Anda di halaman 1dari 49

PROPOSAL

HUBUNGAN ANTARA STATUS SOSIAL EKONOMI KELUARGA


DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK SEKOLAH
LITERATURE REVIEW
TAHUN
2021

Oleh :

Diah Noviana Efendi


2017.02.057

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANYUWANGI
BANYUWANGI
2021

i
PROPOSAL
HUBUNGAN ANTARA STATUS SOSIAL EKONOMI KELUARGA
DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK SEKOLAH
LITERATURE REVIEW
TAHUN
2021

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)


Pada Program Studi S1 Keperawatan STIKes Banyuwangi

Oleh :

Diah Noviana Efendi


2017.02.057

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANYUWANGI
BANYUWANGI
2021

i
LEMBAR PERSETUJUAN

PROPOSAL SKRIPSI DENGAN JUDUL :

HUBUNGAN ANTARA STATUS SOSIAL EKONOMI KELUARGA


DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK SEKOLAH
LITERATURE REVIEW
TAHUN
2021

Nama : DIAH NOVIANA EFENDI


Nim : 201702057

Proposal skripsi telah disetujui


Pada Tanggal, ……………..2021

Oleh :
Pembimbing I

Rudiyanto, S.Kep., NS., M.Kep.


NIK : 06.098.0815

Pembimbing II

Essy Sonontiko S, S.Kep., NS.


NIK : 06.013.0907

Mengetahui
Ketua Program Studi S1 Keperawatan

Ns, Anita Dwi Ariyani, S.Kep, M.Kep


NIK : 06.058.0510

ii
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA PENGUJI

Proposal Skripsi dengan Judul :

HUBUNGAN ANTARA STATUS SOSIAL EKONOMI KELUARGA


DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK SEKOLAH
LITERATURE REVIEW
TAHUN
2021

Diajukan oleh :
Nama : DIAH NOVIANA EFENDI
Nim : 201702057

Telah Duiji di Hadapan Tim Penguji pada


Program Studi S1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Banyuwangi

Pada Tanggal, ……………..2021

TIM PENGUJI

Penguji I : Diana K, S.Kep., NS., M.Kes. …………….

Penguji II : Fajri Andi Rachmawan,, S.Kep., NS., M.Kep. …………….

Penguji III :Rudiyanto, S.Kep., NS., M.Kep. …………….

Mengetahui
Ketua Program Studi S1 Keperawatan

Ns, Anita Dwi Ariyani, S.Kep, M.Kep


NIK : 060580510

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat

dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi dengan judul

“Hubungan Status Sosial Ekonomi Keluarga Dengan Status Gizi Pada Anak Sekolah

Literature Review Tahun 2021”.

Penulis sadar bahwa proposal skripsi ini dapat terselesaikan berkat dorongan dan

bantuan dari berbagai pihak. Sehubungan dengan itu penulis dengan setulus hati

menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr. H. Soedkardjo, S.Kep., MM., selaku Ketua STIKES Banyuwangi.

2. Ibu Ns, Anita Dwi Ariyani, S.Kep, M.Kep., selaku Ketua Prodi Studi S1

Keperawatan STIKES Banyuwangi.

3. Bapak Rudiyanto, S.Kep., NS., M.Kep, selaku pembimbing I yang telah

berkenan memberikan bimbingan dan pengarahan.

4. Ibu Essy Sonontiko S,S.Kep.,Ns. selaku pembimbing II yang telah berkenan

memberikan bimbingan dan pengarahan.

5. Keluarga tercinta yang selalu memberikan semangat dan dukungan dalam

penyusunan proposal skripsi ini.

6. Teman-teman kelas seperjuangan S1 Keperawatan dan semua pihak yang

banyak membantu dalam penyusunan proposal skripsi ini.

iv
Penulis menyadari karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan dalam

penyusunan proposal skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu masukan dan

saran yang membangun dari pembaca sangat penulis perlukan untuk menyempurnakan

proposal skripsi ini.

Banyuwangi, Januari 2021

Penulis

v
DAFTAR ISI

Lembar Sampul ………………………………………………………………………..………. i


Lembar Persetujuan ……………………………………………………………………………. ii
Lembar Pengesahan Panitia Penguji ……....……………………………………………...….. iii
Kata Pengantar …………………………………………………………………………. iv
Daftar Isi …………………………………………………………………………..……...... vi
Daftar Tabel ……………………………………………………………………………..…… viii
Daftar Singkatan …………………………………………………………………………….….. ix
BAB I. PENDAHULUAN …………………………………………………………………. 1
1.1 Latar Belakang …………………………………………………………………. 1
1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………………………. 3
1.3 Tujuan Penelitian …………………………………………………………………. 3
1.4 Manfaat Penelitian ……………………………………………………………… 3
1.4.1 Bagi orang tua …….………………………………………….........…. 3
1.4.2 Bagi Pihak profesi keperawatan ……..……………….……………... 4
1.4.3 Bagi Peneliti …..…………………………...………………………….. 4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ……...…………………………………………………… 5
2.1 Konsep Status Sosial Ekonomi Keluarga………………………………….………5
2.1.1 Definisi Status Sosial Ekonomi Keluarga………..………….………… 5
2.1.2 Faktor–Faktor Yang Mempengaruhi Status Sosial Ekonomi.. .………6
2.2 Konsep Status Gizi Anak ………………...…………………………….…...…… . 8
2.2.1 Pengertian Status Gizi ………………...…………………….…………... 8
2.2.2 Jenis-Jenis Penilaian Status Gizi ………………...…………….………. 9
2.2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi ………………...….. 12
2.3 Hubungan Antara Status Sosial Ekonomi Keluarga Dengan Status Gizi
Pada Anak Sekolah ………………...………………………………...…………… 16
2.4 Tabel Sintesis ………………...………………………………...….………………. 18
BAB III. METODE PENELITIAN ………………...………………………….……...……… 21
3.1 Strategi Pencarian Literature ………………...………………………………...… 21
3.1.1 Framework Yang Di Gunakan ………………...…………………….....21

vi
3.1.2 Kata Kunci Yang Di Gunakan ………………...……………………… 21
3.1.3 Database Atau Searchengine Yang Di Gunkan ………………...…… 21
3.2 Kriteria Inklusi Dan Eksklusi………………...……………………………………22
3.2.1 Kriteria Inklusi ………………...………………………………...………22
3.2.2 Kriteria Eksklusi………………...……………………………………… 22
3.3 Seleksi Studi Dan Penilaian Kualitas ………………...…………………………. 23
3.3.1 Hasil Pencarian Dan Seleksi Studi ……………………………………. 23
3.4 Daftar Artikel Hasil Pencarian ………………...............…………………………. 24
Daftar Pustaka ………………...………………………….…………….......…………………….32

vii
DAFTAR TABEL

2.4 Tabel Sintesis ......................................................................................... 18


3.1 Tabel Picot Question .............................................................................. 21
3.4 Tabel Daftar Artikel Hasil Pencarian .................................................... 24
3.5 Tabel Matrix .......................................................................................... 33

viii
DAFTAR SINGKATAN

WHO : World How Organization

PMT : Pemberian Makanan Tambahan

BMR : Basal Metabolic Rate

BPS : Biro Pusat Statistik

ix
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Status gizi merupakan gambaran keseimbangan antara kebutuhan tubuh akan

zat gizi untuk pemeliharaan kehidupan, pertumbuhan, perkembangan, pemeliharaan

fungsi normal tubuh dan untuk produksi energi dan intake zat gizi lainnya. Status

gizi baik atau status gizi optimal terjadi bila tubuh memperoleh cukup zat-zat gizi

yang digunakan secara efisien, sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik,

kemampuan kerja dan kesehatan secara umum pada tingkat setinggi mungkin

(Almatsier, 2016).

Menurut Suhardjo (2018) terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi

status gizi diantaranya adalah faktor langsung: konsumsi makanan dan penyakit

infeksi. Serta faktor tidak langsung antara lain tingkat pendapatan, pengetahuan

tentang gizi dan pendidikan. Sejalan dengan Suhardjo, Almatsier (2016)

menyatakan bahwa berbagai faktor sosial ekonomi akan mempengaruhi

pertumbuhan anak. Faktor sosial ekonomi tersebut antara lain: pendapatan

keluarga, pekerjaan, pendidikan dan pemilikan kekayaan atau fasilitas.

Faktor sosial ekonomi keluarga akan turut menentukan hidangan yang

disajikan untuk keluarga sehari-hari, baik kualitas maupun jumlah makanan. Hal ini

dapat terlihat anak dengan sosial ekonomi tinggi tentunya pemenuhan kebutuhan

gizi sangat cukup baik dibandingkan dengan anak dengan status sosial ekonomi

rendah (Marimbi, 2016). Demikian juga dengan status pendidikan ibu, misalnya

tingkat pendidikan rendah akan sulit untuk menerima arahan dalam pemenuhan gizi

1
dan mereka sering tidak mau atau tidak meyakini pentingnya pemenuhan kebutuhan

gizi atau pentingnya pelayanan kesehatan lain yang menunjang dalam membantu

pertumbuhan dan perkembangan anak (Gerungan, 2016). Pudjiadi (2018)

memberikan gambaran bahwa semakin tinggi pendidikan ibu, menunjukkan

semakin tingginya status sosial ekonomi keluarga tersebut.

World How Organization (WHO, 2015) menyatakan prevalensi kurus pada

anak diseluruh dunia sekitar 14,0 % dengan jumlah anak yang mengalami sangat

kurus sebanyak 95,2 juta anak. Di Indonesia dari tahun 2013 sampai tahun 2018

terdapat penurunan gizi buruk sebesar 17,7 % (Riskesdas 2018). Sedangkan data

dari anak yang mengalami gizi buruk akibat dari faktor ekonomi sebesar 70,0%.

Data Dinas Kesehatan Jawa Timur pada tahun 2015 sampai 2016 mengalami

peningkatan

2
2

gizi buruk sebesar dari 53,83 Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten

Banyuwangi cenderung mengalami penurunan 0,49 %. ( Dinkes Kab

Banyuwangi,2019 )

Menurut Sebataraja (2016), faktor kecukupan gizi ditentukan oleh kecukupan

konsumsi pangan dan kondisi keluarga. (Anggraeni, dkk, 2015) membuat model

interelasi tumbuh kembang anak dengan melihat penyebab langsung, sebab tidak

langsung, dan penyebab dasar, serta struktur ekonomi yang dilandasi oleh potensi

sumber daya. Disamping itu, berbagai faktor sosial ekonomi ikut mempengaruhi

pertumbuhan anak. Faktor faktor tersebut berinteraksi satu dengan yang lainnya

sehingga dapat mempengaruhi masukan zat gizi dan infeksi pada anak. Pada

akhirnya ketersediaan zat gizi pada tingkat seluler rendah dan mengakibatkan

pertumbuhan terganggu.Seperti yang diketahui tingkat ekonomi sosial ini

berpengaruh sangat besar karena berkaitan dengan porsi dan jenis makanan yang

diberikan. Porsi dan jenis makanan yang tidak memenuhi kebutuhan gizi dalam

waktu lama akan menyebabkan anak kekurangan asupan nutrisi. Sehingga

perkembangan anak menjadi terhambat. Adapun dampak masalah status gizi pada

anak sekolah yaitu kemampuan motoric mengalami keterlambatan, daya tahan

tubuh menurun, terhambatnya pertumbuhan fisik dan pertumbuhan otak terhambat.

( Ahmad,2016 ).

Upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah status gizi yaitu dengan

mengacu pada buku pedoman yang telah ditetapkan (Juknis Program Gizi, 2016).

Upaya yang dilakukan diantaranya melalui pelacakan atau kunjungan rumah,

penilaian antrophometri, recall, memberikan pemberian makanan tambahan (PMT)


3

yang terdiri dari PMT pemulihan dan PMT penyuluhan. PMT pemulihan khusus

diberikan pada anak yang menderita gizi buruk dan pada keluarga dengan

pendidikan mandiri dan gangguan tumbuh kembang anak. Memberikan asupan gizi

yang sehat dan seimbang akan membantu anak mendapatkan tumbuh kembang

yang sempurna. ( Riskesdas, 2018 ).

Dari latar belakang diatas peneliti tertarik melakukan penelusuran literatur

tentang “ Hubungan Antara Status Sosial Ekonomi Keluarga Dengan Status Gizi

Pada Anak Sekolah “

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas penulis merumuskan masalah

apakah ada Hubungan Antara Status Sosial Ekonomi Keluarga Dengan Status Gizi

Pada Anak Sekolah

1.3 Tujuan penelitian

Tujuan dalam penelitian literature review ini adalah untuk melihat Hubungan

Antara Status Sosial Ekonomi Keluarga Dengan Status Gizi Pada Anak Sekolah

1.4 Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka penelitian ini

diharapkan mempunyai manfaat dalam praltik keperawatan baik secara langsung

maupun tidak langsung, adapun manfaat penelitian ini sebagai berikut :

1.4.1 Bagi Orang Tua


4

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan informasi

bagi orang tua responden tentang pentingnya status gizi dan memberikan

asupan gizi yang sehat dan seimbang akan membantu anak mendapatkan

tumbuh kembang yang sempurna

1.4.2 Bagi Profesi Keperawatan

Penelitian ini dapat memberikan informasi pada profesi keperawatan

tentang hubungan antara status sosial ekonomi keluarga dengan status gizi

pada anak sekolah, sehigga pihak profesi keperawatan dapat lebih

meningkatkan partisipasinya dalam memberikan pelayanan keperawatan anak

sekolah

1.4.5 Bagi Peneliti

Penelitian ini menjadi acuan proses belajar dalam menerapkan ilmu yng

telah diperoleh selama perkuliahan melalui proses pengumpulan data-data

dan informasi-informasi ilmiah untuk kemudian dikaji, diteliti, dan disusun

dalam sebuah karya tulis yang ilmiah, informative, bermanfaat, serta

menambah kekayaan intelektual dan mengembangkan pengetahuan bagi

peneliti.
5
11

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Status Sosial Ekonomi Keluarga

2.1.1 Definisi Status Sosial Ekonomi Keluarga

Faktor sosial ekonomi yaitu meliputi data sosial, keadaan penduduk,

keadaan keluarga, pendidikan, perumahan, dapur penyimpanan makanan,

sumber air, kakus. Sementara data ekonomi meliputi pekerjaan, pendapatan

keluarga, kekayaan, pengeluaran dan harga makanan yang tergantung pada

pasar dan variasi musim (Supriasa, 2017).

Sedangkan FS. Chapin (Kaare,2016) mengungkapkan status sosial

ekonomi merupakan posisi yang ditempati individu atau keluarga yang

berkenaan dengan ukuran rata-rata yang umum berlaku tentang kepemilikan

kultural, pendapatan efektif, pemilikan barang dan partisipasi dalam aktifitas

kelompok dari komunitasnya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa status

sosial ekonomi adalah tinggi rendahnya prestise yang dimiliki seseorang

berdasarkan kedudukan yang dipegangnya dalam suatu masyarakat

berdasarkan pada pekerjaan untuk memenuhi kebutuhannya atau keadaan

yang menggambarkan posisi atau kedudukan suatu keluarga masyarakat

berdasarkan kepemilikan materi.


12

Menurut pendapat Junaidi (2015), keluarga adalah individu dengan

jati diri yang khas yang memiliki karakteristik tersendiri. Karakteristik

adalah sifat individu yang relatif tidak berubah, atau yang dipengaruhi

lingkungan seperti umur, jenis kelamin, suku bangsa, kebangsaan,

pendidikan dan lain-lain. Perkembangan intelektual akan kesadaran

lingkungan seorang individu seringkali dilepaskan dan bahkan dipisahkan

dengan masalah keluarga. Hal – hal semacam inilah yang sering

menimbulkan masalah-masalah sosial, karena kehilangan pijakan. Oleh

karena itu adalah bijaksana kalau dilihat dan dikembalikan peranan keluarga

dan proporsi yang sebenarnya dengan skala prioritas yang pas. Fungsi

ekonomi yaitu :

1). kebutuhan makan dan minum,

2). kebutuhan pakaian untuk menutup tubuh,

3). Kebutuhan tempat tinggal. Sehubungan dengan fungsi tersebut

maka orang tua diwajibkan untuk berusaha keras agar supaya

setiap anggota keluarga dapat cukup makan dan minum, cukup

pakaian serta tempat tinggal.

2.1.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Status Sosial Ekonomi

Soekanto(2016) memiliki ukuran atau kriteria dalam menggolongkan anggota

masyarakat dalam suatu lapisan sosial, kriteria tersebut diantaranya ukuran

kekayaan, ukuran kekuasaan, ukuran kehormatan dan ukuran ilmu

pengetehuan. Namun status sosial ekonomi keluarga juga dapat dilihat dari

beberapa faktor yang mempengaruhi, yaitu:


13

1. Pekerjaan

Pekerjaan akan menentukan status sosial ekonomi karena dari bekerja

segala kebutuhan akan dapat terpenuhi. Pekerjaan tidak hanya

mempunyai nilai ekonomi namun usaha manusia untuk mendapatkan

kepuasan dan mendapatkan imbalan atau upah, berupa barang dan jasa

akan terpenuhi kebutuhan hidupnya. Pekerjaan seseorang akan

mempengaruhi kemampuan ekonominya, untuk itu bekerja merupakan

suatu keharusan bagi setiap individu sebab dalam bekerja mengandung

dua segi, kepuasan jasmani dan terpenuhinya kebutuhan hidup.

2. Pendidikan

Pendidikan berperan penting dalam kehidupan manusia, pendidikan

dapat bermanfaat seumur hidup manusia. Dengan pendidikan,

diharapkan seseorang dapat membuka pikiran untuk menerima hal-hal

baru baik berupa teknologi, materi, sistem teknologi maupun berupa ide-

ide baru serta bagaimana cara berpikir secara alamiah untuk

kelangsungan hidup dan kesejahteraan dirinya, masyarakat dan tanah

airnya.(Ngadiyono 2016 ). Tingkat pendidikan orang tua bergerak dari

tamat D3-sarjana, tamat SMA, Tamat SMP dan Tamat SD. Seseorang

yang telah mendapatkan pendidikan diharapkan dapat lebih baik dalam

kepribadian, kemampuan dan ketrampilannya agar bisa lebih baik dalam

bergaul dan beradaptasi di tengah-tengah kehidupan masyarakat,

sehingga mempermudah seseorang dalam memenuhi kebutuhan

hidupnya (Abdullah,2016)
14

3. Pendapatan

Christoper dalam Sumardi (2017) mendefinisikan pendapatan

berdasarkan kamus ekonomi adalah uang yang diterima oleh seseorang

dalam bentuk gaji, upah sewa, bunga, laba dan lain sebagainya.

4. Jumlah Tanggungan Orang Tua

Pendidikan anak dipengaruhi oleh keadaan keluarga sebagai berikut:

pertama adalah ekonomi orang tua yang banyak membantu

perkembangan dan pendidikan anak. Keduaadalah kebutuhan keluarga,

kebutuhan keluarga yang dimaksud adalah kebutuhan dalam struktur

keluarga yaitu adanya ayah, ibu dan anak. Ketiga adalah status anak,

apakah anak tunggal, anak kedua, anak bungsu, anak tiri, atau anak

angkat .Jumlah tanggungan orang tua yaitu berapa banyak anggota

keluarga yang masih bersekolah dan membutuhkan biaya pendidikan,

yaitu 1 orang, 2 orang, 3 orang, lebih dari 4 orang (Lilik,2018)

2.2 Konsep Status Gizi Pada Anak

2.2.1 Pengertian Status Gizi

Status gizi adalah suatu ukuran mengenai kondisi tubuh

seseorang yang dapat dilihat dari makanan yang dikonsumsi dan

penggunaan zat-zat gizi di dalam tubuh. Status gizi dibagi menjadi tiga

kategori, yaitu status gizi kurang, gizi normal, dan gizi lebih (Almatsier,

2015).

Status gizi normal merupakan suatu ukuran status gizi dimana


15

terdapat keseimbangan antara jumlah energi yang masuk ke dalam tubuh

dan energi yang dikeluarkan dari luar tubuh sesuai dengan kebutuhan

individu. Energi yang masuk ke dalam tubuh dapat berasal dari

karbohidrat, protein, lemak dan zat gizi lainnya (Nix, 2015). Status gizi

normal merupakan keadaan yang sangat diinginkan oleh semua orang.

Status gizi kurang atau yang lebih sering disebut undernutrition

merupakan keadaan gizi seseorang dimana jumlah energi yang masuk

lebih sedikit dari energi yang dikeluarkan. Hal ini dapat terjadi karena

jumlah energi yang masuk lebih sedikit dari anjuran kebutuhan individu

(Wardlaw, 2018).

Status gizi lebih (overnutrition) merupakan keadaan gizi

seseorang dimana jumlah energi yang masuk ke dalam tubuh lebih besar

dari jumlah energi yang dikeluarkan (Nix, 2015). Hal ini terjadi karena

jumlah energi yang masuk melebihi kecukupan energi yang dianjurkan

untuk seseorang, akhirnya kelebihan zat gizi disimpan dalam bentuk

lemak yang dapat mengakibatkan seseorang menjadi gemuk (Apriadji,

2017).
16

Klasifikasi status gizi pada IMT yang dihitung dengan

menggunakan Z-skor menurut WHO dapat dilihat sebagai berikut :

Klasifikasi IMT menurut WHO Nilai Z-skor

z-skor ≥ +2 Overweight (kelebihan berat badan atau gemuk)

-2 < z-skor < +2 Normal

-3 < z-skor < -2 Kurus

z-skor < -3 Sangat kurus

Pada orang dewasa faktor umur tidak dipertimbangkan dalam

menghitung IMT. Pada orang dewasa biasanya tinggi badannya tidak

relatif stabil, sehingga variasi yang terjadi hanya pada berat badannya.

Klasifikasi IMT Dewasa menurut Kemenkes RI (2003) Kategori IMT

< 17,0 Kurus (kekurangan berat badan tingkat berat)

17,0 – 18,4 Kurus (kekurangan berat badan tingkat ringan)

18,5 – 25,0 normal

25,1 – 27,0 Kegemukan (kelebihan berat badan tingkat ringan)

> 27,0 Gemuk (kelebihan berat badan tingkat berat)

2.2.2 Jenis – Jenis Penilaian Status Gizi

Penilaian status gizi merupakan penjelasan yang berasal dari data

yang diperoleh dengan menggunakan berbagai macam cara untuk

menemukan suatu populasi atau individu yang memiliki risiko status gizi

kurang maupun gizi lebih (Hartriyanti dan Triyanti, 2016). Penilaian

status gizi terdiri dari dua jenis, yaitu :


17

1. Penilaian Langsung

a. Antropometri

Antropometri merupakan salah satu cara penilaian status gizi

yang berhubungan dengan ukuran tubuh yang disesuaikan dengan

umur dan tingkat gizi seseorang. Pada umumnya antropometri

mengukur dimensi dan komposisi tubuh seseorang (Supariasa,

2017). Metode antropometri sangat berguna untuk melihat

ketidakseimbangan energi dan protein. Akan tetapi, antropometri

tidak dapat digunakan untuk mengidentifikasi zat-zat gizi yang

spesifik (Gibson, 2015).

b. Klinis

Pemeriksaan klinis merupakan cara penilaian status gizi

berdasarkan perubahan yang terjadi yang berhubungan erat

dengan kekurangan maupun kelebihan asupan zat gizi.

Pemeriksaan klinis dapat dilihat pada jaringan epitel yang

terdapat di mata, kulit, rambut, mukosa mulut, dan organ yang

dekat dengan permukaan tubuh (kelenjar tiroid) (Hartriyanti dan

Triyanti, 2016).

c. Biokimia

Pemeriksaan biokimia disebut juga cara laboratorium.

Pemeriksaan biokimia pemeriksaan yang digunakan untuk

mendeteksi adanya defisiensi zat gizi pada kasus yang lebih parah
18

lagi, dimana dilakukan pemeriksaan dalam suatu bahan biopsi

sehingga dapat diketahui kadar zat gizi atau adanya simpanan di

jaringan yang paling sensitif terhadap deplesi, uji ini disebut uji

biokimia statis. Cara lain adalah dengan menggunakan uji

gangguan fungsional yang berfungsi untuk mengukur besarnya

konsekuensi fungsional daru suatu zat gizi yang spesifik Untuk

pemeriksaan biokimia sebaiknya digunakan perpaduan antara uji

biokimia statis dan uji gangguan fungsional (Baliwati, 2016).

d. Biofisik

Pemeriksaan biofisik merupakan salah satu penilaian status gizi

dengan melihat kemampuan fungsi jaringan dan melihat

perubahan struktur jaringan yang dapat digunakan dalam keadaan

tertentu, seperti kejadian buta senja (Supariasa, 2015).

2. Penilaian Tidak Langsung

a. Survei Konsumsi Makanan

Survei konsumsi makanan merupakan salah satu penilaian status

gizi dengan melihat jumlah dan jenis makanan yang dikonsumsi

oleh individu maupun keluarga. Data yang didapat dapat berupa

data kuantitatif maupun kualitatif. Data kuantitatif dapat

mengetahui jumlah dan jenis pangan yang dikonsumsi,

sedangkan data kualitatif dapat diketahui frekuensi makan dan

cara seseorang maupun keluarga dalam memperoleh pangan


19

sesuai dengan kebutuhan gizi (Baliwati, 2018).

b. Statistik Vital

Statistik vital merupakan salah satu metode penilaian status gizi

melalui data-data mengenai statistik kesehatan yang berhubungan

dengan gizi, seperti angka kematian menurut umur tertentu,

angka penyebab kesakitan dan kematian, statistik pelayanan

kesehatan, dan angka penyakit infeksi yang berkaitan dengan

kekurangan gizi (Hartriyanti 2015).

c. Faktor Ekologi

Penilaian status gizi dengan menggunakan faktor ekologi karena

masalah gizi dapat terjadi karena interaksi beberapa faktor

ekologi, seperti faktor biologis, faktor fisik, dan lingkungan

budaya. Penilaian berdasarkan faktor ekologi digunakan untuk

mengetahui penyebab kejadian gizi salah (malnutrition) di suatu

masyarakat yang nantinya akan sangat berguna untuk melakukan

intervensi gizi (Supariasa, 2001).

2.2.3 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi

Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi terdiri dari

penyebab langsung dan tidak langsung.

1. Penyebab langsung, yaitu :

a. Frekuensi makan

Frekuensi konsumsi makanan dapat menggambarkan berapa


20

banyak makanan yang dikonsumsi seseorang. Menurut Hui

(2018), sebagian besar anak melewatkan satu atau lebih waktu

makan, yaitu sarapan. Sarapan adalah waktu makan yang paling

banyak dilewatkan, disusul oleh makan siang. Ada beberapa

alasan yang menyebabkan seseorang malas untuk sarapan, antara

lain mereka sedang dalam keadaan terburu-buru, menghemat

waktu, tidak lapar, menjaga berat badan dan tidak tersedianya

makanan yang akan dimakan. Melewatkan waktu makan dapat

menyebabkan penurunan konsumsi energi, protein dan zat gizi

lain (Brown et al, 2015). Pada bangsa-bangsa yang frekuensi

makannya dua kali dalam sehari lebih banyak orang yang gemuk

dibandingkan bangsa dengan frekuensi makan sebanyak tiga kali

dalam sehari. Hal ini berarti bahwa frekuensi makan sering

dengan jumlah yang sedikit lebih baik daripada jarang makan

tetapi sekali makan dalam jumlah yang banyak (Suyono, 2016).

b. Asupan Energi

Energi merupakan asupan utama yang sangant diperlukan oleh

tubuh. Kebutuhan energi yang tidak tercukupi dapat

menyebabkan protein, vitamin, dan mineral tidak dapat

digunakan secara efektif. Untuk beberapa fungsi metabolisme

tubuh, kebutuhan energi dipengaruhi oleh BMR (Basal Metabolic

Rate), kecepatan pertumbuhan, komposisi tubuh dan aktivitas

fisik (Krummel & Etherton, 2015 ). Energi yang diperlukan oleh


21

tubuh berasal dari energi kimia yang terdapat dalam makanan

yang dikonsumsi. Energi diukur dalam satuan kalori. Energi yang

berasal dari protein menghasilkan 4 kkal/gram, lemak 9

kkal/gram, dan karbohidrat 4 kkal/ gram (Baliwati, 2015)

c. Asupan protein

Protein merupakan zat gizi yang paling banyak terdapat dalam

tubuh. Fungsi utama protein adalah membangun serta memelihara

sel-sel dan jaringan tubuh (Almatsier, 2016). Fungsi lain dari

protein adalah menyediakan asam amino yang diperlukan untuk

membentuk enzim pencernaan dan metabolisme, mengatur

keseimbangan air, dan mempertahankan kenetralan asam basa

tubuh. Pertumbuhan, kehamilan, dan infeksi penyakit

meningkatkan kebutuhan protein seseorang (Baliwati, 2016).

Sumber makanan yang paling banyak mengandung protein berasal

dari bahan makanan hewani, seperti telur, susu, daging, unggas,

ikan dan kerang. Sedangkan sumber protein nabati berasal dari

tempe, tahu, dan kacang-kacangan. Catatan Biro Pusat Statistik

(BPS) pada tahun 2015, menunjukkan secara nasional konsumsi

protein sehari rata-rata penduduk Indonesia adalah 48,7 gram

sehari (Almatsier, 217). Anjuran asupan protein berkisar antara 10

– 15% dari total energi (WKNPG, 2017).

d. Asupan karbohidrat

Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi kehidupan


22

manusia yang dapat diperoleh dari alam, sehingga harganya pun

relatif murah (Djunaedi, 2015). Sumber karbohidrat berasal dari

padi-padian atau serealia, umbi-umbian, kacang- kacangan dan

gula. Sumber karbohidrat yang paling banyak dikonsumsi oleh

masyarakat Indonesia sebagai makanan pokok adalah beras,

singkong, ubi, jagung, taslas, dan sagu (Almatsier, 2015).

Karbohidrat menghasilkan 4 kkal / gram. Angka kecukupan

karbohidrat sebesar 50-65% dari total energi. (WKNPG, 2015).

WHO (2015) menganjurkan agar 55 – 75% konsumsi energi total

berasal dari karbohidrat kompleks. Karbohidrat yang tidak

mencukupi di dalam tubuh akan digantikan dengan protein untuk

memenuhi kecukupan energi. Apabila karbohidrat tercukupi,

maka protein akan tetap berfungsi sebagai zat pembangun

(Almatsier, 2015).

2. Penyebab Tidak Langsung

a. Ketahanan pangan keluarga,

kemampuan keluarga untuk memenuhi kebutuhan pangan seluruh

anggota keluarga dengan baik secara kuntitas maupun kualitas.

b. Pola pengasuhan anak,

sikap ibu atau pengasuh lain dalam hal berhubungan dengan

anak, memberikan makan, merawat, menjaga kebersihan,

memberi kasih sayang dan sebagainya

c. Pendapatan
23

Pendapatan merupakan salah satu faktor yang memengaruhi

status gizi, besarnya nya gaji yang diperoleh orang tua terkadang

tidak sesuai dengan banyaknya jenis pekerjaan yang dilakukan.

Pendapatan akan menentukan kemampuan orang tua dalam

memenuhi kebutuhan makanan anaknya. Apabila makanan yang

dikonsumsi tidak memenuhi jumlah zat-zat gizi dibutuhkan oleh

tubuh, maka dapat mengakibatkan perubahan pada status gizi

(Apriadji, 2016).

2.3 Hubungan Antara Status Sosial Ekonomi Keluarga Dengan Status Gizi

Pada Anak Sekolah

Menurut Sebataraja (2016), faktor kecukupan gizi ditentukan oleh

kecukupan konsumsi pangan dan kondisi keluarga. (Anggraeni, dkk, 2015)

membuat model interelasi tumbuh kembang anak dengan melihat penyebab

langsung, sebab tidak langsung, dan penyebab dasar, serta struktur ekonomi

yang dilandasi oleh potensi sumber daya. Disamping itu, berbagai faktor sosial

ekonomi ikut mempengaruhi pertumbuhan anak. Faktor faktor tersebut

berinteraksi satu dengan yang lainnya sehingga dapat mempengaruhi masukan

zat gizi dan infeksi pada anak. Pada akhirnya ketersediaan zat gizi pada tingkat

seluler rendah dan mengakibatkan pertumbuhan terganggu. Seperti yang

diketahui tingkat ekonomi sosial ini berpengaruh sangat besar karena berkaitan

dengan porsi dan jenis makanan yang diberikan. Porsi dan jenis makanan yang

tidak memenuhi kebutuhan gizi dalam waktu lama akan menyebabkan anak
24

kekurangan asupan nutrisi. Sehingga perkembangan anak menjadi terhambat.

Adapun dampak masalah status gizi pada anak sekolah yaitu kemampuan

motoric mengalami keterlambatan, daya tahan tubuh menurun, terhambatnya

pertumbuhan fisik dan pertumbuhan otak terhambat ( Ahmad,2016 ).

Upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah status gizi yaitu dengan

mengacu pada buku pedoman yang telah ditetapkan (Juknis Program Gizi,

2016). Upaya yang dilakukan diantaranya melalui pelacakan atau kunjungan

rumah, penilaian antrophometri, recall, memberikan pemberian makanan

tambahan (PMT) yang terdiri dari PMT pemulihan dan PMT penyuluhan. PMT

pemulihan khusus diberikan pada anak yang menderita gizi buruk dan pada

keluarga dengan pendidikan mandiri dan gangguan tumbuh kembang anak.

Memberikan asupan gizi yang sehat dan seimbang akan membantu anak

mendapatkan tumbuh kembang yang sempurna. ( Riskesdas, 2018 ).


25

2.4 Tabel Sintesis

No Penulis Desain Analisa Variable Hasil Kesimpulan


Penelitian dan Data dan Alat
Sampel Ukur
1 Ratna Jenis Analisis variabel 1. Hasil penimbangan berat badan dan Hasil penelitian ini juga menguatkan hasil
Kusum penelitian ini univariant indepen pengukuran tinggi badan yang penelitian sebelumnya yang dilakukan
a Astuti adalah cross dan den diinterprestasikan dengan umur dan oleh Latief (2010), menyimpulkan bahwa
, Ganik sectional, brivarian diklasifikasikan dengan tabel faktor sosial ekonomi merupakan salah
Sakitri Teknik WHONCHS, didapat bahwa kondisi satu faktor nyata yang mengakibatkan
pengambilan gizi siswa SD N Godog 1 Polokarto, kekurangan gizi, bersama-sama dengan
sampel Sukoharjo mayoritas berstatus gizi kondisi perumahan dan sanitasi
dengan normal. 2. Keadaan sosial ekonomi lingkungan yang buruk, tidak tersedianya
proporsional keluarga ditinjau dari: a. Pendidikan air bersih serta adanya penyakit infeksi.
stratified Ibu Hasil uji korelasi dengan Karena semua ini dapat mempengaruhi
random menggunakan Chi-Square (χ²), nilai penyediaan makanan sehari-hari termasuk
sampling. χ²hitung > nilai χ²tabel dan nilai ρ < menu dan jumlahnya bagi tiap-tiap
0,05 maka Ho ditolak dan Ha keluarga.
diterima. Sehingga dapat dikatakan
bahwa ada hubungan antara status
sosial ekonomi keluarga ditinjau dari
pendidikan ibu dengan status gizi anak
usia sekolah di SD N Godog 1
Polokarto, Sukoharjo. b. Pekerjaan Ibu
Hasil uji korelasi dengan
menggunakan Chi-Square (χ²), nilai
χ²hitung > nilai χ²tabel dan nilai ρ <
0,05 maka Ho ditolak dan Ha
diterima. Sehingga dapat dikatakan
bahwa ada hubungan antara status
26

sosial ekonomi keluarga ditinjau dari


pekerjaan ibu dengan status gizi anak
usia sekolah di SD N Godog 1
Polokarto, Sukoharjo. c. Pendapatan
Orang Tua Hasil uji korelasi dengan
menggunakan Chi-Square (χ²), nilai
χ²hitung > nilai χ²tabel dan nilai ρ <
0,05 maka Ho ditolak dan Ha
diterima. Sehingga dapat dikatakan
bahwa ada hubungan antara status
sosial ekonomi keluarga ditinjau dari
pendapatan orang tua dengan status
gizi anak usia sekolah di SD N Godog
1 Polokarto,
2 Dessy Jenis Analisis variabel Hasil uji hubungan antara tingkat 1. Tidak ada hubungan antara pendapatan
Fauziya penelitian univariant bebas pendidikan orang tua adalah tidak ada orang tua dengan status gizi pada siswa
h yang dan hubungan yang bermakna, karena nilai kelas bawah SDN Lowayu Kecamatan
Ma’ruf digunakan brivarian yang diperoleh dengan menggunakan Dukun Kabupaten Gresik. 2. Tidak ada
*, adalah jenis Regresi Logistik memiliki hasil sig hubungan antara pendidikan orang tua
Endang penelitian 0,547 dengan status gizi pada siswa kelas bawah
Sri kuantitatif SDN Lowayu Kecamatan Dukun
Wahjun non- Kabupaten Gresik.
i eksperimen.
3 Karla Penelitian ini Analisis variabel Hasil analisis menggunakan uji 1. Sebagian besar subjek penelitian
F. bersifat univariant bebas korelasi Spearman dengan tingkat memiliki status gizi normal sebanyak 79
Rompa observasional dan kemaknaan 95% (α=0,05) orang (84%), status gizi gemuk sebanyak
s,,Maur analitik brivarian menunjukkan bahwa nilai signifikan ρ 3 orang (3,2%), status gizi obesitas
eenPun dengan desain = 0,000 yang berarti bahwa korelasi sebanyak 8 orang (8,5%), status gizi kurus
uh, penelitian antara jumlah tanggungan dengan sebanyak 3 orang (3,2%) dan status gizi
Nova cross status gizi pada pelajar SMP Spektrum sangat kurus 1 orang (1,1%). 2. Tidak
27

H. sectional dan SMP Kristen Lahai Roi Malalayan terdapat hubungan antara tingkat
Kapant mempunyai hubungan yang bermakna pendidikan ayah dengan status gizi pada
ow dengan koefisien korelasi r = 0,424, pelajar di SMP Spektrum Malalayang
yang berarti bahwa hubungan antara Kota Manado dan SMP Kristen Lahai Roi
pendapatan keluarga dengan status Malalayang Kota Manado
gizi tergolong lemah dan arah korelasi
positif.
4 AprilitaMetode yang Analisis variabel Berdasarkan hasil uji chi-square 1. Terdapat hubungan antara pendidikan
Paulina digunakan brivarian indepen dengan tingkat kemaknaan 95% ayah dengan status gizi (IMT/U). 2.
Rorong dalam den (α=0,05) menunjukkan bahwa nilai Terdapat hubungan antara pendidikan ibu
penelitian ini signifikan ρ = 0,211 menunjukan dengan status gizi (IMT/U). 3. Tidak ada
adalah metode bahwa tidak ada hubungan antara hubungan antara pekerjaan ayah dengan
survei analitik pendapatan keluarga dengan status status gizi (IMT/U).
dengan gizi menuru Indeks Massa Tubuh
mengunakan Menurut Umur (IMT/U) pada anak
pendekatan sekolah dasar di Kelurahan Bailang
cross Kecamatan Bunaken Kota Manado
sectional
(potong
lintang)
5 Ellena Dalam Analisis variabel Berdasarkan hasil Fisher Exact Test, 1. Status gizi anak berdasarkan indeks
Wulant, penelitian ini, univariant indepen maka diperoleh nilai p = 0,034, hal ini BB/U terdapat 5,6% anak termasuk
Marsell menggunakan dan den menunjukan bahwa pendapatan kategori status gizi kurang dan anak
a desain brivarian keluarga yang rendah memiliki
D.Amis penelitian hubungan yang erat dengan status gizi
i, analitik anak usia 24-59 bulan di Desa Kima
Mauree dengan Bajo. Artinya status gizi anak sangat
n pendekatan dipengaruhi oleh keluaga yang
Punuh Cross- memiliki pendapatan yang rendah
Sectional
28
29

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Strategi Pencarian Literature


3.1.1 Framework yang digunakn
(PICO/PICOT quetions) Tabel 3.1 PICO
Quetion
No PICO Pertanyaa Klinis Strategi Pencarian Kata Kunci
1 Patient Population Anak sekolah Hubungan antara status sosial
ekonomi keluarga dengan status
gizi pada anak sekolah

2 Intervention - -
3 Comparison -
4 Outcome Ada atau tidak Ada atau tidak hubungan antara
hubungan antara status sosial ekonomi keluarga
status sosial ekonomi dengan status gizi pada anak
keluarga dengan sekolah
status gizi pada anak
sekolah

5 Type of quetion Lembar kuesioner -Status sosial ekonomi


-Status gizi pada anak
sekolah
6 Type of study Penelitian cross Semua artikel atau jurnal
Sectional publikasi bertipe cross sectional

3.1.2 Kata Kunci Yang Digunakan


Dalam penelitian ini melakukan pencarian jurnal

menggunakan kata kunci “hubungan antara status sosial

ekonomi keluarga ”,“dengan status gizi pada anak sekolah”.

3.1.3 Database atau Searchengine yang digunakan


Dalam penelitian ini peneliti melakukan pencarian data

melalui 3 database yaitu Portal Garuda , Pubmed Dan Google

Scholar.
30

3.2 Kriteria Inklusi dan Ekslusi

Teknik pengambilan jurnal dalam penelitian ini adalah

teknik yang disesuaikan dengan kriteria inklusi dan kriteria ekslusi.

3.2.1 Kriteria Inklusi


Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek

penelitian dari suatu populasi target yang terjangkau dan akan

dan akan diteliti (Nursalam, 2016). Kriteria inklusi jurnal

dalam penelitian ini yaitu:

1. Jurnal diterbitkan dalam rentang waktu 5 Tahun (2015-2020)

2. Jurnal berbahasa Indonesia yang berkaitan dengan

adanya hubungan status sosial ekonomi keluarga dengan

status gizi pada anak sekolah

3. Responden dalam penelitian sebelumya yaitu anak sekolah dasar –

sekolah menengah pertama

3.2.2 Kriteria Ekslusi

Kriteria ekslusi adalah ciri-ciri anggota populasi yang

tidak dapat diambil sebagai sampel (Soekdjo, 2018). Kriteria

ekslusi dalam penelitian ini adalah :

1. Jurnal tidak full text

2. Jurnal yang tidak berkaitan dengan variabel yang diambil


31

3.3 Seleksi Studi dan Penilaian Kualitas

3.3.1 Hasil Pencarian Dan Seleksi Studi

Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode Lilerature

Review. Ada beberapa tahap yang harus dilakukan, sehingga

hasil dari studi literature tersebut dapat diakui

kredibilitasnya. Adapun tahapan- tahapan tersebut

digambarkan sebagai berikut :

Pencarian Artikel Jurnal :

Pencarian pada situs Pencarian pada situs


Scholar Google portal garuda (n=20)
(n=30)

Hasil jurnal secara keseluruhan (n=50)

Screening :

1. Rentang waktu 5 tahun (2016-2021) google


Screening scholar: 30, Portal Garuda : 20
(n=50) 2. Tipe (Research Articles, Full Text)

3. Jurnal menggunakan bahasa Indonesia dan


bahasa Inggris

4. Jurnal yang dapat di akses penuh

Jurnal yang dapat


Jurnal Full Text
diakses penuh
(Full text) (n=30) 1. google scholar: 20

2. Portal Garuda : 10
32

Kriteria Inklusi
Jurnal yang sesuai a) Jurnal diterbitkan dalam rentang waktu 5
dengan kriteria Tahun (2016-2021)
inklusi (n=10)
b) Jurnal berbahasa Indonesia yang berkaitan
dengan hubungan antara status sosial
ekonomi keluarga dengan status gizi pada
anak sekolah

Bagan 3.1 Seleksi Jurnal Studi Literature Review Hubungan Status Sosial Ekonomi
KeluargaDengan Status Gizi Pada Anak Sekolah
33

3.4 Daftar Artikel Hasil Pencarian


Tabel 3.2 Daftar Artikel Hasil Pencarian

No. Author Tahun Volume Judul Metode ( desain , Hasil Penelitian Database
Angka sampel , variabel ,
instrument ,
analisis )
1 Mada 2018 Vol 1 no Hubungan antara status D : pendekatan 1. Tidak terdapat hubungan antara Google
Rumende, 2 sosial ekonomi dengan Cross Sectional pendidikan ayah dengan status gizi BB/U, scolar
Nova H. status gizi pada anak S : anak usia 24-59 TB/U dan BB/TB pada anak usia 24-59
Kapantow, usia 24-59 bulan di bulan yang berada bulan
Maureen I. kecamatan tombatu di Kecamatan 2. Terdapat hubungan antara pendidikan ibu
Punuh utara kabupaten Tombatu Utara dengan status gizi BB/U serta tidak terdapat
minahasa tenggara Kabupaten hubungan antara pendidikan ibu dengan
Minahasa TB/U dan BB/TB pada anak usia 24-59
Tenggara, dengan bulan
jumlah 100 sampel 3. Tidak terdapat hubungan antara pekerjaan
sesuai kriteria ibu dengan status gizi BB/U, TB/U dan
inklusi dan BB/TB pada anak usia 24-59 bulan 5. Tidak
eksklusi. Dasar terdapat hubungan antara pendapatan
teknik pengambilan keluarga dengan status gizi BB/U, TB/U dan
sampel yaitu BB/TB pada anak usia 24-59 bulan
dengan 4. Berkaitan dengan prevalensi pekerjaan
Nonprobability ibu, diketahui bahwa ibu yang tidak bekerja
Sampling, tenik pada anak dengan kelompok gizi kurang
pengambilan yaitu 9% sedangkan pada ibu yang bekerja
sampel dengan pada anak kelompok kurang yaitu 7%
34

Purposive Berdasarkan hasil Uji Chi Square tidak


Sampling. terdapat hubungan antara pekerjaan ibu
V : v1 : status dengan status gizi BB/U.
sosial ekonomi
V2 : status gizi
pada anak
I : Lembar
kuisioner
A : uji ChiSquare

2 Ratna Kusuma 2018 - Hubungan antara status D : pendekatan a.Pendidikan Ibu Hasil uji korelasi dengan Google
Astuti1 , sosial ekonomi cross sectional, menggunakan Chi-Square (χ²), nilai χ²hitung scolar
Ganik Sakitri2 keluarga dengan status S : .Sampel dalam > nilai χ²tabel dan nilai ρ < 0,05 maka Ho
gizi anak usia sekolah penelitian ini ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat
diambil dengan dikatakan bahwa ada hubungan antara status
menggunakan sosial ekonomi keluarga ditinjau dari
teknik proporsional pendidikan ibu dengan status gizi anak usia
stratified random sekolah di SD N Godog 1 Polokarto,
sampling. Sukoharjo.
V : v1 : status b. Pekerjaan Ibu Hasil uji korelasi dengan
sosial ekonomi menggunakan Chi-Square (χ²), nilai χ²hitung
v2 : status gizi > nilai χ²tabel dan nilai ρ < 0,05 maka Ho
pada anak ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat
I : lembar kuisioner dikatakan bahwa ada hubungan antara status
A : Uji Chi Square sosial ekonomi keluarga ditinjau dari
35

pekerjaan ibu dengan status gizi anak usia


sekolah di SD N Godog 1 Polokarto,
Sukoharjo.
c. Pendapatan Orang Tua Hasil uji korelasi
dengan menggunakan Chi-Square (χ²), nilai
χ²hitung > nilai χ²tabel dan nilai ρ < 0,05
maka Ho ditolak dan Ha diterima. Sehingga
dapat dikatakan bahwa ada hubungan antara
status sosial ekonomi keluarga ditinjau dari
pendapatan orang tua dengan status gizi
anak usia sekolah di SD N Godog 1
Polokarto, Sukoharjo.
3 Dessy 2018 - Hubungan antara D : penelitian 1. Tidak ada hubungan antara pendapatan Google
Fauziyah tingkat sosial ekonomi korelasional orang tua dengan status gizi pada siswa scolar
Ma’ruf orang tua dengan status S : SDN Lowayu kelas bawah SDN Lowayu Kecamatan
gizi siswa (Studi Pada Kecamatan Dukun Dukun Kabupaten Gresik.
Siswa Kelas Bawah Kabupaten Gresik 2. Tidak ada hubungan antara pendidikan
SDN Lowayu sebanyak 168 siswa orang tua dengan status gizi pada siswa
Kecamatan Dukun V : v1 : status kelas bawah SDN Lowayu Kecamatan
Kabupaten Gresik) sosial ekonomi Dukun Kabupaten Gresik.
v2 : status gizi 3. Hasil uji hubungan antara tingkat sosial
pada anak ekonomi orang tua adalah tidak ada
I : lembar kuisioner hubungan yang bermakna, karena nilai yang
A : Tabulasi Silang diperoleh dengan menggunakan Regresi
Logistik memiliki hasil sig (0,855) > α
(0,05) artinya Ha ditolak dan Ho diterima
sehingga tidak ada hubungan antara tingkat
sosial ekonomi dengan status gizi siswa.
36

Karla F. 2016 Vol. 5 Hubungan antara sosial D : penelitian cross 1. Sebagian besar subjek penelitian memiliki Portal
Rompas, No. 4 ekonomi keluarga sectional. status gizi normal sebanyak 79 orang (84%), garuda
Maureen I. dengan status gizi pada S : Sampel dalam status gizi gemuk sebanyak 3 orang (3,2%),
Punuh, Nova pelajar di smp wilayah penelitian ini di status gizi obesitas sebanyak 8 orang (8,5%),
H. Kapantow kecamatan malalayang ambil dari seluruh status gizi kurus sebanyak 3 orang (3,2%)
1 kota manado pada Pelajar di dan status gizi sangat kurus 1 orang (1,1%).
SMP Spektrum 2. Tidak terdapat hubungan antara tingkat
Malalayang Kota pendidikan ayah dengan status gizi pada
Manado dan SMP pelajar di SMP Spektrum Malalayang Kota
Kristen Lahai Roi Manado dan SMP Kristen Lahai Roi
Malalayang Kota Malalayang Kota Manado
Manado. 3. Tidak terdapat hubungan antara tingkat
V : v1 : status pendidikan ibu dengan status gizi pada
sosial ekonomi pelajar di SMP Spektrum Malalayang Kota
v2 : status gizi Manado
pada anak
I : lembar quisioner
A : uji chi square
5 Aprilita 2019 Vol. 8 Hubungan antara status D : penelitian cross 1. Terdapat hubungan antara pendidikan Portal
Paulina No. 2 sosial ekonomi sectional. (potong ayah dengan status gizi (IMT/U). garuda
Rorong keluarga dengan status lintang) 2. Terdapat hubungan antara pendidikan ibu
gizi anak sekolah dasar S : sampel dengan status gizi (IMT/U).
kelurahan bailing sebanyak 105 anak 3. Tidak ada hubungan antara pekerjaan
kecamatan bunaken dari kelas 4 – 6 di ayah dengan status gizi (IMT/U).
kota manado dua sekolah yang 4. Tidak ada hubungan antara pekerjaan ibu
ada yaitu Sekolah dengan status gizi (IMT/U).
Dasar GMIM 92 5. Berdasarkan hasil uji chi-square dengan
Bailang dan di tingkat kemaknaan 95% (α=0,05)
37

Sekolah Dasar menunjukkan bahwa nilai signifikan ρ =


Yayasan Rapi 0,789 menunjukan bahwa tidak ada
Manado Kelurahan hubungan antara pekerjaan ayah dengan
Bailang Kecamatan status gizi menuru Indeks Massa Tubuh
Bunaken Kota Menurut Umur
Manado beserta 6. Berdasarkan hasil uji chi-square dengan
orang tuanya tingkat kemaknaan 95% (α=0,05)
V : v1 : status menunjukkan bahwa nilai signifikan ρ =
sosial ekonomi 0,606 menunjukan bahwa tidak ada
v2 : status gizi hubungan antara pekerjaan ibu dengan status
pada anak gizi menuru Indeks Massa Tubuh Menurut
I : lembar kuisioner Umur
A : uji statistic Chi
Square

6 Ellena 2019 Vol. 8, Hubungan antara status D : pendekatan 1. Status gizi anak berdasarkan indeks BB/U Google
Wulanta, No. 5 sosial ekonomi dengan Cross-Sectional terdapat 5,6% anak termasuk kategori status scolar
Marsella D. status gizi pada anak S : Sampel dalam gizi kurang dan anak dengan kategori status
AmisiMauree 24- 59 bulan di desa penelitian ini gizi baik sebanyak 94,4% anak. Terdapat
n I. Punu kima bajo kecamatan adalah seluruh 12,5% anak yang termasuk kategori status
wori kabupaten populasi yang gizi pendek dan 87,5% anak dengan kategori
minahasa utara berjumlah 72 anak status gizi normal berdasarkan indeks TB/U.
V : v1 : status Terdapat 1,9% anak yang memiliki status
sosial ekonomi gizi kurus, 83,3% anak dengan status gizi
v2 : status gizi normal dan 2,8% anak yang memiliki status
pada anak gizi gemuk
I : lembar 2. Berdasarkan hasil Fisher Exact Test,
kuisioner diperoleh nilai p = 0,002, menunjukan
38

A : uji chi square bahwa adanya hubungan antara pendidikan


ayah dengan status gizi anak usia 24-59
bulan di Desa Kima Bajo
3.Terdapat hubungan antara pendidikan
ayah dengan status gizi anak berdasarkan
indeks IMT/U (p = 0,002).
4. Terdapat hubungan antara pendidikan Ibu
dengan status gizi anak bersarkan indeks
IMT/U (p = 0,025).
7 Carolina 2016 Vol. 5 Hubungan antara status D : penelitian Cross 1. Sebagian besar subjek penelitian memiliki Google
Kaunang , No. 1 sosial ekonomi Sectional (potong status gizi normal yaitu berjumlah 95 orang scolar
Nancy S.H keluarga dengan status lintang). (81%), status gizi kurus yaitu berjumlah 3
Malonda, gizi pada siswasmp S : sampel orang (3%), status gizi gemuk yaitu
Shirley E.S Kristen tateli penelitian dari total berjumlah 15 orang (13%), status gizi obes
Kawengian kecamatan mandolang populasi berjumlah yaitu berjumlah 4 orang (3%), dan untuk
kabupaten minahasa 117 orang status gizi sangat kurus yaitu berjumlah 0
V : v1 : status (0%) pada siswa SMP Kristen Tateli
sosial ekonomi Kecamatan Mandolang Kabupaten
v2 : status gizi Minahasa.
pada anak 2. Tidak terdapat hubungan yang bermakna
I : lembar kuisioner antara tingkat pendidikan ayah, tingkat
A : uji chi square pendidikan ibu dan jumlah tanggungan
keluarga dengan status gizi pada siswa SMP
Kristen Tateli Kecamatan Mandolang
Kabupaten Minahasa.
3. berdasarkan uji Fisher’s Exact di peroleh
p= 0,001 sehingga Ho di tolak atau
Probabilitas > 0,005 artinya tidak terdapat
39

hubungan antara pendidikan kategori ayah


dengan status gizi anak di Taman kanak-
kanak GMIM BathaniKoha.
8 Trully 2018 - .Hubungan antara D : penelitian cross 1/ Tidak terdapat hubungan antara pekerjaan Google
Momuat, status sosial ekonomi sectional ibu dengan status gizi (BB/U,PB/U dan scolar
Grace D. dengan status gizi anak S : Sampel dalam BB/PB). Terdapat hubungan antara
Kandou, di desa tatelu penelitian ini yaitu pendidikan ibu dengan status gizi anak
Nancy S.H. kecamatan dimembe total sampling berdasarkan indeks antropometri BB/U,
Malonda kabupaten minahasa V : v1 : status indeks antropometri PB/U dan BB/PB tidak
utara sosial ekonomi terdapat hubngan yang signifikan.
v2 : status gizi 2. Tidak terdapat hubungan antara
pada anak pendapatan keluarga dengan status gizi
I : lembar kuisioner (BB/U, PB/U dan BB/PB). Tidak terdapat
A : uji chi square hubungan antara jumlah anggota keluarga
dengan status gizi anak
3. Berdasarkan uji statistik fisher’s Exact ,
(α = 0,05). nilai p value sebesar 0,509.
Artinya tidak terdapat hubungan antara
pendapatan keluarga dengan status gizi
(BB/U).

9 Myrnawati , 2016 Volume Pengaruh pengetahuan D : pendekatan 1Terdapat pengaruh langsung positif Portal
anita 10 Edisi gizi, status sosial kuantitatif pengetahuan gizi terhadap status gizi anak garuda
2 ekonomi , gaya hidup S : metode survei usia dini
dan pola makan V : v1 : status 2 Terdapat pengaruh langsung positif status
terhadap status gizi sosial ekonomi sosial ekonomi terhadap status gizi anak usia
anak (Studi Kausal di v2 : status gizi dini
40

Pos PAUD Kota pada anak 3Terdapat pengaruh langsung positif pola
Semarang Tahun 2015) I : pengumpulan makan terhadap status gizi anak usia dini ,
data 4Terdapat pengaruh langsung positif
A : analisis jalur pengetahuan gizi terhadap pola makan,
10 Ratih 2018 Vol 9 Hubungan antara D : penelitian cross 1. Berdasarkan uji statistik fisher’s Exact , Google
Dwilestari No 1 Pendidikan , pekerjaan sectional (α = 0,05). nilai p value sebesar 0,509. scolar
Puji Utami, dan ekonomi orang tua S : sampel Artinya tidak terdapat hubungan antara
Frederikus dengan status gizi pada sebanyak 69 pendapatan keluarga dengan status gizi
Xaverius anak usia pra sekolah responden dari 83 (BB/U).
Nggadjo, orang tua yang 2. pendapatan keluarga dan kepedulian
Atiek memenuhi kriteria keluarga terhadap pemenuhan gizi
Murharyati inklusi dan kriteria anggotanya berhubungan dengan status gizi
eksklusi anak.
V : v1 : status
sosial ekonomi
v2 : status gizi
pada anak
I : accidental
sampling
A : uji statistik
dengan Spearman
Rank dengan p-
value 0,5
DAFTAR PUSTAKA
Achadi. (2015). Gizi dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Almatsier, Sunita. (2017). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia
Pustaka Utama.
Anonim. (2015). Pola Asuh Orang Tua Pengaruhi Status Gizi.
http://m.okezone.com diakses 23 Desember 2016.
Anwar, Mahdin Husaini. (2018). Peranan Gizi dan Pola Asuh dalam
Meningkatkan kualitas Tumbuh Kembang
Anak. http://anak.i2.co.id/beritabaru/berita.asp?
id=169 diakses tanggal 25 Oktober 2019.

Arifin, Tohar. (2015). Gizi Buruk Ancaman Generasi yang Hilang. http://oi.ppi-
jepang.org.php?id=113 diakses tanggal 2 November 2010.
Arikunto, Suharsini. (2017). Prosedur Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT. Rineka
Cipta.
Ariyana, Irawati. (2017). Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi Orang Tua Pada
Anak. http://info.balitacerdas.com/mod.php?
mod=publiser&op=viewarticleid=9 diakses tanggal 15 Maret 2018.

Baliwati, Yayuk Farida. (2017). Pengantar Pangan dan Gizi. Jakarta: Penebar
Swadaya.
Biro Pusat Statistik. (20018). Statistik Sosial dan Kependudukan Jawa Timur.

Hasil Susenas. Jakarta: PS.

Budiyanto. (2015). Gizi dan Kesehatan. Malang: Bayu Media.

Budiarto, Eko. (2015). Biostatistika Untuk Kedokteran dan


Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Chandra, Budiman. (2015). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Departemen gizi dan kesehatan masyarakat FKM UI. (2017). Gizi dan
Kesehatan Masyarakat. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Gerungan, W.A. (2016). Psikologi Sosial. Bandung: PT. Refika Aditama

41
42

Gumala, Ni Made Yuni. (2018). Perbedaan Tingkat Konsumsi Energi, Protein


dan Status Gizi Balita Menurut Peran Ibu di Kabupaten Gianyar.
Yogyakarta: Universitas Gajah Mada. Tesis.

Hadi, Soetrisno. (2016). Statistik. Jilid 2. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Hadju, Veni. (2015). Diklat Penentuan Status Gizi. Ujung Pandang: Fakultas
Kesehatan Masyarakat UNHAS.
Handayani. (2016). Ibu bekerja dan Dampaknya Pada Perkembangan Anak.
http://info.balitacerdas.com/mod.php?
mod=publiser&op=viewarticleid=7 diakses tanggal 2 November 2017.
Karyadi, Darwin. (2018). Visi Bangsa Sehat Melalui Sistem Kesehatan Nasional.
http://www.tenagakesehatan.or.id.detail.php?id=15 diakses tanggal 20
November 2019.

Khomsan, Ali. (2017). Sehat dengan Makanan Berkasiat. Jakarta: PT. Kompas
Media Nusantara.
Latief, D. (2017). Penelitian Gizi di Desa Kebun Cau Kabupaten Tangerang.

Bogor: IPB.
Lestari, Sri. (2015). Hubungan Antara Status Gizi dengan Tumbuh Kembang
Anak. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada. Skripsi.
Madanijah. (2015). Pendidikan Gizi Dalam Pengantar Pengadaan Pangan dan
Gizi. Jakarta: Penebar Swadaya.
Marimbi, Hanum. (2018). Tumbuh Kembang, Status Gizi dan Imunisasi Dasar
Pada Balita. Yogyakarta: Nuha Medika.
Masdiarti. (2017). Gambaran Status Gizi Anak Balita Ditinjau Dari Pola
Pengasuh Pada Ibu Pekerja Dan Bukan Pekerja. Medan: Universitas
Sumatera Utara. Skripsi.
43

Anda mungkin juga menyukai