Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN

“Kegiatan Penyuluhan Hipertensi :Hipertensi Menyebabkan Stroke” Commented [A1]: Dan Strok

Oleh :
Kelas III.A Kelompok 4

Auliya Faizah L. (173110159) Mulia Illahi (173110176)


Fadillah Fauzana (173110163) Oryza Sativa (173110180)
Hasri Rahmayati (173110168) Reza Risman (173110185)
Latifa Rahmadani (173110172) Sintha Dwinata A. (173110290)

CI Akademik CI klinik

(Hj. Murniarti Muchtar,SKM.M.BIOMED) ( ) Commented [A2]: Nama CI dan TT

JURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES PADANG
TAHUN 2019 Commented [A3]: Tahun 2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG Commented [A4]: Lihat sj dari latar belakang SAP

Hipertensi merupakan salah satu penyakit system kardiovaskuler yang banyak dijumpai di
masyarakat. Hipertensi bukanlah penyakit menular, namun harus senantiasa
diwaspadai.Tekanan Darah tinggi atau Hipertensiadalah dua kondisi pokok yang
mendasari banyak bentuk penyakit kardiovaskuler. Lebih jauh, tidak jarang tekanan darah
tinggi juga menyebabkan gangguan ginjal, stroke, penglihatan dan lain-lain.

Jika hipertensi tidak diatasi akan mengakibatkan komplikasi, salah satunya penyakit
stroke, stroke adalah kerusakan otak akibat berkurangnya aliran darah ke otak. Penurunan
aliran darah ke otak dapat disebabkan oleh tersumbatnya pembuluh darah di otak dan
pecahnya pembuluh darah otak.

Sampai saat ini, usaha-usaha baik mencegah maupun mengobati penyakit hipertensi
belum berhasil sepenuhnya, karena adanya faktor-faktor penghambat seperti kurang
pengetahuan tentang hipertensi (pengertian, tanda dan gejala, sebab akibat, komplikasi)
dan juga perawatannya.

Berdasarkan data 10 kasus terbanyak di Puskesmas lapai tahun 2019, kasus terbanyak
yaitu ISPA dengan 1428 kasus, diikuti hipertensi 1212 kasus, influenza 1160 kasus, OA
1113 kasus, nasofaringitis 849 kasus, diabetes melitus 521 kasus, dermatitis 452 kasus,
gastritis 316 kasus, pyoderma 233 kasus, dan pulpitis sebanyak 185 kasus.

Hipertensi dapat disebabkan oleh faktor risiko diantaranya yang tidak dapat diubah
seperti keturunan, usia, dan jenis kelamin. Sedangkan faktor risiko yang dapat diubah
yaitu merokok, stress, olahraga yang tidak teratur dan yang pola makan yang tidak sehat.
Pencegahan dan penanganan terhadap hipertensi perlu dilakukan mengingat faktor risiko
yang selalu ditemukan dalam kehidupan sehari-hari dan akibat buruk yang
diakibatkannya,diperlukan langkah kita sebagai seorang perawat untuk menanganinya.

Untuk membangun kesadaran masyarakat tentang cara pencegahan dan pengobatan


hipertensi agar tidak berkomplikasi pada stroke, maka diadakan kegiatan penyuluhan
tentangcara pencegahan dan pengobatan hipertensi agar tidak berkomplikasi pada stroke
di Puskesmas Lapai.

B. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud denganhipertensi?
b. Apa sajapengelompokkan hipertensi?
c. Apa sajapenyebabhipertensi?
d. Jelaskantanda dan gejala hipertensi?
e. Mengapa hipertensi bisa menyebabkan stroke?
f. Bagaimana cara penatalaksanaan hipertensi dengan metode PATUH?
g. Bagaimana cara pencegahan hipertensi dengan metode CERDIK?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Hipertensi

1. Pengertian
Berikut ini adalah beberapa pengertian hipertensi menurut para ahli.
a) Menurut Smith Tom (1995) dalam Padila (2013), hipertensi dapat didefinisikan
sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan
tekanan diastoliknya diatas 90 mmHg.
b) Menurut Ignatavicus (1994) dalam Wajan Juni Udjianti (2010), hipertensi adalah
peningkatan tekanan darah sistolik > 140 mmHg dan atau tekanan darah diastolik >
90 mmHg yang terjadi pada seseorang pada tiga kejadian terpisah.
c) Menurut WHO dalam Wajan Juni Udjianti (2010), batasan tekanan darah yang
masih dianggap normal adalah 140/90 mmHg, sedangkan tekanan darah > 160/95
mmHg dinyatakan sebagai hipertensi.
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa hipertensi adalah
peningkatan tekanan darah sistolik > 140 mmHg dan atau tekanan darah diastolik >90
mmHg.

2. Penyebab
Menurut Rusdi (2009) faktor dan penyebab terjadinya hipertensi antara lain :

1) Faktor yang tidak dapat diubah


a) Faktor Keluarga
Keluarga yang anggotanya mempunyai sejarah tekanan darah tinggi, penyakit
kardiovaskuler atau diabetes, maka biasanya penyakit itu juga akan menurun
kepada anak-anaknya.
b) Jenis kelamin
Pada umumnya laki-laki memiliki kemungkinan lebih besar untuk terserang
hipertensi daripada perempuan. Hipertensi berdasarkan gender ini dapat pula
dipengaruhi oleh faktor psikologis. Pada perempuan sering kali dipicu oleh
perilaku tidak sehat, seperti merokok dan kelebihan berat badan, depresi, dan
rendahnya status pekerjaan. Akan tetapi, pada laki-laki lebih berhubungan
dengan pekerjaan dan pengangguran.
c) Faktor usia
Faktor usia juga pemicu terjadinya hipertensi. Seseorang yang berusia 60 tahun
atau lebih dari itu, juga sangat berpotensi terkena hipertensi. Tekanan sistolik
terus meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan diastolik terus naik sampai
usia 55-60 tahun.

2) Faktor yang dapat diubah


a). Obesitas
Beberapa penyeledikan telah membuktikan bahwa daya pompa jantung dan
sirkulasi volume darah penderita obesitas dengan hipertensi lebih tinggi
dibandingkan dengan penderita yang mempunyai berat badan normal. Penderita
obesitas beresiko dua sampai enam kali lebih besar untuk terserang hipertensi
dibandingkan dengan orang yang berat badan normal. Efek samping obesitas
antara lain : Gangguan pernapasan, keluhan pada tulang, kelainan kulit,
pembengkakan/edema (Iskandar, 2010).
b). Konsumsi garam yang tinggi
Berdasarkan data statistik diketahui bahwa hipertensi jarang diderita oleh suku
bangsa atau penduduk dengan konsumsi garam yang rendah. garam (natrium)
bersifat mengikat air pada saat garam dikonsumsi, maka garam tersebut
mengikat air sehingga air akan terserap masuk ke dalam intravaskuler yang
menyebabkan meningkatnya volume darah. Apabila volume darah meningkat,
kerja jantung akan meningkat dan akibatnya tekanan darah juga meningkat.
Dunia kedokteran juga telah membuktikan bahwa pembatasan konsumsi garam
(natrium) oleh obat diuretik (pelancar kencing) akan menurunkan tekanan darah
lebih lanjut.
c). Merokok
Merokok dapat merangsang system adrenergik dan meningkatkan tekanan
darah. Dan juga dapat menyebabkan terjadinya penyempitan dalam saluran
paru-paru dapat memicu kerja ginjal dan jantung menjadi lebih cepat, sehingga
naiknya tensi darah tidak bisa dihindari (Rusdi, 2009). Zat nikotin yang terdapat
dalam rokok dapat menigkatkan pelepasan epineprin, yang dapat
mengakibatkan terjadinya penyempitan dinding arteri karena kontraksi yang
kuat (Iskandar, 2010).
d). Minum-minuman beralkohol
Mengonsumsi alkohol dalam jumlah besar dapat mengganggu dan merusak
fungsi beberapa organ salah satu diantaranya hati. Fungsi hati akan terganggu
sehingga mempengaruhi kinerja atau fungsi jantung ini pada akhirnya
menyebabkan hipertensi. Alkohol juga dapat merangsang dilepaskannya
epinefrin atau adrenalin, yang membuat arteri menciut dan menyebabkan
penimbunan air dan natrium.
e). Stres
Hubungan antara stres dan hipertensi terjadi akibat aktivasi saraf simpatis (saraf
yang bekerja pada saat beraktivitas). Aktivitas saraf simpatis yang bekerja
secara aktif dan meningkat juga memicu terjadinya peningkatan tekanan darah
secara tidak menentu.
f). Kurang Olahraga
Kurang olahraga dan bergerak bisa menyebabkan tekanan darah dalam tubuh
meningkat. Olahraga bertujuan untuk memperlancar peredaran darah dan
mempercepat penyebaran impuls urat saraf kebagian tubuh atau sebaliknya
sehingga tubuh senantiasa bugar.
g). Faktor Obat – obatan
Faktor terjadinya hipertensi karena pengaruh obat – obatan pada dasarnya lebih
potensial dialami oleh kaum perempuan, terutama mereka yang mengkonsumsi
obat – obat kontrasepsi oral. Konsumsi kontrasepsi oral (pil) dapat beresiko
terjadinya perubahan metabolism lemak (lipid) darah. Efek ini tergantung jenis
dan dosis hormon dalam kontrasepsi oral bila esterogen maka berefek lebih baik
karena menaikkan kolestrol HDL (Kolesterol baik) dan menurunkan kolesterol
LDL (kolesterol buruk). Progestinnya mempunyai efek berlawanan dengan
esterogen sehingga kejadian tekanan darah tinggi (Sutanto, 2010)
3. Pengelompokan
BerikutiniadalahklasifikasihipertensimenurutJNC 7 (2003) dalamArifMuttaqin Commented [A5]: Perhatikan penulisannya ya

(2009).
Tabel 1.KlasifikasiHipertensi
Klasifikasi TekananSistolik (mmHg) TekananDiastolik (mmHg)
Normal <120 <80
Prehipertensi 120-139 80-89
Hipertensi stage I 140-150 90-99
Hipertensi stage II >150 >100

4. Tanda dan Gejala


Terjadi peningkatan tekanan darah kadang merupakan satu-satunya gejala. Gejala lain
yang dirasakan : sakit kepala, kelelahan, sesak nafas, gelisah, pandangan menjadi
kabur, mata berkunang-kunang, mudah marah, telinga berdengung, sulit tidur, rasa
berat ditengkuk, nyeri di daerah bagian belakang, nyeri di dada, denyut jantung kuat
dan cepat, pusing. Dan akan timbul keluhan lain apabila terjadi komplikasi pada
ginjal, otak dan jantung (Widian, 2009).

5. Komplikasi Hipertensi Menyebabkan Stroke

Hipertensi merupakan salah satu faktor utama stroke, hipertensi atau tekanan darah
tinggi yang dibiarkan begitu saja akan merusak pembuluh darah, lama-kelamaan
hipertensi dapat menyebabkan pengerasan dan penebalan arteri dinding pembuluh
darah arteri kondisi ini disebut dengan arterosklerosis. Arterosklerosis menyebabkan
penyumbatan pembuluh darah, termasuk pembuluh darah di otak.

Pembuluh darah otak yang tersumbat pecah tiba-tiba akibat terus-menerus menerima
aliran darah bertekanan tinggi. Akibatnya, otak jadi digenangi oleh darah. Bagian otak
yang paling umum terpengaruh oleh perdarahan ini adalah gangia basal, thalamus,
dan otak kecil. Stroke yang diakibatkan oleh pecahnya pembuluh darah di otak
disebut dengan stroke hemoragik..

B. Penatalaksanaan Hipertensi dengan Metode PATUH Commented [A6]: Dan cerdik

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menggiatkan kampanye untuk mencegah


hipertensi dengan PATUH, yaitu:
1. Periksa kesehatan secara rutin dan ikuti anjuran dokter
2. Atasi penyakit dengan pengobatan yang tepat dan teratur
3. Tetap diet dengan gizi seimbang
Diet untuk hipertensi membatasi konsumsi garam, makanan asin,meningkatkan
konsumsi sayuran dan buah sebagai sumber utamakalium. Diet yang banyak
mengonsumsi buah-buahan, sayuran, dan rendah lemak serta rendah lemak jenuh (diet
DASH) dapat menurunkan tekanan darah.

Makanan yang boleh di makan


a. Sumber karbohidrat
Beras, kentang, singkong, terigu, tapioca, gula. Makanan yang diolah dari makanan
tersebut diatas tampa garam dapur dan soda seperti: macaroni, mie, bihun, roti,
biscuit, kue kering dan sebagainya.
b. Sumber protein hewani
Daging dan ikan maksimum 2 potong sedang, telur 1 maksimum 1 butir sehari,
susu maksimum 2 gelas sehari.
c. Sumber protein nabati
Semua kacang-kacangan dan hasilnya yang diolah dan di masak tanpa garam.
d. Sayuran
Semua sayuran segar: sayuran yang diawet tampa garam dapur dan soda.
e. Buah-buahan
Semua buah-buahan segar: buah-buahan yang di awet tanpa garam dapur.
f. Lemak
Minyak, margarine tampa garam, mentega tanpa garam.
g. Bumbu-bumbu
Semua bumbu-bumbu segar dan kering yang tidak mengandung garam dapur.

Makanan yang tidak boleh di makan

a. Karbohidrat
Roti, biscuit dan kue-kue yang dimasak dengan garam dapur dan atau soda.
b. Protein hewani dan nabati
Hewani: otak, ginjal, lidah, sarden, keju, daging, ikan dan telur yang diawetkan
dengan garam dapur seperti: daging asap, ham, dendeng, abon, ikan asin dan ikan
kaleng, kornet, udang kering.
Nabati: keju, kacang tanah dan semua kacang-kacangandan hasilnya yang dimasak
dengan garam dapur.
c. Sayuran
Sayuran yang diawet dengan garam dapur seperti sayuran dalam kaleng, sawi asin,
asinan, acar.
d. Buah-buahan
Buah-buah yang diawet dengan garam dapur
e. Lemak
Margarine dan mentega biasa

4. Upayakan aktivitas fisik dengan aman.


5. Hindari asap rokok, alkohol dan zat karsinogenik

C. Pencegahan Hipertensi dengan Metode CERDIK

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menggiatkan kampanye untuk mencegah


hipertensi dengan CERDIK, yaitu:

1. Cek kesehatan secara berkala


Memeriksakan kesehatan secara berkala penting untuk mendeteksi kesehatan
Anda. Sebagian orang juga sering tidak menyadari bahwa dirinya menderita
penyakit tertentu karena gejala yang ringan.
2. Enyahkan asap rokok
Asap rokok mengandung zat yang dapat menyebabkan tekanan darah tinggi. Maka
menghindarinya menjadi salah satu cara yang efektif.
3. Rajin aktivitas fisik
Aktivitas fisik yang teratur dapat melancarkan peredaran darah, sehingga Anda
dapat terhindar dari hipertensi. Luangkan waktu minimal 30 menit setiap hari
untuk melakukan aktivitas fisik.
4. Diet seimbang
Diet atau pola makan yang seimbang juga baik untuk mencegah hipertensi. Cukupi
kebutuhan nutrisi harian Anda dengan mengonsumsi makanan yang mengandung
karbohidrat, protein, lemak, vitamin.
5. Istirahat cukup
Istirahat cukup tujuh jam setiap malam juga penting untuk mencegah terjadinya
hipertensi. Maka sepadat apapun aktivitas Anda, jangan sampai mengabaikan
jadwal istirahat.
6. Kelola stres
Stres merupakan salah satu gangguan psikologis yang dapat meningkatkan tekanan
darah Anda. Kelolalah stres dengan melakukan hobi yang Anda sukai atau berbagi
cerita dengan orang terdekat Anda.
DAFTAR PUSTAKA

Sutanto.2010. Cegah dan Tangkal Penyakit Modern : Hipertensi, Stroke jantung, Kolestrol
dan Diabetes (Gejala-Gejala Pencegahan dan Pengendalian). Yogyakarta : ANDI.

Rusdi dan Nurlela I. 2009. Awas Anda Bisa Mati Cepat Akibat Hipertensi & Diabetes.
Yogyakarta : Power Books (IHDINA)

Arif Mutaqqin. 2009. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Kardiovaskuler
dan hematologi. Jakarta : Salemba Medika

Indriyani, Widian Nur. 2009. Deteksi Dini Kolestrol Hipertensi & Stroke. Jakarta :
Millestone.

http://www.kemenkes.go.id

Anda mungkin juga menyukai