Anda di halaman 1dari 19

Oleh:

Audry maureska
Arsy yunita hardiany
Febry trismayola
Fitria Hasni
Indri desmiati
Dosen :
Hj. Metri Lidya Skp.M.biomed
 Pengertian preeklamsi berat
 Preeklamsi disebut berat jika tekanan darah sistolik 160
mmHg atau lebih, dan/atau daistolik 110 mmHg atau
lebih, diukur 2 kali dengan jarak waktu sekurang-
kurangnya 6 jam dan pasien dalam keadaan istirahat
rebah, proteinuria 5 gram atau lebih dalam 24 jam,
oliguri, gangguan serebral atau gangguan penglihatan,
edema paru atau sianosis.
 Etiologi Pre Eklampsia Berat
 Bertambahnya frekuensi pada primigraviditas
 Kehamilan ganda
 Hidramnion, dan mola hidatidosa,
 Bertambahnya frekuensi yang makin tuanya kehamilan.
 Mempunyai dasar penyakit vaskuler (Hipertensi atau
diabetes melitus)
 Mempunyai riwayat preeklampsi/eklamsi dalam
keluarganya
 Manifestasi Klinis Pre Eklamsia Berat
 TD sebesar 160/110 mmHg pada dua kesempatan terpisah
sedikitnya 6 jam, yang didapat pada saat ibu dalam keadaan
berbaring.
 Proteinuria
 Oliguria (haluaran urine <400 ml/24 jam
 Kepala pusing
 Penglihatan kabur, skotoma, dan edema selaput mata pada
funduskopi (retina terlihat basah dan berkilau)
 Edema paru-paru
 Refleks berlebihan
 Lekas marah
 Nyeri epigastrik
 Komplikasi
 Eklampsia
 Solusio plasenta
 Gagal ginjal
 Nekrosis hepar
 Ruptur hepar
 Kelainan pembekuan darah ( DIC )
 Anemia hemolitik mikroangiopatik
 Perdarahan otak
 Edema paru
 Pelepasan retina
 Kejang
 Penatalaksanaan
 Mencegah terjadinya eklampsia.
 Anak harus lahir dengan kemungkinan hidup yang
besar.
 Persalingan harus dengan trauma yang sedikit-
sedikitnya dengan upaya menghindari kesulitan
pada kehamilan / kehamilan berikutnya.
 Mencegah hipertensi yaang menetap
 Kesimpulan
 Preeklamsia dapat menyebabkan kejang pada ibu. Kejang
dalam eklampsia umumnya terjadi selama 60-75 detik, dan
dapat terbagi menjadi dua fase. Fase pertama berlangsung
sekitar 15-20 detik, dan fase kedua 60 detik. Sementara fase
koma tidak memiliki durasi yang pasti.
 Setelah serangan, pasien akan sadar tanpa ingat sempat
mengalami kejang. Trauma pada kepala, lidah tergigit dan
patah tulang adalah komplikasi yang mungkin terjadi saat
kejang. Selama kejang terjadi, aktivitas otak akan
terganggu sehingga menyebabkan pandangan terpaku,
tubuh terguncang, dan menurunnya tingkat kesadaran.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PREEKLAMSIA

Pengkajian Primer
 A (Airway)
 Adanya sumbatan atau obstruksi jalan napas disebabkan
adanya penumpukan sekret akibat kelemahan reflek batuk.
Jika ada obstruksi maka lakukan :
 Chin lift atau jaw trust
 Suction atau hisap
 Guedel airway atau OPA
 Intubasi trakhea dengan leher ditahan (imobilisasi) pada
posisi netral.
 B (Breathing)
 Kelemahan menelan atau batuk atau melindungi jalan
napas, timbulnya pernapasan yang sulit dan atau tak
teratur, suara nafas terdengar ronchi atau aspirasi,
whezing, sonor, stidor atau ngorok, ekspansi dinding
dada. Edema paru terjadi dengan cepat pada pasien
hamil yang mengalami PRHD atau pada pasien yang
menerima resusitasi cairan. Ronki basah kasar atau
halus dapat terauskultasi
 (Circulation)
 Tekanan darah meningkat , hipertensi terjadi pada
tahap lanjut, kulit dan membran mukosa pucat,
dingin, sianosis pada tahap lanjut.
 Pengkajian skunder
 Pengkajian yang dilakukan terhadap preeklamsi berat antara
lain
 Identitas umum ibu : : nama, alamat, jenis kelamin, umur,
pekerjaan, no CM, diagnosa medis.
 Data riwayat kesehatan
 Riwayat kesehatan dahulu
 Kemungkinan ibu menderita penyakit hipertensi sebelum
hamil
 Kemungkinan ibu mempunyai riwayat preeklamsia pada
kehamilan terdahulu
 Biasanya mudah terjadi pada ibu dengan obesitas
 Ibu mungkin pernah menderita penyakit ginjal kronis
 Riwayat kesehatan sekarang
 Ibu menderita sakit kepala di daerah frontal
 Terasa sakit flu diu lu hati/nyeri
 Gangguan visus : penglihatan kabur, skotoma, dan
diplopia
 Mual muntah tidak ada nafsu makan
 Gangguan serebral lainnya: terhuyung-huyung, reflek
tinggi, dan tidak tenang
 Edema pada ekstremitas
 Tengkuk terasa berat
 Kenaikan BB mencapai 1 kg perminggu
 Pemeriksaan fisik
 Keadaan umum : Biasanya ibu hamil dengan hipertensi akan
mengalami kelemahan.
 TD : Pada ibu hamil dengan hipertensi akan ditemukan tekanan darah
darah sistol diatas 140 mmHg dan diastol diatas 90 mmHg.
 Nadi : Biasanya pada ibu hamil dengan hipertensi akan ditemukan
denyut nadi yang meningkat, bahkan pada ibu yang mengalami
eklampsia akan ditemukan nadi yang semakin cepat.
 Nafas : Biasanya pada ibu hamil dengan hipertensi akan ditemuksn
nafas pendek, dan pada ibu yang mengalami eklampsia akan terdengar
bunyi nafas yang berisik dan ngorok
 Suhu : Ibu hamil yang mengalami hipertensi dalam kehamilan
biasanya tidak ada gangguan pada suhunya, tetapi jika ibu hamil
tersebut mengalami eklampsia maka akan terjadi peningkatan suhu.
 BB : Biasanya akan terjadi peningkatan berat badan
lebih dari 0,5 kg/minggu, dan pada ibu hamil yang
mengalami preeklampsia akan terjadi peningkatan BB
lebih dari 1 kg/minggu atau sebanyak 3 kg dalam 1
bulan
 Kepala : Biasanya ibu hamil akan ditemukan kepala yang
berketombe dan kurang bersih dan pada ibu hamil dengan
hipertensi akan mengalami sakit kepala.
 Wajah : Biasanya pada ibu hamil yang mengalami
preklampsia/eklampsia wajah tampak edema.
 Mata : Biasanya ibu hamil dengan hipertensi akan ditemukan
konjungtiva sub anemis, dan bisa juga ditemukan edema pada
palvebra. Pada ibu hamil yang mengalami preeklampsia atau
eklampsia biasanya akan terjadi gangguan penglihat yaitu
penglihatan kabur.
 Hidung : Biasanya pada ibu hamil tidak ditemukan ganggua
 Bibir : Biasanya akan ditemukan mukosa bibir lembab
 Mulut : Biasanya terjadi pembengkakan vaskuler pada gusi,
menyebabkan kondisi gusi menjadi hiperemik dan lunak,
sehingga gusi bisa mengalami pembengkakan dan perdarahan
 Leher : Biasanya akan ditemukan pembesaran
padakelenjer tiroid
 Thorax :
 Paru-paru : Biasanya akan terjadi peningkatan respirasi, edema paru dan
napas pendek
 jantung : Pada ibu hamil biasanya akan terjadi palpitasi jantung, pada ibu
yang mengalami hipertensi dalam kehamilan, khususnya pada ibu yang
mengalami preeklampsia berat akan terjadi dekompensasi jantung.
 Payudara : Biasanya akan ditemukan payudara
membesar, lebih padat dan lebih keras, puting
menonjol dan areola menghitam dan membesar dari 3
cm menjadi 5 cm sampai 6 cm, permukaan pembuluh
darah menjadi lebih terlihat.
 Abdomen : Pada ibu hamil akan ditemukan umbilikus
menonjol keluar, dan membentuk suatu area berwarna
gelap di dimding abdomen, serta akan ditemukan
linea alba dan linea nigra. Pada ibu hamil dengan
hipertensi biasanya akan ditemukan nyeri pada daerah
epigastrum, dan akan terjadi anoreksia, mual dan
muntah
 Pemeriksaan janin : Biasanya ibu hamil dengan hipertensi
bisa terjadi bunnyi jantung janin yang tidak teratur dan
gerakan janin yang melemah (Mitayani, 2011).
 Ekstermitas : Pada ibu yang mengalami hipertensi dalam
kehamilan bisa ditemukan edema pada kaki dan tangan
juga pada jari-jari.
 Sistem persarafan : Biasanya ibu hamil dengan hipertensi
bisa ditemukan hiper refleksia, klonus pada kaki
 Genitourinaria : Biasanya ibu hamil dengan hipertensi
akan didapatkan oliguria dan proteinuria, yaitu pada ibu
hami dengan preeklampsia (Reeder, 2014; Mitayani,
 Diagnosa keperawatan
 Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan hipertensi
 Penurunan curah jantung yang berhubungan dengan
hipovolemia/penurunan aliran balik vena
 Resiko cedera pada janin yang berhubungan dengan tidak adekuatnya
perfusi darah ke plasenta.
 Resiko cedera pada ibu yang berhubungan dengan edema/hipoksia
jaringan
 Intoleran aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara nutrisi
dan suplay O2.
 Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi

Anda mungkin juga menyukai