Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN


HIPERTENSI

Oleh:
1. ABD. ROHMAN (1831800004)
2. INAYAH RISKI WULANDARI (1831800038)
3. DWIKI QUTSI ALI MULTAZAM (1831800021)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


UNIVERSITAS NURUL JADID
2019/2020

i
LEMBAR PENGESAHAN

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

Oleh :

1. ABD. ROHMAN(1831800004)
2. INAYAH RISKI WULANDARI(1831800038)
3. DWIKI QUTSI ALIMULTAZAM(1831800021)

Telah disahkan pada :


Hari : Selasa
Tanggal : 08 Oktober 2019
Judul : Asuhan Keperawatan Dengan Hipertensi

Dosen Pengampu
Keperawatan Medikal Bedah

(Setiyo Adinogroho ,M.Kep)

i
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipertensi merupakan masalah kesehatan public utama di seluruh dunia dan
merupakan faktor risiko penyakit kardiovaskular tersering, serta belum terkontrol
optimal diseluruh dunia.Namun, hipertensi dapat dicegah dan penanganan dengan
efektif dapat menurunkan risiko stroke dan serangan jantung. Tekanan darah tinggi
atau hipertensi adalah kondisi medis terjadi peningkatan tekanan darah secara kronis
(dalam jangka waktu lama). Penderita yang mempunyai sekurang kurangnya tiga
bacaan tekanan darah yang melebihi 140/90 mmHg saat istirahat dapat diperkirakan
mempunyai keadaan darah tinggi. Dengan semakin bertambahnya usia, tekanan darah
cenderung meningkat, meskipun alasan pastinya masih belum jelas. Satu hal yang
pasti: kondisi jantung dan pembuluh darah memiliki efek terbesar pada tekanan darah.
Meskipun hipertensi tidak dapat disembuhkan, tetapi biasanya dapat membuat tekanan
darah berada dalam kisaran normal. Hipertensi dapat terjadi tanpa sebab pasti, seperti
gagal ginjal, tumor tertentu, dan beberapa gangguan endokrin yang lebih spesifik.
Namun, penyebabnya mungkin tidak diketahui (pada sebagian besar kasus, kondisi
diklasifikasikan sebagai hipertensi esensial). Gejala, selain meningkatnya tekanan
darah, mungkin tidak terjadi selama bertahun-tahun, dan tidak ada retriksi yang
diberlakukan hingga gejala lainnya muncul.[ CITATION Car17 \p 1536 \l 1057 ]
B. BatasanMasalah
Batasan masalah pada kasus hipertensi yaitu mulai dari pengertian sampai dengan
asuhan keperawatan hipertensi.
C. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksut dengan hipertensi ?
2. Faktor apa saja yang menyebabkan hipertensi ?
3. Bagaimana tanda dan gejala dari hipertensi ?
4. Bagaimana penyebaran penyakit hipertensi ?
5. Dibedakan menjadi berapa golongan dari hipertensi ?
6. Komplikasi apa saja yang dapat terjadi jika terkena hipertensi ?

D. Tujuan

1
1. Tujuan Umum
Agar mahasiswa mampu mengetahui dan memahami konsep asuhan
keperawatan
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu memahami konsep medis
b. Mahasiswa mampu memahami konsep asuhan keperawatan hipertensi

BAB 2
2
TINJAUAN PUSTAKA
A. KONSEP PENYAKIT
1. Definisi
Tekanan darah tinggi (hipertensi) merupakan suatu peningkatan tekanan darah
di dalam arteri. Hiper artinya berlebihan, sedangkan tensi artinya tekanan atau
tegangan. Untuk itu, hipertensi merupakan tekanan darah atau denyut jantung yang
lebih tinggi dibandingkan dengan normal karena penyempitan pembuluh darah atau
gangguan lainnya.[ CITATION MAs16 \p 74 \l 1057 ]
Menurut WHO, hipertensi adalah tekanan sistolik  140 mmHg dan atau
tekanan diastolik > 90 mmHg (untuk usia < 60 tahun) dan tekanan sistolik  160
mmHg dan atau tekanan diastolik > 95 mmHg (untuk usia > 60 tahun). [ CITATION
Nug11 \p 263 \l 1057 ]
Dari definisi diatas dapat disimpulkan hipertensi adalah keadaan dimana
tekanan darah sistolik maupun diastolik meningkat atau melebih batas normal.
2. Etiologi
Secara umum, berdasarkan penyebab pembentukannya hipertensi terbagi menjadi
dua golongan, yaitu:
1) Hipertensi Primer (Esensial)
Penyebab tidak diketahui namun banyak faktor yang mempengaruhi
seperti genetika, lingkungan, hiperaktivitas, susunan saraf simpatik, system
rennin angiotensin, efek dari sekresi Na, obesitas, merokok, dan stress. Sampai
saat ini penyebab spesifik dari hipertensi primer belum dapat diketahui secara
pasti. [ CITATION Sut10 \p 12 \l 1057 ]
2) Hipertensi Sekunder
Hipertensi sekunder disebabkan oleh adanya penyakit lain, misalnya pada
gangguan ginjal, penyempitan pembuluh darah terutama ginjal, tumor tertentu,
atau gangguan hormon. Gangguan tersebut mengakibatkan gangguan aliran
darah sehingga jantung harus bekerja lebih keras sehingga tekanan darah
meningkat. Sampai saat ini , jumlah penderita penyakit hipertensi sekunder
mencapai lebih dari 90 persen dari seluruh penderita hipertensi. [ CITATION
Sut10 \p 6 \l 1057 ]

3
Berikut adalah beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi :
a. Genetika (Keturunan)
Apabila riwayat hipertensi didapatkan pada kedua orang tua maka
dugaan terjadinya penyakit hipertensi primer pada seseorang akan cukup
besar. Hal ini terjadi karena pewarisan sifat melalui gen. Pengaruh
genetika ini terjadi pula pada anak kembar yang lahir dari satu sel telur.
[ CITATION Sut10 \p 13 \l 1057 ]
b. Obesitas
Obesitas atau kegemukan juga merupakan salah satu faktor resiko
timbulnya penyakit hipertensi. Curah jantung dan sirkulasi volume darah
penderita hipertensi yang obesitas lebih tinggi dari penderita hipertensi
yang tidak mengalami obesitas. Jika mengalami obesitas maka produksi
hormon-hormon dalam tubuh kurang normal. Walaupun belum diketahui
secara pasti hubungan antara hipertensi dan obesitas, namun terbukti
bahwadaya pompa jantung dan sirkulasi volume darah penderita obesitas
dengan hipertensi lebih tinggi daripada penderita hipertensi dengan berat
badan normal.[ CITATION Sut10 \p 14 \l 1057 ]
c. Stress lingkungan
Jika seseorang dalam keadaan stress maka terjadi respon sel-sel saraf
yang mengakibatkan kelainan pengeluaran atau pengangkutan natrium.
Hubungan antara stress dengan hipertensi diduga melalui aktivitas saraf
simpatis (saraf yang bekerja ketika seseorang beraktivitas) yang dapat
meningkatkan tekanan darah secara bertahap. Stress yang berkepajangan
dapat mengakibatkan tekanan darah menjadi tinggi.[ CITATION Sut10 \p 14 \l
1057 ]
d. Jenis kelamin (Gender)
Kaum laki-laki di daerah perkotaan lebih banyak mengalami
kemungkinan menderita hipertensi dibandingkan kaum perempuan.
Namun bila ditinjau dari segi perbandingan antara perempuan dan laki-
laki, secara umum kaum perempuan masih lebih banyak menderita
penyakit hipertensi daipada laki-laki. Hipertensi berdasarkan jenis kelamin
dapat dipengaruhi oleh faktor psikologis. Wanita seringkali mengadopsi
perilaku yang tidak sehat serta pola makan yang tidak seimbang sehingga
menyebabkan obesitas, depresi dan rendahnya status pekerjaan.

4
Sedangkan pada kaum pria, hipertensi lebih berkaitan dengan erat dengan
pekerjaan seperti perasaan kurang nyaman terhadap pekerjaan dan
pengangguran.[ CITATION Sut10 \p 15 \l 1057 ]
e. Pertambahan usia
Dengan bertambahnya usia, kemungkinan seseorang menderita
hipertensi juga semakin besar. Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan, ternyata angka kejadian penyakit hipertensi meningkat seiring
bertambahnya usia. Hilangnya elastisitas jaringan da arterisklerosis serta
pelebaran pembuluh darah adalah faktor penyebab hipertensi di usia tua.
[ CITATION Sut10 \p 15 \l 1057 ]
f. Asupan garam berlebih
Pengaruh asupan garam terhadap hipertensi sangat penting pada
mekanisme timbulnya hipertensi karena melalui peningkatan volume
plasma atau cairan tubuh dan tekanan darah. Keadaan ini akan diikuti oleh
peningkatan ekskresi (pengeluaran) kelebihan garam sehingga kembali
pada kondisi keadaan sistem hemodinamik (perdarahan) yang normal.
Pada hipertensi esensial, mekanisme tersebut terganggu. Natrium dan
klorida adalah ion utama cairan ekstraseluler. Konsumsi natrium yang
berlebihan dapat menyebabkan konsentrasi natrium di dalam cairan
ekstraseluler meningkat. Untuk menormalkannya, cairan intraseluler harus
ditarik keluar hingga menyebabkan volume cairan ektraseluler meningkat.
Meningkatnya volume cairan ekstraseluler tersebut menyebabkan
meningkatnya volume darah, sehingga berdampak pada timbulnya
hipertensi.[ CITATION Sut10 \p 16 \l 1057 ]
g. Gaya hidup yang kurang sehat
Walaupun tidak terlalu jelas hubungannya dengan hipertensi, namun
kebiasaan buruk dan gaya hidup yang tidak sehat juga menjadi sebab
peningkatan tekanan darah. Seperti merokok, asupan asam lemak jenuh,
dan tingginya kolesterol dalam darah turut berperan dalam munculnya
penyakit hipertensi.[ CITATION Sut10 \p 16 \l 1057 ]
h. Obat-obatan
Obat-obat pencegah kehamilan, steroid, dan obat anti infeksi dapat
meningkatkan tekanan darah. Beberapa jenis obat dapat menaikkan kadar
insulin. Kadar insulin yang tinggi dapat mengakibatkan tekanan darah

5
meningkat. Penggunaan obat-obatan tersebut dalam jangka waktu yang
panjang mengakibatkan tekanan darah naik secara permanen yang
merupakan ciri khas penderita hipertensi. [ CITATION Sut10 \p 17 \l 1057 ]
i. Akibat penyakit lain
Jika seseorang memiliki penyakit lain, terutama yang berhubungan
dengan kardiovaskular maka itu sangat berpotensi menderita hipertensi
sekunder. Penyebab sudah cukup jelas, antara lain ginjal yang tidak
berfungsi, pemakaian kontrasepsi oral, dan terganggunya keseimbangan
hormon yang merupakan faktor pengatur tekanan darah dalam tubuh.
[ CITATION Sut10 \p 17 \l 1057 ]
3. Tanda dan gejala
Tanda dan gejala hipertensi dibedakan menjadi :
a. Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat dihubungkan dengan
peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh dokter yang
memeriksa. Hal ini mengartikan bahwa hipertensi arterial tidak akan pernah
terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur.[ CITATION Hud15 \l 1057 ]
b. Gejala yang lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi meliputi
nyeri kepala karena adanya peningkatan tekanan darah sehingga
mengakibatkan hipertensi dan tekanan intrakarnial naik, dan kelelahan. Dalam
kasus ini merupakan gejala terlazim yang kebanyakan dari beberapa pasien
mencari pertolongan medis.[ CITATION Hud15 \l 1057 ]
Beberapa pasien yang menerita hipertensi yaitu :
a. Mengeluh sakit kepala, pusing dikarenakan peningkatan tekanan darah dan
hipertensi shingga tekanan intrakranial naik.
b. Lemas, kelelahan,: karena stress sehimhha ,engakibatkan kategangan yang
mempengaruhi emosi, pada saat ketegangan emosi terjadi adan aktivitas saraf
simatis sehingga frekuensi dan kontraktilitas jantung naik, aliran darah
menurun supei O2 dan nutrisi otot rangka menurun, dan terjadi lemas.
c. Susah nafas, kesadaran menurun : karena terjadinya peningkatan kotraktilitas
jantung.

6
d. Palpitasi (berdebar-debar) : karena jantung memompa terlalu cepat sehingga
dapat menyebabkan berdebar-debar, gampang marah.[ CITATION Hud15 \p 103 \l
1057 ]

4. Patofisiologi
Reseptor yang menerima perubahan tekanan darah yaitu refleks berreseptor
yang terdapat pada sinus karotis dan arkus aorta. Pada hipertensi, karena adanya
berbagai gangguan genetik dan resiko lingkungan, maka terjadi gangguan
neurohormonal yaitu sistem saraf pusat dan sisitem renin-angiotensin-aldosteron,
serta terjadinya inflamasi dan resistensi insulin. Babkan Resistensi insulin dan
gangguan neurohormonal menyebabkan vasokontriksi sistemik dan peningkatan
resistensi perifer. Inflamasi menyebbkan gangguan ginjal yang disertai gangguan
sistem renin-angiotensin-aldosteron (RAA) yang menyebabkan retensi garam dan
air di ginjal, sehingga terjadi peningkatan volume darah. Peningkatan resistensi
perifer dan volume darah merupakan dua penyebab utama terjadinya hipertensi.
Pusat yang menerima impuls yang dapat mengenali keadaan tekanan darah terletak
pada medula dibatang otak.
Perubahan strutural dan fungsional pada sistem pembuluh darah perifer
bertanggung jawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut.
Perubahan tersebut meliputi aterosklerosis, hilangnya darah, yang pada akhirnya
akan menurunkan kemampuan distensi dan daya rengang pembuluh darah.
konsekuensinya yaitu kemampuan aorta dan arteri besar menjadi berkurang dalam
mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung (volume sekuncup),
sehingga mengakibatkan penurunan curah jantung dan peningkatan resistensi
perifer .[ CITATION MAs16 \p 77 \l 1057 ]

7
Genetik Kebiasaan Hidup Usia Lanjut

Elastisitas dinding aorta menurun,katup


Respon neurologi Stress lingkungan, merokok, jantung menebal, kemampuan
terhadap stress alkohol, konsumsi garam memompa darah menurun, hilangnya
dan berlebihan elastisitas pembuluh darah
eskresi/kelainan meningkatnya resistensi pembuluh darah
transport Na perifer.
Obesitas, insulin
meningkat
Beban kerja jantung

Kerusakan vaskular
Hipertens Tekanan sistemik darah
pembuluh darah
Metode koping
Perubahan situasi Krisis situasional tidak efektif
Perubahan struktur

Penyumbatan Informasi yang Defisiensi pengetahuan


pembuluh darah minim ansietas

Resistensi pembuluh Nyeri kepala


vasokontriksi darah otak

Resiko ketidakefektifan
Gangguan sirkulasi Otak Suplai O2 ke otak
perfusi jaringan otak

Ginjal Retina Pembuluh darah

Vasokontriksi Spasme arteriol


Sistemik Koroner
pembuluh darah
ginjal Resiko cedera
vasokontriksi Iskemia
miokard
Blood dlow darah
Afterload
Penurunan curah Nyeri akut
Respon RAA
jantung
Fatigue
Perangsang Kelebihan volume
aldosteron cairan Intoleransi
aktivitas
Retensi Na Edema

Gambar 1.1 Pathway Hipertensi[ CITATION Hud15 \p 106 \l 1057 ]

8
5. Klasifikasi
Tabel 1.1 Tekanan darah pada orang dewasa[ CITATION MAs16 \p 74 \l 1057 ]
Klasifikasi Tekanan Darah pada Dewasa
Kategori Tekanan Darah Tekanan Darah
Sistolik Diastolik
Normal ˂ 120 mmHg ˂ 80 mmHg
Pre-hipertensi 120-139 mmHg 80-89 mmHg
Stadium 1 140-159 mmHg 90-99 mmHg
Stadium 2 ≥ 160 mmHg ≥ 100 mmHg

Tabel 1.2 Penggolongan tekanan darah[ CITATION Sut10 \p 11 \l 1057 ]

Tekanan Darah
Kategori Sistolik Diastolik
Normal .> 130 mmHg > 85 mmHg
Normal tinggi 130-139 mmHg 85-89 mmHg
Hipertensi ringan 140-159 mmHg 90-99 mmHg
Hipertensi sedang 160-179 mmHg 100-109 mmHg
Hipertensi Berat 180-209 mmHg 110-119 mmHg
Hipertensi Maligna 210 mmHg/lebih 120 mmHg/lebih

6. Komplikasi
1) Transien iskemik attact (TIA)/stroke ringan
2) Stoke/CVA
3) Gagal jantung
4) Gagal ginjal
5) Infark miokard
6) Distrimia jantung
Komplikasi lainnya jika tekanan darah terus menerus tinggi maka akan
menimbulkan komplikasi pada organ tubuh lainnya. Seperti :
a) Mata : gangguan pada mata biasanya menyebabkan kerusakan sel-sel retina
sehingga jika sangat parah dapat menimbulkan kebutaan.[ CITATION Sut10 \p
6 \l 1057 ]
b) Jantung : gangguan jantung sebagai organ pemompa darah menyebabkan
penyakit jantung koroner dan gagal jantung.[ CITATION Rin15 \p 41 \l 1057 ]

9
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas
Hipertensi secara umum banyak diderita oleh perempuan dari pada
laki-laki. Karena hipertensi berdasarkan jenis kelamin ini dapat dipengaruhi
oleh faktor psikologis yang terjadi pada perempuan maupun laki-laki.Pada usia
45 tahun dan seiring bertambahnya usia kemungkinan seseorang menderita
hipertensi bertambah besar.Orang Amerika Seriat kulit hitam cenderung
mempunyai tekanan darah lebih tinggi bila dibandingkan bukan dengan kulit
hitam (Lloyd-Jones dkk, 2009) dan keseluruhan angka mortalitas terkait
hipertensi lebih tinggi dari pada kulit hitam. [CITATION Bud151 \p 6 \l 1033 ]

b. Status kesehatan saat ini


1) Keluhan Utama
Pusing, sukar tidur, rasa berat di tengkuk, mudah lelah, sesak nafas.
[ CITATION Sut10 \p 2 \l 1057 ]
2) Alasan Masuk Rumah Sakit
Alasan masuk rumah sakit dikarenakan pasien memiliki keluhan
lemah,sulit bernafas, dan kesadaran menurun.[ CITATION Rin15 \p 40 \l
1057 ]
3) Riwayat penyakit sekarang
Pada umumnya, beberapa hal yang harus diungkapkan pada setiap gejala
yaitu tekanan darah diatas normal, sakit kepala (pusing, migrain),mudah
marah, tinitus (telinga berdenging),gelisah, pandangan mata berkunang-
kunang, palpitasi (berdebar-debar).[ CITATION Sut10 \p 4 \l 1057 ]
c. Riwayat kesehatan terdahulu
1) Riwayat Penyakit Sebelumnya
Perawat menanyakan tentang penyakit-penyakit yang pernah dialami
sebelumnya. Misalnya: klien pernah memiliki riwayat penyakit gagal
ginjal dan klien mengalami sakit yang sangat berat. [ CITATION Rini \p 41 \l
1057 ]
2) Riwayat penyakit keluarga

10
Hipertensi pada orang yang memiliki riwayat hipertensi dalam keluarga
memiliki pengaruh yang cukup besar. Hal ini terjadi karena pewarisan sifat
melalui gen. Pengaruh genetika ini terjadi pula pada anak kembar yang
lahir dari satu sel telur. Jika salah satu dari anak kembar tersebut menderita
hipertensi maka akan dialami juga oleh anak kembar yang lain.[ CITATION
Sut10 \p 13 \l 1057 ]
3) Riwayat pengobatan
Ada beberapa obat yang harus diminum oleh penderita penyakit hipertensi
yaitu penggolongan anti hipertensi :
a) Diuretik : semua diuretik menurunkan tekanan darah dengan
meningkatkan eskresi natrium urine dan dengan mengurangi volume
plasma, volume cairan ekstraseluler, dan curah jantung.
b) Angiotensin : angiotensi II bekerja secara langsung pada dinding
pembuluh darah, menyebabkan hipotrofi media,menstimulasi
pertumbuhan jaringan ikat, dan merusak endotel yang berujung pada
ateroskelosis.[ CITATION Bud151 \p 219 \l 1057 ]
d. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum
a) Kesadaran
Seorang pasien yang terkena hipertensi kesadarannya adalah compos
mentisdan juga dapat mengalami penurunan kesadaran.[ CITATION
Hud15 \l 1057 ]
b) Tanda-tanda vital
Saat melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital pada kasus hipertensi
tekanan darah dan nadi mengalami peningkatan. Tekanan darah yang
dimiliki oleh penderita hipertensi biasanya diatas 140 mmHg (sistole)
dan diatas 90 mmHg (diastole).[ CITATION Hud15 \l 1057 ]
2) Body System
a) Sistem pernafasan
Mengeluh sesak nafas saat aktivitas, takipnea, orthopnea (gangguan
[ CITATION Hud15 \l 1057 ]pernafasan pada saat berbaring), PND, batuk
dengan atau tanpa sputum, riwayat merook. Temuan fisik meliputi
sianosis, penggunaaan obat bantu pernafasan, terdengar suara nafas
tamnahab (ronki rales, wheezing). [ CITATION Hud15 \p 109 \l 1057 ]

11
b) Sistem kardiovaskuler
a) Inspeksi : gerakan dinding abnormal
b) Palpasi : denyut apical kuat
c) Perkusi : denyut apical bergeser dan/ atau kuat angkat
d) Auskultasi : denyut jantung takikkardia dan disritmia, bunyi
jantung S2 mengeras S3 (gejala CHF dini). Murmur dapat
terdengar jika stenosis atau insufisiensi katup.[ CITATION Hud15 \p
108 \l 1057 ]
c) Sistem persarafan
Terdapat keluhan pusing, berdenyut-denyut, sakit kepala terjadi saat
bangun dan menghilang secara spontan setelah beberapa jam, gangguan
penglihatan misalnya: penglihatan kabur.[ CITATION Hud15 \p 109 \l 1057
]
d) Sistem perkemihan
Terdapat gejala glikosuria yaitu terdapat ekskresi glukosa ke dalam
urine.[ CITATION Hud15 \p 108 \l 1057 ]
e) Sistem pencernaan
Terdapat gejala mual, muntah, perubahan berat badan secara drastis
(meningkat/menurun), memiliki riwayat penggunaan obat diuretik.
Tandanya meliputi berat badan normal atau obesitas, adanya edema,
dan glikosuria.[ CITATION Hud15 \p 109 \l 1057 ]
f) Sistem integument
Suhu dingin akibat pengisian pembuluh kapiler mungkin melambat,
kulit berwarna pucat, dan sianosis.[ CITATION Hud15 \p 108 \l 1057 ]
g) Sistem musculoskeletal
Terjadi kaku kuduk pada area leher. [ CITATION Rin15 \p 40 \l 1057 ]
h) Sistem endokrin
Pada mekanisme hormonal, melalui sistem RAA telah diketahui bahwa
aldhosteron, angiotensin II, renin dan bahkan prurenin dapat
mengangtifkan jalur-jalur yang memicu sinyal yang dapat
mengangtifkan serangkaian proses yang dapat merusak pembuluh darah
yang sehat dan menyebabkan hipertensi dengan mekanisme yang
kompleks.[ CITATION Bud151 \p 26 \l 1057 ]
i) Sistem reproduksi
12
Pada klien hipertensi terjadi peningkatan TIK (tekanan intra kranial)
pada saat melakukan hubungan seksual dan terjadi gangguan
reproduksi pada ibu hamil yang memiliki hipertensi.[ CITATION Hud15 \p
106 \l 1057 ]
j) Sistem penginderaan
Jika hipertensi terus menerus tinggi maka dapat menimbulkan
gangguan pada mata biasanya menyebabkan kerusakan sel-sel retina
sehingga jika sangat parah dapat menimbulkan kebutaan.[ CITATION
Sut10 \p 4 \l 1057 ]
k) Sistem imun
Pada penderita hipertensi mengalami penurunan sistem kekebalan
tubuh.[ CITATION Nix16 \p 103 \l 1057 ]
e. Pemeriksaan penunjang
a. HB : Tes ini untuk mengetahui hubungan tingkat kekentalan cairan sebagai
petunjuk adanya resiko hipokoagulabilitas dan anemia.
b. Glukosa : Tes ini berguna dalam memberikan informasi tentang fungsi
kerja ginjal, apakah terjadi penurunan atau masih dalam tahap normal
c. EKG : Tes ini digunakan untuk menunjukan pola regangan, dimana luas,
peninggian gelombang p adalah salah satu tanda dini penyakit jantung
hipertensi.
d. IUP : Untuk mengetahui penyebab hipertensi seperti batu ginjal
e. Photo dada : Menunjukkan apakah ada kerusakan pada jantung anda.
[ CITATION Sut10 \p 5 \l 1057 ]
f. Penatalaksanaan
a) Terapi non farmakologi
1. Membatasi asupan garam
2. Modifikasi diet atau nutrisi
3. Penurunan berat badan
4. Olahraga rutin
5. Berhenti merokok

b) Terapi farmakologis
1. Pemilihan obat hipertensi :

13
a) Diuretik : seperti tipe thiazid, chlorthalidone
b) Beta bloker : seperti pindolol,acebutolol dan penbutolol
c) Alpha blocker : seperti prazosin,terazosin dan
doxazosin[ CITATION Bud151 \p 45 \l 1057 ]
2. Diagnosa keperawatan
Menurut Judith M Wilkinson (2016) diagnosa keperawatan hipertensi yang
muncul antara lain :
a. Cardiac output menurun (penurunan curah jantung)
Definisi : ketidakadekuatan memompa darah oleh jantung untuk memenuhi
kebutuhan metabolisme tubuh.
Batasan karakteristik :
Gangguan frekuensi dan irama jantung
Aritmia (takikardia, bradikardia)
Perubahan pola EKG
Palpitasi
Ganggunag preload
Edema
Keletihan
Peningkatan atau penurunan tekanan venasentral (CVP)
Peningkatan atau penurunan tekanan baji arteri pulmonal (PAWB, pulmonary
artery wedge pressure)
Distensi vena jugularis
Murmur
Kenaikan berat badan
Gangguan afterload
Kulit dingin dan berkeringat
Denyut perifer menurun
Dispnea
Peningkatan atau penurunan tambahan vaskular pulmonal (PVR)
Peningkatan atau penurunan tahanan vaskular sistemik (SVR)
Oliguria
Pengisian ulang kapiler memanjang
Perubahan warna kulit
Variasi pada hasil pemeriksaan tekanan darah
14
Gangguan kontraktilitas
Bunyi crackle
Batuk
Orthopnea/ dispnea nocturnal paroksismal
Penurunan curah jantung
Penurunan indeks jantung
Peneurunan fraksi ejeksi, indek volume sekuncup (SVI, stoke volume indeks),
indeks kerja ventrikel kiri
Bunyi jantung S3 atau S4
Perilaku atau emosi
Ansietas
Gelisah
Faktor yang berhubungan :
Gangguan frekuensi atau irama jantung
Gangguan volume sekuncup
Gangguang preload
Gangguan afterload
Gangguan kontraktilitas [ CITATION Jud16 \p 63 \l 1057 ]
b) Gangguan rasa nyaman nyeri
Definisi : pengalaman sensori dan emosi yang tidak menyenangkan akibat
adanya kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, atau digambarkan
dengan istilah seperti kerusakan.
Batasan karakteristik :
Subjektif
Melaporkan nyeri dengan isyarat (misalnya, menggunakan skala nyeri)
Melaporkan nyeri
Objektif
Respon otonom (misalnya, perubahan tekanan darah, pernapasan atau denyut
jantung).
Perilaku distraksi (mondar-mandir, mencari orang dan atau melakukan
aktivitas lain).
Perilaku ekspresif ( mislanya, gelisah, merintih, menangis, peka terhadap
rangsangan, menghela napas panjang).
Wajah topeng
15
Sikap melindungi
Bukti nyeri yang dapat diamati
Posisi untuk menghindari nyeri
Gangguan tidur ( mata terlihat sayu, gerakan tidak teratur, dan menyeringai).
Faktor yang berhubungan:
Agen-agen penyebab cidera (misalnya, biologis, kimia, fisik dan psikologis.
[ CITATION Jud16 \p 296 \l 1057 ]
c) Intoleransi aktivitas
Definisi: ketidakcukupan energi fisiologis atau psikologis untuk melakukan
atau menyelesaikan aktivitas sehari-hari yang ingin dilakukan.
Batasan karakteristik:
Subjektif
Ketidaknyamanan saat beraktivitas menyebabkan keletihan atau kelemahan
secara verbal.
Objektif
Frekuensi jantung atau tekanan darah tidak normal. Perubahan EKG yang
menunjukkan aritmia atau iskemia.
Faktor yang berhubungan:
Tirah baring dan imobilitas
Kelemahan umum
Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
Gaya hidup kurang gerak [ CITATION Jud16 \p 15 \l 1057 ]
3. Intervensi
1. Penurunan curah jantung
a. Aktivitas keperawatan
a) Pantau nyeri dada (misalnya: intensitas, durasi dan faktor presipitasi)
b) Observasi perubahan segmen st dan EKG
c) Pantau frekuensi jantung dan irama jantung
d) Aukultasi bunyi jantung dan paru
e) Pantau hasil pemeriksaan koagulasi (misalnya: masa protrombi (PT),
masa tronboplastina persial (PT), dan hitung trombosait)
f) Timbang berat badan pasien setiap hari
g) Pantau nilai elektrolit yang berhubungan dengan distritmia (mis, kalium
dan magnesium serum)

16
h) Lakukan pengkajian komprehensif terhadap sirkulasi perifer (mis, nadi
perifer, edema, pengisian sirkulasi perifer, warna kulit dan suhu)
i) Pantau asupan dan keluaran
j) Pantau nadi perifer dan edema
k) Kewaspadaan jantung (NIC)
Identifikasi persiapan pasien untuk mempelajari modifikasi gaya hidup
Identifikasi metode pasien mengatasi stres

b. Penyuluhan untuk pasien/keluarga

1. Ajarkan pasien dan keluarga untuk menghindari melakukan manuver


valsalvar (mis, jangan mengejan saat defekasi)
2. Jelaskan pembatas asupan kafein, natrium, kolesterol dan lemak
3. Jelaskan alasan untuk makan porsi sedikit, tetapi sering

c. Aktivitas kolaboratif

Berikan obat berdasarkan program atau protokol (mis, obat-obatan angesik,


antikoagulan, nitrogliserin, vasodilator, diuretik, dan inotropik positif dab
obat kontraktilitas)

d. Aktivitas lain

1. Berikan jaminan kepada pasien dan keluarga bahwa panggilan, bel,


lampu dan pintu yang terbuka akan direspon dengan segera
2. Tingkatkan istirahat (mis, batasi pengunjung dan kendalikan stimulus
lingkungan)
3. Lakukan terapi kompresi, jika perlu (mis, stoking antiemboli, alat
kompresi sekuensial) [ CITATION Jud16 \p 63 \l 1057 ]
2. Gangguan Rasa Nyaman Nyeri

a. Aktivitas Keperawatan

a) Gunakan laporan dari pasien sendiri sebagai pilihan pertama untuk


mengumpulkan informasi pengkajian

b) Minta pasien untuk menilai nyeri atau ketidaknyamanan pada skala 0


sampai 10 (0 = tidak ada nyeri atau ketidaknyamanan, 10=nyeri hebat)

17
c) Gunakan bagan alir nyeri untuk memantau peredaran nyeri oleh
analgesik dan kemungkinan efek sampingnya

d) Kaji dampak budaya, agama, kepercayaan dan lingkungan terhadap nyeri


dan respon pasien

e) Dalam mengkaji nyeri pasien, gunakan kata-kata yang sesuai usia dan
tingkat perkembangan pasien

Manajemen nyeri (NIC)

Lakukan pengkajian nyeri meliputi lokasi, karakteristik,durasi, frekuensi,


kualitas, intensitas atau keparahan nyeri dan faktor presipitasinya

Observasi isarat nonverbal letidaknyamanan, khususnya pada mereka


yang tidak mampu berkomunikasi efektif

b. Penyuluhan pasien/keluarga

a) Sertakan dalam intruksi pemulangan pasien obat khusus yang harus


diminum, frekuensi pemberian, kemungkinan efek samping,
kemungkinan interaksi obat, kewaspadaan khusus saat memgomsumsi
obat tersebut (mis, pembatasan aktivitas fisik, pembatasan diet,) dan
nama orang yang bisa dihubungi bila mengalami nyeri berat.

b) Intruksikan pasien untuk menginformasikan kepada perawat, jika


peredaran nyeri tidak dapat dicapai

c) Informasikan kepada pasien, tentang prosedur yang dapat meningkatkan


nyeri dan tawarkan strategi koping, yang disarankan

d) Perbaiki kesalahan persepsi tentang analgesik narkotik atau opioid (mis,


risiko ketergantungan atau overdosis)

Manajemen nyeri (NIC) ; berikan informasi tentang nyeri, seperti


penyebab nyeri, berapa lama akan berlangsung dan antisipasi
ketidaknyamanan akibat prosedur

Manajemen nyeri (NIC); Ajarkan penggunaan teknik nonfarmakologi,


(mis, umpan balik biologis, hepaosis, relaksasi, terapi musik, distraksi,

18
terapi bermain, terapi aktivitas, akuoresur, kompres hangat, atau dingin,
massase) sebelum, sesudah, dan jika memungkinkan, selama aktivitas
yang menimbulkan nyeri; sebelum nyeri terjadi atau meningkat, dan
bersama penggunaan tindakan peredaan nyeri yang lain

c. Aktivitas kolaboratif

a) Kelola nyeri pasca bedah awal dengan pemberian opiat yang terjadwal
(mis, setiap 4 jam selama 35 jam) atau PCA

Manajemen nyeri (NIC)

Gunakan tindakan pengendalian nyeri sebelum nyeri menjadi lebih berat

Laporkan kepada dokter jika tindakan tidak berhasil atau jika keluhan
saat ini merupakan perubahan yang bermakna dari pengalaman nyeri
pasien pada masa lalu

d. Aktivitas lain

a) Sesuaikan frekuensi dosis sesuai indikasi melalui pengkajian nyeri dan


efek samping

b) Bantu pasien mengidentifikasi tindakan kenyamanan yang efektif di


masa lalu, seperti, distraksi, relaksasi atau kompres hangat/dingin

c) Hadir didekat pasien untuk memenuhi kebutuhan rasa nyaman dan


aktivitas lain untuk membantu relaksasi, meliputi tindakan sebagai
berikut;

d) Lakukan perubachan posisi, massase punggung dan relaksasi

e) Ganti linen tempat tidur, bila diperlukan

f) Berikan perawatan dengan baik terburu-buru, dengan sikap yang


mendukung

g) pasien dalam pengambilan keputusan yang menyangkut aktivitas


perawatan

19
h) Bantu pasien untuk lebih berfokus pada aktivitas bukan pada nyeri dan
rasa tidak nyaman dengan melakukan pengalihan, melalui televis, radio,
dengan pengunjung

i) Gunakan pendekatan yang positif untuk mengoptimalkan respon pasien


terhadap analgesik (mis, "Obat ini akan mengurangi nyeri
anda"[ CITATION Jud16 \p 296 \l 1057 ]

3. Intoleransi Aktivitas
a. Aktivitas keperawatan

a) Kaji tingkat kemampuan pasien untuk berpindah dari tempat tidur,


berdiri, ambulasi, dan melakukan AKS dan AKSI

b) Kaji respons emosi, sosial dan spiritual terhadap aktivitas

c) Evaluasi motivasi dan keinginan pasien untuk meningkatkan aktivitas

Manajemen energi (NIC)

Tentukan penyebab keletihan (mis, perawatan, nyeri, dan pengobatan)

Pantu respon kardiorespiratori terhadap aktivitas (mis, takikardia,


disritmia lain, dispnea, diafarosis, pucat, tekanan hemodinamik, dan
frekuensi pernapasan)

Pantau respon oksigen pasien (mis, denyut nadi, irama jantung dan
frekuensi pernapasan) terhadap aktivitas perawatan diri atau aktivitas
keperawatan

Pantau asupan nutrisi untuk memastikan sumber energi yang adekuat

Pantau dan dokumentasikan pola tidur pasien serta lamanya waktu tidur

b. Aktivitas Kolaboratif
a) Berikan pengobatan nyeri sebelum aktifitas, apabila nyeri nyeri salah
satu faktor penyebabnya
b) Kolaborasikan dengan ahli terapi okupasi, fisil(mis., untuk latihan
ketahanan), atau reaksi untuk merencanakan program dan memantau
program aktivitas, jika perlu

20
c) Untuk pasien yang mengalamisakit jiwa, rujuk ke layanan kesehatan
jiwa di rumah
d) Rujuk pasien ke pelayanan kesehartan rumah untuk mendapatkan
pelayanan bantuan perawatan rumah, jika perlu
c) Rujuk pasien ke ahli gizi untuk perencanaan diet guna meningkatkan
asupan makanan yang kaya energi
d) Rujuk pasien ke pusat rehabilitasi jantung jika keletihan berhubungan
denganpenyakit jantung
c. Penyuluhan untuk Pasien/Keluarga
Instruksikan kepada pasien dan keluarga dalam:
a) Penggunaan teknik napas terkontrol selama aktivitas, jika perlu
b) Mengenali tanda dan gejala Intoleran Aktivitas, termasuk kondisi
yang perlu dilaporkan kepada dokter
c) Pentingnya nutrisi yang baik
d) Penggunaan peralatan, seperti oksigen, selama aktivitas
e) Penggunaan teknik relaksasi (mis., distraksi, visualisasi) selama
aktivitas
f) Dampak Intoleran Aktivitas terhadap tanggung jawab peran dalam
keluarga dan tempat kerja
g) Tindakan untuk menghemat energi, sebagai contoh : menyiapkan alat
atau benda yang sering digunakan di tempat yang mudah dijangkau
d. Aktivitas Lain
a) Hindari menjadwalkan pelaksanaan aktivitas perawatan selama
periode istirahat
b) Bantu pasien untuk mengubah posisi secara berkala, seperti bersandar,
duduk, berdiri, dan ambulasi, sesuai toleransi
c) Pantau tanda-tanda vital sebelum, selama, dan setelah aktivitas jika
tanda-tanda vita tidak dalam rentang normal bagi pasien atau jika ada
tanda-tanda bahwa ativitas tidak dapat ditoleransi (mis, nyeri dada,
pucat, vertigo, dispnea)
d) Rencana aktifitas bersama pasien dan keluarga yang meningkatkan
kemandirian dan ketahanan, sebagai contoh:
1) Anjurkan periode untuk istirahat dan aktivitas secara bergantian

21
2) Buat tujuan yang sederhana, realistis, dan dapat dicapai oleh pasien
yang dapat meningkatkan kmandirian dan harga diri
Manajement Energi (NIC):
1) Bantu pasien untuk mengidentifikasi pilihan aktivitas
2) Rencana aktivitas pada periode saat pasien memiliki energi paling
banyak
3) Bantu dengan aktivitas fisik teratur (mis., ambulasi, berpindah,
mengubah posisi, dan perawatan personal), jika perlu
4) Batasi rangsangan lingkungan(seperti cahaya dan keseimbangan)
untuk memfasilitasi relaksasi
5) Bantu pasien untuk melakukan pemantausan mandiri dengan
membuat dan menggunakan dokumentasi tertulis yang mencatat
asupan kalori dan energi, jika perlu.[ CITATION Jud16 \p 15 \l 1057 ]

22
DAFTAR PUSTAKA

Caroline Bunker Rosdahl. (2017). Buku Ajar Keperawatan Dasar. Jakarta: EGC.

Judith M. Wilkinson. (2016). Diagnosa Keperawatan . Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

M. Asikin, dkk. (2016). Keperawatan Medikal Bedah Sistem Kardiovaskuler. Jakarta: Erlangga.

Nixson Manurung,S.Kep.,Ns.,M.Kep. (2016). Aplikasi Asuhan Keperawatan Sistem Kardiovaskular.


Jakarta: CV.Trans Info Media.

Nugroho, T. (2011). Asuhan Keperawatan. Yogyakarta : Nuha Medika.

Nurarif, A. H., & Kusuma, H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosis Medis &
NANDA NIC-NOC. Jogjakarta: Mediaction Jogja.

Pikir dkk. (2015). Hipertensi Manajemen Komperhensif. Surabaya: AUP Airlangga University Press.

Rini Sulistyowati, SST.,M.Kes. (2015). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah 1. Yogyakarta: Ar Ruzz
Media.

Sutanto. (2010). Cekal ( Cegah dan Tangkal) Penyakit Modern. Yogyakarta: CV Andi OFFSET.

Anda mungkin juga menyukai