Anda di halaman 1dari 86

PENGARUH PEMBELAJARAN LURING

TERHADAP HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


DI KELAS VIII SMP NEGERI 2 MANDALAWANGI

Skripsi
Diajukanuntuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Menyelesaikan
Program Sarjana Pendidikan Agama Islam

Oleh :
Syukri
NIM. 1711104038

PROGRAM SARJANA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
SYEKH MANSHUR PANDEGLANG
2021 M / 1442 H
ABSTRAK
Syukri 1711104038 Tahun 2021. Pengaruh Pembelajaran Luring Terhadap
Hasil Belajar PAI di Kelas VIII SMP Negeri 2 Mandalawangi. Skripsi,
Program Sarjana Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Syekh Manshur
Pandeglang.

Pembelajaran Luring adalah salah satu pembelajaran yang wajib di


lakukan pada masa pandemi covid-19 ini. Terutama bagi skolah yang
masih belum memiliki sarana pasilitas internet yang memadai, dapat di
katakana bahwa pembelajaran luring merupakan solusi agar pembelajaran
di masa pandemi ini tetap belajar efektif dan efisien.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) Untuk mengetahui,


mengkaji dan menganalisis Pembelajaran Luring di SMP Negeri 2
Mandalawangi. 2) Untuk mengetahui , mengkaji dan menganalisa Hasil
Belajar Siswa di SMP Negeri 2 Mandalawangi. 3) Untuk mengetahui,
mengkaji dan menganalisa adakah Pengaruh Pembelajaran Luring
Terhadap Hasil Belajar PAI di Kelas VIII SMP Negeri 2 Mandalawangi.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah 1) Bagaimanakah


Pembelajaran Luring di SMP Negeri 2 Mandalawangi?. 2) Bagaimanakah
Hasil Belajar Siswa di SMP Negeri 2 Mandalawangi?. 3) Apakah Terdapat
Pengaruh Pembelajaran Luring Terhadap Hasil Belajar Siswa di SMP
Negeri 2 Mandalawangi.?

Metode penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah


metode kuantitatif dengan pendekatan korelasi, dengan menggunakan
rumus Product Moment dengan sampel 30 orang yang di pilih secara
random sampling. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2
Mandalawangi tahun 2021.

Hasil penelitian menunjukan bahwa adanya pengaruh positif antara


Pembelajaran Luring. Adapun kontribusi Pengaruh Pembelajaran Luring
Terhadap Hasil Belajar sebesar 57,76% sedangkan 42,24% di pengaruhi
faktor lain karena thitung = 61,8 dan ttabel = 26,6 dimana thitung > ttabel hal ini
berarti Ha di terima dan Ho di tolak. Dengan demikian terdapat Pengaruh
Pembelajaran Luring Terhadap Hasil Belajar PAI di Kelas VIII SMP
Negeri 2 Mandalawangi.

Kata Kunci: Pengaruh Pembelajaran Luring Terhadap Hasil Belajar PAI


di Kelas VIII SMP Negeri 2 Mandalawangi.

i
LEMBAR PERSETUJUAN
SKRIPSI

PENGARUH PEMBELAJARAN LURING


TERHADAP HASIL BELAJAR PAI DI
KELAS VIII
SMP NEGERI 2 MANDALAWANGI

Oleh:
SYUKRI
NIM. 1711104038

KOMISI PEMBIMBING

Pembimbing I Tanda Tangan Tanggal

Dr. H. Ari Hasan Ansori, M.Pd ………………… ………………

Pembimbing II Tanda Tangan Tanggal

Ela Hikmah Hayati, M.A ………………… ………………

Mengetahui
Ketua Ketua Program Studi
Sekolah Tinggi Agama Sarjana Pendidikan Agama Islam
Islam Syekh Manshur

Dr. H. Kosasih, M.Pd Euis Ernawati, M.Pd

ii
LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Syukri
Nim : 171110408
Program Studi : Pendidikan Agama Islam (PAI)

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa sekripsi yang saya tulis


seluruhnya merupakan hasil karya sendiri. Bagian-bagian tertentu dalam
skripsi ini yang dikutip dari hasil karya orang lain dituliskan sumbernya
secara jelas sesuai dengan kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila dikemudian hari ditemukan sebagian atau keseluruhan dari skripsi


ini bukan dari hasil karya sendiri atau adanya plagiat, saya bersedia
menerima sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.

Pandeglang, Oktober 2021

Materai Rp. 10000

Syukri
NIM. 1711104038

iii
PERSEMBAHAN

Ku persembahkan karya ini untuk kedua orang


tua ku terhususkan ibunda tercinta Yati dan bapak, H. Suriya
beserta seluruh keluarga tercinta yang dengan ikhlas telah
memberikan dukungan serta do’a.

Tak lupa kepada semua sahabat, yang telah mensuport dalam


Menyelesaikan karya ini saya ucapkan terimakasih.

iv
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
atas berkat rahmat serta kasih-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini dengan judul : “PENGARUH PEMBELAJARAN LURING TERHADAP
HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI KELAS VIII SMP
NEGERI 2 MANDALAWANGI“.
Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar sarjana pendidikan bagi mahasiswa program S 1. Pada program
studi Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Agama Islam Syekh Manshur
(STAISMAN) Pandeglang.Penulis menyadari bahwa proposal ini jauh dari kata
kesempurnaan.Oleh sebab itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari semua pihak demi kesempurnaan proposal ini.
Selesainya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, sehingga pada
kesempatan ini penulis dengan segala kerendahan hati dan penuh rasa hormat
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
memberikan bantuan moril maupun materil secara langsung maupun tidak
langsung kepada penulis dalam penyusunan proposal ini sehingga selesai.
Terutama yang saya hormati :
1. Bapak Dr. H. Kosasih, M.Pd selaku Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam
syekh manshur (STAISMAN) Pandeglang.
2. Ibu Euis Ernawati, M.Pd selaku Ketua Prodi Pendidikan Agama Islam
(PAI) STAISMAN Pandeglang.
3. Bapak Dr. H. Ari Hasan Ansori, M.Pd selaku dosen pembimbing 1 yang
telah memberikan kritik dan saran bimbingan maupun arahan yang sangat
berguna dalam penyusunan skripsi ini.
4. Ibu Ela Hikmah Hayati, M.A selaku dosen pembimbing 2 yang telah
memberikan kritik dan saran bimbingan maupun arahan yang sangat
berguna dalam penyusunan skripsi ini.
5. Para sahabat yang sudah memotivasi, dan terima kasih kepada semua
rekan-rekan HIMAPAI yang telah memberikan masukan-masukanya yang
sangat berguna dalam penyusunan skripsi ini.

v
6. Keluarga yang selalu mendo'akan dan mensuport dalam penyusunan
skripsi ini.
Ahir kata penulis mengucapaka terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan skripsi ini.Dan penulis berharap semoga skripsi ini
dapat bermanfaat bagi kita semua dan menjadi bahan masukan bagi dunia
pendidikan.

Pandeglang, 27 Maret 2021

Penulis

Syukri

vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK..................................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................. ii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN................................................... ii I
LEMBAR PERSEMBAHAN.....................................................................iv
KATA PENGANTAR................................................................................v
DAFTAR ISI..............................................................................................vii
DAFTAR TABEL......................................................................................ix
DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................x
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.................................................................1
B. Identifikasi Masalah........................................................................4
C. Pembatasan Masalah.......................................................................5
D. Rumusan Masalah...........................................................................5
E. Tujuan Penelitian............................................................................5
F. Kegunaan/Manfaat Penelitian.........................................................6

BAB II KAJIAN TEORETIK


A. Deskrifsi Teori................................................................................7
1. Pembelajaran Luring.................................................................7
a. Pengertian Pembelajaran Luring........................................7
b. Hakekat Pembelajaran Luring............................................8
c. Kebijakan Pembelajaran Luring.........................................10
d. Fenomena Pembelajaran Luring........................................12
e. Manfaat Pembelajaran Lurin..............................................13
2. Hasil Belajar..............................................................................17
a. Pengertian Hasil Belajar.....................................................17
b. Indikator Hasil Belajar.......................................................19
c. Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar........................19
d. Penilaian Hasil Belajar.......................................................20
B. Penelitian Yang Rlevan..................................................................21

vii
C. Kerangka Berfikir...........................................................................23
D. Hipotesis Penelitian........................................................................24

BAB III METODELOGI PENELITIAN


A. Pendekatan dan Jenis Penelitian...............................................25
B. Tempat dan Waktu Penelitian...................................................26
C. Populasi dan Sampel.................................................................26
D. Teknik Pengumpulan Data.......................................................28
E. Instrument Penelitian................................................................30
F. Uji Coba Instrumen Penelitian..................................................35
G. Teknik Analisis Data................................................................37
H. Langkah – Langkah Penelitian.................................................39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


A. Deskripsi Data Penelitian.........................................................41
B. Deskripsi Hasil Penelitian.........................................................45
C. Pembahasan Hasil Penelitian....................................................65

BAB V PENUTUP
A. Simpulan ..................................................................................68
B. Saran.........................................................................................69

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP PENELITI

viii
DAFTAR GAMBAR DAN TABEL
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir.............................................................24

Tabel 3.1 Skor Alternatif Jawaban...................................................29

Tabel 3.2 Instrumen Penelitian Variabel X......................................30

Tabel 3.3 Instrumen Penelitian Variabel Y......................................32

Tabel 4.1 Keadaan Siswa..................................................................42

Tabel 4.2 Keadaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan..................43

Tabel 4.3 Sarana dan Prasarana........................................................44

Tabel 4.4 Rekafitulasi Jawaban Angket Variabel X.........................45

Tabel 4.5 Daftar Frekuensi Variabel X.............................................48

Tabel 4.6 Perhitungan Standar Deviasi Variabel X..........................50

Tabel 4.7 Data Frekuensi Observasi dan Ekspetasi Variabel X.......51

Tabel 4.8 Rekafitulasi Hasil Belajar Siswa Variabel Y....................52

Tabel 4.9 Daftar Frekuensi Variabel Y.............................................55

Tabel 4.10 Perhitungan Standar Deviasi Variabel Y........................57

Tabel 4.11 Data Frekuensi Observasi dan Ekspetasi Variabel Y.....58

Tabel 4.12 Data Variabel X dan Variabel Y.....................................59

Tabel 4.13 Nilai Koefisien Korelasi “r” Product Moment...............62

ix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I Angket Variabel X

Lampiran II Soal (Tes) Variabel Y

Lampiran III SK Pembimbing

Lampiran IV Lembar Kegiatan Bimbingan Mahasiswa

Lampiran V Surat Permohonan Penelitian

Lampiran VI Surat Keterangan Selesai Penelitian

Lampiran VII Dokumentsi Penelitian

Lampiran VIII Sertifikat PROPORSI, KKN,PPL

x
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pandemi Covid-19 merubah pembelajaran yang signifikan, tatap

muka di hentikan sementara di tengah wabah yang melanda. Guru tetap

menjalankan tugasnya agar  kurikulum tetap berjalan. Guru dan Orangtua

harus membangun komunikasi agar siswa dapat memahami setiap tugas-

tugas yang di berikan oleh guru pada pembelajaran luring ini.

Budaya pembelajaran di Indonesia lebih dekat dengan

pembelajaran konvensional26 atau tatap muka. Namun, beberapa lembaga

pendidikan yang ada di Indonesia sudah mencoba mengkombinasikan

pembelajaran tatap muka dengan cara online sebagai tuntutan zaman.

Kehadiran virus corona di penghujung tahun 2019 menuntut masyarakat

melakukan aktifitas secara online, hal ini di sebabkan adanya larangan

untuk bertemu secara langsung.Demikian halnya dengan aktifitas

pembelajaran konvensional yang selama ini menjadi budaya belajar

Indonesia harus mengalami transformasi.27

Pemerintah mengeluarkan kebijakan pembelajaran jarak jauh sejak

adanya pandemi covid-19 demi menjaga kesehatan masyarakat, termasuk

di dalamnya peserta didik pada semua jenjang pendidikan mulai dari anak

usia dini hingga tingkat perguruan tinggi. Agar pembelajaran tetap

berjalan dengan baik, banyak lembaga pendidikan yang menerapkan


26
Seperti, adat, kebiasaan, kelaziman. Kbbi diakses dari https://kbbi.web.id/konnvensional. pada
tanggal 15 April 2021 pukul: 13.22
27
Jenri Ambarita dkk.,Pembelajaran Luring, (Indramayu: CV. Adanu Abimata, 2020), hal. 6.

1
2

pembelajaran online (daring). Dengan memanfaatkan perangkat teknologi

dan akses internet yang tersedia.

Pembelajaran online dianggap menjadi solusi terbaik bagi banyak

lembaga pendidikan di Indonesia, namun tidak bagi lembaga pendidikan

yang berada di daerah yang kurang baik, seperti daerah pelosok

Mandalawangi bahkan daerah yang tidak ada akses internet.Sebab itu,

tidak semua lembaga pendidikan yang bisa melaksanakan pembelajaran

online.

Penyebabnya misalnya saja, orang-orang yang kesulitan secara

ekonomi orang-orang yang tidak memahami internet teknologi, orang-

orang yang berada atau tinggal di daerah 3T (terpencil, terluar dan

tertinggal).Mereka mengalami kesulitan pembelajaran secara daring

karena keterbatasan akses internet.Mereka harus pasrah dengan kondisi

demikian, para pendidik, stakeholder, para pemangku kebijakan

pendidikan juga tetap tinggal diam dan membiarkan masyarakat pada

kondisi tersebut.28

Solusi Pemerintah berpandangan pada kondisi di atas,

maka.Pembelajaran luring adalah solusi yang tepat bagi peserta didik agar

tidak ketinggalan pembelajaran selama masa pandemi covid-19.

Istilah luring adalah kepanjangan dari "luar jaringan" sebagai

pengganti kata offline.Kata "luring" merupakan lawan kata dari "daring".

Ibid (2020), hal.7.


28
3

Menurut KBBI kemendikbud, luring adalah luar jaringan: terputus dari

jejaring komputer.29

Dengan demikian, pembelajaran luring dapat diartikan sebagai

bentuk pembelajaran yang sama sekali tidak dalam kondisi terhubung

jaringan internet. Sistem pembelajaran luring (luar jaringan) artinya

pembelajaran dengan memakai media di luar internet.Misalnya dengan

sistem tatap muka yang terorganisir dengan baik.Jika peserta didik

mengerjakan tugas lalu mengirimkan secara langsung kepada gurunya dan

tidak menyambungkanya dengan jaringan internet.Maka itu adalah contoh

aktivitas luring. Contoh lain misalnya guru melakukan tatap muka dengan

mengunjungi peserta didik di rumahnya masing-masing secara langsung

tanpa menggunakan internet.

Sistem pembelajaran daring dan luring mau tidak mau harus tetap

di lakukan di tengah pandemic covid-19.Agar para peserta didik tetap

dapat belajar meskipun dari rumah.Sebab, tidak mungkin peserta didik di

biarkan libur panjang karena kita tidak tahu kapan pandemi covid-19 ini

berlalu.30

Solusinya adalah dilaksanakanya pembelajaran luring diberbagai

sekolah, khususnya di SMP Negeri 2 Mandalawangi.

Maka dari itu, peneliti menemukan permasalahan yang terjadi di SMP

Negeri 2 Mandalawangi. Masih terdapat siswa yang belum mempunyai

perangkat pembelajaran daring misalnya, smartphone/laptop, dan masih


29
Kbbi diakses dari https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/daring pada tanggal 25 maret 2021 pukul
07:43
30
Jenri Ambarita dkk.,Pembelajaran Luring, (Indramayu: CV. Adanu Abimata, 2020), hal.8.
4

sulit menjangkau akses internet. Sehingga solusi baiknya adalah

dilakukanya pembelajaran luring. Dengan begitu proses pembelajaran

luring dapat memudahkan siswa dalam melaksanakan pembelajaran di

masa pandemi covid-19 ini31.

Maka dalam hal ini, peneliti mengangkat tema tentang : Pengaruh

Pembelajaran Luring Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Di

Kelas VIII SMP Negeri 2 Mandalawangi.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, selanjutnya dapat di

identifikasi masalah penelitian yaitu :

1. Apakah terdapat pengaruh pembelajaran luring terhadap hasil belajar

siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)?

2. Apakah terdapat pengaruh peran guru terhadap hasil belajar siswa pada

mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)?

3. Apakah terdapat pengaruh lingkungan keluarga terhadap hasil belajar

siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)?

4. Apakah terdapat pengaruh fasilitas belajar terhadap hasil belajar siswa

pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)?

5. Apakah terdapat pengaruh bimbingan orang tua terhadap hasil belajar

siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)?

6. Apakah terdapat pengaruh motivasi belajar terhadap hasil belajar siswa

pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)?

Hasil wawancara dengan guru PAI, bapak Adnani, SMP N 2 Mandalawangi, kamis, 18 Maret
31

2021 pukul: 13:45


5

C. Pembatasan Masalah

Pembelajaran Luring ( Luar Jaringan ) artinya pembelajaran dengan

memakai media di luar internet misalnya dengan sistem tatap muka yang

terorganisir dengan baik.

Hasil belajar artinya perubahan tingkah laku dan perubahan aspek

kognitif, afektif dan psikomotorik yang terjadi setelah mengikuti

pembelajaran.

Mengingat keterbatasan penulis dalam melakukan penelitian ini,

maka penulis membatasi masalah ini pada Pengaruh Pembelajaran Luring

Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam di Kelas VIII SMP

Negeri 2 Mandalawangi.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat di rumuskan masalah

penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimanakah pembelajaran luring di SMP Negeri 2 Mandalawangi?

2. Bagaimanakah hasil belajar siswa di SMP Negeri 2 Mandalawangi?

3. Apakah terdapat pengaruh pembelajaran luring terhadap hasil belajar

siswa di SMP Negeri 2 Mandalawangi?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran luring

pada siswa/i kelas VIII SMP Negeri 2 Mandalawangi terhadap hasil

belajar pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI).


6

Maka dari itu tujuan penelitian ini di lakukan untuk mengetahui

pengaruh pembelajaran luring terhadap hasil belajar Pendidikan Agama

Islam (PAI) pada siswa/i kelas VIII SMP Negeri 2 Mandalawangi.

F. Kegunaan/Manfaat Penelitian

Penulis berharap penelitian ini dapat memberikan keringanan baik

bagi guru maupun siswa dalam mencari solusi untuk mengatasi

permasalahan atau factor-faktor yang menghambat dalam pembelajaran

luring ini.

Penelitian ini diharapkan sebagai sumbangan pemikiran dan

pengetahuan bagi guru Pendidikan Agama Islam dalam pembelajaran

luring. Harapan lainya agar para guru Pendidikan Agama Islam di SMP N

2 Mandalawangi dapat mengkaji kekurangan dan kelebihan pembelajaran

luring dengan pembelajaran yang selama ini diterapkan

Berikut ini adalah manfaat dari penelitian :

1. Manfaat teoretis/akademis

Secara teoretis, penelitian ini di harapkan dapat memberikan

sumbangsih terhadap perkembangan ilmu pendidikan, khususnya

untuk meningkkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam pembelajaran luring di masa

pandemi covid-19.

2. Manfaat praktis/pragmatis

Manfaaat secara praktis diharapkan dapat bermanfaat bagi guru, siswa,

sekolah dan bagi peneliti sendirri.


BAB II
KAJIAN TEORETIK
A. Deskrifsi Teori

1. Pembelajaran Luring

a. PengertianPembelajaran Luring

Pembelajaran merupakan perencanaan sebagai upaya untuk

membelajarkan siswa. Di dalam pembelajaran siswa tidak hanya

berinteraksi dengan guru, tetapi berinteraksi dengan keseluruhan

sumber belajar yang di pakai untuk mencapai tujuan

pembelajaran.32

Pembelajaran merupakan upaya guru untuk menciptakan iklim

dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat, dan

kebutuhan siswa yang amat beragam agar terjadi interaksi optimal

antara guru dan siswa serta antar siswa.33

Luring merupakan singkatan dari “Luar Jaringan” yang sedang

trend digunakan untuk menggantikan kata offline. Luring adalah

antonim dari kata daring atau dalam jaringan. Dengan demikian

dapat penulis simpulkan bahwa luring adalah aktifitas yang

dilakukan tanpa memanfaatkan akses internet ataupun internet.34

Menurut pendapat di atas, dapat di simpulkan bahwa.

Pembelajaran luring adalah pembelajaran yang dilakukan tanpa

32
Uno Hamzah, Perencanaan Pembelajaran, (Jakarta; Bumi Aksara, 2009) , hal 2
33
Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: Pustaka Setia, 2011), hal 72
349
Jenri Ambarita dkk., Pembelajaran Luring, (Indramayu: CV. Adanu Abimata, 2020), hal. 5.

7
8

menggunakan jaringan internet, atau peranngkat internet dan dapat

di lakukan dengan cara home pisit.

b. Hakekat Pembelajaran Luring

Budaya pembelajaran di Indonesia lebih dekat dengan

pembelajaran konvensional atau tatap muka. Namun, beberapa

lembaga pendidikan yang ada di Indonesia sudah mencoba

mengkombinasikan pembelajaran tatap muka dengan pembelajaran

online sebagai tuntutan zaman. Kehadiran virus corona di

penghujung tahun 2019 menuntut masyarakat melakukan aktifitas

secara online, hal ini disebabkan adanya larangan untuk bertemu

secara langsung. Demikian halnya dengan aktifitas pembelajaran

konvensional yang selama ini menjadi budaya belajar indonesia

harus mengalami transformasi.

Pemerintah mengeluarkan kebijakan pembelajaran jarak jauh

sejak adanya pandemi covid-19 demi menjaga kesehatan

masyarakat, termasuk didalamnya peserta didik padasemuajenjang

pendidikan mulai dari anak usia dini hingga tingkat perguruan

tinggi. Agar pembelajaran tetap belajar dengan baik, banyak

lembaga pendidikan yang menerapkan pembelajaran online dengan

memanfaatkan perangkat teknologi dan akses internet yang

tersedia. Dengan pembelajaran online, meskipun dari rumah

peserta didik tetap terlayani dengan baik. Berbagai platform

berbasis internet bisa digunakan untuk efektivitas pembelajaran


9

jarak jauh dimasa pandemi baik yang berbayar maupun platform

gratis seperti Rumah belajar, Jenius, Ruang Guru dan lain

sebagainya.

Pembelajaran online dianggap menjadi solusi terbaik bagi


banyak lembaga pendidikan di Indonesia, namun tidak bagi
lembaga pendidikan yang berada di daerah yang kurang baik
bahkan daerah yang tidak ada akses internet. Sebab itu, tidak
semua lembaga pendidikan yanag bisa melakukan pembelajaran
online. Misalnya saja, orang-orang yang kesulitan secara ekonomi,
orang-orang yang tidak memahami IT, orang-orang yang berada
atau tinggal di daerah 3T (terpencil, terluar dan tertinggal). Mereka
mengalami kesulitan pembelajaran secara daring karena
keterbatasan akses internet. Apakah mereka harus pasrah dengan
kondisi demikian, apakah para pendidik, stakeholder, para
pemangku kebijakan pendidikan juga tetap tinggal diam dan
membiarkan masyarakat yang berada pada kondisi tersebut.35
Berpandangan pada kondisi diatas maka, pembelajaran luring

adalah solusi yang tepat bagi peserta didik agar tidak ketinggalan

pembelajaran selama masa pandemi covid-19.

Dengan demikian, pembelajaran luring dapat diartikan sebagaia

bentuk pembelajaran yang sama sekali tidak dalam kondisi

terhubung jaringan internet. Sistem pembelajaran luring (Luar

Jaringan) artinya pembelajaran dengan memakai media diluar

internet, misalnya televisi, radio, bisa juga dengan sistem tatap

muka yang terorganisir dengan baik. Jika peserta didik

mengerjakan tugas lalu mengirimkan secara langsung kepada

gurunya dan tidak menyambungkanya dengan jaringan internet.

Maka itu adalah contoh aktivitas luring. Contoh lain misalnya guru

melakukan tatap muka dengan mengunjungi peserta didik di

3510
Jenri Ambarita dkk., Pembelajaran Luring, (Indramayu: CV. Adanu Abimata, 2020), hal.7.
10

rumahnya masing-masing secara langsung tanpa menggunakan

internet. Sistem pembelajaran daring dan luring mau tidak mau

harus tetap dilakukan di tengah pandemi covid-19. Agar para

peserta didik tetap dapat belajar meskipun dari rumah. Sebab, tidak

mungkin peserta didik dibiarkan libur panjang karena kita tidak

tahu kapan pandemi covid-19 ini berlalu.

Sesuai dengan pandangan di atas. Pembelajaran luring

dilakukan untuk tetap melaksanakan proses belajar mengajar di

masa pandemi sekarang ini.

c. Kebijakan Pembelajaran Luring

Sesuai dengan SKB empat menteri Kemendikbud, Kemenag,

Kemenkes dan Kemendagri, Nomor 01/KB/2020. Nomor 516

Tahun 2020.Nomor HK.03.01/Kemenkes/363/2020.Nomor 440-

882. Jadi bagi wilayah di luar zona hijau dilarang pembelajaran

tatap muka.

Kebijakan pembelajaran daring dan luring yang di terapkan oleh

kepaladinaspendidikanKab. Pandeglang, TaufikHidayat.Diatas

sesuai dengan surat edaran (SE). BupatiPandeglang No; 423/2764-

Dikbud/2020 Tentang pelaksanaan kebijakan pendidikan dalam

masa darurat penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19). Untuk

pelaksanaan pembelajaran luring sendiri di masa pandemi ini maka

harus mempertimbangkan kebijakan-kebijakan yang tidak boleh


11

bertentangan dengan kebijakan pembelajaran daring, antara lain

sebagai berikut:

1) Pembelajaran jarak jauh melalui sistem luring dilaksanakan

untuk memberikan kemudahan belajar bagi siswa, tanpa

terbebani tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum

untuk kenaikan kelas maupun kelulusan.

2) Pembelajaran luring harus dapat difokuskan ketercapaian

tujuan pembelajaran serta pada pendidikan kecakapan

hidup antara lain mengenai pandemi Covid-19.

3) Aktivitas dan tugas pembelajaran luring dapat bervariasi

antar peserta didik, sesuai minat dan kondisi masing

masing, termasuk mempertimbangkan fasilitas belajar di

rumah.

Pembelajaran luring menjadi salah satu solusi layanan

pendidikan yang dilakukan pendidik di beberapa daerah dalam

menangani dan memutuskan rantai penyebaran covid-19, sehingga

siswa tetap belajar walaupun dirumah saja. Dalam pelaksanaanya,

pembelajaran luring harus tetap mengacu pada kebijakan

pembelajaran jarak jauh sesuai surata edaran kemendikbud dan

mematuhi protokol kesehatan yang berlaku di setiap daerah.36

d. Fenomena Pembelajaran Luring


36
Ibid1 .hal. 11.
12

Di dalam pelaksanaanya pembelajaran luring tidak serta merta

berjalan sesuai rencana. Fenomena pembelajaran luring

menunjukan berbagi macam dampak baik positif maupun negatif

bagi peserta didik demikian juga pendidiknya. Pembelajaran secara

luring menempatkan peserta didik seolah-olah sedang menikmati

pembelajaran prifat, sehingga mereka bisa sepenuhnya menerima

materi, bertanya jawab dan berbagi dengan gurunya. Terkhusus

bagi siswa yang mungkin di kelas biasanya minder atau tidak

nampak karena keberadaan teman-temanya yang lebih pandai.

Pembelajaran luring cukup membaantu meringankan beban orang

tua secara ekonomi karena mereka tidak perlu lagi berpikir untuk

membeli kuota internet.

Dampak negatifnya bagi siswa adalah siswa membutuhkan


waktu yang lama dalam pembelajaran karena harus mengantri
giliran kunjungan dari gurunya. Akan memunculkan adanya
kesenjangan atau kecemburuan sosial apabila pelayanan
pembelajaran yang dilakukan guru tidak merata. Bagi guru sendiri,
pembelajaran luring dapat membantu guru untuk mengenal peserta
didiknya lebih dekat. Guru akan benar-benar memahami
kompetensi yang dimiliki oleh masing-masing peserta didik,
namun pembelajaran luring juga membawa dampak negatif bagi
para pendidik, mereka harus berkorban banyak tenaga, waktu
bahkan materi.37
Permasalahan-permasalahan yang dialami oleh pendidikan di

daerah 3T ini semakin kompeks ketika diperhadapkan dengan

covid-19 dan tuntutan era industri 4.0. kehadiran wabah virus

corona seolah mempercepat penerapan pendidikan abad-21 untuk

menjawab tuntutan 4.0. Namun, kehadiran wabah ini justru

37
Ibid2 ,hal. 11.
13

menambah kompleksitas problematika yang dialami oleh

pendidikan di daerah 3T Long Distance mengharuskan

pembelajaran dilakukan secara daring atau online, dan tuntutan era

industri 4.0 mengharuskan juga guru harus mampu memanfaatkan

teknologi untuk mendukung pembelajaran. Seorang guru harus

lebih kreatif dalam merancang pembelajaran sehingga para peserta

didik semakin termotivasi dalam belajar. Peserta didik yang tinggal

di daerah 3T masih tergolong dalam kategori sangat rendah untuk

semua mata pelajaran.

e. Manfaat Pembelajaran Luring

Pembelajaran luring sejatinya memberikan manfaat yang

banyak meskipun tidak seefektif pembelajaran daring yang

berbasis internet, pembelajaran di kelas secara face to face, dalam

kondisi pandemi ini tidak dimungkinkan namun kita bisa

mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran baik daring

maupun luring. Pembelajaran secara luring membawa manfaat bagi

peserta didik dan juga gurunya. Manfaat pembelajaran jarak jauh di

masa pandemi dengan sistem luring antara lain:

1) Dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja

Pembelajaran luring bisa dilaksanakan kapan saja dan

dimana saja. Kapan saja disesuaikan dengan kondisi dan

kesepakatan antara siswa dengan guru. Pembelajaran luring

dimasapandemi tentunya tidak bisa mengikuti jadwal yang


14

sudah ditentukan oleh sekolah, melainkan waktu

pembelajaran luring dimasa pandemi lebih fleksibel. Hal ini

disebabkan oleh jarak rumah peserta didik yang berjauhan

sehingga guru harus berpindah dari rumah ke rumah peserta

didik. Oleh karena itu, waktu belajar disesuaikan dengan

kondisi yang ada dan bisa disepakati oleh guru dengan

peserta didik.

Dimana saja, pembelajaran luring tidak mengharuskan

berada didalam ruangan kelas atau didalam sebuah gedung.

Sebelum pandemi covid-19, menteri pendidikan Nadim

Makariem telah mensosialisasikan pembelajaran diluar

kelas dengan memanfaatkan segala apa yang ada disekitar

termasuk alam. Demikian halnya dengan pembelajaran

luring yang dilaksanakan oleh banyak guru sangat variatif.

Oleh karena itu, guru mengatakan bahwa pembelajaran

luring ini sangat bermanfaat bagi guru dan peserta didik

karena waktunya lebih fleksibel. Dan dapat dilaksanakan

dimana saja. Pembelajaran luring ini juga dapat disesuaikan

dengan kapasitas masing-masing siswa. Pembelajaran

dimasa pandemi ini juga mengedepankan inisiatif dan

independensi siswa.

2) Mengatasi kesenjangan ekonomi peserta didik


15

Pembelajaran luring tetap bisa dilaksanakan tanpa harus

menggunakan perangkat elektronik seperti laptop, android,

dan akses internet. Peserta didik berasal dari latar belakang

dengan keadaan ekonomi yang berbeda, sehingga tidak

semua peserta didik yang memiliki perangkat pendukung.

Yang dibutuhkan oleh peserta didik. Dengan demikian,

peserta didik yang tidak memiliki perangkat tetap mendapat

hak belajar selama masa pandemi seperti yang disampaikan

oleh menteri pendidikan melalui surat edaran No. 15/ 2020.

3) Memperkuat silaturahmi dan kerjasama

Guru dapat meningkatkan kualitas silaturahmi dan

berkomunikasi terhadap orang tua dan peserta didik secara

lebih baik. Komunikasi antar orang tua dan guru yang

terjalin dengan baik dapat meningkatkan kualitas

keberhasilan proses pembelajaran. Pembelajaran dimasa

pandemi covid-19 dilaksanakan dari rumah masing-masing

(BDR). Kondisi ini membuat peran orang tua semakin

meluas, karena orang tua harus mendampingi peserta didik

saat belajar di rumah.

Oleh sebab itu pembelajaran luring sangat baik dan

sangat bermanfaat untuk mengatasi segala keluhan orang

tua selama mendampingi peserta didik saat belajar dari

rumah. Disamping itu, pembelajaran luring membuat


16

pembelajaran lebih efektif karena guru tetap bisa bertemu

dengan peserta didik bahkan menjalin silaturahmi dengan

orang tua siswa. Bahkan kerjasama yang baik dalam

mendidik dan mengarahkan peserta didik semakin

terbangun antara guru dan orang tua peserta didik.

4) Guru semakin mengenal karakteristik peserta didik

Pembelajaran luring yang dilaksanakan pada masa

pandemi covid-19, dilaksanakan dalam jumlah yang

terbatas, pembelajaran dilakukan pada kelompok belajar

dengan jumlah yang terbatas, 5-8 orang peserta didik.

Kondisi ini memudahkan guru untuk membangun interaksi

dengan peserta didik secara pribadi sehingga guru semakin

mengenal peserta didik. Pembelajaran luring yang

dilaksanakan mampu memotivasi atau bahkan merubah

sifat minder peserta didik di kelas menjadi lebih terbuka

dalam kelompok yang kecil.. peserta didik lebih

diperihatikan, dan guru juga lebih fokus terhadap setiap

permasalahan ataupun kesulitan yang dihadapi oleh setiap

peserta didik dalam proses belajar-mengajar.

5) Penguatan pendidikan karakter secara langsung

Penguatan pendidikan karakter dimasa pandemi menjadi

salah satu permasalahan yang harus diperihatikan oleh

semua pihak. Banyak tindakan moral yang kurang baik


17

yang dilakukan oleh peserta didik selama belajar dari

rumah.38

2. Hasil Belajar

a. Pengertian hasil belajar

Hasil Belajar adalah suatu hasil nyata yang dicapai oleh siswa

dalam usaha menguasai kecakapan jasmani dan rohani di sekolah

yang diwujudkan dalam bentuk raport pada tiap semester.

Berikut pengertian hasil belajar menurut para ahli :

1) Arikunto mengatakan bahwa “Hasil belajar adalah hasi akhir

setelah mengalami proses belajar, perubahan itu tampak dalam

perbuatan yang dapat diamati, dan dapat diukur”.39 

2) Sudjana mengatakan, “Hasil belajara dalah kemampuan-

kemampuan yang dimiliki siswa setelah iamenerima

pengalaman belajarnya”.40 

3) Arifin mengatakan “Hasil belajar yang optimal dapat dilihat

dari ketuntasan belajarnya, terampil dalam menggerjakan

tugas, dan memiliki apresiasi yang baik terhadap pelajaran”.41 

4) Jihad dan Haris mendefinisikan, “Hasil belajar adalah

perubahan tingkah laku iswa secaranyata setelah dilakukan

38
Ibid4, hal. 20.
39
Arikunto, Suharsim. ProsedurPenelitianSuatuPendekatanPraktik. (Jakarta: Rineka Cipta.2009)
40
Sudjana, Nana. PenilaianHasil Proses BelajarMengajar.(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.2013)
41
Arifin, Zaenal. EvaluasiPembelajaran. (Bandung : Alfabeta.2010
18

proses belaja rmengajar yang sesua dengan tujuan

pengajaran”.42

5) Menurut Purwanto hasil belajar adalah perubahan perilaku yang

terjadi setelah mengikuti pembelajaran sesuai dengan tujuan

pendidikan dalam domain kognitif, afektif dan psikomotorik.43

6) Menurut arsyad hasil belajar adalah adanya perubahan tingkah

laku pada diri seseorang yang mungkin disebabkan oleh

terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan,

atau sikapnya.44

7) Menurut Dimyati hasil belajar merupakan suatu puncak proses

belajar. Hasil belajar dapat berupa dampak pengajaran dan

dampak pengiring.45

Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil


belajar adalah perubahan tingkah laku peserta didik yang
terjadi setelah mengikuti pembelajaran. Perubahan tersebut
meliputi aspek kognitif, (kemampuan hapalan, pemahaman,
penerapan, analisis, dan evaluasi) afektif (penerimaan,
partisipasi, penilaian, organisasi, dan karakterisasi) dan
psikomotorik (persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan
terbiasa, gerakan kompeks dan kreativitas) hasilnya di
tuangkan dalam bentuk angka.46
Dari definisi diatas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa

hasil belajar adalah prestasi belajar yang dicapai siswa dalam

42
Jihad, AsepdanHaris, Abdul. StrategiBelajarMengajar. (Jakarta : PT. Raja GrafindoPersada.
2010)
43
Purwanto. EvaluasiHasilBelajar. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar.2010)
44
Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,2005)
45
DimyatidanMudjiono.BelajardanPembelajaran.(Jakarta : RinekaCipta. 2009)
46
Aina Mulyana, “Pengertian HasilBelajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi” diakses dari
https://ainamulyana.blogspot.com/ pada tanggal 25 maret pukul 20:23
19

proses kegiatan belajar mengajar dengan pembentukan tingkah

laku seseorang.

b. Indikator Hasil Belajar

Yang menjadi indikator utama hasil belajar siswa adalah

sebagai berikut :

a) Ketercapaian daya serap terhadap bahan pembelajaran yang

diajarkan, baik secara individual maupun kelompok.

Pengukuran ketercapaian daya serap ini biasanya dilakukan

dengan penetapan kriteria ketuntasan belajar minimal (KKM)

b) Perilaku yang digariskan dalam tujuan pembelajaran telah

dicapai oleh siswa, baik secara individual maupun kelompok.

c. Faktor yang mempengaruhi Hasil Belajar

Secara umum hasil belajar dipengaruhi oeh faktor-faktor berikut

yaitu :

1) Faktor Internal

Faktor internal yang mempengaruhi hasil belajar yang

pertama adalah aspek fsikologis. Untuk memperoleh hasil

belajar yang baik, kebugaran tubuh dan kondisi panca indra

perlu dijaga dengan cara : makanan/minuman bergizi, istirahat,

olah raga. Tentunya banyak anak yang prestasinya turun karena

mereka tidak sehat secara fisik.


20

Faktor internal yang lainya adalah aspek psikologis. Aspek

psikologis ini meliputi : intelegensi, sikap, bakat, minat,

motivasi dan kepribadian.

2) Faktor Eksternal

Faktor Eksternal meliputi :

a) Lingkungan sosial, meliputi : teman, guru, keluarga dan

masyarakat.

b) Lingkungan non-sosial, meliputi : kondisi rumah, sekolah,

peralatan, alam (cuaca)

d. Penilaian Hasil Belajar

Menurut Djamarah dan Zain Mengungkapkan, bahwa untuk

mengukur dan mengevaluasi hasil belajar siswa tersebut dapat

dilakukan melalui tes prestasi belajar dapat digolongkan ke dalam

jenis penilain, sebagai berikut :

1) Tes Formatif, penilaian ini dapat mengukur satu atau beberapa

pokok bahasan tertentu dan tujuan untuk memperoleh

gambaran tentang daya serap siswa terhadap pokok bahasan

tersebut. Hasil tes ini dimanfaatkan untuk memperbaiki proses

belajar mengajar dalam waktu tertentu.

2) Tes Subsumatif, tes ini meliputi sejumlah bahan pengajaran

tertentu yang telah diajarkan dalam waktu tertentu. Tujuanya

adalah untuk memperoleh gambaran daya serap siswa untuk

meningkatkan tingkat prestasi belajar atau hasil belajar siswa.


21

3) Tes Sumatif, tes ini diadakan untuk mengukur daya serap siswa

terhadap bahan pokok-pokok bahasan yang telah diajarkan

selama satu semester, satu atau dua bahan pelajaran. Tujuanya

adalah untuk menetapkan tarap atau tingkat keberhasilan

belajar siswa dalam satu periode belajar tertentu.

Unttuk dapat mengetahui hasil belajar, maka dapat

dilakukan degan cara memberikan tes, seperti tiga poin diatas.

Tapi pada penelitian ini, menggunakan tes soal yang didapat

langsung dari guru tersebut.

B. Penelitian yang Relevan

Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah :

1. Penelitian yang telah dilakukan oleh Hasan Basri.

“Pengaruh pembelajaran berbasis e- learning terhadap hasil belajar siswa mata

pelajaran PAI di SMK Plus Melati Samarinda, 2017”

Persamaan penelitian terdahulu dengan yang saya teliti terletak pada

model pembelajaran yang diterapkan sama yaitu mengenai hasil belajar pada

mata pelajaran PAI. Perbedaannya terletak pada penerapan model

pembelajaran peneliti sebelumnya menggunakan metode pembelajaran

berbasis e- learning, sedangkan penelitian ini menggunakan metode

pembelajaran luring.47

47
HasanBasri. “Pengaruh pembelajaran berbasis e- learning terhadap hasil belajar siswa mata
pelajaran PAI di SMK Plus Melati Samarinda, 2017”http://repository.iain-
samarinda.ac.id/handle/123456789/380 pada tanggal 5 juli 2021 pukul 11.16
22

2. Penelitian yang telah dilakukan oleh Daniati Wilda

“Pengaruh Pembelajaran Daring Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Agama

Islam PesertaDidik di SMP Negeri 1 MalusetasiKabupatenBaru, 2021”

Persamaan penelitian terdahulu dengan yang saya telititerletak pada model

pembelajaran yang diterapkan sama yaitu mengenai hasil belajar pada mata

pelajaran PAI. Perbedaannya terletak pada penerapan model pembelajaran

peneliti sebelumnya menggunakan metode pembelajaran daring, sedangkan

penelitian ini menggunakan metode pembelajaran luring.48

3. Penelitian yang telah dilakukan oleh Ade Sasnita.

“Pengaruh Perilaku Siswa Terhadap Hasil Belajar PAI di SMP Negeri 6

Banda Aceh, 2008”

Persamaan penelitian terdahulu dengan yang saya teliti terletak pada

model pembelajaran yang diterapkan sama yaitu mengenai hasil belajar pada

mata pelajaran PAI. Perbedaannya terletak pada penerapan model

pembelajaran peneliti sebelumnya menggunakan pengaruh perilaku siswa,

sedangkan penelitian ini menggunakan metode pembelajaran luring.49

48
Daniati Wilda, “pengaruhPembelajaran Daring TerhadapHasilBelajarPendidikan Agama Islam
PesertaDidik di SMP Negeri 1 MallusetasiKabupatenBarru, 2021”
http://repository.iainpare.ac.id/2290/ pada tanggal 5 juli 2021 pukul 11.13
49
Ade Sasnita. “PengaruhPerilakuSiswaTerhadapHasilBelajar PAI di SMP Negeri 6 BandaAceh,
2008” https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/7012/2/Skripsi%20Full%20Revisi.pdf pada
tanggal 5 juli 2021 pukul 11.27.
23

C. Kerangka Berfikir

Budaya pembelajaran di Indonesia lebih dekat dengan pembelajaran

konvensional atau tatap muka. Namun, beberapa lembaga pendidikan yang

ada di Indonesia sudah mencoba mengkombinasikan pembelajaran tatap

muka dengan cara online sebagai tuntutan zaman. Kehadiran virus corona di

penghujung tahun 2019 menuntut masyarakat melakukan aktifitas secara

online, hal ini di sebabkan adanya larangan untuk bertemu secara langsung.

Demikian halnya dengan aktifitas pembelajaran konvensional yang selama ini

menjadi budaya belajar Indonesia harus mengalami transformasi.

Pandemi Covid-19 merubah pembelajaran yang signifikan, tatap muka di

hentikan sementara di tengah wabah yang melanda. Guru tetap menjalankan

tugasnya agar  kurikulum tetap berjalan. Guru dan Orangtua harus

membangun komunikasi agar siswa dapat memahami setiap tugas-tugas yang

di berikan oleh guru pada pembelajaran luring ini.

Melalui model pembelajaran luring ini siswa dapat lebih mandiri dan dapat

berperan aktif dalam proses pembelajaran baik di rumah atau di sekolah. Peran

guru dan orang tua dalam hal ini sangat berpengaruh dalam proses kegiatan

belajar mengajar, menciptakan suasana yang kondusif dan membantu siswa

yang mengalami kesulitan. Melalui model pembelajaran luring ini di harapkan

dapat meningkatkan aktivitas siswa pada pembelajaran PAI. Kerangka

Berfikir penerapan model pembelajaran luring dapat meningkatkan hasil

belajar siswa, dapat digambarkan dalam bagan berikut :


24

Guru PAI
Pembelajaran Jarak
Jauh

Orang Tua Aktivitas Pembelajaran


Luring

Hasil Belajar Siswa


Meningkat

Gambar 2.1

D. HipotesisPenelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam

bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang di

berikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada

fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi

hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhada prumusan

masalah penelitian, belum jawaban yang empirik50.

Berikut ini adalah hipotesis penelitian sesuai dengan latar belakang

masalah diatas maka dapat dibuat sebagai berikut : Terdapat pengaruh

yang signifikan antara pembelajaran luring terhadap hasil belajar siswa

pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di kelasVIII SMP

Negeri 2 Mandalawangi.

Sugiyono, MetodePenelitianKuantitatif, Kualitatifdan R &D (Bandung: Alfabeta, 2015), hal. 64


50
BAB III

METODOLOGI PENELLITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

1. Pendekatan

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

menggunakan pendekatan metode kuantitatif. Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

kuantitatif. Penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang datanya

dapat dinyatakan dalam bentuk angka dan dianalisis dengan teknik

statistik51. Penelitian ini diawali dengan mengkaji teori-teori dan

pengetahuan yang sudah ada sehingga muncul sebab permasalahan.

Permasalahan tersebut diuji untuk mengetahui penerimaan atau

penolakannya berdasarkan data yang diperoleh dari lapangan

dalam bentuk skor pengaruh pembelajaran dan hasil belajar siswa

dalam pembelajaran luring dalam bentuk angka-angka yang

sifatnya kuantitatif.

2. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian ex post facto,

metode yang sering digunakan untuk penelitian yang sedang

meneliti hubungan antara sebab akibat dan untuk meneliti peristiwa

yang terjadi dan meruntut kebelakang mengenai data tersebt untuk

melakukan sebab-sebab yang mungkin atas peristiwa yang di teliti.

Sugiyono, MetodePenelitianKuantitatif, Kualitatifdan R & D ( Bandung; Alfabeta, 2016) hal 7


5126

25
26

Adanya hubungan sebab akibat berdasarkan atas kajian teoritis,

jika suatu variabel tertentu dapat mengakibatkan variabel tertentu

lainya.52

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat

Penelitian ini akan dilaksanakan atau dilakukan di sekolah SMP

Negeri 2 Mandalawangi Kab. Pandeglang

2. Waktu Penelitian

Waktu pelaksanaan penelitian ini akan dilaksanakan sekitar bulan

Juni– Agustus 2021

C. PopulasidanSampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:

obyek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik ertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya.53

Berdasarkan pada uraian di atas, dapat diambil sebuah

kesimpulan bahwa populasi adalah keseluruhan objek dan subjek

yang menjadi sasaran dalam penelitian yang menjadi sasaran dalam

sebuah penelitian sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah

dirumuskan.Oleh karena itu, populasi dari penelitian ini adalah

Sugiyono, MetodePenelitianKuantitatif, Kualitatifdan R &D ( Bandung ; Alfabeta, 2012 ) hal 2


52

Sugiyono, MetodePenelitianKuantitatif, Kualitatifdan R &D ( Bandung ; Alfabeta, 2016 ) hal 55


53
27

seluruh peserta didik dikelas VIII SMP Negeri 2 Mandalawangi

kab. Pandeglang. Yang berjumlah 128 dan terdiri dari 4 rombel.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil melalui

cara-cara tertentu yang juga memiliki karakteristik tertentu, jelas,

dan lengkap yang dianggap bias mewakili populasi. Sampel yang

baik adalah sampel yang dapat mewakili populasi dalam aspek-

aspek tertentu yang sedang dipelajari sebagai dasar mengambil

keputusan dalam penelitian.54

Apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua

sehingga penelitiannya merupakan penelitianpopulasi. Tetapi, jika

subjeknya besar atau lebih dari 100 dapatdiambil antara 10-15%

atau 20-25% atau lebih.55Merujuk pada pernyataan diata smaka

sampel yang digunakan dalam penelitia ini adalah sampel random

sampling karena pengambilan anggota sampel dari populasi

dilakukan secara acaktanpa memperhatikan strata yang ada dalam

populasi itu.56Adapun sampel yang digunakan dalam penelitian ini

sebagian peserta di dikkelas VIII SMP Negeri 2 Mandalawangi

Kab. Pandeglang. Yang berjumlah 30 siswa sebagai sampel

penelitian.

54
Suhartonoirwan, MetodepenelitianSosial( Bandung; RemajaRosdaKarya, 2014) hal 57
55
Arikunto, Suharsimi, ProsedurPenelitian :SuatuPendekatanPraktikEdisiRevisi( Jakarta;
RinekaCipta, 2010 ) hal 177
56
Jonathan Sarwono, MetodePenelitianKuantitatifdanKualitatif( Yogyakarta, GrahaIlmu, 2006 )
hal 82
28

D. TeknikPengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini peneliti menggunakan

teknik pengumpulan data berupa:

1. kusioner (angket),

Angket sering juga di sebut sebagai kuesioner. Teknik ini

merupakan serangkaian atau daftar pertanyaan atau pernyataan yang di

susun secara sistematis, kemudian di kirim untuk di isi oleh

responden.57

Instrumen yang perlukan untuk mengungkapkan Variabel

Pembelajaran Luring, sumber datanya didapat dari penggunaan

metode postersesion oleh guru PAI. Bentuk angketnya adalah angket

tertutup (Centang/ Ceklis). Masing- masing responden akan mengisi

beberapa angket yang sudah di sebar dengan member tanda ceklis pada

jawaban yang sudah di sediakan.

Adapun instrument yang digunakan untuk mengetahui Hasil

Belajar Siswa, suapat dilihat dari nilai r., metode yang digunakan soal

(Tes) yang didapat melalui dokumentasi dari guru PAI di sekolah

tersebut. Bentuk soal (Tes) nya adalah multiple choice (pilihan ganda).

Masing- masing responden akan mengisi beberapa soal ((Tes) yang

sudah di sebar dengan member tanda silang pada jawaban yang telah

disediakan.

Tabel 3.1
57
Burhan Bungin,Metodelogi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta; Prenada Media, 2005),hal 123
29

Skor dan Alternatif Jawaban Angket


Alternatif Jawaban Skor Ket
Sangatt Setuju (SS) 5
Setuju (S) 4
Ragu- ragu (R) 3
Tidak Setuju (TS) 2
Sangat Tidak Setuju 1
(STS)

Adapun rekafitulasi skor jawaban soal (Tes), didapat

langsung dari guru PAI di sekolah tersebut, yang sudah di sesuaikan

dengan keriteria ketuntasan minimal (KKM). Peneliti mendapatkan

hasil belajar tersebut melalui teknik dokumentasi.

2. Dokumentasi

Metode ini dapat diartikan sebagai pengumpulan data dengan

cara memanfaatkan data-data berupa buku, catatan( dokumen )

sebagaimana di jelaskan oleh sanapiah faesal sebagai berikut : metode

documenter, sumber informasi berupa bahan-bahan tertuli satau

tercatat. Pada metode ini petugas pengumpulan data tinggal

mentransfer bahan-bahan tertulis yang relevan pada lembaran-

lembaran yang telah disiapkan untuk mereka sebagaimana mestinya.58

Dalam penelitian ini dokumentasi dilakukan dengan cara

mengumpulkan soal (Tes) hasil belajar siswa yang di dapat melaluli

guru PAI di sekolah tersebut.

SanapiahFaesal, DasardanTeknikPenelitianKeilmuanSosial( Surabaya ; Usaha Nasional, 2002 )


58

hal 42-43
30

E. InstrumenPenelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur

penomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua

fenomena ini disebut variabel penelitian.59

Pada instrumen penelittian ini, peneliti menggunakan instrumen

pengumpulan data sebagai berikut:

Tabel 3.2
Instrumen penelitian pada pembelajaran luring

Alat
Variabel Sub variabel Indikator Pengumpulan Responde
Data n
Pembelajar Guru hangat 1. Siswa aktif
a Luring dan antusias bertanya
(Variabel dalam
X) memberikan 2. Siswa
proses mampu
pembelajaran memahami
materi
Angket Siswa
3. Siswa mampu
berdoa ketika
pelajaran
hendak di mulai

4.Siswa selalalu
bersemangat
5.Siswa
menyelesaika
tugas yang
diberikan guru.

6. Siwa selalu
bersikap ramah. Angket Siswa

7. Siswa selalu
antusias.

Sugiyono, MetodePenelitianKuantitatif, Kualitatifdan R &D (Bandung: Alfabeta, 2015), hal.


59

102
31

8. Siswa selalu
medengarkan
penjelsan guru
9.Siswa mampu
memberikan
respon baik.

10.Siswa
mampu
memberikan Angket Siswa
umpan balik.

11.Siswa
mampu
menghargai
guru

12. Siswa selalu


memakai
pakaian rapi
Guru dan 13.Siswa
orang tua menerima
memberikan nasihat guru.
penekanan
pada hal 14.Siswa
positif menerima Angket Siswa
nasihat orang
tua

15. Siswa
mampu bertutur
kata yang baik

16. Siswa selalu


berteman baik
dengan temanya
Guru 17.Pembelajaran
memberikan mudah di
pembelajaran pahami
yang
menyenangk 18. materi yang
an di sampaikan
mudah di
pahami Angket Siswa
32

19 siswa mampu
mengikuti
pembelajaran.

20 terdapat
peningkatan
dalam
pembelajaran

Tabel 3.3
Instrumen penelitian pada hasil belajar siswa

Variabel Sub Indikator Alat Respon


Variabel Pengumpu den
lan Data
Hasil -Kognitif -Beriman kepada
Belajar rasul Allah swt.
(Variabel -Afektif
Y) -Menunjukan prilaku
- amanah sebagai
Psikomot implementasi iman
orik kepada rasul Allah
swt.
SOAL SISWA
-Mengidentifikasi (TES)
dalil naqli tentang
nabi dan rasul
sebagai utusan Allah
swt.

-Mengidentifikasi
fungsi nabi dan rasul
di utus ke muka
bumi.

-Mengidentifikasi
keberadaan para
rasul yang mendapat
gelar ulul azmi.

-Menyimpulkan
keberadaan para
rasul yang mendapat
33

gelar ulul azmi

-Memaparkan
rumusan tugas para
nabi dan rasul serta
perubahan yang
dialami oleh
umatnya.

-Meyakini bahwa
minuman keras, judi,
dan pertengkaran
adalah dilarang oleh
Allah swt.

-Menunjukan prilaku
menghindari
minuman keras, judi
dan pertengkaran
dalam kehidupan
sehari hari.

-Mengidentifikasi
bahaya
mengkonsumsi
minuman keras, judi,
dan pertengkaran.

-Mengidentifikasi
arti Q.S. al-
Maidah/5 ; 90-91
dan 32 serta hadis
terkait.

-Memahami makna
Q.S. al-Maidah/5;
90-91 dan 32 serta
hadis terkait.

-Meyakini bahwa
prilaku jujur dan adil
adalah ajaran pokok
agama.

-Menunjukan prilaku
jujur dan adil, dalam
34

kehidupan sehari-
hari.

-Memahami cara
menerapkan prilaku
jujur dan adil.

-Menyajikan cara
menerapkan prilaku
jujur dab adil.

-Memahami cara
berbuat baik,
hormat, dan patuh
kepada orang tua
dan guru.

-Menyajikan cara
berbuat baik, hormat
dan patuh kepada
kedua orang tua dan
guru.

-Meyakini bahwa
beramal saleh dan
berbaik sangka,
adalah ajaran pokok
agama.

-Memiliki sikap
gemar beramal saleh
dan berbaik sangka
kepada sesame.

-Memahami makna
prilaku gemar
beramal saleh dan
berbaik sangka
kepada sesame.

-Menyajikan contoh
prilaku gemar
beramal saleh dan
berbaik sangka
kepada sesama.
35

F. Uji Coba Instrumen Penelitian

Pengujian instrumen penelitian merupakan salah satu syarat untuk

mengetahui apakah instrumen yang digunakan dapat menghitung data

penelitian dengan baik. Untuk menguji instrumen penelitian,

digunakan uji validitas dan uji reliabilitas.

1) Uji Validitas

Menurut American Educational Research Association,

American Psychological Association and National Council On

Measuremenet in Education (AERA, APA, and NCME) dalam

Standards For Educational and Psychological Testing, validitas

merujuk pada derajat dari fakta dan teori yang mendukung

interpretasi skor tes, dan merupakan pertimbangan paling penting

dalam pengembangan tes ( 1999). Ahli lain mengemukakan bahwa

mengukur apa yang seharusnya diukur.

Sementara itu, Linn & Gronlund (1995) menjelasakan validitas

mengacu pada kecukupan dan kelayakan interpretasi yang dibuat

dari penilaian, berkenaan dengan penggunaan khusus. Pendapat ini

diperkuat oleh Messick (1989) bahwa validitas merupakan

kebijakan evaluatif yang terintegrasi tentang sejauh mana fakta

empiris berdasarkan skor tes atau skor suatu instrumen60

Heri Retnawati, Analisis Kuantitatif Instrumen Penelitian, (Yogyakarta: Parama Publishing,


60

2016), hal. 16.


36

Uji validitas menggunakan rumus korelasi product moment.

Dasar pengambilan keputusan uji validitas dengan korelasi product

moment sebagai berikut61:

a. membandingkan r hitung dengan r tabel :

1) Jika r hitung >r tabel , item kuesioner dikatakan valid.

2) Jika r hitung <r tabel , item kuesioner dikatakan tidak valid.

b. Nilai signifikansi (Sig)

1) Jika nilai signifikansi < 0,05, item kuesioner dikatakan valid.

2) Jika nilai signifikansi > 0,05, item kuesioner dikatakan tidak

valid.

2) Uji reliabilitas

Pada suatu instrumen yang digunakan untuk meengumpulkan

data, reliabilitas skor hasil tes merupakan inpormasi yang

diperlukan dalam pengembangan tes. Reliabilitas merupakan

derajat keajegan (consistency) diantara dua skor hasil pengukuran

pada objek yang sama, meskipun menggunakan alat pengukur yang

berbeda dan dalam sekala yang berbeda. Dalam kaitanya dengan

penilaian pendidikan, prestasi atau kemampuan seseorang siswa

dikatakan reliabel jika dilakukan pengukuran, hasil pengukuran

akan sama informasinya, walaupun penguji berbeda, korektornya

berbeda atau butir soal yang berbeda tetapi memiliki karakteristik

yang sama.62

61
Sujarweni v. wiratna, Metodelogi Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Baru Press, 2014), hal 192
Ibid1hal 84,
62
37

Dalam penelitian ini untuk mengetahui besarnya koefisien

reliabilitas instrument. Digunakan rumus koefisien alpha cronbach.

Rumus alpha cronbach yang digunakan adalah:

r 11 =1+
n ∑ ᵟi
+1 2
n−1 ᵟi

Keterangan:

r 11 : Ko efisienreliabilitas

n : banyak butir soal

∑ ᵟi:jumlah varian skor tiap soal


ᵟi : varian skor soal

G. TeknikAnalisis Data

Penganalisian data merupakan suattu proses lanjutan dari proses

pengolahan data untuk melihat bagaimana menginterpretasikan data,

kemudian menganalisis data dari hasil yang sudah ada pada tahap hasil

pengolahan data.

1. Uji Normalitas Variabel X dan Y

Adapun langkah- langkah analisis data dalam Uji Normalitas yaitu

sebagai berikut:

a. Mengelompokan data kedua kelompok, mulai dari yang terkecil

sampai yang terbesar.

b. Menentukan rentang skor (R), dengan rumus: R = (H – L) + 1

c. Menentukan kelas interval (K), dengan rumus:


38

K = 1 + 3,3 logN

R
d. Menentukan panjang kelas (P), dengan rumus: P¿
K

e. Menentukan tabel distribusi frekuensi masing- masing variable

2. Analisis Tendensi Sentral Dengan Cara

∑ FX
a. Menentukan niali rata- rata mean dengan rumus63: M =
N

1
n−F
b. Menentukan nilai median dengan rumus: me =Bb+ i ( 2
fk )
d1
c. Menentukan nilai modus dengan rumus64: m 0=l mod ( d 1+d 2)
.P

3. Menentukan Standar Deviasi

SD=
√ ∑f x − 2

N
( ∑ fx )
N

4. Menentukan Koefisien Korelasi

n ∑ xy −∑ x ∑ y
r xy =
2 2
√ {n ∑ x (∑ x ) }{n ∑ y −(∑ y ) }
2 2

5. Menguji Hipotesis Dengan Uji t Dengan Rumus

r √n−2
t= t=
√ 1−r 2
6. Menentukan Derajat Kebebasan Dengan Rumus:

Db=N-2

7. Menentukan Besarnya Kontribusi X Terhadap Y


Ari Hasan Ansori, Statistika Untuk Penelitian, (Serang, Staisman Pres, 2017). Hal 57
63

Ari Hasan Ansori, Statistika Untuk Penelitian, (Serang, Staisman Pres, 2017). Hal 30-31
64
39

CD=r2 x 100%

H. Langkah-Langkah Penelitian

1) Menentukan Subjek dan Lokasi

Peneliti menggunakan subjek dan lokasi yaitu berupa sebuah

lembaga pendidikan untuk menjadi sasaran penelitian. Subjeknya:

yaitu siswa-siswi kelas VIII. Lokasinya: SMP Negeri 2

Mandalawangi.

2) Studi Pendahuluan

Pada studi pendahuluan peneliti melakukan survei tempat lokasi

penelitian secara langsung dengan melakukan observasi.

3) Menyusun Instrumen Pebelitian

Penyusunan instrumen yang dilakukan peneliti adalah dengan cara

membuat kusioner (angket) dan dokumentasi.

4) Mengumpulkan Data

Sesuai dengan instrumen penelitian yang peneliti lakukan maka

pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan kusioner (angket)

yang telah di jawab selesai oleh responden. Dan mengumpulkan

dokumentasi yang berupa nilai hasil belajar siswa dari guru PAI di

sekolah tersebut.

5) Menganalisis Data

Setelah semua data terkumpul peneliti selanjutnya menganalisis

data tersebut dengan cara :

a) Menganalisis data yang masuk beridentitas lengkap dan jelas.


40

b) Data yang diperoleh, sesuai dengan petunjuk yang telah ditentukan.

c) Pengoreksian data.

d) Pembobotan data.

6) Menyajikan dan Membahas Data

Setelah semua langkah diatas sudah terpenuhi dan terlaksanakan

dengan baik, maka langkah yang selanjutnya adalah peneliti

menyajikan dan membahas data tersebut sesuai dengan fakta dan

temuan di lapangan.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 2 Mandalawangi. Dimulai

pada bulan Mei sampai Agustus 2020. SMP Negeri 2 Mandalawangi ini

terletak di Desa Sinarjaya, Kp Kadupandak. Adapun data sekolah yang ada

di SMP Negeri 2 Mandalawangi sebagai berikut :

1. Profil Sekolah

Nama Sekolah : SMP NEGERI 2 MANDALAWANGI

Alamat : Jl. Tb. Getol Kadupandak

Nama Kepala Sekolah : Mohamad Yamin, M.Pd

NPSN : 20600533

Tahun Berdiri : 04/2003

No Izin Pendirian : 2003-02-04

No Izin Oprasional : 1910-01-01

Status Akreditasi : B, 100/BAP-S/M-SK/XI/2016

2. Visi dan Misi SMP Negeri 2 Mandalawangi

a. Visi

“CERIA” ( Cerdas’ Elok, Rindang, Indah, Aman )

b. Misi

1. Menciptakan sumber daya manusia yang cerdas intelektual,

emosional, spiritual dan phisikal ( kinestetik )

2. Menciptakan lingkungan yang berwawasan wiyatamandala.

3. Menciptakan budaya yang beretika, sapa, salam, sopan dan santun.


42

4. Menciptakan lingkungan yang bersih, hijau dan berbunga.

5. Menciptakan sumberdaya manusia yang sadar hokum.

3. Keadaan Siswa

Menurut Undang – Undang Pendidikan No 2 tahun 1989 siswa

diartikan sebagai orang yang berada pada taraf pendidikan yang dalam

berbagai literatur siswa juga di sebut dengan anak didik65

Dalam hal ini siswa/i SMP Negeri 2 Mandalawangi yang terdaftar

dalam data pokok pendidikan (DAPODIK) sebanyak 341 orang66.

Tabel 4.1
Keadaan Siswa
No. Kelas Jumlah
1 VII 94
2 VIII 128
3 IX 119
Jumlah Keseluruhan 341

Dari data diatas dapat kita lihat bahwasanya dari setiap kelas

mengalami naik turun yang paling banyak siswanya kelas VIII sedangkan

siswa kelas VII dan IX mengalami penurunan, hal ini dikarenakan

persaingan sekolah tingkat SMP sederajat semakin banyak, dimana

mengakibatkan kenaikan dan penurunan jumlah siswa di SMP Negeri 2

Mandalawangi.

4. Keadaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Menurut Zakiyah Darazat guru merupakan pendidik professional

karena guru telah menerima dan memikul beban dari orang tua untuk ikut
65
Undang – Undang Pendidikan No 2 Tahun 1989
66
Sumber Data OPS SMP N 2 Mandalawangi Tahun 2021
43

mendidik anak – nak. Dalam hal ini orang tua harus tetap sebagai pendidik

yang pertama dan utama bagi anak – anak nya. Sedangkan guru adalah

tenaga profesional yang membantu orang tua untuk mendidik anak – anak

pada jenjang pendidikan sekolah.67

Keadaan pendidik dan tenaga kependidikan di SMP Negeri 2

Mandalawangi yang terdaftar dalam data pokok pendidikan (DAPODIK)

sebanyak 21 orang.

Tabel 4.2
Keadaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan
No Nama Jabatan
1 Mohamad Yamin, M.Pd Kepala Sekolah
2 Ahmad Royadi, S.Pd Pendidik
3 Dadi Sukmayadi, S.Pd Pendidik
4 Enong Yulistiawati S.Pd Pendidik
5 Herliyana, S.Pd Pendidik
6 Hilda Sylviani, S.Pd Pendidik
7 Imas Masdiah, S.Pd Pendidik
8 Iwan ridwanulloh, S.M Pendidik
9 Iwan Sutiana, S.Pd.I Pendidik
10 M. Adnani. Ar, S.Pd.I Pendidik
11 Moch Iqbal Suryathoni, S.Pd Pendidik
12 M. Idham Zarkasih, S.Pd Pendidik
13 Oman Rohman, S.Pd Pendidik
14 Sukani, S.Pd Pendidik
15 Sutanti, S.Pd Pendidik
16 Titin Suhartini, S.Pd Pendidik
17 Anisah, S.Pd.I Tenaga Kependidikan
18 Aris Munandar Tenaga Kependidikan
19 Elsa APrilia Pratiwi, S.Kom Tenaga Kependidikan
20 Maman Usmanudin, Tenaga Kependidikan
21 Siti Nurohmah Tenaga Kependidikan

5. Sarana dan Prasarana

Tabel 4.3
Sarana dan Prasarana
67
Zakiyah Darajat.17
44

No Sarana Jumlah Keterangan


1 Ruang Kepala Sekolah 1 Ada
2 Ruang Guru 1 Ada
3 Ruang Tata Usaha 1 Ada
4 Ruang Kelas 15 Ada
5 Mushola 1 Ada
6 Ruang Konseling 1 Ada
7 Ruang UKS 1 Ada
8 Toilet 4 Ada
9 Aula/ SGS 1 Ada
10 Lapangan 2 Ada
11 Perpustakaan 1 Ada
12 Lab Komputer 1 Ada
13 Gudang 1 Ada

Sumber data dari OPS SMP Negeri 2 Mandlawangi.

B. Deskripsi Hasil Penelitian

1. Analisis Data Pembelajaran Luring

Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh Pembelajaran Luring,

penulis menyebarkan 20 item soal angket kepada 30 orang siswa

(responden) sebagai sampel. Selanjutnya jawaban dikuantifikasikan

dengan menggunakan skala likert, untuk jawaban yang positif dengan

jawaban, a=5, b=4, c=3, d=2, dan e=1.Sedangkan untuk pertanyaan

negative berlaku sebaliknya.

Angket yang penulis sebarkan selanjutnya diambil dan diberi skor

berdasarkan teknik penskoran diatas, kemudian hasil sebaran angket

disusun kedalam tabulasi data.

Adapun hasil persebaran angket penulis susun kedalam tabulasi

data sebagai berikut:

Tabel 4.4
Rekafitulasi Jawaban Angket dari Responden
45

(Pembelajaran Luring)
Nomor Soal

No Jmlh
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

1 3 3 4 2 4 2 3 3 2 1 3 3 3 4 2 2 4 2 2 2 54

2 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 2 3 3 3 4 4 4 70

3 3 2 2 3 3 3 4 3 2 3 4 3 2 3 3 3 2 2 2 3 55

4 2 3 2 3 1 2 3 4 2 3 2 3 3 2 4 2 2 3 2 3 51

5 5 4 2 5 5 4 5 3 3 2 3 4 4 4 3 3 4 4 4 5 76

6 3 3 3 2 4 4 4 4 5 5 3 3 3 2 2 3 3 4 3 3 66

7 3 3 3 2 3 2 2 4 5 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 60

8 4 4 3 2 4 4 4 4 5 5 4 3 3 2 2 3 3 4 3 3 69

9 3 3 3 2 3 2 2 4 3 5 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 60

10 4 4 3 2 3 2 2 4 5 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 62

11 3 4 2 5 5 4 5 3 3 2 3 4 4 4 3 3 4 4 4 5 74

12 4 3 2 5 5 4 5 3 3 2 3 4 4 4 3 3 4 4 4 5 74

13 3 3 3 2 4 3 4 4 3 5 3 3 4 2 3 3 3 3 3 4 63

14 3 3 3 2 3 2 2 4 5 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 60

15 3 3 3 2 3 4 4 4 5 5 3 3 3 2 2 3 3 4 3 3 65

16 4 3 4 2 4 2 3 3 4 1 3 3 3 4 3 2 4 2 2 2 58

17 4 3 4 2 4 2 3 3 2 1 3 3 3 4 2 2 4 2 2 2 55

18 4 3 2 5 5 4 5 3 3 2 4 4 4 4 3 3 4 4 4 5 75

19 3 4 3 2 3 2 2 4 5 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 61

20 3 4 3 2 4 4 4 4 5 4 3 3 3 2 2 3 3 4 3 3 68

21 3 4 2 4 5 4 5 3 3 2 3 4 4 4 3 3 4 4 4 5 73

22 3 3 3 2 4 4 4 4 5 4 3 3 3 2 2 3 3 4 3 3 65

23 3 3 3 2 4 4 4 4 5 5 3 3 3 2 2 3 3 4 3 3 66
46

24 3 4 3 2 4 4 4 4 5 5 3 3 3 2 2 3 3 4 3 3 67

25 3 3 3 2 4 3 3 4 3 5 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 62

26 3 3 3 2 4 4 4 4 5 5 3 3 3 2 2 3 3 4 3 3 66

27 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 5 5 5 2 2 3 3 4 3 3 69

28 3 4 3 2 3 2 2 4 5 3 4 4 3 3 2 3 3 4 3 3 63

29 3 4 5 2 3 2 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 63

30 3 4 3 2 4 4 4 4 5 4 3 3 3 2 2 3 3 4 3 3 68

Selanjutnya data yang di peroleh mengenai pengaruh pembelajaran

luring ( Variabel X) dari responden di susun berdasarkan nilai terendah

sampai tertinggi, Adapun rincianya sebagai berikut :

51 54 55 55 58 60 60 60 61 62

62 63 63 63 65 65 66 66 66 67

68 68 69 69 70 73 74 74 75 76

Berdasarkan data tersebut di atas, diketahui bahwa nilai tertinggi

adalah 76 dan nilai terendah 51, dan untuk menganalisis data variabel X,

penulis menempuh langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menentukan Range (R), dengan rumus: R = (H – L) +1

R = (76– 51) + 1
R = 25 + 1
R = 26
2. Menentukan banyaknya kelas (K), dengan rumus:

K = 1 +3.3(LogN)

K = 1 + 3.3(Log 30)
47

K = 1 + 3.3(1.47)

K = 1 + 4,874 ≈ 5,874 dibulatkan menjadi 6

R
3. Menentukan panjang kelas (P), denganrumus: P¿
K
26
P=
6
P = 4,3 dibulatkan menjadi 4
4. Menentukan distribusi frekuensi variable X

Setelah diketahui panjang kelasnyanya adalah 4, maka langkah

selanjutnya adalah menentukan tabel untuk daftar distribusi frekuensi

variabel X yaitu :

Tabel 4.5
Daftar Frekuensi Variabel X
No Interval F Fk X Fx
1 51-54 2 2 52,5 105
2 55-58 3 5 56,5 169,5
3 59-62 6 11 60,5 363
4 63-66 8 19 64,5 516
5 67-70 6 25 68,5 411
6 73-76 5 30 74,5 372,5
Jumlah 30 1937
Sumber: Data diolah 2021

Selanjutnya Frekuensi kelas yaitu menghitung banyaknya data

yang termasuk kedalam kelas, berdasarkan sebaran data tersebut dapat

diketahui bahwa terdapat 2 peserta didik yang memiliki nilai pada

kelas interval 51-54, 3 peserta didik yang memiliki nilai pada kelas

interval 55–58, 6 peserta didik yang memiliki nilai pada kelas interval

59-62, 8 peserta didik yang memiliki nilai pada kelas interval 63-66, 6
48

peserta didik yang memiliki nilai pada kelas interval 67-70, 5 peserta

didik yang memiliki nilai pada kelas interval 73-76, satu diantara kelas

interval yang memiliki jumlah peserta didik terbanyak adalah 63 – 66,

yaitu sebanyak 8 peserta didik

5. Menentukan ukuran gejala pusat

Dengan menggunakan daftar distribusi frekuansi di atas

maka ukuran tedensi sentralnya sebagai berikut :

a. Menentukan nilai Mean dengan rumus; M=

1937
M= = 64,5
30

b. Menentukan nilai Median dengan rumus;

M e =Bb+ p ( ½ n−F
f )
15−11
= 63,5 + 4 (
8 )
4
= 63,5 + 4 ( )
8
= 63,5 + 4 (0,5)
= 63,5 + 2 = 65,5
d1
c. Menentukan nilai Modus dengan rummus; M o=b+ p [ d 1−d 2 ]
( 8−6 )
Mo = 63,5 (
+ 4 ( 8−6 )−( 8−6 ) )
2
= 63,5 + 4 2 ()
= 63,5 + 4 (1)
= 67,5
Data yang diperoleh mengenai vriabel tentang pengaruh
49

pembelajaran luring dengan jumlah sampel 30 orang. Dapat diketahui


bahwa nilai rata – rata hitung (mean) = 64,5 nilai (median) = 65,5 nilai
(modus) = 67,5. Hal ini menunjukan bahwa distribusi nilai variable X
tentang pengaruh pembelajaran luring berada pada batas normal.

6. Menghitung Standar Deviasi

Tabel 4.6
Perhitungan Standar Deviasi
No Skor 𝐹 Xi (Xi – X) (Xi – X)2 F (Xi – X)2
1 51 - 54 2 52,5 -12 144 288

2 55 - 58 3 56,5 -8 64 192

3 59 - 62 6 60,5 -4 16 96

4 63 - 66 8 64,5 0 0 0

5 67 – 70 6 68,5 4 16 96

6 73 - 76 5 74,5 10 100 500

∑ 30 1172

SD =
√ ∑ f xi −

1172
2
(
N
( ∑ fx )
N )
=
√ 30

= √ 39,06666666 = 6,25
50

7. Menghitung Uji Normalitas Dengan Chi Kuadrat

Tabel 4.7
Data Frekuansi Observasi dan Ekspetasi Variabel X
Nilai Batas 2
Z Batas Luas Luas Fh Fo |f o−f h|
Nyata
Daerah Daerah fh
50,5 -2,20 0,0104

51-54 0,049 1,47 2 0,27

54,5 -1,57 0,0594


55 – 58 0,1525 4,575 3 0,34

58,5 -0,94 0,2119

59-62 0,2682 8,046 6 0,25

62,5 -0,31 0,4801


63 – 66 0,2748 8,244 8 0,02

66,5 0,31 0,7549

69 – 72 0,1298 3,894 6 0,54

72,5 1,25 0,6251


73 -76 0,29236 8,955 5 0,44

76,5 1,88 0,9236

Jumlah 30 1,86

Berdasarkan tabel tersebut diatas, diketahui nilai 𝑋ℎ2 = 1,86

Kemudian diperoleh bahwa harga Chi Kuadrat table (𝑋𝑡 2 ) dengan α = 0,05

dan derajat kebebasan db = (k-3) = (6-3) =3 adalah 𝑋𝑡2 = 7,81. Dengan


51

demikian, karena 𝑋ℎ2 = 1,86 kurang dari 𝑋𝑡2 = 7,81, maka data variable X

yaitu Pengaruh Pembelajaran Luring adalah berdistribusi normal.

2. Analisis Data Hasil Belajar Siswa

Untuk mengetahui sejauh mana Hasil Belajar Siswa Pada Mata

Pelajaran PAI. Penulis mengumpulkan nilai hasil belajar siswa yang

didapatkan langsung dari guru PAI di sekolah tersebut dengan cara

dokumentasi.

Adapun hasil persebaran soal (Tes), yang di dapat langsung dari

guru PAI di sekolah tersebut melalui dokumentasi, penulis susun kedalam

tabulasi data.

Rekafitulasi Jawaban Soal (Tes), yang sesuai dengan kriteria

ketuntasan minimal (KKM), dan didapat langsung dari guru PAI di

sekolah tersebut melalui teknik dokumentasi sebagai berikut:

Tabel 4.8
(Rekafitulasi Hasil Belajar Siswa Kelas VIII Pada Mata Pelajaran PAI )
No Nilai Siswa Keterangan
1 84 Cukup

2 75 Cukup
3 79 Cukup
4 80 Cukup
5 86 Cukup
6 88 Cukup
7 85 Cukup
8 80 Cukup
9 83 Cukup
10 84 Cukup
11 85 Cukup
52

12 83 Cukup
13 82 Cukup
14 84 Cukup
15 77 Cukup
16 80 Cukup
17 80 Cukup
18 87 Cukup
19 82 Cukup
20 85 Cukup
21 79 Cukup
22 89 Baik
23 83 Cukup
24 81 Cukup
25 82 Cukup
26 84 Cukup
27 88 Cukup
28 87 Baik
29 84 Cukup
30 88 Baik

Selanjutnya data yang diperoleh mengenai Hasil Belajar Siswa

Pada Mata Pelajaran PAI (Variabel Y) dari responden disusun berdasarkan

nilai terendah sampai tertinggi, Adapun rincianya sebagai berikut:

75 77 79 79 80 80 80 80 81 82

82 82 83 83 83 84 84 84 84 84

85 85 85 86 87 87 88 88 88 89
53

Berdasarkan data tersebut di atas, diketahui bahwa nilai tertinggi

adalah 89 dan nilai terendah 75, dan untuk menganalisis data variabel Y,

penulis menempuh langkah-langkah sebagai berikut:

1. Menentukan Range (R), dengan rumus;

R = (data terbesar – data terkecil) + 1

= ( 89 – 75 ) + 1

= 14 + 1

= 15

2. Menentukan banyaknya kelas (K), dengan rumus;

K = 1 + 3.3(log N)

= 1 + 3.3(log 30)

= 1 + 3.3 (1.47)

= 1 + 4,852 = 5,852 dibulatkan menjadi 6.

3. Menentukan panjang kelas (P), dengan rumus;

R
P=
K

15
P=
6

= 2,5 dibulatkan menjadi 3.

4. Menentukan distribusi frekuensi variabel Y

Setelah diketahui panjang kelasnya adalah 3, maka langkah


selanjutnya adalah menentukan tabel untuk daftar distribusi
frekuensi variabel Y yaitu :

Tabel 4.9
54

Daftar Frekuensi Variabel Y


No Interval F Fk Y Fy
1 75-77 2 2 77 154
2 78-80 6 8 80 480
3 81-83 7 15 83 581
4 84-86 9 24 86 774
5 87-89 6 30 89 534
Jumlah 30 2523

Selanjutnya frekuensi kelas yaitu menghitung banyaknya

data yang termasuk kedalam kelas, berdasarkan sebaran data

tersebut, dapat diketahui bahwa terdapat : 2 peserta didik yang

memiliki nilai pada kelas interval 75 – 77, 6 peserta didik yang

memiliki nilai pada kelas interval 78 – 80, 7 peserta didik yang

memiliki nilai pada kelas interval 81 – 83, 9 peserta didik yang

memiliki nilai pada kelas interval 84 – 86, 6 peserta didik yang

memiliki nilai pada kelas interval 87 – 89. Satu diantara kelas

interval yang memiliki jumlah peserta didik terbanyak adalah 78 –

80 yaitu sebanyak 9 peserta didik.

5. Menentukan ukuran gejala pusat

Dengan menggunakan daftar distribusi frekuensi di atas

maka ukuran tedensi sentralnya sebagai berikut :


55

a. Menentukan nilai Mean dengan rumus : M =


∑ FX
N

2523
M= = 84,1 dibulatkan menjadi 84
30

b. Menentukan nilai Median dengan rumus :

M e =Bb+ P ( ½ n−F
f )
= 81,5 + 3 ( 15−8
7 )

= 81,5 + 3 (1)

= 81,5 + 3 = 84,5 dibulatkan menjadi 85

c. Menentukan nilai Modus dengan rumus :

M o=b+ P ( d 1+d 1d 2 )
( 7−6 )
Mo = 81,5 + 3 (( 7−6 ) + ( 7−9 ) )
= 81,5 + 3 ( −11 )
= 81,5 + 3 (-1)

= 81,5 + -3 = 78, 5 dibulatkan menjadi 79

Data yang diperoleh mengenai variabel Hasil Belajar Siswa

dengan jumlaj sampel 30 orang. Dapat diketahui bahwa nilai rata –

rata hitung (mean) = 84, nilai (median) = 85, dan (modus) = 79.

Hal ini menunjukan bahwa distribusi nilai variabel Y tentang hasil

belajar siswa pada mata pelajaran PAI berada pada batas normal.

6. Menghitung Standar Devisi


56

Tabel 4.10
Perhitungan Standar Deviasi Variabel Y
No Skor 𝐹 Yi Yi2 FYi FYi2
1 75 – 77 2 77 5929 154 11858

2 78 – 80 6 80 6400 480 38400

3 81 – 83 7 83 6889 581 48223

4 84 – 86 9 86 7396 774 66564

5 87 – 89 6 89 7921 534 47526

∑ 30 2523 47691045

SD =
√ ∑f y −2
( )
N
∑ fx
N

2
2523
=

47691045−

30
30

4556920
( )
=
√ 30

=√ 1518973=12,324

7. Menghitung Uji Normalitas Dengan Chi Kuadrat


57

Tabel 4.11
Data Frekuansi Observasi dan Ekspetasi Variabel Y
Nilai Batas Z Batas Luas Daerah Fh 2
Fo |f o−f h|
Nyata Luas
fh
Daerah

74,5 -0,770 0,220

75 – 77 0,081 2,43 2 0,08

77,5 -0,527 0,301


78 – 80 0,169 5,07 6 0,17

80,5 -0,283 0,389

81 – 83 0,264 7,92 7 0,11

83,5 -0,040 0,484


84 – 86 0,359 10,77 9 0,29

86,5 0,202 0,579

87 – 89 0,421 12,63 6 0,52

88,5 0,365 0,641

Jumlah 2,03

Berdasarkan tabel tersebut diatas, diketahui nilai xh2 = 2,03

kemudian diperoleh bahwa harga chi kuadrat tabel (xt2) dengan α = 0,05

dan derajat keabsahan db = (k-3) = (6-3) adalah xt2 = 7,81. Dengan

demikian, karena xh2 = 2,03 kurang dari xt2 = 7,81. Maka data variabel Y,

yaitu hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI berdistribusi normal.

3. Pengaruh Pembelajaran Luring Terhadap Hasil Belajar Siswa


Kelas VIII Pada Mata Pelajaran PAI di SMP Negeri 2
Mandalawangi
58

Analisis ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh

pembelajaran luring terhadap hasil belajar siswa kelas VIII pada mata

pelajaran PAI di SMP Negeri 2 Mandalawangi. Adapun langkah- langkah

yang penulis tempuh adalah sebagai berikut:

a. Menyusun data variabel X dan Y

Tabel 4.12
Data Variabel X dan Variabel Y
NO X Y XY
X2 Y2
1 51 75 2601 5625 3825

2 54 77 2916 5929 4158

3 55 79 3025 6241 4345

4 55 79 3025 6241 4345

5 58 80 3364 6400 4640

6 60 80 3600 6400 4800

7 60 80 3600 6400 4800

8 60 80 3600 6400 4800

9 61 81 3721 6561 4941

10 62 82 3844 6724 5084

11 62 82 3844 6724 5084

12 63 82 3969 6724 5166

13 63 83 3969 6889 5229

14 63 83 3969 6889 5229

15 65 83 4225 6889 5395


59

16 65 84 4225 7056 5460

17 66 84 4356 7056 5544

18 66 84 4356 7056 5544

19 66 84 4356 7056 5544

20 67 84 4489 7056 5628

21 68 85 4624 7225 5780

22 68 85 4624 7225 5780

23 69 85 4761 7225 5865

24 69 86 4761 7396 5934

25 70 87 4900 7569 6090

26 73 87 5329 7569 6351

27 74 88 5476 7744 6512

28 74 88 5476 7744 6512

29 75 88 5625 7744 6600

30 76 89 5776 7921 6764

∑N ∑X ∑Y ∑ X2 ∑Y2 ∑ XY
= 30 = 1938 =2494 =126406 =207678 =161803

Keterangan

N = 30

⅀X = 1938

⅀Y = 2494

⅀X2 = 126406
60

⅀Y2 = 207678

⅀XY = 161603

b. Menentukan koefisien korelasi

N ∑ XY −( ∑ X )( ∑ Y )
r xy =
2 2
√ {N ∑ X −(∑ X ) }{ N ∑ Y −(∑ Y ) }
2 2

30.161603−( 1938 )( 2494 )


= 2 2
√ {30.126406−( 1938 ) }{30. 207678−( 2494 ) }
4848090−4833372
=
√ {3792180−3755844 } { 6230340−6220036 }
14718
=
√ {36336 } {10304 }
14718
=
√ 374406144

14718
=
1934957735

= 0,76

Untuk mengetahui besaran pengaruh antara variabel X terhadap

variabel Y dapat digunakan nilai koefisien determinasi (R Square), dan di

interpretasikan dengan besar “r” Product Moment.

Tebel 4.13
Nilai Koefisien Korelasi “r” Product Moment
Besar “r”
Product Moment Interprestasi
61

Interpretasi nilai koefisien korelasi product moment antara


variabel X dengan variabel Y terdapat korelasi yang sangat
0.00 -0.20
lemah
Interpretasi nilai koefisien korelasi product moment antara
0.20 – 0.40
variabel X dengan variabel Y terdapat korelasi yang rendah
Interpretasi nilai koefisien korelasi product moment antara
0.40 – 0.60
variabel X dengan variabel Y terdapat korelasi yang sedang
Interpretasi nilai koefisien korelasi product moment antara
variabel X dengan variabel Y terdapat korelasi yang tinggi
0.60 – 0.80
atau kuat
Interpretasi nilai koefisien korelasi product moment antara
0,80 – 1,00 variabel X dengan variabel Y terdapat korelasi sangat tinggi

Dari perhitungan diatas, di ketahui bahwa indeks koefisien korelasi

sebesar 0,76 dan setelah di konsultasikan dengan tabel interpretasi ternyata

koefisien korelasi 0,76 berada antara 0,60 – 0,80 yang interpretasinya

adalah, pengaruh pembelajaran luring (variabel X) terhadap hasil belajar

bsiswa kelas VIII pada mata pelajaran PAI (variabel Y) terdapat pengaruh

yang tinggi.

c. Melakukan uji signifikansi korelasi

1. menetukan t hitung , dan antara t hitung dan t tabel dengan

rumus:
62

r √n−2
t=
√ 1−r 2

0,76 √ 30−2
=
√1−0,5776

0,76 √ 28
=
√ 1−0,5776

0,76(5,29)
=
√ 0,4224

4,0204
= =61,8
0,6499
63

2. Menemukan derajat kebebasan (db), dengan rumus:

db = n – 2

db = 30 – 2

db = 28

3. Menentukan t tabel dengan taraf signifikan 5% dan db = 30

t tabel

ttabel = ( 1 – x ) (db)

= ( 1 – 0,05 ) ( 28 )

= ( 0,95 ) ( 28 )

= 26,6

Oleh karena thitung = 61,8 dan ttabel = 26,6 di mana thitung >

ttabel. Hal ini berarti Ha di terima dan Ho di tolak. Dengan demikian

terdapat Pengaruh Pembelajaran Luring Terhadap Hasil Belajar

PAI di Kelas VIII SMP Negeri 2 Mandalawangi.

4. Menentukan koefisien Determinasi (cd), dengan rumus:

cd = r2 x 100%

= (0,76)2 x 100%

= 05776 x 100%

= 57,76%
Berdasarkan perhitungan di atas, dapat diketahui bahwa

terdapat 57,76% korelasi antara Pengaruh Pembelajaran Luring

Terhadap Hasil Belajar PAI di Kelas VIII SMP Negeri 2

Mandalawangi. Dan sisanya 42,24% ditentukan oleh paktor lain


64

yang sedang berkembang dan memerlukan penelitian yang lebih

mendalam terhadap pembelajaran luring.

Dengan demikian berdasarkan hasil perhitungan di atas,

dapat disimpulkan bahwa pembelajaran luring merupakan faktor

penentu terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI.

C. Pembahasan Hasil Penelitian


1. Pembelajaran luring

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisa yang telah dilakukan

dalam penelitian ini tentang pengaruh pembelajaran luring, dapat diperoleh

hasil bahwa pengaruh pembelajaran luring di SMP Negeri 2

Mandalawangi tergolong normal, hal ini didapat setelah melakukan

tendensi sentral variable X yaitu diketahui melakukan uji nilai rata-rata

hitung (Mean) = 64,5 nilai median = 64,25 dan (Modus) = 65,1

Dan berdasarkan perhitungan uji normalitas variabel X di ketahui bahwa

X2 1,86 dan X2 pada taraf signifikasi α = 0,5 dan dk = 3 adalah 7,81

karena nilai X2 (1,86) < X2 (7,81) dengan demikian dapat di simpulkan

bahwa data pengaruh pembelajaran luring berdistribusi normal. Artinya

pembelajaran luring sangat berpengaruh di tengah pandemi sekarang ini

untuk tetap melaksanakan pembelajaran.

2. Hasil Belajar Siswa

Hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SMP Negeri 2

Mandalawangi tergolong normal, hal ini di dapat setelah melakukan

tendensi sentral variabel Y, yaitu diketahui bahwa nilai rata- rata hitung

(Mean) = 84, nilai (Median) = 85, dan nilai (Modus) = 79.


65

Berdasarkan perhitungan uji normalitas variabel Y di ketahui

bahwa Y2hitung = 2,03 dan Y2tabel pada taraf signnifikan α = 0,05 dan dk =

3 adalah 7,81 karena nilai Y2hitung = 2, 03 < Y2tabel = 7,81, dengan

demikian dapat di simpulkan bahwa, data hasil belajar siswa pada mata

pelajaran PAI berdistribusi normal.

3. Pengaruh Pembelajaran Luring dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata

Pelajaran PAI

Melihat paparan hasil data di atas dapat diketahui bahwa. Pengaruh

Pembelajaran Luring Terhadap Hasil Belajar PAI di Kelas VIII SMP

Negeri 2 Mandalawangi, diketahui bahwa indeks koefisien korelasi

sebesar 0,76 dan setelah di konsultasikan dengan tabel interpretasi ternyata

koefisien korelasi 0,76 berada antara 0,60 – 0,80 yang interpretasinya

adalah. Pengaruh pembelajaran luring ( variabel X ) terhadap hasil belajar

siswa pada mata pelajaran PAI ( variabel Y ) terdapat korelasi yang tinggi,

karena thitung = 61,8 dan ttabel = 26,6di mana thitung > ttabel. Hal ini berarti

Ha diterima dan Ho di tolak. Dengan demikian terdapat Pengaruh

Pembelajaran Luring Terhadap Hasil Belajar PAI di Kelas VIII SMP

Negeri 2 Mandalawangi.

Berdasarkan hasil perhitungan koefisien determinasi. Di ketahui

terdapat 57,76% pengaruh yang signifikan antara pembelajaran luring

terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SMP Negeri 2
66

Mandalawangi, sedangkan sisanya 42,24% di pengaruhi oleh faktor lain

yang dapat di lakukan peneliti lebih lanjut.


BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis melalui tahapan- tahapan yang sistematis,

dengan menggunakan statistik deskriptif (mean, median, modus, panjang kelas

dan lainya), untuk menggambarkan hasil penelitian apa adanya dan statistic

inferensial (uji korelasi product moment, uji t, dan uji koefisien determinasi)

yang sebelumnya telah di lakukan uji persyaratan analisis dengan

menggunakan uji normalitas, maka peneliti menyimpilkan dari hasil penelitian

sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil analisis Pembelajaran Luring dapat penulis ketahui

setelah menyebarkan angket kepada 30 orang siswa yang dijadikan sebagai

sampel. Menunjukan hasil yang di peroleh dari pengolahan data variabel

X. Mean = 64,5 Median = 54,25 Modus = 65,1. Hal ini bahwa distribusi

nilai variabel X tentang Pengaruh Pembelajaran Luring berada dalam

kategori normal.

2. Berdasarkan analisis data Hasil Belajar PAI di Kelas VIII, dapat penulis

ketahui setelah meminta salinan nilai hasil belajar PAI dari guru tersebut,

yang berjumlah 30 orang siswa yang di jadikan sebagai sampel.

Menunjukan hasil yang di peroleh dari pengolahan data variabel Y, Mean

= 84, Median = 84, Modus = 79. Hal ini menunjukan bahwa distribusi

nilai variabel Y tentang Hasil Belajar PAI di Kelas VII berada dalam

kategori normal.

68
69

3. Berdasarkan analisis data antara variabel X dan variabel Y menunjukan

bahwa, adanya pengaruh positif antara pengaruh pembelajaran luring

terhadap hasil belajar siswa. Adapun kontribusi pengaruh pembelajaran

luring terhadap hasil belajar sebesar 57,76% sedangkan 42,24% di

pengaruhi oleh faktor lain. Karena thitung = 61,8 dan ttabel = 26,6 di mana

thitung > ttabel. Hal ini berarti Ha di terima dan Ho di tolak. Dengan demikian

terdapat Pengaruh Pembelajaran Luring Terhadap Hasil Belajar PAI di

Kelas VIII SMP Negeri 2 Mandalawangi.

B. Saran

Setelah melihat kesimpulan yang di paparkan di atas, maka peneliti

memberikan saran sebagai berikut:

1. Pembelajaran luring bisa lebih di optimalkan lagi oleh guru- guru,

terutama bagi sekolah yang kurang memiki akses internet yang lebih

baik.

2. Hendaknya kepala sekolah, mempasilitasi bagi guru yang akan

melaksanakan pembelajaran luring yang dilakukan secara home pist.

3. Hendaknya siswa lebih semangat lagi dalam mengikuti pembelajaran

selama di rumah.

4. Peneliti selanjutnya, hendaknya meneliti lebih lanjut faktor- faktor

yang mempengaruhi pembelajaran luring.


DAFTAR PUSTAKA

Ambarita, Jenridkk.,Pembelajaran Luring, Indramayu: CV. Adanu


Abimata,2020

Sugiyono, MetodePenelitianKuantitatif, Kualitatifdan R &D (Bandung:


Alfabeta, 2015)

Sarwono Jonathan, MetodePenelitianKuantitatif, Yogyakarta; GrahaIlmu,


2006

Syahrum, Salim. MetodelogiPenelitianKuantitatif, Bandung; Citapustaka


Media, 2012.

Mulyana, Aina. “Pengertian HasilBelajar dan faktor-faktoryang


mempengaruhi”diaksesdari https://ainamulyana.blogspot.com/ pada
tanggal 25 maret pukul 20:23

Hoetomo, kamuslengkapbahasa Indonesia,Surabaya:Mitrapelajar, 2005

Retnawati, Heri. Analisis Kuantitatif Instrumen Penelitian, Yogyakarta:


Parama Publishing, 2016

W Gulo, MetodelogiPenelitian, (Jakarta: GramediaWidiasarana Indonesia,


2002

Arsyad, Azhar. Media Pembelajaran, Jakarta: PT Raja GrafindoPersada,


2005

Djali.PengukuranDalamBidangPendidikan, Jakarta: PT Grasindo, 2008

Arikunto, Suharsim. ProsedurPenelitianSuatuPendekatan
Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.2009.

Sudjana, Nana. PenilaianHasil Proses BelajarMengajar. Bandung: PT.


Remaja Rosdakarya.2013.

Arifin, Zaenal. EvaluasiPembelajaran. Bandung : Alfabeta.2010

Jihad, AsepdanHaris, Abdul. StrategiBelajarMengajar. Jakarta : PT. Raja


GrafindoPersada. 2010.

Ari Hasan Ansori, Statistika Untuk Penelitian, Serang, Staisman Pres, 2017

Purwanto.  EvaluasiHasilBelajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.2010.


DimyatidanMudjiono.BelajardanPembelajaran.Jakarta :Rineka
Cipta.2009.
SanapiahFaesal, DasardanTeknikPenelitianKeilmuanSosial. Surabaya ;
Usaha Nasional, 2002

Nana Sudjana, PenelitiandanPenilaian.Bandumg; SinarBaru, 1989

Suhartonoirwan, MetodepenelitianSosial.Bandung; RemajaRosdaKarya,


2014
Arikunto, Suharsimi, ProsedurPenelitian :SuatuPendekatanPraktikEdisi
Revisi. Jakarta; RinekaCipta, 2010
Jonathan Sarwono, MetodePenelitianKuantitatifdanKualitatif
Yogyakarta, GrahaIlmu, 2006
Lampiran - Lampiran
RIWAYAT HIDUP PENELITI

Penulis dilahirkan di Mandalawangi, Pandeglang pada

tanggal 07 Juli 1996, dengan nama Syukri. Orang tua penulis

bernama H. Suriya dan Yati. Penulis merupakan anak ke- 4

dari 4 bersaudara, yang terdiri dari 3 laki- laki dan 1

perempuan. Riwayat pendidikan penulis adalah sebagai

berikut: Madrasah Ibtidaiyah Darul Huda Karoya lulus pada

tahun 2009, Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 Mandalawangi lulus pada tahun

2012, Madrasah Aliyah Negeri 1 Pandeglang lulus pada tahun 2015, dan penulis

melanjutkan pendidikan tinggi di program studi S1- Pendidikan Agama Islam di

Sekolah Tinggi Agama Islam Syekh Manshur pada tahun akademik 2017/2018

Demikian riwayat hidup ini dibuat dengan sebenarnya


PENGARUH PEMBELAJARAN LURING
TERHADAP HASIL BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DI KELAS VIII SMP NEGERI 2 MANDALAWANGI

PETUNJUK PENGISIAN
1. Baca petunjuk pengisian angket ini dengan cermat
2. Isilah identitas anda terlebih dahulu pada tempat yang telah
disediakan

3. Beri tanda (√) pada kolom jawaban

SS : Sangat Setuju

S : Setuju

R : Ragu- ragu

KS : Kurang Setuju

TS : Tidak Setuju

4. Berilah jawaban yang anda alamai saat ini

5. Sebelum memberi jawaban, baca dan pahami pernyataan yang ada

6. Selamat mengerjakan

BIODATA RESPONDEN

Nama : …………………………………………….

Kelas :……………………………………………..

JenisKelamin :…………………………………………….

S K TS
No Pernyataan S S R S
1 Saya aktif bertanya selama pembelajaran di rumah
Saya mampu memahami materi yang di sampaikan selama
2 pembelajaran di rumah
Saya selalu berdo’a sebelum memulai pembelajaran meskipun
3 belajar di rumah
4 Saya selalu merasa semangat meskipun belajar dari rumah
5 Saya selalu mengerjakan tugas yang di berikan oleh guru
Saya selalu bersikap ramah dan santun terhadap guru selama
6 pembelajaran berlangsung
7 Saya selalu antusias mengikuti pembelajaran
8 Saya selalu mendengarkan penjelasan guru        
Saya mampu memberikan respon yang baik terhadap
9 penyampaian materi yang di sampaikan guru        
Saya selalu memberikan umpan balik selama proses
10 pembelajaran        
11 Saya selalu menghargai kedatangan guru        
Saya selalu memakai pakaian rapi meskipun pembelajaran
12 berlangsung di rumah        
13 Saya selalu mendengarkan nasihat yang di berikan oleh guru        
Saya selalu mendengarkan nasihat yang di berikan kedua orang
14 tua
15 saya mampu membiasakan bertutur kata yang baik        
16 Saya selalu berteman baik dengan temanya        
17 Pembelajaran yang di berikan oleh guru mudah di pahami        
18 Materi sangat mudah di pahami selama pembelajaran di rumah        
19 Saya selalu mengikuti pembelajaran        
20 Saya mengalami peningkatan belajar selama belajar dari rumah        

DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai