SKRIPSI
Oleh:
Francisca Nanda
Kurniawati NIM: 171134158
SKRIPSI
Oleh:
Francisca Nanda Kurniawati
NIM: 171134158
Pembimbing I
Pembimbing II
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERSEMBAHAN
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO
“Rencana yang bagus itu tidak selalu berhasil, tetapi melangkah dengan rencana
jauh lebih baik dibandingkan melangkah tanpa rencana”
(Francisca Nanda K.)
“Jadilah pribadi yang selalu bermimpi dan berusaha untuk menggapai mimpi itu.
Lakukan yang terbaik disetiap langkahnya selebihnya serahkanlah pada Tuhan”
(Francisca Nanda K.)
"Jangan pernah menyerah jika kamu masih ingin mencoba. Jangan biarkan
penyesalan datang karena kamu selangkah lagi untuk menang."
(R.A Kartini)
“Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, janganlah takut dan jangan gemetar karena
mereka, sebab Tuhan Allahmu, Dialah yang berjalan menyertai engkau. Ia tidak
akan membiarkan engkau dan tidak akan meninggalkan engkau”
(Ulangan 31:6)
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 13 April 2021
Yang menyatakan
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
This research was motivated by government policy with the launch of the
Strengthening Character Education program. This program needed to be realized
or implemented in educational institutions so that the objectives of the program
can be achieved. In this research, the Strengthening Character Education
program was focused on class based. This study aimed to determine the planning
of learning, a description of the implementation of learning and the results or
impact that students feel on the implementation of tolerance character education
in the learning content of PPKn.
This research was a qualitative descriptive used the Expost Facto method.
Data collection techniques in the form of documentation, duestionnaires and
interviews. This study involved the principal, teachers of classes V A and V B and
2 students of grades V A and V B to obtain data. Data analysis techniques were
data reduction, data presentation and conclusion drew.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti haturkan dan panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
yang telah melimpahkan berkat dan rahmat-Nya yang tak terhingga sehingga
peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan lancar dan tepat waktu.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta. Peneliti menyadari bahwa selama penyusunan skripsi ini, banyak
pihak yang telah memberikan bantuan, bimbingan, arahan dan dukungan, maka
dari itu dalam kesempatan kali ini peneliti menyampaikan terima kasih kepada:
1. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah
memberikan izin penelitian.
2. Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd. Ketua Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. selaku Wakil Ketua Program
Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
4. Drs. Paulus Wahana, M.Hum. dan Maria Melani Ika Susanti, S.Pd., M.Pd.
selaku dosen Pembimbing yang telah memberikan kritik, saran, dan
mengarahkan peneliti dalam menyusun skripsi ini.
5. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing
Akademik (DPA) dan dosen-dosen Pendidikan Guru Sekolah Dasar
(PGSD) yang telah membimbing dan mengajarkan banyak matakuliah
yang sangat membantu dalam menyusun skripsi ini.
6. Guru di SD Negeri 1 Klaten sebagai validator yang sudah bersedia
memberikan masukan untuk kuesioner yang dibuat oleh peneliti.
7. Dosen PPKn sebagai validator yang sudah bersedia memberikan masukan
untuk kuesioner yang dibuat oleh peneliti.
8. Kepala Sekolah dan guru kelas V SD Negeri 1 Barenglor Klaten, yang
telah memberikan izin dan berpartisipasi dalam penelitian ini.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Francisca Nanda K.
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING..................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................iii
HALAMAN PERSEMBAHAN...........................................................................iv
HALAMAN MOTTO............................................................................................v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA...............................................................vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN...................................................vii
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS....vii
ABSTRAK...........................................................................................................viii
ABSTRACT............................................................................................................ix
KATA PENGANTAR............................................................................................x
DAFTAR ISI.........................................................................................................xii
DAFTAR TABEL.................................................................................................xv
DAFTAR GAMBAR...........................................................................................xvi
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................xvii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.......................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................6
C. Tujuan Penelitian...................................................................................................6
D. Manfaat Penelitian.................................................................................................7
E. Asumsi Penelitian...................................................................................................7
F. Definisi Operasional...............................................................................................7
BAB II LANDASAN TEORI................................................................................9
A. Kajian Pustaka.......................................................................................................9
1. Karakter...................................................................................................9
2. Pendidikan Karakter.............................................................................10
3. Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)..............................................15
4. Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Kelas...............................22
5. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan....................................30
6. Karakter Toleransi................................................................................31
7. Siswa Sekolah Dasar..............................................................................33
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Halaman
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
Uraian dari bab ini terdiri atas (a) latar belakang masalah, (b) rumusan
masalah, (c) tujuan penelitian, (d) manfaat penelitian, (e) asumsi penelitian, dan
(f) definisi operasional.
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang tepat, dan memberikan umpan balik kepada peserta didik tentang
karakter yang dituangkan dalam RPP.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pendidikan karakter toleransi melalui muatan pembelajaran
PPKn direncanakan dalam RPP di SD Negeri 1 Barenglor Klaten?
2. Bagaimana pendidikan karakter toleransi dilaksanakan dalam proses
pembelajaran di kelas melalui muatan pembelajaran PPKn?
3. Bagaimana hasil atau dampak pembelajaran bagi siswa dari implementasi
pendidikan karakter toleransi dalam muatan pembelajaran PPKn?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui perencanaan pembelajaran pendidikan karakter
toleransi melalui muatan pelajaran PPKn dalam RPP di SD Negeri 1
Barenglor Klaten.
2. Untuk mengetahui gambaran pelaksanaan pendidikan karakter toleransi
dilaksanakan dalam proses pembelajaran di kelas melalui muatan
pembelajaran PPKn.
3. Untuk mengetahui hasil atau dampak yang dirasakan siswa dari
implementasi pendidikan karakter toleransi dalam muatan pembelajaran
PPKn.
7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
D. Manfaat Penelitian
1. Peneliti
Mengetahui gambaran tentang pendidikan karakter yang dapat menjadi
modal untuk tugas mendampingi siswa.
2. Guru
Mendapatkan pengarahan yang benar dalam membangun karakter toleransi.
3. Sekolah
Menemukan cara dalam melaksanakan pendidikan karakter yang baik dan
benar.
E. Asumsi Penelitian
1. Sekolah sudah memperoleh sosialisasi dan melaksanakan Kurikulum 13
yang memiliki muatan PPKn.
2. Sekolah sudah memperoleh sosialisasi program penguatan pendidikan
karakter.
3. Guru sudah mengintegrasikan pendidikan karakter (khususnya toleransi)
dalam RPP
F. Definisi Operasional
Definisi operasional berisi tentang istilah-istilah yang digunakan dalam
penelitian ini. Definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini antara
lain:
1. Karakter
Merupakan suatu kebiasaan yang menghasilkan ciri khas sikap dan
perilaku individu untuk mengetahui, menginginkan dan melakukan sesuatu
hal yang baik sesuai dengan kaidah moral.
2. Pendidikan Karakter
Merupakan suatu usaha dalam proses pendidikan yang dilakukan untuk
mengembangkan, mendorong, memberdayakan, menanamkan nilai dan
mewujudkannya dalam perilaku dan sikap agar menjadi suatu kebiasaan
yang baik dalam kehidupan sehari-hari.
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
LANDASAN TEORI
Bab ini membahas tiga bagian, yaitu teori yang mendukung, hasil penelitian
yang relevan dan kerangka berpikir. Bagian-bagian tersebut akan dijabarkan
sebagai berikut.
A. Kajian Pustaka
1. Karakter
Pengertian karakter secara etimologis berasal dari bahasa Yunani
“karasso”, yang memiliki arti ‘cetak biru’, ‘format dasar’, ‘sidik’ seperti
dalam sidik jari. Karakter merupakan sesuatu yang tidak dapat dikuasai
oleh intervensi manusia (Koesoema, 2012: 55). Karakter merupakan aspek
penting dari pembentukan kualitas sumber daya manusia karena kualitas
karakter yang dimiliki menentukan kemajuan suatu bangsa dan negara
(Ingsih, 2018:19). Karakter merupakan sekumpulan tata nilai yang
tertanam atau terinternalisasi dalam jiwa seseorang yang membedakannya
dengan orang lain serta menjadi dasar dan panduan bagi pemikiran, sikap,
dan perilakunya (Aisyah, 2018: 12). Karakter merupakan titik tertinggi
dari kebiasaan yang dihasilkan melalui pilihan etnis, perilaku dan sikap
yang dimiliki individu yang merupakan moral yang prima walaupun ketika
tidak seorangpun yang melihatnya. Karakter merupakan sebuah keinginan
seseorang untuk dapat melakukan sesuatu yang terbaik melalui kepedulian
terhadap kesejahteraan orang lain, kognisi dari pemikiran kritis serta
alasan moral, pengembangan keterampilan interpersonal dan emosional
yang dapat menyebabkan kemampuan seorang individu untuk bisa bekerja
secara efektif dengan orang lain dalam situasi setiap saat (Yaumi, 2016: 7).
Thomas Lickona berpendapat bahwa “Character as “knowing the
good, desiring the good, and doing the good (karakter memiliki fungsi
untuk dapat mengetahui kebaikan, menginginkan kebaikan dan melakukan
segala sesuatu yang baik)” (Lickona dalam Yaumi, 2016: 7). Selain itu, ia
juga berpendapat bahwa “Character so conceived has three interrelated
parts: moral knowing, moral feeling and moral behavior (karakter mulia
(good character) meliputi pengetahuan kebaikan (moral knowing),
dimana akan
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Pendidikan Karakter
a. Pengertian Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter merupakan sebuah usaha yang disengaja untuk
mengembangkan karakter yang baik berdasarkan nilai-nilai inti baik
untuk individu dan baik untuk masyarakat (Thomas Lickona dalam
Yaumi, 2016: 9). Pendidikan karakter merupakan proses pemberian
11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
toleransi.
24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6. Karakter Toleransi
a. Pengertian Toleransi
Toleransi berasal dari kata “toleran” yang berarti bersifat atau
bersikap menenggang (menghargai, membiarkan, membolehkan),
pendirian (pendapat, pandangan, kepercayaan, kebiasaan, dan
sebagainya) yang berbeda dan atau yang bertentangan dengan
pendiriannya (Poerwadarminta, 2008: 1477-1478). Toleransi
merupakan pemberian kebebasan kepada sesama manusia atau
masyarakat untuk menjalankan keyakinan atau mengatur hidupnya
serta nasibnya masing-masing, dan tidak melanggar dan tidak
bertentangan
33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
beragama, bahkan
35
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Yang diteliti :
Muliaty,dkk (2019) Kegiatan Implementasi Pendidikan Nilai
Sekolah – Pendidikan dan Karakter Toleransi Melalui
Karakter Bertoleransi Muatan Pelajaran PPKn Bagi
Siswa Kelas V
40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C. Kerangka Berpikir
Pendidikan karakter adalah suatu proses atau usaha yang dilakukan untuk
mengetahui, mencintai, melakukan, mengembangkan, mendorong dan
memberdayakan nilai-nilai kebaikan dengan menanamkannya agar menjadi
suatu kebiasaan. Tujuan pendidikan karakter adalah membentuk karakter dan
kepribadian yang baik dalam diri seseorang. Salah satu karakter penting yang
harus dibentuk dan dikembangkan oleh anak adalah karakter toleransi.
Pada penelitian ini, difokuskan pada PPK berbasis kelas. PPK berbasis
kelas adalah PPK yang terintegrasi ke dalam mata pelajaran, kegiatan belajar
mengajar dan diperkuat dengan kegiatan manajemen kelas. Salah satu karakter
yang dikembangkan adalah karakter toleransi.
41
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Uraian bab ini terdiri atas (1) jenis penelitian, (2) setting penelitian, (3) desain
penelitian, (4) teknik pengumpulan data, (5) instrument penelitian, (6) kredilitas
dan transferbilitas, (7) teknik analisi data.
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam melakukan penelitian adalah penelitian
deskriptif kualitatif dengan metode Expost Facto. Penelitian dengan metode
Expost Facto merupakan penelitian yang digunakan untuk meneliti sesuatu
peristiwa yang telah terjadi dan peristiwa itu sendiri terjadi bukan atas kendali
peneliti. Dimana peneliti mencoba mengungkap kaitan antara variable tertentu
pada kejadian tersebut (Samani, dkk, 2020: 79) Peneliti menggunakan penelitian
kualitatif karena ingin mendeskripsikan serta menyajikan data secara alamiah
dalam bentuk kata-kata berdasarkan hasil dokumentasi, kuesioner atau angket dan
wawancara yang sesuai fakta di lapangan. Peneliti sebagai salah satu kunci yang
berperan penting sebagai instrument dalam melaksanakan penelitian untuk
mengumpulkan data.
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang digunakan untuk meneliti pada
kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci,
teknik pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi (antara dokumentasi,
kuesioner dan wawancara), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian
kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi (Sugiyono, 2014: 1).
Penelitian kualitatif berusaha untuk menemukan dan menggambarkan secara
naratif kegiatan yang dilakukan dan dampak dari tindakan yang dilakukan
terhadap kehidupan mereka (Erickson dalam Anggito, 2018: 8). Secara mendasar,
penelitian kualitatif memiliki dua tujuan, yaitu: (1) menggambarkan dan
mengungkapkan (to describe and explore), dan (2) menggambarkan dan
menjelaskan (to describe and explain) (Anggito, 2018: 14).
Peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif
deskriptif merupakan penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan
menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik bersifat alamiah maupun
rekayasa manusia yang lebih memperhatikan mengenai karakteristik, kualitas,
serta keterkaitan antar kegiatan. Data yang diperoleh bersifat apa adanya karena
43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pada
44
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
penelitian ini lebih menekankan makna pada hasilnya (Sukmadinata, 2011: 73).
Penelitian kualitatif deskriptif memiliki tujuan untuk “mengambil sebuah gambar”
dan mendeskripsikan gambar tersebut menggunakan kata-kata (Manzilati, 2017 :
53). Hal ini dikarenakan peneliti ingin mendeskripsikan bagaimana implementasi
pendidikan pendidikan nilai karakter toleransi dalam muatan pembelajaran PPKn
pada siswa kelas V A dan V B di SD Negeri 1 Barenglor. Peneliti memilih 2
narasumber yaitu kepala sekolah dan guru kelas V A dan B SD Negeri 1
Barenglor sebagai acuan peneliti untuk memperoleh data melalui wawancara
untuk mendeskripsikan implementasi pendidikan nilai dan karakter toleransi
dalam muatan pembelajaran PPKn. Dan juga hasil data diperoleh dari 2 siswa
kelas V serta guru kelas kelas V A dan V B berupa kuisioner/angket. Data yang
dikumpulkan berupa perencanaan, pelaksanaan, pengumpulan data, analisis data
dan kesimpulan.
B. Setting Penelitian
1. Tempat penelitian
Peneliti melaksanakan penelitian di SD Negeri 1 Barenglor yang terletak di
Jl Panembahan Senopati, Barenglor, Klaten Utara, Klaten. Sekolah dasar
ini dibangun di tempat yang strategis. Untuk mencari sekolah tidak
memerlukan waktu yang lama dan sangat mudah untuk dicari karena posisi
sekolah terletak di dekat kantor camat Klaten Utara.
2. Waktu penelitian
Waktu penelitian yang digunakan peneliti dalam melakukan
penelitian yaitu pada awal bulan Agustus 2020 sampai Desember 2020.
Tahap Waktu Keterangan
Perencanaan Agustus 2020 Melakukan penyusunan
proposal penelitian.
Penyusunan Instrumen September – Oktober Menyusun instrument
2020 penelitian berupa
dokumentasi,
kuesioner/angket dan
wawancara.
45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Subjek penelitian
Subjek penelitian yang peneliti gunakan adalah kepala sekolah,
guru kelas V A dan V B, serta siswa kelas V yang berjumlah 2 orang di SD
Negeri 1 Barenglor.
4. Objek penelitian
Objek dalam penelitian ini peneliti memperoleh sumber informasi
data dari subjek penelitian, yaitu berkaitan dengan perencanaan (RPP) dan
pelaksanaan pembelajaran di kelas dalam mengimplementasikan
pendidikan nilai karakter toleransi pada siswa kelas V A dan V B di SD
Negeri 1 Barenglor. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan oleh guru kelas V
A dan V B dengan pembelajaran tematik.
46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C. Desain Penelitian
Perencanaan Penyusunan
Instrumen
Pengumpulan
Data
mengenai
48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Wawancara
Wawancara merupakan pertemuan/kegiatan yang langsung
direncanakan antara pewawancara dengan yang diwawancarai untuk
memberikan atau menerima informasi tertentu (Moleong dalam Manik,
2015: 108). Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data
apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan
permasalahan yang harus diteliti tetapi juga apabila peneliti ingin
mengetahui hal-hal dari responden yang lebuh mendalam (Sugiyono,
2014: 72). Wawancara biasanya bermaksud untuk memperoleh data,
keterangan, atau pendapat secara lisan dari seseorang yang biasanya
disebut responden (Manik, 2015: 108). Dalam melakukan wawancara,
selain harus membawa instrumen sebagai pedoman untuk wawancara,
maka pengumpul data juga dapat menggunakan alat bantu seperti tape
recorder, gambar,brosur dan material lain yang dapat membantu
pelaksanaan wawancara menjadi lancar (Sugiyono, 2014: 73).
Peneliti dalam penelitian ini menggunakan wawancara terstruktur yang
ditujukan kepada kepala sekolah SD Negeri 1 Barenglor untuk
memperoleh data mengenai implementasi pendidikan karakter toleransi
yang telah dilakukan di sekolah tersebut Wawancara terstruktur adalah
wawancara yang dilaksanakan secara terencana dengan berpedoman pada
daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan. Dengan wawancara terstruktur
ini, setiap responden diberi pertanyaan yang sama dan pengumpul data
mencatatnya (Sugiyono, 2014 : 73). Peneliti dalam penelitian ini
melakukan wawancara terstruktur untuk memperoleh data dari kepala
sekolah mengenai program pendidikan karakter di SD Negeri 1 Barenglor.
Wawancara yang dilakukan dengan cara merekam dan menuliskan kata
kunci dalam setiap jawaban yang diberikan. Peneliti juga melakukan
wawancara terstruktur kepada guru kelas V A dan V B SD Negeri 1
Barenglor untuk memperoleh data mengenai impelementasi pendidikan
nilai dan karakter toleransi dalam muatan pembelajaran PPKn serta
hambatan-hambatan dalam kegiatan pembelajaran.
51
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
E. Instrumen Penelitian
Instrumen merupakan salah satu penentu keberhasilan penelitian. Instrumen
berfungsi sebagai alat bantu dalam mengumpulkan data yang diperlukan. Bentuk
instrument berkaitan dengan metode pengumpulan data (Salim & Khaidir, 2019:
83). Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian
adalah peneliti itu sendiri. Peneliti kualitatif sebagai human instrumen, berfungsi
menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan
pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan
membuat kesimpulan atas temuannya (Sugiyono, 2014: 59-60). Dalam penelitian
ini, peneliti berperan sebagai perencana, penyusun instrumen, pengumpul data
serta penganalisis data. Oleh karena itu, peneliti merupakan hal kunci untuk
melakukan penelitian. Peneliti juga memiliki pengalaman yang relevan berkaitan
dengan topik yang diangkat dalam penelitian ini yaitu berupa pengamatan atau
observasi yang dilakukan pada saat Pengenalan Lapangan Persekolahan (PLP) di
sekolah. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan instrumen sebagai pedoman
atau alat bantu untuk mengetahui implementasi pendidikan nilai dan karakter
toleransi pada muatan pembelajaran PPKn siswa kelas V A dan V B SD Negeri 1
Barenglor. Alat bantu atau pedoman yang digunakan peneliti sebagai suatu
instrumen penelitian yang dikembangkan untuk mengumpulkan data serta
menjawab maslaah dalam
52
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
penelitian. Berikut ini merupakan penjelasan mengenai alat bantu atau pedoman
instrumen penelitian.
1. Pedoman Dokumentasi
Pedoman dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengamati
RPP. Berikut adalah pedoman dokumentasi yang digunakan dalam
penelitian yaitu sebagai berikut :
Tabel 3.2 Matriks Pedoman Dokumentasi Kelas V A dan V B Mengenai
Implementasi Pendidikan Nilai dan Karakter Toleransi Pada Muatan
Pembelajaran PPKn.
No Daftar Dokumentasi Keterangan
1 Pendahuluan Literasi
Motivasi
Orientasi
Apersepsi
2 Kegiatan Inti Perangkat Pembelajaran
(Materi, Media, LKPD,
Soal Evaluasi dan
Penilaian)
3 Penutup Kesimpulan/rangkuman
Refleksi
Tindak lanjut
2. Pedoman Kuesioner
a. Pedoman kuesioner guru kelas V A dan V B digunakan peneliti
bertujuan untuk mengetahui sejauh mana implementasi pendidikan
nilai dan karakter toleransi pada siswa pada muatan pembelajaran
PPKn di SD Negeri 1 Barenglor. Kuesioner yang digunakan oleh
peneliti menggunakan jenis kuesioner terbuka. Kuesioner terbuka
digunakan untuk mengetahui lebih lengkap dari informasi yang
diberikan. Berikut adalah pedoman kuesioner/ angket implementasi
pendidikan nilai dan karakter toleransi pada siswa pada muatan
pembelajaran PPKn di SD Negeri 1 Barenglor.
53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Pedoman Wawancara
Peneliti menggunakan pedoman wawanacara dalam melakukan penelitian
untuk memperoleh data dari kepala sekolah dan guru kelas V A dan V B
SD Negeri 1 Barenglor.
a. Pedoman Wawancara Kepala Sekolah
Pedoman wawancara kepala sekolah dilakukan peneliti untuk
memperoleh data mengenai program pendidikan karakter dan
sejauhmana penerapan program pendidikan karakter dilaksanakan dan
diwujudkan di SD Negeri 1 Barenglor.
Tabel 3.5. Matriks Pedoman Wawancara Kepala Sekolah
Mengenai Pogram Pendidikan Karakter
No Aspek yang ditanyakan
1. Kebijakan program penguatan pendidikan karakter
2. Penerapan pendidikan karakter secara umum di sekolah
3. Penerapan pendidikan karakter toleransi
4. Faktor pendukung dan penghambat dalam menerapkan pendidikan
karakter di sekolah berkaitan dengan pendidikan nilai karakter
toleransi
55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a. Triangulasi
Triangulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain (Moleong, 2007: 330). Triangulasi
dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari
berbagai sumber, dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Dengan
demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan
data dan waktu (Sugiyono, 2014: 125).
1) Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data yang dilakukan
dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa
sumber. Data dari sumber tidak bisa dirata-ratakan seperti dalam
penelitian kuantitatif, tetapi dideskripsikan, dikategorisasikan,
mana pandangan yang sama, yang berbeda dan mana spesifik dari
sumber data tersebut. Data yang telah dianalisis oleh peneliti
sehingga menghasilkan suatu keismpulan selanjutnya dimintakan
kesepakatan (member check) dengan sumber data tersebut.
2) Triangulasi Teknik
Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan
dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan
teknik yang berbeda.
3) Triangulasi Waktu
Waktu juga sering mempengaruhi kredibilitas data. Data yang
dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat
narasumber masih segar, belum banyak masalah, akan memberikan
data yang lebih valid sehingga lebih kredibel.
57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Member Check
Member check adalah proses pengecekan data yang diperoleh peneliti
kepada pemberi data. Tujuannya adalah untuk mengetahui seberapa jauh
data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data.
Selain itu, agar informasi yang diperoleh dan yang akan digunakan dalam
penulisan laporan sesuai dengan apa yang dimaksud sumber data atau
informan (Sugiyono, 2014: 129). Pengecekan dengan anggota yang terlibat
dalam proses pengumpulan data sangat penting dalam pemeriksaan derajat
kepercayaan (Moleong, 2007: 335).
2. Transferability
Transferability berkaitan dengan sejauh mana hasil penelitian dapat
diterapkan atau digunakan dalam situasi lain. Transferability merupakan
validitas eksternal dalam penelitian kualitatif (Rifai, 2012: 71). Validitas
eksternal ini digunakan untuk menunjukkan derajat ketepatan atau dapat
diterapkannya hasil penelitian ke populasi di mana sampel tersebut
diambil. Nilai transfer ini berkenaan dengan pertanyaan, hingga mana
hasil penelitian dapat diterapkan atau digunakan dalam situasi lain. Oleh
karena itu, supaya orang lain dapat memahami hasil penelitian kualitatif
sehingga ada kemungkinan untuk menerapkan hasil penelitian tersebut,
maka peneliti dalam membuat laporannya harus memberikan uraian yang
rinci, jelas, sistematis, dan dapat dipercaya (Sugiyono, 2014: 130).
58
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV
A. Deskripsi Penelitian
1. Langkah Kegiatan Penelitian
Penelitian ini dilakukan di salah satu sekolah dasar yaitu SD Negeri 1
Barenglor Klaten. Pengambilan data dilakukan oleh peneliti dengan cara
dokumentasi berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) beserta dengan
perangkat pembelajaran terkait, kuesioner terbuka dan wawancara. Jenis
wawancara yang digunakan peneliti adalah wawancara terstruktur, dimana
wawancara yang dilakukan ini secara terencana dengan berpedoman pada
daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan. Subjek penelitian ini adalah kepala
sekolah, guru kelas V A dan V B dan siswa kelas V A dan V B. Objek dari
penelitian ini berupa informasi data yang diperoleh dari subjek penelitian yang
berkaitan dengan perencanaan (RPP) dan pelaksanaan pembelajaran di kelas
dalam mengimplementasikan pendidikan karakter toleransi pada siswa kelas V
A dan V B di SD Negeri 1 Barenglor Klaten. Kegiatan penelitian ini diawali
dengan menyusun proposal dan instrumen yang dibutuhkan sebagai bahan
acuan dan pedoman dalam melakukan penelitian. Setelah instrumen selesai
dibuat, peneliti berkonsultasi kepada dosen pembimbing agar tidak terjadi
kesalahan selama penelitian berlangsung. Setelah selesai bimbingan, peneliti
mengurus surat perizinan terlebih dahulu dari pihak prodi PGSD Universitas
Sanata Dharma yang ditujukan kepada SD Negeri 1 Barenglor Klaten.
Setelah semua instrumen terselesaikan dan sudah mendapat izin dari
pihak sekolah, peneliti melakukan penelitian tentang implementasi pendidikan
karakter toleransi dalam muatan PPKn pada siswa kelas V SD Negeri 1
Barenglor dengan meminta dokumen berupa RPP dan perangkat pembelajaran
(yang terdiri dari LKPD, materi, media, soal evaluasi dan hasil nilai siswa)
61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kegiatan pelaksanaan angket atau kuesioner dilakukan pada guru dan siswa
kelas V A dan V B. Peneliti juga melakukan kegiatan wawancara dengan
kepala sekolah dan guru kelas V A dan V B. Wawancara dilakukan dengan
melihat instrumen wawancara yang telah dibuat. Pertanyaan-pertanyaan
tersebut diajukan agar peneliti dapat memperoleh data atau informasi yang
lebih banyak lagi.
Berikut tabel jadwal pelaksanaan wawancara di SD Negeri 1 Barenglor
Klaten yang telah dilakukan oleh peneliti.
Tabel 4.3 Jadwal pelaksanaan wawancara
No Hari, tanggal Waktu Narasumber
1. 11 Desember 2020 09.00 WIB Guru kelas V A dan V B
2. 12 Desember 2020 16.00 WIB Kepala Sekolah SD Negeri 1
Barenglor
63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. Hasil Penelitian
1. Dokumentasi
Teknik pengumpulan data yang pertama dilakukan cara dokumentasi.
Hasil dokumentasi berupa rencana pelaksanaan pembelajaran dan
perangkat pembelajaran. Hasil dokumentasi akan disajikan peneliti dalam
bentuk tabel di bawah ini :
a. Hasil dokumentasi rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
Salah satu pengumpulan data dalam penelitian adalah dokumentasi.
Dokumentasi berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dapat
dipaparkan sebagai berikut:
64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
laporan sederhana
69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
terlebih
72
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kemampuan peserta
76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Wawancara
Teknik pengumpulan data yang selanjutnya dilakukan oleh peneliti
yaitu melalui wawancara kepada kepala sekolah dan guru kelas V A
dan V B di SD Negeri 1 Barenglor Klaten.
a. Wawancara Kepala Sekolah
Hasil wawancara yang telah dilakukan menunjukkan adanya
beberapa temuan tentang upaya kepala sekolah dalam menanamkan
sikap toleransi kepada para siswa di kelas V SD Negeri 1 Barenglor
Klaten. Peneliti menganalisis bentuk implementasi penanaman sikap
toleransi dari aspek kebijakan sekolah, pemahaman kepala sekolah
mengenai Program Pendidikan Karakter (PPK), tahapan yang
dilakukan dalam penerapan pendidikan karakter, kegiatan yang
mendukung, implementasi toleransi baik di dalam maupun di luar
kelas, hambatan dalam implementasi pendidikan karakter dan strategi
atau solusi yang dilakukan oleh kepala sekolah dan guru dalam
menanamkan pendidikan nilai karakter
Langkah kepala sekolah dalam upaya implementasi pendidikan
karakter toleransi yaitu melalui kebijakan sekolah. Kebijakan sekolah
penting dibuat karena mengingat hal tersebut merupakan landasan bagi
sekolah untuk menerapkan pendidikan karakter di sekolah. Oleh
karena itu dalam visi, misi sekolah terdapat beberapa karakter yang
harus ditanamkan kepada siswa ketika di sekolah salah satunya yaitu
karakter toleransi. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala
sekolah, diketahui bahwa SD Negeri 1 Barenglor Klaten dalam
kebijakan sekolah sudah mencantumkan pendidikan karakter. Pada
saat diwawancarai,
80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dan guru
83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dicolek. Nah disitu ada bimbingan dari guru mbak supaya anak-anak
bisa toleransi. Maka dari itu pada saat sholat begitu guru agama
mendampingi siswa untuk mengupayakan minimalisir anak yang jail
atau usil. Biasanya ada siswa juga mbak yang melaksanakan sholat di
kelas dengan menggelar tikar di depan atau belakang kelas gitu mbak
tetapi ada juga yang ke masjid. Nah kalau di masjid nanti di damping
oleh guru agama agar nantinya anak tidak gaduh karena disitu juga
sholatnya bersama dengan warga mbak”.
Dalam proses pembelajaran di kelas, guru menyampaikan sesuai
dengan RPP yang telah dirancang. Penjelasan guru yaitu sebagai
berikut “Ya sesuai dengan RPP mbak, melakukan salam, doa, literasi,
melakukan motivasi kalau untuk pendidikan toleransi bisa
menyanyikan lagu nasionalisme gitu mbak, lalu melakukan apresepsi
dengan mengingatkan siswa pada materi sebelumnya dengan materi
yang akan dipelajari hari ini bisa juga melakukan tanya jawab tentang
teks bacaan lalu menyampaikan tujuan yang akan dipelajari di hari
itu juga. Tujuan pembelajaran yang akan dicapai itu apa saja dan
juga materi yang dipelajari nanti apa”. Untuk dapat menerapkan
pendidikan karakter toleransi dalam pembelajaran di kelas, maka guru
juga menggunakan model pembelajaran yang menarik agar mudah
dipahami oleh siswa. Hal ini disampaikan oleh guru sebagai berikut
“Toleransi kemarin itu kita menggunakan model pembelajaran
humanistik mbak yaitu memanusiakan manusia jadi kita saling
menghargai itu mbak. Selain itu, humanistik itu nanti memudahkan
untuk pengamatan ke anak. bisa mengetahui anak satu dengan
temannya bisa saling menghargai atau tidak”. Selain menggunakan
model pembelajaran humanistik, metode pembelajaran yang digunakan
oleh guru pun juga bervariasi. Hal ini seperti yang dijelaskan oleh guru
sebagai berikut “Biasanya tanya jawab, diskusi gitu mbak. Biasanya di
sini kebanyakan seperti itu mbak. Nanti juga saya ceramah untuk
menjelaskan ke siswa, kemudian siswa nanti dapat merangkum materi
yang sudah dipelajari”. Dalam diskusi kelompok yang dilakukan
siswa terdapat juga siswa yang aktif namun
89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
juga terdapat siswa pasif dan ada juga yang gojek/bercanda dengan
teman. Mengetahui hal tersebut, guru mengambil langkah tegas seperti
yang disampaikan bahwa “Saya akan menegur dan membimbingnya
mbak agar bisa saling kerja sama dalam kelompok. Nah itu kan
biasanya ada nilai kelompok mbak dalam diskusi kelompok itu. Tetapi
biasanya saya juga akan menerapkan nilai pribadi anak-anak sendiri
melalui pengamatan mbak. Dimana mereka yang bekerja aktif dan
mereka yang tidak kerja akan ada nilainya sendiri mbak”.
Proses pembelajaran di kelas juga menggunakan berbagai media
yang mendukung materi sehingga bervariasi dan tidak monoton.
Dalam penerapan pendidikan karakter toleransi, guru menggunakan
beberapa media seperti yang dijelaskan berikut “Untuk media yang
digunakan dalam menerapkan pendidikan nilai karakter toleransi
kemarin biasanya nanti ada gambar iklan mengenai toleransi, lalu
juga biasanya nanti siswa disuruh untuk membawa majalah lalu
disuruh mencari ada tidaknya yang berkaitan mengenai toleransi.
Kemudian biasanya bisa lewat video dari youtube”.
Pada saat menerapkan pendidikan karakter toleransi dalam proses
pembelajaran di kelas, strategi yang dilakukan oleh guru yaitu dengan
mengamati perilaku siswa. Hal ini sesuai dengan yang dijelaskan oleh
guru yaitu sebagai berikut “Strategi atau cara yang saya lakukan
dalam penerapan pendidikan nilai karakter toleransi sendiri yaitu
dengan mengamati perilaku siswa selama proses pembelajaran
berlangsung mbak. Nanti dilihat perilaku siswa dengan teman itu
nanti mbak”. Selain itu, guru juga memberikan contoh konkret dalam
menerapkan pendidikan karakter toleransi ke siswa. Hal ini dijelaskan
oleh guru bahwa “Saat pembelajaran berlangsung di kelas, hal nyata
yang dilakukan oleh guru yaitu dengan memberikan contoh perilaku
baik mbak misalnya seperti kita mengajarkan ke anak untuk
meminjamkan alat tulis ke anak yang tidak membawa. Kadang kan
ada anak yang egois gitu mbak jadi ya kita ingatkan ke anak tersebut
untuk saling berbagi. Selain itu, jika ada teman yang membutuhkan
apa bisa saling
90
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
membantu satu sama lain. Kadang itu ya mbak anak juga saling
berbagi makanan saat istirahat kegiatan tutorial gitu mbak”. Diakhir
pembelajaran guru juga mengajak siswa untuk melakukan refleksi. Hal
ini seperti yang disampaikan oleh guru sebagai berikut ;”Refleksi itu
nanti kita akan tanya jawab mengenai materi yang disampaikan tadi
kemudian anak-anak merangkum materi yang kita pelajari tadi. Dan
juga akan disampaikan materi pembelajaran yang akan dipelajari
besok sebelum evaluasi”. Lalu untuk kegiatan evaluasi biasanya siswa
diberikan soal. Hal ini dijelaskan oleh guru “Nanti kalau evaluasi
diberikan soal evaluasi gitu mbak”. Untuk penilaian langkah yang
dilakukan guru adalah melalui pengamatan. Hal ini selaras dengan
yang dijelaskan oleh guru sebagai berikut “Untuk penilaian
pendidikan karakter toleransi melalui penilaian sikap mbak. Konversi
nilainya itu A,B,C sudah tervcapai atau belum tercapai begitu mbak.
Pedomannya nanti ada di KD 1 mbak”. Setelah memiliki pemahaman
yang mendalam mengenai karakter toleransi dan mengikuti
pembelajaran di kelas, siswa mendapatkan hasil/dampak bagi dirinya.
hal ini sesuai dengan penjelasan guru bahwa “Dampak/hasil yang
dirasakan oleh siswa itu, bisa saling menghargai sesama teman,
kemudian dengan begitu anak- anak bisa slaing bertoleransi dan bisa
menerapkannya di kehidupan mereka mbak”.
Dalam menanamkan pendidikan karakter toleransi juga mendapat
dukungan dari lingkungan sesuai yang dijelaskan oleh kepala sekolah
dan guru bahwa “Lingkungan sekolah ya mendukung mbak, karena
kan disini dalam visi misi sekolah untuk saling bertoleransi dengan
sesama keluarga sekolah mbak. Kemudian didukung dengan adanya
ekstrakulikuler, komite dan warga sekitar disekolah mbak”. Terdapat
beberapa kegiatan ekstrakulikuler yang mendukung impelementasi
pendidikan karakter seperti yang dijelaskan oleh guru sebagai berikut
“Kegiatan ekstrakurikuler disini banyak mbak ada kethoprak, tari,
vocal, pramuka, pencak silat kemudian juga lukis. Untuk implementasi
pendidikan nilai karakter toleransi melalui kegiatan pramuka dan
91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2) Narasumber 2
Narasumber 1 yaitu guru kelas V A. Beliau adalah Bapak Alex
Prasetyo, S.Pd. Pengalaman guru mengajar di kelas V baru sebentar
seperti yang dijelaskan oleh beliau sebagai berikut; “ Saya mulai
mengajar kelas V baru 1 tahun yang lalu mbak. Dulu saya pertama
mengajar itu di kelas bawah mbak”. Pemahaman guru mengenai
pendidikan karakter toleransi diuraikan sebagai berikut; “Pendidikan
dimana siswa bisa saling menghormati dan menghargai antar teman
mbak. Disitu nantinya akan tercipta kerukunan di kelas”. Pemahaman
guru mengenai pendidikan karakter toleransi didapatnya ketika kuliah
dan juga memgikuti workshop atau pelatihan. Hal itu seperti yang
disampaikan bahwa; “Sudah pernah mbak. Pendidikan karakter kan
masuk juga ke dalam kurtilas sesuai dengan kurikulum yang ada”.
Guru menyadari pentingnya penanaman pendidikan nilai karakter sejak
dini bahwa “Sangat penting sekali. Kalau di kelas saya justru nilai
karakter itu yang lebih saya utamakan karena menurut saya itu bekal
yang paling penting buat anak. Dengan penanaman pendidikan nilai
karakter anak diharapkan bisa menerapkannya untuk dapat
berinteraksi dengan
93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
besar
96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2018: 62). Hasil atau dampak yang dirasakan siswa terhadap penerapan
pendidikan karakter toleransi yaitu siswa dapat saling menghormati dan
menghargai perbedaan antar teman di kelas, sekolah maupun masyarakat.
Berdasarkan hasil wawancara, pelaksanaan pendidikan nilai karakter
toleransi di SD Negeri 1 Barenglor sudah diterapkan sejak lama. Berdasarkan
wawancara dengan kepala sekolah dan guru kelas V A dan V B, bahwa
implementasi pendidikan nilai karakter toleransi sesuai dengan komitmen
sekolah yaitu visi dan misi sekolah. Visi SD Negeri 1 Barenglor Klaten yaitu
terwujudnya manusia yang beriman, cerdas, kreatif dan berkarakter baik.
Sedangkan untuk misi SD Negeri 1 Barenglor yaitu menciptakan suasana
sekolah yang ramah, kondusif, peduli lingkungan serta menerapkan nilai-nilai
luhur budaya dan karakter bangsa, menjalin kerja sama yang harmonis antara
warga sekolah dan lingkungannya. Berdasarkan wawancara yang telah
dilakukan oleh kepala sekolah dan guru diketahui bahwa guru dan siswa sudah
menerapkan karakter toleransi dengan saling bisa menghormati dan
menghargai satu sama lain. Selain itu, implementasi pendidikan karakter
toleransi dilaksanakan ke dalam kurikulum tiga belas (kurtilas) yang nantinya
akan diintegrasikan ke dalam pembelajaran di kelas. Berdasarkan hasil
wawancara dengan kepala sekolah, diketahui bahwa kepala sekolah sudah
mendapatkan sosialisasi Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dari
dinas setempat. Setelah mendapatkan sosialisasi dari dinas setempat, kepala
sekolah lalu menginformasikan kepada guru-guru dalam rapat sekolah.
Berdasarkan hasil kuesioner dan wawancara dengan guru, diketahui bahwa
guru belum pernah mengikuti sosialisasi mengenai Program Penguatan
Pendidikan Karakter (PPK) namun guru mengikuti sosialisasi kurtilas
(Kurikulum 13) yang di dalamnya dibahas juga mengenai PPK. Menyadari
pentingnya pendidikan nilai karakter bagi siswa, maka kepala sekolah dan
guru berupaya untuk menanamkan pendidikan karakter dengan memberikan
contoh perilaku baik kepada siswa seperti saling menghormati, saling
menghargai dan saling tolong menolong antar teman. Tujuannya diberikan
contoh tersebut agar anak sebagai aset masa depan bangsa dapat memiliki
karater yang baik. Tujuan ini selaras dengan tujuan penguatan pendidikan
karakter dalam pasal 2 Peraturan Presiden No. 87
99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tahun 2017 yaitu membangun dan membekali peserta didik sebagai generasi
emas Indonesia tahun 2045 dengan jiwa Pancasila dan pendidikan karakter
yang baik guna menghadapi dinamika perubahan di masa depan,
mengembangkan platform pendidikan nasional yang meletakkan pendidikan
karakter sebagai jiwa utama dalam penyelenggaraan pendidikan bagi peserta
didik dengan dukungan pelibatan publik yang dilakukan melalui pendidikan
jalur formal, non formal, dan informal dengan memperhatikan keberagaman
budaya Indonesia, serta merevitalisasi dan memperkuat potensi dan
kompetensi pendidik, tenaga kependidikan, peserta didik, masyarakat dan
lingkungan keluarga dalam mengimplementasikan PPK (Peraturan Presiden
No 87, 2017: 4).
Dalam penelitian ini, berfokus pada Program Penguatan Pendidikan
Karakter (PPK) yang dilaksanakan dengan berbasis kelas. PPK berbasis kelas
artinya bahwa PPK dilaksanakan terintegrasi dalam mata pelajaran, kegiatan
belajar mengajar, dan diperkuat dengan kegiatan yang manajemen kelas
(Yuliana, dkk, 2019: 110). Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) di dalam
kelas lebih banyak untuk melibatkan siswa pada aktivitas daripada metode
ceramah dan menerapkan kurikulum berbasis luas (broad based curriculum)
yang mengoptimalkan pemanfaatan sumber-sumber belajar (Effendy dalam
Tim PPK Kemendikbud, 2017: 6). PPK berbasis kelas dilaksanakan sesuai
dengan isi kurikulum. Pengintegrasian PPK dalam kurikulum mengandung arti
bahwa pendidik mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK ke dalam proses
pembelajaran dalam setiap mata pelajaran. Pengintegrasian nilai-nilai utama
karakter bertujuan untuk menumbuhkan dan menguatkan pengetahuan,
menanamkan kesadaran, dan mempraktikkan nilai-nilai utama PPK. Langkah
yang dilakukan untuk menerapkan PPK melalui pembelajaran terintegrasi ke
dalam kurikulum, dapat dilaksanakan dengan cara sebagai berikut (Tim PPK
Kemendikbud, 2017: 27):
1. Melakukan analisis KD melalui identifikasi nilai-nilai yang terkandung
dalam materi pembelajaran.
2. Mendesain RPP yang memuat fokus penguatan karakter dengan memilih
metode pembelajaran dan pengelolaan (manajemen) kelas yang relevan.
3. Melaksanakan pembelajaran sesuai skenario dalam RPP.
100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dilakukan oleh peneliti, didapatkan bahwa dalam RPP indikator yang dibuat
oleh guru masih tergolong LOTS (Low Order Thinking Skill) belum HOTS
(High Order Thinking Skill).
Langkah selanjutnya yang dilakukan guru untuk menerapkan PPK
berbasis kelas adalah mengintegrasikan karakter toleransi ke dalam
perencanaan pembelajaran. Saat mengintegrasikan karakter toleransi dalam
perencanaan pembelajaran langkah yang dilakukan oleh guru yaitu memilih
metode dan model pembelajaran serta menguraikan langkah pembelajaran
(Tim PPK Kemendikbud, 2017: 12). Berdasarkan hasil wawancara yang telah
dilakukan dengan guru, diketahui bahwa metode yang digunakan dalam
mengintegrasikan karakter toleransi dalam perencanaan pembelajaran di kelas
yaitu dengan metode diskusi kelompok, unjuk kerja dan pembiasaan perilaku
baik. Dengan menggunakan berbagai variasi metode pembelajaran, diharapkan
dapat menarik minat belajar siswa serta dapat dipahami dengan mudah oleh
siswa. Berdasarkan hasil kuesioner dan wawancara, model pembelajaran yang
digunakan guru untuk menerapkan karakter toleransi dalam pembelajaran di
kelas menggunakan model humanistik. Model ini dipakai oleh guru dalam
menerapkan pendidikan karakter toleransi di sekolah terutama di kelas karena
melalui model pembelajaran ini siswa diajarkan untuk saling mengedepankan
manusia dengan cara saling menghargai dan menghormati antar sesama teman
dan guru. Model pembelajaran dalam menerapkan pendidikan karakter
toleransi tersebut juga senada dengan hasil wawancara kepala sekolah.
Berdasarkan hasil wawancara, kepala sekolah juga mengajak guru untuk
memberikan pembiasaan perilaku baik kepada siswa. Pembiasaan di kelas
merupakan hal yang penting ketika seorang guru mengajarkan tentang karakter
kepada peserta didik. Dengan cara demikian siswa dapat mencontoh
pembiasaan perilaku baik yang dilakukan oleh guru. Hal senada juga
dikatakan oleh guru kelas V A dan V B. Berdasarkan hasil wawancara yang
telah dilakukan dengan guru kelas V A dan V B, bahwa pentingnya
memberikan contoh kepada siswa melalui pembiasaan perilaku baik akan
berdampak baik juga untuk siswa dalam membentuk karakter sebagai bekal
masa depannya. Hal ini sesuai dengan tujuan gerakan penguatan pendidikan
karakter yaitu membangun dan membekali peserta didik sebagai
102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
generasi emas Indonesia tahun 2045 dengan jiwa Pancasila dan pendidikan
karakter yang baik guna menghadapi dinamika perubahan di masa depan
(Peraturan Presiden No 87, 2017: 4). Berdasarkan hasil analisis dokumen dan
wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti, ditemukan bahwa dalam
perencanaan pembelajaran guru sudah mengurai langkah pembelajaran secara
runtut dari awal hingga akhir pembelajaran.
Setelah menyusun perencanaan pembelajaran, langkah yang dilakukan
oleh guru selanjutnya adalah melaksanakan pembelajaran. Pada saat
melaksanakan pembelajaran di kelas agar pendidikan karakter toleransi dapat
tercapai maka pelaksanaan pembelajaran dilakukan sesuai dengan rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah disusun. Berdasarkan hasil
dokumentasi, kuesioner dan wawancara yang telah dilakukan dengan guru
kelas V A dan V B, diketahui bahwa guru telah melaksanakan pembelajaran
secara runtut sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang
telah disusunnya.
Berdasarkan hasil kuesioner dan wawancara, diketahui bahwa guru
sudah melaksanakan pembiasaan penguatan karakter sebelum memulai
pembelajaran. Dimulai dengan memberikan salam, serta mengajak siswa
untuk berdoa terlebih dahulu sebelum pembelajaran dimulai. Guru
memberikan motivasi kepada siswa dengan mengajaknya untuk menyanyikan
lagu nasional yaitu lagu Garuda Pancasila yang bertujuan untuk meningkatkan
rasa nasionalisme. Lalu dilanjutkan dengan kegiatan literasi. Pada kegiatan
apersepsi guru melakukan tanya jawab dengan siswa berkaitan dengan materi
yang telah dipelajari sebelumnya dan juga tanya jawab pada teks bacaan.
Kegiatan apersepsi yang dilakukan oleh guru belum mengarah kepada
pendidikan karakter toleransi. Namun pada saat tanya jawab dalam kegiatan
apersepsi, dapat dilihat penguatan karakter toleransi seperti mengangkat
tangan bagi siswa yang akan menjawab, menghormati siswa lain yang sedang
menyampaikan pendapatnya. Guru dalam RPP tidak menuliskan
penyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa. Namun berdasarkan
kuesioner dan wawancara yang telah dilakukan dengan guru kelas V A dan
V B, dijelaskan
103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
oleh guru, dalam mengelola kelas langkah yang dilakukan adalah dengan
membuat kesepakatan bersama atau kontrak belajar antara guru dan siswa.
Upaya yang dilakukan guru dalam menerapkan pendidikan karakter toleransi
saat mengelola kelas yaitu guru membagi siswa ke dalam kelompok diskusi
secara heterogen dan dari berbagai keberagaman. Pada saat melaksanakan
pembelajaran, guru juga melakukan kegiatan pendampingan siswa, baik secara
individu atau kelompok, dan mendokumentasikan hasil pengamatan serta
refleksinya (Tim PPK Kemendikbud, 2017: 20). Berdasarkan hasil wawancara
dengan guru, dijelaskan bahwa guru juga melakukan pendampingan kepada
anak yang berperilaku kurang baik pada saat pembelajaran di kelas. Misalnya
ada siswa yang usil/jail dengan teman, tidak berpatisipasi aktif dalam kegiatan
diskusi kelompok, dll. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas V A
dan V B diketahui bahwa guru juga memberikan kebebasan kepada siswa
dalam mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru di luar maupun di dalam
kelas namun tetap di awasi dan dipantau oleh guru. Setelah melaksanakan
pembelajaran, guru juga melakukan kegiatan umpan balik kepada siswa.
Umpan balik yang diberikan kepada siswa ini penting agar materi yang sudah
disampaikan tidak terlepas dan tanpa kesan (Tim PPK Kemendikbud, 2017:
21). Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan dengan guru kelas V
A dan V B, diketahui bahwa umpan balik yang diberikan oleh guru kepada
siswa yaitu berupa penugasan di rumah untuk mengoptimalkan kerja sama
melalui berbagi peran dan tugas dengan orang tuanya.
Langkah selanjutnya yang dilakukan oleh guru dalam menerapkan PPK
berbasis kelas yaitu dengan melakukan penilaian. Langkah yang perlu
dilakukan oleh guru yaitu sebagai berikut; mengembangkan instrument
penilaian karakter berdasarkan analisis kompetensi, melaksanakan penilaian
secara otentik, mengolah hasil penilaian secara objektif, mengolah hasil
penilaian melalui komunikasi yang efektif kepada orang tua (wali siswa) dan
guru pada jenjang berikutnya serta menindaklanjuti hasil penilaian (Tim PPK
Kemendikbud, 2017: 23). Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan
dengan guru kelas V A dan V B, dalam melakukan penilaian karakter toleransi
saat pembelajaran di kelas, guru melakukan pengamatan kepada siswa saat
sedang
105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
media teks bacaan dan gambar iklan dari media cetak. Hal ini didukung oleh
penelitian Nurjannah (2018) tentang Pembentukan Karakter Melalui
Pembelajaran PKN Siswa SDN Peunaga Cut Ujong, karena membentuk
karakter siswa dapat melalui pembelajaran PKn dengan cara menjelaskan
contoh-contoh yang konkret melalui media gambar atau dalam lingkungan
sehari-hari yang sering dilihat dan diamati oleh siswa.
Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas juga dapat dilakukan
melalui pembiasaan perilaku baik melalui kegiatan rutin yang sederhana serta
mengintegrasikan nilai toleransi ke dalam mata pelajaran yang tercantum
dalam silabus dan RPP, hal ini didukung oleh penelitian Muliaty,Amin (2019)
tentang Implementasi Pendidikan Karakter Bertoleransi Antarumat Beragama
Melalui Kegiatan Sekolah di SDN INPRE 6.88 Perumnas 2 Kota Jayapura,
karena pembiasaan merupakan faktor penting dalam pendidikan karakter
bertoleransi antarumat beragama siswa. Pembiasaan perilaku baik mengenai
toleransi antarumat beragama dilakukan secara terus menerus akan membawa
dampak yang baik bagi siswa yaitu pemahaman mengenai pentingnya untuk
hidup bertoleran di tengah keberagaman agama, sehingga akan tertanam kuat
karakter toleransi dalam diri siswa.
Program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas juga dapat
meningkatkan karakter siswa, hal ini didukung oleh penelitian Putranti dan
Susanti (2019) tentang Penerapan Program Penguatan Pendidikan Karakter
Berbasisi Kelas di Sekolah Dasar Se-Kecamatan Sleman Kabupaten Sleman,
karena pengembangan karakter siswa melalui kegiatan berbasis kelas dapat
mengembangkan karakter melalui kegiatan pembelajaran di kelas. Pendidikan
karakter berbasis kelas terjadi karena kelas merupakan tempat utama
terjadinya proses pendidikan.
109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan maka dapat
disimpulkan bahwa:
1. Perencanaan Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) telah
dilakukan oleh guru dalam Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran yaitu
dengan mengintegrasikan karakter toleransi ke dalam silabus dan juga
mengintegrasikan ke dalam RPP.
2. Pelaksanaan Program Penguatan Pendidikan Karakter Toleransi telah
dilaksanakan oleh guru antara lain mengikuti sosialisasi PPK dalam
kurtilas (Kurikulum 13), melakukan pembiasaan sikap/karakter toleransi
sebelum dan sesudah pembelajaran, mengelola kelas dengan
mengintegrasikan karakter toleransi, menggunakan model dan metode
yang sesuai dengan PPK, mengaitkan isi pembelajaran PPKn dengan
Penguatan Pendidikan Karakter Toleransi, melakukan penilaian
perkembangan karakter toleransi siswa, melakukan kegiatan refleksi serta
memberikan umpan balik kepada siswa untuk dapat menerapkan karakter
toleransi dalam kehidupan sehari- hari sesuai yang telah dirancang dalam
RPP. Hambatan yang temui guru adalah kurangnya waktu dalam
menerapkan pendidikan nilai karakter toleransi di kelas. Kurangnya
dukungan dari orang tua mengenai pentingnya pendidikan karakter bagi
siswa juga menjadi hambatan dalam menerapkan pendidikan nilai karakter
toleransi di kelas.
3. Hasil atau dampak yang dirasakan siswa terhadap implementasi
pendidikan nilai karakter toleransi adalah siswa menjadi lebih paham
tentang nilai karakter toleransi, siswa mampu untuk menerapkan nilai
karakter toleransi dalam kehidupan sehari-hari di kelas maupun sekolah.
Siswa memiliki sikap toleransi terhadap teman yang berbeda pendapat,
suku, agama, ras dan budaya.
110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. Keterbatasan Penelitian
Beberapa kekurangan dan keterbatasan dalam penelitian ini yaitu:
1. Teknik pengambilan data yang dilakukan oleh peneliti tidak dapat melalui
observasi. Hal ini karena kondisi pandemi covid-19 yang mengakibatkan
peneliti tidak dapat melakukan observasi untuk melihat secara langsung
perilaku siswa dan proses pembelajaran di kelas. Untuk itu teknik
pengambilan data melalui observasi digantikan dengan kuesioner terbuka
agar peneliti mendapatkan informasi secara detail baik dari guru maupun
siswa.
2. Pengembalian instrumen penelitian berupa kuesioner terhadap guru tidak
sesuai kesepakatan yang telah di buat.
C. Saran
Berdasarkan keterbatasan yang telah didapatkan, maka peneliti
menyampaikan saran sebagai masukan dan perbaikan untuk penelitian
selanjutnya. Adapun saran mengenai permasalahan implementasi program
Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas adalah sebagai berikut:
1. Penelitian selanjutnya, sebaiknya dapat melakukan observasi di kelas
dalam mengambil data jika kondisi memungkinkan atau dapat mengikuti
guru saat proses pembelajaran daring berlangsung.
2. Penelitian selanjutnya, sebaiknya memperhatikan waktu pelaksanaan
penelitian pada saat tugas guru tidak begitu banyak pekerjaan sehingga
guru dapat mengumpulkan instrument penelitian dengan tepat waktu.
111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR REFERENSI
Azhar dan Djunaidi Achmad. (2018). Penerapan nilai-nilai moral dan karakter
dalam PPKn di SMP Darul Hikmah Mataram. Jurnal Pendidikan Pancasila
& Kewarganegaraan. 6(1). hal: 35-41. Diakses tanggal 6 maret 2020 dari
http://journal.ummat.ac.id/index.php/CIVICUS/article/view/629.
112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Helaluddin & Hengki W. (2019). Analisis data kualitatif: sebuah tinjauan teori &
praktik. Makassar: Sekolah Tinggi Theologia Jaffra.
113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Rifai. (2012). Kualitatif: Teori, praktek & riset penelitian kualitatif teologi.
Sukoharjo: BornWin's Publishin.
115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Salim & Khaidir. (2019). Penelitian Pendidikan: Metode, Pendekatan dan Jenis.
Jakarta: Penerbit Kencana.
Samani, dkk. (2020). Kapita Selekta Metodologi Penelitian. Pasuruan: CV. Penerbit
Qiara Media
116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Zulhaemin. (2015). PPKn dan pembangan karakter bangsa. Sumatera Barat: CV.
Graha Inda.
118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 1
SURAT-SURAT
120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 2
INSTRUMEN
PENELITIAN
123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No Pertanyaan Jawaban
126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
No Pertanyaan Jawaban
129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Nama Responden :
Usia :
Jenis Kelamin :
No. Pertanyaan Jawaban
1. Menurut pendapatmu, pada saat
mempelajari pendidikan nilai
karakter toleransi dalam muatan
PPKn di kelas apakah dapat
dipahami dengan jelas? Sebutkan
alasanmu!
2. Apakah guru memberikan contoh di
kelas dalam menerapkan sikap
toleransi ?
3. Pengalaman apa sajakah yang kamu
dapatkan setelah mempelajari
pendidikan nilai karakter toleransi
dalam muatan pembelajaran PPKn
di kelas?
4. Menurut pendapatmu, apa yang
dimaksud dengan nilai karakter
toleransi?
5. Apa saja manfaat yang kamu
dapatkan setelah mempelajari
pendidikan nilai karakter toleransi
dalam muatan PPKn di kelas?
132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Nama Responden :
Kelas :
Jenis Kelamin :
134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 3
DATA
PENELITIAN
136
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
167
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
168
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
169
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
170
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
171
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
172
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KUESIONER
Petunjuk :
1. Isilah identitas anda!
2. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini!
Nama Responden : Andhika Sakti Puspita Sari, S.Pd.SD
Pengalaman bekerja : 13 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
No Pertanyaan Jawaban
173
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
174
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14. Dampak apa yang dirasakan oleh siswa Anak-anak semakin bisa menghargai
setelah menerapkan pelaksanaan dan bertoleransi antar sesama teman
pendidikan nilai/karakter toleransi di dan guru.
dalam kelas?
15. Tindak lanjut apa yang Bapak/Ibu Pemberian tugas di sekolah,
berikan agar siswa menerapkan menerapkan pendidikan karakter di
pendidikan nilai/karakter toleransi di rumah, di sekolah, dan di lingkungan
kelas dan kehidupan sehari-hari? masyarakat.
175
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KUESIONER
Petunjuk :
1. Isilah identitas anda!
2. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini!
No Pertanyaan Jawaban
176
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
177
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
178
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KUESIONER
Petunjuk :
1. Isilah identitas sebelum menjawab pernyataan yang ada.
2. Isilah semua pernyataan sesuai dengan apa adanya.
Kelas :VA
Jenis Kelamin : Laki-laki
179
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
180
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KUESIONER
Petunjuk :
1. Isilah identitas sebelum menjawab pernyataan yang ada.
2. Isilah semua pernyataan sesuai dengan apa adanya.
Kelas :VA
Jenis Kelamin : Perempuan
181
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
182
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KUESIONER
Petunjuk :
1. Isilah identitas sebelum menjawab pernyataan yang ada.
2. Isilah semua pernyataan sesuai dengan apa adanya.
Kelas :VB
Jenis Kelamin : Perempuan
183
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Apa saja manfaat yang kamu Manfaatnya, saya menjadi pribadi yang
dapatkan setelah mempelajari nilai lebih terbuka dan lebih menghargai
toleransi dalam mata pelajaran perbedaan yang ada.
PPKn di kelas?
6. Mengapa nilai toleransi perlu Agar kita tidak mementingkan keperluan
diterapkan dalam kehidupan sehari- sendiri, mau membantu orang lain dan
hari? Jelaskan ! menghargai orang lain. Hal tersebut akan
membuat hidup kita menjadi lebih
nyaman dan damai.
7. Apakah kamu sudah menerapkan Ya. Saya berteman dengan siapa saja,
nilai toleransi dalam kehidupan tanpa membedakan latar belakang teman
sehari-hari? Berikan contohnya! saya tersebut.
8. Apa yang kamu lakukan jika ada Saya akan menghargai teman saya
temanmu yang sedang merayakan yang sedang merayakan hari besar.
hari besar agamanya?
9. Bagaimana sikapmu terhadap Sikap saya akan berteman dengan
teman yang berbeda ras, suku atau semuanya. Karena saya menghargai
agama? perbedaan yang ada.
10. Bagaimana sikapmu terhadap Saya akan menerima atau mungkin
teman yang berbeda pendapat mengajak teman saya untuk berdiskusi
denganmu? lagi. Karena perbedaan pendapat itu
wajar. Dan saya juga tidak boleh egois
dengan pendapat saya sendiri.
11. Apa yang akan kamu lakukan jika Saya akan membatunya jika mereka butuh
didekatmu ada orang berbeda bantuan. Dan saya akan mejenguk
agama,suku atau ras yang mereka.
mengalami kecelakaan?
12. Mengapa negara Indonesia perlu Agar kelak ketika mereka dewasa, mereka
menanamkan nilai toleransi sejak sudah memiliki sikap toleransi dan dapat
dini? berteman baik dengan semua orang.
13. Apakah hambatan yang kamu alami Tidak ada hambatan
dalam menerapkan nilai toleransi?
184
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KUESIONER
Petunjuk :
1. Isilah identitas sebelum menjawab pernyataan yang ada.
2. Isilah semua pernyataan sesuai dengan apa adanya.
Kelas :VB
Jenis Kelamin : Perempuan
No. Pertanyaan Jawaban
1. Menurut pendapatmu, apakah Ya, karena sikap toleransi juga
pembelajaran nilai/karakter dilaksanakan setiap hari di
toleransi dalam mata pelajaran lingkungan sekolah
PPKn di kelas dapat dipahami
dengan mudah? Sebutkan alasanmu!
2. Apakah guru memberikan contoh di Ya
kelas dalam menerapkan nilai
toleransi ?
3. Pengalaman apa sajakah yang kamu Sikap peduli dengan teman sekitar
dapatkan setelah mempelajari
nilai/karakter toleransi dalam mata
pelajaran PPKn di kelas?
4. Menurut pendapatmu, apa yang Nilai toleransi adalah sikap perduli
dimaksud dengan nilai toleransi? terhadap orang lain dimana pun
berada
5. Apa saja manfaat yang kamu 1. Lebih banyak teman
dapatkan setelah mempelajari nilai 2. Lebih mudah mendapat teman
toleransi dalam mata pelajaran baru
PPKn di kelas?
185
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
186
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
187
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
189
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
190
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
191
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
192
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
193
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
194
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 4
HASIL VALIDASI
INSTRUMEN OLEH
PARA AHLI
195
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
196
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
197
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
198
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
199
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
200
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
201
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
202
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
203
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
204
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
205
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
206
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
207
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
208
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
209
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
210
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
211
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
212
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
213
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
214
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
215
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
216
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
217
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
218
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
219
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
220
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
221
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
222
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
223
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
224
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
225
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
226
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
227
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 5
FOTO
KEGIATAN
228
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
229
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
230