Anda di halaman 1dari 120

SKRIPSI

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN MEDIA SOSIAL


YOUTUBE TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA TENTANG
PREMENSTRUASI SINDROM DI
SMPN 05 KOTA BENGKULU
TAHUN 2021

Disusun Oleh:

NENY KARTINI
NIM: P05140317024

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KOTA BENGKULU
PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM
SARJANA TERAPAN
TAHUN 2021
SKRIPSI

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN MEDIA


SOSIAL YOUTUBE TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA
TENTANG PREMENSTRUASI SINDROM DI
SMPN 05 KOTA BENGKULU
TAHUN 2021

Skripsi ini diajukan Sebagai


Salah Satu Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Terapan Kebidanan

Disusun Oleh:

NENY KARTINI
NIM : P0 5140317024

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KOTA BENGKULU
PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM
SARJANA TERAPAN
TAHUN 2021

i
ii

ii
iii

iii
iv

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Neny Kartini

NIM : P0 5140 317 024

Judul Skripsi : Pengaruh Pendidikan Kesehatan Dengan Media


Sosial Youtube Terhadap Pengetahuan Remaja
Tentang Premenstruasi Sindrom Di SMPN 05 Kota
Bengkulu
Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa Skripsi ini adalah betul-
betul ide serta hasil pemikiran yang menjadi hasil karya saya sendiri dan bukan
penjiplakan dari hasil karya orang lain.

Demikian pernyataan ini dan apabila dikemudian hari terbukti dalam


skripsi penelitian ini ada unsur penjiplakan, maka saya bersedia
mempertanggungjawabkan dengan ketentuan yang berlaku.

Bengkulu ....................
Yang menyatakan,

Neny Kartini
NIM P05140317024

iv
BIODATA

Nama : Neny Kartini

Tempa, Tanggal Lahir : Bengkulu, 21 April 1999

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan

Anak Ke : 1 (Satu)

Riwayat Pendidikan : 1. SD Negeri 35 Kota Bengkulu (2010)

2. SMP Negeri 10 Kota Bengkulu (2014)

3. SMA Negeri 04 Kota Bengkulu (2017)

4. Perguruan Tinggi Sarjana Terapan Kebidanan

Poltekkes Kemenekes Bengkulu (2021)

Alamat : Jl. Semarak 1 No: 64, Rt: 21, Rw:02, Kelurahan

Bentiring Permai Kota Bengkulu .

Email : kartinigreulis99@gmail.com

Nama Orang Tua : 1. Ayah : Ahmad Nopriadi

2. Ibu : Netti Siswanti

Jumlah Saudara : 2 (Dua)

Nama Saudara : Nency Dwi Yulianti dan Ahmad Nabil

v
vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO :

Allah Mengkreasikan Setiap Peristiwa Lewat Skenario Yang Rumit Namun


Menakjubkan. Ia telah Menyiapkan Rumah Kebahagiaan di tengah-tengah
Kesabaran. –Firman Nofeki
Mengapa? Karna Allah Ingin Menguji Lewat Cobaan Demi Cobaan Yang
Menimpa, Meski Sulit, Percayalah Pasti ada Hikmah Dibalik Setiap Peristiwa
Yang Telah Menjadi Skenarionya.

PERSEMBAHAN :

Alhamdulillahirobbilalamin, segala puji bagi Allah SWT karena berkat dan

rahmat-nya lah telah memberikan kesehatan, kekuatan, dan pertolongan dalam

proses panjang untuk melewati dan menjalani kehidupan.

Skripsi ini ku persembahkan :

 Kedua orang tua ku yang selalu memberikan kekuatan, kasih sayang, semangat

dan tidak pernah berhenti untuk selalu mendo’akan ku dalam mencapai

kesuksesan. Terimakasih Ayah, Ibu dan Adik-adikku yang selalu ada sampai

detik ini, semoga skripsi ini adalah hadiah kecil yang kupersembahkan untuk

kalian.

 Untuk Dosen pembimbing ku Bunda Afrina Mizawati, SKM. MPH dan Bunda

Nispi Yulyana, SST. M.Keb., serta dosen penguji Bunda Rialike Burhan,SST,

M.Keb, dan Bunda Else Sri Rahayu, SST, M.Tr. Keb. Terimakasih bunda

sudah meluangkan waktu, pikiran maupun tenaga serta memberikan bimbingan

dan semangat untuk Reggy dalam menyelesaikan skripsi ini.

 My Partner bimbingan Reggy Castrena yang selalu menemani, saling

membantu satu sama lain, terimakasih sudah berjuang bersama, menangis dan

tertawa bersama.
vi
vii

 Sahabat-sahabatku Asemewew Home (Della, Nevi, Shopi, Diah, Febri, Dora,

Luxy, Yuk esi), Terimakasih untuk kalian yang tak henti-hentinya membantu,

merangkul bersama, dan selalu siap mendengarkan keluh kesah ku, semoga

kita semua selalu diberikan kemudahan dan kelancaran.

 Teristimewa untuk Ago Sahputra. Terimakasih telah menyempatkan waktu dan

sudah mau direpotkan dalam menyelesaikan skripsi ini

 Teman seperjuangan Sarjana Terapan Kebidanan Angkatan 5 (2017),

Terimakasih kebersamaan 4 tahun ini, semangat untuk lanjut kuliah lagi.

 Almamater tercinta, Poltekkes Kemenkes Bengkulu.

 Serta terima kasih semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan

skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

vii
viii

Program Studi Diploma IV Kebidanan, Jurusan Kebidanan Poltekkes


Kemenkes Bengkulu

Skripsi, September 2021

Neny Kartini

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN MEDIA SOSIAL


YOUTUBE TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SINDROM
PREMENSTRUASI DI SMPN 05 KOTA BENGKULU

XVI+64 Halaman, 5 Tabel, 4 Bagan, 15 Lampiran

ABSTRAK

Dari 260 orang wanita usia subur di temukan sebanyak 95% memiliki
setidaknya satu gejala premenstruasi syndrom dengan tingkat premenstruasi
syndrome sedang dan berat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
pendidikan kesehatan dengan media youtube terhadap pengetahuan remaja
tentang sindrom premenstruasi
Jenis penelitian ini adalah pre experiment design dengan menggunakan
One group pretest-postest. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh remaja
putri kelas VIII di SMP Negeri 05 Kota Bengkulu, dengan pengambilan sampel
menggunakan rumus Lemesshow sehingga didapatkan 45 responden kelas VIII
yang akan diambil dengan teknik Stratified Random Sampling. Data dianalisis
menggunakan analisis univariat, bivariat menggunakan uji paired t-test.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata skor pengetahuan sebelum
diberikan intervensi yaitu 5.0667 dan sesudah intervensi yaitu 7.4000. Terdapat
peningkatan tingkat pengetahuan baik yaitu dari 21 atau 46,7% responden
sebelum diberikan intervensi menjadi 36 atau 80% responden sesudah diberikan
intervensi. Selanjutnya hasil uji bivariat didapat nilai p value = 0.000 ≤ 0.05 yang
berarti terdapat pengaruh penggunaan aplikasi youtube sebagai media edukasi
terhadap pengetahuan remaja tentang sindrom premenstruasi di SMP Negeri 5
Kota Bengkulu.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat mempertahankan dan meningkatkan
pemberian informasi mengenai kesehatan reproduksi pada siswi dengan cara
memberikan pelajaran atau edukasi tentang kesehatan reproduksi khususnya
premenstruasi sindrom bagi siswi di SMPN 05 Kota Bengkulu. Bagi peneliti
selanjutnya agar dapat memperluas jangkauan penelitian dengan sampel yang
lebih banyak dan variabel yang lebih luas.
Kata Kunci: Premenstruasi Sindrom, Pengetahuan, Media Youtube
21 Daftar Pustaka : 2012-2020

viii
ix

Midwifery Diploma IV Study Program, Department of Midwifery Poltekkes


Kemenkes Bengkulu

Thesis, September 2021

Neny Kartini

THE EFFECT OF HEALTH EDUCATION THROUGH YOUTUBE MEDIA ON


ADOLESCENT KNOWLEDGE IN ABOUT PREMENSTRUAL SYNDROME
AT SMPN 05 KOTA BENGKULU
XVI+63 Pages, 5 Tables, 4 Charts, 15 Appendices

ABSTRACT
From 260 fertile age women, it was found that 95% had at least one
symptom of premenstrual syndrome with moderate and severe levels of
premenstrual syndrome. This study aims to determine the effect of health
education with YouTube media on adolescent knowledge about premenstrual
syndrome
This type of research is a pre-experimental design using One group
pretest-posttest. The population in this study were all adolescent girls in class VIII
at SMP Negeri 05 Kota Bengkulu, with sampling using the Lemesshow formula
so that 45 respondents in class VIII were taken using the Stratified Random
Sampling technique. Data analysis using univariate analysis, bivariate using
paired t-test.
The results showed that the average knowledge score before the
intervention was 5.0667 and before the intervention was 7.4000. There is an
increase in the level of knowledge both from 21 or 46.7% of respondents before
being given the intervention to 36 or 80% of respondents before being given the
intervention. Furthermore, the results of the bivariate test obtained p value = 0.000
0.05, which means that there is an effect of using the YouTube application as an
educational medium on adolescent knowledge about premenstrual syndrome in
SMP Negeri 5 Kota Bengkulu.
The results of this study are expected to maintain and improve the
provision of information on reproductive health by providing lessons or education
about health, especially premenstrual syndrome for students at SMPN 05 Kota
Bengkulu. For further researchers to be able to expand research with more
samples and wider variables.
Keywords: Premenstrual Syndrome, Knowledge, Youtube Media
21 Bibliography : 2012-2020

ix
x

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

memberikan kekuatan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan

judul “Pengaruh Pendidikan Kesehatan Dengan Media Sosial Youtube Terhadap

Pengetahuan Remaja Tentang Premenstruasi Sindrom di SMPN 05 Kota

Bengkulu.

Penulis menyadari terwujudnya skripsi ini tidak lepas dari bantuan

berbagai pihak yang telah mendorong dan membimbing penulis, baik tenaga, ide-

ide, mau pun pemikiran. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin

mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bunda Eliana, SKM, MPH, selaku Direktur Politeknik Kesehatan

Kementerian Kesehatan Bengkulu.

2. Bunda Yuniarti, SST, M,Kes, selaku Kepala Jurusan Kebidanan Politeknik

Kesehatan Kementerian Kesehatan Bengkulu

3. Bunda Diah Eka Nugraheni, M.Keb selaku ketua Prodi DIV Kebidanan

Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Bengkulu

4. Bunda Afrina Mizawati SKM, MPH selaku Pembimbing I yang telah

memberikan banyak pemikiran, motivasi, bimbingan dengan penuh ketegasan,

perhatian dan kesabaran serta masukan terbaik dalam penyelesaian skripsi ini.

5. Bunda Nispi Yulyana SST, M.Keb selaku Pembimbing II yang telah

memberikan banyak pemikiran, motivasi, bimbingan dengan penuh ketegasan,

perhatian dan kesabaran serta masukan terbaik dalam penyelesaian skripsi ini.

6. Bunda Rialike Burhan, SST, M.Keb. Selaku Ketua Dewan Penguji


x
xi

7. Bunda Else Sri Rahayu, SST, M.Tr. Keb Selaku Dewan Penguji 1

8. Ayah, Ibu dan adik-adikku serta keluarga saya tercinta yang telah mendoakan,

serta memberikan semangat sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh

karena itu kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak sangat penulis

harapkan demi kesempurnaan skripsi ini di masa yang akan datang.

Bengkulu, Juni 2021

Penulis

xi
xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................... ii
PERNYATAAN............................................................................................ iv
BIODATA........................................................................................................ v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN................................................................. vi
ABSTRAK....................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR.................................................................................... ix
DAFTAR ISI................................................................................................... xii
DAFTAR BAGAN.......................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL........................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 6
C. Tujuan Penelitian.................................................................................. 6
D. Manfaat Penelitian................................................................................ 7
E. Keaslian Penelitian............................................................................... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Remaja..................................................................................... 9
1. Pengertian Remaja......................................................................... 9
2. Fase Remaja................................................................................... 9
3. Aspek Perkembangan Remaja....................................................... 10
B. Konsep Menstruasi............................................................................... 13
1. Pengertian Menstruasi.................................................................... 13
2. Siklus Menstruasi........................................................................... 13
C. Premenstruasi Syndrom........................................................................ 15
1. Pengertian Premenstruasi Syndrom............................................... 15
2. Penyebab Premenstruasi Syndrom................................................. 17
3. Gejala Premenstruasi syndrom...................................................... 18
4. Tipe Premenstruasi Syndrom......................................................... 20
5. Penatalaksanaan Premenstruasi Syndrom...................................... 23
D. Pengetahuan.......................................................................................... 24
1. Pengertian Pengetahuan................................................................. 24
2. Tingkat Pengetahuan...................................................................... 24
3. Faktor yang mempengaruhi Pengetahuan...................................... 26
4. Pengukuran Pengetahuan............................................................... 27
5. Pengetahuan Remaja Tentang Premenstruasi Syndrom................ 28
E. Pendidikan Kesehatan........................................................................... 29
1. Pengertian Pendidikan .................................................................. 29
2. Tujuan Peendidikan Kesehatan...................................................... 30
3. Media Dalam Pendidikan Kesehatan............................................. 31
F. Media Sosial (Youtube)......................................................................... 34
1. Pengertian Youtube........................................................................ 34

xii
xiii

2. Manfaat Youtube........................................................................... 35
3. Karakteristik Youtube.................................................................... 37
G. Kerangka Teori..................................................................................... 38
H. Kerangka Konsep.................................................................................. 39
I. Hipotesis............................................................................................... 39
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian.................................................................................. 40
B. Variabel Penelitian................................................................................ 40
C. Definisi Operasional............................................................................. 41
D. Populasi dan Sampel............................................................................. 41
E. Lokasi Penelitian.................................................................................. 44
F. Instrumen Penelitian............................................................................. 44
G. Teknik Pengumpulan Data................................................................... 44
H. Pengolaan Data..................................................................................... 45
I. Analisa Data.......................................................................................... 46
J. Alur Penelitian...................................................................................... 47
K. Etika Penelitian..................................................................................... 48
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Jalannya Penelitian............................................................................... 50
B. Hasil Penelitian..................................................................................... 51
C. Pembahasan.......................................................................................... 54
D. Keterbatasan Penelitian........................................................................ 59
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan........................................................................................... 61
B. Saran..................................................................................................... 62
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 63
LAMPIRAN

xiii
xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian .......................................................................... 63

Tabel 3.1 Definisi Operasional......................................................................... 41

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi.......................................................................... 52

Tabel 4.2 Rata-rata Tingkat Pengetahuan Sebelum dan Sesudah..................... 52

Tabel 4.3 Pengaruh Pendidikan Kesehatan Media Youtube............................ 53

xiv
xv

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Kerangka Teori................................................................................ 38

Bagan 3.1 Desain Penelitian............................................................................. 40

Bagan 2.1 Variabel Penelitian.......................................................................... 41

Bagan 2.1 Alur Penelitian................................................................................. 48

xv
xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Organisasi Penelitian

Lampiran II Jadwal kegiatan penelitian

Lampiran III Lembar Bimbingan Skripsi Pembimbing I

Lampiran IV Lembar Bimbingan Skripsi Pembimbing II

Lampiran V Surat izin Penelitian dari institusi untuk Kesbangpol Kota


Bengkulu

Lampiran VI Surat izin Penelitian dari institusi untuk Dinas Pendidikan


Kota Bengkulu

Lampiran VII Surat izin Penelitian dari institusi untuk SMP N 05 Kota
Bengkulu

Lampiran VIII Surat Rekomendasi Penelitian dari Kesbangpol Kota

Bengkulu

Lampiran IX Surat Izin Penelitian Dinas Pendidikan Kota Bengkulu

Lampiran X Surat Selesai Penelitian SMP Negeri 05 Kota Bengkulu

Lampiran XI Lembar Kuisioner

Lampiran XII Lembar Validasi

Lampiran XIII Format master tabel

Lampiran XIV Hasil uji statistik

Lampiran XV Dokumentasi

xvi
1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Masa remaja merupakan masa peralihan dari kanak-kanak ke

dewasa yang meliputi perubahan biologis, psikologis dan sosial. World

Health Organization (WHO) menentukan usia remaja antara 12-20 tahun.

Remaja adalah suatu usia ketika individu mulai menunjukkan tanda-tanda

seksual sekundernya sampai mencapai kematangan seksual, mengalami

perkembangan psikologis dan pola indentifikasi dari kanak-kanak menjadi

dewasa, terjadi peralihan dari ketergantungan sosial ekonomi menuju

keadaan yang relatif mandiri, menjadi itegrasi ke dalam masyarakat

dewasa, serta individu tidak merasa bahwa dirinya berada di bawah tingkat

orang yang lebih tua melainkan merasa sama, atau paling tidak sejajar

(Dina Raidanti, 2020)

Pada saat remaja mereka tidak hanya tumbuh menjadi lebih tinggi

dan lebih besar, tetapi juga terjadi perubahan-perubahan di dalam tubuh

yang memungkinkan untuk bereproduksi. ada masa remaja terjadi

perubahan fisikyang cepat, termasuk pertumbuhan organ-organ reproduksi

(organ seksual)untuk mencapai kematangan, sehingga mampu

melangsungkan fungsireproduksi. Perubahan ini ditandai dengan

munculnya tanda-tanda primer pada remaja putri seperti

mentruasi/menarche dan tanda sekunder yaitu: pinggul melebar,

pertumbuhan rahim, payudara membesar dan tumbuhnya rambut di ketiak

dan sekitar kemaluan (Pirantika, A. Purwanti, 2017)


1
2

Banyak wanita mengalami ketidaknyamanan fisik selama beberapa

hari sebelum menstruasi datang. Kira-kira setengah hari dari seluruh

wanita menderita akibat dismenore atau menstruasi yang menyakitkan. Hal

ini khususnya sering terjadi awal-awal masa dewasa. Dalam bentuk yang

paling berat, sering melibatkan depresi dan kemarahan, kondisi ini dikenal

sebagai gejala datang bulan atau Premenstrual Syndrome (Pirantika, A.

Purwanti, 2017)

Berdasarkan laporan WHO (World HealthOrganization), PMS

memiliki prevalensi lebih tinggi di negara-negara Asia dibandingkan

dengan negara-negara Barat. Hasil penelitian American

CollegeObstetricians and Gynecologists (ACOG) di Sri Lanka tahun

2012, melaporkan bahwa gejala PMS dialami sekitar 65,7 remaja putri.

Hasil studi Mahin Delara di Iran tahun 2012, ditemukan sekitar 98,2%

perempuan yang berumur 18- 27 tahun mengalami paling sedikit 1 gejala

PMS derajat ringan atau sedang. Prevalensi PMS di Brazil menunjukkan

angka 39%, dan di Amerika 34% wanita mengalami PMS (Sari, 2018).

Prevalensi PMS di Asia Pasifik, di ketahui bahwa di negara Jepang

PMS dialami oleh 34% populasi perempuan dewasa, Hongkong PMS

dialami oleh 17% populasi perempuan dewasa, Pakistan PMS dialami oleh

13 % populasi perempuan dewasa dan Australia dialami oleh 44 %

perempuan dewasa. Premenstrual Syndrome (PMS) merupakan masalah

kesehatan umum yang paling banyak dilaporkan oleh wanita usia

reproduktif (Sari, 2018)

2
3

Tahun 2014 prevalensi premenstruasi syndrome di Indonesia,

diperoleh hasil sebanyak 40% wanita Indonesia mengalami Premenstruasi

Syndrome dan sebanyak 2-10% mengalami gejala berat, dari 260 orang

wanita usia subur di temukan sebanyak 95% memiliki setidaknya satu

gejala premenstruasi syndrom dengan tingkat premenstruasi syndrome

sedang dan berast sebesar 3,9% (Dina Raidanti, 2020)

Perubahan hormon yang terjadi selama siklus menstruasi dapat

menyebabkan perubahan fisik maupun psikis sebelum dan saat

menstruasi(1). Sebagian besar wanita akan mengalami satu atau lebih

gejala psikis maupun fisik sebelum menstruasi terjadi. Gejala psikis yang

biasanya terjadi seperti sifat mudah marah, suasana hati yang muram,

sering menangis, dan perubahan suasana hati, sedangkan gejala fisik yang

sering dialami seperti kram perut, kelelahan, kembung, nyeri payudara

(mastalgia), timbul jerawat dan penambahan berat badan (Afifah, Sariati

and Wilujeng, 2020)

Penelitian Dina Raidanti (2020) menyatakan faktor yang

berhubungan dengan premenstruasi sindrom yaitu pengetahuan, sikap

remaja, dukungan keluarga, dan jenis makanan. Terdapat beberapa cara

untuk mencegah kejadian premenstruasi, salah satunya melalui pendidikan

kesehatan dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan remaja. Hasil

penelitian Alfarizki,dkk (2017) menunjukkan bahwa terdapat peningkatan

pengetahuan premenstruasi sindrom pada siswi bahwa metode penyuluhan

3
4

yang disertai dengan pretest dan posttest dapat membantu meningkatkan

pengetahuan para siswi menjadi lebih baik.

Pendidikan kesehatan tentang premenstruasi sindrom dapat

disampaikan melalui beberapa metode dan media. Media yang digunakan

yaitu media visual. Menurut Zulaekah (2012) menyatakan bahwa media

visual lebih lebih efektif untuk menyampaikan informasi dan pendidikan

kesehatan, karena media visual merupakan suatu media statis

mengutanamakan pesan pesan dalam bentuk visualisasi, dan umumnya

terdiri dari gambaran sejumlah kata, gambar atau foto dalam bentuk tata

warna. Pendidikan kesehatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan menggunakan media audiovisual yang di bagikan dengan media

sosial media sosial youtube.

Menurut penelitian Arham (2020), dengan judul efektifitas

penggunaan youtube sebagai media pembelajaran di dapatkan hasil dari

kegunaan, youtube di nilai bermanfaat untuk memberikan informasi

mengenai pendidikan karena materi yang disajikan berbentuk audiovisual

sehingga peserta didik dapat melihat informasi mengenai hal-hal yang

teknis. Dari ketepatan, bentuk informasi yang disajikan berbentuk

audiovisual pengguna dapat melihat kebenaran informasi serta tidak

terbatas ruang dan waktu untuk mengakses serta pengguna dapat

mengakses dengan gratis. Dan dari ruang lingkup, konten yang disajikan

tidak hanya pada satu jenis ruang lingkup saja tapi berbagai jenis konten

dapat ditemukan.

4
5

Berdasarkan penelitian Sari (2018), dilaporkan bahwa terdapat

perbedaan pengetahuan remaja putri tentang premenstruasi syndrom

sebelum dan sesudah diberikan pembelajaran menggunakan media gadget

dengan kemaknaan 100%. Adapun nilai sebelum diberikan pembelajaran

menggunakan media gadget yaitu dari 107 responden didapatkan nilai

median sebanyak 80 (50 – 100). Selanjutnya nilai sesudah diberikan

pembelajaran menggunakan media gadget yaitu dari 107 responden

didapatkan nilai median sebanyak 80 (60-100).

Berdasarkan Data yang di dapat di Dinas Pendidikan dan

Kebudayaan Kota Bengkulu SMP yang memiliki siswi terbanyak di Kota

Bengkulu di antaranya, SMPN 02 Kota Bengkulu terdapat 476 siswi,

SMPN 04 Kota Bengkulu terdapat 433 siswi¸ dan SMPN 05 Kota

Bengkulu terdapat 435 siswi.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di SMPN 02 Kota

Bengkulu dan SMPN 05 Kota Bengkulu di dapatkan SMPN 02 Kota

Bengkulu dari 9 siswi yang diwawancarai terdapat 2 siswi yang diketahui

pengetahuan kurang, 3 siswi diketehui pengetahuan cukup dan 4 siswi

diketahui pengetahuan baik tentang premenstruasi syndrom, dan di SMPN

05 Kota Bengkulu dari 9 siswi yang diwawancarai terdapat 4 siswi yang

diketahui pengetahuan kurang, 3 siswi diketehui pengetahuan cukup dan 2

siswi diketahui pengetahuan baik tentang premenstruasi syndrom.

5
6

Dari data yang di dapatkan dari Unit Kesehatan Sekolah (UKS) di

SMPN 05 Kota Bengkulu terdapat 23 siswi yang mengalami nyeri perut

pada saat menstruasi ataupun menjelang menstruasi.

Dari uraian di atas maka peneliti ingin mengetahui pengaruh

pendidikan kesehatan dengan media youtube terhadap pengetahuan remaja

tentang sindrom premenstruasi di SMPN 05 Kota Bengkulu.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah ada

pengaruh pendidikan kesehatan dengan media sosial youtube terhadap

pengetahuan remaja tentang sindrom premenstruasi

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Diketahui pengaruh pendidikan kesehatan dengan media youtube

terhadap pengetahuan remaja tentang sindrom premenstruasi

2. Tujuan Khusus

a. Diketahui distribusi frekuensi tingkat pengetahuan remaja tentang

sindrom premenstruasi sebelum dan sesudah dilakukan

pendidikan kesehatan dengan media sosial youtube

b. Diketahui rata-rata tingkat pengetahuan remaja tentang sindrom

premenstruasi sebelum dan sesudah dilakukan pendidikan

kesehatan dengan media youtube

c. Diketahui pengaruh media media sosial youtube terhadap

pengetahuan tentang sindrom premenstruasi


6
7

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Sekolah

Dapat digunakan sebagai referensi dan menambah pengetahuan

tentang pengaruh media media sosial youtube terhadap pengetahuan

tentang sindrom premenstruasi

2. Bagi Akademik

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai pembelajaran

dan memberikan informasi serta masukan yang bermanfaat khususnya

bagi mahasiswi kebidanan dan dapat digunakan sebagai masukan bagi

rekan-rekan dan peneliti berikutnya untuk melakukan penelitian.

3. Bagi Peneliti

Sebagai pengalaman baru peneliti dalam melakukan penelitian dan

dapat mengmedia sosial kan ilmu pengetahuan yang diperoleh dari

kampus dengan keadaan dimasyarakat.

7
8

E. Keaslian Penelitian

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian


N Peneliti Judul Peneliti Desain Variabel Hasil Penelitian
o penelitian penelitian
1 Dina Faktor - Metode yang Variabel Hasil penelitian di peroleh
. Raidanti, Faktor Yang digunakan Penelitian nilai P value=0,000
Dkk Berhubungan penelitian ini Pengetahuan, (p.value< 0,05) yang berarti
(2020) Dengan cross sikap, ada hubungan yang
Kejadian sectional dukungan signifikan antara
Premenstruasi keluarga, jenis pengetahuan dengan
Sindrom Pada makanan kejadian premenstruasi
Remaja Di dalam sindrom.
Pondok menghadapi
Pesantren premenstruasi
Babus Sallam sindrom
Kota
Tangerang
Tahun 2019
2 Evin Perbedaan Metode Variabel Hasil penelitian dapat
. Noviana, Pengetahuan eksperimen, Penelitian disimpulkan dengan hasil uji
Dkk Remaja Putri one group Pengetahuan statistik Wilcoxon
(2018) tentang pretest-post tentang didapatkan nilai p value =
Premenstruasi test Premenstruasi 0,01 < 0,05 maka dapat
Syndrom sindrom disimpulkan bahwa ada
Sebelum dan hubungan yang bermakna
Sesudah antara pemberian
Diberikan pembelajaran menggunakan
Pembelajaran media gadget.
Menggunakan
Media Gadget
3 Dwi Pengaruh Metode Variabel Pada media leaflet nilai rata-
. Hendrian Media penelitian Penelitian rata pengetahuan sebelum
i, Dkk Pedidikan Quasi 1.Pengetahuan diberikan pendidikan
(2018) Kesehatan Eksperimen. Premenstruasi kesehatan adalah 14,93.
Terhadap sindrom kemudian setelah diberikan
Pengetahuan 2. Pengaruh pendidikan kesehatan nilai
Remaja pendidikan rata-rata pengetahuannya
Tentang kesehatan meningkat menjadi 23,20.
Premenstruasi Sedangkan pada media
sindrom pada booklet nilai rata-rata
Remaja SMP pengetahuan sebelum
Islam Ar- diberikan pendidikan
Riyadh kesehatan adalah 15,87.
Bontang kemudian setelah diberikan
pendidikan kesehatan
pengetahuannya meningkat
dengan skor Rata-rata 25,67

8
9

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Remaja

1. Pengertian Remaja

Masa remaja merupakan masa peralihan dari kanak-kanak ke

dewasa yang meliputi perubahan biologis, psikologis dan sosial. World

Health Organization (WHO) menentukan usia remaja antara 12-20 tahun.

Remaja adalah suatu usia ketika individu mulai menunjukkan tanda-tanda

seksual sekundernya sampai mencapai kematangan seksual, mengalami

perkembangan psikologis dan pola indentifikasi dari kanak-kanak menjadi

dewasa, terjadi peralihan dari ketergantungan sosial ekonomi menuju

keadaan yang relatif mandiri, menjadi itegrasi ke dalam masyarakat

dewasa, serta individu tidak merasa bahwa dirinya berada di bawah tingkat

orang yang lebih tua melainkan merasa sama, atau paling tidak sejajar.

(Dina Raidanti, 2020)

2. Fase Remaja

Menurut (Asmuji & Indriyani Diyan, 2014) membagi masa remaja

menjadi tiga fase.

a. Pra pubertas (10-12 tahun)

Pada masa ini insting seksual dalam keadaan paling lemah, sedangkan

proses perkembangan AKU si anak ada paling kuat (progresif). Ciri

lain yang mencolok pada masa ini adalah kecenderungan untuk

melepaskan diri dari identifikasi-identifikasi yang lama karena mulai

9
10

bersikap kritis terutama pada ibunya sehingga berusaha keras untuk

berbeda dengan ibunya sehingga dengan cara mengadakan identifikasi

dengan salah seorang kawan, guru wanita di sekolah atau tokoh

wanita lainnya yang penting dan menonjol.

b. Masa pubertas (13-16 Tahun)

Masa pubertas awal atau masa pubertas sebenarnya merupakan suatu

masa yang segera akan dilanjutkan oleh masa adolesensi yang disebut

masa puber lanjut. Beberapa peneliti memperkirakan dimulai pada

usia kurang lebih 14 tahun dan berakhir pada usia kurang lebih 17

tahun. Pada organis yang penting pada masa ini adalah kematangan

seksual. Pada masa ini mengalami suatu bentuk kritis yaitu kehilangan

keseimbangan jasmani dan rohani. Kadang-kadang hormon dan fungsi

motorik juga terganggu sehingga terlihat gejala-gejala tingkah laku

seperticanggung, kaku kikuk, tegar, muka tampak kasar dan buruk.

c. Adolesensi (17-19 tahun)

Pada masa ini anak mulai bersikap kritis terhadap objek- objek

berkaitan dengan dirinya, mampu membedakan dan menelaah hal

yang terkait dengan lingkungan internal dan eksternal. Ketertarikan

dengan hal yang baru di pikirkan oleh anak pada masa adolesensi

menurut orang tua dan lebih intensif dalam pola pendampingan.

3. Aspek perkembangan remaja

Menurut (Kusmiran, 2014) antara lain:

a. Perkembangan Sosial

10
11

Terjadinya tumpang tindih pola tingkah laku anak dan pola perilaku

dewasa merupakan kondisi tersulit yang dihadapi remaja. Remaja

diharuskan menyesuaikan diri dengan peran orang dewasa dan

melepaskan diri dari peran anak-anak. Remaja dituntut untuk dapat

menyesuaikan diri dengan orang dewasa diluar lingkungan keluarga

dan sekolah.

b. Perkembangan Emosi

Ciri-ciri perkembangan emosis pada tahap ini antara lain sebagai

berikut: emosi lebih mudah bergejolak dan biasanya diekspresikan

secara meledak-ledak, kondisi emosional biasanya berlangsung cukup

lama sampai pada akhirnya kembali ke keadaan semula, yaitu keadaan

sebelum munculnya suatu keadaan emosi,jenis-jenis emosi sudah

lebih bervariasi (perbedaan antara emosi satu dengan lainnya makin

tipis) bahkan ada saatnya emosi bercampur baur sehingga sulit

dikenali oleh dirinya sendiri Remaja juga sering bingung dengan

emosinya sendiri karena mucul emosi-emosi yang bertentangan dalam

suatu waktu, misalnya benci dan saying, mulai munculnya

ketertarikan dengan lawan jenis yang melibatkan emosi, remaja

umumnya sangat peka terhadap cara orang lain memandang mereka.

Akibatnya remaja menjadi lebih mudah tersinggung dan merasa malu.

Hal ini akan terkait dengan perkembangan konsep dirinya.

11
12

c. Perkembangan Kognitif

Berdasarkan teori perkembangan kognitif Piaget, kemampuan

kognitif remaja berada pada tahap formal operational. Remaja harus

mampu mempertimbangkan semua kemungkinan untuk

menyelesaikan masalah dan mempertanggung jawabkannya.

Berkaitan dengan kognitif, umumnya remaja menampilkan tingkah

laku seperti krisis, rasa ingin tahu yang kuat, jalan pikiran egosentris,

imagery audience, dan personal fables.

d. Perkembangan Moral

Perubahan mendasar dalam moralitas remaja meliputi pada masa

remaja, mereka memulai memberontak dari nilai-nilai orangtua dan

orang dewasa lainnya serta mulai menentukan nilai- nilainya sendiri ,

pandangan moral remaja semakin lama semakin menjadi lebih abstrak

dan kurang nyata, keyakinan moral lebih berpusat pada apa yang

benar bukan pada apa yang salah, penilaian moral menjadi semakin

kritis sehingga remaja lebih berani menganalisis norma sosial dan

norma pribadi, serta berani mengambil keputusan berbagai masalah

moral yang dihadapinya, penilaian moral menjadi kurang egosentris,

tetapi lebih mengembangkan norma berdasarkan nilai-nilai kelompok

sosialnya, penilaian moral cenderung melibatkan emosi dan

menimbulkan ketergangguan psikologis

12
13

B. Konsep Menstruasi

1. Pengertian Menstruasi

Menstruasi atau haid adalah perdarahan secara periodik dan siklik

dari uterus, disertai pelepasan atau deskuamasi endometrium yang terjadi

setiap bulan secara teratur pada wanita dewasa dan sehat. Panjang siklus

haid ialah jarak antara tanggal mulainya haid yang lalu dan mulainya haid

berikutmya. Mulainya haid tidak diperhitungkan dan tepatnya waktu haid

dari ostrium uteri externum tidak dapat diketahui, maka panjang siklus

mengandung kesalahan satu hari.(Lestari, 2015)

2. Siklus Menstruasi

Menurut (Lestari, 2015) siklus menstruasi dibagi menjadi empat fase:

a. Fase Menstruasi ( Hari ke-28 sampai hari ke-2 atau 3)

Pada fase ini menunjukkan masa terjadinya proses peluruhan dari

lapisan endometrium uteri disertai pengeluaran darah dari dalamnya.

Terjadi kembali peningkatan kadar dan aktivitas hormon-hormon FSH

dan esterogen yang disebabkan tidak adanya hormon LH dan

pengaruhnya karena produksinya telah dihentikan oleh peningkatan

kadar hormon progesteron secara maksimal. Hal ini mempengaruhi

kondisi flora normal dan dinding-dinding di daerah vagina dan uterus

yang selanjutnya dapat mengakibatkan perubahan-perubahan higiene

pada daerah tersebut dan menimbulkan keputihan.

13
14

b. Fase Folikuler/ Proliferasi ( Hari ke-5 sampai hari ke-14)

Pada masa ini adalah masa yang paling subur bagi seorang wanita.

Dimulai dari hari 1 sampai sekitar sebelum kadar LH meningkat dan

terjadi pelepasan sel telur (ovulasi). Sinamakan fase folikuler karena

pada saat ini terjadi pertumbuhan folikel di dalam ovarium. Pada

pertengahan fase folikuler, kadar FSH sedikit meningkat sehingga

merangsang pertumbuhan sekitar 3-30 folikel yang masing-masing

mengandung 1 sel telur. Tetapi hanya 1 folikel yang terus menerus

tumbuh sedangkan yang lainnya hancur.

Pada suatu siklus, sebagian endometrium di lepaskan sebagai respon

terhadap penurunan kadar hormon esterogen dan progesteron.

Endometrium teridiri dari 3 lapisan. Lapisan paling atas dan tengah

dilepaskan sedangkan untuk lapisan dasarnya akan tetap di

pertahankan dan akan menghasilkan sel-sel yang baru untuk

membentuk kedua lapisan yang telah dilepaskan ini.

Perdarahan menstruasi berlangsung selama 3-7 hari, rata-rata selama 5

hari. Darah yang hilang sebanyak 28-283 gram. Darah menstruasi

biasanya tidak akan membeku kecuali ada perdarahan yang hebat. Dan

pada akhirnya fase ini terjadi lonjakan penghasilan hormon LH yang

sangat meningkat yang menyebabkan ovulasi.

c. Fase Luteal/ fase sekresi/ fase premenstruasi ( hari ke-14 sampai hari

ke-28)

14
15

Pada fase ini menunjukkan masa ovarium beraktifitas membentuk

korpus luteum dari sisa-sisa folikel-folikel de Graaf yang sudah

mengeluarkan sel ovum (telur) pada saat terjadinya proses ovulasi .

Pada fase peningkatan hormon progesteron yang bermakna, yang

diikuti oleh penurunan kadar hormon-hormon FSH, Esterogen, dan

LH. Keadaan ini digunakan sebagai penunjang lapisan-lapisan

endometrium untuk mempersiapkan dinding rahim dalam menerima

hasil konsepsi jika terjadi kehamilan, digunakan untuk penghambatan

masuknya sperma kedalam uterus dan proses peluruhan dinding rahim

yang prosesnya akan terjadi pada akhir fase ini.

d. Fase Regenerasi/ pascamenstruasi (hari ke-1 sampai hari ke-25)

Pada fase ini terjadi proses pemulihan dan pembentukan kembali

lapisan endometrium uteri, sedangkan ovarium hasil beraktivitas

kembali membentuk folikel-folikel yang terkandung di dalamnya

melalui pengaruh hormon-hormon FSH dan esterogen yang

sebelumnya sudah dihasilkan kembali di dalam ovarium.

C. Premenstruasi Syndrom

1. Pengertian Premenstruasi Syndrom

Sindroma prahaid, yang dikenal juga dengan terminologi

“Premenstrual syndrome” merupakan suatu kumpulan keluhan dan/atau

gejala fisik, emosional, dan perilaku yang terjadi pada wanita usia

reproduksi; yang muncul secara siklik dalam rentang waktu 7-10 hari

sebelum menstruasi dan menghilang setelah darah haid keluar; yang terjadi

15
16

pada suatu tingkatan ang mampu mempengaruhi gaya hidup dan pekerjaan

wanita tersebut. (Suparman, 2012)

Sindroma premenstruasi merupakan kumpulan gejala fisik,

psikologis dan emosi yang terkait dengan siklus menstruasi wanita; gejala

biasanya timbul 6-10 hari sebelum menstruasi dan menghilang ketika

menstruasi dimulai. Mayoritas wanita pada usia reproduktif biasanya

mengalami satu atau lebih gejala premenstruasi pada sebagian besar siklus

menstruasi. Keparahan dan frekuensi. gejala yang dialami bisa berbeda di

antara masing- masing siklus. Gejala yang paling parah dan paling sering

pada sindroma premenstruasi adalah iritabilitas emosional dan tingkah

laku, depresi, gelisah, kelelahan, kosentrasi berkurang, pembengkakan dan

rasa tidak nyaman pada payudara dan nyeri di daerah perut (Di and Mauk,

2019)

Bagi sebagian wanita, saat-saat menjelang haid/ menstruasi sering

merasa tidak nyaman, bahkan sering sangat mengganggu aktivitas sehari-

hari, seperti sakit perut hingga bagian pinggang, mual, atau pusing.

keadaan ini disebut premenstruasi syndrom (PMS) atau sindrom

premenstruasi.

Jadi Premenstrual Syndrome adalah kumpulan gejala fisik,

psikologis, dan emosi yang terkait dengan siklus menstruasi wanita yang

terjadi 7-10 hari sebelum menstruasi dan hilang setelah darah haid keluar

sehingga dapat mengganggu aktivitas

16
17

2. Penyebab PMS

Penyebabnya belum diketahui, namun dapat dimungkinan dari

beberapa faktor hormonal, sosial, perilaku, dan psikis (Joseph 2010,

(Pirantika, A. Purwanti, 2017))

a. Faktor hormonal

Faktor hormonal, terjadi karena ketidak seimbangan hormon proges-

teron dan estrogen. kadar hormon estrogen sangat berlebih dan

melampaui batas sedangkan hormon progesteron menurun. Selain

dengan faktor hormon berkaitan juga dengan perasaan, faktor

kejiwaan, masalah sosial yang berkaitan dengan serotonin.

b. Faktor kimia

Faktor kimia, bahan-bahan kimia yang berada di otak seperti serotonin

berubah-ubah selama menstruasi. Serotonin adalah suatu

neurotransmitter merupakan suatu bahan kimia yang terlibat dalam

pengiriman pesan sepanjang saraf di dalam otak, tulang belakang, dan

seluruh tubuh. Serotonin sangat mempengaruhi suasana hati. Aktivitas

serotonin berhubungan dengan depresi, kecemasan, kelelahan,

perubahan pola makan, kesulitan untuk tidur, implusif, dan agresif.

c. Faktor psikologis

Faktor psikologis, yaitu stres sangat berpengaruh besar terhadap

kejadian Premenstrual Syndrome. Gejalanya akan semakin hebat jika

mengalami tekanan.

17
18

d. Faktor gaya hidup

Faktor gaya hidup, yaitu pola makan juga memegang peranan yang

tidak kalah penting, makan yang terlalu banyak dan terlalu sedikit

sangat berperan terhadap gejala Premenstrual Syndrome. Makanan

yang mengandung banyak garam akan menyebabkan retensi cairan

dan tubuh menjadi bengkak. Mengkonsumsi minuman beralkohol dan

berkafein dapat menggangu suasana hati dan melemahkan tenaga.

e. Kekurangan zat gizi

Kekurangan zat gizi seperti vitamin (terutama B6), vitamin E, vitamin

C, magnesium, zat besi, seng, mangan, dan asam linoleat. Kebiasaan

merokok dan minum alkohol juga dapat memperberat gejala

Premenstrual Syndrome.

f. Kegiatan Fisik

Kurang berolahraga dan aktivitas fisik menyebabkan semakin

beratnya Premenstrual Syndrome.

3. Gejala Premenstruasi Syndrom

Premenstruasi Syndrome (PMS) atau gejala premenstruasi, dapat

menyertai sebelum dan saat menstruasi, seperti perasaan malas bergerak,

badan menjadi lemas, serta mudah lelah. Nafsu makan meningkat dan suka

makan makanan yang rasanya asam. Emosi menjadi labil. Biasanya wanita

mudah marah, sensitif, dan perasaan negatif lainnya. Saat PMS, gejala

yang sering timbul adalah mengalami kram perut, nyeri kepala, pingsan,

18
19

berat badan bertambah karena tubuh menyimpan air dalam jumlah yang

banyak serta pinggang terasa pegal (Kusmiran, 2014)

Menurut Suddarth yang dikutip (Pirantika, A. Purwanti, 2017)

Gejala Premenstruasi sindrom utama termasuk sakit kepala, keletihan,

sakit pinggang, pembesaran dan nyeri pada payudara, dan begah pada

abdomen, perubahan suasana hati, ketakutan akan kehilangan kontrol,

makan sangat berlebihan dan mengangis tiba-tiba dapat juga terjadi. Gejal-

gejala sangat berangan dari satu wanita ke wanita lainnya dan dari satu

siklus ke siklus berikutnya pada wanita yang sama.

Menurut Kasinus yang dikutip oleh (Pirantika, A. Purwanti, 2017)

menyatakan bahwa premenstruasi sindrom merupakan sekumpulan gejala

yang meliputi gejala fisik, mental, dan perilaku. Secara definis maka

gejala- gejala ini terjadi beberapa hari sebelum menstruasi serta akan

menghilang pada hari pertama atau kedua haid. Menurut penelitian, 3-8%

mungkin mengalami gangguan yang lebih berat yang disebut

Premenstruasi Dysphoric Disorder (PMDD), Premenstruasi Sindrom dan

PMDD tidak sama. Wanita dengan PMDD dapat mengalami despresi

sampai seminggu atau lebih sebelum mendapat haid, sedangkan

premenstruasi sindrom lebih pendek durasinya, lebih ringan dan gejalanya

lebih kearah fisik. Seseorang dapat mengalami premenstruasi sindrom atau

PMDD saja atau bahkan keduanya.

Walaupun cukup mengganggu, gejala-gejala premenstruasi

sindrom biasanya tidak cukup berat dan sampai mengganggu kehidupan

19
20

normal. Namun nungkin saja ada pula yang mengalami gejala cukup berat.

Gejala premenstruasi sindrom diduga dipengaruhi oleh perubahan level

hormon dan zat kimia di otak. Gejala premenstruasi sindrom juga dapat

diperburuk dengan asupan vitamin dan mineral yang rendah serta

diakibatkan oleh konsusmsi alkohol dan kafein. Di samping itu kelebihan

sodium dapat menyebabkan cairan tertahan dan kembung.

Jadi dari beberapa pendapat diatas maka gejala premenstruasi sindrom

yaitu:

a. Mood, seperti kecemasan, nervous, perasaan berubah-ubah,

sensitif, despresi, pelupa, bingung, dan lain-lain

b. Perilaku, seperti ingin makan manis-manis, nafsu makan meingkat

mudah manangis, kurang konsentrasi.

c. Fungsi fisik, seperti sakit kepala, lelah, pusing, berat badan

meningkat, kembung, payudar membesar dan nyeri,

Dengan demikian maka perlu untuk menerapkan pola hidup yang sehat

dengan menerapkan diet seimbang, melakukan aktivitas fisik secara

teratur, dan menerapkan waktu tidur yang cukup dapat membantu

mengontrol PMS.

4. Tipe Premenstruasi Syndrom

Menurut Abraham dikutip Joseph dan Nugroho (2010), tipe dan

gejalanya PMS bermacam - macam. Ahli kandungan dan kebidanan dari

Fakultas Kedokteran UCLA, AS, membagi PMS menurut gejalanya yakni

PMS tipe A, H, C, dan D, 80% gangguan PMS tipe A. Penderita tipe H

20
21

sekitar 60%. Tipe C 40%, dan tipe D 20%. Penjelasan tipe tersebut sebagai

berikut :

a. PMS Tipe A

PMS tipe A (Anxiety) ditandai dengan gejala seperti cemas, sensitif,

saraf tegang, dan perasaan labil. Bahkan beberapa perempuan

mengalami depresi ringan sampai sedang saat sebelum mendapat haid.

Gejala ini timbul akibat ketidakseimbangan hormon estrogen dan

progesteron. Hormon estrogen terlalu tinggi dibandingkan dengan

hormon progesteron. Pemberian hormon progesteron kadang

dilakukan untuk mengurangi gejala, tetapi beberapa penelitian

mengatakan, penderita PMS tipe A sebaiknya banyak mengkonsumsi

makanan berserat dan mengurangi atau membatasi minum kopi.

b. PMS Tipe H

PMS tipe H (Hyperhydration) memiliki gejala edema

(pembengkakan), perut kembung, nyeri pada buah dada,

pembengkakan tangan dan kaki, peningkatan berat badan sebelum

menstruasi. Pembengkakan itu terjadi akibat berkumpulnya air pada

jaringan diluar sel (ekstrasel) karena tingginya asupan garam atau gula

pada diet penderita. Pemberian obat diuretika untuk mengurangi

gejala yang ada. Untuk mencegah terjadinya gejala ini penderita

dianjurkan mengurangi asupan garam dan gula pada diet makanan

serta membatasi minum sehari - hari.

21
22

d. PMS Tipe C

Sindrom premenstruasi tipe C (craving) ditandai dengan rasa lapar

ingin mengkonsumsi makanan yang manis-manis (biasanya coklat)

dan karbohidrat sederhana (biasanya gula). Pada umumnya sekitar 20

menit setelah menyantap gula dalam jumlah banyak, timbul gejala

hipoglikemia seperti kelelahan, jantung berdebar, pusing kepala yang

terkadang sampai pingsan. Hipoglikemia timbul karena pengeluaran

hormon insulin dalam tubuh meningkat. Rasa ingin menyantap

makanan manis dapat disebabkan oleh stress, tinggi garam dalam diet

makanan, tidak terpenuhinya asam lemak esensial (omega 6), atau

kurangnya magnesium.

e. PMS Tipe D

PMS tipe D (depression) ditandai dengan gejala rasa depresi, ingin

menangis, lemah, gangguan tidur, pelupa, bingung, sulit dalam

mengucapkan kata-kata (verbalisasi), bahkan kadang - kadang muncul

rasa ingin bunuh diri atau mencoba bunuh diri. Biasanya PMS tipe D

berlangsung bersamaan dengan PMS tipe A, hanya sekitar 3% dari

seluruh tipe PMS benar - benar murni tipe D. PMS tipe D disebabkan

oleh ketidakseimbangan hormon progesteron dan estrogen, di mana

hormon progesteron dalam siklus menstruasi terlalu tinggi

dibandingkan dengan hormon estrogen. Kombinasi PMS tipe D dan

tipe A dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu stres, kekurangan

asam amino tyrosine, penyerapan dan penyimpanan timbal ditubuh,

22
23

atau kekurangan magnesium dan vitamin B (terutama B6).

Meningkatkan konsumsi makanan yang mengandung vitamin B6 dan

magnesium dapat membantu mengatasi gangguan PMS tipe D yang

terjadi bersamaan dengan PMS tipe A.

5. Penatalaksanaan Premenstruasi Syndrom

Menurut Silva yang dikutip (Pirantika, A. Purwanti, 2017) ada tiga terapi

Premenstrual Syndrome yaitu:

a. Terapi obat Menggunakan analgesic (obat penghilang rasa sakit) dan

bersifat somatik, hanya membantu mengatasi nyeri dan gejala sedang

lainnya serta bersifat sementara.

b. Menggunakan anti depresan Anti depresan seperti selective serotonin

reuptake inhibitor dapat digunakan setiap hari atau selama 14 hari

sebelum menstruasi. Membantu mengurangi dampak perubahan

hormon 13 pada zat kimiawi otak (neurotransmiter) misalnya

serotonin. Penggunaan obat ini harus dengan resep dokter.

c. Terapi relaksasi Terapi relaksasi bermanfaat meredakan secara cepat

Premenstrual Syndrome yang dialami perempuan, namun dapat

dicapai apabila telah berlatih setiap hari. Prinsipnya adalah melatih

pernafasan, mengendurkan otot tubuh mengsugestikan pikiran-pikiran

kearah konstruktif atau yang ingin dicapai.

23
24

D. Pengetahuan

1. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan

terjadi melalui panca indera manusia yakni, indera penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan

manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif

merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan

seseorang (Notoatmodjo, 2013).

Pengetahuan adalah suatu proses mengingat dan mengenal kembali

objek yang telah dipelajari melalui panca indera pada suatu bidang tertentu

secara baik (Lestari, 2015)

2. Tingkat Pengetahuan

Menurut (Triwibowo and Pusphandani, 2015a), bahwa pengetahuan

yangdicakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yaitu :

a. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Termasuk dalam pengetahuan adalah

mengingat kembali (recall) suatu yang spesifik dari seluruh bahan

yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab

itu “tahu” merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah.

24
25

b. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat

menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

c. Media sosial (Application)

Media sosial diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi sebenarnya.

d. Analisis

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau

suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi kaitannya satu

sama lain.

e. Sintesis

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan

atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk

keseluruhan yang baru, dengan kata lain sintesis merupakan suatu

kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-

formulasi yang ada.

f. Evaluasi

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.

25
26

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Menurut Lestari (2015) Faktor- faktor yang mempengaruhi pengetahuan

antara lain:

a. Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang pada orang

lain terhadap sesuatu hal agar mereka dapat memahami. Tidak dapat

di pungkiri makin tinggi pendidikan seseorang makin mudah

menerima informasi. Dan pada akhirnya pula pengetahuan yang

dimilikinya. Sebaiknya jika seseorang tingkat pendidikannya rendah,

maka akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadao

penerimaan, informasi dan nilai-nilai yang diperkenalkan.

b. Pekerjaan

Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh

pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun tidak

langsung.

c. Umur

Bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada aspek

fisik dan psikologis (mental). Pertumbuhan pada fisik secara garis

besar ada empat kategori perubahan ukuran, perubahan proporsi,

hilangnya ciri-ciri lama dan timbulnya ciri-ciri baru. Ini terjafi akibat

pematangan fungsi organ. Pada aspek psikologis atau mental taraf

berpikir seseorang semakin matang dan dewasa.

26
27

d. Minat

Sebagai asuatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap

sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni

suatu dan pada akhirnya diperoleh pengetahuan yang mendalam.

e. Pengalaman

Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang

dlam berinteraksi dengan lingkungannya. Ada kecenderungan

pengalaman yang kurang baik seseorang akan berusaha untuk

melupakan, namun jika pengalaman terhadap objek tersebut

menyenangkan maka secara psikologis akan timbul kesan yang sangat

mendalam dan membekas dalam emosi kejiwaannya dan akhirnya

dapat pula membentuk sikap positif dalam kehidupannya.

f. Informasi

kemudahan untuk memperoleh informasi dapat membantu

mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru.

4. Pengukuran Pengetahuan

Pengukuran dapat dilakukan melalui wawancara atau kuesioner

yang berisikan pertanyaan mengenai isi materi yang diukur dari subjek

penelitian atau responden.Kategori penilaian pada penelitian ini

menggunakan kuesioner dengan kriteria sebagai berikut, yaitu diberi skor

1= 1x100% = 100% untuk jawaban benar dan skor 0= 0x100% = 0%

untuk jawaban salah. Total skor pengetahuan tertinggi adalah 10 dan

terendah adalah 0. Dalam pengukuran digunakan rentang skala presentase

27
28

antara 0% sampai 50%, 50%, dan 50% sampai 100%, dikatakan baik jika

skor pada rentang 50% sampai 100%, cukup jika skor 50%, dan kurang

jika skor pada rentang 0% sampai 50%. Pengukuran pengetahuan ini

berkaitan dengan pengetahuan tentang premenstruasi sindrom.

5. Pengetahuan Remaja Tentang Premenstruasi Sindrom

(Dina Raidanti, 2020) menunjukkan bahwa pengetahuan dengan

kejadian premenstruasi sindrom bahwa dari 50 responden yang

pengetahuan kurang baik terbanyak pada responden yang tidak mengalami

kejadian premenstruasi sindrom sebanyak 43 responden (86%), dan dari

30 responden yang berpengetahuan baik terbanyak pada responden yang

mengalami kejadian premenstruasi sindrom sebanyak 24 responden (80%).

Pengetahuan merupakan hasil dari proses pembelajaran dengan

melibatkan indra penglihatan, pendengaran, penciuman dan pengecap.

Pengetahuan akan memberikan penguatan terhadap individu dalam setiap

mengambil keputusan dan dalam berperilaku. Perilaku yang baru diadopsi

oleh individu akan bisa bertahan lama dan langgeng jika individu

menerima perilaku tersebut dengan penuh kesadaran, didasari atas

pengetahuan yang jelas dan keyakinan. (Hendriani, Qona and Firdaus,

2018)

Pengetahuan dapat diperoleh secara formal atau informal,

Pengetahuan yang formal melalui pendidikan khususnya sekolah.

Pendidikan, yang pada hakikatnya merupakan proses pengalihan norma-

norma jika dilakukan dengan sebaik-baiknya sejak usia dini, akan diserap

28
29

dan dijadikan tolak ukur yang mapan pada saat anak memasuki usia

remaja. Berdasarkan teori, maka penulis berasumsi semakin baik tingkat

pengetahuan remaja mengenai premenstrual sindrom maka semakin baik

kejadian premenstrual syndrom begitupun sebaliknya. Kurangnya

pengetahuan yang dimiliki oleh remaja putri tentang premenstruasi

sindrom dapat memperberat gejala-gejala yang timbul. Oleh karena itu,

pengetahuan remaja mengenai tentang premenstruasi harus ditingkatkan

lagi supaya remaja lebih memahami tentang apa saja yang terjadi saat

menstruasi, agar dapat melakukan penanganan jika terjadi nyeri-nyeri yang

menganggu aktivitas remaja tersebut.

E. Pendidikan Kesehatan

1. Pengertian Pendidikan

Kesehatan Pendidikan secara umum adalah segala upaya yang

direncanakan untuk mempengaruhi orang lain, baik individu, kelompok

atau masyarakat, sehingga mereka melakukan apa yang di harapkan oleh

pelaku pendidikan, yang tersirat dalam pendidikan adalah: input adalah

sasaran pendidikan (individu, kelompok, dan masyarakat), pendidik adalah

(pelaku pendidikan), proses adalah (upaya yang direncanakan untuk

mempengaruhi orang lain), output adalah (melakukan apa yang diharapkan

atau perilaku) (Notoatmodjo, 2013)

Pendidikan kesehatan merupakan suatu proses perubahan perilaku

yang dinamis, dengan tujuan mengubah perilaku manusia yang meliputi

komponen pengetahuan, sikap, ataupun perbuatan yang berhubungan

29
30

dengan tujuan hidup sehat baik secara individu, kelompok, maupun

masyarakat, serta menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada

dengan tepat dan sesuai.(Triwibowo and Pusphandani, 2015)

2. Tujuan Pendidikan Kesehatan

Tujuan Pendidikan Kesehatan secara umum adalah mengubah

perilaku individu atau masyarakat dibidang kesehatan akan tetapi perilaku

mencakup hal yang luas sehingga perilaku perlu dikategorikan secara

mendasar. Selain itu, tujuan pendidikan kesehatan adalah memberikan

informasi pada individu atau masyarakat, sehingga mengubah status

kesehatan seseorang atau masyarakat. Oleh sebab itu, rumusan tujuan

pendidikan kesehatan dapat diperinci sebagai berikut:

a. Menjadikan kesehatan sebagai suatu yang bernilai di masyarakat.

Oleh sebab itu, pendidikan kesehatan bertanggung jawab

mengarahkan cara-cara hidup sehat menjadi kebiasaan hidup

masyarakat sehari-hari.

b. Menolong individu agar mampu secara mandiri atau kelompok

mengadakan kegiatan untuk mencapai tujuan hidup sehat.

c. Mendorong pengembangan dan penggunaan sarana pelayanan

kesehatan yang ada secara tepat. Pemanfaatan sarana pelayanan yang

ada kadang-kadang dilakukan secara berlebihan atau justru sebaliknya

pada kondisi sakit justru tidak menggunakan sarana kesehatan yang

ada dengan semestinya.

30
31

3. Media dalam pendidikan kesehatan

Media promosi kesehatan pada hakikatnya adalah alat bantu

pendidikan. Disebut media promosi kesehatan karena alat-alat tersebut

merupakan saluran untuk menyampaikan informasi kesehatan dan karena

alat-alat tersebut digunakan untuk mempermudah penerimaan pesan-pesan

kesehatan bagi masyarakat atau klien. (Notoatmodjo S, 2010)

a. Media cetak

Media sebagai alat bantu menyampaikan pesan kesehatan sangat

bervariasi, antara lain :

1) Booklet, ialah suatu media untuk menyampaikan pesan kesehatan

dalam bentuk buku

2) Leaflet, ialah bentuk penyampaian informasi atau pesan-pesan

kesehatan melalui lembaran yang dilipat

3) Flyer (selebaran), bentuknya seperti leaflet, tetapi tidak berlipat

4) Flip chart (lembar balik)

5) Rubrik atau tulisan-tulisan surat kabar atau majalah yang

membahas suatu masalah kesehatan

6) Poster yaitu bentuk media cetak yang berisikan pesan kesehatan,

yang biasanya ditempel di tembok-tembok, tempat umum, atau

kendaraan umum

7) Foto yang mengungkapkan informasi kesehatan

31
32

b. Media elektronik

Media elektronik sebagai sasaran untuk menyampaikan pesan-pesan

atau informasi kesehatan berbeda-beda jenisnya, antara lain :

1) Televisi

2) Radio

3) Video

4) Slide

5) Film strip

c. Media papan (billboard)

Papan (billboard) yang dipasang ditempat-tempat umum dapat

diisi dengan pesan-pesan atau informasi-informasi kesehatan.Media

papan disini juga mencakup pesan-pesan yang ditulis pada lembaran

yang ditempel pada kendaraan-kendaraan umum (bus dan taksi).

d. Media sosial

Media sosial adalah sebuah media online, dengan para

penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan

menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia

virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki merupakan bentuk media sosial

yang paling umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia.

Pendapat lain mengatakan bahwa media so- sial adalah media online

yang mendukung interaksi sosial dan media sosial menggunakan

teknologi berbasis web yang mengubah komunikasi menjadi dialog

interaktif.

32
33

Jejaring sosial merupakan situs dimana setiap orang bisa

membuat web page pribadi, kemudian terhubung dengan teman-teman

untuk berbagi informasi dan berkomunikasi. Jejaring sosial terbesar

antara lain Facebook, Myspace, dan Twitter. Jika media tradisional

meng- gunakan media cetak dan media broad- cast, maka media sosial

menggunakan internet. Media sosial mengajak siapa saja yang tertarik

untuk berpertisipasi dengan memberi kontribusi dan feedback secara

terbuka, memberi komentar, serta mem- bagi informasi dalam waktu

yang cepat dan tak terbatas.

Saat teknologi internet dan mobile phone makin maju maka

media sosial pun ikut tumbuh dengan pesat. Kini untuk mengakses

facebook atau twitter missal- nya, bisa dilakukan dimana saja dan ka-

pan saja hanya dengan menggunakan sebuah mobile phone. Demikian

cepatnya orang bisa mengakses media sosial mengakibatkan terjadinya

fenomena besar terhadap arus informasi tidak hanya di negara-negara

maju, tetapi juga di Indonesia. Karena kecepatannya media sosial juga

mulai tampak menggantikan peranan media massa konvensional dalam

menyebarkan berita-berita. Media sosial mempunyai ciri-ciri, yaitu

pesan yang di sampaikan tidak hanya untuk satu orang saja namun bisa

keberbagai banyak orang contohnya pesan melalui SMS ataupun

internet Pesan yang di sampaikan bebas, tanpa harus melalui suatu

Gate- keeper. Pesan yang di sampaikan cenderung lebih cepat di

33
34

banding media lainnya. Penerima pesan yang menentukan waktu

interaksi (Gani, 2020)

F. Media Sosial (Youtube)

1. Pengertian Youtube

Media sosial berbasis video yang paling sering diakses di

smartphone adalah Youtube. Mulai dari berita, klip musik terbaru, komedi,

semua ada di Youtube. Situs Youtube menyediakan berbagai informasi

berupa video, termasuk di dalamnya audio. Youtube ditujukan bagi

mereka yang ingin mencari informasi dalam bentuk video. Selain mencari

video, pengunjung situs ini juga dapat mengunggah video mereka ke

Youtube dan membagikannya ke seluruh dunia (Putra and Patmaningrum,

2018)

Youtube sebagai media trend saat ini dapat dimanfaatkan dalam

dunia pendidikan untuk menciptakan proses pembelajaran yang menarik

dan tidak monoton, serta akses yang mudah dan tidak terbatas oleh waktu

dan ruang sehingga memudahkan peserta didik untuk memperoleh

membelajaran serta bentuk yang ditampilkan lebih nyata dan menarik

sehingga membuat peserta didik tidak mudah bosan.(Arham, 2020)

Youtube merupakan sebuah platform untuk memublikasikan video,

platform ini dapat diakses oleh semua orang di negara manapun. Platform

ini resmi berdiri pada tahun 2005. Pendirinya adalah Chad Hurley, Steve

Chen, Jawed Karim dimana mereka bertiga adalah mantan karyawan

34
35

PayPal. Kemudian platform Youtube dibeli oleh Google dan

diperkenalkan kembali pada tahun 2006.

Berdasarkan riset yang dilakukan oleh hootsuite sangat jelas bahwa

Youtube sangat digemari oleh masyarakat Indonesia, dengan menduduki

most active social media. Youtube telah memudahkan miliyaran orang

dalam menemukan, menonton, dan membagikan berbagai macam video.

Youtube menyediakan forum bagi orang-orang untuk saling berhubungan,

memberikan informasi, menginspirasi orang lain di seluruh dunia, serta

bertindak sebagai platform distribusi bagi pembuat konten dan pengiklan,

baik yang besar maupun kecil. Youtube menjadi pemimpin untuk situs

pencarian video di internet, dengan lebih dari 100.000.000 video ditonton

oleh pengunjung setiap harinya. Lebih dari 65.000 video kini diunggah

setiap hari ke Youtube (Putra and Patmaningrum, 2018)

2. Manfaat Youtube

Pemanfaat youtube yang lebih nyata dan langsung aplikatif terhadap

berbagai keperluan dan kebutuhan pengguna seperti yang tertera dibawah

ini :

1. Memberikan Layanan Gratis

Secara umum, Youtube menawarkan layanan gratis khususnya

untuk menikmati dan mengakses video-video yang masuk dalam

sistemnya. Ini berarti bahwa untuk mengakses video apapun, seorang

pengguna tidak perlu memiliki akun premium atau membayar sejumlah

uang dalam skala waktu tertentu. Paling banter, seorang pengguna harus

35
36

membeli pulsa dan menggunakan kuotanya untuk mengakses video-

video yang menarik perhatiannya. Selain itu, pengguna dapat

mengakses video-video tersebut secara gratis. Ketentuan yang sama

juga berlaku pada layanan mengunggah atau menampilkan video dan

membuatnya accesible oleh pengguna dan khalayak ramai.

2. Men-download (Unduh) Beberapa Video Tertentu

Youtube memungkinkan pengguna untuk mengunduh beberapa

video-video tertentu. Video yang demikian biasanya berukuran HD atau

High Definition sehingga jika seorang pengguna ingin menonton

sebuah video berkali-kali, ia hanya perlu mengunduhnya. Setelah

berhasil terunduh, sebuah video dapat disimpan di gadget masing-

masing untuk dinikmati kapanpun tanpa menggunakan sambungan

internet.

3. Mengakses dan Berbagi Informasi seputar Hal-Hal Teknis

Banyak pengguna yang mengakses Youtube untuk mengetahui

cara-cara melakukan beberapa hal tertentu, seperti demo memasak, cara

menggunakan media sosial dalam komputer atau telepon pintar,

meracik jamu dan obat herbal, mendaur ulang sampah, cara praktis

melakukan berbagai hal yang awalnya rumit atau tidak efektif,

mengasah berbagai skill dan lain sebagainya.(Thanissaro and Kulupana,

2015)

36
37

4. Karakteristik Youtube

Terdapat karakteristik dari youtube yang membuat banyak dari

sebagian pengguna betah menggunakannya.

1. Tidak ada batasan durasi untuk mengunggah video.

Hal ini yang membedakan youtube dengan beberapa media sosial lain

yang mempunyai batasan durasi minimal waktu semisal instagram,

snapchat, dan sebagainya.

2. System pengamanan yang mulai akurat.

Youtube membatasi pengamanannya dengan tidak mengizinkan video

yang mengandung sara, illegal, dan akan memberikan pert anyaan

konfirmasi sebelum menggunggah video.

3. System offline.

Youtube mempunyai fitur baru bagi para pengguna untuk menonton

videonya yaitu system offline. System ini memudahkan para pengguna

untuk memonton videonya pada saat offline tetapi sebelumnya video

tersebut harus didownload terlebih dahulu.

4. Tersedia editor sederhana.

Pada menu awal mengunggah video, pengguna akan ditawarkan untuk

mengedit videonya terlebih dahulu. Menu yang ditawarkan adalah

memotong video, memfilter warna, atau menambah efek perpindahan

video.(Thanissaro and Kulupana, 2015)

37
38

G. Kerangka Teori

Remaja Putri

Pra pubertas Pubertas Adolesensi

Informasi tentang Premenstruasi


sindrom

Media promosi
kesehatan

Media Cetak Media elektronik


1. Leaflet 1. Video
2. Poster 2. Televisi
3. Booklet 3. Radio
4. Flyer 3. Slide
5. Flip chart 4. Film strip

Media Sosial
Youtube

Pengetahuan

1. Tahu
2. Memahami
3. Media sosial
4. Analisis
5. Sintesis
6. Evaluasi

Peningkatan Pengetahuan
tentang Premenstruasi
sindrom

Bagan 2.1 Kerangka Teori


Sumber: Modifikasi dari (Lestari, 2015) (Pirantika, A. Purwanti, 2017)

38
39

H. Kerangka Konsep

Variabel Independent Variabel Dependent

Pendidikan Kesehatan Pengetahuan Remaja mengenai

(Youtube) Premenstruasi Sindrom

Bagan 2.2 Kerangka Konsep

I. Hipotesis

Ha: Ada Pengaruh Pendidikan Kesehatan Dengan Media Sosial Youtube

Terhadap Pengetahuan Remaja Tentang Premenstruasi Sindrom

39
40

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini pre experiment Design,

karena desain ini belum merupakan eksperimen sungguh-sungguh, penelitian

ini menggunakan One group pretest-postest, yaitu mengungkapkan hubungan

sebab akibat dengan cara melibatkan satu kelompok subjek. kelompok subjek

diobservasi dan di ukur tingkat pengetahuan sebelum dilakukan intervensi.

Setelah diberikan perlakuan responden diobservasi tingkat pengetahuan,

pengujian sebab akibat dilakukan dengan cara membandingkan hasil pre test

dan post test. Adapun desain dalam penelitian ini dapat dijelaskan pada

skema sebagai berikut;

Pretest di awal Pendidikan Kesehatan Post Test pada


(X1) (Media Youtube) (Y) akhir (X2)

Bagan 3.1 Desain Penelitian

Keterangan:
X1: Tes yang diberikan sebelum perlakuan
Y : Pendidikan Kesehatan Media Youtube
X2: Tes yang diberikan sebelum perlakuan

B. Variabel Penelitian

1. Variabel Independen (bebas)

Variabel independen dalam penelitian ini adalah pendidikan kesehatan

dengan Media youtube

40
41

2. Variabel Dependen (terikat)

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Pengetahuan remaja dalam

menghadapi sindrom premenstruasi

Variabel Independent Variabel Dependent

Pendidikan Kesehatan Pengetahuan Remaja mengenai

(Youtube) Premenstruasi Sindrom

Bagan 3.2 Variabel Penelitian

C. Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional


Variabel Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Operasional Ukur

Pendidikan Kegiatan Menonton Video


Kesehatan Pemberian video
(Youtube) Informasi
dengan media
Youtube

Pengetahuan Hal-hal yang Lembar Mengisi Skor 1-10 Rasio


remaja tentang diketahui remaja Kuisioner kuisioner
sindrom putri berkaitan yang terdiri
premenstruasi dengan dari 10
sindroma pertanyaan
pramenstruasi,
dan dapat
memahami
pengertian,
penyebab,
gejala, tipe,
faktor risiko,
dan penanganan

D. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini semua siswi kelas VIII SMPN 05 Kota

Bengkulu berjumlah 166 siswi putri.

41
42

Sampel yang diambil sebagian dari populasi siswi SMPN 05 Kota

Bengkulu dalam penelitian ini menggunakan rumus Lemesshow



2
2
Z P ( 1−P ) N ( 1,96 )( 0,5 )( 1−0,5 ) 166
n= ∝
= 2
=38,8
2
2 ( 0,1 ) (166−1 ) +1,96 ( 0,5 ) ( 1−0,5 )
d ( N−1 ) + Z 2
P ( 1−P )

Keterangan :

2
Z 2 : nilai pada distribusi normal standar yang samapada
tingkat kepercayaan 95 % adalah 1,96
N : jumlah sampel
P : proporsi dalam populasi 0,5
N : besar populasi
D : tingkat kepercayaan/ketetapan yang diingikan (0,1)

Berdasarkan rumus diatas, didapat besar sampel 39 orang, untuk

mencegah drop out, peneliti menambah 15% dari jumlah sampel.

Drop out = n x 15%

= 39 x 15%

= 5,85

Dengan rumus tersebut didapatkan jumlah sampel 45 orang, cara

pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan

menggunakan teknik Stratified Random Sampling dimana diambil secara

proporsi dengan cara sebagai berikut :

SMP Negeri 05 Kota Bengkulu , Jumlah Siswi kelas VIII sebnyak

166 orang terbagi menjadi 8 kelas dan dibutuhkan sample sebanyak 45

orang maka :

No Kelas Jumlah siswi Jumlah sampel secara proporsi Kuota

42
43

1 VIII A 22 (19/166) x 45 = 5,96 6

2 VIII B 21 (21/166) x 45 = 5,69 6

3 VIII C 21 (21/166) x 45 = 5,69 6

4 VIII D 22 (22/166) x 45 = 5,96 6

5 VIII E 20 (18/166) x 45 = 5,42 5

6 VIII F 20 (17/166) x 45 = 5,42 5

7 VIII G 20 (15/166) x 45 = 5,42 5

8 VIII H 21 (18/166) x 45 = 5,69 6

Untuk memudahkan proses sampling dan pengendalian variabel luar

terdapat kriteria inklusi. Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek

penelitian dari suatu populasi target yang terjangkau untuk diteliti. Kriteria

eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subjek yang memenuhi

kriteria inklusi dari studi karena berbagai sebab.

Kriteria Inklusi :

a. Siswi kelas VIII SMPN 05 Kota Bengkulu yang bersedia menjadi

responden

b. Siswi yang dapat berkomunikasi dengan baik

c. Siswi yang memiliki media sosial youtube

Kriteria eklusi :

a. Siswa kelas VII dan XII

b. Siswa yang tidak hadir pada saat dilakukannya penelitian

c. Siswa yang tidak bersedia menjadi responden

43
44

E. Lokasi dan waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 05 Kota Bengkulu

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan April 2021

F. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang

berisi tentang pengetahuan. Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan

tertulis kepada responden untuk dijawab. Kuesioner tersebut berisi penuan

siswi tentang sindrom pramenstruasi dengan menggunakan google form yang

terdiri dari 10 pertanyaan dengan jawaban “benar” nilainya 1 dan jawaban

“salah” nilainya 0, bahan penelitian berupa video yang telah diuji oleh

validator atau ahli media sehingga video tersebut bisa di tayangkan di media

sosial yaitu media sosial youtube untuk mengukur pengetahuan siswi.

G. Teknik Pengumpulan Data

1. Tahan rekrut responden

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

diperoleh dari data primer, cara memilih responden yaitu dengan

menggunakan teknik Stratified Random Sampling yang dilakukan

dengan mengambil responden pertiap kelasnya dengan sama rata

tetapi di pilih secara acak sesuai dengan kriteria. setelah mendapatkan

responden, responden dikumpulkan dalam satu grub whatsapp.


44
45

2. Tahan Pretest

Setelah semua responden yang berada di grub whatsapp tersebut

dilakukan pretest dengan kuesioner pada link google form sebelum

diberikan pendidikan kesehatan dengan media sosial Youtube. Setelah

itu peneliti akan menghitung hasil pretest tersebut. Kuesioner

pengetahuan tentang pengetahuan Premenstruasi sindrom berisi 10

pertanyaan pengetahuan dengan tipe pilihan ganda.

3. Tahap Perlakuan

Satu minggu setelah pretest maka dilakukan intervensi. Pendidikan

kesehatan tentang premenstruasi sindrom sebayak 2x selama 1

minggu. Intervensi menggunakan media sosial youtube.

4. Tahap Akhir

Satu hari setelah dilakukan intervensi, maka dilakukan test akhir

(posttest) dengan menggunakan kuesioner yang sama pada saat pretest

tetapi dengan link yang berbeda. Setelah data terkumpul baik melalui

pretest maupun posttest, dilakukan editing, coding, tabulating,

cleaning dan entry. Selanjutnya dilakukan analisa data dengan

menggunakan komputerisasi.

H. Pengolahan Data

Adapun data yang diperoleh diolah melalui beberapa tahap yaitu:

1. Pemeriksaan ( Editing )

Editing adalah meneliti kembali apakah jawaban yang

diberikan peneliti pada lembar kuesioner sudah cukup lengkap dan

45
46

benar untuk diproses lebih lanjut. Editing dilakukan ditempat

pengumpulan data di lapangan sehingga jika trejadi kekurangan

dan kesalahan, maka upaya pembetulan dapat segera dilakukan.

2. Pengkodean ( Coding )

Coding adalah memberikan kode pada data yang telah

diperikasa untuk memudahkan pengolahan data. Peneliti

memberikan kode terhadap jawaban yang diberikan responden agar

lebih mudah dan sederhana.

3. Pemasukan data ( Entry data )

Data yang sudah diperiksa dan telah melewati pengkodean,

selanjutnya diproses agar dapat dianalisa dengan cara memasukkan

data format pengumpulan data kekomputer dengan menggunakan

program SPSS For Windows.

4. Pembersihan Data ( Cleaning data )

Sebelum melakukan analisi, data yang sudah dimasukkan

dilakukan pengecekkan, pembersihan jika ditemukan kesalahn

pada entry data.

I. Analisa Data

a. Univariat

Analilsis univariat digunakan untuk melihat distribusi frekueansi

tingkat pengetahuan remaja tentang sindrom premenstruasi sebelum

dan sesudah dilakukan pendidikan kesehatan dengan media sosial

youtube melihat rata-rata tingkat pengetahuan remaja tentang sindrom

46
47

premenstruasi sebelum dan sesudah dilakukan pendidikan kesehatan

dengan media sosial youtube dengan menggunakan teknik

komputerisasi.

Jika memiliki presentase 1-25% : Sebagian kecil

Jika memiliki presentase 26-49% : Hampir sebagian

Jika memiliki presentase 50% : Setengah

Jika memiliki presentase 51-75% : Sebagian besar

Jika memiliki presentase 76-99% : Hampir seluruh

Jika memiliki presentase 100% : Seluruhnya

(Arikunto, 2015)

b. Bivariat

Sebelum melakukan uji bivariat dilakukan dahulu uji normalitas

menggunakan uji Kolmogorov. Didapatkan data normal maka

menggunakan uji Paired T-test yang bertujuan untuk menguji

pengaruh pendidikan kesehatan dengan media sosial youtube terhadap

pengetahuan remaja tentang sindrom premenstruasi di Smp Negeri 05

Kota Bengkulu.

J. Alur Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada tahun 2021 di SMP Negeri 05

kota Bengkulu. Pengumpulan data dalam penelitian ini diperoleh secara

langsung (data primer)

47
48

Adapun alur penelitiannya ini digambarkan sebagai berikut :

Bagan 3. 1 Alur Penelitian


Perizinan penelitian

Pre-test pengetahuan pada siswi kelas VIII SMP Negeri 05 Kota


Bengkulu

Pendidikan kesehatan tentang sindrom premenstruasi dengan media


social youtube

Post-test pengetahuan pada siswi KELAS VIII SMP Negeri 05 Kota


Bengkulu

Pengumpulan data, pengelolaan, dan analisa data

Hasil penelitian dan kesimpulan

K. Etika Penelitian

Peneliti mempertimbangkan etik dan legal penelitian untuk melindungi

responden agar terhindar dari segala bahaya dan ketidaknyamanan fisik dan

psikolohis. Penelitian ini telah diuji dan dinyatakan layak etik oleh KEPK

Poltekkes Kemenkes Bengkulu berdasarkan Surat Keterangan Layak Etik

No. KEPK.M/070/05/2021 dengan memperhatikan prinsip-prinsip etik

dibawah in:

a. Informed Consent

Informed consent merupakan lembar persetujuan yang akan diteliti

agar subyek mengerti maksud dan tujuan penelitian. Bila responden

tidak bersedia maka peneliti harus menghormati hak-hak responden

b. Tanpa Nama (Anomity)


48
49

Menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak mencantumkan nama

responden dan hannya menuliskan kode pada lembar pengumpulan

data.

c. Kerahasiaan (Confidentiality)

Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya.

BAB IV

49
50

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Jalannya Penelitian

Penelitian pre experiment ini menggunakan One group pretest-postest,

yaitu mengungkapkan hubungan sebab akibat dengan cara melibatkan satu

kelompok subjek. kelompok subjek diobservasi dan di ukur tingkat pengetahuan

sebelum dilakukan intervensi. Tujuan penelitian ini yaitu unuk mengetahui

pengaruh pendidikan kesehatan dengan media youtube terhadap pengetahuan

remaja tentang sindrom premenstruasi pada 45 siswi kelas VIII SMPN 05 Kota

Bengkulu. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 13 April sampai 13 Mei 2021 di

SMP Negeri 5 Kota Bengkulu Terdapat tiga tahap dalam penelitian yang

dilakukan oleh peneliti, yaitu; tahap pretest, tahap perlakuan, dan tahap akhir.

Pada tahap pretest, peneliti mengundang responden untuk bergabung

dalam grup Whatsapp. Setelah semua responden berada di grup whatsapp

tersebut, selanjutnya peneliti melakukan pretest dengan kuesioner pada link

google form sebelum diberikan perlakuan mengenai pendidikan kesehatan dengan

media sosial Youtube. Kuesioner tersebut berisi tentang pengetahuan

Premenstruasi sindrom yang berisi 10 pertanyaan pengetahuan dengan bentuk

pilihan ganda. Peneliti meminta siswa untuk mengisi kuesioner sesuai dengan

pengetahuan mereka. Setelah itu peneliti akan menghitung hasil pretest tersebut

sebagai data awal pretest sebelum diberi perlakuan.

Pada tahap perlakuan, peneliti melakukan intervensi satu minggu setelah

diberikan pretest. Perlakuan yang diberikan yaitu berupa pendidikan kesehatan

tentang premenstruasi sindrom sebayak 2x selama 1 minggu. Intervensi atau

50
51

perlakuan diberikan menggunakan media sosial youtube. Peneliti memberikan

link youtube kepada responden melalui grup Whatsapp yang telah dibuat.

Responden diminta untuk memahami serta membuat catatan mengenai materi

yang diberikan melalui link youtube tersebut. Setelah tahap perlakuan selesai,

maka peneliti akan memberikan posttest atau test akhir.

Pada tahap akhir, satu hari setelah dilakukan intervensi, maka dilakukan

test akhir (posttest) dengan menggunakan kuesioner yang sama pada saat pretest

tetapi dengan link Google Form yang berbeda. Setelah data terkumpul baik

melalui pretest maupun posttest, dilakukan editing, coding, tabulating, cleaning

dan entry. Selanjutnya dilakukan analisa data dengan menggunakan

komputerisasi.

Selanjutnya hasil olahan analisis data diinterpretasi dan dideskripsikan

pada butir hasil penelitian di bawah ini.

B. Hasil Penelitian

1. Analisis Univariat

Analisa ini digunakan untuk melihat distribusi frekuensi dari tingkat

pengetahuan sebelum dan sesudah dilakukan pendidikan kesehatan media

sosial youtube, serta rata-rata tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah

dilakukan pendidikan kesehatan dengan media sosial youtube.

a. Distribusi frekuensi Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Sindrom

Premenstruasi Sebelum dan Sesudah diberikan Pendidikan Kesehatan

dengan media youtube

51
52

Tabel 4.1 Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan sebelum


diberikan pendidikan kesehatan melalui media sosial
Youtube

No Variabel Frekuensi Persentase (%)


Pengetahuan
(Sebelum)
1. Kurang 16 35,6
2. Sedang 8 17,8
3. Baik 21 46,7
Total 45 100,0
Pengetahuan
(Sesudah)
1. Kurang 0 0
2. Sedang 9 20,0
3. Baik 36 80,0
Total 45 100,0

Berdasarkan tabel 4.1 didapatkan hasil bahwa pengetahuan

sebelum dilakukan pendidikan kesehatan dengan media sosial youtube

21 responden atau hampir sebagian (46,7%) berpengetahuan baik dan

sesudah diberikan pendidikan kesehatan dengan media sosial youtube

36 responden atau hampir seluruhnya (80.0%) berpengetahuan baik.

b. Rata-rata Tingkat Pengetahuan Remaja Sebelum dan Sesudah

diberikan Pendidikan Kesehatan dengan media sosial yotube

Tabel 4.2 Rata-rata tingkat pengetahuan remaja sebelum dan


sesudah diberikan Pendidikan kesehatan melalui
media sosial Youtube

Variabel N Mean Std. Minimal Maximal

52
53

Deviatio
n
Pengetahuan
Sebelum 45 5,0667 2,14688 0,00 9,00
Sesudah 45 7,4000 1,67060 5,00 10,00

Berdasarkan tabel 4.2 didapatkan nilai rata-rata skor

pengetahuan remaja tentang sindrom premenstruasi sebelum diberikan

pendidikan kesehatan melalui media youtube yaitu 5.0667 dengan nilai

minimal 0 dan nilai maksimal 9 dan sesudah diberikan pendidikan

kesehatan melalui media youtube yaitu 7.4000 dengan nilai minimal 5

serta nilai maksimal 10.

2. Analisis Bivariat

Analisis ini dilakukan untuk melihat pengaruh pendidikan

kesehatan terhadap pengetahuan remaja sebelum dan sesudah

diberikan intervensi. Uji statistik yang digunakan adalah uji paired T-

test, karena uji normalitas data menunjukkan bahwa data berdistribusi

normal.

a. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Dengan Media sosial Youtube

Terhadap Pengetahuan Remaja Tentang Sindrom Premenstruasi

Tabel 4.3 Pengaruh pendidikan kesehatan dengan media sosial


youtube terhadap pengetahuan sindrom
premenstruasi pada remaja di SMP Negeri 5 Kota
Bengkulu

53
54

Variabel N Mean Beda SD P-


Mean Value
Pengetahuan
Sebelum 45 5,0667 2,146
2,3333 0,000
Sesudah 45 7,4000 1,670

Berdasarkan tabel 4.3 didapatkan bahwa ada pengaruh pendidikan

kesehatan dengan media sosial youtube terhadap pengetahuan sindrom

premenstruasi pada remaja di SMP Negeri 05 Kota Bengkulu dibuktikan

dengan nilai p value = 0.000 ≤ 0.05. Pengetahuan sebelum dan sesudah

dengan beda mean 2,3333 yang berarti ada pengaruh pendidikan

kesehatan dengan media sosial youtube terhadap pengetahuan remaja

tentang sindrom premenstruasi di SMP Negeri 5 Kota Bengkulu.

C. Pembahasan

1. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Sindrom

Premenstruasi Sebelum dan Sesudah diberikan Pendidikan Kesehatan

dengan media youtube

Dari hasil distribusi frekuensi tingkat pengetahuan remaja

sebelum dilakukan pendidikan kesehatan dengan media sosial youtube

21 responden atau hampir setengah (46,7%) berpengetahuan baik dan

sesudah diberikan pendidikan kesehatan dengan media sosial youtube

36 responden atau hampir seluruhnya (80.0%) berpengetahuan baik.

Secara rinci, terdapat 16 (35.6%) responden memiliki tingkat

pengetahuan kurang, 8 (17.8%) responden memiliki tingkat

pengetahuan sedang, dan 21 (46,7%) memiliki tingkat pengetahuan


54
55

baik sebelum dilakukan pendidikan kesehatan dengan media sosial

youtube. Selanjutnya setelah diberikan pendidikan kesehatan tidak

terdapat responden yang memiliki tingkat pengetahuan kurang namun

terdapat 9 (20.0%) responden memiliki tingkat pengetahuan sedang,

dan 36 (80.0%) responden memiliki tingkat pengetahuan baik. Pada

penelitian ini terdapat 10 pertanyaan pengetahuan jawaban responden

pada soal pengetahuan masih terdapat banyak yang salah pada

pertanyaan hormon yang menyebabkan sindrom premenstruasi nomor 3

dan pertanyaan nomor 4 tentang penyebab gejala despresi pada sindrom

premenstruasi. Asumsi peneliti ini disebabkan oleh pilihan jawaban

yang hampir menyerupai,tetapi secara keseluruhan terjadi perbedaan

tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah dilakukan pendidikan

kesehatan dengan media sosial youtube.

Sesuai dengan pendapat (Widyah Setiyowati, 2020) pembekalan

pengetahuan tentang perubahan yang terjadi secara fisik, kejiwaan dan

kematangan seksual akan memudahkan remaja untuk memahami serta

mengatasi berbagai keadaan yang membingungkannya. Informasi

tentang haid dan mimpi basah, serta tentang alat reproduksi lakilaki dan

wanita perlu diperoleh setiap remaja.

Menurut pendapat Notoatmodjo (2013), pengetahuan merupakan

hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan

terhadap suatu objek tertentu. Sehingga perlu adanya informasi yang

55
56

jelas dan sering dalam rangka agar adanya upaya mengatasi terjadinya

premenstrual syndrome yang tidak dapat teratasi.

2. Rata-rata Tingkat Pengetahuan Responden sebelum dan Sesudah

diberikan Pendidikan Kesehatan

Dari 45 responden yang diberikan pendidikan kesehatan melalui

media sosial youtube, Rata-rata skor pengetahuan sebelum dilakukan

pendidikan kesehatan dengan media sosial youtube yaitu 5.0667 dan

sesudah dilakukan pendidikan kesehatan dengan media sosial youtube

yaitu 7.4000. Dari hasil Rata-rata tersebut, dapat dilihat bahwa terdapat

peningkatan Rata-rata skor pengetahuan sesudah dilakukan pendidikan

kesehatan dengan media sosial youtube.

Sebelum dilakukannya pendidikan kesehatan, masih terdapat 16

responden yang memiliki tingkat pengetahuan mengenai kesehatan

reproduksi yang masih kurang. Hal ini dikarenakan pengetahuan

kesehatan reproduksi pada siswi hanya didapatkan dari mata pelajaran

biologi, yaitu tentang sistem reproduksi manusia. Pada mata pelajaran

ini, hanya membahas susunan anatomi organ reproduksi manusia dan

fungsinya, tidak membahas permasalahan-permasalahan yang

menyertai sistem reproduksi, upaya pencegahan dan pengobatannya.

Namun setelah diberi intervensi berupa Pendidikan kesehatan melalui

media sosial youtube, peneliti medapatkan hasil bahwa tidak ada lagi

responden yang memiliki tingkat pengetahuan yang kurang.

56
57

Hal ini sejalan dengan penelitian oleh (Hendriani, Qona and

Firdaus, 2018) tentang Pengaruh media pendidikan kesehatan terhadap

pengetahuan remaja tentang premenstruasi syndrom pada remaja SMP

Islam Ar-riyath Bontang. Dalam penelitian ini (Hendriani, Qona and

Firdaus, 2018) memperoleh kesimpulan bahwa media leaflet, booklet

efektif meningkatkan pengetahuan remaja tentang premenstruasi

syndrom di SMP Islam Ar-riyath Bontang. Dan terdapat peningkatan

pengetahuan premenstruasi syndrom pada remaja bahwa media booklet

yang disertai dengan pretest dan posttest dapat membantu

meningkatkan pengetahuan para remaja dibandingkan dengan media

leaflet dalam meningkatkan pengetahuan remaja tentang premenstruasi

syndrom di SMP Islam Ar-riyath Bontang.

Selanjutnya, Dina Raidanti (2020) menunjukkan bahwa

pengetahuan dengan kejadian premenstruasi sindrom bahwa dari 50

responden yang pengetahuan kurang baik terbanyak pada responden

yang tidak mengalami kejadian premenstruasi sindrom sebanyak 43

responden (86%), dan dari 30 responden yang berpengetahuan baik

terbanyak pada responden yang mengalami kejadian premenstruasi

sindrom sebanyak 24 responden (80%). Penelitian Dina Raidanti

(2020) menyatakan faktor yang berhubungan dengan premenstruasi

sindrom yaitu pengetahuan, sikap remaja, dukungan keluarga, dan jenis

makanan. Terdapat beberapa cara untuk mencegah kejadian

premenstruasi, salah satunya melalui pendidikan kesehatan dengan

57
58

tujuan untuk meningkatkan pengetahuan remaja. Hasil penelitian

Alfarizki,dkk (2017) menunjukkan bahwa terdapat peningkatan

pengetahuan premenstruasi sindrom pada siswi bahwa metode

penyuluhan yang disertai dengan pretest dan posttest dapat membantu

meningkatkan pengetahuan para siswi menjadi lebih baik.

3. Pengaruh Penggunaan Media sosial Youtube

Berdasarkan hasil uji paired sample t test didapat hasil bahwa

bahwa pengaruh pendidikan kesehatan dengan media sosial youtube

didapat dengan nilai p value = 0.000 ≤ 0.05 yang berarti ada pengaruh

penggunaan media sosial youtube sebagai media pendidikan kesehatan

terhadap pengetahuan remaja tentang sindrom premenstruasi di SMP

Negeri 5 Kota Bengkulu. Penggunaan media sosial youtube sebagai

media pendidikan kesehatan dalam penelitian ini merupakan sebuah

media visual yang mampu meningkatkan pengetahuan kesehatan siswa.

Menurut Gani, (2020), media visual lebih lebih efektif untuk

menyampaikan informasi dan pendidikan kesehatan, karena media

visual merupakan suatu media statis mengutanamakan pesan pesan

dalam bentuk visualisasi, dan umumnya terdiri dari gambaran sejumlah

kata, gambar atau foto dalam bentuk tata warna.

Youtube merupakan sebuah platform untuk memublikasikan

video, platform ini dapat diakses oleh semua orang di negara manapun.

Platform ini resmi berdiri pada tahun 2005. Pendirinya adalah Chad

Hurley, Steve Chen, Jawed Karim dimana mereka bertiga adalah

58
59

mantan karyawan PayPal. Kemudian platform Youtube dibeli oleh

Google dan diperkenalkan kembali pada tahun 2006. Hasil penelitian

ini menunjukkan bahwa penggunaan youtube sebagai media pendidikan

kesehatan sangat berpengaruh terhadap peningkatan pengentahuan siswi

mengenai premenstruasi sindrom. Hal ini juga sejalan dengan

penelitian oleh Arham (2020), berjudul efektifitas penggunaan youtube

sebagai media pembelajaran di dapatkan hasil dari kegunaan, youtube

di nilai bermanfaat untuk memberikan informasi mengenai pendidikan

karena materi yang disajikan berbentuk audiovisual sehingga peserta

didik dapat melihat informasi mengenai hal-hal yang teknis. Dari

ketepatan, bentuk informasi yang disajikan berbentuk audiovisual

pengguna dapat melihat kebenaran informasi serta tidak terbatas ruang

dan waktu untuk mengakses serta pengguna dapat mengakses dengan

gratis. Dan dari ruang lingkup, konten yang disajikan tidak hanya pada

satu jenis ruang lingkup saja tapi berbagai jenis konten dapat

ditemukan.

Selanjutnya, Sari (2018) dalam penelitiannya melaporkan bahwa

terdapat perbedaan pengetahuan remaja putri tentang premenstruasi

syndrom sebelum dan sesudah diberikan pembelajaran menggunakan

media gadget dengan kemaknaan 100%. Adapun nilai sebelum

diberikan pembelajaran menggunakan media gadget yaitu dari 107

responden didapatkan nilai median sebanyak 80 (50 – 100). Selanjutnya

nilai sesudah diberikan pembelajaran menggunakan media gadget yaitu

59
60

dari 107 responden didapatkan nilai median sebanyak 80 (60-100).

Dapat disimpulkan bahwa Media sosial dan komunitas online telah

menjadi saluran komunikasi yang penting bagi remaja di era saat ini

(Todaro et al, 2018).

D. Keterbatasan Penelitian

1. Penelitian ini adalah penelitian hanya menggunakan satu kelompok

tanpa adanya kelompok pembanding.

2. Beberapa responden yang mengalami gangguan sinyal internet dalam

menonton youtube.

3. Peneliti tidak mengontrol responden berapa kali ditonton dan berapa

lama durasi saat menonton video

4. Peneliti mengadopsi kuesioner penelitian sebelumnya, belum dapat

membuat kuesioner yang tervalidasi karena memerlukan waktu yang

cukup lama dan melihat keadaan masih dalam masa pandemi covid-19

yang kurang memungkinkan untuk membuat kuisioner dan

memvalidasikannya sendiri.

60
61

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan tujuan dan hasil penelitian yang diperoleh mengenai

pengaruh pendidikan kesehatan dengan media youtube terhadap pengetahuan

remaja tentang sindrom premenstruasi padasiswi kelas VIII SMPN 05 Kota

Bengkulu, maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Distribusi frekuensi tingkat pengetahuan remaja tentang sindrom

premenstruasi sebelum dilakukan pendidikan kesehatan media sosial

youtube hampir setengah (46,7%) berpengetahuan baik dan sesudah

diberikan pendidikan kesehatan media sosial youtube hampir

seluruhnya (80,0%) berpengetahuan baik.

2. Rata-rata tingkat pengetahuan remaja tentang sindrom premenstruasi

sebelum dilakukan pendidikan kesehatan dengan media sosial youtube

sebelum (5,06) dan sesudah (7,40) diberikan pendidikan kesehatan

dengan media sosial youtube terjadi peningkatan.

3. Terdapat pengaruh pendidikan kesehatan dengan media sosial youtube

terhadap pengetahuan remaja tentang sindrom premenstruasi pada

remaja di SMPN 05 Kota Bengkulu.

61
62

B. Saran

1. Bagi SMP N 5 Kota Bengkulu.

Diharapkan sekolah dapat menyediakan informasi serta membantu

mempertahankan dan meningkatkan pemberian informasi tentang

sindrom premenstruasi pada remaja.

2. Bagi Akademik

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan

wawasan mahasiswa Kebidanan Poltekkes Kemenkes Bengkulu.

Setelah dilakukan penelitian, pendidikan kesehatan tidak hanya

dapat dilakukan dengan metode dan media yang biasa, tetapi dapat

dilakukan inovasi baru sesuai dengan cara pengembangannya.

3. Bagi Peneliti Lainnya

Bagi peneliti selanjutnya agar dapat memperluas jangkauan

penelitian dengan sampel yang lebih banyak dan variabel yang lebih

luas. Dan bagi peneliti selanjutnya agar lebih baik lagi dalam menggali

dan mengembangkan informasi tentang sindrom premenstruasi.

62
63

DAFTAR PUSTAKA

Afifah, H. N., Sariati, Y. and Wilujeng, C. S. (2020) ‘Hubungan antara Pola


Makan dan Asupan Karbohidrat dengan Kejadian Premenstrual
Syndrome ( PMS ) pada Mahasiswi Program Studi S1 Kebidanan
Universitas Brawijaya dengan Indeks Massa Tubuh ( IMT ) Normal’, pp.
20–28.

Alfarizki, M. A., Purwoko, M. and Pratiwi, R. (2017) ‘Upaya Peningkatan


Tingkat Pengetahuan Siswi MAN 2 Palembang Mengenai Sindrom Pra
Menstruasi’, Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat (Indonesian Journal
of Community Engagement), 2(2), pp. 235–245.

Arham, M. (2020) ‘Efektivitas Penggunaan Youtube Sebagai Media Pembelajaran


Mutmainnah Arham’, pp. 1–13.

Arikunto (2015) Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka


Cipta.

Asmuji & Indriyani Diyan (2014) ‘Buku Ajar Keperawatan Maternitas: Upaya
Provontif dan Preventif dalam Menurunkan Angka Kematian Ibu dan
Bayi.’, in. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Di, P. and Mauk, S. (2019) ‘Analisis Sikap Remaja Dalam Menghadapi Sindrom
Premenstruasi di SMN 1 Mauk Tangerang Tahun 2019’, pp. 7847–7852.

Dina Raidanti, O. N. (2020) ‘Faktor - Faktor Yang Berhubungan Dengan


Kejadian Premenstruasi Sindrom Pada Remaja Di Pondok Pesantren
Babus Sallam Kota Tangerang Tahun 2019’, 4(1), pp. 54–63.

Gani, A. G. (2020) ‘Pengaruh Media Sosial Terhadap Perkembangan Anak


Remaja’.

Hendriani, D., Qona, A. and Firdaus, R. (2018) ‘pengaruh media pendidikan


kesehatan terhadap pengetahuan remaja tentang premenstrual syndrome
pada remaja smp islam ar-riyadh bontang. The Effect of Media on Health
Education o n Adolescent Knowledge About Premenstrual Syndrome In
Junior High School Islam’, Journal, Mahakam Midwifery, 2(3), pp. 194–
212.

Kusmiran (2014) Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta: Salemba


Medika.

Lestari, T. S. K. (2015) Obstetry Gynecology Dasar. Yogyakarta: Nuha Medika.

63
64

Notoatmodjo (ed.) (2013) ‘Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni’, in. Jakarta:
Rineka Cipta.

Notoatmodjo S (2010) Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku Edisi Revisi 2010.
Jakarta: Rineka Cipta.

Pirantika, A. Purwanti, R. S. (2017) ‘Pengaruh pendidikan kesehatan peer


educayion terhadap tingkat kecemasan menghadapi pms’, Universitas
Nusantara PGRI Kediri, 01, pp. 1–7.

Putra, A. and Patmaningrum, D. A. (2018) ‘the influence of youtube on


smartphone towards development of child’s interpersonal
communication’, 21(2), pp. 159–172.

Sari, E. N. (2018) ‘Perbedaan Pengetahuan Remaja Putri tentang Premenstruasi


Syndrom Sebelum dan Sesudah Diberikan Pembelajaran Menggunakan
Media Gadget’, Journal for Quality in Women’s Health, 1(2), pp. 57–62.

Selpiah, T. (2017) ‘premenstruasi pada siswi kelas vii’.

Suparman (2012) Premenstrual Syndrome. Jakarta.

Thanissaro, P. N. and Kulupana, S. (2015) ‘Buddhist teen worldview: Some


normative background for health professionals’, Contemporary
Buddhism, 16(1), pp. 28–42.

Triwibowo, C. and Pusphandani, M. E. (2015a) Pengantar Dasar Ilmu Kesehatan


Masyarakat. Cetakan 1. Yogyakarta: Nuha Medika.

Widyah Setiyowati, E. a. (2020) ‘Hubungan Pengetahuan Premenstrual Syndrome


Dengan Upaya Mengatasi Prementrual Syndrome Pada Remaja Putri Di
RW 1 Desa Klunjukan, Kecamatan Sragi, Kabupaten Pekalongan’,
Jurnal Ilmiah Kebidanan dan Kesehatan, 11(1).

64
65

L
A
M
P
I
R
A
N

65
66

Lampiran 1
ORGANISASI PENELITIAN

A. Pembimbing
Nama : Bunda Afrina Mizawati SKM, MPH
NIP : 198404302008012004
Pekerjaan : Dosen Poltekkes Kemenkes Bengkulu Jurusan Kebidanan
Jabatan : Pembimbing I

Nama : Nispi Yulyana SST, M.Keb

NIP : 197807212008012002

Pekerjaan : Dosen Poltekkes Kemenkes Bengkulu Jurusan Kebidanan

Jabatan : Pembimbing II

B. Peneliti
Nama : Neny Kartini
NIM : P05140317024
Pekerjaan : Mahasiswa Diploma IV Kebidanan Poltekkes Kemenkes
Bengkulu
Alamat : Jl. Semarak 1 kel. Bentiring Permai kec. Muarabangkahulu
kota Bengkulu

66
67

Lampiran II

JADWAL KEGIATAN PENELITIAN

JADWAL PENELITIAN
NO KEGIATAN SEMESTER PERTAMA SEMESTER KEDUA

Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul
I Mengidentifikasikan
Masalah
Pengambilan Judul

Pembuatan Proposal

Ujian Proposal

Perbaikan Proposal

Pengurusan Surat Izin

II Pelaksanaan Penelitian

Pengolahan Data
Penyususunan Skripsi

Seminar Hasil

Lampiran III

67
68

Lampiran IV

68
69

Lampiran V

69
70

Lampiran VI

70
71

Lampiran VII

71
72

Lampiran VIII

72
73

Lampiran IX

73
74

Lampiran X

74
75

75
76

76
77

Lampiran XI

KUISIONER PENELITIAN
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN MEDIA SOSIAL
YOUTIBE TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA
TENTANG PREMENSTRUASI SINDROM
DI SMPN 05 KOTA BENGKULU

Diadopsi dari (Alfarizki, Purwoko and Pratiwi, 2017)

Nama :

Umur :

Alamat :

1. Sindrom pramenstruasi adalah....


a. Gejala yang dialami oleh seorang wanita sebelum mengalami
menstruasi
b. Gejala yang dialami oleh seorang wanita ketika mengalami menstruasi
c. Gejala yang dialami oleh seorang wanita setelah mengalami
menstruasi
2. Sindrom pramenstruasi timbul karena....
a. Perubahan regulasi hormon-hormon di dalam tubuh
b. Hormon-hormon di dalam tubuh berubah fungsinya
c. Hormon-hormon di dalam tubuh mengalami pengurangan
3. Penyebab gejala depresi pada sindrom pramenstruasi adalah....
a. Serotonin
b. Estrogen
c. Progesteron
4. Hormon-hormon utama yang menyebabkan terjadinya sindrom
pramenstruasi adalah....
a. Estrogen
b. Progesteron
c. Testosteron

77
78

5. Di antara gejala-gejala sindrom pramenstruasi yang normal adalah nyeri


payudara, mudah marah, peningkatan nafsu makan, kebimbangan, dan
depresi.
a. Benar
b. Salah
c. Tidak Tahu
6. Secara fisik, gangguan yang sering terjadi menjelang datang bulan....
a. Lelah, kram perut
b. Sakit punggung, payudara terasa penuh dan nyeri, timbul jerawat
c. Kram otot, kesemutan
7. Di bawah ini perubahan suasana hati yang dialami pada saat menjelang
menstruasi (haid)....
a. Mudah tersinggung, gelisah
b. Gembira dan bahagia
c. Menjadi pemalu
8. Apa yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya gangguan
menjelang menstruasi (haid)....
a. Makan yang banyak
b. Berolahraga, hindari stres, dan selalu berpikir positif
c. Tidur yang cukup
9. Upaya pencegahan sindrom pramenstruasi dengan cara modifikasi gaya
hidup, yaitu....
a. Mengurangi asupan gula, garam, dan kafein
b. Memperbanyak istirahat dan mengurangi stres
c. Relaksasi dan memperbanyak asupan makanan
10. Penyebab terjadinya gangguan menjelang datang bulan....
a. Kurang berolahraga, makan tidak teratur
b. Kegemukan
c. Kurang gizi

78
79

Lampiran XII

79
80

80
81

81
82

U Pre-Test Post-Test
No Nama M 1 To 1 To
UR 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 tal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0 tal
Ananda
14
1 dwi 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 5 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 8
Chelsea
14
2 nadira 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
3 Cleovatra 14 0 1 0 1 0 0 1 1 1 1 6 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 8
Mayang
13
4 indah 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 7 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 8
Salsabila
16
5 agustina 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1 3 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 6
Amanda
13
6 alzahra 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 4 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 8
Shelvy
14
7 elsa 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
Naylah
14
8 imtiyaz 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 7 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9
Nurul
14
9 Fadila 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 6 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9
Kayla
14
10 qudya 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 5 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 8
Alyya
13
11 fitri 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
Jesiska
simatupan 14
12 g 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 7 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 8
Rivera
14
13 anatasya 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 7 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 8
Mutia
15
14 indah 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 8 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9
Rerechy
14
15 famella 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
Naschua
13
16 saqientan 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 3 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 6
nanda
15
17 puspa 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 2 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 5
Ririn
15
18 Meryanti 1 1 0 0 1 1 0 0 0 1 5 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 7
Zahara
Nur 14
19 balqis 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 5 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 7
Meutia
14
20 widya 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 5 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 7
Laura
15
21 malilisa 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 4 0 1 0 0 1 1 1 1 0 1 6
Cindy
14
22 duwandra 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 4 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 7
Muthia
13
23 salsabila 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 6 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
24 Miftahul 14 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 2 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 5

82
83

hasanah
25 Risti diya 13 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 3 0 1 0 0 1 0 1 1 0 1 5
Kintan
14
26 kartika 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 6 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 7
Dina
15
27 jalaputri 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 4 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 6
Nur
aisyah 14
28 agustina 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 6 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9
phytra
15
29 dewi 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
Aprilia
15
30 navela 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 6 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 8
Azizah
khairunni 15
31 sa 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 5 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 6
zefania
14
32 gracia 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 3 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 5
suci
15
33 najwa 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 3 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 5
Chalita
14
34 firstia 0 1 0 0 0 1 1 0 0 0 3 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 6
Milyan
15
35 dreani 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 5
Elza
14
36 nuzula 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 6 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 7
Nurhanifa
15
37 restu 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 5 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 8
Indy
nadya 15
38 putri 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 6 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9
Adzra
14
39 sabira 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 2 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 5
Emilia
14
40 sella 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 8 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9
Naila
16
41 qanita 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 3 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 5
Rezki
14
42 Pramita 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 7 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 8
Rindi
16
43 Agustina 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 5 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 8
Bella
15
44 salsa putri 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 6 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9
Ilona
Aidha 16
45 larisa 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 5

83
84

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

Sebelum .135 45 .059 .958 45 .099

Sesudah .174 45 .052 .907 45 .065

a. Lilliefors Significance Correction

One-Sample Statistics

N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Pre 45 5.0667 2.14688 .32004

Post 45 7.4000 1.67060 .24904

One-Sample Test

Test Value = 0

95% Confidence Interval of the


Difference

t df Sig. (2-tailed) Mean Difference Lower Upper

Pre 15.831 44 .000 5.06667 4.4217 5.7117

Post 29.714 44 .000 7.40000 6.8981 7.9019

Statistics

Pre Post

N Valid 45 45

Missing 0 0

Mean 5.0667 7.4000

Minimum .00 5.00

Maximum 9.00 10.00

84
85

Pre

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1 16 35.6 35.6 35.6

2 8 17.8 17.8 53.3

3 21 46.7 46.7 100.0

Total 45 100.0 100.0

post

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 2 9 20.0 20.0 20.0

3 36 80.0 80.0 100.0

Total 45 100.0 100.0

Paired Samples Test

Paired Differences

95% Confidence Interval of


the Difference
Std. Std. Error Sig. (2-
Mean Deviation Mean Lower Upper t df tailed)

Pair Pre - - -
1.00000 .14907 -2.63377 -2.03290 44 .000
1 Post 2.33333 15.652

Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 Pre & Post 45 .892 .000

85
86

Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Pre 5.0667 45 2.14688 .32004

Post 7.4000 45 1.67060 .24904

86
87

Lampiran XV

DOKUMENTASI PENELITIAN

87
88

(Penelitian di lakukan pada tanggal 26 April – 7 Mei 2021)

(Pre Test Tanggal 26 April 2021)

88
89

(Pre Test Tanggal 7 Mei 2021)

89
90

( Responden sedang menonton video intervensi)


Intervensi Tanggal 29 April dan Tanggal 3 Mei 2021

90
91

( Responden sedang menonton video intervensi)


Intervensi Tanggal 29 April dan Tanggal 3 Mei 2021

91
92

( Responden sedang menonton video intervensi)


Intervensi Tanggal 29 April dan Tanggal 3 Mei 2021

92
93

( Responden sedang menonton video intervensi)


Intervensi Tanggal 29 April dan Tanggal 3 Mei 2021

93
94

( Responden sedang menonton video intervensi)


Intervensi Tanggal 29 April dan Tanggal 3 Mei 2021

94
95

( Responden sedang menonton video intervensi)


Intervensi Tanggal 29 April dan Tanggal 3 Mei 2021

95
96

( Responden mengisi kuisioner)


Pre Test Tanggal 26 April dan Post Test Tanggal 7 Mei 2021

96
97

( Responden mengisi kuisioner)


Pre Test Tanggal 26 April dan Post Test Tanggal 7 Mei 2021

97
98

( Responden mengisi kuisioner)


Pre Test Tanggal 26 April dan Post Test Tanggal 7 Mei 2021

98
99

( Responden mengisi kuisioner)


Pre Test Tanggal 26 April dan Post Test Tanggal 7 Mei 2021

99
100

( Responden mengisi kuisioner)


Pre Test Tanggal 26 April dan Post Test Tanggal 7 Mei 2021

100
101

(Grafik Penonton Youtube)

101
102

102
103

103

Anda mungkin juga menyukai