Anda di halaman 1dari 92

SKRIPSI

HUBUNGAN PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN


PRESTASI BELAJAR ANAK USIA SEKOLAH DI MASA
PANDEMI DI SDN 5 DASRI
TAHUN 2021

Oleh:

NUR ITIKAVIA
NIM. 202002T136

PROGRAM STUDY S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANYUWANGI
BANYUWANGI
2021
SKRIPSI

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN


DENGAN KEPUASAN PASIEN COVID-19 DI RUANG
ISOLASI RUMAH SAKIT UKRIDA
JAKARTA

Untuk memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)


Pada Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes
Banyuwangi

Oleh:

NUR ITIKAVIA
NIM. 202002T136

PROGRAM STUDY S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANYUWANGI
BANYUWANGI
2021

i
PERNYATAAN ORISINALITAS

Skripsi skripsi ini adalah hasil karya tulis ilmiah saya sendiri, dan saya tidak

melakukan kegiatan plagiat daam penulisan Skripsi skripsi saya yang

berjudul:

“Hubungan Perkembangan Psikososial Dengan Prestasi


Belajar Anak Usia Sekolah Di Masa Pandemi di SD Negeri 5
Dasri Tahun 2021”

Apabila suatu saat nanti saya terbukti melakukan tindakan plagiat, maka

saya akan menerima sanksi yang telah ditetapkan.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Banyuwangi, …/……../…..
Yang membuat pernyataan

Materai
6000

Nur Itikavia
202002T136

ii
HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI

HUBUNGAN PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN


PRESTASI BELAJAR ANAK USIA SEKOLAH DI MASA
PANDEMI DI SDN 5 DASRI
TAHUN 2021

Oleh:

NUR ITIKAVIA
NIM. 202002T136

Skripsi Skripsi telah di setujui


pada tanggal, Januari 2022

Oleh:
Pembimbing 1

Fany Anitarini, S.Kep., Ns., M.Kep


NIK. 06.068.0911

Pembimbing II

Achmad Efendi, S.Kep.,Ns


NIK. 06.039.0906

Mengetahui,
Ketua Program Study S1 Keperawatan

Sholihin, S.Kep., Ns., M.Kep


NIK. 06.005.0906

iii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

HUBUNGAN PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN


PRESTASI BELAJAR ANAK USIA SEKOLAH DI MASA
PANDEMI DI SDN 5 DASRI
TAHUN 2021

Diajukan Oleh:

NUR ITIKAVIA
NIM. 202002T136

Telah Di Uji Dihadapan Tim Penguji Pada


Program Studi S1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Banyuwangi
Pada Tanggal: Januari 2022

TIM PENGUJI

Penguji I : Sholihin., S.Kep., Ns., M.Kep. (…………………………)


NIK.  06.005.0906

Penguji II : Annisa Nur Azmi, Ns., M.Kep (…………………………)


NIK. 06.094.0815

Penguji III : Achmad Efendi, S.Kep., Ns (…………………………)


NIK. 06.039.0906

Mengetahui Ketua
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Banyuwangi

DR. H. Soekardjo
NIK. 06.001.0906

iv
MOTO DAN PERSEMBAHAN

Moto:

Hiasilah hidup dengan penuh sabar dan sholat,tak ada kata menyerah
untuk meraih impian,tiada kesuksesan yang dapat di raih tanpa adanya usah,kerja
keras dan doa, hidup adalah pilihan dan perjuangan dan pilihan itu ada di tangan
kita, janganla selalu membayangkan hasil yang besar mulailah berusaha walaupun
hasilnya kecil walaupun sedikit asal nyata hasilnya,jangan mudah menyerah
dalam menghadapi masalah karena masalah datang untuk di selesaikan bukan
untuk di hindari.

Persembahan:

 Allah SWT. Terima kasih atas segala Rahmat dan hidayah mu skripsi ini
berjalan dengan baik
 Ayahanda tercinta, ayah aku terlahir dengan harapan, mencoba berjalan dan
berlari meraih cita dengan mengukir tinta emas mencapai sebuah perjuangan
dan menuju mimpi tanpa batas . dengan segala semangat dan doa aku ingin
membuat ayah bahagia karena aku bisa menjadi apa yang ayah pinta, trimah
kasih ayah
 Ibunda tercinta, pesan yang selalu ku ingat dari ibu adalah Janganla takut
mengakui bahwa diri kita tidaklah sempurna, ketidaksempurnaan ini la yang
merupakan sulaman benang rapuh untuk menjadikan kita lebih baik selalu
berusaha dan berdoa terima kasih ibu
 Alamater Ku Stikes Banyuwangi

KATA PENGANTAR

v
Berkat Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya penulis dapat
menyelesaikan penyusunan Skripsi ini, dengan judul “Hubungan Perkembangan
Psikososial Dengan Prestasi Belajar Anak Usia Sekolah di Masa Pandemi Di
Sdn 5 Dasri Tahun 2021”.Skripsi ini merupakan bagian yang tak terpisahkan
atau merupakan rangkaian kegiatan akademik yang merupakan syarat yang
diwajibkan untuk memperoleh gelar kesarjanaan Strata-1 (S-1) Pada Program
Studi Ilmu Keperawatan Stikes Bayuwangi.
Selanjutnya, tidak lupa penulis ucapkan terimakasih kepada semua pihak
yang telah banyak membantu sehingga Skripsi ini dapat diselesaikan. Ucapan
terima kasih khususnya penulis ucapkan kepada :
1. Bapak DR. H. Soekardjo Selaku ketua STIKes Banyuwangi.
2. Bapak Sholihin, S.Kep., Ns., M.Kep selaku ketua program study S1
Keperawatan STIKes Banyuwangi
3. Ibu Fany Anitarini, S.Kep., Ns., M.Kep, Selaku Pembimbing Utama yang
juga dengan sabar dan keprofesionalnya telah memberikan saran, bimbingan,
membantu dorongan dan petunjuk yang sangat berharga dalam penyusunan
Skripsi ini.
4. Bapak Achmad Efendi, S.Kep.,Ns, Selaku Pembimbing Pendamping yang
juga dengan sabar dan keprofesionalnya telah memberikan saran, bimbingan,
membantu dorongan dan petunjuk yang sangat berharga dalam penyusunan
Skripsi ini.
5. Seluruh dosen dan staf Administrasi Program Studi Ilmu Keperawatan (S1)

Stikes Bayuwangi yang telah banyak membantu baik secara langsung maupun

tidak langsung demi kelancaran dalam penyusunan Skripsi ini.

6. Direktur Rumah Sakit Ukrida Jakarta yang telah memberikan izin dalam

pelaksanaan penelitian ini.

7. Rekan-rekan Satu Angkatan 2019 Program Studi Ilmu Keperawatan (S1)

STIKES Banyuwangi.

8. Kepada seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah

membantu penulis selama pengerjaan penelitian ini.


vi
Akhirnya dengansegala kerendahan hati, penulis menyadari bahwa dalam

dalam penulisan Skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan dan kelemahan

yang disebabkan oleh keterbatasan penulis. Oleh karena itu, penulis sangat

mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi

kesempurnaan Skripsi ini sehingga lebih bermanfaat.

Banyuwangi, Januari 2022


Penulis

Penelitia

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI


TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

vii
Yang bertandatangan dibawah ini:
Nama : Nur Itikavia

NIM : 202002T136
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa hasil penelitian saya dengan
judul: “Hubungan Perkembangan Psikososial Dengan Prestasi Belajar
Anak Usia Sekolah di Masa Pandemi Di Sdn 5 Dasri Tahun 2021”

Bersedia untuk dimuat dalam majalah atau jurnal ilmiah atas nama
pembimbing dengan tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti.

Banyuwangi, …………………….
Yang Membuat Pernyataan,

Nur Itikavia
NIM. 202002T136

ABSTRAK

HUBUNGAN PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN


PRESTASI BELAJAR ANAK USIA SEKOLAH DI MASA
PANDEMI DI SDN 5 DASRI TAHUN 2021

Oleh:
viii
Nur Itikavia
Program Studi S1 Ilmu Keperawatan STIKES Banyuwangi

Pembelajaran daring pada masa pandemi Covid-19 ini berdampak


pada gangguan perkembangan psikososial anak, yang yang mengakibatkan
terjadinya penurunan prestasi belajar.
Metode penelitian analitik dengan pendekatan Cross Sectional.
jumlah sampel 46 orang siswa/I kelas 3-6 dengan menggunakan tekhnik
Proportionate Stratified Random Sampling, metode hasil analisis penelitian
menggunakan rank Spearman.
Hasil analisa uji univariat didapatkan hampir sebagian besar
responden (37,0%) dengan perkembangan psikososial kurang, sebagian besar
responden (52,2%) dengan prestasi belajar menurun. Sedangkan hasil uji
analisa bivariat didapatkan ada hubungan perkembangan psikososial dengan
prestasi belajar anak usia sekolah di masa pandemi di SDN 5 Dasri Tahun
2021 dengan nilai p-value = 0,000 (p-value ≤ 0,05).
Terdapat hubungan perkembangan psikososial dengan prestasi belajar
anak usia sekolah di masa pandemi di SDN 5 Dasri Tahun 2021. Hasil
penelitian dapat dijadikan bahan kajian, dan analisa bagi guru dan orang tua
untuk melihat beberapa dampak yang terjadi selama proses pembelajaran
daring sehingga dapat dipilih metode pembelajaran yang tepat dengan
dampak minimal pada anak.

Kata Kunci : Perkembangan Psikososial, Prestasi Belajar

ABSTRACT

THE RELATIONSHIP OF PSYCHOSOCIAL DEVELOPMENT WITH


THE LEARNING ACHIEVEMENTS OF SCHOOL AGE CHILDREN IN
THE PANDEMIC TIME AT SDN 5 DASRI IN 2021

By:
ix
Nur Itikavia
S1 Nursing Study Program STIKES Banyuwangi

Data from the United Nations for Development Program (UNDP) has also
announced the results of a study on the quality of children's achievement
simultaneously throughout the world through its report entitled Human
Development Report 2019, in this annual report Indonesia only occupies the 71st
position out of 177 countries. This study aims to identify the relationship between
psychosocial development and learning achievement of school-age children
during the pandemic at SDN 5 Dasri in 2021.
The method used is an analytical research design with a Cross Sectional
approach. the number of samples as many as 46 students/I grade 3-6 respondents
using the Proportionate Stratified Random Sampling technique. The sampling
technique is proportional sampling, this research uses Spearman rank.
The results of the univariate test analysis showed that almost half of the
respondents (37.0%) with less psychosocial development, most of the respondents
(52.2%) with decreased learning achievement. Meanwhile, the bivariate analysis
test found that there was a relationship between psychosocial development and
learning achievement of school-age children during the pandemic at SDN 5 Dasri
in 2021 with a p-value = 0.000 (p-value 0.05).
It was concluded that there is a relationship between psychosocial
development and learning achievement of school-age children during the
pandemic at SDN 5 Dasri in 2021. It is recommended for educational institutions
to conduct findings, review and provide education to mothers and teachers who
are community service, to overcome social development problems and learning
achievement during the pandemic.

Keywords: Psychosocial Development, Learning Achievement

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i


HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN `........................................................................... iii
MOTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................................ iv

x
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ............................................. v
KATA PENGANTAR.........................................................................................vi
ABSTRAK ........................................................................................................... vii
ABSTRACT ........................................................................................................ viii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiii
DAFTAR BAGAN .............................................................................................. xiv
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................5
1.3 Tujuan Penelitian................................................................................5
1.4 Manfaat Penelitian .............................................................................6

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Konsep Anak Sekolah ............................................................................ 7
2.1.1 Pengertian.................................................................................. 7
2.1.2 Klasifikasi Usia ........................................................................ 7
2.1.3 perkembangan psikososial berdasarkan usia ............................ 8
2.1.4 pertumbuhan anak usia sekolah ............................................... 15
2.1.5 perkembangan anak usia sekolah ............................................. 17
2.1.6 Karateristik anak sekolah ......................................................... 20
2.2 Konsep Prestasi Belajar .......................................................................... 21
2.2.1 Pengertian ................................................................................. 21
2.2.2 Faktor yang mempengaruhi ...................................................... 23
2.2.3 fungsi prestasi belajar ............................................................... 26
2.2.4 Indikator prestasi belajar .......................................................... 27
2.3 Konsep perkembangan psikososial ........................................................ 26
2.3.1 Pengertian.................................................................................. 26
2.3.2 faktor yang mempengaruhi ...................................................... 27
2.3.3 indikator perkembangan psikosoial .......................................... 34
2.4 Hubungan psikososial dengan prestasi ................................................... 36
2.5 Sintesa Penelitian .................................................................................. 39

xi
BAB 3 KERANGKA KARANGAN KONSEPTUAL
3.1 Kerangka Konseptual ............................................................................. 40
3.2 Hipotesis.................................................................................................. 41

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN


4.1 Desain Penelitian................................................................................ 42
4.2 Kerangka Kerja .................................................................................. 43
4.3 Populasi dan sampel penelitian........................................................... 43
4.4 Identifikasi Variabel .......................................................................... 55
4.5 Definisi Operasional ......................................................................... 56
4.6 Pengumpulan dan pengolahan data ................................................... 57
4.7 Analisis Data....................................................................................... 58
4.8 Etika Penelitian................................................................................... 60

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN


5.1 Hasil Penelitian................................................................................... 61
5.2 Pembahasan ....................................................................................... 65

BAB 6 PENUTUP
6.1 Kesimpulan......................................................................................... 67
6.2 Saran ................................................................................................. 68

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Tabel Halaman


4.1 Defenisi Operasional 36
5.1 Distribusi frekuensi perkembangan psikososial anak usia 62

xii
sekolah di masa pandemi di SDN 5 DASRI Tahun 2021
5.2 Distribusi frekuensi prestasi belajar anak usia sekolah di 63
masa pandemi di SDN 5 DASRI Tahun 2021
5.3 Hubungan hubungan perkembangan psikososial dengan 64
prestasi belajar anak usia sekolah di masa pandemi di
SDN 5 DASRI Tahun 2021

DAFTAR BAGAN

Nomor Judul Bagan Halaman


xiii
3.1 Kerangka Konseptual 34
4.1 Variabel Penelitian 35

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Lampiran

xiv
Lampiran 1 Lembar permohonan sebagai responden
Lampiran 2 Lembar persetujuan menjadi responden
Lampiran 3 Surat pra penelitian dari STIKES Banyuwangi

Lampiran 4 Lembar bimbingan Skripsi Skripsi dengan Pembimbing


Utama
Lampiran 5 Lembar bimbingan Skripsi Skripsi dengan Pembimbing
Pendamping
Lampiran 6 Hasil Olahan data SPSS
Lampiran 7 Master Tabel Penelitian

DAFTAR ARTI LAMBANG, SINGKATAN DAN ISTILAH

Inklusi : Ciri-Ciri Yang Dipenuhi Oleh Setiap Anggota Populasi


Eksklusi : Populasi Yang Tidak Dapat Diambil Sebagai Sampel Penelitian

xv
UNICEF : Dana Anak-Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa
WHO : World Health Organization
UNDP : United Nations for Development Programme
Genetik : Keturunan
Kognitif : Proses otak yang mendasari banyak aktivitas sehari-hari, dalam
kesehatan dan penyakit, sepanjang rentang usia.
Motorik : Suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan perilaku
gerakan yang dilakukan oleh tubuh manusia.
psikososial : Hubungan dinamis antara aspek psikologi dan sosial, dimana
masing-masing saling berinteraksi dan mempengaruhi secara
bersamaan

xvi
BAB 1
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Hampir seluruh sektor terdampak pandemi Covid-19, termasuk pada

sektor pendidikan. Terjadi penurunan prestasi belajar siswa pada era

pandemic covid-19 saat ini, disebabkan karena metode pembelajaran jarak

jauh menggunakan metode daring sangat mempengaruhi kualitas belajar

siswa, penurunan prestasi belajar ini disebabkan karena beberapa faktor

seperti cara mengajar guru kurang bervariatif di media online, media belajar

yang digunakan guru terbatas, fasilitas pendidikan yang kurang memadai,

sedikitnya dukungan dari rumah yang dapat menghambat hasil belajar siswa

serta minimnya fasilitas internet siswa, maupun jaringan, minimnya

pengetahuan siswa dan orang tua dalam menggunakan media Daring, selain

itu tidak terkontrolnya jadwal belajar siswa dirumah pada masa pandemik

covid-19 (Nur dan Setyani, 2020).

Beberapa penelitian menyebutkan bahwa pada pembelajaran online,

mengakibatkan pembelajaran yang menjenuhkan, seorang siswa yang

mengalami kejenuhan dalam belajar akan memperoleh ketidakmajuan dalam

hasil beajar, yang akan berdampak pada prestasi belajar siswa. Pelaksanaan

yang tidak terikat dengan waktu dan tanpa adanya tatap muka, merupakan

problem tersendiri, yang mengakibatkan penurunan minat dan motivasi siswa

dalam belajar, banyaknya kompetensi pembelajaran yang tidak tercapai

(Abidin, 2020).

1
2

Menurut Cahyo (2018) menyatakan bahwa secara global faktor-faktor

yang mempegaruhi prestasi belajar dibedakan menjadi tiga macam, yakni:

faktor internal (faktor fisiologis, faktor psikologis), faktor eksternal (faktor

keluarga, lingkungan, masyarakat), dan faktor pendekatan belajar. Hal

tersebut sama dengan penelitian yang dilakukan oleh (Simamora (2020)

konteks dalam belajar dapat dipengaruhi oleh lingkunga, sekolah, keluarga

dan teman sebaya. Perkembangan psikososial seorang anak meningkat

ditandai dengan adanya perubahan pengetahuan dan pemahaman mereka

tentang kebutuhan dan peraturan-peraturan yang berlaku (Simamora, 2020) .

Perubahan rutinitas dari kondisi sebelum dan masa pandemi Covid-19

menyebabkan perasan sedih, cemas, bahkan stress pada siswa akibat adanya

perubahan prilaku dan kebiasaan terkait proses belajar mengajar yang akan

berdampak pula pada prestasi belajar siswa (Hastutiningtyas, 2021).

Data United Nations for Development Programme (UNDP) juga telah

mengumumkan hasil studi tentang kualitas prestasi anak secara serentak di

seluruh dunia melalui laporannya yang berjudul Human Development Report

2019, di dalam laporan tahunan ini Indonesia hanya menduduki posisi ke-71

dari 177 negara. Apabila dibanding dengan negara-negara tetangga saja,

posisi Indonesia berada jauh di bawahnya (UNDP, 2020).

Dalam skala internasional, menurut Laporan Bank Dunia studi IEA

(Internasional Association for the Evaluation of Educational Achievement) di

Indonesia menunjukan bahwa keterampilan prestasi anak usia sekolah dalam

membaca siswa kelas IV SD berada pada peringkat terendah. Rata-rata skor

tes membaca untuk siswa SD 51,7 (Indonesia) (IEA, 2019).


3

Data Kemendikbud mengumumkan bahwa Jawa Timur masih memiliki

nilai rata-rata siswa yang tidak sesuai dengan standard minimal nilai rata-rata

terendah, dimana sebanyak 12,1% anak dengan nilai rata-rata kelas dibawah

standard, sementara itu salah satu kabupaten di jawa timur dengan persentase

nilai rata-rata dibawah standard juga terdapat di daerah banyuwangi yaitu

sebanyak 11,3%. Di era pandemi ini, anak-anak memiliki penurunan prestasi

dalam menyelesaikan ujian semester dan akhir semester terutama pada mata

pelajaran matematika, dan membaca karena siswa tidak terbisa dengan pola

pembelajaran yang baru (Pusdiklat Kemendikbud, 2020).

Hasil studi pendahuluan yang peneliti lakukan di SDN 5 DASRI terjadi

penurunan rata-rata prestasi belajar anak pada kelas 1-4 dimana nilai rata rata

kelas 1 sebelum pandemi 7,7 sedangkan pada masa pandemi menurun

menjadi 6,9, pada kelas 2 sebelum pandemi 7,6 sedangkan pada masa

pandemi menurun menjadi 6,7, pada kelas 3 sebelum pandemi 7,8 sedangkan

pada masa pandemi menurun menjadi 7,1, dan pada kelas 4 sebelum pandemi

7,8 sedangkan pada masa pandemi menurun menjadi 6,9 (Data SDN 5

DASRI, 2021).

Dalam pandemi saat ini anak mengalami penurunan prestasi disebabkan

karena anak-anak belum terbiasa belajar secara online dari rumah, sehingga

terjadi perubahan rutinitas dalam proses belajar dirumah, sebelum pandemi

anak-anak mengikuti pembelajaran di sekolah secara langsung secara

signifikan juga lebih baik dalam melakukan interaksi sosial, dan lebih matang

secara emosional, namun dilapangan saat ini diharuskan untuk belajar melalui

pembelajaran daring dengan kondisi lapangan menunjukan bahwa


4

pembelajaran daring berdampak pada perilaku psikososial anak, sehingga

terjadi penurunan prestasi belajar anak (Kusuma & Sutapa, 2021).

Salah satu faktor menurunnya prestasi siswa pada era pandemic ini, akan

mempengaruhi perkembangan psikososial anak. Perkembangan psikososial

merupakan perubahan yang terjadi pada kepribadian, emosi serta hubungan

sosial. Pada tahapan ini anak lebih mudah memahami dari segi internal

dibanding eksternal sehingga dapat memilih apa yang baik baginya. Pada

masa pandemi terjadi perubahan suasana dan teknik belajar anak yang

biasanya di kelas, sekarang harus dilakukan via online tanpa melihat secara

langsung proses pembelajaran yang terjadi dikelas, tidak dapat melihat secara

langsung cara menyelesaikan masalah/soal dalam pembelajaran. Anak mulai

memecahkan masalahnya selama pembelajaran online tanpa pendampingan

guru, sehingga anak mengalami kecemasan, kebingungan, dan stress akibat

perubahan yang terjadi (Riendra, 2016). Prilaku psikososial anak pada masa

pandemik dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti: perubahan dalam proses

belajar mengajar (Fauziah, 2020).

Hal ini didukung oleh penelitian Suhandi & Pamela, (2020) dampak dari

belajar daring ini adalah anak jarang bersosialisasi dengan teman sekelasnya,

yang akan menganggu perkembangan psikososial, ada kemungkinan jika

pandemi Covid-19 berakhir anak akan canggung ketika bertemu dengan

temannya. Dampak lainnya bahkan ada siswa yang selama proses belajar

daring sama sekali tidak mengikuti proses belajar mengajar akibat kurangnya

motivasi maupun pengawasan orang tua akan menyebabkan terjadinya

penurunan prestasi belajar anak.


5

Sementara solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi gangguan

perkembangan psikososial pada masa pandemi ini dapat diatasi dengan

memberikan ruang dan waktu pada anak-anak untuk melakukan pembelajaran

kelompok, yang didampingi oleh guru namun proses pembelajaran sesuai

dengan protokol pencegahan covid-19 hal ini dapat meningkatkan psikologis

anak dalam pembelajaran, dengan pembelajaran tatap muka anak bias

merasakan motivasi dari guru, dan teman sebaya dalam proses pembelajaran

serta terbentuknya suasana belajar dan komunikasi efektif yang dapat

meningkatkan psikososial anak selama belajar. Sehingga anak mampu

kembali melakukan sosialisasi dengan teman sebaya, guru, dan memahami

setiap pembelajaran yang diajarkan, mampu mengekspresikan emosi dan

kepuasan setelah mampu mengerjakan semua soal secara baik, yang nantinya

akan berdampak pada peningkatan prestasi belajar anak (Hastutiningtyas,

2021).

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka peneliti merumuskan

masalah “Bagimana Hubungan Perkembangan Psikososial dengan Prestasi

Belajar Anak Usia Sekolah di Masa Pandemi di SDN 5 DASRI ?”

3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Teridentifikasi hubungan perkembangan psikososial dengan

prestasi belajar anak usia sekolah di masa pandemi di SDN 5 DASRI.


6

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Teridentifikasi perkembangan psikosisal anak usia sekolah di

masa pandemi di SDN 5 DASRI.

2. Teridentifikasi prestasi belajar anak usia sekolah di masa

pandemi di SDN 5 DASRI.

3. Teridentifikasi hubungan perkembangan psikososial dengan

prestasi belajar usia anak sekoalah di masa pandemi di SDN 5

DASRI.

4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan bagi pemangku

kepentingan dalam efektifitas pemilihan metode pembelajaran efektif

pada masa pandemi berkaitan dengan pengembangan psikososial

khususnya yang berkaitan langsung dengan ilmu pengetahuan dengan

peningkatan hasil belajar anak usia sekolah.

1.4.2. Manfaat Praktis

1. Bagi Peneliti

Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman bagi penelititi

dalam menerapkan pengetahuan, teori, praktik dilapangan terhadap

masalah yang dihadapi secara nyata terkait hubungan prestasi

belajar dengan perkembangan psikososial pada anak usia sekolah.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai data acuan untuk

penelitian berikutnya yang berkaitan dengan perkembangan


7

psikososian dengan prestasi belajar anak usia sekolah, serta

pengambilan keputusan dalam proses pembelajaran efektif.

3. Bagi Pemerintah

Penelitian tersebut diharapkan bisa digunakan sebagai sumber

informasi dalam prestasi belajar anak usia sekolah di Banyuwangi,

selain itu dapat meningkatkan informasi pemerintah dalam

meningkatkan proses pembelajaran tatap muka, dengan tetap

menerapkan protocol kesehatan dalam pencegahan covid-19.

4. Bagi Orang tua siswa

Meningkatkan pengetahuan orang tua, tentang dampak

pembelajaran online yang dilakukan saat ini, tedak semaxsimal

pembelajaran tatap muka yang ada disekolah, sehingga beberapa

dampak dapat terjadi pada psikososial anak hingga prestase belajar

yang menurun.
8

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep Anak Sekolah

2.1.1. Pengertian

Anak SD Anak sekolah dasar adalah mereka yang berusia antara

6-12 tahun atau biasa disebut dengan periode intelektual. Pengetahuan

anak akan bertambah pesat seiring dengan bertambahnya usia,

keterampilan yang dikuasaipun semakin beragam. Minat anak pada

periode ini terutama terfokus pada segala sesuatu yang bersifat dinamis

bergerak. Implikasinya adalah anak cenderung untuk melakukan

beragam aktivitas yang akan berguna pada proses perkembangannya

kelak (Soetjiningsih, 2013).

Anak usia sekolah merupakan anak yang sedang berada pada

periode usia pertengahan yaitu anak yang berusia 6-12 tahun (Kyle,

2014), sedangkan menurut Putra (2014) anak usia sekolah merupakan

anak usia 6-12 tahun yang sudah dapat mereaksikan rangsang

intelektual atau melaksanakan tugas-tugas belajar yang menuntut

kemampuan intelektual atau kemampuan kognitif (seperti: membaca,

menulis, dan menghitung) (Putra, 2014).

2.1.2. Klasifikasi Usia Anak

Pada Tahun 2009 DepKes RI mengkategorikan usia atau umur

dibagi menjadi :

1. Berusia 0 sampai dengan 5 Tahun merupakan Masa Balita

2. Usia 6 sampai dengan 12 Tahun merupakan Masa Kanak – kanak

8
9

3. Usia 13 sampai dengan 16 Tahun merupakan Masa Remaja Awal

4. Usia 17 sampai dengan 25 Tahun merupakan Masa Remaja Akhir

5. Usia 26 sampai dengan 35 Tahun merupakan Masa Dewsa Awal

6. Usia 36 sampai dengan 45 Tahun merupakan Masa Dewasa Akhir

7. Usia 46 sampai dengan 55 Tahun merupakan Masa Lansia Awal

8. Usia 56 sampai dengan 65 Tahun merupakan Masa Lansia Akhir

9. Sesorang dengan Usia 65 Tahun keatas masuk Masa Manula

2.1.3. Pertumbuhan Anak Usia Sekolah

Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan masalah perubahan

dalam besar,jumlah ukuran atau dimensi tingkat sel, organ maupun

individu,yang bias diukur dengan ukuran berat (gram, pound,

kilogram), ukuran panjang (cm, meter), umur tulang dan keseimbangan

metabolic (retensi kalsium dan nitrogen tubuh) (Soetjiningsih, 2013).

Pertumbuhan adalah proses normal dari pembesaran ukuran organisme

yang disebabkan oleh accretion (pertumbuhan) jaringan tubuh.

Faktor yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak

digolongkan ke dalam dua golongan, yaitu internal dan eksternal atau

faktor lingkungan.

2.1.2.1 Faktor Internal

Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai

hasil akhir proses tumbuh kembang anak. Melalui instruksi genetik

yang terkandung didalam sel telur yang telah dibuahi, dapat

ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan. Ditandai dengan

intensitas dan kecepatan pembelahan, derajat sensitivitas terhadap


10

rangsangan, umur pubertas dan berhentinya pertumbuhan tulang.

Termasuk faktor genetic adalah faktor bawaan normal atau

patologik, jenis kelamin, suku bangsa. Potensi genetik yang

bermutu hendaknya dapat berinteraksi dengan lingkungan secara

positif sehingga diperoleh hasil akhir yang optimal (Soetjiningsih,

2013).

1) Faktor Eksternal

Faktor eksternal atau peranan lingkungan adalah faktor

prenatal ibu yang termasuk status gizi ibu pada saat hamil Toksin

atau obat-obatan yang bisa menyebabkan kelainan kongenital

seperti thalidomide. Paparan terhadap sinar radiasi seperti X–ray

dapat mengakibatkan kelainan pada janin seperti mikrosefali, spina

bifida, retardasi mental dan deformitas anggota gerak, kelainan

congenital mata dan jantung. Ibu yang mengalami infeksi pada

trimester pertama dan kedua oleh TORCH (Toksoplasma,

Rubella,Sitomegalo virus, Herpes simpleks) dan penyakit menular

seksual dapat mengakibatkan kelainan pada janin seperti katarak,

bisu, tuli, mikrosefali, retardasi mental dan kelainan jantung

kongenital. Jika ibu memiliki golongan darah yang berbeda antara

diri dan janin maka ada kemungkinan terjadi Eritroblastosisfetalis

(Putra, 2014).

Faktor eksternal yang lainnya adalah faktor pasca natal,

yaitu bila gizi yang diperlukan bayi untuk bertumbuh dan

berkembang mencukupi. Jika anak atau bayi mengalami penyakit


11

kronis atau kelainan kongenital, serta lingkungan fisik dan

kimia ,Psikologis sang anak, caranya berhubungan dan berinteraksi

dengan orang sekitarnya (Kyle, 2014).

a. Perkembangan Anak Usia Sekolah

Anak usia sekolah memiliki perubahan dari periode

sebelumnya. Harapan dan tuntutan baru dengan adanya lingkungan

yang baru dengan masuk sekolah dasar saat usia 6 atau 7 tahun (Putra,

2014). Anak usia sekolah mengalami beberapa perubahan sampai akhir

dari periode masa kanak-kanak dimana anak mulai matang secara

seksual pada usia 12 tahun (Kyle, 2014). Dalam tahap perkembangan

anak di usia sekolah, anak lebih banyak mengembangkan

kemampuannya dalam interaksi soisal, belajar tentang nilai moral dan

budaya dari keluarga serta mulai mencoba untuk mengambil bagian

peran dalam kelompoknya. Perkembangan yang lebih khusus juga

mulai muncul dalam tahap ini seperti perkembangan konsep diri,

keterampilan serta belajar untuk menghargai lingkungan sekitarnya

(Putra, 2014). Terdapat tiga tahapan perkembangan anak usia sekolah

menurut teori tumbuh kembang, yaitu:

1) Perkembangan Kognitif (Piaget)

Dilihat dari sisi kognitif, perkembangan anak usia sekolah

berada pada tahap konkret dengan perkembangan kemampuan anak

yang sudah mulai memandang secara realistis terhadap dunianya

dan mempunyai anggapan yang sama dengan orang lain. Sifat ego

sentrik sudah mulai hilang, sebab anak mulai memiliki pengertian


12

tentang keterbatasan diri sendiri. Anak usia sekolah mulai dapat

mengetahui tujuan rasional tentang kejadian dan mengelompokkan

objek dalam situasi dan tempat yang berbeda. Pada periode ini,

anak mulai mampu mengelompokkan, menghitung, mengurutkan,

dan mengatur bukti-bukti dalam penyelesaian masalah. Anak

menyelesaikan masalah secara nyata dan urut dari apa yang

dirasakan. Sifat pikiran anak usia sekolah berada dalam tahap

reversibilitas, yaitu anak mulai memandang sesutau dari arah

sebaliknya atau dapat disebut anak memiliki dua pandangan

terhadap sesuatu. Perkembangan kognitif anak usia sekolah

memperlihatkan anak lebih bersifat logis dan dapat menyelesaikan

masalah secara konkret. Kemampuan kognitif pada anak terus

berkembang sampai remaja (Hurlock, 2012).

2) Perkembangan Psikoseksual (Freud)

Pada perkembangan ini, anak usia sekolah berada pada fase

laten dimana perkembangannya ditunjukkan melalui kepuasan anak

terhadap diri sendiri yang mulai terintegrasi dan anak sudah masuk

pada masa pubertas. Anak juga mulai berhadapan dengan tuntutan

sosial seperti memulai sebuah hubungan dalam kelompok. Pada

tahap ini anak biasanya membangun kelompok dengan teman

sebaya. Anak usia sekolah mulai tertarik untuk membina hubungan

dengan jenis kelamin yang sama. Anak mulai menggunakan energi

untuk melakukan aktifitas fisik dan intelektual bersama kelompok


13

sosial dan dengan teman sebayanya, terutama dengan yang berjenis

kelamin sama (Hurlock, 2012).

3) Perkembangan Psikososial

Pada perkembangan ini, anak berada dalam tahapan rajin

dan akan selalu berusaha mencapai sesuatu yang diinginkan

terutama apabila hal tersebut bernilai sosial atau bermanfaat bagi

kelompoknya. Pada tahap ini anak akan sangat tertarik dalam

menyelasaikan sebuah masalah atau tantangan dalam

kelompoknya. Hal ini disebabkan oleh adanya keinginan anak

untuk mengambil setiap peran yang ada di lingkungan sosial

terutama dalam kelompok sebayanya. Pada tahap ini, anak

menginginkan adanya pencapaian yang nyata. Keberhasilan anak

dalam pencapaian setiap hal yang mereka lakukan akan

meningkatkan rasa kemandirian dan kepercayaan diri anak. Anak-

anak yang tidak dapat memenuhi standar yang ada dapat

mengalami rasa inferiority (Hurlock, 2012).

Anak yang mengalami inferiority harus diberikan dukungan

dalam menjalankan aktivitasnya. Pengakuan teman sebaya

terhadap keterlibatan anak di kelompoknya akan memberikan

dukungan positif pada anak usia sekolah. Perkembangan moral

anak usia sekolah menurut Kohlberg berada di tahap konvensional

Perkembangan moral sejalan dengan cara pikir anak usia sekolah

yang lebih logis (Hurlock, 2012). Anak pada usia sekolah dapat

lebih memahami standar perilaku yang seharusnya mereka


14

terapkan pada kehidupan sehari-hari. Anak dalam tahap

konvensional, mulai memahami bagaimana harus memperlakukan

orang lain sesuai dengan apa yang ingin diterima oleh mereka dari

orang lain. Anak mulai melihat berbagai cara pandang untuk

menilai suatu tindakan benar atau salah (Hurlock, 2012).

b. Karakteristik Anak Sekolah

Karakteristik anak usia sekolah umur 6-12 tahun terbagi

menjadi empat bagian terdiri dari :

1. Fisik/Jasmani

a) Pertumbuhan lambat dan teratur.

b) Anak wanita biasanya lebih tinggi dan lebih berat dibanding laki-

laki dengan usia yang sama.

c) Anggota-anggota badan memanjang sampai akhir masa ini.

d) Peningkatan koordinasi besar dan otot-otot halus.

e) Pertumbuhan tulang, tulang sangat sensitif terhadap kecelakaan.

f) Pertumbuhan gigi tetap, gigi susu tanggal, nafsu makan besar,

senang makan dan aktif.

g) Fungsi penglihatan normal, timbul haid pada akhir masa ini

(Soetjiningsih, 2013).

2. Emosi

a) Suka berteman, ingin sukses, ingin tahu, bertanggung jawab

terhadap tingkah laku dan diri sendiri, mudah cemas jika ada

kemalangan di dalam keluarga.


15

b) Tidak terlalu ingin tahu terhadap lawan jenis (Soetjiningsih,

2013).

3. Sosial

a) Senang berada di dalam kelompok, berminat di dalam permainan

yang bersaing, mulai menunjukkan sikap kepemimpinan, mulai

menunjukkan penampilan diri, jujur, sering punya kelompok

teman-teman tertentu.

b) Sangat erat dengan teman-teman sejenis, laki-laki dan wanita

bermain sendiri-sendiri (Soetjiningsih, 2013).

4. Intelektual

a) Suka berbicara dan mengeluarkan pendapat minat besar dalam

belajar dan keterampilan, ingin coba-coba, selalu ingin tahu

sesuatu.

b) Perhatian terhadap sesuatu yang sangat singkat (Putra, 2014).

2.2. Konsep Prestasi Belajar

2.2.1. Pengertian Prestasi Belajar

Belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku

sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungannya dalam

memenuhi kebutuhan hidupnya. Menurut Slameto (2010: 2)

“belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang

untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru

secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam

interaksi dengan lingkungannya”.


16

Menurut Sumadi (2002), “Prestasi Belajar sebagai nilai

yang merupakan bentuk perumusan akhir yang diberikan oleh

guru terkait dengan kemajuan atau Prestasi Belajar siswa selama

waktu tertentu”. Bukti keberhasilan dari seseorang setelah

memperoleh pengalaman belajar atau mempelajari sesuatu

merupakan Prestasi Belajar yang dicapai oleh siswa dalam

waktu tertentu.

Penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan

peserta didik yang berkenaan dengan penguasaan bahan

pelajaran yang disajikan kepada peserta didik serta nilai-nilai

yang terdapat dalam kurikulum. Menurut Siti Maesaroh (2013)

menerangkan bahwa “prestasi belajar merupakan hasil daripada

aktivitas belajar atau hasil dari usaha, latihan dan pengalaman

yanag dilakukan oleh seseorang, dimana prestasi tersebut tidak

akan lepas dari pengaruh faktor luar diri peserta didik”.

Prestasi belajar menurut Winkel yang dikutip Noor Komari

Pratiwi (2015:81) merupakan “bukti keberhasilan yang telah

dicapai oleh seseorang. Dengan demikian, prestasi belajar

merupakan hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang setelah

melakukan usaha-usaha belajar”.

Dapat penulis simpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil

dari pengukuran terhadap peserta didik yang meliputi faktor

kognitif, afektif dan psikomotorik setelah mengikuti proses


17

pembelajaran yang diukur dengan menggunakan instrumen tes

atau instrumen yang relevan.

2.2.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Prestasi belajar tiap peserta didik berbeda-beda. Materi

yang disajikan sama, guru yang mengajar sama dan strategi

yang ditetapkan sama belum tentu menghasilkan prestasi belajar

yang sama. Menurut Suryabrata yang dikutip Noor Komari

Pratiwi (2015:85) faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi

belajar dapat digolongkan ke dalam dua golongan yaitu:

a. Faktor Internal

1. Kecerdasan (intelegensi) adalah kemampuan belajar disertai

kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang

dihadapinya.

2. Jasmaniah (pancaindra) atau fisiologis pada umumnya

sangat berpengaruh terhadap kemampuan belajar seseorang.

3. Sikap yaitu suatu kecenderungan untuk mereaksi terhadap

suatu hal, orang atau benda dengan suka, tidak suka, atau

acuh tak acuh. Sikap seseorang dapat dipengaruhi oleh

faktor pengetahuan, kebiasaan dan keyakinan.

4. Minat adalah kecenderungan yang menetap dalam subjek

untuk merasa tertarik pada bidang atau hal tertentu dan

merasa senang berkecimpung dalam bidang itu.

5. Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang

untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang.


18

6. Perkembangan Psikososial Anak, perkembangan psikososial

merupakan perubahan yang terjadi pada kepribadian, emosi

serta hubungan sosial. Pada tahapan ini anak lebih mudah

memahami dari segi internal dibanding eksternal sehingga

dapat memilih apa yang baik baginya. Pada masa pandemi

terjadi perubahan suasana dan teknik belajar anak yang

biasanya di kelas, sekarang harus dilakukan via online tanpa

melihat secara langsung proses pembelajaran yang terjadi

dikelas, tidak dapat melihat secara langsung cara

menyelesaikan masalah/soal dalam pembelajaran. Anak

mulai memecahkan masalahnya selama pembelajaran online

tanpa pendampingan guru, sehingga anak mengalami

kecemasan, kebingungan, dan stress akibat perubahan yang

terjadi (Riendra, 2016). Prilaku psikososial anak pada masa

pandemik dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti:

perubahan dalam proses belajar mengajar (Fauziah, 2020).

Hal ini didukung oleh penelitian Suhandi & Pamela, (2020)

dampak dari belajar daring ini adalah anak jarang

bersosialisasi dengan teman sekelasnya, yang akan

menganggu perkembangan psikososial, ada kemungkinan

jika pandemi Covid-19 berakhir anak akan canggung ketika

bertemu dengan temannya. Dampak lainnya bahkan ada

siswa yang selama proses belajar daring sama sekali tidak

mengikuti proses belajar mengajar akibat kurangnya


19

motivasi maupun pengawasan orang tua akan menyebabkan

terjadinya penurunan prestasi belajar anak.

7. Motivasi belajar adalah faktor penting karena hal tersebut

merupakan keadaan yang mendorong keadaan peserta didik

untuk melakukan belajar.

b. Faktor Eksternal

1. Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pendidikan

pertama dan utama karena dalam keluarga inilah anak

pertama-tama mendapatkan pendidikan dan bimbingan,

sedangkan tugas utama dalam keluarga bagi pendidikan

adalah sebagai peletak dasar akhlak dan keagamaan.

2. Lingkungan sekolah, lingkungan sekolah yang baik dapat

mendorong peserta didik untuk belajar lebih giat. Lingkungan

sekolah ini meliputi cara penyajian pelajaran, hubungan guru

dengan peserta didik, alat-alat pelajaran dan kurikulum.

Hubungan guru dengan peserta didik yang kurang baik akan

mempengaruhi hasil belajarnya.

3. Lingkungan masyarakat membentuk kepribadian anak karena

dalam pergaulan sehari-hari, seorang anak akan selalu

menyesuaikan dirinya dengan kebiasaan-kebiasaan

lingkungannya. Bila peserta didik tinggal di lingkungan yang

temannya rajin belajar, kemungkinan besar akan berpengaruh

pada dirinya sehingga ia akan turut belajar sebagaimana

temannya.
20

Sebagaimana yang diungkapkan oleh Slameto dalam Tasya

Widiarsih (2013) faktor internal yang mempengaruhi prestasi

belajar peserta didik salah satunya adalah gaya belajar. Karena

gaya belajar merupakan bentuk dan cara belajar peserta didik yang

paling disukai yang akan berbeda antara yang satu dengan yang

lain karena setiap individu mempunyai kegemaran dan keunikan

sendiri-sendiri yang tidak akan sama dengan individu lain. Selain

itu faktor eksternal yang mempengaruhi prestasi belajar peserta

didik salah satunya adalah lingkungan sekolah. Karena lingkungan

sekolah sebagai tempat bersosialisasi anak selain dalam lingkungan

keluarga dan anak juga menghabiskan waktunya sebagian di

sekolah.

Dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar dipengaruhi oleh

beberapa faktor diantaranya yang paling penting adalah faktor

internal yakni gaya belajar dan faktor eksternal yaitu lingkungan

sekolah yang nyaman.

2.2.3. Fungsi Prestasi Belajar

Untuk mengetahui seberapa jauh prestasi belajar telah

dicapai peserta didik, maka diadakan kegiatan evaluasi

pembelajaran. Tujuan diadakannya kegiatan evaluasi adalah untuk

mengetahui keefektifan dan keberhasilan belajar mengajar

sehingga dalam pelaksanaannya evaluasi harus dilakukan secara

terus-menerus. Zainal Arifin yang dikutip Risnawati (2018:7)

prestasi belajar mempunyai beberapa fungsi sebagai berikut:


21

a. Indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai

peserta didik.

b. Lambang pemuasan hasrat ingin tahu.

c. Bahan informasi dalam inovasi pendidikan.

d. Indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan.

e. Dapat dijadikan sebagai indikator terhadap daya serap anak

didik.

Dapat disimpulkan betapa pentingnya mengetahui prestasi

belajar peserta didik, baik individual maupun kelompok karena

prestasi belajar tidak hanya seabagai indikator keberhasilan, dan

juga berguna bagi guru yang bersangkutan sebagai umpan balik

dalam melaksanakan pembelajaran di kelas apakah akan diadakan

perbaikan dalam proses belajar mengajar ataupun tidak.

2.2.4. Indikator Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan hasil dari proses belajar yang

berupa pengetahuan dan keterampilan yang dapat diukur dengan

tes. Tes yang dilakukan dalam mengukur prestasi belajar harus

sesuai dengan indikator prestasi belajar. Sebagaimana pendapat

Nana Sudjana (2009:22) prestasi belajar terdiri dari yaitu:

a. Informasi verbal berkenaan dengan bagaimana cara

mengemukakan pendapat serta dapat mengolah semua

informasi sehingga pengetahuannya dapat berkembang.

b. Keterampilan intelek berkenaan dengan berani berpendapat serta

mandiri dan penyuka tantangan.


22

c. Keterampilan kognitif berkenaan dengan memahami, rajin,

memperhatikan serta selalu bertanya dan menjawab.

d. Keterampilan motorik berkenaan dengan bagaimana dalam

berfikir dan bagaimana dalam menyelesaikan tugas serta

memperbaiki hasil.

e. Sikap berkenaan dengan bersemangat dan berusaha serta

mementingkan tugas dan membantu teman.

Pengetahuan dan pemahaman yang mendalam mengenai

indikator-indikator prestasi belajar sangat diperlukan ketika

seseorang perlu menggunakan alat atau kiat evaluasi. Tujuan dari

pengetahuan dan pemahaman yang mendalam mengenai jenis-jenis

prestasi belajar dan indikator-indikatornya adalah agar pemilihan

dan penggunaan alat evaluasi akan lebih tepat, reliabel dan valid.

Menurut Gagne dalam Muhibbin Syah (2008) indikator yang

dijadikan sebagai tolok ukur dalam menyatakan prestasi belajar

peserta didik yaitu:

a. Ranah kognitif yaitu berkenaan dengan hasil belajar intelektual

yang terdiri dari enam aspek yaitu pengetahuan, pemahaman,

penerapan, analisis, sintesis dan penilaian.

b. Ranah afektif yaitu berkenaan dengan sikap dan nilai. Ranah

afektif meliputi lima jenjang kemampuan yaitu menerima,

menjawab atau reaksi, menilai, organisasi dan karakterisasi

dengan suatu nilai atau komplek nilai.


23

c. Ranah psikomotor yaitu ranah psikomotor meliputi keterampilan

motorik, manipulasi benda-benda, menghubungkan, mengamati.

Tipe hasil belajar kognitif lebih dominan daripada afektif dan

psikomotor karena lebih menonjol, namun hasil belajar

psikomotor dan afektif juga harus menjadi bagian dari hasil

penelitian dalam proses pembelajaran.

Dari penjelasan tersebut sudah cukup jelas bahwa indikator prestasi

belajar terbagi menjadi tiga jenis prestasi yaitu kognitif, afektif dan

psikomotor. Penelitian ini difokuskan pada informasi verbal, keterampilan

intelek, keterampilan kognitif, keterampilan motorik serta sikap.

2.3. Konsep Perkembangan Psikososial

2.3.1. Pengertian Perkembangan Psikososial

Menurut Bastable (Yuniartiningsih 2012) perkembangan

psikososial adalah proses penyesuaian psikologis dan sosial sejalan

dengan perkembangan seseorang sejak bayi sampai dewasa

berdasarkan delapan tahap kematangan psikologis dan sosial manusia.

Periode awal dari usia prasekolah dimulai ketika anak mulai

menghadapi dunia yang baru dan tuntutan sosialisasi yang lebih

kompleks. Selama periode prasekolah, antara usia 3-6 tahun, mereka

memikirkan skema untuk diri mereka sendiri dalam menghadapi

lingkungan sosial (Keliat, 2011).


24

Erik Erikson menyatakan bahwa pada usia 5-12 tahun, anak

sedang dalam tahapan perkembangan yang ketiga dari delapan tahap

perkembangan.

Di dalam proses perkembangan anak terdapat masa-masa

kritis, dimana pada masa tersebut diperlukan suatu stimulasi yang

berfungsi agar potensi si anak berkembang. Perkembangan anak akan

optimal jika terdapat interaksi sosial yang sesuai dengan kebutuhan

anak di berbagai tahap perkembangannya seperti aspek progesif

adaptasi terhadap ingkungan yang bersisfat kualitatif. Contoh dari

perubahan kualitatif ini adalah peningkatan kapasitas fungsional, dan

penguasaan terhadap beberapa keterampilan yang lebih kecil.

Perubahan kualitatif yang dapat dilihat untuk anak pra sekolah adalah

anak ikut serta dalam percakapan dengan orang tua mereka.

Selain itu Maslow mendefinisikan perkembangan sebagai

peningkatan keterampilan dan kapasitas anak untuk berfungsi secara

bertahap dan terus menerus. Jadi, yang dimaksud dengan

perkembangan adalah suatu proses untuk menghasilkan peningkatan

kemampuan untuk berfungsi pada tingkat tertentu. Oleh karena itu,

perkembangan secara luas memperlihatkan keseluruhan proses dari

kemampuan yang dimiliki individu dan terlihat dalam kualitas

kemampuan, sifat, dan ciri-ciri yang baru (Yuniartiningsih, 2012).


25

2.3.2. Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Psikososial

Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan psikososial

anak usia 3-6 tahun berdasarkan Santrock (2011) adalah:

a. Diri (Self)

Diri merupakan pemahaman seorang anak terhadap diri mereka

sendiri, tentang cara anak menggambarkan diri mereka. Dalam diri

anak-anak usia 6-12 tahun berkembang beberapa pemahaman,

yaitu:

1. Pemahaman diri

Pada maa kanak-kanak awal, anak berpikir bahwa diri mereka

dapat dijelaskan melalui banyak karakteristik material, seperti

ukuran, bentuk, dan warna. Selain itu, anakanak juga sering

menggambarkan diri mereka dalam bentuk aktivitas permainan.

2. Harga diri

Harga diri adalah bagian dari evaluasi konsep diri, penilaian

yang dibuat anak mengenai seberapa berharganya mereka.

Harga diri pada masa kanak-kanak awal bersifat tidak ada

perbedaan ”saya baik” atau “saya jahat”.

3. Pemahaman dan pengaturan emosi

Pemahaman dan pengaturan emosi akan meningkatkan

kemampuan sosial anak dan kemampuan untuk menjalin

hubungan baik dengan orang lain. Hal ini membantu anak dalam

mengatur perilaku dan mengungkapkan tentang perasaan-

perasaan mereka.
26

b. Gender

Identitas gender adalah kesadaran yang berkembang pada

masa kanak-kanak awal bahwa seseorang adalah laki-laki atau

perempuan. Identitas gender melibatkan kesadaran gender

seseorang, termasuk pengetahuan, pemahaman dan penerimaan

sebagai laki-laki atau perempuan.

(Santrock, 2011) menyatakan anak-anak sudah

menunjukkan gambaran bahwa mereka menghabiskan waktu

bersama temanteman bermain berjenis kelamin sama sejak anak

usia sekitar 3 tahun. Dari 4-12 tahun gambaran untuk bermain

bersama dalam kelompok yang berjenis kelamin sama meningkat,

dan selama tahun-tahun sekolah dasar, anak-anak mengahabiskan

sebagian besar waktu luang mereka bersama anak-anak yang

berjenis kelamin sama.

c. Permainan

Permainan adalah sebuah aktivitas yang menyenangkan

dengan terlibat didalamnya, ketika fungsi serta bentuknya

bervariasi. Bermain adalah pekerjaan seorang anak, dan hal ini

berkontribusi dterhadap seluruh aspek perkembangan.

Menurut Rudiati (2010) yang bertujuan untuk menganalisa

perbedaan perkembangan psikososial anak di TK dengan

playgroup dan tanpa playgroup dan hasilnya terdapat

perkembangan psikososial antara anak TK dengan kelompok

bermain dan tanpa kelompok bermain. Perkembangan psikosisal


27

anak TK dengan kelompok bermain berada dalam kategori baik

sedangkan anak TK tanpa kelompok bermain dalam kategoi kurang

baik.

d. Pengasuh

Salah satu faktor dalam keluarga yang mempunyai peranan

penting dalam pembentukan perkembangan psikososial anak

adalah praktik pengasuhan anak. Keluarga adalah lingkungan yang

pertama kali menerima kehadiran anak.

e. Hubungan dengan anak lain

Hampir smua karakteristik aktivitas dan perilaku

melibatkan anak lain. Melalui bersaing dan membandingkan diri

sendiri dengan anak lain, anak-anak dapat menilai kompetensi

fisik, sosial, kognitif, dan bahasa, serta dapat memperoleh perasaan

diri yang lebih realistis.

f. Media Elektronik atau Televisi

Banyak anak menghabiskan lebih banyak waktu didepan

televisi daripada bercakap-cakap dengan oangtuanya. Televisi

adalah salah satu media masa yang paling banyak mempengarhi

perilaku anak-anak. Televisi dapat memiliki efek negatif pada

anak-anak karena, televisi menjadikan anak-anak pembelajar pasif.

Akan tetapi televisi dapat memberikan pengaruh positif terhadap

perkembangan anak, melalui program pendidikan yang akan

diberikan pada anak.


28

2.2.3. Perkembangan Psikososial Anak Usia sekolah

1. Adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan kesehatan

jasmani dan prestasi sekolah.

2. Memiliki sikap yang cenderung untuk mematuhi peraturan -

peraturan permainan tradisional.

3. Ada kecenderungan memuji sendiri.

4. Suka membanding-bandingkan dirinya dengan anak lain, kalau hal

itu dirasanya menguntungkan untuk meremehkan anak lain.

5. Kalau tidak dapat menyelesaikan sesuatu soal, maka soalnya itu

dianggap tidak penting. Maka dalam usia anak SD ini bahwa faktor

belajar menjadi faktor yang lebih menentukan perkembangan

siswanya (Astri, 2012).

Perkembangan fisik anak usia sekolah, yakni (6-12 tahun)

mengalami pertumbuhan yang lambat, kekuatan dan keterampilan

atletis meningkat, dan kesehatan yang dapat mempengaruhi domain

perkembangan lainnya (Papalia, 2012). Pertumbuhan fisik anak usia

sekolah rata-rata 5 cm per tahun, sedangkan pertumbuhan berat badan

sekitar 2-3 kg per tahun (Muscari, 2015).

Dalam periode ini, anak perempuan biasanya tumbuh lebih

cepat dan umumnya tinggi dan berat badan antara anak perempuan

melebihi anak laki-laki. Rata-rata anak perempuan mempunyai tinggi

badan 58 inci dan laki-laki 57,5 inci Kenaikan berat badan bervariasi

dengan kenaikan tinggi badan antara perempuan dan laki-laki. Rata-rata


29

berat badan anak perempuan 88,5 pon dan anak laki-laki 85,5 pon

(Jahja, 2011).

Perkembangan psikososial merupakan perubahan dan stabilitas

dalam emosi, kepribadian, dan hubungan sosial yang dapat

mempengaruhi fungsi kognitif dan fisik pada anak usia sekolah.

Dukungan sosial dapat menolong seseorang untuk menghadapi potensi

efek negatif stress terhadap kesehatan dan mental(Papalia, 2010).

Erikson (1968 dalam Santrock, 2011) mengatakan perkembangan

psikososial anak tahap ini disebut dengan tahap Industry vs Inferiority

terjadi pada masa sekolah dasar yang disebut dengan percaya diri vs

rendah diri. Inisiatif anak menghasilkan pengalaman-pengalaman baru

ketika mereka memasuki masa kanak-kanak akhir, mereka

mengarahkan energi mereka untuk menguasai pengetahuan dan

keterampilan intektual.

Tidak ada masa lain yang melebihi masa antusiasme anak dalam

belajar selain dari masa kanak-kanak yang penuh dengan imajinasi.

Bahayanya adalah anak dapat mengembangkan rasa rendah diri, merasa

tidak mampu dan tidak produktif. Pada tahap ini anak dapat

mengahadapi dan menyelesaikan tugas yang pada akhirnya dapat

menghasilkan sesuatu yang berarti bagi dirinya.Anak siap untuk

meninggalkan rumah dalam waktu yang terbatas untuk mencari

ilmu/melanjutkan sekolahnya. Melalui proses pendidikan inilah anak

akan belajar bersaing yang bersifat kompetitif.


30

Dalam diri anak juga harus bersifat kooperatif dengan oranglain,

saling memberi dan menerima pendapat, setia kawan dan mematuhi

peraturan-peraturan yang berlaku (Riyadi, 2009). Teori Erikson (dalam

Muscari, 2012) menyatakan krisis psikososial yang dihadapi pada anak

usia (6-12 tahun) sebagai industry vs inferiority, yaitu hubungan anak

dengan orang terdekat meluas hingga mencakup teman sekolah dan

guru, dimana hubungan sosial menjadi sumber pendukung penting bagi

anak. Anak usia sekolah secara normal telah menguasai tiga tugas

pokok perkembangan pertama (kepercayaan, otonomi, dan inisiatif).

Pada anak usia sekolah terikat dengan tugas dan aktifitas yang

dapat ia selesaikan, anak juga mempelajari kerjasama untuk mencapai

tujuan, kompetensi dan peraturan yang berlaku. Jika suatu keinginan

untuk pencapaian maka akan berkembang perasaan industry pada anak

dan perasaan inferioritas dapat tumbuh jika harapan yang tidak realistis

atau Universitas Sumatera Utara perasaan gagal dalam memenuhi

standar yang ditetapkan pada anak, ketika anak merasa tidak adekuat

maka percaya dirinya akan menurun. Anak-anak yang berhasil melalui

tahap sebelumnya akan menjadi anak yang memiliki rasa percaya, rasa

aman yang tinggi dan memiliki inisiatif tinggi. Anak seperti itu akan

lebih mudah untuk mengembangkan perasaan mampu. Sementara itu,

anak-anak yang pemalu dan penuh rasa bersalah akan

menegembangkan perasaan inferior atau kurang berharga dibandingkan

dengan orang sekitarnya (Nuryanti, 2018).


31

2.2.4. Indikator Perkembangan Psikososial Anak usia sekolah

Muscari (2015) Mengembangkan indicator perkembangan

psikososial anak sekolah melalui teori erikson, mengatakan ada

beberapa hal perkembangan psikososial anak usia sekolah (6-12 tahun)

yang dapat dilihat dari beberapa aspek, yaitu :

1. Rasa Takut dan Stressor

Perasaan takut yang terjadi sejak masa kanak-kanak dapat

terselesaikan atau berkurang, namun anak dapat menyembunyikan

rasa takutnya untuk menghindari dikatakan sebagai

“pengecut”.Rasa takut terjadi bila anak gagal disekolah, adanya

gertakan, dan guru yang mengintimidasi. Stressor yang sering

terjadi untuk anak usia sekolah yang lebih kecil yaitu

dipermalukan, membuat keputusan, membutuhkan surat

izin/persetujuan dan kemandirian. Sedangkan stressor untuk anak

usia sekolah yang lebih besar yaitu kematangan seksual, rasa malu,

kesehatan, kompetisi, tekanan dari teman sebaya dan ada keinginan

untuk menggunakan obat-obatan.

Orangtua dan pemberi asuhan lainnya dapat membantu

mengurangi rasa takut anak dengan Universitas Sumatera Utara

berkomunikasi secara empati dan perhatian tanpa menjadi

overprotektif.Jadi, anak merasa bahwa orang-orang mendengarkan

dan memahami perkataan mereka.


32

2. Sosialisasi

Masa usia sekolah merupakan periode perubahan dinamis

dan kematangan seiring dengan peningkatan keterlibatan anak

dalam aktivitas yang lebih kompleks, membuat keputusan dan

kegiatan yang memiliki tujuan. Anak usia sekolah belajar lebih

banyak mengenai tubuhnya dan perkembangan sosial berpusat pada

tubuh dan kemampuannya.

3. Bermain dan Mainan

Pada anak usia sekolah bermain menjadi lebih kompetitif

dan kompleks. Biasanya karakteristik kegiatan anak meliputi tim

olahraga, klub rahasia, aktivitas geng, membaca, dan mengagumi

pahlawan tertentu. Peraturan dan permainan merupakan hal penting

dalam bermain dan permainan yang meningkatkan pertumbuhan

dan perkembangan anak, seperti halnya video game pemantauan

orangtua terhadap isi permainan sangat dibutuhkan untuk

menghindari pajanan terhadap perilaku kekerasan dan seksual yang

tidak dikehendaki.

4. Kedisiplinan

Anak usia sekolah mulai menginternalisasikan

pengendalian diri dan membutuhkan pengarahan dari luar. Mereka

melakukannya walaupun membutuhkan orangtua atau orang

dewasa lain yang mempercayai untuk menjawab pertanyaan dan

memberikan bimbingan untuk membuat keputusan.Tanggung

jawab pekerjaan rumah membantu anak usia sekolah merasa bahwa


33

mereka merupakan bagian penting keluarga dan meningkatkan rasa

pencapaian terhadap prestasi mereka. Ketika mendisiplinkan anak

usia sekolah, maka orangtua dan pemberi asuhan lainnya harus

menyusun batasan yang konkret dan beralasan (memberikan

penjelasan yang meyakinkan) serta mempertahankan peraturan

sampai batas minimal. Seperti halnya, izin mingguan diatur sesuai

dengan kebutuhan dan tugas anak, membantu dalam mengajarkan

keterampilan, nilai dan rasa tanggungjawab.

5. Keterampilan

Anak usia sekolah Ada sejumlah perbedaan dalam

keterampilan, tetapi pada umumnya anak usia sekolah belajar

keterampilan umum tertentu meskipun saat mempelajarinya

berbeda dan kecakapan mempelajarinya juga bebeda. Adapun

kategori keterampilan pada anak usia sekolah, yaitu keterampilan

menolong diri sendiri dimana anak yang lebih besar harus dapat

makan, berpakaian, mandi, dan berdandan sendiri hampir secepat

dan semahir orang dewasa dan keterampilan tidak memerlukan

perhatian sadar yang penting pada awal masa anak sekolah.

Keterampilan menolong oranglain untuk keterampilan

menurut kategori ini berhubungan dengan menolong oranglain.

Perilaku yang seharusnya telah dimiliki oleh anak-anak menjelang

dewasa, menolong orang tanpa harus disuruh dan memiliki inisiatif

sendiri dalam melakukan sesuatu.Keterampilan sekolah dimana

anak mengembangkan berbagai keterampilan yang diperlukan


34

untuk menulis, menggambar, menari, mewarnai, dan membuat

pekerjaan tangan lainnya.

2.3 Hubungan Perkembangan Psikososial dengan Prestasi Belajar Anak

Usia Sekolah

Perkembangan psikososial yang normal yaitu anak memiliki

personality yang baik, memiliki keberanian, kooperatif, mampumenerima

pendapat dan kepercayaan padadiri sendiri dan orang lain. Sebaliknya

jikaanak memiliki perkembangan psikososialyang kurang baik atau

meyimpang, anakakan memiliki sifat negatif seperti tidakpercaya

diri, mengasingkan diri dan merasarendah diri (Riyadi, 2009). Faktor

yang dapatmempengaruhi perkembangan psikososial antara lain stimulasi,

komunikasi ibu dan anak, status kesehatan, lingkungan dan kelompok

teman sebaya (Soetjiningsih, 2014).

Erikson (1968 dalam Wong, 2008) mengatakan bahwa anak usia

sekolah (6-12tahun) berada dalam industry vs inferiordimana perkembangan

psikososial anak akanmampu menghasilkan keterampilan atau karya,

berinteraksi dan berprestasi. Prestasidiartikan sebagai suatu tingkatan

keberhasilan belajar. Prestasi ini diperolehdengan mengevaluasi hasil

belajar siswa. Prestasi belajar adalah penguasaanpengetahuan dan

keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnyaditujukan

dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru. Prestasi belajar siswa

bukan karena kecerdasan siswa saja, akan tetapi ada faktorlain yang

dapat mempengaruhi prestasibelajar tersebut.


35

Menurut Syah (2011) menyatakan bahwa secara global

faktor-faktor yang mempegaruhi prestasi belajar dibedakan menjadi

tiga macam, yakni: faktorinternal (faktor fisiologis, faktor psikologis),

faktor eksternal (faktor keluarga, lingkungan,masyarakat), dan faktor

pendekatan belajar. Hal tersebut sama dengan penelitian yang dilakukan

oleh Lovena (2013), konteks dalam belajar dapat dipengaruhi

oleh lingkunga, sekolah, keluarga dan teman sebaya.

Penelitian Hidayat (2012), bahwaperkembangan anak usia sekolah

ditunjukkandengan sikap yang selalu berusaha danmengedepankan

keinginannya dalammencapai prestasinya, sehinggaanak rajinmelakukan

sesuatu, misalnya bertanya kepada guru terkait pelajara yang tidak

dipahami, mendengarkan dengan baik ketikaguru menjelaskan dan

merasa gagal jika nilaiujiannya jelek. Akan tetapi apabila harapan anak

tidak tercapai, anak akan merasa rendah diri.

Sejalan dengan Penelitian Slameto (2015), yang menyatakan

bahwa dalam proses belajar, guru memiliki peran pentinguntuk

mendorong siswa, membimbing, danmemberikan fasilitas pembelajaran

untukmenjadikan kegiatan belajar mengajar yangefisien, yang hasilnya

dapat dilihat darievaluasi akhir prestasi belajar siswa yangoptimal.


36

2.3 Sintesa Penelitian

Tabel 2.1 Tabel Sintesa Penelitian

No Penelitian Tahun Judul Penelitian Metode Hasil


Publikasi Penelitian
1. Ulfah Ainul 2019 Hubungan Cross Analisis
Khasanah perkembangan sectional penelitian ini
psikososial menggunakan
dengan prestasi Kendall Tau b
belajar anak usia yang dilakukan
sekolah selama 5 hari di
SD N 01
Patukangan
Kendal. Hasil
penelitian
menunjukkan
Tidak ada
hubungan antara
perkembangan
psikososial
dengan prestasi
belajar anak usia
sekolah di SD N
01 Patukangan
Kendal dengan
hasil = 0,600 >
0,05.
2. Lintang 2020 Dampak Kualitatif Berdasarkan
Tunjung Pandemi Covid- penelitian ini,
Sekar Jati 19 Terhadap dapat dilihat
Perkembangan bahwa
Anak Sekolah perkembangan
Dasar anak menjadi
terhambat karena
disebabkan oleh
beberapa hal
diantaranya
adalah dalam
kegiatan
pembelajaran,
kompetensi dasar
tidak diharuskan
untuk dicapai oleh
para siswa; siswa
menjadi kurang
jelas terhadap
pemahaman
materi karena
guru tidak
menyampaikanny
a secara langsung;
tidak adanya
kegiatan tatap
muka;
dibatalkannya
37

beberapa kegiatan
sekolah sehingga
mengakibatkan
semangat anak
dalam belajar
menurun; dan
anak kurang
bersosial dengan
teman-teman
sebayanya.
3. Latifah 2021 Pengaruh Cross Analisis data
Perkembanga sectional menggunakan
n Psikososial analisis regresi.
Terhadap Hasil penelitian
Hasil Belajar menunjukan
PPKn Siswa bahwa respon
Kelas IV siswa terhadap
MIN Kota perkembangan
Cirebon psikososial adalah
59%, skor
tersebut tergolong
cukup kuat yang
berada di antara
41% - 60%.
Sedangkan hasil
belajar PPKn
diperoleh nilai
rata-rata sebesar
62,5. Berdasarkan
hasil uji regresi
diperoleh
thitung sebesar
11,029 lebih besar
dari ttabel sebesar
2,10982 maka
H0 ditolak, artinya
bahwa ada
pengaruh
perkembangan
psikososial
terhadap hasil
belajar PPKn.
Besar
pengaruhnya
adalah 87,1%
hasil belajar
PPKn dipengaruhi
oleh
perkembangan
psikososial
sedangkan sisanya
12,9%
dipengaruhi oleh
faktor lain.
38

BAB III
KERANGKA KARANGAN KONSEPTUAL

3.1 Kerangka Konseptual Penelitian

Kerangka konseptual penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan

antara konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian-

penelitian yang akan dilakukan (Notoadmodjo, 2012).


Dampak Pembelajaran
Daring pada pandemi
covid-19

Pembelajaran pada
masa pandemic covid-
19 dapat
mempengaruhi:
1.Sikap anak
2.Minat belajar
kurang Penurunan Prestasi
3.Bakat berkurang Belajar Siswa
Indikator
4.Motivasi belajar
Perkembangan
menurun
Psikososial:
5.Perkembangan
1. Rasa Takut dan
Psikososial 1. Naik: 80-85
Stressor
menurun 2. Tetap: 70-79
2. Sosialisasi
3. Turun: < 70
3. Bermain dan
Mainan
4. Kedisiplinan
5. Keterampilan 1. Baik
2. Cukup
3. Kurang

Bagan 2.1 Kerangka Konsep Hubungan Perkembangan Psikososial dengan


Prestasi Belajar Anak Usia Sekolah di Masa Pandemi di SDN 5
DASRI Tahun 2021

```````
Keterangan
: Tidak Diteliti : Diteliti

38
39

3.2 Hipotesis Penelitian

Hipotesis (atau ada pula yang menyebutnya dengan istilah

hipotesa) dapat diartikan secara sederhana sebagai dugaan sementara.

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

Ha1 : Ada Hubungan Perkembangan Psikososial dengan Prestasi Belajar

Anak Usia Sekolah di Masa Pandemi di SDN 5 DASRI Tahun 2021.

Ho1: Tidak Ada Hubungan Perkembangan Psikososial dengan Prestasi

Belajar Anak Usia Sekolah di Masa Pandemi di SDN 5 DASRI Tahun

2021.
40

BAB IV
METODE PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain penelitian deskripsi

korelasi menggunakan pendekatan cross-sectional.yaitu penelitian yang

dilakukan dengan tujuan utama membuat gambaran atau deskripsi tentang

suatu keadaan secara objektif. Penelitian dilakukan dengan menempuh

langkah-langkah pengumpulan data, klasifikasi, pengolahan dan analisis data,

serta membuat kesimpulan dan laporan (Notoadmojo, 2012).

4.2 Perencanaan Populasi dan Sampel

4.2.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian, apabila seseorang

ingin meneliti semua elemen yag ada dalam wilayah penelitian, maka

penelitiannya merupakan penelitian populasi (Arikunto, 2011). Populasi

dalam penelitian ini Seluruh anak kelas 3-6 di SD Negeri 5 DARSI

sebanyak 84 orang.

4.2.2 Sampel

Sampel adalah sebagian dari keseluruhan objek yang diteliti dan

dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2010). Adapun metode

statistic yang digunakan untuk menentukan besar sampel yaitu

berdasarkan rumus:

n=
41

40
Keterangan :

n = jumlah populasi

N= Populasi

d=0,1 ( kesalahan yang ditoleransi)

Cara perhitungan sampel :

Jadi sampel penelitian adalah 46 orang

Berikut ini adalah teknik penarikan sampel dengan Proportionate


Stratified Random Sampling :

N= x jumlah sampel
Tabel 4.I : Tabel Perhitungan Sa

No Kelas ∑ siswa Populasi Sampel


1 3 20 n= 20 X 46 10
84
2 4 22 n= 22 X 46 14
84
3 5 21 n= 21 X 46 11
84
4 6 21 n= 21 X 46 11
84
Jumlah sampel 46
Jumlah sampel yang didapat sebanyak 46 orang.
42

Jadi sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 46 orang

anak kelas 3-6 di SD Negeri 5 DARSI menggunakan tekhnik

Proportionate Stratified Random Sampling. Sampel yang diambil dalam

penelitian ini adalah anak kelas 3-6 di SD Negeri 5 DARSI yang sesuai

dengan kriteria inklusi dan ekslusi yaitu:

1. Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian mewakili

sampel penelitian yang memenuhi syarat sebagai sampel. Kriteria

inklusi dalam penelitian ini meliputi:

a. Anak kelas 3-6 di SD Negeri 5 DARSI.

b. Mampu berkomunikasi dengan baik.

c. Bersedia menjadi responden

d. Mampu membaca dan menulis

2. Kriteria Eksklusi dalam penelitian yang tidak mewakili sampel karena

tidak memenuhi syarat sebagai sampel penelitian, seperti halnya adanya

hambatan etis, seperti anak sakit atau izin saat penelitian dilakukan.

4.2.3 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel dengan metode Proportionate

Stratified Random Sampling.


43

4.3 Kerangka Kerja

Populasi: Seluruh anak kelas 3-6 di SD Negeri 5 DARSI


sebanyak 84 orang

Teknik pengambilan sampel


Proportionate Stratified
Random Sampling
Sampel: Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah anak kelas 3-6 di SD
Negeri 5 DARSI yang sesuai dengan kriteria inklusi dan ekslusi berjumlah 46
orang

Jenis Penelitian: Penelitian kuantitatif dengan desain penelitian cross


sectional

Pemberian lembar informed consent pada responden sesuai kriterian


inklusi penelitian

Pengumpulan data menggunakan kuisioner penelitian perkembangan


psikososial dengan prestasi siswa

Pengolahan dan analisa data: Coding, scoring, tabulating, dengan


menggunakan uji Rank Spearman menggunakan SPSS

Hasil Penelitian

Laporan Penelitian

Gambar 4.1 Kerangka Kerja Hubungan Perkembangan Psikososial dengan


Prestasi Belajar Anak Usia Sekolah di Masa Pandemi di SDN 5
DASRI Tahun 2021.
44

4.4 Variabel Penelitian dan definisi Operasional

4.4.1Variabel Penelitian

1.4.1.1 Variabel Independen

Variabel independen atau variabel bebas atau variabel

eksogen merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang

menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen.

Variabel independen dalam penelitian ini adalah perkembangan

psikososial anak usia sekolah.

1.4.1.2 Variabel Dependen

Variabel dependen atau variabel terikat merupakan

variabel yang dipengaruhi atau akibat, karna adanya variabel

bebas. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah prestasi

belajar siswa.

4.5 Definisi Operasional

Menurut Notoadmodjo (2012) definisi operasional merupakan

batasan variabel-variabel penelitian yang diamati dan bermanfaat untuk

mengarahkan pada pengukuran atau pengamatan terhadap variable yang

bersangkutan, serta pengembangan instrument alat ukur. Beberapa definisi

operasional variabel dalam penelitian ini memiliki batasan sebagai berikut:

Defenisi Indikator Skala


No Variabel Alat Ukur Skor
Operasional ukur
1 Independent: Indikator
Perkembang Perkembangan perkembangan Kuesioner Ordinal Hasil ukur:
an psikososial anak psikososial anak Perkembangan 1. Baik dengan
Psikososial yang berhubungan usia sekolah: Psikososial skor 21-30,
dengan perubahan 1. Rasa Takut Anak Sekolah 2. Cukup dengan
emosi, hubjngan dan Stressor skor 11-20,
sosial dan 2. Sosialisasi 3. Kurang
kepribadian usia 3. Bermain dan dengan skor
sekolah yang Mainan 1-10
45

pencapaian 4. Kedisiplinan
kemampuan 5. Keterampilan
mengembangkan Sumber: Muscari,
psikososialnya, 2015
diukur
menggunakan
kuisioner
2 Dependent: Ordinal Nilai Rata-rata
Indikator prestasi Lembar raport kelas 3-6
Prestasi Kemampuan anak dilihat dari observasi 1. Naik: 80-85
Anak Usia nyata anak dalam nilai-rata hasil 2. Tetap: 70-79
Sekolah belajar sebagai ujian akhir 3. Turun: < 70
hasil usaha dari semester terkahir
kegiatan tertentu anak
dan dapat diukur
hasilnya pada
raport akhir
semester.

4.5 Alat dan Bahan Penelitian

Alat dan bahan penelitian menggunakan lembar informed consent

sebagai lembar persetujuan sebagai respoden, kemudian menggunakan

lembar kuisioner penelitian untuk mengukur tentang perkembangan

psikosial anak, dan prestasi anak usia sekolah.

4.6 Instrument Penelitian

4.6.1 Perkembangan Psikososial anak usia sekolah

Kuesioner ini dibuat oleh peneliti berdasarkan tinjauan pustaka

yang menggambarkan perkembangan psikososial anak. Kuesioner ini

terdiri dari 30 item pernyataan, 15 item pernyataan positif yaitu nomor

2,4,7,8,9,10,11,19,21,22,23,25,26,27,28 dan 15 pernyataan negatif yaitu

nomor 1,3,5,6,12,13,14,15,16,17,18,20,24,29,30. Pilihan jawaban pada

kuesioner ini menggunakan skala Guttman, yang terdiri dari dua penilaian

Ya/Tidak. Nilai untuk pernyataan positif Ya=1, Tidak=0, sedangkan nilai

untuk pernyataan negatif Ya=0, Tidak =1. Penilaian total adalah baik

dengan skor 21-30, cukup dengan skor 11-20, kurang dengan skor 1-10.
46

Setiadi (2013) menyatakan bahwa validitas adalah apa yang

seharusnya diukur, sebuah instrumen dikatakan valid apabila instrumen itu

mampu mengukur sesuatu yang seharusnya diukur menurut situasi dan

kondisi tertentu. Uji validitas yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

instrumen dibuat dengan mengacu pada isi yang sesuai dengan variabel

yang diteliti. Kuesioner mengenai perkembangan psikososial anak ini telah

dilakukan uji validitas dan dinyatakan valid dengan nilai 1.

Uji reliabilitas dilakukan kepada 30 orang responden di SDN

060891 Kecamatan Medan Baru Kota Medan.Karena sekolah tersebut

memiliki karakteristik siswa yang sama dengan siswa di SDN 060922

Kelurahan Tanjung Rejo Kecamatan Medan Sunggal. Uji reliabilitas

dilakukan secara komputerisasi dengan menggunakan K-R 21 (Kuder dan

Richardson).Dan telah dilakukannya pada tanggal 29 April 2017.

Didapatkan hasil dari reliabilitas pada siswa di SDN 060891 Kecamatan

Medan Baru Kota Medan adalah 0,789. Menurut Arikunto (2010) suatu

instrumen dikatakan reliabel jika memiliki koefisien sebesar 0,7 atau lebih

sehingga dapat di simpulkan bahwa kuesioner perkembangan psikososial

anak usia sekolah yang digunakan dalam penelitian ini adalah reliabel.

4.7 Lokasi da Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini rencaanya akan dilakukan di SD Negeri 5 Darsi

Banyuwangi, sedangkan waktu penelitian ini rencananya akan dilakukan pada

bulan November 2021.


47

4.8 Prosedur Pengambilan atau Pengumpulan data

Langkah-langkah dalam pengambilan dan pengumpulan data penelitian

adalah :

1. Lembar Informad Consent

Lembar persetujuan responden yang dibagikan kepada rensponden

sebelum penelitian dilakukan dengan cara peneliti menjelaskan manfaat,

tujuan penelitian, serta menegaskan bahwa penelitian ini tidak merugikan

atau berdampak negative bagi pasien.

2. Lembar Kuisoner

Membagikan lembar kuisioner penelitian kepada responden, sesuai dengan

apa yang dialami dan dirasakan oleh pasien.

3. Editing (Edit)

Langkah ini dilakukan peneliti untuk memeriksa kembali kelengkapan

data dan memperbaiki data yang salah.

4. Coding (Kode)

Coding adalah memberikan kode pada data yang diperoleh agar lebih

mudah dan sederhana, untuk variable perkembangan psikososial

menggunakan skala Guttman, yang terdiri dari dua penilaian Ya/Tidak,

nilai untuk pernyataan positif Ya=1, Tidak=0, untuk pernyataan negatif

Ya=0, Tidak =1, jawaban responden kemudian dijumlahkan dan di

kategorikan berdasarkan koding 1=Baik dengan skor 21-30, 2=cukup

dengan skor 11-20, 3=kurang dengan skor 1-10, sedangkan untuk variabel

prestasi anak sekolah 1= Naik: 91-100, 2= Tetap: 81-90, 3=Turun: 76-80.


48

5. Entry (Memasukkan data)

Data yang telah dikelompokkan kemudian dimasukan dan diolah dengan

menggunakan computer, sesuai dengan koding yang sudah di tentukan

koding Baik dengan skor 21-30, cukup dengan skor 11-20, kurang dengan

skor 1-10. sedangkan untuk variabel prestasi anak sekolah Naik : 80-85

Tetap: 70-79 Turun: < 70.

6. Cleaning (Membersihkan data)

Pembersihan data dilakukan untuk mengoreksi jika ada kesalahan pada

entry data sehingga dapat diperbaiki.

4.9 Analisa Data

4.9.1 Analisa univariat

Dalam penelitian ini digunakan analisa univariat yaitu seluruh

variabel (Perkembangan Psikososial dengan prestasi belajar) yang akan

digunnakan dalam analisa ditampilkan dalam distribusi frekuensi dihitung

menggunakan rumus:

Keterangan :

P : jumlah

F : jumlah frekwensi untuk setiap alternative jawaban

N : jumlah objek penelitian (Arikunto, 2011).

Kemudian hasil di atas, proporsi yang di dapat dalam bentuk persentase

0% = Tidak satupun dari responden

1-25% = Sebagian kecil dari responden


49

26-49% = Hampir sebagian responden

50% = Setengah dari responden

51-75% = Sebagian besar dari responden

76-99% = Hampir semua responden

100% = Seluruh responden.

4.9.2 Analisa Bivariat

Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara

variabel independen (perkembangan psikososial) dengan variabel

dependen (prestasi belajar) dengan menggunakan uji statistik Rank

Spearman, ada atau tidaknya hubungan yang dilihat dari hasil analisis

(Nilai X² dan ρ - value), dengan menggunakan komputer program SPSS

dengan tingkat kepercayaan 95%.

a) Jika hasil uji hipotesis ρ ≤ α (0,05), maka Ha diterima, berarti Ada

Hubungan Perkembangan Psikososial dengan Prestasi Belajar Anak

Usia Sekolah di Masa Pandemi di SDN 5 DASRI.

b) Jika hasil uji hipotesis ρ > α (0,05), maka Ha ditolak, berarti Tidak

Hubungan Perkembangan Psikososial dengan Prestasi Belajar Anak

Usia Sekolah di Masa Pandemi di SDN 5 DASRI.

c) Tabel 4.1 Korelasi Rank Spearman


Nilai Makna
0,00 – 0,19 Sangat Lemah
0,20 – 0,39 Lemah
0,40 – 0,59 Sedang
0,60 – 0,79 Kuat
0,80 – 1,00 Sangat kuat
50

4.10 Etika Penelitian

Pada penelitian ini peneliti telah mendapatkan rekomendasi dari

Prodi Ilmu Keperawatan jenjang (S-I), izin pengambilan data awal

peneltian dan telah mendapatkan izin dari SD Negeri 5 DASRI dalam hal

pengambilan data awal penelitian, maka dilakukan prapenelitian dengan

langkah-langkah sebagai berikut :

1. Lembar Persetujuan Responden

Lembaran persetujuan diberikan kepala subjek yang akan

diteliti, peneliti menjelaskan maksud dan tujuan riset yang akan

dilakukan serta dampak yang mungkin akan terjadi selama sesudah

pengumpulan data, jika subjek penelitian bersedia diteliti, maka

mereka harus menandatangani lembar persetujuan tersebut, tetapi jika

menolak untuk diteliti, maka peneliti tidak akan memaksakan dan

tetap menghormati hak-haknya.

2. Anonymity (tanpa nama)

Untuk menjaga kerahasian subjek penelitian maka peneliti

tidak mencantumkan namanya pada lembar pengumpulan data, cukup

dengan memberikan nomor kode masing-masing lembar tersebut.

3. Confidentiality (kerahasian)

Kerahasian informasi subjek penelitian dijamin peneliti hanya

kelompok data tertentu saja yang akan disajikan atau dilaporkan

sebagai hasil riset.


51

4.11 Keterbatasan Penelitian

Berdasarkan pada pengalaman langsung peneliti dalam proses

penelitian ini, ada beberapa keterbatasan yang dialami dan dapat menjadi

beberapa faktor yang agar dapat untuk lebih diperhatikan bagi peneliti-peneliti

yang akan datang dalam lebih menyempurnakan penelitiannya karna penelitian

ini sendiri tentu memiliki kekurangan yang perlu terus diperbaiki dalam

penelitian-penelitian kedepannya. Beberapa keterbatasan dalam penelitian

tersebut, antara lain :

1. Objek penelitian hanya di fokuskan pada faktor Perkembangan Psikososial

dengan Prestasi Belajar Anak masih banyak faktor lain yang dapat diteliti

seperti faktor pola asuh ibu, dukungan orang tua, kecemasan anak, faktor

lingkungan.

2. Dalam proses pengambian data, informasi yang diberikan responden

melalui kuesioner terkadang tidak menunjukkan pendapat responden yang

sebenarnya, hal ini terjadi karena kadang perbedaan pemikiran, anggapan

dan pemahaman yang berbeda tiap responden, juga faktor lain seperti

faktor kejujuran dalam pengisian pendapat responden dalam kuesionernya.

apalagi responden dalam penelitian ini anak usia sekolah kelas 3-6 sekolah

dasar.
52

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Gambaran Lokasi Penelitian

Sekolah SDN 5 Dasri terletak di Desa Dasri Dusun Sumber Gayam

Kecamatan Tegalsari Banyuwangi dengan luas tanah 3M2 yang terakreditasi

B dengan menggunakan kurikulum 2013. Terdapat beberapa guru yang

mengajar dan pembelajaran dilakukan 6 hari. SDN 5 Dasri terdapat 6 kelas,

1 perpustakaan, dan ruang UKS.

5.1.2 Jalannya Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan perkembangan

psikososial dengan prestasi belajar anak usia sekolah di masa pandemi di

SDN 5 DASRI. Pelaksanaan penelitian ini dibagi menjadi 2 tahap, yaitu

tahap persiapan dan tahap pelaksanaan. Tahap persiapan ini meliputi

konsultasi dengan pembimbing, studi pustaka untuk menemukan masalah

penelitian di lapangan, melakukan survei awal terhadap lokasi penelitian,

mengumpulkan data yang diperoleh selama survei awal, merumuskan

masalah yang ditemukan di tempat penelitian, menyiapkan instrumen

penelitian dan mengurus surat izin penelitian dari Stikes Banyuwangi yang

diberikan ke SDN 5 DASRI 14 Desember s.d 30 Desember 2021.

Peneliti menggunakan lembar kuisioner, dengan jumlah sampel

sebanyak jumlah responden sebanyak 46 orang siswa/I kelas 3-6 dengan

menggunakan tekhnik Proportionate Stratified Random Sampling, sesuai

51
53

dengan kriteria inklusi dan ekslusi peneliti. Selanjutnya dilakukan

pengolahan data, analisa data, penyajian data dan laporan hasil penelitian.

Dalam melakukan penelitian ini, ada beberapa hambatan antara lain dalam

melakukan pengisian kuesioner diperlukan waktu yang lebih karena

memerlukan ketelitian untuk menjawab pertanyaan yang ada dilembar

kuisioner tersebut, proses pengecekan untuk memastikan semua pertanyaan

telah di isi oleh responden.

Dalam penelitian ini jenis data yang digunakan adalah data primer

yang diperoleh dengan cara membagikan kuesioner kepada responden

siswa/I kelas 3-6 yang diacak sesuai dengan kebutuhan peneliti . Data

yang diperoleh, diolah dan dianalisis dengan menggunakan analisis

univariat untuk mengetahui gambaran distribusi frekuensi dan analisis

bivariat untuk melihat hubungan antara dua variabel menggunakan Rank

Spearman.

5.1.3 Analisis Univariat

Analisis Univariat bertujuan untuk mengetahui gambaran variabel

indenpenden yaitu perkembangan psikososial sedangkan variabel dependen

prestasi belajar anak usia sekolah. Sehingga analisis univariat ini untuk

mengetahui gambaran perkembangan psikososial dengan prestasi belajar

anak usia sekolah di masa pandemi di SDN 5 DASRI. Hasil Analisis

Univariat terlihat pada tabel dibawah ini:


54

a. Data Umum

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Anak Usia Sekolah Di


Masa Pandemi Di SDN 5 DASRI
No Jenis Kelamin Frekuensi (f) Persentase (%)
1 Laki-laki 22 47,8
2 Perempuan 24 52,2
Total 46 100
Dari tabel 5.1 di atas dapat diketahui bahwa dari 46 sebagian

besar responden 24 (52,2%) dengan jenis kelamin perempuan.

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Umur Anak Usia Sekolah Di Masa


Pandemi Di SDN 5 DASRI
No Karateristik Umur Frekuensi (f) Persentase (%)
1 9 tahun 9 19,5
2 10 Tahun 7 15,2
3 11 tahun 8 17,3
4 12 tahun 12 26,1
5 13Tahun 10 21,9
Total 46 100
Dari tabel 5.2 di atas dapat diketahui bahwa dari 46 hampir

sebagian besar responden 12 (26,1%) dengan usia 12 tahun.

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Pendidikan orang tua pada Anak Usia
Sekolah Di Masa Pandemi Di SDN 5 DASRI
No Karateristik Frekuensi (f) Persentase (%)
1 SMP 10 21,9
2 SMA 22 47,8
3 Perguruan Tinggi 14 30,3
Total 46 100

Dari tabel 5.3 di atas dapat diketahui bahwa dari 46 responden hampir

sebagian besar responden 22 (47,8%) dengan tingkat pendidikan orang tua

SMA.

.
55

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Pekerjaan Orang Tua pada Anak Usia
Sekolah Di Masa Pandemi Di SDN 5 DASRI
No Pekerjaan Frekuensi (f) Persentase (%)
1 Wiraswasta 4 8,6
2 Karyawan Swasta 17 36,9
3 PNS 12 26,1
4 Petani 13 28,4
Total 46 100
Berdasarkan tabel 5.4 di atas dapat diketahui bahwa sebagian

besar responden 17 (36,9%) dengan pekerjaan orang tua karyawan

swasta.

b. Kualitas Pelayanan

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Perkembangan Psikososial Anak Usia


Sekolah Di Masa Pandemi Di SDN 5 DASRI
Perkembangan Frekuensi (f) Persentase (%)
Psikososial
Kurang 17 37.0
Cukup 13 28.3
Baik 16 34.8
Total 46 100.0
Dari tabel 5.1 di atas dapat diketahui bahwa dari 46 responden

yang dijadikan sampel, hampir sebagian besar responden 17 (37,0%)

dengan perkembangan psikososial kurang.

c. Prestasi Belajar Anak

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Anak Usia


Sekolah Di Masa Pandemi Di SDN 5 DASRI
Prestasi Belajar Frekuensi (f) Persentase (%)
Turun 24 52.2
Tetap 13 28.3
Naik 9 19.6
Total 46 100.0

Dari tabel 5.2 di atas dapat diketahui bahwa dari 46 responden

yang dijadikan sampel, hampir sebagian besar responden 24 (52,2%)

dengan prestasi belajar menurun.


56

5.1.4 Analisis Bivariat

Analisis Bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan

perkembangan psikososial dengan prestasi belajar anak usia sekolah di masa

pandemi di SDN 5 DASRI Tahun 2021 dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

a. Hubungan Perkembangan Psikososial dengan Prestasi Belajar Anak Usia

Sekolah di Masa Pandemi di SDN 5 DASRI Tahun 2021

Tabel 5.3 Hubungan Perkembangan Psikososial dengan


Prestasi Belajar Anak Usia Sekolah di Masa
Pandemi di SDN 5 DASRI Tahun 2021.
Correlations
Prestasi perkembanga
anak usia n psikososial
sekolah
Spearm Prestasi anak Correlation 1.000 .519**
an's rho usia sekolah Coefficient
Sig. (2-tailed) . .000
N 46 46
perkembanga Correlation .519** 1.000
n psikososial Coefficient
Sig. (2-tailed) .000 .
N 46 46
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Berdasarkan hasil penghitungan menggunakan uji rank spearman

didapat nilai p-value = 0,000 ≤ α 0,05 berarti signifikan maka Ho ditolak

dan Ha diterima, yang menunjukan ada hubungan perkembangan

psikososial dengan prestasi belajar anak usia sekolah di masa pandemi di

SDN 5 DASRI Tahun 2021.

Dari hasil keeratan kolerasi diperoleh hasil (r=0,519),dimana

angka tersebut berada pada kolerasi (0,40-0,59) berdasarkan (Priyatno

Duwi, 2010), bahwa tingkat hubungan atara dua variabel korelasinya

cukup. Dilihat dari keeratan kolerasi tersebut dapat diketahui bahwa


57

perkembangan psikososial dengan prestasi belajar anak usia sekolah di

masa pandemi di SDN 5 DASRI memiliki keeratan yang sedang.

5.2 Pembahasan

5.2.1 Analisis Univariat

a. Gambaran Perkembangan Psikososial Anak Usia Sekolah Di Masa

Pandemi Di SDN 5 DASRI Tahun 2021.

Hasil penelitian diketahui bahwa dari 46 responden yang

dijadikan sampel, hampir sebagian besar responden 17 (37,0%) dengan

perkembangan psikososial kurang.

Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Khasanah (2019) bahwa

sebanyak 69,0% responden memiliki perkembangan psikososial normal

dan 31,0% responden memilikiperkembangan psikososial menyimpang.

Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa mayoritas siswa di SD N 1

Patukangan memiliki perkembangan psikososial yang normal.

Penelitian pendukung lainnya yang dilakukan oleh Keliat dkk,

(2015), bahwa anak usia sekolah yang memiliki perkembangan

psikososial yang normal, yaitu anak mampu bertanggung jawab dan

menyelesaikan tugas yang diberikan (disekolah maupun dirumah),

memiliki rasa bersaing (Kompetitif), memiliki hoby, menggambar,

membaca buku bercerita, bersepeda Serta suka berkelompok dan

memiliki sahabat. Perkembangan psikososial merupakan perubahan dan

kestabilitas dalam emosi, kepribadian danhubungan sosial yang dapat

berpengaruh terhadap fugsi kognitif dan fisik pada anak usia sekolah.

Anak usia sekolah (6-12 tahun) berada dalam industry vs inferior dimana
58

perkembangan psikososial akan mampu menghasilkan keterampilan atau

karya, berinteraksi dan berprestasi (Khasanah, 2019).

Perkembangan psikologi manusia dipengaruhi salah satunya oleh

interaksi sosial. Keluarga sangat berperan penting dalam perkembangan

psikososial anak. Salah satu aspek penting dalam hubungan orang tua dan

anak adalah pola asuh. Perkembangan moral seorang anak juga

dipengaruhi oleh lingkungan. Pertemanan mempunyai arti penting dalam

perkembangan sosial anak-anak. Jika anak tidak dapat beradaptasi

dengan baik dengan lingkungannya, anak akan membentuk perilaku yang

bermasalah dan proses belajarnya akan terganggu. Bimbingan konseling

merupakan salah satu penuntun bagi seseorang yang memiliki tekanan

psikis (Riendravi, 2017).

Hasil penelitian didapatan hampir sebagian besar responden 17

(37,0%) dengan perkembangan psikososial kurang, hal ini dapat

disebabkan karena rata-rata responden dengan rentang usia 9-12 tahun

dimana pada masa tersebut secara teori merupakan rentang usia dalam

proses perkembangan psikososial selain itu didominasi oleh jenis

kelamin perempuan dimana berdasarkan hasil penelitian anak perempuan

mengalami perkembangan psikososial yang lebih lambat dibandingkan

anak laki-laki. Selain itu bahwa Pada hasil penyebaran kuisioner pada

perkembangan psikososial dapat dilihat bahwa mayoritas sebagian besar

responden mengalami hambatan perkembangan social selama pandemic

Covid-19 ini kurang berkomunikasi dengan teman dan guru, kurang


59

percaya diri terhadap apa yang diiginkan, tidak mematuhi aturan dan

disiplin sekolah, suka mencontek dan kurang percaya diri. sehingga

peneliti berasumsi bahwa beberapa perilaku diatas yang menyebabkan

anak mengalami gangguan dalam perkembangan psikososial yang dalam

hal ini bukan hanya terkait pandemic covid-19 tapi juga peran pola asuh

keluarga sangat mempengaruhi.

b. Gambaran Prestasi Belajar Anak Usia Sekolah Di Masa Pandemi Di

SDN 5 DASRI Tahun 2021

Hasil penelitian diketahui bahwa dari 46 responden yang

dijadikan sampel, hampir sebagian besar responden 24 (52,2%) dengan

prestasi belajar menurun.

Hal ini didukung Oleh penelitian Khasanah (2019) dapat

diketahui bahwa Mayoritas anak usia sekolah di SD N 01 Patukangan

memiliki prestasi belajar yang cukup yaitu 66,0%, 32,0% memiliki

prestasi belajar yang baik, dan 2,0% memiliki prestasi belajar yang

kurang. Penelitian Hidayat (2012), bahwa perkembangan anak usia

sekolah ditunjukkan dengan sikap yang selalu berusaha dan

mengedepankan keinginannya dalam mencapai prestasinya, sehingga

anak rajin melakukan sesuatu, misalnya bertanya kepada guru terkait

pelajara yang tidak dipahami, mendengarkan dengan baik ketika guru

menjelaskan dan merasa gagal jika nilai ujiannya jelek. Akan tetapi

apabila harapan anak tidak tercapai, anak akan merasa rendah diri.

Sejalan dengan Penelitian Slameto (2010), yang menyatakan

bahwa dalam proses belajar, guru memiliki peran penting untuk


60

mendorong siswa, membimbing, dan memberikan fasilitas pembelajaran

untuk menjadikan kegiatan belajar mengajar yang efisien, yang hasilnya

dapat dilihat dari evaluasi akhir prestasi belajar siswa yang optimal. Hasil

Penelitian terhadap perkembangan psikososial anak usia sekolah di SD N

01 Patukangan terdapat 2 responden yang memiliki nilai prestasi kurang.

Sebanyak 62,0% siswa merasa takut dan berkeringat ketika disuruh

tampil di depan kelas, 54,0% siswa sering terlambat datang ke sekolah,

dan 48,0% siswa takut mengeluarkan pendapat jika ditertawakan oleh

teman-temannya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa perkembangan

psikososialnya menyimpang. Sedangkan siswa yang perkembangan

psikososialnya normal 49,0% siswa mampu berkomunikasi baik dengan

guru, 46,0% siswa tidak mencontek saat ujian karena percaya diri dan

50,0% siswa mematuhi peraturan dan disiplin.

Erikson (1968 dalam Wong, 2012) mengatakan bahwa anak

usia sekolah (6-12tahun) berada dalam industry vs inferior dimana

perkembangan psikososial anak akan mampu menghasilkan keterampilan

atau karya, berinteraksi dan berprestasi. Prestasi diartikan sebagai suatu

tingkatan keberhasilan belajar. Prestasi ini diperoleh dengan

mengevaluasi hasil belajar siswa. Prestasi belajar adalah penguasaan

pengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran,

lazimnya ditujukan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh

guru.Prestasi belajar siswa bukan karena kecerdasan siswa saja, akan

tetapi ada faktor lain yang dapat mempengaruhi prestasi belajar

tersebut.
61

Menurut Syah (2018) menyatakan bahwa secara global faktor-

faktor yang mempegaruhi prestasi belajar dibedakan menjadi tiga

macam, yakni: faktorinternal (faktor fisiologis, faktor psikologis),

faktor eksternal (faktor keluarga, lingkungan, masyarakat), dan faktor

pendekatan belajar. Hal tersebut sama dengan penelitian yang dilakukan

oleh Lovena (2017), konteks dalam belajar dapat dipengaruhi oleh

lingkunga, sekolah, keluarga dan teman sebaya.

Hasil penelitian didapatkan bahwa hampir sebagian besar

responden 24 (52,2%) dengan prestasi belajar menurun, peneliti beropini

bahwa hal ini dapat disebabkan oleh faktor usia dan jenis kelamin, karena

mayoritas anak dengan usia 9-13 tahun namun didominasi pada rentang

usia 9-11 tahun dimana tingkat pemahaman lebih sempurna jika

dilakukan secara langsung dan tatap muka dibandingkan online, selain itu

jenis kelamin berperan penting dalam penurunan prestasi belajar siswa,

sebagian besar dengan jenis kelamin perempuan dimana perempuan

memiliki tingkat pemahaman yang lambat dibandingkan laki-laki hal ini

dikarenakan laki-laki memiliki penampang otak yang lebih besar

disbanding perempuan. Berdasarkan hasil penelitian maka peneliti

berasumsi bahwa penurunan nilai rata-rata responden selama pandemi

covid-19 ini disebabkan oleh banyak faktor seperti pola asuh, perubahan

aktifitas, perubahan gaya hidup, faktor pandemi. evaluasi pembelajaran

ini, bertujuan untuk melihat apakah pembelajaran yang diberikan sudah

efektif untuk memperoleh hasil belajar itu sendiri.


62

5.2.2Analisis Bivariat

a. Hubungan Perkembangan Psikososial Dengan Prestasi Belajar Anak

Usia Sekolah Di Masa Pandemi Di SDN 5 DASRI Tahun 2021.

Hasil hasil penghitungan menggunakan uji rank spearman

didapat nilai p-value = 0,000 ≤ α 0,05 berarti signifikan maka Ho ditolak

dan Ha diterima, yang menunjukan ada hubungan perkembangan

psikososial dengan prestasi belajar anak usia sekolah di masa pandemi di

SDN 5 DASRI Tahun 2021.

Dari hasil keeratan kolerasi diperoleh hasil (r=0,519),dimana angka

tersebut berada pada kolerasi (0,40-0,59) berdasarkan (Priyatno Duwi,

2010), bahwa tingkat hubungan atara dua variabel korelasinya cukup.

Dilihat dari keeratan kolerasi tersebut dapat diketahui bahwa

perkembangan psikososial dengan prestasi belajar anak usia sekolah di

masa pandemi di SDN 5 DASRI memiliki keeratan yang sedang.

Perkembangan psikososial yang normal yaitu anak memiliki

personality yang baik, memiliki keberanian, kooperatif, mampumenerima

pendapat dan kepercayaan padadiri sendiri dan orang lain. Sebaliknya

jikaanak memiliki perkembangan psikososialyang kurang baik atau

meyimpang, anakakan memiliki sifat negatif seperti tidakpercaya

diri, mengasingkan diri dan merasarendah diri (Riyadi, 2009). Faktor

yang dapatmempengaruhi perkembangan psikososial antara lain stimulasi,

komunikasi ibu dan anak, status kesehatan, lingkungan dan kelompok

teman sebaya (Soetjiningsih, 2014).


63

Hal ini sejalan dengan penelitian Hidayat (2020),

bahwanperkembangan anak usia sekolah ditunjukkand engan sikap yang

selalu berusaha dan mengedepankan keinginannya dalam mencapai

prestasinya, sehingga anak rajin melakukan sesuatu, misalnya bertanya

kepada guru terkait pelajara yang tidak dipahami, mendengarkan dengan

baik ketikaguru menjelaskan dan merasa gagal jika nilai ujiannya jelek.

Akan tetapi apabila harapan anak tidak tercapai, anak akan merasa rendah

diri.

Sejalan dengan Penelitian Slameto (2015), yang menyatakan

bahwa dalam proses belajar, guru memiliki peran penting untuk

mendorong siswa, membimbing, dan memberikan fasilitas

pembelajaran untuk menjadikan kegiatan belajar mengajar yangefisien,

yang hasilnya dapat dilihat darievaluasi akhir prestasi belajar siswa

yang optimal.

Hubungan korelasi sedang pada penelitian ini hal ini dapat

disebabkan karena rata-rata responden dengan rentang usia 9-12 tahun

dimana pada masa tersebut secara teori merupakan rentang usia dalam

proses perkembangan psikososial selain itu didominasi oleh jenis

kelamin perempuan dimana berdasarkan hasil penelitian anak perempuan

mengalami perkembangan psikososial yang lebih lambat dibandingkan

anak laki-laki. Selain itu bahwa Pada hasil penyebaran kuisioner pada

perkembangan psikososial dapat dilihat bahwa mayoritas sebagian besar

responden mengalami hambatan perkembangan social selama pandemic

Covid-19 ini kurang berkomunikasi dengan teman dan guru, kurang


64

percaya diri terhadap apa yang diiginkan, tidak mematuhi aturan dan

disiplin sekolah, suka mencontek dan kurang percaya diri. sehingga

peneliti berasumsi bahwa beberapa perilaku diatas yang menyebabkan

anak mengalami gangguan dalam perkembangan psikososial yang dalam

hal ini bukan hanya terkait pandemic covid-19 tapi juga peran pola asuh

keluarga sangat mempengaruhi. Selain itu pekerjaan orang tua mayoritas

karyawan swasta, dan pendidikan terakhir SMA sehingga dapat

mempengaruhi kerkembangan psikososial dan prestasi belajar anak.

Selain itu peneliti berasumsi bahwa sebagian besar responden

dengan perkembangan psikososial kurang dan prestasi belajar yang

menurun selama pandemic covid-19 ini hal ini dapat terlihat dilapangan

bahwa perubahan aktifitas belajar, serta kurangnya komunikasi dan

motivasi dari guru serta belajar bersama teman-teman didalam kelas,

merupakan salah satu moment yang secara langsung dapat meningkatkan

prestasi belajar dan perkembangan psikososial anak. namun jika dilihat

dari pengisian kuisioner perkembangan social anak mayoritas anak

menjawab kurang berkomunikasi dengan teman dan guru, kurang

percaya diri terhadap apa yang diiginkan, tidak mematuhi aturan dan

disiplin sekolah, suka mencontek dan kurang percaya diri, di percelas

dengan membandingkan hasil evaluasi pembelajaran sebelumnya terjadi

penurunan antara pembelajaran online dengan offline selama pandemic

covid-19.
BAB 6

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai

berikut :

a. Hampir sebagian besar responden dengan perkembangan psikososial kurang

pada anak usia sekolah di masa pandemi di SDN 5 DASRI Tahun 2021.

b. Hampir sebagian besar responden dengan Prestasi belajar turun pada anak

usia sekolah di masa pandemi di SDN 5 DASRI Tahun 2021..

c. Ada hubungan perkembangan psikososial dengan prestasi belajar anak usia

sekolah di masa pandemi di SDN 5 DASRI Tahun 2021. dengan nilai

p=0.000, dan keeratan hubungan cukup.

6.2 Saran

Berdasarkan dari kesimpulan hasil penelitian yang telah dilakukan di SDN

5 DASRI Tahun 2021. maka penulis menyarankan:

1.4.3. Saran Teoritis

Disarankan kepada pemangku kepentingan dalam efektifitas pemilihan

metode pembelajaran efektif pada masa pandemi berkaitan dengan

pengembangan psikososial khususnya yang berkaitan langsung dengan ilmu

pengetahuan dengan peningkatan hasil belajar anak usia sekolah, sehingga

dihasilkan suatu kebijakan yang tidak berdampak pada perkembangan

psikososial anak.

62
63

1.4.4. Saran Praktis

1. Bagi Peneliti Lain

Disaranakan kepada penelitia lain untuk dapat mengmbangkan terori,

variabel lain dan metode penelitian yang lebih kompleks, serta

mencari intervensi apa yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah

perkembangan psikososial dan prestasi belajar anak sehingga

didapatkan ilmu baru yang lebih terupdate.

2. Bagi Institusi Pendidikan

Disarankan bagi institusi pendidikan untuk melakukan temuan, kajian

ulang dan memberikan edukasi pada ibu dan guru yang bersifat

pengabdian masyarakat, untuk mengatasi masalah perkembangan

sosial dan prestasi belajar selama masa pandemi.

3. Bagi Pemerintah

Disarankan kepada pemerintah dapat meningkatkan sumber informasi

dalam meningkatkan proses pembelajaran tatap muka, dengan tetap

menerapkan protocol kesehatan dalam pencegahan covid-19.

4. Bagi Orang tua siswa

Disarankan kepada orang tua, untuk dapat meningkatkan pengetahuan

dan pemahaman pentingnya perkembangan psikososial pada anak

serta menilai dampak pembelajaran yang dilakukan saat ini,sehingga

dapat memenuhi kebutuhan psikososial anak secara bertahap.


DAFTAR PUSTAKA

Adawiyah, W., Basri, M., & Nur, H. (2018). Pengaruh Kedisiplinan Belajar
terhadap Prestasi Belajar Murid Kelas V SD Negeri Sumanna Kecamatan
Tamalate Kota Makassar. JKPD (Jurnal Kajian Pendidikan Dasar), 2(1),
234. https://doi.org/10.26618/jkpd.v2i1.1083

Cahyo, R. (2018). Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar


kewirausahaan siswa kelas xi smk n i punggelan banjarnegara. Skripsi, 1–
102.

Fauziah, I., Ernita, E., Octavia, D. R., & Dwiyanti, M. (2020). Analisis Gangguan
Psikososial Dan Emosional Aud Di Ra Nurul Iman Medan Belawan Selama
Pembelajaran Berbasis Daring. Kumara Cendekia, 8(3), 316.
https://doi.org/10.20961/kc.v8i3.44282

Hastutiningtyas, WR, Rosdiana, Y. (2021). Reaksi Psikologis Anak Belajar


Daring (Online) Pada Masa Pandemi Covid-19 Di Sdn Sumberejo 1
Purwosari Pasuruan. Jurnal Ilmiah Keperawatan, 5, 16–23.

Hidayat, A. & Yosoprawoto, M. (2012). Usia Anak dan Pendidikan Ibu sebagai
Faktor Risiko Gangguan Perkembangan Anak. Jurnal Kedokteran
Brawijaya. 27(2), p.118.

Hurlock, Elizabeth B. (2012). Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan


Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta : Erlangga

IEA (2019) TIMSS 2018 International Results in Mathematics, [Online]


Tersedia : http://timss2015.org/timss-2015/mathematics/student-
achievement/, 15 Mei 2021.

Keliat, B A. dkk. 2015. Keperawatan Kesehatan Jiwa Komunitas : CMHN (Basic


Course). Jakarta : Buku Kedokteran EGC.

Kyle, T.,& Susan, C (2014). Keperawatan Pediatri Volum 1 (Essentials of


Pediatric Nursing). Alih Bahasa Yulianti.Devi dkk. Jakarta : EGC

Kusuma, W. S., & Sutapa, P. (2021). Dampak Pembelajaran Daring terhadap


Perilaku Sosial Emosional Anak. 5(2), 1635–1643.
https://doi.org/10.31004/obsesi.v5i2.940

Muscari, 2015. Indokator perkembangan pisikososial anak usia sekolah,


mengembangkan toeri erik erikson. Universitas indonesia. Jakarta

Pusdiklat Kemdikbud. (2020). SUrat Edaran Mendikbud No 4 Tahun 2020


Tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat
Penyebaran Corona Virus Disease (Covid- 1 9) - Pusdiklat Pegawai
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Https://Pusdiklat.Kemdikbud .Go.Id/.

Putra, D.S.H. dkk. (2014). Keperawatan anak dan tumbuh kembang (pengkajian
dan pengukuran). Yogyakarta: Nuha Medika.

Riendravi, S. (2016). Perkembangan Psikososial Anak. Jurnal Keperawatan, 3(2),


293–298. https://doi.org/10.1088/0370-1328/87/1/333

Slameto. (2010). Educational Psychology Active Learning Edition Diterjemahkan


oleh: Helly Prajitno Soetjipto. Boston: Pearson Education, Inc., Publishing.

Simamora, T., Harapan, E., & Kesumawati, N. (2020). Faktor-Faktor Determinan


Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Siswa. JMKSP (Jurnal Manajemen,
Kepemimpinan, Dan Supervisi Pendidikan), 5(2), 191.
https://doi.org/10.31851/jmksp.v5i2.3770

Seotjinngsing & Ranuh, U. N (2014). Tumbuh Kembang Anak Edisi 2. Jakarta :


Buku Kedokteran EGC

Suhandi, A., & Pamela, I. S. (2020). Dampak Musim Libur Covid-19 Belajar dari
Rumah Terhadap Psikologi Anak Sekolah Dasar Andi Suhandi 1 , Issaura
Sherly Pamela 2 12). Jurnal Gentala Pendidikan Dasar, 5(2), 207–218.

Syah Berry, D., & O’Connor,E. (2018). Behavioral risk, teacher-child


relationships, and social skill development across middle childhood: A child
by-environmenr 119 analysis of change. Journal of Applied Developmental
Psychology, 31 (1), 1-14

UNDP. 2020. “Human Development Report” United Nations Development


Programme. New York
Wong, et al. (2012). Wong buku ajar keperawatan pediatrik. (alih bahasa: Andry
Hartono, dkk). Jakarta. EGC.
L
A
M
P
I
R
A
N
PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth,

..................
Di-

Tempat

Dengan hormat,

Saya adalah mahasiswa yang sedang menyelesaikan Pendidikan S1 Ilmu


Keperawatan di Stikes Banyuwangi. Sebagai salah satu persyaratan
menyelesaikan Pendidikan sarjana keperawatan setiap mahasiswa diwajibkan
untuk melakukan penelitian. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, saya
bermaksud mengadakan penelitian dengan judul” Hubungan Perkembangan
Psikososial dengan Prestasi Belajar Anak Usia Sekolah di Masa Pandemi di
SDN 5 DASRI Tahun 2021.” Penelitian ini tidak akan menimbulkan akibat
buruk dan merugikan saudara/saudari sebagai responden. Semua kerahasiaan
informasi yang diberikan akan dijaga dan digunakan untuk kepentingan
penelitian. Apabila saudara/saudari menyetujui maka dengan ini saya mohon
kesediaan saudara/saudari untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang saya
ajukan

Atas perhatian dan kerjasama saudara/i saya ucapkan terima kasih.

Hormat saya

Penelitia

PERNYATAAN SETUJU MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama responden :.....................................


Umur :......................................

Menyatakan bersedia berpartisipasi sebagai responden dalam penelitian yang


dilakukan mahasiswi STIKES Banyuwangi tentang Hubungan Perkembangan
Psikososial dengan Prestasi Belajar Anak Usia Sekolah di Masa Pandemi di
SDN 5 DASRI Tahun 2021” sebagai responden saya akan memberikan informasi
yang jujur dan sebenar-benarnya serta tanpa paksaan. Saya mengetahui bahwa
keterangan yang saya berikan akan bermanfaat bagi penelitian ini.

Banyuwangi, - - 2021
Yang membuat pernyataan

(..................................)

KUISIONER PENELITIAN
HUBUNGAN PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN
PRESTASI BELAJAR ANAK USIA SEKOLAH DI MASA
PANDEMI DI SDN 5 DASRI TAHUN 2021

No. Responden/Kode :……………. (diisi oleh peneliti)


I. Karateristik responden
Kuisioiner ini semata-mata hanya kepentingan penelitian apapun jawaban
yang saudara berikan akan dijamin kerahasiaannya dan tidak akan
berpengaruh terhadap saudara.
Nama : (inisial)
Umur : (Tahun)
Jenis Kelamin : (Laki-laki/Perempuan)
Kelas :
Nilai Rata-rata Anak semester akhir di raport : …………………….

II. Perkembangan Psikososial


Petunjuk Pengisian
1. Bacalah terlebih dahulu kuesioner penelitian ini dengan seksama
2. Kemudian isilah data dengan lengkap
3. Untuk setiap pertanyaan pilihlah hanya dengan satu pilihan jawaban
YA/TIDAK dan berikan tanda ceklis () pada kolom yang disediakan.
4. Bila ada data yang kurang dimengerti dapat ditanyakan pada peneliti

No Pernyataan Ya Tidak
1 Saya takut mengeluarkan pendapat jika ditertawai teman-
teman
2 Saya tidak suka dengan gertakan
3 Saya malu/ minder jika teman-teman lebih pandai dari saya
4 Sekolah adalah tempat untuk mendapatkan ilmu
pengetahuan, melatih kerjasama dan bersaing
5 Saya mudah ikut ajakan teman saya
6 Saya takut dengan orang yang baru saya kenal
7 Saya memiliki teman dekat disekolah
8 Saya meminta pendapat kepada orangtua ketika membuat
keputusan
9 Saya menghabiskan banyak waktu ketika mengerjakan tugas
kelompok
10 Selain dengan teman, saya juga berkomunikasi baik dengan
guru
11 Saya merasa percaya diri untuk mendapatkan apa yang saya
inginkan
12 Saya tidak mau menerima pendapat oranglain
13 Saya lebih suka menonton atau bermain game daripada
mengerjakan pekerjaan rumah (PR)
14 Saya suka menganggu dan mengejek teman saya ketika
bermain
15 Saya curang ketika kalah dalam permainan
16 Sayalupa waktu ketika bermain dengan teman
17 Orangtua memberikan kebebasan untuk bermain keluar
rumah sesuka hati saya
18 Sayamenghabiskan uang jajan untuk main game daripada
menabung
19 Saya meminta izin kepada orangtua ketika keluar rumah
20 Saya sering terlambat datang kesekolah
21 Saya mematuhi peraturan dan disiplin sekolah
22 Menurut saya tugas sekolah (PR) memang kewajiban anak
sekolah
23 Saya mendegarkan guru dengan baik saat menerangkan
pelajaran didepan kelas
24 Saya ribut didalam kelas ketika guru tidak hadir
25 Saya menolong oranglain tanpa harus disuruh
26 Saya akan bertanya kepada guru jika tidak mengerti dengan
pelajaran yang diterangkan
27 Saya takut nilai menurun jika tidak mengulangi kembali
pelajaran dirumah
28 Saya tidak suka mencontek teman saat ujian karena percaya
diri dengan jawaban saya
29 Saya merasa gagal jika nilai ujian saya jelek
30 Saya mudah takut atau berkeringat ketika disuruh tampil ke
depan kelas
Jumlah

HASIL OLAHAN DATA SPSS


HUBUNGAN PERKEMBANGAN PSIKOSOSIAL DENGAN
PRESTASI BELAJAR ANAK USIA SEKOLAH DI MASA
PANDEMI DI SDN 5 DASRI TAHUN 2021
ANALISA UNIVARIAT

Prestasi anak usia sekolah


Frequency Percent Valid Cumulative
Percen Percent
t
Valid Turun 24 52.2 52.2 52.2
Tetap 13 28.3 28.3 80.4
Naik 9 19.6 19.6 100.0
Total 46 100.0 100.0

Perkembangan psikososial
Frequency Percent Valid Cumulative
Percen Percent
t
Valid Kurang 17 37.0 37.0 37.0
Cukup 13 28.3 28.3 65.2
Baik 16 34.8 34.8 100.0
Total 46 100.0 100.0

ANALISA BIVARIAT

Correlations
Prestasi perkembangan
anak psikososial
usia
sekolah
Spearman's Prestasi Correlation Coefficient 1.000 .519**
rho anak usia Sig. (2-tailed) . .000
sekolah N 46 46
perkemban Correlation Coefficient .519** 1.000
gan Sig. (2-tailed) .000 .
psikososial N 46 46
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Anda mungkin juga menyukai