Anda di halaman 1dari 166

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN PPKn


UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER TANGGUNG JAWAB
MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN ROLE PLAYING
KELAS V SDN POJOK 3 TAHUN AJARAN 2021/2022

SKRIPSI
HALAMAN JUDUL
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:
Chatarina Ardy Pratiwi
NIM: 181134071

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2022

i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

SKRIPSI

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN PPKn


UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER TANGGUNG JAWAB
MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN ROLE PLAYING
KELAS V SDN POJOK 3 TAHUN AJARAN 2021/2022

Oleh:

Chatarina Ardy Pratiwi

NIM: 181134071

H
Telah disetujui oleh:

Pembimbing I

Drs. Paulus Wahana, M.Hum. Tanggal 9 Mei 2022

Pembimbing II

Maria Melani Ika S., SPd., M.Pd. Tanggal, 9 Mei 2022

ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

SKRIPSI

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN PPKn


UNTUK MENINGKATKAN KARAKTER TANGGUNG JAWAB
MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN ROLE PLAYING
KELAS V SDN POJOK 3 TAHUN AJARAN 2021/2022

Dipersiapkan dan ditulis oleh:


Chatarina Ardy Pratiwi
NIM: 181134071

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji


pada tanggal 10 Juni 2022
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji

Nama Lengkap Tanda Tangan


Ketua Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd. ........................
Sekretaris Dr. Rusmawan, S.Pd., M.Pd. ........................
Anggota Drs. Paulus Wahana, M.Hum. ........................
Anggota Maria Melani Ika Susanti, S.Pd., M.Pd. ........................
Anggota Andri Anugrahana, S.Pd., M.Pd. ........................
Yogyakarta, 10 Juni 2022
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma
Dekan,

Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D.

iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERSEMBAHAN

Karya ilmiah ini peneliti persembahkan kepada:

1. Tuhan Yesus yang senantiasa memberikan rahmat, penyertaan, dan perlindungan


selama penulis menyusun skripsi ini.
2. Orang tua tercinta, bapak Sukardi dan ibu Yulia Padmi Rahmani yang senantiasa
mendukung, mendoakan, serta menyemangati sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
3. Dosen pembimbing saya, bapak Drs. Paulus Wahana, M.Hum. dan ibu Maria
Melani Ika Susanti, S.Pd., M.Pd. yang senantiasa membimbing dan memotivasi
penulis pada saat menyusun skripsi.
4. Saudari Elisabeth Parwati Raharjo yang selalu menghibur, memberi dukungan, dan
mendengar keluh kesah pada saat menyusun skripsi.
5. Apta, Nisa, Aldy, Mumpuni, dan Rejak yang senantiasa mendukung, mendengar
keluh kesah, dan memberikan semangat kepada penulis.
6. Keluarga besar Teater Seriboe Djendela yang membantu dan mendukung penulis
dalam penyusunan skripsi.
7. Para dosen PGSD Universitas Sanata Dharma
8. Almamaterku Universitas Sanata Dharma

iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

MOTTO
“Saya dilahirkan dengan kebutuhan yang sangat besar akan kasih sayang
dan kebutuhan yang sangat besar untuk memberikannya”

-Audrey Hepburn-

v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 10 Juni 2022


Penulis

Chatarina Ardy Pratiwi

vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Chatarina Ardy Pratiwi
Nomor Induk Mahasiswa :181134071
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN PPKN UNTUK
MENINGKATKAN KARAKTER TANGGUNG JAWAB MENGGUNAKAN
METODE PEMBELAJARAN ROLE PLAYING KELAS V SDN POJOK 03
beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan
dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,
mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikannya di internet atau media
lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun
memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 10 Juni 2022
Yang menyatakan

Chatarina Ardy Pratiwi

vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN PPKN UNTUK


MENINGKATKAN KARAKTER TANGGUNG JAWAB MENGGUNAKAN
METODE PEMBELAJARAN ROLE PLAYING KELAS V SDN POJOK 03
TAHUN AJARAN 2021/2022

Chatarina Ardy Pratiwi


Universitas Sanata Dharma
2022
Penelitian ini didasari oleh kebutuhan guru terhadap perangkat pembelajaran
PPKn dengam metode pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk mempunyai
karakter tanggung jawab. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui prosedur dan
kualitas perangkat pembelajaran PPKn untuk meningkatkan karakter tanggung jawab
menggunakan metode Role Playing kelas V SDN Pojok 03.
Penelitian ini menggunakan metode Research and Development (R&D) dan
metode pengembangan yang digunakan adalah tipe ADDIE yang terdiri dari lima
tahap, antara lain tahap analisis, perancangan, pengembangan, implementasi, dan
evaluasi. Subjek dari penelitian ini adalah guru kelas V SD Negeri Pojok 03. Objek
penelitian ini adalah pengembangan produk perangkat pembelajaran berupa RPP,
bahan ajar, media pembelajaran, LKPD, dan instrumen penilaian. Teknik pengumpulan
data dilakukan dengan wawancara dan kuesioner. Teknik analisis data menggunakan
teknik analisis kualitatif dan kuantitatif.
Hasil validasi produk perangkat pembelajaran dari ahli materi PPKn peneliti
mendapatkan rata-rata 3,80 dengan kategori “sangat baik”, hasil validasi dari ahli
metode pembelajaran peneliti mendapatkan rata-rata skor 3,97 dengan kategori “sangat
baik”, hasil validasi dari guru kelas pertama peneliti mendapatkan rata-rata skor 3,98
dengan kategori “sangat baik”, hasil validasi daru guru kelas kedua peneliti
mendapatkan rata-rata skor 3,98 dengan kategori “sangat baik”.

Kata Kunci: penelitian dan pengembangan, perangkat pembelajaran, PPKn, karakter


tanggung jawab

viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT

DEVELOPMENT OF CIVICS LEARNING INSTRUMENT TO IMPROVE THE


CHARACTER OF RESPONSIBILITY USING ROLE PLAYING LEARNING
METHODS FOR 5TH GRADE IN SDN POJOK 03 FOR THE 2021/2022
SCHOOL YEAR
Chatarina Ardy Pratiwi
Sanata Dharma University
2022
This research is based on the teacher's need for Civics learning instrument with
learning methods that urge students to be more responsible. The purpose of this study
is to know the procedures and quality of Civics learning instrument to improve the
character of responsibility using the Role Playing method for 5th grade of SDN Pojok
03.
This study uses the Research and Development (R&D) method and the
development method used is the ADDIE type which consists of five stages, including
the analysis, design, development, implementation, and evaluation stages. The subject
of this research is the 5th grade teacher of SD Negeri Pojok 03. The object of this
research is the development of learning instrument products in the form of lesson plans,
teaching materials, learning media, LKPD, and assessment instruments. Data
collection techniques were carried out by interviews and questionnaires. The data
analysis technique used qualitative and quantitative.
The results of the product validation of learning instrument from the Civics
material experts, researchers get an average of 3.80 with the "very good" category, the
validation results from the researchers' learning methods experts get an average score
of 3.97 with the "very good" category, the validation results from the 1st teacher is that
the researchers got an average score of 3.98 with the "very good" category, the
validation results from the 2nd teacher is that the researchers got an average score of
3.98 with the "very good" category.
Keywords: research and development, learning instrument, Civics, character of
responsibility.

ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karunia dan berkat-Nya
penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENGEMBANGAN
PERANGKAT PEMBELAJARAN PPKN UNTUK MENINGKATKAN
KARAKTER TANGGUNG JAWAB MENGGUNAKAN METODE
PEMBELAJARAN ROLE PLAYING UNTUK KELAS V SDN POJOK 03”
dengan lancar dan tepat tepat waktu. Skripsi ini menjadi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana Pendidikan Program Studi S-1 PGSD Universitas Sanata
Dharma.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik dan lancar
berkat bantuan, bimbingan, dukungan dari banyak pihak. Oleh karena itu,
perkenankanlah peneliti untuk menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang selalu senantiasa membimbing dan
memberikan kelancaran selama proses penelitian dan penyusunan skripsi ini.
2. Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
3. Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
4. Dr. Rusmawan, M.Pd. selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
5. Drs. Paulus Wahana, M.Hum. selaku Dosen Pembimbing 1 yang senantisa
membimbing dan memotivasi penulis pada saat menyusun skripsi.
6. Maria Melani Ika Susanti, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing 2 yang
senantisa membimbing dan memotivasi penulis pada saat menyusun skripsi.
7. Guru kelas V SD Negeri Pojok 03 yang telah membantu peneliti.
8. Para validator yang sudah membantu peneliti dalam memvalidasi produk.

x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

9. Bapak Hermoyo dan ibu Tri sebagai petugas Sekretariat PGSD Universitas Sanata
Dharma dengan sangat baik, ramah, dan humanis.
10. Orang tua tercinta, Bapak Sukardi dan Ibu Yulia Padmi Rahmani yang senantiasa
mendukung, mendoakan, serta menyemangati sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
11. Saudari Elisabeth Parwati Raharjo yang selalu menghibur, memberi dukungan,
dan mendengar keluh kesah pada saat menyusun skripsi.
12. Apta, Nisa, Aldy, Mumpuni, dan Rejak yang senantiasa mendukung, mendengar
keluh kesah, dan memberikan semangat kepada penulis.
13. Keluarga besar Teater Seriboe Djendela yang membantu dan mendukung penulis
dalam penyusunan skripsi.
14. Semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung
dalam penyelesaian skripsi ini.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menginspirasi bagi penelitian


selanjutnya. Peneliti mohon maaf apabila dalam penyusunan terdapat beberapa
kesalahan baik dari sistematika penyajian, isi, dan sebagainya.

Yogyakarta, 10 Juni 2022


Penulis

Chatarina Ardy Pratiwi

xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... .iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ...................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ......................................................... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ............................................. vii
ABSTRAK ..................................................................................................... viii
ABSTRACT ..................................................................................................... .ix
KATA PENGANTAR ..................................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................................. xii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ............................................................................ 6
C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 7
D. Manfaat Penelitian .............................................................................. 7
E. Definisi Operasional............................................................................ 8
F. Spesifikasi Produk............................................................................... 9
BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................ 13
A. Kajian Pustaka................................................................................... 13
1. Teori-teori yang Mendukung ..................................................... 13
a. Pengertian Kurikulum 2013 ................................................ 13
b. Keterampilan Abad 21 (4C) ................................................ 15

xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

c. Perangkat Pembelajaran ...................................................... 17


d. Penguatan Pendidikan Karakter .......................................... 22
e. Nilai Tanggung Jawab ........................................................ 28
f. Pembelajaran PPKn di SD .................................................. 30
g. Metode Bermain Peran (Role Playing) ............................... 35
B. Penelitian yang Relevan .................................................................... 40
C. Kerangka Berpikir ............................................................................. 43
D. Pertanyaan Penelitian ........................................................................ 44
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 45
A. Jenis Penelitian .................................................................................. 45
B. Setting Penelitian .............................................................................. 46
C. Prosedur Pengembangan ................................................................... 47
D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 48
E. Instrumen Penelitian.......................................................................... 50
F. Teknik Analisis Data ......................................................................... 58
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 61
A. Hasil Penelitian Pengembangan ........................................................ 61
1. Analisis (Analyze)...................................................................... 61
2. Perancangan (Design) ................................................................ 63
3. Pengembangan (Development) .................................................. 66
4. Implementasi (Implementation) ................................................. 70
5. Evaluasi (Evaluation) ................................................................. 72
B. Pembahasan dan Hasil Penelitian...................................................... 73
BAB V PENUTUP ......................................................................................... 78
A. Kesimpulan ....................................................................................... 78
B. Keterbatasan Penelitian ..................................................................... 79
C. Saran Penelitian................................................................................. 79
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 81
LAMPIRAN ................................................................................................... 84

xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Nilai dan Deskripsi Nilai Karakter ............................................. 24


Tabel 2.2 Contoh kewajiban peserta didik di sekolah dan hak ................. 33
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Pertanyaan..................................................................... 50
Tabel 3.2 Pedoman Wawancara ................................................................... 51
Tabel 3.3 Instrumen validasi komponen RPP............................................. 52
Tabel 3.4 Instrumen validasi komponen Bahan Ajar ................................ 55
Tabel 3.5 Instrumen validasi komponen media pembelajaran ................. 56
Tabel 3.6 Instrumen validasi komponen LKPD ......................................... 57
Tabel 3.7 Instrumen validasi komponen penilaian..................................... 58
Tabel 3.8 Klasifikasi Penilaian Skala Empat .............................................. 59
Tabel 4.1 Hasil Validasi Ahli Materi PPKn ................................................ 67
Tabel 4.2 Hasil Validasi Ahli Perangkat Pembelajaran ............................ 68
Tabel 4.3 Hasil Validasi Guru 1 ................................................................... 68
Tabel 4.4 Hasil Validasi Guru 2 ................................................................... 69
Tabel 4.5 Komentar dan Revisi Produk ...................................................... 70

xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Literature Map penelitian relevan ........................................... 42


Gambar 3.1 langkah-langkah Model ADDIE ............................................. 46

xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian................................................................................. 85


Lampiran 2 Surat Izin Permohonan Validasi Produk ................................................. 86
Lampiran 3 Surat Izin Uji Coba Terbatas ................................................................... 90
Lampiran 4 Hasil Validasi Produk oleh Ahli Materi .................................................. 91
Lampiran 5 Hasil Validasi Produk oleh Ahli Perangkat Pembelajaran .................... 116
Lampiran 6 Pedoman Wawancara ............................................................................ 142
Lampiran 7 Hasil Wawancara ................................................................................... 143
Lampiran 8 Uji Coba Terbatas .................................................................................. 146
Lampiran 9 Uji Cek Plagiarisme ............................................................................... 148
BIODATA PENULIS ............................................................................................... 149

xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Perkembangan zaman pada saat ini menuntut semua lini kehidupan harus
berkembang secara signifikan terlebih pada bidang pendidikan. Maka dari itu pola
pikir harus diubah menjadi pola pikir yang modern. Pembelajaran pada abad 21
harus mengembangkan 4 kemampuan yaitu 4C, yakni communication skill
(kemampuan berkomunikasi), collaboration skill (kemampuan bekerja sama),
critical thinking and problem solving skill atau kemampuan berpikir kritis dan
kemampuan memecahkan masalah, creativity and innovation skill atau
kemampuan berkreativitas.
Kurikulum berfungsi sebagai pedoman untuk melaksanakan kegiatan di
setiap lembaga pendidikan. Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang digunakan di
indonesia saat ini. Prinsip paling utama kurikulum 2013 ialah penekanan
kepiawaian guru dalam penerapan pembelajaran secara otentik, bermakna, dan
menantang bagi peserta didik, sehingga potensi peserta didik dapat berkembang
seperti yang diharapkan. Fadillah (2014: 16) menjelaskan bahwasanya kurikulum
yang dipakai sebelumnya ialah Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang
dicetuskan tahun 2004 selanjutnya Kurikulum Berbasis Kompetensi (KTSP) di
tahun 2006, setelah itu dikembangan menjadi Kurikulum 2013. Penggunaan
keterampilan abad 21, meliputi critical thinking, creative thinking, collaborative,
dan communicative ditekankan pada penggunaan kurikulum 2013.
Dalam UU. RI No. 20 Tahun 2003, mengenai Sistem Pendidikan Nasional
menyebutkan bahwasanya tujuan dari Pendidikan Nasional yakni
mengembangkan kemapuan peserta didik menjadi seorang yang beriman dan taat
kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Pada upaya mewujudkan tujuan Pendidikan Nasional guru harus mampu


mengembangkan nilai moral kepada diri peserta didik sebagai generasi emas,
untuk mewujudkan tujuan yang sejalan dengan tujuan pendidikan nasional dan
berjiwa Pancasila. Pendidikan ialah upaya dalam meningkatkan kualitas manusia.
Sebagai usaha yang mempunyai tujuan, pada prosesnya berada di suatu proses
yang sistematis dalam berbagai lembaga sekolah. Sekolah dasar merupakan
jenjang pendidikan dasar yang paling penting bagi peserta didik.
Tingkat pendidikan sekolah dasar adalah waktu yang paling tepat untuk
mengembangkan pendidikan karakter. Keluarga merupakan tempat paling awal
untuk menanamkan karakter pada anak, selanjutnya dengan sekolah, dikarenakan
karakter peserta didik sangat dipengaruhi oleh lingkungan sekitar tempat tinggal.
Pendidikan karakter bertujuan untuk memajukan mutu pendidikan yang menuju
pada tercapainya pembentukan karakter peserta didik secara menyeluruh dan
seimbang. Dengan demikian peserta didik diharapkan mampu untuk
mengembangkan pengetahuannya untuk mempelajari nilai-nilai moral dan
karakter dalam kehidupannya. Pendidikan karakter harus dilaksanakan sedini
mungkin di sekolah, melihat banyaknya perilaku non-edukatif yang marak terjadi
di lembaga pendidikan. Perilaku tersebut antara lain; korupsi, pelecehan seksual,
kekerasan, dan kesewenangan-wenangan di lingkungan sekolah (Koesoema, 2010:
115). Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) adalah poin ke delapan dari amanat
Nawa Cita yang dicanangkan presiden mengenai pengadaan revolusi karakter .
generasi sekarang adalah generasi calon pemimpin masa depan sehingga PPK ini
sangat penting. Pendidikan karakter saat ini kurang layak jika menggunakan
metode tradisional karena peserta didik tidak memiliki kebutuhan yang setara,
belajar dengan waktu dan metode yang sama dalam ruang kelas, dengan guru yang
mendominasi dan materi yang ketat. Cara seperti itu dirasa kurang mampu untuk
ketercapaian tujuan pendidikan dikarenakan pengalaman kepada peserta didik
yang diperoleh dalam kehidupannya atau pembelajaran kontekstual tidak
diberikan. Pengalaman peserta didik di rumah sangat dibutuhkan oleh peserta didik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

untuk dilakukan juga di sekolah. Terdapat sembilan pilar dasar pada pendidikan
karakter di Indonesia dan menjadi tujuan dari pendidikan karakter. Sembilan
karater dasar tersebut, diantaranya: (1) tanggung jawab, disiplin, dan mandiri; (2)
cinta kepada Tuhan dan semesta beserta isinya; (3) jujur; (4) kasih sayang, peduli,
dan kerja sama; (5) hormat dan santun; (6) kreatif, percaya diri, pantang menyerah,
dan kerja keras; (7) kepemimpinan dan keadilan; (8) toleransi, cinta damai, dan
persatuan; (9) baik dan rendah hati.
Seluruh satuan pendidikan di berbagai jenjang di negara Indonesia harus
menyadari tujuan pendidikan nasional. Warga Indonesia harus sadar akan tujuan
pendidikan nasional karena memuat nilai kemanusiaan. Berdasarkan hal itu, tujuan
dasar yang utama untuk upaya menanamkan nilai kebudayaaan dan karakter
bangsa ada dalam tujuan pendidikan nasional. Pada upaya memperkuat fungsi dan
tujuan pendidikan nasional bagi anak sekolah dasar dibutuhkan pembelajaran yang
mengandung nilai pendidikan karakter salah satunya Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan (PPKn). Karena Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
(PPKn) merupakan hal penting dari sistem pendidikan nasional maka PPKn
mendapatkan atensi oleh pemerintah. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
(PPKn) hakekatnya bertujuan untuk mengembangkan sikap atau afektif peserta
didik, sehingga dalam sistem negara yang demokratis menjadi sangat bermanfaat.
Usaha yang diperlukan adalah civic knowledge (pengetahuan kewarganegaraan),
civic skills (keterampilan kewarganegaraan), dan civic virtues (kemampuan
menempatkan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi), serta diharapkan
dapat mengembangkan tindakan civic reality (kemampuan bermasyarakat), maka
fungsi pendidikan karakter juga terdapat di Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan (PPKn).
Menurut Kemendikbud, inovasi pendidikan dapat ditanamkan dengan
mengembangkan perangkat pembelajaran. Maka dari itu diperlukan adanya
perencanaan pembelajaran untuk mengelola proses belajar mengajar. Majid
(2009:18) mengatakan bahwa penyusunan perangkat pembelajaran adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

prosedur pengetahuan, sistem, kenyataan, dan teknologi pembelajaran supaya


proses pembelajaran terlaksana dengan efisien. Perangkat pembelajaran meliputi
Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), bahan ajar, media pembelajaran,
lembar kerja peserta didik (LKPD), dan instrumen penilaian. Perangkat
pembelajaran disusun dengan tujuan mengembangkan dan meningkatkan
kreativitas, kompetensi, kerjasama, kemandirian, kerja sama, leadership, empatik,
toleransi, dan ketrampilan peserta didik dalam usaha menanamkan karakter dan
karakter bangsa (Majid, 2009:21). Sejalan dengan pendapat Puskur (2004:13)
menyebutkan bahwasanya proses belajar mengarah pada pengoptimalan
kemampuan peserta didik untuk mendalami kompetensi serta meningkatkan
potensi dalam mengerti, memahami, bertindak, dan mengekspresikan diri.
Kegiatan belajar mengajar yang menarik dan menyenangkan menjadi salah
satu upaya keberhasilan pembelajaran. Jika penggunaan metode dari guru menarik
dan tidak monoton, maka materi akan dengan lebih mudah dipahami oleh peserta
didik. Supaya pembelajaran PPKn tidak monoton maka guru dapat menggunakan
berbagai metode pembelajaran. Tujuan dari penggunaan metode pembelajaran
yang bervariasi dapat mempermudah dan memperjelas penyampaian materi dan
dapat mengarahkan peserta didik agar lebih fokus pada pembelajaran. Dengan
metode ceramah dan hanya berpedoman pada buku LKS akan membuat peserta
didik merasa jenuh dan kurangnya peran aktif peserta didik pada kegiatan belajar,
shal itu membuat kurangnya kemampuan membangkitkan karakter tanggung
jawab dalam pembelajaran PPKn. Guru dituntut untuk mampu mengembangkan
perangkat dengan sempurna dan terintegrasi dengan nilai utama Penguatan
Pendidikan Karakter (PPK), supaya dapat dengan aktif peserta didik menampah
kemampuannya, melakukan proses penghayatan, dan memahami poin-poin dalam
kehidupan mereka didalam hidup bermasyarakat. Dengan harapan karakter
tersebut dapat menyempurnakan kehidupan bermasyarakat yang lebih baik dan
mempunyai martabat di kemudian hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Berdasarkan permasalahan tersebut, metode bermain peran (Role Playing)


adalah salah satu metode yang tepat. Metode bermain peran (Role Playing)
mengajak peserta didik untuk memahami materi dengan cara memainkan sebuah
drama atau cerita sesuai dengan karakter yang dibawakan, sehingga peserta didik
dapat memahami permasalahan dengan lebih mendalam dan dapat memecahkan
masalah dari kejadian nyata yang peserta didik lakukan dalam cerita tersebut.
Menurut Mulyasa (2013: 113) bermain peran (Role Playing) mengarahkan peserta
didik pada pemecahan masalah-masalah nyata di kehidupan manusia melalui
dramatisasi dan berdiskusi, sehingga peserta didik dapat menganalisis sikap, rasa,
dan penyelesaian masalah. Metode pembelajaran ini mengarah pada keterampilan
abad 21 yaitu keterampilan berkomunikasi, kolaborasi, berpikir kritis, dan
kreativitas. Sesuai judul yang mengarah kepada karakter tanggung jawab, peserta
didik diharapkan mampu memahami dan pada akhirnya bisa
mengimplementasikan hasil dari pembelajaran metode tersebut. Dikarenakan
adanya pengalaman yang pernah peserta didik temui adalah konteks untuk belajar
berinteraksi, bekerja sama, berpikir kritis, serta berkreativitas.
Pada kenyataannya, pada saat peneliti mewawancarai guru kelas V SDN
Pojok 03 untuk keperluan analisis kebutuhan pada tanggal 30 Oktober 2021, guru
menjelaskan bahwa guru sulit untuk menyusun perangkat pembelajaran inovatif
pada muatan PPKn materi hak, kewajiban, dan tanggung jawab. Guru lebih
cenderung menggunakan metode ceramah pada muatan pelajaran PPKn sehingga
peserta didik sering kali merasa bosan dan pada saat pembelajaran berlangsung
peserta didik tidak memberikan respon yang baik pada saat mengikuti
pembelajaran dan juga kurang aktif dalam proses pembelajaran dan hanya sekedar
mendengarkan. Guru belum sepenuhnya menerapkan pada peserta didik untuk
berpikir kritis dan kreatif dalam pemecahan masalah, dikarenakan peserta didik
hanya diberikan tugas dan pembelajaran hanya terpaku pada buku. Guru juga
belum menggunakan media dalam pembelajaran terlebih pada pembelajaran PPKn
sehingga pemahaman materi peserta didik belum maksimal. Pada pendidikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

karakt er peserta didik juga belum tampak, terutama sikap tanggung jawab. Hal ini
dapat dilihat dari sikap tanggung jawab peserta didik di sekolah terutama dalam
tanggung jawab belajar dan tanggung jawab menjaga kebersihan sekolah.
Berdasarkan hasil analisis kebutuhan, peneliti menemukan bahwa
pembelajaran PPKn di SD Negeri Pojok 03 belum berjalan dengan baik bila dilihat
dari pemahaman dan penilaian belajar peserta didik dan pada pengembangan
pendidikan karakter peserta didik terlebih pada peningkatan karakter tanggung
jawab masih belum terlihat pada perangkat pembelajaran yang guru susun. Oleh
sebab itu diperlukan pengintegrasian pendidikan karakter pada muatan PPKn
dalam upaya penanaman karakter peserta didik. Dilihat wawancara analisis
kebutuhan yang telah terlaksana, peneliti akan mengembangkan perangkat
pembelajaran PPKn untuk meningkatkan karakter tanggung jawab pada materi
tema 6 subtema 1 dengan metode Role Playing mengenai hak, kewajiban, dan
tanggung jawab untuk kelas V SDN Pojok 03. Dengan pengembangan perangkat
pembelajaran ini akan menjadi referensi bagi guru dalam mengembangkan
perencanaan pembelajaran sehingga dengan mudah peserta didik dalam menerima
materi dan tidak mudah jenuh.
B. Perumusan Masalah
Berdasar pada latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana prosedur pengembangan produk perangkat pembelajaran PPKn
untuk meningkatkan karakter tanggung jawab menggunakan metode bermain
peran (Role Playing) untuk kelas V SDN Pojok 03?
2. Bagaimana kualitas produk perangkat pembelajaran PPKn untuk
meningkatkan karakter tanggung jawab menggunakan metode bermain peran
(Role Playing) untuk kelas V SDN Pojok 03?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan dari penelitian ini adalah
untuk:
1. Mendeskripsikan prosedur pengembangan perangkat pembelajaran PPKn
untuk meningkatkan karakter tanggung jawab menggunakan metode bermain
peran (Role Playing) untuk kelas V SDN Pojok 03.
2. Mendeskripsikan kualitas perangkat pembelajaran PPKn untuk meningkatkan
karakter tanggung jawab menggunakan metode bermain peran (Role Playing)
untuk kelas V SDN Pojok 03.
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, adapun manfaat penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Meberikan suatu pengalaman dan pengetahuan mengenai pengembangan
perangkat pembelajaran PPKn dalam usaha meningkatkan karakter tanggung
jawab menggunakan metode pembelajaran bermain peran (Role Playing)
untuk kelas V SDN Pojok 03.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi peneliti
Peneliti bisa meningkatkan keterampilan dan mendapatkan keahlian
untuk merancang perangkat pembelajaran yang berkualitas.
b. Bagi guru

Produk perangkat pembelajaran ini dapat menjadi referensi atau pedoman


dalam menerapkan perangkat pembelajaran.
c. Bagi peserta didik
Peserta didik memperoleh pengetahuan dalam kegiatan belajar dengan
pembelajaran inovatif yang mengacu pada kurikulum 2013. Serta mampu
memahami materi dan mengembangkan sikap tanggung jawab.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

d. Bagi sekolah
Perangkat pembelajaran ini dapat menjadi referensi baru bagi sekolah
untuk merancang perangkat pembelajaran inovatif.
E. Definisi Operasional
Agar lebih fokus maka peneliti membatasi penelitian ini pada beberapa
istilah sebagai berikut:
1. Perangkat pembelajaran merupakan suatu rencana pembelajaran sistematis
yang dirancang oleh guru. Perangkat pembelajaran bermanfaat sebagai
pedoman pada proses belajar mengajar secara interaktif, inspiratif, dan
memotivasi peserta didik untuk berperan aktif. Komponen Perangkat
pembelajaran RPP, bahan ajar, media pembelajaran, LKPD, dan instrumen
penilaian.
2. Keterampilan abad-21 yaitu penguasaan belajar yang peserta didik wajib
kuasai yakni bepikir analitis, memecahkan suatu masalah, berkerja sama,
menganalisis informasi dari mana saja, serta berkolaborasi.
3. PPKn adalah suatu pembelajaran wajib yang mengarah penanaman karakter,
moral dan nilai peserta didik di sekolah. Mata pelajaran PPKn di proses
belajarnya bersifat fundamental, dikarenakan materi yang diajarkan terdapat
bermacam aspek penguatan karakter. maka dari itu pendidikan penguatan
karakter sangat sesuai jika dikembangakan melalui mata pelajaran PPKn.
4. Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) ialah suatu usaha dalam peningkatan
dan penguatan karakter peserta ddik di sekolah.
5. Pendidikan karakter merupakan suatu pengajaran untuk meningkatkan sikap
peserta didik melalui penekanan nilai-nilai kemanusiaan yang berkarakter.
6. Karakter merupakan suatu akhlak, tindakan atau sifat yang menetap dalam
diri seseorang dan menjadi ciri khas. Karakter manusia diliputi oleh tiga
aspek yaitu rasa moral, pengetahuan moral, dan tindakan moral, sehingga
harus dipupuk sedini mungkin supaya peserta didik dapat mengerti perbuatan
yang benar dan tidak benar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7. Tanggung jawab adalah sikap atau perilaku untuk melaksanakan tugas yang
seharusnya dilakukan atau kewajibannya terhadap diri sendiri, masyarakat,
lingkungan alam, lingkungan sosial, lingkungan budaya, negara, dan Tuhan
Yang Maha Esa.
8. Metode role playing adalah suatu metode pembelajaran yang mengajak
peserta didik untuk mendalami peran suatu tokoh dalam materi pembelajaran
yang dituangkan dalam suatu cerita.
F. Spesifikasi Produk
Dalam penelitian pengembangan ini, produk yang dikembangkan berpedoman
pada spesifikasi berikut:
1. Komponen perangkat pembelajaran disusun untuk pembelajaran secara tatap
muka yang meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), bahan ajar,
media pembelajaran, lembar kerja peserta didik (LKPD), dan penilaian.
2. Menggunaan Bahasa Indonesia secara tepat dan benar
Dalam penyusunan produk peneliti berpedoman pada Panduan Umum Bahasa
Indonesia (PUEBI) mulai dari kata penghubung, aturan penulisan, penulisan
nama, huruf kapital dan tanda baca.
3. Cover
Cover pada perangkat pembelajaran tercantum judul produk yakni“Perangkat
Pembelajaran PPKn Materi Hak, Kewajiban, dan Tanggung Jawab kelas V
Sekolah Dasar”, nama penyusun, logo universitas, program studi atau jurusan
ilmu pendidikan, nama fakultas, nama universitas, serta alamat universitas..
biodata singkat penulis berada di cover belakang.
4. Ukuran kertas
Produk dicetak dengan kertas ukuran A4 dan berat 70 gram. Sampul dicetak
dengan kertas ivory 230 supapay lebih kuat dan tidak rusak.
5. Format penulisan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

Pada bagian cover dan isi perangkat pembelajaran menggunakan jenis font
“Times New Roman”. Spasi menggunakan ukuran 1,5. Pada cover
menggunakan ukuran 14, dan pada bagian isi 12.
6. Kata pengantar
Pada bagian kata pengantar memuat ucapan terima kasih kepada pihak yang
mendukung penelitian dan ucapan syukur kepada Tuhan, ringkasan
penjelasan produk dan harapan dari penelitian yang dilakukan.
7. Daftar isi
Daftar isi memuat nomor halaman dari garis besar isi buku.
8. Perangkat pembelajaran dirancang lengkap dengan (1) kelengkapan identitas,
(2) tujuan dan indikator pembelajaran, (3) KI (kompetensi Inti), (4)
Kompetensi dasar dan indikator, (5) materi pembelajaran, (6) pendekatan,
metode (7) langkah-langkah pembelajaran, (8) media, alat, dan sumber
belajar, (9) penilaian, (10) lampiran yang berisi literasi, materi pembelajaran,
media pembelajaran, Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), soal evaluasi,
Instrumen penilaian, lembar penilaian, rubrik penilaian, pedoman penilaian,
lembar refleksi. Peneliti menyusun perangkat pembelajaran dengan satu
pembelajaran .
9. Metode yang akan digunakan adalah metode role playing yakni cara belajar
dengan mendalami peran dari kehidupan nyata ke dalam pementasan. Peserta
didik dapat merefleksikan peran dan menemukan inti masalah dari cerita yang
diperankan. Metode role playing mengajak peserta didik masuk dalam suatu
masalah berkaitan dengan manusia. Bermain peran dapat mengajarkan
peserta didik untuk mengekspresikan perasaan mereka dan mendorong
peserta didik memiliki kesadaran melalui keterlibatannya pada situasi
permasalahan kehidupan nyata.
10. Pendekatan saintifik merupakan langkah pembelajaran yang disusun dengan
tujuan supaya dapat menyusun konsep dan prinsip dengan cara
mengidentifikasi, merumuskan masalah, menentukan hipotesis,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

menggabungkan data dari berbagai teknik analisis, membuat kesimpulan, dan


menghasilkan konsep.
11. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disusun berpedoman pada
pemberian pengalaman langsung bagi peserta didik, pemilihan muatan
pelajaran, penyajian konsep yang terintegrasi, serta berprinsip belajar sambil
bermain dan menghadirkan pembelajaran yang menyenangkan bagi peserta
didik.
Komponen RPP yang dikembangakan meliputi:
a. Identitas RPP meliputi tema, muatan pelajaran, kelas, semester,
hari/tanggal, identitas sekolah, dan jumlah pertemuan.
b. Kompetensi inti
c. Kompetensi dasar dan indikator
d. Tujuan pembelajaran
e. Metode pembelajaran yang dapat memfasilitasi pengembangan karakter
peserta didik yaitu bermain peran (Role Playing)
f. Langkah-langkah pembelajaran, meliputi kegiatan pembuka, kegiatan
inti, dan kegiatan penutup.
g. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
h. Penilaian hasil belajar peserta didik
i. Sumber belajar
12. High Order Thinking Skill (HOTS) harus diterapkan pada perangkat
pembelajaran. Indikator harus menggunakan kata kerja operasional
berdasarkan Taksonomi Bloom yakni C4, C5, C6, C4. Sehingga kegiatan
dapat membuat peserta didik menjadi
13. Produk yang disusun mengacu pada keterampilan dasar abad-21 yakni 4C
yang menuntut seseorang untuk dapat lebih berpikir kritis, kreatif, memiliki
kemampuan berkomunikasi, dan memiliki kemampuan untuk bekerja sama.
14. Menggunakan penilaian orisinal atau asli meliputi nilai sikap spiritual dan
sosial, nilai pengetahuan, dan nilai keterampilan. Penilaian dilengkapi dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

instrumen penilaian yang memuat kunci jawaban dari soal tertulis, daftar cek
atau pedoman observasi bagi penilaian dengan teknik observasi, dan cara
penilaian.
15. Ketepatan dalam penggunaan Bahasa Indonesia dalam rancangan perangkat
pembelajaran. Penyusunan harus berpedoman pada PUEBI yang meliputi
penulisan nama orang atau tempat, penulisan huruf kapital, tanda baca, dan
kata penghubung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka
1. Teori-teori Pendukung Penelitian
a. Pengertian Kurikulum 2013
Arifin (2011: 1) menjelaskan bahwa kurikulum 2013 adalah
sebuah alat untuk mengukur ketercapaian tujuan pendidikan dan
pedoman melaksanakan pendidikan. Nurmadiah (2018: 44)
mengungkapkan bahwa kurikulum adalah kumpulan kegiatan atau
pengalaman pembelajaran yang disediakan oleh sekolah untuk mencapai
tujuan pendidikan. Berdasar pada pendapat ahli, ditarik kesimpulan
bahwasanya kurikulum adalah alat pengukur pembelajaran yang
terprogram yang diterapkan sebagai pedoman kegiatan pembelajaran di
sekolah.
Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang dioleh lembaga
pendidikan di Indonesia. Kurikulum yang sebelumnya dipakai adalah
Kurikulum Berbasis Kompetensi (2004) dan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (2006) dan kurikulum 2013 adalah hasil perbaikan dari
kurikulum tersebut, yang diterapkan guna mengasah soft skill dan hard
skill meliputi, pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
1) Karakteristik Dasar Kurikulum 2013
Karakteristik dari Kurikulum 2013 yang membedakan dari
kurikulum sebelumnya. Karakteristik dasar kurikulum 2013 adalah
antara lain seperti berikut:
a) Penilaian yang digunakan ialah penilaian otentik. Sani (2014:22)
mengatakan penilaian autentik ini adalah penilaian untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

mengembangkan kemampuan serta kompetensi peserta didik


untuk menghadapi kendala pada kondisi di kehidupannya.
b) Pendekatan di kurikulum 2013 adalah pendekatan saintifik.
Fadhilah (2014: 175) berpendapat pendekatan saintifik
dilaksanakan melalui proses ilmiah. Peserta didik memperoleh
pembelajaran dari pengalamannya sendiri, maka dari itu peserta
didik memahami secara langsung bagaimana cara memperoleh
ilmu. Pendekatan ini dilakukan secara pengamatan (observing),
bertanya (questioning), percobaan (experimenting), penalaran
(associating), dan komunikasi (communicating). Lima langkah
di atas diterapkan di kegiatan inti.
c) Pembelajaran terpadu diterapkan pada kurikulum 2013.
Daryanto (2014: 79) menyebutkan bahwasanya pembelajaran
terpadu adalah metode untuk mendorong peserta didik secara
individu ataupu berkelompok dapat mencari, mendalami, dan
menemukan prinsip dan konsep pengetahuan secara autentik,
holistik dan bermakna. Pembelajaran terpadu yang diterapkan di
kurikulum 2013 mengacu pada pembelajaran yang melibatkan
mata pembelajaran untuk memahami konsep dengan suatu hal
yang pernah dialami dan terintegrasi dengan konsep lainnya
yang dipahami.
d) Mengembangkan berpikir tingkat tinggi. Yani (2014: 73)
menyatakan bahwasanya kurikulum 2013 menerapkan berpikir
tingkat tinggi menurut Taksonomi Bloom yaitu C4
(menganalisis), C5 (mengevaluasi), dan C6
(menciptakan/merancang). Kurikulum 2013 berhasil dilakukan
jika peserta didik mempunyai kemampuan
menalar/menganalisis, mengevaluasi, serta mencipta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

e) Kurikukulum 2013 mendorong pembentukan karakter setiap


peserta didik. Sejalan dengan pendapat Mulyasa (2013: 129)
pada proses penanaman karakter peserta didik diperlukan keikut
sertaan peserta didik dengan aktif. Dengan terlibatnya peserta
didik dapat bermanfaat bagi penaman karakter secara optimal.
Mulyasa (2014: 103) juga menjelaskan bahwasanya menbentuk
sikap spiritual dan sosial adalah sesuatu paling penting pada
penerapan Kurikulum 2013. Sikap spiritual dan sosial adalah hal
utama dalam kompetensi inti (KI-1 dan KI-2) yang wajib
dilaksanakan peserta didik.

b. Keterampilan Abad 21 (4C)


Menurut Redhana (2019) keterampilan abad 21 ialah kemampuan
yang setiap individu wajib menguasainya supaya bisa menghadapi
tantangan, permasalahan kehidupan, dan karir pada abad 21. Partnership
for 21st Century Skills (dalam Dewi 2015) menyebutkan bahwasanya
keterampilan abad 21 terbentuk dari pengetahuan solid mengenai content
knowledge dan kemudian ditunjang dengan bermacam-macam keahlian,
literasi, dan setiap keterampilan yang dimiliki setiap individu dalam
usaha keberhasilannya baik secara profesional atau personal.
Keterampilan abad 21 terbangun dari suatu asumsi bahwa seseorang
manusia hidup di zaman yang sarat akan teknologi dan pola kerjasama
dan komunikasi yang yang baru. Fadel dalam Sani (2019, 53)
menegaskan bahwa keterampilan abad 21 membutuhkan yang inovatif,
antara lain: kemampuan berpikir kritis (critical thinking), kempuan
berkolaborasi (collaboration), kreativitas (creativity), serta kemampuan
berkomunikasi (communication) yang dikenal dengan istilah 4C.
Berdasar pada pendapat para ahli, peneliti menarik kesimpulan
bahwasanya keterampilan abad 21 ialah suatu keterampilan berpikir dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

belajar yang wajib peserta didik miliki guna memecahkan masalah,


mencari informasi, dan berkolaborasi dalam menyeselesaikan suatu
masalah.
Kecakapan pada bidang keterampilan inovasi dan belajar yang
diharpakan pada abad 21 menurut Hosnan (2014: 87) adalah sebagai
berikut:
1) Kemampuan berbicara (Communication Skill)
Peserta didik diharapkan mampu menelaah, menguasai, dan
menciptakan komunikasi yang efisien pada kondisi apapun di
berbagai bentuk baik lisan, tulisan, dan multimedia. Komunikasi
bertujuan untuk mengirim informasi atau pesan kepada penerima.
2) Kemampuan bekerja sama (Collaboration Skill)
Peserta didik mempunyai kemampuan untuk bekerja dalam
kelompok dan kepemimpinan, mampu beradaptasi dan bertanggung
jawab, bekerja produktif, dan memunyai rasa empati. Pembelajaran
kolaboratif mengajak peserta didik untuk mengekspresikan diri dan
menciptakan gagasannya berdasarkan refleksi. Oleh karena itu
peserta didik dapat berdiskusi untuk menyampaikan gagasannya
kepada teman kelas mereka, bertukar ide, dan ikut serta dengan pola
pikir tinggi seperti mengorganisasi, mengelola, menelaah, kritis,
meyelesaikan masalah, serta berinovasi.
3) Kemampuan berpikir kritis dan mengatasi masalah (Critical thinking
and problem-solving skill)
Berpikir kritis yakni suatu proses sistematis yang mengajak
peserta didik berlogika, menganalisis bukti, pendapat dan bahasa
yang menjadi dasar pikiran manusia (Johnson dalam Nurani, 2017).
Ennis (dalam Zubaidah, 2018) mengatakan berpikir kritis adalah pola
pikir reflektif masuk akal yang berpusat dalam menentukan sesuatu
yang akan dilakukan yang masuk akal yang berpusat untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

menentukan apa yang harus dilakukan. Dengan kemampuan ini


peserta didik diharapkan mampu menyelesaikan kesulitan dengan
masuk akal dan benar.
4) Kreativitas dan kemampuan berinovasi (Creativity and innovation
skill)
Greenstain (dalam Mahanal, 2014) menungkapkan bahwa
kreativitas ialah keahlian untuk berinovasi, menerapkan bentuk baru,
dan membuat sesuatu yang telah ada menjadi suatu hal yang baru.
Kemampuan peserta didik dalam menciptakan ide yang kreatif
sebaiknya dikembangkan dengan mengajak peserta didik untuk
memikirkan ide yang berbeda dari orang lain. Dari gagasan tersebut
peneliti menyimpulkan bahwasanya berpikir kreatif ialah sebuah
kemampuan menciptakan sesuatu bentuk, objek, dan cara berpikir
yang baru.

c. Perangkat Pembelajaran

Perangkat pembelajaran yaitu suatu perencanaan pada proses


pembelajaran. Kunandar (2014:6) menuliskan bahwasanya “semua
pengajar di satuan pendidikan memiliki kewajiban membuat perangkat
pembelajaran secara utuh dan sistematis supaya pembelajaran dapat
berjalan secara menginspirasi, menarik, menantang, interaktif, dan
pastinya menambah motivasi peserta didik.” Selain itu sependapat
Ibrahim dalam Tritanto (2014:96) perangkat pada kegiatan belajar
mengajar disebut dengan perangkat pembelajaran. Perangkat
pembelajaran sangat dibutuhkan dalam proses pembelajaran yang
meliputi: RPP, bahan ajar, media pembelajaran, LKPD, dan instrumen
penilaian. Menurut Hermawan, dkk (2019:9.1) perangkat pembelajaran
yaitu sistem yang di dalamnya memuat bermacam komponen yang
terhubung dengan komponen yang lain. Komponen tersebut meliputi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

materi, metode, tujuan, dan evaluasi. Dari empat komponen pembelajaran


tersebut , tujuan pembelajaran digunakan sebagai pedoman.
Menurut gagasan para ahli, ditarik kesimpulan bahwasanya
perangkat pembelajaran ialah serangkaian komponen yang kegunaannya
sebagai pendoman pada kegiatan belajar mengajar. Perangkat
pembelajaran tersebut sangat diperlukan dalam pengajaran kepada
peserta didik sebagai pedoman untuk menelaah materi yang diajarkan
oleh guru. Perangkat pembelajaran tersebut dapat berupa RPP, bahan ajar,
media pembelajaran, LKPD, instrumen penilaian. Menurut Majid (2014:
125) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rancangan yang
berisikan langkah suatu pembelajaran guna mencapai ketercapaian
kompetensi yang ditentukan. Mulyasa (2007: 216) mengungkapkan
bahwa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yaitu rencana
pembelajaran jangka pendek dalam merencanakan dan memperkirakan
aktivitas pembelajaran.
Dapat disimpulkan pengertian dari Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) adalah suatu rancangan kegiatan guru dan peserta
didik rencana yang dirangkai dalam upaya ketercapaian tujuan
pembelajaran kompetensi dasar yang ditentukan. Dalam proses
perancangan harus sesuai dengan keadaan dan situasi kelas. Berdasarkan
kondisi itu bisa disusun rangakaian aktivitas untuk proses kegiatan
pembelajaran kelas. Dalam pembuatan RPP wajib berpedoman pada
prinsip-prinsip dalam RPP, supaya RPP yang disusun dapat dikatakan
baik.
Prinsip-prinsip pengembangan RPP menurut Majid (2014: 125-
126) yaitu sebagai berikut:
1) Memotivasi peserta didik ikut secara aktif.
2) Disesuaikan dengan tujuan di Kurikulum 2013 yaitu menciptakan
peserta didik yang lebih mandiri dan rajin belajar. Rancangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

pembelajaran mengacu pada pengembangan motivasi, minat,


semangat, rasa ingin tahu, dan keterampilan peserta didik.
3) Meningkatkan kebiasaan baca dan tulis.
4) Kegiatan pembelajaran dalam rencana pembelajaran dengan tujuan
membiasakan gemar membaca, menganalisis bacaan dan berekspresi
di berbagai bentuk dan jenis tulisan.
5) Pemberian umpan balik dan rencana tindak lanjut
6) RPP berisi rancangan terprogram untuk memberikan tanggapan
positif, evaluasi, pengayaan, dan remedial. Remidial diberikan pada
saat setelah tes atau ujian, hasilnya dinilai, dan kekurangan dari
peserta didik saat pembelajaran dapat diketahui.
7) RPP yang dirancang harus memperhatikan keterkaitan antara KD dan
KI, materi pembelajaran, aktivitas pembelajaran, penilaian, dan
sumber belajar dalam rancangan pembelajaran.
8) Menggunakan teknologi pada pembelajaran.
9) RPP dirancang menerapkan teknologi informasi dan komunikasi
secara baik dan benar, efesien, dan terintegrasi sesuai dengan kondisi
kelas.
Prinsip pengembangan RPP tersebut sangat diperkukan untuk
guru dalam penyusunan tersebut. RPP disusun dengan
memperhatikan Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD),
indikator, serta tujuan pembelajaran. Sani (2014:277) menjelaskan
Kompetensi Dasar wajib menghubungkan materi, tujuan, kegiatan,
indikator keberhasilan, penilaian dan sumber belajar. Guru juga perlu
memikirkan apakah pelajaran yang diajarkan mencapai kecapaian
Kompetensi Inti (KI) atau tidak.
Indikator yang dirancang akan lebih baik jika menerapkan kata
kerja operasional yang bisa terukur. Kata kerja operasional tersebut
bisa menggunakan tingkatan berpikir menurut Bloom atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

Taksonomi Bloom. Pada Taksonomi Bloom mempunyai beberapa


tingkatan yang harus dipahami dengan benar saat merancang
indikator. Diawali dengan mengingat, setelah itu menelaah,
mengimplementasikan, menguraikan, mengevaluasi,
mencipta/merancang. Dalam Taksonomi Bloom di setiap
tingkatannya terdapat kata kerja operasional yang dapat dipakai oleh
guru dalam menyusun sebuah indikator.
Kata kerja yang digunakan guru semakin tinggi tingkatannya,
maka tujuan yang akan dicapai guru dalam pembelajaran juga
semakin tinggi. Dalam mendesain sebuah indikator harus dilakukan
dengan pertimbangan penuh serta harus terkait dengan ketercapaian
tujuan yang ditentukan. Indikator harus sesuai dengan keadaan dan
kebutuhan peserta didik. Sani (2014: 287) menyebutkan bahwa
indikator dan tujuan pembelajaran harus saling berhubungan. Dalam
membuat tujuan pembelajaran harus mengamati peserta didik
(audience), perilaku (behavior), kondisi (conditions), serta kriteria
(degree), yang biasa disebut dengan A-B-C-D. jika dijabarkan (A)
Audiensi yaitu peserta didik, (B) tindakan, yang berarti kata kerja
untuk mendeskripsikan perilaku yang “bisa diamati” atau diukur, (C)
kondisi, yaitu ketepatan materi, tempat, atau sumber untuk. Terakhir
adalah kriteria (D) yaitu tolok ukur yang diharapkan.
Perangkat pembelajaran yang dikembangkan dalam penelitian
pengembangan perangkat pembelajaran adalah sebagi berikut:
1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mempunyai beberapa
bagian. Bagian RPP dalam aturan Permendikbud No. 22 tahun 2016
adalah sebagai berikut:
a) Identitas RPP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

Identitas dalam RPP berisikan nama sekolah terkait, kelas,


semester, tema, subtema, alokasi waktu, dan hari/tanggal.
b) Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran adalah suatu pencapaian yang harus oleh
dicapai peserta didik dalam pembelajaran. Tujuan pembelajaran
wajib disesuaikan dengan indikator dalam RPP.
c) Kompetensi Inti
Kompetensi inti yaitu serangkaian kompetensi yang menjadi
pedoman ketercapaian standar kompetensi lulusan.
d) Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian
Kompetensi dasar adalah kemampuan penguasaan materi
peserta didik yang berpedoman pada kompetensi inti.
e) Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran ialah muatan pelajaran yang harus
dipahami peserta didik dalam ketercapaian kompetensi dasar.
f) Pendekatan dan metode pembelajaran
Pendekatan dan metode pembelajaran adalah cara mewujudan
suasana belajar yang efisien dan sistematis.
g) Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran memuat kegiatan awl, inti, dan penutup,
serta alokasi waktu dalam proses pembelajaran
h) Media, Alat/Bahan, dan Sumber Belajar
Media, alat/bahan digunakan memudahkan proses pembelajaran,
sementara itu sumber belajar adalah referensi atau pedoman
yang diperlukan untuk melakukan kegiatan belajar mengajar.
i) Teknik Penilaian
Teknik penilaian yaitu penjabaran petunjuk pengumpulan dan
pengelolaan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar.
j) Rubrik Penyekoran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

Rubrik penyekoran yaitu penjabaran dari cara menilai


ketercapaian hasil pengetahuan dan keterampilan.
k) Instrumen Penilaian
Instrumen penilaian adalah sebuah rangkaian penilaian yang
dilakukan oleh guru.
2) Media Pembelajaran
Media adalat alat/bahan untuk mempermudah dalam pembelajaran.
3) Lembar Kerja Peserta didik
Lembar kerja peserta didik merupakan rangkaian kegiatan yang
dirancang untuk memudahkan peserta didik menjalankan aktifitas
pembelajaran.
4) Soal Evaluasi
Soal evaluasi adalah serangkaian soal yang sesuai dengan materi
untuk mengukur pengetahuan peserta didik terhadap pembelajaran
yang telah peserta didik ikuti

d. Penguatan Pendidikan Krakter


Dalam mewujudkan pembelajaran yang berkualitas dan dapat
menguatkan karakter baik dalam diri peserta didik, guru harus memahami
perbedaan dari K13 revisi tahun 2017 dengan K13 sebelumnya. Dimana
guru harus memahami tentang pengintegrasian Penguatan Pendidikan
Karakter (PPK) pada kegiatan belajar mengajar. Dalam implementasi
kurikulum 2013 hasil revisi 2017, ada beberapa muatan yang wajib
dicantumkan dalam pembelajaran, muatan tersebut yaitu muatan literasi
C4, higher order thinking skills (HOTS) dan pengembangan pendidikan
karakter (PPK). Dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) muatan
tersebut wajib dicantumkan. Salah satunya adalah mata pelajaran PPKn.
Mata pelajaran PPKn adalah mata pelajaran yang wajib diberikan di
setiap jenjang pendidikan baik, SD, SMP, dan SMA.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

Menurut Renawati (2017) kurikulum 2013 diharapkan mampu


mengembangkan pembelajaran yang ikut mengembangkan nilai-nilai
karakter. Hal ini memiliki tujuan untuk menyeimbangkan kemampuan
ilmu pengetahuan dan karakter, sebagai mana tertulis dalam tujuan
pendidikan nasional Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003. Kurikulum
2013 terus menerus mendapatkan penyempurnaan dalam standar isi dan
standar penilaian guna menghadapi kendala dan kebutuhan peserta didik.
Dalam standar isi disusun supaya peserta didik mempunyai pola pikir
kritis dan terstruktur terhadap masalah-masalah dalam materi
pembelajaran. Sedangkan pada standar penilaian diberlakukan adaptasi
model-model penilaian standar internasional secara terstruktur. Penilaian
hasil belajar lebih meningkatkan pada kemampuan berpikir tingkat tinggi
(Higher Order Thinking Skills/HOTS) (Kemendikbud, 2017).
1) Pengertian Karakter
Karakter adalah sikap yang paling mendasar. Karakter adalah
lambang hidup yang membedakan manusia dengan binatang.
Manusia yang secara individual maupun sosialnya berkarakter baik
dan kuat yaitu individu yang mempunyai karakter, budi pekerti, dan
moral yang baik. Berdasar pada pentingnya karakter, untuk itu
sekolah harus mempunyai tanggung jawab untuk
mengembangkannya dalam proses belajar. Karakter berpedoman
pada rangkaian sikap, tindakan, motivasi, serta keterampilan.
Karakter manusia memuat sikap seperti hasrat untuk melaksanakan
sesuatu yang baik, kebiasaan berperilaku jujur dan bertanggung
jawab, berdiri teguh dengan prinsip di tengah ketidakadilan, serta
komitmen untuk ikut ambil bagian dalam komunitas maupun
masyarakat.
Individu yang memiliki karakter baik ialah manusia yang dengan
usahanya membiasakan berperilaku baik terhadap dirinya, Tuhan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

Yang Maha Esa, lingkungannya, bangsa dan negara, juga dengan


sesamanya. Suparlan (2010: 305) mengungkapkan bahwa individu
yang berkarakter baik adalah individu yang dapat membuat
keputusan dan siap bertanggung jawab pada tiap keputusan yang ia
buat. Berdasarkan pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
karakter adalah sifat yang mempengaruhi pikiran, tindakan atau
perilaku dan budi pekerti yang dimiliki manusia.
2) Nilai-nilai Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter adalah suatu usaha terencana untuk mendidik
peserta didik dan membangun setiap potensi peserta didik.
Pendidikan karakter juga bertujuan untuk membangun karakter
peserta didik sehungga dapat bermanfaat untuk dirinya sendiri dan
lingkungan di sekitarnya serta untuk menanamkan nilai dalam diri
peserta didik dan memperbaharui tata hidup bersama yang lebih
menghargai kebebasan individu. Hasil pendidikan karakter yang
diharapkan yaitu tercapainya pembentukan karakter dan akhlak
mulia peserta didik. Hasan (2010: 9) menyebutkan bahwa terdapat
berbagai nilai karakter, anatara lain:

Tabel 2.1
Nilai dan Deskripsi Nilai Karakter
No. Nilai Deskripsi
1. Religius perilaku patuh dalam melaksanakan
ajaran agama yang dianutnya, sikap
toleransi, dan kerukunan antar umat
beragama
2. Jujur Perilaku yang didasari pada upaya
untuk menjadikan dirinya sebagai
orang yang dapat dipercaya dalam
perkataan dan perbuatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

3. Toleransi Sikap menghargai perbedaan setiap


individu dalam segi agama, etnis,
tindakan, pendapat, dan sikap orang
lain.
4. Disiplin Tindakan yang menuntjukkan perilaku
taat atau tertib terhadap peraturan
5. Kerja keras Perilaku yang menunjukkan sikap
sungguh-sungguh dalam mengatasi
hambatan atau masalah dalam tugas
dan belajar, serta menyelesaikan tugas
dengan sebaik-baiknya
6. Kreatif Melakukan sesuatu untuk
menghasilkan cara atau hasil yang baru
dari sesuatu yang telah dimiliki.
7. Mandiri Sikap atau perilaku tidak mudah
bergantung atau mengandalkan orang
lain dalam menyelesaikan tugasnya.

8. Demokratis Cara berskap, berpikir, dan bertindak


yang menilai hak dan kewajibannya
sama dengan orang lain.
9. Rasa ingin tahu Sikap yang selalu berusaha untuk
mengetahui lebih dalam dan luas dari
sesuatu yang dipelajarinya.
10. Semangat Cara bertindak, dan berpikir, dan
kebangsaan berwawasan yang mementingkan
kepentingan bangsa dan negara di atas
kepentingan pribadi dan kelompoknya.
11. Cinta tanah air Sikap yang menunjukkan kepedulian
kesetiaan, dan penghargaan yang
tinggi terhadap budaya, lingkungan,
sosial, fisik, ekonomi, dan politik
bangsa.
13. Menghargai Sikap dan tindakan untuk berusaha
prestasi menghasilkan sesuatu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

14. Cinta damai Perilaku atau sikap yang menyebabkan


orang lain merasa aman dan senang
atas kehadiran dirinya.
15. Gemar membaca Suatu kebiasaan untuk mrnyediakan
waktu untuk membaca untuk kebaikan
dirinya
16. Peduli lingkungan Upaya mencegah, menjaga, dan
melestarikan lingungan alam supaya
terhindar dari kerusakan.

17. Peduli sosial Suatu sikap atau tindakan selalu ingin


membantu orang lain yang
membutuhkan.
18. Tanggung jawab Sikap atau tindakan untuk
melaksanakan kewajiban dan tugas
yang seharusnya dia lakukan, terhadap
diri sendiri, masyarakat, lingkungan
(sosial, alam, dan budaya), negara, dan
Tuhan Yang Maha Esa.

3) Komponen Karakter yang Baik


Karakter yang baik dimulai dengan memahamai kebiasaan baik,
menginginkan kebiasaan baik dan melakukan hal yang baik seperti
pola pikir, berperasaan, dan pembiasaan tingkah laku (Lickona,
2016: 83). Berikut ini merupakan komponen agar manusia menjadi
pribadi yang baik antara lain:
a) Pengetahuan Moral:
Berikut ini merupakan aspek yang harus dipahami dalam
pengetahuan moral, yaitu:
(1) Kesadaran Moral
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

Kesadaran akan menyadari kewajiban moral yang wajib


dilaksanakan menggunakan pikiran dan tindakan yang tepat
dalam setiap kondisi.
(2) Penentuan Perspektif
Pribadi yang berkarakter baik mampi memahami orang
kain, memahami kondisi, serta dapat merasakan apa yang
terjadi, supaya dapar menghormati, menghargai, dan
berperilaku baik di lingkungan sekitar.
(3) Mengetahui Nilai Moral
Dapat menghargai kehidupan, tanggung jawab,
kemerdekaan orang lain, kejujuran, keadila, penghormatan,
toleransi, disiplin, dan peduli.
b) Perasaan Moral
Perasaan moral adalah dasar dari karakter yang baik.
Maka dari itu setiap pribadi mausia wajib menanamkan perilaku
moral dengan baik. Mempunyai kewajiban, melakukan sesuatu
dengan tepat, kesadaran bahwa dirinya adalah pribadi yang baik,
mempunyai empati, menyukai hal baik, mampu mengendalikan
diri, dan rendah diri dalam bertindak benar dan kemampuannya
untuk memperbaiki diri.
c) Tindakan moral
Menyadari tindakan yang akan dilakukan dan mampu
menghayati apa yang harus dilaksanakan, sehingga mampu
bertindak benar. Tindakan berpegang pada moral harus mampu
merubah penilaian dan rasa moral kepada perilaku nyata yang
baik, mempunyai keinginan yang positif dan mengeluarkan
energi yang positif untuk melaksanakan suatu tindakan yang
dilakukan, serta mampu membiasakan perilaku baik dalam
kehidupan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

e. Nilai Tanggung Jawab

Tanggung Jawab adalah suatu tindakan atau sikap sesorang dalam


menjalankan kewajiban dan tugasnya untuk diri sendiri, lingkungan
(sosial, alam, dan budaya), negara, serta Tuhan. Jika hak dan kewajiban
dilakukan dengan baik, maka akan timbul perasaan tanggung jawab.
Mustari (2014: 19) mengatakan bahwasanya tanggung jawab dapat
dikatakan baik apabila antara perolehan dan pelaksanaan kewajiban
seimbang.
Indikator karakter tanggung jawab menurut Wibowo, dkk (2015:
171) peserta didik menjalankan kewajiban dengan sepenuh hati, (2)
peserta didik semangat untuk belajar, (3) berusaha menjadi peserta didik
yang berprestasi, (4) harus mampu mengendalikan diri, (5) peserta didik
bertanggung jawab pada pilihan yang diambil, (6) peserta didik harus
memiliki sikap disiplin, (7) sungguh-sungguh saat mengerjakan tugas, (8)
peserta didik taat mengerjakan tugas, (9) peserta didik nyadari akan
kesalahan yang diperbuat.
Dalam pelaksanaannya tanggung jawab dibedakan menjadi 5,
yaitu sebagai berikut:
1) Jenis-jenis Tanggung Jawab
a) Tanggung jawab pada dirinya sendiri atau kesadarannya pada
setiap perbuatannya menjadi seorang manusia. Setiap individu
dapat menyelesaikan masalahnya sendiri.
b) Tanggung jawab terhadap keluarganya atau kesadaran sebagai
keluarga dalam masyarakat yang berisi beberapa pribadi yang
mempunyai kewajiban dan tanggung jawab.
c) Tanggung jawab terhadap masyarakat atau kesadarannya
sebagai makhluk yang tidak mampu untuk hidup sendiri, artinya
manusia memiliki tanggung jawab di lingkungan masyarakat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

d) Tanggung jawab terhadap bangsa dan negara atau hubungan


sebab dan akibat atas perilaku yang dilakukannya di lingkungan
masyarakat.
e) Tanggung jawab terhadap Tuhan yaitu kesadaran keberadaan
Tuhan yang mengusai kehidupan manusia dan setiap tindakan
yang dilakukan harus dipertanggung jawabkannya kelak.

2) Prinsip-prinsip Tanggung Jawab


Menurut Natalie Douglass (Lickona. 2014:77) terdapat berbabagai
prinsip tanggung jawab adalah seperti berikut:
a) Saya bertanggung jawab dalam berperilaku. Bila saya
melakukan tindakan baik, maka akan mendapatkan pengakuan,
jika berbuat kesalahan saya wajib bertanggung jawab tidak
mengkambing hitamkan orang lain.
b) Saya belajar dengan penuh tanggung jawab, karena orang lain
tidak ada yang belajar untuk saya sendiri.
c) Saya mempunyai tanggung jawab untuk memperlakukan orang
lain dengan penuh hormat dan sikap tenggang rasa.
d) Saya mempunyai tanggung jawab dalam menjaga dan
membersihkan ruang kelas.
e) Saya mempunyai tanggung jawab terhadap lingkungan dan
memperlakukannya dengan tanggung jawab penuh, supaya
semua orang dapat memakainya.
3) Cara Mengajarkan Rasa Tanggung Jawab Terhadap Peserta Didik
Tanggung jawab sangat penting dalam diri sesorang, oleh karena
itu dari sejak dini sikap tanggung jawab harus ditanamkan kepada
peserta didik di sekolah. Kurniawan (2016: 158) menyebutkan
terdapat beberapa cara mengajarkan rasa tanggung jawab kepada
peserta didik:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

a) Memberikan pemahaman akan pengertian tanggung jawab.


Tanggung jawab yaitu sikap untuk siap menerima resiko dari
perbuatan yang dilakukan.
b) Memberikan batasan dan aturan yang tegas dan jelas, supaya
peseta didik lebih terarah.
c) Memulai untuk memberikan pelajaran mengenai rasa tanggung
jawab mulai dari hal terkecil. Jika hal kecil dijalankan dengan
baik, selanjutnya peserta didik dapat diajarkan rasa tanggung
jawab yang lebih besar.

f. Pembelajaran PPKn di SD
1) Pengertian PPKn
PPKn ialah salah satu muatan pembelajaran di segala jenjang
pendidikan yang mengajarkan pendidikan demokrasi yang bersifat
multi dimensional. Mata pelajaran PPKn berisikan pendidikan
sosial, pendidikan politik, pendidikan demokrasi, dan pendidikan
moral. Pembelajaran yang ditonjolkan mata pelajaran PPKn adalah
pendidikan nilai dan moral. Maka dari itu, PPKn diakui sebagai
muatan pelajaran yang menekankan pada pendidikan karakter dan
moral. Fokus mata pelajaran PPKn adalah pembentukan masyarakat
yang mempunyai moral, beretika, melaksanakan hak dan
kewajibannya, pawai, cerdas, serta berkarakter.
2) Tujuan PPKn
Menurut Permendiknas No. 22 Tahun 2006 mengenai Standar Isi
Kurikulum Nasional, muatan pelajaran PPKn pada tingkat SD/MI
mempunyai tujuan supaya peserta didik mempunyai kemampuan
antara lain:
a) Membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

b) Memiliki pemikiran kritas, kreatif, dan rasional dalam


menanggapi isu kewarganegaraan.
c) Bertanggung jawab, berpartisipasi aktif, dan cerdas dalam
bertindak dalam bermasyarakat, berbangsa, dan anti-korupsi.
d) Berkembang secara positif dan demokratis dalam mebentuk diri
sesuai karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama
dengan bangsa lain.
e) Berinteraksi dengan bangsa lain dalam persatuan baik secara
langsung maupun tidak dengan memanfaatkan teknologi dan
ilmu.
3) Karakteristik Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
PPKn adalah salah satu muatan pelajaran yang paling pokok di
sekolah. PPKn mempunyai karakteristik untuk mengembangkan
seluruh kompetensi peserta didik supaya terbentuk warga negara
yang berkompeten, artinya warga negara memiliki suatu
keterampilan, pengetahuan, serta nilai yang baik. Dasar pada
Pendidikan Kewarganegaraan adalah nilai, artinya keseluruhan aspek
yang dikembangkan pada muatan PPKn mengacu kepada nilai, baik
aspek kognitif dan psikomotorik.
4) Ruang Lingkup Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Ruang lingkup Pendidikan Kewarganegaraan berdasarkan BNSO,
Faturrohman dan Wuryandani (2011) adalah 1) Hak asasi manusia,
2) persatuan dan kesatuan bangsa, 3) norma, hokum, dan peraturan,
4) kekuasaan dan politik, 5) kebutuhan warga negara, 6) konstitusi
negara, 7) globalisasi, 8) Pancasila.
5) Materi Hak, Kewajiban, dan Tanggung Jawab
Peneliti mengambil materi pada tema 6 sub tema 1 menganai hak,
kewajiban, dan tanggung jawab. berikut pemaparan mengenai materi
hak, kewajiban, dan tanggung jawab.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

a) Hak
Prof. Dr. Notonegoro (2010:30) menyatakan bahwa hak adalah
suatu kekuasaan dalam memperoleh dan menjalankan sesuatu
yang selayaknya diterima dan dijalankan seorang individu dan
tidak bisa dilakukan oleh orang lain manapun yang pada
hakikatnya dapat dituntut olehnya sendiri. Hak yaitu suatu yang
seharusnya kita terima dan setiap manusia memiliki hak sesuai
dengan peranan yang dimilikinnya. Hak sebagai warga negara
ialah hak yang diperoleh sebagai salah satu warga Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan dilindungi oleh
pemerntah.
(1) Macam-macam hak anak menurut Konvensi Hak Anak
(a) Hak keberlangsungan hidup
(b) Hak perlindungan dari diskriminasi
(c) Hak perlindungan dari eksploitasi
(d) Hak terhindar dari kekerasan
(e) Hak terhindar dari keterlantaran
(f) Hak tumbuh kembang
(g) Hak berpartisipasi menyatakan pendapat
(2) Hak-hak peserta didik
(a) Memperoleh pembelajaran sesuai minat dan bakatnya.
(b) Ikut serta dalam program pendidikan
(c) Mendapatkan fasilitas untuk belajar
(d) Pindah sekolah yang sejajar dengan syarat yang
berlaku.
(e) Mendapatkan perolehan hasil belajar.
(f) Mendapatkan pelayanan khusus bagi penyandang
disabilitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

(g) Mendapatkan perhatian guru, seperti diberi kesempatan


untuk bertanya dan menjawab
(h) Mengikuti proses pembelajaran
(i) Mengikuti pemilihan atau dipilih menjadi ketua kelas
(j) Hak-hak yang dimiliki oleh warga Negara
(k) Hak untuk menyampaikan ide atau gagasan
(l) Hak menggunakan fasilitas umum
(m) Hak menganut agama dan melaksanakan ibadah
(n) Hak memperoleh pendidikan
b) Kewajiban
Prof. Dr. Notonegoro, (2010:31) menyebutkan bahwa
kewajiban merupakan tanggung jawab dalam melaksanakan
sesuatu yang semestinya dilakukan dan tidak dapat dilakukan
oleh pihak lain yang pada prinsipnya dapat dituntut secara paksa
oleh pihak yang berkepentingan. Dengan kata lain kewajiban
adalah hal-hal yang wajib dilaksanakan. Jika tidak
melaksanakan kewajiban, kita akan menerima peringatan dan
sanksi. Kewajiban dan hak selalu berdampingan, artinya hak
akan diperoleh setelah kewajiban selesai dilakukan. Kewajiban
peserta didik di sekolah dan hak yang diperoleh.

Tabel 2.2
Contoh kewajiban peserta didik di sekolah dan hak yang akan
diperoleh
No Kewajiban Hak
1 Mengerjakan tugas sekolah dengan Mendapatkan nilai
sungguh-sungguh yang bagus
2 Membuang sampah ke tempatnya Lingkungan sekolah
yang bersih
3 Melaksanakan piket sesuai jadwal Ruang kelas yang
bersih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

4 Mendengarkan pendapat teman saat Diskusi berjalan


berdiskusi tenang dan
permasalahan dapat
dipecahkan
5 Bertanya kepada guru dengan sopan Mendapatkan
jawaban dari
pertanyaan

(1) Kewajiban sebagai warga negara


(a) Menjaga kebersihan fasilitas umum
(b) Menghargai pendapat orang lain
(c) Membayar pajak dengan tepat waktu
(d) Menghormati pemeluk agama lain
(e) Menaati peraturan lalu lintas
c) Tanggung Jawab
Tanggung jawab menurut Lickona (2013: 95)
menyebutkan bahwa tanggung jawab yaitu sisi aktif dari sebuah
moral yang terdiri dari tanggung jawab terhadap diri sendiri dan
orang lain, tanggung jawab dalam menjalankan kewajiban,
tanggung jawab dalam ikut serta atau memberikan dampak
positif kepada masyarakat umum, membantu individu lain yang
menderita, dan menjaga dan mengubah dunia menjadi lebih
baik. Tanggung jawab memusatkan pada kewajiban postitif
dalam diri individu terhadap sesamanya. Berdasarkan hal itu
tanggung jawab sebagai salah satu daya dorong bagi sisi
moralitas. Dapat ditarik kesimpulan bahwa tanggung jawab
adalah sikap menyadari dan siap melaksanakan tugas. Tanggung
jawab harus dilaksanakan tanpa adanya paksaan dari orang lain.
(1) Tujuan tanggung jawab
Tanggung jawab terhadap diri pribadi dan sosial
menurut Lickona (2014: 36), yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

(a) Bersemangat menghadapi pelajaran


(b) Melaksanakan interaksi sosial secara positif dengan
individu laim.
(c) Mempraktikkan keahlian organisasi
(d) Tegas dalam mengambil resiko dan berani menghadapi
tantangan.
(e) Tanggng jawab atas perbuatan yang dilakukan
(f) Mengevaluasi pengetahuan sendiri
(g) Menaati peraturan, mendengarkan dengan baik, dan
melaksanakan tugasnya.
(2) Cara menjadi orang yang bertanggung jawab
(a) Memahami tugas dan kewajiban diri sendiri
(b) Menghormati hak-hak orang lain
(c) Menghormati pemeluk agama lain
(d) Menaati peraturan lalu lintas

g. Metode Bermain Peran (Role Playing)


Bermain peran (Role Playing) yakni suatu metode pembelajaran
yang melibatkan dua atau lebih peserta didik dalam suatu interaksi
mengenai topik atau kejadian. Peserta didik memerankan sebuah karakter
dan mereka pergakan. Metode pembelajaran ini dapat digunakan untuk
memaparkan materi secara diperankan sehingga peserta didik dapat
menemukan masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan sesungguhnya.
Sejalan dengan yang dikatakan oleh Bruce Joyce (2009: 290) Kami telah
menjadikan metode bermain peran dalam kelompok sosial karena
kesempatan pengembangan pribadi manusia sangat penting dan unik
untuk menyelasaikan masalah interpersonal dan sosial.
Bermain peran (Role Playing) merupakan suatu jenis permainan
dalam pendidikan (Educational Games). Gunanya untuk memaparkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

tingkah laku, sikap, perasaan, dan nilai yang bertujuan untuk mendalami
suatu perasaan, sudut pandang, dan pola pikir orang lain. Role Playing
diperankan tanpa naskah maupun dengan naskah dan bersifat efektif
dengan strateginya dalam mengatasi suatu masalah. Role Playing adalah
suatu cara untuk memperjelas suatu masalah dan memecahkan masalah
tersebut dramatisasi yang telah dipersiapkan terlebih dahulu
(Clark:1973).
1) Tujuan Metode Bermain Peran (Role Playing)
a) Peserta didik dapat mendalami suatu keadaan yang nyata terjadi
b) Peserta didik dapat menganalisis sebab dari suatu kejadian
c) Sarana pelepasan ketegangann dan perasaan
d) Sarana mendiagnosa kemampuan dan kebutuhan peserta didik
e) Menggali peran dalam suatu kejadian
f) Peserta didik dapat mengklasifikasi/memperinci, memperjelas
pola berfikir, dan keterampilannjya dalam mengambil keputusan
menurut caranya sendiri
g) Mempermudah peserta didik untuk mengatasi suatu masalah,
berpikir lebih kritis, dan kemampuannya berkomunikasi.
h) Meningkatkan pengendalian diri dan menyempurnakan perasan,
pola pikir, dan perbuatannya.
2) Langkah-langkah Penerapan Metode Bermain Peran (Role Playing)
Uno (2009: 26) ada beberapa langkah penerapan metode
pembelajaran role playing antara lain:
a) Persiapan atau pemanasan
Dalam langkah ini guru memperkenalan pada topik
masalah yang perlu dipelajari dan dipahami semua orang. Hal ini
dapat berasal dari imanjinasi peserta didik bisa juga dirancang
oleh guru. Misalnya guru menyajikan suatu cerita untuk dibaca
di depan kelas. Pembacaan berhenti ketika sudah menemukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

konflik. Kemudian guru mengajukan sebuah pertanyaan yang


harus dijawab oleh peserta didik.
b) Memilih pemain (partisipan)
Guru dan peserta didik berdiskusi tentang karakter pemain
dan setelah itu menentukan perannya masing-masing. Guru
dapat menunjuk pemain yang tepat untuk memerankan karakter
tersebut. Pemilihan pemain juga bisa dari peserta didik sendiri
yang memilihnya.
c) Menata panggung (ruang kelas)
Guru dan peserta didik membahas di mana dan bagaimana
peran itu dimainkan. Panggung diberikan ukuran yang luas
supaya peserta didik dapat leluasa bergerak. Kebutuhan
panggung juga harus disiapkan sesuai dengan kebutuhan peserta
didik.
d) Menyiapkan pengamat (observer)
Guru memilih beberapa peserta didik sebagai observer.
Dalam hal ini peserta didik yang ditunjuk sebagai pengamat
harus mengamati pertunjukkan dengan fokus, sehingga dapat
memberikan penilaian yang benar. Peserta didik yang ditunjuk
sebagai pengamat juga harus berperan aktif dalam memainkan
peran.
e) Memainkan peran
Dalam bermain peran, peran dilaksankan dengan
menmbahkan improvisasi. Mungkin awalnya peserta didik
masih kebingungan memainkan peran tersebut bahkan tidak
sesuai dengan alur cerita. Jika terjadi hal tersebut guru dapat
mengehetikannya dan masuk ke langkah berikutnya.
f) Diskusi dan evaluasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

Guru dan peserta didik mendiskusikan tentang permainan


yang telah dilaksanakan. Dalam hal ini peserta didik dan guru
memberikan usulan, kritik, maupun saran. Usulan yang muncul
bisa sebagai bahan evaluasi untuk peserta didik bisa berganti
peran atau alur yang perlu dirubah.
g) Berbagi pengalaman dan kesimpulan
Guru mengajak peserta didik untuk menceritakan
pengalamannya mengenai peran yang telah dimainkan. Misalkan
peserta didik menceritakan pengalaman tentang kemalasannya
dalam belajar. Kemudian guru membahas apa saja yang harus
dilakukan, bagaimana mengatasi hal tersebut. Dengan cara
tersebut peserta didik dapat belajar tentang kehidupan nyata di
sekitarnya.
3) Kelebihan penerapan metode bermain peran (Role playing)
Djamarah (2010) mengatakan terdapat beberapa kelebihan
penerapan metode bermain peran (role playing) antara lain:
a) Meningkatkan pemahaman peserta didik terhadap isi yang akan
didramakan.
b) Memupuk bakat peserta didik, sehingga akan muncul bakat baru
yaitu seni drama.
c) Menumbuhkan sifat bekerjasama antar peserta didik.
d) Menambah kreatifitas dan initiatif peserta didik.
e) Menanamkan rasa tanggung jawab kepada peserta didik
f) Mengajarkan peserta didik supaya fasih berbahasa lisan dengan
lebih lancar dan benar.
4) Kelemahan penerapan metode bermain peran (Role playing)
Menurut (Djamarah, 2010) terdapat beberapa kelemahan
penerapan metode bermain peran (role playing) antara lain:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

a) Tidak semua peserta didik memiliki minat untuk bermain brama,


sehingga peserta didik sehingga sikap kreatif kurang dapat
ditanamkan.
b) Membutuhkan waktu yang cukup banyak, mulai dari persiapan ,
memahami isi naskah, maupun dalam pelaksanaanya.
c) Membutuhkan setting yang cukup luas supaya peserta didik
dapat leluasa bermain peran.
d) Bermain peran kerap kali menyebabkan keramainan, mulai dari
suara pemain hingga tepuk tangan penonton.
5) Kelemahan Peserta didik Pada Penerapan Metode Bermain Peran
Dalam proses pembelajaran sekarang ini guru kerap kali
menemukan kelemahan-kelemahan peserta didik pada saat
mengikuti proses pembelajaran. Hal itu membuat hasi belajar peserta
didik mengalami penurunan. Kelemahan-kelamahan tersebut antara
lain:
a) Peserta didik kurang mampu mengikuti arahan yang diberikan
guru.
b) Peserta didik kerap kali merasa bosan
c) Peserta didik kurang memperhatikan penjelasan guru.
d) Guru tidak mengikutsertakan peserta didik yang mengakibatkan
peserta didik menjadi kurang aktif.
e) Kurangnya motivasi dan minat peserta didik.

Kelemahan-kelemahan yang terjadi pada saat proses


pembelajaran di atas bisa terjadi karena metode pembelajaran yang
digunakan kurang variatif atau kurang menarik. Guru kerap
menggunakan metode ceramah, sehingga pembelajaran terasa sangat
membosankan. Upaya untuk mengatasi hal tersebut perlu adanya kegiatan
pembelajaran yang lebih inovatif. Salah satu metode pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

inovatif yaitu metode pembelajaran role laying (bermain peran). Metode


pembelajaran role playing mengajak peserta didik untuk mendalami suatu
masalah yang nyata dalam kehidupan manusia. Dengan memainkan peran
dapat mendorong peserta didik untuk mengekspresikan perasaan mereka
dan mendorong peserta didik memiliki kesadaran melalui keterlibatannya
pada situasi permasalahan kehidupan nyata.
Menurut Hamdayana, (2014) metode roleplaying adalah
pembelajaran untuk mendalami peran dalam kehidupan nyata manusia
dalam dunia pementasan dalam kelas, yang kemudian bisa menjadi bahan
refleksi agar peserta didik dapat memberikan penilaian terhadap
pembelajaran yang telah dilaksanakan dan kemudian dapat memberikan
saran bagi pengembangan peran-peran tersebut. Djamarah (2010)
mengungkapkan metode pembelajaran role playing sama seperti
sosiodrama, yang pada dasarnya mendramatisasikan tingkah laku yang
berhubungan dengan masalah sosial.
B. Penelitian yang Relevan
Dalam penelitian pengembangan ini terdapat tiga penelitian relevan.
Penelitian pertama yaitu dari Prestiana (2013) dengan judul “Upaya Meningkatkan
Hasil Belajar IPS Menggunakan Metode Role Playing pada peserta didik kelas V
SDN Panjatan Kabupaten Kulon Progo”. Hasil penelitian menunjukkan hasil
belajar peserta didik dari 20% meningkat pada siklus I menjadi 77,76%, pada
siklus 2 meningkat menjadi 93,4%, kemudian pada siklus III meningkat menjadi
100%. Untuk aspek afektif peserta didik pada siklus I 26,67% pada siklus III
meningkat menjadi 33,33%, pada siklus III meningkat menjadi 60%. Pada aspek
psikomotor pada siklus I 13,33%, pada siklus II menjadi 20%, pada siklus III
meningkat menjadi 40%. Berdasarkan dari hasil penelitian ditunjukkan adanya
peningkatan di setiap siklusnya, sehingga dapat disimpulkan bahwa penelitian
tersebut menunjukkan perbaikan atau peningkatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

Penelitian yang kedua adalah penelitian dari Rulasmini Khotimah (2009)


dengan judul “Penggunaan metode Role Playing untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Peserta didik pada Mata Pelajaran PPKn Kelas II SDN Benerwojo,
Kecamatan Kejayan, Kabupaten Pasuruan”. Berdasarkan hasil penelitian
ditunjukkan adanya peningkatan pada hasil belajar. Pada siklus I memperoleh hasil
66,67 dengan kriteria cukup, dan pada siklus II menjadi 83,3 dengan kriteria baik.
Dapat disimpulkan dengan metode role playing dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran dan hasil belajar PPkn peserta didik.
Penelitian yang ketiga adalah penelitian Adelina Shinta Dewi (2010) yang
berjudul “Penerapan Model Role Playing Muatan Pelajaran IPS untuk
Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Peserta didik Kelas IV SDN Purwodadi
3”, Kecamatan Blimbing, Malang. Peneliti mendapatkan hasil berupa kesimpulan
bahwa penerapan model Role Playing berhasil meningkatkan aktivitas dan hasil
belajar peserta didik kelas IV SDN Purwodadi 3. Hal tersebut ditunjukkan dari
observasi mengenai aktivitas peserta didik dan rata-rata postes yang meningkat.
Hasil evaluasi belajar pada siklus I memperoleh rata-rata sebesar 74,48 menjadi
82,21. Persentase ketuntasan pada siklus I sebesar 55,17% dan pada siklus II
menjadi 82,76%.
Peneliti mengembangkan Perangkat Pembelajaran PPKn untuk meningkatan
karakter tanggung jawab menggunakan metode pembelajaran bermain peran (Role
Playing). Metode pembelajaran role playing mengajak peserta didik untuk
memerankan suatu tokoh dalam cerita dengan topik yang sudah ditentukan
menurut materi pembelajaran. Dengan bermain peran peserta didik dapat
merasakan sendiri konflik yang terjadi, sehingga dapat menemukan pemecahan
masalahnya. Melihat dari kedua penelitian relevan di atas mempunyai kesamaan
yaitu pengembangan perangkat pembelajaran, berdasarkan hal itu penelitian
relevan di atas sebagai referensi dalam merancang “Pengembangan Perangkat
Pembelajaran PPKn untuk meningkatan karakter tanggung jawab menggunakan
metode role playing.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

Penelitian 1
Penelitian 2
Prestiana (2013) dengan judul “Upaya
Khotimah (2009) dengan judul
Meningkatkan Hasil Belajar IPS
“Penggunaan metode Role Playing
Menggunakan Metode Role Playing
untuk Meningkatkan Hasil Belajar
pada peserta didik kelas V SDN
Peserta didik pada Mata Pelajaran
Panjatan Kabupaten Kulon
PPKn Kelas II SDN Benerwojo,
Progo”Metode Role Playing pada
Kecamatan Kejayan, Kabupaten
peserta didik kelas V SDN Panjatan
Pasuruan”.
Kabupaten Kulon Progo”

Penelitian yang dilakukan

“Pengembangan Perangkat Pembelajaran PPKn untuk


Meningkatkan Karakter Tanggung Jawab Mengggunakan
Metode Pembelajaran Role Playing kelas V SDN Pojok
03”

Penelitian 3
Dewi (2010) dengan judul
“Penerapan Model Role Playing
Muatan Pelajaran IPS untuk
Meningkatkan Aktivitas dan Hasil
Belajar Peserta didik Kelas IV
SDN Purwodadi 3”

Gambar 2.1 Literature Map penelitian relevan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

C. Kerangka Berpikir
Penyusunan kerangka berpikir oleh peneliti mengenai Perangkat
Pembelajaran PPKn untuk meningkatan karakter tanggung jawab menggunakan
metode pembelajaran bermain peran (Role Playing) kelas V Sekolah Dasar.
Kurikulum yang digunakan saat ini di Indonesia adalah kurikulum 2013
guna meningkatkan soft skill dan hard skill meliputi kognitif, psikomotor, dan
afektif. Kurikulum 2013 mengacu pada keterampilan abad 21 yang mempunyai
empat komponen kemampuan yang wajib dikuasai peserta didik antara lain
kemampuan berpikir lebih kritis (critical thinking), kemampuan berkolaborasi
(collaboration), kreativitas (creativity), serta kemampuan berkomunikasi
(communication). Pembelajaran di sekolah harus dirancang dengan berpedoman
pada keterampilan abad 21.
Pendidikan karakter adalah upaya menumbuhkan nilai dalam diri peserta
didik dan memperbaharui tata kehidupan bersama yang lebih menghargai
kebebasan individu. Hasil pendidikan karakter diharapkan mampu mencapai
pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik. Kurikulum 13 diharapkan
mampu mengembangkan pembelajaran yang ikut mengembangkan nilai-nilai
karakter. Hal ini memiliki tujuan untuk terjadinya kesetaraan antara kemampuan
intelektual dan karakter, sebagai mana tertuang pada tujuan pendidikan nasional
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003.
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PPKn) merupakan salah satu
mata pelajaran di sekolah yang bertujuan mengajarkan pendidikan demokrasi yang
bersifat multi dimensional. Muatan pelajaran PPKn berisikan pendidikan sosial,
pendidikan politik, pendidikan demokrasi, dan pendidikan moral. Pembelajaran
yang ditonjolkan mata pelajaran PPKn adalah pendidikan nilai dan moral. Maka
dari itu, PPKn dinilai sebagai mata pejaran yang menjujung misi pendidikan nilai
dan moral. Fokus mata pelajaran PPKn adalah pembentukan warga negara yang
bermoral, beretika, melaksanakan hak-hak dan kewajibannya, cerdas, terampil,
serta berkarakter.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

Penelitian yang dilakukan peneliti berawal dari kegiatan wawancara kepada


guru kelas V di SDN Pojok 03 pada tahun 2021. Dari wawancara yang telah
dilakukan peneliti memperoleh hasil bahwa banyak peserta didik yang mengalami
kesulitan dalam memecahkan suatu masalah dan masih kurangnya pemahaman
dan karakter tanggung jawab peserta didik. Hal itu terjadi karena pemakaian
metode pembelajaran yang kurang tepat dalam pendalaman materi.
Metode pembelajaran yang tepat akan meningkatkan kualitas belajar serta
menumbuhkan karakter tanggung jawab peserta didik. Metode pembelajaran yang
dikembangkan peneliti dalam produk perangkat pembelajaran adalah metode
bermain peran (Role Playing). Metode pembelajaran role playing mengajak
peserta didik untuk memerankan suatu tokoh dalam cerita dengan topik yang sudah
ditentukan menurut materi pembelajaran. Dengan bermain peran peserta didik
dapat merasakan sendiri konflik yang terjadi, sehingga dapat menemukan
pemecahan masalahnya.
D. Pertanyaan Penelitian
1. Bagaimana prosedur pengembangan perangkat pembelajaran PPKn untuk
meningkatkan karakter tanggung jawab menggunakan metode pembelajaran
Role Playing kelas V Sekolah Dasar?
2. Bagaimana kualitas pengembangan perangkat pembelajaran PPKn untuk
meningkatkan karakter tanggung jawab menggunakan metode pembelajaran
Role Playing kelas V Sekolah Dasar menurut ahli materi PPKn?
3. Bagaimana kualitas pengembangan perangkat pembelajaran PPKn untuk
meningkatkan karakter tanggung jawab menggunakan metode pembelajaran
Role Playing kelas V Sekolah Dasar menurut ahli model pembelajaran?
4. Bagaimana kualitas pengembangan perangkat pembelajaran PPKn untuk
meningkatkan karakter tanggung jawab menggunakan metode pembelajaran
Role Playing kelas V Sekolah Dasar menurut guru kelas V
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

BAB III
METODE PENELITIAN

Serangkaian bab tiga ini memuat jenis penelitian, tempat penelitian, susunan
penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dan yang terakhir adalah
teknik analisis data.
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan ialah jenis penelitian dan pengembangan
research and development (RnD). research and development (RnD) adalah metode
yang dipakai peneliti untuk menciptakan produk tertentu, dan menilai kualitas
produk (Sugiyono, 2012: 297). Metode R&D didefinisikan sebagai metode
penelitian yang dilihat dari tahapnya bertujuan mencari, menganalisis,
menyempurnakan, mengembangkan, menciptakan, menilai keberhasilan produk,
metode, prosedur yang dinilai layak dan berkualitas. Supaya dapat menghasilkan
produk yang sesuai kebutuhan untuk itu penelitian lebih baik jika menggunakan
analisis kebutuhan yang gunanya untuk menilai kelayakan produk. Peneliti
mengembangkan produk dengan muatan PPKn dengan metode role playing. Batas
dari penelitian ini adalah uji coba terbatas untuk mengetahui kelayakan produk
dalam mengembangkan karakter tanggung dan mengenalkan metode role playing
pada peserta didik kelas V SDN Pojok 03.
Model yang digunakan peneliti pada penelitian ini ialah model ADDIE.
Metode ADDIE mempunyai lima tahap yaitu analysis (analisis), design
(perancangan), development (pengembangan), implementation (implementasi),
dan evaluation (evaluasi). Menurut Arcana dan Radimin (2020:2) ADDIE
merupakan sebuah singkatan dari tahapannya sendiri yaitu Analysis, Design,
Development, Implementation, dan Evaluation. Pendekatan ini sangat bermanfaat
karena mempunyai tahapan yang efektif. Tahap-tahap kegiatan metode ADDIE
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

berkaitan satu sama lain. Penelitian dengan metode ADDIE dilakukan secara
runtut agar tercapai tujuan yang diharapkan.

Gambar 3.1 langkah-langkah Model ADDIE menurut Branch


(dalam Sugiyono, 2017: 38)
B. Setting Penelitian
Setting penelitian berisikan subjek yang diteliti, objek yang diteliti, tempat
penelitian, dan waktu penelitian.
1. Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di SD Negeri Pojok 03 beralamat di desa Pojok,
Kecamatan Tawangsari, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah.
2. Subjek Penelitian
Subjek yang digunakan ialah guru kelas V SDN Pojok 03.
3. Objek Penelitian
Objek penelitian dalam penelitian ini adalah perangkat pembelajaran dengan
mata pelajaran PPKn dengan metode role playing dalam upaya meningkatkan
karakter tanggung jawab kepada peserta didik.
4. Tempat Penelitian
Penelitian dijalankan di SDN Pojok 03, tepatnya di desa Pojok, Tawangsari,
Sukoharjo.
5. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dimulai peneliti pada tahun ajaran 2021/2022, pada bulan
Oktober sampai Januari 2022.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

C. Prosedur Pengembangan
Peneliti menggunakan prosedur penelitian model ADDIE. Model ADDIE
digunakan karena dalam tahapnya dilakukan evaluasi, sehingga produk yang
dikembangkan akan lebih layak. Model ADDIE mempunyai lima langkah dalam
model ADDIE, yaitu analysis (analisis), design (perancangan), development
(pengembangan), implementation (implementasi), dan evaluation (evaluasi).
Peneliti merancang sebuah perangkat pembelajaran yang meliputi RPP, bahan ajar,
media pembelajaran, LKPD, dan penilaian. Berikut ini adalah penjabaran dari
langkah-langkah model pengembangan ADDIE:
1. Analisis (Analysis)
Analisis dilakukan bertujuan untuk mengetahui kebutuhan
pembelajaran serta permasalahannya. Pada tahap analisis peneliti
mengumpulkan informasi dengan metode wawancara kepasa guru kelas V SD
Negeri Pojok 03. Analisis kebutuhan bertujuan mencari suatu permasalahan
yang dihadapi guru dalam merencanakan pelaksanaan pembelajaran dan
permasalahan pada proses pembelajaran.
Pada wawancara dengan guru kelas V, terdapat kendala yang dialami
guru dalam menyusun rancangan pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Guru
masih sulit untuk menentukan model yang tepat dan inovatif bagi peserta
didik. Guru masih cenderung menggunakan metode ceramah sehingga peserta
didi kerap merasa jenuh dan sulit memahami materi.
2. Perancangan (Design)
Pada tahap perancangan, peneliti melakukan penyusunan produk sesuai
dengan analisis kebutuhan yang telah dilakukan. Perangkat pembelajaran
dibuat sesuai dengan kurikulum yang berlaku di sekolah dan kebutuhan
peserta didik. Peneliti juga menyesuaikan dengan karakter yang akan
ditingkatkan pada peserta didik.
Komponen yang dikembangkan yaitu Rancangan Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), bahan ajar, media pembelajaran, lembar kerja peserta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

didik (LKPD), dan penilaian. Produk yang dikembangkan berdasarkan KI,


KD, indikator, tujuan pembelajaran, dan metode pembelajaran sesuai materi
yang telah ditentukan.
3. Pengembangan (Development)
Pada tahap pengembangan produk yang telah dibuat akan dicetak.
Peneliti menyusun perangkat pembelajaran dengan bimbingan dosen
pembimbing supaya mendapatkan saran dalam penyusunan produk perangkat
pembelajaran. Setelah produk selesai dibuat selanjutnya produk diserahkan
kepada validator untuk divalidasi. Validasi berisi tentang penilaian dan saran
untuk produk yang telah dibuat untuk menentukan kelayakan produk. Validasi
dilakukan oleh para ahli pembelajaran dan guru kelas V.
4. Implementasi (Implementation)
Pada tahap pengembangan produk yang telah dibuat akan dicetak.
Peneliti menyusun perangkat pembelajaran dengan bimbingan dosen
pembimbing supaya mendapatkan saran dalam penyusunan produk perangkat
pembelajaran. Setelah produk selesai dibuat selanjutnya produk diserahkan
kepada validator untuk divalidasi. Validasi berisi tentang penilaian dan saran
untuk produk yang telah dibuat untuk memnentukan kelayakan produk.
Validasi dilakukan oleh para ahli pembelajaran dan guru kelas V.
Tahap setelah validasi produk perangkat pembelajaran adalah
mengimplementasikan produk melalui uji coba terbatas kepada 12 peserta
didik. Hasil uji coba terbatas ini berguna untuk melihat kelayakan dalam
pengembangan produk yang telah dirancang.
5. Evaluasi (Evaluation)
Tahapan ini peneliti melakukan pemeriksaan produk setelah
dilakukannya pengimplementasian, untuk mengatahui terdapat kelemahan
atau tidak. Jika terdapat revisi, peneliti bisa memperbaikinya kembali.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

D. Teknik Pengumpulan Data


Sugiyono (2010: 308) berpendapat bahwasanya Teknik pengumpulan data
adalah teknik yang sangat diperlukan dalam penelitian, karena tujuan dari
penelitian adalah mendapat data. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan
data berupa wawancara, kuisioner, serta dokumentasi. Berikut ini adalah uraian
teknik pengumpulan data yaitu sebagai berikut:
1. Wawancara
Satori dan Komariah (2014: 130) menyatakan bahwasanya wawancara
adalah suatu teknik pengumpulan data perolehan datanya diperoleh melalui
tanya jawab dari sumber data secara langsung. Sudaryono (2016: 82) juga
mengatakan dengan wawancara dapa memudahkan penelit untuk
mendapatkan informasi dengan lebih detail dari narasumber atau responden.
Tujuan dari wawancara yaitu mendapatkan informasi secara langsung dan
dapat mengkonstruksi peristiwa dan pengalaman seseorang, sehingga
mempermudah untuk menentukan sesuatu yang akan terjadi. Wawancara yang
peneliti gunakan adalah jenis wawancara terstruktur dimana pewawancara
mempersiapkan pertanyaan secara rinci sesuai format yang sudah ditentukan.
Menurut pernyataan para ahli, dapat disiimpulan bahwa wawancara
adalah suatu cara dalam mengumpulkan data secara langsung kepada
narasumber supaya memperoleh informasi. Peneliti melaksanakan wawancara
secara tatap muka dengan 1 guru kelas V. Pertanyaan yang telah diususun
sesuai dengan analisis kebutuhan guru sekolah dasar mengenai
pengembangan perangkat pembelajaran yang pernah disusun dan cara guru
mengembangkan rasa tanggung jawab.
2. Kuesioner
Sugiyono (2011: 199) mengatakan bahwa kuesioner adalah salah satu
cara memperoleh data dengan memberi seperangkat pertanyaan kepada
responden yang telah ditentukan. Kuisioner akan lebih efektif apabila peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

memahami variabel yang diukur. Kuisioner sangat tepat untuk mengumpulkan


data dalam jumlah besar.
Kuisioner yang disusun oleh peneliti mengacu pada RPP dan
pengembangan karakter tanggung jawab. Kuisioner ini berupa pertanyaan-
pertanyaan untuk menilai kualitas perangkat pembelajaran yang dirancang.
Kuisioner yang disiapkan mempunyai rentang nilai 1-4 dengan responden
guru kelas V

E. Instrumen Penelitian
Penyusunan instrumen sangat penting dalam sebuah penelitian, karena
intrumen berguna untuk mengumpulkan data penelitian yang dibutuhkan.
Arikunto (dalam Sudaryono 2016: 76) mengatakan bahwa instrumen
pengumpulan data merupakan alat bantu yang digunakan peneliti untuk
pengumpulan data. Berikut ini adalah instrumen yang dilakukan dalam penelitian.
1. Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara sebagai acuan dalam melakukan wawancara
dengan guru kelas 5. Pedoman wawancara membantu peneliti untuk mencari
data sesuai dengan untuk kebutuhan perangkat pembelajaran. wawancara ini
untuk mencari kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi guru pada saat
pembelajaran. Wawancara ini juga digunakan peneliti untuk mencari
informasi mengenai karakter peserta didik yang perlu dikembangkan.
Berikut kisi-kisi pertanyaan wawancara yang telah peneliti buat:

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Pertanyaan


Indikator Topik Petanyaan No. Item
Kendala proses Kendala saat proses pembelajaran 1, 2, 3
pembelajaran
Nilai pendidikan karakter Pengembangan karakter dalam proses 4, 5, 6, 7
pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

Pembelajaran abad-21 Kelangsungan proses pembelajaran 8, 9, 10,


abad-21 11
Model, metode, dan media Penggunaan model. metode, dan media 12, 13,
pembelajaran dalam pembelajaran 14, 15

Berdasarkan tabel di atas telah dijabarkan bahwa terdapat empat kisi-


kisi pertanyaan dituangkan dalam lima belas poin pertanyaan yang menjadi
pedoman dalam melakukan wawancara.

Berikut merupakan butir-butir yang telah disusun oleh peneliti dari


keempat kisi-kisi pertanyaan.

Tabel 3.2 Pedoman Wawancara


Indikator Pertanyaan Wawancara
Kendala proses 1. Apakah terdapat kendala yang dialami guru dalam
pembelajaran proses pembelajaran?
2. Dalam pembelajaran PPKn apakah terdapat materi yang
sulit bagi guru?
3. Apa faktor penyebab peserta didik mengalami kesulitan
dalam mempelajari materi PPKn?
Nilai pendidikan 1. Apakah pendidikan karakter sudah diterapkan dalam
karakter menyusun perangkat pembelajaran PPkn?
2. Bagaimana penerapan pendidikan karakter dalam proses
pembelajaran?
3. Karakter apa yang masih belum ditonjolkan oleh peserta
didik.
4. Bagaimana cara menilai ketercapaian karakter peserta
didik?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

Pembelajaran 1. Apakah pembelajaran HOTS sudah diterapkan dalam


abad-21 pembelajaran PPKn?
2. Apakah dalam penyusunan indikator dan tujuan
pembelajaran sudah mengacu pada HOTS?
3. Apakah dalam pembelajaran peserta didik diberi
kesempatan untuk memecahkan masalah dan
mengkreasi pembelajaran dalam kemampuan berpikir
tingkat tingginya?
4. Apakah dalam memberikan pembelajaran PPKn sudah
mengacu pada abad 21?
Model, metode, 1. Apakah sudah menggunakan media yang sesuai? Media
dan media apa yang digunakan? Apa alasan memilih media
tersebut?
2. Apa kendala dalam menerapkan teknologi pendidikan
dalam pembelajaran?
3. Apakah kesulitan penerapan metode dan media yang
digunakan?
4. Metode dan media apa yang ingin dikembangkan dalam
perangkat pembelajaran?

Berdasarkan tabel dapat disimpulkan bahwa pertanyaan-pertanyaan di


atas menjadi dasar dalam mengembangkan produk perangkat pembelajaran.

2. Lembar Kuesioner
Lembar kuisioner digunakan untuk mengetahui masalah dan responden
dapat memberikan jawab sesuai pertanyaan yang diajukan. Oleh karena itu
kuisioner harus dilengkapi dengan cara mengerjakan di setiap bagian serta
petunjuk umum seluruh seluruh instrumen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

Berikut ini merupakan penjabaran dari kuisioner instrumen validasi


produk komponen RPP yang telah disusun dan dikembangkan.

Tabel 3.3 Instrumen validasi komponen RPP


No Komponen RPP
A Identitas muatan pelajaran
1 Terdapat: satuan pendidikan, kelas, semester, program/ program keahlian,
mata pelajaran atau tema pelajaran/ subtema, jumlah pertemuan.
B Perumusan indikator
2 Kesesuaian dengan Kompetensi Dasar
3 Kesesuaian penggunaan kata kerja operasional berada pada level
C4-C6/HOTS
4 Kesesuaian aspek sikap tanggung jawab
5 Kesesuaian rumusan dengan aspek pengetahuan
6 Kesesuaian rumusan dengan aspek keterampilan
C Perumusan tujuan pembelajaran
7 Kesesuaian dengan indikator
8 Kesesuaian perumusan dengan aspek Audience, Behaviour,
Condition, dan Degree (ABCD)
9 Tujuan pembelajaran menggambarkan aktivitas yang akan
dilaksanakan
D Model dan metode pembelajaran
10 Kesesuaian dengan tujuan pembelajaran
11 Kesesuaian dengan karakteristik pembelajaran
12 Sesuai dengan pendekatan saintifik
13 Sesuai dengan karakteristik peserta didik
14 Langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan metode pembelajaran
role playing.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

15 Keruntutan langkah-langkah metode pembelajaran


16 Kegiatan pembelajaran dikembangkan dengan menyajikan masalah
yang kontekstual
17 Kegiatan pembelajaran mengorganisasi peserta didik untuk belajar
18 Kegiatan pembelajaran memandu peserta didik untuk melakukan
penyelidikan secara mandiri atau berkelompok
19 Kegiatan pembelajaran memungkinkan peserta didik mengembangkan
dan menyajikan hasil karya
20 Kegiatan pembelajaran memungkinkan peserta didik menganalisis dan
mengevaluasi hasil pecahan masalah
E Skenario pembelajaran
21 Melakukan kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup dengan
jelas.
22 Kegiatan sesuai dengan pendekatan saintifik
(mengamati,menanya, mengumpulkan informasi,
mengasosiasikan informasi, mengkomunikasikan)
23 Setiap kegiatan dalam skenario pembelajaran sudah mengembangkan
penguatan pendidikan karakter (Nasionalisme, Kepemimpinan,
Gotong royong, dan Tanggung Jawab)
24 Setiap kegiatan dalam skenario pembelajaran sudah
mengembangkan keterampilan abad 21 (Communication,
Collaboration, Critical thinking, Creative/4C)
25 Kesesuaian alokasi waktu kegiatan pendahuluan, kegiatan
Inti dan kegiatan penutup dengan cakupan materi
F PENILAIAN
26 Ketepatan bentuk, teknik, dan instrumen dengan indikator pencapaian
kompetensi
27 Ketepatan antara bentuk, teknik, dan instrumen penilaian aspek sikap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

28 Ketepatan antara bentuk, teknik, dan instrumen penilaian aspek


pengetahuan
29 Ketepatan antara bentuk, teknik, dan instrumen penilaian aspek
keterampilan
G SUMBER BELAJAR
31 Sesuai dengan tujuan pembelajaran
32 Sesuai dengan materi pembelajaran
33 Sesuai dengan pendekatan saintifik
34 Sesuai dengan metode pembelajaran
35 Sesuai dengan karakteristik peserta didik
H BAHASA
36 Kesesuaian penggunaan bahasa sesuai Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia (PUEBI)

Berdasarkan penjabaran tabel terdapat tiga puluh pertanyaan dalam


kuisioner validasi produk pada komponen RPP.
Berikut ini penjabaran dari kuisioner instrumen validasi produk
komponen bahan ajar yang telah disusun.

Tabel 3.4 Instrumen validasi komponen Bahan Ajar


No Komponen Bahan Ajar
1 Kesesuaian materi dengan kompetensi dasar
2 Kesesuaian matei dengan tujuan pembelajaran
3 Kesesuaian materi dengan indikator
4 Materi disajikan dari yang mudah ke sukar (sistematis)
5 Kesesuaian materi dengan alokasi waktu yang ditentukan
6 Bahan ajar dibuat sesuai tingkat kognitif peserta didik
7 Bahan hajar tidak mengandung salah konsep (misconception)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

8 Bahan ajar disusun dengan kalimat yang efektif dan sederhana


9 Bahan ajar dilengkapi dengan gambar untuk memperjelas konsep
10 Penggunaan bahasa sesuai Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
(PUEBI)

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa kuisioner instrumen


validasi produk terdapat sepuluh pernyataan.
Berikut adalah penjabaran kuisioner instrumen validasi produk untuk
komponen media pembelajaran yang telah disusun dan dikembangkan.

Tabel 3.5 Instrumen validasi komponen media pembelajaran


No Komponen Media Pembelajaran
A Konten atau isi
1 Media memuat materi yang sesuai dengan tujuan dan indikakator yang akan
dicapai
2 Media memuat materi yang mampu mengembangkan pengetahuan peserta
didik
3 Media mendorong kemampuan berpikir kritis peserta didik
4 Media dapat mendorong minat dan antusias peserta didik dalam pembelajaran
B Tampilan
5 Ketepatan warna background dengan tulisan
6 Ketepatan pemilihan jenis dan ukuran huruf
7 Ketepatan penempatan penulisan
8 Ketepatan pemilihan gambar
9 Ketepatan dalam penempatan dan ukuran gambar
10 Kejelasan gambar
11 Kesesuaian gambar dengan materi ajar
12 Kesesuaian video dengan usia peserta didik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

C Bahasa
13 Penggunaan bahasa sesuai dengan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
(PUEBI)
14 Penggunaan bahasa mudah dipahami
15 Penggunaan kalimat mengandung kata tunggal
16 Penggunaan kalimat yang efektif
D Penggunaan dan Penyajian
17 Petunjuk penggunaan dibuat dengan jelas dan mudah dipahami
18 Penyusunan media yang menarik
19 Media interaktif yang dibuat dapat diakses berbagai perangkat
20 Media interaktif yang dikembangkan tidak memakan banyak penyimpanan
21 Media interaktif mengembangkan berbagai sumber dan jenis teknologi
informasi
22 Media interaktif disajikan dengan jelas dan sistematis
23 Media yang dikembangkan dapat menumbuhkan minat belajar peserta didik
Berdasarkan penjabaran dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa
kuisioner instrumen validasi produk pada komponen media pembelajaran
terdapat dua puluh tiga pernyataan.
Berikut ini merupakan penjabaran dari kuisioner instrumen validasi
produk untuk komponen LKPD.

Tabel 3.6 Instrumen validasi komponen LKPD


No Komponen LKPD
1 Sampul LKPD didesain dengan menarik
2 Tampilan isi LKPD menarik peserta didik
3 LKPD lengkap dengan petunjuk kegiatan dengan jelas dan mudah
dipahami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

4 LKPD memuat materi yang mendorong peserta untuk berpikir tingkat


tinggi (HOTS)
5 LKPD mengembangkan keterampilan abad 21 (4C) khususnya
kreativitas (creativity)
6 LKPD yang disusun mengembangkan keterampilan berkomunikasi
(communication)
7 LKPD mengembangkan keterampilan abad 21 (4C) khususnya
kemampuan berkolaborasi (collaboration)
8 LKPD mengembangkan keterampilan abad 21 (4C) khususnya
keterampilan berpikir kritis (critical thinking)
9 LKPD didesain dengan metode bermain peran (Role Playing)

Berdasarkan penjabaran tabel di atas dapat disimpulkan bahwa


kuisioner instrumen validasi produk pada komponen LKPD memuat sembilan
pernyataan.
Di bawah ini merupakan penjabaran dari instrumen validasi produk
untuk komponen penilaian yang telah dikembangkan.
Tabel 3.7 Instrumen validasi komponen penilaian
No Komponen penilaian
1 Jenis penilaian sesuai indikator
2 Instrumen penilaian sesuai indikator
3 Intrumen penilaian lengkap dengan pendoman penskoran dan rubrik penilaian
4 Instrumen penilaian pengetahuan lengkap dengan kunci jawaban dan
pendoman penskoran
5 Instrumen penilaian sikap dilengkapi dengan rubrik penilaian dan pedoman
penskoran
6 Penilaian mengembangkan keterampilan berpikir tinggi bagi peserta didik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

Dari penjabaran di atas disimpulkan bahwa kuisioner instrumen validasi produk


pada komponen penilaian memuat tujuh pernyataan.

F. Teknik Analisis Data


1. Data Kualitatif
Peneliti menggunakan teknik analisis data kualitatif. Teknik kualitatif
dilakukan dengan memahami setiap data yang telah didapatkan dari guru
maupun para ahli. Hasil dari data ini memuat komentar dan saran yang
diperoleh dari validator pakar RPP dan guru kelas V SD. Data tersebut lalu
dianalisis sebagai pedoman dalam mengetahui kualitas produk yang telah
disusun.
2. Data Kuantitatif
Data kuantitatif diperoleh melalui hasil penilaian validator pakar para ahli dan
guru kelas. Data dapat dianalisis menggunakan beberapa teknik perhitungan
matematika. Rentangan skala yang digunakan peneliti untuk perangkat
pembelajaran RPP, bahan ajar, media pembelajaran, LKPD, dan penilaian
yaitu (4) sangat baik, (3) baik, (2) kurang baik, sangat kurang (1). Cara
perhitungan rata-rata sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

Perolehan skor yang telah diperoleh selanjutnya dikonversikan menjadi data


kualitatif skala empat dalam skor penilaian produk menurut Widoyoko (2015:
69).

Tabel 3.8 Klasifikasi Penilaian Skala Empat


No Interval Skor Kategori
1 3,25 < M ≤ 4,00 Sangat baik

2 2,50 < M ≤ 3,25 Baik


3 1,75 < M ≤ 2,50 Kurang baik
4 1,00 < M ≤ 1,75 Sangat kurang

Produk yang telah divalidasi dicari rata-rata skor dengan cara di atas,
kemudian perolehan skor dikonversikan dari data kuantitatif menjadi data
kualitatif. Perhitungan persentase produk menggunakan rumus sebagai
berikut:

Keterangan: p: Nilai Validitas

f: Perolehan Skor

n: Skor maksimum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada Bab ini peneliti menjabarkan atau membahas tentang hasil dari penelitian
yang telah dilaksanakan.
A. Hasil Penelitian Pengembangan
Peneliti melakukan pengembangan produk dengan menerapkan model
ADDIE yang terdiri dari lima langkah yaitu analyze, design, development,
implementation, dan evaluate. Berikut merupakan penjabaran dari prosedur
pngembangan perangkat pembelajaran dengan model ADDIE yang telah disusun
oleh peneliti.
1. Analisis (Analyze)
Langkah paling awal adalah peneliti melakukan wawancara analisis
kebutuhan yang bertujuan mendapatkan hambatan guru dalam merencanakan
pembelajaran dan melaksanakan pembelajaran. Analisis kebutuhan dilakukan
peneliti dengan cara wawancara.
a. Analisis Kebutuhan
Peneliti mengadakan wawancara terhadap guru kelas V SDN Pojok
03 pada 30 Oktober 2021. Tujuan dari wawancara tersebut bertujuan
untuk mengetahui kendala pada saat proses pembelajaran dan
penggunaan perangkat pembelajaran dalam upaya peningkatan karakter
pada peserta didik kelas V. Dari hasil analisis kebutuhan yang diperoleh
akan digunakan sebagai pedoman dalam pembuatan perangkat
pembelajaran inovatif sehingga dapat menjadi referensi guru dalam
merancang sebuah perangkat yang lebih menyenangkan untuk peserta
didik di Sekolah Dasar. Dalam melakukan wawancara peneliti
berpedoman pada pedoman yang telah dibuat. Pedoman wawawancara
dirancang dalam empat indikator yang tertuang lima belas poin

61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

pertanyaan. Indikator pertama membahas mengenai kendala dalam proses


pembelajaran, indikator kedua membahas mengenai nilai pendidikan
karakter yang telah diterapkan oleh guru, indikator ketiga membahas
mengenai muatan pembelajaran abad 21, indikator keempat mengenai
model, metode, dan media pembelajaran yang diterapkan guru.
b. Hasil Wawancara Analisis Kebutuhan
Berdasarkan wawancara kepada guru kelas V SD Negeri Pojok 03
pada tanggal 30 Oktober 2021, peneliti mendapatkan hasil bahwa pada
proses pembelajaran PPKn guru jarang memberikan metode yang
menarik, guru hanya sering memberikan ceramah kepada peserta didik.
Pada proses pembelajaran terdapat beberapa peserta didik yang aktif
ketika diberi pertanyaan, namun ada beberapa peserta didik yang asyik
mengobrol dan bermain sendiri, sehingga peserta didik tidak menerima
secara keseluruhan materi yang dijelaskan oleh guru. Guru juga
mengatakan peserta didik kurang bisa memahami mengenai materi hak,
kewajiban, dan tanggung jawab. Karena peserta didik tidak tahu apa
hubungannya antara hak dan kewajiban. Guru sudah semaksimal
mungkin mengajarkan materi dengan baik, namun guru kurang
memberikan pembelajaran yang menarik kepada peserta didik.
Metode yang kerap kali digunakan adalah metode diskusi dan
ceramah. Pada saat mempelajari tentang materi hak, kewajiban, dan
tanggung jawab guru hanya mengunakan media buku tematik yang
diberikan oleh sekolah saja. Kendala yang dialami guru adalah kurangnya
fasilitas yang memadai dari sekolah, kurangnya penguasaan teknologi,
dan kurangnya minat belajar peserta didik. Guru mengalami kesulitan
dalam mendapatkan metode atau media yang dapat diterapkan dalam
proses pembelajaran.
Peneliti juga menanyakan mengenai sikap tanggung jawab yang
dimiliki peserta didik kelas V. Guru mengatakan karakter tanggung jawab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

yang dimiliki masih sangatlah kurang. Contohnya seperti tanggung jawab


untuk belajar, mengerjakan tugas, menjaga kebersihan, dan tanggung
jawab untuk menjaga kesehatannya sendiri. Para peserta didik masih
kurang sadar akan hal itu. Mereka masih harus diingatkan setiap hari oleh
guru untuk menjalankan tanggung jawabnya sendiri. Terlebih pada saat
pandemi seperti ini, anak lebih sering di rumah dan kurang pendampingan
orangtua. Sehingga mereka lebih memilih bermain daripada belajar atau
mengerjakan tugas-tugasnya.
Berdasarkan hasil analisis kebutuhan yang dijabarkan, dapat
disimpulkan bahwa peserta didik kelas V SDN Pojok 03 adalah peserta
didik yang aktif dalam hal keterampilan seperti menggambar, olahraga,
dan bermain, namun peserta sangat pasif dalam proses pembelajaran.
Pada saat pembelajaran guru jarang memberikan metode pembelajaran
yang bisa mengasah kognitif sekaligus mengasah keterampilan peserta
didik, sehingga peserta didik kurang bisa memahami pembelajaran
terlebih pada pembelajaran PPKn dalam upaya peningkatan karakter
tanggung jawab peserta didik. Peserta didik belum sadar akan tanggung
jawabnya sendiri, peserta didik masih harus diberi arahan dan hanya
menunggu perintah dari orangtua maupun guru.
Guru sangat membutuhkan metode-metode yang bisa
meningkatkan keaktifan peserta didik. Metode bermain peran (Role
Playing) ini dapat menjadi referensi guru dalam menentukan metode
pembelajaran untuk peserta didik.
2. Perancangan (Design)
Langkah selanjutnya adalah perancangan. Tahap perancangan
merupakan tidak lanjut dari analisis kebutuhan yang telah peneliti dapatkan
dari wawancara dari guru kelas V. Tahap ini peneliti menyusun perangkat
pembelajaran berdasarkan hasil analisis kebutuhan sebagai acuan peneliti
dalam merancang perangkat pembelajaran. Peneliti mengembangkan produk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

berupa rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), bahan ajar, media


pembelajaran, lembar kerja peserta didik (LKPD), dan penilaian. Tahap awal
perancangan produk adalah menentukan materi yang akan dikembangkan
serta menentukan karakter yang akan dikembangkan. Berikut penjelasan
langkah-langkah produk yang akan dikembangkan.
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) PPKn untuk kelas V
Sekolah Dasar peneliti memilih tema 6 sub tema 1 yang disusun
menggunakan metode bermain peran (Role Playing). Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran tersebut berisi materi mengenai hak,
kewajiban, dan tanggung jawab yang mengacu pada kompetensi dasar
3.2 Memahami hak, kewajiban, dan tanggung jawab sebagai warga
dalam kehidupan sehari-hari. 4.2 Menjelaskan hak, kewajiban, dan
tanggung jawab sebagai warga dalam kehidupan sehari-hari. Dalam
setiap pembelajaran peneliti menjabarkan kompetensi dasar dalam tiga
indikator. Indikator pembelajaran pertama menguraikan sikap tanggung
jawab dalam menjalankan kewajiban untuk memperoleh hak sebagai
warga sekolah dan warga masyarakat. Indikator pembelajaran kedua
mengkategorikan penggunaan hak, kewajiban, dan tanggung jawab
sebagai warga sekolah dan masyarakat melalui bermain peran. Indikator
yang ketiga merancang sebuah cerita mengenai tanggung jawab
manusia mengenai kewajiban dan haknya sebagai warga sekolah dan
warga masyarakat.
b. Bahan Ajar
Bahan ajar disusun sesuai dengan kompetensi dasar, indikator,
dan tujuan pembelajaran yang telah ditentukan sebelumnya. Bahan ajar
dibuat secara sistematis dan tidak memuat salah konsep. Materi bahan
ajar bersumber dari buku guru, buku peserta didik, dan buku
pembelajaran bermuatan PPKn, serta beberapa dari internet. Bahasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

yang digunakan berpedoman pada Pedoman Umum Ejaan Bahasa


Indonesia (PUEBI).
c. Media
1) Tampilan
Tampilan media pembelajaran berupa warna background, font dan
ukuran huruf, penempatan tulisan, pemilihan materi, dan pemilihan
video. Warna background menggunakan warna dasar biru dan putih,
jenis tulisan yang digunakan adalah cooper black dan times new
roman, dan ukuran font disesuaikan dengan luas halaman. Media
interaktif dibuat menggunakan aplikasi ms. Power Point 2016. Media
interaktif berisi materi pembelajaran serta gambar-gambar supaya
menarik. Media interaktif dibuat menarik dengan menambahkan
animasi dan background.
2) Konten dan Isi
Peneliti membuat dua media yaitu media interaktif berupa slide
power point dan media yang berupa naskah untuk bermain peran
yang berisi topik hak, kewajiban, dan tanggung jawab. Media
pembelajaran berfungsi untuk memudahkan peserta didik dalam
mempelajari materi. Gambar yang disajikan dalam slide ppt
menampilkan materi yang digunakan. Video yang ditampilkan berisi
tentang contoh bermain peran dengan topik hak, kewajiban, dan
tanggung jawab. Sumber materi diperoleh dari buku peserta didik,
buku guru, dan internet dengan muatan PPKn.
3) Bahasa
Bahasa harus mudah dimengerti dan menggunakan kalimat yang
efektif. Kata yang digunakan juga disesuaikan dengan usia peserta
didik. Serta berpedoman Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia
(PUEBI).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

d. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)


Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) merupakan pedoman belajar
peserta didik sebagai bukti hasil pembelajaran peserta didik secara
individu maupun kelompok. LKPD dirancang dengan tampilan yang
menarik untuk menumbuhkan semangat belajar pserta didik.
e. Penilaian
Instrumen penilaian dirancang sesuai dengan indikator
pembelajaran. Instrumen penilaian wajib memuat pedoman penskoran
dan rubrik penilaian. Instrumen penilaian terdiri dari sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang dilengkapi dengan kunci jawaban
dan pedoman penskoran.

3. Pengembangan (Development)
Pengembangan dilakukan berdasarkan rancangan produk perangkat
pembelajaran awal. Peneliti merancang sebuah produk perangkat
pembelajaran berupa renacana pelaksanaan pembelajaran (RPP), bahan ajar,
media pembelajaran, lembar kerja peserta didik (LKPD), serta penilaian.
Terhadap beberapa tahapan yang dilakukan peneliti, yaitu: 1) Membuat
produk perangkat pembelajaran berdasarkan analisis kebutuhan, dalam
merancang produk dilihat dari aspek desain, materi, dan bahasa yang bisa
dilihat perbedaannya dengan perangkat pembelajaran yang ada di sekolah. 2)
Melakukan analisis produk perangkat pembelajaran oleh dosen pembimbing
dan selanjutnya melakukan validasi produk oleh 4 ahli yang terdiri dari 1 ahli
materi PPKn Pak (YK), 1 ahli perangkat pembelajaran Bu (EA), dan 2 guru
kelas V. 3) Memperbaiki perangkat pembelajaran yang telah divalidasi sesuai
dengan hasil yang diberikan oleh validator, sehingga produk layak untuk
diujicobakan. Validasi kepada ahli perangkat pembelajaran dan ahli pelajaran
PPKn dilakukan pada tanggal 10 Desember 2021 dan dengan guru kelas V
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

dilaksanakan pada tanggal 15 Desember 2021. Berikut adalah penjabaran


hasil validasi.
a. Data Validasi ahli Materi PPKn
Uji validitas oleh ahli materi PPKn dilaksanakan untuk
mengetahui kelayakan produk. Lima komponen yang dinilai yaitu 1)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), 2) Bahan ajar, 3) Media, 4)
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), 5) Penilaian.
Hasil validasi oleh ahli materi PPKn mendapatkan skor sebagai
berikut:

Tabel 4.1 Hasil Validasi Ahli Materi PPKn


Skor Produk Perangkat
Komponen Pembelajaran
RPP 3,86
Bahan Ajar 3,9
Media Pembelajaran 3,7
LKPD 3,7
Penilaian 3,85
Rata-rata 3,80
Kategori Sangat baik

Berdasarkan hasil validasi oleh ahli materi PPKn, produk


perangkat pembelajaran yang dirancang memeperoleh skor rata-rata
3,80 dengan kategori sangat baik.

b. Data validasi ahli perangkat pembelajaran


Uji validitas oleh ahli materi PPKn bertujuan untuk mengetahui
kelayakan produk perangkat pembelajaran. Lima komponen yang
dinilai yaitu 1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), 2) Bahan
ajar, 3) Media, 4) Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), 5) Penilaian.
Hasil validasi oleh ahli materi PPKn memperoleh skor sebagai
berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

Tabel 4.2 Hasil Validasi Ahli Model Pembelajaran


Skor Produk Perangkat
Komponen Pembelajaran
RPP 3,97
Bahan Ajar 4
Media Pembelajaran 3,9
LKPD 4
Penilaian 4
Rata-rata 3,97
Kategori Sangat baik

Berdasarkan hasil validasi oleh ahli perangkat pembelajaran,


perangkat pembelajaran yang dirancang memeperoleh skor rata-rata
3,97 dengan kategori sangat baik.

c. Data Validasi Guru SD kelas V


Uji validitas oleh ahli pembelajaran dilaksanakan untuk
mengetahui kelayakan produk. Lima komponen yang dinilai yaitu 1)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), 2) Bahan ajar, 3) Media, 4)
Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), 5) Penilaian.
Hasil validasi oleh ahli materi PPKn memperoleh skor sebagai berikut:

Tabel 4.3 Hasil Validasi Guru 1


Skor Produk Perangkat
Komponen Pembelajaran
RPP 3,97
Bahan Ajar 4
Media Pembelajaran 3,95
LKPD 4
Penilaian 4
Rata-rata 3,98
Kategori Sangat baik
Berdasarkan hasil validasi oleh guru kelas V, produk perangkat
pembelajaran yang telah dirancang memperoleh skor rata-rata 3,98
dengan kategori sangat baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

Tabel 4.4 Hasil Validasi Guru 2


Komponen Skor Produk Perangkat
Pembelajaran

RPP 3,97
Bahan Ajar 4
Media Pembelajaran 3,95
LKPD 4
Penilaian 4
Rata-rata 3,98
Kategori Sangat baik

Berdasarkan hasil validasi oleh guru kelas V, perangkat


pembelajaran yang telah dirancang mendapatkan skor rata-rata 3,98
dengan kategori sangat baik.

d. Hasil Revisi Produk Setelah Validasi


Validasi yang telah dilakukan oleh keempat validator selanjutnya
dilakukan analisis terhadap saran atau komentar yang diberikan dengan
cara melakukan pencocokan perangkat pembelajaran komponen RPP
yang terdiri dari (identitas mata pelajaran, perumusan indikator,
perumusan tujuan pembelajaran, metode dan metode pembelajaran,
skenario pembelajaran, penilaian, sumber belajar, dan bahasa), bahan
ajar, media pembelajaran, LKPD, dan penilaian.
Berikut adalah hasil validasi dari produk perangkat pembelajaran.
Validasi dilakukan oleh empat validator, yaitu validator ahli materi PPKn,
validator ahli perangkat pembelajaran dan dua guru kelas V Sekolah
Dasar. berdasarkan hasil validasi yang telah dilakukan terdapat beberapa
komentar terhadap perangkat pembelajaran yang telah disusun. Komentar
atau saran oleh validator akan digunakan sebagai perbaikan perangkat
pembelajaran yang dikembangkan supaya lebih layak digunakan.
Komentar dan saran yang diberikan oleh validator pakar dan dua guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

kelas adalah 1) Tujuan pembelajaran masih belum tepat, 2) Media


pembelajaran interaktif harus lebih kreatif, 3) Sampul LKPD masih
kurang menarik. Berikut ini penjabaran dari komentar validator.

Tabel 4.5 Komentar dan Revisi Produk


Sebelum Revisi Sesudah Revisi
1. Background PPT kurang 1. Peneliti memperbaiki
terlihat di bagian background dengan lebih
penulisan. menarik.

Sebelum Revisi Sesudah Revisi


2. Tampilan LKPD 2 tidak 2. Peneliti memperbaiki tampilan
berbeda dengan LKPD 1 LKPD 2 supaya berbeda dengan
LKPD 1

4. Implementasi (Implementation)
Peneliti telah selesai melakukan validasi dan revisi produk perangkat
pembelajaran. Tahap selanjutnya adalah peneliti melaksanakan implementasi
produk kepada peserta didik kelas V Sekolah Dasar. Implementasi ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

dilaksanakan secara tatap muka pada tanggal 26 Januari 2022. Peserta didik
yang melaksanakan uji coba ini berjumlah 12 peserta. Uji coba produk
dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah pembelajaran dalam rencaa
pelaksanaan pembelajaran (RPP) yaitu menggunakan metode Role Playing.
Langkah pertama peserta didik dan peneliti melakukan tanya jawab mengenai
pengalaman mereka tentang penggunaan hak, kewajiban, dan tanggung jawab
di sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Selanjutnya dilanjutkan dengan
pemahaman mengenai hak, kewajiban dan tanggung jawab dengan
memberikan beberapa contoh berupa gambar dan peserta didik menganilisis
gambar yang ditampilkan oleh peneliti. Kemudian peneliti menjelaskan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai dalam pembelajaran. Setelah melakukan
pengenalan materi peneliti masuk dalam langkah bermain peran. Langkah
yang pertama adalah peneliti menjelaskan mengenai pengertian bermain peran
dan langkah bermain peran. Kemudian peneliti membagi dua kelompok, satu
kelompok berisi 6 peserta didik dan peneliti membagikan naskah, naskah pada
setiap kelompok berisi cerita yang berbeda, namun dengan topik yang sama
yaitu hak, kewajiban, dan tanggung jawab. Peneliti memberikan contoh
berekspresi pada saat mementaskan drama. Selanjutnya peserta didik
berdiskusi dengan kelompok untuk menentukan karakter yang akan
dimainkan per individu. Kemudian peneliti mengajak peserta didik untuk
menata tempat yang akan dipakai untuk mementaskan drama. Tempat yang
dipakai adalah di sudut ruang kelas V. Peneliti menentukkan kelompok mana
yang akan maju terlebih dahulu. Kelompok yang maju akan bermain peran
dan kelompok yang belum maju akan menjadi observer atau pengamat yang
akan memberi komentar terhadap kelompok yang maju. Kedua kelompok
sudah selesai bermain peran, selanjutnya peneliti memberikan pertanyaan
mengenai apa kesimpulan dari cerita yang dipentaskan sebelumnya. Di akhir
pembelajaran peneliti memberikan LKPD dan soal evaluasi kepada peserta
didik untuk dikerjakan di rumah. Kemudian peneliti dan peserta didik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

melakukan evaluasi dan refleksi mengenai pembelajaran hari ini. Dari


kegiatan uji coba yang telah dilakukan peneliti mendapatkan hasil bahwa yang
dari semula dari wawancara analisis yang sebelumnya peserta didik karakter
tanggung yang dimiliki belum terlihat setelah proses pembelajaran
berlangsung karakter tanggung jawab peserta didik sedikit demi sedikit mulai
terlihat. Dari penilitian ini peneliti mengetahui bahwa sebenarnya peserta
didik juga melakukan tanggung jawabnya di rumah dan di sekolah, namun
peserta didik belum mengetahui jika kewajiban yang dia lakukan saling
berhubungan dengan hak yang akan peserta didik dapatkan. Karakter
tanggung jawab yang dapat dilihat pada saat pembelajaran adalah peserta
didik berusaha untuk mendapatkan nilai yang baik usaha tersebut dapat dilihat
ketika peserta didik mendengarkan penjelasan peneliti, mempersiapkan
penampilan dengan sungguh-sungguh, dan mengerjakan tugas yang diberikan.

5. Evaluasi (Evaluation)
Pada tahap evaluasi ini, setelah melakukan uji coba produk terhadap
peserta didik kelas V, hasil dari uji coba yang telah dilakukan akan digunakan
sebagai acuan evaluasi terakhir pada produk yang akan dikembangkan.
Evaluasi produk dilakukan melalui pengamatan menganai kendala atau
kesulitan yang dihadapi ketika melakukan uji coba produk. Pada tahap
implementasi produk, peserta didik memperhatikan penjelasan dengan cermat
dan teliti dan antusias karena media dan metode yang digunakan adalah hal
yang baru diterima peserta didik. Peserta didik terlihat antusias melihat
gambar-gambar dan video dan pesrta didik juga sangat antusias pada saat
bermain peran. Setelah melakukan pemahaman materi, peneliti memberikan
LKPD dan soal evaluasi kepada peserta didik untuk dikerjakan di rumah dan
peserta didik mengumpulkannya kepada guru kelas. Peserta didik juga paham
mengenai materi hak, kewajiban, dan tanggung jawab. Dari penjabaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa peserta didik sangat antusias dan
tertarik untuk mengikuti pembelajaran.

B. Pembahasan dan Hasil Penelitian


1. Prosedur Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Prosedur pengembangan produk perangkat pembelajaran berupa rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP), bahan ajar, media pembelajaran, lembar
kerja peserta didik (LKPD), dan penilaian yang membahas mengenai muatan
PPKn pada materi hak, kewajiban, tanggung jawab. Model pengembangan
yang digunakan yaitu menggunakan model ADDIE. Menurut Branc (dalam
Sugiyono, 2017: 38) model ADDIE mempunyai lima tahapan yaitu antara lain
analisis (analyze), desain (design), pengembangan (development),
implementasi (implementation), evaluasi (evaluation).
Analisis (analyze) adalah langkah paling awal yang dilakukan oleh
peneliti dengan menganalisis kendala utama dan mengumpulkan data,
pengumpulan data tersebut dilakukan dengan wawancara analisis kebutuhan
terhadap guru kelas V SD Negeri Pojok 03. Dari wawancara yang telah
dilakukan diketahui bahwa peserta didik kelas V SD Negeri Pojok 03
mengalami kesulitan dalam memahami mata pelajaran PPKn mengenai materi
hak, kewajiban, dan tanggung jawab. Mereka kesulitan dalam membedakan
antara hak dan kewajiban, sehingga hal itu berpengaruh terhadap karakter
tanggung jawab yang dimiliki peserta didik, karena tidak mengetahui benar
mengenai kewajiban dirinya sendiri.
Tahap selanjutnya adalah prancangan (design) yang harus dilakukan
peneliti. Setelah mendapatkan hasil analisis kebutuhan selanjutnya peneliti
membuat solusi pembelajaran berupa perangkat pembelajaran. Menurut
Hermawan, dkk (2019:9.1) perangkat pembelajaran ialah sebuah program
yang terdiri dari beberapa komponen yang saling berkaitan. Komponen
tersebut berupa metode, materi, tujuan, dan evaluasi. Dari keempat komponen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

pembelajaran tersebut, tujuan dijadikan sebagai fokus utama. Perangkat


pembelajaran yang disusun terdiri dari rencana pelaksanaan pembelajaran
(RPP), bahan ajar, media pembelajaran, lembar kerja peserta didik (LKPD),
dan penilaian yang dirancang dalam muatan PPKn dalam materi hak,
kewajiban, dan tanggung jawab untuk mencapai tujuan dari pembelajaran
yang diharapkan guru. Perangkat pembelajaran merupakan pedoman bagi
guru untuk memberikan pamahaman materi bagi peserta didik dalam suatu
proses pembelajaran.
Tahap berikutnya ialah tahap pengembangan (development) dalam tahap
ini peneliti merancang sebuah perangkat pembelajaran ke dalam bentuk fisik
yang berupa perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP), bahan ajar, media pembelajaran, lembar kerja peserta
didik (LKPD), dan penilaian. Setelah selesai membuat perangkat
pembelajaran, peneliti merancang sebuah instrumen validasi yang memuat
gambaran mengenai produk perangkat pembelajaran untuk mendapatkan
penilaian dan saran dari ahli materi, ahli perangkat pembelajaran, dan guru
kelas V sekolah dasar. Sejalan dengan pendapat Ariekunto (2010: 13)
pentingnya instrumen validasi yaitu supaya penilaian produk dapat berjalan
dengan sistematis dan mudah. Dari hasil validasi yang telah dilakukan produk
perangkat pembelajaran hasil validasi dari ahli materi PPKn peneliti
mendapatkan rata-rata 3,80 dengan kategori “sangat baik”, hasil validasi dari
ahli model pembelajaran peneliti mendapatkan rata-rata skor 3,97 dengan
kategori “sangat baik”, hasil validasi daru guru kelas 1 peneliti mendapatkan
rata-rata skor 3,98 dengan kategori “sangat baik”, hasil validasi daru guru
kelas 2 peneliti mendapatkan rata-rata skor 3,98 dengan kategori “sangat
baik”. Setelah mendapatkan penilaian dan komentar dari validator,
selanjutnya produk direvisi sesuai komentar yang diberikan validator.
Perangkat pembelajaran yang telah selesai divalidasi dan telah direvisi,
tahap selanjutnya adalah melakukan implementasi atau uji coba kepada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

peserta didik sesuai dengan model ADDIE (Sugiyono, 2015: 200). Uji coba
terbatas ini dilakukan secara tatap muka kepada 12 peserta didik kelas V SD
Negeri Pojok 03 yang dilakukan pada tanggal 26 Januari 2022. Uji coba
dilakukan sesuai langkah-langkah yang tertera dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) dengan menggunakan metode bermain peran (role
playing). Langkah yang pertama peserta didik dan peneliti melakukan tanya
jawab mengenai pengalaman mereka tentang penggunaan hak, kewajiban, dan
tanggung jawab di sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Selanjutnya
dilanjutkan dengan pemahaman mengenai hak, kewajiban dan tanggung
jawab dengan memberikan beberapa contoh berupa gambar dan peserta didik
menganilisis gambar yang ditampilkan oleh peneliti. Kemudian peneliti
menjelaskan tujuan yang akan dicapai pada pembelajaran kali ini. Setelah
melakukan pengenalan materi peneliti masuk dalam langkah bermain peran.
Langkah yang pertama adalah peneliti menjelaskan mengenai pengertian
bermain peran dan langkah bermain peran. Kemudian peneliti membagi dua
kelompok, satu kelompok berisi 6 peserta didik dan peneliti membagikan
naskah, naskah pada setiap kelompok berisi cerita yang berbeda, namun
dengan topik yang sama yaitu hak, kewajiban, dan tanggung jawab. Peneliti
memberikan contoh berekspresi pada saat mementaskan drama. Selanjutnya
peserta didik berdiskusi dengan kelompok untuk menentukan karakter yang
akan dimainkan per individu. Kemudian peneliti mengajak peserta didik untuk
menata tempat yang akan dipakai untuk mementaskan drama. Tempat yang
dipakai adalah di sudut ruang kelas V. peneliti menentukkan kelompok mana
yang akan maju terlebih dahulu. Kelompok yang maju akan bermain peran
dan kelompok yang belum maju akan menjadi observer atau pengamat yang
akan memberi komentar terhadap kelompok yang maju. Kedua kelompok
sudah selesai bermain peran, selanjutnya peneliti memberikan pertanyaan
mengenai apa kesimpulan dari cerita yang dipentaskan sebelumnya. Di akhir
pembelajaran peneliti memberikan LKPD dan soal evaluasi kepada peserta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

didik untuk dikerjakan di rumah. Kemudian peneliti dan peserta didik


melakukan evaluasi dan refleksi mengenai pembelajaran hari ini.
Langkah yang terakhir sesuai dengan model ADDIE menurut (Sugiyono,
2015: 200) adalah tahap evaluasi produk. Tahap ini dilakukan setelah uji coba
produk yang telah direvisi. Evaluasi ini dilakukan dengan cara mengamati dan
melakukan tanya jawab kepada peserta didik mengenai pemahaman materi
yang telah dilakukan pada proses pembelajaran. Dalam pembelajaran yang
telah dilakukan terdapat beberapa pertanyaan dari peserta didik antara lain
langkah selanjutnya dalam metode bermain peran dan apa keterkaitan antara
hak dan kewajiban. Peserta didik terlihat sangat bersemangat dan antusias
dalam saat proses pembelajaran.
3. Kualitas Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Perangkat pembelajaran yang telah dirancang oleh peneliti meliputi
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), bahan ajar, media pembelajaran,
lembar kerja peserta didik (LKPD), dan penilaian yang memuat muatan
pelajaran PPkn pada materi hak, kewajiban, dan tanggung jawab untuk kelas
V sekolah dasar. Peneliti menggunakan metode pembalajaran bermain peran
(Role Playing) metode ini bertujuan supaya peserta didik dapat mendalami
peran dalam kehidupan nyata manusia dan dapat mencari cara untuk
mengatasi hambatan atau masalah yang dihadapi dengan cara
mementaskannya di dalam kelas.
Hal paling awal yang dilaksanakan peneliti adalah melakukan wawancara
dalam analisis kebutuhan kepada guru kelas V. Aanalisis kebutuhan ini
digunakan sebagai pedoman dalam pengembangan produk. Selanjutnya
peneliti merancang produk yang terdiri dari rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP), bahan ajar, media pembelajaran, lembar kerja peserta
didik (LKPD), dan penilaian.
Produk yang dirancang harus dikonsultasikan kepada dosen pembimbing
agar memperoleh kritik dan komentar supaya kelayakan produk bisa lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

maksimal. Kemudian peneliti menyusun pedoman validasi produk


pembelajaran. Penilaian dikerjakan oleh validator pakar materi, pakar
perangkat pembelajaran, dan guru kelas V sekolah dasar. Dari validasi produk
yang dikerjakan oleh ahli muatan PPKn peneliti mendapatkan rata-rata 3,80
dengan kategori “sangat baik”, hasil validasi dari ahli metode pembelajaran
peneliti mendapatkan rata-rata skor 3,97 dengan kategori “sangat baik”, hasil
validasi daru guru kelas 1 peneliti mendapatkan rata-rata skor 3,98 dengan
kategori “sangat baik”, hasil validasi dari guru kelas 2 peneliti mendapatkan
rata-rata skor 3,98 dengan kategori “sangat baik”. Sehingga skor rata-rata
yang diperoleh adalah 3,93 dengan kategori “sangat baik”.
Langkah selanjutnya adalah evaluasi, pada tahap evaluasi ini peneliti
merevisi produk yang telah divalidasi oleh validator. Produk harus dievaluasi
sebelum diujicobakan supaya proses pembelajaran berlangsung dengan baik.
Setelah produk selesai direvisi selanjutnya peneliti melakukan implementasi
melalui uji coba terbatas kepada dua belas peserta didik. Uji coba dilakukan
pada 26 Januari 2022 melalui pertemuan tatap muka. Dari uji coba terbatas ini
peneliti mengetahui bahwa sebenarnya peserta didik juga melakukan
tanggung jawabnya di rumah dan di sekolah, namun peserta didik belum
mengetahui jika kewajiban yang mereka lakukan saling berhubungan dengan
hak yang akan peserta didik dapatkan. Karakter tanggung jawab yang dapat
dilihat pada saat pembelajaran adalah peserta didik berusaha untuk
mendapatkan nilai yang baik usaha tersebut dapat dilihat ketika peserta didik
mendengarkan penjelasan peneliti, mempersiapkan penampilan dengan
sungguh-sungguh, dan mengerjakan tugas yang diberikan. Pada uji coba
tersebut terdapat beberapa pertanyaan dari peserta didik berupa bagaimana
lagkah selanjutnya dalam metode role playing. Peserta didik antusias dalam
mengikuti pembelajaran ini, karena metode role playing ini merupakan
metode yang belum sama sekali peserta didik lakukan. Dari metode ini peserta
didik mengetahui hal yang harus dilakukan dalam mendapatkan haknya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V
PENUTUP

Bab V berisi mengenai kesimpulan , hambatan dalam dalam penelitian, dan saran
yang diperoleh peneliti.
A. Kesimpulan
Berdasar pada penelitian yang telah dilakukan yakni pengembangan
perangkat pembelajaran PPKn untuk meningkatkan karakter tanggung jawab
untuk kelas V SDN Pojok 03, peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Peneliti menerapkan metode role playing pada perangkat pembelajaran PPKn
untuk meningkatkan karakter tanggung jawab adalah metode bermain peran
(Role Playing) untuk peserta didik kelas V SDN Pojok 03 dikembangkan
menurut pengembangan jenis model ADDIE. Langkah dalam model ADDIE
antaralain Analysis (Analisis) analisis dilakukan melalui wawancara yang
berguna dalam memahami masalah yang dihadapi guru. (2) Design
(Perancangan) dalam peracangan produk peneliti menyusun produk yang
telah ditentukan berupa perangkat pembelajaran PPKn. (3) Development
(Pengembangan) tahap pengembangan, peneliti mengmbangkan perangkat
pembelajaran dengan langkah pertama yaitu analisis kebutuhan, lalu
perangkat pembelajaran dikonsultasikan produk kepada dosen pembimbing,
kemudian produk divalidasi oleh empat validator, jika validasi telah
dilaksanakan, selanjutnya adalah melakukan perbaikan menurut saran dan
komentar oleh validator supaya mengetahui perbandingan antara perangkat
pembelajaran sebelum revisi dan produk pembelajaran setelah direivisi.
Implemtation (Implementasi) langkah ini peneliti menjalankan uci coba
produk terhadap peserta didik kelas V sekolah dasar yang berjumlah dua belas
orang. Evaluation (Evaluasi) langkah ini tahap evaluasi produk yang telah
dikembangkan. Evaluasi formatif dilakukan peneliti di semua tahapan

78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

pengembangan, dilanjut dengan evaluatif sumatif dengan melakukan evaluasi


saat produk pada langkah terakhir pengembangan.
2. Kualitas perangkat pembelajaran PPKn untuk meningkatkan karakter
tanggung jawab menggunakan model bermain peran (Role Playing) untuk
peserta didik kelas V SDN Pojok 03 berisi beberapa bagian yakni rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP), bahan ajar, media pembelajaran, lembar
kerja peserta didik (LKPD), dan penilaian. Dari hasil validasi yang telah
dilakukan produk perangkat pembelajaran perolehan skor dari ahli materi
PPKn peneliti diperoleh rata-rata 3,80 dengan kategori “sangat baik”,
perolehan skor dari ahli metode pembelajaran peneliti diperoleh rata-rata skor
3,97 dengan kategori “sangat baik”, perolehan skor dari guru 1 peneliti
diperoleh rata-rata skor 3,98 dengan kategori “sangat baik”, perolehan skor
dari guru 2 peneliti diperoleh skor rata-rata 3,98 dengan kategori “sangat
baik”. Sehingga skor rata-rata yang diperoleh adalah 3,93 dengan kategori
“sangat baik”.
B. Keterbatasan Penelitian
Hambatan pada penelitian pengembangan produk PPKn untuk meningkatkan
karakter tanggung jawab untuk kelas V SDN Pojok 03 terdapat keterbatasan
penelitian sebagai berikut:
1. Analisis kebutuhan dilakukukan dengan wali kelas V saja, sehingga peneliti
hanya mendapatkan hasil analisis kebutuhan yang diperoleh peneliti hanya
terbatas.
2. Pelaksanaan uji coba produk tidak berjalan kondusif, sehingga penelti sedikit
kesulitan dalam mengatur kelas.
C. Saran Penelitian
Berdasar pada hambatan dari penelitian, saran yang tepat yang dapat
digunakan dalam menyempurnakan penelitian, yaitu:
1. Analisis kebutuhan sebaiknya dilakukan kepada beberapa guru, supaya data
yang diperoleh lengkap dan maksimal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80

2. Penelitian selanjutnya peneliti bisa membangun komunikasi kepada peserta


didik dan bisa menyampaikan aturan dengan tegas namun penuh empati.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Y. (2014). Desain sistem pembelajaran dalam konteks kurikulum 2013.


Bandung: Refika Aditama.

Amri, S. (2013). Pengembangan & model pembelajaran dalam kurikulum 2013.


Jakarta: PT Prestasi Pustakarya.

Arifin. (2011). Metode penelitian kualitatif, kuantitatif, dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

Clark, H. L. (1973). Teaching Social Studies in Secondary Schools. London: Collier


MacMillan Publishers

Daryanto. K. (2017). Pembelajaran abad 21. Yogyakarta: Gava Media.

Dewi. (2010). Penerapan Model Role Playing Muatan Pelajaran IPS untuk
Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Peserta didik Kelas IV SDN
Purwodadi 3. Universitas Negeri Malang. From:
http://repository.um.ac.id/105852/ (20/03/2022).

Djamarah. S. B, Zain. A. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

Djamarah. S.B. (2006). Strategi belajar mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Fadilah, M. (2014). Implementasi kurikulum 20 13 dalam pembelajaran SD/MI,


SMP/MTS & SMA/MA.

Fadillah, M. (2014). Implementasi kurikulum 2013 dalam pembelajaran SD/MI,


SMP/MTs & SMA/MA.

Hamdayana, J. (2014). Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan


Berkarakter. Bogor: Ghalia Indonesia.

81
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

Hermawan, I. (2019). Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif,


dan Mixed Methode. Kuningan: Hidayatul Qurun.

Joyce, Bruce, Marsha Weil dan Emily Calhoun. (2009) Models of Teaching
(Model-model Pengajaran Edisi Kedelapan). Yogyakarta: Pustaka
Belajar.

Khotimah. (2010). Penggunaan metode Role Playing untuk Meningkatkan Hasil


Belajar Peserta didik pada Mata Pelajaran PPKn Kelas II SDN Benerwojo,
Kecamatan Kejayan, Kabupaten Pasuruan. Universitas Negeri Malang. From:
http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/KSDP/article/view/2905 (13/04/2022).

Koesoema, D. (2010). Pendidikan Karakter, Strategi Mendidik Anak di Zaman Global.


Jakarta: Grasindo.

Koesoema, D. (2015). Pendidikan karakter utuh dan menyeluruh. Yogyakarta: PT.


Kanisius.

Majid, A. (2009). Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosda.

Mulyasa. (2014). Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung:


Remaja Rosdakarya.

Mulyasa. (2014). Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung:


Remaja Rosdakarya.

Mustari, M. (2014). Nilai Karakter Refleksi Untuk Pendidikan. Jakarta:


Raja Grafindo Persada

Prestiana. (2013). Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPS Menggunakan Metode Role
Playing Pada Siswa Kelas VA SD Negri Panjatan Kabupaten Kulon
Progo. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negri Yogyakarta.
From:http://eprints.uny.ac.id/15658/1/Skripsi.pdf [19/03/2022].
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

83

Nurmadiah. 2018. “Kurikulum Pendidikan Agama Islam.” Al-Afkar: Jurnal Keislaman


& Peradaban 2 (2). https://doi.org/10.28944/afkar.v2i2.93.

Republik Indonesia (2003). Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 2003 tentang


sistem pendidikan nasional. Lembaran Negara RI Tahun 2003, No. 4301.
Sekretariat Negara Jakarta.

Sudaryono. (2018). Metodologi Penelitian. Depok: Raja Grafindo.

Sugiyono. (2010). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

Sugiyono. (2011). Metode penlitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

Sugiyono. (2013). Metode penlitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

Sugiyono. (2017). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

Trianto. (2014). Model Pembelajaran Terpadu (Konsep, Strategi, dan


Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). Jakarta:
PT Bumi Aksara.

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.


https://ainamulyana.blogspot.com/2018/06/undang-undang-uu-nomor-20-
tahun-2003.html diakses pada tanggal 18 Oktober 2021.

Uno, Hamzah B. (2009). Teori motivasi dan Pengukurannya (Analisis di Bidang


Pendidikan). Jakarta : Bumi Aksara.

Wibowo, A dan Gunawan. (2015). Pendidikan Karakter Berbasis Kearifan Lokal di


Sekolah. Yogyakarta: Pustaka pelajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84

LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

85

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

86

Lampiran 2 Surat Izin Permohonan Validasi Produk


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90

Lampiran 3 Surat Izin Uji Coba Terbatas


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

91

Lampiran 4 Hasil Validasi Produk oleh Ahli Materi


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

116

Lampiran 5 Hasil Validasi Produk oleh Ahli Perangkat Pembelajaran


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

136
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

139
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

140
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

141
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

142

Lampiran 6 Pedoman Wawancara

Indikator Pertanyaan Wawancara


Kendala proses 1. Apakah terdapat kendala yang dialami guru dalam
pembelajaran proses pembelajaran?
2. Dalam pembelajaran PPKn apakah terdapat materi
yang sulit bagi guru?
3. Apa faktor penyebab peserta didik mengalami
kesulitan dalam mempelajari materi PPKn?
Nilai pendidikan karakter 4. Apakah pendidikan karakter sudah diterapkan
dalam menyusun perangkat pembelajaran PPkn?
5. Bagaimana penerapan pendidikan karakter dalam
proses pembelajaran?
6. Karakter apa yang masih belum ditonjolkan oleh
peserta didik.
7. Bagaimana cara menilai ketercapaian karakter
peserta didik?
Pembelajaran abad-21 8. Apakah pembelajaran HOTS sudah diterapkan
dalam pembelajaran PPKn?
9. Apakah dalam penyusunan indikator dan tujuan
pembelajaran sudah mengacu pada HOTS?
10. Apakah dalam pembelajaran peserta didik diberi
kesempatan untuk memecahkan masalah dan
mengkreasi pembelajaran dalam kemampuan
berpikir tingkat tingginya?
11. Apakah dalam memberikan pembelajaran PPKn
sudah mengacu pada abad 21?
Model, metode, dan 12. Apakah sudah menggunakan media yang sesuai?
media Media apa yang digunakan? Apa alasan memilih
media tersebut?
13. Apa kendala dalam menerapkan teknologi
pendidikan dalam pembelajaran?
14. Apakah kesulitan menerapkan model, metode, dan
media yang digunakan?
15. Model dan media apa yang ingin dikembangkan
dalam perangkat pembelajaran?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

143

Lampiran 7 Hasil Wawancara

Pertanyaan Wawancara Hasil Wawancara


1. Apakah kendala yang Kurangnya kreativitas dalam menentukan metode
dialami guru dan peserta pembelajaran dan media penunjang untuk
didik pada penerapan pembelajaran
kurikulum 2013?
2. Materi apa yang menjadi Kesulitan peserta didik terdapat pada materi hak,
kesulitan peserta didik kewajiban, dan tanggung jawab, karena perserta
dalam pembelajaran didik belum dapat membedakkan hal tersebut.
PPKn?
3. Faktor apa yang Guru hanya memberikan secara ceramah dan tidak
mempengaruhi kesulitan memberikan contoh konkretnya.
peserta didik dalam
mempelajari materi
PPKn?
4. Apakah ibu sudah Guru sudah menerapkan pendidikan karakter dari
menerapkan pendidikan awal sampai pada akhir pembelajaran
karakter dalam
pembelajaran PPKn?
5. Bagaimana Penanaman karakter dilakukan dengan mengarahkan
pengimplementasikan peserta didik untuk bersikap sopan kepada guru,
pendidikan pendidikan tidak menyontek pada saat ulangan, menghargai
karakter dalam pendapat teman, mampu berdiskusi dengan teman,
pembelajaran PPKn? dan menjawab setiap pertanyaan dari guru.
6. Karakter apa yang belum Karakter tanggung jawab masih belum tertanam
dikuasai oleh peserta dalam diri peserta didik. Contohnya seperti
didik?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

144

mengerjakan tugas dengan tepat waktu, belajar, dan


membersihkan ruang kelas.
7. Bagaimana menilai Melakukan pengamatan langsung atau obsevasi
ketercapaian yang selama pembelajaran.
dikuasai peserta didik?
8. Apakah ibu sudah Sudah, melalui anak harus berpikir kristis, aktif, dan
menerapkan pembelajan memecahkan masalahkan secara individu atau
HOTS dalam bersama-sama.
pembelajaran PPKn?
9. Apakah ibu sudah Sudah, namun pada kegiatan inti belum bisa
mengacu pada HOTS menumbuhkan semangat dan kreatifitas peserta
dalam penyunan indikator didik dalam pemecahan masalah.
dan tujuan pembelajaran?
10. Apakah dalam Banyak peserta didik yang pasif dalam
pembelajaran peserta pembelajaran, sehingga pemecahan masalah belum
didik diberikan terlalu efektif
kesempatan dalam
memecahkan masalah dan
mengkreasi pembelajaran
untuk meningkatkan
kemampuan berpikir
tingkat tingginya?
11. Apakah pembelajaran Sudah mencoba dengan semaksimal mungkin,
sudah mengacu pada namun dalam pengimplementasinya sulit, karena
keterampilan abad-21? terdapat beberapa faktor seperti materi yang banyak
dan belum bisa mengimbangi dengan media yang
kreatif dan peserta didik yang masih pasif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

145

12. Apakah ibu sudah Sudah menggunakan media, namun media yang
menggunakan media digunakan hanya media dari lingkungan sekitar dan
pembelajaran? belum menggunakan media teknologi.
13. Apa kendala dalam Kurangnya fasilitas dan peserta didik belum diberi
penerapan teknologi bimbingan yang cukup mengenai teknologi.
pendidikan dalam
pembelajaran?
14. Apakah terdapat kendala Peserta didik membutuhkan waktu yang cukup lama
dalam menerapkan model, dalam memahami peraturan dalam model dan
metode, dan media metode yang baru untuk peserta didik.
pembelajaran yang
digunakan?
15. Model dan metode apa Metode pembelajaran bermain peran (Role Playing),
yang ingin ibu karena dalam materi hak, kewajiban, dan tanggung
kembangkan dalam jawab saya berharap peserta didik mampu
perangkat pembelajaran mengalami secara langsung proses bertanggung
selanjutnya? jawab untuk melaksanakan kewajibannya, sehingga
peserta didik dapat memahami secara menyeluruh
mengenai materi tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

146

Lampiran 8 Uji Coba Terbatas

Peneliti menampilkan media pembelajaran berupa


slide PPT kepada peserta didik.

Peserta didik mempersiapkan pertunjukkan.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

147

Peserta didik melakukan pertunjukkan


kelompok 1.

Peserta didik melakukan pertunjukkan


kelompok 2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

148

Lampiran 9 Uji Cek Plagiarisme


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

149

BIODATA PENULIS

Chatarina Ardy Pratiwi adalah anak ketiga dari


pasangan Sukardi dan Yulia Padmi Rahmani. Lahir di
Sukoharjo, tanggal 13 Juli 2000. Penulis menempuh pendidikan
dimulai dari SD Negeri Kateguhan 2 pada tahun 2007-2012,
lalu melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Tawangsari dan
lulus pada tahun 2015. Kemudian penulis melanjutkan
pendidikan di SMA Negeri 1 Tawangsari dan lulus pada tahun 2018. Pada tahun 2018
penulis melanjutkan pendidikan di Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Selama menempuh perkuliahan di Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta,
penulis aktif dalam mengikuti berbagai kegiatan. Berikut ini daftar kegiatan yang
pernah diikuti penulis selama menjadi mahasiswa di Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta.
No Kegiatan Tahun Peran
1. Inisisasi Universitas Sanata 2018 Peserta
Dharma (Insadha)
2. Inisiasi Fakultas (Infisa) 2018 Peserta
3. Insiasi Program Studi (Insipro) 2018 Peserta
4. English Club 2018 Peserta
5. KMD PGSD USD 2019 Peserta
6. KKN Reguler LXI 2021 Peserta
7. Dialog Lintas Iman 2019 2019 Pengisi Acara
8. Pendampingan Pengembangan 2019 Peserta
Kepribadian dan Metode Belajar 1
(PPKMB I)
9. Pendampingan Pengembangan 2019 Peserta
Kepribadian dan Metode Belajar 1
(PPKMB 2)
10. Seminar Nasional Pendidikan 2021 2021 Peserta
11. Lomba Baca Puisi Mahasiswa G- 2021 Peserta
Sastrasia 2020
12. Seminar Psikologi 2021 Peserta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

150

Anda mungkin juga menyukai