakan busur derajat

6. Mengukur sudut pada bangun datar dalam satuan baku dalam

kehidupan sehari-hari.

7. Mengukur sudut pada bangun datar dalam satuan baku dengan

menggunakan busur derajat.

8. Menyelesaikan masalah yang berkaitan pengukuran sudut dalam

kehidupan sehari-hari.

b. Materi Pengukuran Sudut

Sudut dapat diartikan sebagai ruang antara dua garis yang saling

berpotongan yang mempunyai titik panggal yang sama.


a

c b

d
Gambar 2.2 Gambar Garis Berpotongan Membentuk Sudut

Gambar diatas merupakan gambar 4 sudut dengan 1 titik. Jika di

sebutkan maka < ae, < eb, < bd,< cd, dan < ac. Jika kita gambar dua

e
25

garis yang bertemu daalam satu titik seperti < eb, maka dapat di

gambarkan contoh salah satu <eb sebagai berikut:

Gambar 2.3 Gambar Garis Berpotongan Membentuk Sudut

Dalam kegidupan sehari-hari banyak kita jumpai benda yang

memiliki sudut seperti dusut pada meja berbentuk sudut siku-siku,

sudut pada ujung pensil membentuk sudut lancip, dan jarum jam yang

menunjukkan pukul 04.00 membentuk sudut tumpul. dengan begitu

kita telah mengetahui berbagai macam benda yang memiliki sudut.

Sudut lancip adalah sudut yang memiliki sudut sebesar < 90°.

Sudut tumpul adalah sudut uang berbentuk melebar dengan memiliki

besar sudut >90° dan sudut siku siku merupakan sudut yang memiliki

derajat sudut sebesar 90°.

Satuan baku dari pengukuran sudut adalah derajat yang

dilambangkan dengan °, misalkan 30°. 30° dibaca tiga puluh derajat.26

Busur iderajat imemiliki idua igaris iberlawanan, ibagian idalam

lengkungannya dan idibagian luwar. Oleh karena iitu, aat iini berguna

iuntuk imengukur isudut idari idua sisi iyaitu isisi idalam dan sisi

iluar. Seperti gambar di bawah ini.

26
Hosnan Syahrinawati Anggraeny Endah Cahyanti, dan Khoirotul Alfi, Senang Belajar
Matematika, 1 ed. (Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2018), h. 181.
26

Gambar 2.4. Busur Derajat


Sumber: dokumentsi penulis

Untuk mengukur sudut menggunakan busur, perhatikan langkah-

langkah berikut.

1. Letakkan titik pusat busur pada titik sudut yang akan diukur.

2. Impitkan garis dasar busur dengan salah satu kaki sudut.

3. Lihat garis sudut yang lain.

4. Angka pada busur yang berimpit dengan kaki sudut menunjukkan

ukuran sudut.

Busur tidak hanya di gunakan pada dua garis yang bertemu dan

berbentuk sudut saja tetapi busur dapat digunakan juga dengan

gambar bangun datar. busur digunakan pada bangun datar pada

segitiga yang memiliki 3 titik isudut iyaitu isudut iA, isudut iB, idan

isudut iC. iSetiap ititik-titik isudut itersebut idiukur ibesar isudutnya.

iMengukur ibesar isudut iA idengan imenggunakan ibusur iderajat,

iakan idiperoleh ibahwa ibesar isudut iA iadalah 65°.


27

Gambar 2.5 Bangun Datar dan Busur Derajat


Sumber : gambar busur.co.id

Dengan menggunakan busur derajat akan mempermudah kita

untuk mengetahui benar atau tidak besar sudut A pada gambar bangun

datar segitiga tersebut.

E. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian teori diatas dapat disimpulkan hipotesis tindakan

pada penelitian tindakan kelas (PTK) ini sebagai berikut: Penggunaan alat

peraga dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran

matamatika kelas IV SD Negeri 6 Metro Barat iTahun Plajaran 2021/2022.


28

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah definisi suatu variabel sebagai objek

yang diterapkan oleh peneliti untuk diamati dan dipelajari kemudian ditarik

kesimpulan. Secara tidak langsung definisi operasional variabel dalam

penelitian harus dirumuskan karena untuk menghindari kesesatan dalam

mengumpulkan data.1

1. Variabel Bebas

Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi variabel

lain. Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah penggunaan alat

peraga Model Permainan Mekano. Alat peraga yang digunakan dalam

penelitian ini adalah papan yang mirip dengan jarum jam. Pada umumnya

siswa akan tertarik pada alat peraga yang konkret.

Langkah-langkah penggunaan alat peraga Model Permainan Mekano

dengan materi Pengukuran sudut dalam prosses pembelajaran

diantaranya, yaitu:

a. Guru menjelaskan konsep yang diterapkan pada media secara

klasikal.

b. Guru mengajak siswa untuk melihat dan mengamati benda-benda

yang membentuk sudut dan memiliki sudut.

11
Nanda Saputra dkk., Penelitian Tindakan Kelas, 1 ed. (Aceh: Yayasan Penerbit
Muhammad Zaini, 2021), h. 113.
29

c. Guru membagikan beberapa kelompok untuk menentukan sudut apa

saja yanng ada diruangan dan dilingkuangan sekitar.

d. Setelah itu, guru mengajarkan cara membuat sudut dengann

menggunakan sedotan dengan mengajar secara teratur.

e. Selanjutnya, guru menjelaskan bagian-bagian yang terdapat pada

bangun datar dan nama sudut yang dimiliki, seperti sudut lacip,

sudut siku-siku dan sudut tumpul.

f. Setelah selesai dengan mengenal maam-macam sudut, guru

memberikan soal kepada siswa untuk menyelesaikan soal

pengukuran sudut yang sesuai dengan karya yang di bentuknya.

g. Selanjutnya, guru meminta siswa menjawab dengan menggunakan

alat peraga sebagai penunjuk besar sudutnya dan meminta tempat

lain untuk menyimak.

h. Untuk hasil akhir, guru memberikan soal sebagai latihan untuk

siswa.

i. Selanjutnya, siswa diminta untuk mencoba menerapkan dirumah

supaya siswa lebih mengingatnya mengenai bentuk bangun ruang

sederhana di sekitar.

2. Variabel Terikat

Variabel terikat adalah variabel yang dipengarui atau yang

disebabkan karena adanya variabel bebas. Dalam penjelasan tersebut,

maka variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar.


30

Hasil belajar yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah hasil

belajar siswa kelas IV pada mata pelajaran matematika yang diperoleh

dari hasil belajar pos tes siklus I dan hasil belajar pos tes siklus II yang

diperoleh setelah diberi tindakan. Dengan indikatornya sebagai berikut:

a. Siswa mampu memahami dan menjelaskan pengertian dari sudut.

b. Siswa mampu mengidentifikasi dan menyebutkan jenis-jenis sudut

dalam satuan baku.

c. Siswa mampu mengelompokkan alat ukur dan mengukur sudut pada

bangun datar dalam satuan baku dengan busur derajat.

d. Siswa mampu menentukan ukuran sudut pada bangun datar dalam

sutuan baku dengan menggunakan busur derajat.

e. Siswa mampu menyelesaikan masalah yang berkaitan pengukuran

sudut dalam kehidupan sehari-hari.

B. Setting Penelitian

Peneliti imemilih iSD iNegeri 6 Metro Barat isebagai iobjek ipenelitian.

Kondisi isekolah isangat bersih, itidak iada isampah iberserakan idiihalaman

depan imaupun idi ibelakang ikelas. Ruang kelas dan infrasstruktur yang

memadaii seperti paan tulis dan kursi lengkap tanpa daa krusakan.

C. Subjek Penelitian

Peneliti imengambil isubjek ikelas IV SD, idengan ijumlah siswa daam

ikelas tersebut terdiri dari 10 iperempuan idan 16 laki-laki, sehingga jumlah

isiswa dikelas IV iadalah 26 orang. iBerdasarkan ijumlah isiswa itersebut,

isiswa imemperoleh inilai irata-rata irendah idalam ipelajaran imatematika.


31

D. Prosedur Penelitian

Mengenai model penelitian tindakan yang digunakan dalam penelitian

ini, ada empat tahapan yang harus dilalui, yaitu: perencanaan, pelaksanaan,

pengamatan, dan refleksi. Model dan penjelasan untuk setiap tahapan adalah,

sebagai berikut: 27

Perencanaan

Refleksi Pelaksanaan
SIKLUS I

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi
SIKLUS II Pelaksanaan

Pengematan

??

Gambar 3.1 Proses Siklus Pembelajaran


Siklus I

1. Tahap perencanaan

Pada Tahap ini peneliti menjelaskan apa, mengapa, kapan, di mana,

oleh siapa, dan bagaimana tindakan akan dilakukan. Tahapan dalam

perencanaan meliputi:

a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

b. Mempersiapkan alat atau media yang diperlukan dalam mengajar

c. menyusun lembar soal yang akan diberikan siswa untuk dikerjakan

d. mempersiapkan lembar penilaian dan lembar observasi.


27
Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), h. 16.
32

2. Tahap pelaksanaan tindakan

Pelaksanaan yaitu implementasi atau penerapan isi rencana tindakan

dikelas yang diteliti. Hal ini perlu diingat bahwa dalam setiap tahap

pelaksana guru harus ingat dan berusaha menaati apa yang dirumuskan

dalam rencana tindakan, harus berprilaku wajar, tidak kaku dan tidak

dibuat-buat.

a. Kegiatan awal

1) Guru memberikan salam dan mempersilahkan untuk berdoa

terlebih dahulu.

2) Guru mengecek kesiapan siswa dengan memeriksa lembar

kehadiran dan memeriksa pakaian sert melakukan pemanasan

(ice breaking).

3) Mengadakan appresepsi

4) Guru memotivasi siswa dengan menginformasikan tujuan

pembelajaran

b. Kegiatan inti

Fase I: Menyiapkan materi

1) Guru meminta siswa untuk fokus pada pelajaran.

2) Guru memberikan penjelasan-penjelasan tentang materi

pengukuran sudut

Fase II: Kegiatan kelompok belajar

1) Membagi siswa dalam kelompok belajar yang terdiri dari 4-5

orang per-kelompok.
33

2) Guru memberikan tugas pada setiap kelompok, Setiap

kelompoknya guru memberikan soal yang didalamya siswa

diperkenankan untuk melakukan imajinasi tentang benda-benda

yang memiliki sudut.

3) Siswa mempergunakan waktu yang telah diberikan guru untuk

berdiskusi.

Fase III: Pemberian latihan

1) Guru memberikan beberapa soal yang didalamnya terdapat

beberapa pertanyaan mengenai pengukuran sudut dengan

menggunakan busur derajat.

2) Siswa juga diberikan sedotan warna-warni untuk membuat

bermacam-macam bangun datar yang memiliki sudut dan

menghitung besar sudut bangun datar tersebut.

Fase IV: Mempresentasikan hasil kelompok belajar

Dalam fase ini setiap kelompok mempresentasikan hasil kerja

kelompok mereka di depan kelas. Presentasi dilakukan bisa

menggunakan alat peraga ataupun tidak. Siswa yang lain diharapkan

memperhatikan, bertanya, menyanggah, dan memberi pendapat

terhadap materi yang disampaikan.

c. Kegiatan akhir

1) Guru memberikan tanggapan hasil untuk setiap kelompok

belajar, berupa penguatan (penguatan verbal atau non-verbal)

pada kelompok-kelompok yang aktif. Sedangkan kelompok-


34

kelompok yang belum aktif diberikan sebuah motivasi agar

lebiih brsemangat lagi dalm belajar.

2) Menyimpulkan hasil kelompok belajar

3) Memberikan pekerjaan rumah (PR)

3. Tahap pengamatan

Tahap pengamatan ini dilakukan oleh pengamat (baik dari orang lain

ataupun guru sendiri). Kegiatan ini dilakukan selama proses

pembelajaran berlangsung dari awal sampai akhir pembelajaran dengan

tujuan memperoleh informasi, sambil melakukan pengamatan guru

mencatat sedikit demi sedikit apa yang terjadi. Kegiatan ini dilakukan

oleh peneliti dan observasi sebagai kolabulator dengan menggunakan

lembar observasi.

4. Tahap Refleksi

Kegiatan ini merupakan untuk mengemukakan kembali apa yang

sudah dilakukan. Kegiatan refleksi ini adalah kegiatan evaluasi,

menganalisis, memahami, dan membuwat kesimpuan berdasarkan hasill

pengamatan. Refleksi dilakukan deengan menganalisis hasil observasi

dan tes yg digunakn sebagaii dasar untuk memperbaiki siklus berikutnya.

Siklus II

Berdasarkan hasil refleksii ipada siklus I, imaka pada pembeljaran isiklus

II akan dapatt diperbaikii kekurangan yg ada pada siklus I. Pada siklus II

idisajikan tahap-tahapnya yg sama pada siklus I, dengan melanjtkan materi

pembeljaran yg sesuaii kompetensii dasar atau lanjutan iindikatornya.


35

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumplkan data yg diiinginkan dan diiperlukan dalam

penelitian tindakan kelas iini diperlukan penggunaan teknik pengumpulan

data yaitu:

1. Tes

Tes adalah metode untuk mengukur kemampuan, pengetahuan, dan

kinerja seseorang dalam domain tertentu. Pengertian ini lebih

mengutamakan fungsi tes sebagai instrumen sebagai alat untuk mengukur

kemampuan, pengetahuan, dan kinerja (performance) sebagai hasil dari

proses belajar peserta didik.”2

Dalam penelitian iini diguinakan tes untuk memproleh data hasill

belajar siswa dlam penerapn pengunaan aat perga pada mata pelajaran

imatematika. Tes yg diilakukan diawal dan diakhiir siklus adalah post

test dengan nilai standar hasill belajar sesuaii dengan nilaii kriteria

ketuntasan minimum (KKM) pada mata plajaran matematika sebesar 66.

2. Observasi

Observasi adalah pengamatan yang bertujuan untuk mendapatkan

data tentang suatu masalah, sehingga diperoleh pemahaman atau sebagai

alat pembuktian terhadap informasi/keterangan yang diperoleh

sebelumnya. Observasi tidak hanya terbatas kepada pengamatan yang

22
Sumardi, Teknik Pengukuran Dan Penilaian Hasil Belajar (Yogyakarta: Deepublish,
2020), h. 2.
36

dilakukan, baik secara langsung maupun tidak langsung. pengamatan

tidak langsung misalnya melalui questionnaire dan tes.3

Tujuan utama observasi adalah untuk mengumpulkan data dan

informasi mengenai suatu fenomena, baik yang berup peristiwa maupun

tindakan, baik dalam situasi yang sesungguhnya mupun dalam situasi

buatan dan untuk mengukur perilaku kelas, interaksi antar peserta didik

dengan guru, dan faktor-faktor yang dapat diamati lainnya, terutama

kecakapan sosil (social skills).4

Observasi dapat digunakan untuk menilai proses dan hasil belajar

peserta didik, seperti tinngkah laku peserta didik pada waktu belajar,

berdiskusi, mengerjakan tugas, dan lain-lain.5

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah “cara pengumpulan data dengan mencatat atau

mengambil data yang sudah ada dalam dokumen diambil. Validitas yang

diperoleh dari kredibilitas sumber data, dalam hal ini dokumen atau arsip

dari mana data dokumen diambil. Hal penting dalam menggunakan

teknik dokumentasi adalah kejelasan variabel disertai indikator-

indikatornya sehingga penelitian ddapat memilih dengan tepat data yang

ada dalam dokumen.”6

33
Esty Aryani Safithry, Asesmen Teknik Tes Dan Non Tes (Purwokerto: CV. IRDH, 2018), h.
48.
44
Muhammad Ilyas Ismail, Evaluasi Pembelajaran, 1 ed. (Depok: PT. RajaGrafindo Persada,
2021), h. 130.
55
Ibid,.
66
Djaali, Metodologi Penelitian Kuantitatif (Rawamangun: Bumi Aksara, 2021), h. 55.
37

Adapun data dokumentasi yang diperlukan adalah data-data yang

tertulis tentang nilai hasil belajar siswa, keadaan guru dan siswa, serta

sejarah berdirinya SD Negeri 6 Metro Barat.

F. Instrumen Penelitian

Pemilihan Instrumen penilaian peneliti menggunakan beberapa uji coba,

sebagai berikut:

1. Soal tertulis

Tes isoal itertulis idigunakan iuntuk imengetahui ihasil ibelajar

isiswa isetelah ipembelajaran imatematika. iSoal ites iterdiri idari isoal

ipre itest idan ipos itest. Kisi-kisi soal tes seperti tabel dibawah ini:

Tabel 3.1 kisi-kisi soal tertulis


Kompetensi Dasar:
1. Menjelaskan dan menentukan pengukuran sudut pada bangun datar
dalam satuan baku
2. Mengukur sudut pada bangun datar dalam satuan baku dengan
menggunakan busur derajat
N Tingkat
No. Aspek
o Indikator Kesukaran Skor
Soal
Md Sd Skr C1 C2 C3
Siklus I
Memahami pengertian dari 1 √ 5
1. √
sudut. 2 √ 5
Mengidentifikasi jenis-jenis 3 √ 5
2. √
sudut dalam satuan baku 4 √ 10
Mengelompokkan alat ukur 5 √ 5
4. dan pengukuran sudut pada √
6 √ 10
bangun datar dalam sutuan
38

7 √ 10
baku dengan menggunakan
busur derajat ukuran sudut
Menentukan 8 √ 10
pada bangun datar dalam 9 √ 20
7. √
sutuan baku dengan
10 √ 20
menggunakan busur derajat.
Jumlah 100
Siklus II
Menjelaskan pengertian dari 1 √ 5
10. √
sudut. 2 √ 5
Menyebutkan jenis-jenis 3 √ 5
12. √
sudut. 4 √ 10
Mengunakan alat ukur dan 5 √ 10
mengukur sudut pada bangun 6 √ 5
14. datar dalam satuan baku √
dengan menggunakan busur 7 √ 10
derajat.
Menyelesaikan masalah yang 8 √ 20
17. berkaitan pengukuran sudut 9 √ √ 10
dalam kehidupan sehari-hari. 10 √ 20
Jumlah 100
Sumber: Panduan Pengembangan Indikator, 2017

2. Lembar observasi

Instrumen observasi idigunakan iuntuk imemperoleh iinformasi

ipelaksanaan ikegiatan ipembelajaran idan ihasil ibelajar isiswa ipada

ipembelajaran idengan imenggunakan ialat iperaga imodel ipermainan

imekano. Kisi-kisi lembar observasi seperti tabel dibawah ini:


39

Tabel 3.2 Kisi-kisi Lembar Observasi Siswa tentang Menggunakan


Alat Peraga dalam Proses Pembelajaran
Skor
No Aspek
5 4 3 2 1
1. Siswa mampu memahami dan menjelaskan
pengertian dari sudut.
2. Siswa mampu mengidentifikasi dan menyebutkan
jenis-jenis sudut dalam satuan baku.
3. mengelompokkan alat ukur dan mengukur sudut
pada bangun datar dalam satuan baku dengan
busur derajat.
4. Siswa mampu menentukan ukuran sudut pada
bangun datar dalam sutuan baku dengan
menggunakan busur derajat..
5. Siswa mampu menyelesaikan masalah yang
berkaitan pengukuran sudut dalam kehidupan
sehari-hari.
Sumber : Pembelajaran Matematika, 2018
Keterangan : (5) Bangat Baik (4) Baik (3) Cukup (2) Kurang (1) rendah

G. Teknik Analisis Data

Teknik yang digunakan untuk menganalisis data dalam penelitian ini

adalah Analisis Data Kualitatif dan Analisis Data Kuantitatif. Analisis Data

Kualitatif idilakukan idengan imenggunakan imetode idemonstrasi,

imendeskripsikan ihasil iobservasi iberdasarkan iindikator iveriabel

ipenelitian. iProses ipemecahan imasalah idengan icara imembahas imasalah

iberdasarkan iteori idari imasing-masing ivariabel iyang iditeliti.7 Analisis

Data Kuantitatif adalah data dalam bentuk jumlah dituangkan untuk

77
Ismail, Evaluasi Pembelajaran, h.73.
40

menerangkan suatu kejelasan dari angka-angka/memperbandingkan dari

beberapa gambar sehingga memperoleh gambar baru.”8

Analisis kuantitatif dilakukan untuk melihat peningkatan hasil belajar

siswa post-tes yang diberikan kepada siswa pada setiap siklus dengan

menggunakan alat peraga model permainan mekano pada mata pelajaran

matematika. Analisis data ini dihitung dengan menggunakan rumus statistik

sederhana, berikut ini:

a. Menghitung nilai rata-rata (mean), digunakan rumus:

X=
∑X
n
Keterangan: X : Nilai rata-rata kelas
Ʃx : Jumlah semua nilai siswa
n : Jumlah siswa9
b. Menghitung presentase, digunakan rumus:
f
P= ×100 %
n
Keterangan: P : Presentase
f : Jumlah semua nilai data
n : Jumlah siswa1010

H. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah adanya peningkatan

hasil belajar mata pelajaran matematika dari satu siklus ke siklus yang lainnya

yaitu rata-rata keberhasilan belajar siswa ditandai dengan tercapainya Kriteria

Ketuntasan Minimum (KKM) dengan nilai ≥ 66 mencapai 70% .

88
Muslich Anshori dan Sri Iswati, Metodologi Penelitian Kuantitatif : Edisi 1 (Surabaya:
Airlangga University Press, 2019), h. 13.
99
Iqbal Hasan, Pokok-Pokok Materi Statistik1(StatistikDeskriptif) (Jakarta: Bumi Aksara,
2003), h. 72.
1010
Anas Sudjiono, Statistik Pendidikan (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003), h. 41.
41

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Lokasi Penelitian

a. Lokasi Penelitian

Letak secara umum batasan wilayah SD Negeri 6 Metro Barat

beralamatkan di Jalan Jendral Sudirman Kelurahan Ganjaragung

14/11 Metro Barat Kota Metro Provinsi Lampung kode pos 34114.

Letak astronimis berada pada titik lintang -5.1015450 dan bujur

105.330390999999960. SD Negeri 6 Metro Barat memiliki batasan

batasan wilayah seperti arah timur dan selatan adalah jalan raya, arah

barat Kelurahan Ganjar Agung dan utara adalah rumah pak Ahmad.

SD Negeri 6 Metro Barat ini berdiri pada tahun 1960 dibawah

lembaga pemerintah. Berstatus sekolah yaitu negeri dengan SK

Pendirian Sekolah : 642.2/1823/2/PK/1999 dan tanggal SK Pendirian

08-08-1999. SD Negeri 6 Metro Barat ini mendapatkan SK izin

Operational dengan Nomor SK izin oprasional :

031/SK-BAS/KM/2006.

Letak Demografi pada SD Negeri 6 Metro Barat dapat dilihat

dengan luas tanah 4340 m2 dan luas bangunan 1090 m2. SD Negeri 6

Metro Barat kepemimpinan Kepala Sekolah dan status kepemilikan

milik sendiri. Jarak antara pusat pemerintah (Obitase) dengan SDN 6

Metro Barat yaitu jarak dari pusat pemerintah kecamatan berjarak 2


42

km, dari pusat pemerintahan kabupaten 15 km, dan dari pusat

pemerintahan provinsi 65 km.28

b. Visi dan Misi Sekolah

1) Visi Sekolah

Menjadikan isiswa iSD iNegeri i6 iMetro iBarat iyang

iberiman idan ibertaqwa, iunggul idalam iprestasi, iberkarakter

imulia, iberinovasi, imelestarikan ilingkungan ihidup iyang

ibersih idan isehat.29

2) Misi iSekolah i

a) Menciptakan ilingkungan isekolah iyang iaman, inyaman,


ibersih idan isehat. i
b) Mengembangkan ipembelajaran iPendidikan iLingkungan
iHidup, idan imemanfaatkan ilingkungan ihidup isebagai
isumber ibelajar.
c) Melestarikan idan imelindungi ilingkungan isekolah
iseoptimal imungkin. i
d) Membiasakan isiswa iuntuk iberwirausaha idan
iberekonomi ikreatif idalam iperilaku ikehidupan isehari-
hari.30

c. Kondisi Sekolah serta Denah Lokasi SD Negeri 6 Metro Barat

1) Kondisi Sekolah

Kondisi SD Negeri 6 Metro Barat letak gedungnya di

lokasi kelurahan Ganjar Agung Kecamatan Metro Barat Kota


28
SDN 6 Metro Barat, kurikulum UPTD SDN 6 Metro Barat Tahun Pelajaran 2020-2021
(Metro, 2020).
29
SDN 6 Metro Barat, Hal.12.
30
SDN 6 Metro Barat, Hal. 13.
43

Metro. Sarana dan prasana di SD Negeri SD Negeri 6 Metro

Barat sangat memadai, Berikut beberapa sarana dan prasarana

untuk menunjang pendidikan dan administrasi sekolah serta

keperluan lainnya, dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 4.1 Sarana dan Prasarana SD Negeri 6 Metro Barat

No Jenis Sarana Prasarana Jumlah Kondisi


1. Gedung Perpustakaan 1 Rusak berat
2. Ruang kepala sekolah 1 Baik
3. Ruang tamu 1 Baik
4. Ruang guru 1 Baik
5. Ruang kelas 12 Baik
6. Ruang Lab. Komputer 1 Rusak ringan
7. Learning Researh Center 1 Baik
8. UKS 1 Rusak ringan
9. Musholah 1 Baik
10. Toilet Guru 4 Baik
11. Toilet siswa 10 Baik
12. Ruang Gudang 3 Baik
13. Lapangan 2 Baik
14. Ruang TU (Tata Usaha) 1 Baik
15. Rumah dinas guru 1 Baik
16. Rumah dinas penjaga 1 Rusak berat
17. Pos satpam 1 Baik
18. Kantin 2 Baik
Sumber : Buku Kurikulum SDN 6 Metro Barat

2) Denah Lokasi SD Negeri 6 Metro Barat


44

Berdasarkan rincian dari prasarana dan sarana sekolah,

adapun denah lokasi SD Negeri 6 Metro Barat pada gambar

berikut:

Gambar 4.1 Denah Lokasi SD Negeri 6 Metro Barat


Sumber: profil SD Negeri 6 Metro Barat

d. Data Guru dan Siswa SD Negeri 6 Metro Barat

Berdasarkan hasil observasi yang kami lakukan terhadap SD

Negeri 6 Metro barat Sumber Daya Manusia yang di peroleh

sebanyak Siswa dengan jumlah 463 (putra 229 dan putri 234), guru

21 (laki-laki 6 dan perempuan 15) dengan guru honorer sebanyak 5

orang. Adapula tenaga kependidikan sebanyak 6 orang yaitu staf 3

(administrasi/TU, Pustakawan dan Operator), satpam 1 orang,

tukang kebun 1 orang dan penjaga sekolah 1 orang. 31 Berikut tabel

daata pendidik dan tenaga kependidikan di SD Negeri 6 Metro Barat:

31
SDN 6 metro BARAT, Hal. 20-21.
45

Tabel 4.2 Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan SD Negeri 6 Metro Barat
No Nama Pangkat/Gol Jabatan Keterangan
1. Wahyudi, S.Ag Pembina, Kepala Guru PAI
Nip 19700118 200701 1 003 IV/a sekolah
2. Endang Sayekti, S.Pd Pembina TK Guru kelas
Nip. 19660615 198612 2 001 I, IV/b 6c
3. Ripyati, S.Pd Pembina TK Guru kelas
Nip. 19630207 198403 2 008 I, IV/b 4b
4. Darsiti, S.Pd Pembina, Guru kelas
Nip. 19641016 198603 2 005 IV/a 5b
5. Wagiyem, S.Pd Pembina, Guru kelas
Nip. 19680805 199103 2 011 IV/a 4d
6. Wike Renny Anggita. B, S.Pd Penata III/c Guru kelas
Nip. 19860126 201001 2 009 6a
7. Miftahul Mukaromah, S.Pd Penata III/c Guru kelas
Nip. 19880316 201001 2 006 5c
8. Anisa Wuladari, S.Pd Penata III/c Guru kelas
Nip. 19840813 200902 2 003 6b
9. Ainul Fatah, S.Pd Penata Md, Guru Wali kelas 3c
Nip. 19781129 200902 1 001 TK I III/b PJOK
10 Norma Yurista, S.Pd Penata Md, Guru kelas
Nip. 19851103 201001 2 006 TK I III/b 5a
11. Fauzani, A.Md.Pd Penata Md, Guru
Nip.19711126 200007 1 001 III/a PJOK
12. Edmon Hadiansyah, S.Pd Penata Md, Guru kelas
Nip. 19880304 201402 1 002 III/a 6d
13. Putri Windi Asmawati, S.Pd. Penata Md, Guru kelas
Nip. 19881226 201902 2 006 III/a 4a
14. Zarra Aulia Kusumawardani, Penata Md, Guru kelas
S.Pd III/a 3a
Nip. 19950124 201902 2 007
15. Aditya Agung Permana, S.Pd Penata Md, Guru kelas
Nip. 19950803 201902 1 002 III/a 4c
16. Siska Anggraeni, S.Pd Penata Md, Guru kelas
Nip. 19900405 202012 2 016 III/a 5d
17. Rizka Pramulyadani, S.Pd Penata Md, Guru kelas
Nip. 19930224 202012 2 016 III/a 2b
18. Alfian Deni Iskandar, S.Pd Penata Md, Guru kelas
Nip. 19930601 202012 1 008 III/a 3d
19. Sumiyati S.Pd - Guru kelas
46

1a
NUPTK. 3450764665300002
20. Eka Fitri Rostina, A. Md - Guru Operator
NUPTK. 6034762663300103 bidang
21. Miswati, S.Pd.I - Guru PAI Wali kelas 2c
NUPTK. 0948767668300042
22. Bayu Jati Sandika, S.Pd - Guru -
NUPTK. 4333764665130213 Kelas 1b
23. Rizqi Utami, S.Pd - - Wali kelas 3b
NUPTK. 8437773674230062
24. Desi Kurniawati,S.Pd - Guru kelas Pustakawati
NUPTK. 8545765667210043 2a
25. Nurul Luthfiyah, S.Pd - TU
26. Aris Saputra - Penjaga -
27. Jefri Diantoro - Keamanan -
28. Iis Lisnawati - Petugas -
kebersihan
Sumber : Buku Kurikuklum SDN 6 Metro Barat

Jumlah siswa/i di SD Negeri 6 Metro Barat pada tahun

2021/2022 terbagi beberapa kelas yang dapat dilihat pada tabel

berikut ini:

Tabel 4.3 Jumlah Siswa SD Negeri 6 Metro Barat

No. Kelas Laki-laki perempuan Jumlah


1. I 42 35 77
2. II 28 29 57
3. III 33 35 68
4. IV 43 38 81
5. V 30 31 61
6. VI 46 46 92
Total 222 214 436
Sumber : Buku Kurikulum SDN 6 Metro Barat

e. Struktur Organisasi SD Negeri 6 Metro Barat


47

Terdapat istuktur iorganisasi iyang itelah idi itetapkan idalam

iSD iNegeri i6 iMetro iBarat, ibaik idari ikepala isekolah isampai

ibendahara. iBerikut iadalah igrafik/gambar istuktur iorganisasi

ipada igambar i4.2 idan idisertakan ipada ilampiran

Kepala Sekolah Komite Sekolah

Wahyudi, S. Ag Toha Mukhtar


NIP. 19700118 200701 1003

Unit Perpustakaan STAF Tata Usaha

Desi Kurniawati, S.Pd Bayu Jati Sandika, S .P.d


NUPTK. 4333764665130213
NUPTK. 85457656674230062

Gambar 4.2 Stuktur Organisasi SD Negeri 6 Metro Barat

2. Deskripsi Data Hasil Penelitian

Penelitian ini menggunakan peneitian tindak kelas (PTK), Penelitian

dilaksanakan dalam 2 siklus dan setiap siklus terdiri dari 3 kali

pertemuan (setiap pertemuan terdiri dari 2 x 35 menit).

a. Kondisi Awal

Berdasarkan hasil pra survey yang dilakukan pada tanggal 17

november 2021 di SD Negeri 6 Metro Barat terdapat permasalahan

rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika kelas

IV. Hal ini terlihat pada hasil belajar siswa yang mencapai KKM ≥

66 hanya mencapai 8 siswa. Hal iini idisebabkan ifaktor iseperti


48

isiswa iyang itidak iberani ibertanya, itidak itekun idalam

ipembelajaran idikelas ibahkan itidak iberani imenjawab ipertanyaan

iyang idiajukan ilangnsung ioleh iguru ikepada isiswa.

b. Siklus I

1) Perencanaan Tindakan

Pada tahap ini peneliti merencanakan alat peraga dalam

proses pembelajaran dan setiap siklus terdiri dari 3 kali

pertemuan. Hal-hal iyag idilakukan idalam iperencanaan

iadalah:

a) Mempersiapkan imateri idan ibahan iajar.

b) Mempersiapkan ijam ipembelajaran iyang isesuai idengan

istandar ikonmpetensi iyang iditargetkan idalam ibelajar.

c) Menentukan istandar ikompetensi idan ikommpetensi idasar

iyang idiajarkan ikepada isiswa.

d) Membuat iRPP iyang isesuai idengan ipenggunaan ialat

iperaga

e) Mempersiapkan ialat iperaga iyang iakan idipakai.

f) Menyusun iperangkat iinstrument ihasil ibelajar.

2) Pelaksanaan Tindakan

Pembelajaran pada siklus 1 dilaksanakan sebanyak 3 kali

pertemuan.

a) Pertemuan ke 1
49

Pertemuman pertama dilaksanakan pada hari Sabtu, 26

Maret 2022 yang dilaksanakan selama 2 jam pelajaran (2 x

35 menit). Materi pokok bahasan adalah pengukuran sudut

dengan menjelaskan dan menentukan pengukuran sudut

pada bangun datar dalam satuan baku dengan menggunakan

busur derajat dengan indikator yaitu memahami pengertian

dari sudut dan mengidentifikasi jenis-jenis sudut dalam

satuan baku. Dalam pertemuan tersebut guru melakukan

kegiatan pendahuluan yang meliputi doa, absensi,

menanyakan keadaan siswa, kemudian dilanjutkan dengan

pemberian soal pre-tes kepada siswa guna mengetahui

sejauh mana pengetahuan yang dimiliki siswa tentang

materi yang akan di sampaikan yaitu pengukuran sudut.

Guru menyampaikan materi tentang pengukuran sudut

dengan menggunakan benda-benda di sekitar yang memiliki

sudut. Awalnya guru meminta siswa untuk memperhatikan

benda disekitar yang memiliki sudut. Setelah itu guru

bertanya contoh benda yang memiliki sudut, siswa

menjawab dengan antusias. Kemudian guru menjelaskan

tentang pengertian sudut, benda yang memiliki sudut, dan

jenis-jenis sudut yang ada di sekitar.


50

Gambar 4.3 Guru Memberikan Contoh Sudut Pada Benda

Selanjutnya guru menjelaskan tentang pengertian sudut

dan jenis-jenis sudut termasuk ke dalam benda yang

memiliki sudut meja, pintu, kursi, topi pak tani, papan tulis

serta dengan menggambarkan di papan tulis mulai dari

sudut lancip yang memiliki sudut < 90°, sudut tumpul yang

memiliki sudut > 90° dan susut siku-siku yang memiliki

sudut 90°. Siswa cukup antusias dalam memperhatikan

penjelasan dari guru. Kemudian guru memberikan tugas

kelompok yang setiap kelompoknya terdiri dari 2-3 orang.

Selanjutnya dilanjutkan dengan guru meminta 2 kelompok

untuk maju kedepan kelas. Masing-masing kelompok

menjawab dengan siswa diminta untuk menunjukkan jenis-

jenis sudut dan letak sudut derajatnya dengan menggunakan

alat peraga. Guru menyuruh siswa yang lain untuk

menanggapi penjelasan materi yang sudah disampaikan

sementara guru memberikan penguatan kepada siswa yang

bertanya seperti “wah pertanyaan yang bagus” dan siswa


51

yang menjawab berupa kata-kata pujian seperti “good”

“tepat sekali” “baik”

Pada kegiatan akhir, guru menyimpulkan materi

bersama-sama dengan siswa. Kemudian guru memberikan

semangat kepada siswa. Dalam pertemuan pertama siklus 1,

siswa kurang akif dalam belajar karena siswa terlihat masih

malu-malu dengan guru baru (peneliti). Dilanjutkan dengan

memberikan informasi mengenai materi yang akan dibahas

pada petemuan berikutnya.

b) Pertemuan ke 2

Pembelajaran kedua ini dilaksanakan pada hari kamis,

31 maret 2022 yang dilaksanakan selama 2 jam pelajaran (2

x 35 menit). Materi pokok pada pertemuan ini adalah

pengukuran sudut dengan indikator mengelompokkan alat

ukur dan pengukuran sudut pada bangun datar dalam sutuan

baku dengan menggunakan busur derajat dan menentukan

ukuran sudut pada bangun datar dalam sutuan baku dengan

menggunakan busur derajat dengan menggunakan alat

peraga.

Dalam pertemuann ini, guru melakukan kegiatan

pendahuluan yang meliputi motivasi serta menyampaikan

tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran. Kemudian

guru mengadakan appersepsi tentang materi pengukuran


52

sudut. Dalam kegiatan ini guru mengadakan kegiatan tanya

jawab ternyata siswa menyimak apa yang dijelaskan oleh

guru dan siswa mampu membedakan sudut lancip, sudut

tumpul dan juga sudut siku-siku. Guru telah menyiapkan

busur dan membagikan kepada siswa untuk belajar

menggunakan busur derajat. Selanjutnya, guru

menggunakan sudut penggaris sebagai contoh penggunaan

busur derajat tersebut. Siswa yang bingung akan banyak

bertanya “bagaimana cara menggunakannya” lalu guru

memberikan arahan kepada siswa untuk memperhatikan

guru di depan.

Guru menunjukkan cara penggunaan busur derajat

dengan menggunakan alat peraga mekano. Selanjutnya

dengan alat peraga ini bisa mencari sudut lancip dengan

bentuk sudut yang telah di tentukan siswa di ajari secara

perlahan.

Gambar 4.4 Siswa Mencoba Menggunakan Alat Peraga


Mekano
53

Siswa sangat antusias ketika memperhatikan guru yang

menggunakan alat peraga dan setiap siswa ingin mencoba

menggunakan alat peraga tersebut. Saat guru melihat hasil

yang benar dan guru mengapresiasi siswa dengan berkata

“good job” “kerja bagus” dan meminta siswa yang sudah

paham untuk mengajari teman lain yang belum faham.

Pada kegiatan akhir siswa di berikan tugas untuk

membentuk kelompok belajar dan mengerjakan soal yang

telah diberikan guru di papan tulis. Jika soal tidak selesai

guru meringankan beban siswa dengan mengerjakan secara

berkelompok dirumah.

c) Pertemuan ke 3

Pembelajaran ke tiga ini dilaksanakan pada hari kamis,

7 april 2022 dilaksanakan selama 2 jam pelajaran (2 x 35

menit). Materi pokok pada pertemuan ini adalah

pengukuran sudut dengan indikator mengelompokkan alat

ukur dan pengukuran sudut pada bangun datar dalam sutuan

baku dengan menggunakan busur derajat dan Menentukan

ukuran sudut pada bangun datar dalam sutuan baku dengan

menggunakan busur derajat dengan menggunakan alat

peraga.

Pertemuan ini digunakan oleh guru untuk melanjutkan

materi pelajaran yang belum tersampaikan di hari


54

sebelumnya. Guru melakukan pembukaan seperti biasa

dengan memberikan penguatan serta mengulang materi

sebelumnya, memberikan motivasi dan melakukan ice

breaking. Guru bertanya mengenai alat ukur yang

digunakan untuk mengukur bangun datar dengan busur

derajat. Siswa ternyata sedikit banyak siswa yang bingung

dengan penggunaan busur derajat. Maka selanjutnya guru

memberikan arahan ulang untuk siswa supaya benar-benar

memahami bagaimana cara mengelompokkan alat ukur

dengan menggunakan busur derajat. Selanjutnya untuk

mengetahui apakah siswa sudah paham atau belum

menggunakan busur derajat, maka guru menyuruh 2-3 siswa

untuk menjawab soal di depan dengan busur derajat.

Gambar 4.5 Siswa Maju Ke Depan Untuk Mengukur


Menggunakan Busur Derajat

Siswa yang sudah berani menjawab dan memiliki

jawab yang benar maka mendapatkan apresiasi berupa “

kerja bagus” “bagus” dan “nilai seratus untuk...”

Selanjutnya guru menanyakan tentang soal yang di

berikan secara berkelompok ternyata ada sebagian


55

kelompok telah selesai mengerjakan, ada pula sebagian

kelompok yang belum selesai mengerjakan. Kemudian guru

memberikan waktu kepada siswa untuk melanjutkan

mengerjakan soal yang tertunda.

Pada kegiatan akhir, guru memberikan kesempatan

siswa untuk menyampaikan “bagaimana cara menentukan

derajat sudut dengan busur derajat.” Sebelumnya siswa

malu-malu untuk menjawab tetapi dengan beberapa trik dari

guru dengan memberikan hadiah kecil untuk siswa yang

berani menyampaikan jawaban yang dimiliki. Maka siswa

sangat antusias untuk menjawab. Setelah itu guru

menyuruh perwakilan siswa untuk memperlihatkan cara

penggunaan alat peraga dan meminta siswa lain untuk

menanggapi penjelasan yang di sampaikan oleh temannya.

Gambar 4.6 Siswa Menunjukkan Cara Menggunakan Alat


Peraga Permainan Mekano

Setelah presentasi yang telah di sampaikan oleh

perwakilan kelompok didepan kelas dan semua siswa


56

mencatat apa yang telah disimpulkan. Setelah itu, guru

melanjutkan pembelajaran dengan memberikan soal post-tes

kepada siswa kemudian, masing-masing siswa mengerjakan

soal tersebut dengan penuh keseriusan. Setelah selesai, guru

menyuruh siswa untuk mengumpulkan hasil post-test

kepada guru. Dan menginformasikan kepada siswa bahwa

ada hadiah untuk yang berhasil mendapatkan nilai terbaik

dalam post-test ini.

Pada akhir kegiatan, guru bersama-sama dengan siswa

menyimpulkan materi pembelajaran. Dalam pertemuan

siklus 1 ini siswa terlihat aktif dan juga malu-malu dalam

menyampaikan jawaban dalam pembelajaran matematika.

Selanjutnya guru memberikan motivasi kepada siswa untuk

selalu semangat dalam belajar.

3) Pengamatan

a) Hasil belajar siklus I

Pemahaman isiswa idiukur imelalui hasil ites iyang

diberikan ipada awal idan iakhir siklus I, iyaitu pre test dan

post test. iData selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.

Persentase ihasil pre test isiswa, yaitu isebelum isiswa

melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan alat

peraga dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.4 Hasil Pre Test dan Post Test Siklus I


57

Jumah siswa
N Nilai
Kategori Pre Prosen Post Prosen
o KKM
test tase test tase
1 ≥ 66 Tuntas 10 38% 16 62%
Belum
2 > 66 16 62% 10 38%
tuntas
Jumlah 26 100% 26 100%

Berdasarkan tabel diatas bahwa siswa yang

memperoleh nilai ≥ 66 yang tuntas sebanyak 10 siswa.

sedangkan yang diperoleh < 66 yang tidak tuntas sebanyak

16 orang siswa. karena pada siklus I yang mendapat ≥ 66

belum mencapai 70%, maka dikatakan belum tuntas atau

belum memenuhi target yang diinginkan. Sedangkan pada

hasil post test 16 siswa yang tuntas dan 10 siswa belum

tuntas, dan prosentase ketuntasan belajar adalah 62% siswa

yang tuntas dan 38% siswa yang belum tuntas. Dari data

tersebut dapat diartikan bahwa hasil post test meningkat

dibandingkan dengan hasil pada pre test. Hal tersebut

berarti bahwa hasil belajar siswa meningkat diakhir siklus I,

meskipun peningkatan belum mencapai target yang

diharapkan yaitu presentase hasil test utuk mengukur

pemahaman harus mencapai ≥70% siswa yang memperoleh

nilai ≥66.
58

Untuk lebih jelas melihat perbandingan hasil pre test

dan pos test pada siklus I dapat dilihat pada grafik dibawah

ini:

Gambar 4.7 Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pre Test


dan Post Test Siklus I
90%

80%

70%

60% 62 62
50%
% %
40% 38 38
tuntas belajar
Series 3
30%
% %
20%

10%

0%
pre test post test

Berdasarkan Pada grafik 4.7 diketahui bahwa hasil

belajar post test yang tuntas lebih baik dibandingkan dengan

hasil belajar pada pre test. Pada pre test prosentase

ketuntasannya hanya sebesar 38% sedangkan pada post-test

prosentase ketuntasannya sebesar 62% hal ini mengalami

peningkatan 24% dari hasil pre-test.

b) Hasil Observasi Penggunaan Alat Peraga Siklus I

Hasil observasi dari penggunaan alat peraga saat

pembelajaran di kelas pada siklus I sebagai langkah awal

siswa untuk mengenal dan menggunakan alat peraga. Hasil


59

observasi penggunaan alat peraga dapat dilihat pada tabel

dibawah ini:

Tabel 4.5 Hasil Observasi Penggunaan Alat Peraga


Siklus I
No Indikator Jumlah Rata-
. rata
1 Siswa mampu memahami dan 107 4,12
menjelaskan pengertian dari sudut
2 Siswa mampu mengelompokkan 86 3,31
alat ukur dan mengukur sudut
pada bangun datar dalam satuan
baku dengan busur derajat.
Jumlah 193
Rata-rata 96,5

Berdasarkan itable itersebut, idapatdilihat ibahwa

iterdapat ihasil idari isetiap ipenggunaan ialat iperaga

idalam iproses ipembelajaran. iHasil itersebut idapat idilihat

ipada igrafik iberikut iini:

Gambar 4.8 Grafik Hasil Observasi Penggunaan Alat


Peraga Pada Siklus I
60

4.3

4.1

3.9 4,
3.7 12
3.5

3.3 3, Rata-rata

3.1 31
2.9

2.7

2.5
A B

Keterangan:

A. Siswa mampu memahami dan menjelaskan pengertian

dari sudut.

B. Siswa mampu mengelompokkan alat ukur dan

mengukur sudut pada bangun datar dalam satuan baku

dengan busur derajat.

4) Refleksi

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan terhadap proses

pembelajaran pada siklus 1 dari pertemuan 1, 2, dan 3 ada

beberapa hal yang harus di perbaiki yaitu:

a) Ada beberapa siswa yang kurang serius dalam

pembelajaran.

b) Masih ada siswa yang malas mencatat materi yang

disampaikan oleh guru, siswa terlihat asik mengobrol

dengan temannya.
61

c) Masih ada siswa yang pasif dalam kegiatan bersama-sama

dengan guru dengan menyimpulkan materi pembelajaran

dikarenakan siswa ada yang belum paham materi maupun

siswa yang masih takut dan tidak percaya diri.

Berdasarkan refleksi pada siklus I, tindakan-tindakan yang

akan dilaksanakan pada siklus II yaitu:

a) Dilihat dari permasalahan guru, ditemukan hal-hal sebagai

berikut:

(1) Guru sebaiknya lebih banyak memberikan rangsangan-

rangsangan agar siswa lebih aktif dalam kegiatan

belajar mengajar berlangsung.

(2) Guru lebih memotivasi siswa agar pembelajaran dengan

pemberian penguatan (Reiforcement) lebih optimal dan

percaya diri sehingga siswa tambah semangat dalam

belajar.

b) Dilihat dari permasalahan siswa, ditemukan hal-hal sebagai

berikut:

(1) Sebagian siswa belum memahami cara

mengaplikasikan busur derajat pada gambar dengan

benar.

(2) Masih ada siswa yang mengobrol dengan teman diluar

materi yang dibahas, sehingga sebagian siswa kurang

aktif dalam proses pembelajaran.


62

c) Hasil pre-tet dan post-test, dari hasil pengamatan oleh

observer pada kegiatan siklus I ditemukan hal-hal sebagai

berikut:

(1) Tingkat ketuntasan siswa pada hasil pre-test sebesar

38% dan pada ketuntasan hasil post-test sebesar 62%.

(2) Skor tertinggi pada hasil pre-test sebesar 70 dan pada

hasil post-test sebesar 86.

(3) Sekor terrendah pada hasil pre-test 27 dan pada hasil

post-test 40

c. Siklus II

Setelah diadakan refleksi maka dilaksanakan siklus II sama

dengan siklus I yang dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan,

yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan

refleksi.

1) Perencanaan Tindakan

Perencanaan tindakan yang akan dilaksanakan pada siklus II

ini berdasarkan hasil refleksi siklus I. Pada siklus ini guru lebih

menekankan penjelasan materi dan merangsang siswa untuk

aktif dalam pembelajaran, memantau kesulitan siswa,

memberikan bimbingan kepada siswa agar mereka percaya diri

dan lebih semangat dalam kegiatan bersama-sama guru

menyimpulkan materi pelajaran. Dilanjutkan dengan

penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan


63

materi pokok bahasan Pengukuran sudut, kemudian menyiapkan

soal pre-test.

2) Pelaksanaan Tindakan

Pembelajaran pada siklus II dilaksanakan sebanyak 3 kali

pertemuan.

a) Pertemuan ke 1

Pembelajaran pertama dilaksanakan pada hari sabtu,

9 april 2022. Dilaksanakan selama 2 jam pelajaran (2 x 35

menit). Materi pokok bahasan adalah pengukuran sudut

dengan mengukur sudut pada bangun datar dalam satuan

baku dengan menggunakan busur derajat dengan indikator

menjelaskan pengertian dari sudut dan menyebutkan jenis-

jenis sudut dengan menggunakan alat peraga.

Dalam pertemuan ini guru melakukan kegiatan

pendahuluan yang appersepsi dengan mengulas kembali

materi pelajaran pada pertemuan sebelumnya yaitu

menjelaskan pengertian sudut dan menyebutkan jenis-jenis

sudut, dilanjutkan dengan memberikan soal pre-test kepada

siswa guna mengetahui sejauh mana pengetahuan yang

dimiliki siswa tentang materi yang akan di sampaikan yaitu

menjelaskan pengertian sudut dan menyebutkan berbagai

jenis sudut dengan menggunakan busur derajat. Kemudian

guru memperlihatkan alat peraga yang sudah di siapkannya,


64

selanjutnya guru menggunakan alat peraga model

permainan mekano untuk menunjukkan bentuk sudut dan

derajat yang dimiliki. Dilanjutkan dengan guru membagi

siswa ke dalam 4-5 orang / kelompok.

Gambar 4.9 Guru Menggunakan Sedotan dengan Sudut


pada Alat Peraga Permainan Mekano

Kegiatan inti, guru menyampaikan materi tentang

pengukuran sudut dengan mengguakan alat peraga berupa

sedotan yang tidak memiliki sudut dan menggunakan alat

peraga model permaianan mekano dengan sudut derajatnya.

Guru menjelaskan “jika sedotan di bengkokkan akan

memiliki sudut terbukti ketika sedotan yang sudah di

bengkokkan di sesuaikan dengan sudut derajat pada alat

peraga model permainan mekano, maka sedotan tersebut

memiliki derajat yang sudah di ketahui”. Sedikit banyak

siswa yang paham dengan penjelasan dilanjutkan dengan

memberikan tugas kepada siswa untuk menentukan

beberapa jenis sudut yang dapat dibuat dengan

menggunakan alat peraga dengan menyuruh salah satu


65

perwakilan siswa namun siswa tampak malu-malu dan

kurang percaya diri akhirnya guru menunjuk salah satu

siswa guru memberikan bimbingan kepada siswa tersebut,

siswa tersebut tampak sudah menguasa materi yang

disampaikan oleh guru. Siswa yang lain tampak antusias

dalam memperhatikan siswa yang didepan. Guru

memberikan penguatan (Reiforcement) dengan memberikan

nilai plus (+) kepada siswa yang sudah berani tampil.

Pada kegiatan ini siswa tampak lebih serius dari

pertemuan sebelumnya. Setelah itu guru memberikan

kesempatan pada perwakilan kelompok untuk

mengkomuikasian secara lisan mengenai cara menjelaskan

sudut yang di buat oleh kelompoknya. Pada kegiatan ini

guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya

jawab kepada teman yang sedang melakukan presentasi.

Kegiatan ini muncul aktivitas siswa yang baik dari

pertemuan sebelumnya. Siswa cukup antusias dalam

belajar.

Pada kegiatan akhir, guru bersama dengan siswa

membuat kesimpulan tentang materi yang telah dipelajari.

Dalam pertemuan pertama dalam siklus 2 ini siswa terlihat

masih ada yang mengobrol dengan teman sebangkunya,

namun siswa yang lain cukup serius dalam menyelesaikan


66

tugas dari guru. Selanjutnya guru menginformasikan materi

untuk pertemuan berikutnya, dan tidak lupa guru

memberikan tugas rumah.

b) Pertemuan ke 2

Pembelajaran kedua dilaksanakan pada hari senin, 11

april 2022 dilaksanakan selama 2 jam pelajaran (2 x 35

menit). Materi pokok bahasan pada pertemuan ini adalah

pengukuran sudut dengan Mengukur sudut pada bangun

datar dalam satuan baku dengan menggunakan busur derajat

dengan Mengunakan alat ukur dan mengukur sudut pada

bangun datar dalam satuan baku dengan menggunakan

busur derajat dan menyelesaikan masalah yang berkaitan

pengukuran sudut dalam kehidupan sehari-hari dengan

menggunakan alat peraga, busur derajat dan sedotan warna-

warni.

Dalam pertemuan tersebut, guru melakukan kegiatan

pendahuluan yang meliputi appersepsi, mengulang materi

sebelumnya, dan menyampaikan tujuan pembelajaran yang

ingin dicapai.

Pada kegiatan inti guru, menjelaskan sekilas materi

tentang pengukuran sudut dengan menggunakan sedotan.

Guru menjelaskan bangu datar yang memiliki bermacam

sudut, lalu guru memperagakan bagaimana cara membuat


67

bangun datar yang memiliki sudut dengan menggunakan

sedotan. Lalu guru menyuruh siswa untuk menanggapi

penjelasan materi yang sudah disampaikan sementara guru

memberikan penguatan (Reiforcement) kepada siswa yang

bertanya seperti “pertanyaan yanng bagus” dan siswa yang

menjawab berupa kata-kata pujian seperti “tepat sekali”

“bagus” “seratus untuk....”.

Gambar 4.10 Guru Memberikan Sedotan untuk


Membuat bangun Datar

Untuk mempersingkat waktu, guru membuat 3-4 orang

perkelompok. Untuk mengerjakan soal yang terlah

diberikan di setiap kelompok. Sembari siswa mengerjakan

soal, guru berkeliling untuk melihat perkembangan siswa

dalam menyelesaikan soal. Setelah setiap kelompok selesai

dengan tugas mereka, untuk mempersingkat waktu guru

memberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk

tampil didepan kelas dan memperagakan hasil diskusi

mereka yaitu membuat bangun datar yang memiliki sudut.


68

Lalu guru menyuruh siswa yang lain untuk memberikan

tanggapan hasil diskusi dari siswa yang tampil. Kegiatan ini

cukup menghidupkan suasana dalam belajar karena siswa

cukup tanggap.

Pada kegiatan akhir, guru bersama-sama dengan siswa

menyimpulkan materi pembelajaran. Ketika menyimpulkan

materi masih ada siswa yang tidak memperhatikan guru dan

malas untuk mencatat namun guru memberikan pendekatan

dan arahan sehingga siswa tersebut mau memperhatikan

ketika sedang menyimpulkan materi. Dilanjutkan dengan

memberikan motivasi kepada siswa untuk selalu

bersemangat dalam belajar.

c) Pertemuan ke 3

Pertemuan ini dilaksanakan pada hari kamis, 14 april

2022 dilaksanakan 2 jam pelajaran (2 x 35 menit). Materi

pokok bahasan pada pertemuan ini adalah pengukuran sudut

dengan indikator mengukur sudut pada bangun datar dalam

satuan baku dengan menggunakan busur derajat dan

menyelesaikan masalah yang berkaitan pengukuran sudut

dalam kehidupan sehari-hari dengan menggunakan alat

peraga busur derajat dan sedotan warna-warni.

Pertemuan ini digunakan oleh guru untuk melanjutkan

materi pelajaran yang belum tersampaikan di hari


69

sebelumnya. Guru melakukan pembukaan seperti biasa

dengan memberikan penguatan serta mengulang materi

sebelumnya. Setelah itu Guru menyuruh siswa untuk

memperhatikan soal yang ada di papan tulis, selanjutnya

siswa di minta untuk mengerjakan soal yang dituliskan oleh

guru tertulis di papan tulis. Dalam pembelajaran ini guru

memberikan soal di papan tulis yang harus dikerjakan oleh

masing-masing siswa.

Dalam mengerjakan masih ada beberapa siswa yang

masih bingung, dan bertanya bagaimana cara menghitung

sudut dalam bangun datar. Tetapi ada juga yang sudah

faham dengan penghitungan yang telah diberikan. Guru

memberikan beberapa contoh dan penjelasan untuk

mengerjakan perhitungan sudut derajat pada bangun datar.

Seperti “bangun datar segitiga memiliki 3 sudut, jumlah

keseluruhan derajat sudut pada segitiga adalah 180°. Maka

disetiap sudut memiliki besar 60°.” Dilanjutkan dengan

guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk

menghitung besar sudut derajat pada bangun datar. Setelah

selesai dengan soal yang diberikan siswa di minta untuk

membuat kelompok yang terdiri dari 3-4 orang dan setiap

kelompok membuat 2-3 bangun datar dengan menggunakan

sedotan dan menghitung besar sudut yang di miliki pada


70

setiap bangun datar yang dibuat dan mencantumkannya di

lembar jawaban.

Gambar 4.11 Siswa Mengerjakan Soal Bangun Datar


dengan Sedotan

Untuk mempersingkat waktu, guru memberikan

kesempatan bagi kelompok yang sudah selesai menjawab

pertanyaan untuk mempresentasikan terebih dahulu. Siswa

lain menyimak sembari menyeselsaikan soal tersebut.

Setelah siswa selesai, guru mengevaluasi hasil tugas siswa.

dilnjutkan dengan memberikan soal postes.

Pada kegiatan akhir, guru bersama-sama dengan siswa

menyimpulkan materi pembelajaran. Dilanjutkan dengan

memberikan motivasi kepada siswa untuk selalu semangat

belajar dan mengevaluasi hasil belajar yang telah

dilaksanakan. Dalam pertemuan ke tiga di siklus II, siswa

terlihat sangat aktif dan antusis ketika menggunakan alat

peraga dalam pembelajaran matematika. Kemudian


71

dilanjutkan dengan memberi PR dan menginformasikan

materi yang akan di bahas di pertemuan selanjutnya.

3) Pengamatan

Pengamatan idilakukan iuntuk imemantau iaktivitas isiswa

selama ipembelajaran imenggunakan ialat iperaga, imengamati

seluruh iaktivitas isiswa iselama iproses ipembelajaran

berlangsung idan isegala ijenis itindakan isiswa iselama iproses

pembelajaran ipada isiklus iII i(dua).

a) Hasil Belajar Siklus II

Pemahaman siswa diukur melalui hasil tes yang

diberikan di awal dan akhir siklus II, yaitu pre-test dan post-

test. Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.

Prosentase hasil pre test siswa yaitu sebelum siswa

melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan alat

peraga dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.6
Hasil Pre test dan Post test Siklus II
Jumah siswa
Nilai
No Kategori Prosen Prosen
KKM Pretes Postes
tase tase
1 ≥ 66 Tuntas 15 58% 21 81%
Belum
2 > 66 11 42% 5 19%
tuntas
Jumlah 26 100% 26 100%
72

Berdasarkan tabel diatas bahwa hasil pre-test siswa

yang memperoleh nilai ≥ 66 yang tuntas sebanyak 15 orang

siswa. sedangkan yang memperoleh < 66 yang tidak tuntas

sebanyak 11 orang siswa. karena pada siklus II yang

mendapat nilai ≥ 66 belum mencapai 70%, maka dikatakan

belum tuntas atau belum memenuhi target yang diinginkan.

Sedangkan pada hasil pos-tes dapat diketahui bahwa dari 26

siswa terdapat 21 siswa yang tuntas dan 4 siswa belum

tuntas serta persentase ketuntasan belajar adalah 81% siswa

yang tuntas dan 19% siswa yang belum tuntas.

Dapat disimpulkan bahwa hasil pos-tes mengalami

peningkatan dibandingkan dengan hasil pada saat pre-test.

Artinya hasil belajar siswa meningkat pada akhir siklus II

dan peningkatan ini berarti bahwa rata-rata persentase siswa

telah mencapai ≥70% siswa yang telah memperoleh nilai

≥66.

Untuk melihat lebih jelas dapat dilihat pada grafik di

bawah ini:

Gambar 4.12 Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pre Test


dan Post Test Siklus II
73

90%
80% 81
70% %
60% 58
50% %
40%
42 Tuntas Belajar
Column2
30%
%
20%
19
10% %
0%
Pre-Tes Pos-Tes

Pada grafik diatas dapat diketahui bahwa. Pada pretes

prosentase ketuntasan hanya sebesar 58% sedangkan pada

post test prosentase ketuntasannya sebesar 81% hal ini

mengalami peningkatan 23% dari hasil pre test.

b) Hasil Observasi Penggunaan Alat Peraga Siklus II

Hasil iobservasi ipenggunaan ialat iperaga idalam

ipembelajaran idi ikelas ipada isiklus iII isangatlah ipenting,

ikarena ipembelajaran idianggap iberhasil iapabila ialat

iperaga idigunakan idengan ibenar isesuai ipetunjuk iguru

ikepada isiswa. iHasil iobservasi iterhadap ipenggunaan

ialat iperaga idapat idilihat ipada itabel iberikut iini:

Tabel 4.7
Hasil Observasi Penggunaan Alat Peraga Siklus II
No Indikator Jum Rata-
lah rata
1 Siswa mampu mengidentifikasi 100 3,85
74

dan menyebutkan jenis-jenis


sudut dalam satuan baku.
2 Siswa mampu menentukan 85 3,27
ukuran sudut pada bangun datar
dalam sutuan baku dengan
menggunakan busur derajat.
3 Siswa mampu menyelesaikan 80 3,10
masalah yang berkaitan
pengukuran sudut dalam
kehidupan sehari-hari.
Jumlah 265
Rata-rata 88,3

Hasil observasi tersebut dapat dilihat pada grafik

berikut ini:

Gambar 4.13 Grafik Hasil Observasi Penggunaan Alat


Peraga Pada Siklus II
4.1

3.9

3.7 3,8
5
3.5

3.3
Rata-rata
3,2
3.1
7 3,1
2.9
0
2.7

2.5
A B C

Keterangan:
75

A. Siswa mampu mengidentifikasi dan menyebutkan jenis-

jenis sudut dalam satuan baku.

B. Siswa mampu menentukan ukuran sudut pada bangun

datar dalam sutuan baku dengan menggunakan busur

derajat.

C. Siswa mampu menyelesaikan masalah yang berkaitan

pengukuran sudut dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan tabel dapat kita ketahui terdapat

keseluruhan nilai dari setiap indikator. Indikator yang A

memperoleh rata-rata dengan angka 3,73, indikator B

memperoleh rata-rata dengan angka 3,19 dan indokator C

memperoleh rata-rata dengan angka 2,85.

4) Refleksi

Dari hasil penelitian pada siklus II diketahui bahwa

pembelajaran sudah lebih baik dari pada siklus 1, sehingga dapat

disimpulkan bahwa:

a) Hasil belajar siswa meningkat seiring dengan kegiatan

belajar mengajar yang berlangsung, dibuktikan dengan hasil

belajar yang telah memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimum

(KKM).
76

b) Siswa dapat lebih memahami manfaat pembelajaran

matematika pada materi pengukuran sudut dengan

menggunakan alat peraga.

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh perbandingan hasil pre test dan

post test secara umum pada mata pelajaran matematika kelas IV SD Negeri 6

Metro Barat dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 4.8
Perbandingan Hasil Pre test dan Post test Siklus I dan Siklus II
Hasil nilai Pre Hasil nilai
test post test
No komponen analisis Keterangan
Siklus Siklus Siklus Siklus
I II I II
1 Tuntas Belajar 38% 58% 62% 81% Meningkat
2 Tidak tuntas belajar 62% 42% 38% 19% Menurun
3 Nilai tertinggi 70 82 86 97 Meningkat
4 Nilai terrendah 27 45 40 61 Meningkat
5 Rata-rata nilai 54 67 71 82 Meningkat

Dari tabel 4.9 hasil post test pada siklus II lebih baik jika dibandingkan

siklus I. Pada siklus I presentase ketuntasan post test adalah 62% dan pada

siklus II adalah 81%. Hal tersebut berarti bahwa hasil yang diperoleh sudah

sesuai dengan hasil yang diharapkan, yaitu presentase hasil tes untuk

mengukur pemahaman siswa pada akhir siklus ≥ 70% siswa yang diperoleh

nilai ≥ 66.
77

Gambar 4.14 Peningkatan Hasil Belajar Siswa Post Test Siklus I dan

Siklus II pada Mata Pelajaran Matematika Kelas IV SD Negeri 6 Metro

Barat

90%

80% 81
70% %
60%
62
%
50%

40% 38 Tuntas
Tidak Tuntas

30%
%
20%
19
%
10%

0%
siklus I siklus II

Berdasarkan grafik 4.13 hasil pengamatan penelitian dari tindak kelas,

pada tabel dan grafik menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa pada post

test siklus I dan siklus II pada mata pelajaran matematika dikelas IV SD

Negeri 6 Metro Barat, terjadi peningkatan hasil belajar. Hal ini dilihat dari

peningkatan jumlah dari 9 siswa yang tuntas belajar pada pra siklus,

sedangkan pada peningkatan hasil belajar dengan metode ini, 12 siswa yang

tuntas belajar melalui penggunaan alat peraga pada mata pelajaran

matematika pada siswa kelas IV SD Negeri 6 Metro Barat.

Hal tersebut dapat dilihat pada siswa yang bernama Ade Valeria Selena

yang memiliki peningkatan nilai. Terlihat dari nilai Post test siklus I

mencapai angka 87 dan post test siklus ke II mencapai angka 97, mencapai
78

peningkatan yang cukup untuk hasil belajar pada setiap pertemuannya. Hasil

terrendah pada setiap siklus terlihat pada siswa yang bernama Ibrahim

Keysha Alvaro dengan nilai postes siklus I mencapai angka 40 dan nilai Post

test siklus II mencapai angka 61, mencapai peningkatan yang cukup untuk

hasil belajar pada setiap pertemuannya.

Tinggi dan rendahnya hasil yang di dapat berasal dari diri siswa, seperti

Ade Valeria Selena, termasuk anak yang cukup aktif di kelas, memiliki rasa

ingin tau yang tinggi dan merasa tertantang untuk mencoba soal yang baru.

Ada beberapa siswa yang sama seperti Ade Valeria, misalkan Al Haqi

Ibrahim Bimantoro, Fahmi Chandra Pradita, Garneta Kasih Wardani, dan

Sofia Muslimah. Hasil rendah yang di dapat oleh Ibrahim Keysha Alvaro dan

beberapa anak lainnya seperti Byonodi Silva dan M. Muiz Al-Ghosan.

Mendapatkan hasil yang rendah ini disebabkan faktor jarang masuk sekolah,

mengobrol dikelas, rasa takut akan menjawab pertanyaan, dan kurang

memperhatikan pelajaran yang diterangkan oleh guru dikelas.

Berdasarkan hal tersebut, pembelajaran dengan menggunakan alat peraga

dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pengukuran sudut untuk

siswa kelas IV SD Negeri 6 Metro Barat. Demikiann juga dengan banyaknya

siswa yang telah memenuhi KKM ≥66 dan mengalami peningkatan pada

setiap sikusnya.

Kesimpulan yang dapat ditarik adalah bahwa berdasarkan penerapan

penggunaan alat peraga pada mata pelajaran matematika kelas IV SD Negeri


79

6 Metro Barat dapat diterapkan dalam pembelajaran matematika untuk

meningkatkan hasil belajar siswa.

Dari hasil analisis, secara umum hasil belajar siswa mengalami

peningkatan dari siklus I ke siklus II. Hal ini sesuai dengan fungsi alat peraga

yaitu dengan adanya alat peraga, anak-anak akan lebih banyak mengikuti

pelajaran matematika dengan gembira, sehingga memintanya dalam

mempelajari matematika semakin besar.


80

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPILAN

Berdasarkan ihasil iPenelitian iyang itelah idi ilakukan ipenggunaan ialat

iperaga idapat imeningkatkan ihasil ibelajar ipada imata ipelajaran

imatematika idi iSD iNegeri 6 iMetro iBarat. iPeningkatan iProsentase

iketuntasan ibelajar isiswa idi itandai iketuntasan ipada isiklus I imencapai

62% isiswa idan ipada isiklus II imencapai 81% isiswa isudah imencapai

KKM ≥ 66 idari ijumlah ikeseluruhan isiswa 26 isiswa. iHal ini menunjukkan

adanya peningkatan hasil belajar siswa sebesar 19% terhadap materi

pengukuran sudut pada mata pelajaran matematika dengan menggunakan alat

peraga pada setiap pertemuan dan setiap siklus.

B. SARAN

Berdasarkan hasil peneitian yang dilaksnakan dan kesimpulan yang

diperoleh maka disarankan:

1. Bagi guru

Diupayakan untuk menerapkan penggunaan alat peraga dalam

melaksanakan pembelajaran matemtika dikelas, karena dengan penerapan

penggunaan alat peraga akan lebih mempermudah guru dalam mengajar

dan membantu meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Bagi siswa
81

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengunaan alat peraga dapat

meningkatkan belajar siswa pada pelajaran matematika. Untuk itu,

diharapkan siswa lebih memperhatikan pelajaran dan aktif dalam

mengikuti pembelajaran matematika di kelas.

3. Bagii sekolah

Diharapakan bagi sekolah dapat menerapkan penggunaan alat peraga

dalam proses pembelajaran di kelas, sehingga selain dapat memberikan

variasi dalam belajar mengajar di kelas, juga dapat meningkatkan hasil

belajar siswa pada pelajaran matematika. Namun perlu diperhatikan pula

kesiapan dari masing-masing bidang studi dalam penerapan penggunaan

alat peraga sehingga mendapatkan hasil yang diharapkan.


82

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Rasto, dan Mohammad Akmal Haris. Pedoman Penulisan Skripsi dan
Karya Ilmiah. 1 ed. Indramayu: Penerbit Adab, 2021.

Ahmadi, Abu. Psikologi Belajar. 3 ed. Jakarta: Rineka Cipta, 2013.

Anas, Muhammad. Alat Peraga dan Media Pembelajaran. Jakarta: Pustaka


Education, 2014.

Anshori, Muslich, dan Sri Iswati. Metodologi Penelitian Kuantitatif : Edisi 1.


Surabaya: Airlangga University Press, 2019.

Arikunto, Suharsimi. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara, 2011.

Aunurahman. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT Alfabeta, 2009.

Burhanuddin, Syafaruddin, Supiono &. Guru, Mari Kita Menulis Penelitian


Tindakan Kelas (PTK). Yogyakarta: Deepublish, 2019.

Dimyati. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004.

Djaali. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Rawamangun: Bumi Aksara, 2021.

Hasan, Iqbal. Pokok-Pokok Materi Statistik1(StatistikDeskriptif). Jakarta: Bumi


Aksara, 2003.

Hidayati, Nanda. Kumpulan Materi Ajar Kreatif. Ahlimedia Book, 2020.

Ismail, Muhammad Ilyas. EVALUASI PEMBELAJARAN. 1 ed. Depok: PT.


RajaGrafindo Persada, 2021.

Musa, Lisa. Alat Peraga Matematika. 1 ed. Makassar: Penerbit Aksara Timur,
2018.

Parnawi, Afi. Psikologi Belajar. Yogyakarta: Deepublish, 2019.

Permadi, Wahyu Eko, dan Edy Bambang Irawan. “MEMAHAMKAN KONSEP


PECAHAN PADA SISWA KELAS IV SDN SUMBEREJO 03
KABUPATEN MALANG.” Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan
Pengembangan 1, no. 9 (2016): 4.

Priyanto, Doni. TEAMS GAMES TOURNAMENTS: Sebuah Upaya Meningkatkan


Hasil Belajar Matematika. Jawa Tengah: Penerbit NEM, 2021.
83

Profil SD Negeri 6 Metro Barat. Metro Barat, 2022.

Ruqoyyah, Siti, Sukma Murni, dan Linda. KEMAMPUAN PEMAHAMAN


KONSEP DAN RESILIENSI MATEMATIKA DENGAN VBA MICROSOFT
EXCEL. Purwakarta: CV. Tre Alea Jacta Pedagogie, 2020.

Safithry, Esty Aryani. ASESMEN TEKNIK TES DAN NON TES. Purwokerto: CV.
IRDH, 2018.

Saputra, Nanda, Luvy Sylviana Zanthy, Jahring, Ali Rif’an, Ardian, dan Ega
Gradini. Penelitian Tindakan Kelas. 1 ed. Aceh: Yayasan Penerbit
Muhammad Zaini, 2021.

SDN 6 metro BARAT. kurikulum UPTD SDN 6 Metro Barat Tahun Pelajaran
2020-2021. Metro, 2020.

Siti Annisah, M.Pd. “Alat Peraga Pembelajaran Matematika.” Jurnal Tarbawiyah


Lampung : STAIN Jurai Siwo Metro, no. 1 (Juni 2014).

Slam, Zaenul. METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS (DILENGKAPI


CONTOH PROPOSAL PTK DAN LAPORAN HASIL PENELITIAN PTK).
Pasuruan: Penerbit Qiara Media, 2021.

Solichah, Imroatus. Alat Peraga Untuk Pelajar Tunarungu: Penggunaan Bentuk


Dua Dimensi Bangun Datar Pada Siswa Tunarungu. Yogyakarta: Media
Guru, 2014.

Sudjana, Nana. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru


Algensindo, 2011.

Sudjiono, Anas. Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2003.

Sulistyorini, Johan Andriesgo, Warda Indadihayati, Balthasar Watunglawar, A.


Suradi, Mavianti M.A S. Pd I., Aisyah Nuramini M.Pd, Sri Wahyuningsih
M.E, Edi Purnomo M.A S. Ag, dan Roso Sugiyanto M.Pd. SUPERVISI
PENDIDIKAN. bengkalis: CV. DOTPLUS Publisher, 2021.

Sumardi. Teknik Pengukuran Dan Penilaian Hasil Belajar. Yogyakarta:


Deepublish, 2020.

Sundayana, H. Rostina. Media dan Alat Peraga dalam Pembelajaran Matematika


(untuk guru, calon guru, orangtua dan para pecinta matematika). 4 ed.
Bandung: CV. Alfabeta, 2018.
84

Sundayana, Rostina. Media dan Alat Peraga dalam Pembelajaran Matematika. 4


ed. Bandung: CV Alfabeta, 2018.

SUTIAH. TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN. Sidoarjo: NLC, 2020.

Syahrinawati, Hosnan, Anggraeny Endah Cahyanti, dan Khoirotul Alfi. Senang


Belajar Matematika. 1 ed. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2018.

Trygu. Studi Literatur Problem Based Learning untuk masalah Motivasi bagi
siswa dalam Belajar Matematika. Bogor: Guepedia, 2020.

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional &


Undang-undang No.14 th 2005 tentang Guru & dosen. Cet. 2. Jakarta:
VisiMedia, 2007.

Wahab, Abdul, Junaedi, Didik Efendi, Hendri Prastyo, Dewi Purnama Sari, Andi
Syukriani, Rani Febriyanni, Natalia Rosalina Rawa, Louise M. Saija, dan
Agung Wicaksono. Media Pembelajaran Matematika. Aceh: Yayasan
Penerbit Muhammad Zaini, 2021.

Anda mungkin juga menyukai