Anda di halaman 1dari 171

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER

BERBASIS KELAS DI SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN SLEMAN

KABUPATEN SLEMAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Yustina Dini Putranti

NIM: 151134028

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2019
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER

BERBASIS KELAS DI SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN SLEMAN

KABUPATEN SLEMAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Yustina Dini Putranti

NIM: 151134028

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2019

i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan untuk:

 Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang selalu menuntun setiap langkahku dan

untuk semua yang telah Kau limpahkan kepadaku.

 Kedua orang tuaku, Bapak Yusup Paiman dan Ibu Yohanna Susila Is Giarti

yang selalu memberiku semangat, dorongan, dukungan, dan tak pernah lupa

untuk mendoakanku.

 Kakakku tercinta Silvanus Anggi Prasetyo dan Theresia Deni Septi

Mayasari yang selalu memberikan semangat.

 Keponakanku Paula Ananda Putri Prasetyo.

 Seluruh keluarga besar yang selalu mendukungku.

 Para sahabat-sahabatku Niken, Titis, Sinta, Retha, Iren, Ayuni, Ifah, dan

Agnes.

 Teman sepayungku Lukas Heruwindarto dan Agnes Endah Mulyaningsih

yang selalu berjuang dan bertukar pikiran bersama-sama.

iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

MOTTO

“Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan padaku.”

(Filipi 4:13).

“Diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan, yang menaruh harapannya pada

Tuhan”

(Yeremia 17:7)

“Jadilah seperti yang kamu inginkan karena kamu hanya memiliki satu kehidupan

dan satu kesempatan untuk melakukan hal-hal yang ingin kamu lakukan.”

v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRAK

PENERAPAN PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER


BERBASIS KELAS DI SEKOLAH DASAR SE- KECAMATAN SLEMAN
KABUPATEN SLEMAN

Oleh:
Yustina Dini Putranti (151134028)
Universitas Sanata Dharma
2019

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan penerapan


program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas di sekolah dasar negeri se-
Kecamatan Sleman saat ini. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif
deskriptif dengan metode survei. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 192 guru
dengan jumlah sampel 128 guru berdasarkan perhitungan menggunakan tabel
ketentuan jumlah minimal sampel menurut Krejcie dan Morgan. Perhitungan
sampel menggunakan Simple Random Sampling. Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu pertanyaan tertutup dan pertanyaan terbuka dengan masing-
masing berjumlah 11 soal.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru kelas sudah menerapkan
program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas di SD negeri se-Kecamatan
Sleman dengan memperhatikan 3 aspek yaitu sosialisasi, pra observasi, dan
observasi kelas. Pada aspek sosialisasi sudah diterapkan sebesar 83,75%, aspek pra
observasi sebesar 97%, dan aspek observasi kelas sebesar 96,71%. Hal itu
ditunjukkan dengan guru yang sudah mendapatkan informasi PPK, melaksanakan
upacara bendera setiap hari Senin, membiasakan peserta didik untuk berjabat
tangan dengan guru maupun teman, melaksanakan kegiatan baris berbaris di depan
kelas, mengawali doa sebelum memulai pelajaran, menyanyikan lagu Indonesia
Raya pada awal pelajaran, menyanyikan lagu daerah atau lagu wajib nasional di
akhir pelajaran, menyisipkan nilai karakter pada RPP, menggunakan metode
pembelajaran yang tepat, dan memberikan umpan balik kepada peserta didik
tentang karakter yang dituangkan dalam RPP.
Kata Kunci: Penerapan, Pendidikan Karakter berbasis kelas, kuantitatif deskriptif
metode survei.

viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ABSTRACT

THE APPLICATION OF CLASS-BASED CHARACTER EDUCATION


STRENGTHENING PROGRAM IN ELEMENTARY SCHOOLS OF SLEMAN
DISTRICT, SLEMAN REGENCY

Yustina Dini Putranti (151134028)


Sanata Dharma University
2019

This study aims to identify and describe the application of class-based


Character Education Strengthening program in the public elementary schools of
Sleman district at this time. This study uses the descriptive quantitative type of
research with survey method. The population in this study are 192 teachers with a
sample of 128 teachers based on calculations using the minimum number of
samples of provisions table according to Krejcie and Morgan. Sample calculation
using Simple Random Sampling. The instrument used in this study are closed
questions and open questions with 11 questions each.
The study results showed that the classroom teachers are already
implementing the class-based Character Education Strengthening program in
public elementary schools in Sleman district by paying attention to 3 aspects
namely socialization, pre-observation, and classroom observation. In the
socialization aspect, it has been applied amounting to 83,75%, pre-observation
aspect amounting to 97%, and classroom observation aspect amounting to
96,71%. It was shown by teachers who have received the information of PPK, held
the flag ceremony every Monday, familiarized students to shake hands with the
teachers and friends, lined up in front of the class, started a prayer before starting
the lessons, sang the Indonesian national anthem at the beginning of the lesson,
sang folk songs or the national anthem at the end of the lesson, inserted character
value to the RPP, used appropriate learning methods, and provided feedback to
students regarding the characters as outlined in the RPP.

Keywords: Application, class-based Character Education, descriptive quantitative,


survey method.

ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih-Nya yang besar,
sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul ”Penerapan Program
Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Kelas di Sekolah Dasar se- Kecamatan
Sleman Kabupaten Sleman”. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Peneliti menyadari bahwa proses penyusunan skripsi ini mendapatkan
berbagai masukan, kritik, dan saran dari berbagai pihak. Untuk itu, peneliti
mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:
1. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar.
3. Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd. selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan
Guru Sekolah Dasar.
4. Maria Melani Ika Susanti, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing I yang telah
banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik,
dorongan, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.
5. Theresia Yunia Setyawan, M.Hum. selaku Dosen Pembimbing II yang telah
memberikan saran dan mengarahkan peneliti dalam penyusunan skripsi ini.
6. Odo Hadinata, M.Pd. selaku Tim Pengembang Program Penguatan Pendidikan
Karakter Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang telah memberi
masukan kepada peneliti.
7. Staf pengajar Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang telah
memberikan tambahan pengetahuan dalam proses perkuliahan.
8. Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Kabupaten Sleman dan
Kepala UPT Kecamatan Sleman yang telah memberikan ijin kepada peneliti
untuk melaksanakan penelitian ini.
9. Semua Kepala Sekolah dan guru SD negeri Se-Kecamatan Sleman Yogyakarta
yang telah membantu melaksanakan penelitian.

x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10. Para validator yang telah memberi kritik dan saran.


11. Orang tuaku Yusup Paiman dan Yohanna Susilo Is Giarti yang selalu
memberikan dorongan, semangat, dukungan, dan selalu mendoakanku.
12. Kedua kakakku Silvanus Anggi Prasetyo dan Theresia Deni Septi Mayasari
yang selalu memberikan kasih sayang dan dukungan doa selama ini.
13. Keponakanku Paula Ananda Putri Prasetyo.
14. Sahabat-sahabatku Niken, Sinta, Titis, Retha, Iren, Ayuni, Ifah, dan Agnes.
15. Teman satu payung Lukas Heruwindarto dan Agnes Endah Mulyaningsih yang
telah berjuang bersama.
16. Teman-teman kelompok payung atas kerjasama dan kebersamaan dalam
menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
17. Teman-teman Program Studi PGSD angkatan 2015 kelas A yang selalu
mengiringi langkah peneliti selama menjalani perkuliahan.
18. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu yang telah
membantu demi kesempurnaan skripsi ini.

Peneliti sangat bersyukur karena bantuan dari berbagai pihak akhirnya


penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Peneliti menyadari penyusunan skripsi ini
masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan kritik dan saran
yang bermanfaat. Semoga skripsi ini dapat memberi manfaat bagi semua yang
membacanya.

Yogyakarta, 7 Mei 2019


Peneliti

Yustina Dini Putranti

xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING........................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN....................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN................................................................... iv
HALAMAN MOTTO................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA........................................................ vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS...................................... vii
ABSTRAK.................................................................................................... viii
ABSTRACT.................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR.................................................................................. x
DAFTAR ISI................................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................... xv
DAFTAR TABEL......................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1
A. Latar Belakang....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian................................................................................... 6
D. Manfaat Penelitian................................................................................. 6
E. Definisi Operasional.............................................................................. 7
BAB II LANDASAN TEORI...................................................................... 8
A. Kajian Pustaka....................................................................................... 8
1. Pendidikan Karakter............................................................................ 8
2. Penguatan Pendidikan Karakter.......................................................... 10
a. Definisi Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)................................ 10
b. Basis Pengembangan dan Penerapan Penguatan Pendidikan
Karakter (PPK) di Sekolah................................................................ 15
3. Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Kelas.................................. 20
B. Hasil Penelitian yang Relevan............................................................... 26
C. Kerangka Berpikir................................................................................. 30
D. Hipotesis Tindakan................................................................................ 32
BAB III METODE PENELITIAN............................................................. 34
A. Jenis Penelitian...................................................................................... 34
B. Setting Penelitian................................................................................... 35
1. Subjek Penelitian................................................................................. 35
2. Objek Penelitian.................................................................................. 35
3. Tempat Penelitian................................................................................ 35
4. Waktu Penelitian................................................................................. 36
C. Populasi dan Sampel.............................................................................. 36
1. Populasi............................................................................................... 36
2. Sampel................................................................................................ 37
D. Variabel Penelitian................................................................................ 41
E. Teknik Pengumpulan Data.................................................................... 42

xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1. Kuesioner............................................................................................ 42
2. Studi Dokumenter............................................................................... 42
F. Instrumen Penelitian.............................................................................. 43
G. Teknik Pengujian Instrumen.................................................................. 49
H. Teknik Analisis Data............................................................................. 56
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN............................ 60
A. Hasil Penelitian...................................................................................... 60
1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian........................................................ 60
2. Deskripsi Responden Penelitian.......................................................... 62
3. Deskripsi Data Penerapan Program Penguatan Pendidikan Karakter
Berbasis Kelas di Sekolah Dasar se-Kecamatan Sleman..................... 63
B. Pembahasan........................................................................................... 76
BAB V PENUTUP....................................................................................... 86
A. Kesimpulan............................................................................................ 86
B. Keterbatasan Penelitian......................................................................... 87
C. Saran...................................................................................................... 87
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 88
LAMPIRAN................................................................................................ 92

xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1 Filosofi Pendidikan Karakter Menurut Ki Hajar
Dewantara............................................................................. 11
Gambar 2.2 Kristalisasi Nilai Karakter.................................................... 12
Gambar 2.3 Literatur Map Penelitian yang Relevan................................ 30
Gambar 4.1 Diagram Batang Persentase Penerapan Program Penguatan
Pendidikan Karakter Berbasis Kelas..................................... 64
Gambar 4.2 Persentase PPK Soal Check Point Aitem 1........................... 65
Gambar 4.3 Persentase PPK Soal Check Point Aitem 2........................... 67
Gambar 4.4 Persentase PPK Soal Check Point Aitem 3........................... 68
Gambar 4.5 Persentase PPK Soal Check Point Aitem 4........................... 68
Gambar 4.6 Persentase PPK Soal Check Point Aitem 5........................... 70
Gambar 4.7 Persentase PPK Soal Check Point Aitem 6........................... 71
Gambar 4.8 Persentase PPK Soal Check Point Aitem 7........................... 71
Gambar 4.9 Persentase PPK Soal Check Point Aitem 8........................... 72
Gambar 4.10 Persentase PPK Soal Check Point Aitem 9........................... 73
Gambar 4.11 Persentase PPK Soal Check Point Aitem 10......................... 73
Gambar 4.12 Persentase PPK Soal Check Point Aitem 11......................... 74

xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1 Contoh Penerapan Nilai Karakter dalam Skenario
Pembelajaran............................................................................ 16
Tabel 3.1 Populasi Penelitian................................................................... 36
Tabel 3.2 Ketentuan Jumlah Minimal Sampel Menurut Krejcie dan
Morgan..................................................................................... 38
Tabel 3.3 Sampel Penelitian dan Populasi Tiap Sekolah.......................... 40
Tabel 3.4 Kisi-kisi Angket Tertutup......................................................... 43
Tabel 3.5 Instrumen Angket Tertutup...................................................... 44
Tabel 3.6 Skor Jawaban Instrumen Penelitian.......................................... 45
Tabel 3.7 Kisi-kisi Angket Terbuka......................................................... 46
Tabel 3.8 Instrumen Angket Terbuka....................................................... 46
Tabel 3.9 Daftar Cek Dokumentasi.......................................................... 48
Tabel 3.10 Skala Likert yang Digunakan................................................... 50
Tabel 3.11 Konversi Nilai Skala Lima....................................................... 51
Tabel 3.12 Modifikasi Nilai Skala Lima..................................................... 51
Tabel 3.13 Kriteria Skor Skala Lima.......................................................... 53
Tabel 3.14 Rekapitulasi Hasil Validitas Isi................................................. 54
Tabel 3.15 Rekapitulasi Hasil Validitas Muka........................................... 55
Tabel 4.1 Daftar SD yang Diteliti............................................................. 61
Tabel 4.2 Rekapitulasi Hasil Pernyataan Check Point.............................. 63
Tabel 4.3 Rerata Persentase Aspek Sosialisasi......................................... 67
Tabel 4.4 Rerata Persentase Aspek Pra Observasi.................................... 69
Tabel 4.5 Rerata Persentase Aspek Observasi kelas................................. 75

xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1 Surat-surat......................................................................... 92
Lampiran 1.1 Surat Ijin Penelitian dari Universitas Sanata Dharma........ 93
Lampiran 1.2 Surat Rekomendasi Ijin Kesatuan Bangsa......................... 94
Lampiran 1.3 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian dari
UPTD Kecamatan Sleman................................................ 95
Lampiran 1.4 Surat Telah Menyerahkan Hasil Penelitian Kesatuan
Bangsa.............................................................................. 96
Lampiran 2 Data Penelitian.................................................................. 97
Lampiran 2.1 Rangkuman Data SD Negeri Kecamatan Sleman.............. 98
Lampiran 2.2 Koding Data Sekolah........................................................ 99
Lampiran 2.3 Rekap Data Check Point................................................... 102
Lampiran 2.4 Rekap data Esai................................................................. 106
Lampiran 3 Validasi............................................................................. 110
Lampiran 3.1 Surat Permohonan Ijin Validasi........................................ 111
Lampiran 3.2 Validasi SDN Bayangkara................................................ 112
Lampiran 3.3 Validasi SDN 1 Bantul...................................................... 115
Lampiran 3.4 Validasi SDN Ungaran..................................................... 118
Lampiran 3.5 Validasi SDN Keputran 1................................................. 121
Lampiran 3.6 Validasi SDN 4 Wates...................................................... 123
Lampiran 3.7 Validasi SD Muhammadiyah Jogodayoh......................... 127
Lampiran 3.8 Validasi SDN Joannes Bosco........................................... 130
Lampiran 3.9 Validasi SMPN 1 Bantul Validator 1............................... 133
Lampiran 3.10 Validasi SMPN 1 Bantul Validator 2............................... 136
Lampiran 3.11 Validasi SD Muhammadiyah Karangkajen...................... 139
Lampiran 3.12 Hasil Rekap Validasi Instrumen Tertutup dan
Terbuka............................................................................. 142
Lampiran 3.13 Hasil Validasi Instrumen Check List dan Uraian............... 143
Lampiran 4 Instrumen Penelitian......................................................... 144
Lampiran 4.1 Surat Pengantar Instrumen................................................ 145
Lampiran 4.2 Data Responden................................................................ 146
Lampiran 4.3 Instrumen Pertanyaan Tertutup......................................... 147
Lampiran 4,4 Instrumen Pertanyaan Terbuka......................................... 148
Lampiran 5 Dokumentasi Penelitian.................................................... 151
Lampiran 5.1 Daftar Cek Dokumentasi Data.......................................... 152
Biodata Peneliti............................................................................................. 154

xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Karakter merupakan ciri atau karakteristik atau ciri khas dari diri

seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari

lingkungan (Koesoema, 2010:80). Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)

adalah gerakan pendidikan di sekolah untuk memperkuat karakter peserta

didik. Adanya program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) diharapkan

membangun bangsa generasi emas Indonesia tahun 2045 dengan jiwa Pancasila

dan pendidikan karakter yang baik.

Karakter pada saat ini sangat penting untuk ditanamkan karena maraknya

tindakan intoleransi dan kekerasan yang mengatasnamakan agama, suku

bangsa yang mengancam kebhinekaan dan keutuhan NKRI, pemakaian

narkoba, perilaku kekerasan, serta pergaulan bebas. Jika masalah tersebut tidak

segera diselesaikan, maka akan mengakibatkan penurunan kualitas pendidikan

yang ada di Indonesia. Penanaman karakter dapat dilakukan di lingkungan

rumah dan lingkungan sekolah. Di lingkungan rumah, keluarga merupakan

peran penting dalam penanaman karakter peserta didik, jika peserta didik

berasal dari keluarga yang baik maka peserta didik akan terbentuk karakter

yang baik. Namun jika peserta didik berasal dari keluarga broken home maka

akan terbentuk karakter peserta didik yang kurang berkembang. Oleh karena

itu peran keluarga harus optimal dalam pembentukan karakter peserta didik.

Penanaman karakter di sekolah dapat dilakukan dengan pembiasaan-

1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

pembiasaan yang terdapat di sekolah seperti, sholat berjamaah, doa Malaikat

Tuhan setiap pukul 12.00 WIB, mengadakan upacara bendera setiap hari Senin

atau hari besar, dan pada hari raya Idul Adha mengadakan kurban.

Penguatan karakter bangsa menjadi salah satu butir Nawacita yang

dicanangkan Presiden Joko Widodo melalui Gerakan Nasional Revolusi

Mental (GNRM). Nawacita merupakan sembilan program yang dirancang oleh

Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Revolusi karakter

bangsa merupakan nawacita ke-delapan. Nawacita ini bertujuan untuk

membangun pendidikan kewarganegaraan (sejarah pembentukan bangsa, nilai-

nilai patriotisme dan cinta Tanah Air, semangat bela negara dan budi pekerti),

penataan kembali kurikulum pendidikan nasional, jaminan hidup yang

memadahi bagi para guru khususnya di daerah terpencil, dan memperbesar

akses warga miskin untuk mendapatkan pendidikan. Hal tersebut didukung

dengan adanya Peraturan Presiden No 87 tahun 2017 tentang penguatan

pendidikan karakter. Penerapan penguatan pendidikan karakter akan berjalan

dengan baik bila kepala sekolah sebagai pemimpin mampu menjadi pemimpin

yang dapat dipercaya.

Program penguatan pendidikan karakter terdiri dari tiga basis yaitu basis

kelas, basis budaya sekolah, dan basis masyarakat. PPK berbasis kelas

merupakan sebuah program dengan menyisipkan muatan karakter pada setiap

pembelajaran di kelas, setiap RPP terdapat muatan karakter, metode

pembelajaran, di dalam kurikulum, dan lain sebagainya. PPK berbasis budaya

sekolah merupakan sebuah program untuk menciptakan iklim sekolah dan

mengatur seluruh sistem serta pelaku pendidikan di lingkungan sekolah. PPK


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

berbasis masyarakat merupakan sebuah program untuk mengajak masyarakat

sekitar terlibat dalam dunia pendidikan.

Saat ini penanaman karakter masih kurang maksimal karena masih banyak

kasus kriminal yang melibatkan peserta didik. Pendidikan karakter di sekolah

sangat dibutuhkan. Banyak sekolah yang hanya mengedepankan pembelajaran

kognitif saja, sehingga karakter peserta didik kurang terbentuk. Saat ini banyak

pelecehan, tawuran, kekerasan pada guru maupun peserta didik, ketidakjujuran

dan masih banyak kasus lainnya. Faktanya pendidikan karakter di Indonesia

masih sangat rendah. Hal itu dapat dilihat dari kasus meninggalnya guru di

sekolah SMAN 1 Torjun, Sampang Madura karena dianiaya oleh siswanya

sendiri. Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menilai penguatan

pendidikan karakter (PPK) yang dicanangkan pemerintah tidak pernah

menyentuh level aplikasi di ruangan kelas. Karena itu, praktik-praktik

kekerasan masih kerap terjadi di lingkungan sekolah (Republika News, Selasa

6 Februari 2018 pukul 16.47 WIB). Kasus lain adalah tawuran yang

mengakibatkan 1 pelajar tewas setelah diserang dengan celurit dan air keras.

Komisioner Bidang Pendidikan KPAI Retno Listyarti mengatakan, hal tersebut

bermula dari saling ejek di media sosial. Alumni salah satu sekolah juga punya

peran dalam pertikaian tersebut (Liputan 6, 12 September 2018). Kasus

berikutnya dialami oleh remaja perempuan 14 tahun saat berbelanja di H&M

Tunjungan Plaza, Surabaya, Jawa Timur mengalami pelecehan seksual (Tribun

News, 14 Desember 2018). Seorang siswa sekolah dasar kelas 6 di Kendari

tewas setelah mengonsumsi obat yang diduga narkoba. Hampir 50 orang

tersebut mengalami kejang-kejang dan halusinasi setelah mengonsumsi obat


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

tersebut (Tempo.com, Kamis 14 September 2017). Adanya kasus demikian

membuat sadar bahwa pendidikan karakter sangat diperlukan sekali dan

diajarkan sejak usia dini.

Penerapan pendidikan karakter dapat dilakukan di kelas dengan

mengaitkan indikator pembelajaran dengan karakter yang akan dikembangkan.

Kelas merupakan tempat utama terjadinya proses pendidikan. Di dalam kelas,

guru, peserta didik, dan antar peserta didik berinteraksi dalam proses belajar

(Koesoema, 2018:17). Darling-Hammond dan Berry (1998) (dalam Koesoema,

2018:7) menegaskan bahwa guru memiliki peranan yang sangat berarti dalam

keberhasilan sebuah reformasi pendidikan. Penguatan Pendidikan Karakter

berbasis kelas menekankan pada pengintegrasian nilai-nilai karakter pada

setiap mata pelajaran. Pengintegrasian PPK di kelas diawali dengan analisis

Kompetensi Dasar (KD), selanjutnya dikembangkan melalui indikator

pencapaian kompetensi dan pengembangan tujuan pembelajaran.

Pengelolaan manajemen kelas dengan baik dapat meningkatkan kualitas

pembelajaran. Demikian juga dengan pemilihan Pemilihan metode

pembelajaran harus diperhatikan supaya menanamkan pembentukan karakter

peserta didik (Tim PPK Kemendikbud, 2017:28). Pengelolaan kelas harus juga

melihat dan memperhatikan hubungan timbal balik antara peserta didik dengan

guru, maupun antar peserta didik itu sendiri karena pada komunitas kecil

seperti kelas, para peserta didik memiliki dua macam hubungan yakni

hubungan mereka dengan guru dan dengan sesama peserta didik (Lickona,

2013:99). Pembentukan karakter di dalam kelas terjadi dalam konteks dialogis


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

yang muncul selama proses pembelajaran, baik itu melalui bacaan, diskusi,

pertanyaan reflektif, maupun pengelolaan kelas (Koesoma, 2018:18).

Penerapan pendidikan karakter di seluruh jenjang pendidikan mulai

tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga di perguruan tinggi,

memang baru dimulai (Wibowo, 2013:2). Beberapa sekolah sudah menerapkan

pendidikan karakter pada setiap mata pelajaran sehingga mendapatkan karakter

peserta didik yang baik. Pendampingan dalam proses pembentukan karakter

dapat dilakukan oleh pihak sekolah maupun oleh orang tua. Tidak hanya di

sekolah saja karakter dibentuk, namun dapat dilakukan pula di rumah.

Lingkungan rumah berperan penting pula dalam pembentukan karakter anak

karena lingkungan rumah merupakan lingkungan yang paling dominan dalam

kehidupan anak dibandingkan dengan sekolah.

Memperhatikan pengembangan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)

yang berlangsung selama ini, peneliti memiliki ketertarikan tentang hal

tersebut. Oleh karena itu, peneliti melakukan penelitian dengan judul

“Penerapan Program Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Kelas di

Sekolah Dasar se-Kecamatan Sleman Kabupaten Sleman”. Penelitian ini

dilakukan untuk mengetahui penerapan program penguatan pendidikan

karakter berbasis kelas.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian

ini dapat dijabarkan sebagai berikut.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1. Sejauh mana penerapan program Penguatan Pendidikan Karakter

berbasis kelas di sekolah dasar se-Kecamatan Sleman Kabupaten

Sleman?

2. Bagaimana penerapan program Penguatan Pendidikan Karakter

berbasis kelas di sekolah dasar se-Kecamatan Sleman Kabupaten

Sleman?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut.

1. Mengetahui sejauh mana penerapan program Penguatan Pendidikan

Karakter berbasis kelas di satuan pendidikan sekolah dasar Se-

Kacamatan Sleman Kabupaten Sleman.

2. Mendeskripsikan penerapan program Penguatan Pendidikan Karakter

berbasis kelas di satuan pendidikan sekolah dasar Se-Kacamatan

Sleman Kabupaten Sleman.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat sebagai berikut.

1. Guru

Penelitian ini diharapkan menjadi sumber pengetahuan tentang

pendidikan karakter berbasis kelas dan dapat menerapkan pada saat

melakukan pembelajaran di kelas.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2. Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi kepala sekolah

untuk membuat rancangan program penerapan pendidikan karakter

pada setiap pembelajaran di kelas.

3. Peneliti

Penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan serta dapat

memahami Penerapan pendidikan karakter berbasis kelas pada peserta

didik SD.

E. Definisi Operasional

Beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian ini dapat dijelaskan

sebagai berikut.

1. Pendidikan karakter adalah usaha yang dilakukan sekolah untuk

membantu peserta didik menjadi manusia yang berkarakter dalam

kehidupan sehari-hari.

2. Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) adalah gerakan

pendidikan di sekolah untuk memperkuat karakter peserta didik melalui

harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olah raga.

3. PPK berbasis kelas adalah program penguatan pendidikan karakter yang

mengintegrasikan karakter dalam mata pelajaran, mengoptimalisasi

muatan lokal, dan manajemen kelas.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

1. Pendidikan Karakter

a. Pengertian Karakter

Karakter dapat dikatakan sebagai nilai-nilai dan sikap hidup yang

positif, yang dimiliki seseorang sehingga mempengaruhi tingkah laku,

cara berpikir dan bertindak orang itu, dan akhirnya menjadi tabiat

hidupnya (Suparno, 2015:29). Kemudian menurut Lickona (dalam

Sriwilujeng, 2017:2) karakter adalah tindakan. Karakter berkembang

ketika nilai-nilai diadaptasi menjadi keyakinan, dan digunakan untuk

merespons suatu kejadian agar sesuai dengan nilai-nilai moral yang

baik. Sependapat dengan tokoh di atas, Wynne (dalam Mulyasa,

2013:3) mengemukakan bahwa karakter berasal dari bahasa Yunani

yang berarti “to mark” (menandai) dan memfokuskan pada bagaimana

menerapkan nilai-nilai kebaikan dalam tindakan nyata atau perilaku

sehari-hari. Novak (dalam Lickona, 2013:72) menyatakan bahwa

karakter adalah perpaduan harmonis seluruh budi pekerti yang terdapat

dalam ajaran-ajaran agama, kisah-kisah sastra, cerita-cerita orang bijak,

dan orang-orang berilmu sejak zaman dahulu hingga sekarang.

Karakter adalah unsur kepribadian yang ditinjau dari segi etis atau

moral. Karakter mengacu pada serangkaian sikap, perilaku, motivasi,

dan keterampilan sebagai manifestasi nilai dan kapasitas moral manusia

dalam menghadapi kesulitan (Sriwilujeng, 2017:2). Driyarkara (dalam

8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Suparno, 2015:28) menyamakan karakter dengan budi pekerti. Menurut

Driyarkara, seseorang disebut mempunyai budi pekerti atau karakter

bila ia mempunyai kebiasaan mengalahkan dorongan yang tidak baik

dalam dirinya.

b. Pengertian Pendidikan Karakter

Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke

generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian

(Sriwilujeng, 2017:2). Menurut Suparno (2015:29), pendidikan

karakter berarti pendidikan yang bertujuan untuk membantu agar

peserta didik mengalami, memperoleh, dan memiliki karakter kuat yang

diinginkan. Misalnya, kalau ingin karakter jujur terbentuk, maka

pendidikan karakter berarti suatu usaha membantu peserta didik agar

nilai kejujuran itu menjadi miliknya dan menjadi bagian hidupnya yang

mempengaruhi seluruh cara berpikir dan bertindak dalam hidupnya.

Pendapat lain disampaikan oleh Winton (dalam Samani, 2010:43) yang

mengatakan bahwa pendidikan karakter adalah upaya sadar dan

sungguh-sungguh dari seorang guru untuk mengajarkan nilai karakter

kepada para peserta didiknya.

Dari pendapat beberapa ahli di atas, pendidikan karakter adalah

usaha yang dilakukan sekolah untuk membantu peserta didik menjadi

manusia yang berkarakter dalam kehidupan sehari-hari. Peserta didik

yang berkarakter merupakan mereka yang mempunyai cara berpikir dan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

berperilaku yang khas. Sehingga peserta didik diharapkan mampu

membuat keputusan dan siap mempertanggungjawabkan setiap

keputusan yang ia buat.

2. Penguatan Pendidikan Karakter

a. Definisi Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)

Penguatan Pendidikan Karakter yaitu gerakan pendidikan di

bawah tanggung jawab satuan pendidikan untuk memperkuat

karakter peserta didik melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah

pikir, dan olah raga dengan pelibatan dan kerja sama antar satuan

pendidikan, keluarga, dan masyarakat (Perpres No. 87 Tahun 2017).

Pengembangan nilai-nilai karakter meliputi olah hati (etika)

berkaitan dengan individu yang memiliki kerohanian mendalam,

olah rasa (estetis) berkaitan dengan individu yang memiliki

integritas moral dan memiliki rasa kesenian, olah pikir (literasi)

berkaitan dengan individu yang memiliki keunggulan akademis

sebagai hasil pembelajaran sepanjang hayat, dan olah raga

(kinestetik) berkaitan dengan individu yang sehat dan mampu

berpartisipasi sebagai warga negara. Berikut adalah ilustrasi filosofi

pendidikan karakter menurut Ki Hajar Dewantara.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

Gambar 2.1. Filosofi Pendidikan Karakter Menurut Ki Hajar


Dewantara
Gambar 2.1 menunjukkan bahwa Penguatan Pendidikan Karakter

saling berkaitan dengan olah hati (etika), olah rasa/karsa (estetika), olah raga

(kinestetika), dan olah pikir (literasi) yang memiliki keterpaduan dalam diri

individu secara utuh dan menyeluruh (Samani, 2012:25).

Nilai-nilai pendidikan karakter meliputi nilai religius, jujur, toleran,

disiplin, bekerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat

kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai,

gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab. Nilai-

nilai yang dimaksud dalam Permendikbud No. 20 Tahun 2018 pasal 2 ayat 2

merupakan perwujudan dari 5 nilai utama yang saling berkaitan, yaitu

religiositas, nasionalisme, kemandirian, gotong-royong, dan integritas, yang


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

terintegrasi dalam kurikulum. Berikut adalah ilustrasi kristalisasi nilai

karakter.

Gambar 2.2. Kristalisasi Nilai Karakter


(Sumber: https://cerdasberkarakter.kemdikbud.go.id/wp-content/uploads/2018/07/5-nilai-
utama-768x432.jpg)

Nilai-nilai di atas dapat dijelaskan sebagai berikut.

1) Nilai Religiositas

Religiositas merupakan sikap patuh melaksanakan ajaran agama

yang dianut, toleran terhadap penganut agama lain, dan hidup rukun

dengan pemeluk agama lain. Karakter ini diharapkan menjadi patokan

perilaku ketentuan agama (Suparlan dalam Sriwilujeng, 2017:18). Nilai

religiositas mempunyai sub nilai, antara lain cinta damai, toleransi,

menghargai perbedaan agama dan kepercayaan, teguh pendirian,

percaya diri, kerjasama antar pemeluk agama dan kepercayaan, antibuli

dan kekerasan, persahabatan, ketulusan, tidak memaksakan kehendak,

mencintai lingkungan, dan melindungi yang kecil dan tersisih.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

2) Nilai Nasionalisme

Nilai karakter nasionalisme merupakan cara berpikir, bersikap,

dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan

yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi,

dan politik bangsa, serta menempatkan kepentingan bangsa dan negara

di atas kepentingan diri dan kelompoknya (Tim PPK Kemendikbud,

2017:8). Diharapkan dengan adanya nilai nasionalisme peserta didik

mempunyai rasa cinta tanah air. Selain itu, peserta didik diharapkan

dapat mengapresiasikan budaya bangsa. Nilai nasionalisme mempunyai

beberapa sub nilai, yaitu apresiasi budaya bangsa sendiri, menjaga

kekayaan budaya bangsa, rela berkorban, unggul, dan berprestasi, cinta

tanah air, menjaga lingkungan, taat hukum, disiplin, serta menghormati

keragaman budaya, suku, dan agama.

3) Nilai Kemandirian

Nilai karakter kemandirian merupakan sikap dan perilaku tidak

bergantung pada orang lain dan mempergunakan segala tenaga, pikiran,

waktu untuk merealisasikan harapan, mimpi, dan cita-cita (Tim PPK

Kemendikbud, 2017:9). Pendapat lain dikemukakan oleh Wibowo

(2013:14) yang menyatakan bahwa mandiri merupakan sikap atau

perilaku yang tidak mudah bergantung pada orang lain dalam

menyelesaikan tugas-tugas. Peserta didik diharapkan mempunyai sikap

tidak bergantung pada orang lain dengan adanya nilai karakter mandiri.

Sub nilai mandiri antara lain etos kerja (kerja keras), tangguh tahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

banting, daya juang, profesional, kreatif, keberanian, dan menjadi

pembelajar sepanjang hayat.

4) Nilai Gotong-royong

Nilai karakter gotong-royong mencerminkan tindakan

menghargai semangat kerja sama dan bahu membahu menyelesaikan

persoalan bersama, menjalin komunikasi dan persahabatan, memberi

bantuan/pertolongan pada orang yang membutuhkan (Tim PPK

Kemendikbud, 2017:9). Sub nilai gotong-royong antara lain

menghargai, kerja sama, inklusif, komitmen atas keputusan bersama,

musyawarah mufakat, tolong-menolong, solidaritas, empati, anti

diskriminasi, anti kekerasan, dan sikap kerelawanan.

5) Nilai Integritas

Nilai karakter integritas merupakan nilai yang mendasari perilaku

yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang

selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan,

memiliki komitmen dan kesetiaan pada nilai-nilai kemanusiaan (Tim

PPK Kemendikbud, 2017:9). Nilai integritas mengharapkan peserta

didik menjadi pribadi yang jujur, setia, adil, anti korupsi, dan lain

sebagainya. Nilai integritas mempunyai sub nilai, yaitu kejujuran, cinta

pada kebenaran, setia, komitmen moral, anti korupsi, keadilan,

tanggung jawab, keteladanan, dan menghargai martabat individu

(terutama penyandang disabilitas).


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

b. Basis Pengembangan dan Penerapan Penguatan Pendidikan

Karakter (PPK) di Sekolah

1) Pendidikan Karakter Berbasis Kelas

Guru di sekolah mempunyai andil besar dalam pendidikan

karakter anak. Guru lewat pengajarannya dan juga lewat sikapnya,

dapat mengajarkan yang baik dan tidak baik (Suparno, 2015:66).

Pendekatan pendidikan karakter berbasis kelas berfokus pada

keseluruhan dinamika interaksi guru dan murid di dalam kelas

dalam struktur sebuah kurikulum. Tujuan utama PPK berasal dari

kelas karena kelas menjadi lingkungan belajar yang ramah dan

setiap proses kegiatan belajar mengajar berada di dalam kelas.

Pendekatan PPK berbasis kelas yaitu integrasi kurikulum, relasi

pedagogis, metode pembelajaran, manajemen kelas, dan muatan

lokal (Tim PPK Kemendikbud, 2017:27).

Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas dapat

diintegrasikan dalam kurikulum. Nilai-nilai PPK diintegrasikan ke

dalam proses pembelajaran dalam setiap mata pelajaran bertujuan

untuk menumbuhkan dan menguatkan pengetahuan, menanamkan

kesadaran, dan mempraktikkan nilai-nilai utama PPK. Contoh

penerapan nilai karakter dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) kelas 1 semester 1 dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

Tabel 2.1. Contoh Penerapan Nilai Karakter dalam Skenario


Pembelajaran
Karakter
Muatan
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian yang
Pelajaran
diharapkan
PPKn 4.1 Menceritakan 4.1.1 Menceritakan
simbol-simbol gambar simbol
sila Pancasila sila dalam
pada lambang Pancasila
“Garuda
Pancasila”.
Bahasa 4.1 Mempraktikkan 4.1.1 Mendemonstrasi- Cinta tanah air,
Indonesia kegiatan kan cara percaya diri,
persiapan membaca yang religiositas,
membaca baik. gotong-
permulaan 4.1.2 Membaca sebuah royong, dan
(duduk wajar teks dengan integritas.
dan baik, jarak mempergunakan
antara mata dan cara membaca
buku, cara yang benar.
memegang buku,
cara membalik
halaman buku)

Tabel 2.1 menunjukkan bahwa terdapat karakter yang

diharapkan yaitu cinta tanah air, percaya diri, religiositas, gotong-

royong, dan integritas. Cinta tanah air dan percaya diri tampak

dalam Kompetensi Dasar (KD) PPKn 4.1 yaitu menceritakan

simbol-simbol sila Pancasila pada lambang “Garuda Pancasila”

dan tampak pada indikator pencapaian 4.1.1 pada muatan pelajaran

PPKn yaitu menceritakan gambar simbol sila dalam Pancasila.

Melalui KD dan indikator tersebut diharapkan anak mempunyai

nilai karakter cinta tanah air dan percaya diri. Percaya diri juga

tampak dalam muatan pelajaran Bahasa Indonesia pada KD 4.1

yaitu mempraktikkan kegiatan persiapan membaca permulaan

(duduk wajar dan baik, jarak antara mata dan buku, cara memegang

buku, cara membalik halaman buku) dan pada indikator


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

pencapaian 4.1.1 Mendemonstrasikan cara membaca yang baik dan

4.1.2 Membaca sebuah teks dengan mempergunakan cara

membaca yang benar. Melalui KD dan Indikator tersebut

diharapkan anak mempunyai nilai karakter percaya diri dalam

membaca dengan baik.

Nilai karakter religiositas, gotong-royong, dan integritas

nampak pada muatan pelajaran PPKn indikator 4.1.1 Menceritakan

gambar simbol pancasila dalam pancasila. Sila pertama dalam

Pancasila memuat nilai karakter religiositas. Sila kedua dan ketiga

dalam Pancasila memuat nilai karakter cinta tanah air. Sila keempat

dalam Pancasila memuat nilai karakter gotong royong dan sila

kelima Pancasila memuat nilai karakter integritas.

2) Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Sekolah

Lingkungan sekolah dengan suasananya yang khas

mempunyai pengaruh pada pendidikan dan pengembangan

karakter anak. Suasana sekolah yang tidak sesuai dengan nilai

karakter yang mau dikembangkan pada peserta didik, jelas tidak

akan membantu perkembangan karakter peserta didik (Suparno,

2015:70). Pendidikan karakter berbasis budaya sekolah merupakan

sebuah kegiatan untuk menciptakan iklim dan lingkungan sekolah

yang mendukung praksis PPK mengatasi ruang-ruang kelas dan

melibatkan seluruh sistem, struktur, dan perilaku pendidikan

sekolah. Langkah-langkah pelaksanaan PPK berbasis budaya

sekolah dapat dilaksanakan dengan menentukan nilai utama PPK,


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

menyusun jadwal harian/mingguan, mendesain Kurikulum yang

digunakan pada setiap tingkat satuan pendidikan, evaluasi

peraturan sekolah, pengembangan kegiatan kokurikuler, dan

ekstrakurikuler wajib maupun pilihan (Tim PPK Kemendikbud,

2017:35). Pendidikan karakter secara utuh dan menyeluruh

kuncinya ada di kultur sekolah. Kultur sekolah menjadi ekosistem

yang menggambarkan sejauh mana dinamika relasi antar individu

di dalam sebuah lembaga pendidikan merupakan sebuah ekosistem

pendidikan yang sehat (Koesoema, 2018:21). Salah satu contoh

dari penerapan pendidikan karakter berbasis budaya sekolah yaitu

adanya ekstrakurikuler pramuka di setiap sekolah dasar.

3) Pendidikan Karakter Berbasis Masyarakat

Pendidikan dan pembentukan karakter anak-anak juga

dipengaruhi oleh keadaan, situasi, karakter masyarakat dan

lingkungan sekitar anak-anak itu (Suparno, 2015:71). Tingkat

keberhasilan masyarakat dalam melibatkan diri di bidang

pendidikan dalam sistem sosialnya dapat diamati melalui tinggi

rendahnya sikap taat hukum anggota masyarakat (Sriwilujeng,

2017:84).

Satuan pendidikan tidak dapat menutup diri dari

kemungkinan berkolaborasi dengan lembaga, komunitas, dan

masyarakat lain di luar lingkungan sekolah. Pelibatan publik

dibutuhkan karena sekolah tidak dapat melaksanakan visi dan

misinya sendiri. Karena itu, berbagai macam bentuk kolaborasi dan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

kerja sama antar komunitas dan satuan pendidikan di luar sekolah

sangat diperlukan dalam penguatan pendidikan karakter (Tim PPK

Kemendikbud, 2017:41).

Ada berbagai bentuk kolaborasi yang dapat dilakukan dalam

rangka pengembangan PPK dengan berbagai komunitas di luar

sekolah. Beberapa contoh bentuk kolaborasi dengan komunitas

yang dapat membantu penguatan pendidikan karakter di sekolah

yang berfokus pada penguatan kekayaan pengetahuan peserta didik

dalam rangka pembelajaran di antaranya pembelajaran berbasis

museum, cagar budaya, sanggar seni, mentoring dengan seniman

dan budayawan lokal, kelas inspirasi, program siaran radio on-air,

gerakan literasi, dan kolaborasi dengan media (televisi, koran,

majalah). Salah satu contoh dari penerapan pendidikan karakter

berbasis masyarakat yaitu pelibatan polisi dalam memimpin

upacara untuk menambah wawasan anak mengenai tata tertib lalu

lintas.

Dari penjelasan di atas, Penguatan Pendidikan Karakter

adalah gerakan pendidikan di sekolah untuk memperkuat karakter

peserta didik melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir,

dan olah raga. Penguatan Pendidikan Karakter terbagi menjadi 3

basis yaitu basis kelas, basis budaya sekolah, dan basis masyarakat.

Peneliti menggunakan Penguatan Pendidikan Karakter berbasis

kelas dalam penelitian ini.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

3. Penguatan Pendidikan Karakter Berbasis Kelas

Tim PPK Kemendikbud (2017:27) membagi Penguatan

Pendidikan Karakter menjadi 6 kategori. Berikut adalah penjabaran

dari masing-masing kategori.

a. Pengintegrasian PPK dalam Kurikulum

Pengintegrasian PPK dalam kurikulum memiliki arti bahwa

di dalam proses pembelajaran, pendidik mampu mengintegrasikan

nilai-nilai utama PPK dalam setiap mata pelajaran. Hal ini

bertujuan untuk menumbuhkan dan menguatkan pengetahuan,

menanamkan kesadaran peserta didik dan mempraktikkan nilai-

nilai utama PPK khususnya dalam melaksanakan proses

pembelajaran. Dengan demikian, pendidik dapat memanfaatkan

materi yang tersedia di dalam kurikulum secara kontekstual dengan

disertai penguatan nilai-nilai utama PPK (Tim PPK Kemendikbud,

2017:27).

Menurut Tim PPK Kemendikbud (2017:27), langkah-

langkah menerapkan PPK melalui pembelajaran terintegrasi dalam

kurikulum dapat dilaksanakan dengan cara sebagai berikut.

1) Melakukan analisis KD melalui identifikasi nilai-nilai yang

terkandung dalam materi pembelajaran. Contohnya pada kelas

III tema 2 subtema 1 mata pelajaran Bahasa Indonesia KD 4.8

Memperagakan Pesan dalam Dongeng sebagai Bentuk

Ungkapan Diri Menggunakan Kosa Kata Baku dan Kalimat


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

Efektif. Pada KD tersebut, salah satu nilai yang bisa

dikembangkan adalah percaya diri.

2) Mendesain RPP yang memuat fokus penguatan karakter dengan

memilih metode pembelajaran dan pengelolaan (manajemen)

kelas yang relevan.

3) Melaksanakan pembelajaran sesuai skenario RPP.

Pembelajaran di kelas dilakukan sesuai dengan RPP yang sudah

dibuat. Contohnya pada penilaian untuk muatan pelajaran

Bahasa Indonesia kelas III tema 2 subtema 1 KD 4.8 yang

bentuk penilaiannya adalah praktik dan teknik penilaiannya

adalah observasi.

4) Melaksanakan penelitian otentik atas pembelajaran yang

dilakukan, dan

5) Melakukan refleksi dan evaluasi terhadap keseluruhan

pembelajaran.

b. PPK Melalui Manajemen Kelas

Manajemen kelas adalah proses pendidikan yang

menempatkan para guru sebagai individu yang berwenang dan

memiliki otonomi dalam proses pembelajaran untuk mengarahkan,

membangun kultur pembelajaran, mengevaluasi dan mengajak

seluruh komunitas kelas membuat komitmen bersama agar proses

pembelajaran menjadi lebih efektif dan berhasil (Tim PPK

Kemendikbud, 2017:28).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

Dalam proses pengelolaan dan pengaturan kelas terdapat

penguatan nilai-nilai pendidikan karakter. Pengelolaan kelas yang

baik dapat dilakukan dengan menerapkan komitmen atau aturan

kelas kepada peserta didik seperti menjaga ketenangan selama

belajar, meminta ijin terlebih dahulu jika ingin keluar kelas, dan

mengangkat tangan jika ingin bertanya sebelum memulai pelajaran.

Aturan atau komitmen yang diterapkan oleh seorang pendidik dapat

menumbuhkan nilai-nilai kedisiplinan dan juga akan menciptakan

suasana kelas yang kondusif dan teratur. Penataan ruang kelas juga

sangat penting bagi kelancaran proses belajar mengajar. Contohnya

di dalam ruang kelas terdapat peraturan dan prosedur dan reward

dan punishment. Pada dasarnya, pengelolaan kelas bertujuan agar

proses pembelajaran berjalan dengan baik dan membantu setiap

individu berkembang maksimal dalam belajar.

c. PPK Melalui Pilihan dan Penggunaan Metode

Metode merupakan cara yang dipergunakan oleh guru dalam

mengadakan hubungan dengan peserta didik pada saat

berlangsungnya pengajaran (Hamdani, 2011:80). Menurut

Ngalimun (2014:14), metode merupakan suatu cara yang

dipergunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Penguatan pendidikan karakter terintegrasi dalam kurikulum

dilakukan melalui pembelajaran di kelas dengan menggunakan

metode pembelajaran yang tepat. Guru harus pandai dalam memilih

metode pembelajaran yang secara tidak langsung dapat


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

menanamkan pembentukan karakter peserta didik. Metode

pembelajaran yang dipilih harus dapat membantu guru dalam

memberikan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan peserta

didik (Tim PPK Kemendikbud, 2017:29).

Melalui metode pembelajaran diharapkan peserta didik

memiliki keterampilan yang dibutuhkan abad 21, seperti berpikir

kritis, berpikir kreatif, kecakapan berkomunikasi, penguasaan

bahasa internasional, dan kerja sama dalam pembelajaran.

Penggunaan metode pembelajaran yang menarik, dapat membangun

motivasi peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

d. PPK Melalui Mata Pelajaran Khusus

Penguatan pendidikan karakter secara umum dilakukan

dengan cara mengintegrasikan PPK dalam mata pelajaran yang

sudah ada. Sekolah bisa mendesain mata pelajaran khusus dengan

alokasi waktu khusus yang disediakan sebagai bagian dalam

pembentukan karakter peserta didik. Tema-tema yang mengandung

nilai utama PPK diajarkan dalam bentuk pembelajaran di kelas

dengan metode pembelajaran yang selaras sehingga dapat semakin

memperkaya praktik PPK di sekolah. Tema yang diambil pun

menyesuaikan dengan visi dan misi dari sekolah tersebut (Tim PPK

Kemendikbud, 2017:32).

e. PPK Melalui Gerakan Literasi

Gerakan literasi merupakan kegiatan mengasah kemampuan,

mengakses, memahami, mengolah, dan memanfaatkan informasi


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

secara kritis dan cerdas berlandaskan kegiatan membaca, menyimak,

dan berbicara (Tim PPK Kemendikbud, 2017:32). Dalam konteks

PPK berbasis kelas, kegiatan-kegiatan literasi tersebut dapat

diintegrasikan ke dalam kegiatan pembelajaran dan mata pelajaran

yang ada dalam struktur kurikulum. Setiap guru mengajak peserta

didik membaca, menyimak, menulis, dan berkomunikasi secara

teliti, cermat, dan tepat tentang topik yang dipelajari. Bacaan literasi

dapat diambil dari berbagai sumber informasi baik media sosial,

buku maupun surat kabar.

f. PPK Melalui Layanan Bimbingan Konseling

Menurut Bernard dan Fullmer (dalam Prayitno, 2013:95),

bimbingan merupakan segala kegiatan yang bertujuan meningkatkan

realisasi pribadi setiap individu. Bimbingan konseling adalah

pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan

maupun kelompok, agar mampu mandiri dan berkembang secara

optimal, dalam bidang pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan

sosial, kemampuan belajar, dan perencanaan karir, melalui berbagai

jenis layanan dan kegiatan pendukung berdasarkan norma-norma

yang berlaku (Hikmawati, 2011:1).

Peranan guru BK tidak hanya terfokus untuk membantu

peserta didik yang bermasalah, melainkan membantu semua peserta

didik dalam mengembangkan potensi yang dimiliki. Bimbingan dan

konseling di sekolah dilaksanakan secara kolaboratif dengan peran

guru mata pelajaran, tenaga kependidikan, maupun pemangku


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

kepentingan lainnya. Lima nilai utama PPK yaitu religiositas,

nasionalisme, gotong-royong, kemandirian, dan integritas dalam

bimbingan konseling mempunyai peran dan tanggung jawab sebagai

pengembangan perilaku jangka panjang sebagai kekuatan nilai pada

pribadi individu di dalam menembangkan potensi di bidang belajar

(Tim PPK Kemendikbud, 2017:33).

Penguatan pendidikan karakter berbasis layanan bimbingan

dan konseling dapat diselenggarakan melalui layanan-layanan

berikut.

1) Layanan dasar

Layanan dasar adalah pendampingan yang diperuntukkan bagi

peserta didik melalui kegiatan pengamatan terstruktur secara

berkelompok yang bertujuan untuk mengembangkan perilaku

jangka panjang dalam pengembangan perilaku belajar, karir, pribadi,

dan sosial.

2) Layanan responsif

Layanan responsif adalah kegiatan yang diperuntukkan bagi peserta

didik tertentu, baik individual maupun kelompok, yang memerlukan

bantuan segera agar peserta didik tidak terhambat dalam pencapaian

tugas perkembangannya.

3) Layanan individual dan peminatan

Layanan ini dimaksudkan untuk membantu setiap peserta didik

dalam pengembangan minat dan bakatnya. Nilai-nilai utama dalam


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

PPK dikomparasikan dalam proses pemahaman diri dan penguatan

pilihan serta pembelajaran dalam pengembangan minat dan bakat.

4) Dukungan sistem

Dukungan sistem ini terkait dengan aspek manajemen dan

kepemimpinan sekolah di dalam mendukung layanan bimbingan dan

konseling untuk memperkuat PPK.

Jadi dari paparan di atas, Penguatan Pendidikan Karakter berbasis

kelas adalah program Penguatan Pendidikan Karakter yang

mengintegrasikan karakter dalam mata pelajaran, mengoptimalisasi muatan

lokal, dan manajemen kelas. Pendidikan karakter berbasis kelas merupakan

interaksi dalam proses pembelajaran dan terdapat interaksi antara guru dan

peserta didik ataupun antar peserta didik. Pendidikan karakter berbasis kelas

menjadi utama karena proses pembentukan karakter terjadi di dalam kelas.

Setiap hari lebih dari 5 jam aktivitas yang dimiliki peserta didik di sekolah

dilakukan di kelas.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini dapat

dijelaskan sebagai berikut.

Silanoi (2012) melakukan penelitian yang berjudul The Development

of Teaching Pattern for Promoting the Building up of Character Education

Based on Sufficiency Economy Philosophy in Thailand. Penelitian ini

bertujuan untuk mengembangkan pola pengajaran yang mendorong

terbentuknya karakter yang diinginkan berdasarkan Filosofi Ekonomi


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

Kecukupan di Thailand. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan

yang menggunakan teknik Delphi dengan bantuan ahli yang secara sukarela

memverifikasi pola pengajaran yang telah dibangun dari awal sampai akhir.

Peneliti menggunakan kuesioner untuk mengumpulkan data. Hasil dari

penelitian ini yaitu pola pengajaran yang telah selesai untuk pengembangan

karakter yang diinginkan peserta didik di Northeastern sesuai dengan

prinsip Ekonomi Kecukupan Filosofi terdiri dari 3 langkah, yaitu

menggunakan kegiatan pengembangan siswa sebagai dasar untuk

menganalisa prinsip-prinsip utama Filsafat Ekonomi Suffisiensi, merancang

kegiatan belajar dan rencana pelajaran berdasarkan pembelajaran berbasis

proyek dan pemanfaatan sumber daya masyarakat, dan para guru mencoba

permainan pada siswa selama aktivitas perkembangannya.

Penelitian yang kedua dilakukan oleh Muderawan, dkk (2013) dengan

judul Model Pendidikan Karakter Terintegrasi Pembelajaran Sains. Jenis

penelitian ini adalah penelitian pengembangan (research and development).

Peneliti menggunakan kuesioner, observasi, dan teknik wawancara untuk

pengumpulan data. Penelitian tersebut menegaskan bahwa pendidikan

karakter dapat dikembangkan melalui pemilihan model pembelajaran sains,

pemilihan model asesmen, dan pemilihan materi ajar. Model pembelajaran

sains yang berkontribusi secara signifikan terhadap pengembangan karakter

peserta didik adalah model pembelajaran inkuiri, pembelajaran berbasis

masalah, pembelajaran kooperatif, sains-teknologi-masyarakat, pemecahan

masalah, dan model pembelajaran kontekstual. Respon para guru sains

terhadap pendidikan karakter pada umumnya sangat positif dan guru


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

berupaya untuk mengembangkan karakter yang baik melalui proses

pembelajaran; dan sebagian (55,3%) guru sains mencantumkan indikator

nilai-nilai karakter yang dijadikan target pembelajaran dalam silabus

maupun RPP, dan sebagian lagi (44,7%) tidak mencantumkan secara

eksplisit, namun secara implisit tersirat dalam silabus maupun RPP.

Penelitian ketiga dilakukan oleh Maunah (2015) dengan judul

Implementasi Pendidikan Karakter dalam Pembentukan Kepribadian

Holistik Siswa. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang

bertujuan untuk memahami implementasi pendidikan karakter dalam

pembentukan kepribadian holistik siswa. Penelitian dilakukan di MTs N

Jabung dan SMPN 1 Talun Blitar. Data diperoleh dari hasil indept interview

dengan key informant yaitu kepala sekolah, para wakil kepala sekolah, wali

kelas, guru, dan siswa. Data dianalisis dengan menggunakan langkah-

langkah data reduction, data display, dan conclusion/verification. Hasil dari

penelitian tersebut menunjukkan bahwa pembentukan karakter anak dapat

dilakukan melalui dua strategi, yaitu internal sekolah dan eksternal sekolah.

Strategi internal sekolah dapat dilakukan melalui empat pilar, yakni

kegiatan proses belajar mengajar di kelas, kegiatan keseharian dalam bentuk

budaya sekolah (school culture), kegiatan pembiasaan (habituation),

kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler. Strategi eksternal dapat

dilakukan melalui keluarga dan masyarakat. Jika seluruh strategi tersebut

dapat dilaksanakan dengan baik, maka karakter anak akan menjadi

terbentuk dan kuat.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

Penelitian keempat dilakukan oleh Andiarini, dkk (2018) dengan judul

Implementasi Program Penguatan Pendidikan Karakter Melalui Kegiatan

Pembiasaan dalam Peningkatan Mutu Sekolah. Penelitian ini merupakan

penelitian kualitatif dengan rancangan studi kasus yang bertujuan untuk

mendeskripsikan perencanaan, pelaksanaan, peran warga sekolah, faktor

pendukung, faktor penghambat dan solusi dalam program Penguatan

Pendidikan Karakter melalui kegiatan pembiasaan dalam peningkatan mutu

sekolah. Teknik pengumpulan datanya wawancara, observasi dan

dokumentasi. Teknik analisisnya reduksi, display dan penarikan

kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa program pembiasaan

yang telah dilakukan oleh SMPN 1 Wlingi ini sudah diterapkan sebelum

adanya PPK. Penggunaan kegiatan pembiasaan ini tentu memiliki alasan

yang kuat, karena memang penanaman karakter yang paling kuat adalah

melalui kegiatan pembiasaan. Pelaksanaan PPK di SMPN 1 Wlingi

diterapkan pada tiga basis dengan jenis kegiatan yang berbeda-beda.

Penelitian yang relevan yang dipakai dalam penelitian ini dapat dilihat

pada literatur map di bawah ini.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

The Development of Teaching


Pattern For Promoting The
Building Up of Character Education
Based On Sufficiency Economy
Philosophy In Thailand
Silanoi (2012)

Penerapan Program
Model Pendidikan Karakter
Terintegrasi Pendidikan Sains Penguatan
Muderawan dkk (2013) Pendidikan
Karakter Berbasis
Kelas Di Sekolah
Dasar Se-
Implementasi Program Penguatan
Pendidikan Karakter Dalam
Kecamatan Sleman
Pembentukan Kepribadian Holistik Kabupaten Sleman
Siswa Putranti (2019)
Maunah (2015)

Implementasi Program Penguatan


Pendidikan Karakter Melalui
Kegiatan Pembiasaan dalam
Peningkatan Mutu Sekolah
Andiarini, dkk (2018)

Gambar 2.3. Literatur Map Penelitian yang Relevan

Dari bagan di atas dapat dilihat bahwa sudah ada penelitian-penelitian

yang terdahulu yang meneliti tentang karakter. Perbedaan penelitian-

penelitian di atas dengan penelitian ini adalah fokus penelitian yang

dilakukan peneliti yaitu mengenai penerapan pendidikan karakter berbasis

kelas di sekolah dasar, sedangkan pada penelitian di atas mengenai

pendidikan karakter yang dilakukan di satuan pendidikan selain sekolah

dasar.

C. Kerangka Berpikir

Pendidikan karakter merupakan usaha yang dilakukan sekolah untuk

membantu peserta didik menjadi manusia berkarakter dalam kehidupan

sehari-hari. Pendidikan karakter sangatlah penting karena dengan adanya

penanaman karakter sejak dini maka generasi selanjutnya mempunyai


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

karakter yang baik. Saat ini pendidikan karakter dilakukan guru dengan

membiasakan peserta didik untuk melakukan perilaku yang terpuji.

Pendidikan karakter di Indonesia dapat dicapai dengan Penguatan

Pendidikan Karakter seperti yang sudah dicanangkan oleh Presiden dan

Wakil Presiden Republik Indonesia. Tujuan dari pendidikan karakter adalah

membangun Generasi Emas Indonesia 2045 menghadapi dinamika

perubahan di masa depan dengan keterampilan abad 21. Penguatan

Pendidikan Karakter merupakan gerakan pendidikan yang memperkuat

karakter peserta didik melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir,

dan olah raga. Penguatan Pendidikan Karakter dapat dilakukan dengan tiga

pendekatan yaitu berbasis kelas, budaya sekolah, dan masyarakat.

Pendekatan Penguatan Pendidikan Karakter yang peneliti lakukan

yaitu pendekatan berbasis kelas. Peneliti memilih pendekatan berbasis kelas

karena kelas merupakan komunitas paling kecil yang dialami oleh peserta

didik. Peserta didik juga menghabiskan sebagian besar waktunya di kelas,

sehingga pembentukan karakter di sini menjadi sangat penting. Penerapan

Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas dapat dilakukan dengan

membiasakan peserta didik dalam bertingkah laku, berlaku jujur, dan

berlaku sopan, juga membiasakan peserta didik untuk cinta tanah air dan

mempunyai jiwa nasionalisme. Pelaksanaan Penguatan Pendidikan

Karakter di kelas pada sekolah dasar menjadi utama karena penanaman

karakter sebaiknya dilakukan sejak dini, sehingga karakter peserta didik

lebih baik untuk memajukan bangsa Indonesia.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

Pada penelitian ini peneliti melihat apa saja kegiatan Penguatan

Pendidikan Karakter yang sudah dilaksanakan pada sekolah dasar negeri se-

Kecamatan Sleman. Peneliti melakukan mengumpulkan data dengan cara

survei karena memudahkan peneliti dalam mengumpulkan data.

Pengumpulan data dilakukan peneliti menggunakan kuesioner. Penggunaan

kuesioner dalam penelitian ini bersifat terbuka dan tertutup. Hal ini

dilakukan karena data menjadi lebih mudah diolah, pengisian dilakukan

dalam waktu singkat, dan dapat menjaring responden lebih banyak.

Dengan melakukan penelitian ini, peneliti dapat melihat penerapan

Penguatan Pendidikan Karakter di sekolah dasar saat ini. Hasil penelitian

tersebut dimanfaatkan oleh sekolah sebagai masukan kepala sekolah untuk

membuat rancangan program penerapan pendidikan karakter pada setiap

pembelajaran di kelas. Guru dapat memanfaatkan hasil penelitian ini

sebagai pengetahuan tentang pendidikan karakter berbasis kelas yang saat

ini sedang dilaksanakan. Dengan melihat hal tersebut, guru dapat lebih

memaksimalkan penerapan pendidikan karakter kepada peserta didik di

kelasnya.

D. Hipotesis Tindakan

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Sekolah dasar di Kecamatan Sleman Kabupaten Sleman sudah

menerapkan program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas

sebesar 90%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

2. Penerapan Program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas di

sekolah dasar di Kecamatan Sleman Kabupaten Sleman dilakukan

melalui kegiatan menyanyikan lagu Indonesia Raya, membiasakan

bersalaman dengan guru maupun teman, berdoa, berbaris sebelum

masuk kelas, melakukan upacara, dan literasi pada awal pelajaran.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif yang

menggunakan metode survei. Penelitian kuantitatif deskriptif adalah penelitian

yang ditujukan untuk mendeskripsikan suatu keadaan atau fenomena-

fenomena apa adanya (Sudaryono, 2016:12). Sependapat dengan tokoh di atas,

Werang (2015:12) menyatakan bahwa penelitian kuantitatif deskriptif adalah

penelitian untuk mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya tentang suatu

fenomena yang terjadi. Sementara itu, Kurniawan (2018:37) menyatakan

bahwa penelitian kuantitatif deskriptif adalah penelitian yang dilaksanakan

dengan tujuan untuk mendeskripsikan tentang suatu kondisi secara objektif.

Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa penelitian

kuantitatif deskriptif adalah penelitian untuk mendeskripsikan fenomena yang

terjadi dengan keadaan apa adanya. Pada penelitian ini, peneliti tidak

melakukan manipulasi atau memberikan perlakuan-perlakuan tertentu terhadap

objek penelitian (Sudaryono, 2016:12). Dalam penelitian ini, peneliti

mendeskripsikan mengenai penerapan program Pengauatn Pendidikan

Karakter berbasis kelas di sekolah dasar se-Kecamatan Sleman.

Dalam penelitian kuantitatif deskriptif ini, peneliti menggunakan metode

survei. Sukmadinata (2010:82) mengatakan bahwa metode survei adalah

metode penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data yang berkaitan

dengan populasi dalam jumlah yang besar, namun sampel yang digunakan

relatif kecil. Hal senada dikemukakan oleh Wereng (2015:5) yang menyatakan

34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

bahwa metode survei adalah penelitian yang diadakan untuk memperoleh

fakta-fakta dari fenomena yang ada. Sementara itu, Effendi (2012:3)

menyatakan bahwa metode survei adalah penelitian yang mengambil sampel

dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data

yang pokok (Effendi, 2012:3).

Dari pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa metode survei adalah

metode untuk memperoleh data sesuai dengan fakta-fakta yang ada

menggunakan populasi dan sampel. Data tersebut didapatkan melalui

penyebaran kuesioner ataupun wawancara. Hasil yang diperoleh dari penelitian

dengan menggunakan metode survei bersifat apa adanya sesuai dengan

kenyataan.

B. Setting Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh guru SD negeri kelas I-

VI yang berada di Kecamatan Sleman.

2. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah penerapan Penguatan Pendidikan

Karakter berbasis kelas untuk sekolah dasar negeri di Kecamatan Sleman.

3. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di 29 SD Negeri se-Kecamatan Sleman

Kabupaten Sleman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

4. Waktu Penelitian

Penelitian ini dimulai pada bulan Maret 2018 sampai dengan April

2019. Kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penyusunan

proposal, mengurus perijinan, penyusunan instrumen, melakukan validasi,

merevisi instrumen, menyebar instrumen kepada guru, pengumpulan data,

pengolahan data, dan penyusunan laporan.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek/objek

yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono,

2010:117). Populasi dalam penelitian ini adalah 192 guru SD negeri kelas

I-VI yang berada di Kecamatan Sleman. Populasi penelitian untuk

selengkapnya dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut ini.

Tabel 3.1 Populasi Penelitian

Populasi
No Nama SD Kelas (Jumlah
Guru)
1 SD Negeri Triharjo 1 6
2 SD Negeri Sleman 1 1 6
3 SD Negeri Sleman 3 2 12
4 SD Negeri Sleman 4 1 6
5 SD Negeri Sleman 5 1 6
6 SD Negeri Ngangkrik 1 6
7 SD Negeri Sidomulyo 1 6
8 SD Negeri Trimulyo 1 6
9 SD Negeri Kadisobo 2 1 6
10 SD Negeri Kadisobo 3 1 6
11 SD Negeri Caturharjo 1 6
12 SD Negeri Keceme 1 1 6
13 SD Negeri Keceme 2 1 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

Populasi
No Nama SD Kelas (Jumlah
Guru)
14 SD Negeri Dukuh 1 1 6
15 SD Negeri Dukuh 2 1 6
16 SD Negeri Denggung 1 6
17 SD Negeri Nyaen 1 1 6
18 SD Negeri Nyaen 2 1 6
19 SD Negeri Pendowoharjo 1 6
20 SD Negeri Tlacap 2 12
21 SD Negeri Jetisharjo 2 12
22 SD Negeri Pangukan 1 6
23 SD Negeri Jetisjogopaten 1 6
24 SD Negeri Mangunan 1 6
25 SD Negeri Murten 1 6
26 SD Negeri Jaban 1 6
27 SD Negeri Tridadi 1 6
28 SD Negeri Dalangan 1 6
29 SD Negeri Panasan 1 6
JUMLAH 32 192

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa populasi terdiri dari 29

SD Negeri se-Kecamatan Sleman Kabupaten Sleman, dengan 32 kelas

karena terdiri dari kelas single dan pararel. Kelas single ditunjukkan

dengan kode 1 sedangkan kelas pararel ditunjukkan dengan kode 2. Jumlah

populasi seluruhnya ada 192 guru.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi (Sugiyono, 2010:118). Senada dengan pendapat Sugiyono,

Sangadji, dkk (2010:177) mengatakan bahwa sampel adalah sebagian atau

wakil populasi yang diteliti. Sampel dapat digeneralisasikan sebagai hasil

penelitian dan mengangkat kesimpulan penelitian sebagai wakil suatu yang

berlaku bagi populasi.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

Perhitungan sampel pada penelitian ini menggunakan Simple Random

Sampling. Simple Random Sampling adalah cara pengambilan sampel di

mana setiap unsur yang membentuk populasi diberi kesempatan yang sama

untuk terpilih menjadi sampel, cara ini akan sangat mudah apabila telah

terdapat daftar lengkap unsur-unsur populasi (Suharsaputra, 2012:116).

Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Asra (2015:79), Simple

Random Sampling (SRS) dimaksudkan supaya memberikan peluang yang

sama terhadap sampel dari populasi yang akan terambil. Simple Random

Sampling (SRS) atau pengambilan sampel acak sederhana adalah metode

pengambilan sebuah sampel terdiri dari n unit mempunyai peluang yang

sama untuk terambil, serta setiap unit yang ada dalam populasi mempunyai

kemungkinan yang sama untuk terpilih sampel.

Pengambilan sampel dalam penelitan ini dihitung menggunakan tabel

ketentuan jumlah minimal sampel menurut Krejcie dan Morgan dengan

taraf kepercayaan 95% dan kesalahan 5%. Menurut Fenandez dalam

Sumanto (2014:210), untuk menentukan besar sampel menurut Krejcie dan

Morgan, aturan paktis dapat dilihat dalam tabel 3.2.

Tabel 3.2 Ketentuan Jumlah Minimal Sampel Menurut Krejcie dan


Morgan (2014)
N S N S N S
10 10 220 140 1200 291
15 14 230 144 1300 297
20 19 240 148 1400 302
25 24 250 152 1500 306
30 28 260 155 1600 310
35 32 270 159 1700 313
40 36 280 162 1800 317
45 40 290 165 1900 320
50 44 300 169 2000 322
55 48 320 175 2200 327
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

N S N S N S
60 52 340 181 2400 331
65 56 360 186 2600 335
70 59 380 191 2800 338
75 63 400 196 3000 341
80 66 420 201 3500 346
85 70 440 205 4000 351
90 73 460 210 4500 354
95 76 480 214 5000 357
100 80 500 217 6000 361
110 86 550 226 7000 364
120 92 600 234 8000 367
130 97 650 242 9000 368
140 103 700 248 10000 370
150 108 750 254 15000 377
160 113 800 260 20000 379
170 118 850 262 30000 380
180 123 900 269 40000 381
190 127 950 274 50000 382
200 132 1000 278 75000 382
210 136 1100 285 1000000 384
Keterangan: N = Populasi
S = Sampel

Tabel di atas menunjukkan keterangan praktis untuk menentukan

jumlah sampel minimal yang harus diambil melihat dari jumlah populasi

yang ada. Misalnya apabila jumlah populasinya sebanyak 600 guru maka

sampel yang harus diambil sebanyak 234 guru. Begitu juga dalam

penelitian ini seluruh populasi guru SD Negeri di Kecamatan Sleman

berjumlah 192 guru, maka akan diambil sampel minimal sebanyak 127

guru. Menurut Sugiyono (2011:82), pengambilan anggota sampel dari

populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam

populasi itu. Data sampel tersebut untuk setiap sekolah kemudian diambil

sesuai dengan perhitungan sampel menurut tabel ketentuan jumlah minimal

sampel menurut Krejcie dan Morgan. Agar persentase pembagian sampel


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

setiap sekolah imbang, maka sampel ditentukan sebanding dengan

banyaknya subjek dalam tiap sekolah, yaitu dengan cara:

Jumlah guru tiap sekolah


Sampel Sekolah = x ketentuan jumlah minimal sampel menurut
Populasi
Krejcie dan Morgan

Berikut adalah sampel penelitian tiap sekolah.

Tabel 3.3 Sampel penelitian dan populasi tiap sekolah

Jumlah Krejcie sampel penelitian


No Nama SD
guru Rincian Bulat
6
1 SD Negeri Triharjo 6 ×127=3,96 4
192
6
2 SD Negeri Sleman 1 6 ×127=3,96 4
192
12
3 SD Negeri Sleman 3 12 ×127=7,93 8
192
6
4 SD Negeri Sleman 4 6 ×127=3,96 4
192
6
5 SD Negeri Sleman 5 6 ×127=3,96 4
192
6
6 SD Negeri Ngangkrik 6 ×127=3,96 4
192
6
7 SD Negeri Sidomulyo 6 ×127=3,96 4
192
6
8 SD Negeri Trimulyo 6 ×127=3,96 4
192
6
9 SD Negeri Kadisobo 2 6 ×127=3,96 4
192
6
10 SD Negeri Kadisobo 3 6 ×127=3,96 4
192
6
11 SD Negeri Caturharjo 6 ×127=3,96 4
192
6
12 SD Negeri Keceme 1 6 ×127=3,96 4
192
6
13 SD Negeri Keceme 2 6 ×127=3,96 4
192
6
14 SD Negeri Dukuh 1 6 ×127=3,96 4
192
6
15 SD Negeri Dukuh 2 6 ×127=3,96 4
192
6
16 SD Negeri Denggung 6 ×127=3,96 4
192
6
17 SD Negeri Nyaen 1 6 ×127=3,96 4
192
6
18 SD Negeri Nyaen 2 6 ×127=3,96 4
192
6
19 SD Negeri Pendowoharjo 6 ×127=3,96 4
192
12
20 SD Negeri Tlacap 12 ×127=7,93 8
192
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

Jumlah Krejcie sampel penelitian


No Nama SD
guru Rincian Bulat
12
21 SD Negeri Jetisharjo 12 ×127=7,93 8
192
6
22 SD Negeri Pangukan 6 ×127=3,96 4
192
6
23 SD Negeri Jetisjogopaten 6 ×127=3,96 4
192
6
24 SD Negeri Mangunan 6 ×127=3,96 4
192
6
25 SD Negeri Murten 6 ×127=3,96 4
192
6
26 SD Negeri Jaban 6 ×127=3,96 4
192
6
27 SD Negeri Tridadi 6 ×127=3,96 4
192
6
28 SD Negeri Dalangan 6 ×127=3,96 4
192
6
29 SD Negeri Panasan 6 ×127=3,96 4
192
Jumlah 192 126,75 128

Tabel di atas merupakan hasil dari perhitungan sampel yang akan

diambil untuk setiap SD.

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk

apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh

informasi tentang hal tersebut kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,

2010:60). Sudaryono (2013:20) mengatakan bahwa variabel penelitian pada

dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,

kemudian ditarik kesimpulannya. Variabel dalam penelitian ini adalah

penerapan program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas di sekolah

dasar Se-Kecamatan Sleman.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Kuesioner

Kuesioner merupakan alat untuk memperoleh data yang relevan

dengan tujuan penelitian (Tukiran, 2012:182). Pendapat serupa

disampaikan oleh Sugiyono (2018:219) yang menyatakan bahwa kuesioner

merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi

seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk

dijawabnya.

Penelitian ini menggunakan kuesioner dengan pertanyaan terbuka

dan pertanyaan tertutup. Pertanyaan terbuka pada penelitian ini akan

digunakan untuk melengkapi data pada kuesioner tertutup.

2. Studi Dokumenter

Studi dokumenter adalah teknik pengumpulan data yang

menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis,

gambar, maupun elektronik (Sukmadinata, 2011:221). Pendapat serupa

disampaikan oleh Mahdi dan Mujahidin (2014:119) yang menjelaskan

bahwa studi dokumenter adalah teknik pengumpulan data yang

mengharuskan peneliti melakukan analisis terhadap dokumen-dokumen

yang diperlukan selama penelitian.

Studi dokumenter yang diperoleh selama penelitian ini yaitu

perolehan data sekolah dasar di Kecamatan Sleman dari kantor UPTD

Pendidikan Kecamatan Sleman. Data-data tersebut berupa nama SD, daftar

nama kepala sekolah, dan daftar alamat sekolah. Peneliti menggunakan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

teknik pengumpulan data jenis studi dokumenter bertujuan untuk

mempunyai data fisik yang dapat dijadikan bukti pelaksanaan penelitian.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan angket dan

daftar cek. Angket yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah angket

terbuka dan tertutup.

1. Angket

Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2011:199).

a) Pertanyaan tertutup

Pertanyaan tertutup (closed-ended question) adalah pertanyaan

di mana responden memilih suatu jawaban dari suatu daftar jawaban

yang disediakan peneliti. Penggunaan pertanyaan tertutup sering

digunakan dan cukup populer dalam suatu penelitian survei, karena

memberikan keseragaman jawaban sehingga data yang diperoleh

lebih mudah diolah daripada bentuk pertanyaan terbuka (Morissan,

2012:170). Berikut adalah kisi-kisi instrumen tertutup berbasis kelas.

Tabel 3.4 Kisi-kisi Angket Tertutup

Aitem No
Sosialisasi
Memperoleh sosialisasi Penguatan Pendidikan Karakter 1
(PPK)
Sosialisasi Penguatan Pendidikan Karakter melalui 2
Kelompok Kerja Guru (KKG)
Pra Observasi
Integrasi PPK dalam Silabus 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

Aitem No
Integrasi PPK di silabus dalam RPP 4
Observasi Kelas
Pembiasaan sikap/karakter sebelum memulai pembelajaran 5
Mengelola kelas dengan mengintegrasikan PPK 6
Menerapkan metode pembelajaran yang mendukung PPK 7
Mengaitkan isi materi pembelajaran dengan kegiatan sehari- 8
hari
Memfasilitasi tumbuh kembang karakter peserta didik 9
Mencatat perkembangan karakter peserta didik 10
Memberikan umpan balik kepada peserta didik tentang 11
karakter yang dituangkan di RPP

Tabel 3.4 menunjukkan bahwa pertanyaan tertutup terdiri dari 3

aspek yaitu sosialisasi, pra observasi, dan observasi kelas. Aspek

sosialisasi terdapat pada nomor 1 dan 2. Aspek pra observasi terdapat pada

nomor 3 dan 4. Aspek observasi kelas terdapat pada nomor 5, 6, 7, 8, 9,

10, dan 11. Berikut adalah instrumen tertutup berbasis kelas.

Tabel 3.5 Instrumen Angket tertutup

No Aspek yang Diamati Ya Tidak


SOSIALISASI
1 Apakah Bapak/Ibu memperoleh sosialisasi Penguatan
Pendidikan Karakter (PPK) dari kepala sekolah atau
guru yang mengikuti pelatihan PPK?
2 Apakah Bapak/Ibu sudah mendapatkan sosialisasi PPK
melalui Kelompok Kerja Guru (KKG)?
PRA OBSERVASI
3 Mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK dalam desain
silabus.
4 Mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK di silabus ke
dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
OBSERVASI KELAS
5 Melaksanakan pembiasaan sikap/karakter sebelum
memulai pembelajaran.
6 Mengelola kelas dengan mengintegrasikan nilai-nilai
karakter.
7 Menerapkan metode pembelajaran yang mendukung
nilai-nilai karakter.
8 Mengaitkan isi materi pembelajaran dengan persoalan
kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan Penguatan
Pendidikan Karakter (PPK).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

No Aspek yang Diamati Ya Tidak


9 Memfasilitasi setiap peserta didik untuk
menumbuhkembangkan karakter yang dirancang dalam
RPP.
10 Mencatat perkembangan karakter peserta didik.
11 Memberikan umpan balik kepada peserta didik tentang
karakter yang dituangkan dalam rancangan RPP.

Skala pengukuran yang digunakan pada penelitian ini adalah skala

Guttman. Skala Guttman mengukur suatu dimensi saja dari suatu variabel yang

multidimensi (Sudaryono: 2016:104). Dengan menggunakan skala pengukuran

Guttman, peneliti mendapat jawaban yang tegas, yaitu “ya-tidak”, “benar-

salah”, “pernah-tidak pernah”, “positif-negatif” dan lain-lain (Sugiyono,

2015:139).

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan jawaban “ Ya” dan “Tidak”.

Skor yang digunakan yaitu skor 1 jika jawabannya “Ya” dan skor 0 jika

jawabannya “Tidak”. Berikut adalah tabel skala pengukuran data yang

digunakan pada penelitian ini.

Tabel 3.6 Skor Jawaban Instrumen Penelitian

Jawaban Skor
Ya 1
Tidak 0

b) Pertanyaan Terbuka

Pertanyaan terbuka merupakan pertanyaan yang harus dijawab

sendiri oleh responden. Pertanyaan terbuka memberikan responden

kebebasan dalam memberikan jawaban, dan juga peluang untuk

memberikan jawaban yang mendalam (Morissan, 2012:178). Angket

bentuk terbuka digunakan untuk mengungkap jenis data yang responnya


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

bersifat tidak terbatas (eksploratif). Dalam penelitian ini, angket berbentuk

terbuka digunakan untuk menggali data yang menyangkut nilai karakter

yang dikembangkan dan nilai karakter yang sering diterapkan. Berikut

adalah kisi-kisi dari angket terbuka yang digunakan peneliti.

Tabel 3.7 Kisi-kisi instrumen terbuka berbasis kelas

Aitem No
Praktik baik yang dilakukan. 1
Informasi Penguatan Pendidikan Karakter selain dari Kelompok 2
Kerja Guru (KKG).
Cara mengintegrasikan nilai utama PPK dalam desain silabus. 3
Cara mengintegrasikan nilai utama PPK di silabus ke dalam 4
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Cara pembiasaan sikap/karakter yang dilakukan sebelum 5
memulai pembelajaran.
Cara mengelola kelas dengan mengintegrasikan nilai karakter 6
Metode pembelajaran yang digunakan di sekolah untuk 7
mendukung penerapan nilai karakter.
Cara mengaitkan isi materi pembelajaran dengan Penguatan 8
Pendidikan Karakter (PPK).
Cara memfasilitasi setiap peserta didik untuk 9
menumbuhkembangkan karakter yang dirancang di RPP.
Cara mencatat perkembangan karakter peserta didik. 10
Kendala yang dihadapi. 11

Tabel 3.7 merupakan kisi-kisi dari instrumen terbuka dan terdiri dari

11 soal yang akan digunakan untuk membuat deskripsi penjabaran dari

setiap item soal pada instrumen tertutup. Berikut adalah instrumen terbuka

yang digunakan peneliti.

Tabel 3.8 Instrumen Angket Terbuka

No Aitem Jawaban
1 Praktik baik yang dilakukan
Selain dari Kelompok Kerja Guru (KKG) darimana
2
Bapak/Ibu mendapatkan informasi tentang PPK?
Bagaimana cara Bapak/Ibu mengintegrasikan nilai-
3
nilai utama PPK dalam desain silabus?
Bagaimana cara Bapak/Ibu mengintegrasikan nilai-
4 nilai Utama PPK di silabus ke dalam Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

No Aitem Jawaban
Cara pembiasaan sikap/karakter seperti apa yang
5 dilakukan Bapak/Ibu sebelum memulai
pembelajaran?
Bagaimana cara Bapak/Ibu mengelola kelas dengan
6
mengintegrasikan nilai-nilai karakter?
Metode pembelajaran yang seperti apa yang biasa
7 digunakan di sekolah untuk mendukung penerapan
nilai-nilai karakter?
Bagaimana cara Bapak/Ibu mengaitkan isi materi
8 pembelajaran dengan penguatan pendidikan
karakter?
Bagaimana cara Bapak/Ibu memfasilitasi setiap
9 peserta didik untuk menumbuhkembangkan karakter
yang dirancang dalam RPP?
Bagaimana cara Bapak/Ibu mencatat perkembangan
10
karakter peserta didik?
Apa kendala-kendala yang dihadapi dalam
11
Penerapan PPK?

Instrumen angket ini digunakan untuk mengetahui seberapa jauh

penerapan pendidikan karakter di sekolah dasar negeri se-Kecamatan Sleman.

Sampel penelitian hanya akan menjawab check point dan uraian yang akan

dilakukan pada saat pengambilan data antara bulan Juni awal sampai awal

Agustus tahun 2018.

2. Daftar Cek / Check List

Daftar cek adalah suatu daftar yang berisi subjek aspek-aspek yang

akan diamati (Sudaryono, 2016:80). Peneliti menggunakan daftar cek untuk

membantu mengorganisir data penelitian yang dibutuhkan atau dicari.

Berikut adalah Tabel 3.9 yang memuat daftar cek yang digunakan dalam

menguji dokumentasi penelitian.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

Tabel 3.9 Daftar Cek Dokumentasi

Jumlah Keterangan
No Data Sekolah Alamat Sampel Tidak
Sesuai
Penelitian sesuai
1 SD Negeri Triharjo
Murangan, Triharjo,
4 
Sleman
2 SD Negeri Sleman 1
Jl. Kapten Haryadi no
4 
5, Triharjo, Sleman
3 SD Negeri Sleman 3
Srimulyo, Trimulyo,
8 
Sleman
4 SD Negeri Sleman 4
Srimulyo, Triharjo,
4 
Sleman
5 SD Negeri Sleman 5
Krapyak, Triharjo,
4 
Sleman
6
SD Negeri Jl Letkol Subadri no
4 
Ngangkrik 58, Triharjo, Sleman
7
SD Negeri Sidomulyo, Tri Mulyo,
4 
Sidomulyo Sleman
8 SD Negeri Trimulyo
Balong Trimulyo, Tri
4 
Mulyo, Sleman
9
SD Negeri Kadisobo Jogokerten, Trimulyo,
4 
2 Sleman
10
SD Negeri Kadisobo Kloker, Trimulyo,
4 
3 Sleman
11
SD Negeri Sanggrahan, Catur
4 
Caturharjo Harjo, Sleman
12 SD Negeri Keceme 1
Keceme, Catur Harjo,
4 
Sleman
13 SD Negeri Keceme 2
Kemloko, Caturharjo,
4 
Sleman
Jl Magelang km 11 
14 SD Negeri Dukuh 1 Dukuh, Tridadi, 4
Sleman
15 SD Negeri Dukuh 2
Dukuh, Tridadi,
4 
Sleman
SD Negeri
Jl Candi Gebang, 
16 Bangunrejo, Triadadi, 4
Denggung
Sleman
17 SD Negeri Nyaen 1
Nyaen, Pandowoharjo,
4 
Sleman
18 SD Negeri Nyaen 2
Plalangan,
4 
Pandowoharjo, Sleman
19
SD Negeri Kleben, Pandowoharjo,
4 
Pendowoharjo Sleman
20 SD Negeri Tlacap
Tlacap, Pandowoharjo,
8 
Sleman
21 SD Negeri Jetisharjo
Jetis, Caturharjo,
8 
Sleman
22 SD Negeri Pangukan
Ngemplak, Tridadi,
4 
Sleman
SD Negeri
Jetis Jogopaten, 
23 Pandowo Harjo, 4
Jetisjogopaten
Sleman
24
SD Negeri Mangunan, Catur
4 
Mangunan Harjo, Sleman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

Jumlah Keterangan
No Data Sekolah Alamat Sampel Tidak
Sesuai
Penelitian sesuai
25 SD Negeri Murten
Murten, Tridadi,
4 
Sleman
26 SD Negeri Jaban Jaban, Tridadi, Sleman 4 
27 SD Negeri Tridadi
Pangukan, Tridadi,
4 
Sleman
28 SD Negeri Dalangan
Dalangan, Catur Harjo,
4 
Sleman
29 SD Negeri Panasan
Panasan, Triharjo,
4 
Sleman
JUMLAH 128

G. Teknik Pengujian Instrumen

Pengujian instrumen dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui

penerapan program Penguatan Pendidikan Karakter. Instrumen penelitian yang

akan digunakan harus melalui pengujian validitas. Uji validitas meliputi 2 jenis

yaitu validasi isi dan validasi muka.

1. Validitas

Instrumen dikatakan valid jika instrumen yang digunakan, dapat

mengukur apa yang hendak diukur (Siregar, 2010:162). Sejalan dengan

Siregar, Sugiyono (2010:363) mengatakan bahwa validitas adalah derajat

ketepatan antara data yang terjadi pada obyek penelitian dengan data yang

dilaporkan oleh peneliti.

a. Validitas isi

Validitas isi menunjukkan sejauh mana instrumen mencerminkan

isi yang dikehendaki. Validitas isi tidak dapat dinyatakan dalam bentuk

angka melainkan didasarkan pada masukan (Sangadji, dkk, 2010:160-

161). Menurut Siregar (2010:163), validitas isi berkaitan dengan

kemampuan suatu instrumen mengukur isi (konsep) yang harus diukur.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

Validitas isi juga dapat mengukur sejauh mana tes dapat mencerminkan

ciri indikator yang diukur.

Validitas ini diberikan oleh para ahli yang bidang keahliannya

berhubungan dengan penelitian ini. Instrumen yang divalidasi yaitu

berupa 11 check point dan 11 uraian. Ahli yang dipilih untuk

melakukan validitas isi yaitu 10 guru dari berbagai sekolah yang berada

di luar daerah Kabupaten Sleman. Ahli memberikan nilai pada lembar

penilaian yang diberikan. Skala skor dalam lembar penilaian instrumen

menggunakan skala Likert. Skala skor yang biasa digunakan dalam

skala Likert meliputi Skor 1 : Tidak Baik, Skor 2 : Kurang Baik, Skor

3 : Ragu-ragu, Skor 4 : Baik, dan Skor 5 : Sangat Baik.

Dalam pengukuran menggunakan skala Likert, sering terjadi

kecenderungan ahli memilih kategori skor ragu-ragu. Untuk mengatasi

hal tersebut, maka dalam penelitian ini kategori skor ragu-ragu akan

dihapus, agar skor yang didapatkan lebih jelas. Skala Likert yang

digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

Tabel 3.10 Skala Likert yang digunakan

Skor 1 Tidak Baik


Skor 2 Kurang Baik
Skor 3 Baik
Skor 4 Sangat Baik

Skor yang sudah didapat kemudian dikoversikan menjadi data

kualitatif skala lima dengan acuan menurut Sukardjo (2006:52) sebagai

berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

Tabel 3.11 Konversi Nilai Skala Lima


Interval Skor Kategori
X ˃ ͞Xi + 1,80 Sbi Sangat Baik
͞Xi + 0,60 SBi ˂ X ≤ X ͞ i + 1, 80SBi Baik
͞Xi - 0,60 SBi ˂ X ≤ X ͞ i + 0, 60SBi Cukup
͞Xi - 1,80 SBi ˂ X ≤ X ͞ i + 0, 60SBi Kurang
X≤X ͞ i – 1,80Sbi Sangat Kurang

Keterangan :

1
Rerata ideal (͞Xi) : 2 (skor maksimal ideal + skor minimal ideal)

1
Simpangan baku ideal (SBi): 6 (skor maksimal ideal – skor minimal ideal)

X : Skor aktual

Berdasarkan rumus tersebut, peneliti melakukan modifikasi dengan

menggunakan kategorisasi pada nilai skala lima sebagai berikut.

Tabel 3.12 Modifikasi Nilai Skala Lima


Interval Skor Kategori
X ˃ ͞Xi + 1,80 Sbi Sangat layak untuk digunakan
͞Xi + 0,60 SBi ˂ X ≤ ͞Xi + 1, 80Sbi Layak untuk digunakan dengan revisi sedikit
͞Xi - 0,60 SBi ˂ X ≤ ͞Xi + 0, 60Sbi Kurang layak dengan revisi banyak
͞Xi - 1,80 SBi ˂ X ≤ ͞Xi + 0, 60Sbi Tidak layak revisi total
X ≤ ͞Xi – 1,80Sbi Sangat tidak layak revisi total
Keterangan :

1
Rerata ideal (͞Xi) : 2 (skor maksimal ideal + skor minimal ideal)

1
Simpangan baku ideal (SBi): 6 (skor maksimal ideal – skor minimal ideal)

X : Skor aktual

Berdasarkan rumus konversi di atas, perhitungan data-data

kuantitatif dilakukan untuk memperoleh data kualitatif dengan menerapkan

rumus konversi tersebut. Penentuan rumus kualitatif pengembangan ini

diterapkan dengan konversi sebagai berikut.

Diketahui

Skor maksimal ideal : 68


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

Skor minimal ideal : 17


1
Rerata ideal (͞Xi) : 2 (68 + 17) = 42,5

1
Simpangan baku ideal (SBi) : 6 (68 – 17) = 8,5

Ditanyakan :

Interval skor kategori sangat layak digunakan, layak digunakan dengan

revisi sedikit, kurang layak dengan revisi banyak, tidak layak revisi total,

dan sangat tidak layak revisi total.

Jawaban :

Sangat layak untuk digunakan = X × ͞Xi + 1,80SBi

= X ˃ 42,5 + (1,80 . 8,5)

= X ˃ 42,5 + 15,3

= X ˃ 57,8

Layak untuk digunakan dengan sedikit revisi

= Xi + 0,60SBi ˂ X ≤ ͞Xi + 0,60SBi

= 42,5 + (0,60 . 8,5) ˂ X ≤ 42,5 + (1,80 . 8,5)

= 42,5 + (5,1 ˂ X ≤ 42,5 + 15,3)

= 47,6 ˂ X ≤ 57,8

Kurang layak digunakan, perlu revisi

= Xi - 0,60SBi ˂ X ≤ ͞Xi + 0,60SBi

= 42,5 – (0,60 . 8,5) ˂ X ≤ 42,5 + (0,60 . 8,5)

= 42,5 – 5,1 ˂ X ≤ 42,5 + 5,1

= 37,4 ˂ X ≤ 47,6

Tidak layak digunakan, perlu banyak revisi

= Xi – 1,80SBi ˂ X ≤ ͞Xi – 0,60SBi


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

= 42,5 – (1,80 . 8,5) ˂ X ≤ 42,5 (0,60 . 8.5)

= 42,5 – 15,3 ˂ X ≤ 42,5 . 5,1

= 27,2 ˂ X ≤ 37,4

Sangat tidak layak digunakan, perlu revisi total

=X ≤ ͞Xi – 1,80Sbi

=X ≤ 42,5 – 1,80. 8.5

=X ≤ 27,2

Berdasarkan perhitungan tersebut, diperoleh konversi data kuantitatif

menjadi data kualitatif skala lima sebagai berikut.

Tabel 3.13 Kriteria Skor Skala Lima

Interval Kriteria
57,9 – 68 Sangat layak untuk digunakan
47,7 – 57,8 Layak untuk digunakan dengan revisi sedikit
37,5 – 47,6 Kurang layak dengan revisi
27,3 – 37,4 Tidak layak dengan revisi banyak
≤ 27,2 Sangat tidak layak dengan revisi total

Hasil dari perhitungan skor masing-masing validasi yang dilakukan

akan dicari rerata skor perolehannya, kemudian dapat dikonversikan dari

data kuantitatif ke data kualitatif dalam kategori tertentu seperti yang tertera

pada tabel kriteria skor skala lima.

Dalam penelitian ini terdapat 10 orang guru dari 9 sekolah yang

berasal dari luar Kabupaten Sleman, tetapi masih dalam wilayah

Yogyakarta. Sepuluh orang guru yang ditunjuk sebagai validator merupakan

guru yang mengajar di sekolah yang mendapat kepercayaan untuk

menerapkan Penguatan Pendidikan Karakter. Validator tersebut terdiri dari


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

8 orang guru SD dan 2 orang guru SMP. Hasil validitas dari para validator

dapat dilihat dari tabel di bawah ini.

Tabel 3.14 Rekapitulasi Hasil Validitas Isi

No Validator Instansi Skor Keterangan


D. P. SD N Bhayangkara Layak untuk digunakan
1 50 dengan sedikit revisi
D. K. SD N Bantul 1 Sangat layak untuk
2 66 digunakan
L. SD N Ungaran Sangat layak untuk
3 64 digunakan
N. W. M. SD N Keputran 1 Sangat layak untuk
4 64 digunakan
S. SD N 4 Wates Sangat layak untuk
5 68 digunakan
A. A. SD Sangat layak untuk
6 Muhammadiyah 64 digunakan
Jogodayoh
B. A. P. SD Joannes Bosco Layak untuk digunakan
7 55 dengan sedikit revisi
H. SMP 1 Bantul Sangat layak untuk
8 63 digunakan
T. K. R. SMP 1 Bantul Layak untuk digunakan
9 54 dengan sedikit revisi
B. M. SD Sangat layak untuk
10 Muhammadiyah 67 digunakan
Karangkajen

b. Validitas muka

Margono (2007:188) mengatakan bahwa validitas muka (face

validity) adalah validitas yang signifikansinya paling rendah karena hanya

didasarkan pada penelitian selintas mengenai isi alat ukur. Validitas muka

bertujuan untuk mengetahui apakah alat ukur yang digunakan sudah sesuai

dengan apa yang ingin diukur.

Validitas dilakukan pada instrumen angket. Instrumen angket berupa

11 check point dan 11 uraian, instrumen tersebut sebelumnya telah


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

divalidasi oleh para ahli. Validitas muka pada instrumen ini dilakukan oleh

guru di luar Kabupaten Sleman. Guru tersebut dipilih karena setara dengan

sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu guru.

Validitas muka dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner

kepada 10 guru atau ahli tersebut. Setelah guru memberi penilaian pada

instrumen yang telah dibuat ada beberapa masukan yang diberikan.

Tabel 3.15 Rekapitulasi Hasil Validasi Muka

Validator Masukan Sebelum Revisi Sesudah Revisi


Item 7, kata Menerapkan metode Menerapkan
“sesuai dengan” pembelajaran yang metode
diubah dengan sesuai dengan pembelajaran
kata mendukung. penerapan nilai-nilai yang mendukung
karakter. nilai-nilai
karakter.
Item 8, kata Mengaitkan isi meteri Mengaitkan isi
“persoalan pembelajaran dengan meteri
kehidupan sehari- persoalan kehidupan pembelajaran
hari” diubah sehari-hari. dengan persoalan
dengan kata kehidupan sehari-
D.P “Penguatan hari yang
Pendidikan berkaitan dengan
Karakter” Penguatan
Pendidikan
Karakter (PPK)
Item 11, kata Memberikan umpan Memberikan
“dirancang” balik kepada siswa umpan balik
diubah dengan tentang karakter yang kepada siswa
kata “dituangkan” dirancang dalam tentang karakter
RPP. yang dituangkan
dalam rancangan
RPP.
N.W.M Petunjuk Mohon memberi Bapak/Ibu mohon
dan L pengisisan tanda centang () memberi tanda
sebaiknya pada kolom Ya atau centang () pada
ditambah Tidak sesuai dengan kolom Ya atau
Bapak/Ibu kondisi yang Tidak sesuai
sebenarnya. dengan kondisi
yang sebenarnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

H. Teknik Analisis Data

Bogdan (dalam Sugiyono, 2010:334) menjelaskan bahwa analisis data

adalah proses mencari data dan menyusun secara sistematis yang diperoleh dari

hasil pengumpulan data yang berupa tes dengan cara mengorganisasikan data

ke dalam kategori dan menjabarkan ke dalam sintesis, memilih mana yang

penting yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang mudah dipahami

diri sendiri maupun orang lain. Teknik analisis data pada penelitian ini

menggunakan analisis data deskriptif. Statistik deskriptif adalah statistik yang

digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau

menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa

bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum (Sugiyono,

2018:226). Pendapat serupa dikemukakan oleh Hasan (2004:185) menjelaskan

bahwa analisis deskriptif merupakan bentuk analisis data penelitian untuk

menguji generalisasi hasil penelitian yang didasarkan atas satu sampel.

Data penelitian yang telah dikumpulkan oleh peneliti berupa jawaban

dari guru terhadap penerapan program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis

kelas yang tertera dalam kuesioner. Sesudah peneliti memperoleh jawaban

guru, selanjutnya peneliti mengolah jenis instrumen berupa check point dan

uraian. Data instrumen check point dikelompokkan berdasarkan jawaban “Ya”

dan “Tidak”. Lalu mempersentasikan hasil penelitian dalam bentuk Pie Chart.

Peneliti juga menganalisis data pada jenis instrumen uraian dengan

mendeskripsikan jawaban guru per item untuk mendukung hasil persentase

data check point.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

Analisis data dalam penelitian ini meliputi penerapan program Penguatan

Pendidikan Karakter berbasis kelas di satuan pendidikan Sekolah Dasar se-

Kecamatan Sleman. Pada bagian ini peneliti menjelaskan alur teknik analisis

data yang dipakai peneliti untuk mengolah data penelitian. Berikut langkah

analisis data instrumen yang berupa check point.

1. Data penelitian yang harus diolah untuk mengetahui sejauh mana

penerapan program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas di

satuan pendidikan Sekolah Dasar se-Kecamatan Sleman dari hasil jawaban

pertanyaan tertutup berupa check point dan pertanyaan terbuka berupa

uraian.

2. Setelah seluruh data diperoleh, peneliti mengelompokkan data instrumen

berdasarkan nama satuan pendidikan dan responden dengan menggunakan

coding. Coding adalah pemberian/pembuatan kode-kode pada tiap-tiap

data yang termasuk dalam kategori yang sama. Pada bagian ini, peneliti

memberikan kode pada setiap kuesioner yang masuk berdasarkan nama

sekolah (Hasan, 2004:24). Coding digunakan untuk memberikan nama-

nama inisial setiap satuan pendidikan sekolah dasar dan responden. Dalam

penelitian ini, coding yang digunakan terdiri dari dua jenis yaitu coding

abjad dan coding angka. Coding abjad digunakan untuk memberikan

nama-nama inisial pada setiap sekolah dan coding angka digunakan untuk

memberikan nama inisial responden pada setiap sekolah. Misalnya kode

A untuk SDN Triharjo, kode B untuk SDN Sleman 1, kode C untuk SDN

Sleman 3 dan seterusnya. Untuk guru di SDN Triharjo diberi kode AI-A4,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

guru di SDN Sleman 1 diberi kode B1-B4, guru di SDN Sleman 3 diberi

kode C1-C11, dan seterusnya.

3. Setelah memberikan kode berdasarkan nama sekolah, maka peneliti

mengelompokkan data berdasarkan jawaban guru dengan menggunakan

tabulasi. Tabulasi adalah membuat tabel-tabel yang berisikan data yang

telah diberi kode sesuai dengan analisis yang dibutuhkan. Pada bagian ini

peneliti memasukkan kode ke dalam tabel (Hasan, 2004:24). Tabulasi

digunakan untuk mengelompokkan jawaban guru “Ya” dan “Tidak” pada

instrumen check point dan jawaban uraian.

4. Setelah data ditabulasi, peneliti merekapitulasi data berupa jawaban “Ya”

dan “Tidak”. Apabila jawaban “Ya” maka mendapatkan skor 1, namun

jika jawaban “Tidak” maka mendapatkan skor 0.

5. Langkah selanjutnya adalah mengolah data dengan menghitung persentase

dari hasil rekapitulasi jawaban “Ya” dan “Tidak” pada setiap item.

6. Langkah berikutnya adalah mempersentasikan hasil dari persentase setiap

jawaban ke dalam bentuk Pie Chart. Peneliti menyajikan data menjadi 2

cara namun menggunakan 1 jenis diagram. Cara pertama yaitu secara

umum, artinya data pada pertanyaan tertutup berupa check point disajikan

berdasarkan seluruh item menggunakan diagram batang. Cara kedua yaitu

secara khusus, artinya data pada pertanyaan tertutup disajikan khusus per

item berdasarkan nomor butir soal menggunakan diagram lingkaran (Pie

Chart).

7. Langkah terakhir yaitu mendeskripsikan tentang penerapan program

Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas yang dilakukan oleh guru


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

dengan melihat hasil persentase pada setiap item untuk mendukung

perolehan data dari rekapitulasi jawaban uraian. Guru dikatakan telah

melakukan penerapan program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis

kelas jika jawaban yang diberikan adalah “Ya”.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif dengan

metode survei. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2018 sampai

Maret 2019 di 29 Sekolah Dasar Negeri yang ada di Kecamatan Sleman.

Subjek dalam penelitian ini adalah guru kelas 1 sampai dengan kelas VI.

Langkah pertama yang dilakukan oleh peneliti dalam melaksanakan

penelitian ini adalah meminta surat pengantar untuk melaksanakan

penelitian di SD se-Kecamatan Sleman. Surat ini dikeluarkan oleh program

studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Sanata Dharma.

Setelah itu, peneliti mengurus surat perizinan untuk melaksanakan

penelitian di Kantor Kesatuan Bangsa dan Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah (BAPPEDA). Surat pengantar yang sudah

didapatkan, kemudian diberikan ke Kantor Kecamatan Sleman dan Unit

Pelayanan Teknis (UPT) Pelayanan Pendidikan Kecamatan Sleman.

Langkah terakhir dalam mengurus perizinan adalah meminta izin kepada

seluruh kepala sekolah SD Negeri se-Kecamatan Sleman. Setelah

mendapatkan ijin peneliti memberikan kuesioner sesuai dengan jumlah

guru yang terdapat di sekolah tersebut. Sekolah-sekolah tersebut dipilih

berdasarkan kesediaan sekolah yang bersangkutan untuk dijadikan tempat

penelitian. Peneliti mengambil sampel penelitian sebanyak 128 guru sesuai

dengan tabel ketentuan jumlah minimal sampel menurut Krejcie dan

60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

Morgan. Berikut adalah daftar seluruh SD negeri di Kecamatan Sleman

yang diteliti.

Tabel 4.1. Daftar SD yang Menjadi Tempat Penelitian

Sampel
No Nama SD Jumlah Guru
Penelitian
1 SD Negeri Triharjo 6 4
2 SD Negeri Sleman 1 6 4
3 SD Negeri Sleman 3 12 8
4 SD Negeri Sleman 4 6 4
5 SD Negeri Sleman 5 6 4
6 SD Negeri Ngangkrik 6 4
7 SD Negeri Sidomulyo 6 4
8 SD Negeri Trimulyo 6 4
9 SD Negeri Kadisobo 2 6 4
10 SD Negeri Kadisobo 3 6 4
11 SD Negeri Caturharjo 6 4
12 SD Negeri Keceme 1 6 4
13 SD Negeri Keceme 2 6 4
14 SD Negeri Dukuh 1 6 4
15 SD Negeri Dukuh 2 6 4
16 SD Negeri Denggung 6 4
17 SD Negeri Nyaen 1 6 4
18 SD Negeri Nyaen 2 6 4
19 SD Negeri Pendowoharjo 6 4
20 SD Negeri Tlacap 12 8
21 SD Negeri Jetisharjo 12 8
22 SD Negeri Pangukan 6 4
23 SD Negeri Jetisjogopaten 6 4
24 SD Negeri Mangunan 6 4
25 SD Negeri Murten 6 4
26 SD Negeri Jaban 6 4
27 SD Negeri Tridadi 6 4
28 SD Negeri Dalangan 6 4
29 SD Negeri Panasan 6 4
Jumlah 192 128

Tabel di atas memperlihatkan jumlah SD Negeri dan jumlah guru

yang menjadi sampel penelitian. Jumlah guru kelas 1 sampai VI SD Negeri

di Kecamatan Sleman sebanyak 192, dan yang menjadi sampel penelitian

yaitu sebanyak 128 guru. Sampel penelitian setiap SD dihitung dari jumlah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

guru di SD tersebut dibagi dengan jumlah seluruh guru SD di Kecamatan

Sleman, kemudian dikalikan dengan angka Krejcie.

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah instrumen non

tes berupa kuesioner yang terdiri dari pertanyaan terbuka dan pertanyaan

tertutup dengan jumlah 11 nomor. Dalam kuesioner tertutup, guru diminta

untuk memberikan tanda centang () pada kolom “ya” atau “tidak”. Dalam

untuk kuesioner terbuka, guru diminta untuk menjawab pertanyaan yang

sudah diberikan. Semua instrumen penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini telah diuji validitasnya. Uji validitas muka dan isi dilakukan

oleh 10 orang guru dari 9 sekolah yang berasal dari luar daerah Kabupaten

Sleman, tetapi masih dalam wilayah Yogyakarta. Sepuluh orang guru yang

diminta menjadi validator merupakan guru yang mengajar di sekolah yang

mendapat kepercayaan untuk menerapkan Penguatan Pendidikan Karakter.

2. Deskripsi Responden Penelitian

Responden dalam penelitian ini adalah guru kelas 1 sampai dengan

kelas VI SD Negeri se-Kecamatan Sleman yang berjumlah 128 guru. Nama

guru dalam penelitian ini disajikan dengan inisial untuk menjaga

kerahasiaan. Jawaban guru dikumpulkan kemudian direkapitulasi untuk

mengetahui penerapan program Penguatan Pendidikan Karakter yang

dilaksanakan di SD Negeri se-kecamatan Sleman.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

3. Deskripsi Data Penerapan Program Penguatan Pendidikan Karakter

Berbasis Kelas di Satuan Pendidikan Sekolah Dasar se-Kecamatan

Sleman

a. Deskripsi Pernyataan Check Point

Pada instrumen tertutup, guru menjawab “ya” jika sudah

menerapkan dan menjawab “tidak” jika belum menerapkan. Berikut

adalah rekapitulasi hasil pernyataan check point.

Tabel 4.2 Rekapitulasi Hasil Pernyataan Check Point

Persentase Jumlah
Ya Tidak Ya Tidak
Aitem 1 87,5% 12,5% 112 16
Aitem 2 80% 20% 102 26
Aitem 3 97% 3% 124 4
Aitem 4 97% 3% 124 4
Aitem 5 99% 1% 127 1
Aitem 6 100% 0% 128 0
Aitem 7 100% 0% 128 0
Aitem 8 100% 0% 128 0
Aitem 9 92% 8% 118 10
Aitem 10 90% 10% 115 13
Aitem 11 96% 4% 123 5
Rerata 94,4% 5,6% 120,8 7,2

Dari tabel di atas, rerata persentase yang menjawab “ya” sebesar

94,4%. Hal ini lebih besar daripada yang menjawab “tidak” yaitu

sebesar 5,6%. Rerata jumlah yang menjawab “ya” sebesar 120,8. Hal

ini lebih besar daripada yang menjawab “tidak” yaitu sebesar 7,2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

Diagram batang dari data di atas dapat dilihat sebagai berikut.

Persentase Penerapan Program Penguatan


Pendidikan Karakter Berbasis Kelas pada
Check Point
120,0%
97% 97% 99% 100% 100% 100% 96%
100,0% 87,5% 92% 90%
80%
80,0%

60,0%

40,0%
20%
20,0% 12,5% 8% 10%
3% 3% 1% 0% 0% 0% 4%
0,0%
Aitem 1 Aitem 2 Aitem 3 Aitem 4 Aitem 5 Aitem 6 Aitem 7 Aitem 8 Aitem 9 Aitem Aitem
10 11

Ya Tidak

Gambar 4.1. Diagram Batang Persentase Penerapan Program


Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas

Gambar 4.1 menunjukkan bahwa persentase guru yang sudah

memperoleh sosialisasi PPK dari kepala sekolah atau guru adalah

sebanyak 87,5%. Sebanyak 80% guru sudah memperoleh sosialisasi

PPK melalui KKG. Guru yang sudah mengintegrasikan nilai PPK

dalam desain silabus sebanyak 97%. Guru yang sudah

mengintegrasikan nilai PPK di silabus ke dalam RPP sebanyak 97%,

sementara 99% guru sudah melaksanakan pembiasaan sikap/karakter

sebelum memulai pembelajaran. Guru yang sudah mengelola kelas

dengan mengintegrasikan nilai karakter, menerapkan metode

pembelajaran yang mendukung nilai karakter, dan mengaitkan isi

materi pembelajaran dengan persoalan kehidupan sehari-hari yang

berkaitan dengan PPK sebanyak 100%, dan 92% guru sudah


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

memfasilitasi setiap siswa untuk menumbuhkembangkan karakter yang

dirancang dalam RPP. Guru yang sudah mencatat perkembangan

karakter siswa sebanyak 90%. Sebanyak 96% guru sudah memberikan

umpan balik kepada siswa tentang karakter yang dituangkan dalam

RPP. Berikut adalah deskripsi data instrumen.

1) Aspek Sosialisasi

a) Sosialisasi program Penguatan Pendidikan Karakter

(PPK) dari kepala sekolah atau guru yang mengikuti

pelatihan PPK

Grafik persentase penerapan program Penguatan

Pendidikan Karakter (PPK) pada aitem 1 berdasarkan jawaban

para guru di SD Negeri se-Kecamatan Sleman.

Aitem 1
12,5%

87,5%

Ya Tidak

Gambar 4.2. Persentase PPK Soal Check Point Aitem 1

Gambar di atas menunjukkan bahwa 87,5% atau 112

orang guru dari seluruh sampel penelitian sudah mendapatkan

sosialisasi Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dari kepala

sekolah atau guru yang mengikuti pelatihan PPK, sedangkan

12,5% atau 16 orang guru belum mendapatkan sosialisasi


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dari kepala sekolah atau

guru yang mengikuti pelatihan PPK.

b) Sosialisasi PPK melalui Kelompok Kerja Guru (KKG)

Grafik persentase penerapan program Penguatan

Pendidikan Karakter (PPK) pada aitem 2 berdasarkan jawaban

para guru di SD Negeri se-Kecamatan Sleman.

Aitem 2

20%

80%

Ya Tidak

Gambar 4.3. Persentase PPK Soal Check Point Aitem 2

Gambar di atas menunjukkan bahwa 80% atau 102 orang

guru dari seluruh sampel penelitian sudah mendapatkan

sosialisasi Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) melalui

Kelompok Kerja Guru (KKG), sedangkan 20% atau 26 orang

guru lainnya belum mendapatkan sosialisasi Penguatan

Pendidikan Karakter (PPK) melalui Kelompok Kerja Guru

(KKG).

c) Rerata Persentase Aspek Sosialisasi

Rerata pada aspek sosialisasi didapatkan 83,75% untuk

jawaban “ya” dan 16,25% untuk jawaban “tidak”. Hal ini

berarti, 83,75% guru sudah memperoleh sosialisasi Penguatan

Pendidikan Karakter (PPK) dari kepala sekolah atau guru yang


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

mengikuti pelatihan PPK dan sudah mendapatkan sosialisasi

PPK melalui Kelompok Kerja Guru (KKG). Guru yang belum

mendapatkan sosialisasi Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)

dari kepala sekolah atau guru yang mengikuti pelatihan PPK

dan belum mendapatkan sosialisasi PPK melalui Kelompok

Kerja Guru (KKG) adalah sebanyak 16,25%. Berikut adalah

rerata persentase untuk aspek sosialisasi.

Tabel 4.3. Rerata Persentase Aspek Sosialisasi

No Aspek Persentase
Ya Tidak
1 Apakah Bapak/Ibu memperoleh
sosialisasi Penguatan Pendidikan
Karakter (PPK) dari kepala sekolah 87,5% 12,5%
atau guru yang mengikuti pelatihan
PPK?
2 Apakah Bapak/Ibu sudah
mendapatkan sosialisasi PPK
80% 20%
melalui Kelompok Kerja Guru
(KKG)?
Rerata 83,75% 16,25%

2) Aspek Pra Observasi

a) Mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK dalam desain

silabus

Grafik persentase penerapan Program Penguatan

Pendidikan Karakter (PPK) pada aitem 3 berdasarkan jawaban

para guru di SD Negeri se-Kecamatan Sleman.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

Aitem 3
3%

97%

Ya Tidak

Gambar 4.4. Persentase PPK Soal Check Point Aitem 3

Gambar di atas menunjukkan bahwa 97% atau 124 orang

guru dari seluruh sampel penelitian sudah mengintegrasikan

nilai-nilai utama PPK dalam desain silabus, sedangkan 3% atau

4 orang guru lainnya belum mengintegrasikan nilai-nilai utama

PPK dalam desain silabus.

b) Mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK di silabus ke

dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Grafik persentase penerapan program Penguatan

Pendidikan Karakter (PPK) pada aitem 4 berdasarkan jawaban

para guru di SD Negeri se-Kecamatan Sleman.

Aitem 4
3%

97%

Ya Tidak

Gambar 4.5. Persentase PPK Soal Check Point Aitem 4


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

Gambar di atas menunjukkan bahwa 97% atau 124 orang

guru dari seluruh sampel penelitian sudah mengintegrasikan

nilai-nilai utama PPK di silabus ke dalam Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP), sedangkan 3% atau 4 orang guru belum

mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK di silabus ke dalam

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

c) Rerata Persentase Aspek Pra Observasi

Tabel 4.4 menunjukkan rerata jawaban “ya” dan “tidak”

pada aspek pra observasi. Rerata pada aspek pra observasi

didapatkan 97% untuk jawaban “ya” dan 3% untuk jawaban

“tidak”. Berikut adalah rerata persentase aspek pra observasi.

Tabel 4.4. Rerata Persentase Aspek Pra Observasi

No Aspek Persentase
Ya Tidak
3 Mengintegrasikan nilai-nilai utama
97% 3%
PPK dalam desain silabus.
4 Mengintegrasikan nilai-nilai utama
PPK di silabus ke dalam Rencana 97% 3%
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rerata 97% 3%

Dari tabel di atas dapat terlihat bahwa 97% guru sudah

mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK dalam desain silabus

dan mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK di silabus ke

dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Guru yang

belum mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK dalam desain

silabus dan mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK di silabus

ke dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah

sebanyak 3%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

3) Aspek Observasi Kelas

a) Melaksanakan pembiasaan sikap/karakter sebelum

memulai pembelajaran

Grafik persentase penerapan program Penguatan

Pendidikan Karakter (PPK) pada aitem 5 berdasarkan jawaban

para guru di SD Negeri se-Kecamatan Sleman.

Aitem 5
1%

99%

Ya Tidak

Gambar 4.6. Persentase PPK Soal Check Point Aitem 5

Gambar di atas menunjukkan bahwa 99% atau 127 orang

guru dari seluruh sampel penelitian sudah melaksanakan

pembiasaan sikap/karakter sebelum memulai pembelajaran,

sedangkan 1% atau 1 orang guru belum melaksanakan

pembiasaan sikap/karakter sebelum memulai pembelajaran.

b) Mengelola kelas dengan mengintegrasikan nilai-nilai

karakter

Grafik persentase penerapan program Penguatan

Pendidikan Karakter (PPK) pada aitem 6 berdasarkan jawaban

para guru di SD Negeri se-Kecamatan Sleman.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

Aitem 6
0%

100%

Ya Tidak

Gambar 4.7. Persentase PPK Soal Check Point Aitem 6

Gambar di atas menunjukkan bahwa 100% atau 128 orang

guru dari seluruh sampel penelitian sudah mengelola kelas

dengan mengintegrasikan nilai-nilai karakter.

c) Menerapkan metode pembelajaran yang mendukung nilai-

nilai karakter

Grafik persentase penerapan program Penguatan

Pendidikan Karakter (PPK) pada aitem 7 berdasarkan jawaban

para guru di SD Negeri se-Kecamatan Sleman.

Aitem 7
0%

100%

Ya Tidak

Gambar 4.8. Persentase PPK Soal Check Point Aitem 7

Gambar di atas menunjukkan bahwa 100% atau 128 orang

guru dari seluruh sampel penelitian sudah menerapkan metode

pembelajaran yang mendukung nilai-nilai karakter.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

d) Mengaitkan isi materi pembelajaran dengan persoalan

kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan Program

Penguatan Pendidikan Karakter (PPK).

Grafik persentase penerapan program Penguatan

Pendidikan Karakter (PPK) pada aitem 8 berdasarkan jawaban

para guru di SD Negeri se-Kecamatan Sleman.

Aitem 8
0%

100%

Ya Tidak

Gambar 4.9. Persentase PPK Soal Check Point Aitem 8

Gambar di atas menunjukkan bahwa 100% atau 128 orang

guru dari seluruh sampel penelitian sudah mengaitkan isi

materi pembelajaran dengan persoalan kehidupan sehari-hari

yang berkaitan dengan PPK.

e) Memfasilitasi setiap siswa untuk menumbuhkembangkan

karakter yang dirancang dalam RPP

Grafik persentase penerapan program Penguatan

Pendidikan Karakter (PPK) pada aitem 9 berdasarkan jawaban

para guru di SD Negeri se-Kecamatan Sleman.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

Aitem 9
8%

92%

Ya Tidak

Gambar 4.10. Persentase PPK Soal Check Point Aitem 9

Gambar di atas menunjukkan bahwa 92% atau 118 orang

guru dari seluruh sampel penelitian sudah memfasilitasi siswa

untuk menumbuhkembangkan karakter yang dirancang dalam

RPP, sedangkan 8% atau 10 orang guru belum memfasilitasi

siswa untuk menumbuhkembangkan karakter yang dirancang

dalam RPP.

f) Mencatat perkembangan karakter siswa

Grafik persentase penerapan program Penguatan

Pendidikan Karakter (PPK) pada aitem 10 berdasarkan

jawaban para guru di SD Negeri se-Kecamatan Sleman.

Aitem 10
10%

90%

Ya Tidak

Gambar 4.11. Persentase PPK Soal Check Point Aitem 10


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

Gambar di atas menunjukkan bahwa 90% atau 115 orang

guru dari seluruh sampel penelitian sudah mencatat

perkembangan siswa, sedangkan 10% atau 13 orang guru

belum mencatat perkembangan siswa.

g) Memberikan umpan balik kepada siswa tentang karakter

yang dituangkan dalam rancangan RPP

Grafik persentase penerapan program Penguatan

Pendidikan Karakter (PPK) pada aitem 11 berdasarkan

jawaban para guru di SD Negeri se-Kecamatan Sleman.

Aitem 11
4%

96%

Ya Tidak

Gambar 4.12. Persentase PPK Soal Check Point Aitem 11

Gambar di atas menunjukkan bahwa 96% atau 123 orang

guru dari seluruh sampel penelitian sudah memberikan umpan

balik kepada siswa tentang karakter yang dituangkan dalam

rancangan RPP, sedangkan 4% atau 5 orang guru belum

memberikan umpan balik kepada siswa tentang karakter yang

dituangkan dalam rancangan RPP.

h) Rerata Persentase Observasi Kelas

Tabel 4.5 menunjukkan rerata jawaban “ya” dan “tidak”

pada aspek observasi kelas. Rerata pada aspek pra observasi


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

didapatkan 96,71% untuk jawaban “ya” dan 3,28% untuk

jawaban “tidak”. Berikut adalah rerata persentase observasi

kelas.

Tabel 4.5. Rerata Persentase Aspek Observasi kelas

No Aspek Persentase
Ya Tidak
5 Melaksanakan pembiasaan
sikap/karakter sebelum memulai 99% 1%
pembelajaran.
6 Mengelola kelas dengan
100% 0%
mengintegrasikan nilai-nilai karakter.
7 Menerapkan metode pembelajaran
100% 0%
yang mendukung nilai-nilai karakter.
8 Mengaitkan isi materi pembelajaran
dengan persoalan kehidupan sehari-hari
100% 0%
yang berkaitan dengan Penguatan
Pendidikan Karakter (PPK).
9 Memfasilitasi setiap siswa untuk
menumbuhkembangkan karakter yang 92% 8%
dirancang dalam RPP.
10 Mencatat perkembangan karakter
90% 10%
siswa.
11 Memberikan umpan balik kepada siswa
tentang karakter yang dituangkan 96% 4%
dalam rancangan RPP
Rerata 96,71% 3,28%

Tabel di atas menunjukkan bahwa 96,71% guru sudah

melaksanakan PPK dalam aspek observasi kelas. Dalam aspek

ini terdapat beberapa pernyataan tentang pembiasaan

sikap/karakter sebelum memulai pelajaran, mengelola kelas

dengan mengintegrasikan nilai-nilai karakter, menerapkan

metode pembelajaran yang mendukung nilai-nilai karakter,

mengaitkan isi materi pembelajaran dengan persoalan

kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan PPK,

memfasilitasi setiap siswa untuk menumbuhkembangkan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

karakter yang dirancang dalam RPP, mencatat perkembangan

karakter siswa, dan memberikan umpan balik kepada siswa

tentang karakter yang dituangkan dalam rancangan RPP. Guru

yang belum melaksanakan aspek observasi kelas adalah

sebanyak 3,28%.

B. Pembahasan

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif deskriptif

dengan metode survei. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana

dan bagaimana penerapan program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis

kelas yang dilakukan oleh satuan pendidikan sekolah dasar negeri se-

Kecamatan Sleman. Program Penguatan Pendidikan Karakter terdiri dari 3

basis pendekatan yaitu berbasis kelas, berbasis budaya sekolah, dan berbasis

masyarakat. Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas terdapat berbagai

kegiatan, antara lain pengintegrasian PPK melalui kurikulum, manajemen

kelas, penggunaan metode pembelajaran, pengintegrasian melalui mata

pelajaran khusus, melalui gerakan literasi, dan layanan bimbingan konseling.

Melalui berbagai kegiatan tersebut, adanya keterpaduan antara olah hati, olah

rasa, olah pikir, dan olah raga dalam diri peserta didik secara utuh dan

menyeluruh. Program Penguatan Pendidikan Karakter merupakan gerakan

pendidikan di sekolah untuk memperkuat karakter melalui pembentukan

transformasi, transmisi, dan pengembangan potensi peserta didik dengan cara

harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olah raga (Tim PPK

Kemendikbud 2017:17).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

Data dalam penelitian diperoleh dari hasil pengisian instrumen tertutup

dan terbuka yang disebarkan kepada seluruh guru kelas I sampai dengan kelas

VI SD Negeri se-Kecamatan Sleman. Instrumen terdiri dari 11 pertanyaan

terbuka dan 11 pertanyaan tertutup. Dalam penelitian ini, peneliti

mendeskripsikan sesuai nomor item check point (instrumen tertutup) dengan

dilengkapi dengan instrumen terbuka. Instrumen yang digunakan dibagi

menjadi 3 aspek, yaitu aspek sosialisasi, aspek pra observasi, dan aspek

observasi kelas. Berikut adalah jabaran dari setiap aspek.

1. Aspek Sosialisasi

Aspek sosialisasi diwakili oleh nomor aitem 1 dan 2. Dari hasil

analisis data diketahui bahwa 87,5% guru sudah mendapatkan sosialisasi

Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dari kepala sekolah atau guru yang

mengikuti pelatihan PPK, dan 80% guru sudah mendapatkan sosialisasi

PPK melalui Kelompok Kerja Guru (KKG). Sehingga pada aspek sosialisasi

sudah diterapkan sebesar 83,75%.

Hal tersebut dapat dilihat dari praktik baik yang sudah dilakukan oleh

guru, seperti membiasakan berjabat tangan dengan guru dan temannya,

disiplin melaksanakan piket kelas, menghargai pendapat orang lain,

menyanyikan lagu Indonesia Raya, berdoa sebelum dan sesudah pelajaran,

menyambut siswa dengan 5S (senyum, salam, sapa, sopan, santun), upacara

bendera setiap hari Senin atau hari besar nasional, sholat berjamaah,

berbaris sebelum masuk kelas, mengadakan apel pagi untuk menanamkan

kedisiplinan, gerakan literasi, dan berlaku sopan serta santun kepada guru,

teman, atau siapa saja yang dijumpai.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

Selain mendapatkan informasi PPK dari KKG, guru SD Negeri se-

Kecamatan Sleman mendapatkan informasi mengenai PPK dari kepala

sekolah, internet, mengikuti diklat kurikulum 2013, dari teman sesama guru,

workshop, dan buku-buku penunjang lainnya.

2. Aspek Pra Observasi

Aspek pra observasi diwakili oleh nomor aitem 3 dan 4. Dari hasil

analisis data diketahui bahwa 97% guru sudah mengintegrasikan nilai-nilai

utama PPK dalam desain silabus, dan 97% guru sudah mengintegrasikan

nilai-nilai utama PPK di silabus ke dalam Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP). Sehingga pada aspek pra observasi sudah diterapkan

sebesar 97%.

Cara yang dilakukan oleh bapak/ ibu guru untuk mengintegrasikan

nilai-nilai utama PPK dalam desain silabus yaitu dengan menyesuaikan

Kompetensi Dasar (KD) yang harus diajarkan lalu menekankan PPK yang

akan dicapai, dipadukan dengan materi yang akan diajarkan pada anak,

menyesuaikan dengan lingkungan sekolah dengan menyesuaikan kurikulum

yang berlaku, menyisipkan dalam kegiatan belajar mengajar, menambahkan

nilai moral dan sosial seperti sikap jujur dan tanggung jawab dalam langkah

pembelajaran, nilai PPK dituangkan dalam silabus dengan kolom tersendiri.

Selain itu, pengintegrasian nilai-nilai utama PPK dalam desain silabus

dilakukan dengan menambahkan nilai karakter dengan materi pembelajaran

yang cocok, memberikan kegiatan yang mengandung nilai karakter seperti

debat dan presentasi, diintegrasikan dalam indikator dan tujuan

pembelajaran, dan disesuaikan antara SK dan KD dengan PPK yang dapat


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

membuat siswa memiliki pengetahuan dan keterampilan yang dapat

diterapkan dalam kehidupan.

Cara yang dilakukan bapak/ ibu guru dalam mengintegrasikan nilai-

nilai utama PPK di silabus ke dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) yaitu dengan mencari point-point PPK yang mendukung materi

pembelajaran, mencermati materi, disesuaikan dengan tema, disesuaikan

dengan keadaan lingkungan sekolah, disesuaikan dengan kebutuhan siswa,

disesuaikan dengan kehidupan nyata sehari-hari, nilai PPK dimasukkan

dalam dokumen RPP sebagai salah satu tujuan pembelajaran dengan

pemilihan metode pembelajaran yang sesuai, dan tujuan pembelajaran

dikembangkan tidak hanya mengembangkan kemampuan kognitif dan

psikomotorik tetapi juga afektif, penilaian siswa dipilih yang dapat

mengukur kompetensi dan karakter.

3. Aspek Observasi Kelas

Aspek observasi kelas diwakili oleh nomor aitem 5, 6, 7, 8, 9, 10 dan

11. Dari hasil analisis data diketahui bahwa 99% guru sudah melaksanakan

pembiasaan sikap/karakter sebelum memulai pembelajaran, 100% guru

sudah mengelola kelas dengan mengintegrasikan nilai-nilai karakter, dan

100% guru sudah menerapkan metode pembelajaran yang mendukung nilai-

nilai karakter. Diketahui 100% guru sudah mengaitkan materi pembelajaran

dengan persoalan kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan program

Penguatan Pendidikan Karakter (PPK), 92% guru sudah memfasilitasi

setiap siswa untuk menumbuhkembangkan karakter yang dirancang dalam

RPP, 90% guru sudah mencatat perkembangan karakter siswa, dan 96%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80

guru sudah memberikan umpan balik kepada siswa tentang karakter yang

dituangkan dalam rancangan RPP. Sehingga pada aspek observasi kelas

sudah diterapkan sebesar 96,71%.

Pembiasaan sikap/karakter sebelum memulai pembelajaran dilakukan

dengan berdoa sebelum dan sesudah pembelajaran, menyanyikan lagu

Indonesia Raya dan lagu wajib nasional, gerakan literasi atau membaca

buku disudut baca, berbaris sebelu masuk kelas, salam kepada guru dan

teman, melatih anak bersikap jujur dan mandiri, dan melakukan 5S

(senyum, salam, sapa, sopan, santun). Pengintegrasian nilai-nilai karakter

dengan mengelola kelas dilakukan dengan cara peserta didik diberikan

tanggungjawab sebagai ketua, diberikan tugas piket kelas, adanya kantin

kejujuran, peserta didik diberikan tugas untuk menyelesaikan tugas yang

telah diberikan. Selain itu, pengintegrasian nilai-nilai karakter dengan

mengelola kelas dilakukan dengan membiasakan peserta didik memecahkan

masalah bersama dengan teman tanpa membedakan dalam diskusi,

menghormati perbedaan agama, menekankan sikap sopan dan santun dalam

berkomunikasi, membiasakan peserta didik untuk berdoa sebelum memulai

pelajaran, pengaturan tempat duduk, dan menggunakan berbagai macam

metode, pendekatan, dan media yang sesuai.

Metode pembelajaran yang mendukung nilai-nilai karakter yang

digunakan oleh guru yaitu metode diskusi, tanya jawab, demostrasi,

problem based learning, kooperatif, experimen, role play, inkuiri, saintifik,

dan problem solving. Cara mengaitkan isi materi pembelajaran dengan

penguatan pendidikan karakter yaitu dengan mengkaitkan materi dengan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

81

kehidupan kontekstual yang harus dijalani dengan karakter disiplin atau

jujur, disesuaikan dengan tema pembelajaran. Selain itu, mengaitkan isi

materi pembelajaran dengan penguatan pendidikan karakter dilakukan

dengan mengembangkan kemampuan siswa melalui kegiatan

ekstrakurikuler, menekankan nilai karakter yang akan dicapai, menanamkan

anak untuk disiplin atau taat, dan peserta didik diberi kesempatan untuk

tanya jawab.

Cara yang dilakukan guru dalam memfasilitasi setiap siswa untuk

menumbuhkembangkan karakter yang dirancang dalam RPP yaitu dengan

menggunakan metode belajar yang berbeda setiap harinya, menumbuhkan

nilai nasionalisme dengan pembiasaan menyanyikan lagu nasional sebelum

dan sesudah pelajaran, menyediakan pojok literasi, melalui pemberian

tugas. Selain itu, memfasilitasi setiap siswa untuk menumbuhkembangkan

karakter yang dirancang dalam RPP dilakukan dengan menumbuhkan

integritas dengan pembiasaan jujur saat ulangan atau ujian, menyediakan

buku-buku bergambar, pemberian tugas dengan menyesuaikan materi,

menggunakan alat peraga, dan memonitor tahap perkembangan peserta

didik dalam PBM. Guru mencatat perkembangan karakter siswa di dalam

buku perkembangan peserta didik, buku penghubung, buku catatan pribadi

peserta didik, catatan khusus harian peserta didik, dan di dalam jurnal

perkembangan peserta didik.

Dalam memberikan umpan balik, guru masih mengalami kendala-

kendala seperti penerapan di masing-masing anak didik sering tidak

ditanggapi, sebagian dari siswa sudah memiliki jenis karakter yang berbeda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

yang dibawa dari rumah, kebiasaan anak dilingkungan rumah yang tidak

mendukung karakter baik. Dalam pembentukan karakter, peserta didik

membutuhkan waktu yang lama. Kendala lainnya yaitu kurangnya buku

penunjang, pengalaman, dan peran orang tua di rumah.

Berdasarkan penelitian penerapan program Penguatan Pendidikan

Karakter berbasis kelas yang dilakukan oleh peneliti, diperoleh hasil bahwa

PPK berbasis kelas dapat dilakukan dengan pengintegrasian karakter

melalui proses pembelajaran. Maunah (2015) menjelaskan bahwa

pembentukan karakter anak dapat dilakukan melaliu dua strategi, yaitu

internal sekolah dan eksternal sekolah. Strategi internal dalam pembentukan

karakter peserta didik yaitu proses belajar di kelas dan kegiatan pembiasaan.

Hal ini senada dengan penelitian ini yang didukung dengan rata-rata

persentase aspek observasi kelas sebanyak 96,71%. Dari hasil tersebut

sebagian besar guru berpendapat bahwa mereka sudah melaksanakan tujuh

aspek dalam observasi kelas.

Silanoi (2012) dalam penelitiannya menjelaskan bahwa pola

pengajaran yang telah selesai untuk pengembangan karakter yang

diinginkan peserta didik di Northeastern sesuai dengan prinsip Ekonomi

Kecukupan Filosofi terdiri dari 3 langkah. 3 langkah prinsip Ekonomi

Filosofi yaitu menggunakan kegiatan pengembangan siswa sebagai dasar

untuk menganalisa prinsip-prinsip utama Filsafat Ekonomi Suffisiensi,

merancang kegiatan belajar dan rencana pelajaran berdasarkan

pembelajaran berbasis proyek dan pemanfaatan sumber daya masyarakat,

dan para guru mencoba permainan pada siswa selama aktivitas


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

83

perkembangannya. Hal ini senada dengan penelitian yang dilakukan oleh

peneliti bahwa pola pengajaran sangat dibutuhkan oleh guru pada saat di

kelas. Di kelas seluruh aktivitas dan interaksi terjadi secara menyeluruh.

muderawan (2013) mengatakan bahwa pendidikan karakter dapat

dikembangkan melalui pemilihan model atau metode pembelajaran,

pemilihan model asesmen, dan pemilihan materi ajar. Penelitian di atas

senada dengan penelitian yang dilakukan peneliti bahwa 100% guru di

sekolah dasar se-Kecamatan Sleman sudah menggunakan model dan

metode pembelajaran dalam kelas. Model dan metode yang dilakukan oleh

guru berbeda-beda sesuai dengan tema yang diajarkan. Model pembelajaran

inkuiri, berbasis masalah, kooperatif, pemecahan masalah, dan kontekstual

digunakan oleh guru di sekolah dasar se-Kecamatan Sleman.

Andiarini, dkk (2018) melakukan penelitian di SMPN 1 Wlingi

mengenai implementasi pendidikan karakter melalui kegiatan pembiasaan

dalam peningkatan mutu sekolah. Pelaksanaan PPK di SMPN 1 Wlingi

menggunakan 3 basis pendekatan yaitu kelas, budaya sekolah, dan

masyarakat. Penanaman karakter dilakukan dengan pembiasaan yang

dilakukan sebelum adanya PPK. Pendekatan berbasis kelas pada penelitian di

atas sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu PPK berbasis

kelas. Tim PPK Kemendikbud (2017:27) menyatakan bahwa,

pengintegrasian PPK dalam kurikulum memiliki arti, bahwa dalam proses

pembelajaran guru mampu mengintegrasikan nilai utama PPK dalam setiap

mata pelajaran. Hal ini dilakukan guru dengan mengintegrasikan kurikulum


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84

ke dalam suatu pembelajaran. Menurut peneliti, pengintegrasian kurikulum

dalam suatu pembelajaran dilakukan guru dengan cara sebagai berikut.

1. Melakukan analisis KD melalui indentifikasi nilai-nilai yang terkandung

dalam materi pembelajaran.

2. Mendesain RPP yang memuat fokus penguatan karakter dengan memilih

metode pembelajaran dan pengelolaan kelas yang relevan.

3. Melaksanakan pembelajaran sesuai skenario RPP. Dalam hal ini,

pembelajaran di kelas dilakukan sesuai dengan RPP yang telah dibuat.

4. Melaksanakan penilaian otentik atas pembelajaran yang dilakukan.

Misalnya dengan kuis yang bertujuan untuk mengetahui perkembangan

dan pencapaian pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik.

5. Melakukan refleksi dan evaluasi terhadap keseluruhan pembelajaran.

Permendikbud No. 20 Tahun 2018 pasal 2 ayat 2 menyebutkan bahwa

perwujudan dari 5 nilai utama dalam pendidikan karakter saat ini yang saling

berkaitan yaitu religiositas, nasionalisme, kemandirian, gotong-royong, dan

integritas. Dalam penelitian ini, nilai religiositas dan nasionalisme diterapkan

dengan persentase 99% dari jawaban “ya” guru dalam pernyataan pembiasaan

sikap/karakter sebelum memulai pembelajaran. Dalam nilai religiositas. guru

melakukannya dengan membiasakan peserta didik untuk berdoa sebelum dan

sesudah memulai pembelajaran dan sholat berjamaah. Dalam nilai

nasionalisme, guru melakukannya dengan membiasakan peserta didik

sebelum memulai pelajaran menyanyikan lagu Indonesia Raya.

Menurut PPK Kemendikbud (2017:29), salah satu kategori dalam PPK

berbasis kelas yaitu penggunaan metode. Dalam penelitian ini, penggunaan


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

85

metode ditunjukkan dengan 100% guru sudah menerapkan metode

pembelajaran yang mendukung nilai-nilai karakter. Metode yang digunakan

oleh guru antara lain diskusi, tanya jawab, demonstrasi, problem based

learning, kooperatif, eksperimen, role play, inkuiri, saintifik, dan problem

solving.

Mulai tahun 2010 pemerintah mulai menerapkan Penguatan Pendidikan

Karakter (PPK). Pemerintah menghimbau setiap satuan pendidikan untuk

menerapkan PPK baik sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah

menengah atas, maupun sekolah menengah kejuruan. Hasil penelitian

diketahui bahwa 94,4% guru di SD se-Kecamatan Sleman sudah menerapkan

PPK. Hal itu dapat dilihat dari praktik baik yang sudah dilakukan antara lain

mendapatkan sosialisasi PPK dari kepala sekolah, guru, atau Kelompok Kerja

Guru (KKG). Guru juga mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK dalam

desain silabus maupun RPP dan memfasilitasi siswa untuk

menumbuhkembangkan karakter dalam RPP. Di samping itu guru juga

melaksanakan pembiasaan sikap/karakter sebelum memulai pembelajaran,

menerapkan metode pembelajaran yang mendukung nilai-nilai karakter, dan

mengaitkan isi materi pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari. Guru juga

sudah mengelola kelas dengan mengintegrasikan nilai-nilai karakter, dan juga

mencatat perkembangan siswa serta memberikan umpan balik kepada siswa.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti dapat ditarik

kesimpulan bahwa

1. Program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) berbasis kelas di sekolah

dasar se-Kecamatan Sleman sudah diterapkan oleh guru kelas dengan

memperhatikan 3 aspek yaitu sosialisasi, pra observasi, dan observasi

kelas. Pada aspek sosialisasi sudah diterapkan sebesar 83,75%, pada aspek

pra observasi sebesar 97%, dan pada observasi kelas sebesar 96,71%.

2. Penerapan Program Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas di

satuan pendidikan sekolah dasar di Kecamatan Sleman dilakukan oleh guru

kelas I sampai kelas VI yaitu dengan membiasakan peserta didik untuk

sopan terhadap teman, guru, maupun orang yang belum dikenalnya.

Pembiasaan karakter yang baik dilaksanakan pula pada saat sebelum

memulai pelajaran dengan berbaris di depan kelas, salam kepada teman dan

guru, serta berdoa. Menumbuhkan sikap nasionalisme dan cinta tanah air

dapat dilakukan dengan mengadakan upacara bendera setiap hari Senin,

menyanyikan lagu Indonesia Raya dan lagu-lagu daerah maupun lagu wajib

nasional sebelum dan sesudah memulai pelajaran. Metode pembelajaran

yang digunakan oleh setiap guru berbeda-beda sesuai dengan tema yang

diajarkan.

86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

87

B. Keterbatasan Penelitian

Beberapa keterbatasan dan kekurangan dialami oleh peneliti pada saat

melakukan penelitian, yaitu:

1. Kurangnya interaksi dengan guru kelas I sampai kelas VI, karena instrumen

dititipkan kepada kepala sekolah untuk dikerjakan oleh guru.

2. Instrumen yang memberatkan guru yang menjadi responden sehingga banyak

sekali masukan mengenai instrumen penelitian.

C. Saran

Berdasarkan keterbatasan dan kekurangan yang sudah didapatkan, peneliti

menyampaikan saran sebagai masukan dan perbaikan untuk penelitian-

penelitian selanjutnya sebagai berikut:

1. Peneliti selanjutnya diharapkan untuk mendesain waktu dalam melaksanakan

penelitiannya, sehingga mempunyai waktu untuk berinteraksi secara langsung

dengan guru.

2. Peneliti selanjutnya diharapkan untuk memperhatikan instrumen yang

digunakan supaya lebih mudah untuk dikerjakan oleh guru.


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR PUSTAKA

Asra, Abuzar; Puguh Bodro Irawan; dan Agus Purwoto. (2015). Metode Penelitian
Survei. Bogor: In Media.

Effendi, S. 2012. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES

Hasan, Iqbal. 2004. Analisis Data Penelitian dengan Statistik. Jakarta: PT Buni
Aksara.
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia.

Hikmawati. 2011. Bimbingan Konseling. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.


Koesoema, Doni. 2018. Pendidikan Karakter Berbasis Kelas. Yogyakarta: PT.
Kanisius.

Koesoema, Doni. 2018. Pendidikan Karakter Berbasis Kultur Sekolah.


Yogyakarta: PT. Kanisius.
Kurniawan, Asep. 2018. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Lickona, Thomas. 2013. Pendidikan Karakter Panduan Lengkap Mendidik Siswa
Menjadi Pintar dan Baik. Bandung: Nusa Media.
Mahdi, Adnan, dan Mujahidin. 2014. Panduan Penelitian Praktis untuk Menyusun
Skripsi, Tesis, & Disertasi. Bandung: Alfabeta.

Margono, S. 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Morissan. 2012. Metode Penelitian Survei. Jakarta: kencana Prenadamedia Group.

Mulyasa. 2013. Manajemen Pendidikan Karakter. Bandung: Bumi Aksara.

Ngalimun. 2014. Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja


Pressindo.

Prayitno, Amti. 2013. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka


Cipta.

Samani, Muchlas dan Hariyanto. 2010. Konsep dan Model Pendidikan Karakter.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset.

Sangadji, dkk. 2010. Metodologi Penelitian-Pendekatan Praktis dalam Penelitian.


C.V Andi Offset.

88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89

Siregar, S. 2010. Statistika Deskriptif untuk Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo.

Sriwilujeng, Dyah. 2017. Panduan Penerapan Penguatan Pendidikan Karakter.


Jakarta: Erlangga.

Sudaryono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Prenadamedia Group.

Sudaryono, Ganuk Margono, dan Wardani. 2013. Pengembangan Instrumen


Penelitian Pendidikan. Yogyakarta:Graha Ilmu.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan RnD. Bandung:


Alfabeta.

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,


dan RnD. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2018. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: Alfabeta.


Suharsaputra, Uhar. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Tindakan.
Bandung: PT Refika Aditama.
Sukardjo. 2006. Kumpulan Materi Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Prodi
Teknologi Pembelajaran, Pps UNY.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : PT


Remaja Rosdakarya Offset.
Sukmadinata. 2011. Metode Penelitian. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Sumanto. 2014. Teori dan Aplikasi Metode Penelitian. Yogyakarta: CAPS (Cener
of Akademic Publishing Service).
Suparno, Paul. 2015. Pendidikan Karakter di Sekolah Sebuah Pengantar Umum.
Yogyakarta: PT Kanisius.
Tim PPK Kemendikbud. 2017. Konsep dan Pedoman Penguatan Karakter. Jakarta:
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.

Tukiran. 2012. Metode Penelitian Survei. Jakarta: LP3ES.


Werang, Basilius Redan. 2015. Pendekatan Kuantitatif dalam Penelitian Sosial.
Yogyakarta: Calpulis.
Wibowo, Agus. 2013. Manajemen Pendidikan Karakter di Sekolah. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90

DAFTAR PUSTAKA ONLINE


Andiarini, dkk. 2018. Penerapan Program Penguatan Pendidikan Karakter Melalui
Kegiatan Pembiasaan dalam Peningkatan Mutu Sekolah. Jurnal Administrasi
dan Manajemen Pendidikan, Vol. 1, No. 2.
https://journal2.um.ac.id/index.php/jamp/article/download/3208/2224.
Diakses pada tanggal 5 Januari 2019.
Liputan 6. 2018. Empat Kasus Tawuran Pelajar Terjadi dalam dua Pekan
Terakhir. https://www.liputan6.com/health/read/3642258/empat-kasus-
tawuran-pelajar-terjadi-dalam-dua-pekan-terakhir Diakses hari Rabu 12
Desember 2018 pukul 19.30 WIB.

Maunah, Binti. 2015. Penerapan Pendidikan Karakter dalam Pembentukan


Kepribadian Holistik Siswa. Jurnal Pendidikan Karakter Tahun 5 No. 1.
https://media.neliti.com/media/publications/122042-ID-Penerapan-
pendidikan-karakter-dalam-p.pdf. Diakses pada 5 Januari 2019.

Muderawan, dkk. 2013. Model Pendidikan Karakter Terintegrasi Pembelajaran


Sains. Jurnal Pendidikan Indonesia Vol. 2 No. 2.
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JPI/article/view/2165. Diakses
pada 14 Maret 2018.

Peraturan Presiden No 87 Tahun 2017 tentang penguatan Pendidikan Karakter.


http://setkab.go.id/wp-content/uploads/2017/09/Perpres_Nomor_87_Tahun_
2017.pdf. Diakses tanggal 22 Januari 2019.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 20


Tahun 2018 tentang Penguatan Pendidikan Karakter pada Satuan Pendidikan
Formal. https://jdih.kemendikbud.go.id/arsip/Permendikbud_Tahun2018_
Nomor20.pdf. Diakses tanggal 22 Januari 2019.

Republika News. 2018. Insiden Guru Budi, KPAI: Pendidikan Karakter Kita
Menyedihkan. https://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/18/02/06/
p3q37k359-insiden-guru-budikpai-pendidikan-karakter-kita-menyedihkan
Diakses hari Rabu 12 Desember 2018 pukul 19.18 WIB.

Silanoi, Ladda. 2012. The Development of Teaching Pattern for Promoting the
Building up of Character Education Based on Sufficiency Economy
Philosophy in Thailand. Jurnal Social and Behavioral Sciences.
https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S187704281205598X.
Diakses pada 14 Maret 2018.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

91

Tempo.com. 14 September 2017. https://nasional.tempo.co/read/909007/kasus-


narkoba-di-kendari-seorang-pelajar-sd-tewas. Diakses tanggal 22 Januari
2019.
Tribun News. 14 Desember 2018.
http://bangka.tribunnews.com/2018/06/10/remaja-putri-jadi-korban-
pelecehan-2-pelayan-mall-saat-beli-pakaian-dalam. Diakses pada tanggal 23
Januari 2019.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN 1

Surat-surat

92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 1.1 Surat Ijin Penelitian dari Universitas Sanata Dharma

93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

94

Lampiran 1.2 Surat Rekomendasi Ijin Kesatuan Bangsa


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

95

Lampiran 1.3 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian dari UPTD

Kecamatan Sleman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

96

Lampiran 1.4 Surat Telah Mnyerahkan Hasil Penelitian Kesatuan Bangsa


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LAMPIRAN 2

Data Penelitian

97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 2.1 Rangkuman Data SD Negeri Kecamatan Sleman


Rangkuman Data SD Negeri Kecamatan Sleman Tahun Pelajaran
2018/2018

Jumlah Jumlah
No Data Sekolah Alamat
guru Kelas
1 SD Negeri Triharjo Murangan, Triharjo, Sleman 4 1
Jl. Kapten Haryadi no 5, 1
2 SD Negeri Sleman 1 4
Triharjo, Sleman
3 SD Negeri Sleman 3 Srimulyo, Trimulyo, Sleman 8 2
4 SD Negeri Sleman 4 Srimulyo, Triharjo, Sleman 4 1
5 SD Negeri Sleman 5 Krapyak, Triharjo, Sleman 4 1
Jl Letkol Subadri no 58, 1
6 SD Negeri Ngangkrik 4
Triharjo, Sleman
7 SD Negeri Sidomulyo Sidomulyo, Tri Mulyo, Sleman 4 1
Balong Trimulyo, Tri Mulyo, 1
8 SD Negeri Trimulyo 4
Sleman
9 SD Negeri Kadisobo 2 Jogokerten, Trimulyo, Sleman 4 1
10 SD Negeri Kadisobo 3 Kloker, Trimulyo, Sleman 4 1
Sanggrahan, Catur Harjo, 1
11 SD Negeri Caturharjo 4
Sleman
12 SD Negeri Keceme 1 Keceme, Catur Harjo, Sleman 4 1
13 SD Negeri Keceme 2 Kemloko, Caturharjo, Sleman 4 1
Jl Magelang km 11 Dukuh, 1
14 SD Negeri Dukuh 1 4
Tridadi, Sleman
15 SD Negeri Dukuh 2 Dukuh, Tridadi, Sleman 4 1
Jl Candi Gebang, Bangunrejo, 1
16 SD Negeri Denggung 4
Triadadi, Sleman
17 SD Negeri Nyaen 1 Nyaen, Pandowoharjo, Sleman 4 1
Plalangan, Pandowoharjo, 1
18 SD Negeri Nyaen 2 4
Sleman
19 SD Negeri Pendowoharjo Kleben, Pandowoharjo, Sleman 4 1
20 SD Negeri Tlacap Tlacap, Pandowoharjo, Sleman 8 2
21 SD Negeri Jetisharjo Jetis, Caturharjo, Sleman 8 2
22 SD Negeri Pangukan Ngemplak, Tridadi, Sleman 4 1
Jetis Jogopaten, Pandowo Harjo, 1
23 SD Negeri Jetisjogopaten 4
Sleman
24 SD Negeri Mangunan Mangunan, Catur Harjo, Sleman 4 1
25 SD Negeri Murten Murten, Tridadi, Sleman 4 1
26 SD Negeri Jaban Jaban, Tridadi, Sleman 4 1
27 SD Negeri Tridadi Pangukan, Tridadi, Sleman 4 1
28 SD Negeri Dalangan Dalangan, Catur Harjo, Sleman 4 1
29 SD Negeri Panasan Panasan, Triharjo, Sleman 4 1
JUMLAH 128 32

98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

99

Lampiran 2.2 Koding Data Sekolah

No Data Sekolah inisial

A1
A3
1 SD Negeri Triharjo
A4
A6
B2
B4
2 SD Negeri Sleman 1
B5
B6
C1
C2
C3
C6
3 SD Negeri Sleman 3
C8
C10
C11
C12
D1
D4
4 SD Negeri Sleman 4
D5
D6
E2
E4
5 SD Negeri Sleman 5
E5
E6
F1
F2
6 SD Negeri Ngangkrik
F4
F6
G1
G2
7 SD Negeri Sidomulyo
G3
G5
H2
H3
8 SD Negeri Trimulyo
H4
H5
I1
I2
9 SD Negeri Kadisobo 2
I4
I5
J1
J2
10 SD Negeri Kadisobo 3
J3
J4
K2
11 SD Negeri Caturharjo
K3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

100

No Data Sekolah inisial

K5
K6
L1
L2
12 SD Negeri Keceme 1
L3
L4
M3
M4
13 SD Negeri Keceme 2
M5
M6
N1
N2
14 SD Negeri Dukuh 1
N4
N5
O1
O3
15 SD Negeri Dukuh 2
O4
O5
P1
P2
16 SD Negeri Denggung
P3
P6
Q1
Q3
17 SD Negeri Nyaen 1
Q4
Q5
R1
R2
18 SD Negeri Nyaen 2
R3
R5
S1
S2
19 SD Negeri Pendowoharjo
S3
S4
T1
T2
T4
T5
20 SD Negeri Tlacap
T7
T9
T10
T12
U2
U3
U4
21 SD Negeri Jetisharjo
U6
U7
U8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

101

No Data Sekolah inisial

U11
U12
V1
V4
22 SD Negeri Pangukan
V5
V6
W1
W2
23 SD Negeri Jetisjogopaten
W3
W4
X1
X2
24 SD Negeri Mangunan
X5
X6
Y1
Y3
25 SD Negeri Murten
Y5
Y6
Z1
Z2
26 SD Negeri Jaban
Z3
Z4
AA3
AA4
27 SD Negeri Tridadi
AA5
AA6
AB1
AB3
28 SD Negeri Dalangan
AB4
AB6
AC1
AC2
29 SD Negeri Panasan
AC3
AC4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

102

Lampiran 2.3 Rekap Data Check Point

Iitem
No Inisial Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 A1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
2 A3 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
3 A4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
4 A6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
5 B2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
6 B4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
7 B5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
8 B6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
9 C1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
10 C2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
11 C3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
12 C6 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
13 C8 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
14 C10 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 8
15 C11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
16 C12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 10
17 D1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
18 D4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
19 D5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 10
20 D6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
21 E2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
22 E4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
23 E5 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 6
24 E6 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 6
25 F1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
26 F2 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
27 F4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
28 F6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 10
29 G1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
30 G2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
31 G3 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9
32 G5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
33 H2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
34 H3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
35 H4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
36 H5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
37 I1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 10
38 I2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
39 I4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

103

Iitem
No Inisial Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
40 I5 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 10
41 J1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
42 J2 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
43 J3 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
44 J4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
45 K2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
46 K3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 10
47 K5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
48 K6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
49 L1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
50 L2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
51 L3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
52 L4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
53 M3 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
54 M4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
55 M5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
56 M6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
57 N1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 8
58 N2 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 10
59 N4 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 10
60 N5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
61 O1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
62 O3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
63 O4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
64 O5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
65 P1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
66 P2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
67 P3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
68 P6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
69 Q1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
70 Q3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
71 Q4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
72 Q5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
73 R1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9
74 R2 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9
75 R3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 10
76 R5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 10
77 S1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
78 S2 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
79 S3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
80 S4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

104

Iitem
No Inisial Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
81 T1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
82 T2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 10
83 T4 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8
84 T5 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8
85 T7 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 6
86 T9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
87 T10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
88 T12 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9
89 U2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
90 U3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
91 U4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
92 U6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
93 U7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
94 U8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
95 U11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
96 U12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
97 V1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
98 V4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
99 V5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
100 V6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
101 W1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
102 W2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
103 W3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
104 W4 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
105 X1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 9
106 X2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
107 X5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
108 X6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
109 Y1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
110 Y3 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 10
111 Y5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
112 Y6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
113 Z1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 7
114 Z2 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 7
115 Z3 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
116 Z4 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
117 AA3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
118 AA4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
119 AA5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
120 AA6 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
121 AB1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

105

Iitem
No Inisial Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
122 AB3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
123 AB4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
124 AB6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
125 AC1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
126 AC2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
127 AC3 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 10
128 AC4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
Jumlah 112 102 124 124 127 128 128 128 118 115 123 1329
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

106

Lampiran 2.4 Rekap Data Esai

No Item Soal Jawaban responden


Uraian
1 Item 1  Melakukan senyum, salam, sapa, sopan, dan santun setiap
hari
 Berdoa sebelum memulai pelajaran
 Berlaku sopan kepada siapa saja
 Menyanyikan lagu wajib
 Mengadakan upacara bendera setiap hari senin
 Membiasakan peserta didik untuk bersikap disiplin dan
mentaati peraturan sekolah
 Memberi kesempatan siswa untuk berpendapat
 Piket kelas
 Sholat berjamaah
 Praktik membaca 15 menit sebelum pelajaran
 Berjabat tangan
 Melaksanakan pendidikan karakter di kelas
 Menyusun silabus dan RPP yang memuat nilai karakter
 Berani memimpin doa di kelas
 Mengajarkan membuang sampah pada tempatnya
 Sebelum masuk kelas berbaris
2 Item 2  Kepala sekolah
 Internet
 Buku tentang PPK
 Diklat kurikulum 2013
 Diklat kompetensi guru
 Pengawas
 Workshop
 Sharing bersama dengan teman guru
 Majalah
 Sesama guru (teman sejawat)
3 Item 3  Menambah nilai moral dan sosial seperti sikap teliti, jujur,
dan tanggung jawab dalam langkah pembelajaran
 Menyisipkan nilai PPK pada materi yang akan diajarkan
 Disesuaikan antara SK dan KD dengan PPK yang dapat
membuat siswa memiliki pengetahuan dengan keterampilan
yang dapat diterapkan dalam kehidupan
 Terdapat kolom tersendiri untuk nilai-nilai pendidikan
karakter
 Diontegrasikan dalam KD dan indikator
 Menyesuaikan dengan lingkungan skolah dengan
menyesuaikan kurikulum yang berlaku
 Menambahkan nilai karakter dengan materi yang cocok
4 Item 4  Mencari point-point PPK yang mendukung materi
pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

107

No Item Soal Jawaban responden


Uraian
 Mencermati materi
 Disesuaikan dengan tema, keadaan lingkungan sekolah,
kebutuhan siswa, dan disesuaikan dengan kehidupan nyata
sehari-hari
 Nilai PPK dimasukkan dalam dokumen RPP sebagai salah
satu tujuan pembelajaran dengan pemilihan metode
pembelajaran yang sesuai
 Tujuan pembelajaran dikembangkan tidak hanya
mengembangkan kemampuan kognitif dan psikomotorik
tetapi juga afektif, penilaian siswa dipilih yang dapat
mengukur kompetensi dan karakter
 Dimasukkan dalam langkah-langkah pembelajaran
 Memberikan kegiatan yang mengandung nilai karakter
dengan metode presentasi dan debat
 Memasukkan karakter dalam setiap pembelajaran
 Nilai-nilai PPK dicantumkan dengan sub judul integrasi
pendidikan karakter
5 Item 5  Berdoa sebelum dan sesudah pembelajaran
 Menyanyikan lagu Indonesia Raya dan lagu wajib nasional
 Gerakan literasi atau membaca buku disudut baca
 Berbaris sebelum masuk kelas
 Salam kepada guru dan teman
 Melatih anak bersikap jujur dan mandiri
 Melakukan 5S (senyum, salam, sapa, sopan, santun)
6 Item 6  Memberikan peserta didik tanggung jawab sebagai ketua
kelas
 Memberikan tugas piket kelas
 Terdapat kantin kejujuran
 Memberikan peserta didik tugas untuk menyelesaikan tugas
yang telah diberikan
 Membiasakan peserta didik memecahkan masalah bersama
dengan teman tanpa membedakan dalam diskusi
 Menghormati perbedaan agama
 Menekankan sikap sopan dan santun dalam berkomunikasi
 Membiasakan peserta didik untuk berdoa sebelum memulai
pelajaran
 Pengaturan tempat duduk
 Menggunakan berbagai macam metode, pendekatan, dan
media yang sesuai
 Pengelolaan kelas yang dilakukan sebagai bentuk integrasi
nilai-nilai pendidikan karakter adalah dengan menyesuaikan
setting pembelajaran dalam bentuk pembelajaran kelompok
7 Item 7  Diskusi
 Tanya jawab
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

108

No Item Soal Jawaban responden


Uraian
 Demostrasi
 Problem based learning, kooperatif
 Experimen,
 Role play
 Inkuiri
 Saintifik
 Problem solving
 Cooperative Learning
8 Item 8  Mengkaitkan materi dengan kehidupan kontekstual yang
harus dijalani dengan karakter disiplin atau jujur
 Menyesuaikan dengan tema pembelajaran
 Mengembangkan kemampuan siswa melalui kegiatan
ekstrakurikuler
 Menekankan nilai karakter yang akan dicapai
 Menanamkan anak untuk disiplin atau taat
 Peserta didik diberi kesempatan untuk tanya jawab
 Materi pembelajaran yang memuat siswa harus bekerja
secara invidu maka diintegrasikan nilai mandiri
 Materi pembelajaran yang memungkinkan adanya
kerjasama maka diintegrasikan nilai gotong royong
9 Item 9  Menggunakan metode belajar yang berbeda setiap harinya
 Menumbuhkan nilai nasionalis dengan pembiasaan
menyanyikan lagu nasional sebelum dan sesudah pelajaran
 Menyediakan pojok literasi
 Melalui pemberian tugas
 Menumbuhkan integritas dengan pembiasaan jujur saat
ulangan atau ujian
 Menyediakan buku-buku bergambar
 Pemberian tugas dengan menyesuaikan materi
 Menggunakan alat peraga
 Memonitor tahap perkembangan peserta didik dalam PBM
 Memberikan motivasi kepada siswa agar aktif di kelas
 Memberi kesempatan pada siswa untuk berpendapat,
berkarya, berinovasi, tanya jawab, dan kerjasama
 Memfasilitasi siswa yang mengalami kesulitan dalam
belajar dengan cara mendamping mereka
 Memberikan kesempatan yang sama dalam berkembang
dan belajar di kelas dengan memperhatikan karakter dan
kebutuhan kemampuan masing-masing siswa
10 Item 10  Dicatat pada buku perkembangan peserta didik
 Dicatat dalam buku penghubung
 Buku catatan pribadi peserta didik
 Catatan khusus harian peserta didik
 Dalam jurnal perkembangan peserta didik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

109

No Item Soal Jawaban responden


Uraian
 Untuk siswa yang bermasalah dicacat dalam buku khusus
11 Item 11  Penerapan di masing-masing anak didik sering tidak
ditanggapi
 Sebagian dari siswa sudah memiliki jenis karakter yang
berbeda yang dibawa dari rumah
 Kebiasaan anak dilingkungan rumah yang tidak mendukung
karakter baik
 Membutuhkan waktu yang lama dalam pembentukan
karakter siswa
 Kurangnya buku penunjang
 Kurangnya pengalaman
 Peran orang tua di rumah kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

110

LAMPIRAN 3

Validasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 3.1 Surat Permohonan Izin Validasi


Yogyakarta, 24 Mei 2018
Perihal : Surat Permohonan Validasi
Lampiran : 1 Bendel

Kepada Yth.
Kepala Sekolah SD Negeri Bayangkara
Di tempat

Dengan hormat,
Berkenaan dengan akan dilakukannya penelitian di Sekolah Dasar
Kebupaten Sleman, dengan ini kami mohon dengan hormat bantuan Bapak/Ibu
untuk memberikan saran dan masukan mengenai instrumen berupa instrumen
survei (instrumen mengenai Penguatan Pendidikan Karakter berbasis kelas, budaya,
dan masyarakat) yang akan digunakan dalam penelitian skripsi dengan judul
“Implementasi Program Penguatan Pendidikan Karakter di Satuan Pendidikan
Sekolah Dasar se-Kabupaten Sleman”.
Tanggapan Bapak/Ibu adalah anonim (tanpa nama) dan dijamin
kerahasiaannya. Kami akan menjadi satu-satunya pihak yang dapat mengakses data
Bapak/Ibu. Laporan penelitian ini, yang akan disajikan untuk masyarakat umum
tidak akan mencantumkan segala informasi personal yang dapat digunakan untuk
mengetahui identitas Bapak/Ibu.
Kami mohon Bapak/Ibu berkenan untuk melakukan validasi dengan
mengisi rubrik penilaian instrumen. Instrumen yang sudah divalidasi akan kami
ambil kembali dari Bapak/Ibu seminggu setelah penyebaran.
Jika Bapak/Ibu memiliki pertanyaan atau saran, dimohon untuk
menghubungi dosen pembimbing kami, Maria Melani Ika Susanti, S.Pd., M.Pd.
dengan alamat email: maria.melani.ika@gmail.com atau dapat menghubungi di
nomor telepon 081809809444.
Bersama dengan ini kami lampirkan lembar validasi (instrumen mengenai
Penguatan Pendidikan Karakter). Demikian surat permohonan ini kami ajukan, atas
bantuan Bapak/Ibu kami ucapkan terimakasih.
Mengetahui
Dosen Pembimbing 1 Pemohon Koordinator Mahasiswa

Maria Melani Ika Susanti, S.Pd., M.Pd. Yustina Dini Putranti


NIM. 151134028

111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

112

Lampiran 3.2 Validasi SDN Bayangkara


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

115

Lampiran 3.3 Validasi SDN 1 Bantul


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

118

Lampiran 3.4 Validasi SDN Ungaran


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

121

Lampiran 3.5 Validasi SDN Keputran 1


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

124

Lampiran 3.6 Validasi SDN 4 Wates


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

127

Lampiran 3.7 Validasi SD Muhammadiyah Jogodayoh


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

130

Lampiran 3.8 Validasi SD Joannes Bosco


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

133

Lampiran 3.9 Validasi SMPN 1 Bantul validator 1


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

136

Lampiran 3.10 Validasi SMPN 1 Bantul validator 2


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

139

Lampiran 3.11 Validasi SD Muhammadiyah Karangkajen


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

140
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

141
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

142

Lampiran 3.12 Hasil Rekap Validasi Instrumen Tertutup dan Terbuka

Kompotensi No Validator
Penilaian Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Rerata
1 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3,82
Komponen

2 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3,82
Tampilan

3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3,36
4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3,73
5 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3,64
6 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3,82
7 3 3 4 3 4 4 3 1 3 3 4 3,18
8 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3,55
Komponen Penyajian

9 2 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3,64
10 2 3 4 4 4 4 4 2 3 3 4 3,36
11 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3,73
12 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 3,27
13 3 3 4 3 3 4 3 2 4 3 4 3,27
14 2 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3,55
15 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3,64
16 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3,64
17 4 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 3,55

Validator Masukan

Aitem 7, kata “sesuai dengan” diubah dengan kata “mendukung”.


D.P Aitem 8, kata “persoalan kehidupan sehari-hari” diubah dengan kata
“Penguatan Pendidikan Karakter”.
Aitem 11, kata ”dirancang” diubah dengan kata “dituangkan”.
N.W.M dan Pada bagian awal petunjuk pengisian ditambahkan dengan kata
L “Bapak/Ibu”.
Perhatikan petunjuk pengisian dan diakhir kalimat selalu diakhiri dengan
T.K.R
tanda titik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

143

Lampiran 3.13 Hasil Validasi Instrumen Check list dan Uraian

No Validator Instansi Skor Keterangan


Layak untuk digunakan
1 D.P SD N Bhayangkara 50
dengan sedikit revisi
2 D.K SD N Bantul 1 66 Sangat layak untuk digunakan
3 L SD N Ungaran 64 Sangat layak untuk digunakan
4 N.W.M SD N Keputran 1 64 Sangat layak untuk digunakan
5 S SD N 4 Wates 68 Sangat layak untuk digunakan
SD Muhammadiyah
6 A.A 64 Sangat layak untuk digunakan
Jogodayoh
Layak untuk digunakan
7 B.A.P SD Joannes Bosco 55
dengan sedikit revisi
8 H SMP 1 Bantul 63 Sangat layak untuk digunakan
Layak untuk digunakan
9 T.K.R SMP 1 Bantul 54
dengan sedikit revisi
SD Muhammadiyah
10 B.M 67 Sangat layak untuk digunakan
Karangkajen
Jumlah 61,5 Sangat layak untuk digunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

144

LAMPIRAN 4

Instrumen
Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 4.1 Surat Pengantar Instrumen

Kepada
Yth. Bapak/Ibu Guru
Di Satuan Pendidikan Sekolah Dasar
UPT Kecamatan Sleman
Kabupaten Sleman

Dengan hormat,

Mulai tahun 2017, pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


telah mencanangkan salah satu program yaitu Program Penguatan Pendidikan
Karakter (PPK) di satuan pendidikan baik SD/MI, SMP/MTS, maupun SMA/MAN
serta SMK. Program PPK dilaksanakan melalui tiga basis yakni PPK berbasis kelas,
PPK berbasis budaya sekolah, dan PPK berbasis masyarakat.

Berkaitan dengan hal tersebut, mohon kiranya Bapak/Ibu berkenan untuk mengisi
instrumen implementasi Program PPK berikut sesuai dengan petunjuk pengisian.

Atas kerja sama yang baik dari Bapak/Ibu, diucapkan terima kasih.

Yogyakarta, Juni 2018


Peneliti I Peneliti II

Yustina Dini Putranti Agnes Endah Mulyaningsih


NIM: 151134028 NIM: 151134071
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Universitas Sanata Dharma Universitas Sanata Dharma

Peneliti III

Lukas Heruwindarto
NIM: 151134153
Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Universitas Sanata Dharma

145
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 4.2 Data Responden

IDENTITAS RESPONDEN PENELITIAN

Bapak/Ibu Mohon berkenan mengisi data berikut dengan benar.

Identitas Responden

Nama : __________________________________
NIP : __________________________________
Tempat, tanggal lahir : __________________________________
Jenis kelamin : __________________________________
Lama Mengajar : __________________________________
Guru Wali kelas : __________________________________
Pendidikan Terakhir : __________________________________
Nama Satuan Pendidikan __________________________________
Status Akreditasi Satuan Pendidikan : __________________________________
Alamat Satuan Pendidikan : __________________________________
__________________________________
Tanda Tangan :

146
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

147

Lampiran 4.3 Instrumen Pertanyaan Tertutup

IMPLEMENTASI PROGRAM PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER


BERBASIS KELAS DI SATUAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR SE-
KECAMATAN SLEMAN KABUPATEN SLEMAN

Petunjuk Pengisian:
Bapak/Ibu mohon memberi tanda centang (√) pada kolom Ya atau Tidak sesuai
dengan kondisi yang sebenarnya.

No Aspek yang Diamati Ya Tidak


SOSIALISASI
1 Apakah Bapak/Ibu memperoleh sosialisasi Penguatan
Pendidikan Karakter (PPK) dari kepala sekolah atau
guru yang mengikuti pelatihan PPK?
2 Apakah Bapak/Ibu sudah mendapatkan sosialisasi PPK
melalui Kelompok Kerja Guru (KKG)?
PRA OBSERVASI
3 Mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK dalam desain
silabus.
4 Mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK di silabus ke
dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
OBSERVASI KELAS
5 Melaksanakan pembiasaan sikap/karakter sebelum
memulai pembelajaran.
6 Mengelola kelas dengan mengintegrasikan nilai-nilai
karakter.
7 Menerapkan metode pembelajaran yang mendukung
nilai-nilai karakter.
8 Mengaitkan isi materi pembelajaran dengan persoalan
kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan Penguatan
Pendidikan Karakter (PPK).
9 Memfasilitasi setiap siswa untuk
menumbuhkembangkan karakter yang dirancang dalam
RPP.
10 Mencatat perkembangan karakter siswa.
11 Memberikan umpan balik kepada siswa tentang karakter
yang dituangkan dalam rancangan RPP.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

148

Lampiran 4.4 Instrumen Pertanyaan Terbuka


Praktik baik yang dilakukan :
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
Selain dari Kelompok Kerja Guru (KKG), darimana Bapak/Ibu mendapatkan
informasi tentang PPK?
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________

Bagaimana cara Bapak/Ibu mengintegrasikan nilai-nilai utama PPK dalam


desain silabus?
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________

Bagaimana cara Bapak/Ibu mengintegrasikan nilai-nilai Utama PPK di


silabus ke dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)?
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________

Cara pembiasaan sikap/karakter seperti apa yang dilakukan Bapak/Ibu


sebelum memulai pembelajaran?
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

149

__________________________________________________________________
__________________________________________________________________

Bagaimana cara Bapak/Ibu mengelola kelas dengan mengintegrasikan nilai-


nilai karakter?
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
Metode pembelajaran yang seperti apa yang biasa digunakan di sekolah untuk
mendukung penerapan nilai-nilai karakter?
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________

Bagaimana cara Bapak/Ibu mengaitkan isi materi pembelajaran dengan


penguatan pendidikan karakter?
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________

Bagaimana cara Bapak/Ibu memfasilitasi setiap siswa untuk


menumbuhkembangkan karakter yang dirancang dalam RPP?
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________

Bagaimana cara Bapak/Ibu mencatat perkembangan karakter siswa?


__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

150

__________________________________________________________________
__________________________________________________________________

Apa kendala-kendala yang dihadapi dalam implementasi PPK?


__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

151

LAMPIRAN 5

Dokumentasi
Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Lampiran 5.1. Daftar Cek Dokumentasi Data


Jumlah Keterangan
No Data Sekolah Alamat Sampel Tidak
Sesuai
Penelitian sesuai
1 SD Negeri Triharjo
Murangan, Triharjo,
4 
Sleman
2 SD Negeri Sleman 1
Jl. Kapten Haryadi no
4 
5, Triharjo, Sleman
3 SD Negeri Sleman 3
Srimulyo, Trimulyo,
8 
Sleman
4 SD Negeri Sleman 4
Srimulyo, Triharjo,
4 
Sleman
5 SD Negeri Sleman 5
Krapyak, Triharjo,
4 
Sleman
6
SD Negeri Jl Letkol Subadri no
4 
Ngangkrik 58, Triharjo, Sleman
7
SD Negeri Sidomulyo, Tri Mulyo,
4 
Sidomulyo Sleman
8 SD Negeri Trimulyo
Balong Trimulyo, Tri
4 
Mulyo, Sleman
9
SD Negeri Kadisobo Jogokerten, Trimulyo,
4 
2 Sleman
10
SD Negeri Kadisobo Kloker, Trimulyo,
4 
3 Sleman
11
SD Negeri Sanggrahan, Catur
4 
Caturharjo Harjo, Sleman
12 SD Negeri Keceme 1
Keceme, Catur Harjo,
4 
Sleman
13 SD Negeri Keceme 2
Kemloko, Caturharjo,
4 
Sleman
Jl Magelang km 11 
14 SD Negeri Dukuh 1 Dukuh, Tridadi, 4
Sleman
15 SD Negeri Dukuh 2
Dukuh, Tridadi,
4 
Sleman
SD Negeri
Jl Candi Gebang, 
16 Bangunrejo, Triadadi, 4
Denggung
Sleman
17 SD Negeri Nyaen 1
Nyaen, Pandowoharjo,
4 
Sleman
18 SD Negeri Nyaen 2
Plalangan,
4 
Pandowoharjo, Sleman
19
SD Negeri Kleben, Pandowoharjo,
4 
Pendowoharjo Sleman
20 SD Negeri Tlacap
Tlacap, Pandowoharjo,
8 
Sleman
21 SD Negeri Jetisharjo
Jetis, Caturharjo,
8 
Sleman
22 SD Negeri Pangukan
Ngemplak, Tridadi,
4 
Sleman
SD Negeri
Jetis Jogopaten, 
23 Pandowo Harjo, 4
Jetisjogopaten
Sleman
24
SD Negeri Mangunan, Catur
4 
Mangunan Harjo, Sleman

152
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

153

Jumlah Keterangan
No Data Sekolah Alamat Sampel Tidak
Sesuai
Penelitian sesuai
25 SD Negeri Murten
Murten, Tridadi,
4 
Sleman
26 SD Negeri Jaban Jaban, Tridadi, Sleman 4 
27 SD Negeri Tridadi
Pangukan, Tridadi,
4 
Sleman
28 SD Negeri Dalangan
Dalangan, Catur Harjo,
4 
Sleman
29 SD Negeri Panasan
Panasan, Triharjo,
4 
Sleman
JUMLAH 128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

154

Biodata Peneliti

Yustina Dini Putranti lahir di Sleman, 1 Juni 1997,

merupakan anak kedua dari pasangan Bapak Yusup

Paiman dan Ibu Yohanna Susilo Is Giarti. Pendidikan

yang pernah ditempuh oleh peneliti yaitu pendidikan

Sekolah Dasar di SD Karitas Nandan pada tahun 2003

– 2009. Pada tahun 2009 – 2012 peneliti menempuh

pendidikan menengah pertama di SMP Negeri 2 Mlati. Selanjutnya pada tahun

2012 – 2015 peneliti menempuh pendidikan menengah atas di SMA Stella Duce 2

Yogyakarta. Pada tahun 2015, peneliti melanjutkan pendidikan tinggi di Universitas

Sanata Dharma dengan mengambil Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Selama berproses di Universitas Sanata Dharma, peneliti memperoleh ilmu

dan pengalaman. Ilmu yang didapatkan berasal dari perkuliahan selama tujuh

semester dan keikutsertaan peneliti dalam program wajib seperti English Club,

Program Pengembangan Kepribadian Mahasiswa, dan seminar atau workshop.

Pengalaman peneliti selama kuliah yaitu mengikuti berbagai kegiatan kepanitiaan

yang ada di kampus seperti menjadi panitia dalam kegiatan Parade Gamelan Anak,

panitia forum diskusi nasional, dan panitia INFISA.

Anda mungkin juga menyukai