Anda di halaman 1dari 114

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

SURVEI MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS ATAS PADA


MASA PANDEMI COVID-19 SD KANISIUS KINTELAN 1

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:
Natanael Kristiyono Wibowo
NIM : 181134036

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2022

i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

SKRIPSI

SURVEI MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS ATAS PADA


MASA PANDEMI COVID-19 SD KANISIUS KINTELAN 1

Oleh:

Natanael Kristiyono Wibowo


NIM : 181134036

Telah disetujui oleh:

Pembimbing

Wahyu Wido Sari, S.Si., M.Biotech. Yogyakarta 25 Mei 2022

ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

SKRIPSI

SURVEI MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS ATAS PADA


MASA PANDEMI COVID-19 SD KANISIUS KINTELAN 1

Dipersiapkan dan ditulis oleh:


Natanael Kristiyono Wibowo
NIM : 181134036

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji


pada tanggal 7 Juni 2022
dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji

Nama Lengkap Tanda Tangan

Ketua Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd. ……………..

Sekretaris Dr. Rusmawan, S.Pd., M.Pd. ……………..

Anggota Wahyu Wido Sari, S.Si., M.Biotech. ……………..

Anggota Drs. Albertus Hartana, S.J. M.Pd. ……………..

Anggota Drs. Paulus Wahana, M.Hum. ……………..

Yogyakarta, 7 Juni 2022


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma
Dekan,

Drs. Tarsisius Sarkim, M.Ed., Ph.D.

iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERSEMBAHAN

Karya ilmiah ini saya persembahkan kepada :


1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu menyertai dan menolong di setiap
pekerjaan maupun langkah ku.
2. Dosen pembimbingku, ibu Wahyu Wido Sari, S.Si., M.Biotech. yang selalu
dengan sabar membimbing dalam mengerjakan karya ini, dan juga selalu
memberikan arahan yang tepat.
3. Kedua orang tuaku tercinta Wening Tri Mulyono dan Ngatijah yang selalu
memberikan dukungan serta kasih sayang dan juga senantiasa mendoakan
ku dalam setiap langkah yang ku jalani.
4. Adik saya, Markus Christiyan Jati yang selalu memberikan doa dan
semangat.
5. Seluruh keluarga besarku yang selalu memberikan dukungan dan
semangat.
6. Bapak/Ibu Guru SD Kanisius Kintelan 1 Yogyakarta yang selalu
memberikan dukungan dan bantuan.
7. Seluruh dosen dan sekretariat PGSD Universitas Sanata Dharma yang telah
dengan sabar melayani dan membina dengan sangat baik selama peneliti
melakukan penelitian maupun perkuliahan.
8. Teman-teman dan sahabat saya yang selalu membantu serta mendukung
saya dalam perkuliahan maupun penelitian ini.
9. Almamater yang saya banggakan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
10. Siswa-siswi kelas IV, V, dan VI SD Kanisius Kintelan 1 yang telah
bersedia menjadi responden dalam pengambilan data.

iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

MOTTO

“Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatalah dengan segenap hatimu seperti
untuk Tuhan dan bukan untuk manusia”
(Kolose 3:23)

“Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di
dalam Kristus Yesus bagi kamu”
(1 Tesalonika 5: 18)

“Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan”


(Roma 8:28)

v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini, tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 7 Juni 2022


Penulis

Natanael Kristiyono Wibowo

vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata


Dharma :
Nama : Natanael Kristiyono Wibowo
Nomor Induk Mahasiswa : 181134036
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
SURVEI MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS ATAS PADA
MASA PANDEMI COVID-19 SD KANISIUS KINTELAN 1
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas
Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media
lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara
terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk
kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun
memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai peneliti.
Dengan demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 7 Juni 2022

Natanael Kristiyono Wibowo

vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK

SURVEI MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS ATAS PADA


MASA PANDEMI COVID-19 SD KANISIUS KINTELAN 1

Natanael Kristiyono Wibowo


Universitas Sanata Dharma
2022

Penelitian ini dilatar belakangi karena motivasi belajar yang terdapat dalam
diri siswa mengalami depresiasi, terlebih saat ini terjadi pandemi covid-19.
Pandemi tersebut menyebabkan banyak kegiatan belajar mengajar menjadi
terganggu, termasuk juga di SD Kanisius Kintelan 1 Yogyakarta. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat motivasi belajar siswa selama masa
pandemi di SD Kanisius Kintelan 1.
Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah kelas IV, V, dan VI yang
berjumlah 50 siswa. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif
dengan menggunakan metode survei. Data yang diambil dianalisis dengan
menggunakan statistik deskriptif. Bentuk instrumen dalam penelitian ini
menggunakan kuesioner tertutup.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa tingkat motivasi belajar siswa kelas
IV, V dan VI di SD Kanisius Kintelan 1 berada pada kategori tinggi, dengan
persentase 84%, sebanyak 6% memiliki kategori sedang dan 10% memiliki kategori
sangat tinggi. Pada indikator tingkat motivasi belajar siswa adanya hasrat dan
keinginan berhasil mendapat rerata 4,00; dorongan dan kebutuhan dalam belajar
mendapatkan rerata 3,87; harapan dan cita-cita masa depan mendapat rerata 3,89;
kegiatan yang menarik dalam belajar mendapat rerata 3,71; lingkungan belajar yang
kondusif mendapat rerata 3,92 ke lima indikator tersebut termasuk kategori tinggi,
sedangkan penghargaan dalam belajar mendapat rerata 3,32 yang menunjukan
kategori sedang dapat dilihat bahwa pada indikator yang digunakan mendapatkan
kategori tinggi dan sedang. Berdasarkan hasil survei motivasi belajar siswa kelas
atas IV, V dan VI pada masa pandemi tanggal 19 April 2022 ketiga kelas tersebut
menghasilkan tingkat motivasi belajar yang tinggi.

Kata kunci: Survei, motivasi belajar, kuantitatif

viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT

STUDENT LEARNING MOTIVATION SURVEY OF UPPER


CLASS STUDENTS DURING THE COVID-19 PANDEMIC
KANISIUS KINTELAN 1 ELEMENTARY SCHOOL

Natanael Kristiyono Wibowo


Sanata Dharma University
2022

This research was motivated because the learning motivation contained in


students experienced depression, especially when the covid-19 pandemic occurred.
The pandemic caused many teaching and learning activities to be disrupted,
including at SD Kanisius Kintelan 1 Yogyakarta. The purpose of this study was to
determine the level of student motivation during the pandemic at SD Kanisius
Kintelan 1.
The samples used in this study were grades IV, V, and VI, totaling 50
students. This type of research is descriptive quantitative research using a survey
method. The data taken were analyzed using descriptive statistics. The form of the
instrument in this study used a closed questionnaire.
The results showed that the level of learning motivation of students in
grades IV, V and VI at SD Kanisius Kintelan 1 was in the high category, with a
percentage of 84%, as many as 6% had a medium category and 10% had a very
high category. In the indicator of the level of student motivation, the existence of
desire and desire managed to get an average of 4.00; encouragement and need in
learning get an average of 3.87; hopes and aspirations for the future got an average
of 3.89; interesting activities in learning got an average of 3.71; a conducive
learning environment gets an average of 3.92, the five indicators are included in
the high category, while rewards in learning get an average of 3.32 which indicates
the medium category. It can be seen that the indicators used are in the high and
medium categories. Based on the results of the survey on the learning motivation
of upper graders IV, V and VI during the pandemic on April 19, 2022, the three
classes resulted in a high level of learning motivation.

Keywords: Survey, learning motivation, quantitative

ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan karunia-Nya sehingga saya bisa menyelesaikan skripsi saya dengan judul
“SURVEI MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS ATAS PADA MASA
PANDEMI COVID-19 SD KANISIUS KINTELAN 1” dengan lancar dan tepat
waktu. Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini, banyak sekali
pihak-pihak yang sudah terlibat dalam memberikan dukungan serta bantuan. Oleh
sebab itu, peneliti mengucapkan terima kasih kepada:
1. Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Dr. Rusmawan, S.Pd., M.Pd selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
4. Irine Kurniastuti, M.Psi selaku DPA saya yang selalu memberikan arahan,
dukungan serta bimbingan dalam perkuliahan.
5. Wahyu Wido Sari, S.Si., M.Biotech, selaku dosen pembimbing yang telah
membimbing, dan mendukung serta membantu saya dalam penelitian ini.
6. Marciana Sarwi, M.Pd selaku Kepala Sekolah SD Kanisius Kintelan 1 yang
telah memberikan izin untuk penelitian.
7. Veronika Very Kurniawati, S.Si; Kristian Yosar Prihat Woro, S.Pd; Nungki
Perdanani, S.Pd selaku guru kelas IV, V dan VI yang telah bersedia
membantu selama penelitian berlangsung.
8. Siswa-siswi kelas IV, V dan VI SD Kanisius Kintelan 1 yang telah menjadi
responden dalam penelitian ini.
9. Sekretariat PGSD Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah
membantu proses perizinan penelitian.
10. Kedua orang tua saya, Wening Tri Mulyono dan Ngatijah yang senantiasa
mendoakan, memberikan dukungan dan kasih sayang.

x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11. Adik saya markus Christiyan Jati yang selalu memberikan dukungan dan
semangat.
12. Seluruh keluarga besar yang selalu mendoakan dan mendukung.
13. Teman-teman PGSD angkatan 2018 kelas B yang telah berdinamika bersama
selama perkuliahan.
14. Sahabat-sahabat saya yang tidak bisa saya sebutkan namanya satu per satu,
yang selalu membantu dan mendukung dalam berbagai hal selama
perkuliahan.
15. Diri saya sendiri yang telah berjuang dan tetap bersmangat untuk melewati
segala rintangan sampai sejauh ini.
16. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak
dapat disebutkan satu per satu.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna karena adanya
keterbatasan kemampuan yang dimiliki peneliti. Oleh sebab itu, peneliti menerima
dengan senang hati segala kritik dan juga saran yang membangun untuk skripsi ini.
Peneliti berharap, skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 7 Juni 2022


Penulis

Natanael Kristiyono Wibowo

xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN................................................................ iv
HALAMAN MOTTO ............................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ................................ vii
ABSTRAK ................................................................................................. viii
ABSTRACT ................................................................................................ ix
KATA PENGANTAR ............................................................................... x
DAFTAR ISI .............................................................................................. xii
DAFTAR TABEL...................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xvi
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................... 4
1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................... 4
1.5 Definisi Operasional ...................................................................... 5
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................... 6
2.1 Kajian Pustaka ............................................................................... 6
2.1.1 Teori yang Mendukung ............................................................ 6
2.1.1.1 Pendidikan ...................................................................... 6
1. Pengertian .......................................................................... 6
2.1.1.2 Motivasi .......................................................................... 7
1. Pengertian .......................................................................... 7
2. Jenis-jenis Motivasi ........................................................... 7
3. Teori Motivasi.................................................................... 8

xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2.1.1.3 Belajar............................................................................. 9
1. Pengertian .......................................................................... 9
2. Unsur-unsur Belajar ........................................................... 10
2.1.1.4 Motivasi Belajar ............................................................. 10
1. Pengertian .......................................................................... 10
2. Fungsi Motivasi Belajar ..................................................... 11
3. Bentuk Pendorong Motivasi Belajar .................................. 11
2.1.1.5 Siswa Sekolah Dasar ...................................................... 13
1. Pengertian .......................................................................... 13
2. Perkembangan Siswa ......................................................... 14
2.1.1.6 Pandemi Covid-19 .......................................................... 15
1. Pengertian .......................................................................... 15
2. Dampak Pandemi Covid-19 ............................................... 16
2.1.2 Penelitian yang relevan .......................................................... 17
2.2 Kerangka Berpikir .......................................................................... 19
2.3 Hipotesis Penelitian ....................................................................... 20
BAB III METODE PENELITIAN .......................................................... 21
3.1 Jenis Penelitian............................................................................... 21
3.2 Setting Penelitian ........................................................................... 21
3.2.1 Waktu Penelitian .................................................................. 21
3.2.2 Tempat Penelitian ................................................................ 22
3.2.3 Subjek Penelitian ................................................................. 22
3.3 Populasi dan Sampel ...................................................................... 22
3.3.1 Populasi ................................................................................ 22
3.3.2 Sampel.................................................................................. 23
3.4 Varibel Penelitian........................................................................... 23
3.5 Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 24
3.5.1 Kuesioner ............................................................................. 24
3.6 Instrumen Penelitian ...................................................................... 25
3.7 Teknik Pengujian Instrumen .......................................................... 30
3.7.1 Uji Validitas ......................................................................... 30
3.8 Teknik Analisis Data...................................................................... 33

xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN................................................... 36


4.1 Deskripsi Penelitian ....................................................................... 36
4.2 Deskripsi Data Kuantitatif ............................................................. 37
4.2.1 Tingkat Motivasi Belajar Siswa Kelas Atas Pada Masa Pandemi
Covid-19 SD Kanisius Kintelan 1 ................................................... 37
4.2.2 Statistik Deskriptif.................................................................. 43
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ......................................................... 44
4.3.1 Tingkat Motivasi Belajar Siswa Kelas Atas Pada Masa Pandemi
Covid-19 SD Kanisius Kintelan 1 ................................................... 44
BAB V PENUTUP ..................................................................................... 47
5.1 Kesimpulan .................................................................................... 47
5.2 Keterbatasan Penelitian .................................................................. 47
5.3 Saran .............................................................................................. 48
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 49
LAMPIRAN ............................................................................................... 53
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................. 97

xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Data Jumlah Siswa di SD Kanisius Kintelan 1 ........................... 23
Tabel 3.2 Matriks Pengembangan Instrumen Motivasi Belajar .................. 25
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Pernyataan ................................................... 26
Tabel 3.4 Kisi-kisi Nomor Indikator Motivasi Belajar ............................... 29
Tabel 3.5 Hasil Uji Keterbacaan ................................................................. 30
Tabel 3.6 Kriteria Kelayakan Kuesioner ..................................................... 32
Tabel 3.7 Pengukuran Skala Likert ............................................................. 34
Tabel 3.8 Kriteria Motivasi Belajar ............................................................ 34
Tabel 4.1 Tingkat Motivasi Belajar ........................................................... 37
Tabel 4.2 Analisis Butir Penyataan Kuesioner Motivasi Belajar ................ 39
Tabel 4.3 Kategori Indikator Tingkat Motivasi Belajar Siswa ................... 43

xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Skema Kerangka Berpikir ....................................................... 20
Gambar 4.1 Pie Chart Tingkat Motivasi Belajar ........................................ 38
Gambar 4.2 Pie Chart Presentase Jawaban................................................. 42
Gambar 4.3 Statistik Deskriptif................................................................... 44

xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1.1 Surat Izin Penelitian Universitas Sanata Dharma ................. 54
Lampiran 1.2 Surat Izin Permohonan Validasi ........................................... 55
Lampiran 1.3 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian .................... 56
Lampiran 2.1 Validasi Dosen PGSD .......................................................... 58
Lampiran 2.2 Validasi Guru Kelas SD Kanisius Kintelan 1 ....................... 62
Lampiran 3.1 Instrumen Penelitian ............................................................. 72
Lampiran 3.2 Hasil Responden ................................................................... 75
Lampiran 4.1 Rekap Hasil Instrumen Penelitian ........................................ 85
Lampiran 5.1 Analisis Butir Soal ................................................................ 87
Lampiran 5.2 Statistik Deskriptif ................................................................ 96

xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Pada saat ini dalam pendidikan perihal yang esensial untuk dimiliki oleh
siswa adalah motivasi belajar, mengapa motivasi belajar menjadi hal yang esensial
bagi siswa karena saat ini Indonesia sedang mengalami permasalahan pandemi
yang membuat banyak kegiatan belajar mengajar menjadi terganggu. Sehinggga
siswa harus belajar dari rumah. Melaporkan berita dari Jawa Pos pada hari Sabtu,
10 Juli 2021 penerapan proses belajar dari rumah sejak bulan Maret 2020
mengakibatkan banyak siswa siswi menjadi jenuh karena proses belajar yang
dilakukan tidak ada pengawasan dan diskusi secara langsung, sehingga motivasi
belajar siswa mengalami adanya depresiasi motivasi. Dorongan dari individu yang
membuat seseorang mampu melakukan tindakan dan mencapai sebuah hasil yang
diharapkan merupakan motivasi belajar (Purwanto, 2002: 71), kemudian kegiatan
yang dikerjakan oleh individu yang disadari atau dilakukan secara sengaja guna
mendapatkan pengalaman atau pengetahuan dapat didefinisikan sebagai belajar.
Kegiatan belajar mengenai sesuatu hal yang muncul dan terlihat dari luar diartikan
sebagai kegiatan belajar (Dimyati, 2010: 7). Kegiatan belajar sendiri menginginkan
adanya perubahan dalam diri individu belajar, perubahan ini bisa merupakan suatu
perubahan kearah yang lebih baik. Kegiatan belajar ini biasanya dilakukan di
sekolah ataupun di luar sekolah. Aktivitas yang saling bertautan mendeskripsikan
tindakan belajar. Kecakapan, pemahaman, perilaku dan nilai didapatkan anak didik
saat melaksanakan belajar. Sehingga praktik kognitif anak didik mengalami
pertumbuhan melalui penyusunan penjelasan dan menjadi aktual diartikan sebagai
belajar (Dimyati dalam Rara, 2010: 10).
Selama siswa melakukan aktivitas belajar, akan ada masa di mana siswa
akan mengalami kejenuhan dalam belajar. Perasaan jenuh kerap kali muncul pada
diri seseorang lebih-lebih pada siswa, perasaan jenuh yang dialami siswa membuat
siswa sulit menyerap subjek pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Perasaan
bosan bisa diartikan sebagai jangka waktu terbatas yang dipakai untuk melatih diri,
namun tidak membuahkan hasil (Agustin, 2014: 12). Perasaan bosan yang dialami

1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

oleh siswa bisa terjadi karena adanya berbagai faktor baik secara eksternal maupun
internal. Seseorang dapat dilanda kejenuhan belajar jika dia tidak memiliki motivasi
dan kehilangan penguatan terhadap keahlian tertentu sebelum mencapai keahlian
selanjutnya (Chaplin dalam Agustin, 2014: 12). Misalnya selama pembelajaran di
rumah diadakan akibat pandemi covid-19 sehingga kegiatan belajar mengajar
menjadi sedikit terhambat dan guru tidak bisa secara langsung mendampingi para
murid. Dengan adanya hal tersebut motivasi belajar yang dimiliki oleh anak akan
terganggu dan mengakibatkan adanya penurunan motivasi dalam belajar.
Kasus baru mengenai wabah Covid-19 yang sebelumnya tidak pernah
teridentifikasi pada manusia muncul, dimana fenomena umum indikasi terpaparnya
wabah ini berupa permasalahan pernapasan semacam kesulitan bernapas, batuk dan
disertai demam. Penyakit jenis baru ini dinamakan Coronavirus Diseases ataupun
yang lebih dikenal dengan Covid-19. Persebaran wabah sudah mulai teridentifikasi
dari sekitar bulan Desember 2019 dan mulai marak proses penyebarannya pada
tahun 2020. Permasalahan mengenai covid-19 ini oleh pihak WHO dinyatakan
sebagai sebuah pandemi global. Persebaran penyakit baru ini ke seluruh negara oleh
WHO disebut sebagai pandemi (World Health Organization, 2020), yang di mana
proses penyebarannya berlangsung secara cepat. Akibat dari meluasnya penyebaran
Covid-19 pemerintah Republik Indonesia menerapkan kebijakan baru untuk
mengatasi menyebarnya Covid-19 ini semakin meluas di Indonesia.
Melakukan pekerjaan dari rumah menjadi bentuk strategi baru yang
diterapkan pemerintah untuk mencegah penyebaran virus semakin meluas.
Kebijakan itu ditujukan untuk masyarakat agar melakukan pekerjaanatau kegiatan
di rumah. Sehingga semua kegiatan termasuk belajar mengajar pun terjadi di rumah
melalui pembelajaran daring (dalam jaringan).
Tempat pertama anak didik untuk memperoleh harapan dan ilmu
pengetahuan serta menjadi pijakan anak dalam memperoleh persepsi dasar adalah
sekolah dasar. “Tujuan umum pendidikan dasar adalah untuk meletakan dasar
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk
hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut” (Depdiknas, 2006: 9).
Kemampuan yang menggerakan di dalam melakukan sebuah aktivitas yang
berakar dalam diri serta yang berasal dari luar diartikan sebagai motivasi belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(Dalyono dalam Oktiani, 2017: 224). Berbagai upaya dalam diri yang menciptakan
aktivitas belajar dan memercayakan kegiatan belajar serta mengarahkan setiap
tindakan belajar sehingga mampu mencapai yang diharapkan diartikan sebagai
motivasi belajar (Wiinkel dalam Oktiani, 2017: 225). Dalam proses belajar
kebulatan tekad pada diri anak didik yang membangkitkan dan membuka tujuan
kegiatan belajar, sehingga mampu mencapai tujuan dikatakan sebagai motivasi
(Sadirman dalam Oktiani, 2017: 224).
Diketahui dari pengamatan peneliti, saat melakukan proses pembelajaran di
SD Kanisius Kintelan 1 mendapati bahwa motivasi belajar para siswa mengalami
depresiasi, diakibatkan proses belajar dari rumah. Hal ini juga dikatakan oleh
beberapa guru yang mengajar di kelas, dari beberapa siswa terdapat siswa yang
terkadang malas untuk ikut kelas menggunakan zoom ataupun google meet. Hal
tersebut menarik perhatian peneliti untuk meneliti mengenai motivasi belajar yang
terdapat di SD Kanisius Kintelan 1.
Motivasi belajar menjadi salah satu objek penelitian yang sangat banyak
diteliti oleh berbagai peneliti. Penelitian Utami, Priti Sesri dan Indra Jaya (2021)
yang meneliti mengenai motivasi belajar pada anak di era pandemi Covid-19 pada
kelas awal sekolah dasar menunjukan hasil sesungguhnya motivasi belajar siswa
selama mas pandemi dirasa cukup. Kemudian penelitian berikutnya yang diteliti
oleh Palupi, Tri Nathalia (2020) yang meneliti mengenai tingkatan stress terhadap
siswa-siswi sekolah dasar selama kegiatan belajar dilakukan dari rumah selama
pandemi covid-19, menunjukan hasil bahwa tingkat stress yang dimiliki oleh kelas
atas lebih besar dibandingkan dengan kelas kecil. Kemudian ada penelitian
Maulida, Dina ,dkk. (2021) meneliti penerapan pembelajaran daring dengan
memanfaatkan grup WhatsApp terhadap siswa sekolah dasar. Dari kesimpulan
penelitian yang dilakukan didapati bahwa pembelajaran daring menggunakan
WhatsApp belum terlalu efektif.
Pada penelitian-penelitian terdahulu yang dituliskan diatas masih banyak
meneliti mengenai motivasi belajar yang kemudian dikaitkan dengan tingkat stress
siswa, hasil belajar, prestasi belajar, atau mata pelajaran tertentu. Akan tetapi belum
ada yang terfokus untuk meneliti mengenai motivasi belajar siswa secara langsung
selama masa pandemi dengan survei, sehingga karena hal itu penelitian yang dibuat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

memiliki perbedaan dengan penelitian terdahulu, dan penelitian yang dibuat pada
saat ini dipusatkan dalam meniliti mengenai motivasi belajar di SD Kanisius
Kintelan 1 khususnya siswa kelas atas sekolah dasar saat pandemi Covid-19 dengan
cara survei.
Disaat era pandemi Covid-19 seperti saat ini dimana banyak kegiatan yang
harus dikurangi atau bahkan ditiadakan, sehingga kita tidak bisa memastikan
apakah motivasi belajar yang terdapat di diri siswa itu mengalami permasalahan
atau tidak. Penelitian ini memiliki tujuan guna memperhitungkan tingkat motivasi
siswa terkhusus motivasi belajar selama masa pandemi. Khususnya pada siswa
kelas atas sekolah dasar apakah selama masa pandemi mereka tetap mempunyai
motivasi belajar ataupun malah mengalami penurunan motivasi. Rumusan masalah
utama pada penelitian ini yakni seberapa tinggi motivasi belajar para siswa selama
dimasa pandemi Covid-19. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif
deskriptif menggunakan metode survei.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Seberapa tinggi motivasi belajar yang dimiliki siswa kelas atas di SD
Kanisius Kintelan 1 selama masa pandemi?

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Mengetahui seberapa tinggi motivasi belajar yang dimiliki siswa kelas atas di
SD Kanisius Kintelan 1 selama masa pandemi.

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Bagi Sekolah
Penelitian ini dapat menjadi masukan baru bagi sekolah sebagai pedoman
atau gambaran yang bermanfaat dalam meningkatkan motivasi belajar siswa
selama kegiatan belajar dirumah.
1.4.2 Bagi Guru
Penelitian ini dapat menjadi informasi tambahan untuk guru dapat membantu
mengetahui seberapa tinggi motivasi belajar yang terdapat pada siswa selama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

pandemi, sehingga guru bisa mengoptimalkan pembelajaran yang akan guru


berikan.
1.4.3 Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat memberi tambahan wawasan, dan pengetahuan dalam
mempersiapkan diri sebagai pendidik yang baik, supaya bisa membantu anak
meningkatkan motivasinya baik dalam pembelajaran daring maupun luring.

1.5 Definisi Operasional


1.5.1 Survei merupakan penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data, dan
digunakan untuk menguji beberapa hipotesis variabel sosiologis dan
psikologis dari sampel yang diambil dari populasi atau individu tertentu.
1.5.2 Motivasi belajar adalah daya penggerak dalam diri siswa yang menimbulkan
kegiatan belajar yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan
memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki
oleh subyek belajar itu dapat tercapai.
1.5.3 Pandemi merupakan penyebab terjadinya proses kegiatan belajar secara
daring.
1.5.4 Siswa sekolah dasar terbagi ke dalam kelas atas dan bawah, kelas bawah
merupakan kelas I, II dan III sedangkan kelas atas IV, V, dan VI.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Kajian Pustaka


2.1.1 Teori yang mendukung
2.1.1.1 Pendidikan
1. Pengertian Pendidikan
Seluruh pengalaman yang bersifat belajar sepanjang hidup atau berlangsung
pada seluruh lingkungan dapat dikatakan sebagai pendidikan secara luas
(Mudyahardjo, 2014: 3). Usaha untuk mempengaruhi, melindungi serta
memberikan bantuan untuk mendewasakan atau membantu anak didik, untuk dapat
melaksanakan tugas hidupnya dikatakan sebagai pendidikan menurut Lengeveld
(dalam Suriansyah, 2011: 1). Kegiatan sistematis dan terarah untuk mendukung
kelancaran pelaksanaan dan dilakukan secara sadar dengan perencanaan yang
matang, dapat diartikan sebagai pendidikan (Suriansyah, 2011: 3). Pendidikan
merupakan proses kehidupan yang berjalan berdampingan dan tidak terpisahkan
dalam proses masyarakat sepanjang hidup dan adanya manusia (Anwar, 2015: 126).
Proses yang di dalamnya terdapat komunikasi sehingga terjadi pertukaran
nilai, pengetahuan ataupun keterampilan di dalam maupun di luar lingkungan
persekolahan, keluarga dan masyarakat dikatakan sebagai pendidikan (Hasan,
2021: 2). Sebuah proses yang dapat mengubah sikap perilaku seseorang maupun
kelompok tertentu melalui pengajaran dan pelatihan guna mendewasakan manusia
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia bisa diartikan sebagai pendidikan.
Berdasarkan kepada pemaparan pengertian dari pendidikan menurut
beberapa ahli tersebut, tidak ada perbedaan yang mencolok mengenai pengertian
pendidikan yang telah mereka sampaikan. Sehingga bisa disimpulkan pendidikan
merupakan sebuah proses belajar yang secara sadar dilakukan baik di dalam
maupun di luar lingkungan sekolah, rumah dan masyarakat sehingga terjadi
pertukaran pengetahuan, nilai-nilai dan juga keterampilan yang berlangsung
sepanjang hidup manusia.

6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2.1.1.2 Motivasi
1. Pengertian Motivasi
Gerakan dari dalam diri guna mencapai sesuatu bisa diartikan sebagai
motivasi, motivasi juga bisa diartikan sebagai dorongan yang dipunyai oleh
seseorang untuk berbuat sesuatu, sementara motif diartikan sebagai kebutuhan
(need), keinginan (wish), dorongan (desire) atau impuls (Usman, 2013:276). Peran
yang dimiliki oleh motivasi cukup penting dalam proses aktivitas belajar yaitu
menjadi faktor perangsang dan juga tujuan yang ingin dicapai oleh seseorang.
Apabila seorang individu tidak mempunyai motivasi dalam belajar, maka ia tidak
memiliki dorongan di dalam proses belajar, sehingga proses kegiatan belajarnya
akan terganggu.
Pengertian mengenai motif dan motivasi memiliki perbedaan. Sebuah hasrat
yang menggerakan seseorang untuk melakukan kegiatan tertentu guna mencapai
tujuan dikatakan sebagai motif, sedangkan keinginan yang disadari untuk
mengkontrol perilaku seseorang supaya dapat tergerak hatinya untuk bertindak
melakukan sesuatu sehingga dapat mencapai hasil diartikan sebagai motivasi
(Purwanto, 2002:71).
Bersumber dari beberapa penngertian ahli tersebut, dapat disimpulkan
bahwa motivasi merupakan suatu usaha atau hasrat yang timbul dari diri manusia
yang didasari oleh kemauan untuk mencapai tujuan.
2. Jenis-jenis Motivasi
Motivasi dibedakan menjadi 2 bagian menurut Sardiman (dalam Oktiani,
2017: 225) yaitu: konsep-konsep daya penggerak yang dapat aktif tanpa perlu
rangsangan dari luar untuk menjadi aktif dapat diartikan sebagai motivasi intrinsik,
oleh sebab itu ketika individu memiliki dorongan untuk melakukan sesuatu
contohnya seperti seorang anak sekolah dasar bernama Bayu yang mengikuti atau
berpartisipasi dalam sebuah perlombaan yang diadakan di sekolahnya bukan karena
dipilih melainkan karena ingin menikmati aktivitas perlombaan yang diadakan.
Sedangkan desakan dari luar yang dapat menggerakan individu untuk
melaksanakan suatu hal itu berasal dari suatu kebutuhan yang harus dipenuhi
diartikan sebagai motivasi ekstrinsik, contohnya seperti seorang anak sekolah dasar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

bernama Aryo yang mengikuti atau berpartisipasi dalam perlombaan yang diadakan
di lingkungan rumahnya karena ingin membawa pulang hadiah yang dijanjikan.
Berdasarkan penjelasan di atas, bisa disimpulkan bahwa jenis-jenis motivasi
itu ada motivasi intrinsik yang berfungsi sebagai penggerak tanpa harus mengalami
rangsangan dari luar dan motivasi ekstrinsik sebagai pendorong dalam melakukan
sesuatu untuk memenuhi kebutuhan karena adanya rangsangan dari luar.

3. Teori motivasi
Teori motivasi itu terbagi kedalam 2 pendekatan, yaitu pendekatan isi dan
pendekatan proses. Teori ERG, dan teori kebutuhan Mc Clelland termasuk kedalam
pendekatan isi. Kemudian untuk pendekatan proses terdiri dari teori harapan dan
teori penetapan tujuan (Oktiani, 2017:220).
Clyton Alderfer membahasakan ketika suatu kebutuhan tidak terpenuhi,
maka semakin besar juga keinginan untuk memuaskannya merupakan Teori
mengenai ERG Robbins dan Judge (dalam Oktiani, 2017: 220). Sedangkan Teori
Kebutuhan McClelland disampaikan terdapat tiga kebutuhan dalam menjelaskan
motivasi, yaitu: 1) Dorongan untuk melebihi, mencapai standar-standar, dan
berusaha keras untuk berhasil merupakan kebutuhan pencapaian atau need for
achievement; 2) Kebutuhan untuk memiliki pengaruh, menjadi berpengaruh
ataupun mengendalikan individu lain merupakan pengertian kebutuhan akan
kekuasaan atau need for power; 3) Keinginan untuk menjalin hubungan antar
personal yang akrab dan ramah merupakan kebutuhan afiliasi atau need for
affiliation Robbins dan Judge (dalam Oktiani, 2017: 220).
Pengertian dari Teori Harapan merupakan kemampuan untuk dapat
bertindak dengan cara tertentu tergantung kepada besarnya suatu harapan bahwa
tindakan yang dilakukan akan membawa hasil yang ada dan pada daya tarik hasil
tersebut terhadap individu Victor Vroom (dalam Oktiani, 2017: 221). Sedangkan
pengertian teori penentuan tujuan adalah tujuan-tujuan yang spesifik dan sulit,
dengan umpan balik akan mampu menghasilkan tingkat kinerja yang lebih baik.
Pada teori penentuan tujuan terdapat empat mekanisme penentuan tujuan, yaitu: 1)
Tujuan mengarahkan perhatian, berarti memfokuskan perhatian pada sesuatu yang
relevan dan penting; 2) Tujuan mengatur usaha. Tujuan tidak hanya membuat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

persepsi individu menjadi lebih selektif, tetapi juga memotivasi untuk bertindak; 3)
Tujuan meningkatkan ketekunan, ketekunan berkaitan dengan usaha yang
dilakukan untuk suatu tugas dalam jangka waktu yang lebih panjang; 4) Tujuan
mendorong strategi dan rencana tindakan, tujuan membantu individu untuk
mengembangkan strategi dan rencana tindakan yang akan dilakukan untuk
mencapai tujuan (Kreitner dan Kinicki dalam Oktiani, 2017: 221)
Berlandaskan gagasan ahli di atas, bisa disimpulkan bahwa teori motivasi
pendekatan isi yaitu teori ERG, dan teori kebutuhan McClelland menjelaskan
mengenai motivasi yang di mana jika suatu kebutuhan tertentu kurang terpenuhi
maka akan timbul dorongan yang lebih untuk dapat mencapai kebutuhan tersebut,
sedangkan teori motivasi pendekatan proses teori harapan, dan teori penentuan
tujuan menjelaskan mengenai motivasi itu berdasarkan pada kekuatan dari sebuah
tindakan dan dari tindakan tersebut akan menentukan tujuan yang kemudian diikuti
dengan hasil pada individu tersebut.

2.1.1.3 Belajar
1. Pengertian Belajar
Perubahan perilaku pada diri individu dan individu dengan lingkungannya,
serta perubahan yang terjadi terkait perspektif kepribadian yang tampak dari
perubahan yang bersangkutan merupakan pengertian belajar Buston (dalam Suardi,
2018: 9). Sedangkan J. Neweg (dalam Suardi, 2018: 9) mengatakan cara di mana
perilaku anak didik mengalami pergeseran sebagai akibat pengalaman unsur belajar
merupakan belajar. Belajar merupakan sebuah proses atau usaha yang dilakukan
individu guna mendapatkan perubahan perilaku yang baru sebagai hasil
pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya menurut Slameto
(dalam Parnawi, 2019: 1).
Berdasarkan gagasan ahli belajar bisa diartikan sebagai sebuah kegiatan
yang dapat mengubah perilaku seseorang akibat mengalami pengalaman unsur
belajar dalam berinteraksi dengan lingkungannya untuk dapat memperoleh
pengalaman ataupun pengetahuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

2. Unsur-unsur Belajar
Perilaku yang saling bertautan, dikarenakan banyak unsur yang terlibat di
dalamnya merupakan perilaku belajar (Suardi, 2018:14), dan unsur-unsur belajar
adalah sebagai berikut:
a. Motif dari aktivitas belajar yang dilakukan individu merupakan cara untuk
mencukupi kebutuhan yang dijalani, maka sebab itu tingkah laku belajar
memiliki motif guna mengatasi permasalahan yang dialami dalam
mencukupi kebutuhannya.
b. Kecakapan yang dipunyai setiap individu dalam merespon situasi belajar
mempunyai caranya tersendiri dan hal ini berhubungan erat dengan
kesiapan individu tersebut.
c. Kondisi belajar yang ditemui mempunyai beragam alternatif yang bisa
diputuskan, sehingga alternatif yang ditentukan dapat menghasilkan
kepuasan atau tidak.
d. Penafsiran terhadap kondisi yang dihadapi oleh individu, di mana individu
tersebut dapat memutuskan langkah mana yang akan dipilih dan yang mana
yang ditolak berdasarkan pada penafsiran yang dimiliki oleh individu.
e. Reaksi yang diterapkan individu dalam mencukupi kebutuhannya sesudah
menentukan pilihannya dengan melaksanakan sesuatu, sehingga kebutuhan
dapat terpenuhi.

2.1.1.4 Motivasi Belajar


1. Pengertian Motivasi Belajar
Kemampuan perangsang guna melaksanakan suatu kegiatan yang berasal
dari dalam diri ataupun dari luar merupakan pengertian dari motivasi belajar
Dalyono (dalam Oktiani, 2017: 224). Pada kegiatan belajar, keseluruhan daya
pendorong dalam diri siswa yang membangkitkan, memberi arah belajar, dan
menanggung keberlangsungan belajar, sehingga tujuan yang diharapkan dapat
teraih menurut Sadirman (dalam Oktiani, 2017: 224).
Motivasi belajar bisa diartikan segenap upaya dalam diri yang
membangkitkan aktivitas belajar dan bertanggungjawab terhadap aktivitas belajar
serta mengarahkan kegiatan belajar supaya tujuan yang diharapkan dapat terpenuhi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

Wiinkel (dalam Oktiani, 2017: 225). Bersumber pada penjelasan tersebut motivasi
belajar bisa diartikan sebagai usaha atau upaya yang dilakukan dari dalam diri untuk
meraih tujuan yang diharapkan individu.

2. Fungsi Motivasi Belajar


Bagian utama dalam sebuah aktivitas belajar atau proses belajar adalah
memiliki motivasi, oleh karena itu motivasi belajar mempunyai sejumlah peran di
antaranya adalah sebagai berikut;
a. Menggerakan manusia dalam bertindak, dalam arti sebagai pendorong dalam
melaksanakan setiap aktivitas yang dilakukan.
b. Memutuskan arah kegiatan, yaitu menentukan tujuan yang ingin diraih sehingga
mampu memberi arah dan apa yang harus dilakukan sesuai dengan tujuan.
c. Memilah kegiatan yaitu memutuskan apa yang harus dilakukan yang sesuai
untuk meraih keberhasilan, dengan menyingkirkan kegiatan yang tidak memiliki
manfaat untuk tujuan tersebut (Sardiman dalam Elihami, 2019: 190).
Bersumber pada pernyataan ahli tentang fungsi motivasi belajar bisa
diartikan bahwa fungsi motivasi belajar yaitu untuk menggerakan manusia dalam
bertindak, dalam memutuskan arah aksi dan memilah perilaku.

3. Bentuk Pendorong Motivasi Belajar


Dalam menumbuhkan sebuah motivasi belajar, ada sejumlah cara yang
dapat digunakan dalam membangun motivasi aktivitas belajar di sekolah (Sadirman
dalam Elihami, 2019: 191), yaitu:
a. Representasi hasil aktivitas belajar siswa dalam hal ini berupa angka. Banyak
siswa yang berpatokan mendapatkan angka atau hasil yang baik pada nilai ujian
atau bahkan nilai rapot.
b. Hadiah bisa dikatakan menjadi motivasi, tetapi tidak terus-menerus karena
hadiah adalah sebuah pencapaian yang barangkali kurang menarik untuk satu
orang tetapi bisa menjadi menarik bagi orang lain. Contoh pemberian hadiah
untuk siswa yang bisa menggambar dengan bagus, mungkin bagi siswa yang
tidak mempunyai kemampuan dalam menggambar akan menganggap bahwa
hadiah itu tidak menarik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

c. Adanya persaingan bisa dipakai untuk memotivasi siswa dalam belajar. Rivalitas
atau persaingan individu ataupun kelompok mampu meningkatkan hasil belajar
siswa. Konsep persaingan atau rivalitas sudah banyak digunakan dalam aspek
industri dan perdagangan, sehingga apabila diterapkan pada siswa mampu
mendorong aktivitas belajar siswa.
d. Mengembangkan siswa untuk menganggap tugas yang di terima sebagai bentuk
rintangan yang harus dilewati dengan sungguh-sungguh bisa dimanfaatkan
sebagai salah satu bentuk pendorong motivasi pada siswa. Apabila siswa
mengerjakan dengan sungguh-sungguh dan mendapatkan hasil yang baik maka
harga diri siswa juga akan meningkat.
e. Siswa biasanya bersemangat belajar jika menyadari akan ada tes. Sehingga
penggunaan tes ini membantu motivasi belajar siswa. Pemberian tes sebaiknya
tidak terlalu sering dan membuat anak menjadi jenuh. Sebaiknya guru
memberitahukan dahulu jika akan ada tes.
f. Siswa menjadi giat belajar apabila mereka mengetahui hasil dari kegiatan yang
mereka lakukan. Terutama apabila ada kemajuan dalam hasil yang didapatkan
oleh siswa, dikarenakan mengetahui hal tersebut akan muncul motivasi dari diri
siswa untuk belajar supaya dapat meraih yang diharapkan.
g. Pemberian apresiasi merupakan cara yang baik untuk membantu meningkatkan
motivasi siswa. Apresiasi diberikan di saat yang tepat sehingga bisa membangun
rasa senang dan menguatkan rasa siswa untuk belajar menjadi lebih tinggi dan
membantu meningkatkan rasa percaya diri.
h. Penggunaan hukuman sebagai pendorong motivasi siswa bisa diterapkan dengan
baik apabila hukuman diberikan sesuai dengan prinsip pemberian hukuman
secara benar dan cermat. Walaupun terkesan negatif tetapi hal ini bisa membantu
siswa menjadi lebih baik dalam belajar.
i. Adanya harapan untuk belajar berarti terdapat faktor kesengajaan akan belajar.
Adanya harapan untuk belajar dalam diri siswa berarti di dalam diri siswa sudah
mempunyai motivasi untuk belajar. Sehingga hasilnya sudah tentu akan baik.
j. Motivasi bisa muncul dikarenakan adanya keinginan dalam diri, sehingga
dengan adanya keinginan tersebut, mendorong diri untuk mencapai suatu yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

diharapkan. Dalam belajar jika memiliki keinginan maka dapat berjalan dengan
baik. Keinginan atau hasrat bisa dibangun dengan cara seperti ini:
1) Menimbulkan rasa untuk memenuhi sebuah keinginan
2) Mengaitkan pada permasalahan pengetahuan terdahulu
3) Mendukung harapan mendapatkan pencapaian yang lebih baik
4) Memanfaatkan beragam gaya dalam membimbing
k. Rasa motivasi dalam diri siswa bisa terbangun jika siswa memahami sasaran
yang akan dicapai, dengan memahami hal tersebut dan mersa bahwa hal tersebut
sangat penting bagi siswa. Maka bisa menimbulkan hasrat untuk belajar..
Sehingga rasa motivasi dalam diri siswa bisa muncul dan berkembang.
Berlandaskan penyampaian dari ahli tersebut, bisa disimpulkan bentuk yang
bisa dipergunakan dalam mendorong sebuah motivasi dalam kegiatan belajar
adalah adanya representasi hasil belajar, penghargaan, adanya rivalitas,
membangun harga diri, penggunaan tes, mengetahui hasil, adanya apresiasi,
hukuman, harapan, keinginan belajar, memahami sasaran yang dituju.

2.1.1.5 Siswa Sekolah Dasar


1. Pengertian Siswa Sekolah Dasar
Penyelengaraan pendidikan umum di tingkatan pendidikan dasar yang
bersifat formal bersumber pada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 66
Tahun 2010 dijelaskan sebagai pengertian sekolah dasar. Tujuan umum pendidikan
dasar adalah untuk meletakan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak
mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih
lanjut (Depdiknas, 2006: 9). Kelas IV, V dan VI termasuk ke dalam tingkatan kelas
yang lebih kompleks yang mana mempelajari berbagai pelajaran yang bersifat
konkret. Usia peserta didik saat sekolah dasar dari kelas I sampai VI adalah berusia
6 sampai 12 tahun, yang di mana seharusnya peserta didik mulai berada pada fase
operasional konkret atau berpikir secara logis Piaget (dalam Sumantri, 2019: 106-
111), kapasitas dalam cara berpikir menganalisis kaidah logika walaupun masih
terkait oleh objek yang memiliki sifat konkret merupakan kemampuan yang tampak
pada peserta didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

Bersumber pada penjelasan ahli di atas, bisa disimpulkan bahwa sekolah


dasar merupakan tingkatan pendidikan dasar yang bersifat formal, yang di mana
para peserta didik lebih banyak mempelajari mengenai kemampuan proses berpikir
menggunakan kaidah logika, dan mempelajari objek yang sudah tidak bersifat
konkret atau lebih abstrak yang memiliki rentang usia 6 sampai 12 tahun.
2. Perkembangan Siswa Sekolah Dasar
Seorang pengajar seharusnya dapat memahami karakteristik peserta didik
yang akan dibimbingnya. Karena siswa yang berada di fase sekolah dasar sedang
memasuki fase kanak-kanak tengah. Fase kanak-kanak tengah menurut (Sumantri,
2014: 99) merupakan periode siswa sekolah dasar yang memiliki rentang usia
antara 6-11 tahun. Kemahiran dasar untuk berhitung, membaca serta menulis
dimiliki oleh siswa pada fase kanak-kanak tengah (Khaulani, 2020: 53). Karena hal
tersebut, maka periode ini segenap kemampuan yang dipunyai oleh siswa butuh
dirangsang sampai dapat meningkat secara maksimal.
Fase perkembangan siswa sekolah dasar dapat dilihat dari beberapa aspek
utama kepribadian individu siswa (Khaulani, 2020: 53) yaitu yang pertama adanya
aspek fisik dan motorik, kemudian kognisi, selanjutnya sosio-emosional, bahasa
dan yang terakhir moral keagamaan.
Rentang usia antara 6-12 tahun merupakan periode kanak-kanak akhir dan
anak sekolah, mempunyai tugas-tugas perkembangan Havighurst (dalam Juntika,
2007: 93) sebagai berikut:
a. Melatih diri dalam ketangkasan jasmani guna kompetisi.
b. Membangun perilaku yang efektif terhadap diri sendiri seperti makhluk hidup
yang tengah tumbuh dan berkembang.
c. Melatih diri untuk berbaur bersama teman seusianya.
d. Melatih diri berkontribusi dalam kemasyarakatan selaku pria atau wanita.
e. Menguraikan rancangan yang dibutuhkan dalam aktivitas sehari-hari.
f. Menguraikan perasaan, integritas, dan suatu skala nilai-nilai.
g. Meraih kemandirian diri.
h. Menguraikan perilaku mengenai masyarakat dan institusi-institusi sosial.
Bersumber pada penjelasan beberapa ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa
perkembangan siswa sekolah dasar itu dilihat dari perkembangan yang dialami oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

individu seperti mulai mempelajari peranan sosial dalam dirinya, melatih diri
bergaul dengan teman sebayanya, mulai dapat menguraikan kata hati serta mulai
terlihat adanya pertumbuhan fisik dan juga motorik, kognisi, bahasa, emosi sosial,
dan tumbuhnya moral keagamaan.

2.1.1.6 Pandemi Covid-19


1. Pengertian Pandemi Covid-19
Masyarakat global saat ini sedang menghadapi permasalahan dengan
penyakit Covid-19. Penyakit jenis baru yang saat ini menyebar dan belum pernah
teridentifikasi pada manusia, dimana gejala yang tampak saat terkena wabah ini
mengakibatkan munculnya penyakit gejala ringan sampai berat serta mengalami
gangguan pernapasan seperti demam, batuk dan juga sesak napas dikenal dengan
sebutan Coronavirus Diseases 2019 (Covid-19). Penyebaran penyakit di
masyarakat dimana jumlah orang yang terjangkit lebih banyak dari biasanya pada
komunitas atau musim tertentu dijelaskan sebagai wabah (Ais, 2020 :33).
Permasalahan mengenai penyebaran Covid-19 sendiri terjadi pada tanggal 1
Desember 2019 yang di mana pada tanggal itu pasien pertama yang terpapar virus
covid terdeteksi, pasien tersebut berasal dari sebuah daerah di China yang bernama
Wuhan. Berselang beberapa minggu virus atau penyakit ini mulai menyebar ke
Eropa dan Amerika. Badan organisasi kesehatan dunia atau WHO melaporkan
bahwa covid-19 ini sebagai pandemi dikarenakan penyebaran virus yang sangat
cepat menjangkiti manusia. Penyakit yang menyebar secara global meliputi area
geografis yang luas, dan tidak ada hubungannya dengan tingkat keparahan
penyakit, jumlah korban, atau infeksi disebut sebagai pandemi (Winarno, 2020: 1).
Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pandemi merupakan
wabah yang berjangkit serempak di mana-mana meliputi daerah geografis yang
luas. Tetapi belum ada definisi yang pasti mengenai istilah pandemi, sehingga
istilah pandemi masih terlalu bebas.
Berdasarkan penjelasan tersebut bisa disimpulkan sesungguhnya pandemi
merupakan reaksi penyebaran penyakit baru yang sudah menyebar di beberapa
daerah atau negara, yang dimana proses penyebarannya berlangsung secara cepat
melalui kontak langsung dengan individu yang terjangkit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

2. Dampak Pandemi Covid-19


Akibat dari virus covid-19 yang sudah meluas di Indonesia, menyebabkan
diterapkannya kebijakan baru dari pemerintah. Kebijakan tersebut berfungsi supaya
mencegah virus covid-19 semakin meluas di Indonesia. Salah satu kebijakan yang
dikeluarkan oleh pemerintah berupa penerapan physical distancing atau lebih
dikenal dengan menjaga jarak, kebijakan ini diberikan kepada masyarakat, supaya
masyarakat itu saling menjaga jarak satu dengan yang lainnya, menjauhi aktivitas
yang mengundang kerumunan, perkumpulan yang membuat orang banyak
berkumpul (Ananda, 2021: 1690). Kemudian pemerintah juga mengeluarkan
pernyataan untuk melakukan kegiatan dari rumah. Kebijakan ini merupakan cara
pemerintah yang ditujukan terhadap masyarakat agar melaksanakan kegiatan dari
rumah.
Dampak adanya pandemi covid-19 ini pendidikan di Indonesia mengalami
perubahan yang sangat besar. Kementerian Pendidikan Indonesia akhirnya
menyatakan perintah untuk meliburkan kegiatan belajar mengajar dan mengganti
kegiatan tatap muka dengan pembelajaran daring, hal itu diterapkan sehubungan
dengan adanya pembatasan interaksi yang dikeluarkan oleh pemerintah. Perubahan
sistem belajar dari kegiatan belajar mengajar menjadi daring pastinya membawa
dampak bagi proses pembelajaran di sekolah, permasalahan yang dihadapi selama
pembelajaran daring di sekolah contohnya adalah ketika materi yang guru
sampaikan tidak bisa maksimal tetapi sudah ditambah dengan materi baru, sehingga
anak kesulitan untuk mengolah informasi yang didapat selain itu juga kemampuan
mendapatkan informasi yang diberikan itu terhalang oleh sinyal dimana
mengakibatkan siswa yang tertinggal informasi karena sinyal yang kurang memadai
(Siahaan, 2020: 1-3).
Bersumber pada penjelasan di atas dapat disimpulkan dampak dari
meluasnya pandemi covid-19 ini mengakibatkan diliburkannya aktivitas belajar
mengajar secara fisik dan digantikan dengan sistem belajar mengajar melalui daring
yang dimana karena perubahan system belajar mengajar ini mengakibatkan
terjadinya beberapa permasalahan yang dialami oleh siswa seperti, tugas yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

terlalu banyak dari biasanya, tertinggal informasi karena sinyal yang kurang
memadai dan juga metode pbelajar yang diberikan oleh guru.

2.1.2 Hasil Penelitian yang Relevan


Saat melaksanakan penelitian, peneliti mengambil penelitian yang memiliki
relevansi pada masalah yang hendak diteliti oleh peneliti, yaitu :
Prananda, Hadiyanto (2019) meneliti mengenai motivasi belajar siswa, hasil
belajar dan korelasi antara motivasi belajar siswa pada pembelajaran IPA. Jenis
penelitian yang digunakan berjenis kuantitatif memanfaatkan desain deskriptif
korelasional. Hasil penelitian menjelaskan rata-rata motivasi belajar siswa
sebanyak 74,1 dan rata-rata hasil belajar siswa sebanyak 71,5 dan memiliki
korelasi dengan pelajaran IPA, tetapi nilai signifikansi rendah 0,024<0,05 dan
didapatkan data jika korelasi dari motivasi belajar dengan pelajaran IPA berada di
kategori sedang
Utami, Priti Sesri dan Indra Jaya (2021) meneliti mengenai motivasi belajar
anak saat pandemi Covid-19 pada kelas awal sekolah dasar kecamatan sutera.
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif memakai metode survei. Hasil
penelitian menjelaskan bahwa hasil survei angket yang menunjukkan rerata seluruh
indikator 56,6 dan 66,7 bisa diambil kesimpulan bahwa motivasi belajar anak SDN
Kecamatan Sutera Kabupaten Pesisir Selatan tergolong rendah.
Maulida, Dina ,dkk. (2021) meneliti mengenai penerapan pembelajaran
daring melalui grup WhatsApp untuk siswa sekolah dasar. Jenis penelitian yang
digunakan adalah kualitatif deskriptif. Capaian dari penelitian yang dilakukan
didapatkan kesimpulan bahwa implementasi pembelajaran daring yang dilakukan
menggunakan grup WhatssApp pada siswa kelas III SDN Celep Sidoarjo termasuk
belum efektif.
Palupi, Tri Nathalia (2020) meneliti mengenai tingkat stress siswa-siswi
sekolah dasar ketika melaksanakan proses belajar dari rumah semasa pandemi
covid-19. Jenis penelitian adalah penelitian perbandingan dengan pengambilan
sampel sejumlah 90 siswa dengan rincian sebanyak 42 siswa berasal dari kelas kecil
(Kelas 1-3 SD) dan 48 siswa berasal dari kelas besar (Kelas 4-5 SD). Dari hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

penelitian dapat disimpulkan rerata tingkatan stress siswa sekolah dasar kelas besar
lebih tinggi dibandingkan rerata tingkat stress kelas kecil.
Marwanto, Agung (2021) meneliti mengenai pembelajaran pada anak
sekolah dasar di masa pandemi covid-19. Penelitian ini memanfaatkan metode studi
literatur dengan pendekatan kualitatif. Kesimpulan yang didapatkan peneliti setelah
melakukan penelitian adalah kebijakan pemerintah dengan melakukan penutupan
sekolah dan mengganti kegiatan belajar mengajar menjadi pembelajaran jarak jauh
membuat banyak timbulnya hambatan yang dialami oleh siswa dan juga tingkat
pemahaman serta keefektifan pun berlainan tergantung pada aspek pendukung yang
terdapat pada siswa dan guru.
Latifa, Alia (2021) meneliti mengenai efek pembelajaran daring pada
pandemi covid-19 terhadap antusias siswa ketika belajar. Jenis penelitian yang
dilakukan merupakan penelitian pendekatan kuantitatif memakai metode survei.
Dari hasil penelitian didapatkan kesimpulan bahwa implementasi pembelajaran
daring pada SD Negeri Nanjungmekar tergolong sedang
Keenam deskripsi jurnal dan tesis tersebut, dipilih peneliti untuk membantu
penelitian yang dijalankan. Jurnal dan tesis tersebut diakui relevan oleh peneliti
sebab sudah terbukti capaian hasilnya. Menggunakan jurnal dan tesis tersebut,
diinginkan membantu jalannya penelitian yang dilaksanakan oleh peneliti tentang
survei motivasi belajar siswa kelas atas di SD Kanisius Kintelan 1 pada masa
pandemi Covid-19.
Berbeda dari penelitian sebelumnya yang menggunakan sekolah dasar
lainnya untuk digunakan sebagai subjek penelitian. Penelitian ini lebih berfokus
pada satu sekolah dasar untuk subjek penelitian yaitu SD Kanisius Kintelan 1. Maka
dari itu peneliti ingin memperlihatkan penelitian baru tentang motivasi belajar
siswa di masa pandemi covid-19 di SD Kanisius Kintelan 1.
Berdasarkan penelitian terdahulu mengenai motivasi belajar. Penelitian ini
lebih berfokus terhadap motivasi belajar siswa kelas atas. Hal yang membedakan
serta menjadi keunggulan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu, dalam
melakukan penelitian sekolah yang digunakan adalah SD Kanisius Kintelan 1, dan
masalah yang diteliti hanyalah mengenai motivasi belajar siswa kelas atas selama
masa pandemi covid-19. Pada penelitian terdahulu rata rata meneliti mengenai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

hubungan, pengaruh serta korelasi motivasi belajar dengan variabel lainnya di


sekolah dasar, maka oleh sebab itu penelitian ini dapat dikatakan sebagai hal yang
baru karena peneliti hanya terfokus kepada meneliti mengenai permasalahan
motivasi belajar siswa SD kelas atas di SD Kanisius Kintelan 1 selama masa
pandemi Covid-19.

2.2 Kerangka Berpikir


Hal yang amat penting yang perlu dimiliki oleh diri peserta didik adalah
sebuah motivasi. Karena motivasi berguna sebagai penggerak siswa untuk
mencapai sebuah tujuan, kemudian selama kegiatan belajar motivasi juga menjadi
situasi utama karena motivasi dalam belajar berguna menjadi pemacu atau
penggerak kemauan siswa di dalam mencapai tujuan dari sebuah proses
pembelajaran. Motivasi sendiri bisa dibagi menjadi dua yaitu motivasi intrinsic dan
ekstrinsik. Konsep-konsep daya penggerak yang dapat aktif tanpa perlu rangsangan
dari luar untuk menjadi aktif dapat diartikan sebagai motivasi intrinsik, oleh sebab
itu seseorang yang memiliki desakan untuk melaksanakan suatu kegiatan,
sedangkan desakan dari luar yang dapat menggerakan individu untuk melaksanakan
suatu hal itu berasal dari suatu kebutuhan yang harus dipenuhi diartikan sebagai
motivasi ekstrinsik. Manfaat dari terdapatnya motivasi bagi diri terutama dalam
motivasi belajar adalah motivasi bisa menjadi penggerak diri kita dalam mencapai
sebuah tujuan yang ingin kita capai, kemudian juga motivasi menjadi pengarah bagi
siswa dalam membantu mereka mencapai tujuan yang mereka inginkan dan yang
ketiga adalah sebagai penyeleksi perbuatan dimana motivasi berfungsi untuk tetap
menjaga kita di tujuan yang ingin kita capai.
Namun karena munculnya pandemi Covid-19 yang merebak di seluruh
dunia dan juga di Indonesia, sehingga mengakibatkan beberapa aktivitas perlu
dijalankan dari rumah serta aktivitas bersekolah sehingga para siswa tidak bisa
optimal dalam belajar. Pandemi sendiri merupakan sebuah penyakit baru yang
sudah menyebar dengan cepat di seluruh tempat. Karena kondisi yang semakin
serius akibat adanya wabah tersebut dan untuk mengurangi penyebaran virus yang
lebih banyak, maka pemerintah mengambil kebijakan untuk mengurangi kegiatan
kegiatan yang memicu kerumunan, termasuk sekolah. Maka karena hal tersebutlah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

saat ini peserta didik banyak yang bersekolah dari rumah dan karena hal tersebut
motivasi siswa menjadi terdampak dalam belajar. Sehingga motivasi siswa bisa
terpengaruh oleh adanya kegiatan belajar dari rumah, karena selama siswa belajar
dari rumah siswa tidak diawasi oleh guru yang mungkin ketika bersekolah luring
selalu mendampingi siswa saat bersekolah. Jika kegiatan pembelajaran dilakukan
secara daring maka motivasi anak dalam belajar akan berpengaruh. Pendampingan
dari orang tua selama siswa belajar dari rumah juga bisa mempengaruhi motivasi
belajar siswa. Oleh sebab itu banyak faktor yang bisa menyebabkan tinggi
rendahnya motivasi belajar yang dimiliki oleh siswa.

Gambar 2.1 Skema Kerangka Berpikir


2.3 Hipotesis Penelitian

2.3.1 Motivasi belajar siswa kelas atas IV, V, dan VI SD Kanisius Kintelan 1
selama masa pandemi covid-19 dilihat dari aspek motivasi ekstrinsik dan
intrinsik termasuk dalam kategori rendah.

2.3.2 Motivasi belajar siswa kelas atas IV, V, dan VI SD Kanisius Kintelan 1
selama masa pandemi covid-19 termasuk dalam kategori sedang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Pada jenis penelitian yang dipakai oleh peneliti adalah penelitian jenis
kuantitatif deskriptif dengan metode survei. Penelitian yang dipakai untuk
memvisualkan, merumuskan berbagai keadaan atau berbagai situasi menurut suatu
kejadian seperti adanya yang bisa diwawancarai, diobservasi, dan
didokumentasikan diartikan sebagai penelitian kuantitatif deskriptif menurut
(Burhan, 2005: 48-49). Cara untuk memonitor dan mengawasi serta
mendeskripsikan dengan angka mengenai objek yang di teliti sebagaimana
mestinya dan mendapat hasil akhir mengenai hal tersebut sinkron dengan kejadian
yang terlihat dalam sebuah penelitian dianggap sebagai penelitian kuantitatif
deskriptif (Putra, 2015: 73).
Pada penelitian ini, peneliti memakai metode survei menjadi instrumen
dalam memperoleh informasi. Penelitian dengan menggunakan metode survei
merupakan kegiatan penelitian dengan melakukan pengumpulan informasi dan
memperhatikan tiga pedoman penting, yaitu menjelaskan keadaan pada saat itu,
mengenali keadaan saat ini untuk dibandingkan, dan memutuskan hubungan
sesuatu yang hidup diantara kejadian spesifik (Ali dan Asrori, 2014: 43).
Peneliti memilih data dengan memakai sampel untuk mendapatkan
deskripsi dari populasi. Penelitian ini dilakukan untuk melihat seberapa tinggi
motivasi belajar siswa selama masa pandemi di Sekolah Dasar Kanisius Kintelan
1.
3.2 Setting Penelitian
3.2.1 Waktu Penelitian
Penelitian berlangsung di bulan Januari-April 2022. Mengenai tindakan
yang dilaksanakan pada penelitian ini mencakup pembentukan proposal, mengatur
perizinan penelitian, melakukan validasi, uji coba instrumen, perbaikan instrumen,
menyebarkan instrumen, akumulasi data, pembenahan data, menyusun laporan dan
perbaikan kembali.

21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

3.2.2 Tempat Penelitian


Penelitian ini diterapkan di SD Kanisius Kintelan 1 yang berada di Jalan
Ireda No.18 Keparakan, Kecamatan Mergangsan Kota Yogyakarta. Peneliti
memilih melaksanakan penelitian di wilayah ini, karena belum ada penelitian
mengenai Motivasi Belajar selama masa pandemi yang menggunakan SD Kanisius
sebagai subjek penelitian. Bersumber pada pengamatan yang dilakukan, peneliti
melihat bahwa SD Kanisius Kintelan 1 ini merupakan lokasi yang baik untuk
dilakukan penelitian. Keberadaan Sekolah dasar yang terletak di daerah perkotaan,
dan banyak keadaan yang bisa mempengaruhi karakter serta motivasi belajar siswa.
Selain itu di SD ini belum pernah dijadikan sebagai subjek penelitian mengenai
motivasi belajar selama masa pandemi covid-19 melalui bentuk penelitian survei
kuantitatif deskriptif.

3.2.3 Subjek Penelitian


Subjek yang dipakai pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV, V
dan VI SD Kanisisus Kintelan 1 dengan total 51 siswa. Tetapi yang digunakan
sebagai sampel berjumlah 50 siswa, sebab salah satu siswa tidak hadir saat peneliti
menyebarkan kuesioner. Peneliti menetapkan siswa kelas IV, V dan VI sebagai
subjek penelitian karena siswa kelas IV, V dan VI dapat memahami pernyataan
dalam instrumen penelitian dengan baik, sehingga dengan terpilihnya siswa kelas
IV, V dan VI menjadi subjek penelitian ini diharapkan untuk bisa membantu pihak
sekolah dan juga guru untuk mengetahui seberapa tinggi motivasi yang dimiliki
oleh siswa selama belajar di masa pandemi ini, sehingga guru dan pihak sekolah
bisa melakukan tindakan atau memberikan bantuan kepada para siswa.

3.3 Populasi dan Sampel


3.3.1 Populasi
Sugiyono (dalam Imron, 2019: 21) mengartikan populasi sebagai wilayah
yang tergeneralisasi yang tersusun berdasarkan objek atau subjek yang mempunyai
bobot atau kekhususan yang ditentukan peneliti untuk diamati dan menarik
kesimpulannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

Tabel 3.1 Data Jumlah Siswa di SD Kanisius Kintelan I

Berdasarkan pengertian populasi tersebut, peneliti dapat meringkaskan


bahwa populasi melambangkan suatu kesatuan individu yang tergeneralisasi dalam
satu wilayah yang akan diamati atau diteliti. Maka populasi yang dipilih merupakan
siswa kelas I-VI SD Kanisius Kintelan I dengan jumlah total 101 siswa.

3.3.2 Sampel
Komponen pada kuantitas dan karakter khusus yang dipunyai populasi
tersebut yang menjadi bagian dari populasi yang ada diartikan sebagai sampel, dan
dalam pemungutan sampel perlu memanfaatkan sistem tertentu dan berdasarkan
pada petunjuk yang ada (Sugiyono, 2018: 130).
Pada penelitian ini, peneliti memakai teknik sampel dengan metode
purposive sampling untuk memilih sampel penelitian. Peneliti menggunakan
metode tersebut dikarenakan metode purposive sampling merupakan metode
pemilihan sampel di mana sampel dipilih dengan standard tertentu, dan menjadikan
sampel tidak terpilih secara acak. Berlandaskan pengertian tersebut, peneliti dapat
menyimpulkan bahwasanya sampel adalah komponen dari populasi yang dipilih
menggantikan populasi tersebut. Pada penelitian ini yang dipakai sebagai
perwakilan dari populasi adalah siswa kelas IV, V dan VI SD Kanisius Kintelan I,
karena salah satu siswa tidak bisa hadir pada saat pengambilan data maka peneliti
menggunakan siswa yang hadir sebanyak 50 siswa sebagai sampel.

3.4 Variabel Penelitian


Ragam nilai yang mengandung ide atau rancangan merupakan variabel
(Effendi dalam Nasution, 2017: 1). Variabel bisa juga diartikan sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

keberagaman dari materi sebagai fenomena penelitian, yang dimaksud dengan


fenomena penelitian menggambarkan sesuatu yang menjadi sasaran dari penelitian.
Jikalau gejala tersebut bisa untuk digolongkan menjadi beberapa tingkatan, maka
gejala itu dapat diibaratkan menjadi variabel penelitian. Jadi tidak semua fenomena
penelitian yang terlihat bisa dikelompokan menjadi tingkatan menurut Hadi (dalam
Nasution, 2017: 2). Ide utama dalam penelitian kuantitatif dikatakan sebagai
variabel dimana satu variabel merupakan sebuah konsep yang mempunyai variasi
(dua atau lebih) nilai (Ismayani, 2020:18).
Oleh sebab itu, variabel penelitian merupakan objek yang digunakan
peneliti untuk diteliti menjadi pikiran utama pada suatu penelitian yang kemudian
dapat diambil kesimpulannya. Variabel peneliti yang digunakan pada penelitian ini
yakni motivasi belajar. Sehingga peneliti akan mengamati seberapa tinggi motivasi
belajar yang terdapat di siswa kelas IV, V dan VI SD Kanisius Kintelan I.

3.5 Teknik Pengumpulan Data


3.5.1 Kuesioner
Sistem penghimpunan data yang diterapkan menggunakan cara
membagikan sekumpulan pernyataan tertulis terhadap responden untuk kemudian
dikerjakan merupakan kuesioner (Sugiyono, 2013: 142) menuturkan bahwa
kuesioner menggambarkan cara mengumpulkan informasi yang efisien apabila
mengetahui variabel yang hendak diteliti dan mengetahui harapan dari responden.
Kuesioner bisa berbentuk pernyataan yang tertutup maupun terbuka, dan bisa
dibagikan kepada reponden secara langsung ataupun lewat internet. Arikunto
(2018: 41) menjelaskan kuesioner yang dibuat beserta opsi jawaban penuh sehingga
responden dapat langsung memberikan jawaban diartikan sebagai kuesioner
tertutup. Sedangkan kuesioner yang tersusun tanpa ada opsi jawaban sehingga
responden bebas memberi pendapat disebut kuesioner terbuka. Kuesioner yang
dipergunakan oleh peneliti merupakan kuesioner tertutup. Kuesioner ini bertujuan
untuk mendapatkan data mengenai motivasi belajar siswa selama masa pandemi
Covid-19 berlangsung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

3.6 Instrumen Penelitian


Fasilitas yang dipakai dalam memperkirakan gejala alam dan sosial yang
teramati dikatakan sebagai instrumen penelitian menurut Sugiyono (2009: 102).
Pada penelitian ini, pedoman yang peneliti pakai adalah tentang kuesioner. Peneliti
memanfaatkan kuesioner dalam mengumpulkan data mengenai motivasi belajar
siswa selama masa pandemi. Urutan pernyataan secara tertulis yang dikerjakan
responden serasi dengan petunjuk pengerjaannya yang dipakai dalam melihat
motivasi belajar siswa merupakan kuesioner.
Skor penilaian perangkat penelitian memakai opsi jawaban seperti berikut:
pernyataan yang bersifat favorable dengan opsi jawaban sangat setuju mendapatkan
nilai 5, setuju mendapatkan nilai 4, kurang setuju mendapatkan nilai 3, tidak setuju
mendapatkan nilai 2 dan sangat tidak setuju mendapatkan nilai 1. Sedangkan
pernyataan yang bersifat unfavorable jawaban sangat setuju mendapatkan nilai 1,
setuju mendapatkan nilai 2, kurang setuju mendapatkan nilai 3, tidak setuju
mendapatkan nilai 4 dan sangat tidak setuju mendapatkan nilai 5.
Penyusunan kuisioner motivasi belajar siswa memakai enam kriteria
diantaranya yakni mempunyai hasrat dan keinginan berhasil; memiliki dorongan
dan kebutuhan dalam belajar; harapan dan cita-cita masa depan; penghargaan
dalam belajar; kegiatan yang menarik dalam belajar; lingkungan belajar yang
kondusif (Uno, 2011: 23). Berikut ini bentuk penyusunan instrumen motivasi
belajar.
Tabel 3.2 Matriks pengembangan Instrumen Motivasi Belajar
Jumlah
Variabel Indikator No.Item
Soal
1. Adanya hasrat dan keinginan 1,2,3,4,5, 7
berhasil 6,7
2. Adanya dorongan dan kebutuhan 8,9,10,11 4
dalam belajar
3. Adanya harapan dan cita-cita 12,13,14 3
Motivasi masa depan
Belajar 4. Adanya penghargaan dalam 15,16,17, 4
belajar 18
5. Adanya kegiatan yang menarik 19,20,21, 4
dalam belajar 22
6. Adanya lingkungan belajar yang 23,24,25, 4
kondusif 26
Total Soal 26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Pernyataan

Variabel Indikator Sub Indikator Pernyataan Nomor Item


Adanya 1. Tidak 1. Saya membaca 1,2,3,4,5,6,7
hasrat dan mudah puas kembali buku
keinginan dengan hasil pelajaran untuk
berhasil yang dicapai membantu saya
2. Tidak dalam
mudah putus pemahaman
asa materi.
2. Saya membuka
buku hanya
ketika akan ujian
saja.
3. Saya senang
membaca buku
selain buku
pelajaran
4. Ketika mendapat
nilai yang jelek
saya merasa
sedih
5. Saya merasa
Motivasi puas ketika
Belajar mendapat nilai
yang bagus
6. Saya tidak
mudah putus asa
ketika
mengalami
kesulitan
7. Ketika mendapat
nilai jelek saya
langsung
menyerah
Adanya 1. Minat 8. Saya akan 8,9,10,11
dorongan dan dalam belajar banyak bertanya
kebutuhan 2. Mempunyai jika tidak
dalam belajar rasa ingin tahu memahami
materi
9. Saya mencari
informasi yang
berhubungan
dengan materi
dari berbagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

Variabel Indikator Sub Indikator Pernyataan Nomor Item


sumber di
internet
10. Saya malas
untuk mencari
informasi materi
pembelajaran
dari sumber lain
11. Saya tidak malu
bertanya saat
kesulitan dalam
belajar
Adanya 1. Memiliki 12. Saya giat belajar 12,13,14
harapan dan ketekunan walaupun tidak
cita-cita masa dalam belajar ada ujian
depan 2. Mempunyai 13. Saya giat belajar
keinginan hanya ketika
meraih cita bersama orang
cita tua
14. Saya rajin
berlatih soal
untuk membantu
saya meraih cita-
cita
Adanya 1. Mendapat 15. Saya mendapat 15,16,17,18
penghargaan pujian dan hadiah ketika
dalam belajar dukungan mendapat nilai
2. Ganjaran bagus
dan hukuman 16. Saya rajin
belajar supaya
guru
memberikan
pujian
17. Saya
bersemangat
belajar saat
orang tua
memberikan
hukuman ketika
nilai jelek
18. Saya menjadi
malas apabila
mendapat
hukuman dari
orang tua saat
nilai jelek
Adanya 1. Penggunaan 19. Saya senang jika 19,20,21,22
kegiatan media kreatif belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

Variabel Indikator Sub Indikator Pernyataan Nomor Item


yang menarik dalam menggunakan
dalam belajar penyampaian media yang
materi. menarik
2. Cara 20. Saya lebih
penyampaian mudah
materi memahami
pelajaran dengan
belajar online
21. Saya tertarik
dengan adanya
permainan / kuis
dalam
pembelajaran
22. Saya tidak
tertarik apabila
ada kuis dalam
pembelajaran
Adanya 1. Suasana 23. Saya lebih 23,24,25,26
lingkungan tempat belajar mudah belajar
belajar yang jika suasana
kondusif nyaman dan
tenang
24. Saya tidak dapat
belajar dengan
baik jika kondisi
berisik
25. Saya lebih
tertarik belajar
sambil
mendengarkan
musik
26. Saya lebih
tertarik belajar
secara
berkelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

Tabel 3.4 Kisi-kisi Nomor Indikator Motivasi Belajar


Nomor Butir Pernyataan
No Indikator Motivasi Belajar
Favorable Unfavorable
1. Adanya hasrat dan keinginan berhasil 1,3,4,5,6 2,7
Adanya dorongan dan kebutuhan
2. 8,9,11 10
dalam belajar
Adanya harapan dan cita-cita masa
3. 12,14 13
depan
4. Adanya penghargaan dalam belajar 15,17 16,18
Adanya kegiatan yang menarik dalam
5. 19,20,21 22
belajar
Adanya lingkungan belajar yang
6. 23,24,25,26
kondusif

Pada tabel 3.3 dan 3.4 menggambarkan indikator dan juga perangkat
motivasi belajar yang telah disusun peneliti, lalu instrumen penelitian yang sudah
disiapkan diberikan pada validator yang sudah ditetapkan guna melakukan validasi.
Validasi ini bermaksud mendapatkan penilaian guna melihat apakah instrumen
yang akan diberikan kepada siswa atau responden sudah layak atau masih
memerlukan perubahan atau revisi. Validator yang peneliti tentukan untuk
melakukan validasi, adalah salah satu dosen pengajar pada program studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Universitas Sanata Dharma serta tiga orang guru
kelas atas SD Kanisius Kintelan 1.
Berdasarkan kepada penilaian validasi dari ahli yang sudah didapatkan,
hasil dari keusioner yang sudah tersusun bisa dikatakan layak untuk diberikan atau
digunakan melalui perbaikan. Berikut ini merupakan rangkuman dari masukan
yang diberikan oleh validator:
1. Secara keseluruhan isi angket sudah baik, hanya perlu sedikit revisi
untuk tambahan kejelasan petunjuk pengisian angket dan juga lebih
di deskripsikan kembali bagian judul kuesioner.
2. Lembar angket atau kuesioner sudah layak, hanya saja perlu
diperbaiki beberapa pemilihan kata supaya anak atau responden
memahami maksud dari kalimat yang digunakan.
Setelah peneliti melakukan validasi instrumen, selanjutnya peneliti
melaksanakan uji keterbacaan terhadap 5 siswa terdiri dari kelas VI sebanyak 2
siswa, kelas V sebanyak 2 siswa, dan kelas IV sebanyak 1 siswa dari sekolah yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

berbeda dengan sekolah yang digunakan pada penelitian ini. Keluaran dari uji
keterbacaan kuesioner yang dilakukan oleh peneliti, didapatkan skor seperti
berikut:
Tabel 3.5 Hasil Uji Keterbacaan

3.7 Teknik Pengujian Instrumen


Salah satu tahapan yang terpenting yang harus dimasukan dalam penelitian
kuantitatif, guna mendapatkan instrumen yang baik dan layak untuk diberikan
kepada responden merupakan uji instrumen. Uji coba instrumen ini menguji
validitas. Penghitungan validitas dilakukan untuk mengetahui kevalidan
instrumen yang dibagikan pada responden.
3.7.1 Uji Validitas
Pengujian validitas dilakukan guna mendapati apakah instrumen yang
dipakai valid atau tidak. Validitas suatu tes merupakan kapabilitas untuk
menilai secara tepat sesuatu yang ingin ditaksirkan (Masidjo, 2010: 242).
Untuk bisa mengetahui validitas sebuah instrumen, maka peneliti harus
melakukan uji coba terhadap instrumen. Informasi yang sudah didapatkan dan
kemudian diuji sehingga menunjukan hasil yang cocok dengan yang
seharusnya, maka instrumen yang digunakan sudah baik dan valid. Arikunto
(2010: 211) mengatakan bahwa instrumen dianggap valid jika bisa menaksir
hal yang diharapkan dan bisa mengemukakan informasi dari variabel secara
tepat. Peneliti memakai validitas isi pada penelitian ini.
Validitas isi berkaitan pada apakah butir-butir pernyataan atau item yang
terkandung dalam kuesioner sudah mencakup keseluruhan materi yang hendak
di ukur (Budiarti, 2018: 147). Muatan materi yang diujikan berhubungan
dengan kapabilitas, ilmu, kemahiran subjek yang diuji merupakan validitas isi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

Sugiyono (2013) membahasakan sesungguhnya pengetesan validitas isi bisa


diterapkan dengan mengkomparasikan antara isi dengan materi yang dipelajari.
Validitas isi bisa memperkirakan sejauh mana instrumen isi alat ukur
menggantikan semua bagian yang diakui menjadi rangka konsepsi yang diukur.
Untuk pengujian validitas isi, peneliti dapat memanfaatkan penilaian dari para
ahli atau judgement experts, dimana validitas isi hendak diberikan kepada ahli
yang dinilai mempunyai keahlian dibidang yang terikat dengan penelitian yang
dijalankan. Validasi instrumen kuesioner ini divalidasi oleh tiga guru kelas
yang mengampu kelas IV, V dan VI di SD Kanisius Kintelan 1 dan salah satu
dosen yang mengajar di progam studi PGSD Universitas Sanata Dharma.
Peneliti memilih para ahli tersebut berdasarkan pada keahlian dan juga
dianggap sebagai ahli pada bidang yang akan diteliti.
Hasil penilaian para ahli akan dituliskan dalam lembaran evaluasi perangkat
yang sudah dilampirkan oleh peneliti. Untuk penggunaan skala pada skor
evaluasi pada lembaran evaluasi, peneliti memanfaatkan skala Likert. Skala
dipakai guna menghitung suatu kelakuan, keteguhan maupun pandangan
sesorang atau sekelompok orang merupakan penjelasan Skala Likert
(Sugiyono, 2015:134-136). Dalam skala Likert skor yang digunakan adalah
sangat setuju mendapatkan nilai 5, setuju mendapatkan nilai 4, kurang setuju
mendapatkan nilai 3, tidak setuju mendapatkan nilai 2 dan sangat tidak setuju
mendapatkan nilai 1.
Untuk mengukur jarak interval tolak ukur kepantasan kuesioner peneliti
menggunakan rumus Widoyoko (2020:110) sebagai berikut:

Dari rumus diatas didapatkan hasil pada setiap kategori seperti berikut ini:

Kemudian hasil dari rumus diatas disusun dalam bentuk seperti dibawah
ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

Tabel 3.6 Kriteria Kelayakan Kuesioner

Sebagai validator pertama peneliti menentukan salah seorang dosen yang


mengajar di PGSD Universitas Sanata Dharma. Penilaian yang sudah
dilaksanakan ahli pertama pada lembaran kuesioner memperoleh penilaian
dengan total skor 44 atau jika dirata-rata mendapatkan nilai 4. Ahli
memberikan beberapa masukan untuk memperbaiki kuesioner seperti
memperbaiki beberapa kalimat pada pernyataan sehingga menjadi lebih baik.
Bersumber pada hasil tersebut, kuesioner yang telah dibuat peneliti termasuk
ke dalam kategori layak dipakai dengan revisi.
Validator selanjutnya yang ditentukan oleh peneliti untuk melakukan
validasi terhadap kuesioner yang disusun adalah seorang guru kelas IV. Hasil
penilaian mendapatkan skor 44 dengan nilai rata-rata 4. Setelah memberikan
penilaian, guru kelas IV memberikan masukan kepada peneliti untuk
menggunakan kalimat yang lebih sederhana sehingga siswa bisa lebih mudah
memahami pernyataan. Berdasarkan penilaian dari ahli kedua, kuesioner yang
peneliti susun diterima dalam kategori layak dipakai melalui koreksi.
Validator ketiga yang sudah ditentukan merupakan guru kelas V, hasil dari
validasi yang terhadap kuesioner yang telah peneliti susun mendapatkan skor
50 atau jika dirata-rata mendapatkan nilai 4,5. Setelah melakukan penilaian
guru kelas V memberikan masukan untuk kuesioner yang disusun seperti
memberikan petunjuk tambahan untuk pengisian nama identitas, dan lebih
mendeskripsikan judul pada kuesioner yang diberikan. Berdasarkan penilaian
tersebut kuesioner yang telah dibuat masuk ke dalam kategori sangat layak
untuk dipakai melalui penyempurnaan.
Untuk validator keempat yang peneliti pilih merupakan guru kelas VI. Hasil
yang didapatkan terhadap kuesioner yang disusun mendapatkan skor 44 dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

dengan rata-rata nilai 4. Berdasarkan penilaian dari ahli keempat kuesioner


yang disusun layak untuk digunakan dengan revisi.
Berdasarkan hasil penilaian yang telah diberikan keeempat ahli yang terpilih
sebagai validator, memberikan hasil sesungguhnya kuesioner yang disusun
oleh peneliti layak di gunakan. Lembar penilaian kuesioner yang telah dinilai
harus direvisi sesuai dengan masukan dari para ahli sebelum diberikan kepada
responden.
3.8 Teknik Analisis Data
Kegiatan menemukan dan mengorganisasikan secara runtut informasi yang
didapat berupa wawancara, ataupun dokumentasi dan kemudian disusun secara
terpadui sehingga didapatkan kesimpulan yang dapat dipahami merupakan
proses teknik analisis data(Sugiyono, 2012:333). Pada proses penelitian,
peneliti memakai teknik analisis data statistik serta deskriptif dan kuantitatif.
Pemakaian teknik analisis ini adalah mendapatkan informasi yang kemudian
menganalisisnya dengan cara menggambarkan data dan membuat kesimpulan
yang bermaksud mendapatkan penjelasan tentang subjek penelitian bersumber
pada variabel yang sudah didapatkan.
3.8.1 Analisis Statistik Kuantitatif
Pada penelitian ini kuesioner tipe tertutup digunakan oleh peneliti untuk
mengumpulkan data kuantitatif. Bukti kuantitatif tersebut diperoleh lewat
penggunaan lembar kuesioner dengan 5 variasi jawaban. Kemudian analisis
dilakukan oleh peneliti untuk mendapati motivasi belajar siswa, diketahui
bersumber atas hasil nilai kuesioner yang didapatkan. Dalam penelitian
motivasi belajar siswa peneliti memakai 26 poin pernyataan menggunakan
enam parameter motivasi belajar siswa. Dalam lembar kuesioner yang
digunakan termuat pernyataan favorable dan unfavorable. Pada setiap
pernyataan yang terdapat pada lembaran kuesioner memiliki pilihan sebagai
berikut: sangat setuju, setuju, kurang setuju, tidak setuju, sangat tidak setuju.
Dalam metode nilai, poin yang didapatkan bergantung dengan skala alat ukur
yang hendak diterapkan, menurut Sugiyono (2012: 92) kesesuaian yang
dipakai sebagai tumpuan dalam memutuskan jarak suatu interval yang
termuat pada pengukur, sehingga mampu menciptakan data kuantitatif
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

diartikan sebagai skala pengukuran. Pada penelitian, peneliti memakai skala


Likert di mana penggunaan 5 pilihan jawaban digunakan untuk memperjelas
sikap atau minat responden seperti sangat setuju mendapatkan nilai 5, setuju
mendapatkan nilai 4, kurang setuju mendapatkan nilai 3, tidak setuju
mendapatkan nilai 2 dan sangat tidak setuju mendapatkan nilai 1. Penggunaan
pernyataan favorable dan unfavorable mempunyai skor yang berlainan, untuk
melihat skala ukur ada pada tabel 3.7 berikut ini:
Tabel 3.7 Pengukuran Skala Likert
Skor
Jawaban
Favorable Unfavorable
Sangat Setuju (SS) 5 1
Setuju (S) 4 2
Kurang Setuju (KS) 3 3
Tidak Setuju (TS) 2 4
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 5

Poin total didapatkan dari 50 responden yang mengisi lembar kuesioner.


Dengan penggunaan skala Likert ini peneliti merumuskan perhitungan nilai
yang didapatkan pada kuesioner. Bersumber dari data responden yang telah
terkumpul, kemudian dikelompokan data kuantitatif tercantum kedalam lima
kelompok dan memanfaatkan rumus jarak interval untuk mengetahui tolak
ukur tingkat motivasi belajar siswa:

Selanjutnya hasil tersebut diurutkan dalam tabel seperti berikut:


Tabel 3.8 Kriteria Motivasi Belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

3.8.2 Analisis Data Deskriptif


Himpunan dari aturan-aturan mengenai akumulasi, pengerjaan,
penaksiran, dan menarik kesimpulan dari suatu data statistik untuk
memecahkan masalah merupakan analisis statistik deskriptif (Rasyad, 2003:7).
Informasi yang didapatkan melalui penyebaran kuesioner dikumpulkan dalam
bentuk skala pengukuran. Skala Likert dipergunakan dalam penelitian ini
sebagai skala pengukuran. Guna mengetahui tingkat motivasi belajar siswa
selama masa pandemi, maka peneliti harus menganalisis hasil yang diperoleh
menggunakan pengukuran dalam bentuk skor sesuai dengan kriteria yang
sudah ditentukan pada kuesioner, baik untuk pernyataan favorable dan
unfavorable. Untuk penyajian data hasil kuesioner dipaparkan dengan format
kalimat penjelasan bersumber kepada bukti informasi yang sudah diolah
dengan menggunakan SPSS 22.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Penelitian


Pada penelitian ini, peneliti memakai penelitian dengan bentuk kuantitatif
deskriptif melalui perencanaan metode survei. Informasi yang terdapat dalam
penelitian didapatkan melalui kuesioner berupa pernyataan tertutup. Peneliti
menentukan penelitian menggunakan judul “Survei Motivasi Belajar Siswa Kelas
Atas Pada Masa Pandemi Covid-19 SD Kanisius Kintelan 1”.
Penelitian ini terlaksana pada bulan Januari hingga April 2022. Penelitian
ini dimulai melalui penyusunan kuesioner yang tersusun atas 26 penjelasan dengan
pilihan di setiap pernyataan instrumen yang disusun sebanyak 5 variasi pilihan
jawaban. Kemudian setelah pernyataan kuesioner selesai disusun, peneliti
memohon surat pada pihak sekretariat prodi PGSD guna memulai melaksanakan
penelitian terhadap siswa kelas atas IV, V, dan VI. Kemudian pihak sekretariat
mengeluarkan surat ijin untuk penelitian dan diberikan kepada pihak sekolah yaitu
kepala sekolah SDK Kintelan 1. Setelah mendapat izin penelitian di SD Kanisius
Kintelan 1, selanjutnya peneliti memohon surat pengantar pada sekretariat PGSD
guna melaksanakan validasi dengan ketiga guru kelas atas VI, V, dan VI SD
Kanisius Kintelan 1. Validasi yang dilakukan oleh peneliti bertujuan guna
memproleh saran dan masukan terhadap kuesioner yang digunakan sehingga
kuesioner yang dibuat dapat maksimal dalam memperoleh data. Hal yang
selanjutnya peneliti lakukan adalah mengadakan uji keterbacaan, pada uji
keterbacaan ini peneliti menggunakan beberapa anak-anak kelas IV, V dan VI
disekitar lingkungan peneliti untuk menguji apakah instrumen pernyataan yang
terdapat dalam angket atau kuesioner dapat dipahami dan di kerjakan dengan baik
oleh siswa atau responden. Setelah semua kegiatan tersebut selesai selanjutnya
peneliti menyebarkan kuesioner yang sudah di review dan direvisi oleh para ahli
pada kelas IV, V dan VI pada tanggal 19 April 2022 dengan total sebanyak 50 siswa
yang sudah mengisi kuesioner yang telah disebarkan. Peneliti menggunakan 50
siswa dikarenakan salah satu siswa tidak hadir saat pengambilan data, sehingga
peneliti menggunakan siswa yang ada pada saat itu.

36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

4.2 Deskripsi Data Kuantitatif


4.2.1 Tingkat Motivasi Belajar Siswa Kelas Atas Pada Masa Pandemi Covid-19 SD
Kanisius Kintelan 1
Motivasi belajar siswa kelas IV, V dan VI di SD Kanisius Kintelan 1 yang
sudah didapatkan, dihitung berlandaskan jumlah hasil pemungutan data oleh
peneliti kemudian di rangkum ke dalam lima kelompok, yaitu: sangat tinggi, tinggi,
sedang, rendah, dan sangat rendah dan dimuat seperti dibawah ini:
Tabel 4.1 Tingkat Motivasi Belajar Siswa

Tabel 4.1 menunjukan bahwasanya tingkat motivasi belajar siswa di kelas


IV, V, dan VI SD Kanisius Kintelan 1 memperoleh kategori “tinggi”. Afirmasi
tersebut berdasarkan kepada hasil persentase kategori “tinggi” yang mendapatkan
jumlah keseringan jawaban lebih besar dibandingkan dengan kategori lainnya.
Sejumlah 42 siswa mendapatkan persentase 84% dengan tingkatan motivasi belajar
tinggi, 3 siswa memperoleh persentase 6% dengan tingkatan motivasi belajar
sedang dan 5 siswa memperoleh persentase 10% dengan tingkatan motivasi belajar
sangat tinggi. Berlandaskan kepada data yang diperoleh, tidak ditemukan siswa
yang menunjukan kriteria “rendah” dan “sangat rendah”. Hasil yang diperoleh
menjadikan tingkatan motivasi belajar siswa kelas atas IV, V, dan VI SD Kanisius
Kintelan 1 dimuat pada diagram di bawah ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

Gambar 4.1 Pie Chart Tingkat Motivasi Belajar

Persentase Tingkat Motivasi Belajar

6% 10%

84%

Sangat Tinggi Tinggi Sedang

Sebanyak enam parameter motivasi belajar dibuat, untuk dipergunakan


dalam memperoleh jawaban siswa kelas IV, V, dan VI SD Kanisius Kintelan 1.
Parameter yang dibuat menjadi patokan peneliti dalam mengambil data dari siswa.
Pada tindakan yang perdana, peneliti menjumlah banyaknya frekuensi respons
siswa terhadap setiap pernyataan tersusun dalam kuesioner. Dalam penelitian,
peneliti mengurutkan sejumlah 26 poin pernyataan, setiap poin pernyataan yang ada
mempunyai penilaian yang berlainan. Peneliti memanfaatkan pernyataan favorable
dan unfavorable dalam skala Likert. Nilai untuk pernyataan yang bersifat favorable
opsi jawaban sangat setuju mendapatkan nilai 5, setuju mendapatkan nilai 4, kurang
setuju mendapatkan nilai 3, tidak setuju mendapatkan nilai 2 dan sangat tidak setuju
mendapatkan nilai 1. Sedangkan unfavorable opsi jawaban sangat setuju
mendapatkan nilai 1, setuju mendapatkan nilai 2, kurang setuju mendapatkan nilai
3, tidak setuju mendapatkan nilai 4 dan sangat tidak setuju mendapatkan nilai 5.
Pada tabel dibawah ini peniliti sajikan rangkuman hasil pengolahan data perihal
analisis butir pernyataan kuesioner yang sudah dihitung menggunakan SPSS 22:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

Tabel 4.2 Analisis Butir Pernyataan Kuesioner Motivasi Belajar


No. Pernyataan 5 4 3 2 1 Total
Kuesioner N % N % N % N % N % N %
1. Saya
membaca
kembali buku
pelajaran
untuk
20 40 27 54 1 2 1 2 1 2 50 100
membantu
saya dalam
pemahaman
materi.

2. Saya
membuka
buku hanya 12 24 16 32 12 24 8 16 2 4 50 100
ketika akan
ujian saja
3 Saya senang
membaca
13 26 20 40 9 18 5 10 3 6 50 100
buku selain
buku pelajaran
4 Ketika
mendapat nilai
yang jelek 13 26 16 32 12 24 6 12 3 6 50 100
saya merasa
sedih
5 Saya merasa
puas ketika
39 78 10 20 - - - - 1 2 50 100
mendapat nilai
yang bagus
6 Saya tidak
mudah putus
asa ketika 18 36 22 44 6 12 3 6 1 2 50 100
mengalami
kesulitan
7 Ketika
mendapat nilai
jelek saya 26 52 16 32 6 12 2 4 - - 50 100
langsung
menyerah
8 Saya akan
banyak
bertanya jika
12 24 30 60 3 6 1 2 4 8 50 100
tidak
memahami
materi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

No. Pernyataan 5 4 3 2 1 Total


Kuesioner N % N % N % N % N % N %
9 Saya mencari
informasi
yang
berhubungan
11 22 28 56 6 12 3 6 2 4 50 100
dengan materi
dari berbagai
sumber di
internet
10 Saya malas
untuk mencari
informasi
materi 11 22 19 38 12 24 6 12 2 4 50 100
pembelajaran
dari sumber
lain
11 Saya tidak
malu bertanya
18 36 25 50 3 6 2 4 2 4 50 100
saat kesulitan
dalam belajar
12 Saya giat
belajar
15 30 18 36 14 28 2 4 1 2 50 100
walaupun
tidak ada ujian
13 Saya giat
belajar hanya
ketika 14 28 13 26 10 20 10 20 3 6 50 100
bersama orang
tua
14 Saya rajin
berlatih soal
untuk
18 36 29 58 3 6 - - - - 50 100
membantu
saya meraih
cita-cita
15 Saya
mendapat
hadiah ketika 10 20 16 32 12 24 7 14 5 10 50 100
mendapat nilai
bagus
16 Saya rajin
belajar supaya
guru 6 12 17 34 17 34 7 14 3 6 50 100
memberikan
pujian
17 Saya
5 10 12 24 16 32 8 16 9 18 50 100
bersemangat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

No. Pernyataan 5 4 3 2 1 Total


Kuesioner N % N % N % N % N % N %
belajar saat
orang tua
memberikan
hukuman
ketika nilai
jelek
18 Saya menjadi
malas apabila
mendapat
15 30 15 30 11 22 6 12 3 6 50 100
hukuman dari
orang tua saat
nilai jelek
19 Saya senang
jika belajar
menggunakan 21 42 20 40 5 10 2 4 2 4 50 100
media yang
menarik
20 Saya lebih
mudah
memahami
4 8 8 16 16 32 10 20 12 24 50 100
pelajaran
dengan belajar
online
21 Saya tertarik
dengan
adanya
21 42 22 44 5 10 2 4 - - 50 100
permainan /
kuis dalam
pembelajaran
22 Saya tidak
tertarik
apabila ada 18 36 11 22 15 30 6 12 - - 50 100
kuis dalam
pembelajaran
23 Saya lebih
mudah belajar
jika suasana 28 56 16 32 5 10 1 2 - - 50 100
nyaman dan
tenang
24 Saya tidak
dapat belajar
dengan baik 13 26 23 46 5 10 3 6 6 12 50 100
jika kondisi
berisik
25 Saya lebih
13 26 14 28 11 22 4 8 8 16 50 100
tertarik belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

No. Pernyataan 5 4 3 2 1 Total


Kuesioner N % N % N % N % N % N %
sambil
mendengarkan
musik
26 Saya lebih
tertarik belajar
20 40 19 38 10 20 1 2 - - 50 100
secara
berkelompok

Apabila data di atas dimasukan ke dalam pie chart berdasar pada banyaknya
jawaban yang dipilih siswa, maka akan menciptakan persentase sebagai berikut:
Gambar 4.2 Pie Chart Persentase Jawaban

Persentase Jawaban Siswa

6%
8%
32%

17%

37%

5 4 3 2 1

Bersumber pada hasil di atas dapat terlihat bahwa dari 50 responden dengan
26 pernyataan sesudah disusun oleh peneliti, pilihan jawaban 4 mempunyai hasil
yang teratas yakni 37%.
Lewat hasil data yang didapatkan dari 50 responden, disampaikan dalam
tabel 4.1 sebanyak 26 pernyataan yang sudah tersusun. Diperoleh enam indikator
diantaranya yaitu mempunyai hasrat dan keinginan berhasil; memiliki dorongan
dan kebutuhan dalam belajar; harapan dan cita-cita masa depan; penghargaan dalam
belajar; kegiatan yang menarik dalam belajar; lingkungan belajar yang kondusif.
Jikalau enam indikator tersebut dimuat ke dalam tabel diperoleh hasil seperti
berikut ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

Tabel 4.3 Kategori Indikator Tingkat Motivasi Belajar Siswa


Rata-
No Indikator Kategori
rata
1 Adanya hasrat dan keinginan berhasil 4,00 Tinggi
2 Adanya dorongan dan kebutuhan dalam
3,87 Tinggi
belajar
3 Adanya harapan dan cita-cita masa depan 3,89 Tinggi
4 Adanya penghargaan dalam belajar 3,32 Sedang
5 Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar 3,71 Tinggi
6 Adanya lingkungan belajar yang kondusif 3,92 Tinggi

Bersumber dari tabel 4.3 ditemukan bahwa dari enam indikator yang sudah
diatur sedemikian rupa oleh peneliti, mendapatkan hasil rata-rata yang saling
berbeda di setiap indikatornya dalam bentuk kategori. Hasil data kategori terhadap
indikator “ Adanya hasrat dan keinginan berhasil” adalah tinggi. Kategori terhadap
indikator yang kedua “Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar” adalah
tinggi. Kategori terhadap indikator “Adanya harapan dan cita-cita masa depan”
adalah tinggi. Kategori terhadap indikator yang keempat “Adanya penghargaan
dalam belajar” adalah sedang. Kategori terhadap indikator yang kelima “Adanya
kegiatan yang menarik dalam belajar” adalah tinggi dan terhadap indikator keenam
“Adanya lingkungan belajar yang kondusif” termasuk kedalam tingkat kategori
yang tinggi. Lewat enam indikator yang sudah dibuat dan disusun oleh peneliti,
lima indikator yang disusun termasuk kedalam kategori “Tinggi” dan satu indikator
yang disusun termasuk kedalam kategori “Sedang”.

4.2.2 Statistik Deskriptif


Dalam penelitian, peneliti memanfaatkan statistik deskriptif dalam
menjelaskan data yang sudah didapatkan setelah melakukan penyebaran kuesioner.
Dibawah ini merupakan hasil statistik deskriptif yang didapatkan melalui aplikasi
SPSS 22:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

Gambar 4.3 Statistik Deskriptif

Bersumber pada gambar tersebut didapati hasil jumlah 50 responden yang


sudah mengumpulkan kuesioner didapatkan hasil nilai reratanya adalah 99,16. Dari
gambar diperoleh didapatkan nilai mediannya sebesar 98,00 dan untuk nilai modus
pada data yang sudah didapatkan adalah 95 dan nilai standar deviasinya sebesar
8,01.

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian


4.3.1 Tingkat Motivasi Belajar Siswa Kelas Atas Pada Masa Pandemi Covid-19 SD
Kanisius Kintelan 1
Deskripsi dari hasil penelitian tingkatan motivasi belajar siswa kelas atas
IV, V, dan VI di masa pandemi covid-19 SD Kanisius Kintelan 1 mengemukakan
hasil bahwasanya tingkatan motivasi belajar yang terdapat pada siswa berada dalam
tingkat kriteria tinggi. Jawaban ini didapatkan bersumber pada perolehan data yang
sudah dikumpulkan oleh peneliti, dengan memakai instrumen penelitian berupa
kuesioner tertutup. Tingkatan motivasi belajar bisa dilihat setelah 50 siswa mengisi
kuesioner yang diberikan. Berdasarkan hasil kuesioner didapatkan jawaban
sebanyak 42 siswa dengan persentase 84% termasuk kedalam kategori tinggi, 3
siswa mendapatkan persentase 6% termasuk ke dalam kategori sedang serta 5 siswa
mendapatkan persentase 10% termasuk ke dalam kriteria sangat tinggi.
Berdasarkan data yang didapatkan, peneliti mampu membagikan informasi
mengenai tingkatan motivasi belajar yang terdapat pada siswa kelas IV, V, dan VI
di SD Kanisius Kintelan 1 masih terhitung kedalam kriteria tinggi.
Namun peneliti menemukan adanya perbedaan antara hasil kuesioner
dengan apa yang peneliti dapatkan sebelum menyebarkan kuesioner, peneliti
sebelum menyebar kuesioner melakukan sedikit wawancara dengan guru kelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

mengenai sikap siswa selama masa pandemi dan menurut penjelasan dari guru kelas
yang mengampu masih cukup banyak siswa yang motivasi belajarnya kurang
sehingga peneliti berasumsi bahwa motivasi belajar yang terdapat di siswa kelas
IV, V dan VI di SD Kanisius Kintelan 1 berada di fase yang rendah.
Dikarenakan adanya perbedaan antara hasil kuesioner dengan penjelasan
dari guru kelas, peneliti berpendapat bahwa adanya perbedaan bisa terjadi karena
berbagai hal seperti: pendampingan dari orang tua selama siswa belajar dirumah
sangat maksimal sehingga siswa bisa mendapatkan motivasi belajar yang tinggi,
kemudian ketika siswa mengisi kuesioner yang diberikan oleh peneliti
kemungkinan besar siswa tidak mengisi selaras dengan yang dialami siswa sendiri
atau melihat jawaban teman disampingnya, sehingga siswa mendapatkan hasil
motivasi belajar yang termasuk tinggi.
Kemudian jika melihat dari setiap masing-masing indikator, dihasilkan data
sebagai berikut pada indikator 1 “Adanya hasrat dan keinginan berhasil” rerata yang
dihasilkan adalah 4,00 yang masuk kedalam kategori tinggi. Indikator 2 “Adanya
dorongan dan kebutuhan dalam belajar” memperoleh rerata 3,87 dan terhitung
sebagai kriteria tinggi. Untuk indikator 3 “Adanya harapan dan cita-cita masa
depan” menghasilkan rerata jawaban 3,89 terhitung sebagai kriteria tinggi. Dari
hasil tiga indikator ini bisa disimpulkan secara jamak siswa siswi kelas IV, V, dan
VI memiliki motivasi untuk mencapai sebuah keberhasilan melalui proses belajar.
Berikutnya pada indikator 4 “Adanya penghargaan dalam belajar” mendapatkan
rata-rata 3,32 masuk kedalam kategori sedang. Kemudian indikator 5 “Adanya
kegiatan yang menarik dalam belajar” mendapatkan rata-rata 3,71 termasuk dalam
kategori tinggi. Indikator ke 6 “Adanya lingkungan belajar yang kondusif”
mendapatkan rata-rata jawaban 3,92 dan termasuk kedalam kategori tinggi. Pada
indikator ini peran orang tua serta guru juga turut berperan besar dalam tinggi dan
rendahnya motivasi belajar yang terdapat dalam diri siswa.
Kemudian jika dikaitkan pada bentuk atau hal yang mebangkitkan motivasi
yang disebutkan oleh (Sadirman dalam Elihami, 2019: 191) pada bagian kajian
teori, di mana terdapat beberapa bentuk yang digunakan untuk mendorong motivasi
belajar seperti, adanya representasi hasil belajar; penghargaan; adanya rivalitas;
membangun harga diri; penggunaan tes; mengetahui hasil; adanya apresiasi;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

hukuman; harapan; keinginan belajar; memahami sasaran yang ditujui dapat dilihat
bahwa motivasi belajar siswa-siswi kelas IV, V dan VI di SD Kanisius Kintelan 1
itu mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi. Kemudian apabila setiap indikator
dirangkum berdasarkan nilai yang didapatkan pada kuesioner motivasi belajar yang
telah diberikan, akan menghasilkan rerata sebesar 3,80 yang diterima kedalam
kategori motivasi belajar yang tinggi. Bersumber pada hasil kuesioner, hasil
indikator dan juga adanya perbedaan yang ditemukan oleh peneliti. Peneliti
menyatakan bahwa motivasi belajar yang terdapat dalam diri siswa kelas atas IV,
V dan VI selama pandemi covid 19 masih tergolong tinggi.
Proses belajar dari rumah yang sudah mulai berangsur kembali ke
pembelajaran secara tatap muka terbatas di sekolah memungkinkan siswa untuk
sudah beradaptasi dengan cukup baik pada proses belajar mengajar. Sehingga
penelitian yang dilaksanakan peneliti tentang motivasi belajar pada siswa kelas atas
IV, V dan VI SD Kanisius Kintelan 1 mempunyai tingkatan motivasi belajar yang
tinggi serta tidak menimbulkan tingkat motivasi belajar yang rendah. Menurut
penelitian terdahulu, sebelum waktu dilaksanakannya penelitian ini, ditemukan
penelitian yang mengungkapkan sejumlah sekolah mendapatkan tingkatan motivasi
belajar rendah. Hal tersebut menurut peneliti dapat terjadi dikarenakan pelaksanaan
kegiatan penelitian berdekatan dengan awal pandemi atau bahkan di tengah
pandemi covid-19 yang menyebar di Indonesia. Sehingga kemungkinan besar hasil
motivasi belajar yang didapatkan rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Bersumber dari hasil penelitian yang didapatkan peneliti, maka dapat
diambil kesimpulan seperti berikut ini:
Motivasi belajar siswa kelas atas IV, V, dan VI dalam masa pandemi covid-
19 di SD Kanisius Kintelan 1 tergolong pada kriteria yang tinggi. Kondisi tersebut
bisa diketahui dari data yang didapatkan, dimana sejumlah 42 siswa mendapatkan
persentase 84% pada kriteria tinggi, 3 siswa mendapatkan persentase 6% pada
kriteria sedang, dan 5 siswa mendapatkan persentase 10% pada kriteria sangat
tinggi. Data yang sudah didapatkan peneliti mampu membagikan penjelasan
mengenai tingkatan motivasi belajar yang terdapat pada siswa kelas atas IV, V, dan
VI di SD Kanisius Kintelan 1 masih terbilang tinggi dalam masa pandemi covid-
19.

5.2 Keterbatasan penelitian


Dalam pembuatan pengkajian, peneliti sadar ditemukan keterbatasan yang
dihadapi oleh peneliti. Dibawah ini merupakan sebagian keterbatasan yang dialami
oleh peneliti:
1. Pada penelitian ini peneliti memakai kuesioner tertutup sehingga peneliti
tidak dapat mengetahui apakah ada hal atau faktor lainnya yang juga turut
mempengaruhi motivasi belajar siswa serta peneliti tidak menggunakan
wawancara yang terstruktur kepada guru kelas.
2. Penelitian ini berfokus hanya pada salah satu sekolah saja, sehingga
peneliti tidak bisa memastikan apakah tingkat motivasi yang dimiliki
oleh sekolah SD Kanisius Kintelan 1 sama dengan sekolah lainnya atau
bahkan ada yang lebih rendah serta hanya terbatas selama masa pandemi
covid-19 saja.
3. Pada penyebaran kuesioner peneliti menyebarkan kuesioner secara
langsung dalam bentuk hardcopy atau cetak karena tidak semua siswa

47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

mempunyai fasilitas gadget pribadi. Sehingga ada kemungkinan


perbedaan dari hasil yang diharapkan.
4. Saat menyebarkan kuesioner bertepatan dengan kegiatan ASPD siswa
kelas VI sehingga pengisian kuesioner oleh siswa kelas VI sedikit lebih
lama dalam menunggu hasilnya.
5. Masih ada kemungkinan bahwa saat siswa menjawab kuesioner yang
diberikan mereka melihat jawaban yang dituliskan oleh teman
sebelahnya, sehingga ada beberapa jawaban siswa yang pola dalam
menjawabnya terlihat sama satu dengan yang lainnya.
5.3 Saran
Masukan yang bisa peneliti berikan sebagai saran, kepada peneliti
selanjutnya untuk dapat digunakan dalam penelitian berikutnya guna mencegah
kesalahan yang berulang pada pelaksanaan penelitian adalah sebagai beikut:
1. Untuk penelitian berikutnya sebaiknya jika peneliti turut melaksanakan
wawancara terhadap guru kelas yang mengajar guna memperoleh data
yang lebih kuat dan bisa digunakan sebagai perbandingan dengan
jawaban yang diberikan siswa dalam kuesioner. Selain itu juga membuat
daftar pengaruh apa saja yang mempengaruhi motivasi belajar setelah
melakukan wawancara terhadap guru.
2. Penelitian selanjutnya diharapkan tidak hanya berfokus pada satu sekolah
atau beberapa kelas saja, sehingga data yang didapatkan bisa menjadi
lebih kuat dan tidak hanya membahas mengenai pandemi tetapi bisa juga
berkaitan dengan pembelajaran setelah pandemi.
3. Untuk peneliti selanjutnya ketika ingin menyebarkan kuesioner ada
baiknya berdiskusi terlebih dahulu dengan pihak sekolah untuk
menentukan tanggal dalam penyebaran kuesioner, sehingga dapat
mencegah terjadinya hal yang sama terjadi.
4. Diharapkan pada peneliti selanjutnya ketika menyebarkan kuesioner
untuk menuliskan kalimat perintah atau petunjuk yang baik sehingga
responden tidak mengalami kebingungan dalam menjawab dan
mencegah responden untuk melihat jawaban responden lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR PUSTAKA

Ais, R. (2020). Komunikasi Efektif di Masa Pandemi Covid-19: Pencegahan


Penyebaran Covid-19 di Era 4.0 (KKN-DR). Makmood Publishing.
Ali, M., & Asrori, M. (2014). Metodologi dan Aplikasi Riset Pendidikan. Jakarta:
Ananda, R., Fadhilaturrahmi, F., & Hanafi, I. (2021). Dampak Pandemi Covid-19
terhadap Pembelajaran Tematik di Sekolah Dasar. Jurnal
Basicedu, 5(3), 1689-1694.
Anshori, M, S Iswati. (2019). Metodologi Penelitian Kuantitatif : Edisi
1. Airlangga University Press.

Anwar, M. (2015). Filsafat pendidikan. Kencana.


Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta
Arikunto, S. (2018). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 3. Bumi Aksara.
Arizona, K., Abidin, Z., & Rumansyah, R. (2020). Pembelajaran online berbasis
proyek salah satu solusi kegiatan belajar mengajar di tengah
pandemi covid-19. Jurnal Ilmiah Profesi Pendidikan, 5(1), 64-70.

Budiastuti, D., & Bandur, A. (2018). Validitas dan reliabilitas penelitian. Jakarta:
Mitra Wacana Media.

Depdiknas. (2006). Permendiknas No.22 Tahun 2006 Tentang Standarisasi Sekolah


Dasar dan Menengah. Depdiknas, Jakarta.
Dewi, W. A. F. (2020). Dampak Covid-19 terhadap implementasi pembelajaran
daring di Sekolah Dasar. Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, 2(1),
55-61.

Dimyati & Mudjiono. (2010). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Imron, I. (2019). Analisa Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Kepuasan
Konsumen Menggunakan Metode Kuantitatif Pada CV. Meubele
Berkah Tangerang. Indonesian Journal on Software Engineering
(IJSE), 5(1), 19-28.
Juntika, N. (2007). Perkembangan Peserta Didik (Modul). Bandung: SPs UPI.
Kemendikbud. (2016). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Khaulani, F., Neviyarni, S., & Irdamurni, I. (2020). Fase dan tugas perkembangan
anak Sekolah Dasar. Jurnal Ilmiah Pendidikan Dasar, 7(1), 51-59.

49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

Latifah, Alia. (2021). Pengaruh pembelajaran daring pada pandemi Covid-19


terhadap antusias siswa dalam belajar: Penelitian kuantitatif survei
di SD Negeri Nanjungmekar (Doctoral dissertation, UIN Sunan
Gunung Djati Bandung).
LUAS, A. P. P. D. A. (2021). PENGERTIAN PENDIDIKAN. LANDASAN
PENDIDIKAN, 37. CV Tahta Media Group.
Marwanto, A. (2021). Pembelajaran pada Anak Sekolah Dasar di Masa Pandemi
Covid 19. Jurnal basicedu, 5(4), 2097-2105.
Maulida, D., Ibrahim, M., Thamrin, M., & Akhwani, A. (2021). Implementasi
Pembelajaran Daring melalui Grup Whatsapp pada Siswa Sekolah
Dasar. Jurnal Basicedu, 5(5), 3334-3341.
Mudyahardjo, Redja. (2014). Pengantar Pendidikan “Sebuah Studi Awal Tentang
Dasar-dasar Pendidikan Pada Umumnya dan Pendidikan di
Indonesia”. Rajawali Pers. Jakarta
Nasution, L. M. (2017). Statistik deskriptif. Hikmah, 14(1), 49-55.

Nugrahaeni, R. W. (2015). Identifikasi Motivasi Kerja Karyawan Pt. Sarana Mekar


Gemilang Dengan Menggunakan Teori Herzberg (Doctoral
dissertation, Prodi Manajemen Unika Soegijapranata).

Oktiani, Ifni. (2017). Kreativitas Guru dalam Meningkatkan Motivasi Belajar


Peserta Didik. Jurnal Kependidikan, 5(2): halaman 220 & 225.
Palupi, T. N. (2020). Tingkat Stres pada Siswa-Siswi Sekolah Dasar dalam
Menjalankan Proses Belajar di Rumah Selama Pandemi Covid-
19. Jurnal psikologi pendidikan dan pengembangan sdm, 9(2), 18-
29.
Pane, A., & Dasopang, M. D. (2017). Belajar dan pembelajaran. Fitrah: Jurnal
Kajian Ilmu-Ilmu Keislaman, 3(2), 333-352.

Parnawi, A. (2019). Psikologi belajar. Deepublish.


Prananda, G., & Hadiyanto, H. (2019). Korelasi antara Motivasi Belajar dengan
Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran IPA di Sekolah
Dasar. Jurnal basicedu, 3(3), 909-915.
Purwanto Ngalim. (2002). Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis. Bandung: Remaja
Karya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

Rasyad, Rasdihan. (2003). Metode statistik deskriptif untuk umum. Jakarta:


Grasindo
Sardiman. (2005). Interaksi dan motifasi belajar mangajar. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.

Siahaan, M. (2020). Dampak pandemi Covid-19 terhadap dunia


pendidikan. Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Dunia
Pendidikan, 20(2).

Siyoto, Sandu,& Muhammad Ali S.(2015). Dasar Metodologi Penelitian :Literasi


Media Publishing.

Suardi, Moh. (2018). Belajar & Pembelajaran: Deepublish.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:


Alfabeta.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sugiyono. (2015). Metode penelitian kombinasi.Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods).Bandung: CV.


Alfabeta.
Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta
Sumantri, M. (2014). Modul 1 Pertumbuhan dan Perkembangan Anak. Jakarta:
Universitas Terbuka
Suriansyah, A. (2011). Landasan pendidikan. Kalimantan: Comdes.
Syaparuddin, S., & Elihami, E. (2019). Peningkatan motivasi belajar siswa melalui
video pada pembelajaran PKN di sekolah paket c. Jurnal Edukasi
Nonformal, 1(1), 187-200.
Unaenah, E., & Sumantri, M. S. (2019). Analisis Pemahaman Konsep Matematis
Siswa Kelas 5 Sekolah Dasar Pada Materi Pecahan. Jurnal
Basicedu, 3(1), 106-111.
Uno, Hamzah B. (2013). Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta: Bumi
Aksara.
Usman, Husaini. (2013). Manajemen Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan. Jakarta:
PT. Bumi Aksara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

Utami, P. S., & Jaya, I. (2021). Motivasi Belajar Anak Masa Pandemi Covid-19 di
Kelas Awal Sekolah Dasar Kecamatan Sutera. Jurnal Pelita
PAUD, 5(2), 239-246.

Widoyoko. (2020). Teknik penyusunan instrumen penelitian. Yogyakarta: Pustaka


Belajar.
Winarno, F.G. (2020). Covid 19 Pelajaran Berharga dari Sebuah Pandemi. Jakarta:
PT. Gramedia Pustaka Utama. h. 1-2
World Health Organization (2020) "WHO What is a pandemic?‟, World Health
Organization.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

LAMPIRAN 1
SURAT-SURAT
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

Lampiran 1.1 Surat Izin Penelitian Universitas Sanata Dharma


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

Lampiran 1.2 Surat Izin Permohonan Validasi


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

Lampiran 1.3 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

LAMPIRAN 2
VALIDASI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

Lampiran 2.1 Surat Validasi Dosen PGSD


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

Lampiran 2.2 Validasi Guru Kelas SD Kanisius Kintelan 1


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

LAMPIRAN 3
INSTRUMEN
PENELITIAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

Lampiran 3.1 Instrumen Penelitian


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

Lampiran 3.2 Hasil Responden


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84

LAMPIRAN 4
DATA
PENELITIAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

85

Lampiran 4.1 Rekap Hasil Instrumen Penelitian


No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 JML Rata Kriteria
1 5 4 5 2 5 5 4 4 5 4 5 5 4 5 5 4 5 4 5 2 5 4 5 5 5 5 116 4,46 Sangat Tinggi
2 5 4 5 4 5 5 4 4 4 3 4 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 5 2 5 5 114 4,38 Sangat Tinggi
3 5 3 4 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 1 2 5 4 3 5 5 5 5 5 111 4,27 Sangat Tinggi
4 5 5 3 3 4 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 2 5 5 5 4 1 2 110 4,23 Sangat Tinggi
5 4 2 4 5 5 4 5 5 5 1 4 5 5 5 5 1 5 5 4 1 5 5 5 5 5 5 110 4,23 Sangat Tinggi
6 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 4 5 5 3 4 3 4 4 2 4 3 4 4 4 4 109 4,19 Tinggi
7 5 4 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 5 5 4 2 4 2 2 2 4 5 5 2 5 108 4,15 Tinggi
8 5 5 3 4 5 5 5 5 2 5 5 5 4 5 5 4 1 5 5 1 5 5 5 1 5 3 108 4,15 Tinggi
9 5 4 4 4 5 4 5 5 5 5 1 4 4 4 4 4 3 4 5 3 5 4 4 4 3 5 107 4,12 Tinggi
10 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 4 5 5 4 3 4 1 4 4 3 5 4 5 4 3 5 107 4,12 Tinggi
11 4 2 4 5 5 5 5 4 4 5 5 2 5 4 4 5 3 5 4 3 4 2 5 4 3 4 105 4,04 Tinggi
12 5 2 5 5 5 5 2 4 4 2 4 4 2 4 4 4 4 1 5 3 5 5 5 5 5 5 104 4,00 Tinggi
13 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 5 2 4 3 4 4 5 5 104 4,00 Tinggi
14 5 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 2 4 3 5 3 4 4 4 4 4 4 103 3,96 Tinggi
15 5 3 4 4 4 4 5 4 5 4 3 4 4 4 4 3 3 2 4 4 4 5 5 5 4 3 103 3,96 Tinggi
16 4 5 5 4 5 4 4 3 4 4 5 4 3 4 4 3 2 5 5 1 5 5 4 3 2 5 102 3,92 Tinggi
17 4 4 5 5 5 4 5 5 4 3 2 4 4 4 3 3 2 5 5 3 4 3 4 4 4 4 102 3,92 Tinggi
18 4 2 4 3 5 5 5 5 4 4 5 4 5 4 4 2 3 5 4 2 5 3 5 4 1 4 101 3,88 Tinggi
19 4 3 5 5 5 4 5 5 4 5 4 3 4 4 3 3 2 5 5 1 5 2 5 5 1 4 101 3,88 Tinggi
20 4 1 5 4 5 4 3 5 5 3 5 4 2 5 5 4 1 5 5 1 5 5 3 1 5 5 100 3,85 Tinggi
21 5 4 3 2 4 5 5 4 2 5 5 5 3 5 4 4 1 4 2 2 4 5 5 5 4 3 100 3,85 Tinggi
22 5 4 3 4 5 5 5 4 1 5 4 1 5 5 1 5 1 5 5 4 2 5 3 4 5 3 99 3,81 Tinggi
23 4 5 5 3 5 4 4 4 4 4 4 3 3 4 1 5 3 3 4 1 5 5 4 3 5 4 99 3,81 Tinggi
24 4 3 2 4 5 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 3 4 4 4 4 5 5 4 5 99 3,81 Tinggi
25 4 5 3 4 5 5 5 1 3 5 5 5 5 5 4 3 3 5 3 3 3 3 3 3 2 3 98 3,77 Tinggi
26 5 5 2 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 3 5 2 3 3 1 4 3 5 4 3 3 98 3,77 Tinggi
27 5 5 4 5 5 5 5 1 4 4 1 5 2 5 1 4 1 5 4 3 4 5 5 4 1 5 98 3,77 Tinggi
28 4 3 4 3 5 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 4 4 4 5 5 1 4 5 98 3,77 Tinggi
29 4 2 4 3 5 4 4 4 4 3 4 3 1 4 4 3 4 3 5 3 5 4 5 4 4 4 97 3,73 Tinggi
30 2 3 1 5 4 2 5 4 4 4 4 5 3 5 1 5 3 2 5 5 5 5 5 5 1 4 97 3,73 Tinggi
31 5 5 1 5 5 5 5 1 1 4 2 5 5 5 5 5 5 5 1 1 4 5 2 4 1 5 97 3,73 Tinggi
32 4 4 4 3 5 3 5 4 4 4 4 3 4 4 2 2 4 4 4 3 5 3 4 3 4 4 97 3,73 Tinggi
33 4 4 5 5 5 4 3 4 4 4 4 4 1 4 2 3 4 3 4 2 4 3 5 4 3 5 97 3,73 Tinggi
34 5 5 3 3 4 5 5 1 2 3 5 5 5 5 4 3 1 5 1 3 5 2 3 5 3 5 96 3,69 Tinggi
35 4 4 1 2 5 5 5 4 3 4 5 5 4 4 3 4 2 3 4 1 5 3 4 4 3 5 96 3,69 Tinggi
36 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 4 2 4 5 3 5 5 3 3 5 4 96 3,69 Tinggi
37 5 3 4 3 5 4 3 4 4 3 5 4 4 4 3 2 3 4 5 1 4 3 4 5 4 3 96 3,69 Tinggi
38 4 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 2 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 95 3,65 Tinggi
39 4 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 3 2 5 3 2 3 2 4 3 4 4 5 4 3 4 95 3,65 Tinggi
40 4 3 5 2 5 3 5 4 4 3 4 3 4 4 2 3 4 4 5 3 4 3 5 2 3 4 95 3,65 Tinggi
41 4 2 3 4 5 3 3 5 4 2 5 3 2 3 3 3 3 5 3 4 5 2 5 4 5 5 95 3,65 Tinggi
42 3 2 2 4 5 4 5 4 5 2 4 5 2 4 5 4 4 3 4 3 3 5 4 4 2 3 95 3,65 Tinggi
43 5 1 5 1 4 3 4 5 5 2 5 3 5 4 1 1 5 1 5 1 5 5 5 4 5 5 95 3,65 Tinggi
44 4 3 3 3 5 4 4 3 4 4 4 4 3 5 4 3 3 4 4 4 4 3 4 1 3 3 93 3,58 Tinggi
45 4 4 3 4 5 4 4 3 4 3 4 4 3 4 2 2 3 3 3 2 4 2 5 5 4 4 92 3,54 Tinggi
46 4 4 5 1 5 3 5 4 4 3 4 3 2 4 2 3 4 4 5 3 3 3 5 1 3 4 91 3,50 Tinggi
47 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 2 4 3 3 3 3 4 1 4 3 4 4 4 4 89 3,42 Tinggi
48 4 3 4 5 5 2 2 2 5 2 5 4 5 4 2 4 1 2 5 5 4 3 4 2 1 3 88 3,38 Sedang
49 4 2 2 2 4 2 4 4 4 2 4 2 2 4 2 4 4 2 4 2 4 4 4 4 4 4 84 3,23 Sedang
50 1 5 2 1 1 1 5 4 3 1 3 3 1 3 3 3 3 1 3 5 3 2 5 1 1 4 68 2,62 Sedang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

86

LAMPIRAN 5
SPSS 22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

87

Lampiran 5.1 Analisis Butir Soal

X1
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 1 1 2,0 2,0 2,0
2 1 2,0 2,0 4,0
3 1 2,0 2,0 6,0
4 27 54,0 54,0 60,0
5 20 40,0 40,0 100,0
Total 50 100,0 100,0

X2
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 1 2 4,0 4,0 4,0
2 8 16,0 16,0 20,0
3 12 24,0 24,0 44,0
4 16 32,0 32,0 76,0
5 12 24,0 24,0 100,0
Total 50 100,0 100,0

X3
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 1 3 6,0 6,0 6,0
2 5 10,0 10,0 16,0
3 9 18,0 18,0 34,0
4 20 40,0 40,0 74,0
5 13 26,0 26,0 100,0
Total 50 100,0 100,0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88

X4
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 1 3 6,0 6,0 6,0
2 6 12,0 12,0 18,0
3 12 24,0 24,0 42,0
4 16 32,0 32,0 74,0
5 13 26,0 26,0 100,0
Total 50 100,0 100,0

X5
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 1 1 2,0 2,0 2,0
4 10 20,0 20,0 22,0
5 39 78,0 78,0 100,0
Total 50 100,0 100,0

X6
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 1 1 2,0 2,0 2,0
2 3 6,0 6,0 8,0
3 6 12,0 12,0 20,0
4 22 44,0 44,0 64,0
5 18 36,0 36,0 100,0
Total 50 100,0 100,0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89

X7
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 2 2 4,0 4,0 4,0
3 6 12,0 12,0 16,0
4 16 32,0 32,0 48,0
5 26 52,0 52,0 100,0
Total 50 100,0 100,0

X8
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 1 4 8,0 8,0 8,0
2 1 2,0 2,0 10,0
3 3 6,0 6,0 16,0
4 30 60,0 60,0 76,0
5 12 24,0 24,0 100,0
Total 50 100,0 100,0

X9
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 1 2 4,0 4,0 4,0
2 3 6,0 6,0 10,0
3 6 12,0 12,0 22,0
4 28 56,0 56,0 78,0
5 11 22,0 22,0 100,0
Total 50 100,0 100,0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90

X10
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 1 2 4,0 4,0 4,0
2 6 12,0 12,0 16,0
3 12 24,0 24,0 40,0
4 19 38,0 38,0 78,0
5 11 22,0 22,0 100,0
Total 50 100,0 100,0

X11
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 1 2 4,0 4,0 4,0
2 2 4,0 4,0 8,0
3 3 6,0 6,0 14,0
4 25 50,0 50,0 64,0
5 18 36,0 36,0 100,0
Total 50 100,0 100,0

X12
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 1 1 2,0 2,0 2,0
2 2 4,0 4,0 6,0
3 14 28,0 28,0 34,0
4 18 36,0 36,0 70,0
5 15 30,0 30,0 100,0
Total 50 100,0 100,0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

91

X13
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 1 3 6,0 6,0 6,0
2 10 20,0 20,0 26,0
3 10 20,0 20,0 46,0
4 13 26,0 26,0 72,0
5 14 28,0 28,0 100,0
Total 50 100,0 100,0

X14
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 3 3 6,0 6,0 6,0
4 29 58,0 58,0 64,0
5 18 36,0 36,0 100,0
Total 50 100,0 100,0

X15
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 1 5 10,0 10,0 10,0
2 7 14,0 14,0 24,0
3 12 24,0 24,0 48,0
4 16 32,0 32,0 80,0
5 10 20,0 20,0 100,0
Total 50 100,0 100,0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

92

X16
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 1 3 6,0 6,0 6,0
2 7 14,0 14,0 20,0
3 17 34,0 34,0 54,0
4 17 34,0 34,0 88,0
5 6 12,0 12,0 100,0
Total 50 100,0 100,0

X17
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 1 9 18,0 18,0 18,0
2 8 16,0 16,0 34,0
3 16 32,0 32,0 66,0
4 12 24,0 24,0 90,0
5 5 10,0 10,0 100,0
Total 50 100,0 100,0

X18
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 1 3 6,0 6,0 6,0
2 6 12,0 12,0 18,0
3 11 22,0 22,0 40,0
4 15 30,0 30,0 70,0
5 15 30,0 30,0 100,0
Total 50 100,0 100,0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

93

X19
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 1 2 4,0 4,0 4,0
2 2 4,0 4,0 8,0
3 5 10,0 10,0 18,0
4 20 40,0 40,0 58,0
5 21 42,0 42,0 100,0
Total 50 100,0 100,0

X20
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 1 12 24,0 24,0 24,0
2 10 20,0 20,0 44,0
3 16 32,0 32,0 76,0
4 8 16,0 16,0 92,0
5 4 8,0 8,0 100,0
Total 50 100,0 100,0

X21
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 2 2 4,0 4,0 4,0
3 5 10,0 10,0 14,0
4 22 44,0 44,0 58,0
5 21 42,0 42,0 100,0
Total 50 100,0 100,0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

94

X22
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 2 6 12,0 12,0 12,0
3 15 30,0 30,0 42,0
4 11 22,0 22,0 64,0
5 18 36,0 36,0 100,0
Total 50 100,0 100,0

X23
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 2 1 2,0 2,0 2,0
3 5 10,0 10,0 12,0
4 16 32,0 32,0 44,0
5 28 56,0 56,0 100,0
Total 50 100,0 100,0

X24
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 1 6 12,0 12,0 12,0
2 3 6,0 6,0 18,0
3 5 10,0 10,0 28,0
4 23 46,0 46,0 74,0
5 13 26,0 26,0 100,0
Total 50 100,0 100,0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

95

X25
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 1 8 16,0 16,0 16,0
2 4 8,0 8,0 24,0
3 11 22,0 22,0 46,0
4 14 28,0 28,0 74,0
5 13 26,0 26,0 100,0
Total 50 100,0 100,0

X26
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid 2 1 2,0 2,0 2,0
3 10 20,0 20,0 22,0
4 19 38,0 38,0 60,0
5 20 40,0 40,0 100,0
Total 50 100,0 100,0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

96

Lampiran 5.2 Statistik Deskriptif

Statistics

N Valid 50

Missing 0

Mean 99,16
Median 98,00
Mode 95
Std. Deviation 8,014
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

97

DAFTAR RIWAYAT HIDUP


Natanael Kristiyono Wibowo, atau akrab dipangil Natan
merupakan anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan
Wening Tri Mulyono dan Ngatijah. Lahir di Kulon Progo pada
tanggal 13 Desember 2000. Pendidikan peneliti dimulai di TK
Rahmani Tangerang pada tahun 2004-2006. Pada tahun 2006
peneliti melanjutkan pendidikan Sekolah Dasar di SD Rahmani
Tangerang dan lulus pada tahun 2012. Kemudian peneliti melanjutkan pendidikan
di Sekolah Menengah Pertama di SMP Strada Santa Maria 2 Tangerang dan lulus
pada tahun 2015. Pada tahun 2015, peneliti melanjutkan pendidikan di Sekolah
Menengah Kejuruan di SMK Strada “Daan Mogot” Tangerang. Peneliti kemudian
melanjutkan pendidikannya di Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Universitas Sanata Dharma pada tahun 2018.

Anda mungkin juga menyukai